modul fix send.pdf
TRANSCRIPT
-
iMODUL PEMBELAJARAN
GAMBAR TEKNIK
KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
DISUSUN OLEH :
ARNO HIDAYAT
1202967/2012
TEKNIK SIPIL
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
i
MODUL PEMBELAJARAN
GAMBAR TEKNIK
KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
DISUSUN OLEH :
ARNO HIDAYAT
1202967/2012
TEKNIK SIPIL
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
i
MODUL PEMBELAJARAN
GAMBAR TEKNIK
KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
DISUSUN OLEH :
ARNO HIDAYAT
1202967/2012
TEKNIK SIPIL
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
-
ii
KATA PENGANTAR
Modul dengan judul Gambar Teknik merupakan bahan ajar yangdigunakan sebagai panduan peserta didik (siswa) Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) untuk memahami dasar-dasar gambar bangunan.
Modul ini menjelaskan mulai dari pengenalan alat gambar, kelengkapangambar, pengenalan bentuk, fungsi garis, gambar konstruksi geometris proyeksipiktorial dan gambar orthogonal.
Dengan modul ini peserta didik dapat mudah memahami materipembelajaran serta dapat mengaplikasikannya dalam melakukan penggambarantanpa harus banyak dibantu oleh guru.
Penyusun
Arno Hidayat
-
iii
DISKRIPSI JUDUL
Modul ini terdiri dari enam macam modul pembelajaran, yang mencakup:pengenalan dan penggunaan peralatan serta kelengkapan gambar, pengenalanbentk dan fungsi garis gambar, pengenlan aturan kelengkapan informasi gambarteknik, gambar konstruksi geometris, proyeksi piktorial, dan gambar orthogonal.
Pada kegiatan belajar siswa diminta untuk menggunakan modul dalampelakasanaan pembelajaran guna mempermudah untuk memahami setiap materiyang disampaikan oleh guru
Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan pembuatan gambartanpa harus banyak dibantu oleh guru.
-
iv
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DISKRIPSI JUDUL............................................................................................................ iiiDAFTAR ISI....................................................................................................................... iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ............................................................................ vTUJUAN ............................................................................................................................. vi
KEGIATAN BELAJAR .................................................................................................... 1TUJUAN ........................................................................................................................ 1
MATERI......................................................................................................................... 1
MODUL 1 PENGENALAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN SERTAKELENGKAPAN GAMBAR........................................................................................ 1MODUL II PENGENALAN BENTUK DAN FUNGSI GARIS GAMBAR............... 19MODUL III PENGENALAN ATURAN KELENGKAPAN INFORMASIGAMBAR TEKNIK....................................................................................................... 30MODUL IV KONSTRUKSI GEOMETRIS ................................................................. 36MODUL V PROYEKSI PIKTORIAL .......................................................................... 56MODUL VI GAMBAR ORTHOGONAL.................................................................... 65DAFTAR PUSTAKA
-
vPETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Agar peserta didik mudah mempelajari dan memahami modul ini danuntuk mencapai hasil yang optimal, maka setiap materi ajar dipelajari dengan baikmulai dari awal sampai tuntas. Modul pembelajaran ini terdiri dari enam buahmateri pembelajaran, setiap modul dapat digunakan oleh peserta didik sesuaidengan materi yang sedang diajarakan oleh guru di sekolah. Peserta didikdiwajibkan membaca materi terlebih dahulu yang terdapat pada modul dirumahmasing-masing sebelum guru menerangkan pelajaran agar nantinya materi yangdiajarkan oleh guru dapat cepat dipahami oleh peserta didik.
-
vi
TUJUAN
A. Tujuan Akhir. :Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta didik diharapkan dapat :
1. Mengenal dan mampu menggunakan peralatan serta kelengkapan gambar2. Mengenal bentuk dan fungsi garis gambar3. Mengenal aturan dan kelengkapan informasi gambar teknik4. Memahami konstruksi geometris
5. Memahami proyeksi piktorial6. Memahami gambar orthogonal.
B. Tujuan Antara :Tujuan yang ingin dicapai pada setiap tahapan belajar :
1. Memahami dan menguasai teori dengan baik.2. Dapat menerapkan teori dalam gambar dasar.3. Dapat mengembangkan dan menerapkan dalam gambar rencana.
-
1KEGIATAN BELAJAR
A. TujuanDalam pembuatan gambar rencana bangunan khususnya bangunan gedung,
seorang perencana tidak hanya menghasilkan gambar berupa tampilan dua dimensinamun juga menampilkan gambar dalam bentuk tiga dimensi, oleh sebab itu seorangdrafter harus mampu dan menguasai teori dalam pembuatan sebuah gambarbangunan mulai dari pembuatan gambar besteknya maupun dalam membuat tampilantiga dimensi. Oleh karena itu siswa diminta untuk dapat menguasai materi yang adadalam modul ini.
B. Materi
MODUL IPENGENALAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN SERTA
KELENGKAPAN GAMBAR
a. Meja GambarMeja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak
melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras misalnyakayu pinus. Sambungan papannya rapat, tidak berongga, bila permukaannyadiraba, tidak terasa ada sambungan atau tonjolan. Meja gambar sebaiknyadibuat miring dengan bagian sebelah atas lebih tinggi supaya tidak melelahkanwaktu menggambar. Meja gambar yang dapat diatur kemiringannya secaramanual atau hidrolik. Manual pergerakan kemiringan dan naik turunnya dengansistem mekanik, sedangkan meja gambar hidrolik kemiringan dan naik turunnyameja gambar menggunakan sistem hidrolik.
1
KEGIATAN BELAJAR
A. TujuanDalam pembuatan gambar rencana bangunan khususnya bangunan gedung,
seorang perencana tidak hanya menghasilkan gambar berupa tampilan dua dimensinamun juga menampilkan gambar dalam bentuk tiga dimensi, oleh sebab itu seorangdrafter harus mampu dan menguasai teori dalam pembuatan sebuah gambarbangunan mulai dari pembuatan gambar besteknya maupun dalam membuat tampilantiga dimensi. Oleh karena itu siswa diminta untuk dapat menguasai materi yang adadalam modul ini.
B. Materi
MODUL IPENGENALAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN SERTA
KELENGKAPAN GAMBAR
a. Meja GambarMeja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak
melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras misalnyakayu pinus. Sambungan papannya rapat, tidak berongga, bila permukaannyadiraba, tidak terasa ada sambungan atau tonjolan. Meja gambar sebaiknyadibuat miring dengan bagian sebelah atas lebih tinggi supaya tidak melelahkanwaktu menggambar. Meja gambar yang dapat diatur kemiringannya secaramanual atau hidrolik. Manual pergerakan kemiringan dan naik turunnya dengansistem mekanik, sedangkan meja gambar hidrolik kemiringan dan naik turunnyameja gambar menggunakan sistem hidrolik.
1
KEGIATAN BELAJAR
A. TujuanDalam pembuatan gambar rencana bangunan khususnya bangunan gedung,
seorang perencana tidak hanya menghasilkan gambar berupa tampilan dua dimensinamun juga menampilkan gambar dalam bentuk tiga dimensi, oleh sebab itu seorangdrafter harus mampu dan menguasai teori dalam pembuatan sebuah gambarbangunan mulai dari pembuatan gambar besteknya maupun dalam membuat tampilantiga dimensi. Oleh karena itu siswa diminta untuk dapat menguasai materi yang adadalam modul ini.
B. Materi
MODUL IPENGENALAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN SERTA
KELENGKAPAN GAMBAR
a. Meja GambarMeja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak
melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras misalnyakayu pinus. Sambungan papannya rapat, tidak berongga, bila permukaannyadiraba, tidak terasa ada sambungan atau tonjolan. Meja gambar sebaiknyadibuat miring dengan bagian sebelah atas lebih tinggi supaya tidak melelahkanwaktu menggambar. Meja gambar yang dapat diatur kemiringannya secaramanual atau hidrolik. Manual pergerakan kemiringan dan naik turunnya dengansistem mekanik, sedangkan meja gambar hidrolik kemiringan dan naik turunnyameja gambar menggunakan sistem hidrolik.
-
2Gambar 1.1 Meja GambarUkuran papan gambar didasarkan atas ukuran kertas gambar, sesuai denganstandar yang telah ditentukan. Tetapi dapat juga disesuaikan dengan kebutuhan,umumnya ukuran papan gambar:
- lebar : 90 cm- panjang : 100 cm- tebal : 3 cm
-
3b. Menggunakan Pensil Gambar
Pensil untuk menggambar lain dengan pensil yang digunakan untukmenulis, baik kwalitetnya maupun kerasnya. Pensil gambar umumnya tidakdisertai karet penghapus pada salah satu ujungnya. Selain itu biasanyakekerasannya dicantumkan pada salah satu ujung pensilnya. Standardkekerasan pensil dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Keras Sedang Lunak
4H 3H 2B5H 2H 3B6H H 4B7H F 5B8H HB 6B9H B 7B
Cara meruncingkan pensil, dapat digunakan kertas ampelas caranyayaitu pensil dipegang antara jari telunjuk dan ibu jari dan waktu mengasahpensil diputar. Selain itu dapat juga dipakai pisau, caranya yaitu tekanlahpunggung pisau dengan ibu jari pelan-pelan, atau dapat juga menggunakan alatperuncing. Jangan sekali-kali menggunakan meja gambar sebagai landasanuntuk meruncingkan pensil
Peletakan kode
keras dan lunak
pensil:
2H H
F HB B
Gambar 1.2. Jenis Pensil
-
4Waktu digunakan, arahkan pensil dengan kemiringan 80 kearah tarikan garisyaitu kekanan, dan waktu menarik garis pensil harus sambil diputar dengantelunjuk dan ibu jari.
Gambar 1.3 Arah Tarikan Garis
Pada waktu menarik garis untuk pertama kali digunakan tekanan pada jarisedikit saja, sehingga akan menghasilkan garis dipertebal dengan tekanan agakdiperbesar, sehingga dihasilkan garis yang terang dan bersih
Gambar 1.4 Cara Menarik Garis
c. Menggunakan Penghapus
4
Waktu digunakan, arahkan pensil dengan kemiringan 80 kearah tarikan garisyaitu kekanan, dan waktu menarik garis pensil harus sambil diputar dengantelunjuk dan ibu jari.
Gambar 1.3 Arah Tarikan Garis
Pada waktu menarik garis untuk pertama kali digunakan tekanan pada jarisedikit saja, sehingga akan menghasilkan garis dipertebal dengan tekanan agakdiperbesar, sehingga dihasilkan garis yang terang dan bersih
Gambar 1.4 Cara Menarik Garis
c. Menggunakan Penghapus
4
Waktu digunakan, arahkan pensil dengan kemiringan 80 kearah tarikan garisyaitu kekanan, dan waktu menarik garis pensil harus sambil diputar dengantelunjuk dan ibu jari.
Gambar 1.3 Arah Tarikan Garis
Pada waktu menarik garis untuk pertama kali digunakan tekanan pada jarisedikit saja, sehingga akan menghasilkan garis dipertebal dengan tekanan agakdiperbesar, sehingga dihasilkan garis yang terang dan bersih
Gambar 1.4 Cara Menarik Garis
c. Menggunakan Penghapus
-
5Seperti telah kita ketahui penghapus terdiri dari beberapa macam yaitu :- penghapus pensil
- penghapus tinta
- penghapus kapur tulis
Penghapus yang dimaksud disini adalah penghapus yang digunakan untuk kertasgambar. Jadi dapat digunakan 2 macam penghapus yaitu penghapus pensil danpenghapus tinta.
Untuk penghapus pensil pada kertas gambar biasa ( putih ) umumnyahampir sama. Kita dapat menggunakan dari bermacam- macam merk demikianjuga untuk penghapus tinta.Sedangkan untuk penghapus pada kertas kalkir, biasanya digunakan yaitu :
Penghapus pensil :biasanya dipakai penghapus dari merk standard,staedtler atau rotring
Penghapus tinta :biasanya digosok dengan silet, kemudian dihaluskandengan penghapus tinta biasa. Atau dapat jugadigunakan penghapus dari merk rotring
d. Menggunakan JangkaJangka digunakan untuk menggambar lingkaran atau busur
lingkaran. Jangka mempunyai dua kaki ujung kaki yang satu dari logam runcingyang diperkuat dengan skrup. Sedangkan pada kaki yang lain dapat diisi dengan
- ujung pensil- trek pen
- jarum jangka, untuk membagi atau mengukur- devider ( jangka tusuk )
Apabila kita hendak membuat lingkaran dengan jari-jari besar sedangkan kakijangka tersebut kurang panjang, maka salah satu kakinya perlu disambungdengan kaki sambungan.Besar kecilnya jari-jari yang dikehendaki dapat diperoleh dengan mengatur
-
6sekerup. Waktu menggunakan jangka harus diperhatikan bahwa kedudukanujung kaki jangka harus tegak lurus pada bidang gambar.Pensil yang digunakan untuk jangka, sebaiknya berujung pipih dan tajam danini biasanya digunakan sebagai gambar awal atau sketsa. Bila sudah benar besarjari-jarinya dapat menggunakan dengan tinta yaitu rapido sesuai denganketebalan garis yang dimaksud dan itupun harus ada tambahan alat bantusebagai penempatan batang rapidonya. Bila menggunakan trek pen harus elbihberhati-hati dengan pengisian tinta pada trek pen.Seterusnya putar secara tegak lurus agar hasil dari tebal tipis garis rata.
Gambar 1.5 Kedudukan Jangka
Pen Tarik (Trek pen)
Alat ini digunakan untuk menarik garis dengan memakai tinta cina (bak). Lebarluangan ( celah ). Ujung trek pen dapat diatur dengan skrup menurutkeinginan. Kedudukan Trek pen pada waktu menarik garis sebaiknya miring
sebesar 60o ke arah tarikkan garis Pengisian tinta pada trek pen sebaiknyajangan melebihi 7mm. Apabila lebih, tinta akan mudah menetes keluar padawaktu digunakan atau mungkin terjadi bendulan awal seperti yang terlukis pada
-
7Gambar 1.6 Gambar 1.7Kemiringan Trek Pen Ketegakan Trek Pen
e. Menggunakan Sablon/Mal
Fungsi mal sebagai alat bantu untuk menggambar atau untuk mempercepatproses penggambaran berbagai macam bentuk. Untuk penggunaan mal lengkungyang tidak teratur diharapkan menggunakan 3 titik pedoman agar hasillengkungannya sesuai dengan yang dimaksud.
Gambar 1. 9 Mal Lingkaran
Gambar 1.10. Mal Ellips
7
Gambar 1.6 Gambar 1.7Kemiringan Trek Pen Ketegakan Trek Pen
e. Menggunakan Sablon/Mal
Fungsi mal sebagai alat bantu untuk menggambar atau untuk mempercepatproses penggambaran berbagai macam bentuk. Untuk penggunaan mal lengkungyang tidak teratur diharapkan menggunakan 3 titik pedoman agar hasillengkungannya sesuai dengan yang dimaksud.
Gambar 1. 9 Mal Lingkaran
Gambar 1.10. Mal Ellips
7
Gambar 1.6 Gambar 1.7Kemiringan Trek Pen Ketegakan Trek Pen
e. Menggunakan Sablon/Mal
Fungsi mal sebagai alat bantu untuk menggambar atau untuk mempercepatproses penggambaran berbagai macam bentuk. Untuk penggunaan mal lengkungyang tidak teratur diharapkan menggunakan 3 titik pedoman agar hasillengkungannya sesuai dengan yang dimaksud.
Gambar 1. 9 Mal Lingkaran
Gambar 1.10. Mal Ellips
-
8Gambar 1.11 Mal Arsitek
Gambar 1.12 Mal Bentuk Lain
8
Gambar 1.11 Mal Arsitek
Gambar 1.12 Mal Bentuk Lain
8
Gambar 1.11 Mal Arsitek
Gambar 1.12 Mal Bentuk Lain
-
9Sedangkan untuk sablon berfungsi sebagai alat bantu menggambar atausebagai pengganti penggaris juga untuk mempercepat proses penggambaranmacam-macam huruf dan angka sablon, tinggi huruf dari 2 mm sampai dengan 2cm bahkan lebih besar.
Gambar 1.13 Sablon Huruf dan Angka
f. Cara Menggunakan Rapido
Karena penggunaan trek pen dianggap kurang praktis selain kemungkinantinta dapat menetes keluar, juga untuk garis dengan ketebalan yangdikehendaki, harus menyetel berkali-kali maka sekarang banyak juru gambarlebih senang menggunakan rapido. Rapido mempunyai ukuran yang bermacam-macam mulai dari 0,1 mm sampai dengan 2 mm. Untuk memudahkan penelitianpen maka biasanya tiap ukuran ditandai dengan warna tertentu. Macam-macam merk rapido yaitu: Rotring, Staedtler, Faber Castle, Primus.
Cara pemakaian Rapido:Dalam menarik garis dengan rapido sebaiknya ditempelkan saja pada kertas,jangan ditekan, kemudian ditarik dengan kemiringanantara 60 - 80 dari arah kiri ke kanan. Disamping itu jangan menarikgaris dari arah atas ke bawah.Apabila jalannya tinta kurang lancar rapido diangkat lalu digoyang- goyanghorisontal, kemudian coba dipakai kembali. Bila belum lancar diulangkembali gerakan semula. Apabila tintanya tidak mau keluar mata rapido harusdicuci atau dibersihkan.
9
Sedangkan untuk sablon berfungsi sebagai alat bantu menggambar atausebagai pengganti penggaris juga untuk mempercepat proses penggambaranmacam-macam huruf dan angka sablon, tinggi huruf dari 2 mm sampai dengan 2cm bahkan lebih besar.
Gambar 1.13 Sablon Huruf dan Angka
f. Cara Menggunakan Rapido
Karena penggunaan trek pen dianggap kurang praktis selain kemungkinantinta dapat menetes keluar, juga untuk garis dengan ketebalan yangdikehendaki, harus menyetel berkali-kali maka sekarang banyak juru gambarlebih senang menggunakan rapido. Rapido mempunyai ukuran yang bermacam-macam mulai dari 0,1 mm sampai dengan 2 mm. Untuk memudahkan penelitianpen maka biasanya tiap ukuran ditandai dengan warna tertentu. Macam-macam merk rapido yaitu: Rotring, Staedtler, Faber Castle, Primus.
Cara pemakaian Rapido:Dalam menarik garis dengan rapido sebaiknya ditempelkan saja pada kertas,jangan ditekan, kemudian ditarik dengan kemiringanantara 60 - 80 dari arah kiri ke kanan. Disamping itu jangan menarikgaris dari arah atas ke bawah.Apabila jalannya tinta kurang lancar rapido diangkat lalu digoyang- goyanghorisontal, kemudian coba dipakai kembali. Bila belum lancar diulangkembali gerakan semula. Apabila tintanya tidak mau keluar mata rapido harusdicuci atau dibersihkan.
9
Sedangkan untuk sablon berfungsi sebagai alat bantu menggambar atausebagai pengganti penggaris juga untuk mempercepat proses penggambaranmacam-macam huruf dan angka sablon, tinggi huruf dari 2 mm sampai dengan 2cm bahkan lebih besar.
Gambar 1.13 Sablon Huruf dan Angka
f. Cara Menggunakan Rapido
Karena penggunaan trek pen dianggap kurang praktis selain kemungkinantinta dapat menetes keluar, juga untuk garis dengan ketebalan yangdikehendaki, harus menyetel berkali-kali maka sekarang banyak juru gambarlebih senang menggunakan rapido. Rapido mempunyai ukuran yang bermacam-macam mulai dari 0,1 mm sampai dengan 2 mm. Untuk memudahkan penelitianpen maka biasanya tiap ukuran ditandai dengan warna tertentu. Macam-macam merk rapido yaitu: Rotring, Staedtler, Faber Castle, Primus.
Cara pemakaian Rapido:Dalam menarik garis dengan rapido sebaiknya ditempelkan saja pada kertas,jangan ditekan, kemudian ditarik dengan kemiringanantara 60 - 80 dari arah kiri ke kanan. Disamping itu jangan menarikgaris dari arah atas ke bawah.Apabila jalannya tinta kurang lancar rapido diangkat lalu digoyang- goyanghorisontal, kemudian coba dipakai kembali. Bila belum lancar diulangkembali gerakan semula. Apabila tintanya tidak mau keluar mata rapido harusdicuci atau dibersihkan.
-
10
Apabila tintanya terus-menerus keluar ini berarti pengisian tempat tintanyakurang teliti sehingga dalam tabung tinta terdapat udarayang menekan sehingga tinta keluar dari mata rapido. Sebaiknya cara mengisitinta jangan terlalu penuh.Untuk lebih jelasnya dalam pemeliharaan dan pengisian tinta rapido dapat dilihatpada gambar berikut ini.
\
Gambar 1.14 Cara Mengisi Tinta
10
Apabila tintanya terus-menerus keluar ini berarti pengisian tempat tintanyakurang teliti sehingga dalam tabung tinta terdapat udarayang menekan sehingga tinta keluar dari mata rapido. Sebaiknya cara mengisitinta jangan terlalu penuh.Untuk lebih jelasnya dalam pemeliharaan dan pengisian tinta rapido dapat dilihatpada gambar berikut ini.
\
Gambar 1.14 Cara Mengisi Tinta
10
Apabila tintanya terus-menerus keluar ini berarti pengisian tempat tintanyakurang teliti sehingga dalam tabung tinta terdapat udarayang menekan sehingga tinta keluar dari mata rapido. Sebaiknya cara mengisitinta jangan terlalu penuh.Untuk lebih jelasnya dalam pemeliharaan dan pengisian tinta rapido dapat dilihatpada gambar berikut ini.
\
Gambar 1.14 Cara Mengisi Tinta
-
11
Gambar 1.15 Cara Membersihkan Rapido
-
12
g. Menggunakan Mesin Gambar
Jenis mesin gambar: Mesin gambar dengan sistem bandul, apabila pergerakan mistar gambar
dengan bantuan pemberat (bandul) dengan tujuan agar mistar gambar kalautidak dipakai masih dalam keadaan tegang yang berarti masih tetapberada ditempat semula karena ketegangan dibantu dengan pemberatmistar. Tetapi bila tidak menggunakan bandul maka mistar gambar kalautidak dipakai selalu berada di bawah papan gambar, sehingga kurang praktispagi pemakai.
Mesin gambar dengan sistem Tracker, terdiri dari batang horisontal danvertikal. Batang horisontal berfungsi sebagai tempat kedudukan ataupenghantar batang vertikal dalam pergerakan ke kanan dan ke kiri. Kalaubatang vertikal sebagai tempat kedudukan mesin gambar yang bergerak keatas dan ke bawah.Bagian-bagian mesin gambar Tracker1. Handel Horisontal2. Handel Vertikal3. Sekerup Pengatur Mistar
4. Handel Ketepatan Mistar5. Handel Pengatur Sudut6. Handel Ketepatan Sudut7. Handel Pengerak Halus8. Sekerup Pembuka Mistar9. Sekerup Pengatur Kesikuan
-
13
Fungsi bagian-bagian mesin gambar Tracker
Handel HorisontalBerfungsi agar mistar mesin gambar tidak dapat bergerak ke kanan maupun kekiri jadi hanya dapat bergerak keatas dan ke bawah secara tegak lurus, apabilahandelnya dikunci.
Handel VertikalBerfungsi agar mistar mesin gambar tidak dapat bergerak ke atas maupun kebawah jadi hanya dapat bergerak ke kanan dan ke kiri bawah arah horisontal,apabila handelnya dikunci.
Sekerup Pengatur Mistar
Apabila berkeinginan mistarnya agar tidak menyentuh papan gambar karenaingin menarik kertas gambar setelah selesai menggambar atau memasangkertas gambar apabila mau mulai menggambar. Tujuan melakukan ini agarkerjanya praktis tidak perlu membuka mistar secara terbuka. Adapun carakerjanya cukup dengan memutar sekerup arah jarum jam atau sebaliknya.
Handel Ketepatan MistarFungsi handel ini adalah untuk menepatkan mistar gambar dengan kertas agarsesuai dengan tepinya dengan jalan mengendorkan handelnya dan apabila sudahtepat handelnya dikecangkan lagi. Jadi peletakan kertas gambar dapatsembarangan. Akan tetapi kalau dipergunakan orang banyak misalnya di sekolahdiusahakan janganmemainkan handel tersebut kalau tidak terpaksa.
Handel Pengatur SudutBerguna untuk mengatur sudut kemiringan mistar yang diperlukan hanya sajadengan kelipatan 15 dan secara otomatis dapat terkunci bila handelnyadilepaskan.
-
14
Handel Ketepatan SudutBilamana handel pengatur sudut dengan kelipatan 15, untuk handel ketepatansudut dapat dipergunakan pada posisi 17 , 22 , 38 yang jelas bukankelipatan 15 . Tetapi tetap saja diawali dengan membuat atau membebaskanbandel pengatur sudut terlebih dahulu baru mengatur sudut yang dimaksudkemudian handel ketepatan sudut dikencangkan. Bila sudah tidak dikehendakihandelnya dikembalikan pada posisi normal.
Handel Pengerak HalusSetelah kita mengatur kertas kemudian menggunakan handel ketepatan mistaruntuk mengatur mistar pada kertas gambar, maka kemungkinan masih ada selisihuntuk itu agar tepat posisinya dipergunakan handel penggerak halus denganjalan memutar sekerup agar mistar tetapt posisi kemudian handeldikencangkan. Dan ini dapat juga dilakukan pada kertas gambar yang sudah adagambarnya dipasang pada papan gambar kemudian agar garisnya berimpit tetapdengan mistar maka menggunakan handel penggerak halus.
Sekerup Pembuka MistarMistar gambar sering kotor karena tinta yang menempel. Untuk membersihkankadang-kadang tidak cukup dengan membersihkan pada mistar yang terpasang,tetapi perlu membuka agar dapat bersih, maka menggunakan sekerup pembukamistar dalam hal mengambil dan memasang mistarnya.
Sekerup Pengatur KesikuanDalam menggambar mistar yang digunakan hendaknya benar-benar siku. Untukmengecek kesikuan mistar mesin gambar kita menggunakan mistar segitiga yangbenar-benar kesikuannya sudah dicek. Mistar segitiga ditaruh diantara mistarmesin gambar kemudian dilihat sudah berimpit atau belum, apabila belumberimpit maka sekerup pengatur kesikuan dikendorkan dahulu kemudianditepatkan mistar mesin gambar dihimpitkan dengan segitiga bila sudah berimpitsekerup dapat dikencangkan kembali. Untuk pengaturan cukup dalam satusekerup saja yang dipergunakan.
-
15
h. Pita Perekat
Pita perekat atau disebut juga cellulose tape, biasa dipakai untuk menempelkertas gambar pada papan gambar.Pita perekat ada bermacam-macam yaitu : pita perekat tebal pita perekat tipis pita perekat rangkap (bolak balik) pita perekat berwarna pita perekat transparan untuk kalkir.
Untuk kalkir biasanya dipakai pita perekat yang tipis, karena daya lekatnya kuat,tidak mudah bergeser dan tidak menimbulkan kotor pada kertas.Tetapi apabila meja gambanya dilapisi magnet maka cukup menggunakan pelatbaja tipis.
i. Menggunakan Berbagai Macam Penggaris
Segitiga
Segitiga digunakan untuk menarik garis tegak, miring ataupun sejajar. Bahanyang digunakan kebanyakan mika trasparan karena ringan. Biasanya
digunakan sepasang segitiga yaitu segitiga dengan sudut 45o 45o dan
segitiga, dengan sudut 60o 30o.
-
16
Gambar 1.17 Segitiga
Cara menggunakan :Sebelum segitiga atau alat jenis ini dipakai, sebaiknya diperiksa dahulu denganketentuan kelayakannya sebagai berikut: tepi mistar (segitiga) harus rata harus benar-benar siku (90o )Setelah diperiksa dan ternyata alat tersebut dalam keadaan baik, maka segitigatersebut dapat kita gunakan sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk membuat garislurus atau membuat garis tegak lurus yang harus diperhatikan dalam hal iniyaitu :
Arahkan pensil tegak lurus ( 90o ) terhadap segitiga Miringkan pensil 80o kearah tarikan garis Dalam menarik garis sambil pensilnya diputar
16
Gambar 1.17 Segitiga
Cara menggunakan :Sebelum segitiga atau alat jenis ini dipakai, sebaiknya diperiksa dahulu denganketentuan kelayakannya sebagai berikut: tepi mistar (segitiga) harus rata harus benar-benar siku (90o )Setelah diperiksa dan ternyata alat tersebut dalam keadaan baik, maka segitigatersebut dapat kita gunakan sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk membuat garislurus atau membuat garis tegak lurus yang harus diperhatikan dalam hal iniyaitu :
Arahkan pensil tegak lurus ( 90o ) terhadap segitiga Miringkan pensil 80o kearah tarikan garis Dalam menarik garis sambil pensilnya diputar
16
Gambar 1.17 Segitiga
Cara menggunakan :Sebelum segitiga atau alat jenis ini dipakai, sebaiknya diperiksa dahulu denganketentuan kelayakannya sebagai berikut: tepi mistar (segitiga) harus rata harus benar-benar siku (90o )Setelah diperiksa dan ternyata alat tersebut dalam keadaan baik, maka segitigatersebut dapat kita gunakan sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk membuat garislurus atau membuat garis tegak lurus yang harus diperhatikan dalam hal iniyaitu :
Arahkan pensil tegak lurus ( 90o ) terhadap segitiga Miringkan pensil 80o kearah tarikan garis Dalam menarik garis sambil pensilnya diputar
-
17
Gambar 1.18 Arah Penarikan Pensil
j. Mistar GambarMistar gambar digunakan juga untuk menarik garis lurus dalam jarak yang
panjang. Mistar gambar (teken haak) biasanya terbuat dari kayu atau mika.Tapi ada juga yang terbuat dari kayu dan mika.Mistar gambar terdiri dari dua bagian yaitu bagian mistar yang panjang danbagian kepala mistar membentuk sudut 90o.
Gambar 1.19 Mistar Gambar
17
Gambar 1.18 Arah Penarikan Pensil
j. Mistar GambarMistar gambar digunakan juga untuk menarik garis lurus dalam jarak yang
panjang. Mistar gambar (teken haak) biasanya terbuat dari kayu atau mika.Tapi ada juga yang terbuat dari kayu dan mika.Mistar gambar terdiri dari dua bagian yaitu bagian mistar yang panjang danbagian kepala mistar membentuk sudut 90o.
Gambar 1.19 Mistar Gambar
17
Gambar 1.18 Arah Penarikan Pensil
j. Mistar GambarMistar gambar digunakan juga untuk menarik garis lurus dalam jarak yang
panjang. Mistar gambar (teken haak) biasanya terbuat dari kayu atau mika.Tapi ada juga yang terbuat dari kayu dan mika.Mistar gambar terdiri dari dua bagian yaitu bagian mistar yang panjang danbagian kepala mistar membentuk sudut 90o.
Gambar 1.19 Mistar Gambar
-
18
Waktu menggunakan mistar gambar, bagian kepala dari mistar gambar harusdirapatkan pada sisi meja gambar secara dipegang dengan tangan kiri. Tetapibagi yang kidal harus mencari alternatif lain yaitu mencari mistar gambarkhusus.
Gambar 1.20 Penggunaan Mistar
Mistar gambar dipakai untuk membuat garis horizontal, dapat juga untukmembuat sudut 30o, 45o, 60o atau 90o dengan pertolongan segitiga. Setelahdipakai sebaiknya mistar digantungkan pada paku agar tidak menjadi bengkok.
Gambar 1.21 Mistar Gambar dan Segitiga
-
19
MODUL IIPENGENALAN BENTUK DAN FUNGSI GARIS GAMBAR
a. Menggambar Garis tegak LurusGaris Tegak lurusDengan segitiga
1. Letakkan sisi miring segitiga 45o- 45o sedemikian hinggaberimpit dengan garis 1 yang diketahui dan bagian bawah ditahanoleh segitiga yang lain.
2. Putarlah segitiga 45o-45o sebesar 90o ( lihat anak panah B )maka sisi miringnya akan tegak lurus garis l. Geser segitiganya(lihat anak panah b) bila perlu.
3. Tarik garis m.
Gambar1.22
Cara Menggambar Garis Tegak Lurus.
19
MODUL IIPENGENALAN BENTUK DAN FUNGSI GARIS GAMBAR
a. Menggambar Garis tegak LurusGaris Tegak lurusDengan segitiga
1. Letakkan sisi miring segitiga 45o- 45o sedemikian hinggaberimpit dengan garis 1 yang diketahui dan bagian bawah ditahanoleh segitiga yang lain.
2. Putarlah segitiga 45o-45o sebesar 90o ( lihat anak panah B )maka sisi miringnya akan tegak lurus garis l. Geser segitiganya(lihat anak panah b) bila perlu.
3. Tarik garis m.
Gambar1.22
Cara Menggambar Garis Tegak Lurus.
19
MODUL IIPENGENALAN BENTUK DAN FUNGSI GARIS GAMBAR
a. Menggambar Garis tegak LurusGaris Tegak lurusDengan segitiga
1. Letakkan sisi miring segitiga 45o- 45o sedemikian hinggaberimpit dengan garis 1 yang diketahui dan bagian bawah ditahanoleh segitiga yang lain.
2. Putarlah segitiga 45o-45o sebesar 90o ( lihat anak panah B )maka sisi miringnya akan tegak lurus garis l. Geser segitiganya(lihat anak panah b) bila perlu.
3. Tarik garis m.
Gambar1.22
Cara Menggambar Garis Tegak Lurus.
-
20
Gambar1.23
Cara Menggambar Garis Tegak Lurus.b
-
21
Garis Miring
Gambar1.24
Cara Menggambar GarisMiring. a
Gambar1.25
Cara Menggambar GarisMiring. b
21
Garis Miring
Gambar1.24
Cara Menggambar GarisMiring. a
Gambar1.25
Cara Menggambar GarisMiring. b
21
Garis Miring
Gambar1.24
Cara Menggambar GarisMiring. a
Gambar1.25
Cara Menggambar GarisMiring. b
-
22
b. Menggambar Garis Sejajar
Untuk membuata garis sejajar, pertama satu segitiga dipakaipedoman harus tidak boleh bergerak. Letakkan segitiga berikut keduasesuai dengan arah garis yang dikehendaki dan tarik garis. Selanjutnyageser segitiga kedua sesuai dengan jarak yang dikehendaki kemudiantarisk garis dan seterusnya
-
23
c. Menggambar Garis
Lengkung
Untuk membuat garis lengkung menggunakan jangka maka harusditentukan dahulu jari-jari lingkaran atau pusat putaran lingkaran. Misalnya jari-jari lingkaran pusat M1 lebih besar dari jari-jari lingkaran pusat M2Buat garis sumbu sebagai pusat putaran lengkungan M1 dan M2
sesuai besar jari-jarinya.Buat setengah lingkaran dengan jangka dari pusat M1, kemudian
dilanjutkan membuat setengah lingkaran dengan jangka pada pusatM2, maka sudah terjadi garis lengkung yang berbubungan,lihatgambar berikut.
Gambar 1. 27 Garis Lengkung dengan Jangka
-
24
Untuk membuat garis lengkung dengan mal lengkung harus memperhatikan titikmana yang akan dihubungkan agar kelengkungan tidak kelihatan janggal atau taksesuai. Usahakan penarikan garis melalui 3 titik penghubung sedapat mungkin,bila terpaksa menghubungkan hanya dengan 2 titik harus dilihat kebenaranlengkungannya.
-
25
Ditentukan titik sembarang A, B, C, D dan E Carilah mal lengkung yang sesuai dengan dengan lengkungan 3 titik A, B
dan C Cari lagi mal lengkung yang sesuai dengan lengkungan C, D dan E Ternyata hasil garis lengkung untuk A, B, c, d dan E tidak selaras Maka lengkung C, D dan E dibatalkan Gunakan mal lengkung untuk titik C dan D saja, tetapi
diperkirakan lengkungnya menyambung atau jadi satu Dan terakhir buat lengkung dari titik D dan E untuk
menyambung lengkung berikutnya cari mal yang sesuai
Hasil tarikan lengkung dapat dilihat gambar berikut.
Gambar 1.28 Garis Lengkung dengan Mal
d. Membagi Garis
Garis AB dibagi menjadi dua bagian sama panjang.a. Buat dua busur lingkaran dengan A dan B sebagai pusat,
-
26
jari-jari R sembarang. Kedua busur saling berpotongan di adan b
b. Tarik garis ab yang memotong AB di Cc. Maka AC = CB
Gambar 1.29 Membagi Garis 2 Bagian
-
27
e. Membagi garis AB menjadi beberapa bagian yang samapanjang.( misalnya dibagi menjadi 8 bagian )a. Tarik garis sembarang ( dari A )b. Ukuran pada garis a-h bagian yang sama panjang dengan memakai
jangka Aa = ab = bc = cd = de = ef = fg = ghc. Hubungkan titik h dengan Bd. Tariklah dari titik-titik : g, f, e, d, c, b, a, garis sejajar dengan garis hB
garis-garis ini akan memotong AB di titik- titik yang membaginya dalam 8bagian yang sama panjang.
Gambar 1.30 Membagi Garis SamaPanjang
Sumber gambar: Menggambar Teknik Bangunan 1 ,DPMK, Jakarta
-
28
f. Menggabungkan Garis
Untuk menggabungkan garis lurus dengan garis lurus yang perlumendapatkan perhatian adalah tidak boleh ada kelebihan garis tangmemotong atau menyilang, maka harus tepat.
Tarik garis dari titik A ke titik B, kemudian dilanjutkan dari titik B menujuke titik C dan seterusnya dari titik C ke titik D
Garis ABCD bergabung Jangan menggabungkan garis yang tidak sejalan karena
kemungkinan hasilny akan kurang baik. Misalnya dari A ke B kemudian dariD ke C seterusnya dari B ke C
Gambar 1.31 Gabungan Garis dengan Garis
-
29
Sedangkan menggabungkan antara garis lengkung dan garis lurussebaiknya dimulai dari pembuatan garis lengkung dahulu.
Buat garis lengkung setengah lingkaran dari titk pusat M1 dari titik A ke titikB
Teruskan menarik garis lurus dari titik B ke titik C Dan seterusnya buat setengah lingkaran pusat M2 dari titik C ke titik D Ingat jangan membuat garis yang tidak berurutan, hasilnya akan kurang
baik.Misalnya dibuat setengah lingkaran besar pusat M1 dari titik A ke titik B,
kemudian setengah lingkaran pusat M2 dari titik D ke titik C, dan seterusnyamembuat garis dari titik B ke titik C.
Gambar 1.32 Gabungan Garis dengan Garis Lengkung
-
30
MODUL IIIPENGENALAN ATURAN KELENGKAPAN INFORMASI
GAMBAR TEKNIK
a. Menggambar Macam-macam Arsiran
Garis gambarMenyatakan garis yang terlihat /tampak pada suatu benda
Garis putus-putus (kira-kira tebal garis gambar), Menyatakan garisyang terlihat di belakang potongan ataupun tidak terlihat karenaterhalang
Garis putus-titik (kira-kira 1/3 tebal garis gambar)- Sebagai garis sumbu- Menyatakan tempat potongan (ditambah dengan huruf
pada ujung dan pangkal garis ini)- Batas lukisan, apabila sebagian benda yang dilukis dibuang
Garis tipis (kira-kira tebal garis gambar)- garis ukuran dan garis bantu- Melukiskan ukuran bagian, yang ukurannya
diberikan pada gambar lain
Garis titik-titik (kira-kira tebal garis gambar)
Menyatakan bangunan yang akan dibongkar, atauperluasan dikemudian hari
-
31
Perbandingan tebal garis
Gambar 1.33 Tebal Garis
-
32
b. Menggambar Simbol Bahan Bangunan
Arsiran atau rendering sesuai dengan macam bahan
Gambar 1.34 Simbol Bahan
-
33
Gambar 1.35 Simbol Bahan B
33
Gambar 1.35 Simbol Bahan B
33
Gambar 1.35 Simbol Bahan B
-
34
Gambar 1.36 Simbol Bahan C
34
Gambar 1.36 Simbol Bahan C
34
Gambar 1.36 Simbol Bahan C
-
35
Gambar 1.37 Simbol Bahan D
Sumber gambar: Hand Out Menggambar Teknik< PPPGT. Bandung
35
Gambar 1.37 Simbol Bahan D
Sumber gambar: Hand Out Menggambar Teknik< PPPGT. Bandung
35
Gambar 1.37 Simbol Bahan D
Sumber gambar: Hand Out Menggambar Teknik< PPPGT. Bandung
-
36
MODUL IVKONSTRUKSI GEOMETRIS
a. Menggambar Sudut
Memindahkan sudut.a. Buat busur lingkaran dengan A sebagian pusat dengan jari-jari
sembarang R yang memotong kaki-kaki sudut AB dan AC di n dan m
b. Buat pula busur lingkaran dari A1 dengan jari-jari R1 (R=R1)yang memotong kaki sudut A1 C1 di m1
c. Buat busur lingkaran dari titik m dengan jari-jari r = nmBuat pula busur lingkaran dengan jari-jari r1 = r dari titik di m1 busurini memotong busur yang pertama ( jari-jari R1) di titik n
d. Tarik garis A1 n1 yang merupakan kaki sudut A1 B1Maka sudut B1 A1 C1 = sudut BAC
-
37
Gambar 2.1 MemindahkanSudut
Membagi sudut menjadi dua sama besar.a. lingkaran sebuah busur lingkaran dengan titik A
sebagai pusat dengan jari-jari sembarang R yangmemotong kaki
sudut AB dan AC dititik-titik P dan O.
b. Buat dengan P dan O sebagai pusat busurlingkaran dengan jari-jari sebarang R2 dan R3 (R2 =R3) yang sama besar.Kedua busur lingkaran tersebut berpotongan di T
c. Tarik garis AT maka sudut BAT = sudut TAC
-
38
Gambar2.2
Membagi Sudut Menjadi Dua SamaBesar
Membagi sudut siku-siku menjadi tiga sama besar.a. lingkaran sebuah busur lingkaran dengan titik A sebagai pusat dengan jari-jari
sembarang R:busur, lingkaran ini memotong kaki sudut AB di P dan kakisudut AC di O.
b. Buat dengan jari-jari R dan busur lingkaran dengan titik pusat P dan O keduabusur lingkaran ini memotong busu yang pertama di titik-titik R dan S.
c. Tarik garis AR dan AS, maka sudut BAR = sudut RAS = sudut SAC.
-
39
Gambar2.3
Membagi sudut siku-siku menjadi tiga samabesar
Sumber gambar: Menggambar Teknik Bangunan 1,DPMK, Jakarta
b. Menggambar Segitiga
Untuk dapat menggambar segitiga maka minimal harusditentukan 3 buah untuk agar segitiga dapat dibuat sesuaiyang dikehendaki.
Adapun unsur unsur yang dapat dipakai sebagai pedomanadalam menggambar segitiga bila ditentukan:
Sisi sudut sisi Buat garis AB, dengan mengukur garis pengukuran 1 dengan jangka Pindahkan sudut yang ditentukan dengan pengukuran urutan 2, 3, 4
terus 5 pada titik A Ukurkan panjang garis ukuran 6 ke garis sudut yang telah dibentuk
pada titik C Segitiga ABC sudah tergambar (gambar2.4)
-
40
Sudut sisi sudut Buat garis AB, dengan mengukur garis pengukuran 1 dengan
jangkaPindahkan sudut yang ditentukan dengan pengukuran urutan 2, 3 pada titik
A dan urutan 4, 5 pada titik BPertemuan garis pembentuk kedua sudut memotong titik CSegitiga ABC sudah tergambar (gambar 2.5)
-
41
Gambar 2.4 Menggambar Segitiga .a
-
42
Sisi sisi sisi- Segitiga ini merupakan segitiga sama sisi karena ketiga
sisinya sama panjang.- Tentukan atau ukur salah satu sisinya misalnya Ab- Ukurlah urutan 1 dari titik A sepanjang garis AB- Kemudian ukurkan kembali urutan 2 dari titik B sepanjang AB- Segitiga ABC sama kaki tergambar (gambar 2.6)
Gambar 2.6 MenggambarSegitiga. c
c. Bujur Sangkar- Tentukan lingkaran dengan titik pusat M- Tarik garis tengahnya memotong titik A dan B- Lingkarkan jari-jari dari titik A dan B sama panjang- Hubungkan perpotongan lingkaran dari titik A dan B,
sehingga memotong lingkaran yang ditentukan pada titik Cdan D
- Titik A, B, c dan D dihubungkan membentuk segi empat beraturanatau bujur sangkar
-
43
Gambar 2.7 Menggambar Bujur Sangkar
d. Menggambar LingkaranTentukan panjang jari-jari lingkaran
- Buat garis AB sesuai dengan jari-jari lingkaran yang ditentukan- Buat lingkaran dari titik A sepanjang AB dengan jangka,
maka lingkaran sudah dibuat denganjari-jari AB
Gambar 2. 8 Menggambar Lingkaran
-
44
Membagi Keliling Lingkaran Sama Besar
Untuk membagi keliling lingkaran sama saja dengan membagibusur lingkarannya.Untuk menentukan panjang lingkaran sama besar kitagunakan rumus yaitu 360 : jumlah pembagian keliling yangdiinginkan.
Contoh kita menginginkan 8 bagian dari busur lingkaran, maka360 :8 = 45 Berati kita harus membuat sudut luar sebesar 45 ataumembagi lingkaran menjadi 8 bagian atau dapat dikatakanmembuat segi 8 beraturan terlebih dahulu.Ingat buatlah sudut yang dapat dibuat dengan bantuanjangka.
Contoh keliling lingkaran yang dibagi menjadi delapan samabesar.- Tentukan lingkarannya pusat
M
- Tarik garis tengah lingkaran memotong titk A
dan B- Buat busur dari titik A dan titik B samapanjang- Tarik perpotongan kedua busur hingga memotong
lingkaran diditik C dan D- Buat busur dari titik A dan C sama panjang dan juga busur
dari titk B dan titik C sama panjang- Perpotongan kedua busur dihubungkan ke titik M
memotong lingkaran di titik E dan G- Kemudian diteruskan hingga memotong lingkaran berikut dititik
F dab H- Keliling lingkaran sudah dibagi 8 sama besar. Yaitu AE, EC,
-
45
CG, GB, BF, FD, DH dan HA
Gambar 2.9 Membagi Keliling lingkaran samaBesar
Menggambar Garis Singgung Lingkaran
Ditentukan titik P dan lingkaran yang berpusat di titik M- Tarik dari titik M ke P dan tentukan titik N
ditengah- tengah antara garis MP. Caranya buat busuryang sama dari titik M dan dari titik P hinggaperpotongan busur kalau ditarik garis akan memotonggaris MP di titik N
- Buat lingkaran titik N sebagai pusat dengan jari-jari NPatau NM
- Lingkaran tersebut memotong lingkaran pertama di titikR1 dan R2
- Garis PR1 dan PR2 merupakan garis singgung lingkaran
-
46
Gambar2.10
Menggambar Garis Singgung Lingkaran
e. Menggambar Segi Lima Beraturan
Ditentukan lingkaran dengan pusat M- Tarik garis tengah melalui titk M memotong lingkaran di titik A
dan titik B
- Buat busur yang sama dari titik A dan titik B, perpotonganbusur tersebut ditarik garis memotong lingkaran di titik C danD serta melalui titik M
- Kemudian buat busur yang sama pada titik M dan titik B,perpotongan busur tersebut ditarik garis hingga memotong dititik E
- Hubungkan garis dari titik E dan titik D
-
47
- Lingkarkan dari titk E sepanjang ED kearah MA hinggamemotong di titik F
- Garis DF merupakan sisi dari segi lima beraturan- Dan seterusnya lingkarkan sisi tersebut pada keliling
lingkaran akan membentuk segi lima beraturan
Gambar 2.11 Segi Lima Beraturan
f. Menggambar Segi Enam Beraturan
Ditentukan lingkaran dengan pusat M- Tarik garis tengah melalui titk M memotong lingkaran di titik A
dan titik B- Buat busur yang sama dari titik A dan titik B sepanjang AM = BM
memotong lingkaran
- Hubungkan titk potong yang terdapat pada lingkarantersebut, sehingga tergambarlah segi enam beraturan
-
48
Gambar 2.12 Segi EnamBeraturan
g. Mengambar Segi Tujuh BeraturanDitentukan lingkaran dengan pusat M
- Tarik garis tengah melalui titk M memotong lingkaran di titik Adan titik B
- Buat busur yang sama dari titik B sepanjang BMmemotong lingkaran dititik C dan D
- Hubungkan titk potong c dan D memotong BM dititik E, maka CEmerupakan sisi dari segi tujuh beraturan
- Lingkarkan sisi CE pada keliling lingkaran sehinggatergambarlah segi tujuh beraturan
Gambar 2.13 Segi Tujuh Beraturan
-
49
h. Menggambar Segi Delapan Beraturan
Ditentukan lingkaran dengan pusat M- Tarik garis tengah melalui titk M memotong lingkaran di titik A
dan titik B- Buat busur yang sama dari titik A dan titik B dan
tarisk perpotongan busur sehingga memotong lingkaran di titikC dan D dan melalui titik M
- Bagilah busur AD dan BD sama besar, kemudian tarikgaris hingga memotong lingkaran.
- Hubungkan ke 8 titik potong pada lingkaran tersebut,sehingga tergambarlah segi delapan beraturan
Gambar 2.14 Segi Delapan Beraturan
-
50
i. Segi Sembilan BeraturanDitentukan lingkaran
- Buat lingkaran
- Tarik garis tengah AB dan bagilah AB menjadi 9 bagian sama panjang- Tarik garis CD tegak lurus garis AB ditengah-tengah AB- Perpanjang garis AB dan CD berturut-turut denagn BE dan DF =
1/9 AB
- Hubungkan DF hingga memotong lingkaran, maka garis darititik potong lingkaran ke titik 3 merupakan sisi segi 9beraturan dan ukuranlan pada keliling lingkaran
Gambar 2.15 Segi Sembilan Beraturan
-
51
j. Segi Sepuluh BeraturanDitentukan lingkaran dengan pusat M- Tarik garis tengah melalui titk M arah mendatar
sehingga memotong lingkaran
- Buat garis tengah melalui titik M arah tegak sehingga
memotong lingkaran
- Buat busur yang sama dari titik M dan titik Q, perpotonganbusur tersebut ditarik memotong garis MQ di titik L dan D
- Lingkarkan dari titk L sepanjang LD kearah MP hinggamemotong di titik F
- Garis DF merupakan sisi dari segi lima beraturan, sedangkan MFmerupakan sisi segi sepuluh
- Dan seterusnya lingkarkan sisi tersebut pada kelilinglingkaran akan membentuk segi lima beraturan dan jugasegi sepuluh beraturan
-
52
P Q F L
Gambar 2.16 Segi Sepuluh Beraturan
k. Menggambar Ellips
- Bagilah sumbu AB dalam 4 bagian sama panjang, makadiperoleh titik M1, M2 dan M3
- Buatlah lingkaran 2, 2, dan 3 dengan jari-jari panjang sumbu dengantitik pusat lingkaran M1, M2 dan M3
- Ke tiga lingkaran tersebut saling berpotongan di titik C, D, E, dan F- Tarik garis M1C, M1E dan M3D, M3F yang memotong keliling
lingkaran di titik G, H, I dan J- Garis M2C dan M3D berpotongan di titik N1, sedangkan M1E
dan M3F berpotongan di titik N2- Titik N1 dan N2 sebagai pusat dari busur lingkaran Bh dan IJ
-
53
Gambar 2.17 Menggambar Ellips
l. Menggambar Bulat TelurLebar ditentukan
- Buatlah CD tegak lurus garis AB dan buatlah lingkaran ditengahAB
- Buatlah garis melalui CB dan DB
- Buatlah busur lingkaran jari-jari Cd = AB dari titik C dan Dhingga memotong di titik E dan F . Seterusnya buat busurlingkaran dari titik B jari-jari BE = BF, maka tergambarlahbulat telur
Gambar 2.18 Menggambar Bulat Telur
Sumber: Menggambar Teknik Bangunan 1 ,DPMK, Jakarta `
53
Gambar 2.17 Menggambar Ellips
l. Menggambar Bulat TelurLebar ditentukan
- Buatlah CD tegak lurus garis AB dan buatlah lingkaran ditengahAB
- Buatlah garis melalui CB dan DB
- Buatlah busur lingkaran jari-jari Cd = AB dari titik C dan Dhingga memotong di titik E dan F . Seterusnya buat busurlingkaran dari titik B jari-jari BE = BF, maka tergambarlahbulat telur
Gambar 2.18 Menggambar Bulat Telur
Sumber: Menggambar Teknik Bangunan 1 ,DPMK, Jakarta `
53
Gambar 2.17 Menggambar Ellips
l. Menggambar Bulat TelurLebar ditentukan
- Buatlah CD tegak lurus garis AB dan buatlah lingkaran ditengahAB
- Buatlah garis melalui CB dan DB
- Buatlah busur lingkaran jari-jari Cd = AB dari titik C dan Dhingga memotong di titik E dan F . Seterusnya buat busurlingkaran dari titik B jari-jari BE = BF, maka tergambarlahbulat telur
Gambar 2.18 Menggambar Bulat Telur
Sumber: Menggambar Teknik Bangunan 1 ,DPMK, Jakarta `
-
54
m.Menggambar Parabola
- Buatlah garis bantu sejajar arah tegak 10 bagian dengan jarakyang sama
- Buat juga garis bantu sejajar arah mendatar 5 bagian samapanjang
- Jarak garis mendatar lebih lebar dari pada jarak arah tegak- Hubungkan dari titik 0 tepi ke titik 1, 2, 3, 4 dan 5 tengah atau
juga hubungkan garis dari titik 5 tengah ke titik 1, 2, 3, 4 tepi- Hasil tarikan garis tersebut akan dipotongkan dengan garis tegak
yaitu 01, 51 dengan garis tegak A, garis 02, 52 dengan garistegak B, garis 03, 53 dengan garis tegak C dan garis 04, 54dengan garis D serta sebagai puncaknya garis E5
- Perpotongan garis-garis tersebut merupakan titik penghubungdalam pembuatan garis parabola.
Gambar 2.19 Menggambar Parabola
54
m.Menggambar Parabola
- Buatlah garis bantu sejajar arah tegak 10 bagian dengan jarakyang sama
- Buat juga garis bantu sejajar arah mendatar 5 bagian samapanjang
- Jarak garis mendatar lebih lebar dari pada jarak arah tegak- Hubungkan dari titik 0 tepi ke titik 1, 2, 3, 4 dan 5 tengah atau
juga hubungkan garis dari titik 5 tengah ke titik 1, 2, 3, 4 tepi- Hasil tarikan garis tersebut akan dipotongkan dengan garis tegak
yaitu 01, 51 dengan garis tegak A, garis 02, 52 dengan garistegak B, garis 03, 53 dengan garis tegak C dan garis 04, 54dengan garis D serta sebagai puncaknya garis E5
- Perpotongan garis-garis tersebut merupakan titik penghubungdalam pembuatan garis parabola.
Gambar 2.19 Menggambar Parabola
54
m.Menggambar Parabola
- Buatlah garis bantu sejajar arah tegak 10 bagian dengan jarakyang sama
- Buat juga garis bantu sejajar arah mendatar 5 bagian samapanjang
- Jarak garis mendatar lebih lebar dari pada jarak arah tegak- Hubungkan dari titik 0 tepi ke titik 1, 2, 3, 4 dan 5 tengah atau
juga hubungkan garis dari titik 5 tengah ke titik 1, 2, 3, 4 tepi- Hasil tarikan garis tersebut akan dipotongkan dengan garis tegak
yaitu 01, 51 dengan garis tegak A, garis 02, 52 dengan garistegak B, garis 03, 53 dengan garis tegak C dan garis 04, 54dengan garis D serta sebagai puncaknya garis E5
- Perpotongan garis-garis tersebut merupakan titik penghubungdalam pembuatan garis parabola.
Gambar 2.19 Menggambar Parabola
-
55
n. Menggambar Hiperbola
- Buatlah sumbu X dan Y- Buatlah lingkaran pusat C dan bujur sangkar- Tarik garis menyilang melalui sudut diagonal dari bujur sangkar- Pada sumbu X berpotongan di V dan V1- Tentukan pusat putaran hiperbola F dan F1 dengan jarak dari Vdan V1
setengah jarak jari-jari lingkaran sehingga FV = F1V1- Tentukan titik A, A1, A2, A3 dan A4 pada sumbu X- Jarak AA1 = A1A2 = A2A3 = A3A4- Buatlah busur dari titik F dengan jarak AV dipotongan busur dari titik
F1 dengan jarak AV1, kemudian dibalik dari titik F` dengan jarak AVdipotongan busur dari titik F dengan jarak AV1
- Dan seterusnya jarak busur A1V dan A1V1, A2V dan A2V1, A3V danA3V1 dan yang terakhir A4V dan A4V1, pusat putarannya bergantiandari titik F dan F1
- Hasil perpotongan dihubungkan membentuk gambar hiperbola
Y
Gambar 2.20 Menggambar Hiperbola
Sumber gambar: Advanced Kevek Technical Drawing (Metric Edition),Longman Group
Ltd.London
-
MODUL 5PROYEKSI PIKTORIAL
Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda , titik, garis, bidang, bendaataupun pandangan suatu benda terhadap suatu bidang gambar. Sedangkan proyeksipiktorial adalah cara penyajian suatu gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi.
Proyeksi merupakan cara yang dapat dilakukan untuk memperlihatkan hasilgambar tiga dimensi suatu benda karena penggambaran tiga dimensi sangat diperlukansekali guna memperjelas hasil gambar suatu pekerjaan.
Secara garis besar penggambaran proyeksi dapat dibedakan sebagai berikut :
A. Proyeksi Aksonometri
Aksonometri adalah sebuh sebutan umum untuk pandangan yang dihasilkanoleh garis-garis proyeksi suatu benda. Dalam penggambaran ini garis-garis pemroyeksiditarik tegak lurus terhadap bidang proyeksi. Aksonometri merupakan salahsatu modifikasi penggambaran satu bentuk yang berskala. Gambar aksonometriberguna untuk dapat lebih menjelaskan bentuk suatu bangunan, baik itu bentukbangunan seutuhnya, potongan bangunan yang memperlihatkan struktur atauinteriornya, detai bagian bangunan atau sampai menunjukkan skema utilitas suatubangunan.Kelemahan dari gambar aksonometri adalah agak tidak enak dipandangdikarenakan bagian belakan benda terlihat seolah-olah lebih besar dari bagian depannya(terjadi distorsi).
Proyeksi aksonometri adalah proyeksi miring di mana tiga muka (dimensi) daribenda akan terlihat dengan bentuk dan ukuran yang sebanding benda ashnya. Proyeksiini disebut jugs proyeksi sejajar karena garis-garis objek yang sejajar tetap sejajar.Proyeksi ini dapat juga disebut sebagai proyeksi dengan titik hilang tak terhingga.
Untuk menggambarkan proyeksi aksonometri dapat dilakukan dengan berbagaiposisi. Ada beberapa jenis penggambaran Aksonometri yaitu: Isometri, Dimetri danTrimetri.
-
Gambar 2 : Isometri, Dimetri, Trimetri
Proyeksi Isometri, yaitu proyeksi di mana bidang diagonal dari bendanya (berupakubus) diletakkan tegak lurus dengan bidang proyeksi dan bidang yang horizontaldinaikkan hingga membentuk sudut 35 16'. Akan didapat suatu gambar proyeksiyang dimetris dan sebangun dengan bendanya.
Gambar 3 : Isometri
Sebetulnya, panjang rusuk menjadi a tangen , atau 0,821 a, akan tetapi untuk
Gambar 2 : Isometri, Dimetri, Trimetri
Proyeksi Isometri, yaitu proyeksi di mana bidang diagonal dari bendanya (berupakubus) diletakkan tegak lurus dengan bidang proyeksi dan bidang yang horizontaldinaikkan hingga membentuk sudut 35 16'. Akan didapat suatu gambar proyeksiyang dimetris dan sebangun dengan bendanya.
Gambar 3 : Isometri
Sebetulnya, panjang rusuk menjadi a tangen , atau 0,821 a, akan tetapi untuk
Gambar 2 : Isometri, Dimetri, Trimetri
Proyeksi Isometri, yaitu proyeksi di mana bidang diagonal dari bendanya (berupakubus) diletakkan tegak lurus dengan bidang proyeksi dan bidang yang horizontaldinaikkan hingga membentuk sudut 35 16'. Akan didapat suatu gambar proyeksiyang dimetris dan sebangun dengan bendanya.
Gambar 3 : Isometri
Sebetulnya, panjang rusuk menjadi a tangen , atau 0,821 a, akan tetapi untuk
-
memudahkan penggambaran maka panjang rusuknya dianggap sama dengan a. Terlihatbahwa panjang rusuk-rusuknya sama.
Bila a diubah dengan bidang diagonal (bidang BDHF) maka akan terlihat bahwapanjang rusuk BC tetap sama dengan AB, tetapi BC # BF. Proyeksi ini disebut proyeksidimetri. Dan apabila diubah dan bidang diagonal tidak tegak lurus dengan bidangproyeksi maka BC # BA # BF. Proyeksi ini disebut proyeksi trimetri.
Gambar 4 : Dimetri dan Trimetri
Untuk menggambarkan suatu objek lebih sering digunakan gambar isometrikarena penggambarannya lebih sederhana dan ukurannya sama dengan objeknyasehingga penggambaran dapat dilakukan lebih cepat.
Berikut adalah beberapa Contoh Sudut dan Perbandingan Sisi-Sisi dari GambarDimetri dan Trimetri.
memudahkan penggambaran maka panjang rusuknya dianggap sama dengan a. Terlihatbahwa panjang rusuk-rusuknya sama.
Bila a diubah dengan bidang diagonal (bidang BDHF) maka akan terlihat bahwapanjang rusuk BC tetap sama dengan AB, tetapi BC # BF. Proyeksi ini disebut proyeksidimetri. Dan apabila diubah dan bidang diagonal tidak tegak lurus dengan bidangproyeksi maka BC # BA # BF. Proyeksi ini disebut proyeksi trimetri.
Gambar 4 : Dimetri dan Trimetri
Untuk menggambarkan suatu objek lebih sering digunakan gambar isometrikarena penggambarannya lebih sederhana dan ukurannya sama dengan objeknyasehingga penggambaran dapat dilakukan lebih cepat.
Berikut adalah beberapa Contoh Sudut dan Perbandingan Sisi-Sisi dari GambarDimetri dan Trimetri.
memudahkan penggambaran maka panjang rusuknya dianggap sama dengan a. Terlihatbahwa panjang rusuk-rusuknya sama.
Bila a diubah dengan bidang diagonal (bidang BDHF) maka akan terlihat bahwapanjang rusuk BC tetap sama dengan AB, tetapi BC # BF. Proyeksi ini disebut proyeksidimetri. Dan apabila diubah dan bidang diagonal tidak tegak lurus dengan bidangproyeksi maka BC # BA # BF. Proyeksi ini disebut proyeksi trimetri.
Gambar 4 : Dimetri dan Trimetri
Untuk menggambarkan suatu objek lebih sering digunakan gambar isometrikarena penggambarannya lebih sederhana dan ukurannya sama dengan objeknyasehingga penggambaran dapat dilakukan lebih cepat.
Berikut adalah beberapa Contoh Sudut dan Perbandingan Sisi-Sisi dari GambarDimetri dan Trimetri.
-
Gambar 5 : Tabel perbandingan
IsometriProyeksi Isometri yang berarti satu ukuran merupakan suatu bentuk proyeksi
Aksonometri yang didatarkan sehingga sudut siku-siku pada gambar akan digambarkan
menjadi 120o atau 60o. Ukuran panjang, lebar dan tingginya tetap konstan denganperbandingan 1:1:1.
DimetriDimetri yang berarti dua ukuran merupakan pengambangan atau modifikasi dari
bentuk Isometri dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi diubah untuk memberikankesan nyata. Biasanya menggunakan perbandingan 2:2:1 atau 3:3:1. dalamgambar dimetri terdapat masing-masing dua macam skala dan sudut kemiringan.
TrimetriProyeksi Trimetri merupakan modifikasi lebih jauh lagi dari Proyeksi Isometri.
Ukuran panjang, lebar dan tingginya ketiganya disesuaikan. Biasanya menggunakan
-
perbandingan 10:9:5 atau 6:5:4. Dalam proyeksi Trimetri terdapat masing-masing tigamacam skala dan sudut kemiringan.
B. Proyeksi OrthogonalProyeksi ini dibagi dalam dua cara yaitu :
a. Proyeksi Eropa
Yaitu cara melihatnya dengan jalan bendanya diberi sinar secara tegak lurussehingga banyangannya diterima oleh bidang gambar.
b. Proyeksi AmerikaYaitu cara melihatnya dari titik-titik benda ditarik ke mata kita secara tegaklurus hingga memotong bidang gambar transparan (kaca).Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Proyeksi Eropa Proyeksi Amerika
Gambar 1 : Perbedaan proyeksi Eropa dan proyeksi Amerika
C. Proyeksi Miring (Oblique)Di dalam proyeksi miring, garis-garis proyeksi yang terjadi tidaklah tegak lurus
terhadap bidang proyeksi, melainkan membentuk sudut terhadap bidang proyeksi.Proyeksi dari benda yang berada pada bidang proyeksi disebut proyeksi miring, Caramenggambar proyeksi miring ini, biasanya kemiringan dari benda yang akan digambar
perbandingan 10:9:5 atau 6:5:4. Dalam proyeksi Trimetri terdapat masing-masing tigamacam skala dan sudut kemiringan.
B. Proyeksi OrthogonalProyeksi ini dibagi dalam dua cara yaitu :
a. Proyeksi Eropa
Yaitu cara melihatnya dengan jalan bendanya diberi sinar secara tegak lurussehingga banyangannya diterima oleh bidang gambar.
b. Proyeksi AmerikaYaitu cara melihatnya dari titik-titik benda ditarik ke mata kita secara tegaklurus hingga memotong bidang gambar transparan (kaca).Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Proyeksi Eropa Proyeksi Amerika
Gambar 1 : Perbedaan proyeksi Eropa dan proyeksi Amerika
C. Proyeksi Miring (Oblique)Di dalam proyeksi miring, garis-garis proyeksi yang terjadi tidaklah tegak lurus
terhadap bidang proyeksi, melainkan membentuk sudut terhadap bidang proyeksi.Proyeksi dari benda yang berada pada bidang proyeksi disebut proyeksi miring, Caramenggambar proyeksi miring ini, biasanya kemiringan dari benda yang akan digambar
perbandingan 10:9:5 atau 6:5:4. Dalam proyeksi Trimetri terdapat masing-masing tigamacam skala dan sudut kemiringan.
B. Proyeksi OrthogonalProyeksi ini dibagi dalam dua cara yaitu :
a. Proyeksi Eropa
Yaitu cara melihatnya dengan jalan bendanya diberi sinar secara tegak lurussehingga banyangannya diterima oleh bidang gambar.
b. Proyeksi AmerikaYaitu cara melihatnya dari titik-titik benda ditarik ke mata kita secara tegaklurus hingga memotong bidang gambar transparan (kaca).Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Proyeksi Eropa Proyeksi Amerika
Gambar 1 : Perbedaan proyeksi Eropa dan proyeksi Amerika
C. Proyeksi Miring (Oblique)Di dalam proyeksi miring, garis-garis proyeksi yang terjadi tidaklah tegak lurus
terhadap bidang proyeksi, melainkan membentuk sudut terhadap bidang proyeksi.Proyeksi dari benda yang berada pada bidang proyeksi disebut proyeksi miring, Caramenggambar proyeksi miring ini, biasanya kemiringan dari benda yang akan digambar
-
itu membentuk sudut 45.
Gambar 6 : Proyeksi Miring (Oblique)
D. PerspektifAdalah cara melukiskan suatu benda pada permukaan yang mendatar
sebagaimana yang terlihat oleh mata dengan tiga dimensi, dengan demikiangambar akan terlihat secara reallistis.
itu membentuk sudut 45.
Gambar 6 : Proyeksi Miring (Oblique)
D. PerspektifAdalah cara melukiskan suatu benda pada permukaan yang mendatar
sebagaimana yang terlihat oleh mata dengan tiga dimensi, dengan demikiangambar akan terlihat secara reallistis.
itu membentuk sudut 45.
Gambar 6 : Proyeksi Miring (Oblique)
D. PerspektifAdalah cara melukiskan suatu benda pada permukaan yang mendatar
sebagaimana yang terlihat oleh mata dengan tiga dimensi, dengan demikiangambar akan terlihat secara reallistis.
-
Gambar 6 : PerspektifE. Rangkuman
Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda , titik, garis, bidang, bendaataupun pandangan suatu benda terhadap suatu bidang gambar. Sedangkan proyeksipiktorial adalah cara penyajian suatu gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi.
1. Proyeksi Aksonometria. Isometri
b. Dimetric. Trimetri
2. Proyeksi OrthogonalProyeksi ini dibagi dalam dua cara yaitu :a. Proyeksi Eropa
b. Proyeksi Amerika
3. Proyeksi Miring (Oblique)4. Perspektif
F. Tugas
Alat dan Bahan yang digunakan Kertas gambar ukuran A4 Pensil gambar F atau B Ukuran-ukuran yang belum ada ditentukan sendiri, sesuai persyaratan teknis
yang berlaku.
Lembar Latihan1. Gambar Proyeksi miring2. Gambar Isometri
-
Soal : Gambarkanlah proyeksi berikut ini menjadi gambar isometri !
Jawaban :
-
Kriteria Penilaian dan Indikator Keberhasilan.Kriteria : 1. Memenuhi persyaratan gambar Proyeksi
2. Kualitas garis
3. Penggunaan Notasi : Ukuran, keterangan dan simbol.
Keberhasilan : 1. Dapat menyelesaikan tepat pada waktunya.2. Dapat menyelesaikan sesuai dengan permintaan.
-
MODUL VIGAMBAR ORTHOGONAL
a. Menggambar Proyeksi Orthogonal
Dalam gambar proyeksi siku ini yang dibahas hanya caraEropa walaupun demikian bila nantinya menjumpai gambar yangdigambar secara proyeksi Amerika tidaklah menjadi masalah.Dalam praktik sehari-hari bila kita sudah dapatmembaca/menguasai gambar proyeksi cara Eropa, maka gambaryang digambarkan secara proyeksi Amerika tetap dapat dibacaatau dimengerti, karena pada dasarnya sama saja.Adapun ciri dari pada proyeksi Eropaadalah :o Gambar yang diperlukan hanya 3 macam pandangan.o Asal mula mendapatkan gambarnya dengan menarik garis dari
setiap titik benda jatuh kebelakang benda tadi secara tegaklurus,sehingga merupakan bayangannya.
o Bila dibuatkan alat peraga, bidang proyeksinya terbuat daritiga buah papan yang saling tegak lurus.
Tiga buah bidang tersebut kitanamakan :
o Bidang proyeksi I yaitu yang mendatar (horisontal)dan menerima pandangan dari atas.
o Bidang proyeksi II adalah yang tegak lurus (vertikal)dan menerima pandangan dari muka.
o Bidang proyeksi III yang tegak lurus pula, tetapimenerima pandangan dari samping.
Catatan :
Kalau bidang proyeksi III terletak disebelah kanan, makamenerima pandangan dari samping kiri. Dan bilamana terletakdisebelah kiri, maka menerima pandangan dari samping kanan.
-
Untuk lebih jelasnya proses penggambaran proyeksi siku caraEropa dari sebuah titik A, dapat dilihat pada serangkaian gambardibawah ini :
Gambar 4.2 Proyeksi siku caraEropa
Kemudian kalau dilihat dari hasil (gambar 5.7), ternyatabahwa :
x Jarak dari titik A ke Bidang I sama dengan jarakO-R
x Jarak dari titik A ke Bidang II sama dengan jarakO-S
x Jarak dari titik A ke Bidang III sama dengan jarakO-P
Untuk lebih jelasnya proses penggambaran proyeksi siku caraEropa dari sebuah titik A, dapat dilihat pada serangkaian gambardibawah ini :
Gambar 4.2 Proyeksi siku caraEropa
Kemudian kalau dilihat dari hasil (gambar 5.7), ternyatabahwa :
x Jarak dari titik A ke Bidang I sama dengan jarakO-R
x Jarak dari titik A ke Bidang II sama dengan jarakO-S
x Jarak dari titik A ke Bidang III sama dengan jarakO-P
Untuk lebih jelasnya proses penggambaran proyeksi siku caraEropa dari sebuah titik A, dapat dilihat pada serangkaian gambardibawah ini :
Gambar 4.2 Proyeksi siku caraEropa
Kemudian kalau dilihat dari hasil (gambar 5.7), ternyatabahwa :
x Jarak dari titik A ke Bidang I sama dengan jarakO-R
x Jarak dari titik A ke Bidang II sama dengan jarakO-S
x Jarak dari titik A ke Bidang III sama dengan jarakO-P
-
Proyeksi TitikUntuk memudahkan latihan pemahaman proyeksi siku, maka dibuat suatukesepakatan awal, yaitu bila ada suatu titik A = 2, 3, 4 maka mempunyaipengertian bahwa :
x Angka 2 merupakan jarak ke arah sumbu X atau jarak dari titik A kebidang III
x Angka 3 merupakan jarak ke arah sumbu Y atau jarak dari titik Ake bidang I
x Angka 4 merupakan jarak ke arah sumbu Z atau jarak dari titik Ake bidang II
Hasil gambar dari proyeksi titik A=2, 3, 4 adalah sebagai berikut :
Gambar 4.3 ProyeksiTitik
Untuk penggambaran proyeksi siku dari garis ataupun bidang padaprinsipnya sama saja yaitu dengan mencari titik-titik proyeksinya,kemudian dihubungkan satu dengan lainnya sehingga mendapatkanproyeksi dari garis atau bidang yang dicari.
-
Panjang Garis SebenarnyaUntuk mencari panjang garis sebenarnya dapat dilakukandengan dua cara yaitu cara Putaran dan Rebahan
Cara PutaranAgar lebih jelasnya kita ambil contoh dari garis AB, jika A =4, 6, 2danB = 7,
1, 4
Setelah selesai mencari proyeksi garis AB pada bidang I, II, III,putar proyeksi A2-B2 dengan pusat putaran titik B2 hinggasejajar sumbu X. Kemudian diteruskan tegak lurus sumbu Xhingga memotong di titik A pada bidang I. Garis BA merupakanpanjang garis yang sebenarnya. Ini berarti bahwa garis AB telahdisejajarkan dengan bidang I, sehingga panjang garis sebenarnyaterletak pada bidang I.Demikian halnya kalau yang diputar garis proyeksi yang terletakpada bidang I, yaitu A1-B1 diputar dengan pusat putaran A1hingga sejajar sumbu X. Dan selanjutnya ditarik garis tegak lurusdengan sumbu X hingga memotong di titik B pada bidang II,sehingga A2-B merupakan panjang garis yang sebenarnya. Jadibila garis B1-A pada bidang I dan A2-B pada bidang II diukurmaka kedua garis tadi akan sama panjangnya.
Gambar 4.4 Caraputaran
-
Cara RebahanSeperti halnya pada cara putaran, hendaknya terlebih dahuluproyeksi garis AB pada ke tiga bidang I, II, III diselesaikan barukemudian dilaksanakan mencari panjang garis sebenarnya dengancara rebahan yaitu :
x Tarik garis tegak lurus pada masing-masing titik proyeksipada salah satu bidang atau ketiga bidangnya.
x Ukurkan panjang garis yang terdapat pada proyeksi yaitu yangmerupakan jarak dari titik ke bidang gambar atau dari titikproyeksi ke sumbu A, Y, Z.
x Panjang garis sebenarnya padabidang I A1-A = A2-Q = A3-KB1-B = B2-P = B3-LGaris A-B merupakan panjang garis yang sebenarnya.
x Panjang garis sebenarnya pada bidangII A2-A = A1-Q = A3-RB2-B = B1-P = B3-SGaris A-B merupakan panjang garis yang sebenarnya.
x Panjang garis sebenarnya pada bidangIII A3-A = A1-M = A2-RB3-B = B1-N = B2-S
Garis A-B merupakan panjang garis yang sebenarnyax Dari ketiga panjang garis sebenarnya pada masing-masing
bidang kalau kita ukur hasilnya akan sama panjang.
-
Gambar 4.5 Cara RebahanGambar 4.5 Cara RebahanGambar 4.5 Cara Rebahan
-
b. Menggambar Proyeksi Orthogonal Prisma
Untuk memudahkan dalam menggambar proyeksi benda padapermulaan sebaiknya titik tiap sudut benda diberi nama denganhuruf dan angka yang menyatakan kedudukan proyeksi padabidang tertentu.Dalam menggambar proyeksi prisma segi empat yang terletakpada bidang I (mendatar), sebaiknya juga diberi nama sehinggabentuk disebut prisma segi empat ABCDEFGH.Setelah diproyeksikan sesuai dengan ketentuan yang telahditetapkan, gambarnya terlihat seperti di bawah ini.
Gambar 4.6 Proyeksi Prisma
Untuk mencari atau menggambar bukaan prisma segi empatABCDEFGH, terlebih dahulu harus mencari panjang garissebenarnya dari tiap sisi pada bidangnya. Dan secara tidaklangsung kita harus mencari bentuk sebenarnya dari tiap bidangbenda yaitu prisma segi empat ABCDEFGH.
Adapun urutannya adalah sebagaiberikut :
x Buat garis lurus, kemudian ukurkan panjang garis A1-B1,B1- C1, C1-D1, dan D1-A1 sehingga mendapatkan titik A,
-
B, C, D, dan A.
x Dari titik A, B, C, D, dan A ditarik garis tegaklurus.
x Ukurkan tinggi atau panjang garis A2-E2 dari titik Ahingga memotong garis di titik E.
x Dari titik E ditarik garis sejajar dengan A-A hinggamemotong garis-garis di titik F, G, H, dan E.
x Rusuk CG dan DHdiperpanjang.
x Lingkarkan dari titik C, garis CB memotong perpanjangangaris
GC di titik B.
x Lingkarkan dari titik D, garis DA memotong perpanjangangaris
HD di titik A.
x Lingkarkan dari titik G, garis GF memotong perpanjangangaris
CG di titik F
x Lingkarkan dari titik H garis HE memotong perpanjangangaris
DH di titik E.
x Dengan demikian bukaan prisma segi empatABCDEFGH, sudah digambar seperti pada gambar di bawahini.
-
Gambar 4.7 BukaanPrisma
Untuk proyeksi prisma terpancung atau diiris miring cara mencari bukaannyasama dengan prisma tidak terpancung. Tetapi yang perlu diperhatikan adalahpengukuran ketinggian harus disesuaikan dengan irisannya. Sedangkan tutupyang teriris harus terlebih dahulu dicari bentuk bidang sebenarnya.
Untuk mencari bentuk bidang sebenarnya dari tutup yang diiris miring lihattampak muka irisannya merupakan garis lurus.
Untuk membuat tutup yang sebenarnya diputar sejajar dengansumbu X atau sejajar dengan bidang dilihat dari atas.
Hasil putarannya setelah dihubungkan dengan hasil proyeksiprisma dilihat dari atas akan mendapatkan tutup bagian atas yangyang sebenarnya.
Untuk tutup bawah sudah sebenarnya karena menempel bidang Sedangkan untuk tinggi dari prisma sudah sebenarnya karena
tegak lurus pada bidang.
-
Gambar 4.8 Proyeksi Prisma diiris
Langkah membuat bukaan Ukur keliling prisma mulai dari titik A, B, C, D, A pada tampak
atas prisma
Ukur pada tinggi AP, BQ, CR, DS dan AP tegak lurus padagaris keliling prima
Hubungkan titik PQRSP Pasangkan tutp bawah sesuai dengan ukurannya Dan terakhir pasangkan tutp atas dengan cara
memindahkan tutup sebenarnya yang telah dibuat padaproyeksi yang dilihat dari atas
Gambar 4.8 Proyeksi Prisma diiris
Langkah membuat bukaan Ukur keliling prisma mulai dari titik A, B, C, D, A pada tampak
atas prisma
Ukur pada tinggi AP, BQ, CR, DS dan AP tegak lurus padagaris keliling prima
Hubungkan titik PQRSP Pasangkan tutp bawah sesuai dengan ukurannya Dan terakhir pasangkan tutp atas dengan cara
memindahkan tutup sebenarnya yang telah dibuat padaproyeksi yang dilihat dari atas
Gambar 4.8 Proyeksi Prisma diiris
Langkah membuat bukaan Ukur keliling prisma mulai dari titik A, B, C, D, A pada tampak
atas prisma
Ukur pada tinggi AP, BQ, CR, DS dan AP tegak lurus padagaris keliling prima
Hubungkan titik PQRSP Pasangkan tutp bawah sesuai dengan ukurannya Dan terakhir pasangkan tutp atas dengan cara
memindahkan tutup sebenarnya yang telah dibuat padaproyeksi yang dilihat dari atas
-
Gambar 4.9 Bukaan PrismaGambar 4.9 Bukaan PrismaGambar 4.9 Bukaan Prisma
-
c. Menggambar Proyeksi Orthogonal Piramida
Untuk bentuk limas maupun kerucut pada prinsipnya sama sajayaitu menggambar bentuk proyeksinya terlebih dahulu, kemudianmencari atau melukis bukaannya. Dalam penggambaran ini, yangperlu kita perhatikan adalah mencari panjang rusuk yangsebenarnya, bila dalam gambar proyeksi I, II, dan III belumterdapat panjang rusuk sebenarnya.
Pada gambar berikut ini, diberikan contoh dalam penggambaranproyeksi dan mencari bukaannya dari limas segi empatpiramida yang berdiri tegak lurus pada bidang I
-
Gambar 4.10 Proyeksi Limas dan BukaanGambar 4.10 Proyeksi Limas dan BukaanGambar 4.10 Proyeksi Limas dan Bukaan
-
DAFTAR PUSTAKA
Suparno. 2008. Teknik Gambar Bangunan Jilid 1 : PenerbitPT.Macan Cemerlang. Jakarta
Danto Sukmajati, ST. Gambar Aksonometri . Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB
1 COVER-AWAL.pdf2 MODUL OK.pdf