monoterpen pada buah jeruk manis
DESCRIPTION
Monoterpen Pada Buah Jeruk ManisTRANSCRIPT
Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis L)
A. Deskripsi Tanaman
1. Buah Jeruk
Buah jeruk merupakan salah satu jenis buah-buahan yang paling
banyak digemari oleh masyarakat. Buah jeruk selalu tersedia sepanjang
tahun karena tanaman jeruk tidak mengenal musim berbunga yang
khusus. Tanaman jeruk pada umumnya berupa pohon atau perdu dan
jarang berbentuk semak. Ciri-ciri tanaman jeruk antara lain:
a) Posisi daun berhadap-hadapan atau berseling, bentuk daun bisa
tunggal atau majemuk
b) Bunga beraturan, berbentuk anak payung, tandan atau malai,
kebanyakan berkelamin dua, kelopak bunga berjumlah 4-5 dan
berdaun lepas.
c) Buah jeruk termasuk buah sejati tunggal berdaging (hesperidium)
yang memiliki tiga lapis kulit buah yaitu: Lapisan luar yang kuat dan
mengandung banyak minyak atsiri (flavedo), lapisan kedua berupa
jaringan bunga karang (albedo), dan lapisan lebih dalam bentuknya
bersekat-sekat, sehingga terdapat beberapa ruangan terdiri atas
gelembung-gelembung yang berisi cairan.
Menurut AKK (1994) jenis-jenis jeruk yang ada di Indonesia cukup
banyak, antara lain:
a) Jenis jeruk manis (Citrus Aurantium L)
b) Jenis jeruk keprok (Citrus Reticula Balnco atau Citrus Nobilis)
c) Jenis jeruk besar (Citrus Maxima Merr, Citrus Grandis Osbeck)
d) Jenis jeruk lemon (Citrus Limon Linn)
e) Jenis jeruk lime (Citrus Aurantifolia Swingle)
f) Jenis jeruk sitrun (Citrus Medica Limnaeus)
g) Jenis jeruk grape fruit (Citrus Paradisi Mactadijen)
Tianur Secha 1110016200026
h) Jenis jeruk manis atau jeruk peras (Citrus sinensis L)
2. Buah Jeruk manis (Citrus sinensis L)
Tanaman jeruk berasal dari daerah Cina Selatan, India Timur Laut,
Birma Utara, dan Cochin Cina (daerah sekitar Vietnam), namun
dibudidayakan pertama kali oleh orang Cina Selatan. Yang cukup
terkenal dengan produksi jeruk adalah Florida dan Mexico. Banyak tipe
jeruk yang dikawin-silangkan sehingga terjadi hibrid. Saat ini sudah
terdapat berbagai jenis dan varietas, tetapi semua jenis jeruk berasal
dari daerah Asia.
Buah jeruk manis berukuran besar, tangkainya kuat. Bentuknya
bulat, bulat lonjong atau bulat rata (papak) dengan bagian dasar,
ujungnya bulat atau papak, bergaris tengah 4-12 cm. Buah yang masak
berwarna orange, kuning atau hijau kekuningan, berbau sedikit harum,
agak halus, tidak berbulu, kusam, dan sedikit mengkilat. Kulit buah
tebalnya 0,3-0,5 cm, dari tepi berwarna kuning atau orange tua dan
makin ke dalam berwarna putih kekuningan sampai putih, berdaging
dan kuat melekat pada dinding buah(Pracaya, 2001: 1).
Jeruk manis memiliki rasa yang manis, tetapi ada juga yang rasanya
mnis disertai rasa sedikit asam sehingga bisa menambah rasa segar bila
diminim dan dimakan sebagai sari buah. Penampang buah jeruk manis
sebagai berikut:
Gambar 1.1 Penampang Jeruk Manis
Tianur Secha 1110016200026
Keterangan:
1) Sekat segmen
2) Endocarp (segmen) mengandung gula dan asam
3) Biji
4) Columella
5) Gelembung kecil berisi cairan manis
6) Exocarp (flavedo/kulit jeruk), bintik-bintik di dalamnya
mengandung cairan minyak berbau khas jeruk
7) Kelopak
8) Tangkai
9) Navel (pusat), berasal dari daun buah
10) Mesocarp (albedo), bagian kulit berwarna putih mengandung gula,
pectin, vitamin C, dan glukosida (Pracaya,2000).
Adapun komposisi kimia buah jeruk manis dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1. Komposisi kimia per 100 g sari buah jeruk manis
No Komponen Jumlah
1 Kalori (Kal) 44,0
2 Protein (g) 0,8
3 Lemak (g) 0,2
4 Karbohidrat (g) 11,0
5 Kalsium (mg) 19,0
6 Fosfor (mg) 16,0
7 Vitamin A (SI) 190,0
8 Vitamin B1 (mg) 0,08
9 Vitamin C (mg) 49,0
10 Air (g) 87,5
Sumber : Departemen kesehatan RI (1989)
Tianur Secha 1110016200026
3. Klasifikasi Buah Jeruk Manis
Gambar 1.2 Tanaman Buah Jeruk Manis
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sinensis L . (http://www.plantamor.com)
B. Metabolit Sekunder
Senyawa organik yang dihasilkan oleh alam terdiri dari senyawa
metabolit primer dan senyawa metabolit sekunder. Tetapi yang biasa
disebut senyawa hasil alam adalah senyawa metabolit sekunder. Metabolit
sekunder dibedakan dengan metabolit primer berdasarkan kriteria berikut.
Pada metabolit sekunder distribusi pada tanaman tidak universal artinya
tidak terdapat pada seluruh bagian tanaman, sedangkan metabolit primer
terdistribusi secara universal. Metabolit primer memberikan keterlibatan
Tianur Secha 1110016200026
langsung pada metabolit di dalam sel organisme yang menghasilkan.
Metabolit sekunder jauh lebih sedikit terkandung di dalam tumbuhan atau
binatang dibandingkan metabolit primer (Geismann,1965)
Salah satu hasil dari metabolit sekunder adalah minyak atsiri. Minyak
atsiri ini adalah minyak yang bersifat mudah menguap, berbau, wangi dan
tidak mudah terdekomposisis pada suhu kamar. Pada buah jeruk manis,
pemanfaatan kulit jeruk manis dapat menghasilkan minyak atsiri yang
sangat banyak digunakan sebagai parfum, sebagai flavor, dan digunakan
dalam industri sabun dan kosmetika (Guenther,1990).
Teknik yang digunakan untuk memperoleh minyak atsiri adalah
dengan penyulingan, pengepresan, ekstraksi pelarut, enfleurasi, dan
maserasi (Guenther,1987).
Komponen terbesar penyususn minyak atsiri ini adalah monoterpen.
Monoterpen merupakan senyawa terpenoid dalam minyak atsiri yang pada
umumnya terdiri dari senyawa dengan jumlah atom C berjumlah 10.
Komponen atau senyawa pada monoterpen antara lain yang asiklik
(geraniol dan fanesol), monosiklik (limonene dan bisabolena), dan bisiklik
(α dan β-pinena). Dalam setiap golongan, monoterpen dapat berupa
hidrokarbon tak jenuh (misalnya limonena) atau dapat mempunyai gugus
fungsidan berupa alkohol (misal mentol), aldehid, atau keton (misalnya
menton, karvon) (Harbome, 1987).
Struktur monoterpen tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.3 sebagai
berikut:
Tianur Secha 1110016200026
Kulit jeruk manis mengandung minyak atsiri yang terdiri dari berbagai
komponen yaitu limonen (94%), mirsen (2%), linalol (0,5%), oktanal
(0,5%), dekanal (0,4%), sitronelal (0,1%), neral (0,1%), geranial (0,1%),
valensen ( 0,05%), dan sinensial (0,1%). Bahan aktif yang yang berperan
terutama adalah senyawa limonen yang terkandung dalam minyak atsiri
kulit jeruk. Limonen ini berfungsi melancarkan peredaran darah, meredakan
radang tenggorokan dan batuk, bahkan menghambat pertumbuhan sel
kanker.
Limonen, C10H16, adalah monoterpen hidrokarbon yang
ditemukan secara luas di alam. Dalam bentuk yang optic
aktif, baik dekstro (+) maupun laevo (-) ditemukan dalam
minyak citrus, sedangkan dalam bentuk rasemat (+)-
limonen (disebut juga dipenten) ditemukan dalam berbagai
terpenting.
Gambar 1.4. Struktur limonen
Tianur Secha 1110016200026
C. Manfaat dari Buah Jeruk Manis
Jeruk memberi banyak kegunaan bagi manusia, sebagai contoh
aromanya mulai digunakan dalam aroma terapi yang berguna untuk
menenangkan syaraf. Jeruk manis mengandung betakarotendan
bioflavanoid yang dapat memperkuat dinding pembuluh darah kapiler.
Pektinnya juga banyak terdapat dalam buah dan kulit jeruk, manfaatnya
membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan
kolesterol baik (HDL). Jeruk juga berlimpah kandungan flavanoidnya
yang berfungsi sebagai antioksidan menangkap radikal bebas penyebab
kanker juga menghalangi reaksi oksidasi LDL yang menyebabkan darah
mengental dan mencegah pengendapan lemak pada dinding pembuluh
darah. Jeruk juga kaya akan kandungan gula buah yang dapat memulihkan
energi secara cepat. Jeruk juga kaya akan serat yang dapat mengikat zat
karsinogen di dalam saluran pencernaan.
Jeruk juga kaya akan serat yang dapat memperlancar proses
pencernaan. Selain kaya gizi, zat kimia terkandung seperti bioflanid,
minyak atsiri limonen, asam sitrat, linalin asetat dan fellandren dipercaya
dapat menyembuhkan penyakit batuk, menurunkan demam, dan membuat
suara merdu (Prahasta, 2010).
Manfaat minyak atsiri kulit jeruk manis yaitu sebagai bahan bakar
campuran dengan minyak tumbuhan atau lemak tanpa aroma seperti
minyak goreng. Campuran dari minyak goreng dan minyak atsiri kulit
jeruk manis dapat mengeluarkan aroma jeruk saat pembakaran sehingga
dapat menghilangkan bau amis saat penggorengan ikan dan sebagai aroma
terapi jeruk untuk lampu templek atau lampu dinding yang dapat
digunakan di restoran atau rumah makan atau hotel. Aroma terapi dari
kulit jeruk manis sebagai sedatif, antidepresi, tonik antiseptik sehingga
dapat bermanfaat untuk menstabilkan sistem syaraf, menimbulkan
Tianur Secha 1110016200026
perasaan senang dan tenang, meningkatkan nafsu makan, dan
menyembuhkan penyakit (Deptan,)
D. Teknik Isolasi Kulit Buah Jeruk Manis
Limonen diperoleh secara komersial dari dua buah
kulit jeruk melalui dua metode utama yaitu pemisahan
sentrifugal atau destilasi uap. Limonen juga dapat
didapatkan dengan cara merendam kulit jeruk manis di
dalam alkohol selama beberapa waktu. Metode-metode
untuk menghasilkan minyak atsiri pada kulit jeruk antara
lain:
1. Destilasi Uap
Pada metode destilasi uap, air sebagai sumber uap panas
terdapat dalam boiler yang letaknya terpisah dengan ketel penyuling. Uap
yang dihasilkan mempunyai tekanan lebih tinggi dari tekana udara luar.
Proses penyulingan dengan uap ini baik jika digunakan untuk menyuling
bahan baku minyak atsiri berupa kayu, kulit batang maupun biji-bijian
yang relatif keras.
Dalam setiap metode penyulingan bahan tumbuhan, baik dengan
penyulingan uap, penyulingan air dan uap atau penyulingan air minyak
atsiri hanya dapat diuapkan jika kontak langsung dengan uap panas.
Minyak dalam jaringan tumbuhan mula-mula terekstraksi dari kelenjar
tanaman dan selanjutnya terserap pada permukaan bahan melalui peristiwa
osmosis (Guenther, 1987).
Lamanya penyulingan yang dilakukan pada setiap tumbuhan tidak
sama satu dengan yang lain tergantung pada mudah atau tidaknya minyak
atsiri tersebut menguap, dua sampai delapan jam tersebut secara maksimal
(Chalchat, 1997).
2. Ekstraksi
Metode lain yang dapat digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri
adalah dengan menggunakan metode ekstraksi pelarut menguap Contoh
Tianur Secha 1110016200026
pelarut yang digunakan adalah dietil eter untuk mengekstraksi daun Citrus
sinensis L. Bila dibandingkan dengan kualitas minyak bunga yang dihasil
dari penyulingan, maka minyak yang dihasil secara ekstraksi dengan
menggunakan pelarut lebih mendekati aroma bunga alamiah, namun
demikian metode ini juga mempunyai kelemahan yaitu kesulitan
penghilang residu pelarut dari ekstrak.
3. Pengepresan
Minyak atsiri yang diperoleh dengan cara pengepresan umumnya
dilakukan terhadap bahan berupa biji, buah, atau kulit buah yang memiliki
kandungan minyak atsiri yang cukup tinggi. Akibat tekanan pengepresan,
maka sel-sel yang mengandung minyak atsiri akan pecah dan minyak atsiri
akan mengalir ke permukaan bahan (Ketaren, 1985).
E. Cara Pemakaian
DAFTAR PUSTAKA
Pracaya. 2001. Jeruk Manis : varietas, budidaya, dan pascapanen. Jakarta: Penebar Swadaya.
Guenther, T. 1987. Minyak atsiri. Terjemahan oleh Ketaren, S. 1990. Jakarta: UI.
Guenther, T. 1990. Minyak atsiri .Terjemahan oleh Ketaren, S. 1995. Jakarta: UI press.
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Terjemahan oleh Padma winata, K., Soediro, I.1992. Bandung: ITB.
Istianto, M., Mulyadi, E. Martono, dan L. Setyobudi. 2001. Pengaruh Senyawa Limonen terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Panonychus citri Mc. Gregor
Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. (edisi ke-1). UI: Jakarta.
http://www.plantamor.com
F. Eksplorasi Publikasi Ilmiah
1. Komposisi dan Konsentrasi Senyawa dalam Minyak Atsiri Jeruk Manis
dan Jeruk Besar terhadap Perkembangan Tungau Panonychus citri
Tianur Secha 1110016200026
a. Komposisi dan Konsentrasi Senyawa dalam Minyak Atsiri Jeruk
Manis dan Jeruk Besar terhadap Perkembangan Tungau Panonychus
citri,J.Hort. 16(1): 40-49, tahun terbit 2006, nama pengarang
Istianto, M, dkk.
b. Ringkasan Jurnal
Pada jurnal penelitian tersebut, peniliti ingin mengetahui
perbedaan pengaruh minyak atsiri dari kulit buah jeruk manis dan
jeruk besar terhadap perkembangan dan kemampuan reproduksi
tungau P.citri serta mengidentifikasi faktor penyebabnya. Tungau
P.citri merupakan salah satu hama penting yang menyerang tanaman
jeruk di Indonesia.
Metode yang digunakan pengembiakan P.citri,ekstraksi minyak
atsiri kulit jeruk, dan uji pengaruh minyak atsiri terhadap individu
tungan P.citri. Pembiakan P.citri dilakukan di rumah kasa
menggunakan bibit tanaman jeruk varietas manis Pacitan berumur 1
tahun. Bibit tanaman jeruk dipilih yang memiliki pertumbuhan
normal serta mengandung banyak daunn yang telah berwarna hijau
sempurna. Pada ekstraksi minyak atsiri dari kulit jeruk, metode yang
digunakan adalah destilasi uap.
Hasil analisis dengan kromatografi gas terhadap komposisi
senyawa dalam minyak atsiri jeruk manis Pacitan dan jeruk manis
Nambangan menunjukkan bahwa kedua minyak atsiri tersebut
mengandung banyak senyawa. Senyawa yang dominan dalam
minyak atsiri jeruk manis Pacitan dan jeruk besar Nambangan yaitu
Limonen. Perbedaan pada kedua tanaman jeruk tersebut terletak
pada kandungan senyawa linalool. Pada minyak atsiri jeruk manis
pacitan kandungan senyawa linalool sebesar 2,7% atau 27 kali lebih
tinggi dibanding pada minyak atsiri jeruk besar nambangan yang
kandungannya hanya 0,1%.
Penelitian sebelumnya juga telah membuktikan bahwa limonen
mempunyai efek negatif terhadap kehidupan beberapa serangga
Tianur Secha 1110016200026
hama. Pengaruh negatif minyak atsiri jeruk tersebut disebabkan oleh
tiga kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah sifat penolak dari
minyak atsiri. Senyawa golongan monoterpen, termasuk limonen
merupakan bahan yang bersifat sebagai penolak pada konsentrasi
tertentu sehingga mempengaruhi perilaku reproduksi dewasa tungau
P.citri. kemungkinan kedua adalah senyawa limonen dalam minyak
atsiri bersifat penghambat makan. Kemungkinan ketiga adalah
senyawa atsiri, termasuk limonen bekerja secara sinergis terhadap
masuknya metabolisme sekunder tertentu ke dalam tubuh organisme.
Senyawa linalool pada kulit jeruk manis mampu mengurangi
sifat penghambat makan terhadap individu tungau P.citri akibat
pengaruh dari senyawa limonen. Dengan demikian kandungan
senyawa linalool yang tinggi dalam minyak atsiri jeruk manis
menyebabkan sifat penghambat makan dari senyawa limonen
menjadi berkurang dan membuat kondisi lingkungan menjadi lebih
baik bagi P.citri.
2. Isolasi dan Identifikasi Komponen Utama Minyak Atsiri dari Kulit
Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis L.) Asal Timor, Nusa Tenggara
Timur
a. Isolasi dan Identifikasi Komponen Utama Minyak Atsiri dari
Kulit Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis L.) Asal Timor, Nusa
Tenggara Timur, Jurnal Natur Indonesia 11(1), Oktober 2008:
8-13 ISSN 1410-9379, keputusan akreditasi No
55/DIKTI/Kep/2003, Rikson Siburian.
b. Ringkasan Jurnal
Penelitian ini untuk mengetahui komponen-komponen
kimia minyak atsiri kulit buah jeruk manis serta pengaruh
perbedaan sifat lemak yang digunakan dalam maserasi terhadap
kandungan kimia yang diperoleh. Perolehan minyak atsiri dari
Tianur Secha 1110016200026
hasil maserasi dengan LARD dari 150 gram kulit jeruk didapat
volume yang lebih banyak yaitu 5 ml dibandingkan dengan hasil
maserasi dengan minyak kelapa yaitu 2 ml, sedangkan hasil
maserasi dengan campuran LARD dan minyak kelapa lebih
sedikit yaitu 4 ml.
Berdasarkan hasil maserasi dengan LARD, maserasi minyak
kelapa, dan maserasi dengan LARD dan minyak kelapa
menunjukkan bahwa komponen minyak atsiri yang terkandung
dari kulit jeruk manis (Citrus sinensis L.) ini adalah D-Limonen.
3. Hubungan Dinamika Populasi Tungau Panonychus citri dengan
kandungan Senyawa Atsiri pada Buah Jeruk Manis dan Jeruk Besar
a. Hubungan Dinamika Populasi Tungau Panonychus citri dengan
kandungan Senyawa Atsiri pada Buah Jeruk Manis dan Jeruk
Besar, J. Hort. 19(1):95-100, 2009, Istianto M
b. Ringkasan Jurnal
Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kandungan senyawa minyak atsiri kulit buah jeruk manis dan
kulit buah jeruk besar terhadap dinamika populasi P.citri dengan
fluktuasi kandungan senyawa limonen dan linalool.
Populasi tungau P.citri di lapangan meningkat sampai buah
berumur 14 minggu dan menurun pada umur buah yang semakin
tua.fluktuasi populasi tungau dipengaruhi curah hujan, suhu, dan
kandungan bahan kimia dalam makanan. Curah hujan tinggi
menyebabkan populasi turun. Suhu semakin tinggi, populasi
tungau meningkat.
Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa
senyawa limonen memiliki koefisien regresi negatif yang
artinya senyawa limonen menyebabkan penurunan populasi
tungau P.citri. Sebaliknya, senyawa linalool memiliki regresi
Tianur Secha 1110016200026
positif artinya adanya senyawa ini menyebabkan populasi
tungau P.citri meningkat. Walaupun senyawa limonen dominan
pada minyak atsiri buah jeruk manis tidak berpengaruh secara
tunggal, tetapi dipengaruhi oleh senyawa ikutannya yang
mungkin kandungannya jauh lebih sedikit dari senyawa
dominan. Alternatif cara memanipulasi secara praktis adalah
melalui pemupukan dan pemangkasan bagian tanaman.
4. Ekstraksi Minyak Atsiri dari Limbah Kulit Jeruk Manis di Desa
Gadingkulon Kecamatan dan Kabupaten Malang sebagai Campuran
Minyak Goreng untuk Penambah Aroma Jeruk
a. Ekstraksi Minyak Atsiri dari Limbah Kulit Jeruk Manis di Desa
Gadingkulon Kecamatan dan Kabupaten Malang sebagai
Campuran Minyak Goreng untuk Penambah Aroma Jeruk, Resti
Switaning E.S. dkk, 2010,Universitas Negeri Malang.
b. Ringkasan Jurnal
Penelitian dilakukan untuk mengetahui manfaat ekstrak
minyak atsiri sebagai alternatif bahan bakar pengganti minyak
tanah. Penelitian tersebut dilakukan dengan cara pemerasan atau
pengepresan kulit jeruk manis setelah perendaman. Ekstrak
minyk atsiri yang diperoleh 2,5 ml dari 3kg jeruk manis tanpa
proses perendaman. Bahan aktif yang berperan dalam minyak
atsiri ini adalah limonen. Sesuai dengan literatur beberapa jurnal
bahwa kandungan minyak atsiri terbesar adalah limonen.
Manfaat minyak atsiri kulit jeruk manis yaitu sebagai bahan
bakar campuran dengan minyak tumbuhan atau lemak tanpa
aroma seperti minyak goreng. Campuran dari minyak goreng
dan minyak atsiri kulit jeruk manis dapat mengeluarkan aroma
jeruk saat pembakaran sehingga dapat menghilangkan bau amis
saat penggorengan ikan dan sebagai aroma terapi jeruk untuk
Tianur Secha 1110016200026
lampu templek atau lampu dinding yang dapat digunakan di
restoran atau rumah makan atau hotel.
Tianur Secha 1110016200026