pbl
DESCRIPTION
-TRANSCRIPT
![Page 1: PBL](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052513/577c831e1a28abe054b3a99c/html5/thumbnails/1.jpg)
Hasil Diskusi DK-1
Triger 1
Ny. R, 47 tahun, datang ke klinik, mengeluhkan adanya benjolan sebesar
bolapimpong di daerah payudara kiri dekat ketiak. Benjolan baru diketahui
seminggu yang lalu ketika tanpa sengaja meraba daerah tersebut dan
selama ini tidak terasa nyeri. Saat dilakukan palpasi, teraba benjolan sekitar
4 cm, tidak berpindah tempat. Dokter menyarankan agar dilakukan biopsi.
A. Kata Kunci1. Benjolan sebesar bola pimpong (4 cm)
2. Daerah payudara kiri dekat ketiak
3. Benjolan baru diketahui sekitar seminggu yang lalu
4. Benjolan tidak terasa nyeri
5. Benjolan tidak berpindah tempat
6. Biopsi
B. Istilah Asing1. Biopsi, adalah pengambilan dan pemeriksaan biasanya mikroskopik
jaringan dari tubuh organisme, dikerjakan untuk menegakkan
diagnosis pasti (Kamus Kedokteran Dorland).
C. Mengidentifikasi Masalah1. Mengapa benjolan tersebut tidak terasa nyeri?
2. Apa penyebab benjolan sebesar bola pimpong di payudara sebelah
kiri dekat ketiak tersebut?
3. Apa saja jenis-jenis biopsi dan biopsi mana yang sesuai dengan
kasus tersebut?
4. Apakah benjolan tersebut dapat membesar? Mengapa?
![Page 2: PBL](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052513/577c831e1a28abe054b3a99c/html5/thumbnails/2.jpg)
5. Apa saja jenis-jenis benjolan? Benjolan apa yang termasuk pada
kasus ini?
6. Bagaimana cara pencegahannya?
7. Komplikasi jangka panjang apa yang mungkin terjadi akibat benjolan
tersebut?
8. Apakah benjolan tersebut dapat metastase? Jika iya, daerah mana
yang mungkin terdapat benjolan?
9. Adakah alternatif lain selain dilakukan biopsi dalam mendiagnosis
jenis benjolan? Jelaskan?
10.Apa saja masalah keperawatan yang mungkin muncul dari kasus
tersebut?
D. Analisa Jawaban (Brainstorming)1. Karena benjolan tersebut masih terdapat di superfisial kulit dan belum
mendesak sel saraf sehingga tidak terasa nyeri.
2. Kemungkinan disebabkan oleh mutasi sel sehingga pertumbuhan sel
tidak terkontrol. BisA juga disebabkan oleh faktor genetik.
3. Jenis-jenis biopsi:
- Aspiration biopsi
- Brush biopsi
- Cone biopsi
- Cop needle biopsi
- Endoscopic biopsi
- Excitional biopsi
- Intitional biopsi
- Needle biopsi
- Punch biopsi
- Save biopsi
- Stereotatic biopsi
- Sternal biopsi
![Page 3: PBL](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052513/577c831e1a28abe054b3a99c/html5/thumbnails/3.jpg)
Jenis biopsi yang cocok berdasarkan triger yang diberikan adalah
needle biopsi.
4. Bisa membesar, karena jika penyebabnya oleh mutasi sel dan tidak
dihilangkan benjolan tersebut dapat membesar.
5. Jenis benjolan ada dua, yaitu:
- Tumor jinak
- Tumor ganas (kanker)
Pada kasus tersebut, benjolan termasuk ke dalam jenis tumor ganas
(kanker) karena hanya dalam waktu seminggu, benjolan sudah
semakin bertambar besar.
6. Cara pencegahan:
- Hindari makanan instan
- Hindari merokok
- Hindari faktor-faktor penyebab radiasi
- Olahraga
- Istirahat yang cukup
7. Jika awalnya tumor jinak, komplikasi yang dapat muncul adalah
kanker.
8. Tidak menyebar apabila masih berupa tumor. Namun, jika sudah
menjadi kanker ada kemungkinan untuk menyebar (metastase) ke
seluruh jaringan tubuh.
9. Jenis pemeriksaan diagnostik lain:
- CBC (Complete Blood Count) atau cek darah lengkap.
- Photo thoraks
10.Masalah keperawatan yang muncul:
- Kerusakan integritas jaringan
- Defisiensi pengetahuan
- Ansietas
![Page 4: PBL](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052513/577c831e1a28abe054b3a99c/html5/thumbnails/4.jpg)
E. Hipotesis
F. SLO (Student Learning Objective)1. Memahami definisi kanker secara umum dan memahami perbedaan
antara kanker dengan tumor.
2. Memahami definisi dan etiologi kanker payudara.
3. Memahami patofisiologi kanker payudara.
4. Memahami tanda dan gejala kanker payudara.
5. Memahami pemeriksaan diagnostik yang dapat digunakan untuk
mendeteksi kanker payudara.
6. Memahami penatalaksaan kanker payudara.
Radiasi + genetik
Mutasi sel
Pencegahan:- Hindari makanan instan- Hindari rokok- Hindari sinar radiasi- Olahraga- Istirahat cukup
Tumor:- Tidak metastase- Tumbuh mendesak keluar- Mitosis lambat- Berkapsul - Dapat sembuh
Kanker:- Metastase- Tumbuh menyusup- Mitosis cepat, laju pertumbuhan cepat- Tidak berkapsul - Dapat kambuh lagi
Komplikasi
Px diagnostik:- Needle biopsi- CBC- Foto thoraks
![Page 5: PBL](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052513/577c831e1a28abe054b3a99c/html5/thumbnails/5.jpg)
7. Memahami penggolongan stadium kanker.
8. Memahami pencegahan yang dapat dilakukan untuk kanker payudara.
9. Mengetahui komplikasi yang dapat ditimbulkan kanker payudara.
10. Memahami masalah keperawatan yang muncul berdasarkan kasus.
![Page 6: PBL](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052513/577c831e1a28abe054b3a99c/html5/thumbnails/6.jpg)
Hasil Diskusi DK-2
A. SLO (Student Learning Objective)1. Memahami definisi kanker secara umum dan memahami perbedaan
antara kanker dengan tumor.
2. Memahami definisi dan etiologi kanker payudara.
3. Memahami patofisiologi kanker payudara.
4. Memahami tanda dan gejala kanker payudara.
5. Memahami pemeriksaan diagnostik yang dapat digunakan untuk
mendeteksi kanker payudara.
6. Memahami penatalaksaan kanker payudara.
7. Memahami penggolongan stadium kanker.
8. Memahami pencegahan yang dapat dilakukan untuk kanker payudara.
9. Mengetahui komplikasi yang dapat ditimbulkan kanker payudara.
10.Memahami masalah keperawatan yang muncul berdasarkan kasus.
B. Pembahasan1. Definisi Kanker dan Perbedaan Kanker dengan Tumor
a. Definisi Kanker
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan
yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
![Page 7: PBL](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052513/577c831e1a28abe054b3a99c/html5/thumbnails/7.jpg)
Tabel perbandingan pertumbuhan benigna dan maligna:
![Page 8: PBL](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052513/577c831e1a28abe054b3a99c/html5/thumbnails/8.jpg)
b. Perbedaan Tumor dan Kanker
Perbedaan tumor dan kanker, antara lain sebagai berikut (Price dan Wilson,
2012: 142-143).
Tumor
- Mirip jaringan asal
- Laju pertumbuhan lamban karena mitosis lamban, dan beberapa
neoplasma tampaknya tidak berubah dan kurang lebih tetap sama
pada ukuran yang stabil selama berbulan-bulan dan bertahun-
tahun.
- Biasanya berkapsul atau bersimpai, neoplasma jinak mempunyai
kapsul jaringan ikat yang membedakannya dengan jaringan di
sekelilingnya.
- Tumbuh mendesak atau ekspansif, neoplasma jinak cenderung
bergerak ke luar dengan bebas sambil mendesak jaringan yang
berdekatan.
- Mitosis sedikit atau tidak terlihat
- Bila diangkat tidak kambuh
- Tidak mengadakan anak sebar atau metastasis.
- Dapat sembuh.
Kanker
- Mirip jaringan embrionya
- Tumbuh cepat dengan laju mitosis yang cepat dan banyak
- Tumbuh menyusup, pola penyebaran tidak teratur. Sel-sel ganas
apakah dalam bentuk kelompok, benang, atau tunggal,
kelihatannya mencari jalan melalui jaringan sekitarnya dengan cara
destruktif.
- Mitosis banyak
- Dapat resodif atau kambuh
![Page 9: PBL](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052513/577c831e1a28abe054b3a99c/html5/thumbnails/9.jpg)
- Mengadakan anak sebar atau metastase. Sel-sel neoplasma ganas
yang berproliferasi mampu melepaskan diri dari tumor induk (tumor
primer) dan memasuki sirkulasi untuk menyebar ke tempat lain.
Jika tersangkut, sel-sel kanker embolik semacam ini mampu keluar
dari pembuluh darah, melanjutkan proliferasi, dan membentuk
tumor sekunder. Proses terputusnya penyebaran neoplasma ganas
disebut metastasis, dan anak focus atau daeran pertumbuhan
sekunder disebut daerah metastasis.
- Mematikan.
2. Definisi Kanker Payudara
Kanker payudara adalah proliferasi neoplastik pada sel-sel payudara.
Klasifikasi tipe tumor payudara, meliputi:
Duktal
- Karsinoma in situ (DCIS): 50% dari semua kasus akan berkembang
menjadi karsinoma invasif.
- Duktal infiltratif: kanker payudara yang paling sering.
- Lainnya meliputi medular, tubular, musinus, papilar, adenokistik,
karsinosarkoma.
Lobular
- Karsinoma in situ (LCIS).
- Lobular infiltratif.
Lain
- Penyakit Paget: merembes dan gatal pada puting.
- Inflamasi kanker payudara: edema kulit, kemerahan, dan hangat
(Brashers, 2008: 127).
Etiologi kanker payudara:
Bahan-bahan yang termasuk dalam kelompok karsinogen, yaitu :
![Page 10: PBL](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052513/577c831e1a28abe054b3a99c/html5/thumbnails/10.jpg)
1. Senyawa kimia, seperti aflatoxin B1, ethionine, saccharin, asbestos, nikel,
chrom, arsen, arang, tarr, asap rokok, dan oral kontrasepsi.
2. Faktor fisik, seperti radiasi matahari, sinar-x, nuklir, dan radionukleide.
3. Virus, seperti RNA virus (fam. retrovirus), DNA virus (papiloma virus,
adeno virus, herpes virus), EB virus.
4. Iritasi kronis dan inflamasi kronis dapat berkembang menjadi kanker.
5. Kelemahan genetic sel-sel pada tubuh, sehingga memudahkan munculnya
kanker.
Beberapa faktor resiko untuk kanker payudara telah
didokumentasikan. Namun demikian, untuk mayoriti wanita yang menderita
kanker payudara, faktor resiko yang spesifik tidak dapat ditentukan.
Yang paling beresiko terserang kanker payudara ialah wanita yang
berumur diatas 30 tahun (sekarang, dibawah 20 tahun juga sudah ditemukan
kanker payudara). Kejadian puncak kanker payudara terjadi pada usai 40-45
tahun. Di samping itu, riwayat dalam keluarga ada yang menderita kanker
payudara (ini juga tidak mutlak karena tanpa ada riwayat keluarga juga bisa
terkena) juga menjadi faktor resiko. Mereka yang punya riwayat tumor juga
mempunyai resiko tinggi menderita kanker payudara.
Faktor resiko lain adalah seperti haid terlalu muda atau menopause
diatas umur 50 tahun, tidak menikah atau tidak menyusui dan melahirkan
anak pertama diatas usia 35 tahun. Mereka yang sering terkena radiasi (bisa
dari sering melakukan pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan alat x-
ray) juga mempunyai kemungkinan menderita kanker payudara.
Selain itu, pola makan dengan konsumsi lemak berlebihan,
kegemukan dan konsumsi alkohol berlebihan juga merupakan faktor resiko.
Mereka yang sudah mendapatkan terapi hormonal dalam jangka panjang
harus lebih berwaspada karena mereka mempunyai resiko mendapat kanker
payudara. Stres dan faktor genetik (BRCA1/BRCA2) juga dikatakan tergolong
![Page 11: PBL](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052513/577c831e1a28abe054b3a99c/html5/thumbnails/11.jpg)
dalam faktor resiko kanker payudara. Mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17
dan BRCA2 pada kromosom 13 dapat meningkatkan resiko kanker payudara
sampai 85%.
3. Patofisiologi Kanker Payudara
![Page 12: PBL](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052513/577c831e1a28abe054b3a99c/html5/thumbnails/12.jpg)
4. Tanda dan Gejala Kanker Payudara
Gejala-gejalanya insidensius ; umumnya lesi tidak nyeri tekan,
terikat,dan keras dengan perbatasan tak teratur; mayoritas terjadi
pada kuadran luar atas, lebih sering pada payudara kiri.
Nyeri biasanya tidak terdapat kecuali pada tahap akhir; sebagian
wanita tidak menunjukkan gejala-gejala dan tidak mempunyai benjolan
yang dapat teraba namun mempunyai mammogram yang abnormal.
Tanpa deteksi dan pengobatan; dimpling atau peau d’orange (kulit
berwarna orange); asimetris dan peninggian payudara yang terkena;
retraksi puting susu; payudara lebih atau sedikit terikat pada dinding
dada; uselrasi dan metastasis (Baughman dan Hackley, 2000: 245).
5. Pemeriksaan Diagnostik
IMAGING TEST :
Sama dengan screening mammography hanya pada test ini
lebih banyak gambar yang bisa diambil. Biasanya digunakan pada
wanita dengan tanda-tanda, diantaranya puting mengeluarkan cairan
atau ada banjo;an baru. Diagnostic mammography bisa juga
digunakan apabila sesuatu yang mencurigakan ditemukan pada saat
screening mammogram.
- Ultrasound (USG)
Suatu pemeriksaan ultrasound adalah menggunakan
gelombang bunyi dengan frekuensi tinggi untuk mendapatkan
gambaran jaringan pada payudara. Gelombang bunyi yang tinggi ini
bisa membedakan suatu masa yang padat, yang kemungkinan kanker,
dan kista yang berisi cairan, yang kemungkinannya bukan kanker.
- Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI merupakan magnetic, bukan X-ray, untuk memproduksi
gambaran detail dari tubuh. Apabila seorang wanita telah didiagnosa
mempunyai kanker maka untuk memeriksa payudara lainnya dapat
![Page 13: PBL](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052513/577c831e1a28abe054b3a99c/html5/thumbnails/13.jpg)
digunakan MRI. Tetapi ini tidaklah mutlak karena dapat digunakan
untuk screening saja. Menurut American Cancer Society (ACS), wanita
yang mempunyai resiko tinggi terkena kanker payudara, seperti pada
wanita dengan mutasi gen BRCA atau banyak anggota keluarganya
terkena kanker payudara, sebaliknya juga mendapatkan MRI,
bersamaan dengan mammografi. MRI biasanya lebih baik dalam
melihat suatu kumpulan masa yang kecil pada payudara yang
mungkin tidak terlihbat pada saat USG atau mammogram. Khususnya
pada wanita yang mempunyai jaringan payudara yang padat.
Kelemahan MRI juga ada, kadang jaringan pada yang terlihat
pada saat MRI bukan kanker, atau bahkan MRI tidak dapat
menunjukkan suatu jaringan yang padat itu sebagai in situ breast
cancer maka untuk memastikan lagi harus dilakukan biopsi.
TES DENGAN BEDAH
- Biopsi
Suatu tes bisa saja menunjukkan kemungkinan adanya kanker
tapi hanya biopsi yang bisa memberikan diagnosis secara pasti.
Sampel yang diambil dari biopsy, dianalisa oleh ahli patologi (dokter
spesialis yang ahli dalam menterjemahkan tes-tes laboratorium dan
mengevaluasi sel, jaringan, dan organ untuk menentukan penyakit).
o Image guided biopsy digunakan ketika suatu benjolan yang
mencurigkan tidak teraba. Itu dapat dilakukan dengan Fine Needle
Aspiration Biopsy (FNAB, menggunakan jarum kecil untuk
mengambil sampel jaringan). Stereotactic Core Biopsy
(menggunakan X-ray untuk menentukan jaringan yang akan
diambil) atau Vacuum–Assisted Biopsy (menggunakan jarum yang
tebal untuk mengambil beberapa macam jaringan inti yang luas).
Dalam melakukan prosedur ini, jarum biopsy untuk menuju area
yang dimaksud, dibantu oleh mammografi. USG atau MRI. Metal
klip kecil dapat diletakkan pada bagian dari payudara yang akan
![Page 14: PBL](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052513/577c831e1a28abe054b3a99c/html5/thumbnails/14.jpg)
dilakukan biopsy. Dalam kasus ini apabila jaringan itu
membuktikan adanya kanker, maka segera diadakan operasi
tambahan. Keuntungan teknik ini adalah bahwa pasien hanya
butuh sekali operasi untuk menentukkan pengobatan dan
menentukkan stadium.
o Core Biopsy dapat menentukkan jaringan FNAB dapat
menentukkan sel dari suatu masa yang berada dan ini semua
kemudian dapat dianalisa untuk menentukkan adanya sel kanker.
o Surgical Biopsy (biopsi dengan cara operasi) mengambil sejumlah
besar jaringan. Biopsy ini biasa incisional (mengambil sebagain
dari benjolan) atau excisional (mengambil seluruh benjolan).
Apabila didiagnosa kanker, operasi lanjutan mungkin diperlukan
untuk mendapatkan clear margin area (area jaringan disekitar tumor
dimana dipastikan sudah bersih dari sel kanker) kemungkinan,
sekalian mengambil jaringan kelenjar getah bening. Jaringan yang
didapat dari biopsy juga akan dites oleh dokter untuk menentukan
pengobatan. Tes itu untuk melihat :
o Ciri-ciri tumor. Apakah tumor itu invasif (biasanya menyebar) atau
in situ (biasanya tidak menyebar). Ductal (dalam saluran susu)
atau lobular (dalam kelenjar susu) Grade (seberapa besar
perbedaan kanker itu dari sel sehat) dan apakah sel kanker telah
menjalar ke pembuluh darah atau pembulu getah bening. Margin
dari tumor juga diamati.
o Receptor Estrogen (ER) dan Receptor Progestron (PR) tes.
Apabila diketahui positif mengandung receptor ini [ER (+) dan PR
(+)], kanker ini berkembangnya karena hormon-hormon tersebut.
Biasanya diadakan terapi hormon.
o Tes HER2 neu. (C-erb2). Adanya protein HER2 yang berlebihan.
Rata-rata pada 25% penderita kanker. Dengan mengetahui status
HER2 (positif atau negatif), maka dapat ditentukan apakah pasien
![Page 15: PBL](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052513/577c831e1a28abe054b3a99c/html5/thumbnails/15.jpg)
akan diterapi dengan menggunakan obat yang disebut
trastuzumab (HERCEPTIN) atau tidak.
o Genetic Desription of the Tumor. Tes dengan melihat unsur biologi
dari tumor, untuk memahami lebih dalam mengenai kanker
payudara. Oncotype DX adalah tes untuk mengukur resiko
seberapa jauh kekambuhannya.
TES DARAH
- Tes darah juga diperlukan untuk lebih mendalami kondisi kanker.
Tes-tes itu antara lain :
- Level Hemoglobin (HB) : untuk mengtahui jumlah oksigen yang ada
di dalam sel darah merah
- Level Hematokrit : untuk mengetahui persentase dari darah merah
didalam seluruh badan
- Jumlah dari sel dari putih : untuk membantu melawan infeksi
- Jumlah trombosit : untuk membantu pembekuan darah
- Differential : persentase dari beberapa sel darah putih.
SGOT DAN SGPT
Tes ini untuk mengevaluasi fungsi hati. Angka yang tinggi dari
salah satu tes ini mengindikasikan adanya kerusakan pada hati, bisa
jadi suatu sinyal adanya penyebaran ke hati.
TUMOR MARKER TEST
Untuk melihat apakah ada suatu jenis zat kimia yang ditemukan
pada darah, urin atau jaringan tubuh. Dengan adanya jumlah tumor
marker yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dari nilai normalnya,
mengindikasikan adanya suatu proses yang tidak normal di dalam
tubuh akibat kanker. Pada kanker payudara tumor marker yang
biasanya dilakukan adalah CA 15.3 dengan mengambil sampel darah.
Pada standar PRODIA tumor marker tidak boleh melebihi angka 30.
TES-TES LAIN
![Page 16: PBL](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052513/577c831e1a28abe054b3a99c/html5/thumbnails/16.jpg)
Tes-tes lain yang biasa dilakukan untuk kanker payudara
adalah :
- Photo Thorax untuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran ke
paru-paru
- Bonescan untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke
tulang. Pasien disuntikan radioactive tracer pada pembuluh vena
yang akan berkumpul di tulang yang menujukkan kelainan karena
kanker. Jarang antara suntikan dan pelaksanaan bonescan kira-
kira 3-4 jam. Selama itu pasien dianjurkan minum sebanyak-
banyak. Hasil yang terlihat adalah gambar penampang tulang
lengkap dari depan dan belakang. Tulang yang menunjukkan
kelainan akan melihat warnya lebih gelap dari tulang normal.
- Computed Tomography (CT atau CAT) Scan. Untuk melihat secara
detail letak tumor. Pasien juga disuntik radioactive tracer pada
pembuluh vena tetapi volumenya lebih banyak sehingga
sebenarnya sama benar dengan infus. Setelah disuntik CT-Scan
dapat segera dilakukan.CT-scan akan membuat gambar tiga
dimensi bagian dalam tubuh yang diambil dari berbagai sudut.
Hasilnya akan terlihat gambar potongan melintang bagian dari
tubuh yang di scan 3 dimensi.
- Positron Emission Tomograpy (PET) Scan. Untuk melihat apakah
kanker sudah menyebar. Dalam PET scan, cairan glukosa yang
mengandung radioaktif disuntikan pada pasien. Sel kanker akan
menyerap lebih cepat cairan glukosa tersebut dibandingkan sel
normal. Sehingga akan terlihat warna kontras pada PET scan. PET
scan biasanya digunakan sebagai pelengkap data dari hasil CT –
scan, MRI, dan pemeriksaan secara fisik.
JUMLAH ALKALINE PHOSPHATASE
Jumlah enzim yang tinggi bisa mengindikasikan penyebaran
kanker ke hati, saluran empedu dan tulang.
![Page 17: PBL](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052513/577c831e1a28abe054b3a99c/html5/thumbnails/17.jpg)
6. Penatalaksanaan Kanker Payudara
Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkain
pengobatan meliputi pembedahaan, kemoterapi, terapi radiasi, dan yang
terbaru adalah terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk
memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta
menghilangkan gejala-gejalanya. Keberagaman jenis terapi ini
mengharuskan terapi dilakukan secara individual.
Pembedahaan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan.
Prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara
tergantung pada tahapan penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi
kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat mengangkat tumor
(lumpectomy), mengangkat sebagaian payudara yang mengandung
sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara (mastectomy). Untuk
meningkatan harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan
terapi tambahan seperti radiasi, hormone, atau kemoterapi.
Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi
untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.
Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang
peka horman dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah
pembedahan atau pada stadium akhir.
Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun
tahap lanjut penyakit (tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat
kemoterapi dapat digunakan secara tunggal atau dikombinasikan.
Salah satu diantaranya Capecitabine dari Roche, obat anti kanker oral
yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya
menyerang sel kanker saja.
![Page 18: PBL](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052513/577c831e1a28abe054b3a99c/html5/thumbnails/18.jpg)
Terapi Imunologi
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein
pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien
seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk
menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, dapat
menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2
untuk menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.
Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit
Banyak obat anti kanker yang telah diteliti untuk membantu
50% pasien yang mengalami kanker tahap akhir dengan tujuan
memperbaiki harapan. Meskipun demikian, hanya sedikit yang terbukti
mampu memperpanjang hidup pada pasien, diantaranya adalah
kombinasi trastuzumab dengan capecitabine. Fokus terapi pada
kanker tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit). Dokter
berupaya untuk memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup
pasien melalui terapi hormon, terapi radiasi, dan kemoterapi. Pada
pasien kanker payudara dengan HER2 positif, trastuzumab
memberikan harapan untuk pengobatan kanker payudara yang dipicu
oleh HER2.
7. Penggolongan Stadium Kanker
Terdapat dua sistem yang digunakan saat ini dalam menggolongkan
stadium pada kanker. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan melalui skema
seperti di bawah ini (Brio dan Hay, 2005: 341).
![Page 19: PBL](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052513/577c831e1a28abe054b3a99c/html5/thumbnails/19.jpg)
8. Pencegahan Kanker Payudara
Pencegahan Kanker Payudara bisa dilakukan dengan melakukan pola
hidup sehat dan deteksi dini. Deteksi dini bisa dilakukan dengan cara :
Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sejak usia 20
tahun.
Pemeriksaan berkala oleh dokter setiap 2-3 tahun pada usia 20-35
tahun.
Mammografi dilakukan sekali pada usia 35-40 tahun.
Pada usia 40-49 tahun dilakukan 1 atau 2 kali.
Pada usia 50 tahun dan seterusnya, dilakukan setahun sekali (Tapan,
2005: 217)
9. Komplikasi Kanker Payudara
Komplikasi kanker payudara, antara lain adalah sebagai berikut
(Davey, 2005: 314).
![Page 20: PBL](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052513/577c831e1a28abe054b3a99c/html5/thumbnails/20.jpg)
Penyakit sistemik
- Nyeri tulang
- Malase
- Penurunan berat badan
- Confusion
- Sesak napas
Hiperkalsemia
Efusi pleura
Limfangitis karsinomatosis
Obstruksi SVC
Keterlibatan sekunder otak dan medulla spinalis
Organomegali
![Page 21: PBL](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052513/577c831e1a28abe054b3a99c/html5/thumbnails/21.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Baughman, Diane C. Dan Hackley, JoAnn C. 2000. Keperawatan Medical-Bedah: Buku Saku untuk Brunner dan Suddarth. Jakarta: EGC.
Britto, J. A. dan Dalrymple-Hay, M. J. R. 2005. Kisi-Kisi Menembus Masalah Bedah. Jakarta: EGC.
Brashers, Valentina L. 2008. Aplikasi Klinis Patofisiologis: Pemeriksaan dan Manajemen, Edisi 2. Jakarta: EGC.
Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga.
Price, Sylvia A. dan Wilson, Lorraine M. 2012. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6. Jakarta: EGC.
Tapan, Erik. 2005. Kanker, Antioksidan, dan Terapi Komplementer. Jakarta: Elex Media Komputindo.