manajemen proyek pada proyek kemanusiaan

11
1 MANAJEMEN PROYEK PADA PROYEK KEMANUSIAAN Sebuah Tinjauan Perbandingan Antara Manajemen Proses Perancangan Kemanusiaan Yusuf Bilyarta Mangunwijaya yang Bersifat ADHOC dan Manajemen Proses Proyek Kemanusaiaan yang Diorganisisr oleh NGO Komang Tria Prabawati 25209023 email : [email protected] ABSTRAK Aktivitas proyek kemanusiaan selalu berkaitan dengan konteks lingkungan dan masyarakat setempat dengan berbagai karakterisitiknya mempunyai sistem manajemen yang berbeda beda sesuai dengan jenis dan lokasinya. Proyek kemanusiaan lebih mengedepankan faktor yang bersifat sosial, berbeda dengan proyek pada umumnya yang selalu berkaitan dengan keuntungan / investasi. Dalam hal proyek kemanusiaan ini, tugas manajemen adalah mengidentifikasikan teknik dan metode yang harus digunakan untuk menangani suatu jenis kegiatan pada waktu dan kondisi tertentu untuk mencapai tujuan dengan cara yang efektif dan efisien. Pada penelitian ini dibandingkan dua pendekatan manajemen proyek yang sebenarnya bukan merupakan dua hal yang dapat dibandingkan atau diletakkan pada posisi yang sejajar karena memiliki karakterisistik dan studi kasus yang berbeda namun dengan membandingkan dua pendekatan tersebut diharapkan mampu mendapatkan kelebihan dan kekurangan pada masing masing manajemen. Studi kasus manajemen proyek yang pertama adalah proyek Kali Code yang diprakarsai oleh Romo Mangun tidak terlepas dari pemahaman tentang filososfi beliau sendiri tentang arsitektur yang dipngaruhi oleh filososfi wastucitra dan manajemen yang diterapkan merupakan manajemen situasional yang sangat bersifat fleksibel dan memperhatikan dan memanfaatkan struktur kondisi lingkungan sekitar proyek. Sedangkan studi kasus yang kedua merupakan proyek kemanusiaan yang berada di bawah NGO dengan struktur organisasi yang jelas dan program yang terstruktur menggunakan manajemen klasik. Kata kunci/ keywords :manajemen, proyek, kemanusiaan,studi 1. Pendahuluan Proyek kemanusiaan pada umumnya bersifat ADHOC dan berkaitan erat dengan kondisi lingkungan setempat yang melibatkan unsur alam dan masyarakat. Dalam mengendalikan proyek kemanusiaan terdapat beberapa manajemen yang lazim digunakan oleh LSM dan badan badan lainnya baik formal maupun tidak formal. Dalam memilih manajemen proyek tidak terlepas dari situasi dan kondisi dimana proyek itu berlangsung. Masing masing manajemen yang diterapkan memiliki kelebihan dan kekurangan terhadap keberlangsungan proyek kemanusiaan. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai perbandingan manajemen proses proyek kemanusiaan yang dilakukan dengan dua pendekatan. Dengan gambaran tersebut diharapkan dapat diketahui kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada

Upload: komang-tria

Post on 16-Jun-2015

1.478 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Proyek Pada Proyek Kemanusiaan

1

MANAJEMEN PROYEK PADA PROYEK KEMANUSIAAN

Sebuah Tinjauan Perbandingan Antara Manajemen Proses Perancangan Kemanusiaan

Yusuf Bilyarta Mangunwijaya yang Bersifat ADHOC dan Manajemen Proses Proyek

Kemanusaiaan yang Diorganisisr oleh NGO

Komang Tria Prabawati

25209023

email : [email protected]

ABSTRAK

Aktivitas proyek kemanusiaan selalu berkaitan dengan konteks lingkungan dan masyarakat

setempat dengan berbagai karakterisitiknya mempunyai sistem manajemen yang berbeda – beda

sesuai dengan jenis dan lokasinya. Proyek kemanusiaan lebih mengedepankan faktor yang

bersifat sosial, berbeda dengan proyek pada umumnya yang selalu berkaitan dengan keuntungan

/ investasi. Dalam hal proyek kemanusiaan ini, tugas manajemen adalah mengidentifikasikan

teknik dan metode yang harus digunakan untuk menangani suatu jenis kegiatan pada waktu dan

kondisi tertentu untuk mencapai tujuan dengan cara yang efektif dan efisien. Pada penelitian ini

dibandingkan dua pendekatan manajemen proyek yang sebenarnya bukan merupakan dua hal

yang dapat dibandingkan atau diletakkan pada posisi yang sejajar karena memiliki karakterisistik

dan studi kasus yang berbeda namun dengan membandingkan dua pendekatan tersebut

diharapkan mampu mendapatkan kelebihan dan kekurangan pada masing – masing manajemen.

Studi kasus manajemen proyek yang pertama adalah proyek Kali Code yang diprakarsai oleh

Romo Mangun tidak terlepas dari pemahaman tentang filososfi beliau sendiri tentang arsitektur

yang dipngaruhi oleh filososfi wastucitra dan manajemen yang diterapkan merupakan

manajemen situasional yang sangat bersifat fleksibel dan memperhatikan dan memanfaatkan

struktur kondisi lingkungan sekitar proyek. Sedangkan studi kasus yang kedua merupakan

proyek kemanusiaan yang berada di bawah NGO dengan struktur organisasi yang jelas dan

program yang terstruktur menggunakan manajemen klasik.

Kata kunci/ keywords :manajemen, proyek, kemanusiaan,studi

1. Pendahuluan

Proyek kemanusiaan pada umumnya bersifat ADHOC dan berkaitan erat dengan kondisi

lingkungan setempat yang melibatkan unsur alam dan masyarakat. Dalam mengendalikan proyek

kemanusiaan terdapat beberapa manajemen yang lazim digunakan oleh LSM dan badan – badan

lainnya baik formal maupun tidak formal. Dalam memilih manajemen proyek tidak terlepas dari

situasi dan kondisi dimana proyek itu berlangsung. Masing – masing manajemen yang

diterapkan memiliki kelebihan dan kekurangan terhadap keberlangsungan proyek kemanusiaan.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai perbandingan

manajemen proses proyek kemanusiaan yang dilakukan dengan dua pendekatan. Dengan

gambaran tersebut diharapkan dapat diketahui kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada

Page 2: Manajemen Proyek Pada Proyek Kemanusiaan

2

masing - masing system dan dapat di kolaborasikan menjadi satu sistem manajemen proyek

kemanusiaan yang ideal.

Metoda Penelitian

Penelitian dilakukan dengan mendeskripsikan proses cara berfikir Romo Mangun pada salah satu

proyek kemanusiaan dan membandingkannya dengan Manajemen proyek kemanusiaan yang

dilaksanakan oleh NGO. Perbandingan dilakukan dengan acuan kerangka yang didapat dari

kajian literatur / teori.

2. Kajian Teori

Menurut Iman Soeharto, proyek adalah kegiatan sekali lewat, dengan waktu dan sumber daya

terbatas untuk mencapai hasil akhir yang ditentukan, misalnya produk dan fasilitas produksi.

Dalam Project life cycle / siklus proyek kegiatan – kegiatan berlangsung mulai dari titik awal

kemudian meningkat jenis dan intensitasnya sampai ke puncak ( peak ), turun, dan berakhir.

Proyek memiliki tahap – tahap perkembangan. Pada masing – masing tahap terdapat kegiatan

yang dominan dengan tujuan yang khusus atau spesifik.

Konseptual PP ( Perencanaan

Pemantapan )/Definisi

Implementasi Operasi

1. Perumusan gagasan

2. Kerangka Acuan

3. Studi Kelayakan

4. Indikasi Dimensi

lingkup proyek

5. Indikasi Biaya dan

jadwal

6. Pendalaman

berbagai aspek

persoalan

7. Pembuatan jadwal

induk dan anggaran,

menentukan

kelanjutan investasi

8. Penyususnan

strategi

penyelenggaraan

dan rencana

pemakaian sumber

daya.

9. Pembelian dini.

10. Penyiapan

perangkat dan

peserta

11. Desain

engineering terinci

12. Pembuatan

spesifikasi

terencana

13. Pembelian

peralatan dan

material

14. Pabrikasi dan

konstruksi

15. Inspeksi mutu

16. Uji coba

kemampuan

17. Start – up,

demobilisasi dan

laporan penutupan

proyek

18. Operasi rutin

19. Pengamatan

prestasi

Waktu

Siklus proyek

KONSEPTUAL PP/DEFINISI IMPLEMENTASI

Gambar 1.1 Hubungan

keperluan sumber daya

terhadap waktu dalam

siklus proyek

OPERASI

Gambar 1.2 Kegiatan utama proyek

Page 3: Manajemen Proyek Pada Proyek Kemanusiaan

3

Manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan

sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek ( Suharto, 1999 ). Manajemen

proyek : mengelola aktifitas proyek dengan mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, sarana

dan teknik tertentu sesuai tuntutan proyek ( PMBOK,2000 )

Dari sejumlah pemikiran manajemen modern, sedikitnya tiga diantaranya yang berpengaruh

besar dan berkaitan erat dengan konsep manajemen proyek. Ketiga pemikiran manajemen

modern itu adalah manajemen klasik, pemikiran system, dan pendekatan contingency.

Manajemen klasik menjelaskan tugas – tugas manajemen berdasarkan fungsi – fungsinya, yaitu

mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan. Pemikiran sistem adalah pemikiran yang

memandang segala sesuatu dari wawasan totalitas. Metodologinya yang erat berhubungan

dengan penyelenggaraan proyek adalah system analisis, system engineering, dan system

manajemen. Pendekatan contingency atau situasional pada dasarnya berpendapat bahwa tidak

ada satu pun pendekatan manajemen terbaik yang dapat mengelelola setiap macam kegiatan.

Situasinya dapat berubah setiap waktu, oleh karena itu pengelolaan harus pila bersifat flexible.

Pendekatan situasional tidak memberikan petunjuk langkah – langkah spesifik untuk menanggapi

berbagai situasi yang dihadapi. Meskipun demikian, bagi penyelenggara proyek, suatu

pengertian dasar bahwa kegiatan harus dikelola berdasarkan tuntutan situasi yang dominan pada

waktu itu dan tidak “kaku” merupakan hal yang amat berguna untuk diperhatikan, karena ini

sesuai dengan perilaku kegiatan proyek itu sendiri.

Gambar 1.3 Masukan dan keterkaitan berbagai pemikiran manajemen pada manajemen proyek

Proyek Kemanusiaan dalam perspektif Kemanusiaan (Humanistic Perspective ) memiliki

pandangan pemikiran yang menekankan bahwa unsur manusia dalam setiap kerja kelompok

dirasakan lebih penting dari pada sekedar struktur dan hirarki yang membentang pada setiap

jajaran organisasi.

Tiga Unsur penting dalam dalam perspektif kemanusiaan adalah :

1. Aliran Hubungan Kemanusiaan (School of Human Relations )

2. Aliran Pengembangan Organisasai (Organizational Development School )

3. Aliran Pemikiran Multidimensional ( the multidimensional theorists)

MANAJEMEN KLASIK

( manajemen berdasarkan

fungsi )

PENDEKATAN SISTEM

( manajemen berorientasi ke

totalitas )

PENDEKATAN CONTINGENCY (SITUASIONAL )

( manajemen sesuai situasi )

MANAJEMEN PROYEK

( mengelola kegiatan yang

dinamis )

Page 4: Manajemen Proyek Pada Proyek Kemanusiaan

4

3. Objek Studi : Kali Code, Jogja dan Rumah Sakit Umum Gunungsitoli, Nias

A. Kali Code, Jogja

Dalam wacana aristektur Indonesia Romo Mangun dikenal sebagai seorang arsitek dan

perencana dengan pemikiran yang multiperspektif dikarenakan latar belakang pendidikan dan

pengalaman yang multidisiplin. Kekayaan wacana pengetahuan dan pengalaman beliau turut

mewarnai artefak arsitektur yang dihasilkan. Perwujudan sebuah artefak arsitektur melalui

sebuah rangkaian proses panjang filosofi, proses kreatif, pelaksanaan hingga komunikasi dengan

klien dan pelaksana. Proses ini selalu merupakan topik yang menarik untuk dikupas kembali

karena menyingkapkan dua sisi sekaligus, yaitu sisi teknis yang mekanis dan sisi non teknis yang

manusiawi.

Pembangunan Masyarakat dan

Lingkungan Gondolayu ( yang

dipimpin oleh Romo Mangun )

dilakukan secara trial dan error,

tanpa rencana kerja tertulis.

Pada Tahap pembentukkan konsep

pada proyek Kali Code, Romo

mengikutsertakan partisipasi aktif

masyarakat pengguna sejak

pembentukkan konsep sampai hasil

akhir. Bentuk konsep Romo

umumnya berupa sketsa dan

gambar kerja, dengan dominasi

gambar sketsa. Pendekatan konteks

jauh lebih dominan dibandingkan

pendekatan mannerism.

Dalam proses menghasilkan

sebuah karya, Romo Mangun

cenderung menggunakan gambar

makro sebagai pedoman awal.

Desain selanjutnya merupakan

respon terhadap perkembangan

kondisi pelaksanaan proyek di

lapangan. Kondisi

Keseluruhan permukiman terdiri dari 17 hunian di sebelah utara, dan 20 hunian di sebelah

selatan yang dipisahkan oleh parit dengan luasan total bangunan meliputi kira – kira 25% dari

luas lahan.

Proyek ini dimulai pada 1982 dan berlangsung selama 6 tahun. Pihak – pihak yang terlibat :

Owner: Masyarakat Kali Code

Sumber Dana : Masyarakat sekitar, sponsor ( Pemerintah, Romo Mangun, Dermawan )

Gambar 1.4 tata letak hunian Kali Code

Page 5: Manajemen Proyek Pada Proyek Kemanusiaan

5

Konsultan Perencana : Romo Mangun dan masyarakat setempat

Pelaksana : Rumah ( masyarakat setempat ) Lansekap dan finishing fasad bangunan (

mahasiswa UGM )

Pengawas : Romo Mangun

B. Rumah Sakit Umum Gunungsitoli, Nias

Rumah Sakit Umum Gunungsitoli merupakan proyek bantuan yang diberikan dalam merespon

kebutuhan pelayanan medis pasca gempa yang terjadi pada tanggal 28 Maret 2005 di Kabupaten

Nias, Sumatera Utara. Bantuan ini merupakan hasil kerjasama antara Mercy Malaysia, BRR,

WHO, DEPKES dan DINKES.

Mercy Malaysia juga turut memberikan bantuan kepada Indonesia pada saat pasca tsunami di

Aceh, bantuan yang diberikan berupa rumah – rumah dan fasilitas kesehatan. Karena

pengalaman yang dimiliki oleh Mercy Malaysia tersebut kementrian kesehatan Indonesia dengan

rekomendasi yang diberikan oleh WHO meminta bantuan kepada Mercy Malaysia untuk

membangun kembali RSU Gunungsitoli yang hancur pasca gempa di Nias. Proyek ini

berlangsung selama 4 tahap dalam jangka waktu 3 tahun.

Pihak – pihak yang terlibat diantaranya :

Owner: RSU Gunungsitoli , Indonesia

Sumber Dana : Fase 1 Mercy Malaysia, Fase 2 Pemerintahan China, Fase 3 JICS ( Japan

International Corporation System ) dan Fase 4 Singapore Red Cross

Konsultan Perencana : Mercy Malaysia

Pelaksana : PT. Bintang Saudara ( Pemilihan melalui proses tender terbuka Nasional )

Pengawas : Mercy Malaysia

Page 6: Manajemen Proyek Pada Proyek Kemanusiaan

6

4. Analisa

Pentahapan / Siklus Proyek

Permukiman Kali Code

Jogja

Rumah Sakit Umum Gunungsitoli

Nias

KONSEPTUAL : Bersifat ADHOC

Perumusan gagasan :

Inisiatif pembangunan datang dari Romo Mangun

dan Pa Wili. Perumusan konsep dilakukan oleh

Romo Mangun. Dalam penjabaran konsep menjadi

program kegiatan, Romo dibantu oleh para

sukarelawan dan pengurus kampong ( RK ).

Penduduk mulai terlibat di tingkat pelaksanaan

yang dipandu oleh Romo Mangun .

Kerangka Acuan : pemikiran – pemikiran Romo

Mangun

Lingkup Proyek : Pengembangan Kali Code

baik berupa bentukan fisik maupun non fisik

dalam upaya memperbaiki sarana dan taraf

kehidupan masyarakat Kali Code.

Indikasi Biaya dan Jadwal : Tidak direncanakan

Proyek berlangsung selama 6 tahun.

Pendanaan : Peran dana bukan faktor penentu

melainkan faktor pendukung sehingga sistem dan

penggunaan pendanaan tidak terdokumentasikan

dengan baik. Dana datang dari 3 sumber yaitu

Pemerintah, Romo Mangun, Dermawan.

KONSEPTUAL : Terorganisir secara sistematik

Perumusan gagasan :

Kementerian kesehatan Indonesia sebagai penggagas

utama proyek ini sebagai respon terhadap runtuhnya

bangunan RSU Gunungsitoli sedangkan angka

kebutuhan akan pelayanan kesehatan pasca gempa di

Nias terus meningkat, maka dengan rekomendasi WHO

meminta bantuan kepada Mercy Malaysia dalam

membangun kembali RSU Gunungsitoli.

Kerangka Acuan : standarisasi/template yang

didapatkan dari WHO, UNICEF dan

Lingkup Proyek : Membangun kembali reruntuhan

RSU Gunungsitoli Nias

Indikasi Biaya dan Jadwal : Terencana dengan

sangat jelas

Proyek berlangsung dalam 4 fase yang terbagi ke dalam

4 fase.

Pendanaan : Merupakan sumbangan maka harus

dipertanggungjawabkan penggunaannya secara jelas dan

terperinci

Pemerintah Indonesia atas

rekomendasi WHO meminta

bantuan kepada Mery

Malaysia pasca gempa Aceh

atas dasar pengalaman

Mercy Malaysia pada saat

memberikan bantuan pasca

gempa di Aceh, Indonesia

Mercy Malaysia

Pemerintah

Indonesia

WHO, UNICEF,

BRR NAD-NIAS,

RANTF, JICS

Mercy Malaysia selaku

Konsultan Perencana dengan

didukung oleh organisasi

lainnya membuta sebuah

program bantuan berupa

rehabilitsi dan rebuilt RSU

Gunungsitoli yang hancur

pasca gempa di Nias

Romo Mangun

Menegakkan hak –

hak asasi kaum

miskin

Permukiman Kali

Code, Jogja

Sebuah upaya membangun

permukiman yang layak

yang juga merupakan

perjuangan kemanusiaan,

sekaligus bagian dari suatu

gerakan moral menuju

“manusia baru” Indonesia

Penduduk

Pemimpin formal

Simpatisan penduduk

Page 7: Manajemen Proyek Pada Proyek Kemanusiaan

7

Perencana pemantapan / Definisi

Struktur organisasi Pelaku – Pelaku Proyek

Tahapan kegiatan

Seperti disebutkan sebelumnya proyek Kali Code

ini berlangsung selama 6 tahun dan tidak dengan

perencanaan / schedule yang dibuat pada awal

proyek. Hal ini lebih dikarenakan pembangunan

Perencana pemantapan / Definisi

Struktur organisasi Pelaku – Pelaku Proyek

Tahapan kegiatan

Tahapan kegiatan terbagi kedalam 6 fase utama yaitu :

Preliminary design, Design Development, Tender,

Construction Process, handing over, Defect periode.

Civil/structure Mechanical/electrical

Handing Over

Defect Period

Architect Engineers

Quantity Surveyor

Evaluation

Site Technical Team

Construction Observation

Project Manager

Construction Drawings

Invitation of Tender

Close Tender

Tender Negotiation

Tender Award

Tender Document

Drafting/3D Water, drainage,

Ascenerator, Fresh

water

CONSTRUCTION PROCESS

Bill Of Quantities

Civil/structure Mechanical/electrical

Technical/Tender Drawings

Architect Engineers Specialist ServicesQuantity Surveyor

Design Costing

DESIGN DEVELOPMENT

TENDER PROCESS

SITE ANALYSIS

SCHEMATIC DESIGN

PRE-DESIGN

Feasibility Study

Page 8: Manajemen Proyek Pada Proyek Kemanusiaan

8

Kali Code ini tidak hanya berkaitan dengan dengan

pembangunan yang bersifat fisik tapi juga bersifat

non fisik yang berkaitan dengan peningkatan

kualita masyarakat sekitar sehingga tidak mampu

diprediksi lamanya.

Pada Setiap tahapan kegiatan dilakukan

pendokumentasian ( report ) secara lengkap yang

mencakup kesesuaian denga schedule, biaya dan

kesesuaian dengan standar – standar yang telah

ditentukan.

Poin – poin yang dilakukan pada setiap pentahapan di

Tuliskan secara detail sebagai berikut :

PRELIMINARIES 1 PRE-DES IGN

Project administration & coordination Economic feasibility studies

Facility Programming & establishments of design brief Government & other agency consulting/review/approval

Space schematic/flow diagrams Existing facilities surveys

Project budgeting Client supplied data coordination

Presentations

PRELIMINARIES 2 S ITE ANALYSIS

Project administration & coordination Project budgeting

Site analysis and selection Government & other agency consulting/review/approval

Site development planning Zooning processing assistance ie: rezoning etc

Detailed site utilization studies Client supplied data coordination

On-site utility studies Presentations

Off-site utility studies Project development schedule

Environment studies and report

PRE-CONTRACT 1 S CHEMATIC DESIGN

Project administration & coordination Interior Design concept

Architecture Schematic design Statement of probable construction cost & cost planning

Civil engineering design concept Government & other agency consulting/review/approval

Structural design concept Client supplied data coordination

Mechanical design concept Presentations

Electrical design concept Project development schedule

Landscape design concept

PRE-CONTRACT 2 DES IGN DEVELOPMENT

Administration & coordination Interior Design concept

Architecture Design concept Outline specifications.

Civil engineering design concept Statement of probable construction cost & cost planning

Structural design concept Government & other agency consulting/review/approval

Mechanical design concept Client supplied data coordination

Electrical design concept Presentations

Landscape design concept Project development schedule

PRE-CONTRACT 3 CONSTRUCTION DOCUMENT

Project administration & coordination Specifications.

Architecture Working drawings Statement of probable construction cost & cost planning

Civil engineering construction drawings Government & other agency consulting/review/approval

Structural construction drawings Client supplied data coordination

Mechanical construction drawings Document checking/coordination

Electrical construction drawings Special Tender documents

Landscape construction drawings

PRE-CONTRACT 3 TENDERING

Project administration & coordination Construction contract agreement

Tender documents Government & other agency consulting/review/approval

Ammendments Client supplied data coordination

Tendering Analysis of alternates/substitutions & cost control

Tender evaluation Specila tender documents.

POS T CONTRACT 1 CONSTRUCTION PERIOD

Project administration & coordination Client supplied data coordination

Construction observations Full-time project representative

Shop drawings/submittal review Project Hand-over

Construction cost accounting & cost control of project cost Civil engineering

Supplemental document Structural engineering

Quotation request/change order Mechanical engineering

Testing & inspection coordination Electrical engineering

Project/monitoring schedule Landscape architecture

Government & other agency consulting/review/approval Interiors

POS T CONTRACT 2 HANDING OVER

Project administration & coordination Record drawings (as-built)

Maintenance & operational programming Warranty review/liquidated damages and defect liability

Start-up assistance Post-construction evaluation

Page 9: Manajemen Proyek Pada Proyek Kemanusiaan

9

Implementasi

Sebagai perancang Romo lebih banyak melakukan

proses desain di lapangan pada saat proyek tengah

dikerjakan. Perubahan sangat sering terjadi,

seringkali satu bagian yang sudah selesai

dikerjakan harus dibongkar untuk mengikuti

perubahan. Perubahan rencana umumnya langsung

dilakukan di lapangan dengan memberi instruksi

detail pada tukang, dalam bentuk coretan – coretan,

bahkan coretan di tanah.

Beberapa kendala yang dialami seperti :

Pada Tahapan pelaksanaan, umumnya memakan

waktu yang lama karena beberapa faktor :

1. Kesibukan Romo di banyak tempat sedangkan

semua proses pengerjaan hingga detail harus

dengan persetujuan Romo.

2. Kecenderungan untuk bermain detail

rancangan

3. Seringnya perubahan rencana ( pembongkaran

dan penambahan )

Implementasi

Setelah Pihak kontraktor terpilih pada proses lelang

terbuka yang dilakukan, maka konstruksi oun dimulai

dengan diawasi ole Mercy Malaysia sebagai pengawas

Pengawasan yang dilakukan oleh Mercy Malaysia

terutama berkaitan dengan standar mutu dan kualitas

bangunan yang tahan gempa.

Beberapa kendala yang dialami seperti :

Terbatasnya dana

Kesulitanya Transportasi sebagai pengiriman bahan

– bahan material dan kurangnya alat berat yang

dibutuhkan proses konstruksi

Terbatasnya sumber daya manusia ditambah lagi

kurangnya teknologi pada lapangan pasca gempa

Terjadinya gempa susulan yang berpengaruh pada

saat pelaksanaan konstruksi

Operasional

Karena pelaksana pada proyek kemanusiaan ini

adalah merupakan penduduk setempat yang telah

terlebih dahulu diberikan pembinaan oleh Romo

Mangun, maka dalam operasional bentukan fisik

maupun maintenance tidak mengalami

permasalahan. Selain itu bentukan fisik yang

terbentuk merupakan respon terhadap alam kondisi

setempat dengan nilai lokalitas Kali Code sehingga

tidak menciptakan permasalahan – permasalahan

baru kedepannya.

Operasional

RSU Gunungsitoli dibangun dengan mengacu kepada

standar – standar yang berlaku secara internasional,

selain itu dilengkapi dengan buku manual panduan

pemakaian dan maintenance gedung, sehingga dalam

tahapan operasional tidak mengalamikesulitan yang

berarti. Hanya saja sumber daya manusia yang

diperlukan belum banyak tersedia di Nias pasca gempa.

Page 10: Manajemen Proyek Pada Proyek Kemanusiaan

10

5. Kesimpulan

Permukiman Kali Code

Jogja

Rumah Sakit Umum Gunungsitoli

Nias

Manajemen situasional yang lebih bersifat

fleksibel dengan sangat memperhatikan

kondisi lingkungan setempat sangat cocok

diterapkan pada proyek kemanusiaan yang

tidak hanya membangun kondisi fisik tapi juga

non fisik dari suatu kawasan. Masyarakat

sekitar berperan secara aktif membangun

kualitas lingkungan dan hidup mereka sendiri.

Kekurangan :

Pada proses perencanaan Romo Mangun :

Kurang berperannya gambar perencanaan

pada tahap detail ( dokumentasi tidak ada )

Waktu pelaksanaan proyek yang relatif

lama

Pembangunan yang dilakukan secara

bertahap

Seringnya perubahan desain dalam

pelaksanaan

Manajemen Klasik yang diterapkan pada

proyek RSU Gunungsitoli ini SANGAT

EFEKTIF dalam mengendalikan proyek agar

berlangsung dan selesai sesuai dengan rencana.

Manajemen yang diberlakukan pada proyek

kemanusiaan yang berada di bawah NGO ini

sangat terstruktur dan terencana dengan

mengutamakan pada faktor teknis

Kekurangan :

pada Manajemen Proyek ini adalah kurangnya

pendekatan yang dilakukan Mercy Malaysia

secara sosial atau behavioural terhadap

masyarakat setempat, sehingga bangunan RSU

yang berdiri tidak memiliki unsure lokalitas

dan

KESIMPULAN :

Kesimpulan yang dapat ditarik dari 2 pendekatan manajemen proyek pada penelitian ini adalah

bahwa pada proyek kemanusiaan yang bersifat sosial sangat diperlukan pendekatan – pendekatan

yang mengutamakan struktur kondisi lingkungan dan masyarakat setempat agar bantuan yang

diberikan dapat bermanfaat secara optimal, selain itu diperlukan perencanaan yang matang agar

terdapat program kerja yang jelas sehingga proyek tidak berlangsung secara berkepanjangan dan

dapat dipertanggungjawabkan karena memiliki dokumentasi yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Sunaryo,Rony Gunawan, 2007, Mengikuti Pikiran Romo Mangun, Dimensi Teknik Arsitektur Vol.35 no.1,

Soeharto, iman, 1995, Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operational, Erlangga, Jakarta

Khudori, Darwis, 2002, Menuju kampong Kemerdekaan, Yayasan Pondok Rakyat, Bandung

Diskusi sehari, 1992, Pemikiran dan hasil karya YB Mangunwijaya, Fakultas Teknik Universitas Atmajaya Yogyakarta, Yogyakarta

Mangunwijaya, YB, 1993, Teknologi dan Dampak Kebudayaannya, Vol 1, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta

http://archnet.org

http://www.mercy.org

Page 11: Manajemen Proyek Pada Proyek Kemanusiaan

11