makalah klmpk 3 lipoma
DESCRIPTION
makalah lipomaTRANSCRIPT
LAPORAN HASIL DISKUSI
Modul Organ Tindakan Medis & Keperawatan
“Seorang Laki-Laki 45 Tahun Dengan Benjolan Di Tengkuk”
Kelompok III
Angelika 030.09.020
Bathin Bonia Sari 030.09.044
Brilli Bagus Dipo 030.09.049
Dhika Claresta 030.09.068
Erwin James Sagala 030.09.079
Maria Christiningrum 030.10.170
Maulita Agustine 030.10.171
Meikhel Alexander Wijaya 030.10.172
Meilinda Vitta Sari 030.10.173
Meita Kusumo Putri 030.10.174
Melati Hidayanti 030.10.175
Melissa Mauli Sibarani 030.10.176
Melissa Aslamia Aslim 030.10.177
Mentari 030.10.178
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
Jakarta, 7 November 2012
0
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1
BAB I : PENDAHULUAN 2
BAB II : LAPORAN KASUS 3
BAB III : PEMBAHASAN
1. IDENTIFIKASI MASALAH 4
2. ANAMNESIS 6
3. PEMERIKSAAN FISIK 7
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG 8
5. DIAGNOSIS KERJA 8
6. PENATALAKSANAAN 9
7. PROGNOSIS 13
BAB IV : TINJAUAN PUSTAKA 14
BAB V : KESIMPULAN 20
BAB VI : DAFTAR PUSTAKA 21
1
BAB I
PENDAHULUAN
Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada di bawah kulit yang terdiri dari
lemak. Lipoma merupakan tumor mesenkim jinak (benign mesenchymal tumors) yang berasal
dari jaringan lemak (adipocytes). Biasanya lipoma dijumpai pada usia lanjut (40-60 tahun),
namun juga dapat dijumpai pada anak-anak. Lipoma merupakan tumor jinak yang berasal dari
jaringan lemak sehingga dapat muncul dimanapun pada bagian tubuh. Jenis yang paling sering
adalah yang berada lebih ke permukaan kulit (superficial). Biasanya lipoma berlokasi di kepala,
leher, bahu, badan, punggung, atau lengan. Jenis yang lain adalah yang letaknya lebih dalam dari
kulit seperti dalam otot, saraf, sendi, ataupun tendon.
2
BAB II
LAPORAN KASUS
Seorang laki-laki 45 tahun datang dengan benjolan di tengkuk. Benjolan tersebut sudah
dirasakan sejak 5 tahun lalu. Mula-mula sebesar ibu jari tangan, sekarang sebesar telur bebek,
pipih. Selain di punggung kanan, didapatkan benjolan serupa di dinding perut dan lengan bawah
kanan sejak 3 tahun lalu, masing-masing sebesar kelereng, pipih.
Penderita tidak tahu mengapa timbul benjolan tersebut. Riwayat trauma disangkal.
Saudara penderita juga menderita kelainan yang serupa. Pada pemeriksaan didapatkan benjolan
berlobus-lobus, konsistensi lunak, berbatas tegas, didapatkan pseudodimpling, tidak nyeri tekan
dan benjolan mudah digerakkan dari jaringan sekitar.
3
BAB III
PEMBAHASAN
I. IDENTIFIKASI MASALAH
Identitas Pasien:
Nama : -
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 45 tahun
Bangsa/suku : -
Agama : -
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Status pernikahan : -
Alamat : -
Keluhan utama : benjolan pada tengkuk
Masalah yang ditemukan pada saat pasien datang ke dokter ialah :
1. Benjolan di tengkuk, dinding perut dan lengan bawah
Benjolan di tengkuk yang dikeluhkan pasien sudah dirasakan sejak 5 tahun yang lalu.
Mula-mula sebesar ibu jari tangan, sekarang sebesar telur bebek, pipih. Selain di
punggung kanan, didapatkan benjolan serupa di dinding perut dan lengan bawah
kanan sejak 3 tahun yang lalu, masing-masing sebesar kelereng, pipih.
Berdasarkan masalah di atas, hipotesis yang kelompok kami ajukan ialah :
1. Lipoma
4
Lipoma adalah tumor kulit yang lazim ditemukan yang terdiri dari sel lemak
matang. Tumor ini merupakan massa lunak tidak nyeri yang timbul tunggal dan jarang
majemuk serta biasanya dieksisi untuk alasan kosmetik. Kadang-kadang menimbulkan
gejala ketidaknyamanan lokal, mungkin karena tekanan pada saraf kulit. (1)
2. Kista sebasea
Kista sebasea atau kista ateroma yang merupakan kista kelenjar sebasea,
terbentuk akibat sumbatan pada muaranya. Oleh karena itu, kista ateroma ditemukan di
daerah yang mengandung kelenjar sebasea. Kadang terdapat multiple dalam berbagai
ukuran seperti yang ditemukan di kepala atau di skrotum. (2)
3. Kista dermoid
Sinonim dari penyakit ini kista dermoid brankhiogenik. Kista dermoid merupakan
kista yang berasal dari ektodermal, dindingnya dibatasi oleh epitel skuamosa berlapis dan
berisi apendiks kulit serta biasanya terdapat pada garis fusi embrional. Epidemiologi kista
dermoid jarang terjadi, mengenai pria dan wanita sama banyaknya, namun ada pendapat
lain yang mengatakan lebih banyak dijumpai pada pria. Etiologi kista ini berkembang
dari sekuesterasi epitel sepanjang garis fusi embrionik. (2)
4. Pembesaran kelenjar limfe
Pembesaran kelenjar limfe yang persisten (lebih dari 4 minggu) dapat
menandakan adanya infeksi kronis, penyakit kolagen vascular, dan adanya keganasan.
Pembesaran kelenjar limfe servikal sering disebabkan oleh faringitis bakterial, abses
rongga mulut, infeksi telinga, keganasan, dan tuberkulosis. (3)
5
II. ANAMNESIS
Untuk mengerucutkan hipotesis kami ke arah diagnosis, kelompok kami
mengajukan pemeriksaan berupa anamnesis secara sistematik dan terpadu. Pertanyaan
yang kelompok kami ajukan dalam anamnesis adalah sebagai berikut.
Riwayat penyakit :
Keluhan Utama :
Benjolan di tengkuk sejak 5 tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
1) Apakah ada demam?
2) Apakah benjolan terasa nyeri, gatal?
3) Apakah benjolan serupa muncul di tempat lain?
4) Apakah nafsu makan menurun?
5) Apakah ada penurunan berat badan?
Riwayat Penyakit Dahulu :
1) Apakah menderita penyakit sistemik seperti hipertensi, DM, dll?
2) Apakah sudah pernah berobat ke dokter?
Riwayat Keluarga :
1) Apakah keluarga pasien ada yang menderita penyakit yang serupa?
Dari hasil anamnesis selanjutnya didapatkan hasil sebagai berikut :
Penderita tidak tahu mengapa timbul benjolan tersebut. Riwayat trauma disangkal. Saudara
penderita juga menderita kelainan yang serupa.
6
III. PEMERIKSAAN FISIK
Setelah selesai melakukan anamnesis terarah dan sistematis, kelompok kami
melanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Mula-mula harus ditentukan keadaan umum
pasien dan pemeriksaan tanda vital (suhu, nadi, pernapasan, tekanan darah). Kemudian
dilakukan pemeriksaan status lokalis. Pada palpasi benjolan harus ditentukan lokasi,
ukuran, bentuk, konsistensi, fluktuasi, batas dengan jaringan sekitar, adanya nyeri tekan,
mobilitas, dan suhu.
Pada status lokalis didapatkan :
1.Tengkuk
I : Tampak benjolan, ukuran sebesar telur bebek.
P : Teraba benjolan berlobus-lobus, konsistensi lunak, didapatkan pseudodimpling,
mudah digerakkan (mobile), batas tegas, dan tidak ada nyeri tekan.
2.Lengan bawah dan dinding perut
I : Tampak benjolan, ukuran sebesar kelereng.
P : Teraba benjolan berlobus-lobus, konsistensi lunak, didapatkan pseudodimpling,
mudah digerakkan (mobile), batas tegas, dan tidak ada nyeri tekan.
Benjolan berlobus-lobus sering didapatkan pada lipoma, konsistensi lunak menandakan
benjolan tersebut dapat berupa tumor jinak ataupun kista. Benjolan berbatas tegas ini
menandakan kemungkinan besar ialah tumor jinak. Pseudodimpling merupakan cekungan
pada bagian atas benjolan. Tidak ada nyeri tekan dapat menandakan bukan suatu
inflamasi akut. Mudah digerakan dari jaringan sekitar menandakan bahwa tumor belum
menginfiltrasi jaringan sekitarnya. (5)
7
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang kami anjurkan ialah :
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan patologi anatomi
V. DIAGNOSIS KERJA
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, kelompok kami mendiagnosis bahwa
pasien menderita LIPOMA pada punggung kanan, dinding perut, dan lengan bawah kanan.
Dasar diagnosis :
1. Dari anamnesis, benjolan yang dirasakan pasien sudah sejak 5 tahun yang lalu dan ukuran
benjolan mengalami pembesaran menandakan benjolan ini bersifat progresif perlahan. Benjolan
yang bersifat progresif ini merupakan suatu pertanda tumor.
2. Dari pemeriksaan fisik, benjolan ditemukan pada punggung kanan, dinding peru, dan lengan
bawah dimana daerah ini merupakan tempat banyaknya jaringan lemak didapat dibanding daerah
lain. Oleh karena itu, benjolan yang timbul kemungkinan besar berasal dari jaringan le,ah di
bawah kulit.
3. Dari anamnesis, keluarga pasien juga menderita kelainan serupa dimana pada lipoma ada
sangkut pautnya dengan herediter atau keturunan.
3. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan suatu benjolan yang asimtomatik, berbatas tegas,
konsistensi lunak, berlobus-lobus, dan mudah digerakan dari jaringan sekitar menunjukkan
gambaran suatu lipoma.
8
Perbandingan antara neoplasma jinak dan ganas (9)
Ciri Jinak Ganas
Diferensiasi/Anaplasia Berdiferensiasi baik; strukturnya serupa
dengan jaringan asal
Beberapa berdiferensiasi buruk,
anaplasia; strukturnya sering atipikal
Laju Pertumbuhan Biasanya progresif dan lambat; dapat
berhenti atau beregresi; jarang dijumpai
gambaran mitotik, dan kalaupun ada,
gambarannya normal
Tidak beraturan (dari lambat sampai
cepat); banyak dijumpai gambaran
mitotik yang abnormal
Invasi Lokal Biasanya berupa massa berbatas tegas,
kohesif dan ekspansif, tidak menginvasi
atau menginfiltrasi jaringan normal di
sekitarnya
Secara lokal, invasif, menginfiltrasi
jaringan normal di sekitarnya; kadang
terlihat kohesif dan ekspansif tetapi
disertai invasi mikroskopik
Metastasis Tidak dijumpai Sering; semakin besar dan tidak
berdiferensiasinya lesi primer, semakin
besar kemungkinannya bermetastasis
VI. PENATALAKSANAAN
Indikasi pembuangan lipoma adalah sebagai berikut (6):
Alasan kosmetik.
Untuk mengevaluasi gambaran histologinya, secara khusus ketika kemungkinan
liposarcoma harus disingkirkan.
Ketika menyebabkan gejala-gejala.
9
Ukuran lebih dari 5cm.
Pembuangan lipoma pada pasien ini dapat dengan dua teknik yaitu teknik non eksisi dan teknik
eksisi. (7)
Teknik Non-Eksisi
Injeksi steroid
Injeksi steroid akan mengakibatkan atrofi lemak lokal, dengan demikian terjadi
penyusutan dari lipoma. Terapi ini terbaik dilakukan pada lipoma yang berdiameter
kurang dari 2,5cm. Bahan yang digunakan adalah campuran 1:1 dari 1% lidokain dan
triamcinolone acetonide, dalam dosis 10mg/mL. Prosedur ini dapat diulang beberapa kali
dengan interval 1 bulan.
Liposuction
Liposuction dapat digunakan untuk menghilangkan lipoma kecil maupun besar,
khususnya pada lokasi-lokasi dimana jaringan parut yang besar harus dihindari. Eliminasi
total dari lipoma masih sulit dicapai dengan teknik ini.
Teknik Eksisi
Persiapan
Bedah eksisi lipoma seringkali menghasilkan kesembuhan total. Sebelum pembedahan,
perlu dilakukan pemberian garis outline dari lipoma, dan perencanaan eksisi kulit dengan
tanda pada permukaan kulit. Outline dari tumor sering membantu menggambarkan batas,
10
yang seringkali menjadi tidak jelas setelah pemberian anestesi. Eksisi dari sebagian kulit
dapat membantu mengeliminasi kelebihan kulit pada saat penutupan.
Pencucian kulit dengan povidone iodine.
Area pembedahan kemudian disampirkan dengan handuk steril.
Pemberian anestesi lokal menggunakan 1 atau 2 persen lidocaine dan epinefrin,
lakukan dengan cara field block. Infiltrasi zat anestesi ke jaringan subkutan
sekitar lapangan operasi untuk menciptakan field block.
Enukleasi
Lipoma yang kecil dapat dihilangkan dengan enukleasi. Insisi 3-4mm dibuat diatas
lipoma, curette ditempatkan di dalam luka dan digunakan untuk membebaskan lipoma
dari jaringan sekitar. Setelah dibebaskan, tumor dienukleasi melalui luka insisi. Secara
umum, penjahitan tidak diperlukan, pressure dressing diaplikasikan untuk mencegah
pembentukan hematom.
Eksisi
Lipoma yang lebih besar paling baik dihilangkan melalui insisi-insisi dari kulit di atas
lipoma, yang dibuat seperti eksisi fusiformis mengikuti garis tegangan kulit dan lebih
kecil dari ukuran tumor. Area sentral kulit yang akan dieksisi, dipegang dengan sebuat
hemostat atau Allis clamp, yang bertujuan menciptakan traksi untuk pembuangan tumor.
11
Diseksi kemudian dilakukan untuk memisahkan lipoma dengan jaringan sekitar dengan
menggunakan gunting atau scalpel.
Sewaktu sebagian jaringan lipoma telah dibebaskan dari jaringan sekitarnya, hemostat
atau clamp dapat dipasangkan pada tumor sebagai traksi untuk pembuangan sisa dari
tumor tersebut. Ketika semuanya telah terbebaskan, lipoma dikeluarkan secara utuh.
Setelah pengangkatan lipoma, hemostasis yang adekuat dapat tercapai dengan
menggunakan hemostat atau suture ligation. Area yang kosong di bawah kulit kemudian
ditutup dengan menggunakan burried, interrupted 3-0 atau 4-0 Vicryl sutures. Kadang-
kadang perlu penempatan drain untuk mencegah akumulasi cairan, namun sebisa
mungkin harus dihindari. Kemudian, kulit ditutup dengan interrupted 4-0 atau 5-0 nylon
sutures. Pressure dressing ditempatkan untuk mengurangi insidensi pembentukan
hematom. Pasien kemudian diberikan edukasi mengenai perawatan luka, lalu luka di cek
kembali dalam waktu 2-7 hari. Jahitan dilepas setelah 7-21 hari.
12
VII. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad komestikum : ad bonam
Lipoma tidak menimbulkan ancaman maut bagi penderita, juga tidak menyebabkan
gangguan fungsi tubuh. Dengan metode eksisi yang komplit, kemungkinan kekambuhan ialah
sanagt kecil atau bisa dikatakan jarang.
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
13
I. ANATOMI KULIT
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu lapisan epidermis atau
kutikel, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan
subkutis, subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan
lemak. (8)
Lapisan epidermis terdiri atas :
Stratum korneum adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapisan
sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi
keratin (zat tanduk).
Stratum lusidum terdapat langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel
gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin.
Lapisan tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki.
Stratum granulosum merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir
kasar dan terdapat inti di antaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin. Mukosa
biasanya tidak mempunyai lapisan ini. Stratum granulosum juga tampak jelas di telapak
tangan dan kaki.
Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya
berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak
mengandung glikogen, dan inti terletak ditengah-tengah. Sel-sel ini makin dekat ke
permukaan makin gepeng bentuknya. Di antara sel-sel stratum spinosun terdapat
jembatan-jembatan antar sel (intercellular bridges) yang terdiri atas protoplasma dan
tonofibril atau keratin. Pelekatan antar jembatan-jembatan ini membentuk penebalan
14
bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero. Di antara sel-sel spinosum terdapat pula sel
Langerhans. Sel-sel stratum spinosum mengandung banyak glikogen.
Stratum basale terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertikal pada perbatasan
dermo-epidermal berbasis seperti pagar (palisade). Lapisan ini merupakan lapisan
epidermis yang paling bawah. Sel-sel basal ini mrngalami mitosis dan berfungsi
reproduktif. Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel yaitu sel-sel yang berbentuk kolumnar
dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan besar, dihubungkan satu dengan lain oleh
jembatang antar sel, dan sel pembentuk melanin atau clear cell yang merupakan sel-sel
berwarna muda, dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap, dan mengandung butir
pigmen (melanosomes).
Lapisan dermis adalah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis.
Lapisan ini terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan
folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yakni :
Pars papilare yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan
pembuluh darah
Pars retikulare yaitu bagian bawahnya yang menonjol kea rah subkutan, bagian ini terdiri
atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin dan retikulin. Dasar
lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, di bagian ini
terdapat pula fibroblast, membentuk ikatan yang mengandung hidroksiprolin dan
hidroksisilin. Kolagen muda bersifat lentur dengan bertambah umur menjadi kurang larut
sehingga makin stabil. Retikulin mirip kolagen muda. Serabut elastin biasanya
bergelombang, berbentuk amorf dan mudah mengembang serta lebih elastis.
15
Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis yang terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel
lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir
sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu
dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adipose,
berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh
darah, dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama bergantung pada lokasinya.
Di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm, di daerah kelopak mata dan penis sangat sedikit.
Lapisan lemak ini juga merupakan bantalan. Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu
pleksus yang terletak di bagian atas dermis (pleksus superficial) dan yang terletak di subkutis
(pleksus profunda). Pleksus yang di dermis bagian atas mengadakan anastomosis di papil
dermis, pleksus yang di subkutis dan di pars retikulare juga mengadakan anastomosis, di bagian
ini pembuluh darah berukuran lebih besar. Bergandengan dengan pembuluh darah terdapat
saluran getah bening.
II. LIPOMA
A. Definisi
Lipoma adalah tumor mesenkim jinak (benign mesenchymal tumors) yang berada
dibawah kulit yang berasal dari jaringan lemak (adipocytes). Biasanya lipoma dijumpai pada
usia lanjut (40-60 tahun). Karena lipoma merupakan lemak, maka dapat muncul dimanapun
pada tubuh. Jenis yang paling sering adalah yang berada lebih ke permukaan kulit
(superficial). Biasanya lipoma berlokasi di kepala, leher, bahu, badan, punggung, atau
lengan. Jenis yang lain adalah yang letaknya lebih dalam dari kulit seperti dalam otot, saraf,
sendi, ataupun tendon.
16
B. Prevalensi
Lipoma adalah tumor jaringan lunak yang paling umum dengan prevalensi sebesar
2,1 per 1.000 orang. Lipoma terjadi pada 1% penduduk dengan tingkat prevalensi 1/5.000
pada orang dewasa.
C. Gejala Klinis
Lipoma berbentuk seperti benjolan dengan diameter 2-10 cm, terasa kenyal dan
lembut. Serta bergerak bebas di kulit, namun overlying skin ini secara khas normal. Sering
terdapat pada leher, lengan dan dada. Tetapi bisa muncul di bagian tubuh manapun. Pada
umumnya orang orang tidak menyadari jika mereka mengidap lipoma sampai benjolannya
tumbuh besar dan terlihat.
Lipoma bersifat lunak pada perabaan, dapat digerakkan, dan tidak nyeri.
Pertumbuhannya sangat lambat dan jarang sekali menjadi ganas. Lipoma kebanyakan
berukuran kecil, namun dapat tumbuh hingga mencapai lebih dari diameter 6 cm. memiliki
batas dengan jaringan yang tidak nyata. Kapsul yang membungkus merupakan pseudokapsul
yang berasal dari jaringan lemak yang tidak rata maka akan muncul gambaran
pseudolobulated pada palpasi. Oleh karena sifat sel lemak yang lunak seperti cairan maka
sering dikatakan sebagai pseudokistik.
D. Varian Lipoma
17
1. Adenolipoma, ditandai oleh kehadiran kelenjar di dalam tumor yang gemuk, jenis ini
sering ditempatkan terletak di atas proximal bagian bagian dari empedu.
2. Angiolipoma, angiolipoma varian membentuk dengan co-existing perkembangbiakan
vaskuler. Angiolipoma mungkin menyakitkan dan pada umumnya muncul tidak lama
setelah pubertas.
3. Pleomorphiclipoma, adalah varian lain dimana bizarre, sel raksasa multinucleated adalah
admixed dengan adipocytes.
4. Adipocytes
E. Etiologi
Penyebab lipoma masih belum diketahui. Banyak orang menghubungkan penyebab dari
lipoma adalah konsumsi lemak yang berlebihan dan obesitas, tetapi tak ada satupun yang terbukti
secara ilmiah. Lipoma terkadang bisa diturunkan dalam satu keluarga. Namun ada suatu sidrom
yang disebut hereditary multiple lipomatosis, yaitu seseorang yang mempunyai lebih dari 1
lipoma pada tubuhnya.
F. Diagnosis
Orang-orang yang memiliki lipoma mengetahuinya ketika mereka lihat dan merasa
seperti gumpalan lembut, berbentuk kubah di bawah kulit mereka. Seseorang dapat menderita
lipoma pada segala umur. Walaupun lipoma bisa didiagnosa dengan pemeriksaan klinis, namun
untuk menegakkan diagnosis secara pasti butuh biopsy dan pemeriksaan histopatologi.jika ada
keraguan, dapat dilakukan biopsy jaringan. CT Scan, MRI juga bisa dilakukan untuk mengetahui
18
tentang lipoma. Kadar kolesterol umumnya normal, walaupun lipoma seharusnya menjadi tumor
dari jaringan lemak.
G. Komplikasi
Risiko tergantung pada ukuran dan lokasi lipoma. Jika saraf motorik yang penting
berjalan melalui lipoma, maka penghapusan bisa melukai saraf ini. Biopsi juga memiliki risiko
cedera saraf.
19
BAB V
KESIMPULAN
Pada kasus ini dapat disimpulkan bahwa pasien ini menderita lipoma di tengkuk, lengan
bawah dan dinding perut berdasarkan anamnesis, benjolan sebesar telur bebek di tengkuk dan
benjolan sebesar kelereng di dinding perut dan lengan bawah pasien. Selain anamnesis, pada
pemeriksaan fisik teraba massa berlobus-lobus, konsistensi lunak, didapatkan pseudodimpling,
mudah digerakkan (mobile), batas tegas, dan tidak ada nyeri tekan. Penatalaksanaan dapat
dilakukan dengan 2 teknik, yaitu teknik eksisi dan non-eksisi. Pada pasien ini, kami
menganjurkan dilaksanakan eksisi.
20
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
1. Olmstead PM, Graham WP. Kelainan Bedah pada Kulit. In : Sabiston DC. Buku Ajar
Bedah. 1st ed. Jakarta:EGC,1994:p.424-5.
2. Sjamsuhidajat R, De Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC,2003:p.321.
3. Best Practice. Assessment of Lymphadenopathy. http://bestpractice.bmj.com/best-
practice/monograph/838/diagnosis.html, last updated October 11,2011. Accessed on :
November 5, 2012.
4. Sjamsuhidajat R, De Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC,2003:p.283.
5. Cuschieri A, Grace P, Darzi A, Borley N, Rowley D. Clinical Surgery. 2nd ed. Oxford:
Blackwell Publishing, 2003:p.7-9.
6. Moraru RA. Dermatologic Manifestations of Lipomas.
http://emedicine.medscape.com/article/1057855-overview Last Updated January 12 ,
2012. Accessed on November 4, 2012.
7. Salam GA. Lipoma Excision. 2002. http://www.aafp.org/afp/2002/0301/p901.html
Accessed on November 4, 2012.
8. Sularsito SA, Djuanda Suria. Dermatitis. In: Djuanda Adhi, Hamza Mochtar, Aisah Siti,
Editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 6th ed. Jakarta: FK UI; 2010. p. 130-33.
9. Sjamsuhidajat R, De Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC,2003:p.177.
21