ptk alok.docx
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 ptk alok.docx
1/40
MENINGKATKAN HASIL PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA
DENGAN UJI KEMAMPUAN KEBERANIAN DALAM MENGEMUKAKAN
PENDAPAT MELALUI PERMAINAN BAHASA PADA SISWA KELAS VI a DI
SD NEGERI 4 TEUNOM TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013
Laporan Penelitian Tindfakan kelas/
Classroom Action Research
DISUSUN OLEH :
IDA ZAIMAR, S.Pd.SD
NIP. 19691230 199504 2 001
Guru kelas
SDN 4 Teunom
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH JAYA
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SD NEGERI 4 TEUNOM
2013
-
8/10/2019 ptk alok.docx
2/40
TAHUN 2013
HALAMAN PENGASAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Laporan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )Judul PTK :
MENINGKATKAN HASIL PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN UJI KEMAPUAN
KEBERANIAN DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI PERMAINAN BAHASA PADA
SISWA KELAS VI a DI SD NEGERI 4 TEUNOM TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013.
Bidang Kajian : PENDIDIKAN
Peneliti
IDA ZAIMAR, S.Pd.SD
( Guru Kelas SDN 4 Teunom)
RAZALI, S.Pd
(Kolaborator, Kepala Sekolah SDN 4 Teunom )
Disetujui pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Teunom, 21 januari 2013
Kepala SD Negeri 4 Teunom
(RAZALI, S.Pd)
Nip. 19570817 197910 1 002
-
8/10/2019 ptk alok.docx
3/40
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Meningkatkan hasil prestasi belajar bahasa Indonesia
dengan uji kemampuan keberanian dalam mengemukakan pendapat melaluipermainan bahasa pada siswa kelas Via di SD Negeri 4 Teunom Penelitian ini
berangkat dari latar belakang perlunya dilakukan pembaharuan dalam
meningkatkan ketrampilan mengajar guru dalam pengelolaan proses
pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah Dasar sebagi respon semakin
melemahnya kualitas belajar siswa.dalam kegiatan pembelajaran , materi
pembelajaran tidak kontektual dan kinerja siswa rendah , baik pada proses
maupun produk belajarnya. Sebagian besar guru masih belum menemukan
pembelajaran yang tepat dan pada umumnya masih banyak melaksanakan
pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran komvensional.
Keadaan tersebut berpotensi menimbulkan kejenuhan, kebosanan, serta
menurunkan motifasi belajar siswa berdasarkan uraian permasalahan diatas,
melalui penelitian ini diharapkan guru mampu memainkan peran sebagai
innovator pembelajaran. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif untuk
mendapatkan data dan analisisnya melalui kajiankajian reflektif, partisipatif, dan
kolaboratif. Pengembangan program di dasarkan pada datadata dan imformasi
pada siswa , guru dan setting social karya tulis melalui tiga tahapan siklus PTK.
Untuk meningkatkan hasil prestasi belajar siswa pada pelajaran bahasa Indonesia
dilakukan di PTK dengan uji kemampuan keberanian dalam mengemukakan
pendapat yaitu melalui permainan bahasa pada siswa kelas VI a SD Negeri 4
Teunom Kabupaten Aceh jaya dengan tiga Siklus. Setelah pelaksanaan PTK,
dapat di simpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia dengan mengunakan
metode permainan bahas mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses
belajar mengajar , dan sangat efektif untuk meningkatkan keberanian siswa kelas
VI a SD Negeri 4 Teunom Tahun pelajaran 2012/ 2013 dalam mengemukakan
pendapat. Hal ini dapat dilihat dari setiap hasil putaran penunjukan peningkatan
aktifitas siswa , 34.78 % (Hasil Siklus pertama), 65.21% (hasil Siklus kedua),
82.60% (Hasil siklus ketiga ).
Kata kunci : peningkatan hasil prestasi belajar siswa pada pelajaran bahasaIndonesia dengan metode permainan bahasa.
-
8/10/2019 ptk alok.docx
4/40
KATA PENGANTAR
Bismillah hirohmaa nirrohiim.h
Alhamdulillah hirobbil alamin, puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wataala
yang telah member rahmat, Taufik dan Hidayahnya kepada peneliti sehingga
peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini dengan
baik dan lancer.
Penelitian tindakan kelas ini berjudul Meningkatkan hasil prestasi belajar bahas
Indonesia dengan uji kemampuan keberanian dalam mengemukakan pendapat
melalui permaianan bahasa pada siswa kelas VI a di SD Negeri 4 Teunom
kabupaten aceh Jaya Tahun pelajaran 2012/ 2013. Adalah merupakan laporan
pelaksanaan penelitian tindakan kelas . PTK ini di buat untuk memenuhi
persyaratan kenaikan pangkat dan golongan dari IIId / IV a.
Tujuan dalam pelajaran bahasa Indonesia ada empat aspek pembelajaran, yaitu
aspek listening, speaking, reading dan writing. Keempat aspek tersebut saling
berkaitan satu sama lain.
Peneliti mengakui, dengan terselesaikan nya penulisan Penelitian Tindakan Kelas
ini , tentunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, melalui tulisan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Razali, S.Pd Kepala SD Negeri 4 Teunom yang telah mengijinkan
dan mendukung dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas ini.
2. Teman teman guru SD Negeri 4 Teunom lainya yang senantiasa
memberi semangat dan dorongan selama penelitian dan tulisan penelitian
tindakan kelas ini berlangsung.
3. Siswa siswi kelas VI a yang serta merta telah ikut terlibat dalampenelitian tindakan kelas ini.
4. Keluarga dan semua teman teman saya yang telah memberikan
dukungan dan semangat selama penelitian ini berlangsung.
-
8/10/2019 ptk alok.docx
5/40
Penelitipun menyadari, bahwa penulisan penelitian tindakan kelas ini masih
banyak kekurangan , untuk itu, segala kritikan dan saran yang bersifat
membangun akan peneliti terima dengan senang hati.
Akhirnya peneliti berharap semoga penelitian tindakan kelas ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.
Teunom, 21 januari 2013
IDA ZAIMAR S.Pd.SD
-
8/10/2019 ptk alok.docx
6/40
DAFTAR ISI
Halaman judul i
Lembar pengesahan ii
Lembar Abstrak iii
Kata pengantar iv
Daftar isi v
Bab I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang masalah 1
B. Rumusan masalah 3
C. Asumsi 4
D. Variabel dan Devinisi Operasional Variabel 5
E. Tujuan Penelitian 6
F. Manfaat Penelitian 7
Bab II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan pembelajaran 8
B. Metode Pembelajaran 10
C. Permainan Bahasa 13
D. Tujuan Kuis 14
E. Ketrampilan Mengemukakan pendapat 16
F. Pengertian Keberanian Mengemukakan pendapat 16
Bab III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian 18
B. Subjek Penelitian 19
C. Teknik pengumpulan data 20
D. Teknik Pengumpulan data 21
E. Criteria Efectivitas 23
-
8/10/2019 ptk alok.docx
7/40
F. Tahap Penelitian 23
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Putaran pertama 25
B. Putaran kedua 28
C. Putaran ketiga 32
Bab V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 38
B. Saran 38
DAFTAR PUSTAKA 39
LAMPIRAN
-
8/10/2019 ptk alok.docx
8/40
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki kedudukan teratas dari sekian banyak sarana komunikasi .
sarana komunikasi terciptanya berkat bahasa . sulit di bayangkan bagaimana
keadaan dunia jika bahasa tidak ada.
Bahasa sebagai alat komunikasi dapat berupa lambing atau tanda, dan selalu
mengandung pikiran / perasaan. Di dalam kegiatan komunikasi itu manusia
menyampaikan pikirannya atau perasaannya kepada orang lain.
Bahasa mencerminkan pikirannya. Semakin trampil seseorang berbahasa,
semakain cerah, dan jelas pikirannya ( Tarigan, 1979 : 1 ). Hal itu jelas, jika
orang yang berlatih bahasa terutama membaca, maka semakin trampil pula cara
berpikirnya / penalarannya. Baik yang dibacanya buku ilmu Pengetahuan
maupun buku buku cerita. Ia semakin menguasai sesuatu yang belum diketahui oleh orang lain , terutama orang yang tidak membaca. Dan penguasaan
kosa katanya semakin bertambah.hal itu jelas akan berpengaruh terhadap cara
berbicara dalam mengungkapkan pikirannya.
Pembelajaran bahasa di sekolah mempunyai tujuan agar siswa trampil
berbahasa, baik secara lisan maupun secara tertulis. Dalam situasi formal
maupun tidak formal . kenyataan dilapangan khususnya yang bersangkut paut
dengan siswa menunjukkan lain.
Dalam situasi yang tidak formal, siswa dengan lancer dan baik
berkomunikasinya, namun apabila dihadapkan pada situasi formal keberanian
untuk berpendapat menjadi hilang. Proses belajar mengajar di kelas sering kali
-
8/10/2019 ptk alok.docx
9/40
lamban. Hal ini terjadi karena siswa tidak merespon apa yang disampaikan oleh
pengajar, sehingga situasi kelas menjadi pasif dan tidak berkembang.
Keberanian untuk mengemukakan pendapat menjadi hilan. Dan suli
berkembang. Apabila kalau pengajar menyuruh menanyak hal hal yang belum
mengerti atau meminta siswa untuk berpendapat , maka tidak seorangpun siswa
yang berani berpendapat. Sebagai tindakan lanjaut dari masalah diatas, salah
satu langkah yang harus dilakukan adalah meningkatkan profesi pengajar di
dalam system pelajaran, khususnya dalam upaya mencapai tujuan proses
belajar mengajar yang aktif dan berkembang.
Salah satu alternative untuk menguasai masalah diatas, serta meningkatkan
keberanian mengemukakan pendapat siswa perlu diketahui factor faktor yang
mempengaruhi. Adapaun factor faktor yang dapat mempegaruhi keberanian
mengemukakan pendapat siswa adalah terdiri dari factor dalam diri siswa itu
sendiri (Minat baca) yang kurang, sehingga berpengaruh terhadap terhadap
penguasaan kosa kata yang kurang , dan kesulitan untuk mendapat. Dan factor
dari luar . salah satu factor dari luar yang dapat mempengaruhi keberanian
mengemukakan pendapat adalah pengunaan metode .
Selain itu agar tujuan pendidikan tercapai secara optimal perlu diupayakan
system pengajaran yang mengutamakan keterlibatan intelektual , emosional, dan
fisik dari siswa , sehingga proses belajar mengajar terdapat emosional, dan fisik
dari siswa , sehingga proses belajar mengajar terdapat penekanan yang cukup
tinggi terhadap peranan dan partisipasi siswa.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh permainan
bahasa terhadap keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat dalam
proses belajar mengajar.
-
8/10/2019 ptk alok.docx
10/40
B. Perumusan Masalah
Proses belajar mengajar yang tidak didukung oleh peran serta siswa mengakibatkan
situasi kelas menjadi pasif. Pembelajaran berjalan dengan lamban dan searah karena
tidak ada interaktif antara guru dengan siswa. Hal ini jelas akan berpengaruh terhadaphasil belajar siswa.
Masalah diatas perlu kita pahami benar benar betapa pentingnya peran serta siswa,
untuk itu perlu diupayakan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.
Keberhasilan proses belajar mengajar di dalam kelas banyak di tunjang oleh beberapa
factor, factor factor itu antara lain adalah factor materi, factor guru, factor metode,
factor situasi dan kondisi, dan factor siswa.
Berdasarkan uraian diatas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah peran serta siswa kelas VI a SD Negeri 4 Teunom Kecamatan
Teunom kabupaten aceh Jaya tahun Pelajaran 2012/ 2013 dalam proses belajar
mengajar dengan metode permainan bahasa ?
2. Bagaimana efektifitas metode permainan bahasa dalam meningkatkan
keberanian siswa kelas VI a SD Negeri 4 Teunom Kecamatan Teunom
Kabupaten Aceh jaya tahun Pelajaran 2012 /2013 dalam mengemukakan
pendapat ?
3. Bagaimana kemampuan permainan bahasa meningkatkan keberanian
mengemukakan pendapat ?
C. Asumsi
Asumsi adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian sampai terbukti, melalui data yang terkumpul ( suharsimi, 2001 ;62)
Dengan demikian penelitian tindakan kelas ini membuktikan sesuatu yang sudah
diasumsikan. Adapun penelitian ini adalah :
-
8/10/2019 ptk alok.docx
11/40
1. Dengan metode permainan bahasa peran serta baik dalam proses belajar
mengajar.
2. Metode permainan bahasa sangat efektif dalam meningkatkan keberanian
siswa kelas VI a SD Negeri 4 Teunom Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh
jaya Tahun Pelajaran 2012 / 2013 mengemukakan pendapat.
3. Metode permainan bahasa mampu meningkatkan keberanian
mengemukakan pendapat siswa kelas VI a SD Negeri 4 Teunom Kecamatan
Teunom Kabupaten Aceh Jaya Tahun Pelajaran 2012 /2013 dalam proses
belajar mengajar.
D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel
Variable sering di ungkapkan sebagai konsep yang mempunyai variasi
nilai, sehingga dapat diukur dan dilandasi secara teoritis (Djoko Adi
Waluyo Dkk,, 2000 : 14). Kartini Kartono (1996 ; 333) mengatakan bahwa
variabel ialah suatu kuantitas (jumlah) atau sifat karakteritas yang
mempunyai nilai numeric atau kategori. Variabel merupakan satu
kuantitas yang bisa berubah ubah, bisa berkurang atau bertambah.
Juga merupakan satu factor yang bergantung pada factor factor lain.
Maka ada variabel bebas (independent variabel) dan variabel tidak
bebas (dependent variabel) variable bergantung.
Berdasarkan judul penelitian, maka dapat dikatakan bahwa dalam
penelitian ini terdiri atas dua variabel , yaitu :
a) Variabel bebas (X), Yaitu peningkatan keberanian pendapat.
b) Variabel tak bebas (Y), yaitu metode permainan bahasa.
2. Definisi operasional Variabel
-
8/10/2019 ptk alok.docx
12/40
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat sifat hal
yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi). Konsep dapat diamati
atau di observasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka
kemungkinan bagi orang lain , selain peniliti untuk hal yang sama, sehinga
apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang
lain (sumadi suryabrata, 1983 : 83).
Definisi operasional penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Peningkatan keberanian mengemukakan pendapat adalah
kesanggupan mengemukakan pendapat dan berani menyampaikan
gagasan / ide secara lancer tanpa rasa takut dan malu.
2) Metode permainan bahasa adalah suatu pengajaran bahasa yang
dipola seperti permainan namun tujuan yang hendak di capai.
Dengan permainan ini siswa dapat leluasa menuangkan atau
menyampaikan pikirannya tanpa merasa ditekan / dipaksa.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keberanian
mengemukakan pendapat dengan metode permainan bahasa pada siswa kelas
VI a SD Negeri 4 Teunom Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya Tahun
pelajaran 2012 /2013 dengan kategori sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peran serta siswa dalam proses belajar mengajar
dengan metode permainan bahasa.
2. Untuk mengetahui keefektifan metode permainan bahasa dalam
meningkatkan keberanian siswa kelas VI a SD Negeri 4 Teunom
Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya Tahun pelajaran 2012
/2013
-
8/10/2019 ptk alok.docx
13/40
3. Untuk mengetahui kemampuan metode permainan bahasa dalam
meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat.
F. Manfaat Penelitian.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk menjawab masalah yaitu antara
harapan dan kenyataan yang menimbulkan kesenjanagan, dengan adanya
masalah tersebut, maka di perlukan penelitian.
1. Bagi Guru
Penelitian tindakan kelas ini untuk mengetahui kelemahan
kelemahan dalam praktik pembelajaran dan dapat dijadikan tolak ukur
untuk mengadakan perbaikan dalam peraktik pembelajaran
selanjutnya.
2. Bagi Siswa
Penelitian tindakan kelas dengan metode permainan bahasa ini dapat
menumbuhkembangkan aspek bicara, terutama keberanian
mengemukakan pendapat dalam proses belajat mengajar.
-
8/10/2019 ptk alok.docx
14/40
BAB II
KAJIAN PUSAKA
A. Proses Belajar Mengajar.
Berhasil tindaknya suatu pendidikan dipengaruhi oleh banyak factor, baik
dalam diri siswa maupun dati luar diri siswa, karena pendididkan adalah
sesuatu proses yang berkesinambungan antara factorfaktor yang
mempegaruhi, sedangkan kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan
yang paling utama dalam keseluruhan dalam proses pendidikan.
Proses pendidikan mencakup bagaimana cara guru mengajar ( meliputi
ketrampilan mengajar dan metode yang digunakan ). Bagaimana cara belajar
siswa ( minat dan perhataiannya terhadap mata pelajaran ). Dan lamanya
waktu yang tersedia untuk belajar mengajar. Belajar mengajar adalah dua
komponen yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Berhasil tidaknya suatu
pendidikan tergantung pada kelangsungan proses belajar mangajar di
sekolah.
Seperti yang dinyatakan dalam buku petunjuk kurikulum tahun 2002 bahwa :
Proses belajar mengajar adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara
siswa dengan guru dan antara sesame siswa dalam proses pembelajaran .
pengertian interaksi mangandung unsure saling member dan menerima
(Dirjen Dikdamen,2000 ;3).
Dengan demikian proses bekajar mengajar mempunyai arti yaitu suatu
kegiatan yang melibatkan dua jenis proses yang berjalan serempak, baik
proses yang dijalani oleh siswa itu sendiri maupun pihak yang lain dalamhal
ini adalah guru yang secara sengaja memberikan kemungkinan serta kondisi
tercapainya perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang
bersangkutan.
-
8/10/2019 ptk alok.docx
15/40
Suatau proses belajar mengajar dapat berjalan efektif bila seluruh komponen
yang berpengaruh dalam proses belajarmengajar saling mendukung dalam
merangka mencapai tujuan. Adapun komponenkomponen yang dapat
mempegaruhi prose belajar mengajar antara lain :
1. Siswa
2. Kurikulum
3. Guru
4. Metode
5. Sarana Prasarana
6. Lingkungan
( Dirjen DIk Dasmen, 2002 :4 -5)
Komponenkomponen tersebut diatas dapat digambarkan dalam
bentuk skema sebagai berikut :
PROSESBELAJAR
MENGAJAR
GURU, METODE,KURIKULUM, SARANA
SISWA YANGBERHASIL
LINGKUNGAN , ALAM,SOSIAL - BUDAYA
SISWA
-
8/10/2019 ptk alok.docx
16/40
B. Metode Pengajaran
Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan ( dalam kamus besar
bahasa Indonesia, 2000 : 652)
Faktor metode mengajar memainkan peranan besar dan menentukan dalam
usaha mencapai tujuan. Peranan metode mengajar dalam bidang studi
bahasa Indonesia lebih besar lagi, mengigat sebagian besar siswa
menganggap dirinya sudah cukup berbahasa Indonesia walaupun dalam
kenyataan tidak.
Penguasaan metode mengajar memerlukan waktu, memerlukan pengalaman
pengalaman yang panjang dan memerlukan kedisiplinan guru menentukan
keampuhan setiap metode yang digunakan, yang lebih penting lagi kesedian
untuk merevisi serta mengadakan inovasi pada setiap metode yang
digunakan.
Sesungguhnya tidak ada metode yang dapat dijamin keampuhannya, tanpadihubungkan dengan guru yang mengunakan metode, dan factor tujuan,
bahan, serta siswa, dan komponen system pendidikan yang lain. Sebuah
metode dikatakan baik, belum tentu akan menjadi baik bila dilaksanakan oleh
guru yang lain. Hal ini harus diingat bahwa setiap metode tidak mungkin
berdiri sendiri tanpa bekerja sama dengan metode lain.
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode
tradisional , karena sejak dulu metode ini telah digunakan sebagai alat
komunikasi lisan antara guru dengan siswa dalam proses belajar
mengajar. Meski metode ini lebih banyak menuntuk keaktifan guru dari
pada siswa, tetapi metode ini tetap tidak bias ditinggalkan begitu saja
-
8/10/2019 ptk alok.docx
17/40
dalam kegiatan pengajaran. Apabila dalam pendidikan dan pengajaran
tradisional , seperti di pedesaan yang kurang fasilitas . Metode
ceramah adalah suatu cara mengajar atau penyajian materi melalui
penuturan dan penerapan lisan oleh guru kepada siswa (Dirjen Dik
Dasmen,2002).
Jadi cara mengajar dengan ceramah merupakan suatu cara mengajar
yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau
uraian tentang pokok persoalan serta masalah serta masalah secara
lisan.
2. Metode diskusi
metode diskusi adalah suatu cara mengajar atau pengajaran materi
melalui penyajian masalah yang pemecahan nya sangat terbuka.
(Dirjen Dij=k Dasmen, 2002).
Metode diskusi ini dapat dipandang sebagi metode yang paling efektif
untuk kelompok kecil. Disamping itu efektif pula untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir kritis pemecahan masalah, dan pembinaan
kemampuan berkomunikasi antara pribadi.
3. Metode Pengajaran Individual
Metode pengajaran individual bertolak dari keinginan untuk
menciptakan suasana belajar siswa yang berjalan menurut tempo
kecapatan masingmasing dalam mencapai tujuan intruksional tanpa
di hambat oleh temantemannya yang lamban. Metode ini untuk
menampung perbedaan individual dalam gaya belajar, memotifasi,
pengetahuan , ketrampilan, dan lainlain. Pengajaran individual ini
menggunakan peralatan belajar yang berupa modul atau paket belajar.
Didalam paket tersebut tersedia alat pengecek keberhasilan belajar
siswa. Untuk mengetahui keberhasilan mereka dalam mempelajari
modul.
-
8/10/2019 ptk alok.docx
18/40
4. Pengajaran Audio Tutorial
Pengajaran Audio Tutorial hamper sama dengan metode individual,
namun di dalam metode audio tutorial paket belajar yang di gunakan
disertai sejumlah variasi media. Bahan pengajaran bias terjadi dari pita
suara, video, film atau dalam kombinasi tertentu media.
5. Metode simulasi
Metode Simulasi ialah metode pengajaran dengan memberikan
tugas kepada siswa untuk meniruaspek kehidupan nyata. ( M.Atar
semi,1999 : 121). Metode simulasi ini akan berhasil bila sebelumnya
dipelajari sekumpulan fakta konsep, prinsip, atau strategi tertentu.
Ada tiga jenis metode simulasi yang sering digunakan yaitu :
1. Permainan
2. Simulasi
3. Bermain Peran
6. Metode Laboratorium
Metode laboratorium dapat digunakan dalam setiap disiplin akademik,
dimana pengalaman praktis harus dihubungkan dengan formulasi
teoritis hal ini tidak saja terbatas kepada laboratorium yang bisa kita
kenal dengan permasalahan rumit, tetapi meliputi tugas karya wisata,
kunjungan ke suatu proyek atau mengamati langsung suatu
lingkungan tertentu. Pengunaan metode ini tidak dapat berdiri
bergabung dengan metode lain.
7. Metode Pengalaman Lapangan
-
8/10/2019 ptk alok.docx
19/40
Pengalaman lapangan merupakan suatu cara belajar yang
direncanakan guru dan siswa saling menyetujui tentang tujuan tertentu
yang akan di capai. Pengalaman lapangan ini memberikan
kesempatan kepada siswa memproleh pengalaman seperti hidup
dilapangan kebudayaan melibatkan diri dalam suatu lembaga
pemerintah mengadakan penelitian lapangan dan lainlain. Dengan
pengalaman lapanganini para siswa mencoba menerapkan ilmu yang
diproleh didalam kelas dan didalam keperluan nyata.
C. Permainan Bahasa
Permainan bahasa adalah suatu pengajaran bahasa yang dipola seperti
bermain namun ada tujuan yang hendak dicapai . diharapkan dengan
bermain bahasa ini siswa dapat leluasa menuangkan atau menyampaikan
pikiranpikiran tanpa merasa terpaksa dan ditekan, sehingga pembelajaran
dapat berjalan dengan baik lancer dan mendapat respon yang positif dari
siswa.
Permainan bahasa dapat membantu guru dalam menciptakan konteks
komunikasi sehingga bahasa itu terjadi bermakna, bermanfaat dan
komunikasi ( Ardiyana, 2003).
1. Kuis CepatTepat
Kuis cepattepat ini merupakan perlombaan adu cepat menjawab
pertanyaan dengan bahan ajar kosa kata. Siswa dituntut untuk
berpikir cepatkemudian menyampaikan hasil pikirannya dengan
cepat. Siswa yang dapat memberikan jawaban banyak yang salah
akan mendapat hukuman.
-
8/10/2019 ptk alok.docx
20/40
2. Kuis Tokoh
Kuis tokoh merupakan kuis yang mencoba menggali sejauh mana
pengetahuan serta pemahaman siswa terhadap tokoh yang di
maksud. Siswa menyampaikan pertanyaan yang relevan dengan
tokoh yang dimaksud. Apabila pertanyaan yang dibuat tidak sesuai
dengan tokoh yang dimaksud maka siswa akan mendapat
hukuman.
3. Kuis Siapa Dia
Kuis siapa dia ini terdapat di televise bisa juga di pakai atau
digunakan sebagai pengajaran bahasa . kuis ini caranya , salah
seorang siswa diberitahu berperan sebagai apa yang harus
dibawakan siswa yang lain secara berurutan mengajukan
pertanyaan yang hanya bisa dengan ia atau tidak. Siswa yang
pada saat mendapat giliran untuk mengajukan pertanyaan tetapi
tidak bertanya akan mendapat hukuman. Demikian pula dengan
siswa yang mengajukan asalasalan, sehingga jawaban yang
sudah diambang benar menjadi mentah harus mendapat hukuman.
D. Tujuan kuis
Permainan bahasa merupakan salah satu dari berbagai macam metode
pengajaran bahasa. Permainan bahasa menurut Atar Semi dalam bukunya
Pengajaran bahasa dan sastra merupakan sebagian dari metode simulasi,
sedangkan permainan bahasa itu sendiri ada berbagai macam salah satunya
yaitu permainandengan kuis. Permainan bahasa digunakan harus sesuai
dengan tujuan yang hendak di capai.
-
8/10/2019 ptk alok.docx
21/40
Dalam penelitian ini penulis memakai atau mengunakan permainan bahasa
dengan kuis. Tentu saja ada sesuatu yang hendak dicapai dengan permainan
bahsa dengan kuis ini.
Adapun tujuannya sebagi berikut :
1. Dengan kuis siswa dituntut untuk berpikir cepat dan tepat
menanggapi suatu masalah atau pertanyaan.
2. Mendorong siswa untuk berani berpendapat ( menjawab
pertanyaan, mengajukan pertanyaan, menaggapi suatu masalah
dan sebagainya).
3. Kecapatan serta ketepatan dalam menanggapi suatu masalah atau
pertanyaan jelas akan berpengaruh terhadap diri siswa, siswa akan
menjadi kritis, siswa akan cepat respon terhadap suatu masalah
dan secara langsung akan berpengaruh atau menimbulkan
keberanian untuk berpendapat karena takut mendapat hukuman,
hal ini tentu saja akan berdampak positif dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar.
4. Memotivasi siswa untuk berperan aktif.
5. Dengan permainan bahasa ini secara langsung juga untuk
mengetahui minat baca siswa. Siswa yang dapat berperan aktif
menjawab pertanyaan dengan benar jelas bahwa siswa tersebut
baik, menyimaknya maupun membaca. Tetapi siswa yang banyak
melakukan kesalahan atau tidak merespon dengan baik
pertanyaan yang diberikan sedikit banyak dapat dikatakan bahwa
minat baca siswa tersebut kurang atau renda. Karena minimnya
penguasaan kosa kata sehingga berpengaruh terhadap
pengungkapan cara berpikir.
E. Ketrampilan Mengemukakan Pendapat
-
8/10/2019 ptk alok.docx
22/40
Ketrampilan mengemukakan pendapat merupakan aspek berbicara.
Berbicara adalah suatu ketrampilan berbahasa yang berkembang pada
kehidupan anak yang dilalui oleh ketrampilan menyimak
Ketrampilan mengemukakan pendapat dalam proses belajar mengajar sangat
diperlukan, karena siswa dituntut untuk dapat mengutarakan pernyataan
pernyataan, mengutarakan pertanyaanpertanyaan dan harus dapat pula
mengutarakan kemampuan dalam berbagai hal melalui berbagai cara pula,
antara lain berbicara.
F. Pengertian Keberanian Mengemukakan Pendapat
1. Hubungan ketrampilan mengemukakan pendapat dengan
menyimak.
Mengemukakan pendapat (berbicara) dengan menyimak
merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung,
merupakan komunikasi tatap muka.
Halhal yang dapat memperlihatkan eratnya hubungan antara
berbicara dengan menyimak adalah :
a. Katakata yang dipakai serta dipelajari oleh siswa member
bantuan pelayanan dalam menyampaikan ideide atau
gagasan.
b. Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu
meningkatkan kualitas berbicara siswa.
2. Hubungan keterampilan mengemukakan pendapat dengan
membaca.
-
8/10/2019 ptk alok.docx
23/40
Menbaca sangat berpengaruh terhadap aktivitas berbicara. Karena
dengan membaca siswa mempunyai atau memperoleh
kemampuankemampuan yang mencakup ujaran yang jelas dan
lancar, kosa kata yang luas dan beraneka ragam, peggunaan
kalimatkalimat lengkap serta sempurna bila diperlukan dan
kemampuan mengikuti serta menelusuri perkembangan urutan
suatu cerita.
Halhal tersebut akan muncul apabila anak atau siswa berbicara,
jadi sangat jelas bahwa hubungan antara berbicara dengan
membaca sangat erat. Demikian juga dengan mengemukakan
pendapat, dengan kemampuan - kemampuan yang dimiliki dari
membaca maka dalam mengemukakan pendapat akan lancer.
3. Hubungan keterampilan mengemukakan pendapat (berbicara)
dengan menulis :
1. Penguasaan kosa kata, pola kalimat, serta organisasi ideide
yang telah dimiliki siswa merupakan dasar bagi ekspresi tulis.
2. Pembuatan bagan atau ideide yang akan disampaikan pada
saat mengemukakan pendapat akan menolong siswa untuk
mengutarakan ideidenya kepada orang lain. Siswa belajar
berbicara dari catatan dan membutuhkan latihan berbicara dari
catatan agar penyimpangan ide tidak terputusputus atau tidak
lancar.
Pembelajaran berbicara berkaitan erat dengan menyimak,
membaca maupun menulis . usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan salah satu segi tersebut diatas jelas akan
berpengaruh terhadap segi yang lain.
-
8/10/2019 ptk alok.docx
24/40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi : tempat penelitian , waktu penelitian, dan
siklus PTK sebagai berikut.
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri 4 Teunom
Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya untuk mata pelajaran
bahasa Indonesia. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah kelas VI
a tahun pelajaran 2012 /2013 dengan jumlah siswa sebanyak 23
orang, terdiri dari 11 siswa lakilaki dan 12 siswa perempuan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2012 /2013, yaitu pada
bulan januari sampai dengan februari 2013. Penentuan waktu
penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK
-
8/10/2019 ptk alok.docx
25/40
memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar
mengajar yang efektif dikelas.
3. Siklus PTK
PTK ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk melihat peningkatanhasil prestasi belajar siswa pada kelas VI a SD Negeri 4 Teunom.
Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelasyang dilaksanakan
didalam kelas dengan teknik putaran demi putaran. Penelitian tindakan
kelas ini dilaksanakan untuk suatu perbaikan, sehingga diperoleh hasil
yang maksimal dari suatu proses belajar mengajar bahasa Indonesia
khususnya meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat pada
saat proses belajar mengajar didalam kelas.
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga putaran : (1) putaran pertama,(2) putaran Kedua, (3) putaran ketiga. Rancangan permainan bahasa
ini masiangmasing putaran secara garis besar memuat empat
tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap implementasi, tahap
observasi dan tahap refleksi.
Perencanaan : rencana tindakan apa yang akan dilakukan
Untuk memperbaiki, meningkatkan atau
Perubahan prilaku dan sikap sebagi solusi.
Tindakan : yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya
Perbaikan
Observasi : mengamati adas dasar hasil atau dampak
Dari tindakan yang dilaksanakan atau
Dikenakan terhadap siswa.
Refleksi : peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbang
: atas hasil atau dampak dari tindakan dari
Berbagai criteria.
B. Subjek penelitian
penelitian adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya juga
disebut studi populasi (suharsimi arikunto,1999 ;102).
-
8/10/2019 ptk alok.docx
26/40
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi populasi adalah kelas VI a SD
Negeri 4 Teunom Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya tahun pelajaran
2012 /2013 .Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini di kelas tersebut kerena
adanya permasalahan yang ada dikelas. Karena penelitian tindakan kelas
memiliki karakteristik yang khusus yaitu tindakantindakan tertentu untuk
memperbaiki proses belajar di dalam kelas tertentu.
Adapun sample dari penelitian tindakan kelas ini adalah kelas VI a SD Negeri 4
Teunom Kecamatan aceh Jaya kabupaten Aceh Jaya tahun pelajaran 2012
/2013 yang terdiri dari 23 siswa, pemilihan sampel ini berdasarkan permasalahan
yang ada di dalam kelas tersebut, yaitu siswa nya sangat pasif, kurang berani
mengemukakan pendapat sehingga proses belajar mengajarberjalan searah,
tidak ada timbal balik antara guru dengan siswa.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian
ini adalah : (1) pengamatan, (2) wawancara, (3) dokumentasi.
1. Pengamatan
Pengamatan atau observasi terhadap penelitian ini dilakukan dengan
cermat dan teliti serta sungguhsungguh, setiap putaran berlangsung
pengamatan meliputi proses dan hasilpelaksanaan serta halhal
yang menyebabkan kegagalan atau keberhasilan pelaksanaan
permainan bahasa ini.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan secara klasikal kepada siswa, wawancara ini
dimaksudkan agar terjadi interaksi dan komunikasi antara guru dan
siswa. Kesan dan respon siswa terhadap pelaksanaan permainan
bahasa ini akan dapat diketahui melalui wawancara ini.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini ialah cara
memperoleh data dari dokumentasi, terutama dokumen resmi dari
sekolah. Data dokumentasi dalam penelitian ini meliputi lembar
observasi, lembar kerja siswa, agenda tiap putaran, daftar nilai, hasil
penelitian. Tujuan pengamatan data dokumentasi ini untuk
mempelajari informasi yang diperoleh.
Adapun hasil pengumpulan data dari teknik tersebut disimpan dalam
bentuk catatan atau table. Catatan dipergunakan untuk mengumpulkan
data yang berhubungan dengan proses pelaksanaan permainan
bahasa, sedangkan table disusun untuk menyimpan perolehan data
hasil permainan bahasa dengan kuis.
-
8/10/2019 ptk alok.docx
27/40
D. Teknik Analisa Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi kualitatif. Dalam
penganalisaan yang dipentingkan yaitu kualitas. Adapun penganalisaan melalui
tahapan sebagai berikut : (1) reduksi, (2) klasifikasi, (3) interprestasi, (4) inferensi dan
(5) tindak lanjut.
1. ReduksiPada tahap ini yang dilakukan guru adalah mengecek dan mencatat kembali
dengan cermat data yang terkumpul. Dat yang berhubungan dengan proses
dan hasil permainan bahasa yang dicatat. Pencatatan dilakukan secara
obyektif dan netral.
2. Klasifikasi
Pada tahap klasifikasi guru mengelompokkan data yang memenuhi criteria
dan bermanfaat. Data dikelompokkan berdasarkan materi, proses,waktu dan
hasil.
3. Interprestasi
Berdasarkan data yang ada peneliti menafsirkan dan diwujudkan dalamkalimat pernyataan. Pernyataan tersebut merupakan pendapat peneliti
dengan didukung data yang kualitatif dan kuantitatif. Pada akhirnya diperoleh
data yang ditafsirkan sebagai factor penunjang keberhasilan dan penyebeb
kegagalan.
4. Inferensi
Data yang sudah diinferensikan dicari kaitannya dengan data lain kemudian
disimpulkan. Penyimpulan kegagalan atau bentuk keberhasilan merupakan
kegiatan pada tahap ini. Factor-faktor yang mempengaruhi kegagalan bisa
berasal dari guru dan siswa yang meliputi proses, waktu, materi, dan hasil.
5. Tindak lanjut
Pada tahap ini dirumuskan langkah-langkah perbaikan untuk putaran
berikutnya berdasarkan inferensi yang telah ditetapkan. Langkah-langkah
yang mendukung sebagai factor penunjang keberhasilan
dipertahankan,sedangkan yang menghambat sebagai penyebab kegagalan
diganti. Perbaiakan tersebut bisa berupa proses dan materi.
E. Kriteria Efektivitas
Penelitian tindakan kelas ini lebih menitik beratkan pada keberanian siswa dalam
mengemukakan pendapat yang nantinya akan berpengaruh pada situasi proses
belajar mengajar didalam kelas. Melalui pengamatan dapat diketahui kualitas
pembelajaran dengan permainan bahasa. kriteria efektifitas metode permainan
bahasa ini di tentukan apabila 65 % dari 23 siswa dapat mengemukakan
pendapat dengan baik, maka permainan bahasa ini efektif. Dan apabila kurang
dari 65 % tidak efektif .
Hal ini dapat ditentukan dengan rumus
P = R/n x 100 %
-
8/10/2019 ptk alok.docx
28/40
keterangan
P = adalah jumlah siswa yang dapat mengemukakan pendapat dengan baik
(dalam proses).
R = adalah jumlah siswa yang dapat mengemukakan pendapat dengan baikDalam permainan.
n = adalah jumlah siswa secara keseluruhan.
F. Tahap Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tahaptahap sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Penelitian mengajukan proposal penelitian kepada guru pengamat
kemudian menyusun instrument kegiatan2. Tahap pelaksanaan
Tahap pertama atau putaran pertama dilaksanakan tanggal 28 bulam
januari tahun 2013 jam pelajaran ke 3 dan 4 permainan bahsa dengan
kuis cepat tepat.
Tahap kedua atau putaran kedua dilaksanakan pada tanggal 30 bulan
januari tahun 2013 jam pelajaran ke 3 dan 4 dilanjutkan tanggal 4
bulan februari tahun 2013 jam ke 3 dan 4 dengan permainan bahsa
dengan kuis tokoh.
Tahap ketiga atau keputaran ketiga , dilaksanakan pada tanggal 6
bulan februari tahun 2013 jam pelajaran ke 3 dan 4 di lanjutkan pada
tanggal 11 februari tahun 2013 jam ke 3 dan 4 permainan bahasa
dengan kuis siapa dia.
3. Tahap Penyesuaian
Penyusun laporan penelitian dan konsultasi dengan guru pengamat.
-
8/10/2019 ptk alok.docx
29/40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Putaran Pertama
1. Perencanaan
Pada putaran pertama ini dilaksanakan pada tanggal 28 pada bulan januari
tahun 2013 permainan bahasa dengan kuis cepat tepat. Adapun kegiatan
yang dilaksanakan akan direncanakan sebagai berikut :
a. Aspersepsi selama 10 menit, dalam bentuk dialog antara guru dengan
siswa tentang isi berita yang di dengar dari televise di Indonesia.
b. Guru menjelaskan bagaimana aturan permainan bahasa dengan kuis
cepat tepat, kelas di bagi menjadi 4 kelompok, kelompok 1 -3
beranggotakan 6 siswa sedangkan kelompok 4 beranggotakan 5 siswa.
Pembentukan kelompok berdasarkan urutan nomor absensi siswa.
c. Papan tulis dibagi dengan jumlah anggota kelompok, tiap kelompok
maju dan guru memberikan 4 pertanyaan, siswa menjawab sesuai
dengan posisinya.
d. Siswa yang menjawab salah akan mendapat hukuman, jawaban salah
satu : menyebutkan 10 kata kerja, jawaban salah dua atau lebih
-
8/10/2019 ptk alok.docx
30/40
menyebutkan 10 kosa kata bidang imformasi berita atau bidang oalah
raga.
e. Siswa yang berada dibelakang peserta turut mengawasi apabila ada
teman yang melirik jawaban temansebelahnya, maka mereka boleh
memprotes bahwa jawaban temannya itu tidak sah dan berhak
mendapat hukuman.f. Siswa yang dapat hukuman pelaksanaan hukuman langsung setelah
kelompok tersebut tampil.
2. Tindakan atau Implementasi
Pada tahap ini diterapkan pelaksanaan tindakan yang dideskripsikan sebagai
berikut :
a. Apresiasi ternyata berlangsung 15 menit, karena siswa belum dapat
berdialog dengan lancar. Beberapa siswa yang ditunjuk guru untuk
mengemukakan pendapatnya mengenai informasi dan berita hanya
menjawab singkat tanpa bisa memberikan alas an dan penjelasan.b. Pelaksanaan permainan bahasa denga kuis cepat tepat. Papan tulis di
bagi 3 lajur, kelompok satu maju dan masingmasing menempati sesuai
dengan posisinya. Guru memberi 4 pertanyaan dari kelompok satu, 2
siswa menjawab benar semua 3 siswa salah satu. Satu siswa melakukan
hukuman dengan menyebutkan 10 kata kerja.
c. Kelompok kedua, 2 siswa jawaban benarsemua, 2 siswa jawabannya salah
1, 2 siswa jawabanya salah 2, hukumannya menyebutkan 10 kosa katadi
bidang informasi berita.
d. Kelompok tiga siswa yang jawabannya benar semua 3 siswa, siswa yang
jawabannya salah satu 2 orang, sedangkan 1 siswa jawabanya salah dua
hukumannya menyebutkan 10 kosa kata di bidang olah raga.
e. Kelompok empat semua siswa yang jawaban nya benar semua 1 siswa,
siswa yang jawabannya salah 1, satu siswa dan siswa yang jawabanya
salah 2 terdiri dari 3 siswa, sebagai hukuman nya sama dengan kelompok
yang lain yaitu menyebutkan 10 kosa kata di bidang olah raga.
3. Observasi
Selama kegiatan berlangsung peneliti melakukan pengamatan terhadap
aktifitas siswa. Adapun hasil observasi yang diperoleh pada putaran pertama
terungkap sebagai berikut .
Siswa secara umum sudah menampakkan aktifitas nya, ini terbukti dari 23
siswa yang jawabannya benar 8 siswa, 8 siswa jawabannya salah satu, 7
siswa jawaban nya salah dua. Demikian juga ketika salah seorang siswa
melirik jawaban teman sebelahnya, ada beberapa orang siswa memprotes,
atas keberanianmengemukakan pendapat, hal ini menunjukkan sifat yang
positif. Pada saat pelaksanaan hukuman dari pengamatan peneliti, 3 siswa
-
8/10/2019 ptk alok.docx
31/40
melakukan dengan baik dan lancar, 4 siswa melakukan dengan sikap tidak
tenang , gugup, tidak siap dan merasa tertekan.
Keadaan ini menunjukkan bahwa secara umum memang siswa sudah cukup
memberikan respon positif, tetapi masih ada beberapa siswa yang masih
pasif, hal ini didukung oleh pengakuan salah seorang siswa yang
diwawancarai peneliti.Saya senang dengan permainan ini karena semuasiswa terlibat, tetapi pada saat pelaksanaan hukuman masih ada teman yang
malu dan belum siap.
4. Refleksi
Berdasarkan data hasil observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan
pada putaran pertama ini dapat diketahui bahwa dengan adanya tindakan
menunjukkan adanya peran serta siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran dengan permainan bahasa kuis cepat tepat, meskipun belum
secara optimal. Hal ini di sebabkan (1) sebagian siswa belum berani
mengemukkan pendapatnya dihadapan orang lain , (2) siswa masih belumterbiasa dengan permainan dalam pembelajaran.
Dari hasil refleksi dapat disimpulkan perlunya adanya upaya perbaikan
tindakan yang akan dilaksanakan pada putaran berikutnya. Tindakan
tindakan yang akan dilaksanakan pada putaran kedua adalah sebagai berikut :
a. Agar siswa lebih berani mengemukakan pendapatnya dan berbicara
dihadapan orang lain maka perlu menggantikan permainan dengankuis
tokoh, untuk meningkatkan keberanian siswaberpendapat.
b. Agar siswa tidak pasif menunggu gilirannya maka pembentukan
kelompok berdasarkan urutan nomor bangku.
c. Perlu mengganti bentuk hukuman , yang menuntut siswa berbicara.
B. Putaran Kedua
1. Perencanaan
Pada putaran kedua ini dilaksanakan pada pertemuan kedua bulan
januari tahun 2013 berdasarkan hasil refleksi pada putaran pertama,
maka pada putaran kedua ini permainannya diganti dengan kuis tokoh.
Kegiatan yang dilaksanakan direncanakan sebagai berikut :
a. Apersepsi selama 10 menit, dalam bentuk dialog antara guru
dengan siswa mengenai tokoh yang menjadi idolanya.
b. Pembentukan kelompok, kelas dibagi menjadi 4 kelompok,
kelompok 13 beranggotakan 6 siswa dan kelompok 4
beranggotakan 5 siswa. Pembentukan kelompok berdasarkan
no bangku siswa di dalam kelas.
c. Guru menjelaskan aturan permainan, setiap kelompok di
berikan undian yang berisi nama salah seorang tokoh dan siswa
membuat pertanyaan yang sesuai dengan tokohyang dimaksud.
-
8/10/2019 ptk alok.docx
32/40
d. Apabila pada gilirannya siswa tersebut tidak dapat membuat
pertanyaan , maka akan mendapat hukuman (1) menceritakan
pengalaman hari ini itu, (2) pembaca puisi, (3) menyanyikan
lagu wajib.
e. Pelaksanaan hukuman dilakukan dilakukan ketika kelompok itu
selesai.
2. Tindakan
Tindakan pada putaran kedua ini dapat di diskripsikan sebagai berikut:
a. Apsersepsi ternyata berlangsung 15 menit karena siswa begitu
antusias menyebutkan tokah yang disenangi dan alasannya.
Seperti yang diungkapkan oleh seorang siswa,saya suka Ir.
Soekarno, karena pidatonya dapat membakar semangat
perjuangan rakyat Indonesia.
b. Pelaksanaan permainan bahasa dengan kuis tokoh, kelompok
setelah mengambil undian ternyata tokohnya adalah RA Kartini.Salah satu pertanyaan dari siswa adalah :RA Kartini adalah
pelopor emansipasi wanita indonesia. Dari 6 siswa yang tidak
dapat membuat pernyataan 2 siswa, hukuman nya memilih
menceritakan pengalaman hari ini.
c. Kelompok dua berdasarkan undian tokoh habibi dari 6 siswa, 4
siswa pernyataanya benar, salah satu pernyataan siswa adalah
habibi menjadi presiden setelah Suharto lengser. Dari enam
siswa yang tidak dapat membuat pernyataannya salah.
d. Kelompok tiga tokohnya adalah pak jokowi (gubernur DKI) dari
kelompok ini tiga siswa pernyataannya benar, dua siswa tidak
membuat pernyataan, satu siswa pernyataannya salah.
e. Kelompok empat, tokohnya Tengku Umar ( salah satu tokoh
pejuang aceh ) kelompok ini 4 siswa pernyataan benar, satu
siswa pernyataannya salah. Salah satu pernyataan dari siswa
adalah Tengku Umar salah satu pejuang aceh yang ditkuti
oleh Belanda.
3. Observasi
Hasil pengamatan terhadap praktek pada putaran kedua ini
menunjukan adanya perubahan kearah yang positif, siswa sudah
berperan secara aktif. Dari 23 siswa, yang pernyataannya benar15
siswa, sedangkan yang pernyataannya salah 3 siswa dan 5 siswa
tidak tidak membuat pernyataan. Demikian pula ketika ada temannya
membuat pertanyaan salah, teman yang lain berani angkat tangan
untuk membetulkan pernyataan tersebut. Ini membuktikan bahwa
respon terhadap pembelajaran dengan permainan kuis tokoh baik.
-
8/10/2019 ptk alok.docx
33/40
Siswa yang mendapat hukuman, 2 siswa memilih menceritakan
pengalaman hari ini, 2 siswa memilih membaca puisi sedangkan 1
siswa menyanyi. Pada saat melakukan hukuman setiap siswa begitu
santai, tenang dan lancar dalam bercerita, sedangkan yang membaca
puisi 1 siswa membaca baik 1 siswa membacanya masih seperti
membaca cerita. Seorang yang nyanyi , cukup percaya diri dandengan suara keras. Hasil wawancara dengan beberapa siswa
terungkap sebagai berikut :
permainan ini menyenangkan BU, kalau bisa setiap hari ada
permainannya . ( Ungkap salah seorang siswa).
saya senang dengan permainan ini tetapi ada teman yang sudah
menyiapkan sebuah pernyataan, ternyata pernyataan tersebut sudah
diungkap oleh teman sebelumnya maka ketika gilirannya ia belum siap
dengan pernyataan yang lain. (aldi).
4. RefleksiBerdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan
pada putaran kedua ini menunjukkan peningkatan aktivitas siswa
terhadap pembelajaran dengan permainan kuis tokoh. Pemilihan
materi ternyata sangat efektif dalam meningkatkan aktivitas siswa.
Akan tetapi ada kelemahan dari permainan ini ada siswa yang sudah
menyiapkan sebuah pernyataan ternyata pernyataan yang sama telah
disampaikan temannya lebih dulu sehigga pada saat gilirannya belum
siap dengan pernyataan yang lain . hal ini merupakan masukan bagi
guru, untuk itu dalam putaran ketiga ada upaya perbaikan.
a. Meningkatkan keberanian siswa dalam bertanya.
b. Mengoptimalkan siswa dalam pembelajaran dengan
memberikan tanggung jawab penuh terhadappelaksanaan dan
keberhasilan permainan kepada masingmasing kelompok,
guru hanya bertindak sebagai fasilitator, serta memberikan
arahan yang seperlunya.
c. Permainan diganti dengan kuis Siapa Dia
d. Bentuk hukuman menceritakan pengalaman hari ini masih
dipertahankan sedangkan untuk membaca puisi dan menyanyi
diganti dengan siswa disuruh memberikan pendapatnya
mengenai permainan bahasa ini.
C. Putaran ketiga
Putaran ketiga dilaksanakan pada tanggal 06 bulan februari tahun 2013 dan
dilanjutkan pada tanggal 11 bulan februari tahun 2013 berdasarkan hasil
refleksipada putaran kedua, maka pada putaran ketiga ini mengunakan
permainan bahasa dengan kuis siapa dia. Kegiatan direncanakan sebagai berikut:
1. Perencanaan
-
8/10/2019 ptk alok.docx
34/40
a. Apersepsi selama 10 menit, dalam bentuk dialog antara guru
dengan siswa mengenai kuis siapa dia.
b. Guru menjelaskan bagaimana aturan permainan ini, salah
seorang siswa berperan sebagai tokoh yang harus ditebak
sedangkan siswa yang lain mengajukan pertanyaan untuk
menebak siapa tokoh tersebut. Si tokoh cukup menjawab yaatau tidak atas pertanyaan yang diajukan.
c. Kelas di bagi 3 kelompok masingmasing kelompok
beranggotakan 7 dan siswa dan 8 siswa.
d. Anggota kelompok yang tidak mengajukan pertanyaan pada
saat gilirannya atau mengajukan pertanyaan asalasalan akan
mendapat hukuman.
Alternati hukuman :
1) Menceritakan pengalaman hari ini.
2) Membagikan pendapat (siswa) mengenai permainan
bahasa ini.e. Pelaksanaan hukuman dilakukan setelah kelompok tersebut
selesai tampil.
2. Tindakan
Pada tahap ini didiskripsikan pelaksanaan tindakan sebagai berikut:
a. Apersepsi selama 10 menit, guru bertanya kepada siswa.
Apakah pernah melihat kuis siapa dia ? coba ceritakan !
Phonna menjawab : pernah waktu itu si tokoh dapat
ditebak, tokohnya seorang yang berprofesi sebagai polisi.
b. Guru menunjuk salah seorang siswa untuk berperan sebagai
tokoh misterius (petani). Kelompok pertama mengajukan
Pertanyaan nya kepada si tokoh setiap kelompok diberi
kesempatan mengajukan pertanyaan sebanyak 3 kali.
Kelompok satu putaran pertama 8 siswa dapat mengajukan
pertanyaan dengan baik, putaran kedua 7 siswa yang dapat
mengajukan pertanyaan satu siswa tidak membuat
pertanyaan. Putaran ketiga semua dapat mengajukan
pertanyaan dengan baik, namun pada kelompok satu inibelum bisa menyimpulkan hasil dari diskusinya, sehingga si
tokohbelumbisa terjawab. Siswa yang mendapat hukuman
memilih berpendapat tentang permainan ini.saya senang
dengan permainan ini, karena kita diberi kebebasan untuk
mengajukan pertanyaan, mendiskusikan dan menyimpulkan
hasil permainan ini meskipun kelompok kami belum bisa
-
8/10/2019 ptk alok.docx
35/40
menebak tokoh yang dimaksud. Dan semua siswa bertepuk
tangan memberikan pujian.
c. Kelompok dua, guru menunjuk salah seorang siswa untuk
berperan sebagai tukang parkir. Dari kelompok 2 ini mulai
dari putaran satu sampai tiga siswa dapat mengajukan
pertanyaan dengan baik sehingga tokoh yang dimaksuddapat di tebak. Salah satu anggota mengajukan pertanyaan:
apakah pekerjaan saudara membutuhkan tempat yang luas
dan ditempat terbuka?
d. Kelompok tiga, tokoh yang harus ditebak yang diperankan
salah seorang siswa adalah pemain bola kaki. Putaran
satu sampai putaran tiga, 2 siswa tidak mengajukan
pertanyaan, 1 siswa mengajukan pertanyaan tapi
pertanyaan menyimpang : apakah olah raga yang saudara
lakukan membutuhkan tempat, dilapangan terbuka ?,ya.
apakah olah raga yang saudara lakukan diruangan ?(pertanyaan yang menyimpang). Pada akhirnya kelompok ini
dapat menebak tokoh yang dimaksud.
3. Observasi
Hasil pengamatan yang dilakukan pada putaran ketiga ini dapat
didiskripsikan sebagai berikut :
Dengan adanya tindakan perbaikan dari hasil refleksi pada putaran
kedua aktifitas siswa semakin meningkat. Hamper semua siswa sudah
menampakkan adanya usaha untuk turut aktif berperan dlam
pembelajaran. Hal ini di buktikan dengan hidupnya suasana kelas,
timbulnya keberanian siswa mengemukakan pendapat dalam hal ini
bertanya, menjawab pertanyaan maupun membuat pernyataan.
Dari 23 siswa yang mengajukan pertanyaan dengan baik 19 siswa, 3
siswa tidak bertanya dan 1 siswa pertanyaan nya menyimpang dan
hasalhasalan.
Apabila dipresentasekan sebagai berikut :
Siswa yang bertanya
x 100% = 82,60 %
Siswa yang mendapat hukuman menceritakan pengalaman hari ini :
x 100% = 17,39 %
-
8/10/2019 ptk alok.docx
36/40
Keadaan diatas menunjukan bahwa kesadaran dan keberanian siswa
dalam mengemukakan pendapat telah tumbuh dengan adanya
pembelajaran yang dipola seperti permainan.
Salah seorang siswa ketika di wawancarai, saya senang sekali
dengan permainan ini, karena temanteman begitu berminat untuk
mengajukan pertanyaan maupun menjawab, suasana kelas tidakseperti biasanya diam.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan evaluasi pada putaran
ketiga ini aktifitas sudah meningkat dengan baik, keberanian siswa
mengemukakan pendapat sudah tumbauh dan berkembang meskipun
ada satu dua siswa yang masih pasif. Secara umum peran serta siswa
sudah baik, sehingga suasana kelas menjadi hidup.
Dengan demikaian kreaktifitas guru dalam memilih metode, materi
maupun memotifasi siswa sangat menentukan keberhasilanpembelajaran untuk mencapai tujuan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Pelaksanaan tindakan kelas yang telah dilaksanakan dengan putaran dan
berdasarkan pengamatan, mengumpulkan data dan evaluasi hasil nya dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Metode permainan bahasa dengan kuis cepat tepat, kuis tokoh
maupun kuis siapa dia ternyata mampu melibatkan secara aktif dalam
proses belajar mengajar, peran serta siswa kelas VI a SD Negeri 4
Teunom kecamatan teunom kapupaten aceh jaya tahun pelajaran
2012/2013 sangat menonjol.
2. Metode permainan bahasa sangat efektif untuk meningkatkan
keberanian siswa kelas VI a SD Negeri 4 Teunom kecamatan teunom
kabupaten aceh jaya tahun pelajaran 2012/ 2013 dalam
mengemukakan pendapat. Hal ini dapat dilihat dari hasil setiap putaran
yang menunjukan peningkatan aktifitas siswa. Dari putaran pertama
yang jawaban nya benar adalah 34.78%, sedangkan yang mendapat
hukuman adalah65,21%.berdasarkan hasil putaran pertama
dilanjutkan dengan putaran yang kedua dengan perolehan nilai
menjadi 65.21% dan yang mendapat hukuman34.78 %.berdasarkan
hasil tersebut pada putaran kedua mengalami peningkatan terhadap
-
8/10/2019 ptk alok.docx
37/40
aktifitas siswa menjadi baik. Berdasarkan hasil putaran kedua
dilanajutkan ke putaran ketiga dengan perolehan nilai yang sangat
meningkat menjadi 82.60% siswa yang membuat pernyataan benar
dan 17.39 % siswa yang mendapat hukuman.
3. Kemampuan metode permainan bahasa dalam meningkatkan
keberanian dalam mengemukakan pendapat sangat baik, karenadapat terlihat secara aktif dalam proses belajar mengajar sehingga
pembelajaran terlaksana dengan lancar dan hidup.
B. Saran
Beberapa saran-saran yang perlu penulis sampaikan
berdasarkan hasil pengamatan kelas antara lain:
1. Dalam upaya mengoptimalkan hasil belajar siswa, diharapkan guru
selalu memperhatikan penggunaan metode yang lebih efektif dalam
proses belajar mengajar. Efektivitas metode harus disesuaikan dengan
materi pembelajaran dan tujuan hendak dicapai.2. Pentingnya guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang
berhubungan dalam proses belajar mengajar yang dapat digunakan
sebagai pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah
selanjutnya guna meningkatkan mutu suatu pendidikan.
3. Untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar guru perlu
mencari atau menemukan metode alternative sebagai jalan keluarnya,
misalnya metode permainan bahasa.
4. Diharapkan guru pernah mencoba atau perlu menerapkan metode
permainan bahsa dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
-
8/10/2019 ptk alok.docx
38/40
DAFTAR PUSTAKA
Ardiana, Leo. 1998. Permainan Bahasa di SD.Makalah Seminar IKIP Surabaya.
Arikunto, Suharsimi. 2000. Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta :
Rineka Cipta.
Ali, Lukman, dkk. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Puastaka.
Kasuriyanto, dkk. 1999. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Surabaya
Unipress, IKIP.
Semi, Atar. 1984. Pengajaran bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Taringan, Henry Guntur. 1998. Pengajaran Kosa Kata. Bandung : Angkasa.
Taringan , Henry Guntur. 2001. Berbicara Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa.
Bandung : Angkasa.
Taringan, Henry Guntur. 2000. Metodelogi Pengajaran Bahasa.Bandung : Angkasa.
-
8/10/2019 ptk alok.docx
39/40
Takeda, Mansoer. 1999. Kosa Kata dan Pengajarannya.Ende Flores : Nusa Indah.
BIODATA PENULIS
Nama : Ida Zaimar, S.Pd.SD
Nip : 19691230 199504 2 001
Jabatan : Guru
Pangkat/ golongan : Penata Tk/ III.d
Tempat dan tanggal Lahir : Alue Ambang, 30- 12- 1969
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Judul karya tulis : Meningkatkan hasil prestasi belajar bahasa Indonesia
Dengan uji kemampuan keberanian dalam mengemuka
Kan pendapat melalui permainan bahasa pada siswa
Kelas VI a di SDN 4 Teunom Tahun 2012/ 2013
Pendidikan terakhir : S- 1 (Sarjana)
Fakultas / jurusan : Universitas Terbuka / Guru kelas
Status perkawinan : Kawin
Alamat penulis
a. Kelurahan : Padang kleng
b. Kecamatan : Teunom
c. Kab/ kota : Aceh Jaya
d. Provinsi : Aceh
-
8/10/2019 ptk alok.docx
40/40
e. Telepon / hp : 085296101533