makalah.ion exchange
TRANSCRIPT
![Page 1: Makalah.ion Exchange](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081719/55721416497959fc0b93be5b/html5/thumbnails/1.jpg)
ION EXCHANGE
Di susun Oleh :
Mamah Mahfudoh
Mas Gunawan Hariyanto
JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2013
![Page 2: Makalah.ion Exchange](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081719/55721416497959fc0b93be5b/html5/thumbnails/2.jpg)
1. Pengertian ion exchange dan prosesnya
Pertukaran ion pada konsepnya ialah ion-ion yang ditahan oleh
gaya elektrostatis pada permukaan padatan digantikan oleh ion-ion
bermuatan sama yang berada pada larutan. Bahan penukar ion harus
mempunyai ion aktif di seluruh strukurnya, berkapasitas besar selektif
untuk jenis ion tertentu, mampu diregenerasi, stabil secara kimiawi / fisis
serta mempunyai kelarutan rendah
Metode pertukaran ion adalah suatu reaksi (pertukaran) reversible
ion-ion pada padatan (material / media penukar ion) dengan yang ada pada
larutan, tetapi tidak terdapat perubahan substansial dalam struktur dari
padatan tersebut. Secara sederhana metode pertukaran ion dapat diartikan
sebagai metode untuk menghilangkan ion-ion yang tidak dikehendaki.
Prinsip kerja Ion Exchange :
Secara prinsip ion exchange bekerja dengan menukar ion yang
ada di air dengan ion tertentu. Ilustrasi sederhananya seperti saat kita
bawa uang ke dealer mobil untuk membeli sebuah mobil baru. Uang
itu kita serahkan ke dealernya dan sebagai imbalannya kita boleh
membawa mobil baru, sederhananya seperti itu. Ada dua jenis resin yang
dipergunakan yaitu resin Kation dan resin Anion. Resin Kation akan menukar
semua ion positif di air (misalnya Natrium, Kalsium, Magnesium,
Strontium) dengan ion Hidrogen. Sedangkan resin Anion akan menukar
semua ion negatif di air (Klorida, Sulfat, Nitrat) dengan ion OH. Ion
Hidrogen (H) bertemu dengan ion OH akan menghasilkan air murni (H2O).
Berikut kami tampilkan reaksi kimia pada resin Anion dan Kation :
Reaksi resin Kation
H+R- + HCl Na+R- + HCl
2 H+R- + MgSO4 Mg2+R2- + H2O4
![Page 3: Makalah.ion Exchange](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081719/55721416497959fc0b93be5b/html5/thumbnails/3.jpg)
H+R- = resin kation
Reaksi resin Anion
R+OH- + HCl
R+Cl- +
H2O R+OH- +
SiO2
R+HsiO3-
R+OH- = resin anion
Setelah digunakan beberapa waktu, resin kation dan anion akan
kehabisan kemampuan menukarnya. Pada saat itulah dilakukan
regenerasi. Untuk resin Kation regenerasi dilakukan menggunakan asam
sulfat atau asam klorida, dan resin Anion menggunakan sodium
hidroksida. Setelah regenerasi maka proses penukaran ion siap dilakukan
kembali. Jangka waktu antara pasca regenerasi sampai proses regenerasi
kembali disebut sebagai jam operasi. Sebuah sistem Ion Exhanger yang
memiliki jam operasi selama 24 jam misalnya, dapat beroperasi penuh
selama 24 jam sebelum akhirnya mengalami kejenuhan dan harus
diregenerasi. Untuk mendapatkan jam operasi yang lebih panjang, akan
dibutuhkan jumlah resin yang jauh lebih banyak lagi. Dan untuk jumlah
resin yang sama, jam operasi Ion Exchanger akan sangat
dipengaruhi TDS (total dissolved solid) - total ion/ kadar garam- dari air
baku. Jika sebuah sistem Ion Exchange mampu beroperasi selama 24 jam
untuk TDS 150 ppm, maka apabila TDS naik menjadi 300 ppm jam
operasi akan turun menjadi sekitar 12 jam.
Salah satu efek negatif dari Ion Exchange adalah proses
regenerasinya yang menggunakan asam dan basa kuat. Proses regenerasi
ini jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan pencemaran
lingkungan. Seharusnya sebelum limbah regenerasi ini dibuang ke
![Page 4: Makalah.ion Exchange](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081719/55721416497959fc0b93be5b/html5/thumbnails/4.jpg)
lingkungan, dilakukan proses penetralan pH dulu. Tetapi pada
faktanya, masih banyak yang langsung membuang begitu saja
limbah regenerasi ke lingkungan.
2. Regenerasi resin
Regenerasi adalah suatu peremajaan, penginfeksian dengan kekuatan baru
terhadap resin penukar ion yang telah habis saat kerjanya atau telah terbebani,
telah jenuh. Regenerasi penukaran ion dapat dilakukan dengan mudah karena
pertukaran ion merupakan suatu proses yang reversibel yang perlu diusahakan
hanyalah agar pada regenerasi berlangsung reaksi dalam arah yang berlawanan
dari pertukaran ion.
Pada umumnya senyawa yang digunakan untuk kerangka dasar resin penukar ion
asam kuat dan basa kuat adalah senyawa polimer stiren divinilbenzena. Ikatan
kimia pada polimer ini amat kuat sehingga tidak mudah larut dalam keasaman dan
sifat basa yang tinggi dan tetap stabil pada suhu diatas 150oC.
Polimer ini dibuat dengan mereaksikan stiren dengan divinilbenzena,
setelah terbentuk kerangka resin penukar ion maka akan digunakan untuk
menempelnya gugus ion yang akan dipertukarkan. Resin penukar kation dibuat
dengan cara mereaksikan senyawa dasar tersebut dengan gugus ion yang dapat
menghasilkan (melepaskan) ion positif. Gugus ion yang biasa dipakai pada resin
penukar kation asam kuat adalah gugus sulfonat dan cara pembuatannya dengan
sulfonasi polimer polistyren divinilbenzena (matrik resin). Resin penukar ion yang
direaksikan dengan gugus ion yang dapat melepaskan ion negatif diperoleh resin
penukar anion. Resin penukar anion dibuat dengan matrik yang sama dengan resin
penukar kation tetapi gugus ion yang dimasukkan harus bisa melepas ion negatif,
misalnya –N (CH3)3+ atau gugus lain atau dengan kata lain setelah terbentuk
![Page 5: Makalah.ion Exchange](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081719/55721416497959fc0b93be5b/html5/thumbnails/5.jpg)
kopolimer stiren divinilbenzena (DVB), maka diaminasi kemudian
diklorometilasikan untuk memperoleh resin penukar anion.
Material penukar ion yang utama berbentuk butiran atau granular dengan
struktur dari molekul yang panjang (hasil co-polimerisasi), dengan memasukkan
gugus fungsional dari asam sulfonat, ion karboksil. Senyawa ini akan bergabung
dengan ion pasangan seperti Na+, OH− atau H+. Senyawa ini merupakan struktur
yang porous. Senyawa ini merupakan penukar ion positif (kationik) untuk
menukar ion dengan muatan elektrolit yang sama (positif) demikian sebaliknya
penukar ion negatif (anionik) untuk menukar anion yang terdapat di dalam air
yang diproses di dalam unit “Ion Exchanger”.
3. Aplikasi diindustri
a. Ion exchange sebagai sebagai water softening
Aplikasi ion exchange sebagai water softening merupakan fungsi
umum dan digunakan sangat luas di industri yang memerlukan soft water
untuk proses dan bahan baku boiler. Ion exchange sebagai water softening
ini bertujuan untuk mengurangi konsentrasi kesadahan pada air misalnya
Ca dan Mg.
Air baku yang mengandung kalsium (Ca) dan magnesium (Mg)
harus diturunkan konsenrasinya dengan cara menggantinya dengan muatan
ion sodium yang terdapat pada resin. Softwater digunakan untuk boiler
feed water guna mencegah terjadinya endapan (scaling) pada saluran air
baik pada sistem boiler maupun pada sistem pendingin.
b. Ion exchange sebagai media purifikasi
Dalam hal penggunaan media ion exchange sebagai purifier yaitu
untuk mangangkat atau manghilang bahan-bahan yang tidak dikehendaki
![Page 6: Makalah.ion Exchange](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081719/55721416497959fc0b93be5b/html5/thumbnails/6.jpg)
yaitu beracun yang dibawa oleh fliuda tertentu misalnya menambil ion-ion
logam seperti cadmium, lead dan copper dan menggantikan dengan ion-
ion garam sodium dan potasium. Ada jenis resin ion exchange lain yang
dapat menyaring kontaminan organik air bahan baku dengan
menambahkan karbon aktif pada kolom ion exchange tersebut. Pemilihan
jenis resin akan menentukan fungsi ion exchange pada pabrik yang
menggunakannya sebagai water softening sebagai media filtrasi logam
berat fluida tertentu maupun sebagai penyaring mineral pada air baku.