makalah nutrisi

50
MAKALAH NUTRISI IKAN FORMULASI PAKAN IKAN LELE Disusun oleh : Kelompok 3 Windi Damayanti 230110110067 Arie Julianto 230110110079 Ayudita Prilanursari 230110110086 Budi Susanto 230110110085 Muhammad Yusra Sadri 230110110091 Siti Sarah Afina S. P 230110110117 Fitri Awaliyah 230110110132 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Upload: fitri-awaliyah-p

Post on 24-Nov-2015

475 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

MAKALAH NUTRISI IKAN

FORMULASI PAKAN IKAN LELE

Disusun oleh :Kelompok 3

Windi Damayanti 230110110067Arie Julianto 230110110079Ayudita Prilanursari 230110110086Budi Susanto 230110110085Muhammad Yusra Sadri 230110110091Siti Sarah Afina S. P 230110110117Fitri Awaliyah 230110110132

UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANPRODI PERIKANANJATINANGOR

2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Alalh SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Formulasi Pakan Ikan Lele pada mata kuliah Nutrisi Ikan. Dalam penyusunan makalah ini penyusun banyak menemui hambatan-hambatan, akan tetapi berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan serta petunjuk dari berbagai pihak maka makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang terkait dalam penulisan makalah ini.Penyusun berharap mudah - mudahan makalah ini bisa berguna bagi banyak pihak. Penyusun menyadari akan kekurangan dari makalah ini. Oleh sebab itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun.

Jatinangor, Maret 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iDAFATR ISI iiBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang 11.2 Tujuan dan Manfaat 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Klasifikasi Ikan Lele 32.2 Kebiasaan Makan 42.4 Pakan Ikan 62.4.1 Definisi Pakan 62.4.2 Fungsi Pakan 7 2.4.3 Kebutuhan Nutri Ikan 82.4.4 Kebutuhan zat Gizi Ikan 15BAB III ISI3.1 Formulasi Pakan Ikan 163.2 Formulasi Pakan Ikan Lele 173.3 Membuat Pakan Lele Tambahan 213.4 Analisis Formulasi Pakan Ikan Lele Dalam Bentuk Pelet 14BAB IV KESMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 274.2 Saran 27

DAFTAR PUSTAKA 28ii

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKomponen biaya paling tinggi dalam industri peternakan dan perikanan adalah pakan, dalam melakukan kegiatan budidaya ikan secara intensif, pakan buatan merupakan faktor terpenting untuk menunjang keberhasilan agribisnis budidaya tersebut. Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan kehidupan ikan budidaya . Pakan Buatan adalah pakan yang dibuat dengan formulasi tertentu berdasarkan pertimbangan pembuatnya. Pembuatan pakan buatan sebaiknya didasarkan pada pertimbangan kebutuhan nutrisi atau gizi ikan budidaya, sumber dan kualitas bahan baku, serta nilai ekonomis. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, diharapkan pakan buatan yang dihasilkan (pakan ikan), dapat memiliki standar mutu tinggi dengan biaya murah. Pada dasarnya pakan ikan yang baik umumnya harus memiliki kandungan nilai gizi yang cukup seperti adanya protein, vitamin, mineral, karbohidrat, dan lemak. Namun ada beberapa ikan khusunya membutuhkan kandungan-kandungan yang lebih contohnya pada pakan ikan hias selain protein, lemak, vitamin, mineral, dan karbohidrat, ikan hias membutuhkan tambahan seperti beta caroten untuk mempercantik warna dari ikan tersebut baik dari segi kecerahan maupun dari pesifikasi warna. Ikan Lele merupakan salah satu ikan konsumsi dengan peminat terbanyak dipasaran, banyak sekali kita menemukan para pedagang atau restoran yang menyajikan hidangan dengan berbahan dasar ikan Lele.Pembuatan pakan Ikan Lele dimana kandungan yang ingin di di perbesar dalam pakan tersebut ialah proteinnya, karena dengan mengandung protein yang tinggi salah satunya dapat membuat pertumbuhan ikan Lele lebih cepat. Formulasi pakan haruslah tepat, baik dan efisien untuk mendapatkan Ikan Lele yang memilki pertumbuhan yang baik dan cepat.

1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah Metode Penangkapan Ikan ini yaitu :1. Untuk mengetahui kandungan dan kebutuhan gizi pada pakan ikan.1. Untuk mengetahui tentang formulasi pakan ikan, khusunya pada ikan lele.1. Serta untuk mengetahui bahan apa saja yang dapat dijadikan pakan alternatif untuk ikan khususnya ikan lele.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan LeleMenurut Djuhanda dan Suripto (1980) ikan lele hidup di perairan tawar, seperti sungai, air tawar, rawaq-rawa, sawah, kolam atau pada parit-parit yang keruh sekalipun. Ikan ini mampu hidup di tempat yang kurang oksigen karena di belakang rongga insang terdapat alat yang disebut organ arborescent.Dari 4 species lele yang ada di Thailand, hanya Claries batrachua dan Calries nacrocephalus yang populer diantara konsumen dan lebih luas penggunaannya dalam akuakultur.Klasifikasi Ikan LeleKerajaan:Animalia

Filum:Chordata

Kelas:Actinopterygii

Ordo:Siluriformes

Famili:Clariidae

Genus:Spesiea: ClariasClarias sp

Gambar 1. Ikan Lele

2.2 Kebiasaan MakananIkan leletermasuk binatang malam (nocturnal). Artinya, ikan lele aktif bergerak mencari makan pada waktu malam hari. Pada siang hari ikan lele memilih berdiam diri dan bersembunyi di tempat yang terlindung. Ikan lelecocok dipelihara di kolam tergenang karena ikan ini mempunyai alat pernapasan tambahan pada tubuhnya yang disebut aborescen. Organ ini merupakan membran yang berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah dan terletak di dalam ruangan udara sebelah atas insang. Sesekali ikan lele akan menyembul ke permukaan air untuk mengambil oksigen langsung dari udara bebas. Di samping itu, lele juga tahan terhadap pencemaran bahan organik.Lele termasuk hewan pemakan daging (karnivora), sehingga lele mau memakan sisa benda busuk yang berasal dari limbah rumah tangga. Di samping itu, lele juga mau memakan bangkai serta limbah dari peternakan. Namun demikian, makanan alami lele adalah binatang renik seperti kutu air (Daphnia, Copepoda, dan Cladocera), berbagai jenis cacing, siput kecil, dan larva jentik nyamuk. Ikan lele dapat hidup di daerah dataran rendah dan dataran tinggi hingga ketinggian 700 m di atas permukaan air laut dengan suhu air 25 30 derajat Celcius. Pada ketinggian di atas 700 m di atas permukaan air laut, pertumbuhan ikan lele agak lambat atau kurang baik.Tubuh Ikan Lele tidak memiliki sisik, tetapi memiliki kulit berlendir danpigmen hitam yang dapat berubah menjadi pucat apabila terkena cahaya matahari, tampak pula alat keseimbangan yang berupa gurat sisi (linea lateralis) dibagian tengah sisi truncusnya. Ikan Lele mempunyai sirip punggung dan sirip dubur yang memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, mempunyai senjata berupa patil atau taji untuk melindungi dirinya dari serangan atau ancaman dari luar yang membahayakan, panjang maksimum mencapai 400 mm. Ikan lele mempunyai sirip punggung (pinna dorsalis), sirip dubur (pinna analis) dan sirip ekor (pinna caudalis) yang disebut ekor tidak berpasangan. Sirip dada (pinna pectoralis) dan sirip perut (pinna abdominalis) disebut sirip berpasangan. Ikan Lele tidak mempunyai gelembung renang (vesica metatoria) yang merupakan alat keseimbangan naik turun dalam air, hal ini dikarenakan ikan lele lebih sering berada didasar perairan (lumpur) (Jasin, 1989).Berdasar perkembangbiakannya, ikan lele termasuk ikan yang bertelur pada substart, dimana induk jantan mempunyai sifat mengasuh anak, sedangkan induk betina banyak keluyuran keluar sarang. Ikan lele biasa berpijah pada musim penghujan. Jika gonad sudah matang, induk jantan dan induk betina berpasangan mencari lokasi yang aman untuk membuat sarang berupa lubang di bawah permukaan air dengan kedalaman 20 cm dan diameter 25 cm. Lubang dibuat diantara rerumputan yang tumbuh menjulur ke dalam air. Lalu, telur-telur dikeluarkan dan menempel di antara rerumputan atau dasar lubang, bersamaan waktunya induk jantan melepaskan spermanya di dalam air sehingga terjadi pembuahan. Telur yang telah dibuahi dijaga oleh induk jantandengan mengipaskan badan maupun siripnya untuk menambah oksigen ke telur yang tentunya berpengaruh positif terhadap derajat penetasan telur.

2.3 Sistem PencernaanPencernaan merupakan proses yang berlangsung terus-menerus. Bermula setelah pengambilan makanan dan berakhir dengan pembuangan sisa makanan.Sistem pencernan pada Ikan Lele(Clarias batrachus)dimulai dari mulut, rongga mulut, faring, oesophagus, lambung, pylorus, usus, rectum dan anus. Struktur anatomi mulut Ikan Lele erat kaitannya dengan caranya mendapatkan makanan. Sungut terdapat disekitar mulut lele yang berperan sebagai alat peraba atau pendeteksi makanan dan ini terdapat pada ikan yang aktif mencari makan pada malam hari (nokturnal). Rongga mulut pada ikan lele diselaputi oleh sel-sel penghasil lendir yang mempermudah jalannya makanan ke segmen berikutnya. Rongga mulut ikan lele juga terdapat organ pengecap yang berfungsi untuk menyeleksi makanan. Faring pada ikan berfungsi untuk menyaring makanan yang masuk, karena insang mengarah pada faring maka material bukan makanan akan dibuang melalui celah insang (Djuhanda, 1984).

2.4 Pakan Ikan 2.4.1 Definisi Pakan Pakan adalah makanan atau asupan yang diberikan kepada hewan ternak atau peliharaan. Istilah ini diadopsi dari bahasa Jawa. Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan kehidupan makhluk hidup. Pakan Buatan adalah pakan yang dibuat dengan formulasi tertentu berdasarkan pertimbangan pembuatnya. Pembuatan pakan buatan sebaiknya didasarkan pada pertimbangan kebutuhan nutrisi atau gizi hewan ternak atau peliharaan yang bersangkutan, sumber dan kualitas bahan baku, serta nilai ekonomis. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, diharapkan pakan buatan yang dihasilkan (pakan ikan), dapat memiliki standar mutu tinggi dengan biaya murah.Dalam melakukan kegiatan budidaya ikan secara intensif, pakan buatan merupakan faktor terpenting untuk menunjang keberhasilan agribisnis budidaya tersebut. Selain itu, pakan buatan berfungsi sebagai sumber energi utama bagi perkembangan maupun pertumbuhan ikan budidaya. Berdasarkan tingkat kebutuhan maupun urgensi pemberiannya, pakan buatan dalam agribisnis perikanan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu : a. Pakan TambahanPakan tambahan adalah pakan yang dibuat atau diberikan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan terhadap tambahan pakan. Dalam agribisnis perikanan, hal ini biasanya terjadi pada kegiatan budidaya ikan secara tradisional atau semiintensif. Pakan tambahan ini diberikan dengan asumsi bahwa ikan budidaya sudah mendapatkan pakan dari alam, tetapi jumlahnya belum memenuhi kebutuhan baik untuk perkembangan maupun pertumbuhan yang lebih baik.b. Pakan Suplemen Pakan suplemen adalah pakan yang dibuat serta diberikan dengan tujuan untuk memenuhi komponen nutrisi tertentu yang sedikit disediakan atau bahkan tidak bisa disediakan sama sekali oleh pakan lain. Pakan suplemen ini banyak diberikanan pada budidaya ikan hias. Untuk memenuhi standar tertentu dari tujuan budidaya ikan hias, misal warna, bentuk, atau ukuran, maka ikan budidaya harus diberi suplemen tertentu dalam jumlah cukup. c. Pakan Utama Pakan utama adalah pakan yang dibuat untuk menggantikan sebagian besar atau keseluruhan pakan alami. Pakan utama ini biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan ikan terhadap pakan pada sistem budidaya ikan secara intensif. Penebaran ikan dengan populasi tinggi pada budidaya ikan secara intensif mengakibatkan kebutuhan terhadap nutrisi mutlak harus bergantung dari pemberian pakan utama ini. Karena jumlah pakan alami sama sekali tidak mencukupi kebutuhan ikan untuk menopang pertumbuhannya.Agar pakan buatan yang diberikan dapat mendukung serta mengoptimalkan perkembangan maupun pertumbuhan ikan budidaya, sebaiknya pembuatan pakan ini harus berorientasi menghasilkan pakan ikan berkualitas, yaitu pakan yang disukai, mudah dicerna, serta dapat memenuhi standar kebutuhan nutrisi ikan. Untuk menghasilkan pakan ikan berkualitas tersebut, dibutuhkan komponen bahan baku berkualitas pula. Komponen utama bahan baku pembuatan pakan ikan dikelompokkan menjadi dua kelompok utama, yaitu komponen penghasil energi (terdiri dari protein, lemak, karbohidrat), dan komponen bukan penghasil energi (terdiri dari vitamin, mineral).

2.4.2 Fungsi Pakan IkanFungsi utama pakan ikan adalah untuk menghasilkan energi dimana energi ini digunakan untuk menopang pertumbuhan maupun perkembangan ikan. Pakan tersebut bisa diperoleh dari pakan alami maupun pakan buatan. Secara umum, ikan memanfaatkan protein sebagai sumber energi utama, oleh karena itu, komponen utama yang harus tersedia saat membuat pakan buatan adalah protein. Namun demikian, pakan ikan tidak hanya berfungsi sebagai penghasil energi, sehingga ketersediaan komponen lain dalam pembuatan pakan ikan juga sangat penting. Beberapa fungsi penting pakan ikan untuk menopang pertumbuhan dan perkembangan ikan antara lain a. Fungsi Pakan Ikan Sebagai Pengobatanb. Fungsi Pakan Ikan Untuk Membentuk Warna Tubuhc. Fungsi Pakan Ikan Untuk Meningkatkan Cita Rasa d. Fungsi Pakan Ikan Untuk Mempercepat Reproduksi e. Fungsi Pakan Ikan Untuk Perbaikan Metabolisme Lemak

2.4.3 Kebutuhan Nutrisi IkanKebutuhan nutrisi ikan secara alami sudah tersedia, baik di kolam maupun di perairan lain. Pada usaha agribisnis budidaya ikan secara tradisional, kebutuhan nutrisi ikan dapat dipenuhi oleh pakan alami dari kolam itu sendiri. Akan tetapi pada skala usaha agribisnis budidaya ikan secara intensif, ketersediaan pakan alami tersebut sudah tidak mampu lagi menopang pertumbuhan maupun perkembangan ikan secara optimal, mengingat kepadatan populasi pemeliharaan ikan sangat tinggi. Oleh karena itu, kebutuhan nutrisi ikan ini harus disediakan melalui pemberian pakan buatan. Komponen penyusun bahan baku pembuatan pakan ikan dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu : a. Komponen Penghasil EnergiKomponen yang termasuk dalam kelompok ini akan menghasilkan energi bila dicerna oleh ikan. Komponen penyusun pakan ikan (berfungsi sebagai penghasil energi) yaitu protein, lemak, karbohidrat. Ketiga komponen tersebut merupakan komponen utama penyusun ransum atau pakan ikan, karena dibutuhkan dalam jumlah relatif besar untuk menopang pertumbuhannya.Dalam pembuatan pakan ikan, standar pemenuhan nilai energi untuk pertumbuhan adalah 4,0 kkal/g untuk protein; 9,0 kkal/g untuk lemak; serta 4,0 kkal/g untuk karbohidrat. Dalam budidaya ikan secara intensif, efisiensi energi pakan ikan yang diberikan dapat dikatakan baik jika nilai efisiensi tersebut berkisar antara 25-40%. Nilai tersebut dapat dikatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan energi ikan sebesar 100 kkal maka dibutuhkan energi yang tersedia dalam pakan ikan sebesar 250-400 kkal. Dengan pemberian energi dengan besaran tersebut, maka energi yang dapat digunakan untuk pertumbuhan kurang dari 50% total energi dalam pakan ikan, selebihnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan untuk hidup (cost of living).b. Komponen Bukan Penghasil Energi Untuk menjaga keseimbangan gizi, komponen ini tetap dibutuhkan untuk mempertahankan kelangsungan hidup, pertumbuhan maupun perkembahan ikan, sekalipun komponen ini tidak berperan sebagai penghasil energi. Komponen pakan ikan yang berperan bukan sebagai penghasil energi adalah vitamin dan mineral. Kedua komponen ini sangat besar peranannya dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan. Beberapa referensi menyebutkan komponen zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh ikan dalam jumlah relatif kecil ini sebagai komponen mikro (micro component). Beberapa referensi lain bahkan menambahkan air sebagai zat gizi keenam. Meskipun bukan pakan dalam arti sebenarnya, air tetap diperlukan sebagai media proses metabolisme maupun pembentukan cairan tubuh. Fungsi makanan bagi ikan adalah sebagai sumber energi yang diperlukan dalam proses fisiologis ditubuh ikan. Oleh karena itu makanan harus mengandung zat-zat pengahasil energi yaitu protein, lemak, karbohidrat selain itu juga makanan harus mengandung vitamin, mineral. Zat-zat makanan yang terkandung didalam makanan tersebut disebut zat gizi atau nutrien. a. Protein Protein merupakan suatu polimer heterogen yang tersusun atas monomer asam amino dalam jumlah banyak, mencapai ribuan bahkan ratusan, saling berhubungan satu sama lain melalui ikatan peptida dan ikatan silang antara ikatan hidrogen, ikatan sulfhidril, dan ikatan van der waal. Protein merupakan penyusun utama makhluk hidup, molekul protein ini mengandung unsur oksigen, nitrogen, hidrogen, karbon, sulfur, serta fosfor yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Pada makhluk hidup, protein memegang peranan penting, baik sebagai antibodi (sistem kekebalan tubuh), sistem kendali (hormon), sumber asam amino bagi organisme heterotof (tidak mampu membentuk asam amino), sumber gizi, maupun dalam fungsi struktural atau mekanis (pembentuk batang dan sendi sitoskeleton)Pada ikan, protein memegang peranan penting karena material organik utama dalam jaringan maupun organ tubuh ikan tersusun oleh protein berkisar antara 18-30 %. Bahkan bersama dengan komponen nitrogen lain, protein berperan membentuk vitamin, enzim, asam nukleat, hormon, dll.Fungsi protein yaitu sebagai senyawa organik kompleks yang berbobot molekul tinggi, protein sangat dibutuhkan oleh ikan terutama sebagai sumber energi. Karena nilai energi produktif yang diberikan oleh protein kepada ikan lebih besar jika dibandingkan dengan hewan lainnya, dimana peningkatan panas akibat pemberian protein pada ikan lebih rendah. Selain itu, Sebagian besar energi yang dapat dicerna (digestible energy) dalam protein juga dapat dimetabolisme dengan lebih baik oleh tubuh ikan. Selain sebagai sumber energi, protein pada ikan juga berfungsi memperbaiki jaringan rusak, serta membantu pertumbuhan ikan. Protein ini dibutuhkan oleh tubuh ikan secara kontinue karena asam amino dalam protein dibutuhkan secara terus menerus terutama untuk mengganti protein rusak selama masa pemeliharaan dan membentuk protein baru selama masa pertumbuhan dan masa reproduksi. Fungsi Utama Protein Pada Ikan :1. Berperan dalam pembentukan antibodi, hormon, enzim, vitamin.2. Berperan untuk pertumbuhan maupun pembentukan jaringan tubuh.3. Sebagai sumber gizi.4. Sebagai sumber energi utama, terutama apabila komponen lemak atau karbohidrat yang terdapat di dalam pakan ikan tidak mampu memenuhi kebutuhan energi.5. Berperan dalam perbaikan jaringan tubuh yang rusak.6. Turut berperan dalam pembentukan gamet.7. Berperan dalam proses osmoregulasi di dalam tubuh. b. Lemak (Lipids) Lemak adalah senyawa organik yang tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (0). Molekul-molekul penyusun lemak meliputi asam lemak, sterol, monogleserida, fosfolipida, glikolipida, digliserida, malam, terpenoida (getah dan steriod), vitamin larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, K, dll. Lemak pada ikan merupakan sumber energi paling tinggi. Secara khusus, lemak juga disebut minyak hewani pada suhu kamar yang terdapat pada jaringan tubuh adiposa Pada jaringan adiposa, sel lemak mengeluarkan hormon sitokina, hormon leptin dan resistin. Hormon sitokina yang dihasilkan oleh jaringan adiposa ini berperan penting dalam komunikasi antarsel, sedangkan hormon leptin dan resistin berperan penting dalam sistem kekebalan. Sebenarnya lemak dan minyak adalah senyawa organik yang tersusun oleh molekul sama, perbedaannya hanya terletak pada titik cair dan bobot molekulnya. Titik cair pada lemak lebih tinggi jika dibandingkan dengan minyak, selain itu lemak juga memiliki bobot molekul lebih berat dengan rantai lebih panjang.Lemak dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : 1. Lemak Sederhana (simple lipids) terdiri atas lemak netral (trigliserida), ester gliserol, wax (ester kolesterol, ester vitamin A atau D), dll. Wax merupakan ester asam lemak dari alkohol berantai panjang, berperan sebagai sumber energi serta memperbaiki karakteristik fisika dan kimia.2. Lemak Campuran (compound lipids), misalnya fosfolipid (merupakan ester asam lemak dan asam fosfatidik). Lemak ini merupakan komponen utama lemak pada membran sel.3. Lemak Turunan (derived lipids), yaitu produk hidrolisis dari lemak sederhana dan lemak campuran. Komponen utama lemak turunan adalah asam lemak.Ikan memanfaatkan lemak sebagai sember energi utama untuk kelangsungan hidupnya disamping sebagai pembentuk struktur sel "prekursor" dan memelihara keutuhan biomembran. Biomembran berperan dalam pengangkutan antarsel seperti vitamin dan sterol dimana vitamin dan sterol ini merupakan nutrien larut dalam lemak. Sterol merupakan alkohol berantai panjang polisiklik yang berfungsi sebagai komponen pada sistem hormon dan fungsi fisiologis yang berkaitan dengan proses pemijahan. Fungsi utama sterol pada sistem hormon adalah pada proses pematangan gonad. Asam lemak yang terdapat dalam fosfolipid sangat mempengaruhi aktivitas biomembram. Biasanya terdapat pada pakan maupun daging ikan. Namun, dalam pakan maupun daging ikan, selain lemaknya terdapat dalam bentuk fosfolipid, juga trigliserida, bahkan kadang-kadang terdapat dalam bentuk wax. Fosfolipida merupakan lemak yang dibentuk dari molekul gliserol dengan dua asam lemak, trigliserida merupakan lemak yang dibentuk dari molekul gliserol tetapi dengan tiga asam lemak, sedangkan wax merupakan ester yang terbuat dari asam lemak dan alkohol berantai panjang. Ketiga jenis lemak ini mempunyai peran berbeda. Fosfolipid berperan penting untuk pembentukan membran sel, trigliserida berperan dalam penyimpanan lemak, serta wax merupakan bentuk umum penyimpanan asam lemak pada beberapa zooplankton.Lemak merupakan sumber energi utama, sehingga kemampuan lemak sebagai penghasil energi jauh lebih besar dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Tetapi, karena kemampuan ikan dalam mengkonsumsi protein lebih baik dibanding dengan kemampuannya mengkonsumsi lemak dan karbohidrat, maka peranan lemak sebagai sumber energi lebih kecil dibandingkan peran protein. Ikan dari golongan karnivora memiliki ketersediaan rendah terhadap karbohidrat. Oleh karena itu, pada ikan golongan karnivora ini peranan lemak sebagai sumber energi sangat vital. Penambahan lemak sebagai sumber energi akan meningkatkan efektifitas penggunaan protein (protein sparing effect).c. KarbohidratKarbohidrat adalah senyawa organik kompleks (terdiri atas unsur karbon, hidrogen, oksigen), secara biokimia mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Berdasarkan jumlah molekulnya, karbodidrat dibedakan menjadi monosakarida, polisakarida, disakarida, dan oligosakarida. Karbohidrat merupakan salah satu komponen sumber energi bagi makhluk hidup. Fungsi karbohidrat dalam tubuh adalah sebagai cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Peranan lain dari karbohidrat adalah sebagai prekursor dalam berbagai metabolisme internal (intermediate metabolism) dimana produk yang dihasilkan dibutuhkan untuk pertumbuhan, misalnya asam amino nonesensial dan asam nukleat.Karbohidrat dalam tubuh ikan disimpan di dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen, karbohidrat ini berfungsi sebagai cadangan energi. Meskipun demikian, peranan karbohidrat sebagai sumber energi bagi ikan belum bisa dipahami sepenuhnya karena ikan masih dapat hidup dengan baik meskipun tanpa pemberian karbihodrat. Hal ini diperkirakan bahwa ikan tidak mempunyai kebutuhan karbohidrat secara khusus meskipun pemberian pakan ikan yang mengandung karbohidrat memberikan peningkatan pertumbuhan dan perkembangan ikan secara optimal. Contoh bahan baku pakan ikan berkandungan karbohidrat adalah jagung, beras, dedak, tepung terigu, tapioka, serta sagu. Sebagian contoh bahan pakan ikan di atas dapat berfungsi sebagai alat perekat (hinder) untuk mengikat komponen bahan baku dalam pembuatan pakan ikan.d. VitaminVitamin merupakan senyawa organik yang berbobot molekul kecil tetapi mutlak diperlukan oleh tubuh meskipun dalam jumlah relatif kecil. Senyawa organik esensial ini tidak dapat diproduksi oleh tubuh ikan. Seperti telah diketahui, tubuh ikan tidak mampu memproduksi vitamin. Oleh karena itu, untuk menopang pertumbuhan maupun perkembangan ikan, vitamin harus dipenuhi melalui pemberian pakan ikan. Ikan-ikan liar yang hidup di alam serta mengandalkan pakan alami hampir tidak pernah mengalami kekurangan vitamin. Namun jika dibudidayakan secara intensif baik di dalam kolam maupun karamba dengan kepadatan populasi tinggi, ketersediaan dan jumlah pakan alami tersebut sudah tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan ikan. Dengan demikian, untuk mendukung agribisnis perikanan agar berhasil sesuai rencana, maka peternak ikan harus memberikan penambahan vitamin melalui pakan ikan.Kandungan vitamin di dalam pakan buatan tergantung dari bahan baku yang digunakan serta ditambahkan. Jumlah vitamin dapat berkurang atau rusak selama proses pembuatan dan penyimpanan pakan buatan. Oleh karena itu, perlu selalu dilakukan penambahan vitamin.e. Mineral Mineral merupakan elemen anorganik yang dibutuhkan oleh ikan dalam pembentukan jaringan dan berbagai fungsi metabolisme dan osmoregulasi. Ikan juga menggunakan mineral untuk mempertahankan keseimbangan osmosis antara cairan tubuh dan cairan di sekitarnya. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah relatif kecil, namun mineral memiliki peran sangat penting dalam menjaga kelangsungan hidup, karena mineral sangat dibutuhkan dalam beberapa proses yang berlangsung di dalam tubuh ikan. Fungsi mineral yaitu merupakan komponen pembentuk pakan ikan yang memiliki fungsi terutama dalam proses pembentukan rangka, pernapasan, serta metabolisme. Kalsium (Ca), Phosphor (P), Flourine (F), dan Magnesium (Mg) merupakan kelompok mineral pembentuk rangka yang berperan dalam pembentukan struktur tubuh ikan, seperti tulang, gigi, dan sisik. Sedangkan kelompok mineral yang berperan dalam proses pernafasan meliputi Ferum (Fe), Kalsium (Ca), dan Cuprum (Cu). Fungsi utama lain dari mineral, baik esensial maupun nonesensial, terhadap pertumbuhan dan perkembangan ikan adalah untuk membantu proses metabolisme. Mineral-mineral tersebut berperan dalam pembentukan enzim dan pengaturan keseimbangan antara cairan tubuh dan cairan lingkungannya.

2.4.4 Kebutuhan Zat Gizi Ikan Kebutuhan zat gizi ikan tergantung pada jenis dan tingkatan stadianya. Ikan pada stadia dini memerlukan jumlah protein yang tinggi karena untuk mempertahankan hidup dan untuk pertumbuhan.Sifat fisik dan bentuk pakan yang diberikan juga sangat tergantung pada jenis ikan tingkatan stadia ikan yang dibudidayakan. Pada tahap larva, merupakan fase pertumbuhan ikan yang cenderung lebih menyukai pakan alami. Pad fase fingerling lebih praktis dan efisien memberikan pakan buatan. Dilihat dari bentuknya ikan pada stadia dini memerlukan pakan berbentuk powder sedangkan pada stadia lanjut memerlukan bentuk pakan pellet.Standar umum kebutuhan zat gizi ikan :a. Protein : Kebutuhan Protein untuk setiap jenis ikan/udang berbeda tergantung ukuran,jenis, kelompok ikan ( Carnivora-Omnivora-Herbivora) Dll. Kadar protein yang dibutuhkan berkisar 18-50%.b. Lemak : sebagai sumber energi dan bau khas pakan (attractant) tidak kurang dari 3%.c. Serat Kasar : Karbohidrat, semakin tinggi kadar serat kasar semakin jelek kualitas pakan. Kadar serat kasar maksimal 8%d. Abu : semakin tinggi semakin banyak jumlah pakan yang tidak tercerna. Kadar maksimal 15% e. Air : Kadar air maksimal 10%

BAB IIIISI

3.1 Formulasi Pakan IkanYang harus diketahui adalah metode menghitung kebutuhan bahan baku. Sebelum mulai menghitung, harap diingat bahwa suatu bahan baku disebut bahan sumber protein apabila kadar proteinnya > 20%. Karena harga protein paling mahal, maka yang pertama dihitung adalah protein, sedangkan yang lainnya menyesuaikan, misalnya dengan menambahkan sumber energi.

3.2 Formulasi Pakan Ikan LelePakan ikan lele dan ikan-ikan lainnya harus bergizi tinggi, terutama kandungan proteinnya, minimal 25%. Kondisi sangat penting dalam kehidupan ikan. Mulanya, pakan berguna untuk mempertahankan hidup, akibat perubahan lingkungan dan proses metabolisme tubuh. Selanjutnya, pakan berguna untuk memperbaiki sel-sel yang rusak, akibat perkembangan tubuh. Sisanya baru untuk pertumbuhan, baik pertambahan berat maupun panjang tubuhnya. Untuk induk, pakan juga berperan penting dalam proses reproduksi, terutama dalam menghasilkan telur dan sperma.Agar berprotein tinggi, maka pakan lele harus dibuat dari bahan-bahan yang berprotein tinggi pula, dengan fomulasi tertentu. Bahan-bahan tersebut bisa berasal dari hewan (protein hewani), dan dari tumbuhan (protein nabati). Protein hewani bisa berupa tepung ikan, tepung darah, dan tepung pelet. Sedangkan protein nabati dapat berupa dedak, tepung kedelai, an tepung jagung. Setiap bahan memiliki kandungan yang berlainan. Soal berprotein tinggi, BIPI telah membuat formulasinya. Tapi biaya produksinya murah. Berikut gambaran kandungan protein pada bahan pakan ikan lele.

No.BahanProtein(%)Lemak(%)Serat(%)Abu(%)Karbohidrat(%)

1.Tepung Ikan524,90,623,91,26

2.Tepung kedelai421,595,397,0110,83

3.Dedak halus1412,913,2111,8415,42

4.Tepung pelet40531611

Cara Membuat Pakan Ikan Lele Berbentuk PeletBahan :1) Tepung ikan 120 gram2) Tepung darah 100 gram3) Tepung kedele 200 gram4) Kaldu 80 gram5) Dedak halus 350 gram6) Tepung terigu 100 gram7) Tepung daun turi 350 gram8) Garam mineral 10 gram9) Vitamin 50 gramCara membuat Pakan Ikan Lele Berbentuk Pelet terdiri dari beberapa proses:Pertama bahan baku yg masih kasar dihaluskan terlebih dahulu. Untuk menghaluskannya gunakan alat penggiling atau penumbuk, kemudian hasil gilingan diayak hingga didapatkan tepung yg halus. Ampas ayakan dikumpulkan dan ditumbuk lagi sampai didapatkan tepung yg halus lagi. Proses ini dilakukan secara berulang-ulang.Agar bahan baku lebih mudah digiling, sebaiknya bahan baku dijemur terlebih dahulu sampai kering terus langsung digiling. Setelah bahan baku halus, barulah dilakukan penakaran atau penimbangan sesuai kebutuhan. Bahan baku pakan ikan lele yg sudah menjadi tepung halus tadi sebaiknya kita golongkan menjadi 2, yaitu golongan yg berjumlah banyak misalnya dedak, tepung ikan, dan tepung kedelai serta golongan yg berjumlah sedikit seperti vitamin dan mineral.

BahanProteinLemak

Tepung Ikan62.998.4

Tepung Kedelai36,614.30

Bungkil Kelapa18.4615.73

Tepung Jagung10.400.53

Dedak Halus15.586.8

Tepung Tapioka2.62.6

Membuat pakan lele alternatifPakan 1Biasanya, para peternak akan meramu pakan yang terdiri dari :1. Dedak halus (bekatul) 20%,2. Ampas tahu 20%,3. Menir atau jagung giling 20%,4. Ayam broiller mati/ ikan rucah 35%,5. Tepung tapioka 5%6. Vitamin C serta B Complex7. Kuning telur Ayam broiller atau ikan tadi dibersihkan dan hanya diambil dagingnya. Tulang, jeroan serta kulit dibuang. Selanjutnya bahan-bahan itu digiling menggunakan gilingan daging manual. Hasilnya berupa adonan yang liat. Adonan dibentuk lempengan seperti pempek Palembang lalu dikukus sampai benar-benar masak. Tanda kemasakan adalah,apabila ditusuk, sudah tidak ada bagian yang berwarna keputih-putihan. Pakan ramuan sendiri inilah yang dijadikan menu sehari-hari lele tersebut. Baik yang masih berupa burayak, kebul, putihan maupun lele konsumsi. Bedanya, pada pakan burayak, komposisi protein hewaninya diperbesar menjadi 50% dengan ditambah kuning telur. Telur-telur ini pun merupakan telur afkir yang kondisinya masih bagus, yang dibeli di pengusaha penetasan telur ayam maupun itik. Dedak halus, ampas tahu dan menir atau jagungnya dikurangi hingga masing-masing tinggal 15%. Pakan berupa tersebut bisa tahan disimpan di kulkas sampai dengan 1 minggu. Cara pemberian pakan cukup dengan ditaruh dalam tampah, nyiru atau nampan kayu dan dimasukkan ke dalam bak atau kolam.

Pakan 2 Dengan menggunakan pakan organic untuk lele. Untuk menghasilkan 1 ton ikan lele siap konsumsi, jika menggunakan pakan pellet menghabiskan pakan 1 ton, sedangkan apabila menggunakan pakan organik hanya membutuhkan 2.300 liter. Sementara bobot dalam 1 kilogram ikan lele yang diberi pakan pelet berjumlah antara 8 hingga 9 ekor, sedangkan yang diberi pakan organik 7 hingga 8 ekor. Untuk menghasilkan pakan lele organik ini, peternak hanya mengumpulkan limbah kotoran sapi ke dalam bak yang dicampur air beserta enzim bakteri silanace untuk mempercepat proses penguraian kotoran sapi. Selang lima hari kemudian, dengan proses aerasi, kotoran sapi yang telah berbentuk cairan siap diberikan ke ikan lele dengan cara disiramkan.

Pakan 3Bahan :1. dedak halus (karbohidrat)2. tepung kedelai (protein)3. tepung jagung (karbohidrat)4. bekicot (protein)5. cacing (protein)6. tepung daun pepaya, lamtoro, (protein dan karbohidrat)Komposisi : 1. 1,2,3,dengan porsi 50 :20 :30 2. 1,2,4 dengan porsi 50 :20 :30 3. 1,2,5 dengan porsi 50 :20 :30 4. 1,2,6 dengan porsi 50 :20 :30

Proses pembuatan:1. semua bahan dicampur2. aduk rata dengan air panas3. lemparkan ke kolam dalam bentuk basah (untuk satu hari saja)

3.3 Membuat Pakan Lele TambahanDisebut pakan tambahan karena tujuannya untuk melengkapi pemberian pakan utama. Kandungan nutrisi pada pakan lele tambahan tidak bisa ditakar dengan tepat. Namun kandungannya masih bisa kita kira-kira. Pemberian pakan lele tambahan dalam budidaya lele intensif bisa menekan biaya pengeluaran pakan, sehingga peternak bisa menikmati keuntungan yang lebih besar. Bahan-bahan berikut disarikan dari pengalaman-pengalaman para peternak lele.a. Limbah peternakan unggasBeruntung bagi peternak yang lokasinya dekat dengan peternakan unggas (ayam atau puyuh). Peternakan unggas biasanya menghasilkan limbah berupa ayam mati dalam jumlah yang kontinyu. Limbah tersebut bisa kita gunakan untuk pakan lele. Karena ikan lele pada hakikatnya adalan hewan karnivora. Bangkai ayam atau puyuh sebaiknya tidak diberikan begitu saja untuk menghindari terjangkitnya penyakit pada ikan. Bangkai harus dibersihkan terlebih dahulu bulu dengan cara direbus. Selain menghilangkan bulu, proses perebusan berfungsi untuk membunuh bibit penyakit yang mungkin terkandung dalam bangkai. Perebusan bisa dilakukan dalam drum-drum besar. Setelah direbus diamkan bangkai tersebut sampai dingin, lalu berikan pada ikan lele pada hari yang sama. Pakan diberikan dengan cara digantung dan celupkan pakan dalam air kolam. Setelah habis angkat kerangka yang tersisa jangan sampai menjadi residu dalam kolam.b. Keong mas atau bekicotDi sebagian tempat, keong mas merupakan hama bagi petani padi. Kita bisa memanfaatkan daging keong yang kaya protein untuk pakan lele tambahan. Keong mas mudah ditemukan di daerah pesawahan. Cara mengumpulkannya pun mudah, apalagi kalau tempat kita ada di pedesaan. Tinggal pasang plang, terima keong mas lalu nego, beres urusan. Sama seperti bangkai unggas, keog mas hendaknya tidak diberikan secara langsung. Rebus terlebih dahulu keong mas atau bekicot dalam air mendidih selama beberapa menit. Perebusan ini fungsinya untuk mengempukan daging, memudahkan pelepasan cangkang, dan membunuh bibit penyakit yang tidak dikehendaki. Setelah direbus, lepaskan cangkangnya dengan cara dicukil menggunakan garpu. Kemudian, daging keong didinginkan dan dicincang kecil-kecil.c. BelatungBelatung (maggot) merupakan sumber protein yang baik buat ikan lele. Belatung dihasilkan dari lalat. Ada beberapa jenis belatung yang cocok untuk dijadikan, salah satunya dari lalatblack soldier fly(Hermetia illucens). Untuk membiakkan belatung ini cukup sediakan ember, daun pisang, ampas tahu, sisa ikan asin dan bisa ditambahkan kotoran ayam. Caranya masukkan ampas tahu sebagai bahan utama kedalam ember, lalu tambahkan air bersih dan aduk hingga rata. Kemudian tambahkan ikan asin dan kotoran ayam, lalu tutup permukaannya dengan daun pisang kering agar lalatblack soldier flymau bertelur.Tempatkan ember ditempat teduh dan terlindung dari air hujan.Setelah kira-kira 3 minggu atau bisa saja kurang dari itu, belatung sudah siap dipanen. Caranya campurkan air pada media kultur, lalu saring untuk memisahkan media kultur dari belatung. Belatung siap diberikan sebagai pakan lele. Untuk bahan baku media kultur sebanyak 100 kg kira-kira akan dihasilkan belatung 60 kg. Perhatikan, jangan menyimpan belatung segar terlalu lama karena bisa berubah menjadi lalat.d. Ikan rucahBagi para peternak yang lokasinya berdekatan dengan tempat pelelangan ikan, opsi ini bisa menjadi pilihan yang efektif. Ikan rucah atau ikan sisa tangkaapan yang kecil-kecil yang tidak dikonsumsi manusia biasanya dijual dengan harga murah. Ikan ini bisa kita manfaatkan untuk pakan lele tambahan. Ikan rucah biasanya tidak banyak mengandung tulang atau duri. Bagi ikan rucah seperti ini tidak memerlukan pengolahan terlebih dahulu. Bisa langsung dicincang dan diberikan pada lele. Namun bagi ikan yang banyak mengandung tulang atau duri, sebaiknya direbus dahulu

3.4 Analisis Formulasi Pakan Ikan Lele Dalam bentuk Pelet

Formulasi pakan ikan lele menggunakan sludge padat biogas dalam bentuk pelet

Bahan BakuKomposisi Bahan Baku Hasil Pemograman(%)Komposisi Bahan Baku Sesuai Literatur(%)

Sludge207-22a

Tepung Ikan356-40b

Dedak Padi1210-30b

Ampas Tahu2525b

Daun Tebu21-2b

Molasses520-25c

Vitamin11c

Jumlah100-

Sumber : a. Junus, M (2000) b. Anggorodi (2005) c. Susanto dan Andajanis (1988)

Hasil Analisa Proksimat Pakan Ikan LeleKandungan NutrisiKandungan Nutrisi Hasil Analisa Proksimat(%)Kandungan Nutrisi Hasil Pemograman(%)Kandungan Nutrisi yang di Sarankan(%)

Kadar Air9.4911.52610-12

Protein Kasar18.1420.36720-35

Lemak Kasar5.832.2892-10

Abu9.9828.347 12

Karbohidrat56.5638.49320-30

Nilai kandungan proksimat pada pakan hasil penelitian dari Tabel diatas, pada umumnya mengalami penurunan, terdapat beberapa kandungan yang belum memenuhi standar pakan ikan. Adapun penjelasan tentang perubahan kandungan nutrisi yang ada pada pakan ikan akan dibahas sebagai berikut:

a. Kadar Air Kadar air yang terdapat pada pakan ikan setelah diproses sebesar 9.49 persen. Kadar air pada pakan ini belum sedikit dibawah standar yang disarankan dalam pembuatan pakan ikan yaitu sebesar 10 sampai dengan 12 persen. Penurunan ini relatif rendah tidak jauh dari standar pakan ikan lele, kemungkinan penurunan disebabkan oleh proses pengeringan pakan yang berlebih. Pengaturan kadar air pada pakan ikan bertujuan untuk keperluan penyimpanan. Kadar air yang sesuai akan menyebabkan pakan tidak akan mudah ditumbuhi jamur sehingga daya simpan dan umur simpan pakan maksimal. Agar kondisi kadar air pakan ikan terjaga pakan ikan perlu dikemas dalam suatu wadah yang mampu menjaga kondisi pakan agar tidak mudah menyerap air. b. Protein Hasil analisa proksimat pakan ikan setelah diproses seperti pada tabel tersebut, didapatkan nilai kandungan protein sebesar 18.48 persen. Kadar protein ini belum memenuhi standar yang diharapkan untuk pakan ikan lele. Standar pakan ikan lele pada umumnya sebesar 20 sampai dengan 35 persen. Penurunan kadar protein ini dimungkinkan karena adanya beberapa faktor diantaranya yaitu nilai kandungan protein bahan baku penyusun pakan ikan itu sendiri. Nilai kandungan protein bahan yang digunakan pada umumnya nilainya lebih rendah dan tidak sesuai dengan literatur yang ada. Selain itu penurunan kandungan protein diduga karena proses pengeringan yang berlebih. Penggunaan oven tanpa adanya aliran udara panas menyebabkan waktu pengeringan membutuhkan waktu lama. Pengovenan dengan suhu 50oC selama 15 jam dimungkinkan terlalu lama, sehingga kandungan protein turun. Protein akan mudah terdenaturasi (rusaknya kondisi fisik protein sehingga sifat alamiahnya berubah) jika pada kondisi panas yang digunakan pada proses pengeringan yang tidak sesuai.Pada umumnya pada sektor budidaya lele menginginkan pertumbuhan ikan lele berlangsung cepat, sehingga membutuhkan nilai kandungan protein dalam pakan ikan dalam jumlah besar. c. Lemak Kasar Hasil analisa proksimat pada pakan ikan hasil penelitian yaitu sebesar 5.83 persen. Nilai kandungan lemak ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai kandungan lemak hasil pemograman sebelum diproses yaitu sebesar 2.289 persen dan masih sesuai dengan standar pakan ikan lele. Lemak merupakan sumber energi utama yang dibutuhkan oleh ikan. Selain sebagai sumber energi lemak juga berpengaruh saat proses penyimpanan. Lemak yang sesuai pada pakan ikan menyebabkan pakan tidak mudah tengik, apabila pakan ikan tersebut tengik maka akan menimbulkan penurunan nafsu makan ikan dan dimungkinkan bisa menyebabkan keracunan. Lemak juga dapat menjadi suplai kekurangan kandungan protein pada ikan, jika lemak pada pakan sesuai pertumbuhan ikan semakin cepat, efisiensi pakan semakin baik, dan mengurangi resiko kematian ikan.d. Abu Hasil analisa kandungan abu pada pakan ikan jadi sebesar 9.98 persen. Nilai kandungan abu tersebut mengalami penurunan drastis jika dibandingkan dengan nilai kandungan abu hasil pemograman, namun sesuai dengan standar abu yang disarankan dalam pembuatan pakan ikan yaitu kurang dari 12 persen. Kadar abu yang sesuai menunjukkan tidak terjadi over cooking. Pakan ikan yang terbuat dari bahan tepung dan sangat mudah mengalami over cooking yang berakibat pada besarnya kandungan abu yang terdapat pada pakan.Tepung akan mudah mengalami gelatinisasi apabila ada suhu pemanasan yang berlebih. e. Karbohidrat Hasil analisa kandungan karbohidrat pada pakan ikan setelah diproses yaitu sebesar 56.56 persen. Nilai kandungan karbohidrat tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan nilai hasil pemograman sebelum diproses. Selain itu nilai kandungan karbohidrat pada pakan ikan melebihi standar yang disarankan yaitu berkisar antara 20 sampai dengan 35 persen. Nilai karbohidrat yang tinggi dimungkinkan karena bahan penyusun pakan pada umumnya mengandung karbohidrat yang tinggi pula. Karbohidrat merupakan kandungan yang dibutuhkan untuk menyuplai kekurangan kandungan protein dan lemak yang terdapat pada pakan ikan. Apabila diolah dengan tepat, kandungan karbohidrat pada pakan ikan bermanfaat juga untuk meningkatkan daya cerna pakan. Adapun formulasi pakan ikan lele lainnya, diantaranya :Komposisi bahan (% berat): tepung ikan=27,00; bungkil kacang kedele=20,00; tepung terigu=10,50; bungkil kacang tanah=18,00; tepung kacang hijau=9,00; tepung darah=5,00; dedak=9,00; vitamin=1,00; mineral=0,500;Cara atau proses pembuatannya dengan menghaluskan bahan-bahan, dijadikan adonan seperti pasta, dicetak dan dikeringkan sampai kadar airnya kurang dari 10%. Penambahan lemak dapat diberikan dalam bentuk minyak yang dilumurkan pada pellet sebelum diberikan kepada lele. Lumuran minyak juga dapat memperlambat pellet tenggelam.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Adrian. 2013. Laporan pakan. Ikan http://andrianidiah.blogspot.com/2013/06/laporan-sph-1.html. Diakses pada tanggal 06 April 2014 pada pukul 15.00 WIB

Anggorodi, H.R. 2005. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal. 5-91.

Anonim. 2013. Ikan Lele. http://situsbudidaya.blogspot.com/2013/12/mengenal-ikan-lele.html. Diakses pada tanggal 06 April 2014 pada pukul 15.00 WIB

Anonim. 2011. Kebiasaan Hidup Ikan lele. http://inforesensi.blogspot.com/2011/12/kebiasaan-hidup-ikan-lele.html. Diakses pada tanggal 06 April 2014 pada pukul 15.00 WIB

Anonim. 2013. Pakan Ikan. http://www.tanijogonegoro.com/2013/06/pakan-ikan.html. Diakses pada tanggal 06 April 2014 pada pukul 15.00 WIB

Anonim. 2011. Penangkapan. http://defishery.wordpress.com/2011/03/08/penagkapan/. Diakses pada tanggal 06 April 2014 pada pukul 15.00 WIB

Anonim. 2013. Formulasi Pakan Ikan Lele. http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=MERAMU+PAKAN+IKAN+LELE&&nomorurut_artikel=569. Diakses pada tanggal 06 April 2014 pada pukul 15.00 WIB

Anonim. 2013. Formulasi Pakan Ikan Lele. http://uftwo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=195:membuat-pakan-ikan-lele-yang-berprotein-tinggi&catid=27:perikanan&Itemid=53. Diakses pada tanggal 06 April 2014 pada pukul 15.00 WIB

Anonim. 2012. Komposisi Pakan. http://ilmu-taniternak.blogspot.com/2012/03/berbagai-komposisi-pakan-alternatif.html

Anonim. 2013. Pakan Alternatif Lele. http://www.alamtani.com/pakan-lele-alternatif.html. Diakses pada tanggal 06 April 2014 pada pukul 15.00 WIB

Anonim. 2012. Pakan lele. http://www.warintek.ristek.go.id/perikanan/air%20tawar/lele.pdf. Diakses pada tanggal 06 April 2014 pada pukul 15.00 WIB

Arifin, M.Z. 1991. Budidaya lele. Dohara prize. Semarang.

Djamiko, H., Rusdi, T. 1986. Lele. Budidaya, Hasil Olah dan Analisa Usaha.C.V. Simplex. Jakarta.

Lydia. 2012. Kebiasaan Makan ikan Lele. http://brigittalydia21.wordpress.com/2012/11/22/kebiasaan-kebiasaan-makanan-ikan-lele-clarias-batrachus-linn-ukuran-sejari/. Diakses pada tanggal 06 April 2014 pada pukul 15.00 WIB

Najiyati, S. 1992. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penerbit Swadaya. Jakarta.

Simanjutak, R.H. 1996. Pembudidayaan Ikan Lele Lokal dan Dumbo.Bhratara. Jakarta.

Soetomo, M.H.A. 1987. Teknik Budidaya Ikan Lele Dumbo. Sinar Baru.Bandung.

Susanto, H. 1987. Budidaya ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta

Saeful. 2012. Formulasi Pakan Ikan Lele. http://saeful-hodijah.blogspot.com/2012/11/cara-membuat-pelet-pakan-untuk-ikan-lele.html. Diakses pada tanggal 06 April 2014 pada pukul 15.00 WIB

Setyono, B. 2012. Pembuatan Pakan Buatan. Unit Pengelola Air Tawar. Kepanjen. Malang.

Susanto, S dan Andajanis. 1988.. Pengetahuan Bahan Makanan Ternak. NUFFIC Universitas Brawijaya.Malang

Ternak DiIndonesia. Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Produksi Aneka

28