pelvic rocking
TRANSCRIPT
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN
BERENDAM DAN PELVIC ROCKING
ERLINA WATI
ERNAWATI
DISUSUN OLEH
Berendam (Hidroterapi)
Hidroterapi merupakan salah satu metode yang efektif dalam mengurangi rasa nyeri dan dapat dilakukan dengan mudah.
Istilah hidroterapi sendiri baru ada sekitar abad ke 19. Namun air telah dimanfaatkan sebagai bagian dari metode penyembuhan sejak beberapa abad yang silam. Di zaman Yunani air dipercaya memiliki kekuatan penyembuhan dan di zaman keemasan Romawi telah memanfaatkan kolam air yang luas sebagai bagian kehidupan sehari-hari untuk kesehatan.
Pada Hidroterapi ada beberapa reflek yang saling berhubungan antara tempat kompres dan organ
yang dipengaruhinya. Beberapa diantaranya :
• Kulit di telapak kaki dan tangan berhubungan dengan sirkulasi di
kepala, dada dan organ di panggul ( seperti kandung kemih,
organ reproduksi, prostat ).
• Kulit di bagian dada sebelah bawah berhubungan dengan ginjal.
• Kulit di muka berhubungan dengan pembuluh darah di kepala.
• Kulit di dasar leher belakang berhubungan dengan mukosa
hidung (hal ini yang menyebabkan kenapa kompres dingin di
leher dapat menghentikan hidung yang berair).
Pada pengobatan hidroterapi , temperatur dibagi menjadi beberapa
bagian yaitu :
• Panas : 36-40°C• Hangat : 34-36°C• Hangat kuku/suam : 26-33°C• Sejuk : 18-26°C• Dingin : 12-18°C
Pelvic rocking
Pengertian :Menurut Theresa Jamieson tahun
2004 mengatakan bahwa pelvic rocking merupakan cara yang efektif untuk bersantai bagi tubuh bagian bawah khususnya daerah panggul. Teknik ini sering disarankan selama persalinan untuk meningkatkan relaksasi dan memungkinkan gaya gravitasi untuk membantu perjalanan bayi melalui jalan lahir.
Manfaat Pelvic rocking
• Goyang panggul memperkuat otot-otot perut dan punggung bawah.
• Mengurangi tekanan pada pembuluh darah di daerah sekitar rahim dan tekanan di kandung kemih ibu.
• Membantu ibu bersantai.• Meningkatkan proses
pencernaan.• Membantu mempersingkat
proses persalinan
lanjutan
• Membantu ibu merasa nyaman saat persalinan.
• Membuat bidang panggul lebih luas sehingga membantu penurunan bagian terendah janin.
• Membantu ibu dalam posisi tegak sehingga janin cepat turun.
• Mengurangi keluhan nyeri di daerah pinggang, inguinal, vagina dan daerah sekitarnya.
Teknik Pelvic rocking
Menurut Theresa Jamieson pada tahun 2004 langkah-langkah metode pelvic rocking antara lain :
Ibu berdiri dengan posisi kaki melebar dan telapak tangan menempel pada bagian-bagian paha bagian atas.Melakukan teknik relaksasi seperti tarik nafas lewat hidung dan mengeluarkan gas CO2 melewati mulut sebanyak 3 kali.Memutar panggul ke arah kanan sebanyak 5 kali bersamaan dengan pengencangan perut bagian bawah (otor transfersus abdomen)Beristirahat dengan posisi rileks selama 9 hitungan.Memutar panggul ke arah kiri sebanyak 5 kali bersamaan dengan pengencangan perut bagian bawah (otot transfersus abdomen)Ulangi langkah-langkah tersebut selama minimal 5 menit dalam sehari.
Keterkaitan metode pelvic rocking terhadap persalinan
Metode pelvic rocking menambah ukuran rongga pelvis merupakan pendapat dari Jennifer Vanderiaan pada bukunya The Christian childbirt handbook pada tahun 2008. Penambahan ukuran rongga panggul ini terjadi karena pada saat melakukan teknik pelvic rocking ibu hamil menjadi rileks dan melatih otot-otot polos yang terdapat di dalam rongga panggul. Telah disebutkan bahwa ligamentum sakrotuberosum dan ligamentum sakrospinosum yang terlentang dari bagian lateral sakrum dan koksigis menuju spina iskiadika mempengaruhi persendian pada tulang panggul.
Teknik pelvic rocking dapat mengelastiskan ligamentum dan otot pelvis terkait dengan sifat-sifat
otot polos antara lain
a) Kontraktilitasb) Eksitabilitasc) Ekstensibilitasd) Elastisitas
Pentingnya tekanan intraabdominal pada ekspulsi janin paling jelas terlihat pada persalinan perempuan yang menderita paraplegi. Perempuan seperti ini tidak menderita nyeri, meskipun uterus mungkin berkontraksi kuat sekali. Dilatasi serviks yang sebagian besar adalah hasil dari kontraksi uterus yang bekerja pada serviks yang melunak berlangsung secara normal, tetapi ekspulsi bayi terlaksana dengan lebih mudah kalau ibu diminta mengejan dan dapat melaksanakan perintah tersebut selama terjadi kontraksi uterus.