pedo manta taru an gig d
DESCRIPTION
pedoman tata ruang igdTRANSCRIPT
32
PEDOMAN TATA-RUANG IGD
__________________________________________________________________________
PRAKATA
Pedoman ini dibuat untuk membantu petugas, perencana dan fihak terkait lain untuk menentukan tata-ruang IGD dalam hal luas yang layak dan kandungan fasilitas memadai untuk melaksanakan fungsinya. Karena IGD memiliki arus pasien yang tinggi, berbagai casemix dan kegiatan yang berat, perencanaan ini penting untuk melaksanakan fungsinya. IGD harus dirancang dengan mempertimbangkan potensi perkembangannya dan perubahan yang terjadi dalam penanganan kesehatan. Jenis pelayanan mutakhir dan potensial harus dipertimbangkan.
Sarat utama termasuk keselamatan dan keamanan, akses, citra dan harapan pelanggan, serta unjuk kerja yang makin baik.
Ukuran yang dianjurkan bagi berbagai ruangan ditampilkan sesuai dengan kegiatan IGD. Umumnya kombinasi dari kegiatan (jumlah kunjungan), ketepatan (jenis kunjungan) dan tingkat tampilan yang diinginkan (waktu tunggu dan akses antar sektor) menentukan jumlah dan jenis ruangan yang diperlukan.
Unjuk kerja umumnya sebanding dengan kegiatan. Karenanya ukuran ruangan petugas juga sesuai dengan kegiatan IGD.
Pedoman ini akan bermanfaat bila ada konsultasi dan kolaborasi yang erat antara pimpinan RS, petugas IGD dan arsitek dalam merancang fasilitas IGD. Peran serta pelanggan sangat diharapkan. Pedoman ini akan diperbaiki sesuai dengan perkembangan ilmu kedaruratan.
1. PENDAHULUAN
IGD adalah unit klinis utama RS dan pengalaman pasien yang datang ke IGD jelas sangat berpengaruh pada kepuasan pasien serta citra RS dimasyarakat. Fungsi IGD adalah untuk menerima, mentriase, menstabilkan serta memberikan tindakan darurat atas pasien yang datang dengan variasi yang luas atas kondisi urgen atau semi urgen baik datang sendiri maupun sebagai rujukan. IGD juga memberikan pelayanan untuk menerima dan melayani pasien bencana sebagai bagian dari HOSDIP dan Dinkes. Sebagai tambahan atas are tindakan standar, beberapa sektor mungkin memerlukan area yang dirancang khusus sebagai tambahan untuk melaksanakan fungsi khusus seperti:
Pengelolaan pasien pediatrik
Pengelolaan pasientrauma mayor
Pengelolaan pasienpsikiatrik
Pengelolaan pasien serangan seksual
Pengelolaan pasien infeksi
Untuk observasi dan pengelolaan pasien yang lebih lanjut
Pengelolaan pasien tahanan polisi
Pengelolaan pasien pada insiden kimia, biologis atau radiologis
Pendidikan dasar atau lanjut
Pelayanan Transportasi dan pemulihan
Telemedisin
Sebagai tambahan atas area klinis, IGD memerlukan fasilitas bagi fungsi penting berikut:
Pendidikan
Penelitian
Administrasi
Kenyamanan petugas
Informasi yang akan membantu perencanaan IGD termasuk:
Sensus dan kecenderungan/tren tahunan
Sensus harian rata-rata dengan puncak volume pasien
Kategori triase tampilan pasien
Tingkat admisi/transfer, termasuk jumlah kasus yang membutuhkan monitoring
LOS rata-rata
Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan hasil radiologi dan patologi/laboratorium
Kombinasi pasien, pisahkan pasien berusia >65 tahun, serta pasien pediatrik
Informasi tambahan yang terkait dengan pencitraan peran IGD yaitu pelayanan trauma, pelayanan rujukan.
Dalam perencanaan secara umum, tujuan perencanaan fisik jangan dikacaukan dengan tujuan operasional. Perancangan IGD yang fungsional tidak akan menyelesaikan hambatan akses. Untuk memaksimalkan masalah fungsional, dianjurkan bahwa:
Area klinis dirancang untuk mampu menerima pasien yang lebih parah. Semua ruang tindakan harus dilengkapi perkabelan yang bisa untuk memasang peralatan monitor dari segala sisi.
Ruang klinis pediatrik memerlukan paling tidak sama atau lebih luas dari ruangan dewasa untuk bisa menerima keluarga atau wali, tempat penyimpanan mainan, buku dll.
Rancangan harus memiliki kemampuan bereaksi atas kebutuhan klinis pasien
Konsep rancang yang digunakan untuk mendapatkan kegiatan operasional yang maksimal adalah membagi sektor pelayanan pasien dalam subgrup area yang masing-masing dengan dukungan klinis sesuai.
Penggunaan ruangan yang melebihi batas harus dicegah. Pertahankan fleksibilitas untuk mengatasi peningkatan kebutuhan pelayanan mendadak antaranya dengan akses petugas pada tehnologi wireless kekomputer dalam pencatatan klinis.
Pertimbangan khusus dibuat untuk mengakomodasi keluarga/wali pasien.
Privasi dan kerahasiaan harus maksimal
Area klinis memiliki kemampuan untuk diisolasi dalam usaha mencegah infeksi silang atau kontaminasi silang bila area tsb. terkontaminasi.
Sekali dirancang, perencanaan harus diuji dengan menggunakan beberapa senario klinis seperti trauma multipel, nyeri dada, resusitasi pediatrik, tampilan kesehatan mental dengan masalah tingkah laku, tampilan penyakit kandungan, pasien berpotensi infeksius atau keracunan seperti MRSA, TBC, SARS, white powder. fraktur, malaria dll. untuk memastikan arus pasien maksimal.
2. MENENTUKAN AREA UTAMA
2.1 Umum
Penetapan ruangan terkait area fungsional utama IGD. Secara umum:
Pintu masuk ambulance dan rawat jalan
Area Triase/area tunggu
Area Administratif
Area Resusitasi
Area Tindakan Akut
Area Konsultasi jalur cepat (ambulans)
Area kumpul petugas
Area Spesialistik 4 dasar (masing-masing 1 lorong) dan non 4 dasar (1 lorong)
Ruangan Pengantar pasien/wawancara
Ruang tindakan/prosedur
Ruang gibs
Ruang Farmasi
Ruang Isolasi
Area Dekontaminasi
Ruang Pendidikan
Ruang Tutorial
Ruang Penunjang
Gudang
Ruang perangkat kotor dan bersih
Toilet/kamar mandi/shower
Ruang staf
Lorong troli linen
Lorong peralatan mobil
Lorong peralatan x-ray mobil
Ruang Pembersih
Area persiapan makanan/Ruang makan
Ruang makan/istirahat petugas
Area kantor dan administrasi
Area Diagnostik seperti unit pencitraan/laboratorium
Ruang observasi/rawat sebentar
Circulation space
2.2 Ukuran Total
Ukuran total IGD, diluar ruang observasi dan pencitraan, harus paling sedikit 50m2/1.000 kunjungan tahunan atau 145m2/1.000 pasien yang dirawat tahunan, yang mana yang lebih besar. Ukuran fungsional minimum yang mencakup semua area utama sekitar 700 m2. berdasar semua unit dengan ukuran minimal. IGD dirancang agar bisa bisa diperluas.
Ukuran total dan jumlah area tindakan juga dipengaruhi berbagai faktor seperti jumlah pasien, casemix dan kegiatan, perkiraan pertumbuhan populasi, perubahan teknologi, waktu tunggu hasil laboratorium/pencitraan, ketersediaan tempat tidur rawat inap, struktur dan jumlah petugas, serta perubahan sistem kesehatan.
2.3 Total Number of Treatment Areas
Jumlah total area tindakan sedikitnya 1/1.100 kunjungan tahunan atau 1/400 pasien yang dirawat inap, yang mana yang lebih besar. Area seperti untuk prosedur, gibs dan wawancara tidak dianggap area tindakan dan bukan pula lorong tunggu atau area observasi bagi pasien yang akan dirawat. Jumlah area resusitasi tidak kurang dari 1/15.000 kunjungan tahunan atau 1/5.000 yang dirawat inap tahunan dan paling tidak jumlah total area tindakan dan harus memiliki monitoring fisiologis.
3. KETERKAITAN FUNGSIONAL
Keterkaitan fungsional sebagai diagram berikut:
IGD
Akses Langsung
Ambulans
Pencitraan medik
Unit Tinggal Sebentar
Akses Mudah
Parkir Mobil
Helipad (kemudian hari)
ICCU
Intensive Care Unit
Ruang Operasi
Pelayanan Laboratorium/transfusi/patologi
Rekam Medik
Akses
Ruang Rawat Inap
Farmasi
Rawat Jalan
Kamar Mati
3.1 Pencitraan Medik
Unit ini memberi pelayanan pencitraan bagi pasien IGD. Ia harus memiliki Meja x-ray umum, fasilitas x-ray tegak dan gantri tambahan overhead bagi lorong trauma dan resusitasi. Ada atau tidaknya prosesor film tergantung Instalasi induknya atau digunakannya radiografi digital. Akses segera ke sken CT, MRI, USG dan Kedokteran Nuklir akan meningkatkan keefektifan IGD. Sistem displai elektronik untuk pencitraan beserta laporannya sangat dianjurkan (Sistem PACS, Picture Archiving Communications System).
3.2 Rekam Medik
Akses diperlukan agar riwayat medis pasien sebelumnya didapat segera. Sistem transfer rekam medik elektronik atau mekanik diharapkan untuk meminimalkan keterlambatan dan biaya. Akses ke rekam medik harus 24 jam/hari.
3.3 ICU dan ICCU
Akses cepat sangat diharapkan untuk meminimalkan waktu transfer pasien kritis.
3.4 Kamar Operasi
Akses cepat sangat diharapkan pada kedaruratanbedah tertentu seperti ruptur aneurisma aorta, kehamilan ektopik, trauma mayor dll.
3.5 Patologi/Laboratorium
Akses cepat sangat diharapkan untuk meminimalkan waktu mendapat hasil laboratorium.
Digunakan sistem transport pneumatik atau mekanik bagi bahan pemeriksaan dan pelaporan elektronik hasil sangan dianjurkan. Akses ditempat tidur bagi analisis elektrolit/gas darah, kehamilan dan urin sangat diinginkan.
3.6 Farmasi
Pelayanan ditempat untuk mendapat obat diharapkan bagi pasien dengan mobilitas terbatas.
4. PERTIMBANGAN TATA-RUANG
4.1 Umum
Harus memungkinkan akses cepat bagi semua ruangan dengan persimpangan minimal. Antara area resisitasi/tindakan dan area tindakan lain harus terbuka dan dekat dan petugas harus mampu merelokasi dikala kelebihan beban kerja. Akses pasien/pengunjung pada semua area tidak boleh melintas area klinis. Perlindungan privasi baik visual, suara dan penciuman penting ketika petugas melakukan observasi pasien.
4.2 Pemilihan Lokasi Area
Keputusan terkait lokasi area sangat dipengaruhi biaya dan efisiensi IGD dan harus dibuat bersama oleh staf. Lokasi area di IGD sedapat mungkin ditampilkan dalam beberapa pilihan. Terutama lokasi akses harus benar-benar dipertimbangkan.
4.3 Kesinambungan
Bila dilakukan pembangunan ulang, terganggunya fungsi IGD harus seminimal mungkin.
4.4 Akses dan Tempat Parkir
IGD harus mudah diakses, dekat transport publik, dan memiliki tanda yang mudah dilihat sesuai standar nasional. Tempat parkir harus dekat pintu masuk IGD, penerangan baik, tersedia khusus bagi pasien/pengantar dan staf. Area parkir khusus dan terbatas bagi petugas yang dipanggil darurat. Pembatas fisik yang layak digunakan untuk melindungi zona drop off.
Tempat parkir khusus harus tersedia bagi:
Sejumlah ambulans. Ditentukan berdasar jumlah kasus dan tersedianya akses ambulans kebagian lain RS bagi pasien non darurat.
Dokter darurat On call.
Taxi dan kendaraan ribadi yang menurunkan/menaikkan pasien(termasuk bagi yang dengan keterbatasan mobilitas) didekat pintu masuk pasien dengan ambulans.
Kendaraan polisi
Pemadam kebakaran
IGD harus jelas tampak dari semua arah. Papan tanda bersinar diperlukan bagi tanda tertentu agar terlihat dikala malam. Penggunaan displai grafik dan karakter (seperti palang putih didasar merah dengan tulisan emergensi) dianjurkan. Tanda multi bahasa mungkin diperlukan bila pengunjung berbagai etnis dan bahasa.
4.5 Keselamatan atas Kebakaran
IGD dirancang sesuai peraturan Dinas Kebakaran
4.6 Pengelomppokkan Ruangan/Keterkaitan Fungsional
IGD terdiri dari ruangan fungsional berikut yang masing-masing dengan tempat petugasnya:
Pintu masuk/Ruang Penerimaan/Triase
Area Resusitasi
Area Tindakan Akut dan yang terkait
Area Konsultasi
Staff/tempat istirahat
Area Administrasi
Tempat berkumpul utama petugas klinis dalam 24 jam adalah ditempat petugas diarea tindakan akut atau triase. Ini adalah pusat bagi pengelompokkan area klinik lainnya. Pintu masuk/Ruang Penerimaaan/Triase adalah pusat tampilan utama dan fungsi administratif RS. Area administratif harus mudah menjangkau area kinis namun tidak mengganggu fungsi klinis IGD. Area pendukung ini terbaik dirancang sekitar pinggiran IGD.
4.7 Jarak Tempat Tidur
Pada area Tindakan Akut terdapat setidaknya 2.4 meter jarak lantai bebas antara tempat tidur. Panjang minimum harus 3 meter.
4.8 Pencahayaan
Penting memakai lampu pemeriksaan terfokus standar tinggi pada setiap area tindakan. Setiap lampu pemeriksaan harus mempunya luaran 30.000 luks, menyinari setidaknya 150 mm lapangan dan berkostruksi kokoh.
Area pelayanan klinis harus mendapat sinar matahari untuk meminimalkan disorientasi bagi pasien/petugas. Pencahayaan harus sesuai standar nasional.
4.9 Pengendalian Suara
Area pelayanan klinis dirancang untuk meminimalkan hantaran suara antara area tindakan berdekatan dengan megikuti standar kebisingan WHO. Ruang keluarga/wawancara dan petugas tertentu harus memiliki pengendalian suara ketat untuk memastikan privasi.
4.10 Panel Servis
Panel servis minimal dilengkapi dengan:
a. Ruang Resusitasi (bagi tiap pasien)
3 x outlets oxygen
2 x outletsudara medis
3 x outlets suction
16 x GPOs pada paling tidak dua panel terpisah (General Purpose Outlet/listrik)
1 x outlet nitrous oxide(kalau ada)
1 x unit scavenging (pembuangan)
b. Tempat Tidur Tindakan Akut,dewasa dan anak
2 x outlets oxygen
1 x outlet udara medik
2 x outlets suction
8 x GPOs pada paling tidak dua panel terpisah
1 x outlet nitrous oxide(bila ada)
1 x unit scavenging
c. Ruang Prosedur/ruang jahit/ruang gibs
2 x outlets oxygen
1 x outlet udara medik
1 x outlets suction
8 x GPOs pada dua panel terpisah
1 x outlet nitrous oxide
1 x unit scavenging
d. Ruang KonsultasiConsultation room
1 x outlet oxygen
1 x outlet suction
4 x GPOs
e. Panel servis eksternal
3 x outlets oxygen
2 x outletsudara medis
2 x outlets suction
12 x GPOs pada paling tidak dua panel terpisah
1 x outlet nitrous oxide(bila ada)
1 x unit scavenging
4.11 Monitor Fisiologi
Setiap tempat tidur area tindakan akut, harus memiliki akses atas monitor fisiologis. Dianjurkan monitor sentral. Monitor harus memiliki fungsi cetak danfungsi monitor minimum:
ECG
NIBP (Non Invasive BP)
Temperatur
SpO2
4.12 Penyimpanan Barang Sekitar Tempat Tidur
Ruang penyimpanan memadai untuk peralatan medis disposabel atau tidak harus tersedia dekat masing-masing ruang tempat tidur. Ruang penyimpanan bisa mencakup laci plastik moduler atau material lain dengan konsep serupa. Harus dipikirkan tempat menyimpan barang pasien.
4.13 Perkabelan
Perkabelan yang layak harus dilakukan agar memastikan tersedianya GPO pada semua area klinis dan non klinis. Perencanaan juga bagi perkabelan telefon, pemanggilan pasien, pemanggilan darurat, serta komputer kearea yang membutuhkan. Kabel bandwith lwbar harus digunakan pada sistem pencitraan elektronik telemedisin dan penggunaan internet. Pertimbangkan meningkatnya pemakaian wireless, dan hal-hal yang berkaitan dengan aplikasi terkait.
4.14 Gas Medis
GAs medis harus dengan pemipaan internal, bagi semua area pemayanan pasien.
4.15 Pintu
Semua pintu yang dilewati pasien harus berukuran layak untuk dilalui tempat tidur RS berukuran penuh dengan tiang infus dan peralatan traksi dengan mudah dan harus dirancang sesuai standar nasional. Paling tidak ada satu jalur di IGD menuju area penting (pencitraan, OK, ICU) yang bisa dilewati tempat tidur bariatrik.
4.16 Corridors
Total area koridur harus minimal untuk menoptimalkan penggunaan ruangan. Bila diperlukan koridor, harus bisa dilewati persilangan dua tempat tidur atau tempat tidur dengan troli linen tanpa kesulitan. Harus cukup ruangan bagi troli untuk masuk dan keluar dari semua ruangan, dan untuk berputar. Koridor standar tidak digunakan untuk menyimpan peralatan, linen, limbah atau pasien.
4.17 Air Conditioning
IGD harus memiliki sistem udara terpisah yng memungkinkan pertukaran udara secara cepat dari resirkulasi keudara segar. Ruang dengan kegunaan khusus seperti Ruang Isolasi Penyakit Infeksi atau area seperti area tunggu pediatrik memiliki aliran udara khusus dengan keharusan memakai filter.
4.18 Dukungan Informasi/Komunikasi
IGD adalah daerah dengan penggunaan teknologi komunikasi dan informasi tinggi. Telepon harus tersedia dikantor, semua stasiun staf, administrasi dan pada semua ruang konsultasi dan ruang klinis lai. Area komunikasi sentral untuk disposisi bagi semua telepon yang datang dianjurkan. Penggunaan peralatan komunikasi multi fungsi dan wireless harus dipertimbangkan. Jek telepon tambahan harus tersedia untuk penggunaan faks dan modem komputer bila dibutuhkan. Telepon yang disediakan bagi permintaan dari dokter luar sangat dianjurkan. Telepon tanpa kabel atau jek telepon harus tersedia bagi akses ke tempat tidur pasien.
Interkom atau sistem PA harus dapat menjangkau seluruh bagianIGD. Telepon umum dengan kedap akustik harus ada diarea tunggu. Telepon langsung ke Taksi diharapkan ada. Jalur teleon langsung tanpa melalui operator harus ada. Ini digunakan bagi kedaruratan internal dan eksternal atau bila PABX RS rusak. Stasiun petugas harus disediakan jalur internal untuk pelayanan ambulans dan darurat. Harus tersedia jalur faks didaerah kliis dan administratif. Komunikasi radio langsung harus tersedia antara ambulans dan IGD, termasuk ambulans udara bila ada.
Sistem informasi elektronik IGD harus ada untuk mendukung manajemen klinis, perjalanan pasien dan administrasi IGD. Sejumlah terminal harus disediakan agar tidak terjadi antrian walau di saat puncak kesibukan. Terminal komputer dan telepon diletakkan ditempat yang mendukung efisiensi petugas. Ruang kerja dirancang sesuai lebar meja atau tersedia ruang untuk monitor, keyboard, komputer dan printer. Terminal komputer tambahan software dan peralatan periferal harus dipasang untuk melaksanakan fungsi IGD lainnya. Peningkatan penggunaan catatan medik elektronik harus diperhitungkan dan akses ke dasar pengetahuan elektronik harus dirutinkan.
4.19 Fasilitas Panggilan dari Pasien
Semua area pelayanan pasien termasuk toilet dan kamar mandi memerlukan fasilitas panggilan pasien secara pribadi. Ruang tempat tidur IGD harus memiliki tombol panggil yang dapat dengan mudah dijangkau oleh pasien di troli IGD.
4.20 Fasilitas Panggilan Darurat
Semua ruang tempat tidur dan area klinis, termasuk toilet dan kamar mandi, harus memiliki akses ke fasilitas panggilan darurat hingga petugas dapat memberikan bantuan segera. Fasilitas panggil darurat akan menyadarkan modul sentral didekat stasiun petugas seperti juga ruang staf dan tutorial.
4.21 Alarm Darurat
Alaram darurat tersedia pagi petugas diarea dengan potensi pasien agresif, terutama diarea isolasi, untuk memastikan keselamatan.
4.22 Fasilitas Cuci Tangan
Fasilitas cuci tangan harus sesuai standar WHO. Usap tangan alkohol tersedia pada setiap sisi tempat tidur. Wasbak cuci tangan tersedia didalam setiap area tindakan dan harus terjangkau tanpa melintas area klinis lainnya. Wasbak tersedia disetiap lorong dan disetiap area tindakan/resusitasi/wawancara/triase/isolasi. Taps harus anti cipratan dan hands free. Kotak sarung tangan lateks non steril, masker dan gaun harus tersedia disetiap area agar dapat melaksanakan kewaspadaan standar sesuai protokol.
4.23 Sumber Listrik Darurat
Sumber listrik darurat harus ada bagi semua pencahayaan dan steker di area resusitasi dan tindakan akut/observasi. Pencahayaan darurat harus ada pada setiap area lainnya. Semua terminal komputer harus memiliki aksus kesumber listrik cadangan. Pada keadaan gagal total sumber listrik, ruangan dan titik distribusi sumber listrik harus tersedia untuk memungkinkan sistem pencahayaan diletakkan dan dirawat.
4.24 Pelapis Dinding
Tempat tidur, troli ambulans, dan kursi roda bisa menyebabkan kerusakan pada dinding. Semua permukaan dinding yang berhubungan dengan peralatan bergerak harus diperkuat dan terlindung dengan rel penahan atau sejenisnya. Penghenti tempat tidur harus dibuat dilantai untuk menghindarkan kepala tempat tidur membentur dan merusak steker, monitor dll.
4.25 Pelapis Lantai
Pelapis lantai pada area pelayanan pasien dan gang harus memiliki karakter sbb.:
Tidak licin
Kedap air dan cairan tubuh
Lentur
Mudah dibersihkan
Kemampuan akustik mengurangi hantaran suara
Menyerap goncangan untuk mengoptimalkan kenyamanan petugas damun memungkinkan pergerakan tempat tidur
Kantor, ruang tutorial, ruang petugas, ruang administrasi dan ruang tunggu keluarga harus dilapisa alas yang mudah dibersihkan.
4.26 Jam Dinding
Jam dinding harus terlihat jelas di semua area klinis dan area tunggu. Jam dengan penghitung durasi waktu sangat dianjurkan diarea resusitasi, tindakan dan gibs. Tampilan waktu dikomputer dan seluruh area harus disiskronkan.
4.27 Sumber Listrik
Sumber listrik IGD harus terjamin secara ketat untuk melindungi peralatan elektronik dan komputer. Area resusitasi harus aman bagi jantung dan untuk area tindakan akut harus aman bagi tubuh dan catu listrik bagi area lainnya harus sesuai dengan standar nasional.
5. PENJELASAN ALUR PASIEN
Diagram berikut menampilkan berbagai alur yng mungkin diikuti pasien ketika masuk IGD:
5.1 Triase
Pasien bisa datang sendiri atau melalui pelayanan darurat(ambulans, polisi dll.). Semua pasien ditriase pada satu tempat. Makna triase atalah memilah pasien dalam upaya memberikan pelayanan optimum sesuai dengan kebutuhan mediknya dan untuk memastikan pemanfaatan yang efisien sumber yang ada. Semua pasien ditriase dengan skala triase standar IGD.
5.2 Penerimaan
Terdapat keterkaitan yang erat antara triase dan penerimaan. Setelah ditriase rincian pasien dicatat oleh petugas administrasi dan rekam medik.
5.3 Tindakan
Pasien bisa diarahkan ke:
a. Area resusitasi
b. Area Tindakan Akut (Area Non Resusitasi)
c. Area Wawancara/Area Jalur Cepat
d. Pencitraan Medik
e. Ruang Tunggu
Di area a. - c., konsultasi/pemeriksaan/pemeriksaan penunjang/tindakan akan dilakukan baik secara berurutan ataupun bersamaa, tergantung beratnya kondisi pasien. Pelayanan pendukung dan pada kasus tertentu dan area tertentu seperti area gibs, bisa digunakan. Setelah penilaian dan tindakan, pasien bisa dirawat, dirujuk atau dipulangkan.
5.4 Jalur Keluar Pasien atau Pengantar
Jalur pasien atau pengantar untuk pulang harus jelas tandanya dan bisa dilihat dari berbagai bagian IGD. Bila digunakan pintu dengan kunci elektronik, dibuatkan kunci manual atau tombol pembuka.
5.5 Bencana dan Insiden/kejadian Kimia/Biologis/Radiasi
Pada keadaan ini, perencanaan diberikan bagi penerimaan, triase dan tindakan inisial termasuk dekontaminasi secara basah atau kering untuk dikerjakan diluar IGD.
6. AREA KLINIS PENTING
6.1 Kebutuhan Umum dari semua area Tindakan termasuk Triase
Panel Servis
Lampu Pemeriksaan
Sfigmomanometer dinding
Oftalmoskop/otoskop
Rak
Peralatan lain
Tempat sampah dan kotak benda tajam
Fasilitas telepon pasien dan darurat
Pijakan kaki
Troli pasien
Wasbak cuci tangan petugas
Akses ke hand rubs alkohol
Akses ke sarung tangan
Tempat duduk secukupnya bagi keluarga/wali
6.2 Tempat masuk Ambulans
Sebagai bagian dari pertimbangan akses kendaraan, tanda dan perlindungan terhadap cuaca, tempat masuk ambulans dan sekitarnya akan menjadi area penerimaan dan tindakan dalam keadaan bencana atau kejadian kimia/biologis/radiologis. Sistem PA (toa) harus bisa dialihkan kejalur ini. Kebutuhan untuk melakukan dekontaminasi basah bagi pasien yang datang sendiri atau tidak serta kelompok harus tersedia termasuk penyebaran penapisan/skrining yang diperlukan. RS harus memiliki panel pelayanan eksternal. Jalur langsung ke ruang dekontaminasi internal harus ada.
6.3 Ruang Resusitasi
Ruang ini digunakan untuk resusitasi dan menindak pasien sakit/cedera kritis.
Ia memiliki peralatan berikut:
Ukuran minimum bagi ruang resusitasi satu tempat tidur adalah 35 m2 atau 25 m2 bagi setiap ruang tempat tidur bila terdapat beberapa tempat tidur (tidak terasuk area penyimpanan).
Area sesuai dengan tempat tidur khusus bagi resusitasi yang tidak terputus.
Ruang menjamin akses 360 bagi semua bagian basien untuk tindakan.
Ruang sirkulasi yang memungkinkan pergerakan petugas dan peralatan didaerah kerja.
Ruang bagi peralatan, monitor, penyimpanan, serta fasilitas cuci dan limbah/sampah.
Pencahayaan layak, peralatan penggantung cairan infus dll.
Privasi visual dan auditor maksimum bagi orang diruangan tsb. serta bagi pasien lain dan keluarga.
Area resusitasi harus mudah diakses dari tempat masuk ambulans dan terpisah dari sirkulasi pasien dan harus mudah diakses dari stasiun petugas diarea triase atau tindakan akut.
Area resusitasi harus memiliki monitoring fisiologis serta peralatan resusitasi cakupan penuh. Ruangan dilengkapi dengan meja kerja, lemari penyimpanan, wasbak cuci tangan, fasilitas pelihat x-ray (atau sistem pencitraan digital) dan akses komputer.
Area resusitasi harus memiliki pemisah padat antara masing-masingnya dan dengan area lainnya. Dianjurkan juga partisi bergerak antar tempat tidur.
Setiap ruang tempat tidur resusitasi harus dilengkapi:
Panel servis yang sudah dijelaskan. Gunakan panel berkaki atau papan panel untuk memaksimalkan akses ke pasien.
Monitor fisiologis dengan fasilitas ECG, pencetakan, NIBP, SpO2 , suhu, tekanan invasif, CO2.
Cahaya dengan iluminasi minimal 80.000 luks.
Troli resusitasi radiolusen dengan baki kaset.
Set diagnostik terpasang didinding (oftalmoskop/otoskop).
Gantungan IV overhead.
Area resusitasi juga harus memiliki:
Peralatan manajemen jalan nafas cakupan penuh
Kotak pelihat X-Ray - 4 panel untuk setiap tempat tidur, atau sistem pencitraan digital
Jam dinding dengan fungsi waktu dan waktu pakai
Unit resusitasi pediatrik/neonatal dengan fasilitas oksigen/suction dan pemanas radian overhead
Outlet dan terminal komputer
Minimum 2 telepon standar
Telepon Hands free
Troli obat dan peralatan henti jantung/resusitasi
Defibrilator/monitor portable
Transcutaneous pacemaker
Infusion pumps
Peralatan pemanas cairan termasuk infusors dan lemari penghangat
Ventilator portable dengan fungsi invasif dan non invasif
Whiteboards
Lemaari obat terbatas
Humidifier
Peralatan penghangat pasien seperti Bair Hugger
Yang berikut harus terjangkau segera:
Troli akses IV
Baki torakotomi
Kateter interkostal
Baki kateterisasi uriner
Baki manajemen jalan nafas termasuk peralatan jalan nafas bedah
Baki insersi akses vaskuler invasif
Peralatan resusitasi pediatrik
Refrigerator untuk mempertahankan rantai dingin
Fasilitas pencitraan harus termasuk:
X-Ray Overhead
Pembatas X-Ray (timbal) pada dinding danpartisi antara tempat tidur
Troli resusitasi dengan kapasitas X-Ray
Ultrasound portable
6.4 Area Tindakan Akut
Area ini digunakan untuk mengelola pasien dengan sakit akut.
Kelengkapannya:
Area bisa menampung tempat tidur bergerak standar
Ruang penyimpanan peralatan penting seperti masker oksigen
Ruang untuk peralatan monitoring diletakkan
Ruang minimum antara tempat tidur 2.4 meter.
Setiap area tindakan paling tidak 12 m2
Pasien dengan penyakit serius atau berpotensi serius dikelola diarea ini. Harus terpisah dari area pediatrik. Semua tempat tidur harus bisa diamati dari stasiun petugas. Dierlukan akses ke ruang sarana bersih dan kotor, ruang tindakan, ruang farmasi, dan shower pasien dan toilet. Tiap area harus dipisahkan dengan partisi padat yang meluas dari lantai kelangit-langit. Tempat masuk kearea ini harus bisa ditutup dengan partisi bergerak.
Setiap tempat tidur harus dilengkapi:
Panel service sda
Monitor fisiologi dengan ECG, NIBP, SpO2 , temperatur, printer
Sphygmomanometer
Rel tergantung diatas untuk kait IV
Kotak pelihat X-Ray atau sistem pencitraan digital diarea strategis
Akses ke sarung tangan dan rubs alkohol
6.5 Ruang Isolasi
Ruang isolasi disiapkan bagi pelayanan bagi pasien berpotensi infeksius. Harus memiliki ventilasi negatif, ada ruang penyekat dengan fasilitas keset scrub dan perangkat gunakan sendiri sesuai standar.
Ruangan harus sesuai dengan area tindakan akut. Posisi ruangan dekat area pasien masuk (triase) untuk memungkinkan isolasi segara bagi pasien sangat berpotensi infeksius. Peralatan tambahan disesuaikan dengan status sebagai pusat rujukan.
Ruang isolasi bisa digunakan untuk menindak pasien dengan kondisi yang harus dipisahkan dari pasien lain seperti pasien yang memerlukan privasi karena kondisi klinisnya, atau pasien merupakan sumber gangguan visual atau auditor bagi orang lain. Pasien sekarat bisa ditempatkan disini bersama keluarganya.
Ruangan ini harus dilapisi secara penuh dari lantai hingga langit-lanngit dan memiliki pintu padat. IGD harus memiliki paling tidak dua ruang singel, paling tidak satu untuk 10.000 kunjungan tahunan. Peralatan bagi ruang singel ditingkatkan bila terjadi peningkatan bermakna casemix kondisi obstetrik/ginekologik.
6.6 Ruang Dekontaminasi
Ruang dekontaminasi tersedia bagi pasien yang terkontaminasi zat toksik.
Sebagai tambahan kebutuhan dari ruang isolasi, memiliki:
Akses langsung dari ambulans tanpa melalui bagian manapun dari IGD.
Ada slang air fleksibel, lubang buangan air dilantai dan penampung air terkontaminasi.
Ada ruang penyimpan bagi pelindung personal dan peralatan dekontaminasi
6.7 Area Kesehatan Mental Akut (Lorong Non 4 Dasar)
Pasien yang menderita krisi psikiatri atau psikologi akut adalah unik dan sering dengan kebutuhan yang kompleks. IGD memiliki fasilitas untuk menerima, menilai, menstabilkan dan tindakan inisial bagi pasien yang datang dengan masalah kesehatan mental akut.
Ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pusat kesehatan mental dan tidak pula untuk mengobservasi jangka panjang bagi pasien yang tidak terkontrol.
Kegunaan utama area ini untuk memberikan ruang yang aman dan cukup untuk wawancara dan stabilisasi.
Tampilan kesehatan mental akut berpotensi memutus kegiatan normal IGD. Sebaliknya lingkungan yang sibuk di IGD mungkin tidak kondusif untuk pelayanan pasien dengan krisi mental akut.
Pasien yang datang dengan gejala krisis kesehatan mental akut mungkin memiliki masalah medis yang memerlukan pengelolaan secara bersamaan. Kelainan atau cedera yang mengancam jiwa tetap merupakan prioritas utama, dan harus ditindak diarea klinis sesuai di IGD.
Untuk pelayanan pasien yang baik, pasien yang tidak terkontrol tidak boleh ditinggalkan tanpa pengawasan disemua area IGD dan kesehatan mental akut harus dijauhkan dari area pediatrik.
Pertimbangan Rancangan
Prinsip yang harus diingat dalam merancang:
Lokasi
Fasilitas penilaian kesehatan mental akut idealnya berlokasi dekat IGD. Bila belum mungkin dan masih berlokasi dalam IGD, alur pasien harus dipisahkan bila mungkin untuk memaksimalkan privasi dan untuk meminimalkan gangguan. Bila mungkin pintu masuk aman terpisah digunakan oleh tim kesehatan mental darurat dan polisi.
Pasien harus diawasi terus menerus oleh petugas vaik secara langsung maupun CCTV.
Kemanan Petugas
Area dirancang dekat area petugas rutin lainnya, dengan akses segera untuk membantu bila diperlukan. Sebisa mungkin, fasilitas ini tidak memiliki objek yang bisa dipakai melempar petugas. Ada dua pintu keluar terpisah untuk lari baila satu pintu terhalang. Pintu keluar harus membuka keluar, dan harus bisa dikunci dari luar dan tidak dari dalam. Bila ada jendela, harus dibuat dari material anti pecah. Semua jendela harus dirancang dan ditempatkan hingga tidak dapat digunakan oleh pasien untuk mencederai diri sendiri. Semua area harus memiliki alarm petugas yang mudah dijangkau, bisa wireless/mobil.
Keselamatan Pasien
Sedapat mungkin, area ini harus bebas furnitur berat dan udah pecah, tajam, permukaan keras, yang bisa mencederai pasien yang tidak terkendali, dan harus disertai colokan listrik yang tahan rusak. Juga harus dengan tampilan interior yang memberi ketenangan, seperti warna tidak cerah serta perabot lembut disertai pencahayaan yang cukup. Peralatan pelacak pasien akan meningkatkan keamanan pasien.
Privasi
Area cukup terpisah dari area pelayanan pasien berdekatan agar memungkinkan privasi pasien kesehatan mental dan perlindungan pasien lain atas potensi gangguan atau keributan. Harus ada pemisah akunstik dan visual denan area klinik yang berdekatan, namun bisa diakses dengan mudah oleh petugas dalam keadaan kebutuhan intervensi darurat. Dianjurkan pemakaian material kedap suara.
Sedasi Intravena
Ruang klinis yang cukup disediakan bagi sedasi cepat IV yang aman bagi pasien yang tidak terkendali. Ini termasuk ruang yang cukup bagi tempat tidur atau troli, beberapa petugas, dan monitoring yang cukup bagi pelayanan pasien yang disedasi secara kuat. Ruangan yang dipakai adalah ruangan isolasi. Kebijakan operasional harus memastikan bahwa setiap pasien yang menerima sedasi yang mempengaruhi tingkat kesadaran harus dikelola diarea klinik dengan monitoring dan observasi yang cukup.
Penjelasan dari Area
Idealnya fasilitas mencakup paling tidak dua area terpisah yang berdekatan:
1. Ruang Wawancara
Ruang ini memiliki dua pintu keluar, mengayun keluar dan bisa dikunci dari luar, untuk memungkinkan agar petugas bisa lari ketika satu pintu dihalangi. Satu pintu harus cukup besar agar memungkinkan pasien bisa melewatinyabdan harus dipikirkan adanya barn door dimana bagian atas atau bawah pintu dapat terbuka masing-masing atau bersamaan. Jenis pintu ini memeliki keuntungan yang memungkinkan observasi langsung dari, dan komunikasi dengan, pasien didalam ruangan tanpa petugas harus perlu masuk ruangan.
Ruangan ini harus:
Didekorasi dengan warna tenang
Terlindung dari suara bising diluar
Perabot lembur tanpa tepi tajam (perabot dibuat kebanyakan dari karet busa yang memiliki keuntungan untuk keperluan ini)
Dirancang secara agar observasi langsung bisa dari luar ruang bisa dilakukan setiap saat
Dirancang untuk memastikan bahwa pasien tidak mempunyai akses keventilasi udara atau titik gantungan
Memiliki detektor asap
Memiliki alaram paksa pada setiap pintu
Kelistrikan dan gas medik tidak disediakan bagi pasien. Pasien harus bisa diobservasi langsung. Ini diperkuat dengan CCTV untuk keamanan pegawai.
Ruangan harus berukuran cukup agar memungkinkan tim pembebat dengan lima anggota disekeliling pasien dalam ruangan, dengan cukup pemisah antara pasien dengan tim pembebat agar menyulitkan pasien untuk memukul petugas. Karena ini serta perlunya mencegah ruang sempit bagi pasien yang agitasi, ruangan harus bujur sangakar atau mendekati dan setidaknya dengan lantai 16 m2.
2. Ruang Pemeriksaan/Tindakan
Ini harus sangat dekat dengan ruang wawancara. Harus memiliki fasilitas memadai untuk pemeriksaan fisik, namun peralatan yang tidak perlu dan mudah bergeser harus dicegah. Bila kebijakan operasional mengharuskan sedasi IV diarea ini, harus ada fasilitas cukup dengan monitoring cukup, dipancang didaerah diluar jangkauan pasien yang berpotensi kekerasan. Harus mencakup seminimal mungkin steker tambahan atau perabot yang keras yang bisa dipakai untuk membuat kerusakan pada pasien atau petugas. Ini harus memiliki cukup ruangan agar memungkinkan lima petuga pembebatan mengelilingi pasien pada tempat tidur IGD standar dan setidaknya luas lantai 16 m2.I
6.8 Area Konsultasi
Area konsultasi disediakan untuk pemeriksaan dan pelayanan pasien yang bisa berjalan yang tidak memiliki riwayat penyakit mayor atau serius yang memerlukan resusitasi atau monitoring.
Area konsultasi bisa dengan rancangan seperti area untuk menindak pasien yang menderita kondisi yang tidak kompleks dan hanya menyerang satu sistem. Rancangan area konsultasi disesuaikan dengan casemix dan kebijakan RS.
Area memiliki ukuran sesuai agar bisa menempatkan:
Panel Service sda
Troli/meja pemeriksaan
Minimum luas area 12 m2
Meja dengan tiga kursi
Outlet dan terminal komputer
Ruang konsultasi disesuaikan agar bisa digunakan untuk fungsi kuhusus:
Kelainan THT:
Set THT lengkap, termasuk suction
Mikroskop THT
Lampu Kepala
Garpu Tala
Cermin Kepala
Kelainan Mata:
Vision screen dengan motor
Slit lamp
IV pole
Ruangan harus dengan kemampuan digelapkan, sebaiknya tanpa jendela
Troli oftalmologi
Rawat Luka:
Troli rawat luka
Lemari dinding untuk material rawat luka
6.9 Ruang Gibs
Ruang gibs memungkinkan pemasangan Plaster of Paris dan bidai lainnya bagi reduksi tertutup dengan sedatif, atau anestesia regional, atas displaced fractures atau dislokasi.
Minimal luas lantai 20 m2 , tidak termasuk tempat penyimpanan kruk atau bidai.Monitoring fisiologis harus dilakukan saat prosedur.
Peralatan dan perlengkapan yang disediakan:
Panel Service sda
Tempat penyimpanan plaster bandages
Panel pelihat X-Ray (2 panel per tempat tidur) atau sistem pencitraan digital
Peralatan Monitoring (NIBP, SpO2 , ECG) termasuk akses ke peralatan resusitasi
Sistem pembawa Nitrous oxida atau ruang penyimpan pembawa nitrous oxida portabel
Ruang penyimpanan cuff pneumatik dan catu gas nya
Plaster trolley
Wadah dan drain dengan penampung gibs
Meja kerja
Tempat penyimpan bidai dan kruk harus berhubungan dengan ruang gibs
Tornike Pneumatic
6.10 Ruang Prosedur
Ruang prosedur diperlukan untuk melakukan prosedur seperti pnktur lumbar, torakostomi tube, torakosentesis, parasentesis abdominal, kateterisasi kandung kemih, jehit luka dll.
Harus dengan insulasi bising dan minimal luas lantai 20 m2.
Peralatan dan perlengkapan minimal:
Panel Service sda
Lampu kamar operasi terpasang dilangit-langit dengan minimal 80.000 luks.
Boks pelihat X-Ray atau sistem pencitraan digital
Peralatan Monitoring: NIBP, SpO2, ECG dengan akses keperalatan resusitasi
6.11 Stasiun Petugas
Stasiun staf pada area tindakan akut ada diarea utama petugas IGD. Stasiun harus memberikan pengawasan pasien setiap waktu tanpa terputus dan lantai harus ditinggikan agar hal ini tercapai. Terletak disentral dan dibangun dalam rancangan yang memastikan informasi rahasia dapat diberikan tanpa melanggar privasi.
Area harus tertutup karena alasan tsb. dan juga untuk memberikan keamanan bagi petugas, informasi dan privasi. Penggunaan jendela geser dan sekat yang bisa diatur bisa digunakan untuk menghindari gangguan dari luar dan area terpisah untuk tulis menulis dipertimbangkan.
Stasiun petugas setidaknya seluas 10m2 atau 1m2/1000 kunjungaan tahunan, yang mana yang lebih besar. Rancangan ergonomik sangat penting.
Peralatan dan perlengkapan harus bisa diakses:
Telefon
Jalur langsung hanya bagi dokter
Jalur langsung hanya bagi ambulans/polisi
Terminals komputer
Printer
Mesin faks
Mesin fotokopi
GPO
Boks pelihat X-Ray/sistem pencitraan digital
Lemari obat/medikasi berbahaya
Displai darurat dan pemanggilan pasien
Alaram keamanan dibawah meja
Penyimpan barang berharga
Radio darurat SPDT
Penyimpan contoh alkohol darah bagi polisi
Penyimpan alat tulis
Akses pipa pneumatik atau sejenis bagi spesimen untuk laboratorium/patologi, transfer rekam medik dan permintaan pencitraan medik.
Meja tulis dan kerja
Bagian stasiun petugas harus terisolasi secara akustik dari bagian IGD lain untuk menjamin privasi dan diskusi medis rahasia
6.12 Unit Rawat Sebentar
Tidak diberlakukan di IGD saat ini.
Adalah unit di IGD dan dilayani oleh IGD dengan orientasi utama adalah mengelola pasien dengan masalah akut dengan dugaan LOS kurang dari 24 jam. Unit ini mempunyai fasilitas seperti rawat inap. 8 tempat tidur diperkirakan sebagai ukuran fungsional minimal.
Konfigurasi unit ini minimum 1 tempat tidur per 4.000 kunjungan per tahun. Hal ini dipengaruhi fungsi dan casemix unit. Semua tempat tidur harus memiliki kemampuan monitoring fisiologis paling tidak serupa dengan ruangan akut. Harus ada stasiun petugas terpisah dengan ukuran cukup dan ada kantor bagi kepala keperawatan unit dan konsultan perawat klinik. Tempat tidur RS (bukan troli) harus ada.
6.13 Unit Penilaian dan Perencanaan Medik (UPPM)
Unit penilaian dan perencanaan medik saat ini belum dilaksanakan di IGD.
UPPM digunakan untuk menerangkan unit RS lain yang bekerja di IGD. Orientasi utamanya adalah untuk memberikan penilaian yang terarah dan intensif dalam melakukan intervensi secara multidisiplin terhadap pasien sakit akut untuk menoptimalkan proses, LOS dan outcome pasien sebagai alternatif atas rawat inap tradisional. Unit ini dikelola dengan dan petugas oleh tim medis rawat inap. Susunan dan fungsi UPPM ditentukan oleh casemix dan kebijakan RS. Umumnya UPPM terdiri dari 30 tempat tidur rawat iniap dimana pasien dilayani dalam tatakelola seperti ruangan rawat standar.
7. RUANG TUNGGU
Area tunggu harus memberikan cukup ruangan untuk pasien yang menunggu seperti juga bagi keluarga atau wali. Area harus terbuka dan mudah diamati dari area triase dan area penerimaan. Tempat duduk harus nyaman dan cukup luas untuk dilalui kursi roda, prams, alat bantu berjalan dan pasien yang memerlukan bantuan. Area harus diciptakan tenang, ruang televisi, dan area bagi kelompok kecil keluarga.
Cahaya alami harus maksimal.
Ada area untuk anak-anak bermain dengan perabot yang sesuai. Kontrol infeksi harus diterapkan.
Televisi harus ada namun tidak mendominasi erea tunggu atau menimbulkan kebisingan. Harus ada cara memberikan informasi kondisi IGD atau pesan kesehatan masyarakat.
Bisa dilengkapi produk seni, foto, lukisan, terutama yang terkait dengan alam.
Harus ada akses ke:
Area Triase dan Penerimaan
Toilet
Ruang ganti bayi
Fasilitas penyegaran ringan termasuk mesin penyedia makanan ringan
Telefon, telefon taksi dan mesin penukar uang
Bacaan kesehatan
Diusahakan area tunggu anak-anak yang terpisah. Area ini harus dilengkapi perabot sesuai, termasuk video/TV, dan disediakan peralatan untuk bermain yang aman. Harus kedap terhadap suara dari ruang tunggu umum dan harus terlihat oleh perawat triase.
Area tunggu harus minimal 5.0m2 /1000 kunjungan tahunan area ini, yang sudah termasuk tempat duduk, telefon, mesin penjual, daftar bacaan, toilet dan ruang sirkulasi. Ruang tunggu harus termasuk satu tempat duduk per 1.000 kunjungan tahunan.
Area ini harus terus dimonitor secara elektronik untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pasien.
7.1 Ruang Sekuriti
Lokasi kantor petgas keamanan dekat pintu masuk. Ruangan ini harus dapat memantau langsung ruang tunggu, triase, dan ruang penerimaan dengan akses segera kearea tsb. bila diperlukan. Pengamatan ruangan lain melalui CCTV dan alaram darurat petugas juga terpantau diruangan ini.
8. AREA PENERIMAAN DAN TRIASE
IGD memiliki akses dengan dua pintu masuk terpisah: bagi ambulans dan pasien yang datang sendiri berjalan. Tiap area kedatangan disiapkan memiliki serambi terpisah yang disekat dari jarak jauh oleh pintu petugas keamanan. Akses ke area tindakan dibatasi dengan pintu pengaman. Tempat masuk ambulans dipisahkan sebaik mungkin dalam hal suara dan penglihatan dari tempat masuk pasien yang datang sendiri atau berjalan. Setiap area mengarahkan pasien ke area penerimaan/triase. Area penerimaan/triase harus bias mengamati langsung ruang tunggu, area bermain anak (bila sudah ada) dan tempat masuk ambulans. Penilaian, pengamatan dan pertolongan pertama diberikan di erea penerimaan/triase yang memiliki privasi visual dan auditori.
Area triase harus memiliki akses ke peralatan dan perlengkapan:
Monitor NIBP
SpO2
GPO
Terminal Komputer dengan printer, dipasang secara aman
Wasbak cuci tangan, peralatan untuk kewaspadaan standar
Tempat tisu
Lampu pemeriksaan
Troli pemeriksaan bergerak
Telefon
Meja dan kursi
Pengukur berat badan/tinggi
Ruang penyimpan pembalut, [eralatan medik dasar, alat tulis
Whiteboard
9. KANTOR PENERIMA/ADMINISTRASI
Petugas administrasi dimeja penerima bisa menerima pasien yang datang untuk berobat dan mengarahkannya kearea triase. Setelah penilaian diarea triase, pasien atau keluarga kembali langsung ke area penerimaan dimana petugas akan melaksanakan wawancara registrasi, menyiapkan rekam medik, dan mencetak label identifikasi. Bila keputusan adalah rawat inap, petugas mewawancara pasien atau keluarga disisi tempat tidur atau dimeja penerimaan tergantung kondisi pasien, untuk menyelesaikan rincian rawat inap.
Petugas memberikan tempat duduk dan disekat untuk privasi wawancara. Harus ada komunikasi langsung dengan area penerimaan/triase dan stasiun petugas di area tindakan akut/observasi. Area dirancang dengan mempertimbangkan keselamatan petugas, serta akses bagi penyandang cacad.
Fungsi lainnya:
Tempat informasi umum bagi publik
Menerima pembayaran
Kantor Penerimaan/Administrasi memiliki akses ke peralatan dan perlengkapan:
Terminal komputer
Telefon
Mesin faks
Mesin fotokopi
Printer komputer
Ruang penyimpan alat tulis dan rekam medik
GPO
Meja kerja
Gabungan area penerimaan/administrasi/triase paling tidak 1.8m2 /1000 kunjungan tahunan tidak termasuk area penyimpanan bagi rekam medik.
10. RUANG TUTORIAL
Ruang ini menyediakan fasilitas bagi pendidikan formal mahasiswa/residen serta untuk pertemuan. Terletak diarea tenang non klinik, dekat ruang petugas dan kantor.
Tersedia:
VCR/DVD R
Televisi
Slide projector
Overhead projector
Projection screen
Whiteboard
Terminal komputer dan outletnya
Digital projector
Pelihat X-Ray/sistem pencitraan digital
Telefon
Meja pemeriksaan
Lemari penyimpanan, cukup untuk menyimpan manekin simulasi dan peralatan pelatihan.
Ruangan ini minimal 0.8m2/1000 kunjungan tahunan diarea ini.
10.1 Pustaka
Area tenang dengan kelengkapan material rujukan tertulis, audiovisual dan elektronik. Terminal komputer harus bisa mengakses data dasar pengetahuan/ilmu.
10.2 Area Telemedisin
Fasilitas telemedisin belum dilaksanakan. Disediakan dalam yang betul-betul tertutup dengan listrik dan perkabelan untuk komunikasi yang cukup. Ruangan ini memiliki cukup ruangan yang memungkinkan anggota tim pelayanan multipel secara bersamaan dan dekat pada atau terintegrasi dengan stasiun petugas.
11. AREA ADMINISTRASI
RS menyediakan ruangan bagi peran adminitratif, manajerial, keselamatan dan kualitas, pendidikan, dan penelitian di IGD.
Sejalan dengan ketentuan peran IGD, ruang kantor harus diberikan pada:
Kepala
Wakil Kepala
Penanggung-jawab Pendidikan
Penanggung-jawab Penelitian
Pengelola Keperawatan
Pendidi Keperawatan
Perawat
Spesialis
Residen
Sekretaris
Pekerja sosial/pekerja gangguan kesehatan mental
Petugas Pendukung Informasi/pengelola data
Pimpinan Penelitian/proyek
Penyelia petugas administrasi
Pendukung lain bila perlu (Perawat khusus, tim khusus, dll)
Semua harus memiliki ruang pertemuan masing-masing.
Total area perkantoran paling tidak 4m2 /1.000 kunjungan tahunan. Masing-masing kantor paling tidak berukuran 9m2 . dan dilengkapi telefon dan terminal komputer. Bila terpaksa, kantor terbuka dengan berbagai kelompok kerja bisa dipakai.
12. AREA PENDUKUNG KLINIK
12.1 Ruang Sediaan Bersih
Harus cukup ukuran untuk menyimpan pangadaan bersih dan steril dan harus memiliki cukup area untuk meja tingkat untuk menyiapkan baki prosedur dan peralatan
12.2 Ruang Sediaan Kotor/Limbah
Akses harus tersedia dari semua area klinis.
Harus cukup ruang penyimpan bagi:
Meja tingkat Stainless steel dengan kisi dan pengering
Rak panci dan botol
Rak mangkuk dan baskom
Pencuci perkakas
Pembersih mangkuk/baki
Kisi pembilas
Ruang penyimpan peralatan pemeriksaan seperti urinalisis
Ruang limbah dekat Sediaan kotor
12.3 Ruang Peralatan/Penimbunan
Digunakan menyimpan peralatan seperti tiang IV dan persediaan medik disposable. Harus cukup ruang dan GPO untuk menyimpan dan mencas peralatan yang memekai batere seperti pompa infus. Luas area paling tidak 2.2m2/1000 kunjungan tahunan. Ini tidak termasuk ruang penyimpanan dalam area tindakan. IGD harus memiliki cukup ruang penyimpanan untuk pelayanan seminggu sediaan medik disposabel dan cairan IV. Ketentuan logistik RS dan pengelolaan risiko bisa memperbesar ketentuan tsb.
12.4 Ruang Farmasi/Obat-obatan
Digunakan menyimpan obat-oabatan yang digunakan di IGD. Pintu masuk harus bisa menutup sendiri. Area harus bisa diakses dari semua area klinik dan memiliki ruangan yang cukup untuk menerima area persiapan farmasi, sistem pencatatan farmasi, dan refrigerator yang menjamin integritas rantai pendinginan. Disiapkan ruangan untuk mesin penyimpan otomatis.
12.5 Lorong Troli Linen
Tersedia lorong sesuai banyaknya troli linen yang digunakan dan dapat dengan mudah dilewati dua troli dengan arah gerak berlawanan.
12.6 Lorong Radiologi Bergerak
Digunakan untuk meletakkan dan mencas peralatan radiologi bergerak yang harus segera siap diakses oleh area tindakan utama termasuk ruang gibs.
12.7 Lorong Troli/Kursi Roda/Troli listrik/Kerekan
Tersedia lorong sesuai banyaknya troli dll. yang digunakan dan dapat dengan mudah dilewati dua troli dll. yang paling lebar dengan arah gerak berlawanan.
12.8 Tempat Minuman dengan Pembuat es
Tempat minum disediakan ditempat yang tidak mengganggu kegiatan IGD.
12.9 Lemari Blanket Pemanas
Lemari sedikitnya bisa menampung 4 blanket pemanas.
12.10 Ruang Limbah/Sampah
Disediakan tempat penampungan sementara limbah/sampah diluar area utama IGD dan mempunyai pintu keluar tidak kearah area utama IGD.
12.11 Gudang Peralatan Bencana
Terletak dekat pintu kedatangan ambulans dan berukuran sesuai dengan peran IGD pada insiden mayor atau bencana. ADa ruang penggantung pakaian khusus atau pakaian pelindung, meja kerja untuk pemeriksaan peralatan, serta GPO's untuk mencas batere/power bank.
12.12 Ruang Pembersih
Terletak tidak diarea utama IGD dan mempunyai pintu tidak kearah area utama IGD.
12.13 Kamar Mandi Pasien
Shower dan toilet
Kamar mandi RS dengan kerekan
12.14 Ruang Wawancara
Digunakan bagi keluarga pasien untuk berkonsultasi atau diwawancarai secara privat. Harus dengan pengaman akustik dan diluar area klinis utama IGD.
12.15 Ruang Keluarga yang Cemas
Dibutuhkan 2 ruang atas 25.000 kunjungan tahunan untuk keluarga pasien yang cemas karena keluarganya sakit serius atau sekarat. Harus terisolasi secara akustik dan ada akses ke fasilitas minuman, toilet dan telefon. Satu area tindakan harus sedekat mungkin dengan ruangan ini dan ukurannya disesuaikan dengan budaya setempat. Untuk kunjungan tahunan kurang dari 25.000, cukup stau kamar.
12.16 Laboratorium
Area yang dirancang untuk melakukan pemeriksaan ditempat tidur seperti untuk BGA dan analisis elektrolit serta pemerisaan urin.
13. FASILITAS PETUGAS
13.1 Ruang Petugas
Satu ruangan diberikan bagi petugas untuk menenangkan diri dimasa istiahat. Makanan dan minuman disediakan dengan cukup meja dan kursi. Terletak jauh dari area pelayanan pasien dan mempunyai akses ke cahaya alami, mempunyai luas memadai, dengan pelapis lantai dan dinding. Ruang petugas berdasar jumlah petugas yang bekerja pada satu saat waktu dan kebutuhan yang diperkirakan, serta sebagai pedoman awal, setidaknya 0.8m2 /1.000 kunjungan tahunan yang disesuaikan dengan jumlah petugas.
13.2 Ruang Ganti Petugas/Loker/Toilet/Shower
Ada akses ke tempat ganti petugas pria/wanita, ruang loker dan shower. Keamanan yang memadai dan akses terbatas kearea ini harus dilaksanakan.
14. SEKURITI
IGD menerima pasien dan penyertanya dalam jumlah besar, banyak diantaranya dengan cemas, keracunan atau terkait kekerasan. RS mempunyai tugas untuk menjamin keselamatan dan keamanan petugas, pasien dan pengunjung lain. Kebijakan, struktur danpelatihan dilakukan untuk meminimalkan cedera, trauma psikososial dan kerusakan serta kehilangan barabg milik. Rincian tampilan keamanan dirancang berkaian dengan penilaian risiko keamanan dilokasi tertentu.
Masalah keamanan spesifik sbb.:
14.1 Kendali AKses Perimeter
Pintu kedatangan ambulans atau datang sendiri harus dipisahkan dengan kunci elektronik, serta kaca dengan daya tahan benturan tinggi. Akses dari area tunggu ke area tindakan harus dikendalikan. Ditentukan akses terbatas dari bagian lain RS ke IGD.
14.2 Rancang ARea Penerimaan/Triase
Hubungan/antar muka antara area tunggu dengan penerimaan/triase dirancang teliti hingga memungkinkan komunikasi yang baik pada pasien dan penyerta. Juga tidak ada hambatan pandangan area tunggu, hingga dapat mempertahankan keselamatan petugas dengan baik. Keamanan diberikan dengan rancang berhadapan, partisi vertikal, atau cara lain. Area penerimaan/triase dirancang untuk memenuhi akses yang mudah bagi pasien dengan kursi roda atau pasien cacad lainnya.
14.3 Alaram Darurat/Duress
Alaram darurat terpasang atau personal diletakkan ditempat yang ditentukan seperti yang dianjurkan oleh penilaian risiko keamanan.
14.4 Petugas Keamanan
Petugas keamanan berseragam terkadang diperlukan secara pemberitahuan singkat untuk membantu masalah keselamatan atau keamanan. Stasiunnya terletak didalam dan diluar dekat IGD, dengan jalur komunikasi cepat.
14.5 Pengamatan Electronik
Area seklusi atau isolasi dimonitor secara elektronik dengan CCTV, dengan monitor di area petugas yang mudah terlihat jelas dan berkesinambungan.
Rujukan
1. A.C.E.M: Gidelines on ED design.
2. Emergency Medicine Policies and Procedures Manual. Department of Emergency Medicine University of North Carolina Health Care System, Chapel Hill.
3. US Department of Health ang Human Service. Centers for Disease Control and Prevention.
4. Administrative manual. Policy & Procedure. Capital Health Hospital.
5. Emergency Department Policy and Procedure Manual. MCN Health Care.
6. SPGDT Departemen Kesehatan RI.
DAFTAR ISI:
11. PENDAHULUAN
32. MENENTUKAN AREA UTAMA
53. KETERKAITAN FUNGSIONAL
64. PERTIMBANGAN TATA-RUANG
125. PENJELASAN ALUR PASIEN
146. AREA KLINIS PENTING
247. RUANG TUNGGU
258. AREA PENERIMAAN DAN TRIASE
259. KANTOR PENERIMA/ADMINISTRASI
2610. RUANG TUTORIAL
2711. AREA ADMINISTRASI
2812. AREA PENDUKUNG KLINIK
3013. FASILITAS PETUGAS
3114. SEKURITI
32Rujukan
Triase
RS Lain/PKM
Jalur Cepat
K. Operasi
Kamar Mati
Dekontaminasi
Ambulans
Isolasi
ICU
HCU Lain
NonResusitasi
R. Rawat Inap
Datang Sendiri
HCU IGD
Resusitasi
Pulang
SS/BSB
SS/BSB