makalah ptk

42
MAKALAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS “PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN KARANGDUREN 02 KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 PADA MATERI PERBANDINGAN” Oleh : DWI ANITA SARI NIM. 096401140057

Upload: deena-saraswati

Post on 19-Jan-2016

39 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Ptk

MAKALAH

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

“PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN

KARANGDUREN 02 KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG TAHUN

PELAJARAN 2010/2011 PADA MATERI PERBANDINGAN”

Oleh :

DWI ANITA SARI

NIM. 096401140057

PROGRAM STUDI PGSDFAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG 2011

 

Page 2: Makalah Ptk

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Peneliti

panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat hidayah,

karunia dan ridhaNya sehingga terselesaikanya makalah penelitian tindakan kelas yang

berjudul “Penerapan Pembelajaran Realistic Mathematics Education (Rme) untuk

Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDN Karangduren 02 Kecamatan

Pakisaji Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2010/2011Pada Materi Perbandingan” Jurusan

PGSD, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Kanjuruhan Malang.

Berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya penulisan makalah

penelitian tindakan kelas ini terselesaikan. Untuk itu peneliti menyampaikan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1) Bapak dan Ibu Dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan bekal

kepada peneliti dalam menyusun penelitian tindakan kelas ini.

2) Bapak Drs. I Ketut Suastika,M.Si pembimbing utama dalam penyusunan makalah

penelitian tindakan kelas ini

3) Bapak Drs. Lasimin Kepala Sekolah Dasar Negeri Karangduren 02 Malang yang telah

membantu dan memberikan ijin untuk mengadakan penelitian tindakan kelas ini.

4) Semua pihak yang telah berkenan memberikan bantuan serta dorongan hingga

terselesainya penulisan makalah penelitian tindakan kelas ini.

Akhirnya peneliti menyadari bahwa penyusunan makalah penelitian tindakan kelas

ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan dapat

diberikan. Mudah-mudahan senantiasa bermanfaat dan mendapat ridla dari Allah SWT.

Amin.

Peneliti

Page 3: Makalah Ptk

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3

E. Ruang Lingkup penelitian ..............................................................4

F. Definisi Operasional ...................................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) ............... 5

a. Matematika Realistik (MR) ...................................................... 5

b. Karakteristik RME .................................................................... 5

c. Pembelajaran Matematika Realistik (MR) ............................... 7

B. Perbandingan ................................................................................. 7

a. Arti Perbandingan .................................................................... 7

b. Pecahan Sebagai Perbandingan ................................................ 7

C. Pembelajaran perbandingan yang Berorientasi RME ................... 8

D. Minat ............................................................................................. 8

a. Pengertian Minat ...................................................................... 8

b. Faktor yang Mempengaruhi Minat Siswa Belajar ................... 9

c. Peran Minat Siswa dalam Belajar ............................................ 9

E. Prestasi Belajar .............................................................................. 10

a. Pengertian Prestasi belajar ....................................................... 10

b. Faktor-faktor yang Prestasi Belajar ........................................ 10

Page 4: Makalah Ptk

F. Materi Perbandingan ...................................................................... 12

a. Menjelaskan Arti Perbandingan ............................................... 12

b. Pecahan Sebagai Perbandingan ................................................ 12

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................... 13

B. Subyek, tempat, dan waktu penelitian ........................................... 13

C. Sumber Data .................................................................................. 13

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ................... 14

E. Analisis Data ................................................................................. 14

F. Prosedur Penelitian ........................................................................ 17

DAFTAR RUJUKAN .............................................................................. 22

Page 5: Makalah Ptk

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan yang umum terjadi di SD adalah rendahnya hasil belajar

matematika siswa. Hudojo (2000:1) menyatakan bahwa hasil belajar matematika sekolah

ternyata tidak memuaskan berbagai pihak. Rendahnya hasil belajar matematika tersebut

tentunya merupakan tantangan bagi para pendidik matematika untuk meningkatkan mutu

pendidikan. Yuwono (2001:1) menyatakan sebenarnya usaha-usaha perbaikan

pembelajaran matematika sudah dilakukan namun belum menampakkan hasil yang

memuaskan. Salah satu sebab terkait rendahnya hasil belajar siswa, karena matematika

adalah bersifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan

dalam memahami matematika. Kesulitan itu bisa muncul dari guru itu sendiri yang tidak

menguasai materi atau tidak menemukan metode pembelajaran yang sesuai atau dari

siswa sendiri yang kesulitan menerima pembelajaran karena kurang memahami apa yang

diajarkan.

Sebagai guru matematika terlebih lagi di SD perlu mengetahui bahwa matematika

itu mempunyai sifat-sifat yang abstrak, sehingga dalam membelajarkan matematika

harus bermakna. Seorang guru SD semestinya tidak keliru dalam menanamkan konsep-

konsep matematika kepada siswanya, sebab sekali konsep matematika keliru diterima

siswa, sangat sulit untuk mengubah pengertian yang keliru tersebut. Selain itu para

pengajar matematika diharuskan menjadi seorang profesional yang memiliki kemampuan

dan menerapkan metode mengajar yang tepat, memilih model pembelajaran yang sesuai

dengan materi pelajaran serta mampu melibatkan siswa berpartisipasi secara aktif dan

kreatif dalam pembelajaran. Hendaknya pembelajaran matematika dimulai dengan

pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem ). Dengan

mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk

menguasai konsep matematika. Terutama pada siswa SD yang berpikirnya masih sangat

terbatas, artinya berpikirnya masih dengan benda-benda konkrit ataupun gambar-gambar.

Page 6: Makalah Ptk

Menurut Van de Henvel-Panhuizen (2000:5), bila anak belajar matematika terpisah

dari pengalaman mereka sehari-hari, maka anak akan cepat lupa dan tidak dapat

mengaplikasikan matematika. Berdasarkan pendapat tersebut, pembelajaran matematika

di kelas perlu ditekankan pada keterkaitan antara konsep-konsep matematika dengan

pengalaman anak sehari-hari.

Berdasarkan pengalaman selama 2 tahun mengajar di kelas V SDN Karangduren 02

siswa masih mengalami kesulitan dalam materi perbandingan dan hasil belajarnya pada

materi ini juga rendah. Hasil ulangan harian materi perbandingan kelas V SDN

Karangduren 02 tahun pelajaran 2009/2010 diketahui dari 21 anak hanya 7 anak atau

33% yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Sedangkan pada tahun

pelajaran 20010/2011 diketahui dari 25 anak hanya 8 anak atau 32% yang memenuhi

KKM yang ditetapkan di SDN Karangduren 02 untuk pelajaran matematika yaitu 60.

Sedangkan yang lain masih kurang dari nilai KKM. Hal ini disebabkan oleh kurangnya

guru menggunakan situasi konkret dalam pembelajaran di kelas. Padahal penggunaan

situasi konkrit sangat membantu anak untuk memahami matematika yang abstrak.

Karena itu perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran di kelas, salah satunya dengan

cara penerapan pembelajaran matematika realistik, karena model pembelajaran

matematika realistik memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan kembali

dan mengkonstruksikan konsep-konsep matematika berdasarkan pada masalah realistik

yang diberikan oleh guru, sehingga peran guru lebih banyak sebagai pemotivator

terjadinya proses pembelajaran bukan sebagai pengajar atau penyampai ilmu.

pembelajaran ini juga mengaitkan dan melibatkan lingkungan sekitar, pengalaman nyata

yang pernah dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari, serta menjadikan matematika

sebagai aktivitas siswa. Dengan pendekatan RME tersebut, siswa tidak harus dibawa ke

dunia nyata, tetapi berhubungan dengan masalah situasi nyata yang ada dalam pikiran

siswa. Jadi siswa diajak berfikir bagaimana menyelesaikan masalah yang mungkin atau

sering dialami siswa dalam kesehariannya.

Sehubungan dengan  permasalahan di atas, maka penulis berkeinginan untuk

melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang mengangkat judul: “PENERAPAN

PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) UNTUK

MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN

KARANGDUREN 02 KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG TAHUN

PELAJARAN 2010/2011 PADA MATERI PERBANDINGAN.

Page 7: Makalah Ptk

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan secara operasional sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)

untuk meningkatkan minat dan prestasi siswa kelas V SDN Karangduren 02

Kecamatan Pakisaji tahun pelajaran 2010/2011 pada materi perbandingan setelah

diterapkan pembelajaran RME?

2. Apakah penerapan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) dapat

meningkatkan minat dan prestasi siswa kelas V SDN Karangduren 02 Kecamatan

Pakisaji tahun pelajaran 2010/2011 pada materi perbandingan?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan penerapan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) di

kelas V SDN Karangduren 02 Kecamatan Pakisaji tahun pelajaran 2010/2011 pada

materi perbandingan setelah diterapkannya pembelajaran RME.

2. Mendeskripsikan peningkatan minat dan prestasi siswa kelas V SDN Karangduren 02

Kecamatan Pakisaji tahun pelajaran 2010/2011 pada materi perbandingan, setelah

penerapan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME).

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Meningkatkan pengetahuan guru tentang kemampuan penerapan Pembelajaran

Realistic Mathematics Education (RME).

b. Memberikan masukan yang bermanfaat bagi tenaga pengajar tentang

pembelajaran dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar pada materi

perbandingan pada siswa kelas V sekolah dasar.

2. Bagi sekolah

Sebagai informasi yang dapat dijadikan pertimbangan dalam perbaikan dan

peningkatan mutu pembelajaran.

Page 8: Makalah Ptk

E. Ruang Lingkup Penelitian

Batasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN Karangduren 02 semester II

tahun pelajaran 2010/2011

2. Aspek yang diamati adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa yang

dilihat dari keaktifan dan nilai hasil tes akhir siswa.

3. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS).

4. Instrumen Penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah lembar

observasi kegiatan guru dan siswa,dan tes.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dan perdedaan persepsi terhadap istilah-

istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti perlu menjelaskan beberapa

istilah yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :

1. Minat yaitu kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa

kegiatan pembelajaran.

2. Meningkatkan minat yaitu menumbuhkan perasaan senang mengikuti pelajaran

matematika dan menimbulkan perhatian dalam mengikuti pelajaran matematika pada

materi perbandingan .

3. Prestasi belajar yaitu penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam menerima

pelajaran yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan/

keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil penilaian dalam materi perbandingaan.

4. Meningkatkan prestasi belajar yaitu meningkatkan kemampuan yang dimiliki siswa

dalam menerima informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.

5. RME dimaksud dalam penelitian ini adalah matematika sekolah yang dilaksanakan

dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal

pembelajaran.

6. Pembelajaran dengan RME yaitu pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru

dimana dalam pembelajarannya matematika dikaitkan dengan pengalaman siswa

dalam kehidupan sehari-hari. (Suharta, 2004:1)

Page 9: Makalah Ptk

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)

a. Matematika Realistik (MR)

Matematika Realistik (MR) yang dimaksudkan dalam hal ini adalah

matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan

pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran.  Masalah-masalah realistik

digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep matematika atau pengetahuan

matematika formal.  Pembelajaran MR di kelas berorientasi pada karakteristik-

karakteristik RME, sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk menemukan

kembali konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal. 

Selanjutnya, siswa diberi kesempatan mengaplikasikan konsep-konsep matematika

untuk memecahkan masalah sehari-hari atau masalah dalam bidang lain. 

Pembelajaran ini sangat berbeda dengan pembelajaran matematika selama ini

yang cenderung berorientasi kepada memberi informasi dan memakai matematika

yang siap pakai untuk memecahkan masalah-masalah.  Karena matematika realistik

menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran maka situasi

masalah perlu diusahakan benar-benar kontektual atau sesuai dengan pengalaman

siswa, sehingga siswa dapat memecahkan masalah dengan cara-cara informal

melalui matematisasi horisontal.  Cara-cara informal yang ditunjukkan oleh siswa

digunakan sebagai inspirasi pembentukan konsep atau aspek matematiknya

ditingkatkan melalui matematisasi vertikal.  Melalui proses matematisasi horisontal-

vertikal diharapkan siswa dapat memahami atau menemukan konsep-konsep

matematika (pengetahuan matematika formal).

 (Adecandra, Adecandraprayogi.blogspot.com)

b. Karakteristik RME

Karakteristik RME adalah menggunakan: konteks “dunia nyata”, model-

model, produksi dan konstruksi siswa, interaktif, dan keterkaitan (intertwinment)

(Treffers,1991; Van den Heuvel-Panhuizen,1998). 

1. Menggunakan Konteks “Dunia Nyata” 

Gambar berikut menunjukkan dua proses matematisasi yang berupa siklus di

mana “dunia nyata” tidak hanya sebagai sumber matematisasi, tetapi juga sebagai

Page 10: Makalah Ptk

tempat untuk mengaplikasikan kembali matematika. Gambar 1   Konsep

Matematisasi (De Lange,1987) Dalam RME, pembelajaran diawali dengan masalah

kontekstual (“dunia nyata”), sehingga memungkinkan mereka menggunakan

pengalaman sebelumnya secara langsung.  Proses penyarian (inti) dari konsep yang

sesuai dari situasi nyata dinyatakan oleh De Lange (1987) sebagai matematisasi

konseptual.  Melalui abstraksi dan formalisasi siswa akan mengembangkan konsep

yang lebih komplit.  Kemudian, siswa dapat mengaplikasikan konsep-konsep

matematika ke bidang baru dari dunia nyata (applied mathematization).  Oleh karena

itu, untuk menjembatani konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak

sehari-hari perlu diperhatikan matematisi pengalaman sehari-hari (mathematization

of everyday experience) dan penerapan matematikan dalam sehari-hari (Cinzia

Bonotto, 2000) 

2. Menggunakan Model-model (Matematisasi) 

Istilah model berkaitan dengan model situasi dan model matematik yang

dikembangkan oleh siswa sendiri (self developed models).  Peran self developed

models merupakan jembatan bagi siswa dari situasi real ke situasi abstrak atau dari

matematika informal ke matematika formal.  Artinya siswa membuat model sendiri

dalam menyelesaikan masalah. 

3. Menggunakan Produksi dan Konstruksi  

Streefland (1991) menekankan bahwa dengan pembuatan “produksi bebas”

siswa terdorong untuk melakukan refleksi pada bagian yang mereka anggap penting

dalam proses belajar.  Strategi-strategi informal siswa yang berupa prosedur

pemecahan masalah kontekstual merupakan sumber inspirasi dalam pengembangan

pembelajaran lebih lanjut yaitu untuk mengkonstruksi pengetahuan matematika

formal.  

4. Menggunakan Interaktif  

Interaksi antarsiswa dengan guru merupakan hal yang mendasar dalam RME. 

Secara eksplisit bentuk-bentuk interaksi yang berupa negosiasi, penjelasan,

pembenaran, setuju, tidak setuju, pertanyaan atau refleksi digunakan untuk mencapai

bentuk formal dari bentuk-bentuk informal siswa.           

5. Menggunakan Keterkaitan (Intertwinment) 

Dalam RME pengintegrasian unit-unit matematika adalah esensial.  Jika dalam

pembelajaran kita mengabaikan keterkaitan dengan bidang yang lain, maka akan

berpengaruh pada pemecahan masalah.  Dalam mengaplikasikan matematika,

Page 11: Makalah Ptk

biasanya diperlukan pengetahuan yang lebih kompleks, dan tidak hanya aritmetika,

aljabar, atau geometri tetapi juga bidang lain. 

c. Pembelajaran Matematika Realistik (MR)

Menurut Hadi (dalam Kamdi, 2007:109-110), pembelajaran matematika

realistik meliputi aspek-aspek : (a) memulai pelajaran dengan mengajukan masalah

nyata bagi siswa, (b) permasalahan yang diajukan harus diarahkan sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai, (c) siswa yang mengembangkan model-model simbolik

secara informal terhadap masalah yang diajukan, dan (d) pembelajaran berlangsung

secara interaktif. Peran guru dalam pembelajaran realistik, yaitu: (a) guru hanya

sebagai fasilitator belajar, (b)guru harus membangun pembelajaran yang interaktif,

dan (c) guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif

menyumbang pada proses belajar dirinya dan membantu siswa menafsir persoalan

nyata.

    

B. Perbandingan

a. Arti perbandingan

Pecahan mempunyai arti perbandingan. Pecahan sebagai perbandingan

sebagian dengan keseluruhan jumlah benda dalam suatu kumpulan.

b. Pecahan sebagai perbandingan

Hubungan antara sepasang bilangan sering dinyatakan sebagai sebuah

perbandingan. Berikut diberikan contoh-contoh situasi yang biasa memunculkan

perbandingan.

Dalam kelompok sepuluh buku terdapat 3 buku yang bersampul biru.

Perbandingan buku yang bersampul biru terhadap keseluruhan buku adalah 3 : 10

atau buku yang bersampul biru 3

10 dari keseluruhan buku.

Sebuah tali A panjangnya 10m dibandingkan dengan tali B yang panjangnya

30m. Perbandingan panjang tali A terhadap panjang tali B tersebut adalah 10 : 30

atau 1030

atau panjang tali A ada 13

dari panjang tali B

Page 12: Makalah Ptk

C. Pembelajaran Perbandingan yang Berorientasi RME

Dengan penerapan RME di Indonesia diharapkan prestasi akademik siswa

meningkat, baik dalam mata pelajaran matematika maupun mata pelajaran lainnya.

Sejalan dengan paradigma baru pendidikan sebagaimana yang dikemukakan oleh

Zamroni, 2000 dalam Huda (2006:27), pada aspek perilaku diharapkan siswa

mempunyai cir-ciri:

1) Di kelas mereka aktif dalam diskusi, mengajukan pertanyaan dan gagasan, secara

aktif dalam mencari bahan-bahan pelajaran yang mendukung apa yang tangah

dipelajari.

2) Mampu bekerja sama dengan membuat kelompok-kelompok belajar.

3) Bersifat demokratis, yakni berani menyampaikan gagasan, mempertahankan

gagasan dan sekaligus berani pula menerima gagasan orang lain.

4) Memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Untuk memberikan gambaran tentang implementasi pembelajaran RME,

berikut ini diberikan contoh pembelajaran Perbandingan di sekolah dasar (SD).

Penyebab kesulitan perbandingan disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya

pertama, pembelajaran kurang bermakna kedua, kurangnya siswa diberi kesempatan

untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi ide-ide matematika, dan ketiga,

kurangnya guru mengaitkan materi dengan situasi sosial yang terjadi di lingkungan

anak. Materi perbandingan dapat dipahami siswa dengan menggunakan

pembelajaran RME, dimana pembelajaran diawali kehidupan nyata siswa yang

selalu ditemui dalam kehidupan siswa dengan menggunakan obyek langsung yang

menarik.

D. Minat

a. Pengertian Minat

Minat secara bahasa diartikan dengan kesukaan, kecenderungan hati terhadap

suatu keinginan. Sedangkan arti minat menurut istilah diartikan oleh sebagian tokoh

sebagai berikut:

1) Menurut Slamito, minat adalah  suatu perasaan cenderung lebih cenderung atau

suka kepada sesuatu hak atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh.

2) Mahfud Shalahuddin, mengemukakan minat secara sederhana, minat adalah

perhatian yang mengandung unsur- unsur perasaan.

Page 13: Makalah Ptk

Dari pemaparan menganai definisi- deinisi minat diatas dapat disimpulkan

bahwa, minat adalah gejala psikis yang muncul dalam diri seseorang dan

direalisasikan dengan perasaan senang dan menimbulkan perhatian yang khusus

terhadap sasaran, sehingga seseorang cenderung berupaya untuk mencapai sasaran

tersebut. Jadi untuk melihat reaksi dari gejala psikis tersebut dapat  di pastikan dari

sikap, prilaku, atau motivasi yang dimiliki oleh seseorang dalam beraktifitas.

b. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Siswa Belajar

Minat yang muncul dalam pikologis siswa merupakan sebuah gejala, sehingga

munculnya minat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi

penyebabnya. Faktor tersebut diantaraya; (a). Faktor Individu dan (b). Faktor Sosial.

1) Faktor individu 

Merupakan pengaruh yang muncul dalam diri siswa secara alami, misalnya

diakibatkan karena ; kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan sifat pribadi. 

2) Faktor sosial  

Merupakan pengaruh yang muncul diluar individu, misalnya diakibatkan

karena ; kondisi keluarga, lingkungan, pendidikan dan motivasi sosial. 

c. Peran Minat Siswa Dalam Belajar

Minat mempunyai peranan penting bila dikaitkan dalam lembaga dan

kurikulum pembelajarannya, karena minat mempunyai kecenderungan pada siswa

untuk aktif dan respon terhadap sasarannya.

Teori tersebut dikemukakan oleh Winarno Surakhman (1980), apabila

seseorang telah memutuskan minatnya pada suatu nilai maka bagian- bagian lain

disekitar atau diluar pergantiannya akan menjadi kabur dan tidak dihiraukan, karena

minat itulah yang mengendalikan seseorang dari bidang- bidang lain mengarah pada

bidang tertentu. Pernyataan tersebut bila dikaitkan dengan minat belajar muatan

lokal budidaya perikanan, maka minat siswa belajar menjadi inti dari keberhasilan

dalam pengembangan kurikulum pendidikan, karena selain kesanggupan sekolah

dalam membuat sebuah program, masih diperlukan ketersediaan dari target (siswa).

Peran minat sangat besar jika dikaitkan dalam pelaksanaan pembelajaran,

karena dengan adanya minat siswa untuk belajar, proses pembelajaran akan dapat

efektif. Jika murid telah berminat dalam kegiatan belajar mengajar, maka hampir

dapat dipastikan proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik dan hasil belajar

juga optimal.

(mathedu-unila.blogspot.com)

Page 14: Makalah Ptk

E. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

.Definisi prestasi belajar Istilah prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu

prestasi dan belajar. Istilah prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer (Adi Satrio,

2005: 467) didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai. Prestasi tidak akan pernah

dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan.

Menurut Djamarah (1994:19) menyatakan belajar adalah suatu aktivitas yang

dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah

dipelajari. Hasil dari aktivitas belajar terjadilah perubahan dalam diri individu.

Ada lagi yang loebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap

pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia.

Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi

yang bersangkutan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi

merupakan hasil dari proses belajar.

Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa prestasi belajar adalah penilaian

pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang

menyangkut pengetahuan atau kecakapan/ keterampilan yang dinyatakan sesudah

hasil penilaian.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Ridwan (ridwan 202.wordpress.com) menjelaskan untuk mencapai prestasi

belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain ; faktor yang terdapat dalam

diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern).

1) Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri,

adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi,

bakat, minat dan motivasi.

1. Kecerdasan/intelegensi

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.

Page 15: Makalah Ptk

2. Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai

kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh

Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya

dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-

kesanggupan tertentu.

3. Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai

beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus

yang disertai dengan rasa sayang.

4. Motivasi

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut

merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar.

Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar

motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang

anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan

keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.

1. Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang

dilahirkan dan dibesarkan. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang

pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan

dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah

sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.

2. Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting

dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang

baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat.

3. Lingkungan Masyarakat

di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak

sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan

pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap

Page 16: Makalah Ptk

perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih

banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.

F. Materi Perbandingan

a. Menjelaskan arti perbandingan

Lingkaran biru “ ada 2 dari 5” ditulis 25

. Dapat juga dikatakan “lingkaran

biru” berbanding “semua” adalah “2 berbanding 5”, ditulis 2:5.

Jadi, 25 mempunyai nilai sama dengan 2:5. Semua ada 5, terdiri atas “ yang biru” 2,

“yang hitam” 3. Dapat dikatakan “yang biru” berbanding “yang hitam” sebagai 2:3.

Ditulis biru : merah = 2:3.

b. Pecahan sebagai Perbandingan

Perbandingan dari Dua Hal

Pecahan 25

, artinya pembilang 2 dan penyebutnya 5 sehingga perbandingan

pembilang dan penyebu adalah 2 : 5, ditulis: pembilang : penyebut = 2 : 5.

Perbandingan dari Tiga Hal

Kelereng A=3 butir, kelereng B=4 butir, dan kelereng C=5 butir.

Perbandingan kelereng A terhadap kelereng B ialah 34

.

Perbandingan kelereng A terhadap kelereng C ialah 35

.

Perbandingan kelereng A terhadap kelereng B ialah 45

.

Dapat dituliskan AB

= 34

, AC

= 35

, BC

=45

Perhatikan, A : B = 3: 4

B : C = 4 : 5

Jadi, kelereng A : B : C = 3 : 4 : 5

Page 17: Makalah Ptk

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif

digunakan untuk mendapat gambaran yang jelas tentang fenomena yang muncul

selama proses pembelajaran berlangsung,yaitu situasi kelas dan tingkah laku selama

proses pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:3) bahwa

penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

yang terjadi dalam sebuah kelas secara bersama, tindakan tersebut diberikan oleh

guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Pemilihan jenis PTK

karena permasalahan yang diteliti berawal dari permasalahan yang terjadi di kelas.

Selain itu peneliti terlibat langsung dan sudah merupakan tugas peneliti sebagai

pendidik yang harus selalu berusaha meningkatkan mutu pendidikan.

B. Subyek, tempat, dan waktu penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN Karangduren 02 Kecamatan

Pakisaji Kabupaten Malang. jumlah siswa pada penelitian ini adalah 25 siswa.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April di kelas V SDN Karangduren 02

Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang dengan penerapan RME. peneliti mengambil

lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga

memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penlitian

yang sangat sesuai dengan profesi penulis.

C. Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian adalah data keaktifan siswa dalam

bertanya dan menjawab pertanyaan selama selama proses pembelajaran berlangsung

serta data tes tertulis pada akhir penelitian. Untuk melihat keaktifan siswa di kelas

penulis menyajikan rencana pembelajaran yang terkait dengan materi perbandingan.

Selain itu, soal akan diberikan ke siswa juga dibuat oleh penulis. Soal ini berbentuk

Page 18: Makalah Ptk

uraian yang terdiri dari soal pecahan dalam perbandingan.

D. Instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data

Teknik-teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh

penulis untuk mengumpulkan data (arikunto,2010:39). Teknik-teknik pengumpulan

data antara lain adalah tes, angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan observasi dan dengan

menggunakan tes tertulis secara rinci.

E. Analisis data

Analisis data yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: pengumpulan data,

paparan data, dan penyimpulan data yang telah diperoleh. Analisis data untuk

mengetahui minat dan prestasi belajar siswa tertentu dengan ketuntasan belajar siswa

secara individu dan secara klasikal. Kriteria tingkatan penguasaan minimal dari

pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

analisa prosentase ketuntasan belajar dapat dilihat dari hasil skor tes. Adapun

bentuk analisa prosentase belajar siswa adalah sebagai berikut:

Skor = Skor jawaban benar dari siswa x 100% Skor maksimal dari soal tes

1) Secara perorangan (individu) siswa dianggap telah “tuntas belajar” apabila daya

serapnya mencapai 60%.

2) Secara berkelompok (klasikal) dianggap telah tuntas belajar apabila mencapai

85% dari jumlah siswa yang mencapai daya serap minimal 60%.

Analisis untuk mengetahui keaktifan siswa ditunjukkan dengan presentasi

keberhasilan.

Tabel 3.1 Penilaian Keaktifan Belajar Siswa Selama Proses Pembelajaran

           ASPEK Skor Klasikal

KEAKTIFAN DESKRIPTOR 1 2 3 4Bertanya Jika ada ≥ 6 anak dalam 1 kelas        

  aktif bertanya          Jika ada 3-5 anak dalam 1 kelas          aktif bertanya          Jika ada 1-2 anak dalam 1 kelas          aktif bertanya        

Page 19: Makalah Ptk

  Jika tidak ada yang bertanya                   

Menjawab Jika ada ≥ 9 anak dalam 1 kelas        Pertanyaan menjawab pertanyaan        

  Jika ada 6-8 anak dalam 1 kelas          menjawab pertanyaan          Jika ada 3-5 anak dalam 1 kelas          menjawab pertanyaan          Jika ada ≤ 2 menjawab          pertanyaan        

Berdiskusi Jika ada ≥ 5 kelompok          berdiskusi dengan baik          Jika ada 3-4 kelompok          berdiskusi dengan baik          Jika ada ≤ 3 kelompok          berdiskusi dengan baik          Jika tidak ada kelompok yang        

  berdiskusi dengan baik        Memperhatikan  Jika ada ≥ 11 anak        

Pelajaran memperhatikan pelajaran dengan          seksama          Jika ada 6-10 anak          memperhatikan pelajaran dengan          seksama          Jika ada 1-5 anak          memperhatikan pelajaran dengan          seksama          Jika tidak ada anak yang          memperhatikan pelajaran dengan          seksama        

Indikator aspek keaktifan

1) Bertanya

a) Mengajukan pertanyaan

b) Siswa mau mengemukakan idenya

c) Siswa mau memberikan tanggapan dan saran

2) Menjawab pertanyaan

a) Mengacungkan tangan ketika guru memberi pertanyaan.

b) Menjawab pertanyaan setelah ditunjuk oleh guru

c) Menjawab semua apa yang ditanyakan oleh guru

Page 20: Makalah Ptk

3) Berdiskusi

a) Siswa aktif dalam berdiskusi dalam kelompok

b) Siswa saling memberi masukan dalam diskusi

c) Siswa mengerjakan tugas kelompok dengan sebaik-baiknya

4) Mengikuti pelajaran

a) Memusatkan perhatian pada tugas yang diberikan oleh guru dengan tidak

melakukan kegiatan lain, seperti memain-mainkan alat tulis dan bercanda

b) Tidak berbicara hal diluar materi pelajaran

c) Mengikuti setiap intruksi yang diberikan oleh guru

Rumus Penilaian Lembar Pengamatan

Keterangan:

NP = Nilai pengamatan

n1 = Nilai bertanya

n2 = Nilai menjawab pertanyaan

n3 = Nilai berdiskusi

n4 = Nilai memperhatikan pelajaran

Skor Lembar Pengamatan

Penilaian keaktifan apabila dikonversikan kedalam bentuk penilaian kuantitatif

dengan menggunakan skala persen, yaitu:

Tabel 3.2 skor lembar pengamatan

Nilai dengan Prosentase Keaktifan Taraf Keberhasilan Nilai dengan

Huruf Siswa Keaktifan Siswa Angka

A 76% - 100% Sangat Baik 4

B 50% - 75% Baik 3

C 25% - 49% Cukup 2

D 0% - 24% Kurang 1

NP = n 1+n 2+n 3+n 4

n max X 100

Page 21: Makalah Ptk

Perencanaan

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

PelaksanaanRefleksi

Siklus I

?

Siklus II

Selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran peneliti dibantu oleh minimal 1

orang observer dari teman sejawat yang akan memberi penilaian terhadap keaktifan

siswa sehingga skor yang diperoleh dihitung dengan menjumlahkan hasil data

pengamatan dari observer tersebut.

F. Prosedur Penelitian

Rencana penelitian yang digunakan peneliti adalah rencana penelitian model

Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, 2010) dilakukan dengan menggunakan

model spiral/siklus. Setiap siklus terdiri dari empat langkah penting yaitu: (1)

perencanaan/planning, (2) tindakan/acting, pengamatan (observing) dan (4)

refleksi/reflecting. Setiap siklus akan saling berhubungan hingga masalah pada

penelitian terpecahkan. Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Taggart

digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.3

Page 22: Makalah Ptk

Rancangan PTK yang akan digunakan oleh peneliti mengacu pada PTK yang

digambarkan oleh Kemmis dan Taggart sesuai gambar diatas, yang dapat dijabarkan

sebagai berikut:

Siklus I

a. Perencanaan /planning

Pada tahap ini yang dilaksanakan peneliti adalah membuat (1) membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran yang berisikan langkah-langkah pembelajaran dengan

model RME. (2) membuat lembar masalah berupa pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan perbandingan (3)membuat soal tes yang akan diadakan pada

akhir penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa dan (4) membuat kelompok

yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan, akademis, jenis kelamin,

maupun ras.(5) memberikan penjelasan kepada siswa mengenai teknik

pembelajaran RME.

b. Tindakan/acting

Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan siswa dengan rencana

pembelajaran yang telah dibuat yaitu peneliti melaksanakan kegiatan

pembelajaran di kelas dan menjadi fasilitator selama pembelajaran . Pada tahap

tindakan ini peneliti merencanakan 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x

45 menit untuk setiap pertemuan.

Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan sebagai berikut:

Kompetensi

dasar/indikator

Kegiatan pembelajaran

Kompetensi Dasar:

Menggunakan pecahan

dalam masalah

perbandingan dan skala

Indikator:

- Menjelaskan arti perbandingan

Pertemuan ke 1

Kegiatan awal

1. Guru melakukan tanya jawab untuk

mengetahui tingkat pengetahuan siswa

tentang pecahan

2. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran tentang perbandingan

3. Guru Menjelaskan kegiatan pembelajaran

yang akan dilaksanakan.

4.

Page 23: Makalah Ptk

Kegiatan inti

1. Siswa diberi permasalahan berupa soal

cerita dan diminta menyelesaikan

permasalahan tersebut.

2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok

yang beranggotakan 5 orang

3. Guru memberikan lembar kegiatan untuk

dikerjakan secara berkelompok. Guru

selalu memberikan arahan selam

kelompok melakukan kegiatan.

4. Memberi penguatan hasil kerja siswa

5. Masing-masing perwakilan kelompok

mempresentasikan jawaban

kelompoknya.

6. Memberi kesempatan siswa untuk

menanyakan materi yang belum

dimengerti

Kegiatan Akhir

1. Siswa bersama guru menyimpulkan

materi yang telah di pelajari

2. Siswa di beri evaluasi

3. Refleksi

Kompetensi dasar;

Menggunakan pecahan

dalam masalah

perbandingan dan skala

Indikator :

- Menentukan

hasil operasi

hitung

menggunakan

Pertemuan ke II

Kegiatan awal

1. Apersepsi : Menggali pengetahuan siswa

tentang materi minggu lalu

2. Siswa mendengarakan kegiatan dan

tujuan pembelajaran yang akan

dilaksanakan

Kegiatan inti

1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok

yang heterogen

Page 24: Makalah Ptk

perbandingan

dari dua hal

2. Siswa mengerjakan lembar kerja

kelompok

3. Siswa bersama guru membahas hasil

kerja kelompok

4. Masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya.

5. Siswa diberi kesempatan bertanya materi

yang belum dimengerti

Kegiatan Akhir

1. Siswa dan guru menyimpulkan

pembelajaran perbandingan

2. Siswa diberi evaluasi

3. refleksi

c. Pengamatan/observing

Pada tahapan ini dilakukan pengamatan terhadap kegiatan penelitian serta

tindakan yang dilakukan peneliti. Pengamatan dilakukan pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung (dari awal hingga akhir pembelajaran). Hal-hal yang

diamati telah disediakan pada lembar pengamatan,

d. Refleksi/reflecting

Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa telah atau belum

terjadi dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk

menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan

pada pertemuan berikutnya.

siklus II

Pelaksanaan tindaka siklus II ini direncanakan setelah siklus I diadakan.

a. Penyusunan rencanaTindakan II

Rencana tindakan II disusun berdasarkan hasil analisis dan refleksi selama

siklus I diadakan

Page 25: Makalah Ptk

b. Pemberian tindakan II

Tindakan II ini dilakukan terhadap permasalahan yang masih ada pada

siklus I. Diharapkan pada akhir tindakan II, permasalahan guru dan siswa dapat

diatasi

c. Pengamatan/observing

Pada waktu guru mengajar, anggota peneliti yang lain membuat catatan

sebagaimana pada siklus I

d. Refleksi/reflecting

Pada akhir tindakan II dilakukan analisis dan refleksi terhadap kegiatan

yang telah dilakukan.

Page 26: Makalah Ptk

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S.2010. Penelitian Tindakan Kelas.cetakan edisi ke sepuluh. Bumi Aksara

Dahar, Ratna Wilis. 1998. Teori-teori Belajar. Jakarta: Depdikbud

Damyati dan Mujiono.2002. Belajar dan Pembelajaran.jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djamarah, syaiful Bahri.1994.Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.Surabaya:

Usaha Nasional

Kamdi, Waras.dkk.2007. Model-model Pembelajaran Inovatif. Malang: Lembaga

Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Universitas negeri Malang Bekerjasama

dengan UM Press.

Prayogi, Ade Candra.2007.Pembelajaran Matematika Realistik RME. (online),

(http://adecandraprayogi.blogspot.com/2007/12) pembelajaran-matematika-realistik-

rme-html. Diakses tanggal 9 April 2011.

Raharjo, Marsudi .2001. Pecahan : Bahan Penataran Guru SD. Yogyakarta:PPPG

Matematika.

Ridwan.2008.ketercapaian prestasi belajar.(online),(http://ridwan 202.

Wordpress.com/2008/05/03)ketercapaian-prestasi-belajar-51k-cached. Diakses

tanggal 16 April 2011-04-22

Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Konstantasi Keadaan

Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas jakarta.

Soenajo,RJ. 2008. Matematika 5. Surabaya. Pusat Pembukuan Departemen

Pendidikan Nasional.

Surya, HM.dkk. 2000. Kapita Selekta Kependidikan SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Unila-mathedu .2009 . Pengertian Minat. (online), (http://mathedu-

unila.blogspot.com/2009/10/pengertian-minat.html) Pengertian- Minat-html. Diakses

tanggal 16 April 2011.

Van den Heuvel-Panhuizen. 2000. RME work in Progress. (online),

(http://www.fi.uu.nl/en/indexpulicaties.html). Diakses tanggal 16 April 2010.

Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf Publishing.

Page 27: Makalah Ptk