pembelajaran matematika dengan model team …

15
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZED (TAI) DAN GROUP INVESTIGATION (GI) DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: KHARISMA ANJAS TRIYANTO A 410 150 145 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2021

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TEAM …

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TEAM

ASSISTED INDIVIDUALIZED (TAI) DAN GROUP

INVESTIGATION (GI) DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

SISWA

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1

pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

KHARISMA ANJAS TRIYANTO

A 410 150 145

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2021

Page 2: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TEAM …
Page 3: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TEAM …
Page 4: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TEAM …
Page 5: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TEAM …

1

Pembelajaran Matematika dengan Model Team Assisted Individualized (TAI)

dan Group Investigation (GI) Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) menguji dan menganalisis pengaruh

yang signifikan antara model pembelajaran (TAI dan GI) terhadap hasil belajar

matematika. (2) menguji dan menganalisis pengaruh yang signifikan antara

karakteristik gaya belajar siswa terhadap hasil belajar matematika. (3) menguji dan

menganalisis adanya interaksi model pembelajaran matematika dengan karakteristik

gaya belajar siswa terhadap hasil belajar. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain

kuasi-eksperimen. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas (eksperimen1 dan

eksperimen 2) yang diambil dengan cara cluster random sampling dari populasi

seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Surakarta tahun pelajaran 2019/2020.

Instrumen pengumpulan data berupa angket dan tes. Sebelum dilakukan penelitian,

terlebih dahulu dilakukan uji keseimbangan untuk mengetahui kedua sampel memiliki

kemampuan awal yang sama. Uji normalitas, dan uji homogenitas merupakan uji

prasyarat analisis pada penelitian ini. Teknik analisis data dengan menggunakan

analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian

ini diperoleh: (1) terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diberi

pembelajaran menggunakan model pembelajaran TAI dan model pembelajaran GI.

Model pembelajaran TAI memiliki pengaruh lebih baik dibandingkan dengan model

pembelajaran GI (2) tidak terdapat pengaruh gaya belajar siswa terhadap hasil belajar

matematika. (3) tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan gaya belajar

siswa terhadap hasil belajar matematika.

Kata kunci : team assisted individualized, group investigation, hasil belajar

matematika, gaya belajar

Abstract

This study aims to determine: (1) to test and analyze the significant effect of the

learning model (TAI and GI) on mathematics learning outcomes. (2) examining and

analyzing the significant influence between the characteristics of student learning

styles on mathematics learning outcomes. (3) testing and analyzing the interaction of

the mathematics learning model with the characteristics of students' learning styles on

learning outcomes. This type of quantitative research with a quasi-experimental

design. The research sample consisted of two classes (experiment 1 and experiment 2)

which were taken by means of cluster random sampling from the population of all

class VIII students of SMP Negeri 19 Surakarta in the 2019/2020 school year. The data

collection instruments were questionnaires and tests. Before doing the research, first a

balance test is carried out to find out that both samples have the same initial ability.

The normality test and homogeneity test are the prerequisite tests for analysis in this

study. The data analysis technique used a two-way variance analysis of different cells

with a significance level of 5%. The results of this study were obtained: (1) there were

differences in the mathematics learning outcomes of students who were given learning

using the TAI learning model and the GI learning model. The TAI learning model has

Page 6: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TEAM …

2

a better effect than the GI learning model (2) there is no effect of student learning

styles on mathematics learning outcomes. (3) there is no interaction between learning

models and student learning styles on mathematics learning outcomes.

Keywords: team assisted individualized, group investigation, results of mathematical

learning, learning styles

1. PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya

proses pembelajaran (Sanjaya, 2013: 1). Oleh karena itu diperlukan suatu inovasi

dalam proses pembelajaran sehingga dapat memacu semangat siswa dalam proses

pembelajaran. Inovasi pembelajaran dapat menjadi pendorong untuk menciptakan

generasi yang berkualitas dan kreatif sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan

dan persaingan baik tingkat Regional maupun Internasional. Salah satu indikator untuk

melihat kualitas seorang siswa adalah dapat dilihat dari hasil belajar yang di peroleh.

Hasil belajar matematika siswa di Indonesia cenderung belum sesuai harapan.

Menurut survey Programme for International Study Assesment (PISA) pada tahun

2015 di bawah Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)

kemampuan matematika siswa-siswi Indonesia menempati peringkat 63 dari 69

negara. Berdasarkan UNESCO mutu pendidikan matematika di Indonesia berada pada

peringkat 34 dari 38 negara yang diamati. Data lain dari hasil survei Pusat Statistik

Internasional untuk Pendidikan (Nasional Center for education in Statistic) terhadap

41 negara dalam pembelajaran matematika, dimana Indonesia mendapat peringkat ke

39 dibawah Thailand dan Uruguay. (http://kemdikbud.go.id).

Berdasarkan data Litbang Kemendikbud, secara umum perolehan nilai rerata

Ujian Nasional SMP/MTs Tahun Pelajaran 2016/2017 menurun dibanding dengan

Tahun Pelajaran 2015/2016 dari nilai 58,61 menjadi 54,25. Nilai rata-rata Mata

Pelajaran Matematika sendiri masih rendah, Hal ini dapat dilihat dengan perolehan

nilai rata-rata Ujian Nasional Matematika tahun 2017 hanya 50,31 yang jauh lebih

rendah dibandingkan nilai rata-rata Ujian Nasional Bahasa Indonesa 64,32 dan IPA

52,19. Sementara itu, SMP Negeri 19 Surakarta memperoleh peringkat 26 dari 84

sekolah negeri dan swasta se-Kota Surakarta dengan perolehan nilai rata-rata Ujian

Nasional Matematika 62.25. (http://litbang,kemendikbud.go.id)

Page 7: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TEAM …

3

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Baber

(2020) faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Gaya

belajar (learning-style) dipandang berpengaruh besar terhadap dunia pendidikan dan

sering ditemui pada semua tingkatan sekolah mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai

Perguruan Tinggi (Nasir, 2021). Siswa yang memahami gaya belajarnya sendiri tentu

akan memberikan manfaat bagi dirinya sebab mereka akan terbiasa dengan cara belajar

yang sesuai dengan kepribadiannya. Gaya belajar yang belum sesuai dengan

kepribadian siswa dan tidak diterapkan secara optimal akan mempengaruhi hasil

belajar. Suyono dan Haryanto (2015: 149) mengungkapkan bahwa gaya belajar ada

tiga macam yang pokok, yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Gaya belajar visual

adalah gaya belajar yang berfokus pada pengelihatan. Sedangkan gaya belajar auditori

adalah gaya belajar yang cenderung berfokus pada pendengaran. Lain halnya dengan

gaya belajar kinestetik yang lebih terfokus pada gerakan dan sentuhan.

SMP Negeri 19 Surakarta merupakan salah satu sekolah yang siswanya memiliki

latar belakang yang berbeda-beda. Sehingga dimungkinkan bahwa gaya belajar siswa

di SMP Negeri 19 Surakarta bermacam-macam. Setiana (2016) dalam penelitiannya

mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh gaya belajar (auditorial, visual, dan

kinestetik) terhadap prestasi belajar matematika. Faktor lain adalah faktor yang

bersumber dari luar diri siswa yaitu antara lain model pembelajaran yang kurang

menarik, fasilitas dan sumber belajar yang kurang memadai serta suasana belajar yang

kurang menarik. Dalam kenyataannya, saat ini pembelajaran yang di laksanakan dalam

kehidupan sehari-hari, guru lebih memilih menggunakan model pembelajaran

konvensional untuk mengajar siswanya karena merasa lebih praktis dalam hal

perencanaan sampai pelaksanaan. Dalam model pembelajaran konvensional,

pembelajaran didominasi oleh guru yang mengajar, sedangkan siswa hanya diam,

mencatat apa yang diterangkan gurunya, meniru guru dalam menyelesaikan masalah

sehingga siswa cenderung sangat pasif dan merasa kesulitan jika dihadapkan dengan

soal-soal yang berbeda dengan apa yang sering diajarkan oleh gurunya.

Berdasarkan data dari Neraca Pendidikan Daerah (NDP) tahun 2019

menunjukkan bahwa guru yang belum tersertifikasi lebih banyak dibandingkan dengan

guru yang telah tersertifikasi sebagaimana tampak pada Tabel 1.1 di bawah:

Page 8: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TEAM …

4

Tabel 1. Persentase Pendidik Bersertifikat

Satuan Memiliki sertifikat Belum memiliki sertifikat

PAUD 35.7% 64.3%

SD 47.7% 52.3%

SMP 49.0% 51.0%

SMA 49.0% 51.0%

SMK 36.1% 63.9%

SLB 42.3% 57.7%

Sumber: KEMDIKBUD, Neraca Pendidikan Daerah (2019)

Hal ini menunjukkan masih banyaknya guru yang belum profesional dalam mengajar

sehingga perlu adanya inovasi dalam proses pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar adalah model pembelajaran kooperatif. Seperti

hasil penelitian yang dilakukan oleh Maunde, dkk. (2015) menyimpulkan,

Pembelajaran Cooperative Learning memberikan efek menguntungkan bagi siswa dan

guru dalam pembelajaran. Siswa yang sebelumnya tidak aktif dalam pembelajaran

mulai berpartisipasi dalam proses penyelesaian masalah yang diberikan. Model

pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan oleh guru diantara yaitu model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualized (TAI) dan Group

Investigation (GI). Pendapat Siswanto dan Palupi (2013) menyatakan bahwa dengan

menggunakan model pembelajaran TAI siswa cenderung lebih aktif berdiskusi dan

memberikan masukan terhadap materi yang sedang di pelajari. Selain itu, menurut

penelitian Pambudi, Mardiyana, dan Saputro (2016) menyatakan bahwa pembelajaran

model TAI menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik dibanding dengan

model pembelajaran secara langsung. Model Pembelajaran GI merupakan

penyelidikan yang dilakukan secara berkelompok, yaitu siswa secara berkelompok

melakukan penyelidikan dengan aktif sehingga memungkinkan menemukan prinsip

(Sumarmi 2012: 123). Hasil penelitian Richardo (2015) menyimpulkan bahwa hasil

belajar dengan menggunakan strategi GI lebih baik dibandingkan dengan

pembelajaran langsung.

Page 9: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TEAM …

5

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) menguji dan menganalisis

pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran (TAI dan GI) terhadap hasil

belajar matematika. (2) menguji dan menganalisis pengaruh yang signifikan antara

karakteristik gaya belajar siswa terhadap hasil belajar matematika. (3) menguji dan

menganalisis adanya interaksi model pembelajaran matematika dengan karakteristik

gaya belajar siswa terhadap hasil belajar.

2. METODE

Jenis penelitian berdasarkan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian ini adalah quasi

experimental design atau desain kuasi-eksperimental dengan jenis posttest only, non-

equivalent control group design. Sutama (2015: 57) memaparkan desain kuasi-

eksperimental merupakan pengembangan dari eksperimental sejati yang praktis sulit

dilakukan. Menurut Sugiyono (2012: 114) Quasi experimental adalah eksperimen

yang memiliki perlakuan pengukuran-pengukuran dampak, unit-unit eksperimen

namun tidak menggunakan sampel secara acak. Pada penelitian ini peneliti

menggunakan dua kelas sebagai sampel, yaitu kelas eksperimen 1 dan kelas

eksperimen 2. Kelas eksperimen 1 merupakan kelompok siswa yang diberi perlakuan

dengan model pembelajaran TAI, dan kelas eksperimen 2 yang diberi perlakuan

dengan model pembelajaran GI.

Sebelum diberi perlakuan kedua kelas terlebih dahulu dipastikan apakah kedua

sampel memiliki kemampuan yang sama, pengujian menggunakan uji t (Independent

Sample t-Test) data yang digunakan berupa dokumentasi nilai UTS. Instrumen yang

digunakan yaitu angket dan tes. Validasi angket menggunakan uji korelasi Product

Moment dan uji reliabilitas angket menggunakan rumus Cronbach’s Alpha (𝛼).

Instrumen tes di validasi menggunakan rumus korelasi biserial dan uji reliabilitas

instrumen tes menggunakan rumus KR-20. Hasil analisis instrumen menunjukkan

bahwa kedua instrumen yang digunakan valid dan reliabel. Sebelum dilakukan

analisis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis variansi yaitu uji normalitas

menggunakan uji Liliefors dan uji homogenitas menggunakan metode Bartlett. Teknik

analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis variansi dua jalan sel tak sama.

Page 10: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TEAM …

6

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum kedua kelas sampel diberikan perlakuan, terlebih dahulu dilakukan uji

keseimbangan untuk memastikan bahwa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2

mempunyai kemampuan awal yang sama atau seimbang. Data yang digunakan adalah

nilai UTS semester genap tahun pelajaran 2019/2020. Berdasarkan perhitungan

menggunakan uji t, maka diperoleh kesimpulan bahwa kelas eksperimen 1 dan kelas

eksperimen 2 mempunyai kemampuan awal yang sama sebelum diberikan perlakuan.

Penelitian dilakukan selama 2 bulan yaitu sebanyak empat kali pertemuan untuk setiap

kelasnya. Pada akhir pertemuan yaitu pertemuan keempat, siswa diberikan tes evaluasi

hasil belajar matematika.

Tes hasil belajar matematika digunakan sebagai instrumen untuk memperoleh

data hasil belajar siswa. Setelah data diperoleh, terlebih dahulu data hasil belajar

matematika siswa diuji normaliatas dan homogenitas sebagai syarat pengujian

hioptesis dengan analisis variansi dua jalan. Setelah data yang terkumpul dinyatakan

berdistribusi normal dan homogen selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan

uji analisis variansi dua jalan sel tak sama. Hasil perhitungan dirangkum pada Tabel 1

sebagai berikut:

Tabel 2 Hasil Analisis Dua Jalan dengan Sel Tak Sama

Sumber JK DK RK Fobs Ftabel Keputusan

Model (A) 717.10 1 717.10 4.594 4.010 H0 Ditolak

Gaya Belajar (B) 697.94 2 348.97 2.236 3.162 H0 Diterima

Interaksi (AB) 45.41 2 22.70 0.145 3.162 H0 Diterima

Galat 8896.68 57 156.08 - - -

Total 10357.13 62 - - - -

Berdasarkan Tabel 2 dapat diintepretasikan hasil dari analisis variansi dua

jalan dengan sel tak sama sebagai berikut:

Berdasarkan hasil analisis data penelitian disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

model pembelajaran terhadap hasil belajar matematika. Pengaruh model pembelajaran

terhadap hasil belajar matematika artinya model pembelajaran yang diterapkan

memberikan dampak positif terkait perubahan hasil belajar matematika siswa yang

Page 11: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TEAM …

7

meningkat. Sehingga model pembelajaran TAI dan GI layak untuk diterapkan dalam

proses pembelajaran di SMP Negeri 19 Surakarta.

Tabel 3 Rerata Marginal Hasil Belajar Siswa

Model

Pembelajaran

Gaya Belajar Siswa

Visual Auditorial Kinestetik Rerata Marginal

TAI 83.3 75.0 80.0 79.4

GI 77.7 65.0 69.6 70.8

Rerata Marginal 80.5 70.0 74.8

Berdasarkan Tabel 3 diatas, tampak bahwa terdapat perbedaan hasil belajar

matematika siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran TAI

dan model pembelajaran GI. Dengan memperhatikan rerata marginalnya, dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang diberi pembelajaran

menggunakan model pembelajaran TAI lebih baik jika dibandingkan dengan siswa

yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran GI. Hasil ini sesuai

dengan kondisi dilapangan yang menunjukkan bahwa kelompok siswa yang diberi

perlakuan dengan model pembelajaran TAI lebih aktif dibandingkan dengan kelompok

siswa yang diberi model pembelajaran GI. Keatifan siswa bukan karena model

pembelajaran yang diberikan namun dikarenakan karakteristik siswa yang berbeda.

Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Meilasari,

Budiyono, dan Isnandar (2016) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh model

pembelajaran TAI, GI, dan langsung terhadap prestasi belajar matematika pada siswa

kelas VIII SMP Negeri Se-Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan

pengujian hipotesis, diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe TAI memberikan prestasi belajar matematika lebih baik dibandingkan model

pembelajaran kooperatif tipe GI dan model pembelajaran konvensional, serta model

pembelajaran kooperatif tipe GI memberikan prestasi belajar matematika lebih baik

dibandingkan model pembelajaran konvensional (Sobarningsih dan Rachmawati,

2018).

Berdasarkan hasil analisis data penelitian disimpulkan bahwa tidak terdapat

pengaruh gaya belajar siswa terhadap hasil belajar matematika. Sehingga hasil belajar

Page 12: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TEAM …

8

matematika siswa jika di tinjau dari gaya belajarnya dianggap tidak memiliki

perbedaan. Hasil tersebut memiliki arti bahwa siswa dengan gaya belajarnya masing-

masing akan memperoleh hasil belajar yang sama. Gaya belajar siswa merupakan

sebuah ciri dari masing-masing siswa, pada penelitian ini semua siswa diberi perlakuan

yang sama jika ditinjau dari gaya belajar yang berbeda-beda. Siswa dengan gaya

belajar visual, auditorial, dan kinestetik pada kelas eksperimen 1 misalnya semua

diberi perlakuan yang sama yaitu diterapkannya model pembelajaran TAI. Dengan

demikian siswa dengan gaya belajar yang ia miliki tidak dapat melakanakan proses

pembelajaran sesuai dengan krakteristik gaya belajarnya. Lain halnya jika siswa

dengan gaya belajar visual misalnya diberi perlakuan dengan model pembelajaran

yang melibatkan visualisasi mungkin akan memberikan dampak positif bagi siswa

tersebut. Tidak adanya pengaruh gaya belajar pada penelitian ini dikarenakan gaya

belajar siswa kelas VIII di doninasi oleh gaya belajar visual sedangkan siswa dengan

gaya belajar auditori dan kinesterik merupakan kelompok siswa dengan gaya belajar

minoritas.

Hasil tersebut senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardhani, Hanik,

dan Wulandari (2016) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara gaya belajar mahasiswa terdapat hasil belajar mahasiswa. Hasil

perhitungan manual menunjukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara

gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar mahasiswa. Hal ini berarti gaya belajar

tidak dapat memprediksi hasil belajar matematika pada mahasiswa TIP dimasa yang

akan datang.

Hasil uji analisis dua jalan dengan sel tak sama diperoleh H0AB diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan gaya

belajar siswa terhadap hasil belajar matematika. Berdasarkan uraian tersebut dapat

disimpulkan bahwa pada penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 19 Surkarta tidak

terjadi interaksi antara model pembelajaran yang diberikan dengan gaya siswa

terhadap hasil belajar matematika siswa. Artinya model pembelajaran yang di terapkan

tidak berhubungan dengan gaya belajar siswa.

Page 13: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TEAM …

9

Gambar 1 Estimaded Marginal Means of Hasil Belajar

4. PENUTUP

Hasil penelitian ini diperoleh: (1) terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa

yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran TAI dan model

pembelajaran GI. Model pembelajaran TAI memiliki pengaruh lebih baik

dibandingkan dengan model pembelajaran GI (2) tidak terdapat pengaruh gaya belajar

siswa terhadap hasil belajar matematika. (3) tidak terdapat interaksi antara model

pembelajaran dan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar matematika.

DAFTAR PUSTAKA

Baber, H. (2020). “Determinants of Students’ Perceived Learning Outcome and

Satisfaction in Online Learning during the Pandemic of COVID19”. Journal

of Education and e-Learning Research, Vol. 7, No. 3, 285-292

Kemendikbud. (2016). Hasil Survei PISA Peningkatan Capaian Indonesia termasuk

Empat Besar. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitan dan

Pengembangan. Diakses pada 28 September 2018; dari

http://kemdikbud.go.id.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Ikhtisar Data Pendidikan Tahun

2016/2017. Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan.

Page 14: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TEAM …

10

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2019). Neraca Pendidikan Daerah.

Retrieved from https://npd.kemdikbud.go.id/?: 14 November 2020

Maonde, F., Bey, A., Salam, M., Suhar., Lambertus., Anggo, M., Rahim, U., & Tiya,

K. (2015). “The Discrepancy of Students’ Mathematic Achievement through

Cooperative Learning Model, and the ability in mastering Languages and

Science”. International Journal of Education and Research. 3 (1), 141-158

Meilasari, V., Budiyono., & Slamet, I. (2016). “Eksperimentasi Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI), Group Investigation

(GI), dan Pembelajaran Langsung Pada Materi Persamaan Garis Lurus Ditinjau

Dari Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kota Surakarta

Tahun Pelajaran 2015/2016”. Journal of Mathematics and Mathematics

Education. 6(1). 47-57

Nasir, S., Mughal, SH., dan Rind, AA. (2021). “Investigating the Learning Styles

Preferences of First-year B.Ed. Students Studying in a Public Sector University

of Northern Sindh, Pakistan”. Sir Syed Journal of Education & Social

Research, 4(1), 304-3014.

Pambudi, P A., Mardiyana., dan Saputro, D R S. (2016). “Eksperimentasi Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw dan Team Assisted Individiualized (TAI)

pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) ditinjau dari

Adversity Quetient (AQ) Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kabupaten

Karanganyar Tahun Ajaran 2015/2016”. Jurnal Elektronik Pembelajaran

Matematika FKIP UNS. 4(10): 936-946.

Richardo, R. (2015). “Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Investigasi Kelompok (Group Investigation) terhadap Hasil Belajar

Matematika Berdasarkan Gaya Belajar Siswa”. Jurnal Ilmiah Edu Research.

4(1): 35-42.

Sanjaya, W. (2013). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Setiana, D S. (2016). “Komparasi Penerapan Metode Pembelajaran CTL dan

OpenEnded dengan Memperhatikan Gaya Belajar Ditinjau dari Prestasi dan

Minat Belajar Matematika”. Jurnal Mercumatika, 1(1): 13-32

Siswanto, Y., & Palupi, A E. (2013). “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TAI (Team Assisted Individualized) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada

Mata Pelajaran Memelihara Sistem Bahan Bakar Bensin Siswa Kelas XI SMK

Negeri 3 Boyolangu”. JPTM. 1(3): 72-79.

Page 15: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TEAM …

11

Sobarningsih, N., & Rachmawati, T. K. (2018). “Pengaruh Model Group Investigation

(GI) dan Group Investigation (GI) Dengan AfL Terhadap Hasil

Belajar Matematika”. JPPM. 11(2): 145-156

Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sumarmi. (2012). Model-model Pembelajaran Geografi. Yogyakarta: Aditya Media

Publishing.

Sutama. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, R&D.

Surakarta: Fairuz Media.

Suyono, & Haryanto. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Wardhani, I S., Hanik, U., & Wulandari, R. (2016). “Pengaruh Gaya Belajar Terhadap

Hasil Belajar Matematika Mahasiswa Universitas Trunojoyo”. Jurnal

Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M), 2(1), 42-54