panca sila
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai bangsa Indonesia, kita tentu mengetahui dasar negara kita yang
terkenal akan kesakralannya, yang terkenal dengan semboyannya “Bhinneka Tunggal
Ika”. Di mana simbolnya merupakan lambang keagungan bangsa Indonesia yang
terpancar dalam bentuk Burung Garuda. Simbol di dadanya merupakan pengamalan
hidup yang menjadikan Indonesia benar-benar khas ideologi dari bangsa Indonesia.
Itulah lambang negara kita, pengamalan sekaligus ideologi kita, Pancasila.
Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai
tersebut terkandung di dalam lima garis besar dalam kehidupan berbangsa negara.
Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak jua lepas dari nilai Pancasila.
Sejak zaman penjajahan hingga sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai
Pancasila tersebut.
Indonesia hidup di dalam berbagai macam keberagaman, baik itu suku,
bangsa, budaya dan agama. Dari ke semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu
keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah
naungan Pancasila dan semboyannya, Bhinneka Tunggal Ika.
Tidak jauh dari hal tersebut, Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan
bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan menjadikan Pancasila sebagai dasar
kebudayaan yang menyatukan budaya satu dengan yang lain. Karena ikatan yang satu
itulah, Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam kebudayaan yang ada di
Indonesia. Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat
Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta
membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Persatuan Indonesia jika dikaitkan dengan pengertian modern sekarang ini
disebut Nasionalisme. Nasionalisme adalah perasaan satu sebagai ssuatu bangsa, satu
dengan seluruh warga yang ada dimasyarakat. Oleh karena rasa satu demikian
kuatnya, maka dari padanya timbul rasa cinta bangsa dan tanah air. Akan tetapi perlu
di ketahui bahwa rasa cinta bangsa dan tanah air yang kita miliki di Indonesia bukan
yang menjurus kepada chauvinism, yaitu rasa yang mengagungkan bangsa sendiri,
dan merendahkan bangsa lain.jika hal ini terjadi, maka bertentangan dengan sla kedua
yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Walaupun ditulis cinta bangsa dan tanah
air, tidak dimaksudkan untuk chauvinism. Dengan demikian jelas bahwa konsekwensi
lebih lanjud dari kedua haltadi adalah menggalang persatuan dan kesatuan
bangsa,yang pada akhir-akhir inijustru menunjukkan gejala disintegrasi bangsa.
Hal ini sejalan dengan pengertian kesatuan dan kesatuan. Oleh karena itu, hal-
hal yang sifatnya tidak sejalan dengan persatuan dan kesatuan, misalnya menonjolnya
kekuasaan, penonjolan keturunan, harus dusahakan agar tidak terwujud sebagai suatu
prinsip dalam masyarakat Indonesia. Perlu diketahui bahwa ikatan kekeluargaan,
kebersamaan di Indonesia sejak dulu hingga sekarang lebih dihargai dari pada
kepentingan pribadi. Namun, tentunya semangat ini bagi bangsa Indonesia
mengalami dinamikannya sendiri. Kadang kuat tapi kadang menjadi lemah karena
beberapa berbagai macam sebab. Pada saat ini rasa nasionalisme bangsa Indonesia
ditantang dan dalam kondisi yang agak rapuh karena banyak dari elemen bangsa yang
lebih mementingkan kepentingan golongannya sendiri dari pada kepentingan bangsa
dan negaranya. Misalnya munculnya gejala-gejala separatisme, primodialisme yang
mengancam disintegrasi bangsa Indonesia.
Nilai yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia tidak dapat dipisahkan
dengan keempat sila lainnya karena seluruh sila merupakan suatu kesatuan yang
bersifat sistematis. Sila Persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Kesatuan
Yang Maha Esa dan Kemanusian Yang Adil dan Beradab serta mendasari dan dijiwai
sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Persatuan dalam sila ketiga ini meliputi makna persatuan dan kesatuan dalam
arti idiologis, ekonomi, politik, sosial budaya dan keamanan. Nilai persatuan ini
dikembangakan dari pengalaman sejarah bangsa Indonesia yang senasib. Nilai
persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam
wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Perwujudan Persatuan Indonesia adalah
manifestasi paham kebangsaan yang memberi tempat bagi keberagaman budaya atau
etnis yang bukannya ditunjukkan untuk perpecahan namun semakin eratnya
persatuan, solidaritas tinggi, serta rasa bangga dan kecintaan kepada bangsa dan
kebudayaan.
Persatuan yang dimaksud dalam sila ketiga meliputi makna persatuan dan
kesatuan dalam arti ideologis, politik, ekonomi, sosial budaya, dan keamanan. Nilai
persatuan ini dikembangkan dari pengalaman sejarah bangsa Indonesia yang senasib
dan didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara
yang merdeka dan berdaulat. Faktor persatuan merupakan faktor dinamis dalam
kehidupan bangsa Indonesia.
Persatuan Indonesia bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mewujudkan perdamaian dunia yang abadi.
Perwujudan persatuan Indonesia adalah memberi tempat bagi keragaman budaya dan
etnis. Paham kebangsaan yang terdapat dalam sila ini merupakan wujud asas
kebersamaan, solidaritas, serta rasa bangga dan kecintaan kepada bangsa dan
kebudayaannya.
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila persatuan Indonesia adalah nilai
kerohanian dan nilai etis, yaitu sebagai berikut.
1. Kedudukan dan martabat manusia Indonesia untuk menghargai keseimbangan
antara kepentingan pribadi dan masyarakat.
2. Nilai yang menjunjung tinggi tradisi kejuangan dan kerelaan untuk berkorban dan
membela kehormatan bangsa dan negara.
3. Nilai patriotik serta penghargaan rasa kebangsaan sebagai realitas yang dinamis.
B. Rumusan Masalah
Untuk membahas tentang Persatuan Indonesia terdapat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa makna dari persatuan dan kesatuan ?
2. Bagaimana Penerapan Pancasila dalam kehidupan ?
3. Dampak jika makna pancasila tidak dihargai ?
Dalam tulisan ini mencoba mengkaji pancasila dengan pendekatan sosiologis.
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat, perilaku dan perkembangan
masyarakat. Maka dari itu dalam konteks manusia Indonesia yang dihubungkan
dengan pokok dasar Negara ini yaitu Pancasila hal ini sangat penting sekali.
Pendekatan penelitian sosiologis selalu memusatkan perhatian kepada unsure-unsur
atau gejala khusus dalam masyarakat manusia, dengan menganalisa kelompok-
kelompok khusus, hubungan antar kelompok, individu dengan individu atau proses-
proses yang terdapat dalam masyarakat.1 Dalam hal ini focus penulisan adalah
penafsiran makna sila terhadap kehidupan sehari-hari, yaitu tentang kesatuan dan
persatuan bangsa.
1 Pengantar Ilmu Antropologi, Koentjaraningrat, Jakarta: Rineka cipta, 2000. hal. 29.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kerangka Teori
Sila ketiga pancasila yaitu Persatuan Indonesia yang merupakan dasar filsafat
negara kita, telah diketahui bahwa biarpun didalam susunannya rakyat dan tanah air
tumpah darah kita terdiri atas bagian – bagian yang mengandung unsur – unsur
perbedaan dan pertentangan, namun bagian – bagiannya itu hanya dalam hubungan
kesatuan sebagai bangsa dan wilayah negara sehingga dapat memperoleh bentuk sifat
penjelmaan dirinya yang selengkap – lengkapnya. Dengan demikian persatuan dan
kesatuan bangsa dan wilayah negara kita sesuai dengan yang disebut hakekat satu,
dan oleh karena itu kesatuan sifatnya mutlak tidak dapat terbagi dan terpisah dari
bangsa dan wilayah negara – negara lain atas dasar kesatuan rakyat Indonesia dengan
tanah air tumpah darahnya yang merupakan satu – satunya pokok dasar bagi
terwujudnya kepribadian bangsa Indonesia.
Makna yang terkandung dalam kata persatuan hakikatnya adalah satu, yang
artinya bulat dan tidak terpecah-pecah. Mungkin persatuan di Indonesia bisa jika
dihubungkan dengan pengertian yang lebih baru bisa menjadi Nasionalisme. Menurut
Panggabean, Nasionalisme di bagi menjadi 2 macam yaitu, Kulturnation ( fokusnya
pada formasi kesadaran dan solidaritas Nasional / sentiment Nasional ) dan
Staatnatioon ( sebagai fenomena gerak idiologis yang bertujuan meraih otonom dan
identitas politik ).
Makna persatuan hakikatnya adalah satu, yang artinya bulat tidak terpecah.
Jika persatuan Indonesia dikaitkan dengan pengertian modern sekarang ini, maka
disebut nasionalisme. Nasionalisme adalah perasaan satu sebagai suatu bangsa, satu
dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat. Oleh Karena rasa satu yang begitu
kuatnya, maka dari padanya timbul rasa cinta bangsa dan tanah air. Akan tetapi perlu
diketahui bahwa rasa cinta bangsa dan tanah air yang kita miliki di Indonesia bukan
yang menjurus kepada chauvinisme, yaitu rasa yang mengagungkan bangsa sendiri,
dengan merendahkan bangsa lain. Jika hal ini terjadi, maka bertentangan dengan sila
kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Walaupun ditulis cinta bangsa dan
tanah air, tidak dimaksudkan untuk chauvimisme. Dengan demikian jelaslah bahwa
konsekuensi lebih lanjut dari kedua hal tadi adalah menggalang persatuan dan
kesatuan bangsa, yang pada akhir – akhir ini justru menunjukkan gejala disintegrasi
bangsa. Hal ini sejalan dengan pengertian persatuan dan kesatuan.
Oleh karena itu hal – hal yang sifatnya tidak sejalan dengan persatuan dan
kesatuan, misalnya penonjolan kekuasaan, penonjolan keturunan, harus diusahakan
agar tidak terwujud sebagai suatu prinsip dalam masyarakat Indonesia.
Perlu diketahui bahwa ikatan kekeluargaan, kebersamaan di Indonesia sejak
dulu sampai sekarang lebih di hormati daripada kepentingan pribad. Namun, tentunya
semangat ini bagi bangsa Indonesia mengalami dinamikanya sendiri. Kadang menjadi
kuat, tapi pada suatu saat akan melemah. Pada saat ini justru nasionalisme bangsa
Indonesia, ditantang dan dalam kondisi yang agak rapuh, karena banyak dari elemen
bangsa yang lebih mementingkan kepentingan pribadi atau golongan daripada
kepentingan bangsa dan negara. Misalnya, fenomena disintegrasi, unculnya gejala
primor-dialisme dan separatisme.
Secara keseluruhan arti dan makna Pancasila sila ketiga, adalah:
1. Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia Cinta
Tanah Air.
2. Berbangga sebagai bagian dari Indonesia.
3. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika.
4. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.
5. Rela berkorban demi bangsa dan negara.
6. Nasionalisme
7. Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa
8. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan
warna kulit,
9. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah
menurut agamanya.
10. Tidak memaksa warga negara untuk beragama.
11. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama.
12. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah
menurut agamanya masing-masing
13. Menjaga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia
B. Kejelasan Sumber Sitasi
Nasionalisme sebagai loyalitas ( etnis dan Nasional ), keinginan untuk
menegakkan Negara. Ibrahim Alfian menyatakan bahwa bentuk-bentuk organisasi
sosial politik seperti kekerabatan marga dan kesukuan merupakan hasil
perkembangan alamiah2., sedangkan nasionalisme lebih merupakan hasil
perkembangan historis. Nasionalisme merupakan transformasi pemahaman
kolektivitas berdasar pengalaman kolektif dalam sejarah.pembentukan ideologi
nasionaisme sebagai suatu faham yang mempengaruhi sejarah politik berkembang
secara bertahap.
2 Jamal, D. 1984. Pokok- Pokok Bahasa Pancasila.Bandung : Remaja Karya CV
Bandung.
Hal yang mencerminkan persatuan Indonesia dapat kita lihat pada isi dari
sumpah pemuda yamg berbunyi “Kami putera dan puteri Indonesia mengaku
bertumpah-darah yang satu : tanah Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia
mengaku berbangsa yang satu : bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia
menjunjung bahasa yang satu : bahasa Indonesia”. Sumpah Pemuda yang dilahirkan
sebagai hasil Kongres Pemuda II yang diselenggarakan tanggal 27-28 Oktober 1928
di Jakarta adalah perjuangan yang gemilang dari hasrat kuat kalangan muda
Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku dan agama, untuk menggalang persatuan
bangsa dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda. Hal ini sangat jelas sekali
tampak rasa nasionalisme yang sangat besar dari para pemuda pada masa itu, yang
dengan segala cara bagaimana mempersatukan negara ini supaya menjadi negara
yang merdeka berdaulat, adil dan makmur
Dengan rasa satu yang menjadi semakin kuatnya maka dalam diri seseorang
tersebut dengan sendirinya akan timbul suatu rasa yang cinta bangsa dan cinta tanah
air. Perlu diketahui bahwa cinta bangsa dan tanah air yang kita miliki di Indonesia
bukan menjurus pada chauvinisne3. Sikap chauvinime ini akan menimbulkan
disintegrasi baik di di dalam negara maupun sudah berada di luar negeri. Apabila sifat
ini sudah melekat pada diri seseorang yang sudah salah mengartikan apa itu
nasionalisme, maka hal ini akan berdampak dengan disintegrasi tersebut. Hal-hal
yang sifatnya tidak sejalan dengan persatuan dan kesatuan, misalnya penonjolan
kekuasaan, penonjolan keturunan4, harus diusahankan agar tidak terwujud sebagai
suatu prinsip dalam masyarakat Indonesia. Perlu diketahui ikatan kekeluargaan,
kebersamaan di Indonesia sejak dulu sampai sekarang lebih dihormati daripada
kepentingan pribadi. Namun tentunya semangat ini bagi bangsa indoneisa mengalami
dinamikanya sendiri, yang kadang kuat kadang melemah. Pada saat ini nasionalisme
bangsa Indonesia bisa jadi semakin memudar dikarenakan banyak mementingkan
kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan negara.
Chauvinime adalah suatu rasa yang mengagungkan bangsa sendiri dan
merendahkan bangsa lain yang dianggapnya rendah dari pada negara atau bangsa
yang ditinggali. Hal ini sangat bertentangan dengan pancasila, terutama sila ke dua. 4
Rukiyati dkk.Pendidikan Pancasila.Jogjakarta, UNY Press.2008. hal 69.
C. Tawaran Solusi
Dengan berbagai situasi yang bisa menyebabkan rasa nasionalisme yang
menjadi melemah bahkan memudar, misalnya dengan adanya pengaruh dari
globalisasi, akses-akses hubungan antara Indonesia dengan pihak asing semakin
bebas, baik dalam hal teknologi, ekonomi dan sebagainnya menjadi semakin terbuka
lebar, bahkan bisa dibilang tanpa filter. Hal ini menyebabkan pudarnya semangat
nasionalisme terhadap bangsa kita. Di kalangan remaja yang masih labil dengan hal-
hal baru menjadikan terjadinya akulturasi, baik kebudayaan, pola pikir dan
sebagainya. Mereka cenderung mementingkan dirinya, maksudnya cenderung
mencari jati diri mereka, sehingga mereka cenderung mudah terombang-ambing.
Setelah kita berhasil melaksanakan perjuangan melepaskan diri dari belenggu
penjajahan maka tujuan yang hendak dicapai bangsa Indonesia adalah mewujudkan
Negara yang merdeka, besatu, berdaulat, adil dan makmur dan damai. Negara
Republik Indonesia harus mampu melindungi kepentingan seluruh warga Negara,
termasuk menjaga keselamatan bangsa dan tumpah darahnya, sebagaimana
ditekadkan Pembukaan UUD 1945 Alenia IV yang berbunyi “… Pemerintah Negara
Indonesiat melundungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia…”. Yang dimaksud bangsa secara umum adalah kesatuan orang-orang
yang mempunyai kesamaan asal keturunan , adapt istiadat, bahasa dan sejarahnya.
Menurut Ernest Renan bangsa Indonesia terbentuk dari orang-orang mempunyai
persaan latar belakang sejarah, serta perjuangan yang sama dalam memcapai hasrat
untuk bersatu.
BAB III
KESIMPULAN
Telah kita ketahui bersama bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki banyak
ragam budaya yang berbeda-beda dari setiap suku daerah yang berbeda pula. Perbedaan
itu sendiri justru memberikan kontribusi yang cukup besar pada citra bangsa Indonesia.
Kebudayaan dari tiap-tiap suku daerah inilah yang menjadi penyokong dari terciptanya
budaya nasional Indonesia.
Jika kita melihat bangsa Indonesia pada masa lalu, maka yang ada di benak kita adalah
sebuah pertanyaan ’mengapa bagsa Indonesia dapat menunjukkan kesatuaannya saat itu
dan sekarang tidak?’. Hal itu terjadi karena seluruh komponen masyarakat mengalami
nasib yang, yaitu dalam masa penjajahan. Sekarang, rasa persatuan tersebut hanya dapat
kita lihat dalam beberapa kejadian saja di mana seluruh komponen masyarakat Indonesia
kembali merasa senasib, sepenanggungan, dan seperjuangan. Dalam permainan sepak
bola misalnya.
Baik masyarakat Jawa, Batak, Minang, Sunda, dan masyarakat budaya Indonesia lainnya
akan mendukung tim sepak bola Indonesia dengan rasa kesatuannya, yaitu
Indonesia, bukan Bugis, Madura atau suku-suku lainnya. Maka dari itu mari kita jaga
negara yang sudah dibangun para pendahulu kita dengan segenap perjuangan baik
material maupun fisik, supaya menjadi negara yang bersatu berdaulat adil dan makmur.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sifat dan keadaan – keadaan dinegara Indonesia harus sesuai dengan hakekatnya,
yaitu “satu” (mutlak dan tidak dapat terbagi oleh apapun)
2. Perbedaan dan pertentangan – pertentangan menumbuhkan rasa kesatuan dan
persatuan bagi bangsa ini.
3. Mengingat sifat persatuan dan kesatuan dari Pancasila, Persatuan Indonesia
adalah persatuan yang berke-Tuhanan YME , yang berkemanusiaan yang adil dan
beradab, yang berkerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan /perwakilan serta yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia sehingga pertalian dan hidup kebangsaan kita, pertalian hidup dan
kenegaraan kita terang sekali bukan merupakan tujuan rakyat Indonesia, akan
tetapi tidak lain dari alat atau cara kita yang sesuai dengan tujuan manusia untuk
hidup bersama.
4. Bahwa hal sebenarnya berbeda dengan yang banyak dibicarakan orang tentang
perbedaan – perbedaan serta pertentangan – pertentangan di dalam bangsa dan
negara kita dianggap atau dikuatirkan bertentangan dengan kesatuan kebangsaan
kita.
Saran
1. Sebagai bagian dari Negara Indonesia, sudah sepantasnya kita menjunjung tinggi
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
2. Mengamalkan sila Persatuan Indonesia sebagai hakikat dasar filsafat negara
Indonesia.
3. Menjadikan perbedaan menjadi satu kesatuan yang utuh.
DAFTAR PUSTAKA
http://teretaro.wordpress.com/2012/05/22/makalah-pendidikan-kewarganegaraan/
research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/download/5058/3617
http://budisusilosoepandji.wordpress.com/2012/06/07/revitalisasi-nilai-luhur-
pancasila-dalam-kehidupan-nasional/
http://ronnytriasmara.wordpress.com/2012/04/14/sikap-positif-terhadap-nilai-
nilai-pancasila-sebagai-ideologi-terbuka-2/
http://prasetya.ub.ac.id/berita/Kemajuan-Teknologi-Yang-Didukung-Karakter-
Bangsa-10859-id.pdf
http://zieper.multiply.com/journal/item/36/
Nilai_Pancasila_Sila_Ketiga_dalam_Kemajemukan_Budaya_Indonesia