manual mahasiswa ddt 2011

27
BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN DASAR DIAGNOSTIK & TERAPI Diberikan pada Mahasiswa Semester I Fak. Kedokteran Unhas UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

Upload: ridski-d-miru

Post on 26-Nov-2015

101 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Manual Mahasiswa ddt

TRANSCRIPT

  • BUKU PANDUAN KERJA

    KETERAMPILAN

    DASAR DIAGNOSTIK & TERAPI

    Diberikan pada Mahasiswa Semester I

    Fak. Kedokteran Unhas

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2011

  • Kata Pengantar ....

    Daftar isi .

    Tata tertib ......

    Keterampilan Anamnesis dan Pemeriksaan Fisis .......................................

    Keterampilan Pemeriksaan Tanda Vital ......................................................

    Keterampilan Menyiapkan Obat Injeksi dari Ampul dan Vial ......................

    Keterampilan Menyuntik Intrakutan..............................................................

    Keterampilan Menyuntik Subkutan...............................................................

    Keterampilan Menyuntik Intramuskuler.........................................................

    Keterampilan Menyuntik Intravena................................................................

    Keterampilan Cuci Tangan Rutin..................................................................

    Keterampilan Mengganti Pembalut Kering dan Basah ................................

    Keterampilan Radiodiagnostik ......................................................................

  • TATA TERTIB UMUM

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FK UNHAS harus mematuhitata tertib seperti di bawah ini :

    1. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan layaknyaseorang dokter. Tidak diperkenankan memakai pakaian ketat, berbahan jeans,baju kaos (dengan/tanpa kerah), dan sandal.

    2. Mahasiswa laki-laki wajib berambut pendek dan rapih.3. Mahasiswi diwajibkan memakai jilbab dan busana muslimah di setiap kegiatan

    berlangsung.4. Tidak diperkenankan merokok di lingkungan FK UNHAS.5. Menjaga ketertiban dan kebersihan di lingkungan FK UNHAS.6. Melaksanakan registrasi administrasi dan akademik semester yang akan berjalan.7. Memakai papan nama resmi yang dikeluarkan dari FK UNHAS di setiap kegiatan

    akademik kecuali perkuliahan. Jika papan nama rusak atau dalam prosespembuatan, maka mahasiswa wajib membawa surat keterangan dari bagianpendidikan.

    8. Mahasiswa yang tidak hadir di kegiatan akademik karena sakit wajib memberitahubagian pendidikan saat itu dan selanjutnya membawa lampiran keterangan buktidiagnosis dari dokter (diterima paling lambat 3 hari setelah tanggal sakit).

    TATA-TERTIB KEGIATAN ALIH KETERAMPILAN KLINIK / CLINICAL SKILLLABORATORY (CSL)

    Sebelum pelatihan1. Membaca Penuntun Belajar (manual) Keterampilan Klinik Sistem yang bersangkutan

    dan bahan bacaan rujukan tentang keterampilan yang akan dilakukan.Pada saat pelatihan

    1. Datang 10 menit sebelum CSL dimulai.2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan CSL sesuai dengan jadwal rotasi yang telah

    ditentukan.3. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.4. Mengenakan jas laboratorium yang bersih dan dikancing rapih pada setiap kegiatan

    CSL.5. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi (kertas, batang korek api, dan

    sebagainya) pada tempat sampah non medis. Sampah yang telah tercemar (sampahmedis), misalnya kapas lidi yang telah dipakai, harus dimasukkan ke tempat sampahmedis yang mengandung bahan desinfektan untuk didekontaminasi, dan sampahtajam dimasukan pada tempat sampah tajam.

    6. Berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan.7. Memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau bagian tubuh manusia.8. Bekerja dengan hati-hati.9. Tidak diperkenankan menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa ijin setiap

    alat dan bahan yang ada pada ruang CSL.10. Setiap selesai kegiatan CSL mahasiswa harus merapihkan kembali alat dan bahan

    yang telah digunakan.11. Pengulangan CSL dapat dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :

    a. Membuat surat permohonan pengulangan CSL ke bagian pendidikan tembusanke bagian CSL dengan melampirkan materi yang akan diulang dan jumlahpeserta yang akan ikut paling lambat 3 hari sebelum hari pelaksanaan.

    b. Pengulangan CSL dilaksanakan pada saat tidak ada jadwal perkuliahandengan atau tanpa pendamping dari instruktur.

    c. Pengulangan CSL dilaksanakan sampai maksimal pukul 21.00 WIB.

  • Tata tertib ujian alih keterampilan klinik / clinical skill laboratory (CSL)

    1. Mengikuti kegiatan CSL dengan minimal kehadiran adalah 75%.2. Mengikuti brifing pelaksanaan ujian CSL bersama koordinator CSL dan atau

    sekretaris sistem.3. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.4. Mengenakan jas laboratorium yang bersih selama proses ujian berlangsung.5. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi (kertas, batang korek api, dan

    sebagainya) pada tempat sampah non medis. Sampah yang telah tercemar(sampah medis), misalnya kapas lidi yang telah dipakai, harus dimasukkan ketempat sampah medis yang mengandung bahan desinfektan untuk didekontaminasi

    6. Memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau bagian tubuh manusia7. Bekerja dengan hati-hati.8. Mengikuti ujian CSL sesuai daftar urut, penguji dan waktu yang telah ditentukan.

    Tata tertib ujian remedial alih keterampilan klinik / clinical skill laboratory (CSL)

    1. Ujian remedial CSL dilaksanakan pada akhir semester atau sistem.2. Peserta ujian remedial CSL adalah Mahasiswa yang tidak lulus ujian CSL (

    Nilai < 80% ).3. Bagi mahasiswa yang tidak ujian CSL karena sakit, maka mahasiswa tersebut

    berhak mengikuti ujian remedial CSL dengan syarat wajib memberitahu bagianpendidikan saat itu dan selanjutnya membawa lampiran keterangan bukti diagnosisdari dokter (diterima paling lambat 3 hari setelah tanggal sakit).

    4. Bila mahasiswa yang remedial tidak hadir pada pelaksanaan ujian remedial CSL,maka tidak akan diadakan ujian remedial susulan.

    SANKSI-SANKSISANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB UMUM

    1. Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib umum tidak dapat mengikuti setiapkegiatan akademik.

    2. Bagi mahasiswa yang terlambat melakukan registrasi tidak berhak memperolehpelayanan akademik.

    3. Bagi mahasiswa yang tidak mengajukan/merencanakan program studinya (mengisiKRS) pada waktu yang telah ditentukan sesuai kalender akademik tidak bolehmengikuti segala aktifitas perkuliahan.

    4. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir, tidak dapat mengikuti setiap kegiatan.

    SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB CSL & PRAKTIKUM

    1. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan CSL pada materi tertentu, makamahasiswa tersebut tidak diperkenankan mengikuti kegiatan CSL pada jadwalberikutnya untuk materi tertentu tersebut.

    2. Bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan CSL dan praktikum tidak sesuai denganjadwal rotasinya dianggap tidak hadir.

    3. Bagi mahasiswa yang persentasi kehadiran CSLnya < 75 % dari seluruh jumlahtatap muka CSL, maka mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian CSL.

    4. Kerusakan alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum yang terjadikarena ulah mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang bersangkutan.

    5. Bagi mahasiswa yang menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa ijin setiapalat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum akan mendapatkan sanksitegas sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    6. Bagi mahasiswa yang persentase kehadiran praktikumnya < 75 % dari seluruhjumlah tatap muka praktikum tidak dapat mengikuti ujian praktikum.

  • BUKU PANDUAN KERJA

    KETERAMPILAN

    ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN

    FISIS

    Diberikan pada Mahasiswa Semester I

    Fak. Kedokteran UNHAS

    Tim Penyusun

    Prof. Dr. dr. Syakib Bakri, SpPD-KGHdr. Rini Rachmawarni Bachtiar

    DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPIMAKASSAR

    2011

  • KETERAMPILAN ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIS

    Pengertian

    Sebelum kita melakukan pemeriksaan fisik, maka terlebih dahulu kita harus melakukankomunikasi antara dokter (pemeriksa) dengan pasien yang biasa kita kenal sebagai anamnesis.Kegiatan ini penting sebagai awal dari pemeriksaan fisik dan dapat membantu pemeriksa dalammengarahkan diagnosis penyakit pada pasien. Anamnesis harus dilakukan secara sistematis, olehkarena riwayat penyakit dari seorang penderita kadang-kadang lebih menentukan daripadapemeriksaan fisik, tetapi kadang-kadang keduanya saling membantu.

    Pemeriksan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-kelainandari suatu sistim atau suatu organ tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk(perkusi) dan mendengarkan (auskultasi).

    Umumnya pemeriksaan ini dilakukan secara berurutan mulai dari inspeksi, palpasi, perkusidan auskultasi. Khusus untuk pemeriksaan abdomen, sebaiknya auskultasi dilakukan sebelumpalpasi.

    Tujuan1. Melakukan anamnesis secara sistematis.

    - Membina hubungan dokter dan pasien.- Mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan.- Menyimpulkan dugaan organ/sistem apa yang terganggu.- Membuat rumusan masalah klinik pasien.

    2. Mampu melakukan pemeriksaan fisik dasar meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. - Mempersiapkan pasien dalam rangka pemeriksaan fisik. - Melakukan pengamatan, serta melihat langsung badan/anggota badan pasien.

    - Melakukan perabaan, baik dengan jari, ujung jari atau tangan ataupun dengan keduatelapak tangan untuk mengetahui tanda-tanda vital.

    - Melakukan perkusi dengan cara yang benar sehingga didapat suara ketukan yang jelas.- Melakukan auskultasi dengan alat stetoskop dengan proses yang benar.

    Media dan Alat Bantu Pembelajaran1. Daftar panduan belajar untuk anamnesis dan pemeriksaan fisik.2. Stetoskop3. Manikin4. Status penderita, pulpen, pensilMetode Pembelajaran :1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.2. Ceramah.3. Diskusi4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor

    Deskripsi Kegiatan :

    I. ANAMNESIS

  • Kegiatan Waktu Deskripsi

    1. Pengantar 5 menit Pengantar

    2.Bermain peran tanya jawab 10 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa2. Seorang instruktur memberikan contoh

    bagaimana cara melakukan anamnesissecara sistematis. Satu orang sebagaidokter dan satu sebagai pasien.Mahasiswa menyimak dan mengamati.

    3. Memberikan kesempatan kepadamahasiswa untuk bertanya daninstruktur memberikan penjelasantentang aspek-aspek yang penting.

    4. Mahasiswa dapat memperhatikan danmenanyakan hal-hal yang belumdimengerti dan instrukturmenanggapinya.

    3. Praktek bermain peran

    dengan umpan balik

    30 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-pasangan

    2. Setiap pasangan berpraktek, satu orangsebagai dokter (pemeriksa) dan satuorang sebagai pasien

    3. Instruktur memberikan tema khususatau keluhan utama kepada pasien danselanjutnya akan ditanyakan oleh sipemeriksa.

    4. Instruktur berkeliling diantaramahasiswa dan melakukan supervisimenggunakan check list

    5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatihsatu kali.

    4. Curah pendapat / diskusi 5 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang dirasamudah , apa yang sulit. Menanyakanbagaimana perasaan mahasiswa yangberperan sebagai pasien. Apa yangdapat dilakukan oleh dokter agar pasienmerasa lebih nyaman

    2. Instruktur menyimpulkan denganmenjawab pertanyaan terakhir danmemperjelas hal-hal yang masih belumdimengerti.

    Total waktu 50 menit

  • II. PEMERIKSAAN FISIK DASAR

    Kegiatan Waktu Deskripsi

    1. Pengantar 5 menit Pengantar

    2. Bermain peran tanya jawab 10 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa2. Seorang instruktur memberikan contoh

    bagaimana cara melakukanpemeriksaan fisik dasar dalam hal iniinspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.Instruktur berpean sebahgai dokter danseorang mahasiswa sebagai pasien.Mahasiswa lain menyimak danmengamati.

    3. Memberikan kesempatan kepadamahasiswa untuk bertanya daninstruktur memberikan penjelasantentang aspek-aspek yang penting.

    4. Mahasiswa dapat memperhatikan danmenanyakan hal-hal yang belumdimengerti dan instrukturmenanggapinya.

    3. Praktek bermain peran

    dengan umpan balik

    30 menit 1. Mahasiswa dibagi berpasangan -pasangan

    2. Setiap pasangan berpraktek, satu orangsebagai dokter (pemeriksa) dan satuorang sebagai pasien

    3. Instruktur berkeliling diantaramahasiswa dan melakukan supervisimenggunakan check list

    4. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatihsatu kali.

    4. Curah pendapat / diskusi 5 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang dirasamudah , apa yang sulit. Menanyakanbagaimana perasaan mahasiswa yangberperan sebagai pasien. Apa yangdapat dilakukan oleh dokter agar pasienmerasa lebih nyaman

    2. Iinstruktur menyimpulkan denganmenjawab pertanyaan terakhir danmemperjelas hal-hal yang masih belumdimengerti.

    Total waktu 50 menit

  • LANGKAH KEGIATAN

    I. ANAMNESIS1. Mengucapkan salam, lalu pemeriksa berdiri dan melakukan jabat tangan2. Mempersilahkan duduk berseberangan/berhadapan3. Berikan respon yang baik dalam rangka membina sambung rasa4. Menjaga suasana santai dan rileks5. Berbicara dengan lafal yang jelas dengan menggunakan bahasa yang dipahami6. Meminta kesediaan pasien untuk dilakukan anamnesis7. Menanyakan identitas: nama , umur, alamat dan pekerjaan.8. Menyebutkan nama pasien pada saat mengajukan pertanyaan9. Menanyakan keluhan utama10. Menggali riwayat penyakit sekarang dengan keterangan yang teratur, sedapat mungkin secara

    kronologis berkenaan dengan perkembangan penyakit yang diderita, mulai dari timbulnyagejala permulaan sampai sekarang.

    11. Melakukan anamnesis sistem12. Menggali penyakit dahulu yang serupa dan yang berkaitan, untuk menilai apakah penyakit

    sekarang ada hubungannya dengan penyakit terdahulu13. Menggali penyakit keluarga dan lingkungan dengan cara menanyakan apakah ada anggota

    keluarga yang menderita /pernah menderita penyakit / gangguan yang sama14. Melakukan cek silang

    II. PEMERIKSAAN FISISA. PERSIAPAN

    1. Memberikan penjelasan sehubungan dengan pemeriksaan yang akan dilakukan2. Pemeriksa meminta izin kepada pasien/ keluarga untuk diperiksa

    B. INSPEKSI1. Bentuk tubuh penderita: apakah kurus, atletis atau gemuk2. Perbandingan ukuran kepala dan panjang anggota badan3. Cara berjalan dan gerakannya4. Adanya deformitas atau kelainan bentuk5. Keadaan kulit,rambut, mukosa mata dan kuku6. Ekspresi wajah, apakah cemas, tertekan, malu, kesakitan, dll7. Ciri-ciri lain yang didapatkan.

    C. PALPASI1. Pemeriksa berada disebelah kanan penderita.2. Daerah yang akan diperiksa harus bebas dari pakaian3. Yakinkan bahwa tangan anda tidak dingin4. Cara meraba dapat memakai:

    - Jari telunjuk dan ibu jari: untuk menentukan besarnya benda- Jari 2,3 dan 4 bersama dapat digunakan untuk menentukan konsistensi atau

    kualitas benda - Seluruh telapak tangan digunakan untuk merasakan adanya getaran

    5. Sedikit tekanan dengan ujung jari atau telapak jari dapat menemukan adanya rasa sakityang dapat dilihat dari perubahan mimik muka atau mendengarkan keluhan pasien.

    C. PERKUSI1. Jari tengah dari tangan kiri dalam posisi hiperekstensi diletakkan pada permukaan yang

    akan diperkusi2. Tekankan persendian interfalang pada permukaan yang akan diperkusi, dan hindarkan

    kontak antara permukaan yang diperkusi dengan bagian lain dari tangan kiri

  • 3. Tempatkan tangan kanan ke dekat daerah yang akan diperkusi dalam posisi menekuk keatas

    4. Jari tengah dalam sikap fleksi, relaks dan siap untuk mengetuk5. Dengan gerakan yang cepat, tapi relaks dari pergelangan tangan kanan, ketuklah jari

    tengah tangan kiri yang menempel pada bidang yang diperiksa dengan jari tengahtangan kanan

    6. Gunakan ujung jari yang sedapat mungkin tegak lurus7. Buatlah ketukan seringan mungkin yang dapat menghasilkan suara yang jelas

    D. AUSKULTASI1. Gunakan stetoskop dengan pipa pendek (25-30 cm).2. Pasangkan kedua ear pieces ke dalam telinga, sehingga betul-betul masuk, tetapi tidak

    menekan3. Gunakan bagian bel dari stetoskop untuk memeriksa toraks dan bagian diafragma untuk

    memeriksa abdomen

  • BUKU PANDUAN KERJA

    KETERAMPILAN PEMERIKSAAN

    TANDA VITAL

    Diberikan pada Mahasiswa Semester I

    Fak. Kedokteran UNHAS

    Tim Penyusun

    Prof. Dr. dr. Syakib Bakri, SpPD-KGHdr. Rini Rachmawarni Bachtiar

    DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPIMAKASSAR

    2011

  • KETERAMPILAN PEMERIKSAAN TANDA VITAL

    Pengertian

    Pemeriksaan tanda-tanda vital sangat penting dalam menlai kondisi fisik seseorang danmenilai fungsi dari organ-organ visceral yang berperan penting dalam proses homeostatis tubuhseperti jantung, pembuluh darah, dan paru-paru serta pengaturan suhu suhu tubuh. Pada bab iniakan dibahas mengenai cara pemeriksaan tekanan darah, denyut jantung, laju pernafasan, dan suhutubuh.

    Tujuan

    Mampu memeriksa tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, suhu, nadi dan pernafasan denganmenggunakan alat-alat yang sesuai secara benar.- Memeriksa tekanan darah dengan tensimeter dengan cara yang berurutan dan benar sejak

    persiapan sampai selesai.- Memeriksa frekuensi nadi dengan benar.- Memeriksa pernafasan dengan cara yang benar.- Memeriksa suhu badan dengan termometer dengan cara yang tepat dan benar.- Memeriksa pernafasan dengan cara yang benar.

    Media dan alat Bantu Pembelajaran1. Daftar panduan belajar pemeriksaan tanda vital.2. Stetoskop, termometer, tensimeter, manikin, stopwatch3. Status penderita, pulpen, pensil

    Metode Pembelajaran :1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.2. Ceramah.3. Diskusi4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor

    Deskripsi Kegiatan

    Kegiatan Waktu Deskripsi

    1. Pengantar 5 menit Pengantar

    2. Bermain peran tanya jawab 20 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa2. Seorang instruktur memberikan contoh

    bagaimana cara melakukanpemeriksaan tanda vital dalam hal inipemeriksaan tekanan darah, nadi,pernapasan dan suhu. Instrukturberperan sebagai dokter dan satuorang mahasiswa berperan sebagai

  • pasien. Mahasiswa lain menyimakdan mengamati.

    3. Memberikan kesempatan kepadamahasiswa untuk bertanya daninstruktur memberikan penjelasantentang aspek-aspek yang penting.

    4. Mahasiswa dapat menanyakan hal-halyang belum dimengerti dan instrukturmenanggapinya.

    3. Praktek bermain peran

    dengan umpan balik

    60 menit 1. Mahasiswa dibagi berpasangan-pasangan

    2. Setiap pasangan berpraktek, satu orangsebagai dokter (pemeriksa) dan satuorang sebagai pasien

    3. Instruktur berkeliling diantaramahasiswa dan melakukan supervisimenggunakan check list

    4. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatihsatu kali.

    4. Curah pendapat / diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yangdirasa mudah , apa yang sulit.Menanyakan bagaimana perasaanmahasiswa yang berperan sebagaipasien. Apa yang dapat dilakukanoleh dokter agar pasien merasa lebihnyaman

    2. Instruktur menyimpulkan denganmenjawab pertanyaan terakhir danmemperjelas hal-hal yang masihbelum dimengerti.

    Total waktu 100 menit

    LANGKAH KEGIATANA. LANGKAH PERSIAPAN

    1. Memberikan penjelasan sehubungan dengan pemeriksaan yang akan dilakukan2. Pemeriksa meminta izin kepada pasien/ keluarga untuk diperiksa

    B. PENGUKURAN TEKANAN DARAH1. Siapkan tensimeter dan stetoskop2. Pemeriksa disebelah kanan pasien3. Penderita dapat dalam keadaan duduk atau berbaring4. Lengan dalam keadaan bebas dan relaks, bebaskan dari tekanan oleh karena pakaian5. Pasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari lengan atas secara rapi dan tidak terlalu

    ketat, kira-kira 2,5 5 cm di atas siku.6. Carilah denyut arteri radialis7. Dengan tiga jari meraba arteri radialis, pompa manset dengan cepat sampai kira-kira 30

    mmHg di atas tekanan ketika pulsasi arteri radialis menghilang.

  • 8. Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai denyutan arteri radialis teraba kembali.Inilah tekanan sistolik palpatoir

    9. Sekarang ambillah stetoskop, pasangkan corong bel stetoskop pada fossa cubiti (arteribrachialis)

    10.Pompa manset kembali, sampai kurang lebih 30 mmHg di atas tekanan sistolik palpatoir11.Secara perlahan turunkan tekanan manset. Perhatikan saat dimana denyutan A. brachialis

    terdengar. Inilah tekanan sistolik. Lanjutkanlah penurunan tekanan manset sampai suaradenyutan melemah dan kemudian menghilang. Tekanan pada saat itu adalah tekanandiastolik.

    12.Apabila menggunakan tensimeter air raksa, usahakan agar posisi manometer selalu vertikal,dan pada waktu membaca hasilnya, mata harus berada segaris horisontal dengan level airraksa.

    13.Melepas manset dan mengembalikannya dan disimpan selalu dalam keadaan tertutup14.Catat tekanan darah sistolik dan diastolik yang didapatkan.

    C. PEMERIKSAAAN DENYUT JANTUNG (NADI)1. Penderita dapat dalam posisi duduk ataupun berbaring.2. Lengan yang akan diperiksa berada dalam posisi bebas (relaks), perhiasan dan jam tangan di

    lepas3. Periksalah denyut nadi pergelangan tangan (arteri radialis) dengan menggunakan jari

    telunjuk dan jari tengah tangan anda pada sisi fleksor bagian lateral dari tangan penderita.4. Hitunglah berapa denyutan dalam satu menit dengan cara menghitung denyutan dalam 15

    detik, kemudian hasilnya dikalikan dengan empat5. Perhatikan pula irama dan kualitas denyutannya.6. Catatlah hasil pemeriksaan tersebut

    D. PEMERIKSAAN LAJU PENAPASAN1. Penderita diminta melepaskan baju2. Secara inspeksi, perhatikan secara menyeluruh gerakan pernafasan penderita, kadang

    diperlukan cara palpasi, untuk sekalian mendapatkan perbandingan antara kanan dan kiri3. Perhatikan pula adanya penggunaan otot bantu pernafasan4. Menghitung gerakan pernafasan (inspirasi atau ekspirasi) minimal selama satu menit5. Catatlah irama, frekuensi dan adanya kelainan gerakan

    E. PEMERIKSAAN SUHU1. Pastikan permukaan air raksa menunjuk di bawah 35 ?C. Jika tidak, kibas-kibaskan

    termometer hingga mencapai 35 ?C2. Tempatkan ujung termometer yang berisi air raksa pada apex fossa axillaris kiri dengan sendi

    bahu adduksi maksimal.3. Tunggu 3 5 menit, kemudian dilakukan pembacaan.4. Catat dan laporkan hasil pembacaan tersebut

  • BUKU PANDUAN KERJA

    KETERAMPILAN MENYIAPKAN OBAT SUNTIKAN DARIAMPUL DAN VIAL

    Diberikan pada Mahasiswa Semester I

    Tim Penyusun

    dr. Rini Rachmawarni Bachtiar

    BLOK DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI

    Fakultas KedokteranUniversitas Hasanuddin

    2011

  • KETERAMPILAN MENYIAPKAN OBAT SUNTIKAN DARI AMPUL DANVIAL

    PENGERTIAN

    Ampul adalah wadah gelas bening dengan bagian leher menyempit. Wadah ini berisi obatdosis tunggal dalam bentuk cair. Untuk mengunakan obat daari wadah ampul ini, harus mematahkanleher ampul.

    Vial adalah wadah dosis tunggal atau multi dosis dengan penutup karet di atasnya. Caplogam melindungi penutup steril sampai vial siap digunakan. Vial berisi medikasi dalam bentuk cairdan atau kering. Vial merupakan sistem tertutup dan harus menyuntikkan udara ke dalam vial untukmemudahkan mengambil cairan di dalamnya.

    TUJUAN PEMBELAJARAN

    Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan sudah dapatmenyiapkan obat suntikan dari ampul dan vial.

    TARGET PEMBELAJARAN

    Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan sudah dapat:- Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk persiapan obat suntikan dari ampul dan vial.- Melakukan prosedur persiapan obat suntikan dari ampul,- Melakukan prosedur persiapan obat suntikan dari vial.

    MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

    1. Daftar panduan belajar untuk mempersiapkan obat suntikan dari ampul dan vial2. Bak steril yang dialasi kasa3. Spoit 1 cc , 5cc dan 10 cc, sertajarum steril berdiameter 21-25.4. Selembar kain kasa & kikir ampul.5. Kapas alkohol6. Tempat sampah tajam dan tempat sampah non-medis.

    METODE PEMBELAJARAN1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.2. Ceramah.3. Diskusi4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor

  • LANGKAH KEGIATAN

    A. MELAKUKAN PERSIAPAN1. Lakukanlah persiapkan alat-alat yang akan digunakan2. Lakukanlah cuci tangan

    B. MENYIAPKAN OBAT INJEKSI DARI AMPUL1. Campurlah cairan obat dalam ampul dengan cara menyentil bagian atas ampul dengan

    perlahan dan cepat dengan ujung salah satu jari2. Letakkanlah bantalan kasa kecil atau kapas alkohol mengelilingi leher ampul.3. Patahkankanlah leher ampul ke arah menjauhi tangan. Jika leher ampul tidak patah, gunakan

    metal file untuk mengikir salah satu sisi leher.4. Peganglah ampul, dengan posisi menjorok atau tegak.5. Masukkanlah jarum spoeit ke dalam lubang ampul, ujung jarum jangan menyentuh

    pinggiran ampul.6. Isaplah cairan obat pelan-pelan ke dalam spoeit dengan menarik pengisap ke bawah7. Pertahankanlah ujung jarum di bawah permukaan cairan, yang memungkinkan semua cairan

    masuk ke dalam spoeit.8. Jika terisap gelembung udara, janganlah mendorong udara ke dalam ampul. Untuk

    mengeluarkan gelembung udara : Pegang spoeit dengan jarum mengarah ke atas, sentilbagian barrel, tarik bagian pengisap sedikit, dorong ke atas untuk mengeluarkan udara.

    C. MENYIAPKAN OBAT INJEKSI DARI VIAL1. Lepaskanlah penutup logam sehingga penutup karetnya terlihat2. Usaplah permukaan penutup karet dengan alkohol 70%3. Lepaskanlah penutup jarum, lalu tariklah pengisap pelan-pelan ke belakang untuk

    mengumpulkan sejumlah udara yang sama dengan volume medikasi yang akan diaspirasikan.4. Lepaskanlah penutup jarum, lalu tariklah pengisap pelan-pelan ke belakang untuk

    mengumpulkan sejumlah udara yang sama dengan volume medikasi yang akan diaspirasikan.5. Baliklah vial sambil tetap memegang vial dengan kuat pada spoeit dan pengisap (pegang vial

    antara ibu jari dan jari tengah pada tangan yang dominan, meraih bagian ujung barreldengan pengisap dengan ibu jari dan jari telunjuk dari tangan yang dominan)

    6. Pertahankanlah bagian ujung jarum di bawah ketinggian cairan, agar tekanan udara bisasecara bertahap mengisi spoeit dengan cairan obat, tarik kembali pengisap jika perlu.

    7. Sentillah bagian barrel dengan hati-hati untuk melepaskan semua gelembung udara yangterdapat di atas spoeit ke dalam vial

    8. Setelah dosis terpenuhi/sesuai, tariklah jarum dari dalam vial dengan menarik ke belakangbarrel spoeit

    9. Keluarkanlah kelebihan gelembung udaraD. SETELAH PENGISIAN SELESAI

    1. Letakkanlah spoeit yang sudah diisi pada satu bak2. Lakukanlah cuci tangan rutin.

  • BUKU PANDUAN KERJA

    KETERAMPILAN MENYUNTIKINTRAKUTAN, SUBKUTAN, DAN

    INTRAMUSKULER

    Diberikan pada Mahasiswa Semester I

    Tim Penyusun

    Prof. Dr. dr. Syakib Bakri, SpPD-KGHdr. Rini Rachmawarni Bachtiar

    SISTEM DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI

    Fakultas KedokteranUniversitas Hasanuddin

    2011

  • KETERAMPILAN MENYUNTIK INTRAKUTAN,SUBKUTAN, DAN INTRAMUSKULER

    PENGERTIAN

    Menyuntik obat adalah prosedur invasif yang mencakup memasukkan obat melalui jarum sterilyang dimasukkan ke dalam jaringan tubuh. Karakteristik jaringan mempengaruhi kecepatanpenyerapan obat dan awitan kerja obat,oleh karenanya sebelum menyuntik obat harus diketahuivolume obat yang akan diberikan, karakteristik obat dan letak/anatomi tempat yang akan disuntik.

    Suntikan intra kutan adalah menyuntik obat ke dalam jaringan kulit. Tujuan suntikan intra kutanadalah untuk mendapatkan reaksi setempat dan untuk mendapatkan atau menambah kekebalan,misalnya suntikan BCG.

    Untuk suntikan subkutan, medikasi dimasukkan ke dalam jaringan ikat jarang di bawahdermis. Jaringan subkutan tidak mempunyai banyak pembuluh darah maka absorpsi obat agaksedikit lambat dibandingkan suntikkan intramuskuler. Jaringan subkutan mengandung reseptornyeri, jadi hanya obat dalam dosis kecil yang larut dalam air, yang tidak mengiritasi yang dapatdiberikan melalui cara ini.

    Suntikan intra muskuler memberikan absorpsi obat lebih cepat karena vaskularitas otot.Bahaya kerusakan jaringan menjadi lebih sedikit jika obat diberikan jauh ke dalam otot

    TUJUAN- Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan suntikan intrakutan, subkutan, dan

    intramuskuler.- Menentukan lokasi-lokasi penyuntikan intrakutan, subkutan, dan intramuskuler.- Melakukan prosedur menyuntik intrakutan , subkutan, dan intramuskuler secara benar.

    Media dan Alat Bantu Pembelajaran1. Daftar panduan belajar untuk penyuntikan intrakutan. , subkutan, dan intramuskuler.2. Wadah untuk cuci tangan dan sabun/desinfektan3. Bak steril yang dialasi kasa4. Spoit 1 cc dan jarum no. 18 atau no. 20 berisi cairan suntikan.5. Kapas alkohol6. Wadah pembuangan

    Metode Pembelajaran1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.2. Ceramah.3. Diskusi4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor

  • Deskripsi KegiatanKegiatan Waktu Deskripsi

    1. Pengantar 5 menit Pengantar

    2. Bermain peran tanya

    jawab

    30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa2. Instruktur memberikan contoh bagaimana cara

    melakukan suntikan intra kutan, subkutan, danintramuskuler pada manikin. Mahasiswamenyimak dan mengamati.

    3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswauntuk bertanya dan instruktur memberikanpenjelasan tentang aspek-aspek yang penting.

    4. Mahasiswa dapat memperhatikan danmenanyakan hal-hal yang belum dimengerti daninstruktur menanggapinya.

    3. Praktek bermain peran

    dengan umpan balik

    50 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-pasangan 2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang sebagai

    penyuntik dan satu orang sebagaipengamat/asisten penyuntik.

    3. Mahasiswa bergantian melakukan suntikanintrakutan, subkutan, dan intramuskuler padamanikin.

    4. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa danmelakukan supervisi menggunakan check list

    5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satukali.

    4. Curah pendapat/diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang dirasa mudah,apa yang sulit dan kendala-kendala yang dialami.

    Total waktu 100 menit

    Langkah KegiatanA. Melakukan Persiapan

    1. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan penyuntikan yang akandilakukan

    2. Meminta persetujuan pasien3. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan4. Mengatur posisi pasien5. Mencuci tangan

    B. Teknik Penyuntikan Intrakutan1. Menentukan tempat penyuntikan:

    - Lengan bawah : Bagian depan lengan bawah sepertiga dari lekukan siku (2/3 daripegelangan tangan). Tentukan pada kulit yang sehat dan bukan pada pembuluh darah.Tempat ini untuk skin tes dan Mantoux test

    - Lengan atas : tiga jari di bawah sendi bahu, di tengah daerah muskulus deltoideus.Tempat ini untuk suntikan BCG.

    2. Membebaskan daerah lokasi penyuntikan dari pakaian.3. Menghapushamakan kulit pasien dengan kapas alkohol, membuang kapas ke dalam wadah

    pembuangan. Tunggu sampai kulit kering dari alkohol.

  • 4. Menegangkan kulit pasien dengan tangan kiri.5. Menusukkan jarum dengan lubang jarum mengarah ke atas, dengan sudut antara jarum dan

    permukaan kulit sekitar 15o 20o

    6. Memasukkan/menyemprotkan cairan dari spoit sampai terjadi gelembung pada kulit7. Menarik jarum dengan cepat, tidak dihapushamakan dengan kapas alkohol dan tidak boleh

    dilakukan pengurutan (massage).C. Teknik Penyuntikan Subkutan

    1. Menentukan tempat penyuntikan :- Lengan bawah: pasien duduk atau berdiri- Abdomen: pasien duduk atau berdiri- Tungkai: pasien duduk di tempat tidur atau kursi

    3. Membebaskan daerah lokasi penyuntikan dari pakaian.4. Menghapushamakan kulit pasien dengan kapas alkohol, membuang kapas ke dalam wadah

    pembuangan. Tunggu sampai kulit kering dari alkohol.5. Menegangkan kulit pasien dengan atau pada pasien dengan obesitas mencubit kulit yang

    akan menjadi tempat penyuntikan6. Menusukkan jarum dengan lubang jarum mengarah ke atas, dengan sudut antara jarum dan

    permukaan kulit sekitar 45o

    7. Memasukkan/menyemprotkan cairan dari spoit8. Menarik jarum dengan cepat dan menghapushamakan dengan kapas alkohol tepat pada

    lokasi penyuntikan

    D. Teknik Penyuntikan Intramuskuler1. Menentukan tempat penyuntikan :

    - Muskulus gluteus maximus (otot bokong) kanan dan kiri. Tempat : 1/3 bagian dari SpinaIliaca Anterior Superior ke os Coxygeus Abdomen: pasien duduk atau berdiri

    - Muskulus quadriceps femoris (otot paha bagian luar)- Muskulus deltoideus (otot pangkal lengan)

    3. Membebaskan daerah yang akan disuntikkan dari pakaian.4. Menghapushamakan kulit pasien dengan kapas alkohol, membuang kapas ke dalam wadah

    pembuangan. Tunggu sampai kulit kering dari alkohol.5. Menegangkan kulit pasien dengan tangan kiri.6. Menusukkan jarum dengan posisi tegak lurus dengan permukaan kulit sedalam panjang

    jarum.7. Menarik pengisap sedikit untuk memeriksa apakah ada darah atau tidak, bila tidak ada

    darah, semprotkan cairan obat perlahan-lahan sampai cairan obat masuk seluruhnya. Jikaada darah, tarik sedikit ke atas, kemudian ulangi prosedur tadi.

    8. Menekan daerah penyuntikan dengan kapas alkohol, kemudian menarik jarum dengan cepatdan menghapushamakan dengan kapas alkohol tepat pada lokasi penyuntikan

    9. Memijat lokasi penyuntikanE. Setelah Penyuntikan Selesai

    1. Merapikan pasien2. Merapikan alat-alat yang telah dipergunakan3. Melakukan cuci tangan rutin

  • BUKU PANDUAN KERJA

    KETERAMPILAN MERAWAT LUKA

    Diberikan pada Mahasiswa Semester Satu

    Tim Penyusun

    dr. Rini Rachmawarni Bachtiar

    SISTEM DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Hasanuddin2011

  • MERAWAT LUKA

    PENGERTIAN Tindakan perawatan luka merupakan suatu penanganan luka yang terdiri dari membersihkanluka, menutup dan membalut luka sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka. Padamanual ini akan dipelajari dua tindakan perawatan luka, yaitu balutan kering dan balutan basah kekering.

    Balutan kering bertujuan melindungi luka dengan draenase minimal terhadap kontaminasimikroorganisme dan dilakukan pada luka bersih tak terkontaminasi dan luka steril. Balutan basahkering adalah tindakan pilihan untuk luka yang memerlukan debridemen dan dilakukan pada lukaterkontaminasi dan luka infeksi

    TUJUAN : menjaga luka dari trauma immobilisasi luka mencegah perdarahan mencegah kontaminasi oleh kuman mengabsorbsi drainase meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis

    INDIKASI PERAWATAN LUKA : balutan kotor dan basah akibat eksternal ada rembesan eksudat ingin mengkaji keadaan luka dengan frekuensi tertentu untuk melakukan debridement jaringan nekrotik.

    PERSIAPAN ALAT : Set balutan steril dalam bak instrumen steril * Sarung tangan steril * Pinset 3 (2 anatomis, 1 sirurgis) * Gunting (menyesuaikan kondisi luka) * Balutan kasa dan kasa steril * Kom untuk larutan antiseptik atau larutan pembersih- Salep antibiotik (bila diperlukan) Gunting perban Larutan garam fisiologis Sarung tangan sekali pakai Plester, pengikat, atau balutan sesuai kebutuhan Kantung tanah air untuk sampah (bengkok 2 berisi lisol dan kosong) Perlak pengalas

    LANGKAH KEGIATANA. PERSIAPAN

    1. Jelaskan prosedur pada PASIEN dengan menggambarkansecara garis besar langkah-langkahperawatan luka yang akan dilakukan

    2. Meminta persetujuan pasien3. Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur (jangan membuka

    peralatan)4. Ambil kantung sekali pakai/bengkok letakkan dalam jangkauan area kerja5. Bantu klien pada posisi nyaman. Istruksikan pasien untuk tidak menyentuh area luka atau

    peralatan steril

  • 6. Cuci tangan secara menyeluruh7. Pasang perlak pengalas8. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai

    B. MENGGANTI PEMBALUT KERING1. Lepaskan plester (dengan memakai pinset) dengan melepaskan ujung dan menariknya

    dengan perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan. Setelah terlepas, angkatbalutan dari permukaan kulit

    2. Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril atau NaCl.3. Observasi karakter dan drainase pada balutan4. Buang balutan pada bengkok, lepaskan sarung tangan. Buang di tempat yang tepat.5. Buka bak instrumen balutan steril. Tempatkan pada di meja samping pasien.6. Kenakan sarung tangan steril7. Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak drein, integritas jahitan atau penutupan kulit, dan

    karakter drainase.8. Bersihkan luka dengan larutan antiseptik yang diserapkan atau larutan garam fisiologis.

    Pegang kasa yang telah dibasahi dalam larutan dengan pinset. Bersihkan dari area yangkurang terkontaminasi ke area terkontaminasi. Gerakan dalam tekanan progresif menjauhdari insisi atau tepi luka

    9. Gunakan kasa baru untuk mengeringkan luka atau insisi10.Berikan salep antibiotik bila diperlukan, gunakan teknik seperti langkah pada pembersihan.

    Jangan di oleskan ditempat drainase11.Gunakan plester di atas balutan.

    C. MENGGANTI PEMBALUT BASAH1. Lepaskan plester dengan melepaskan ujungnya dan menarik secara perlahan, sejajar dengan

    kulit dan kearah balutan.2. Angkat balutan dari permukaan kulit3. Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan4. Buang balutan kotor pada wadah yang telah di sediakan, Lepaskan sarung tangan sekali

    pakai.. Buang pada tempat yang telah disediakan5. Siapkan peralatan balutan steril. Tuangkan larutan yang diresapkan ke dalam kom steril dan

    tambahkan kasa berlubang kecil6. Kenakan sarung tangan steril7. Inspeksi luka. Perhatikanlah kondisinya, letak drain, integritas jahitan atau penutupan kulit,

    dan krakteristik drainase8. Bersihkan luka dengan larutan antiseptik atau larutan normal salin9. Pasang kasa yang basah tepat pada permukaan luka. Bila luka dalam dengan perlahan buat

    kasa seperti kemasan dengan menekuk tepi kasa dengan pinset. Secara perlahan masukkankasa ke dalam luka sehingga semua permukaan luka kontak dengan kasa basah

    10.Pasang kasa steril kering diatas kasa basah11.Tutup dengan kasa, pasang plester di atas balutan.

    D. SETELAH PEMBALUTAN SELESAI1. Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan2. Bantu klien kembali pada posisi nyaman3. Lakukan cuci tangan rutin4. Dokumentasikan penggantian balutan, termasuk pernyataan respon klien, observasi luka, balutan dan

    drainase

  • BUKU PANDUAN KERJA

    RADIOLOGI

    Diberikan pada Mahasiswa Semester Satu

    BLOK DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Hasanuddin2011

  • DASAR-DASAR PEMERIKSAAN RADIOLOGI

    Pengertian

    Pemeriksaan radiologi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang penting dalammembantu menegakkan diagnosa penyakit, sehingga kita harus mengetahui dengan baikpemeriksaan yang sesuai untuk masing-masing organ dan bagaimana teknik pemeriksaannya sertaapa yang akan diharapkan tampak pada pemeriksaan tersebut.

    Tujuan Instruksional Umum :

    Setelah mengikuti pembelajaran ini maka mahasiswa mampu membedakan jenis-jenis pemeriksaanradiologi yang ada dan mengetahui densitas-densitas yang pada masing-masing pemeriksaantersebut .

    Tujuan Instruksional khusus :1. Mengetahui posisi-posisi yang diperlukan pada masing-masing pemeriksaan radiologi.2. Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada foto X-Ray3. Mampu mengidensitifkasi densitas yang ada pada foto dengan kontras (IVP, Colon in Loop, MD

    Foto, Oesofagografi,Arteriografi, dan Cor Analisa)4. Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada pemeriksaan mammografi5. Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada pemeriksaan Ultrasonografi6. Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada pemeriksaan CT-Scan7. Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada pemeriksaan MRI

    Media dan alat bantu pembelajaran1. Daftar panduan belajar untuk teknik penilaian foto2. Light box3. Hasil-hasil (foto-foto) pemeriksaan Radiologi

    Metode Pembelajaran1. Demonstrasi sesuai daftar panduan belajar2. Ceramah3. Diskusi4. Partisipasi aktif dalam skill lab5. Evaluasi melalui check list

    Langkah Klinik1. Melalukan pemeriksaan identitas pasien sesuai nomor register foto: Nama, umur, jenis

    kelamin, tanggal2. Melakukan pemeriksaan identitas foto yaitu

    - No foto- Marker dari foto? berupa R L atau D S

    3. Memasang foto di light box dengan beranggapan pasien berhadapan dengan pemeriksa4. Menentukan posisi foto apakah PA, AP, Lateral (R/L), Lateral dekubitus (R/L) atau oblik5. Mengidentifikasi jenis pemeriksaan radiologi meliputi :

    - foto X-ray (toraks, extremitas,BNO dll)- foto Colon in Loop

  • - Foto MD- Foto Oesofogografi- Foto IVP- Foto mammografi- Pemeriksaan USG- Pemeriksaan CT Scan- Pemeriksaan MRI

    6. Mengenal densitas yang ada pada masing-masing pemeriksaan yangmeliputi :A. Foto Konvensional ( Foto X Ray dan Foto Kontras) densitasnya :

    - Radiopak- Hiperradiopak (metal density)- Intermediate

    B. Pemeriksaan Ultrasonografi dengan densitas :- Hiperekoik- Hipoekoik- Normoekoik (isoekoik)

    C. Pemeriksaan CT-Scan dengan densitas :- Hiperdens- Hipodens- Isodens

    D. Pemeriksaan MRI (T1 & T2) dengan densitas :- Hiperintens- Hipointens- Isointens