makalah osn pertamina 2011 ( transmisi cahaya melalui serat optis)
DESCRIPTION
Transmisi Cahaya Melalui Serat Optis - OSN PERTAMINA 2011TRANSCRIPT
MAKALAH OSN-PERTAMINA 2011
BIDANG FISIKA
TRANSMISI CAHAYA MELALUI SERAT
OPTIS
Oleh:
ETHELBERT DAVITSON PHANIAS
22020003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS PALANGKARAYA
2011
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulisan makalah dengan judul
“Transmisi Cahaya melalui Serat Optis” ini dapat selesai sesuai waktu yang
ditentukan, makalah ini disusun untuk memenuhi syarat FINAL SELEKSI OSN
PERTAMINA TINGKAT PROVINSI.
Saya menyadari dalam pembuatan makalah ini masih cukup banyak
terdapat kekurangan-kekurangan. Sehingga saya juga mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini lebih lanjut.
Atas perhatian dan partisipasinya saya selaku penyusun mengucapkan
terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. AMIN.
Palangka Raya, Oktober 2011
Ethelbert Davitson Phanias
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika mempunyai kaitan yang erat di berbagai kehidupan misalnya
dalam bidang teknologi. Fisika juga menjadi pilar utama untuk kemajuan
teknologi, dimana untuk mendukung kebutuhan akan komunikasi
berkecepatan tinggi dan berkapasitas besar. Berkembangnya teknologi
telekomunikasi adalah titik tolak dan potensi besar untuk dapat meningkatkan
dan mewujudkan berbagai jenis pelayanan komunikasi.
Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya sudah
banyak digunakan sejak zaman dahulu, baru sekitar tahun 1930-an para
ilmuwan Jerman mengawali eksperimen untuk mentransmisikan cahaya
melalui bahan yang bernama serat optis. Percobaan ini juga masih tergolong
cukup primitif karena hasil yang dicapai tidak bisa langsung dimanfaatkan,
namun harus melalui perkembangan dan penyempurnaan lebih lanjut lagi.
Perkembangan selanjutnya adalah ketika para ilmuawan Inggris pada tahun
1958 mengusulkan prototipe serat optis yang sampai sekarang dipakai yaitu
yang terdiri atas gelas inti yang dibungkus oleh gelas lainnya.
Sistem komunikasi Serat Optis mempunyai peran yang sangat penting
untuk mendukung jaringan komunikasi kecepatan tinggi dalam orde giga bit
per second (Gbps) hingga Terra bit per second (Tbps).
1.2 Permasalahan
1. Bagaimana proses terjadinya Transmisi cahaya melalui Serat Optis?
2. Bagaimana proses faktor loss pada Serat Optis?
1.3 Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam makalah ini yaitu konsep Hukum
Snellius pada serat optis.
1.4. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses transmisi cahaya melalui Serat Optis.
2. Untuk mengetahui proses faktor loss pada Serat Optis.
1.5 Metodologi Singkat
Telekomunikasi yang mempergunakan gelombang elektromagnetik
maka pada serat optik gelombang cahayalah yang bertugas membawa sinyal
informasi. Pertama-tama microphone merubah sinyal suara menjadi sinyal
listrik. Kemudian sinyal listrik ini dibawa oleh gelombang pembawa cahaya
melalui serat optik dari pengirim (transmitter) menuju alat penerima
(receiver) yang terletak pada ujung lainnya dari serat. Modulasi gelombang
cahaya ini dapat dilakukan dengan merubah sinyal listrik termodulasi
menjadi gelombang cahaya pada transmitter dan kemudian merubahnya
kembali menjadi sinyal listrik pada receiver. Pada receiver sinyal listrik dapat
dirubah kembali menjadi gelombang suara.
Tugas untuk merubah sinyal listrik ke gelombang cahaya atau
kebalikannya dapat dilakukan oleh komponen elektronik yang dikenal dengan
nama komponen optoelectronic pada setiap ujung serat optik.
Dalam perjalanannya dari transmitter menuju ke receiver akan terjadi
redaman cahaya di sepanjang kabel serat optik dan konektor-konektornya
(sambungan). Karena itu bila jarak ini terlalu jauh akan diperlukan sebuah
atau beberapa repeater yang bertugas untuk memperkuat gelombang cahaya
yang telah mengalami redaman.
BAB IIMETODOLOGI
Fiber Optic (Serat optis) adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca
atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu
tempat ke tempat lain. Serat optis adalah sebuah kaca murni yang panjang dan
tipis serta berdiameter sebesar rambut manusia berkisar antara 2 mm sampai 125
mm. Dalam upaya untuk memperoleh kinerja yang baik, biasanya serat ultra pure
fused silika adalah bahan yang sering digunakan sebagai bahan pembuat serat
optik karena memiliki loss keci.
Pada Serat Optis cahaya yang ada di dalam sulit keluar karena indeks bias
dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang
digunakan adalah laser karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit.
Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah
selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core
akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali
kedalam core lagi.
1. Core adalah bagian terdalam atau bagian inti dari serat optik yang terdiri
dari satu serat atau lebih, serat inilah yang merupakan jalur bagi sinyal
cahaya.
2. Cladding adalah materi yang mengelilingi inti yang
berfungsimemantulkan sinar kembali ke dalam inti(core).
3. Buffer Coating (pembungkus) atau bisa disebut jaket adalah bagian terluar
yang merupakan suatu plastik pelapis yang akan melindungi serat optis
dari kerusakan akibat pengaruh luar. Seperti kelembapan udara, abrasi dan
kerusakan.
Walaupun cahaya merambat sepanjang inti serat tanpa lapisan material kulit,
namun kulit memiliki beberapa fungsi:
1. Mengurangi cahaya yang loss dari inti ke udara sekitar.
2. Mengurangi loss hamburan pada permukaan inti.
3. Melindungi serat dari kontaminasi penyerapan permukaan.
4. Menambah kekuatan mekanis.
2.1. Hukum Snellius
Hukum Snellius sangat kita pahami bersama dengan mudah karena
memang rumusannya sangat mudah dan mudah dimengerti. Hukum
Snellius adalah rumus matematika yang memberikan hubungan antara sudut
datang dan sudut bias pada cahaya atau gelombang lainnya yang melalui
batas antara dua medium isotropic berbeda, seperti udara dan gelas. Hukum
ini menyebutkan bahwa “nisbah sinus sudut datang dan sudut bias adalah
konstan, yang tergantung pada medium (indeks bias medium)”.
Perumusan lain yang ekivalen adalah nisbah sudut datang dan sudut
bias sama dengan nisbah kecepatan cahaya pada kedua medium yang sama
dengan kebalikan nisbah indeks bias.
Perumusan matematis hukum Snellius adalah:
sin θ1
sin θ2
= ν1
ν2
= n2
n1
Atau
n1 sin θ1 = n2 sin θ2
Atau
v1sin θ2=v2sin θ1
Lambang θ1 , θ2 merujuk pada sudut datang dan sudut bias, v1dan v2
pada kecepatan cahaya sinar dating dan sinar bias. Lambang n1 menunjuk
pada indeks bias medium yang dilalui sinar datang, sedangkan n2 adalah
indeks bias medium yang dilalui sinar bias.
2.2. Penyebab Faktor Loss pada Serat Optis
Dalalm proses transmits cahaya ini perlu diperhitungkan faktor loss
(kehilangan energi) agar informasi dapat terkirim melalui jarak yang sangat
panjang (ribuan km) secara akurat. Faktor loss disebabkan oleh Penyebaran
Rayleigh, Penyerapan dan Penggadengan Ragam (Mode Coupling Losses).
2.2.1. Penyebaran Rayleigh
Pada core serat optik terjadi perubahan indeks bias yang lebih
pendek daripada panjang gelombang sinar yangdirambatkan, maka
akan terjadi hamburan.
Gambar 2. Penyebaran Rayleigh
Rumus yang digunakan untuk rugi-rugi penyebaran rayleigh,
sebagai berikut:
∞ S=34.748 π 3(n2 – 1)2k B T f βT
λ4 …………. (1)
Keterangan:
∞ S = Rugi-rugi Rayleigh (dB)
β t = Koefisien kemampatan isothermis bahan= 7.10-11 m2 /N
n = Indeks bias inti = 1.46
k B = konstanta Boltzman=1.38x10-23Joule/0K
Tf = suhu dimana fluktuasi kerapatan melebur dalam glass = 1400K
λ = panjang gelombang (m)
Tf = temperatur (0C/0K)
ΒT = isothermal coupressibility (m2/N)
2.2.2. Pembengkokan (Bending Losses)
Ada dua jenis pembengkokan yang menyebabkan rugi-rugi
dalam fiber, yaitu pembengkokan-mikro (microbending) dan
pembengkokan-makro (macrobending). Keduanya timbul karena
alasan yang berbeda, dan menimbulkan rugi-rugi dengan dua macam
mekanisme yang berbeda pula. Pembengkokan mikro adalah suatu
pembengkokan mikroskopis dari inti fiber yang disebabkan oleh laju
penyusutan (contraction) thermal yang sedikit berbeda antara bahan
inti dan bahan pelapis. Pembengkokan-mikro dapat juga timbul bila
fiber berulang kali digulung menjadi suatu kabel fiber majemuk
(multifiber cable), atau bila digulung pada kelos-kelos untuk
memudahkan pengangkutannya. Makin tajam belokan itu dibuat,
makin banyak pula ragam-ragam yang terlepas pada belokan.
Pembengkokan makro adalah pelengkungan fiber optis. Rugi-rugi
pembengkokan sebagai berikut:
Loss Pembengkokan = Loss pada kabel tidak dibengkokan -
Loss pada kabel dibengkokan. ……. (2)
Gambar 3. Pembengkokkan (Bending)
2.2.3. Penggandengan Ragam (Mode Coupling Losses)
Daya yang sudah dilepaskan dengan baik ke dalam suatu ragam
yang merambat mungkin kemudian digandengkan ke dalam suatu
ragam bocor atau ragam radiasi pada sebuah titik yang agak jauh pada
fiber. Efek penggandengan ini dapat terjadi karena rugi-rugi ini timbul
pada saat serat optis dikopel/disambungkan dengan sumber cahaya
atau photodetector. Rugi–rugi coupling dapat diperkecil dengan
penambahan lensa di depan sumber cahaya atau pembentukan
permukaan tertentu (misalnya spherical-surface) pada sumber cahaya
atau ujung fiber.
Gambar 4. Penggandengan ragam (Mode Coupling)
Rugi-rugi (Loss) penggandengan ragam secara umum sebagai
berikut:
μ=P¿/ Pout …….. (3)
maka
L = -10 log µ …….. (4)
Keterangan:
Pin = Daya yang dimasukkan ke dalam serat optik (Watt)
Pout = Daya yang dipancarkan oleh sumber cahaya (Watt)
µ = Efisiensi penyambungan
atau
L = -10 log η ………. (5)
dengan
η = 2π {cos−1 d
2 a− d
2 a √[1−( d2 a )
2]} ………. (6)
Keterangan:
L = Rugi-rugi (dB)
d = lebar antara sambungan (µm)
a = lebar kabel fiber (cm)
η = effisiensi
(Oktavianto Utomo Siswanto, Analisis Perhitungan Rugi-Rugi pada Serat Optik, hal. 1-2)
BAB IIIHASIL DAN ANALISA
3.1. Perhitungan Rugi-rugi Penghamburan Rayleigh
Untuk perhitungan rugi-rugi penghamburan rayleigh
menggunakan rumus yang terdapat pada teori sehingga dapat
membandingkan hasil dari perhitungan dan pengukuran rugi-rugi.
Dengan menggunakan persamaan (1) perhitungan rugi-rugi
penghamburan rayleigh dapat dilakukan berdasarkan data dari referensi
PT. Telkom, lihat pada tabel 1 sebagai berikut.
π λ N kb Tf βt ∞ S
3,14 1310 nm 1,4681 1,38x10-23 1400 K 7.10-11 m2/N -31,99 dB
3,14 1550 nm 1,4681 1,38x10-23 1400 K 7.10-11 m2/N -34,91 dB
Tabel 1. Nilai perhitungan rugi-rugi penyebaran Rayleigh
Dari hasil perhitungan rugi-rugi penyebaran Rayleigh diperoleh
perbandingan antara data perhitungan dengan data pengukuran rugi-rugi
yang dapat dilihat pada table 2 Sebagai berikut.
Data Hasil
Perhitungan
Data Hasil
Pengukuran
Selisih Data Hasil
Pengukuran dan
Perhitungan
-31.99 dB -35.9 dB 3.91 dB
-34.91 Db -37 dB 2.09dB
Table 2. Hasil perbadingan antara data perhitungan dengan data penelitian
pada rugi-rugi penyebaran Rayleigh
Pada analisis penyebaran rayleigh didapatkan nilai rugi-rugi yang
berbeda antara perhitungan berdasarkan teori dengan hasil pengukuran
rugi-rugi menggunakan OTDR. Dengan sumber panjang gelombang
sebesar 1310 nm nilai hasil perhitungan rugi-rugi berdasarkan teori
sebesar -31.8 dB sedangkan hasil pengukuran menggunakan OTDR
sebesar -35.9 dB sehingga didapatkan nilai selisih sebesar 4.1 dB. Hal ini
disebabkan karena pada waktu penyebaran, banyaknya sinar yang keluar
dari kabel serat optis kondisinya sudah tidak layak dipakai. Selain itu
juga perhitungan yang dilakukan pada pengukuran tidak sama dengan
teori.
3.2. Perhitungan Rugi-rugi Penggandengan
Dalam hal ini perhitungan rugi-rugi penggandengan berdasarkan
teori menggunakan nilai data yang diperoleh dari PT. Telkom. Pada
pengukuran rugi-rugi penggandengan menggunakan konektor dan
perhitungannya menggunakan persamaan (5) dan (6). Dari persamaan
tersebut maka dapat dilihat nilai rugi-rugi pergandengan pada tabel 3,
sebagai berikut:
Lebar antara
sambungan (d)
Lebar kabel
fiber (a)Efisiensi (µ)
Rugi-rugi
penggandengan (L)
1 µm 0,2 cm 0.999676 0.001406 dB
2 µm 0,2 cm 0.999352 0.002813 dB
3 µm 0,2 cm 0.999028 0.004221 dB
4 µm 0,2 cm 0.998704 0.005629 dB
5 µm 0,2 cm 0.998380 0.007038 dB
Tabel 3. Nilai Rugi-rugi Penggandengan
Pada analisis hasil rugi-rugi teknik penggandengan berlandaskan
teori sedangkan untuk pengukurannya ditetapkan sebesar 0.5 dB/buah.
Sehingga dapat dilihat bahwa perbandingan selisih antara perhitungan
dengan pengukuran rugi-rugi sangat jauh. Hal ini disebabkan tidak
optimalnya konektor yang dipakai, rugi-rugi intrinsik yang timbul dari
perbedaan serat yang disambung termasuk dari variasi dalam inti serat
dan diameter sebelah luar, serta perbedaan profil yaitu kelonjongan.
3.3. Perhitungan Rugi-rugi Penyambungan
Dalam penelitian di Telkom, nilai dari rugi-rugi penyambungan
berdasarkan pengukuran kabel serat optik 4.
No.
Serat
Panjang
Gelombang (λ)Lokasi Km
Redaman Sambungan (dB)
Fusion
SplicerOTDR
1 1310 nm 6 0 0,481
2 1550 nm 6 0 0.414
Tabel 4. Nilai Rugi-rugi Penyambungan
Pada analisis teknik penyambungan yang lama dengan menggunakan fusion
splicer dan OTDR didapatkan hasil pengukuran rugi-rugi yang berbeda, dimana
pada fusion splicer rugi-ruginya sebesar 0.000 dB dan pada OTDR antara 0.481
dB dan 0.414 dB. Hal ini disebabkan karena pada waktu proses penyambungan
pelurusan serat optis dilakukan dengan statistik, yaitu pelurusan serat optis dengan
cara pelurusan inti dan selubung. Dalam pelurusan serat optis disamping
kelurusan inti, kelurusan selubung juga diperhitungkan sehingga kelurusan inti
serat tidak optimal. (Oktavianto Utomo Siswanto, Analisis Perhitungan Rugi-Rugi
pada Serat Optik, hal. 8-9)
BAB IVKESIMPULAN
Bardasarkan hasil analisa di atas dapat disimpulakan bahwa:
1. Untuk menjelaskan bagaimana transmisi cahaya pada serat optis
digunakan dua pendekatan/teori, yaitu pendekatan cahaya sebagai sinar
(optic geometrik) dan cahaya sebagai gelombang elektro-magnetik (optic
fisis) / teori mode.
2. Secara umum rugi-rugi yang terjadi pada serat optis yaitu rugi-rugi
penyebaran rayleigh, rugi-rugi penggandengan, rugi-rugi penyambungan
dan rugi-rugi pembengkokan sedangkan rugi-rugi redaman pada konektor
merupakan rugi-rugi tambahan yang terjadi di serat optis.
REFERENSI
http://eprints.undip.ac.id/25571/1/ML2F303466.pdf
http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126812-R0308165-Analisis%20power-
HA.pdf
http://bosgentongs.files.wordpress.com/2010/10/makalah-sistim-komunikasi-
serat-optik.pdf
http://eviandrianimosy.blogspot.com/2010/03/rugi-rugi-pada-serat-optik.html
http://hosborntwelve.blogspot.com/2011/03/cara-kerja-fiber-optik.html