pbl neuroscience

27
PBL NEUROSCIENCE-1 Everdina Ester Pelupessy - 10.2009.126 [email protected] FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA JAKARTA Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510 Telephone : (021) 5694-2061 Ext. 2217,2204,2205 PENDAHULUAN Sistim saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal segala segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi, dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar, dan 1

Upload: bintang-lingkan

Post on 14-Sep-2015

232 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pbl

TRANSCRIPT

PBL NEUROSCIENCE-1

Everdina Ester Pelupessy - [email protected] KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA JAKARTA Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510

Telephone : (021) 5694-2061 Ext. 2217,2204,2205 PENDAHULUANSistim saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal segala segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi, dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar, dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.

PEMBAHASANA. STRUKTUR MAKROSKOPIK

Tiga membrane yang membungkus otak (lapisan meninges)(1) Duramater/pachymeninx : pembungkus otak paling luar, yang merupakan jaringan ikat padat.

Piamater : pembungkus otak paling dalam, berupa membrane yang melekat pada permukaan otak dan medulla spinalis.

Arachnoidea mater : berada di antara duramater dan piamater yang merupakan membrane berbentuk sarang laba-laba. Bersama dengan piamater disebut laptomeninx.

Cerebrum (otak besar)

Terdiri dari 2 hemispherium cerebri yang terdiri atas lipatan cortex (substansia gricea/pallium) dengan substantia alba di bawahnya dan kumpulan neuron-neuron profunda yang disebut nuclei (ganglia) basales. Cerebrum dibagi menjadi 6 lubus yaitu, lobus frontalis, lobus temporalis, lobus parietalis, lobus occipitalis, lobus insularis, lobus limbicus. Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.(2) Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan formasi reticular. Ponslah yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.

Formasi Reticular memiliki peranan penting dalam pengaturan gerakan dan perhatian Anda. Formasi reticular seolah-olah berfungsi untuk mengaktifkan bagian lain dalam otak.

Selain bagian-bagian yang telah disebutkan tadi, ada juga bagian yang dinamakan cerebellum dengan banyak lilitannya. Cerebellum disebut juga otak kecil yang berkerut sehingga hampir seperti otak besar (otak secara keseluruhan). Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak. Tapi, sebenarnya fungsi tersebut perlu dipelajari dan dilatih, seperti keseimbangan dan koordinasi. Misalnya saat berjalan, apabila jalan yang kita lalui sudah biasa dilewati, maka tanpa berpikirpun, kita sudah bisa sampai ditujuan. Itulah salah satu kegunaan cerebellum, yang berfungsi sebagai kendali/ control atas gerakan kita.

Thalamus terdiri dari sejumlah pusat saraf dan berfungsi sebagai tempat penerimaan untuk sensor data dan sinyal-sinyal motorik. Contohnya untuk mengirim data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks.

Hypothalamus berfungsi untuk mengontrol nafsu makan dan syahwat dan mengatur kepentingan biologis lainnya. Hypothalamus, thalamus, otak tengah, dan otak belakang (tidak termasuk cerebellum) bersama-sama membentuk apa yang disebut tangkai/batang otak (the brain stem). Batang otak berfungsi untuk mengatur seluruh proses kehidupan yang mendasar. Jika batang otak tersebut kekurangan aktivitas (kurang dirangsang), maka menurut psikiater akan menyebabkan brain death atau kelumpuhan otak.

Di antara pusat otak dan korteks terletak system limbic (limbic berasal dari bahasa Latin yang berarti batas). Anatomi system limbic ini hampir seperti hypothalamus. System limbic memungkinkan kita mengontrol insting/naluri kita. Misalnya, kita tidak serta merta memukul seseorang yang tidak sengaja menginjak kaki kita. System limbic terdiri dari tiga bagian utama, yaitu amygdala dan septum yang berfungsi mengontrol kemarahan, agresi, dan ketakutan, serta hippocampus yang penting dalam merekam memori baru.

Korteks (korteks cerebral) adalah helaian saraf yang tebalnya kurang dari 5 mm, tapi luas bagiannya mencapai 155cm. korteks menyusun 70 persen bagian otak. Lipatan korteks yang erat kaitannya dengan tengkorak manusia membuat otak tampak berkerut. Saraf dalam korteks memproses data. Warna korteks kelabu (inilah alasan mengapa korteks diistilahkan dengan benda/zat kelabu the grey mater). Korteks pun secara luas berhubungan satu sama lain (dengan bagian dalam otak). Jaringan panjang yang menghubungkan bagian-bagian terpisah (secara luas) pada otak tersusun dari saraf yang tertutup penyekat berlemak yang disebut myelin. Myelin membuat jaringan tersebut berwarna putih (disebut juga benda/zat putih)Korteks mempunyai sejumlah struktur dan bagian-bagian fungsional. Yang paling nyata dari pembagian ini adalah belahan kiri dan kanannya.(1)

B. STRUKTUR MIKROSKOPIK

Neuron

Sel saraf, atau neuron, berfungsi untuk menerima, meneruskan, dan memproses stimulus; memicu aktivitas sel tertentu; dan pelepasan neurotransmiter dan molekul informasi lainnya. Kebanyakan neuron terdiri atas 3 bagian yaitu dendrit yang merupakan cabang panjang, yang dikhususkan untuk menerima stimulus dari lingkungan sel-sel epitel sensorik, atau dari neuron lain; badan sel, atau perikarion, yang merupakan pusat trofik untuk keseluruhan sel saraf dan juga berfungsi menerima stimulus, dan akson, yang merupakan suatu cabang tunggal yang dikhususkan untuk menciptakan atau menghantarkan implus saraf sel-sel lain (sel saraf, sel otot, dan sel kelenjer).

DendritMerupakan tonjolan-tonjolan dari badan sel saraf yang bercabang-cabang sebagai pohon sehingga memperluas permukaan sel saraf. Pada pangkalnya di badan sel terdapat perluasan substansi Nissl dan mitokhondria, namun nerofibril dan mikrotubulimeluassampaiujungdendritnya.Denganpewarnaankhususmenggunakan inpregnasi perak dapat terlihat adanya tonjolan-tonjolan pada permukaan percabangan dendrit yang disebut gemula dan spina. Bangunan tersebut digunakan untuk tempat kontak dengan sel saraf lainnya melaluisinapsis. Bentuk percabangan dendrit tergantung dari jenis sel sarafnya. Fungsinya merambatkan impuls ke arah badan sel. Akson Berbeda dengan tonjolan yang dinamakan dendrit, maka axon merupakan tonjolan yang hanya terdapat sebuah dan berfungsi merambatkan impuls yang meninggalkan badan sel. Bahkan salah satu jenis sel saraf dalam retina yang disebut sel amakrin tidak memiliki axon sama sekali. Axon berpangkal pada badan sel sebagai suatu bukit kecil yang dinamakan oxon hillock. Di dalam daerah ini tidak terdapat substansi Nissl, karena di daerah ini banyak nerofibril yang akan meninggalkan badan sel. Panjang axon dari beberapa cm sampai beberapa puluh cm demikian pula diameternya juga berbeda-beda. Makin besar diameternya makin cepat perambatan impulsnya. Di beberapa tempat axon memberikan percabangan yang dinamakan kolateral, sedang ujung axon akan bercabang-cabang sebagai pohon yang dinamakan telodendron. Oleh karena axon perlu menghantarkan impuls yang tidak lain adalah perubahan potensial listrik, maka agar efisien perlu dibungkus dengan bahan isolator yang dinamakan Selubung mielin. Sebelah luarnya masih ada selubung lain yang dinamakan selubung nerolema. Mengenai hal ini akan dibahas lebih jauh pada bagian serabut saraf dari Sistem Saraf Perifer. Badan selBadan sel yaitu bagian sel saraf yang mengandung inti, maka kadang-kadang bagian ini disebut pula sebagai perikaryon. Bentuk dan ukuran dapat beraneka ragam, tergantung fungsi dan letaknya. Inti sel biasanya terletak sentral, walaupun kadang-kadang dapat eksentrik. Biasanya berbentuk bulat; dan berukuran besar. Di dalamnya terdapat butir-butir khromatin halus yang tersebar. Nukleolus biasanya besar sehingga kadang-kadang dapat disangka sebagai intinya sendiri. Penampilan inti yang demikian merupakan ciri khas dari sel saraf, oleh karena berkaitan erat sekali dengan kegiatan sel saraf. Dalam nukleolus banyak mengandung molekul RNA yang penting untuk kegiatan sel terutama dalam sintesis protein, sehinggamengikatwarnabasofil. Sitoplasma sel saraf mengandung berbagai macam organela seperti halnya jenis sel lain. Ciri khas dari sitoplasma sel neron yaitu adanya bangunan basofil yang berbentuk sebagai bercak-bercak yang dinamakan: Substansi Nissl yang tidak lain adalah granular endoplasmic reticulum yang banyak mengandung butir-butir ribosom sebesar 100300. Kehadiran bangunan tersebut mendukung adanya kegiatan sintesisprotein.BentukdansusunansubstansiNisslsangattergantungdarijenisselsarafnya. Mitokhondria yang dikenal sebagai sumber energi bagi sebuah sel juga terdapat dalam sitoplasma sel saraf bahkan meluas ke dalam tonjolan-tonjolannya. Energi yang dibutuhkan oleh jaringan saraf jelas apabila diukur konsumsi oksigen dan kandungan glukosa dalam sel saraf. Kompleks Golgi merupakan organela yang untuk pertama kalinya diketemukan dalam sel saraf oleh Camillo Golgi dalam tahun 1898, yang di kemudian hari juga diketemukan dalam sel-sel bukan saraf. Kedudukan kompleks Golgitergantungjenisselsarafnya. Organel lain dalam sel saraf yang meluas sampai tonjolan-tonjolannya yaitu yang dinamakan nerofibril. Dengan berbagai teknik histologi dapat ditunjukkan adanya serabut-serabut halus khususnya dalam axon. Apa yang dilihat sebagai nerofibril dengan mikroskop cahaya, ternyata dengan M.E. terdiri atas berbagai bentuk misalnya sebagai mikrotubuli, nerofilamen dan aktin. Fungsinya selain bertindaksebagaikerangseljugadidugasangatbergunapengangkutanbahan-bahandalamtonjolansel. Di samping organela, di dalam sel saraf diketemukan pigmen yang fungsinya kurang jelas. Ada dua jenis pigmen dalam sel saraf, yaitu: pigmen lipokhrom yang berwarna kuning dan pigmen melanin yang berwarna coklat atau hitam. (3,4)C. MEKANISME dan FUNGSISistem saraf merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat berfungsi sebagai media untuk berkomunikasi antar sel maupun organ dan dapat berfungsi sebagai pengendali berbagai sistem organ lain serta dapat pula memproduksi hormon. Berdasarkan struktur dan fungsinya, sistem saraf secara garis besar dapat dibagi dalam sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis yang mempunyai beragam pusat dengan fungsi yang berbeda-beda. Dalam sistem saraf pusat ini, terjadi berbagai proses analisis informasi yang masuk serta proses sintesis dan mengintergrasikannya. Pada dasar nya proses tersebut bertujuan untuk mengendalikan berbagai sistem organ yang lain sehingga berbentuk keluaran berupa perilaku makhluk hidup. Sistem saraf tepi

Sistem Saraf Tepi (Sistem saraf Perifer) Sistem saraf tepi adalah lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Berdasarkan cara kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu: Sistem saraf sadar

Yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal).

Sistem saraf tak sadar

Berdasarkan sifat kerjanya saraf tak sadar dibedakan menjadi dua yaitu: saraf simpatik dan saraf parasimpatik.Sistem saraf tepi terdiri dari saraf aferen dan saraf eferen. Saraf aferen yang juga disebut sebagai saraf sensorik, berfungsi menyalurkan informasi yang berasal dari organ reseptor. mekanisme penghantaran informasi antara reseptor dengan sistem saraf pusat terjadi melalui proses penghantaran implus dengan kode irama dan frekuensi tertentu. Saraf eferen yang juga disebut saraf motorik, terdiri dari dua bagian yaitu saraf motorik somatik dan saraf motorik autonom. (5)

Mekanisme sistem saraf perifer

Divisi eferen sistem saraf perifer adalah penghubung komunikasi dengan susunan saraf pusat yang mengontrol aktivitas otot dan kelenjer. SSP mengatur organ-organ efektor ini dengan menimbulkan potensial aksi dibadan-badan sel neuron eferen yang akson-aksonnya berakhir diorgan-organ tersebut. Otot jantung, otot polos, sebagian besar kelenjer eksokrin, dan sebagian kelenjer endokrin dipersarafi oleh sistem saraf otonom, yang dianggap merupakan cabang involunter divisi eferen perifer. Otot-otot rangka dipersarafi oleh sistem saraf somatik, yaitu cabang volunter divisi eferen perifer.

Sistem saraf otonom

Secara anatomis, sistem otonom terdiri atas: kumpulan sel saraf yang terdapat disusunan saraf pusat, serabut-serabut yang keluar dari susunan saraf pusat melalui saraf kranial atau spinal, dan ganglia saraf yang terletak pada jalur serabut-serabut ini. Fungsi otonom juga bergantung pada susunan saraf pusat seperti halnya neuron motorik yang memicu kontraksi otot.

Sistem saraf otonom adalah jaringan neuron-ganda. Neuron pertama dari rantai otonom terletak di SSP. Aksonnya membentuk sinaps dengan neuron multipolar kedua dalam rantai, yang terletak di ganglion sistem saraf tepi. Sistem saraf otonom terdiri atas dua bagian yang berbeda secara anatomis maupun fungsional: sistem simpatis dan sistem parasimpatis. (3,6) Sistem simpatis

Inti sistem simpatis terletak disegmen tolokal dan lumbal dimedula spinalis. Karenanya sistem simpatis juga disebut divisi torakolumbal dari sistem saraf otonom. Akson neuron ini terdapat serat-serat praganglion dan meninggalkan SSP melalui radiks vental dan cabang-cabang( rami) penghubung saraf spinal bagian torakal dan lumbal.

sistem parasimpatis

sistem parasimpatis memiliki inti dimedula dan mesensefalon dan dibagi sakral medula spinalis. Serabut praganglion dari neuron ini keluar melalui 4 saraf kranial( III, VII, IX, dan X) dan juga melalui saraf sakral kedua, ketiga, keempat di medula spinalis. Karenanya sistem parasimpatis juga disebut divisi kraniosakral sistem otonom.

Neuron kedua dari sistem parasimpatis ditemukan dalam ganglia yang lebih kecil dari ganglia sistem simpatis; neuron ini selalu berada dekat atau didalam organ efektor. Neuron ini umumnya terdapat didinding organ( misalnya, lambung, usus), ketika serabut praganglion memasuki organ dan membentuk sinaps dengan neuron kedua dalam sistem saraf ini.

Mediator kimia yang dibebaskan oleh ujung saraf praganglion dan pascaganglion dari sistem parasimpatis, yaitu asetilkolin, mudah dinonaktifkan oleh asetil kolinesterase.Stimulasi simpatis menigkatkan kecepatan denyut jantung, sementara stimulasi para simpatis menurunkannya; stimulasi simpatis memperlambat gerakan saluran pencernaan, sedangkan stimulasi parasimpatis meningkatkan motilitasi saluran pencernaan. Dalam keadaan normal serat-serat saraf simpatis dan parasimpatis yang mempersarafi suatu organ memiliki potensial aksi. Aktivitas yang berlangsung terus menerus ini disebut tonus simpatis dan parasimpatis atau aktivitas tonik. Pada keadaan tertentu, aktivitas salah satu divisi dapat mendominasi yang lain. Dominasi simpatis pada suatu organ timbul jika kecepatan pembentukan potensial aksi serat-serat simpatis meningkat melebihi tingkat tonik, disertai oleh penurunan simultan frekuensi potensial aksi serat parasimpatis ke organ yang sama. Hal sebaliknya berlaku untuk dominasi parasimpatis. (4) Sistem saraf somatikotot rangka dipersarafi oleh meuron motorik, yang akson-aksonnya membentuk sistem saraf somatik. Badan sel dari neuron-neuron motorik ini terletak didalam tanduk ventral korda spinalis. Tidak seperti rantai neuron dua neuron pada serat saraf otonom, akson suatu neuron motorik berjalan dari asalnya dikorda spinalis sampai tempat akhir diotot rangka. Bagian terminal akson neuron motorik mengeluarkan asetilkolin, yang menimbulkan eksitasi dan kontraksi serat-serat otot yang dipersarafi.neuron motorik hanya dapat merangsang otot-otot rangka, berbeda dengan serat ototnom, yang dapat merangsang atau menghambat organ-organ efektor. Inhibisi aktivitas otot rangka hanya dapat dilakukan didalam SSP melalui pengaktifan masukan sinaps inhibitorik kebadan sel dan dendrit dari neuron-neuron motorik yang mempersarafi otot tertentu.

Neuron motorik dipengaruhi oleh banyak masukan prasinaps konvergen, baik yang bersifat eksitatorik maupun inhibitorik. Sebagian dari masukan jalur refleks spinal yang berasal dari reseptor- reseptor sensorik perifer.

Sistem somatik dianggap berbeda dibawah kontrol kesadaran(volunter), tetapi banyak aktivitas otot rangka yang melibatkan postur, keseimbangan, dan gerakan-gerakan stereotipik dikontrol dialam bawah sadar (involunter).

Badan sel neuron motorik dapat dirusak secara selektif oleh virus polio. Akibatnya adalah paralisis otot-otot yang dipersarafi oleh neuron yang terkena. (3,4)Transmisi Impuls Saraf adalah jaringan yang mengatur kerjasama, menyalurkan rangsang dari dan ke alat-alat tubuh. Susunan saraf manusia merupakan bagian tubuh yang paling kompleks yang dibentuk oleh lebih dari seratus juta sel saraf (neuron) dan didukung oleh sel-sel glia yang jumlahnya lebih banyak dan bermacam-macam. Rata-rata setiap neuron memiliki sekurang-kurangnya seribu hubungan dengan neuron yang lain, membentuk suatu sistem komunikasi yang kompleks namun terpadu dan tersebar di seluruh tubuh.

Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur melalui suatu alur yang disebut sebagai sirkuit neural. Diawali dengan input sensorik, yaitu diterimanya rangsang atau stimulus melalui reseptor yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatik) maupun internal (reseptor viseral), dilanjutkan dengan aktivitas integratif di mana reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis yang kemudian akan menginterpretasikan dan menintegrasi stimulus sehingga respons terhadap informasi bisa terjadi, dan akhirnya adalah output motorik ketika impuls dari otak dan medulla spinalis mendapat rangsang yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh (yang disebut sebagai efektor).

Kemampuan untuk menerima, menyampaikan, dan meneruskan pesan-pesan neural disebabkan oleh karena sifat khusus membran sel neuron yang mudah dirangsang dan dapat menghantarkan pesan elektrokimia. Setiap cabang ini berakhir pada sel berikutnya berupa pelebaran yang disebut terminal bouton yang membentuk struktur yang disebut sinaps.

Sel saraf yang sedang beristirahat mempertahankan perbedaan potensial listrik (voltase) pada membran sel di antara bagian dalam sel dan cairan ekstraselular di sekeliling sel. Voltase dalam sel relative pada keadaan istirahat berkisar antara -50 milivolt (mV) sampai -80 mV terhadap voltase di luar. Membran sel dalam keadaan istirahat dianggap bermuatan listrik atau terpolarisasi karena konsentrasi ion natrium (Na+) dan kalium (K+) yang tidak seimbang di dalam dan di luar sel, serta perbedaan permeabilitas membran terhadap ion-ion ini dan ion lain. Konsentrasi ion K+ di dalam membran sel lebih tinggi daripada di luar membran sel sedangkan konsentrasi Na+ di luar membran lebih tinggi daripada di dalam. Membran neuron sangat permeabel terhadap ion K+ dan klor (Cl-), serta impermeabel terhadap ion Na+ dan molekul protein intraselular besar yang bermuatan negatif. Hal ini menyebabkan difusi ion K+ keluar dari sel lebih mudah dan saat ion K+ (bermuatan positif) keluar dari dalam sel, ion tersebut meninggalkan molekul protein bermuatan negative yang terlalu besar untuk berdifusi melalui membran sehingga bagian dalam sel mengalami elektronegativitas.

Jika serabut saraf cukup terstimulasi, maka gerbang Na+ akan terbuka memungkinkan ion tersebut masuk ke dalam sel, mengubah potensial istirahat (keadaan polarisasi) menjadi potensial aksi yang ditandai dengan terjadinya depolarisasi, ditunjukkan dengan pergeseran dari -65 mV ke potensial puncak yang hampir mencapai +40 mV. Depolarisasi juga menyebabkan terbukanya lebih banyak gerbang Na+ sehingga aliran Na+ ke dalam sel semakin deras. Potensial aksi ini hanya berlangsung singkat sehingga gerbang Na+ segera menutup, menghentikan aliran deras ion Na+ tetapi gerbang kalium membuka, menyebabkan ion K+ mengalir keluar sel dengan deras, disebut peristiwa repolarisasi. Selanjutnya, terjadi pemulihan daya potensial untuk kembali pada keadaan istirahat. Hal ini dilakukan melalui pompa Na-K yang membantu pengembalian gradient konsentrasi ion asal yang melewati membran sel (Na+ dari dalam sel akan dikeluarkan, ditukar dengan memasukkan K+ ke dalam sel dengan perbandingan Na:K=3:2). Stimulus ambang untuk depolarisasi biasanya terjadi saat ada perubahan sekitar 15-20 mV dari keadaan potensial istirahat. Begitu ambang depolarisasi tercapai, potensial aksi akan terbentuk tidak soal seberapa kuat rangsang yang diteruskan. Ini disebut respons all-or-none.(3)Yang berpengaruh pada kecepatan hantar impuls antara lain:

diameter saraf, makin besar makin cepat

saraf bermielin, akan makin cepat karena hantaran saltatorik

neurotransmitter pada sinaps D. Neurotransmiter membawa sinyal melewati sinaps

Taut antara dua neuronmadalah sinaps. Biasanya sinaps neuron-ke-neuron melibatkan suatu pertautan antara sebuah terminal akson di satu neuron dan dendrit atau badan sel neuron yang lain.

Terminal akson neuron prasinaps, yang menghantarkan potensial aksi menuju ke ke sinaps, berakhir di sebuah ujung yang sedikit menggelembung disebut kepala sinaps. Kepala sinaps mengandung vesikel sinaps yang menyimpan zat perantara kimiawi spesifik, suatu neurotransmiter, yang telah disintesis dan dikemas oleh neuron prasinaps. Kepala sinaps berada sangat dekat, tetapi tidak berkontak secara langsung dengan neuron pascasinaps, yaitu neuron yang potensial aksinya menjalar menjauhi sinaps. Ruang antara neuron prasinaps dan pascasinaps, yaitu celah sinaps. Bagian dari membran pascasinaps yang tepat berada di bawah kepala sinaps disebut sebagai membran subsinaps.

Sinaps hanya beroperasi dalam satu arah; yaitu, neuron prasinaps mempengaruhi neuron pascasinaps, tetapi neuron pascasinaps tidak mempengaruhi neuron prasinaps. Ketika suatu potensial aksi di neuron prasinaps telah merambat sampai ke terminal akson, perubahan potensial ini akan mencetuskan pembukaan saluran-saluran Ca++ gerbang voltase di kepala sinaps.(langkah 1). Karena konsentrasi Ca++ jauh lebih tinggi di CES, ion ini akan mengalir ke dalam kepala sinaps (langkah 2). Melalui proses eksositosis, ion tersebut menginduksi pelepasan suatu neurotransmiter dari sebagian vesikel sinaps ke dalam celah sinaps (langkah 3). Neurotransmiter yang dibebaskan akan berdifusi melintasi celah dan berikatan dengan reseptor protein spesifik di membran subsinaps (langkah 4). Pengikatan ini mencetuskan pembukaan saluran-saluran ion spesifik di membran subsinaps, sehingga terjadi perubahan permeabilitas neuron pasca sinaps (langkah 5). Hanya terminal prasinaps yang dapat mengeluarkan neurotransmiter dan hanya membran subsinaps di neuron pascasinaps yang memiliki reseptor untuk neurotransmiter, sinaps hanya dapat beroperasi dengan arah dari neuron prasinaps ke pascasinaps.(3)

Sebagian dari Neurotransmiter dan Neuropeptida yang diketahui atau diduga

Neurotransmiter Klasik (molekul kecil, kerja-cepat):

asetilkolin

dopamin

norepinefrin

epinefrin

serotonin

histamin

glisin

glutamat

aspartat

asam gama-aminobutirat (GABA)

Neuropeptida (molekul besar, kerja-lambat): -endorfin

hormon adrenokortikotropik (ACTH)

-melanocyte stimulating hormone (MSH)

thyrotropin releasing hormone (TRH)

gonadotropin releasing hormone (GnRH)

somatostatin

polipeptida intestinal vasoaktif (VIP)

kolesistokinin (CCK)

gastrin

substansi p

neurotensin

enkefalin leusin

motilin

insulin

glukagon

angiotensin II

bradikinin

vasopresin

oksitosin

karnosin

bombesin

Sistem Limbik Memainkan Peranan Penting dalam Emosi dan Perilaku

Sistem limbik bukanlah suatu struktur tersendiri, tetapi mengacu kepada sebuah cincin struktur-struktur otak depan yang mengelilingi batang otak dan dihubungkan satu sama lain oleh jalur-jalur saraf yang rumit. Sistem ini mencakup bagian dari masing-masing berikut ini: lobus-lobus korteks serebrum, nukleus basal, talamus, dan hipotalamus. Jaringan interaktif yang kompleks ini berkaitan dengan emosi, pola-pola perilaku sosioseksual dan kelangsungan hidup dasar, motifasi dan belajar.

Konsep emosi mencakup perasaan emosional subjektif dan suasana hati ditambah respon fisik yang nyata yang berkaitan dengan perasaan tersebut. Pola-pola perilaku paling sedikit sebagian dikontrol oleh sistem limbik mencakup pola-pola yang ditunjukkan bagi kelangsungan hidup individu dan yang diarahkan untuk kesinambungan spesies.(3)KESIMPULAN

Dalam melaksanakan fungsinya, jaringan saraf mampu menerima rangsang dari lingkungannya, mengubah rangsang tersebut menjadi impuls, meneruskan impuls tersebut menuju pusat dan akhirnya pusat akan memberikan jawaban atas rangsang tersebut. Rangkaian kegiatan tersebut dapat terselenggara oleh karena bentuk sel saraf yang khas yaitu mempunyai tonjolanyangpanjangdanbercabang-cabang.DAFTAR PUSTAKA1. Jhonson K.E. histologi dan biologi sel. Jakarta: Binapura aksara; 2003.2. Ganong W F. Buku ajar fisiologi kedokteran. 22th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2008.3. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. 2nd ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2001.4. Junqueira LC, Caneiro J.Histologi dasar: teks dan atlas.10th ed.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2007.

5. http://histologidragtadeus.blogspot.com/2009/01/9-susunan-saraf-pusat.html. diunduh 11 februari 2012.6. http://danieher.multiply.com/01/05/2010-sistem-saraf-otonom. diunduh 11 februari 2012.PAGE 1