makalah han final
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang Masalah
Dalam negara hukum, hukum ditempatkan sebagai aturan main dalam
penyelenggaraan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan, sementara
tujuan hukum itu sendiri antara lain”...opgelegd om de samenleving vreedzaam,
rechtvaardig, en doelmatig to ordenen"' (diletakkan untuk menata masyarakat yang
damai, adil, dan bermakna). Artinya sasaran dari negara hukum adalah terciptanya
kegiatan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan yang bertumpu pada
keadilan, kedamaian, dan kemanfaatan atau kebermaknaan. Dalam negara hukum,
eksistensi hukum dijadikan sebagai instrumen dalam menata kehidupan
kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan.
Terhadap penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan kenegaraan dalam suatu
negara hukum itu terdapat aturan-aturan hukum yang tertulis dalam konstitusi atau
peraturan-peraturan yang terhimpun dalam hukum tata negara. Meskipun
demikian, untuk menyelenggarakan persoalan-persoalan yang bersifat teknis,
hukum tata negara ini tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan efektif.
Dengan kata lain, hukum tata negara membutuhkan hukum lain yang lebih bersifat
teknis. Hukum tersebut adalah hukum administrasi negara. Berdasarkan hal diatas
tulisan ini hanya membicarakan kaitan Negara hukum dengan hukum administrasi
Negara.
1
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan hal diatas ada beberapa hal yang dapat kita rumuskan dalam
makalah ini, yakni:
1. Apa yang dimaksud dengan Negara hukum ?
2. Bagaimana pengertian Negara Hukum di Indonesia?
3. Apakah Dasar Teoritis Negara Hukum ?
4. Bagaimanakah ruang lingkup Hukum Administrasi Negara?
5. Bagaimanakah hubungan Hukum Administrasi Negara dalam Negara hukum?
Bab II
2
Landasan teori
2.1 Negara hukum
Negara hukum menurut F.R. Bothlingk adalah "De staat, waarin de wilsvrijheid
van gezagsdragers is beperkt door grenzen van recht" (negara, di mana
kebebasan kehendak pemegang kekuasaan dibatasi oleh ketentuan hukum).
Lebih lanjut disebutkan bahwa dalam rangka merealisasi pembatasan pemegang
kekuasaan tersebut, maka diwujudkan dengan cara, "Enerzilds in een binding
van rechter en administratie aan de met, anderjizds in een begrenzing van de
bevoegdheden van de wetgever,"" (di satu sisi keterikatan hakim dan
pemerintah terhadap undang-undang, dan di sisi lain pembatasan kewenangan
oleh pembuat undang-undang). A. Hamid S. Attamimi, dengan mengutip
Burkens, mengatakan bahwa negara hukum (rechtsstaat) secara sederhana
adalah negara yang menempatkan hukum sebagai dasar kekuasaan negara dan
penyelenggaraan kekuasaan tersebut dalam segala bentuknya dilakukan di
bawah kekuasaan hukum." Dalam negara hukum, segala sesuatu harus
dilakukan menurut hukum (everything mnst be done according to lain). Negara
hukum menentukan bahwa pemerintah harus tunduk pada hukum, bukannya
hukum yang harus tunduk pada pemerintah."
2.2 Administrasi Negara
Kata administrasi berasal dari bahasa Latin "administrare" yang berarti to
manage. Derivasinya antara lain menjadi "administratio" yang berarti bestirring
atau pemerintahan. Dalam KBBI, administrasi diartikan sebagai; (1) usaha dan
kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta penetapan cara-cara penye-
lenggaraan pembinaan organisasi; (2) usaha dan kegiatan yang berkaitan
dengan penyelenggaraan kebijaksanaan serta mencapai tujuan; (3) kegiatan
yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan; (4) kegiatan kantor dan
3
tata usaha. Prajudi Atmosudirdjo mengemukakan bahwa administrasi negara
mempunyai tiga arti, yaitu; (1) sebagai salah satu fungsi pemerintah; (2) sebagai
aparatur (machinery) dan aparat (apparatus) daripada pemerintah; (3) sebagai
proses penyelenggaraan tugas pekerjaan pemerintah yang memerlukan kerja
sama secara tertentu. Menurut Bintoro Tjokroamidjojo administrasi negara
adalah manajemen dan organisasi dari manusia-manusia dan peralatannya guna
mencapai tujuan-tujuan pemerintah. Sondang P. Siagian mengartikan
administrasi negara sebagai "keseluruhan Kegiatan yang dilakukan oleh seluruh
aparatur pemerintah dari Suatu negara dalam usaha mencapai tujuan negara".
E. Utrecht menyebutkan bahwa administrasi negara adalah gabungan jabatan-
jabatan, aparat (alat) administrasi yang di bawah pimpinan pemerintah
melakukan sebagian dari pekerjaan pemerintah. Menurut Dimock & Dimock,
administrasi Negara adalah aktivitas-aktivitas negara dalam melaksanakan
kekuasaan-kekuasaan politiknya; dalam anti sempit, aktivitas-aktivitas
badan-badan eksekutif dan kehakiman atau khususnya aktivitas-aktivitas badan
eksekutif saja dalam melaksanakan pemerintahan." Bahsan Mustafa
mengartikan administrasi Negara gabungan jabatan-jabatan yang dibentuk dan
disusun bertingkat yang diserahi tugas melakukan sebagian dari pekerjaan
pemerintah dalam arti luas, yang tidak diserahkan kepada badan-badan
pembuat undang-undang dan badan-badan
kehakiman." Dari beberapa pendapat tersebut dapatlah diketahui administrasi
negara adalah keseluruhan aparatur pemerintah yang melakukan berbagai
aktivitas atau tugas-tugas selain tugas pembuatan undang-undang dan
pengadilan.
2.3 Hukum administrasi negara
4
Secara teoretis, hukum administrasi negara merupakan fenomena kenegaraan
dan pemerintahan yang keberadaann setua dengan konsepsi negara hukum
atau muncul bersamaan dengan diselenggarakannya kekuasaan negara dan
pemerintahan berdasarkan aturan hukum tertentu. Meskipun demikian; hukum
administrasi negara sebagai suatu cabang ilmu, khususnya di wilayah hukum
kontinental, baru muncul belakangan. Pada awalnya, khususnya di negeri
Belanda, hukum administrasi ini menjadi satu kesatuan dengan hukum tata
negara dengan narna staat en administratief recht Agak berbeda dengan yang
berkembang di Francis sebagai bidang tersendiri di samping hukum tata
negara," dan selain itu "het bestuursrecht vormt in vergeliiking tot het pri-
vaatrecht en het strafrecht een relatief jong rechtsgebied" (dibandingkan dengan
hukum perdata dan hukum pidana, hukum administrasi negara merupakan
bidang hukum yang relatif muda).
Di negeri Belanda ada dua istilah mengenai hukum ini yaitu bestuursrecht dan
administratief recht, dengan kata dasar (administratie' dan ‘bestuur'. Terhadap
dua istilah ini para sarjana Indonesia berbeda pendapat dalam
menerjemahkannya. Untuk kata administratie ini ada yang menerjemahkan
dengan tata usaha, tata usaha pemerintahan, tata pemerintahan, tata usaha
negara, dan ada yang menerjemahkan dengan administrasi saja, sedangkan
kata bestuur diterjemahkan secara seragam dengan pemerintahan.
Perbedaan penerjemahan tersebut mengakibatkan perbedaan penamaan
terhadap hukum ini, yakni seperti HAN, Hukum Tata Pemerintahan, Hukum Tata
Usaha Pemerintahan, Hukum Tata Usaha Negara, Hukum Tata Usaha Negara
Indonesia, HAN 'Indonesia, dan Hukum Administrasi, tanpa atribut negara,
sebagaimana yang dianut Hadjon, dengan alasan bahwa pada kata administrasi
itu sudah mengandung konotasi negara/ pemerintahan. Adanya keragaman
5
istilah ini dalam perkembangannya lebih mengarah pada penggunaan istilah
HAN dibandingkan istilah lainnya.
Menurut Logemann, definisi Hukum Administrasi Negara ialah menguji hubungan
hukum istimewa yang diadakan dan yang memungkinkan para pejabat
administrasi negara melakukan tugas istimewa mereka. Tugas administrasi
negara adalah mengatur kepentingan umum, misalnya kesehatan masyarakat,
pengajaran, pengairan, dan lain-lain.
Dalam hal ini apabila dikaitkan dengan Hukum Tata Negara maka Logemann
memberikan perbedaan yang hakiki, yaitu apabila Hukum Tata Negara sebagai
hukum membahas mengenai organisasi jabatan negara yang memandang
negara sebagai organisasi, sebaliknya Hukum Administrasi Negara membahas
mengenai hubungan antara jabatan tersebut satu dengan yang lainnya, serta
hubungan hukum antara jabatan negara itu dan warga masyarakat.
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1 Mengenai Negara Hukum
6
Negara Hukum Adalah Negara yang didalamnya terdapat berbagai aspek
peraturan-peraturan yang memang bersifat abstrak yaitu memaksa, dan
mempunyai sanksi yang tegas. Gagasan Negara hukum masih bersifat samar-
samar dan tenggelam dalam waktu yang sangat panjang, kemudian muncul
kembali secara lebih ekplisit pada abad ke-19,yaitu dengan munculnya konsep
rechtsstaat dari Freidrich Julius Stahl, yang diilhami oleh Immanuel Kant, unsur-
unsur Negara hukum adalah:
a. Perlindungan hak-hak Asasi Manusia
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu.
c. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan
Munculnya “unsur peradilan administrasi dalam perselisihan “ pada konsep
rechtsstaat menunjukan adanya hubungan histories antara Negara Hukum Eropa
Kontinental dengan Hukum Romawi. “Konsep rechtsstaat bertumpu pada sistem
hukum continental yang disebut “civil law” atau “modern roman law” Dalam
perkembangannya konsepsi Negara hukum tersebut kemudian mengalami
penyempurnaan diantaranya :
1. sistem pemerintahan Negara yang didasarkan atas kedaulatan rakyat
2. bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya harus
berdasar
atas hukum atau peraturan perundang-undangan,
3. adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (Warga Negara)
4. adanya pembagian kekuasaan dalam Negara
7
5. adanya pengawasan dari badan-badan peradilan yang bebas dan mandiri,arti
lembaga peradilan tersebut benar-benar tidak memihak dan tidak berada
dibawah pengaruh eksekutif.,
6. adanya peran yang nyata dari anggota-anggota masyarakat atau warga
Negara untuk
turut serta mengawasi perbuatan dan pelaksanaan yang dilakukan oleh
pemerintah
7. adanya system perekonomian yang dapat menjamin pembagian yang merata
sumber daya yang diperlukan bagi kemakmuran warga Negara.
Perumusan unsur-unsur Negara hukum ini tidak terlepas dari falsafah dan sosio
politik yang melatar belakanginya, terutama pengaruh falsafah Individualisme,
yang menempatkan individu atau warga Negara sebagai primus interpares
dalam kehidupan bernegara. Oleh karena itu,unsur pembatasan kekuasaan
Negara untuk melindungi hak-hak individu menempati posisi yang signifikan.
Semangat membatasi kekuasaan Negara ini semakin kental segera setelah
lahirnya adagiyum yang begitu popular dan Lord Acton, yaitu “power tends to
corrupt, but absolute power corruptabsolutely “ (Manusia yang mempunyai
kekuasaan cenderung untuk menyalahgunakan kekuasaan itu, tetapi kekuasaan
yang tidak terbatas (absolut) pasti akan disalah gunakan ). Model Negara hukum
seperti ini berdasarkan catatan sejarah disebut dengan demokrasi konstitusional,
dengan ciri pemerintah yang demokrtis adalah pemerintah yang terbatas
kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap
warga negaranya. Dengan kata lain , esensi dari Negara berkonstitusi adalah
perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia.Atas dasar itu keberadaan
konstitusi dalam suatu Negara merupakan condition sine quanon Negara dan
8
konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lainnya, bila Negara hukum diidentikan dengan keberadaan konstitusi
dalam suatu Negara dalam abad ke-20 ini hampir tidak suatu Negara pun yang
menganggap suatu Negara modern tanpa menyebutkan dirinnya “ Negara
berdasar atas hukum “ Negara hukum identik dengan Negara yang berkonstitusi
atau Negara yang menjadikan konstitusi sebagai aturan main kehidupan
kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan.
3.2 Pengertian Negara Hukum di Indonesia
Prof R. Djokosutono, S.H. mengatakan, bahwa Negara Hukum menurut UUD 1945
adalah berdasarkan pada Kedaulatan Hukum. Hukumlah yang berdaulat. Negara
adalah merupakan subjek hukum, dalam arti rechstaat (badan hukum publik).
Karena negara itu dipandang sebagai subjek hukum, maka jika is bersalah dapat
dituntut di depan pengadilan karena perbuatan melanggar hukum.
Dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan bahwa "negara Indonesia berdasar atas
hukum (rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machstaat). Oleh
karena itu negara tidak boleh melaksanakan aktivitasnya atas dasar kekuasaan
belaka, tetapi harus berdasarkan pada hukum.
Selanjutnya Penjelasan UUD 1945 itu menerangkan bahwa "Pemerintahan
berdasar atas sistem konstitusional (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan yang terbatas), karena kekuasaan eksekutif dan administrasi, di
Indonesia berada dalam satu tangan, yaitu ada pada presiden maka administrasi
harus berdasar atas sistem konstitusional tidak bersifat absolut. Artinya
administrasi dalam menjalankan tugasnya dibatasi oleh peraturan perundangan.
Prof. Dr. Ismail Suny, SH, MCL., dalam brosur beliau Mekanisme Demokrasi
Pancasila mengatakan, bahwa negara hukum Indonesia memuat unsur-unsur:
9
1. Menjunjung tinggi hokum
2. Adanya pembagian kekuasaan.
3. Adanya perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia serta remedi-
remedi prosedural untuk mempertahankannya.
4. Dimungkinkan adanya peradilan administrasi.
Dari apa yang diuraikan di atas dapatlah dipahami, bahwa Hukum Tata
Pemerintahan di Indonesia menganut asas sebagai berikut:
1. Penjabat-penjabat administrasi dalam menjalankan fungsinya harus
berdasarkan hukum.
2. Negara merupakan subjek hukum yang tertinggi.
3.3 Dasar Teoritis Negara Hukum
Pemikiran atau konsepsi manusia merupakan anak jaman yang lahir dan
berkembang dalam situasi kesejarahan dengan berbagai pengaruhnya.
Pemikiran atau konsepsi manusia tentang Negara hukum juga lahir dan
berkembang dalam situai kesejarahan, “Pada babak sejarah sekarang, sukar
untuk membayangkan Negara tidak sebagai Negara hukum. Setiap Negara yang
tidak mau dikucilkan dari pergaulan masyarakat internasional menjelang abad
XXI paling sedikit secara formal akan memaklumkan dirinya.
10
Negara Hukum Demokratis
Sebagaimana disebutkan di atas dalam sistem demokrasi penyelenggaraan
Negara itu harus bertumpu pada partisipasi dan kepentingan rakyat
Implementasi Negara hukum itu harus ditopang dengan sistem demokrasi.
Hubungan antara Negara hukum dan demokrasi dapat dipisahkan. Demokrasi
tanpa pengaturan hukum akan kehilangan bentuk dan arah, sedangkan hukum
tanpa demokrasi akan akan kehilangan makna.
3.4 Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara
Di negri Belanda ada dua istilah mengenai hukum ini yaitu bestuurrecht dan
administratief recht, dengan kata dasar ‘administratie’ dan ‘bastuur’.terhadap
dua istilah ini para sarjana Indonesia berbeda pendapat dalam
menerjemahkannya. Administrase ini ada yang menerjemahkan dengan tata
usah, tata usaha pemerintahan, tata pemerintahan, tata usaha Negara, dan ada
yang menerjemahkan dengan administrasi saja, sedangkan bastuur
diterjemahkan secara seragam dengan pemerintahan.
Perbedaan penerjemahan tersebut mengakibatkan perbedaan penamaan
terhadap hukum ini, yakni seperti HAN, Hukum Tata Pemerintahan, Hukum Tata
usaha Pemerintahan, Hukum Tata Usaha Negara, Hukum Tata Usaha Negara
Indonesia, HAN Indonesia, dan Hukum administrasi, tanpa atribut Negara,
sebagaimana yang dianut Hadjon, dengan alasan bahwa pada kata administrasi
itu sudah mengandung konotasi Negara/ pemerintahan. Sebenarnya kedua kata
ini dalam penggungaanya memiliki makna sama, karena pemerintah itu sendiri
merupakan terjemahan dari kata administrasi. Meski demikian ada akan
dikemukakan secara terpisah mengenai istilah administrasi Negara dan istilah
pemerintah/pemerintahan berdasarkan kamus dan yang berkembang dikalangan
para sarjana.
11
a. Administrasi merujuk pada pengertian yang ketiga, yakni kegiatan yang
berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan Prajudi Atmosudirdjo
mengemukakan bahwa administrasi Negara mempunyai tiga arti, yaitu;
Sebagai salah satu fungsi pemerintah;
Sebagai aparatur dan aparat dari pada pemerintah;
Sebagai proses pemerintah yang memerlukan kerja sama tertentu.
Menurut Bintoro Tjokroamidjojo administrasi Negara adalah manajemen dan
organisasi dari manusia-manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan-tujuan
pemerintah.”Sondang P. Siagian mengartikan administrasi Negara sebagai
“keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh seluruh aparatur pemerintah dari
satu Negara dalam usaha mencapai tujuan Negara”. EUtrecht menyebutkan
bahwa administrasi Negara adalah gabungan jabatan-jabatan, aparat (alat)
administrasi yang dibawah pimpinan pemerintah melakukan sebagian dari
pekerjaan pemerintah, Menurut Dimock & Dimock, administrasi Negara adalah
aktivitas-aktivitas Negara dalam melaksanakan kekuasaan-
kekuasaan politiknya, dalam arti sempit, aktivitas-aktivitas badan-badan
eksekutif dan kehakiman atau khususnya aktivitas-aktivitas badan eksekutif saja
dalam melaksanakan pemerintahan. “Bahsan Mustafa mengartikan administrasi
Negara sebagai gabungan jabatan-jabatan yang dibentuk dan disusun secara
bertingkat dan diserahi tugas melakukan sebagian dari pekerjaan pemerintah
dalam arti luas, yang tidak diserahkan kepada badan-badan pembuat undang-
undang dan badan-badan kehakiman. Sudah jelas dari beberapa pendapat
tersebut dapatlah diketahui bahwa adminisrtasi Negara adalah “Keseluruhan
aparatur pemerintah yang melakukan berbagai aktivitas atau tugas-tugas
Negara selain tugas pembuatan undang-undang dan pengadilan”
12
b. Pemerintah/Pemerintahan
Pemerintah sebagai alat kelengkapan Negara dapat diartikan secara luas dan
dalam arti sempit. Pemerintah dalam arti luas itu mencangkup semua alat
kelengkapan Negara, yang pada pokoknya terdiri dari cabang-cabang kekuasaan
eksekutif,legislatif, dan yudisial atau alat-alat kelengkapan Negara lain yang
bertindak untuk dan atas nama Negara, sedangkan dalam pengertian sempit
pemerintah adalah cabang kekuasaan eksekutif.
Pemerintah dalam arti sempit adalah organ/alat perlengkapan Negara yang
diserahi tugas pemerintahan atau melaksanakan undang-undang, sedangkan
dalam arti luas mencangkup semua badan yang menyelenggarakan semua
kekuasaan didalam Negara baik eksekutuf maupun legislatif dan yudikatif.
Dalam kepustakaan disebutkan bahwa istilah pemerintahan disebutkan memiliki
dua pengertian, yaitu seabagai fungsi dan sebagai organisasi.
a Pemerintah sebagai fungsi adalah: melaksanakan tugas-tugas pemerintahan,
pemerintah sebagai organ adalah kumpulan organ-organ dan organisasi
pemerintahan yang dibebani dengan pelaksanaan tugas pemerintahan.
b. Pemerintah sebagai organisasi adalah: bila kita mempelajari ketentuan-
ketentuan susunan organisasi, termasuk didalamnya fungsi, penugasan,
kewenangan, kewajiban masing-masing departemen pemerintahan, badan-
badan, instansi serta dinas-dinas pemerintahan.
Sebagai fungsi kita meneliti ketentuan-ketentuan yang mengatur apa dan cara
tindakan aparatur pemerintahan sesuai dengan kewenangan masing-masing,
fungsi pemerintah itu dapat ditentukan dengan menempatkannya dalam
hubungan dengan fungsi perundang-undangan dan peradilan.Pemerintah dapat
13
dirumuskan secara negatif sebagai segala macam kegiatan perundang-undangn
dan peradilan. Kalaupun hukum administrasi Negara berkenaan dengan
kekuasaan eksekutif, pengertian eksekutif ini tidak sama dengan apa dengan
apa yang dimaksudkan dengan konsep trias politika (yang menempatkan
kekuasaan eksekutif hanya melaksanakan undang-undang).
Meskipun secara umum dianut definisi negatif tentang pemerintahan, yaitu
sebagai suatu aktivitas diluar perundangan dan peradilan, pada kenyataannya
pemerintah juga melakukan tindakan hukum dalam bidang legislasi, misalnya
dalam pembuatan undang-undang organik dan pembuatan berbagai peraturan
pelaksanaan lainnya, dan juga bertindak dalam bidang penyelesaian
perselisihan, misalnya dalam penyelesaian hukum melalui upaya administrasi
dan dalam hal penegakan hukum administrasi atau pada penerapan sanki-sanki
administrasi yang semuanya itu menjadi objek kajian hukum administrasi
Negara. Oleh karena itu tidak mudah untuk menentukan ruang lingkup hukum
administrasi Negara. Di samping itu kesukaran menentukan ruang lingkup
hukum administrasi Negara ini disebabkan pula oleh beberapa faktor, Pertama,
HAN berkaitan dengan tindakan pemerintahan yang tidak semuanya dapat
ditentukan secara tertulis dalam peraturan perundang-undangan seiring dengan
perkembangan kemasyarakatan yang memerlukan pelayanan pemerintah dan
masing-masing masyarakat disuatu daerah atau Negara berbeda tuntutan dan
kebutuhan. Kedua, pembuatan peraturan-peraturan, keputusan-keputusan dan
instrument yuridis bidang administrasi lainnya tidak hanya terletak pada satu
tangan atau lembaga. Ketiga, hukum administrasi Negara berkembang sejalan
dengan perkembangan tugas-tugas pemerintahan dan kemasyarakatan, yang
menyebabkan pertumbuhan bidang hukum administrasi Negara tertentu berjalan
secara sektoral. Karena faktor-faktor inilah, (HAN tidak dapat dikodefikasi,
14
seperti dalam hukum perdata dan hukum pidana yang dapat dikumpulkan
menjadi satu kitab undang-undang).
Prajudi Atmosudirdjo membagi HAN dalam dua bagian, yaitu HAN heteronom dan
HAN otonom. HAN heteronom yang bersumber pada UUD,TAP MPR, dan UU
adalah hukum yang mengatur seluk beluk organisasi dan fungsi administrasi
Negara . HAN otonom adalah hukum oprasional yang diciptakan pemerintah dan
administrasi Negara. Dan juga ada yang menyebutkan bahwa HAN itu ada HAN
umum dan ada HAN khusus. HAN umum berkenaan dengan peraturan-peraturan
umum mengenai tindakan hukum dan hubungan hukum administrasi atau
peraturan-peraturan dan prinsip-prinsip yang berlaku untuk semua bidang
hukum administrasi, dalam arti tidak terikat pada bidang-bidang tertentu.
Sementara itu, HAN khusus adalah peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
bidang-bidang tertentu seperti peraturan tata ruang, peraturan tentang
kepegawaian, peraturan tentang pertanahan, peraturan tentang kesehatan,
peraturan tentang perpajakan, peraturan bidang pendidikan, peraturan
pertambangan, dan sebagainya.
Adanya perbedaan bidang hukum Administrasi khusus merupakan suatu hal
yang logis dan wajar mengingat masing-masing Negara dihadapkan pada
perbedaan sosio kultural, politik, sistem pemerintahan, kebijakan pemerintah,
dan sebagainya, Artinya, munculnya pembedaan antara hukum administrasi
umum dan hukum administrasi khusus merupakan suatu yang tidak dapat
dihindari dan suatu yang alamiah. Munculnya hukum administrasi ini semakin
penting artinya seiring dengan lahirnya berbagai bidang tugas-tugas
pemerintahan yang baru dan sejalan dengan perkembangan dan penemuan-
penemuan baru berbagai bidang kehidupan ditengah masyarakat, yang harus
15
diatur melalui hukum administrasi. Dalam konteks ini tampak bahwa hukum
administrasi itu tumbuh dan berkembang secara Dinamis.
Berdasarkan keterangan tersebut, tampak bahwa bidang hukum administrasi itu
sangat luas sehingga tidak dapat ditentukan secara tegas ruang lingkupnya.
Disamping itu khusus bagi Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi,
terdapat pula hukum administrasi daerah, yaitu peraturan-peraturan yang
berkenaan dengan administrasi daearah atau pemerintah daerah. Sehubungan
dengan adanya hukum administrasi tertulis, yang tertuang dalam berbagai
peraturan perundang-undangan, dan hukum administrasi tidak tertulis, yang
lazim disebut asas-asas pemerintahan yang layak, Keberadaan dan sasaran dari
hukum administrasi Negara adalah sekumpulan peraturan hukum yang
mengatur tentang tugas dan kewenangan pemerintahan dalam berbagai
dimensinya sehingga tercipta penyelenggaraan pemerintahan dan
kemasyarakatan yang baik dalam suatu Negara hukum. Dengan deamikian,
keberadaan hukum administrasi Negara dalam suatu Negara hukum merupakan
condition sine quanon.
Menurut WF.Prins, batas antara hukum administrasi Negara debgan hukum tata
Negara sebagaimana telah dijelaskan beberapa pengarang, satupun tidak ada
yang sama. Akan tetapi, bila diteliti, di dalam membuat batas tersebut, sadar
maupun tidak, yang telah diambil sebagai dasar pikiran ialah bahwa tata
Negara mengenai hal pokok. Setelah menyebutkan bahwa hukum tata Negara
dan hukum administrasi Negara merupakan satu kesatuan dan hukum
administrasi Negara dianggap sebagai bagian atau tambahan dari hukum tata
Negara, yang kemudian pendapat ditinggalkan karena perkembangan sejarah
menempatkan hukum daministrasi Negara sebagai bidang kajian hukum
sendiri, mendefinisikan hukum administrasi Negara sebagai (keseluruhan
16
norma yang berasal dari hukum tata negrara yang mengatur hubungan hukum
di antara aparat Negara, mengatur prosedur pembentukan keputusan yang
mengikat pemerintahan, dan memuat ketentuan mengenai hubungan hukum
dengan subjek hukum lain). Guna mengakhiri perbedaan pendapat mengenai
perbedaan antara hukum tata Negara dan denagan hukum administrasi Negara
cukuplah disebutkan pendapat dari Bagir Manan, yang mengatakan bahwa
secara keilmuan hukum yang mengatur tingkah laku Negara (alat perlengkapan
Negara) dimasukan kedalam kelompok hukum tata Negara, sedangkan hukum
yang mengatur pemerintahan (dalam arti administrasi Negara) masuk kedalam
kelompok hukum administrasi Negara.
3.5 Hubungan Hukum Administrasi Negara dalam Negara hukum
Sehubungan dengan adanya hukum administrasi tertulis, yang tertuang dalam
berbagai peraturan perundang-undangan,dan hukum administrasi tidak
tertulis,yang lazim disebut asas-asas umum pemerintahan yang layak
keberadaan dan sasaran dari hukum administrasi adalah sekumpulan peraturan
hukum yang mengatur tentang tugas dan kewenangan pemerintahan dalam
berbagai dimensinya sehingga tercipta penyelenggaraan pemerintahan dan
kemasyarakatan yang baik dalam suatu Negara hukum. Dengan demikian,
keberadaan hukum administrasi Negara dalam suatu Negara hukum merupakan
conditio sine cuanon.
Adminisrtasi Negara mempunyai konsekuensi tertentu dalam bidang legislasi.
Dengan bersandar pada freies Ermessen, administrasi Negara memiliki
kewenangan yang luas untuk melakukan berbagai hukum dalam rangka
melayani kepentingan masyarakat atau mewujudkan kesejahteraan umum, dan
17
untuk melakukan itu diperlukan instrumen hukum. Artinya, bersamaan dengan
pemberian kewenangan yang luas untuk bertindak diberikan pula kewenangan
untuk membuat instrumen hukumnya. Menurut E.Utrecht, kekuasaan
administrasi Negara dalam bidang legislasi ini meliputi ; pertama kewenangan
untuk membuat peraturan atas inisiatif sendiri, terutama dalam menghadapi
soal-soal genting yang belum ada peraturannya, tanpa bergantung pada
pembuat undang-undang pusat. Kedua, kekuasaan administrasi Negara untuk
membuat peraturan atas dasar delegasi. Karena pembuat undang-undang hanya
dapat menyelesaikan soal-soal yang bersangkutan dalam garis besarnya saja
dan tidak dapat menyelesaikan tiap detail pergaulan sehari-hari, pemerintah
diberi tugas dengan keadaan yang sungguh-sungguh terjadi dimasyarakat,
ketiga, droit function, yaitu kekuasaan administrasi Negara untuk menafsirkan
sendiri berbagai peraturan, yang berarti administrasi Negara berwenang
mengoreksi (corigeren) hasil pekerjaan pembuat undang-undang.
Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah berkaitan pula dengan bentuk Negara
tertentu. Dalam Negara yang berbentuk kesatuan, ada dua kemungkinan
penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, yaitu sentralisasi atau
desentralisasi. Penyelenggaraan pemerintahan secara berarti seluruh bidang-
bidang pemerintahan diselenggarakan oleh pemerintah pusat, sedangkan
dengan desentralisasi berarti penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan tidak
hanya dijalankan oleh pemerintah pusat, tetapi juga oleh satuan pemerntahan
daerah, yang umumnya bertumpu pada prinsip otonomi, yaitu kebebasan dan
kemandirian daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan rumah
tangga daerah (huishouding).
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bahwa sebenarnya Indonesia adalah Negara hukum Negara yang
memprioritaskan berbagai hukum yang berlaku dijaman modern guna
terciptanya suatu hukum yang dapat ditaati, dipatuhi, dan dilaksanakan secara
menyeluruh oleh masyarakat,dan diantara hukum-hukum yang ada dalam
hukum administrasi Negara meliputi: Hukum Tata Negara, Hukum tata
pemerintah, Hukum tata usaha pemerintah, Hukum tata usaha Negara, Hukum
tata usaha pemerintah Indonesia, dan lain sebagainya. Tujuan dari Negara
hukum adalah agar terciptanya keamanan, yang dapat memberikan
ketentraman bagi setiap warga Negaranya. (Hukum administrasi Negara
merupakan bagian-bagian dari hukum publik, hukum administrasi Negara dapat
dijelaskan sebagai peraturan-peraturan dari hukum publik), yang berkenaan
dengan pemerintahan umum untuk menemukan definisi yang baik mengenai
istilah hukum administrasi Negara, agar dapat terlaksananya hukum harus
19
mengatur tindakan pemerintah dan mengatur hubungan antara pemerintah
dengan warga Negara atau hubungan antar organ pemerintah.Oleh karena itu,
sebenarnya semua Negara modern mengenal Hukum Administrasi Negara hanya
saja Hukum Administrasi Negara itu berbeda-beda antara satu Negara dengan
yang lainnya, yang disebabkan oleh perbedaan persoalan kemasyarakatan dan
pemerintahan yang dihadapi penguasa, perbedaan sistem politik, perbedaan
bentuk Negara dan bentuk pemerintahan. Pemerintah dapat diartikan secara
luas dan dalam arti sempit, pemerintah dalam arti luas adalah mencangkup
semua alat kelengkapan Negara yang pada pokoknya terdiri dari cabang
kekuasaan eksekutif, legislative, yudisial atau alat-alat kelengkapan Negara lain
yang bertindak untuk dan atas nama Negara, sedangkan dalam pengertian
pemerintah dalam arti sempit adalah cabang kekuasaan eksekutif. Berdasarkan
keterangan tersebut, tampak bahwa bidang hukum administrasi Negara itu
sangat luas sehingga tidak dapt ditentukan secara tegas ruang lingkupnya,
disamping itu khusus bagi Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi,
terdapat pula hukum administrasi daerah, yaitu peraturan-peraturan yang
berkenaan dengan administrasi daerah atau pemerintah daerah.
4.2 SARAN
Sebagai Negara hukum sudah sepatutnya hukum itu harus dipatuhi dan ditaati
agar terciptalah Negara yang sejahtera, agar demikian masyarakat yang ada
didalam dapat terlendungi hukum dari hal-hal yang meresahkan dan tidak
mengenakan, sebagai Negara hukum Indonesia adalah salah satu Negara yang
menjunjung hukum agar ketentraman dinegara Indonesia senantiasa terjaga dan
terpelihara agar terciptalah kesejahteraan dan ketentraman dalam
bermasyarakat, oleh karena itu sudah seharusnya pemerintah juga turut turun
langsung meninjau apakah seluruh masyarakat sudah mendapatkan hak-nya
20
dilindungi oleh hukum tanpa pandang bulu apa dia masyarakat yang mampu
ataukah tidak mampu. Karena hukum itu adalah bagian dari masyarakat juga
dan masyarakatlah yang berhak dijamin atas hukum.
DAFTAR PUSTAKA
RIDWAN HR, 2006, HUKUM ADMINISTRASI NEGARA, PT RAJA GRAFINDO PERSADA, JAKARTA
Masriani, Yulies Tiena, M.H. S.H.,2008, Pengantar Hukum Indonesia, sinar grafika, Jakarta
Kansil, CST, Prof. Drs. S. H. kansil, Christine s.t , M.H. S.H., 2000, Hukum Tata Negara Republik Indonesia, rineka cipta, Jakarta
21