makalah character building

18
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat kepada kita semua sehingga sampai sejauh ini kita masih bias memenuhi seluruh kebutuhan pada segala aspek kehidupan. Namun, tidak lupa kami syukuri adalah nikmat kesehatan jasmani dan rohani. Dalam makalah ini kami membahas hal yang jarang orang ingin tahu yaitu bagaimana suka duka menjadi pedagang kaki lima. Meski tidak mendapat penghasilan yang sesuai dan bahkan tidak jarang dari mereka yang harus tergusur oleh polisi atau satpol pp, para PKL bekerja dengan ikhlas padahal banyak manusia yang mengeluh dengan penghasilan yang pas-pasan, sedangkan kebutuhan ekonomi di kota besar seperti kota Jakarta ini semuanya serba membutuhkan uang. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya. Jakarta, Mei 2010

Upload: adhe-kurnia

Post on 27-Jan-2016

238 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Kesehatan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Character Building

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat kepada kita

semua sehingga sampai sejauh ini kita masih bias memenuhi seluruh kebutuhan pada

segala aspek kehidupan. Namun, tidak lupa kami syukuri adalah nikmat kesehatan

jasmani dan rohani.

Dalam makalah ini kami membahas hal yang jarang orang ingin tahu yaitu

bagaimana suka duka menjadi pedagang kaki lima. Meski tidak mendapat

penghasilan yang sesuai dan bahkan tidak jarang dari mereka yang harus tergusur

oleh polisi atau satpol pp, para PKL bekerja dengan ikhlas padahal banyak manusia

yang mengeluh dengan penghasilan yang pas-pasan, sedangkan kebutuhan ekonomi

di kota besar seperti kota Jakarta ini semuanya serba membutuhkan uang.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang

membacanya.

Jakarta, Mei 2010

Penyusun

Page 2: Makalah Character Building

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Perumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kendala yang dihadapi PKL

2.2 Pendapat polisi dengan adanya PKL

2.3 Harapan PKL terhadap Pemerintah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Page 3: Makalah Character Building

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya kota besar seperti Jakarta merupakan sebagai tempat

pemukiman yang relatif besar, berpenduduk padat dan permanen dari individu-

individu yang secara sosial heterogen.semakin besar, semakin padat dan heterogen

penduduknya. Dengan begitu kota merupakan pusat dari kegiatan suatu masyarakat.

Dari hal itu dalam perkembangan waktu, kota dianggap sebagian besar penduduk

sebagai tempat yang menjanjikan dalam mencari mata pencaharian. Banyak orang

yang pindah dari desa ke kota.

Dalam beberapa hal, permasalahan itu menyebabkan perubahan kebiasaan

mereka. Kebanyakan warga perkotaan menjadi bersifat individualis dan interaksianya

bersifat impersonal, dan menciptakan orientasi masyarakat hanya sebatas pada

mendapatkan keuntungan ekonomi bagi dirinya sendiri, hal ini membuat semakin

lemah ikatan kelompok kekerabatan antar warga. Ini akan menimbulkan serentetan

masalah bagi masyarakat bersangkutan, oleh karennya masyarakat kota harus

mengembangkan mekanisme-mekanisme baru untuk memenuhi kebutuhan ekonomi

dan psikologi.

Salah satu bentuk sektor ekonomi masyarakat perkotaan adalah dagang yang

berbentuk PKL ( Pedagang Kaki Lima ). Sektor ekonomi ini banyak digeluti

masyarakat di kota Jakarta. Meskipun yang berprofesi disektor ini tidak semua

merupakan warga Jakarta asli, akan tetapi pedagang kaki lima dalam kehidupannya

memunculkan berbagai permasalahan bagi ketertiban kota Jakarta. Dari hal ini maka

pemahaman pedagang akan tata kehidupan kota mutlak diperlukan. Sehingga untuk

mengatasi permasalahan ketertiban masyarakat kota Jakarta tidak hanya dari

pemerintah kota saja, akan tetapi terbentuk dari partisipasi aktif dari elemen

masyarakat kota Jakarta, salah satunya pedagang kaki lima. Bertitik tolak dari latar

belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dalam penelitian ini penulis

Page 4: Makalah Character Building

mengambil judul “BENTUK PANDANGAN DAN PERAN PEDAGANG KAKI

LIMA DALAM MEMBANTU MENCIPTAKAN KETERTIBAN KOTA

JAKARTA”.

Sebagian masyarakat kita menganggap bahwa PKL (pedagang kaki lima)

terutama dipinggiran jalan mengganggu aktifitas jalan raya, penyebab macet, dll.

Akan tetapi bagi sebagian masyarakat pengguna jalan raya, dengan adanya PKL ini

menguntungkan bagi mereka. Karena jika mereka merasa haus mereka tidak perlu

repot-repot mecari pedagang minuman karena sudah banyak dipinggiran jalan.

Mereka hanya perlu meminggirkan kendaraan mereka lalu membeli berbagai

minuman yang dijual pedagang tersebut.

Dalam makalah ini kami membahas hal yang jarang orang ingin tahu yaitu

bagaimana suka duka menjadi pedagang kaki lima. Meski tidak mendapat

penghasilan yang sesuai dan bahkan tidak jarang dari mereka yang harus tergusur

oleh polisi atau satpol pp, para PKL bekerja dengan ikhlas padahal banyak manusia

yang mengeluh dengan penghasilan yang pas-pasan, sedangkan kebutuhan ekonomi

di kota besar seperti kota Jakarta ini semuanya serba membutuhkan uang.

Penghasilan hasil jualan sehari-hari yang tidak menentu terkadang tidak mencukupi

untuk menutupi kebutuhan hidup. Justru orang-orang dengan pekerjaan seperti PKL

merupakan guru yang sangat baik buat kita dalam menyikapi hidup ini, ikhlas dengan

penghasilan yang serba pas adalah satu hal terpenting dalam hidup dan sebuah prinsip

hidup agar tidak menyusahkan orang lain.

Selain itu, PKL juga bertugas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

terutama para masyarakat pengguna jalan yang sedang dalam perjalanan, mereka

dapat melepas dahaga dimanapun tanpa harus jauh-jauh beli minuman ke

supermarket. Disamping itu suka duka pun tak luput menghampiri mereka. Jika ada

razia oleh polisi atau satpol pp, mereka tidak dapat berjualan. Akan tetapi jika pada

hari akhir pecan atau hari libur, banyak pengguna jalan yang membeli dagangan

minuman dari PKL yang ada dipinggir jalan. Hal itu merupakan keuntungan bagi para

PKL.

Page 5: Makalah Character Building

1.2 Tujuan

Dengan adanya makalah ini, diharapkan kita dapat menghargai para PKL dan

mengetahui sisi perjuangan para PKL.

Dapat menambah wawasan sosial di lingkungan masyarakat.

Agar kita dapat saling tenggang rasa terhadap sesamanya dan menghormati

profesi seseorang.

Memperluas wawasan tentang kehidupan PKL yang dapat menginspirasikan kita

untuk dapat mensyukuri nikmat yang kita miliki.

Tujuan praktisnya adalah tersedianya data mengenai bagaimana pandangan para

pedagang kaki lima akan hal ketertiban di kota Jakarta yang mana berhubungan

dengan pemahaman warga akan hal menjaga dan menciptakan keteraturan

dalam kehidupan bersama dengan elemen masyarakat kota lainnya di Jakarta.

Sehingga dengan begitu pedagang kaki lima memiliki potensi dalam

mengarahkan akan ketertiban bersama sesama warga.

Penelitian tentang persepsi pedagang kaki lima tentang ketertiban kota di Jakarta

ini bertujuan untuk mengungkapkan dan menjelaskan pandangan pedagang kaki

lima mengenai penciptaan ketertiban dalam membangun masyarakat kota pada

umumnya. Dengan memahami bentuk ketertiban tersebut maka dapat ditemui dan

dikenali berbagai kendala dan hambatan yang dapat terjadi dalam berupaya

mencari nilai tambah dan cenderung berwawasan ke depan yang lebih baik.

1.3 Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah deskripsi persepsi pedagang kaki lima tentang ketertiban kota di

Jakarta?

2. Bagaimanakah pandangan pedagang kaki lima mengenai penciptaan ketertiban?

3. Bagaimanakah pola partisipasi yang dilakukan oleh para masyarakat kota

Jakarta?

Page 6: Makalah Character Building

BAB II

PEMBAHASAN

Pedagang kaki lima dalam melakukan usahanya tidak seperti orang yang

bekerja disektor formal. Mereka melakukan usahanya sesuai dengan jenis barang atau

jasa yang dihasilkan. Pedagang kaki lima rata-rata melakukan aktivitasnya pagi

sampai sore hari bahkan ada yang sampai malam hari. Bagi pedagang kaki lima yang

melakukan usaha siang sampai malam hari rata-rata mereka mendirikan bangunan

yang semi permanent, tetapi ada juga yang hanya bermodalkan berjualan dengan

gerobak dorong.

Sedangkan untuk pedagang kaki lima yang melakukan kegiatan pagi sampai

sore, mereka mengunakan tenda-tenda yang bisa dibuka dan ditutup setiap saat,

mereka ini biasanya menempati tempat yang bukan miliknya sendiri. Untuk pedagang

kaki lima yang melakukan kegiatan siang dan malam, mereka mengunakan peralatan

gerobak dorong dan biasanya diengkapi dengan tenda yang setiap saat bisa dibuka

dan ditutup. Untuk mengetahuhi seberapa besar pandangan pedang kaki lima Jakarta

dalam kontribusinya menciptakan ketertiban kota maka sekiranya kita terlebih dahulu

mengkaji akan peraturan pemerintah daerah Jakarta yang terkait dengan pedagang

kaki lima.

Hasil observasi kami yang di lakukan di daerah Jakarta Timur, kami

melakukan wawancara dengan salah satu pedagang minuman yang berdagang di

pinggir jalan deket perempatan lampu merah. Seorang bapak kelahiran Pemalang,

Jateng 11 februari 1962, Pak Warudi adalah salah satu PKL di pinggir jalan.

Beliau adalah Bapak berusia 48 tahun yang berasal dari Pemalang, Jateng.

Beliau pertama kali datang ke Jakarta bersama saudaranya. Beliau di ajak saudaranya

untuk pindah ke Jakarta untuk mengadu nasib di kota Jakarta. Pertama kali datang

beliau berdagang es campur. Beliau berdagang es campur demi untuk menghidupi

keluarganya dan dapat menyekolahkan anak-anaknya.

Menurut Pak Warudi, beliau berdagang di pinggir jalan karena merupakan

tempat strategis untuk berjualan. Karena tidak adanya lahan berjualan lain sehingga

Page 7: Makalah Character Building

berjualan dipinggir jalan. Biarpun berjualan dipinggir jalan adalah aturan yang

dilarang tetapi bagi Pak Warudi tidak ada pilihan. karena terjangkau tidak jauh dari

rumah tempat tinggalnya.

Pak Warudi mulai berdagang sekitar 3 tahun yang lalu. Sebelum berjualan

minuman Pak Warudi berjualan es campur keliling. Pak Warudi memiliki 1 orang

istri dan 2 orang anak. Istri Pak Warudi bernama ibu Karni. Ibu Karni adalah penjual

pecel. Ia biasa berjualan pada pagi hari tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Pak Warudi yang bertempat tinggal tidak jauh dari tempatnya berjualan

sehingga mempermudah beliau berdagang. Penghasilan yang di dapat beliau memang

tidak banyak tetapi beliau tetap bersyukur karena dengan berjualan minuman, sudah

mencukupi kebutuhan sehari-hari dan menyekolahkan anak-anaknya sampai selesai.

Sekarang anak-anak beliau sudah bekerja.

Penghasilan yang didapat dengan kerja keras bersama istrinya sehingga dapat

memenuhi kebutuhan hidup. Pak Warudi tidak pernah mengeluh dengan keadaannya

sekarang.

2.1 Kendala yang dihadapi PKL

Kendala yang kerap kali di hadapi oleh pedagang kaki lima adalah jika cuaca

buruk seperti hujan karena bagi para pedagang yang berjualan dengan gerobak tidak

memiliki tempat teduh, paling mereka menggunakan tenda atau paying yang mereka

bawa saja.

Jika ada razia yang dilakukan oleh kantib, para pedagang suka memberi uang

kepada kantib agar mereka dapat terus berjualan terus. Tetapi bagi para pedagang

kaki lima biarpun kerap kali dapat rintangan mereka tidak menyerah dan terus

berjualan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Hal ini terbukti dari hasil wawancara kami dengan salah satu pedagang kaki

lima dipinggir jalan di daerah Jakar Timur. Wawancara ini berawal dari kedatangan

kami ke tempat PKL tersebut. Kami bertemu dengan Bapak Warudi pedagang kaki

lima di daerah tersebut.

Page 8: Makalah Character Building

2.2 Pendapat polisi dengan adanya PKL dipinggir jalan

Berdasarkan pendapat polisi yang secara tidak sengaja kami temui, beliau

mengatakn bahwa, “sebenarnya kalau aturan yang berlaku di tegakkan, para PKL

dipinggir jalan begini itu aturan yang dilanggar. Tetapi kami memberikan toleransi

karena kami sama-sama saling menguntungkan. Karena kami sebagai polisi lalu lintas

yang bertugas dipinggir jalan seperti ini dengan adanya pedagang minuman seperti

Pak Warudi ini kami jadi terbantu, karena kami tidak perlu repot-repot mencari

pedagang minuman pada saat kami beristirahat dan merasa haus”.

Tetapi kita sebagai warga Negara yang baik harus mematuhi peraturan yang

berlaku demi menjaga ketertiban umum.

2.3 Harapan PKL terhadap pemerintah antara lain :

1. Mensosilaisasikan tentang kebijaksanaan pemerintah kota tentang penataan

dan pembinaan serta penertiban pedagang kaki lima.

2. Menciptakan hubungan yang harmonis antara pemerintah dan pedagang

kaki lima dalam rangka proses pembangunan kota.

3. Monitoring dan kesepakatan yang diambil dalam menciptakan hubungan

kemitraan yang baik antara pemerintah dan pedagang kaki lima.

4. Menghilangkan kesan bahwa pedagang kaki lima adalah permasalahan

kota.

5. Menghilangkan kesan bahwa pedagang kaki lima adalah musuh dari

pemerintah kota.

6. Menilai sampai seberapa jauh tingkat kesejahteraan dan kemajuan para

pedagang kaki lima.

7. Menghilangkan konflik diantara pedagang kaki lima.

Page 9: Makalah Character Building

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik

observasi dan wawancara. Dimana Observasi adalah berdasarkan pengamatan

yang dilakukan terhadap gejala yang diteliti. yakni mengenai pandangan dan

pendapat PKL tentang ketertiban akan kota Jakarta. Dan batasan dari

penelitian ini adalah tentang bagaimanakah peran yang dimainkan pedagang

kaki lima dalam menciptakan akan ketertiban kota Jakarta.

3.2. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di Kecamatan Pinang Ranti,

Kota Jakarta Timur dengan alasan pada daerah ini terdapat beberapa

macam model pedagang kaki lima dan bisa dijadikan sebagai parameter

pedagang kaki lima kota Jakarta. Disamping itu di kecamatan ini ada berbagai

kegiatan-kegiatan yang dilakukan pedagang kaki lima maupun pihak

terkait yang mengarah pada pemberdayaan dan penciptaan kedinamisan kota

Jakarta.

3.3. Sumber Data

Data Primer, Data yang diperoleh dari pengamatan (observasi) pada saat

pedagang kaki lima melakukan kegiatannya dan mewawancarainya.

Data Sekunder, Data yang peneliti peroleh secara tidak langsung dengan

literatur dari buku dan internet yang berkaitan dengan tema yang penelitian.

3.4. Teknik Pengumpulan Data.

Observasi (pengamatan). Teknik pengumpulan data melalui proses

pengamatan langsung pada obyek yang menjadi tema penelitian. Wawancara

Peneliti mewawancarai informan dengan mengajukan pertanyaan yang

berhubungan dengan masalah yang di teliti dan wawancara dilakukan dengan

cara wawancara mendalam.

Page 10: Makalah Character Building

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang persepsi pedagang kaki

lima tentang penertiban kota Jakarta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Bawasanya kebijaksanaan, penataan pedagang kaki lima di Kota Jakarta belum

medapatkan perhatian yang serius dari Pemerintah Kota.

Berdasarkan kesimpulan diatas dalam rangka pembinaan dan penataan

pedagang kaki lima di kota Jakarta umumnya disarankan:

1. Memperluas sosialisasi peraturan perundang –undangan yang berlaku dalam

penataan dan pembinaan pedagang kaki lima melalui pertemuan formal maupun

pertemuan informal. Dalam pertemuan informal perlu lebih banyak dilakukan karena

akan lebih mengena pada sasaran.

2. Dalam rangka penegakan /penertiban pedagang kaki lima harus dilakukan

secara obyektif dan secara rutin, maksudnya tidak pada daerah-daerah tertentu saja

yang dilakukan operasi penertiban oleh Satpol dan Polisi.

Dari data-data dan informasi yang kami dapat dari hasil informasi, kami dapat

menyimpulkan bahwa PKL yang berjualan dipinggir jalan tidak semua mengganggu

aktifitas pengguna jalan. Karena bagi mereka para PKL ini membantu mereka dalam

mendapatkan minuman pada saat mereka haus.

Page 11: Makalah Character Building
Page 12: Makalah Character Building