nunik jurnal steroid pharingitis akut
TRANSCRIPT
Judul asli :
Steroids as Adjuvant Therapy for Acute Pharyngitis in Ambulatory Patients: A Systematic
Review.
Katrin Korb, Martin Scherer, Jean-François Chenot.
Steroid sebagai Terapi Bantuan / adjuvant?? untuk Faringitis akut pada pasien Rawat Jalan:
sebuah review sistematik
ABSTRAK
TUJUAN
Ulasan ini merangkum bukti mengenai efisiensi penggunaan steroid sebagai terapi untuk
mengurangi rasa nyeri pada faringitis akut.
METODE
Kami mencari uji coba terkontrol secara acak, menggunakan MEDLINE, EMBASE, dan
Cochrane Database of Systematic Reviews, diterbitkan antara tahun 1966 sampai Desember
2008. Dua pengulas menilai kualitas dari masing-masing artikel yang diambil dan kemudian
diringkas data tersebut.
HASIL
Kami menemukan 8 percobaan RCT yang relevan dengan total 806 pasien. Ada 5 RCT dengan
pasien dewasa dan 3 RCT yang lain meneliti anak-anak. Semua RCT menemukan pengurangan
rasa sakit signifikan lebih cepat atau pengurangan rasa sakit yang komplit dari penggunaan
steroid dibandingkan dengan plasebo. Uji coba ini menggunakan steroid yang berbeda-beda
(deksametason, betametason, prednison), dan sebagian besar peserta menerima antibiotik pada
awal sakitnya. Obat analgesik, seperti acetaminophen, yang dibolehkan pada semua studi, tetapi
faktor ini tidak selalu dikontrol. Efek samping yang dilaporkan tidak serius.
KESIMPULAN
Steroid efektif dalam menghilangkan rasa sakit pada faringitis akut. Meskipun tidak ada efek
samping serius yang diamati, namun manfaat pemberian steroid harus seimbang dengan
kemungkinan efek sampingnya. Steroid merupakan pengobatan yang aman dan efektif untuk
meredakan nyeri tenggorokan. Kebanyakan pasien juga menerima pengobatan antibiotic secara
bersamaan dengan steroid, namun mengurangi resep antibiotik untuk infeksi saluran pernapasan
atas yang tidak berbahaya adalah tujuan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu kami
merekomendasikan studi lebih lanjut untuk meneliti keamanan steroid tanpa antibiotik, serta
penelitian mengenai cakupan dan manfaat steroid bila digunakan bersamaan dengan pengobatan
analgesik.
Ann Fam Med 2010;8:58-63. doi:10.1370/afm.1038.
PENDAHULUAN
Sakit tenggorokan adalah suatu kondisi yang sangat sering terjadi. Dalam sebuah survei
di Skotlandia, 31% dari responden melaporkan setidaknya mengalami satu kali episode sakit
tenggorokan dalam 12 bulan terakhir, sebagian besar tidak mencari pengobatan ke dokter atau
pelayanan kesehatan.
Dokter sering berasumsi bahwa pasien yang datang berobat dengan sakit tenggorok
membutuhkan antibiotik. Bagaimanapun, ternyata pengurangan rasa sakit yang lebih penting
bagi pasien, dan pasien berharap pengobatan dengan antibiotik tersebut merupakan pengobatan
untuk nyeri yang dialaminya. Dengan demikian, tujuan pengobatan utama bagi pasien yang
mengeluh sakit tenggorokan adalah untuk menghilangkan rasa sakit dan mengurangi kesulitan
dalam menelan.
Infeksi virus atau bakteri yang menyebabkan sakit tenggorokan, menghasilkan nyeri
tenggorok melalui peradangan pada faring dan jaringan limfatik di sekitarnya. Walaupun
pengobatan antibiotik dapat mempersingkat durasi gejala dalam infeksi tenggorokan oleh
bakteri ( dari 3,3 hari menjadi 2,7 hari), manfaat tersebut dianggap moderat atau sedang.
Berkumur, minum air yang hangat, dan obat obatan oral antipiretik dan analgesik merupakan
perawatan suportif yang tersedia pada umumnya.
Efek antiinflamasi steroid mungkin efektif untuk meredakan gejala yang disebabkan oleh
peradangan dan telah diteliti untuk infeksi saluran pernapasan atas yang lain. Oleh karena itu,
steroid mungkin merupakan pilihan pengobatan klinis yang berguna untuk memenuhi kebutuhan
pasien. Penggunaan steroid secara intramuskular atau oral untuk faringitis akut kurang umum
pada pratek umum, namun beberapa penelitian terutama dari Amerika Serikat dan beberapa
negara lainnya (Israel, Turki), telah mempelajari efektivitas steroid tersebut.
Kami melakukan review sistematis dari efek steroid sebagai terapi adjuvant untuk
faringitis akut pada pasien rawat jalan dan mendiskusikan implikasi klinisnya untuk praktek
umum.
METODE
Sumber Data
Kami melakukan pencarian menggunakan 3 database bibliografi elektronik berikut: MEDLINE,
EMBASE, dan Cochrane Database Systematic Reviews. Termasuk studi yang dipublikasikan
antara tahun 1966 sampai 31 Desember 2008. Algoritma pencarian dengan kata kunci dan MeSH
yang digunakan tersedia dalam tambahan lampiran 1, yaitu tersedia online di
http://annfammed.org/cgi/content/full/8/1/58/DC1. Selain itu, kami mencari melalui daftar
referensi dari artikel yang kami diidentifikasikan secara manual.
Seleksi Penelitian
Kelayakan Kriteria
Pencarian kami meliputi penelitian Randomised Control Trials (RCT) yang membandingkan
pemberian steroid sebagai terapi adjuvant untuk sakit tenggorokan pada faringitis akut dengan
plasebo. Steroid dapat diberikan secara oral atau intramuskular. Selain itu, kami tidak membatasi
kelayakan sesuai dengan dosis obat, durasi aplikasi, atau bahasa publikasi. Kami juga tidak
mengecualikan populasi tertentu atau kelompok umur.
Proses Sreening
Strategi pencarian kami mengidentifikasi 162 citasi. Dua pengulas independen (KK dan JFC)
secara terpisah menganalisis judul kutipan dan abstrak menggunakan bentuk pradesain. Citasi
yang diekslusi meliputi judul dan abstrak yang jelas tidak memenuhi kriteria inklusi baik
mengenai peserta (pasien rawat jalan dengan akut faringitis), jenis intervensi (steroid sebagai
ajuvan pengobatan), sifat ukuran hasil (nyeri pengurangan), atau studi jenis (RCT). Kami
memperoleh teks lengkap artikel bagi citasi yang memenuhi kriteria inklusi, dan akhirnya kami
memasukkan 8 judul dalam review kami. Dua peneliti menyelesaikan perketidaksetujuan
melalui konsensus dan referensi rincian, kecuali studi tersebut diekslusi atas permintaan dari
penulis.