paparan kapolres kudus dalam acara seminar ...idibanjarnegara.com/file/seminar4.pdfa. dokter atau...
TRANSCRIPT
PAPARAN
KAPOLRES KUDUS
DALAM ACARA SEMINAR PRA PLENO
Kudus, 13 Juli 2019
NAMA : LUK HAR SYAN’IN
ALAMAT : DESA BURIKAN RT 4 RW 1
KEC. KOTA KUDUS
TELEPON : 082227777077
A. Dokter atau tenaga kesehatan lainnya biasa berhubungan dengan masyarakat dalam suatu
ikatan tertentu. Bahkan dalam kaitannya dengan pelaksanaan praktek pelayanan profesi
medis terdapat suatu ikatan hubungan hukum tertentu antara pemberi layanan jasa medis
(dokter) dengan penerima layanan jasa medis. Hubungan hukum yang terjadi antara
pasien dengan tenaga kesehatan tersebut sering disebut sebagai hukum kontraktual yang
bersifat khusus yang dinamakan sebagai kontrak terapetikal, yaitu suatu perikatan yang
pengukuran prestasinya didasarkan pada proses atau upayanya, bukan pada hasil akhir.
B. Dalam kontrak terapetikal terjadi kesepakatan antara dokter dengan pasien untuk
melakukan pelayanan medik, dimana pasien setuju menyerahkan urusan perawatan
kesehatannya kepada dokter, dengan tujuan agar kesehatannya menjadi lebih baik atau
sembuh, dan dokter setuju untuk melaksanakan kehendak pasien tersebut. Dalam kontrak
terapetikal tersebut titik tekan prestasinya adalah pada aspek kesungguhan dokter untuk
melaksanakan proses perawatan medis terhadap pasiennya dengan mempergunakan
standar ilmu tertinggi yang dimiliki serta diakui dalam dunia profesi medis.
C. Tidak ada keharusan bagi dokter bahwa hasil dari tindakan medisnya selalu seperti yang
diharapkan oleh pasiennya, apalagi secara etis justru terdapat larangan bagi dokter untuk
menjanjikan kesembuhan dan kehidupan bagi pasiennya karena masalah kesehatan dan
kehidupan manusia sepenuhnya menjadi otoritas Tuhan untuk menentukan, sedang manusia
sekedar untuk berusaha. Bahkan dalam praktek kedokteran dapat saja terjadi hasilnya justru
tidak seperti yang diharapkan pasien, mungkin pasien tidak semakin membaik kesehatannya,
atau justru lebih buruk atau bahkan berakhir dengan kecacatan ataupun kematian.
D. Dalam kondisi seperti itu sangat mudah terjadi tuduhan bahwa dokter atau dokter gigi telah
merugikan pasien akibat melakukan kesalahan praktik profesi kedokteran yang sering disebut
sebagai malpraktek, padahal terjadinya kondisi atau hasil yang berbeda dengan harapan
pasien tidak selalu merupakan malpraktek, karena bisa jadi itu sekedar resiko medis.
E. Dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia yang mengatur masalah kesehatan dan
atau kedokteran, justru belum mengenal istilah malpraktek medis, yang ditemukan hanya
istilah kesalahan atau kelalaian sebagaimana dimjuat dalam Pasal 55 Ayat (1) Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1992 Jo Pasal 58 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
yang menentukan bahwa, “setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian
yang dilakukan tenaga kesehatan”.
Pasal 1 angka 1 (Penyidik)
Pasal 1 angka 4 (Penyelidik)
Pasal 5 (Wewenang Penyelidik)
Pasal 7 (Wewenang Penyidik)
UU
NOMOR 8
TAHUN
1981 TTG
KUHAP
Pasal 2 Fungsi
Pasal 13 Tugas pokok
Pasal 14 Tugas2 umum
Pasal 16 Tugas2 di bidang proses pidana
UU NOMOR 2
TAHUN 2002 TTG
POLRI
Begitu banyak dan rumitnya kasus sengketa medis yang dapat berspektrum luas karena tidak saja berupasuatu sengketa yang berindikasi keperdataan atau administrasi namun juga pidana, sehingga menuntutsolusi untuk menyelesaikan kasus sengketa medik yang tepat, sesuai dengan hukum yang kerkeadilan, baikbagi dokter atau tenaga kesehatan dan pasien sebagai pihak yang memiliki hubungan kontrak terapeutik.
Muncul kecurigaan dalam diri pasien bahwa ada tindakan malpraktek yang dilakukan oleh dokter
Akibat ketidakpuasan pasien terhadap proses atau hasil pelayanan
medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan/atau rumah sakit
Adanya ketidaksesuaian pemahaman “LOGIKA MEDIS” antara pasien
dengan dokter dan/atau rumah sakit
1 3
2
Konsep tindak pidana medik adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh dokter yang menggunakan kemampuannya secara keliru dan berindikasi atau berimplikasi pada
pemenuhan unsur-unsur tindak pidana seperti kealpaan dan kesengajaan
KELALAIAN MEDIK
Melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan atau karena tidak melakukan sesuatu
yang seharusnya dilakukan
RESIKOMEDIK
HUKUM POSITIF
Pertanggungjawaban dibidang hukum pidana dengan mencari siapa yang bersalah dalam hal
terjadinya peristiwa yang menuntut suatu pertanggungjawaban. Bila yang dituntut
melakukan kesalahan adalah seorang dokter, tidak akan mudah membedakan apakah kesalahan
tersebut menyangkut profesinya, misalnya tentang keahlian seorang dokter ataukah ada faktor lain di
luar kemampuan dokter
PENYIDIK POLRI
Pertanggungan profesi
Pertanggungan hukum
Secara internal, dokter bertanggungjawab dan terikat kode etik yang dijalankan oleh lembaga konsil dalam praktik
pelayanannya
Secara eksternal, dokter terikat oleh hukum dan harus
mempertanggungjawabkannya dalam pelayanan praktik
kedokteran
PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN
PENYELIDIKAN
PENYIDIKAN
PENUNTUTAN
PEMERIKSAANDI SIDANG PENGADILAN
PROFESIONAL - MODERN - TERPERCAYA