oma
TRANSCRIPT
Bila Telinga Si Kecil Keluar Cairan BauBila Telinga Si Kecil Keluar Cairan Bau. Bila keluarnya cairan dari telinga si kecil ( anak ) berwarna kekuningan dan berbau busuk. Bahkan sebelumnya didahului dengan batuk, pilek, demam tinggi hingga anak tampak rewel serta kesakitan pada bagian telinganya. Waspadai, gejala ini berarti anak telah mengalami infeksi pada telinga bagian tengah akibat infeksi saluran nafas atas ( batuk pilek ) yang menyebar hingga ke telinga.
Infeksi pada telinga bagian tengah tersebut menyebabkan terbentuknya cairan yang makin lama makin banyak dan tak bisa keluar dari telinga tengah. Suatu waktu, tekanan yang meningkat ke telinga tengah menyebabkan robeknya gendang telinga yang merupakan alas antara telinga luar dan telinga tengah. Penyakit ini dikenal dengan istilah medis Otitis Media Akut ( OMA ) yang bahasa awam disebut juga congekan.
Seringkali anak yang menderita penyakit congek ini, merasa rendah diri dan malu karena telinganya mengeluarkan cairan yang bau busuk. Ini problem psikis bagi seorang anak. Karena itu, sebaiknya pada anak diberi pengertian bahwa penyakitnya dapat sembuh, asal ia mau minum obat dan mematuhi nasehat dokter.
Kini timbul pertanyaan, mengapa penyakit OMA atau congekan ini sering terjadi pada anak balita? Karena anak dengan daya tubuh yang agak lemah atau menderita rinitas alergika ( pilek karena alergi ) dapat seringkali mengalami infeksi pada saat saluran nafas atas ( hidung dan tenggorokan ).
Bila orang tua tak segera tanggap dengan kondisi kesehatan anaknya, maka infeksi dapat segera menjalar ke telinga. Hal ini dimungkinkan, karena ada hubungan langsung antara telinga bagian tengah dengan saluran nafas atas melalui tuba eustachius. Jika anak makin sering terserang infeksi saluran nafas, maka makin besar kemungkinan terkena OMA. Sedangkan pada bayi, karena tuba eustachiusnya pendek, lebar dan letaknya horizontal, maka mudah terjadi infeksi pada telinga tengahnya.
Pada bayi dan anak kecil, gejala OMA berupa riwayat batuk pilek. Sebelumnya, anak selalu gelisah dan sulit tidur, suhu tubuh tinggi ( demam ) yang kadang disertai kejang-kejang. Anak bisa saja tiba-tiba menjerit dalam tidurnya, mereka sering memegang telinga karena merasa kesakitan dan diare.
Bila anak sudah dapat bicara, maka ia akan mengeluhkan rasa nyeri di bagian dalam telinga. Disamping itu, suhu badannya juga meninggi. Anak yang lebih besar dan orang dewasa selain merasakan nyeri, juga dapat merasakan gangguan pendengaran dan telinganya terasa penuh.
Bila telah keluar cairan dari telinga yang sakit, berarti terjadi perforasi ( robekan ) pada gendang telinga tersebut sebagai akibat desakan cairan yang terbentuk dari terjadinya infeksi telinga tengah. Juga dapat disebabkan karena tindakan sering mengorek telinga terlalu dalam yang memecahkan gendang telinga. Pada umumnya, setelah keluar cairan dari telinga, maka nyeri akan berkurang, demam turun dan anak tampak lebih tenang.
Kondisi gendang telinga yang telah robek tak dapat menutup kembali. Selain berakibat pendengaran berkurang, juga dapat menyebabkan infeksi berulang dan menahun ( kronis ). Hal ini dapat terjadi karena sudah tak ada lagi pelindung telinga tengah akibat telah robeknya gendang telinga. Bila telinga kemasukan kotoran atau air, tentu akan mudah terinfeksi. Pada keadaan terinfeksi telinga akan sering mengeluarkan cairan encer atau kental, bening atau berupa nanah dan bahkan menimbulkan bau busuk.
Bila sudah timbul gejala tersebut sebaiknya segera berobat ke dokter untuk mendapatkan pengobatan intensif. Karena OMA biasanya bermula dari infeksi saluran nafas atas, maka untuk mencegah infeksi yang meluas ke telinga, sebaiknya dilakukan pengobatan yang tepat. Bila anak menderita batuk-batuk disertai demam tinggi berarti telah ada gejala awal OMA seperti di atas. Segeralah periksakan anak ke dokter, sehingga infeksi telinga bagian tengah dan infeksi saluran nafas dapat segera diatasi dan tidak sampai terjadi perforasi ( robekan ) gendang telinga.
Dokter biasanya akan memberikan obat antibiotic untuk membasmi kuman penyebab infeksi. Sementara obat penurun panas dapat mengurangi rasa sakit ( antipiretik-analgetik ) serta obat untuk mengatasi sumbatan jalan nafas akibat produksi lendir yang berlebihan ( dekongestan ). Untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh, istirahat yang cukup, gizi dan kebersihan tubuh terutama hidung, mulut dan telinga harus diperhatikan.
Jika gendang telinga telah robek, maka harus menjaga telinga ini, jangan sampai kemasukan air/kotoran dan tak boleh mengorek-ngorek telinga. Kebiasaan mengorek telinga dengan alat yang kotor dan keras dapat memperparah penyakit, bahkan dapat menimbulkan tetanus yang berakibat fatal, misalnya menjadi tuli.
Otitis Media Akut (OMA)
Otitis media adalah infeksi atau inflamasi / peradangan di telinga tengah.
Telinga sendiri terbagi menjadi tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga tengah adalah
daerah yang dibatasi dengan dunia luar oleh gendang telinga. Daerah ini menghubungkan suara dengan alat
pendengaran di telinga dalam. Selain itu di daerah ini terdapat saluran Eustachius yang menghubungkan telinga
tengah dengan rongga hidung belakang dan tenggorokan bagian atas. Guna saluran ini adalah:
Menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga dan menyesuaikannya dengan tekanan udara di
dunia luar.
Mengalirkan sedikit lendir yang dihasilkan sel-sel yang melapisi telinga tengah ke bagian belakang hidung.
Sebagai sawar kuman yang mungkin akan masuk ke dalam telinga tengah
[sunting]Bagaimana Otitis Media Terjadi
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar
ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan
infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya
sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri
mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar
saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakanggendang
telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang
kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas.
Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak
dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga
akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang
telinga karena tekanannya.
[sunting]Penyebab
Penyebab otitis media akut (OMA) dapat merupakan virus maupun bakteri. Pada 25% pasien, tidak
ditemukan mikroorganismepenyebabnya. Virus ditemukan pada 25% kasus dan kadang menginfeksi telinga tengah
bersama bakteri. Bakteri penyebab otitis media tersering adalah Streptococcus pneumoniae, diikuti oleh
Haemophilus influenzae dan Moraxella cattarhalis. Yang perlu diingat pada OMA, walaupun sebagian besar kasus
disebabkan oleh bakteri, hanya sedikit kasus yang membutuhkan antibiotik. Hal ini dimungkinkan karena tanpa
antibiotik pun saluran Eustachius akan terbuka kembali sehingga bakteri akan tersingkir bersama aliran lendir.
[sunting]Otitis Media Kronik
Otitis media kronik ditandai dengan adanya supuratif (bernanah) yang merupakan lanjutan dari OMA yang
mengalami pecah gendang telinga dan tidak menutup setelah 6 minggu atau non supuratif (serosa/gendang telinga
utuh).
biasanya disebabkan oleh penjalaran infeksi dari tenggorok (faringitis) dan sering pada anak-anak. Pada semua jenis
otitis media juga dikeluhkan gangguan dengar (tuli) konduktif.
Dari perjalanan klinisnya, radang telinga tengah dibedakan atas akut (baru) dan kronis (proses lebih lama).
InderaPendengar
Bagian-bagiantelinga.1. Telinga luar, terdiri atas daun telinga, saluran/lubang telinga, rambut-rambut halus, kelenjar minyak, dan membran tymphani2. Telinga tengah, terdiri atas saluran Eustachius, jendela oval, jendela bundar, dan 3 tulang pendengaran, yaitu martil/maleus, landasan/incus dan sanggurdi/stapes.3. Telinga dalam, terdiri atas koklea/rumah siput, 3 saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus.
Gangguan pada telingaa. Tuli saraf: disebabkan oleh kerusakan saraf auditori atau kerusakan pusat pendengaran di otak.b. Tuli konduksi: disebabkan oleh kekakuan hubungan antara sanggurdi dengan fenestra ovalis, penyumbatan saluran telinga luar, penebalan atau kerusakan membran timpani, dan mungkin karena ada pengapuran atau kerusakan tulang-tulang pendengaran
2.3. OTITIS MEDIA AKUT
2.3.1. DEFINISI
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid14.
Telinga tengah adalah daerah yang dibatasi dengan dunia luar oleh gendang telinga. Daerah ini
menghubungkan suara dengan alat pendengaran di telinga dalam. Selain itu di daerah ini terdapat
saluran Eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga hidung belakang dan
tenggorokan bagian atas. Guna saluran ini adalah:
Menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga dan menyesuaikannya dengan
tekanan udara di dunia luar.
Mengalirkan sedikit lendir yang dihasilkan sel-sel yang melapisi telinga tengah ke bagian
belakang hidung.
2.3.2. ETIOLOGI
Penyebab otitis media akut (OMA) dapat merupakan virus maupun bakteri.4,5 Pada 25% pasien,
tidak ditemukan mikroorganisme penyebabnya. Virus ditemukan pada 25% kasus da da dan n
kadang menginfeksi telinga tengah bersama bakteri. Bakteri penyebab otitis media tersering adalah
Streptococcus pneumoniae, diikuti oleh Haemophilus influenzae dan Moraxella cattarhalis. Yang
perlu diingat pada OMA, walaupun sebagian besar kasus disebabkan oleh bakteri, hanya sedikit
kasus yang membutuhkan antibiotik. Hal ini dimungkinkan karena tanpa antibiotik pun saluran
Eustachius akan terbuka kembali sehingga bakteri akan tersingkir bersama aliran lendir.
Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa karena beberapa hal.1
§ Sistem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan.
§ Saluran Eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal dan lebih pendek sehingga ISPA lebih
mudah menyebar ke telinga tengah.
§ Adenoid (adenoid: salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang berperan dalam kekebalan
tubuh) pada anak relatif lebih besar dibanding orang dewasa. Posisi adenoid berdekatan dengan
muara saluran Eustachius sehingga adenoid yang besar dapat mengganggu terbukanya saluran
Eustachius. Selain itu adenoid sendiri dapat terinfeksi di mana infeksi tersebut kemudian menyebar
ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.
2.3.3. PATOFISIOLOGI
Terjadi akibat terganggunya faktor pertahanan tubuh yang bertugas menjaga kesterilan telinga
tengah.
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek
yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.1 Saat bakteri melalui saluran
Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan
di sekitar saluran, tersumbatnya saluran menyebabkan transudasi, dan datangnya sel-sel darah
putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri
mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu
pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di
telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga
dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam
tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel
(bisikan halus).2 Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran
hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri.1Dan yang
paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena
tekanannya.
Sebagaimana halnya dengan kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), otitis media juga
merupakan salah satu penyakit langganan anak. Di Amerika Serikat, diperkirakan 75% anak
mengalami setidaknya satu episode otitis media sebelum usia tiga tahun dan hampir setengah dari
mereka mengalaminya tiga kali atau lebih. Di Inggris, setidaknya 25% anak mengalami minimal satu
episode sebelum usia sepuluh tahun.4 Di negara tersebut otitis media paling sering terjadi pada usia
3-6 tahun.
2.3.4. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis otitis media akut (OMA) tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien. Stadium
otitis media akut (OMA) berdasarkan perubahan mukosa telinga tengah :
1. Stadium oklusi tuba Eustachius
Terdapat gambaran retraksi membran timpani akibat tekanan negatif di dalam
telinga tengah. Kadang berwarna normal atau keruh pucat. Efusi tidak dapat
dideteksi. Sukar dibedakan dengan otitis media serosa akibat virus atau alergi.
2. Stadium hiperemis (presupurasi)
Tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh
membran timpani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang telah terbentuk
mungkin masih bersifat eksudat serosa sehingga sukar terlihat.
3. Stadium supurasi
Membrana timpani menonjol ke arah telinga luar akibat edema yang hebat pada
mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial serta terbentuknya
eksudat purulen di kavum timpani.
Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta nyeri di telinga
bertambah hebat.
Apabila tekanan tidak berkurang, akan terjadi iskemia, tromboflebitis dan
nekrosis mukosa serta submukosa. Nekrosis ini terlihat sebagai daerah yang
lebih lembek dan kekuningan pada membran timpani. Di tempat ini akan terjadi
ruptur.
4. Stadium perforasi
Karena pemberian antibiotik yang terlambat atau virulensi kuman yang tinggi,
dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga
tengah ke telinga luar. Pasien yang semula gelisah menjadi tenang, suhu badan
turun, dan dapat tidur nyenyak.
5. Stadium resolusi
Bila membran timpani tetap utuh maka perlahan-lahan akan normal kembali.
Bila terjadi perforasi maka sekret akan berkurang dan mengering. Bila daya
tahan tubuh baik dan virulensi kuman rendah maka resolusi dapat terjadi tanpa
pengobatan. Otitis media akut (OMA) berubah menjadi otitis media supuratif
subakut bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus-menerus atau
hilang timbul lebih dari 3 minggu. Disebut otitis media supuratif kronik (OMSK)
bila berlangsung lebih 1,5 atau 2 bulan. Dapat meninggalkan gejala sisa berupa
otitis media serosa bila sekret menetap di kavum timpani tanpa perforasi.
Pada anak, keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga dan suhu tubuh yang tinggi. Biasanya
terdapat riwayat batuk pilek sebelumnya.
Pada orang dewasa, didapatkan juga gangguan pendengaran berupa rasa penuh atau kurang
dengar.
Pada bayi dan anak kecil gejala khas otitis media anak adalah suhu tubuh yang tinggi (> 39,5
derajat celsius), gelisah, sulit tidur, tiba-tiba menjerit saat tidur, diare, kejang, dan kadang-kadang
memegang telinga yang sakit. Setelah terjadi ruptur membran tinmpani, suhu tubuh akan turun dan
anak tertidur.
2.3.5. DIAGNOSA
Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut.6
1. Penyakitnya muncul mendadak (akut)
2. Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu rongga tubuh) di telinga tengah.
Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut:
a. menggembungnya gendang telinga
b. terbatas/tidak adanya gerakan gendang telinga
c. adanya bayangan cairan di belakang gendang telinga
d. cairan yang keluar dari telinga
3. Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan adanya salah satu di
antara tanda berikut:
a. kemerahan pada gendang telinga
b. nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal
Anak dengan OMA dapat mengalami nyeri telinga atau riwayat menarik-narik daun telinga pada
bayi, keluarnya cairan dari telinga, berkurangnya pendengaran, demam, sulit makan, mual dan
muntah, serta rewel.4,6,7 Namun gejala-gejala ini (kecuali keluarnya cairan dari telinga) tidak spesifik
untuk OMA sehingga diagnosis OMA tidak dapat didasarkan pada riwayat semata.6
Efusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop (alat untuk memeriksa liang dan gendang telinga
dengan jelas).4 Dengan otoskop dapat dilihat adanya gendang telinga yang menggembung,
perubahan warna gendang telinga menjadi kemerahan atau agak kuning dan suram, serta cairan di
liang telinga.
Jika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi pneumatik (pemeriksaan telinga
dengan otoskop untuk melihat gendang telinga yang dilengkapi dengan pompa udara kecil untuk
menilai respon gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara).6 Gerakan gendang telinga
yang berkurang atau tidak ada sama sekali dapat dilihat dengan pemeriksaan ini. Pemeriksaan ini
meningkatkan sensitivitas diagnosis OMA. Namun umumnya diagnosis OMA dapat ditegakkan
dengan otoskop biasa.4 Efusi telinga tengah juga dapat dibuktikan dengan timpanosentesis
(penusukan terhadap gendang telinga).6 Namun timpanosentesis tidak dilakukan pada sembarang
anak. Indikasi perlunya timpanosentesis antara lain adalah OMA pada bayi di bawah usia enam
minggu dengan riwayat perawatan intensif di rumah sakit, anak dengan gangguan kekebalan tubuh,
anak yang tidak memberi respon pada beberapa pemberian antibiotik, atau dengan gejala sangat
berat dan komplikasi.8
2.3.6. PENATALAKSANAAN
Terapi bergantung pada stadium penyakitnya. Pengobatan pada stadium awal ditujukan untuk
mengobati infeksi saluran napas, dengan pemberian antibiotik, dekongestan lokal atau sistemik, dan
antipiretik.
Stadium Oklusi
Terapi ditujukan untuk membuka kembali tuba Eustachius sehingga tekanan negatif di telinga
tengah hilang. Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,25 % untuk anak < 12 tahun atau HCl
efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologis untuk anak diatas 12 tahun dan dewasa. Sumber infeksi lokal
harus diobati. Antibiotik diberikan bila penyebabnya kuman14.
Stadium Presupurasi
Diberikan antibiotik, obat tetes hidung dan analgesik. Bila membran timpani sudah terlihat hiperemis
difus, sebaiknya dilakukan miringotomi. Dianjurkan pemberian antibiotik golongan penisilin atau
eritromisin. Jika terjadi resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam klavulanat atau
sefalosporin. Untuk terapi awal diberikan penisilin intramuskular agar konsentrasinya adekuat di
dalam darah sehingga tidak terjadi mastoiditis terselubung, gangguan pendengaran sebagai gejala
sisa dan kekambuhan. Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari14.
Stadium Supurasi
Selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk melakukan miringotomi bila membran timpani masih
utuh sehingga gejala cepat hilang dan tidak terjadi ruptur14.
Stadium Perforasi
Terlihat sekret banyak keluar, kadang secara berdenyut. Diberikan obat cuci telinga H2O2 3%
selama 3-5 hari serta antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu. Biasanya sekret akan hilang dan
perforasi akan menutup sendiri dalam 7-10 hari14.
Stadium Resolusi
Membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi, dan perforasi menutup. Bila tidak,
antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila tetap, mungkin telah terjadi mastoiditis14.
Penanganan
Antibiotik
OMA umumnya adalah penyakit yang akan sembuh dengan sendirinya4. Sekitar 80% OMA sembuh
dalam 3 hari tanpa antibiotik. Penggunaan antibiotik tidak mengurangi komplikasi yang dapat terjadi,
termasuk berkurangnya pendengaran.4,9 Observasi dapat dilakukan pada sebagian besar kasus.
Jika gejala tidak membaik dalam 48-72 jam atau ada perburukan gejala, antibiotik diberikan.