metode yang digunakan pada pengolahan data lapangan yang di dapat yaitu dengan menggunakan metode...

2
Metode yang digunakan pada pengolahan data lapangan yang di dapat yaitu dengan menggunakan metode metode Generalized Reciprocal Method (GRM) dan metode Plus-Minus Time. Metode Generalized Reciprocal Method (GRM) merupakan metode interpretasi data seismik refraksi yang bisa dipergunakan untuk model refraktor berundulasi. Metode ini menggunakan data tembakan forward dan reverse atau disebut resiprokal. Metode GRM ini merupakan bentuk le ngkap dari formulasi seperti pada metode plus-minus, hagiwara maupun metode lainnya. Data waktu tempuh dari dua geophone yang terpisah sejauh XY digunakan untuk menghitung refraction velocity analysis dan time-depth. XY dipilih antara rentang 0 s.d. jarak tertentu sehingga didapatkan nilai XY yang optimum. Sedangkan metode analisis refraksi lain yang digunakan adalah "plus - minus" yang meliputi analisis waktu Plus untuk analisis kedalaman dan waktu Minus analisis determinasi kecepatan.. Metode plus-minus ini memang sederhana dan cepat untuk menginterpretasikan data refraksi dan menghitung geometri dan kecepatan dari refraktor pertama. Prosedur ini sangat sederhana yaitu waktu kedatangan gelombang dibiaskan dari dua tembakan timbal balik hanya ditambahkan untuk menemukan kedalaman refraktor di semua stasiun geophone dan dikurangi untuk menemukan kecepatan dari gelombang yang sedang merambat melalui refraktor. Sehingga untuk mengetahui nilai kecepatan pada setiap refraktor di bawah geophone penggunaan metode Plus-Minus lebih tepat digunakan. Hal ini dikarenakan konsep Minus time dapat mengidentifikasi determinasi kecepatan disetiap titik refraktor. Sedangkan untuk perhitungan kedalaman dengan metode GRM jika dibandingkan dengan metode Plus-Minus Time menghasilkan data kedalaman yang lebih akurat atau lebih mendekati kedalaman sebenarnya. Hal ini dikarenakan pada metode GRM kita menggunakan jumlah data yang cukup banyak karena data dihitung dari jarak geophone yang berbeda sehingga bias dipilih data yang paling optimum, atau mendekati data kedalaman sebenarnya. Mengingat tujuan awal dalam penelitian kali ini adalah untuk memvisualisasikan bawah permukaan dari daerah telitian.

Upload: faisal-ahmad

Post on 09-Nov-2015

265 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Metode yang digunakan pada pengolahan data lapangan yang di dapat yaitu dengan menggunakan metode metode Generalized Reciprocal Method (GRM) dan metode Plus-Minus Time. Metode Generalized Reciprocal Method (GRM) merupakan metode interpretasi data seismik refraksi yang bisa dipergunakan untuk model refraktor berundulasi. Metode ini menggunakan data tembakan forward dan reverse atau disebut resiprokal. Metode GRM ini merupakan bentuk le ngkap dari formulasi seperti pada metode plus-minus, hagiwara maupun metode lainnya. Data waktu tempuh dari dua geophone yang terpisah sejauh XY digunakan untuk menghitung refraction velocity analysis dan time-depth. XY dipilih antara rentang 0 s.d. jarak tertentu sehingga didapatkan nilai XY yang optimum.Sedangkan metode analisis refraksi lain yang digunakan adalah "plus - minus" yang meliputi analisis waktu Plus untuk analisis kedalaman dan waktu Minus analisis determinasi kecepatan.. Metode plus-minus ini memang sederhana dan cepat untuk menginterpretasikan data refraksi dan menghitung geometri dan kecepatan dari refraktor pertama. Prosedur ini sangat sederhana yaitu waktu kedatangan gelombang dibiaskan dari dua tembakan timbal balik hanya ditambahkan untuk menemukan kedalaman refraktor di semua stasiun geophone dan dikurangi untuk menemukan kecepatan dari gelombang yang sedang merambat melalui refraktor.

Sehingga untuk mengetahui nilai kecepatan pada setiap refraktor di bawah geophone penggunaan metode Plus-Minus lebih tepat digunakan. Hal ini dikarenakan konsep Minus time dapat mengidentifikasi determinasi kecepatan disetiap titik refraktor. Sedangkan untuk perhitungan kedalaman dengan metode GRM jika dibandingkan dengan metode Plus-Minus Time menghasilkan data kedalaman yang lebih akurat atau lebih mendekati kedalaman sebenarnya. Hal ini dikarenakan pada metode GRM kita menggunakan jumlah data yang cukup banyak karena data dihitung dari jarak geophone yang berbeda sehingga bias dipilih data yang paling optimum, atau mendekati data kedalaman sebenarnya. Mengingat tujuan awal dalam penelitian kali ini adalah untuk memvisualisasikan bawah permukaan dari daerah telitian. Visualisasi bawah permukaan ini berupa penentuan jenis litologi dan kedalaman dari lapisannya. Penggunaan kombinasi dari kedua metode seismik refraksi tersebut ditujukan untuk dapat saling menguatkan satu sama lain untuk menghasilkan pencitraan dari data yang diperoleh yang berupa nilai kecepatan dan kedalamannya.

Pada hasil analisis dari pengolahan data dengan menggunakan metode GRM dan Plus- Minus ini nilai kecepatan yang didapatkan, dapat diinterpretasikan bahwa lapisan kedua merupakan pasir sedangkan lapisan pertama berupa soil. Dari hasil interpretasi diatas tidak didapatkannya batuan dasar (bedrock) yang sering disebut sebagai bidang gelincir.

Namun dari hasil interpretasi seismik refraksi diatas dapat dihubungkan dengan kondisi geologi di daerah penelitian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa daerah rawan longsor ini merupakan tipe longsor jatuhan. Longsor jatuhan ini disebabkan karena lapisan kedua yaitu pasir umumnya kurang kuat sehingga mudah terkikis apabila kontak dengan air ataupun pembebanan diatasnya. Terkikisnya lapisan kedua tersebut dapat mengakibatkan adanya kekosongan pada bagian sisi-sisi lapisan yang kedua sehingga jika beban pada lapisan pertama semakin berat, menyebabkan terjadinya jatuhan.