no toad mojo
DESCRIPTION
notoadmojoTRANSCRIPT
Pendidikan
Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk
memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan, batin, karakter), pikiran (intelektual) dan tubuh
anak (Munib, 2004).
Menurut Dictionary of Education, pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan
kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat ia
hidup, proses sosial yakni orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan
terkontrol (khususnya yang datang darisekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami
perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal (Munib, 2004).
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak,
karena dengan pendidikan yang baik orang tua dapat menerima segala informasi dari luar
terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya,
pendidikannya dan sebagainya (Munib, 2004)
Pendapatan
Menurut Sumardidan Dieter Evers dalam Khalimah (2007), pendapatan yaitu seluruh
penerimaan baik berupa uang maupun barang dari pihak lain maupun dari hasil sendiri. Jadi yang
dimaksud pendapatan adalah suatu tingkat penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan pokok dan
pekerjaan sampingan dari orang tua dan anggota keluarga lainnya.
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua
dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun yang sekunder
(Soetjiningsih, 1995).
Pengetahuan (Knowledge)
Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil
dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (overt behaviour).
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers dalam
Notoatmodjo (2003) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru
(berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus
(objek) terlebih dahulu.
2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus (objek).
3. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini
berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5. Adoption, subjek telah berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya
terhadap stimulus.
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku
tidak selalu melewati tahap-tahap di atas.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh
pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng
(long lasting). Sebaliknya apabila perilaku ini tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran
maka tidak akan berlangsung lama.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan.
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya dan merupakan
pengetahuan yang rendah.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-
komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-
bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap
suatu objek atau materi.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakkan isi
materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Pengetahuan dapat diperoleh
melalui proses belajar yang didapat dari pendidikan (Notoatmodjo, 2003).
Sikap (attitude)
Definisi Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus
atau objek. Sikap merupakan kesediaan untuk bertindak dan bukan pelaksanaan motif tertentu.
Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu
yang dalam kehidupan sehari-hari
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2007).
Newcomb dalam Notoatmodjo (2007), menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap merupakan
kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek.
2.2.6.2. Komponen Pokok Sikap
Allport yang dikutip dari Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga
komponen pokok, yaitu :
1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.
2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam
penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan
penting. Sebagai contoh misalnya, seorang ibu telah mendengar tentang penyakit polio
(penyebabnya, akibatnya, pencegahannya, dan sebagainya). Pengetahuan ini akan membawa ibu
untuk berpikir dan berusaha supaya anaknya tidak terkena polio. Dalam berpikir ini komponen
emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga ibu tersebut berniat mengimunisasikan anaknya
untuk mencegah supaya anaknya tidak terkena polio. Ibu ini mempunyai sikap tertentu terhadap
objek yang berupa penyakit polio.
2.2.6.3. Tingkatan Sikap
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan
(objek).
2. Merespons (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan
adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan
sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2003).
2.2.6.4. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap
1. Faktor Internal (individu itu sendiri), yaitu cara individu dalam menanggapi dunia luarnya
dengan selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima atau ditolak.
2. Faktor Eksternal, yaitu keadaan-keadaan yang ada di luar individu yang merupakan stimulus
untuk membentuk atau mengubah sikap (Notoatmodjo, 2003).