penanganan limbah k3

21
PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM Disusun oleh : Afrilia Fitri Astuti (09303241006) Anistia Fenta Fellana (09303241022) Yoshita Kumala Shanty (09393241025) Esteri Septya Hadi (09303241042) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 1. A. Pengertian Limbah Laboratorium Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik(rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Menurut Recycling and Waste Management Act limbah didefinisikan sebagai benda bergerak yang diinginkan oleh pemiliknya untuk dibuang atau pembuangannya dengan cara yang sesuai, yang aman untuk kesejahteraan umum dan untuk melindungi lingkungan. Limbah

Upload: bandem-arista-putra

Post on 07-Feb-2016

45 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENANGANAN LIMBAH  K3

PENANGANAN LIMBAH   LABORATORIUM

Disusun oleh :

Afrilia Fitri Astuti             (09303241006)

Anistia Fenta Fellana        (09303241022)

Yoshita Kumala Shanty   (09393241025)

Esteri Septya Hadi            (09303241042)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2012

 

1. A.  Pengertian Limbah Laboratorium

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik(rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.

Menurut Recycling and Waste Management Act limbah didefinisikan sebagai benda bergerak yang diinginkan oleh pemiliknya untuk dibuang atau pembuangannya dengan cara yang sesuai, yang aman untuk kesejahteraan umum dan untuk melindungi lingkungan. Limbah laboratorium adalah limbah yang berasal dari kegiatan laboratorium.

Sumber limbah laboratorium dapat berasal diantaranya dari :

Bahan baku yang telah kadaluarsa Bahan habis pakai (misal medium biakan/ perbenihan yang tidak terpakai)

Produk proses di laboratorium (misal sisa spesimen)

Page 2: PENANGANAN LIMBAH  K3

Produk upaya penanganan limbah (misal jarum suntik sekali pakai)

 

1. B.  Macam-macam Limbah Laboratorium

Berdasarkan jenisnya, maka klasifikasi pengumpulan limbah laboratorium adalah:

Kelas Jenis

APelarut organik bebas halogen dan senyawa organik dalamlarutan

BPelarut organik mengandung halogen dan senyawa organikdalam larutan

C Residu padatan bahan kimia laboratorium organik

DGaram dalam larutan: lakukan penyesuaian kandungankemasan pada pH 6 -8

E Residu bahan anorganik beracun dan garam logam berat dan larutannya

F Senyawa beracun mudah terbakar

G Residu air raksa dan garam anorganik raksa

H Residu garam logam; tiap logam harus dikumpulkan secara terpisah

I Padatan anorganik

J Kumpulan terpisah limbah kaca, logam dan plastik

 

Berdasarkan sifatnya, limbah dibedakan menjadi:

1)   Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Limbah beracun dibagi menjadi:

Limbah mudah meledak Limbah mudah terbakar.

Limbah reaktif

Limbah beracun

Limbah yang menyebabkan infeksi

Limbah yang bersifat korosif

Page 3: PENANGANAN LIMBAH  K3

2)   Limbah infeksius

Limbah infeksius meliputi limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular serta limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik, ruang perawatan dan ruang isolasi penyakit menular.

3)   Limbah radioaktif

Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radionucleida.

4)   Limbah umum

Berdasarkan bentuk limbah yang dihasilkan, dibedakan menjadi:

1)   Limbah padat

Limbah padat di laboratorium relatif kecil, biasanya berupa endapan atau kertas saring terpakai, sehingga masih dapat diatasi. Limbah padat dibedakan menjadi:

v  Limbah padat infeksius

v  Limbah padat non infeksius

2)   Limbah gas

Limbah yang berupa gas umumnya dalam jumlah kecil, sehingga relatif masih aman untuk dibuang langsung di udara, contohnya limbah yang dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen oksida atau dari thermometer yang pecah (uap air raksa).

3)   Limbah cair

Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP No.82 Thn 2001). Umumnya laboratorium berlokasi di sekitar kawasan hunian, sehingga akumulasi limbah cair yang meresap ke dalam air tanah dapat membahayakan lingkungan sekitar. Limbah cair terbagi atas:

Limbah cair infeksius Limbah cair domestic

Limbah cair kimia

Berdasarkan atas dasar asalnya, dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

r  Limbah organik

Page 4: PENANGANAN LIMBAH  K3

Limbah ini terdiri atas bahan-bahan yang besifat organik seperti dari kegiatan rumah tangga, kegiatan industri. Limbah ini juga bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami.

r  Limbah anorganik

Limbah anorganik berasal dari sumber daya alamyang tidak dapat di uraikan dan tidak dapat diperbaharui.

 

1. C.  Cara Pengelolaan Limbah Laboratorium

Tujuan penanganan limbah adalah untuk mengurangi resiko pemaparan limbah terhadap kuman yang menimbulkan penyakit (patogen) yang mungkin berada dalam limbah tersebut. Penanganan limbah antara lain ditentukan oleh sifat limbah, yaitu :

1. Limbah berbahaya dan beracun, dengan cara :2. Netralisasi

Limbah yang bersifat asam dinetralkan dengan basa seperti kapur tohor, CaO atau Ca(OH)2 Sebaliknya, limbah yang bersifat basa dinetralkan dengan asam seperti H2SO4 atau HCI.

1. b.   Pengendapan/sedimentasi, koagulasi dan flokulasi

Kontaminan logam berat dalam ciaran diendapkan dengan tawas/FeC13, Ca(OH)2/CaO karena dapat mengikat As, Zn, Ni. Mn dan Hg.

1. c.   Reduksi-Oksidasi

Terhadap zat organik toksik dalam limbah dapat dilakukan reaksi reduksi oksidasi (redoks) sehingga terbentuk zat yang kurang/tidak toksik.

1. d.   Penukaran ion

Ion logam berat nikel, Ni dapat diserap oleh kation, sedangkan anion beracun dapat diserap oleh resin anion.

1. 2.   Limbah infeksius

Ada beberapa metode penanganan limbah cair/padat yang bersifat infeksius, yaitu

1. a.   Metode Desinfeksi

Adalah penanganan limbah (terutama cair) dengan cara penambahan bahan-bahan kimia yang dapat mematikan atau membuat kuman-kuman penyakit menjadi tidak  aktif.

Page 5: PENANGANAN LIMBAH  K3

1. Metode Pengenceran (Dilution)

dengan cara mengencerkan air limbah sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Kerugiannya ialah bahan kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang terjadi dapat menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air seperti selokan, sungai dan sebagainya sehingga dapat menimbulkan banjir.

1. c.   Metode Proses Biologis

dengan menggunakan bakteri-bakteri pengurai. Bakteri-bakteri tersebut akan menimbulkan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam limbah.

1. d.   Metode Ditanam (Landfill)

Yaitu penanganan limbah dengan menimbunnya dalam tanah.

1. e.   Metode Insinerasi (Pembakaran)

Pemusnah limbah dengan cara memasukkan ke dalam insinerator. Dalam insinerator senyawa kimia karbon yang ada dibebaskan ke atmosfir sebagai CO2 dan H2O. Bahan-bahan seperti mineral, logam dan bahan organik lainnya (kuman penyakit, jaringan tubuh, hewan, darah, bahan kimia, kertas, plastik) yang tidak terbakar tersisa dalam bentuk abu yang beratnya 10-30% dari berat aslinya (tergantung dari jenis limbah).

1. 3.   Limbah radioaktif

Masalah penanganan limbah radioaktif dapat diperkecil dengan memakai radioaktif sekecil mungkin, menciptakan disiplin kerja yang ketat dan menggunakan alat yang mudah didekontaminasi. Penanganan limbah radioaktif dibedakan berdasarkan:

1. a.   Bentuk : cair, padat dan gas,2. b.   Tinggi-rendahnya tingkat radiasi sinar gamma (γ),

3. c.   Tinggi-rendahnya aktifitas

4. d.   Panjang-pendeknya waktu paruh,

5. e.   Sifat : dapat dibakar atau tidak.

Ada 2 sistem penanganan limbah radioaktif :

1. Dilaksanakan oleh pemakai secara perorangan dengan memakai proses peluruhan, peguburan dan pembuangan.

2. b.   Dilaksanakan secara kolektif oleh instansi pengolahan limbah radioaktif, seperti Badan Tanaga Atom Nasional (BATAN).

Page 6: PENANGANAN LIMBAH  K3

1. 4.   Limbah umum

Limbah umum non infeksius setelah dikumpulkan dalam wadah kantong plastik diikat kuat dan dibakar di insinerator

 

1. D.  Langkah nyata yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah di laboratorium

2. Penggunaan kembali limbah laboratorium berupa bahan kimia yang telah digunakan, setelah melalui prosedur daur ulang yang sesuai. Sebagai contoh: (hal ini paling sesuai untuk pelarut yang telah digunakan) Pelarut organik seperti etanol, aseton, kloroform, dan dietil eter dikumpulkan di dalam laboratorium secara terpisah dan dilakukan destilasi.

3. sebelum melakukan reaksi kimia, dilakukan perhitungan mol reaktan-reaktan yang bereaksi secara tepat sehingga tidak menimbulkan residu berupa sisia bahan kimia. Selain menghemat bahan yang ada, hal ini juga akan mengurangi limbah yang dihasilkan.

4. Pembuangan langsung dari laboratorium. Metoda pembuangan langsung ini dapat diterapkan untuk bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air. Bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air dibuang langsung melalui bak pembuangan limbah laboratorium. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung asam atau basa harus dilakukan penetralan, selanjutnya baru bisa dibuang. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung logam-logam berat dan beracun seperti Pb, Hg, Cd, dan sebagainya, endapannya harus dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian cairannya dinetralkan dan dibuang.

5. Dengan pembakaran terbuka. Metoda pembakaran terbuka dapat dterapkan untuk bahan-bahan organik yang kadar racunnya rendah dan tidak terlalu berbahaya. Bahan-bahan organik tersebut dibakar ditempat yang aman dan jauh dari pemukiman penduduk.

6. Pembakaran dalan insenerator. Metoda pembakaran dalam insenerator dapat diterapkan untuk bahan-bahan toksik yang jika dibakar ditempat terbuka akan menghasilkan senyawa-senyawa yang bersifat toksik.

7.  Dikubur didalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes ke badan air. Metoda ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif dan beracun

http://fentafellana.wordpress.com/penanganan-limbah-laboratorium/

Page 7: PENANGANAN LIMBAH  K3

Limbah adalah bahan-bahan buangan atau residu dari suatu kegiatan, bisa dalam bentuk padat,

cair atau gas yang sudah tidak terpakai lagi.

            Limbah Klinis adalah limbah yang berasal dan Pelayanan Medis, Laboratorium, Farmasi,

Kamar Bedah dan pelayanan medis lainnya yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius,

berbahaya dan membahayakan.

Penggolongan limbah berdasarkan potensi bahaya yang terkandung di dalamnya dapat dibagi

menjadi 5 jenis, yaitu:

1.   Limbah Benda tajam

2.   Limbah Infeksius

3.   Limbah Jaringan tubuh

4.   Limbah Sitotoksik

5.   Limbah Bahan kimia

            Limbah laboratorium dapat berasal dari berbagai sumber, yaitu:

1.   Bahan baku yang sudah kadaluwarsa,

2.   Bahan habis pakai, misalnya medium perbenihan yang tidak terpakai,

3.   Produk proses di dalam laboratorium, misalnya sisa spesimen,

4.   Produk upaya penanganan limbah, misalnya jarum suntik sekali pakai setelah di autoklaf.

Sifat limbah digolongkan menjadi:

1.   Buangan bahan berbahaya dan beracun

2.   Limbah infektif

3.   Limbah radioaktif

4.   Limbah umum

Page 8: PENANGANAN LIMBAH  K3

Bentuk limbah yang dihasilkan dapat berupa:

1.   Limbah cair dibagi menjadi 3, yaitu:

a.   Limbah cair infeksius, misalnya sisa spesimen seperti darah, serum / plasma, urine dan cairan

tubuh lainnya.

b.   Limbah cair domestik, yaitu limbah yang dihasilkan dari bekas air pembilasan atau pencucian

alat.

c.   Limbah cair kimia, yaitu limbah yang dihasilkan dari menggunakan bahan-bahan kimia,

misalnya sisa-sisa reagen dan cairan pewarna.

2.   Limbah padat dibagi menjadi 2,  yaitu :

      a.   Limbah padat infeksius:

-     Limbah benda tajam, yaitu alat atau obyek yang mempunyai sudut tajam, sisi, ujung atau bagian

menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit, misalnya jarum suntik, pecahan dari kaca

dan pisau.

-     Sisa bahan pemeriksaan, misalnya jaringan, faeces, bekuan darah dan medium biakan.

b.   Limbah padat non infeksius, misalnya sampah umum seperti kertas, tissue, plastik kayu,

pembungkus, kardus dan sebagainya.

3.   Limbah gas adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen

oksida atau dari thermometer yang pecah (uap air raksa).

IV.       PENANGANAN DAN PENAMPUNGAN LIMBAH

            Tujuan penanganan limbah adalah untuk mengurangi resiko pemaparan limbah terhadap

kuman yang menimbulkan penyakit (patogen) yang mungkin berada dalam limbah tersebut.

Penanganan limbah antara lain ditentukan oleh sifat limbah, yaitu :

1.   Limbah berbahaya dan beracun, dengan cara :

a.   Netralisasi

      Limbah yang bersifat asam dinetralkan dengan basa seperti kapur tohor, CaO atau Ca(OH)2

Sebaliknya, limbah yang bersifat basa dinetralkan dengan asam seperti H2SO4 atau HCI.

Parameter netralisasi adalah pH dan sebagai indikator dapat digunakan Phenol Phtalein (PP.). Zat

Page 9: PENANGANAN LIMBAH  K3

ini akan berubah pada pH 6-8 sehingga cukup aman digunakan jika pH limbah berkisar antara

6,5-8,5.

b.   Pengendapan/sedimentasi, koagulasi dan flokulasi

      Kontaminan logam berat dalam ciaran diendapkan dengan tawas/FeC13, Ca(OH)2/CaO karena

dapat mengikat As, Zn, Ni. Mn dan Hg.

c.   Reduksi-Oksidasi

      Terhadap zat organik toksik dalam limbah dapat dilakukan reaksi reduksi oksidasi (redoks)

sehingga terbentuk zat yang kurang/tidak toksik.

d.   Penukaran ion

      Ion logam berat nikel, Ni dapat diserap oleh kation, sedangkan anion beracun dapat diserap oleh

resin anion.

2.   Limbah infeksius

      Ada beberapa metode penanganan limbah cair/padat yang bersifat infeksius, yaitu

a.   Metode Desinfeksi

      Adalah penanganan limbah (terutama cair) dengan cara penambahan bahan-bahan kimia yang

dapat mematikan atau membuat kuman-kuman penyakit menjadi tidak      aktif.

            Agar pengolahan limbah menjadi efektif perlu untuk:

-     Menggunakan desinfektan yang sesuai, misalnya Chlorine,Iodophore, Alcohol, Formaldehyde,

Glutaraldehyde dan Natrium hypochioride. Yang terakhir ini merupakan satu-satunya jenis

desinfektan yang digunakan secara rutin untuk mendesinfeksi limbah penyakit menular.

-     Menambahkan jumlah bahan kimia yang cukup, jumlah desinfektan yang diberikan harus

berlebih karena bahan-bahan protein yang terkandung dalam limbah akan mengikat desinfektan

dan mencegah bahan tersebut bereaksi dengan kuman penyakit.

-     Memberikan waktu kontak yang cukup, gunanya adalah untuk mencapai efektifitas pengolahan.

-     Mengawasi kondisi-kondisi lain yang diperlukan, misalnya pH yang tidak sesuai akan

meningkatkan / menghambat proses desinfeksi.

-     Temperatur, dapat meningkatkan atau menurunkan efektifitas dan kecepatan proses pengolahan.

-     Pengadukan.

b.   Metode Pengenceran (Dilution)

Page 10: PENANGANAN LIMBAH  K3

Yaitu dengan cara mengencerkan air limbah sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah,

kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Kerugiannya ialah bahan kontaminasi terhadap

badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang terjadi dapat menimbulkan pendangkalan

terhadap badan-badan air seperti selokan, sungai dan sebagainya sehingga dapat menimbulkan

banjir.

c.   Metode Proses Biologis

Yaitu dengan menggunakan bakteri-bakteri pengurai. Bakteri-bakteri tersebut

akan menimbulkan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam limbah.

d.   Metode Ditanam (Landfill)

Yaitu penanganan limbah dengan menimbunnya dalam tanah.

e.   Metode Insinerasi (Pembakaran)

Pemusnah limbah dengan cara memasukkan ke dalam insinerator. Dalam insinerator senyawa

kimia karbon yang ada dibebaskan ke atmosfir sebagai CO2 dan H2O.

Bahan-bahan seperti mineral, logam dan bahan organik lainnya (kuman penyakit, jaringan tubuh,

hewan, darah, bahan kimia, kertas, plastik) yang tidak terbakar tersisa dalam bentuk abu yang

beratnya 10-30% dari berat aslinya (tergantung dari jenis limbah).

Agar insinerasi berlangsung optimal, perlu 5 kondisi:

-     Diperlukan oksigen dalam jumlah yang cukup,

-     Atomisasi dan Volatilisasi, yaitu mengubah limbah menjadi partikel yang sangat kecil dan gas,

-     Proses pengadukan dan pencampuran dalam insinerator,

-     Suhu yang cukup untuk volatilisasi,

-     Cukup waktu untuk terjadinya reaksi.

Alat insinerator yang baik adalah yang memungkinkan suhu pada ruang bakar pertama paling

sedikit 800 - 1000°C.

3.   Limbah radioaktif

Masalah penanganan limbah radioaktif dapat diperkecil dengan memakai radioaktif sekecil

mungkin, menciptakan disiplin kerja yang ketat dan menggunakan alat yang mudah

didekontaminasi.

Penanganan limbah radioaktif dibedakan berdasarkan:

a.   Bentuk : cair, padat dan gas,

b.   Tinggi-rendahnya tingkat radiasi sinar gamma (γ),

Page 11: PENANGANAN LIMBAH  K3

c.   Tinggi-rendahnya aktifitas

d.   Panjang-pendeknya waktu paruh,

e.   Sifat : dapat dibakar atau tidak.

Ada 2 sistem penanganan limbah radioaktif :

a.   Dilaksanakan oleh pemakai secara perorangan dengan memakai proses peluruhan, peguburan

dan pembuangan.

b.   Dilaksanakan secara kolektif oleh instansi pengolahan limbah radioaktif, seperti Badan Tanaga

Atom Nasional (BATAN).

4.   Limbah umum

Limbah umum non infeksius setelah dikumpulkan dalam wadah kantong plastik diikat kuat dan

dibakar di insinerator.

Penampungan limbah adalah upaya untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau

pemaparan pada petugas yang menangani limbah. Wadah penampungan limbah harus memadai,

misalnya:

1.   Penampungan limbah benda tajam, harus tahan tusuk, impermeabilitas (kekedapan, tidak dapat

dirembesi), kokoh, aman dan diberi label.

2.   Penampungan limbah cairan infeksius:

a.   Diwadahi dengan botol penutup yang aman atau wadah yang kaku sejenis botol dan ditutup

dengan tutup berulir atau gabus. Botol tersebut dimasukkan dalam kaleng atau kotak untuk

pengamanan tambahan dan menampung adanya tumpahan serta mengurangi resiko pemaparan.

b.   Limbah cair yang akan disterilkan dengan uap sebaiknya terbuat dari logam karena logam

bersifat memperluas penyebaran panas. Jangan menggunakan bahan gelas/kaca.

c.   Limbah cair yang akan diinsinerasi sebaiknya wadah terbuat dari plastik karena mudah terbakar.

http://analismuslim.blogspot.com/2011/10/limbah.html

Page 12: PENANGANAN LIMBAH  K3

Cara penanganan Limbah Medis Infeksius Berbahaya Posted on Selasa, 30 Agustus 2011 by bang Wahhid

Dalam kehidupan sehari-hari , limbah merupakan sesuatu yang akrab dengan kehidupan kita manusia. Bagaimana tidak, adanya limbah tidak terlepas dari adanya aktivitas manusia hampir di segala bidang kehidupan mulai dari rumah tangga hingga tempat-tempat fasilitas atau layanan umum.Meskipun bagi beberapa kelompok manusia, limbah berarti berkah. Namun bagi kebanyakan manusia keberadaan limbah lebih banyak  dan lebih sering menimbulkan masalah.Salah satu limbah yang bisa menjadi  masalah bagi manusia adalah limbah medis infeksius berbahaya.Limbah medis berarti limbah atau sampah-sampah  yang dihasilkan dari aktifitas manusia dalam bidang pengobatan. Baik dari rumah-rumah praktik dokter / petugas medik lainnya hingga rumah sakit-rumah sakit besar..Sedangkan infeksius berarti bisa menimbulkan "penularan bibit penyakit" dari orang yang terinfeksi bibit penyakit ( pasien ) kepada orang lain yang berhubungan dengannya. Dalam hasl ini salah satunya adalah petugas medis seperti : dokter, bidan, perawat termasuk petugas kebersihan di tempat layanan kesehatan. Oleh karena itu orang-orang yang terlibat dalam kegiatan medis perlu memperhatikan cara penanganan limbah medis infeksius  berbahaya yang dikenal dengan istilah pemberantasan infeksi silang.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberantasan infeksi silang ,antara lain :

1. Selalu memasukkan alat suntik bekas ( yang telah digunakan untuk menginjeksi ) ke dalam wadah tertentu ( disposafe box ) segera setelah pemakaian.

2. Selalu menggunakan alat suntik sekali pakai yang baru untuk setiap satu penyuntikan ( 1 al sun = 1 pasien )

3. Selalu memusnahkan disposafe box pada tempat pembakaran tersendiri, tidak dicampur dengan limbah-limbah lainnya.

4. Tidak boleh menggunakan kembali alat suntik yang telah dipakai untuk menyuntik pasien ataupun hanya dengan mengganti jarumnya saja

Page 13: PENANGANAN LIMBAH  K3

5. Tidak melepas / mengganti dan menutup kembali jarum suntik bekas sebelum dimasukkan ke dalam disposafe box

6. Tidak memegang jarum suntik yang telah digunakan tanpa proteksi yang aman, semisal sarung tangan dari karet

Itulah beberapa hal yang perlu dan harus diperhatikan dalam penangan limbah medis infeksius berbahaya. Semoga bermanfaat, meskipun kita bukan termasuk orang yang terlibat dalam bidang medis sekalipun.

http://bangwahhid.blogspot.com/2011/08/cara-penanganan-limbah-medis-infeksius.html

PENGERTIAN LIMBAH DAN CARA PENANGANANNYA

Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari

suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri,

pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas

dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang

bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) Definisi dari limbah B3 berdasarkan

ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang

mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,

flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya

yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak,

mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.

Penanganan Limbah B3

Macam-MacamLlimbah:

- Limbah cair

- Limbah padat

- Limbah gas dan partikel, dan Limbah beracun.

Limbah Beracun Terdiri Dari:

Page 14: PENANGANAN LIMBAH  K3

· Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat

menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat

merusak lingkungan.

· Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api,

percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau

terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu

lama.

· Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena

melepaskan atau

menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam

suhu tinggi.

· Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya

bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau

sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.

· Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang

terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti

bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang

terkena infeksi.

A. Cara Pengolahan Limbah Cair

Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang

limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar,

seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang

dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri

kecil atau sedang.

Namun demikian, mengingat penting dan besarnya dampak yang

ditimbulkan limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri

kehutanan untuk memahami dasardasar teknologi pengolahan limbah cair.

Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian

lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik

maupun industry yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara

oleh masyarakat setempat.

Page 15: PENANGANAN LIMBAH  K3

Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan

teknologi masyarakat yang bersangkutan.

Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan

polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik

pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum

terbagi menjadi 3 metode pengolahan:

1. pengolahan secara fisika

2. pengolahan secara kimia

3. pengolahan secara biologi

Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan

pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi,

mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh

mikroorganisme yang terdapat di alam.

B. Efek Limbah Terhadap Manusia dan Lingkugan

Lokasi dan pengolahan limbah yang kurang memadai (pembuangan limbah

yang tidak

kontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme yang

manarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang daat

menjangkit penyakit, misalnya bahaya kesehatan pada manusia seperti :

Penyakit diare, tifus, bahkan demam berdarah karena virus yang berasal

dari sampah dengan pengelolahan tidak tepat dapat bercampur air minum.

Tetapi kadang juga limbah ini dapat diminum penyakit jamur.

Limbah rumah tangga selain membayangkan kesehatan manusia, limbah ini

juga sangat berpengaruh terhadap kelestarian dan lingkungan yang ada di

sekitar kita yaitu penggunaan sebun detergen untuk mencuci. Air cucian itu

kemudian dibuang keselokan dan merembes ke air tanah, air selokan

mengalir ke sungai dan seterusnya kelaut. Karena adanya limbah-limbah

rumah tangga ini itu akan sangat membayangkan kelestarian lingkungan

disekitar yang ada.

Page 16: PENANGANAN LIMBAH  K3

Penguraian limbah yang dibuang kedalam air akan menghasilkan asam

organik dan gas cair. Selain itu gas ini sangat berbahaya kareba gas ini

dapat meledak dan mengancam kelestarian lingkungan.

C. Usaha Penanggulangan Limbah

· Melarang pembuangan sampah-sampah rumah tangga keselkan (parit),

sungai, danau dilaut,dan sampah itu harus dibuang pada tempat-tempat

yang telah ditentukan.

· Setiap perusahaan minyak diwajibkan memiliki peralatan yang dapat

membendung tumpukan minyak dan kemudian menyedot kembali, dengan

demikian tumpukan minyak tidak akan melebar luas dan mengurangi adanya

limbah rumah tangga.

Menetapkan Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan

bagi zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak

menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda

lainnya.

http://ilmualambercak.blogspot.com/2013/04/pengertian-limbah-dan-cara-penanganannya.html