makalah manajemen metode tim

49
MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN “ Manajemen Keperawatan dengan Metode Tim pada Ruang Maternitas “ Disusun Oleh Kelompok: 1. Angesti Cahyani 2. Fahrunnisa 3. Genes pangestu 4. Nia Nur Oktaviani 5. Sulistyasih Pembimbing : Dra. Pudjiati SKp., MKep.

Upload: genespangestu

Post on 29-Nov-2015

2.080 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

makalah manajemen keperawatan asuhan keperawatan dengan metode tim dalam pengaplikasiannya

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Manajemen metode tim

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

“ Manajemen Keperawatan dengan Metode Tim pada

Ruang Maternitas “

Disusun Oleh Kelompok:

1. Angesti Cahyani

2. Fahrunnisa

3. Genes pangestu

4. Nia Nur Oktaviani

5. Sulistyasih

Pembimbing : Dra. Pudjiati SKp., MKep.

Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III

Jurusan Keperawatan – Prodi Keperawatan Kimia 17

2012/2013

Page 2: Makalah Manajemen metode tim

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan hikmah dan hidayah-Nya atas terselesaikannya penulisan makalah ini

yang berjudul “Manajemen Keperawatan dengan Metode Tim pada Ruang

Maternitas” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Manajemen Keperawatan.

Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan.

Namun, berkat bantuan semua pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah

membantu dan member ppengarahan serta dukungan semangat kepada penulis,

terutama kepada :

1. Kanti Winarsih S.Kp., M. Sc selaku penanggung jawab mata kuliah

Manajemen Keperawatan studi Keperawatan Kimia 17

2. Dra. Pudjiati SKp., MKep juga selaku pembimbing materi Manajemen

Keperawatan program studi Keperawatan Kimia 17,

3. Orang tua yang setia mendukung untuk menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan

dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan

saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.

Akhirnya, dengan segala keterbatasan tersebut, penulis berharap makalah ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya untuk proses pembelajaran.

Jakarta, 09 Oktober 2013

Penulis

Page 3: Makalah Manajemen metode tim

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengertian manajemen keperawatan mengacu pada pengertian

manajemen secara umum. Manajemen adalah proses untuk melaksanakan

pekerjaan melalui orang lain (Gillies,1989). Manajemen keperawatan adalah

proses pelaksanaan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk

memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada

pasien, keluarga, masyarakat (Gillies,1999 ).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum pembuatan makalah ini adalah agar pembaca

memahami tentang manajemen keperawatan

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus pembuatan makalah ini adalah untuk :

1. Menjelaskan konsep manajemen asuhan keperawatan metode tim

2. Menjelaskan metode pemberian asuhan keperawatan metode tim

3. Menjelaskan model asuhan keperawatan dengan metode tim

Page 4: Makalah Manajemen metode tim

1.3 Sistematika

BAB I : Pendahuluan berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan

makalah, sistematika penulisan makalah, ruang lingkup

penulisan makalah dan metode penulisan makalah

BAB II : Tinjauan Teori berisi tentang pengertian manajemen

keperawatan, fungsi-fungsi Manajemen Lingkup Manajemen

Keperawatan , Manajemen Asuhan Keperawatan , Metode

Pemberian Asuhan Keperawatan , dan Komponen Pemberian

Asuhan Keperawatan

BAB III : Tinjauan Kasus dan Pembahasan

BAB IV : Penutup

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam pembahasan makalah ini adalah dibatasi dengan

konsep dasar manajemen asuhan keperawatan, dan metode dan model yang

digunakan dalam manajemen keperawatan.

1.5 Metode

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode studi

kepustakaan dan sumber dari website internet

Page 5: Makalah Manajemen metode tim

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Manajemen Keperawatan

Pengertian manajemen keperawatan mengacu pada pengertian

manajemen secara umum. Manajemen adalah proses untuk melaksanakan

pekerjaan melalui orang lain (Gillies,1989). Manajemen keperawatan adalah

proses pelaksanaan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk

memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada

pasien, keluarga, masyarakat (Gillies,1999 ).

2.2 Fungsi-Fungsi Manajemen

Manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu

dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas yang telah

ditentukan pada tingkat administrasi.

a. Perencanaan

Adalah suatu proses menetapkan sasaran dan memilih cara untuk

sasaran tersebut.

b.    Pengorganisasian

Adalah seluruh proses pengelompokan tugas-tugas, fungsi, wewenang

dan tanggung jawab, penetapan orang dan alat-alat.

c.    Pengarahan

Adalah pengeluaran, penugasan, pesanan dan instruksi.

d.   Penggerak (actuating),

Menggerakkan orang – orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan suasana

bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran

sendiri, termotivasi secara interval

e. Pengawasan dan Pengendalian

Suatu proses kegiatan seorang pemimpin untuk menjamin agar

pelaksanaan kegiatan organisasi sesuai dengan rencana, kebijaksanaan

dan ketentuan yang telah ditetapkan (Wijono, 1997).

Page 6: Makalah Manajemen metode tim

f. Penilaian (evaluasi)

Merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil – hasil pekerjaan

yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu

setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan

ditujukan pada fungsi organik administrasi dan manajemen.

2.3 Lingkup Manajemen Keperawatan

Menurut Korn ( 1987 ), yang termasuk lingkup manajemen

keperawatan adalah manajemen operasional dan manajemen asuhan

keperawatan.

1. Manajemen Operasional

Pada manajemen operasional, pelayanan keperawatan di rumah sakit

dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial yaitu

manajemen puncak, manajemen menengah, dan manajemen bawah.

Faktor-faktor yang perlu dimiliki oleh manajer agar dapat berhasil dalam

penatalaksanaan kegiatannya:

1.    Kemampuan menerapkan pengetahuan

2.    Keterampilan kepemimpinan

3.    Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen

2.    Manajemen Asuhan Keperawatan

Lingkup manajemen asuhan keperawatan dalam manajemen keperawatan

adalah terlaksananya asuhan keperawatan yang berkualitas kepada klien.

Keberhasilan asuhan keperawatan sangat ditunjang oleh sumber daya tenaga

keperawatan dan sumber daya lainnya. Tenaga keperawatan yang

bertanggung jawab dalam menyediakan perawat pasien yang berkualitas

adalah perawat pelaksana.Sebagai kunci keterampilan dalam keperawatan

pasien adalah komunikasi, koordinasi, konsultasi, pengawasan dan

pendelegasian. ( Loveridge & Cumming, 1996 ).

Page 7: Makalah Manajemen metode tim

2.4 Manajemen Asuhan Keperawatan

Profesi keperawatan telah didefinisikan dalam banyak cara oleh

banyak orang. definisi ini meliputi konsep-konsep seperti promosi kesehatan,

pencegahan penyakit, dan perawatan penyakit dalam semua tahap

kehidupan, dari konsepsi sampai kematian. Banyak sistem organisasi

pelayanan kesehatan tidak mempromosikan perawatan pasien yang

berorientasi pada kesejahteraan atau mode progresif pemberian perawatan.

Sejak dulu keperawatan belum jelas dalam memberikan asuhan pada klien

seperti apa peran perawat dalam pengaturannya.

Bukti dicatat dalam laporan konsultasi dan studi penelitian menunjukkan

bahwa ada sedikit inovasi dalam seleksi, penjadwalan, penugasan, delegasi,

dan akuntabilitas organisasi perawatan kesehatan, terutama dalam

keperawatan. sulit untuk berbicara tentang jaminan mutu, pengembangan

staf, penilaian kinerja, dan perencanaan karir ketika hal ini terjadi. di samping

itu, administrator rumah sakit mendesak direktur keperawatan untuk merevisi

organisasi mereka. Sebagai akibatnya, terjadi kesenjangan dan rentang

kontrol yang meningkat, sehingga perawatan hampir mustahil bersamaan

menjadi tim kerja, menyediakan dalam layanan pendidikan, dan mendorong

pertumbuhan di kalangan staf.

tiga metode utama saat ini digunakan untuk memberikan pelayanan

keperawatan kepada pasien yang dirawat di rumah sakit.

1. Keperawatan fungsional dalam perawatan, metode keperawatan yang

dibagi menjadi tugas yang terpisah-pisah. ini dilakukan dengan

memvariasikan tingkat tenaga keperawatan, tergantung pada kemampuan

dari setiap tugas dalam hal penilaian dan pengetahuan teknis, dan

penyusunan anggota staf individu. setiap anggota staf bertanggung jawab

untuk tugas-tugas yang hanya dilakukan selama tugas yang diberikan.

2. Keperawatan tim. Metode ini menggunakan tim heterogen personil

keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada

sekelompok pasien. Pemimpin tim adalah seorang perawat terdaftar atau,

di beberapa rumah sakit, seorang Perawat Praktis Berlisensi. Pemimpin

Page 8: Makalah Manajemen metode tim

tim diberi tanggung jawab untuk perencanaan kesinambungan, dan

evaluasi dari asuhan keperawatan dari semua pasien dirawat oleh tim,

untuk mengawasi anggota tim dalam pelaksanaan tindakan keperawatan,

dan untuk mengevaluasi hasil.

3. Primary Nurse (di rumah sakit). dalam metode ini memberikan asuhan

keperawatan, perawat profesional terdaftar diberi tanggung jawab secara

keseluruhan dan kewenangan untuk menilai jumlah pasien di dalam

fasilitas pelayanan kesehatan. Perawat primer bertanggung jawab untuk

mengurus 24 jam pasien sehari, dari saat pasien dirawat di unit

keperawatan sampai pasien pulang. Seorang perawat profesional

asosiasi melaksanakan intervensi keperawatan ketika perawat primer

tidak hanya bertugas.

keperawatan primer mungkin tidak layak di setiap agen atau dalam setiap

situasi, terutama ketika tidak cukup perawat terdaftar yang tersedia. saat

keperawatan primer tidak dapat digunakan dalam beberapa situasi,

keperawatan tim dapat berfungsi efektif. Bagian dari efektivitas kedua tim dan

rencana keperawatan primer tergantung pada filosofi badan dan individu yang

terlibat.

2.5 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan

Dalam rangka mendayagunakan tenaga keperawatan yang tersedia di rumah

sakit, ada beberapa metode yang dapat di implementasikan dengan metode

penugasan dalam bentuk metode pemberian asuhan keperawatan. Ada lima

metode pemberian asuhan keperawatan yang dikenal, antara lain metode

fungsional, tim, keperawatan primer, modular, dan menejemen kasus

keperawatan.

2.5.1 Metode Fungsional

Metode ini diterapkan dalam penguasaan pekerja didunia

industri ketika setiap pekerja dipusatkan pada saatu tugas atau

aktifitas. Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien

Page 9: Makalah Manajemen metode tim

dengan menggunakan metode fungsional, setiap perawat

mempperoleh suatu tugas (kemungkinan bisa lebih) untuk semua

pasien diunit/ruang tempat perawat tersebut bekerja. Disatu

unit/ruangan, seorang perawat diberikan tugas mennyuntik maka

perawat tersebut bertanggung jawab untuk memberikan program

pengobatan melalui suntikan kepada semua pasien di unit/ruangan

tersebut. Contoh penugasan yang lain adalah membagi obat per oral,

mengganti balut, pendidikan kesehatan pada pasien yang akan pulang,

dan sebagainya.                                              

        Metode fungsional ini efisien, akan tetapi penugasan seperti ini

tidak dapat memberikan kepuasan kepada pasien maupun perawat.

Keberhasilan asuhan keperawatan secara menyeluruh tidak bias

dicapai dengan metode ini karena asuhan keperawatan yang dibeikan

kepada pasien terpisah-pisah sesuai tugas yang dibebankan kepada

perawat. Disamping itu asuhan keperawatan yang diberikan tidak

professional yang berdasarkan pada masalah pasien. Perawat senior

cenderung akan sibuk dengan tugas-tugas administrasi dan

manajerial. Sementara asuhan keperawatan kepada pasien

dipercayakan kepada perawat junior.

        Sekalipun metode fungsional dalam pemberian asuhan

keperawatan ini membosankan perawat karena hanya berorientasi

pada tugas, tetapi metode ini baik dan berguna untuk situasi di rumah

sakit dengan ketenagaan perawat yang kurang. Metode ini juga dapat

memberikan kepuasan kepada pasien yang membutuhkan pelayanan

secara rutin.

1. Keuntungan dan Kerugian metode fungsional

Penerapan metode fungsional dalam pemberiaan asuhan

keperawatan kepada pasien memiliki beberapa keuntungan.

Keuntungan dan metode fungsional yaitu:

a. Perawat menjadi lebih terampil dalam melakukan satu

tugas yang biasa menjadi tanggung jawabnya

b. Pekerjaan menjadi lebih efisien

c. Relative sedikit dibutuhkan tenaga perawat

d.      Mudah dalam mengoordinasi pekerjaan

Page 10: Makalah Manajemen metode tim

e.      Terjadi proses distribusi dan pemantauan tugas atau

pekerjaan

f.       Perawat lebih mudah menyesuaikan dengan tugas yang

menjadi tanggung jawabnya sehingga menjadi lebih

cepat selesai.

Selain itu, perawat dalam membeikan asuhan

keperawatan tidak melihat pasien secara holistic dan

tidak berfokus pada masalah pasien sehingga tidak

professional, tidak membeikan kepuasaan baik pada

pasien maupun pada perawat, dan kadang bisa terjadi

saling melempar tanggung jawab bila terjadi kesalahan.

2. Peran Perawat Kepala Ruang

Untuk mengantisipasi kondisi tersebut maka peran perawat

kepala ruangan (ners unit manager) harus lebih peka terhadap

anggaran rumah sakit dan kualitas pelayanaan keperawatan,

bertanggung jawab terhadap hasil dan pelayanan keperawatan

yang berkualitas, dan menghindari terjadinya kebosanan

perawat serta menghindari semua kemungkinan terjadinya

saling melmpar kesalahan. Sekalipun di akui metode fungsional

ini cocok untuk jangka waktu pendek dalam kondisi gawat atau

terjadi suatu bencana, tetapi metode ini kurang di sukai untuk

pelayanan biasa dan jangka panjang karena asuhan

keperawatan yang diberikan tidak komperehensif dan melakuan

pasien kurang manusiawi (Gillies, 1994)

2.5.2 Metode Tim

Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan

dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga

keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien

melalui upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984).

Pengembangan metode tim ini didasarkan pada falsafah

mengupayakan tujuan dengan menggunakan kecakapan dan

kemampuan anggota kelompok. Metode ini juga didasari atas

keyakinan bahwa setiap pasen berhak memperoleh peleyanan terbaik.

Page 11: Makalah Manajemen metode tim

Dalam keperawatan, metode tim diterapkan dengan menggunakan

sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat professional,

nonprofessional, dan pembantu perawat untuk memberikan asuhan

keperawatan kepada pembantu pasien.

Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah

untuk memberikan asuahan keperawatan sesuai dengan kebutuhan

objektif pasien sehingga pasien merasa puas. Selain itu, tugas,

memungkinkan adanya transfer  of knowledge dan transfer of

experiences di antara perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan dan meninggkatkan pengetahuan serta

memberikan keterampilan dan motivasi perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan.

Dalam asuhan keperawatan dengan metode ini, ketua tim harus

memiliki kemampuan untuk mengikutsertakan anggota tim dalam

memecahkan massalah. Ketua tim juga harus dapat menerapkan pola

asuhan keperawatan yang di anggap sesuai dengan kondisi pasien

dan minat pemberi asuhan. Oleh jarena itu, pembuatan keputusan,

otoritas, dan tanggung jawab ada pada tinggkat pelaksana. Hal ini

akan mendukung pencapaan pengetahuan dan keterampilan

professional.

Berdasarkan hal-hal tersebut maka ketua tim harus memiliki

kemampuan sebagai berikut :

1.       Mengomunikasikan dan mengoordinasikan semua

kegiatan tim

2.       Menjadi konsultan dalam asuhan keperawatan

3.       Melakukan peran sebagai model peran

4.       Melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien

5.       Menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien

6.       Merevisi dan menyesuaikan rencana keperawatan sesuai

kebutuhan pasien

7.       Melaksanakan observasi baik terhadap perkembangan

pasien maupun kerja dari  anggota tim

8.       Menjadi guru pengajar

Page 12: Makalah Manajemen metode tim

9.       Melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif

Bila kemampuan tersebut dapat di miliki oleh ketua tim,

akan berdampak secara positif dalam pemberian asuhan

keperawatan.

Dibandingkan dalam metode fungsional, metode tim lebih

banyak memberikan tanggung jawab,otoritas,dan

tanggung gugat kepada anggota tim.

1. Keuntungan dan Kerugian

Metode Tim

Beberapa keuntungan dari metode tim dalam pemberian asuhan

keperawatan adalah :

a.       Dapat memberi kepuasan kepada pasien dan perawat.

Pasien merasa di perlakukan lebih manusiawi karna

pasien memiliki sekelompok perawat yang lebih mengenal

dan memahami kebutuhannya.

b.      Perawat dapat mengenali pasien secara individual karena

perawatannya menangani pasien dalam jumlah yang

sedikit. Hal ini, sangat memungkinkan merawat pasien

secara konfrehensif dan melihat pasien secara holistic.

c.       Perawat akan memperlihatkan kerja lebih produktif

melalui kemampuan bekerja sama dan berkomunikasi

dengan klien. Hal ini akan mempermudah dalam

mengenali kemampuan ak-nggota tim yang dapat di

manfaatkan secara optimal.

Beberapa kerugian dari metode tim dalam pemberian asuhan

keperawatan adalah :

a. Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang

bukan menjadi tanggung jawabnya.

b. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk

rapat tim ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat

mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar anggota

tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat.

Page 13: Makalah Manajemen metode tim

c. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman

selalu tergantung atau berlindung kepada anggota tim

yang mampu atau ketua tim.

d. Akontabilitas dalam tim kabur.

2.       Peran Perawat Kepala Ruang

Peran perawat kepala ruang dalam aplikasi metode tim

diarahkan pada keterampilan dan minat yang dimilikinya.

Disamping itu perawat kepala ruangan harus mampu

mengoptimalkan fungsi tim melalui orientasi anggota tim dan

pendidikan berkelanjutan, mengkaji kemampuan anggota tim dan

membagi tugas sesuai dengan keterampilan anggotanya. Hal

yang tidak kalah pentingnya adalah perawat kepala ruangan

harus mampu sebagai model peran.

Metode tim dalam pemberian asuhan keperawatan dapat

diterapkan bila ada tenaga profesional yang mampu dan mau

memimpin kelompok kecil, dapat bekerja sama dan memimbing

tenaga keperawatan yang lebih rendah. Disamping itu perawat

kepala ruang harus membagi tanggung jawab dan tugasnya

kepada orang lain. Satu tim keperawatan dapat terdiri tiga sampi

lima perawat untuk bertanggung jawab memberikan asuhan

keperawatan kepada 10 sampai 15 pasien.

3. Tanggung Jawab

1. Tanggung jawab anggota tim:

a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah

tanggung jawabnya.

b. Bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim.

c. Memberikan laporan.

2. Tanggung jawab ketua tim:

a. Membuat perencanaan.

b. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.

Page 14: Makalah Manajemen metode tim

c. Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai

tingkat kebutuhan pasien.

d. Mengembangkan kemampuan anggota.

e. Menyelenggarakan konferensi.

3. Tanggung jawab kepala ruang:

1) Perencanaan

a. Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan

masing- masing.

b. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.

c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat,

transisi dan persiapan pulang bersama ketua tim.

d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan

berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua

tim, mengatur penugasan/ penjadwalan.

e. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.

f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi,

patofisiologis, tindakan medis yang dilakukan, program

pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang

tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.

g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keparawatan:

Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan

Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai

asuhan keperawatan

Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah

Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang

baru masuk

h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan

latihan diri.

i. Membantu membimbing terhadap peserta didik

keperawatan.

j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di

rumah sakit.

Page 15: Makalah Manajemen metode tim

2) Pengorganisasian 

a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan.

b. Merumuskan tujuan metode penugasan.

c. Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara

jelas.

d. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi

2 ketua tim dan ketua tim membawahi 2 – 3 perawat.

e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan:

membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap

hari dan lain- lain.

f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.

g. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.

h. Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di

tempat, kepada ketua tim.

i. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk

mengurus administrasi pasien.

j. Identifikasi masalah dan cara penanganannya.

3) Pengarahan 

a. Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada

ketua tim.

b. Memberikan pujian kepada anggota tim yang

melaksanakan tugas dengan baik.

c. Memberikan motivasi dalam peningkatan

pengetahuan, keterampilan dan sikap.

d. Menginformasikan hal – hal yang dianggap penting

dan berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien.

e. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.

f. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan

dalam melaksanakan tugasnya.

g. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

Page 16: Makalah Manajemen metode tim

4) Pengawasan

a. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi

langsung dengan ketua tim dalam pelaksanaan

mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada

pasien.

b. Melalui supervisi:

Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati

sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan

memperbaiki/ mengawasi kelemahannya yang ada saat

itu juga.

Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir

ketua tim, membaca dan memeriksa rencana

keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan

sesudah proses keperawatan dilaksanakan

(didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim

tentang pelaksanaan tugas.

Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan

dengan rencana keperawatan yang telah disusun

bersama ketua tim.

Audit keperawatan.

Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Tim

Kepala Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim

Staf Staf

Pasien Pasien

Page 17: Makalah Manajemen metode tim

2.5.3      Metode Keperawatan Primer

Metode ini di kembangkan pada falsafah yang beriorentasi pada

pasien bukan pada tugas. Disini terjadi suatu desentralisasi dalam

pengambilan keputuan antara perawat primer dan pasien.

Menurut Hegyvary (1982), pemberian asuhan keperawatan dengan

metode keperawatan primer memberikan setiap perawat primer

tanggung jawab menyeluruh (total care) dalam 24 jam/hari secara

terus menurus untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pada

sekelompok kecil pasien (4-6 pasien). Hal ini di mulai sejak pasien

masuk hingga pulanh/keluar (Gullies, 1994). Pada saat perawat

primer tidak masuk, tindakan perawatan dapat dilakukan olrh perawat

penggantinya (perawat asisten).

Dalam aplikasi metode keperawatan primer, perawat primer

bertanggung jawab kepada setiap pasen untuk mengkaji kondisi

kesehatan, keadaan kehidupannya, dan kebutuhan keperawatan.

Selain itu, perawat primer memberikan perawatan sesuai rencana

yang dibuatdan mengoordinasi prawatan yang diberikan oleh

anggaota tim kesehatan lainya, misalnya memberikan rujukan atau

konsultasi dengan dokter atau lainnya untuk memberikan asuhan

keperawatan individual, mengevaluasi keberhasilan asuhan

keperawatan yang dicapai, serta menyiapkan pasien pulang

(discharge planning).

1.       Keuntungan dan Kerugian Metode Keperawatan Primer

Metode keperawatan primer dalam pemberian asuhan

keperawatan, memiliki beberapa keuntungan yang dapat

diidentifikasi, antara lain :

a.       Asuhan keperawatan lebih konprehensif dengan

memperlakukan pasien secara holistic

b.      Pasien akan merasa lebih puas karena terjadi

kesinambungan perawatan

c.       Perawat lebih puas karena disampig memiliki otoritas,

perawat juga memiliki tanggung gugat didalam

memberikan asuhan, hubungan terus menerus antara

Page 18: Makalah Manajemen metode tim

perawat dan pasien akan memudahkan pasien

menyampaikan permasalahan serta dapat

memperpendek lama hari perawatan bagi pasien.

Asuhan keperawatan dengan menggunakan metode

keperawatan primer diberikan oleh seorang perawat

professional untuk sekelompok kecil pasien.

2.       Peran Perawat Kepala Ruangan

Peran perawat menjadi sangat penting untuk

mengantisipasi kerugian yang dapat muncul dalam

implementasi metode keperawatan tim. Peran perawat kepala

ruang tersebut dapat dilakukan, seperti meakukan identifikasi

perawat di ruangan/unit yang memiliki minat mrnjadi perawat

primer dan memfasilitasi untuk pendidikan, menjabarkan tugas-

tugas dan perawat primer dan perawat asisten/anggota. Selain

itu, perawat berperan sebagai model dan konsultan,

mengembangkan penelitian, melakukan analisis kebutuhan

tenaga (perawat) yang mungkin sebagai bahan pertimbangan

dalam recruitment tenaga baru, menyusun jadwal

dinas,membuat perencanaan pengembangan staf, dan

melakukan kegiatan evaluasi.

2.5.4      Metode Medular

Metode ini adalah suatu variasi dari metode keperawatan

primer. Metode keperawatan modular memiliki kesamaan baik dengan

metode keperawatan ti maupunmetode keperawatan primer (Gillies,

1994). Metode ini sama dengan metode keperawatan tim karena baik

perawat professional maupun non professional bekerja sama dalam

memberikan asuhan keperawatan dibawah kepemimpinan seorang

perawat professional. Disamping ini, dikatakan memiliki kesamaan

dengan metode keperawatan primer karena dua atau tiga orang

perawat bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien sejak masuk

dalam perawatan hingga pulang, bahkan sampai dengan waktu follow

up care.

Page 19: Makalah Manajemen metode tim

Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan

metode keperawatan modular, satu tim yang terdiri dari dua hingga tiga

perawat memiliki tanggung jawab penuh pada sekelompok pasien

berkisar  8 sampai 12 orang (Magargal, 1987). Hal ini tentu saja

dengan suatu persyaratan peralatan yang di butuhkan dalam

perawatan cukup memadai.

Sekalipun dalam memberikan asuhan keperawatan dengan

menggunakan metode ini dilakukan oleh dua hingga tiga perawat,

tanggung jawab paling besar tetap ada pada perawat professional.

Perawat professional memiliki kewajiban untuk memimbing dan melatih

non professional. Apabila perawat professional sebagai ketua tim

dalam keperawatan modular ini tidak masuk, tugas dan tanggung

jawab dapat digantikan oleh perawat professional lainnya yang

berperan sebagai ketua tim.

Peran perawat kepala ruangan (nurse unit manager) diarahkan

dalam hal membuat jadwal dinas dengan mempertimbangkan

kecocokan anggota dalam bekerja sama, dan berperan sebagai

fasilitator, pembimbing secara motivator.

2.5.5 Metode Manajemen Kasus Keperawatan

Metode ini merupakan generasi kedua dan metode keperawatan

primer (Zander, 1988). Pengembangan metode ini didasarkan pada

bukti-bukti bahwa manajemen kasus dapat mengurangi pelayanan

yang terpisah-pisahdan duplikasi. Rogers (1991) menyoroti bahwa

dengan pengaplikasian metode manajemen kasus akan berdampak

positif yaitu lama perawatan pasien menjadi lebih pendek.

Metode manajemen kasus keperawatan adalah bentuk

pemberian asuhan keperawatan dan manajemen sumber-sumber

terkait yang memungkinkan adanya manajemen yang straegis dari cozt

dan quality oleh seorang perawat untuk suatu episode penyakit hingga

perawatan lanjut. Menurut American Nurses Asociation(1988),

manajemen kasus (case managemen) adalah suatu system pemberian

pelayanan kesehatan yang didesain untuk memfasilitasi pencapaian

Page 20: Makalah Manajemen metode tim

tujuan pasien yang di harapkan dalam kurun waktu perawatan di

rumah sakit.

Tujuan dari metode manajemen kasus keperawatan dalam

memberikan asuhan keperawatan kepada pasien adalah

untukmermuskan dan mencapai hasil yang standar dalam perawatan

untuk setiap pasien, memfasilitasi pasien yang akan pulang baik lebih

awal dan masa perawatan yang ditentukan maupun pada waktu yang

direncanakan, menggunakan sedikit mungkin sumber pelayanan

kesehatan untuk mencapai hasil yang di harapkan, meningkatkan

profesionalisasi perawat dan kepuasan kerja.

Dalam manajemen kasus keperawatan, seorang perawat akan

bertugas sebagai case manager untuk seorang (mungkin lebih) pasien,

sejak masukrumah sakit hingga pasien tersebut selesai dari masa

perawatan dan pengobatan. Sebagai case manager, perawat memiliki

tanggung jawab dan kebebasan untuk perencanaan, pelaksanaan,

koordinasi, dan evaluasi.

Page 21: Makalah Manajemen metode tim

2.6 Profil Klien

2.6.1 Sistem Klasifikasi Klien

Metoda pengelompokkan pasien menurut jumlah dan kompleksitas

persyaratan perawatan pasien. Pasien dikelompokkan sesuai tingkat

ketergantungan pasien pada pemberian perawatan, waktu, kemampuan yang

diperlukan untuk memberikan perawatan.

1. Berdasarkan kebutuhan ASKEP

Manajemen asuhan keperawatan pada perawatan anak terdapat

berbagai klasifikasi yang didasarkan pada perawatan intensif, intermediate,

dan perawatan minimal. Klasifikasi itu didasarkan pada kebutuhan dari

masing-masing pasien anak tersebut.

2. Berdasarkan kondisi pasien

• Minimal care

Perawatan ini memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam. Kriteria klien pada

klasifikasi ini adalah klien masih dapat melakukan sendiri kebersihan diri,

ganti pakaian, termasuk minum. Meskipun demikian klien perlu diawasi ketika

melakukan ambulasi atau gerakan. Ciri-ciri lain pada klien dengan klasifikasi

ini adalah observasi tanda vital dilakukan setiap shift, pengobatan minimal,

status psikologis stabil, dan persiapan prosedur memerlukan pengobatan

• Moderate care

Perawatan ini memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam. Kriteria klien pada

klasifikasi ini adalah klien masih perlu bantuan dalam memenuhi kebersihan

diri, makan dan minum. Ambulasi serta perlunya observasi tanda vital setiap 4

jam. Disamping itu klien dalam klasifikasi ini memerlukan pengobatan lebih

dan sekali. Kateter Foley atau asupan haluarannya dicatat. Dan klien dengan

pemasangan infus serta persiapan pengobatan memerlukan prosedur.

Page 22: Makalah Manajemen metode tim

B. BOR (Bad Occupation Rate)

Adalah rata-rata jumlah tempat tidur terisi dibandingkan dengan kapasitas

tempat tidur (Jmlh TT terisi : jmlh TT X 100 %). BOR adalah salah satu

indikator kualitas manajemen asuhan keperawatan, semakin tinggi BOR

artinya semakin baik kualitas rumah sakit tersebut.

BOR dalam ruang BCH di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dapat

diperhitungkan sebagai berikut:

Jumlah tempat tidur terisi rerata perhari = 17 tempat tidur

Jumlah tempat tidur keseluruhan = 21 tempat tidur

Maka cara perhitungan BORnya adalah 17:21 X 100% = 8 perawat

Maka idealnya dalam satu kali shift, perawat yang harus ada di ruang

perawatan anak minimal 8 orang.

C. LOS (Length Of Stay)

Adalah rata-rata lama hari rawat pasien untuk penyakit tertentu. Dapat

dihitung dari jumlah hari dirawat rata-rata setiap kasus dalam satu bulan

dikalikan standar rawat untuk kasus tersebut. Semakin rendah LOS maka

artinya semakin tinggi kualitas pelayanan manajemen rumah sakit tersebut.

3. Profil sumber daya manusia keperawatan

Kami menggunakan rumus umum.

• Jumlah yang dibutuhkan

Untuk satu unit ruang rawat penyakit dalam dengan jumlah pasien 10 orang

dan memerlukan bantuan perawat maksimal membutuhkan jumlah perawat

sebagai berikut :

Jumlah pasien X jumlah jam perawatan tiap pasien

Jumlah jam kerja efektif perhari

Page 23: Makalah Manajemen metode tim

Factor koreksi

Jumlah hr.minggu dl th + cuti + hari besar X jumlah perawat yg diperlukan

Jumlah hari kerja efektif

Proporsi dinas pagi, sore dan malam = 40%, 30%, 30%

Perawat dinas pagi : 9 orang

Perawat dinas sore : 7 orang

Perawat dinas malam : 6 orang

• Kualifikasi perawat yang dibutuhkan

PN : S 1 Keperawatan + sertifikasi kep.KMB

D III Keperawatan dengan masa kerja min 5 thn + sertifikasi kep.KMB

Associate : S 1 Keperawatan + sertifikasi kep.KMB

D III Keperawatan + sertifikasi kep.KMB

Page 24: Makalah Manajemen metode tim

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Kasus dan Role Play

Di ruang maternitas, terdapat 4 orang pasien dari setiap ruang perawatan

dengan kasus penyakit postpartum dan masalah reproduksi setelah melahirkan .

perawat dalam melakukan manajemen asuhan menggunakan model manajemn tim

dimana manajemen perawatan tim terdiri dari kepala ruangan, ketua tim, dan

perawat asociatiom. Dalam menejemen ketua tim keperawatan memberikan

wewenang dalam lingkup masing masing tugasnya, menejemen asuhan dengan

model tim dilakukan dengan kerjasama antar tim yang telah ditentukan dalam

memberikan perawatan

Scenario

Kepala ruangan : Genes pangestu

Ketua Tim A : Sulistyasih

AN : Angesti cahyani

Ketua Tim B : fahrunnisa

AN : nia nur oktaviani

Di ruang keperawatan sedang berlangsung pembicaraan antara

kepala perawat dengan ketua tim membicarakan mengenai

pembagian tugas

Genes selamat pagi semua

Suster sulis

dan suster

fahrun

Pagi pak

Genes Pagi ini kita akan membicarakan mengenai pembagian pasien

dengan kasus postpartum dan masalah reproduksi. Terdapat 3

Page 25: Makalah Manajemen metode tim

pasien pada ruang anggrek dan saya akan membagi menjadi 2 tim.

Suster sulis, kamu masuk kedalam tim A dengan merawat 2 pasien

dan suster fahrun masuk kedalam tim B dengan merawat 1 pasien.

Anggota tim kalian, bisa kalian pilih sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki

Suster sulis

dan suster

fahrun

Baik pak kalau begitu, saya dari tim A dengan anggota tim suster

angesti, dan tim B dengan anggota tim suster nia

Kemudian ketua tim memanggil anggota timnya masing-masing

untuk membagi kelompok pasien yang akan di tangani

KATIM A Suster angesti kamu tolong tangani 2 pasien yang bernama Ny. T

dan Ny.P. dengan diagnosa postpartum, ini datanya dan kamu dapat

pelajarinya

Suster

angesti

Baik ka, terima kasih

KATIM B Suster nia kamu tolong tangani seorang pasien yang bernama Nn. W

dengan masalah reproduksinya, dan ini datanya

Suster nia baik ka, terima kasih

Di ruang pasien

Suster

angesti

selamat pagi ibu, saya Suster angesti yang akan merawat ibu dari

pukul 07.30 pagi sampai 14.30 siang.

Ny.T Pagi juga sus

Suster

angesti

baiklah,bagaimana tidur ibu semalam? apa ibu tidur dengan

nyenyak?

Ny.T tidak sus,saya terbangun terus karena saya merasa nyeri di bagian

jalan lahir dan bayi saya menangis terus semalaman. Saya bingung

harus bagaimana.

Suster Baik ibu saya mempunyai skala nyeri dari 1-10 . tahap 1-3 itu rasa

Page 26: Makalah Manajemen metode tim

angesti nyeri bisa tertahankan, 4-6 ringan, dan 7-10 nyeri berat . jadi dari

tingkat yang saya jelaskan tadi ibu merasakan skala nyeri pada

tingkatan ke berapa?

Ny.T kayaknya 5 sus.

suster

angesti

Baik ibu saya akan membantu mengurangi rasa nyeri dengan

menggunakan teknik relaksasi. jadi relaksasi merupakan suatu

proses yang bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri ibu dengan cara

menarik nafas panjang dan dalam, kemudian mengeluarkan nafas

melalui mulut . bagaimana ibu apakah sudah mengerti?

Ny.T Sudah sus, saya mengerti

suster

angesti

Mari kita mulai ya ibu. Pertama-tama ibu rileks dengan posisi yang

membuat ibu merasa nyaman, kemudian pejamkan mata ibu. Lalu

hitungan 1-2-3 ibu mulai tarik nafas perlahan, dalam dan keluarkan

melalui mulut. Lalu bayangkan ibu berada ditempat yang sejuk,

dingin, dan nyaman. Ibu rasakan tidak ada beban disekitar ibu, dan

ibu merasa suami ibu memeluk diri ibu dengan erat dan rasakan

udara yang masuk dari ujung kaki secara perlahan menuju keatas

dan semakin ke atas. rasakan oksigen yang masuk ke paru paru

sampai ke paling atas lagi, dan keluarkan pelan-pelan melalui mulut.

bagaimana ibu setelah melakukan relaksasinya, apakah sudah

merasa lebih tenang ?

Ny. T Sudah sus, saya merasa jauh lebih baik dari keadaan sebelumnya

Suster

angesti

Baiklah ibu, jika ibu membutuhkan saya, saya berada diruangan

nurse station. Ibu bisa tekan bell yang berada pada sebelah kanan

ibu.

Kalau begitu saya tinggal dulu ya ibu, selamat pagi ibu

Ny. T Terimakasih suster

Kemudian Perawat angesti menuju ruang pasien yang bernama Ny.

P

Page 27: Makalah Manajemen metode tim

Suster

angesti

selamat pagi ibu, saya Suster angesti yang akan merawat ibu dari

pukul 07.30 pagi sampai 14.30 siang.

Ny. P Pagi juga sus

Suster

angesti

Ada yang bisa saya bantu ibu ? karena saya lihat ibu terlihat

merenung

Ny. P Iya sus saya baru saja kehilangan anak saya sus . saya ingin sekali

menggendong anak apalagi suami saya yang sangat berharap

kelahiran anak kami berjalan lancar. Tapi kenyataannya tidak seperti

itu sus. saya merasa, saya belum menjadi istri yang baik dan belum

menjadi wanita seutuhnya karena belum bisa memberikan keturunan

pada suami saya dan belum bisa menjadi ibu

Suster

angesti

Baik ibu, saya memahami apa yang ibu rasakan saat ini tapi hidup ini

harus terus berjalan. Dan ibu tidak dapat berlarut dalam kesedihan

ibu lebih lama. Ibu sedang masa nifas, jadi saya khawatir kalo ibu

berlarut sedih dapat mengganggu kondisi ibu dan dapat terjadi

perdarahan dan itu dapat memperburuk kondisi ibu. Ibu harus bisa

bangkit dalam keterpurukan ibu. Di balik kejadian ini pasti ada

hikmahnya, ibu harus yakin bahwa tuhan punya rencana lain yang

lebih indah untuk ibu dan keluarga di masa depan.

Ny. P Tapi sus ini terasa berat sekali untuk saya terima. Ini adalah anak

pertama saya. Dan saya harus merasakan kehilangan darah daging

saya yang berada dalam perut saya selam 5 bulan mengandung.

Suster

angesti

Baik bu,saya paham.tapi, ibu harus sadar bahwa ini adalah taqdir

tuhan, dan suatu saat nanti tuhan akan menggantinya dengan yang

lebih indah lagi. Sekarang ibu harus tenangkan diri ibu dan bersabar

setelah ibu sembuh dalam masa nifas ibu, ibu dan suami ibu dapat

memulai program untuk punya anak kembali.

Ny. P Ya suster terima kasih atas sarannya. Saya akan mencoba untuk

tenang dan ikhlas serta saya akan mengikuti program punya anak

Page 28: Makalah Manajemen metode tim

seperti yang suster sarankan.

Suster

angesti

Baik ibu kalau begitu semoga ibu cepat sembuh dan saya yakin ibu

dapat melewati semua ini. jika ibu membutuhkan saya, saya berada

diruangan nurse station. Ibu bisa tekan bell yang berada pada

sebelah kanan ibu. Baik ibu saya tinggal dahulu, selamat pagi.

Ny. P pagi sus

Setelah suster angesti menyelesaikan tugasnya dan menyelesaikan

tugasnya, kemudian suster angesti menemui ketua tim A

Suster

angesti

Selamat pagi suster sulis

KATIM A Pagi sus ada yang bisa dibantu ?

Suster

angesti

Iya sus saya ingin memberikan laporan pada pasien yang bernama

Ny. T dan Ny.P.

KATIM A Baik kalau begitu sus, nanti saya akan mengecek laporannya

kembali.

Keesokan harinya KATIM A dan KATIM B bertukaran shift dengan

shift tim A

KATIM B Selamat pagi sus, bagaimana hari ini siap melakukan asuhan kepada

Nn.W ?

Suster nia Siap bu, pagi ini saya akan keruangan Nn.W dan saya sudah

mempelajari diagnose pada pasien

KATIM B Baiklah sus, lakukan dengan professional ya sus

Suster nia Baiklah bu

Suster nia menuju ruang Nn. W, diruang pasien

Suster nia selamat pagi ibu, saya Suster nia yang akan merawat ibu dari pukul

07.30 pagi sampai 14.30 siang

Page 29: Makalah Manajemen metode tim

Nn.w Pagi sus

Suster nia Bagaimana dengan tidurnya semalam bu ? apakah tidur dengan

nyenyak ?

Nn.w Tidak terlalu nyenyak sus, karena saya merasa tidak nyaman setelah

melahirkan sus pada daerah rahim saya

Suster nia Baiklah ibu, saya mempunyai skala nyeri dari 1-10 . tahap 1-3 itu rasa

nyeri bisa tertahankan, 4-6 ringan, dan 7-10 nyeri berat . jadi dari

tingkat yang saya jelaskan tadi ibu merasakan skala nyeri pada

tingkatan ke berapa?

Nn.w Pada skala 7 sus nyerinya tidak tertahankan sus

Suster nia Baiklah ibu, saya periksa dulu ya bu (melakukan pemeriksaan dan

terdapat banyak darah di bawah seprai). Ibu mengalami pendarahan,

dan saya akan membantu ibu untuk menghentikan pendarahannya

ya ibu dan mengurangi rasa nyeri pada ibu.

Nn.W Baiklah sus

Suster nia Saya akan memberikan ibu obat untuk mengurangi pendarahan dan

rasa nyeri pada ibu dan saya akan membersihkan tempat tidur ibu,

dan untuk sementara waktu ibu menggunakan pembalut ya ibu

Nn.W Baiklah sus

Suster nia (suster nia melakukan tindakan) bagaimana bu, setelah saya

memberikan semua tindakan pada ibu ? apa sekarang ibu sudah

merasa nyaman ?

Nn.W Sudah sus, saya sudah merasa lebih nyaman sus

Suster nia Baiklah ibu, sekarang ibu dapat istirahat. Apabila ada yang ibu

butuhkan, ibu dapat memencet bel disebelah kanan ibu ya saya

berada di nurse stastion , selamat pagi ibu

Nn.W Baiklah suster terima kasih

Page 30: Makalah Manajemen metode tim

Suster nia Baik bu sama sama

Kemudian suster nia membuat laporan hasil asuhan yang diberikan

kepada pasien Nn.W dan diserahkan kepada KATIM B

Suster nia Selamat siang bu

KATIM B Siang sus, ada yang bisa saya bantu sus ?

Suster nia Saya mau menyerahkan hasil laporan yang telah saya buat ibu

(menyerahkannya)

KATIM B Baik sus, taruh saja dimeja dan bagaimana dengan pendarahan pada

Nn.W sus ?

Suster nia Tadi saya sudah memberikan obat dan memakaikannya pembalut ibu

untuk mengurangi pendarahannya bu

KATIM B Baik sus, nanti sagya akan cek lebih lanjut

Suster nia Baik bu

Kepala ruangan datang memantau dan menanyakan kepada ketua

tim A dan ketua tim B tentang evaluasi dari hasil yang telah dilakukan

Genes Pagi semua

KATIM A

dan KATIM

B

Pagi pak

Genes Bagaimana sus, dengan asuhan yang telah diberikan, apakah ada

hambatan ?

KATIM A Tidak ada pak, pada Ny.T dan Ny.B semua sudah dapat teratasi.

Genes Bagaimana dengan tim B ?

KATIM B Sudah tidak ada hambatan pak, pendarahan pada Nn.W sudah

berkurang

Page 31: Makalah Manajemen metode tim

Genes Baik lah kalau besok ada masalah baru lagi. Laporkan kembali pada

saya.

KATIM A

dan KATIM

B

baik pak

`BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui

orang lain dan Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan

Page 32: Makalah Manajemen metode tim

keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan

keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga,

masyarakat. Ada lima metode pemberian asuhan keperawatan yang dikenal,

antara lain metode fungsional, tim, keperawatan primer, modular, dan

menejemen kasus keperawatan. Metode tim merupakan suatu metode

pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesional

memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan

keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaborasi

( Douglas, 1984).

4.2 Saran

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

pembaca demi perbaikan selanjutnya menuju arah yang lebih baik dalam

penulisan makalah.

Page 33: Makalah Manajemen metode tim

DAFTAR PUSTAKA

Swansburg, R.C. and Swansburg R.J. 1999. Introductory Management and

Leadership for Nurses. Sudbery. Massachusetts: Jones and Bartlett Publishers.

http://aniqsadiq.blogspot.com/p/manajemen-keperawatan.html

http://yayannerz.blogspot.com/2012/02/metode-pemberian-asuhan-

keperawatan.html#ixzz2CQkmptPy