noise mapping and ttb mesurement

14
ANALISA NOISE MAPPING DAN TINGKAT TEKANAN BUNYI (TTB) DENGAN NILAI FREKUENSI TERHADAP PERUBAHAN JARAK DI LAPANGAN PARKIR TEKNIK FISIKA ITS SURABAYA Furqon Gilang Nugraha, Hanindya Ambarwati, Nadhifa Maulida, Sissilia Oktriani Putri, Vebby Arga Pradana, Yessy Mega Jayanti, Ibrahim Mas’ud Abdurrahman Laboratorium Akustik dan Getaran-Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri- Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111 Indonesia Email : [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected] ABSTRAK : Aktivitas manusia dalam dunia industri pada masa kini tidak pernah lepas dengan masalah akustik utamanya tentang kebisingan yang erat kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan manusia. Noise mapping merupakan suatu metode pemetaan kebisingan yang menggambarkan distribusi tingkat kebisingan pada suatu lingkup kerja. Yang mana nantinya dengan menggunakan noise mapping ini diharapkan dapat menjadikan pedoman dalam mengambil langkah-langkah dalam SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja), berdasarkan peta yang dibuat. Berdasarkan percobaan yang telah mengenai Noise Mapping, bentuk pemetakan kebisingan seperti pada gambar 4.1, bahwa semakin jauh jarak benda dengan sumber bunyi maka nilai TTB semakin rendah, dan untuk pengukuran perubahan TTB terhadap perubahan jarak akan mengalami penurunan sesuai teori akustik yang ada, namun yang terjadi penurunan Tingkat Tekanan Bunyi (TTB) sbesar 6dB setiap pertambahan jarak 2 kali tidak terbukti pada percobaan ini. Penyebabnya antara lain pengaruh faktor lingkungan seperti ambient noise, jarak benda, panjang gelombang, frekuensi gelombang serta arah angin. Kata kunci : Noise Mapping, TTB, industri. I. PENDAHULUAN Aktivitas manusia dalam dunia industri pada masa kini tidak pernah lepas dengan masalah akustik. Alat-alat industri sangat berhubungan dengan masalah akustik yang setiap device industri tentunya akan menghasilkan suara yang tidak diinginkan, paparan suara tersebut disebut noise. Noise yang dihasilkan tersebut tentunya sangat tidak diharapkan karena dapat menggangu kenyamanan ataupun dapat berdampak negatif bagi kesehatan pekerja yang ada disekitar wilayah tersebut, untuk dapat menanggulangi dari dampak noise tersebut tentunya dibutuhkan suatu metode yang tepat. Noise mapping merupakan suatu metode pemetaan kebisingan yang menggambarkan distribusi tingkat kebisingan pada suatu lingkup kerja. Yang mana nantinya dengan menggunakan noise mapping ini diharapkan dapat menjadikan pedoman dalam mengambil langkah-

Upload: nadhifa-mld

Post on 17-Nov-2015

64 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

percobaan noise mapping dan pengukuran TTB

TRANSCRIPT

ANALISA NOISE MAPPING DAN TINGKAT TEKANAN BUNYI (TTB) DENGAN NILAI FREKUENSI TERHADAP PERUBAHAN JARAK DI LAPANGAN PARKIR TEKNIK FISIKA ITS SURABAYA Furqon Gilang Nugraha, Hanindya Ambarwati, Nadhifa Maulida, Sissilia Oktriani Putri, Vebby Arga Pradana, Yessy Mega Jayanti, Ibrahim Masud AbdurrahmanLaboratorium Akustik dan Getaran-Jurusan Teknik FisikaFakultas Teknologi Industri- Institut Teknologi Sepuluh Nopember SurabayaKampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111 IndonesiaEmail : [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAK :Aktivitas manusia dalam dunia industri pada masa kini tidak pernah lepas dengan masalah akustik utamanya tentang kebisingan yang erat kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan manusia. Noise mappingmerupakan suatu metode pemetaan kebisingan yang menggambarkan distribusi tingkat kebisingan pada suatu lingkup kerja. Yang mana nantinya dengan menggunakannoise mappingini diharapkan dapat menjadikan pedoman dalam mengambil langkah-langkah dalam SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja), berdasarkan peta yang dibuat. Berdasarkan percobaan yang telah mengenai Noise Mapping, bentuk pemetakan kebisingan seperti pada gambar 4.1, bahwa semakin jauh jarak benda dengan sumber bunyi maka nilai TTB semakin rendah, dan untuk pengukuran perubahan TTB terhadap perubahan jarak akan mengalami penurunan sesuai teori akustik yang ada, namun yang terjadi penurunan Tingkat Tekanan Bunyi (TTB) sbesar 6dB setiap pertambahan jarak 2 kali tidak terbukti pada percobaan ini. Penyebabnya antara lain pengaruh faktor lingkungan seperti ambient noise, jarak benda, panjang gelombang, frekuensi gelombang serta arah angin.

Kata kunci : Noise Mapping, TTB, industri.

I. PENDAHULUANAktivitas manusia dalam dunia industri pada masa kini tidak pernah lepas dengan masalah akustik. Alat-alat industri sangat berhubungan dengan masalah akustik yang setiap device industri tentunya akan menghasilkan suara yang tidak diinginkan, paparan suara tersebut disebut noise.Noise yang dihasilkan tersebut tentunya sangat tidak diharapkan karena dapat menggangu kenyamanan ataupun dapat berdampak negatif bagi kesehatan pekerja yang ada disekitar wilayah tersebut, untuk dapat menanggulangi dari dampak noise tersebut tentunya dibutuhkan suatu metode yang tepat.Noise mappingmerupakan suatu metode pemetaan kebisingan yang menggambarkan distribusi tingkat kebisingan pada suatu lingkup kerja. Yang mana nantinya dengan menggunakannoise mappingini diharapkan dapat menjadikan pedoman dalam mengambil langkah-langkah dalam SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja), berdasarkan peta yang dibuat, serta untuk mengetahui dimana lokasi yang tepat untuk pemakaian APP (ear muff atau ear plug).Oleh karena itu, pentingnya percobaan ini dilakukan dengan tujuan agar dapat menentukan dan menganalisa pola distribusi kebisingan suatu area berdasarkan TTB yang diukur beserta terampil dalam mengunakan instrument yang ada serta dilakukan pembuktian teori bahwa tingkat tekanan bunyi akan berkuran sebesar 6 dB apabila jarak dari sumber bunyi bertambah menjadi 2 kali.

II. DASAR TEORIA. KebisinganKebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan lingkungan yang dinyatakan dalam satuan desibel (dB). Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai, suara yang mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan. Berdasarkan Kepmenaker, kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat, proses produksi yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan pendengaran. Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar. Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul udara sekitarnya sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola ramatan longitudinal. Rambatan gelombang diudara ini dikenal sebagai suara atau bunyi sedangkan dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan.[1]

B. Jenis-Jenis Kebisingan Jenis-jenis kebisingan yang sering ditemukan berdasarkan spektrum frekuensi dan sifat sumber bunyi, bising dapat dibagi atas:1. Bising terus menerus (continuous noise)Bising terus menerus dihasilkan oleh mesin yang beroperasi tanpa henti, misalnya blower, pompa, kipas angin, gergaji sirkuler, dapur pijar, dan peralatan pemprosesan. Bising terus-menerus adalah bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6 dB dan tidak putus-putus. Bising kontinyu dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:1. Wide Spectrum adalah bising dengan spektrum frekuensi yang luas. bising ini relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk periode 0.5 detik berturut-turut, seperti suara kipas angin, suara mesin tenun.1. Norrow Spectrum adalah bising ini juga relatif tetap, akan tetapi hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (frekuensi 500, 1000, 4000) misalnya gergaji sirkuler, dan katup gas.1. Bising terputus-putus (intermittent noise)Adalah kebisingan saat tingkat kebisingan naik dan turun dengan cepat, seperti lalu lintas dan suara kapal terbang di lapangan udara. Bising jenis ini sering disebut juga intermittent noise, yaitu bising yang berlangsung secara tidak terus-menerus, melainkan ada periode relatif tenang, misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang, dan kereta api.1. Bising tiba-tiba (impulsive noise)Merupakan kebisingan dengan kejadian yang singkat dan tiba-tiba. Efek awalnya menyebabkan gangguan yang lebih besar, seperti akibat ledakan, misalnya dari mesin pemancang, pukulan, tembakan bedil atau meriam, ledakan dan dari suara tembakan senjata api. Bising jenis ini memiliki perubahan intensitas suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya seperti suara tembakan, suara ledakan mercon, dan meriam.1. Bising berpola (tones in noise)Merupakan bising yang disebabkan oleh ketidakseimbangan atau pengulangan yang ditransmisikan melalui permukaan ke udara. Pola gangguan misalnya disebabkan oleh putaran bagian mesin seperti motor, kipas, dan pompa. Pola dapat diidentifikasi secara subjektif dengan mendengarkan atau secara objektif dengan analisis frekuensi.

1. Bising impulsif berulangSama dengan bising impulsif, hanya bising ini terjadi berulang-ulang, misalnya mesin tempa.

C. Pengaruh Kebisingan Pada ManusiaBerdasarkan pengaruhnya pada manusia, bising dapat dibagi atas:1. Bising yang mengganggu (Irritating noise)Merupakan bising yang mempunyai intensitas tidak terlalu keras, misalnya mendengkur.1. Bising yang menutupi (Masking noise)Merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas, secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, karena teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain.1. Bising yang merusak (Damaging/Injurious noise)Merupakan bunyi yang intensitasnya melampui Nilai Ambang Batas. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan fungsi pendengaran.

D. Tingkat Kebisingan (Noise Level)Tingkat kebisingan biasanya dinyatakan dalam decibel (dB). Telinga manusia mempunyai sensitivitas yang logaritmik, oleh karena itu besaran yang dipakai merupakan logaritma dari rasio tekanan terhadap suatu tekanan acuan. Rasio yang dipakai tersebut biasanya kita kenal dengan nama Tingkat Tekanan Bunyi (Sound Pressure Level). Sedangkan alat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan yaitu Sound Level Meter (SLM). SLM ini biasanya digunakan untuk mengukur seberapa besar suara bising mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Uji ini juga merupakan pengukuran terhadap tingkat kebisingan yang mungkin tercipta dari suatu ruangan kerja

Gambar 2.1 Sound Level Meter

Pada umumnya SLM & Noise dosimeter diarahkan ke sumber suara, setinggi telinga, agar dapat menangkap kebisingan yang tercipta. Untuk keperluan mengukur kebisingan di suatu ruangan kerja, pencatatan dilaksanakan satu shift kerja penuh dengan beberapa kali pencatatan dari SLM.[2]

E. Pemetaan Kebisingan (Noise Mapping)Noise mapping adalah pemetaan kebisingan yang menggambarkan distribusi tingkat kebisingan pada suatu lingkup kerja (workplace). Cara membuat noise maaping ini adalah melakukan pengukuran intensitas suara atau tingkat kebisingan pada beberapa titik pengukuran sekitar sumber bising dimana ada pekerja yang terpapar bising dan titik-titik yang mempunyai tingkat kebisingan yang sama tersebut dihubungkan sehingga terbentuk suatu garis pada peta menunjukan tempat yang memiliki intensitas suara yang sama.Dalam bidang industri biasanya Noise mapping bertujuan untuk dijadikan pedoman alam mengabil langkah-langkah SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja) berdasarkan peta yang dibuat,serta untuk mengetahui dimana lokasi yang tepat untuk pemakaian APP (ear muff atau ear plug) berdasarkan sound intensity. Dan banyak lagi fungsi dibuatnya Noise mapping ini.

Dimana :SPL= Tingkat tekanan bunyi (dB)P = Tekanan suara (Pa)Po = Tekanan bunyi acuan yang besarnya 2.10-5 Pa, yaitu besarnya tekanan bunyi terlemah berfrekuensi 1000Hz yang masih dapat didengar telinga manusia pada umumnya.Daya bunyi merupakan karakteristik (sifat yang dipunyai individu) dari suatu sumber bunyi sehingga tidak dipengaruhi faktor luar, seperti kondisi medium atau jarak dari sumber bunyi. Daya bunyi tidak tergantung pada dekat atau jauhnya letak titik dari sumber. Daya bunyi atau disebut juga daya akustik mempunyai definisi seperti definisi daya pada umumnya, yaitu energi bunyi yang dikeluarkan atau dipancarkan oleh suatu sumber bunyi setiap satuan waktu, dan mempunyai satuan Joule perdetik atau Watt. Intensitas bunyi didefinisikan sebagai Daya bunyi persatuan luas yang ditembus oleh gelombang bunyi (satuan watt/m2). Berbeda dengan daya bunyi, intensitas bunyi sangat tergantung pada jarak dari sumber bunyi dan luasan dimana intensitas bunyi tersebut dihitung. Semakin jauh dari sumber atau semakin besar luasan yang ditembus, maka intensitas bunyi semakin kecil. Semakin jauh dari sumber, besarnya daya bunyi selalu tetap, walaupun intensitas bunyi berubah menjadi semakin kecil. Untuk sumber bunyi titik dapat dirumuskan :

Untuk jarak r dan R dari sumber bunyi titik, maka titik-titik tersebut terletak pada permukaan bola dengan jari-jari r dan R.[3]

III. METODOLOGI PERCOBAANA. Peralatan PercobaanPeralatan yang dipergunakan dalam melakukan percobaan ini adalah sebagai berikut :a. Sound Level Meter / SLM (alat ukur tingkat tekanan bunyi)b. Alat ukur panjang jarak / meteranc. Speaker aktifd. Sumber bunyi (berupa bunyi yang berfrekuensi sama dan continue)

B. ProsedurPercobaan Noise MappingProsedur yang digunakan untuk praktikum ini adalah sebagai berikut :a. Di tempat terbuka dengan menandai area 6 x 6 meter (36 kotak @1x1meter )b. Peralatan dirangkai seperti pada gambar di bawah ini

Gambar 3.1 Pemasangan Peralatan Percobaan noise mapping

c. Menghidupkan sumber bunyi dengan software real time analyser (RTA) dan dimainkan bunyi dengan frekuensi 1000Hz secara countinue.d. Sumber bunyi /speaker diletakkan di tengah tengah area, sebagai berikut :

Gambar 3.2 Ilustrasi peletakan sumber bunyi

e. Diukur tingkat tekanan bunyi pada setiap titik dari sumber bunyi sebanyak 2 kali pengukuran dengan menggunakan sound level meterf. Diulangi langkah 3 sebanyak 2x untuk tiap titikg. Data yang diambil dicatat pada tabel dibawahini

h. Nilai nilai dimasukkan dari tabel diatas ke dalam denah titik ukuri. Noise mapping dibuat dengan software surfer.

Tingkat Tekanan Bunyi (TTB)Adapun langkah percobaan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:a. Rangkai peralatan seperti pada gambar di bawah.

Gambar 3.3 Pemasangan Peralatan Percobaan TTB

b. Menghidupkan sumber bunyi dengan software real time analyser (RTA) dan dimainkan bunyi dengan frekuensi 250Hz dan 4000Hz secara countinue.c. Ukur tingkat tekanan bunyi pada jarak 1 meter dari sumber bunyi (speaker aktif) dengan menggunakan Sound Level Meter (SLM) sebanyak 2 kali pengambilan data.d. Ulangi langkah di atas untuk jarak 0,5 meter, 1 meter, 2 meter, 4 meter, 8 meter.e. Data yang diambil dicatat pada tabel dibawah ini.

IV. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASANA. Hasil PercobaanBerikut ini hasil percobaan mengenai Noise mapping dan pengukuran TTB :

Noise MappingBerikut ini adalah data hasil pengukuran noise mapping :Tabel 4.1 Data Noise MappingXYData Pengukuran ke-Rerata

12

1187.678.282.9

2180.5081.981.2

3184.684.884.7

4187.2086.887

518484.884.4

6180.7081.781.2

1285.7085.285.45

2283.582.783.1

3287.708586.35

428584.184.55

5282.4083.282.8

6280.581.781.1

1381.782.181.9

23838483.5

3386.887.287

4389.889.489.6

5385.884.885.3

6382.98282.45

148179.280.1

2483.28383.1

3484.783.584.1

4488.688.188.35

5481.581.181.3

6483.383.683.45

1585.583.184.3

2583.283.483.3

3582.782.782.7

4581.580.781.1

5577.576.577

658282.182.05

167676.176.05

2680.380.780.5

3685.484.785.05

4680.581.981.2

5670.270.570.35

6674.17474.05

Hasil plotting data pada software surfer : Gambar 4.1 Contour map menggunakan rainbow

Tingkat Tekanan Bunyi terhadap fungsi jarakPercobaan pengukuran nilai Tingkat Tekanan Bunyi terhadap fungsi jarak didapatkan hasil sebagai berikut : Frekuensi sumber bunyi 250 HzTabel 4.2 Data TTB dengan frekuensi 250Hz250 Hz

Jarak (m)Data ke-1Data ke-2RerataSelisih

0.57574.974.95-12.4

169.96969.45

262.26362.6-7.45

459.45657.7-17.85

856.454.655.5-2.2

Frekuensi sumber bunyi 1000 HzTabel 4.3 Data TTB dengan frekuensi 1000Hz1000 Hz

Jarak (m)Data ke 1Data ke 2RerataSelisih

0.588.689.589.05-0.4

188.189.288.65

274.575.274.85-13.8

470.569.570-4.85

862.563.262.85-7.15

Frekuensi sumber bunyi 4000 HzTabel 4.4 Data TTB dengan frekuensi 4000Hz4000 Hz

Jarak (m)Data ke 1Data ke 2RerataSelisih

0.5103102.8102.9-12.4

1928990.5

283.382.883.05-7.45

464.765.765.2-17.85

863.561.362.4-2.8

B. Pembahasan Furqon Gilang Nugraha (2414106029)Pada Praktikum Akustik P1 ini yang dibahas adalah tentang noise mapping. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pola distribusi kebisingan pada suatu area TTB yang diukur, menganalisa pola distribusi kebisingan pada suatu area dan menentukkan kelayakan suatu area berdasarkan tingkat kebisingannya. Dalam Praktikum Akustik P1 ini daerah yang digunakan untuk pengambilan data adalah parkir mobil Teknik Fisika ITS, dengan ukuran 6x6 m.Pengambilan data untuk pemetaan dengan menentukan titik-titik daerah sebanyak 36 titik pengukuran, jarak antar titik adalah 1 meter, sumber bising (speaker aktif) diletakkan di tengah-tengah area pengambilan data. Pada setiap titik, pengambil data menggunakan sound level meter sebanyak 2 kali tiap 5 detik kemudian dicari rata-ratanya. Dari nilai rata-rata pengukuran maka nilai rendah sebesar 70,35 dB sedangkan untuk nilai tertinggi sebesar 89,60 dB. Hasil rata-rata dapat diplot pada software surfer untuk mengetahui peta kontur kebisingan daerah yang diukur. Biasanya kontur ditampilkan dengan kode warna tertentu untuk menggambarkan keadaan kebisingan tiap titik pengukuran.Dari data hasil percobaan diatas dapat dilihat bahwa tinggi rendahnya bunyi dapat dipengaruhi oleh sumber suara, semakin luas area dengan sumber bunyi maka semakin rendah bising yang dihasilkan dan sebaliknya semakin kecil area dengan sumber bunyi maka semakin tinggi bising yang dihasilkan. Dapat disimpulkan bahwa peta kebisingan dapat dipengaruhi oleh luas daerah yang diukur, untuk kelayakan dari daerah yang diukur maka daerah ini layak sebagaimana diketahui nilai rata-rata untuk daerah ini masih di bawah ambang batas yang telah ditetapkan.

Hanindya Ambarwati (2414105041)Pada praktikum Akustik mengenai Noise Mapping dan Tingkat Tekanan Bunyi yang dilakukan pada ruang terbuka, dapat diketahui bahwa tingkat tekanan bunyi rata-rata ketika diberi sumber bising yakni 82.57083 dBA. Pada praktikum ini dilakukan dua percobaan yaitu percobaan noise mapping untuk mengetahui tingkat kebisingan menggunakan sound level meter pada 36 titik dan percobaan tingkat tekanan bunyi dengan merubah frekuensi menjadi 250 Hz, 1000 Hz, dan 4000 Hz.Percobaan noise mapping dilakukan dengan cara menempatkan sumber bunyi pada titik pusat (0,0). Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa nilai tingkat kebisingan tertinggi yakni sebesar 89,6 dBA yang terletak pada titik (4,3). Hal ini menunjukkan bahwa semakin dekat jarak pengukuran tingkat kebisingan dengan sumber bising maka akan semakin tinggi nilai desibel tingkat kebisingan yang diperoleh. Akan tetapi pada sejumlah pengukuran tidak ditemukan hal demikian misalnya pada titik (3,6) yang didapatkan nilai 85,05 dBA. Seharusnya semakian jauh jarak pengukuran dengan sumber bising maka semakin rendah nilai desibelnya, dimana nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan titik (4,6). Hal ini disebabkan karena pengukuran dilakukan di ruangan terbuka, sehingga ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut adalah adanya benda-benda yang terletak di sekitar pengukuran seperti pohon, kendaraan, maupun manusia. Benda-benda tersebut dapat menyerap sumber bising. Selain itu, disebabkan sumber bising yang diletakkan di lantai, namun sound level meter diletakkan di atas dada manusia.

Nadhifa Maulida (2414105020)Berdsarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai noise mapping dan pengukuran TTB, telah didapatkan dengan data seperti pada Bab IV diatas. Untuk data pemetaan kebisingan (noise mapping) ternyata dengan diberikan frekuensi 1000Hz dengan lebar lokasi 6 x 6, menunjukkan adanya pengukuran yang memusat di tengah agak ke kanan dengan besar tekanan bunyi terbesar sebesar 89,6 dengan koordinat (4,3), jika di lihat dari gambar kontur noise mapping ditandai dengan warna merah, sedangkan daerah yang lain menunjukkan warna kuning, hijau dan biru yang menandakan nilai tekanan bunyi lebih kecil, dimana daerah warna-warna tersebut berada di daerah luar merah. Jika kita hubungankan dengan teori akustik, bahwa semakin jauh suatu benda terhadap sumber bunyi maka tingkat tekanan bunyi yang terukur akan semakin kecil (tidak dapat terdengar atau samar). Selain itu yang dapat mempengaruhi kondisi pengukuran dari ini adalah pengambilan lokasi, dimana adanya pengaruh sumber bunyi lain yang berada disekitar area pengambilan data, kondisi alat ukur, dan karakter benda yang terdapat didaerah pengukuran, dimana setiap benda memiliki daya serap dan daya pantul akan gelombang yang bereda-beda. Misalnya antara adanya manusia dengan tembok, kendaraan bermotor yang lewat, jenis tanah, dll. Untuk percobaan pengukuran TTB dilakukan dengan variasi frekuensi 250Hz-4000Hz. Ternyata dihasilkan bahwa data tidak terlalu jauh dengan teori yang ada dimana, semakin jauh benda terhadap sumber bunyinya, maka nilai TTB akan semakin menurun. Namun untuk teori akustik mengenai perubahan jarak benda jika berada 2 kali dari posisi semula maka nilai TTB akan meluruh sebesar 6 dB. Berdasarkan data yang ada untuk data kelipatan 2 dari posisi semula menunjukkan penurunan sekitar 2-17dB secara acak. Hal ini terjadi kemungkinan akibat kondisi lingkungan (adanya ambient noise), alat ukur, hingga kemungkinan akibat perubahan jarak yang masuk dalam daerah near field dimana pengaruh nilai frekuensi dan panjang gelombang yang dikeluarkan oleh sumber bunyi berpengaruh pada penurunan TTB disetiap perubahan jaraknya.

Sissilia Oktriani Putri (2413106003)Data yang didapatkan dari hasil pengukuran kemudian dipetakan dalam bentuk peta kontur menggunakan software Surfer. Pada peta kontur gambar 4.1, perbedaan tingkat tekanan bunyi dibedakan pada tingkat hue nya, semakin rendah nilai hue, maka semakin tinggi tingkat tekanan bunyinya. Terlihat pada gambar bahwa daerah yang berwarna jingga dengan tingkat tekanan bunyi tinggi adalah daerah di dekat titik sumber bunyi (3,3), semakin jauh dari sumber bunyi maka daerah akan cenderung berwarna biru, yang artinya tingkat tekanan bunyi semakin rendah.

Skala nilai HueBerdasarkan keseluruhan data pengukuran yang didapatkan, terlihat bahwa nilai tingkat tekanan bunyi terbesar adalah pada titik terdekat sumber bunyi (4,3) yaitu sebesar 89,6 dB. Sedangkan nilai tekanan bunyi terendah adalah pada titik (5,6) atau pada garis ke 1 meter ke 8, yaitu sebesar 70,35 dB. Nilai tingkat tekanan bunyi tertinggi yaitu 89,6 dB melebihi ambang batas kebisingan, mengacu pada Peraturan Menteri Negara. Lingkungan Hidup no.46 tahun 1996, yaitu 85 dB. Sehingga area tempat dilakukannya percobaan dikategorikan bising.Praktikum kedua adalah pengukuran TTB terhadap fungsi jarak. Frekuensi sumber bunyi divariasikan 250, 1000, dan 4000 Hz dan pengukuran dilakukan searah surmber bunyi pada jarak 0,5 m, 1 m, 2 m, 4 m, 8 m. Terlihat pada data hasil percobaan, bahwa semakin jauh titik pengukuran dari sumber bunyi, semakin rendah nilai TTB nya. Nilai TTB juga dipengaruhi oleh nilai frekuensi. Semakin besar nilai frekuensi sumber bunyi, semakin besar pula nilai TTB nya. Berdasarkan teori, ketika nilai jarak ditambahkan sebesar 2 kali lipat, maka TTB akan berkurang sebesar 6 dB. Namun data hasil percobaan tidak sesuai dengan teori. Ini kemungkinan karena pengambilan data dilakukan ketika Sound Level Meter belum menunjukkan nilai stabil.

Vebby Arga Pradana (2414105045)Percobaan pertama ini yaitu Noise mapping mengetahui pola kebisingan suatu area TTB yang diuku, menganalisa pola distribusi kebisingan pada suatu area. Pada percobaan ini daerah yang diukur adalah tempat parkir mobil Teknik Fisika ITS dengan ukuran 6x6 m. Pengambilan data untuk pemetaan tingkat kebisingan area sebanyak 36 titik pengukuran, sumber bising (speaker aktif) diletakkan di tengah-tengah area. Di setiap titik, pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali menggunakan Sound Level Meter kemudian dicari rata-ratanya. Dari hasil percobaan bahwa tinggi rendahnya bunyi dipengaruhi oleh sumber suara, semakin luas area dengan sumber bunyi maka semakin rendah bising yang dihasilkan sedangkan semakain sempit area sumber dengan bunyi maka semakin tinggi bising yang dihasilkan.

Percobaan kedua yaitu mengenai pengukuran Tingkat Tekanan Bunyi dan perubahan TTB terhadap jarak. Praktikum ini untuk membuktikan TTB yang berkurang 6 dB bila jarak terhadap sumber bertambah dua kali lipat. Dari hasil percobaan didapat nilai TTB yang bervariasi dan nilai yang mendekati 6 dB adalah 7,15 dB sehingga percobaan ini belum membuktikan bahwa penambahan jarak 2x sebelumnya nilai TTB dapat berkurang 6 dB. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu adanya pengaruh background noise dari suara bising lain yang dapat mempengaruhi pembacaan Sound Level Meter, faktor rentang jarak yang kecil seharusnya percobaan ini dilakukan dengan rentang jarak yang besar, faktor human error dimana kurang tepat dalam pembacaan Sound Level Meter sehingga terdapat data yang bernilai negatif.

Yessy Mega Jayanti (2414106--)Pada praktikum kali ini, Penggunaan Sound Lavel Meter pada mode slow. Denah area pengukuran pada tempat parker mobil depan T.Fisika dan banyak sumber bunyi yang lain sehingga dapat mempengaruhi nilai data pengambilan.Praktikum Noise Mapping mengambil data dari ukuran 36 titik dari area 6x6 meter. Data yang telah didapat dari hasil praktikum di olah menggunakan software surfer untuk menggambarkan bentuk plouting kebisingan. Dari data yang telah diambil sehingga dapat dilihat bahwa TTB sumber bunyi menyebar ke segala arah, dan memiliki nilai yang hampir sama apabila dalam pengambilan data tidak ada peredaman antara sumber bunyi dan alat ukur. Nilai intensitas TTB yang aman bagi pendengaran 8 Jam Perhari < 80 dB, serta dapat dilihat di gambar noise mapping yang aman adalah pada area hijau sampai biru.Praktikum TTB terhadap jarak , dilihat dari data yang telah diambil terbukti bahwa jarak pengambilan data dengan sumber bunyi mempengaruhi nilai TTB, maka pada semua frekuensi semakin dekat dengan sumber bunyi, nilai TTB semakin tinggi. Pada 250Hz, 1000Hz, 4000Hz setiap kenaikan jarak 2x, maka TTB berubah dan naik secara acak sehingga dapat disimpulkan pengambilan data pada jarak 0,5m ; 1m; 2m; 4m; 8m masih dalam range near field, Maka teori kenaikan 2x jarak sebelumnya menurunkan TTB -6 dB tidak berlaku.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1. KesimpulanDari percobaan yang telah dilaksanakan, didapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil anatara lain:a. Pola distribusi kebisingan yang dihasilkan berdasarkan Tingkat Tekanan Bunyi (TTB) pada area pengukuran adalah semakin jauh dari sumber bunyi tingkat kebisingan menjadi semakin berkurang.b. Pola distribusi kebisingan pada suatu area selain dipengaruhi oleh jarak sumber bunyi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti arah angin dan benda-benda disekitar sumber bunyi.c. Penurunan Tingkat Tekanan Bunyi (TTB) sbesar 6dB setiap pertambahan jarak 2 kali tidak terbukti pada percobaan ini. Penyebabnya antara lain pengaruh faktor lingkungan seperti ambient noise dan arah angin.

5.2. SaranAdapun saran yang dapat diberikan dari percobaan yang telah dilakukan antara lain:a. Untuk praktikan yang akan melakukan percobaan ini lebih baik dilakukan pada malam hari dan pada tempat yang tidak terlalu riuh ramai yang diakibatkan oleh faktor lain.b. Pemakaian alat dalam percoban sebaiknya ditanyakan lebih detail kepada asisten agar tidak ada kesalahan yang akan mengakibatkan tidak presisinya pengukuran.c. Untuk mengetahui lebih detail faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan Tingkat Tekanan Bunyi (TTB) sebaiknya saat percobaan menggunakan 2 buah SLM.

DAFTAR PUSTAKA[1]http://www.academia.edu/6077801/BAKU_TINGKAT_KEBISINGAN (Diakses pada tanggal 14 Maret 2015)[2]https://nimroatul.wordpress.com/2013/04/26/praktikum-akustik-noise-mapping/ (Diakses pada tanggal 14 Maret 2015)[3]Modul Praktikum Akustik. 2015. Noise Mapping dan Tingkat Tekanan Bunyi (TTB). Laboratorium Vibrasi dan Akustik.