penelitian stimulus akademi pariwisata nasional
TRANSCRIPT
PENELITIAN STIMULUS
AKADEMI PARIWISATA NASIONAL
KEINGINAN PARA TURIS PADA ORISINALITAS KULINER BANDUNG
Peneliti:
PENELITI : Ardi Mularsari, S.Pd., M.Pd.
NIDN : 0107050738
AKADEMI PARIWISATA NASIONAL
JAKARTA
2020
i
KEINGINAN PARA TURIS PADA ORISINALITAS KULINER
DI KOTA BANDUNG: STUDI WISATA KULINER
Abstrak
Saat ini karena destinasi wisata kuliner Kota Bandung merupakan salah satu
destinasi wisata kuliner unggulan di Indonesi,diperlukan perhatian yang khusus dari
para stakeholders terhadap sektor kuliner khas Kota Bandung. Kita perlu memahami
keinginan wisatawan terhadap produk wisata khas kuliner di Bandung Raya yang
ditawarkan dalam industri wisatanya, sehingga terjamin keunggulan cita rasa dan
suasana dalam wisata kuliner tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan metode analisis konjoin.
Menggunakan alat analisis data SPSS versi 25. Dalam penelitian ini dibahas
keinginan wisatawan terhadap produk, lokasi dan layanan.
Kata kunci: keinginan, wisatawan, Wisata kuliner, Bandung
Abstract
Currently, because the culinary tourism destination of Bandung City is one of the
leading culinary tourism destinations in Indonesia, it requires special attention from
stakeholders towards the culinary sector typical of Bandung City. We need to
understand the desires of tourists for the typical culinary tourism products in
Bandung Raya that are offered in the tourism industry, so that the superior taste and
atmosphere in this culinary tour is guaranteed. This type of research is a descriptive
study with a quantitative approach, using the conjoint analysis method. Using the
SPSS version 25 data analysis tool. This study discusses the desires of tourists for
products, locations and services.
Key words: desire, tourists, culinary tourism, Bandung
ii
DAFTAR ISI
Abtrak ................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................... ii
Halaman Pengesahan ............................................................................................ iii
Kata Pengantar ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ................................................................................ 8
B. Langkah – Langkah Membentuk Preferensi ............................... 9
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ........................................................................ 20
B. Objek Penelitian .......................................................................... 21
C. Populasi dan Sampling ................................................................ 21
D. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 23
E. Hipotesis Penelitian .................................................................... 25
BAB IV PEMBAHASAN
A. Sistematika Penulisan ................................................................. 26
Daftar Pusaka ........................................................................................................ 27
iii
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Penelitian : Keinginan para Turis pada orisinalitas kuliner di Bnadung
2. Bidang kegiatan : Penelitian Stimulus
3. Pelaksana Kegiatan
a. Nama : Ardi Mularsari, S.Pd., M.Pd.
b. Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 5 September 1960
c. NIDN : 0305096001
d. Pangkat/Golongan : Lektor/ III c
e. Jabatan Fungsional : Ketua pengembangan dan pelatihan pariwisata Akademi
Pariwisata Nasional
f. Alamat : Jl.KP 2 rt09/01 Kel. Jakasampurna Bekasi Barat
g. No. HP : 08129023529
h. E-mail : [email protected]
4. Biaya : Rp.8.000.000 (Delapan juta rupiah)
5. Lama Kegiatan : 6 bulan
Mengetahui, Jakarta, Agustus 2020
Direktur Akparnas, Peneliti
(Eddy Guritno, SE., MSi.M) (Ardi Mularsari, S.Pd., M.Pd.)
Mengetahui
Wakil Rektor Bidang PPMK
Prof. Dr. Ernawati Sinaga, MS.,Apt
iv
KATA PENGANTAR
Atas karunia Allah SWT, penelitian ini dilaksanakan oleh penulis dalam rangka memenuhi tri
dharma perguruan tinggi, juga sebagai sumbangsih pada dunia pendidikan dan pengembangan
industry Pariwisata di Indonesia. Pengenalan Pariwisata memiliki urgensi dalam melestarikan budaya
tradisi yang asli dari kuliner nusantara, sebagai kekayaan yang sangat dinamis, dalam penyajian,
pengolahan dan rasa yang sangat eksotis. Sehingga Indonesia memiliki mark yang menjadi unggulan,
seperti haknya “rendang” saat ini yang sudah mendunia, go to internasional.
Penulis yang pernah terjun langsung dalam Pariwisata melihat beberapa kelemahan yang
dapat di perbaiki dalam cita rasa orisinalitas kuliner Bandung, misalnya: pemilihan bahan makanan
yang segar, pengolahan bahan yang cepat, dan penyajian yang menarik, jadi tidak hanya rasa yang
diutamakan tetapi juga suasana atau faktor psikologis yang melahirkan kesan dan pesan yang tidak
terlupakan sebagai pengalaman perjalanan seorang turis.
Dalam penelitian ini penulis sertakan resep-resep orisinal makanan Bandung yang secara
visual (Foto) dapat dilihat dan resep yang masih orisinal untuk informasi kuliner tradisional di
Indonesia. Demikian penelitian ini dilaksanakan, semoga menjadi bahan masukan yang baik untuk
kita dunia pendidikan Pariwisata khususnya Kuliner di Hotel
Peneliti, 2020
Ardi Mularsari
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.LatarBelakang
Industri pariwisata merupakan sektor yang menjanjikan untuk
pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Sektor pariwisata dapat memberikan dampak
yang sangat positif dalam meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan
masyarakat maupun meningkatkan perekonomian bagi suatu daerah. Seperti yang
dijelaskan oleh UN World Tourism Organization atau yang biasa kita sebut
UNWTO meningkatnya jumlah destinasi di berbagai dunia menjadikan pariwisata
sebagai kunci dalam meningkatkan socio-economi melalui penciptaan lapangan
pekerjaan dan perusahaan, pendapatan ekspor dan pembangunan
infrastruktur(UNWTO, Tourism, 2015).
Tren pariwisata saat ini wisatawan cenderung mengejar kualitas dari
perjalanan wisatanya. Tren jenis wisata ini biasanya disebut dengan wisata
minat khusus. Wisata minat khusus adalah pariwisata yang berfokus pada
gagasan untuk mendapatkan pengalaman unik yang tidak dapat ditemukan di
tempat lain. Menparekraf mengatakan bahwa tujuh sektor pariwisata minat khusus
yang dikembangkan di Indonesia adalah wisata sejarah dan budaya, wisata alam
dan ekowisata, wisata kuliner dan belanja, pertemuan, insentif, konvensi, pameran
(MICE), pariwisata olahraga dan rekreasi, pariwisata pesiar dan pariwisataspa
(2012).Wisata kuliner merupakan salah satu industri pariwisata yang sedang
mengalami perkembangan pesat.Menurut UNWTO (2012) wisata kuliner, yaitu
adalah pengalaman perjalanan ke daerah gastronomi untuk rekreasi atau tujuan
hiburan, yang mencakup kunjungan ke produsen makanan primer dan sekunder,
festival, pameran makanan, peristiwa, petani pasar, acara memasak dan
demonstrasi, mencicipi produk makanan berkualitas, atau kegiatan pariwisata
yang berhubungan dengan makanan.Trenwisatawan kepada kuliner saat ini adalah
dengan datang ke suatu daerah wisata untukmencari dan menikmati
hidanganmakanan khas daerahnya.BPS dan Kemenpar menyatakan mengenai
2
kajian data pasar wisatawan nusantara untuk Provinsi Jawa Barat, tujuan
wisatawan untuk berwisata kuliner berada di peringkat keempat dengan presentase
15,32% berada di bawah wisata bahari dengan presentase 18,39%, wisata kota dan
pedesaan dengan presentase 29,82%, dan juga objek wisata terintegrasi dengan
presentase 16,6% dari total kegiatan wisata yang ada(Kemenpar, 2017).
Hal ini menunjukan bahwa minat wisatawan terhadap wisata kuliner
cukup tinggi. Selain daripada itudalam Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2015
tentang rencana induk pembangunan kepariwisataan Provinsi Jawa Barat tahun
2016-2025 telah membagi destinasi pariwisata Provinsi Jawa Barat menjadi 5
(lima) destinasi wisata provinsi (DPP). Salah satu destinasi pariwisatanya adalah
Cekungan Bandung dan sekitarnya dengan pusat DPP adalah Kota
Bandung(2017).Adapundilansir pada Kompas.com(2018)Kota Bandung
diresmikan menjadi salah satu destinasi wisata kuliner unggulan di Indonesia oleh
Kementerian Pariwisata Indonesia. Diantara kota yang lainnya yaitu, ada Bali dan
Joglosemar (Yogyakarta, Solo dan Semarang). Kota Bandung memiliki posisi
geografis yang strategis, kemudahan akses wisatawan nusantara menjadikan Kota
Bandung berpotensi menjadi magnet penangkal atau pelarian singkat bagi
wisatawan dari Jakarta dan daerah Jawa Barat, maupun sekitarnya. Kemudian
Kota Bandung juga merupakan salah satu kota yang memiliki daya tarik sangat
tinggi dalam bidang pariwisata termasuk dalam daya tarik
wisatakuliner.Berwisata kuliner di Kota Bandung merupakan suatu hal yang wajib
dilakukan ketika berkunjung ke kota kembang tersebut. Ada beraneka ragam jenis
kuliner tradisional khas Kota Bandung yang sangat menarik untuk
dinikmati.Menurut data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
Makanan tradisional khas Kota Bandungdiantaranya adalah mie kocok, kupat
sayur, soto bandung, baso tahu, siomay, batagor, angeun kacang beureum, nasi
timbel, sayur asem,peuyeum bandung, peuyeum ketan, borondong, ladu, alia
agrem, kolontong, opak, ranginang, keripik tempe, keripik oncom, awug, awug
beras, colenak (dicocol enak), surabi, cimol (aci digemol), dan masih banyak
lainnya(Eris, 2019).Makanan-makanan ringan ini merupakan ciri khas Kota
Bandung, sehingga merupakan suatu hal yang wajib bagi wisatawanyang
3
berkunjunguntuk mencoba salah satu panganan tersebut. Kota ini pun memiliki
peluang yang sangat besar untuk lebih berkembang di masa depan seiring dengan
tingginya minat wisatawan nusantara untuk berwisata di negeri sendiri. Menurut
Kusumaningrum wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan dari
suatu tempat lain yang jauh dari rumahnya bukan dengan alasan rumah atau
kantor, biasanya menghabiskan waktu untuk menyegarkan pikiran, bersantai dan
ingin melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari (2012). Peran
wisatawan ini sangat menetukan dan sering diposisikan sebagai jantung
kegiatanpariwisata itu sendiri.BPS berkolaborasi dengan Kemenpar
mendefinisikan wisatawan Nusantara (wisnus)/domestic
touristsadalah:“Seseorang yang melakukan perjalanan di wilayah teritori suatu
negara, dalam hal ini Indonesia, dengan lama perjalanan kurang dari 6 bulan dan
bukan bertujuan untuk memperoleh penghasilan di tempat yang dikunjungi serta
bukan merupakan perjalanan rutin (sekolah atau bekerja), dengan mengunjungi
objek wisata komersial, dan atau menginap di akomodasi komersial, dan atau
jarak perjalanan lebih besar atau sama dengan 100 (seratus) kilometer pergi-
pulang (Kemenpar, 2017)”Berikut terdapat data jumlah kunjungan wisman dan
wisnus dari tahun 2011-2016 yang dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL 1
DATA WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARAKOTA
BANDUNG
4
Berdasarkan hasil kunjungantersebut tercatat ada 4.827.589 wisatawan
nusantara yang berkunjung ke Kota Bandung pada tahun 2016.Kunjungan
wisatawannusantaraterus meningkat dari tahun ketahun, kecuali pada tahun 2016.
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang menjadi unggulan Kota
Bandung dan menyumbangkan kontribusi yang cukup signifikan terhadap
perekonomian Kota Bandung. Maka dari itu Wali Kota Bandung pun sangat
peduli dan konsen terhadap kuliner karena wisata kuliner jadi salah satu program
Pemerintah KotaBandung untuk mengangkat identitas kota dengan makanan khas
tradisionalnya.Dalam hal ini Bapak Eris selaku bagian bidang wisata kulinerdi
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung mengatakan bahwa Braga
Culinary Night (BCN) yang diadakan pada bulan januari tahun 2014,merupakan
salah satu bentuk keseriusan pemerintah kota untuk melestarikan kuliner khas
tradisional selain untukmenghidupkan kembali kawasan bangunan bersejarah di
kawasan jalan braga.Semua warga dari berbagai kalangan bisa menikmati sajian
kuliner khas di Bandung ini. Setelah menggelar festival BCN tersebut, pemerintah
Kota Bandung menyelenggarakan beberapa kegiatan serupa ditempat lain, seperti
Cibadak Culinary Nightpada bulan februari tahun 2014, Lengkong Culinary Night
pada april tahun 2014dan Ujung Berung Culinary Nightpada bulan maret tahun
2014. Dengan adanya festival tersebut membuat 30 kecamatan yang ada di Kota
5
Bandung tergerak juga untuk melestarikan kuliner khas Bandung dengan cara
berjualan makanan khas tradisional (2019).
Selain itu dalam Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2015 tentang rencana
induk pembangunan kepariwisataan Provinsi Jawa Barat tahun 2016-2025,Kota
Bandungmemiliki destinasi wisata kuliner yaitu sepertiJalanBraga, Riau, Dago,
Lembang, Paskal Food Marketdan lain-lainnya(2017).
Dari gambaran tersebut sangatlah sesuai dengan karakteristik Kota
Bandung sebagai salah satu destinasi wisata kuliner unggulan di Indonesia. Oleh
karena itu, perlu perhatian yang lebih baik dari para pembuat kebijakan dan
investor terhadap sektor kuliner,khususnya kuliner khas Kota Bandung untuk
memahami dan mengetahui bagaimana preferensi wisatawan agar dapat
mendatangkan konsumen dalam jumlahyang lebihbanyak.Preferensi wisatawan
dapat menjadi dasar dalam memperhitungkan keinginan dan kebutuhan akan
pelayanan fasilitas wisata yang akan diterima. Menurut Porteus dalam Koranti
(2017) preferensi merupakan bagian dari komponen pembuatan keputusan dari
seorang individu, yaitu kecenderungan untuk memilih sesuatu yang lebih disukai
daripada yang lain. Dengan begitu, preferensi dapat memberikan masukan bagi
bentuk partisipasi dalam proses perencanaan.Preferensi dapat dilakukan apabila
kita mengetahui data tentang wisatawan. Data wisatawan yang dibutuhkan
meliputi segmentasi pasar. Kotler dalam (Utama, 2017) mendefinisikan
segmentasi pasar sebagai kelompok besar yang diidentifikasi dalam sebuah pasar,
dimana proses identifikasi yang dilakukan pada umumnya berdasarkan
karakteristik demografi, geografi, psikografi dan perilaku konsumen.Teori segmen
pasar ini sudah biasa digunakan oleh pakar-pakar pemasaran.Selain daripada itu,
diperlukannya perencanaan agar kegiatan wisata kuliner ini tetap terus
berkembang. Langkah utama dalam perencanaan wisata kuliner agar bisa
beradaptasi terhadap semua tuntutan perubahan, yaitu dengan keterbukaan
terhadap saran dan masukan dari berbagai pihak khususnya wisatawan nusantara.
Menurut Agustina et all (2017) mengenai wisata kuliner dibagi berdasarkan tiga
dimensi yang digunakan yaitu produk kuliner, lokasi wisata, dan layanan yang
diberikan. Konsep ini mempengaruhi preferensi wisatawandalam hal membuat
6
keputusan. Apabila kebutuhan wisatawandapat dipenuhi oleh suatu produk,
kecenderungan wisatawan untuk membeli produk juga akan meningkat.Studi
mengenai preferensi wisatawan dalam hal wisata kuliner ini terbilang masih
jarang dilakukan, sehingga gambaran mengenai wisata kuliner masih belum jelas.
Oleh karena itu dibutuhkan banyak penelitian mengenai wisata kuliner. Salah satu
bagian terpentingnya ialah mengenai preferensi wisatawan dalam berwisata
kuliner. Dengan memahami preferensi wisatawan, pemerintah Kota Bandung
dapat merancang kebijakan dan strategi yang tepat untuk merespon ekspektasi dan
keinginan wisatawan, dalam mengembangkan pariwisata KotaBandung
khususnya wisata kuliner. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil
judul“Keinginan (Preferensi) Para Turis Pada Orisinalitas Kuliner Di Kota
Bandung: Studi Wisata Kuliner
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penulis
merumuskan masalah dari penelitian ini, yaitu:
1.Bagaimana preferensi wisatawan nusantara terhadap produk wisata kuliner di
Kota Bandung?
2.Bagaimana preferensi wisatawan nusantara terhadap lokasi wisata kuliner di
Kota Bandung?
3.Bagaimana preferensi wisatawan nusantara terhadap layanan wisata kuliner di
Kota Bandung?
C.TujuanPenelitian
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis di dalam penelitian ini, yaitu:
1.Mengetahui preferensi wisatawan nusantara terhadap produk wisata kuliner di
Kota Bandung.
2.Mengetahui preferensi wisatawan nusantara terhadap lokasi wisata kuliner di
Kota Bandung.
7
3.Mengetahui preferensi wisatawan nusantara terhadap layanan wisata kuliner di
Kota Bandung.
D.Keterbatasan Penelitian
Di dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian hanya
pada wisatawan nusantara atau domestik saja. Pembatasan ini didasari dari data
yang di tunjukan dari BPS bahwa wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung
di dominasi oleh wisatawan nusantara atau domestik saja.Kemudian untuk data
kunjungan wisatawan nusantara yang didapatkan dari BPS dan Kementerian
Pariwisata hanya terbit pada tahun 2011 hingga 2016 saja, dikarenakan
keterbatasan data yang dimiliki oleh BPS maupun Kementerian pariwisata
E.ManfaatPenelitian
Dari penelitian ini, penulis mengharapkan akan adanya manfaat yang bisa
diambil yaitu:
1.Memberikan kontribusi terhadap ilmu pariwisata di bidang kuliner, khususnya
mengenai preferensi wisatawan terhadap wisata kuliner
2.Memberikan rekomendasi bagi parastakeholderyaitu pihak pembuat kebijakan
atau pemerintah daerah khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Bandung dalam mengembangkan wisata kuliner untuk kedepannya maupun dalam
melakukan evaluasi pengembangan produk wisata kuliner.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.KajianTeori
Kajian teori dalam penelitian ini menjadikan acuan berupa teori
konseptual yang dapat membantu penulis dalam menemukan dan
mengembangkan hasil penelitian.
Terdapat kajian teori yang digunakan oleh penulis guna memfokuskan
penelitian, antara lain: preferensi, segmentasi pasar, daya tarik pariwisata, wisata
kuliner.
1.Wisatawana.
Pengertian WisatawanWisatawan menurut undang-undang kepariwisatan
No. 10 tahun 2009 dapat diartikan sebagai seseorang yang melakukan kegiatan
wisata atau perjalanan wisata. Sumaryo (2013) mendefinisikan wisatawan sebagai
orang yang melakukan perjalanan wisata baik individu maupun kelompok dengan
tujuan untuk berlibur, melakukan kegiatan bisnis maupun wisata minat
khusus.Wisatawan juga bisa dinyatakan sebagai konsumen atau pengguna produk
dan layanan.b.Kategori WisatawanWisatawan dibagi kedalam dua kelompok
menurut Yoeti (1991), yaitu:
1)Wisatawan Nusantara (wisnus)
Merupakan orang yang berdiam dan bertempat tinggal pada suatu negara dan
melakukan perjalanan wisata di negara dimana dia tinggal.
2)Wisatawan Mancanegara (wisman)
Merupakan orang yang melakukan perjalanan wisata yang datang memasuki suatu
negara lain yang bukan merupakan negara dimana dia tinggal.Penulis memilih
wisatawan nusantara atau bisa kita sebut dengan wisatawan domestik, tentunya
yang berkunjung ke Kota Bandung untuk dijadikan objek penelitiannya.
Kemudian sejalan dengan kementrian pariwisata dalam meningkatkan kunjungan
wisatawan, penulis akan membentuk preferensi wisatawan yang berkunjung ke
9
Kota Bandung. Karena dengan preferensi, dapat menjadi dasar dalam hal
memperhitungkan keinginan dan kebutuhan akankebutuhan wisatawan yang akan
diterima.
2.Preferensi Wisatawan
Pengertian Preferensi WisatawanKotler (1997)mendefinisikan preferensi
konsumen sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk
(barang atau jasa) yang dikonsumsi. Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan
konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Kemudian Nursusanti
(2005)mengungkapkan bahwa preferensi wisatawan timbul dari keinginan dan
kebutuhan wisatawan terhadap produk yang ditawarkan dalam melakukan
perjalanan wisata. Selain itu menurut Mowen dan Minor dalam Sumarwan (2012)
mengungkapkan bahwa preferensi terbentuk dari persepsi terhadap suatu
produk.Jadi preferensi merupakan sebuah proses seseorang dalam memilih
sesuatu produk yang memang lebih disukainya. Oleh karena itu hal ini dapat
memungkinkan konsumen mendapatkan kepuasaan dari mengkonsumsi suatu
barang atau jasa.
b.Langkah Langkah Membentuk Preferensi
Menurut Lilien et al dalam Simamora (2003), ada beberapa langkah yang harus
dilalui sampai konsumen membentuk preferensi, diantaranya adalah sebagai
berikut :
1)Pertama, diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan
atribut. Konsumen yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda tentang atribut
apa yang relevan.
2)Kedua, tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan masing masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbeda-beda
dalam atribut apa yang paling penting.
3)Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk
pada setiap atribut.
10
4)Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai
dengan perbedaan atribut.
5)Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda
melalui prosedur evaluasi.Dalam hal ini, kita dapat merancang suatu strategi
differensiasi atau pembeda dan inovasi dalam suatu produk.
Selanjutnya untuk menunjang langkah-langkah yang harus dilalui dalam
membentuk preferensi seseorang, preferensi dapat dilakukan apabila kita
mengetahui data tentang wisatawan.data wisatawan yang dibutuhkan meliputi
segmentasi pasar.Hal ini penting untuk mengetahui segmentasi wisatawan yang
kemudian akan diolah untuk membentuk preferensi wisatawan. Selanjutnya,
teknik mengolah data yang digunakan untuk membentuk preferensi wisatawan
menggunakan teknik analisis konjoin.
3.Segmentasi Pasar
a.Pengertian Segmentasi Pasar
Berdasarkan Bagyono dalam(Utama, 2017)mendefinisikan segmentasi pasar
sebagai kelompok konsumen yang memiliki kebutuhan akan pelayanan dan
produk yang sama. Sedangkan menurut Lawrence dalam (Utama,
2017)segmentasi pasar adalah proses dimana pasar dibagi menjadi para pelanggan
yang terdiri atas orang-orang dengan kebutuhan dan karakteristik yang sama yang
mengerahkan mereka untuk merespons tawaran produk/jasa dan program
pemasaran strategis tertentu dalam cara yang sama.Berdasarkan kedua definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa segmentasi pasar merupakan sebuah strategi
yang mengelompokan pelanggan dengan kriteria-kriteria yang sama.
b.Karakteristik Segmentasi Pasar
Selain itu Kotler dalam (Utama, 2017)mendefinisikan segmen pasar sebagai
kelompok besar yang diidentifikasi dalam sebuah pasar, dimana proses
11
identifikasi yang dilakukan pada umumnya berdasarkan karakteristik demografi,
geografi, psikografi dan perilaku konsumen, berikut penjelasannya:
1)Karakteristik Demografi
Merupakan dasar yang paling popular dalam membedakan konsumennya. Karena
keinginan, preferensi dan tingkat pemakaian konsumen sering berhubungan
dengan variabel demografi(Utama, 2017). Karakteristik yang digunakan peneliti
antara lain jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, status, pendapatan,
frekuensi kunjungan dan sumber informasi.
2)Karakteristik Geografi
Merupakan berupa suatu kawasan atau daerah dimana terdapat kebutuhan dan
keinginan yang bervariasi berdasarkan tempat tinggalnya (Utama, 2017).
Karakteristik yang digunakan peneliti adalah daerah asal wisatawan tersebut.
3)Karakteristik Psikografi
Wisatawan memiliki beragam karakteristik dan latar belakang berbeda yang
berdampak kepada beragamnya keinginan dan juga kebutuhan akan suatu produk
wisata. Konsumen yang berada pada kelompok demografis yang sama dapat
dibagi dalam kelompok psikografis yang berbeda satu dengan lainnya (Utama,
2017).Smith (2015) menguraikan bahwa karakteristik psikografis membagi
wisatawan kedalam kelompok-kelompok berdasarkan kelas sosial, life-style dan
karakteristik personal. Kemudian karakteristik psikografis juga dapat membagi
wisatawan berdasarkan motivasi, gaya hidup, minat, attitudedan value (Hall et all,
2003).
Berdasarkan hal tersebut, yang digunakan oleh peneliti ialah motivasi dan
minat sebagai indikator dari karakteristik psikografis tersebut. Untuk indikator
karakteristik personal,gaya hidup, attitude dan value tidak akan digunakan oleh
peneliti karena agar proses penelitian ini dapat terfokus dan lebih efisien. Motivasi
dan minat merupakan suatu hal yang berbeda, berikut penjelasan:
a)Motivasi
12
Motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan
kegairahan seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan
terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasaan menurut Nugroho
J. Setiadi (2010).
Motivasi merupakan hal yang sangat mendasar antara wisatawan dan pariwisata,
karena motivasi merupakan triggerdari proses perjalanan wisata, walaupun
motivasi ini sering tidak disadari. Analisis mengenai motivasi semakin penting
jika dikaitkan dengan pariwisata dimana perilaku manusia dipengaruhi oleh
berbagai motivasi.Menurut Hall et al (2003: 69), wisatawan yang memiliki minat
tinggi terhadap wisata kuliner juga memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap
pengalaman perjalanan wisatanya, yang masuk kedalam kategori berikut:
personnal indulgences, exploration, romance, andrelaxation. Kemudian, menurut
Ryan dan Pitana dalam Suryadan dan Octavia (2015:79):79)
education opportunity merupakan salah satu alasan wisatawan berkunjung ke
sebuah destinasi.
(1) Personnal Indulgences
Menurut Hall et al (2003) personnal indulgences mengindikasikan seseorang
mengunjungi tempat terkenal di sebuah destinasi, mengalami kehidupan yang baik
seperti mencari makanan lezat, dilayani dan mengalami kehidupan perkotaan di
destinasi yang dikunjungi. Lebih tepatnya untuk mencari pengalaman mencicipi
makanan yang baik, agar menjadi bahagia dari suatu daerah yang dikunjungi.
(2) Exploration
Eksplorasi merupakan motivasi untuk mengunjungi tempat-tempat penting yang
memiliki nilai sejarah, serta mengunjungi tempat yang memiliki keajaiban alam
(Hall et al: 2003: 69).
(3) Romance and Relaxation
Menurut Hallet Al (2003: 69) Romance and relaxation adalah motivasi untuk
beristirahat, bersantai dan memulihkan diri; untuk keintiman dan romantisme;
untuk menghabiskan waktu berkualitas dengan keluarga dan/atau pasangan
dengan lokasi yang relatif jauh dari tempat tinggal.
(4) Education opportunity
13
Education opportunity merupakan keinginan untuk melihat sesuatu yang baru,
mempelajari orang lain dan/atau daerah lain atau mengetahui kebudayaan etnis
lain. Ini merupakan pendorong dominan dalam pariwisata.b)MinatC. Michael Hall
and Liz Sharples (2003:11)merumuskan minat terbagi dalam empat tingkatan
dalam wisata kuliner, yaitu:
(1) Minat Tinggi
Dimana makanan lokal menjadi alasan utama wisatawan untuk mengunjungi
suatu destinasi.
(2) Minat Sedang
Dimana makanan lokal merupakan satu alasan utama dalam mengunjungi sebuah
destinasi namun bukan merupakan satu-satunya alasan utama. Sehingga menjadi
bagian dari rangkaian aktivitas yang lebih luas dalam berwisata.
(3) Minat Rendah
Dimana makanan lokal bukan merupakan alasan utama wisatawan untuk
mengunjungi sebuah destinasi namun merupakan salah satu alasan pendukung.
Biasanya wisatawan mengunjungi sebuah restoran ataumencoba makanan
lokalmkarena terdapat sesuatu yang berbeda dari makanan atau restoran tersebut
yang menarik minat wisatawan.
(4) Tidak ada Minat
Dimana wisatawan berkunjung ke suatu tempat makan atau mencoba makanan
lokal hanya untuk memenuhi kebutuan fisiologis saja.
Berikutini merupakan gambar grafik dari tingkat minat wisatawan dalam
berwisata kuliner.
Sumber: C. Michael Hall and Liz Sharples (2003:11)GAMBAR
1GRAFIK TINGKAT MINAT WISATA KULINER
4)Perilaku KonsumenSegmentasi berdasar perilaku yaitu segmentasi yang
membagi–bagi kelompok berdasarkan knowledgedan attitudepenggunaan atau
respon konsumenterhadap suatu produk tertentu (Utama, 2017). Namun penulis
tidak menggunakan variabel ini dikarenakan agar proses penelitian ini dapat
terfokus dan lebih efisien
14
15
Berdasarkan pemaparan para ahli diatas konsep wisata kuliner saling berkaitan satu
dengan yang lainnya. Konsep wisata kuliner yang digunakan peneliti ialah dari Agustina
et al (2017) mengenai konsep wisata kuliner berdasarkan tiga dimensi yang digunakan
yaitu produk kuliner, lokasi wisata, dan layanan yang diberikan pada wisata kuliner.
Untuk dimensi produk wisata kuliner dibagi menjadi beberapa sub-faktor atau yang
disebut indikator, seperti fasilitas wisata, popularitas produk dan kawasan wisata,
orisinalitas produk, dan biaya untuk pariwisata. Sedangkan tingkat untuk indikator lokasi
wisata adalah jarak / waktu dalam berwisata dan kemudahan akses wisata, serta tingkat
indikator layanan untuk kenyamanan di lokasi wisata dan pelayanan yang ramah.Konsep
inimempengaruhi perilaku konsumen dalam hal membuat keputusan. Apabila kebutuhan
konsumen dapat dipenuhi oleh suatu produk, kecenderungan konsumen untuk membeli
produk juga akan meningkat.
B.PenelitianTerdahulu
Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil penelitian terdahulu sebagai bahan kajian dan
perbandingan. Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian ini sehingga memudahkan dalam menentukan langkah yang sistematis dan
memperkaya teori yang digunakan. Adapun penelitianyang dijadikan adalah penelitian
yang sesuai dengan topik penelitian ini mengenai preferensi wisatawanataupun
konsumen, sebagai berikut
16
17
C.KerangkaPemikiran
Pada penelitian ini akan dibahas mengenai preferensi wisatawan terhadap
wisata kuliner di Kota Bandung. Kemudian penulis mengkonstruksikan model
hubungan antarsub variabel, sebagai berikut:
18
Olahan penulis(2019) modifikasi dari Utama (2017: 186), Agustina et al (2015:
17).GAMBAR 2KERANGKA PEMIKIRANPreferensi wisatawan dapat menjadi
dasar dalam memperhitungkan keinginan dan kebutuhan akan pelayanan fasilitas
wisata yang akan diterima. Dalam hal ini, kita dapat merancang suatu strategi
differensiasi atau pembeda dan inovasi dalam suatu produk. Selanjutnya untuk
menunjang langkah-langkah yang harus dilalui dalam membentuk preferensi
wisatawan, preferensi dapat dilakukan apabila kita mengetahui data tentang
wisatawan. Data wisatawan yang dibutuhkan meliputi segmentasi pasar. Menurut
19
kotler dalam (Utama, 2017)dalam mengidentifikasi segmentasi pasar biasanya
berdasarkan karakteristik demografis, geografis dan psikografis.Kemudian
mengenai wisata kuliner dibagi berdasarkan tiga dimensi yang digunakan yaitu
produk kuliner, lokasi wisata, dan layanan yang diberikan(2017). Konsep ini
mempengaruhi preferensi wisatawan dalam hal membuat keputusan.Teknik
mengolah data yang digunakan untuk membentuk preferensi wisatawan
menggunakan analisis kuantitatif deskriptif dan teknik analisis konjoin.Yang
diharapkan akan terkajinya preferensi wisatawan nusantara terhadap wisata
kuliner di Kota Bandung.
D.HipotesisPenelitian
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, penulis menentukan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
H0: Tidak ada korelasi yang kuat antara variabel ESTIMATESdengan
responden (Actual)
H1: Ada korelasi yang kuat antara variabel ESTIMATES dengan
responden
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A.DesainPenelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan
penelitian deskriptif dan dengan metode analisis konjoin.
1.Metode Deskriptif Kuantitatif
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2016, p.
23)yaitu:“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”Peneliti memilih
menggunakan metode deskriptif pendekatan kuantitatif karena peneliti membuat
gambaran sistematis mengenai karakteristik wisatawan dalam berwisata kuliner di
Kota Bandung.
2.Metode Analisis Konjoin
Menurut Singgih Santoso (2018, p. 299)metode analisis Konjoin ini khususnya
banyak digunakan untuk mengetahui preferensi konsumen akan sebuah produk
baru. Pada dasarnya, tujuan dari analisis konjoin adalah untuk mengetahui
bagaimana persepsi seseorang terhadap suatuobjek yang terdiri dari satu atau
banyak bagian. Hasil utama dari conjoint analysis adalah suatu bentuk desain
produk barang, jasa, atau objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar
responden. Peneliti memilih menggunakan metode Analisis Konjoin ini
dikarenakan untuk mengetahui preferensi wisatawan dalam berwisata kuliner di
Kota Bandung.
21
B.ObyekPenelitian
Dalam penelitian ini yang dijadikan obyek adalah Kota Bandung. Yang berfokus
kepada zonadaerah kuliner yaitu di jalan braga, jalan cibadak dan jalan
setiabudhi.Denganketiga jalan tersebut yang dijadikan zona fokus maka
diharapkan dapat mewakilkan keseluruhan suara responden yang ada. Sedangkan
untuk responden dalam penelitian ini adalah wisatawan nusantara, yang sedang
dan sudah berkunjung ke Kota Bandung.
C.Populasi danSampling
1.Populasi
Populasi menurut Sugiyono merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
subyek atau objek yang memiliki karakter dan kualitas tertentu yang ditetapkan
oleh seorang peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik sebuah kesimpulan
(2016, p. 90). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wisatawan
nusantarayang sedang dan sudah pernah berkunjung ke Kota Bandung selama
penelitian dilaksanakan.
2.Sampling
Sugiyono (2016, p. 91)mendefinisikan sampel sebagai bagian dari jumlah serta
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah
wisatawan nusantara, yang sudah dan sedang berkunjung ke Kota Bandung
selama penelitian dilaksanakan.Metode teknik pengumpulan datanya
menggunakan sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan oleh Isaac dan
Michael dalam buku metodologi penelitian administrasi r&d karangan
Sugiyono(2016, p. 98), untuk tingkat kesalahan, 1%, 5%, 10%. Cara ini khusus
digunakan untuk sampel yang berdistribusi normal, sehingga cara ini tidak dapat
digunakan untuk sampel yang tidak berdistribusi normal, seperti sampel yang
homogen.
Dengan rumus:
Dimana :
22
λ² dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%.P = Q = 0,5d = 0,05. S =
Jumlah sampelBerdasarkam rumus tersebut dapat dihitung jumlah sampel dari
populasi mulai dari 10 sampai dengan 1.000.000. Dapat dilihat bahwa, makin
besar taraf kesalahan, maka akan semakin kecil ukuran sampel. Berikut
merupakan hasil olahan data dalam penentuan jumlah sampel yang dapat dilihat
pada gambar 3.
23
GAMBAR 3PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI TERTENTU
DENGAN TARAF KESALAHAN 1%, 5%, DAN 10% Penulismengambil data
dari BPS tahun 2016 untuk kunjungan wisatawan nusantara yang datang ke Kota
Bandung sebesar 4.827.589. Penulismemilih taraf kesalahan sebesar 5%, maka
dari itu jumlah samplingyang didapatkan sebesar 349.
D.MetodePengumpulanData
1.Teknik Pengumpulan Dataa.
DataPrimer
Dataprimeradalahdatayangbersumberlangsungdaripemberidata kepada pengumpul
data (Sugiyono, 2016). Data primer dari penelitian ini diperoleh dengan
penyebaran kuesioner danwawancar
a.Kuesioner
24
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
pertanyaan atau penyataan tertuliskepada responden untuk dijawab(Sugiyono,
2016, p. 162).Kemudian wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data
apabila ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti. (Sugiyono, 2016, p. 157).
b.DataSekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang didapat dengan cara membaca,
mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari buku serta
dokumen perusahaan. Pada penelitian inidata sekunder didapatkandari studi
dokumen dan studikepustakaan
2.Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan-keterangan dan data-data yang
diperlukan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a.Angket/Kuesioner
Menurut (Sugiyono, 2016), Angket/kuesioner adalah :“Yaitu teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pernyataan yang dilengkapi
dengan alternatif jawaban yang tersedia dalam bentuk angket kepada responden.
Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data dengan menggunakan skala
ordinal dan likert.”Kuesioner atau angket ini akan ditujukan kepada wisatawan
nusantara yang sudah dan sedang berkunjung ke Kota Bandung dan kemudian
akan disebarkan pada responden. Kuesioner fisik disebarkan di dalam tiga zona
daerah kuliner Kota Bandung kemudiankuesioner disebarkan secara online
dengan menggunakan aplikasi google forms. Data yang didapatkan akan diolah
oleh peneliti untuk mendapatkan hasil dari penelitian ini.Alat pengumpul data
kuesioner ini merupakan kertas kuesioner yangsebelumnya telah penulis buat.
b.Pedoman wawancara
Pedoman wawancara digunakan sebagai panduan penulis untuk melaksanakan
kegiatan wawancara dengan petugas di Kantor Kesbangpol Kota Bandung dan
Kantor Disbudpar Kota Bandung
c.Penelahaan kepustakaan
25
Instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti melalui buku, penelitian
terdahulu dan sebagainya yang berkaitan dengan topik yang diteliti oleh penulis.
Selanjutnya untuk menunjang langkah-langkah yang harus dilalui dalam
membentuk preferensi wisatawan, preferensi dapat dilakukan apabila kita
mengetahui data tentang wisatawan. Data wisatawan yang dibutuhkan meliputi
segmentasi pasar. Menurut kotler dalam (Utama, 2017)dalam mengidentifikasi
segmentasi pasar biasanya berdasarkan karakteristik demografis, geografis dan
psikografis.Kemudian mengenai wisata kuliner dibagi berdasarkan tiga dimensi
yang digunakan yaitu produk kuliner, lokasi wisata, dan layanan yang
diberikan(2017). Konsep ini mempengaruhi preferensi wisatawan dalam hal
membuat keputusan.Teknik mengolah data yang digunakan untuk membentuk
preferensi wisatawan menggunakan analisis kuantitatif deskriptif dan teknik
analisis konjoin.Yang diharapkan akan terkajinya preferensi wisatawan nusantara
terhadap wisata kuliner di Kota Bandung.
D.HipotesisPenelitian
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, penulis menentukan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
H0: Tidak ada korelasi yang kuat antara variabel ESTIMATESdengan responden
(Actual)
H1: Ada korelasi yang kuat antara variabel ESTIMATESdenganresponden
(Actual)
26
BAB IV
PEMBAHASAN
(Hasil dari wawancara akan di verivikasi dan di eksplansi dalam suatu
analisis)
Sistematika Penulisan:
Bab I. Pendahuluan
Bab II Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori
Bab III Metode Penelitian dan Kerangka Berfikir
Bab IV Pembahasan
Bab V Kesimpulan
27
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, I., Sumarwan, U., & Kirbrandoko. (2017). Aspek Wisata Kuliner. Consumer
Preferences and Segmentation Analysis of Bogor Culinary Tourism.
Agustina, L. (2012, July). Studi potensi wisata kuliner di Kabupaten Kotawaringin Barat
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012. Skripsi. Daerah Istimewa Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta, Indonesia.
Akbar, W. A. (2014, Februari). Studi Potensi Wisata Kuliner di Kabupaten Indramayu
Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Daerah Istimewa Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta,
Indonesia.
Andari, R., Priatini, W., & Ramdhani, D. (2014). Jenis Wisata Kuliner. Strategi
Pengembangan RM. Nasi Bancakan Sebagai Daya Tarik Wisata Kuliner Di Kota
Bandung, 4. AnekaWisata. (2018, Agustus 20).
37 Tempat Wisata Kuliner Enak di Bandung Yang Lagi Hits. Retrieved September 25,
2019, from Aneka Wisata: https://www.anekawisata.com/tempat-wisata-kuliner-enak-di-
bandungyang-lagi-hits.html
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
B. K. (2018, April 20). Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung
2016. Retrieved Februari 2, 2019, from Badan Pusat Statistik Kota Bandung:
https://bandungkota.bps.go.id/statictable/2017/08/29/120/jumlahwisatawan-mancanegara-
dan-domestik-di-kota-bandung-2016.html
Barat, D. K. (2007). Wisata Kuliner. Eris. (2019, September 20). Wisata Kuliner di Kota
Bandung. (M. H. Farras, Interviewer) Farhan, A. (2012, October 3).
Ini Dia 7 Wisata Minat Khusus di Indonesia. Retrieved July 9, 2019, from
travel.detik.com: https://travel.detik.com/travel-news/d-2053559/ini-dia-7-wisata-
minatkhusus-di-indonesia Fitasari, A. (2013). Pengertian choice based conjoint.
Penerapan metode choice based conjoint pada studi kasus asrama mahasiswa tpb ipb, 3.
28
Guzman, T. L., Di-Clemente, E., & Hernandez-Mogollon, J. M. (2014). Culinary
Tourists. Culinary tourists in the Spanish region of Extremadura, Spain. Indonesia, P.
(2009).
Pengertian Daya Tarik Wisata. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
2009 Tentang Kepariwisataan. Indonesia.
Inskeep, E. (1991). Daya Tarik Wisata. New York: Van Nostrand Reinhold.
Ispranoto, T. (2018, Desember 4). Evaluasi 16 Titik, Pemkot Bandung Harap Jumlah
PKL Berkurang. Retrieved Februari 2, 2019, from Detik News:
https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4330012/evaluasi-16-titikpemkot-bandung-
harap-jumlah-pkl-berkurang
Kotler, P., & Armstrong, G. (2004). Dasar-Dasar Pemasaran (9 ed.). (A. Sindoro, Trans.)
Jakarta: PT. Indeks Gramedia.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Prinsip-Prinsip Manajemen (12 ed.). Jakarta:
Erlangga.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran (13 ed.). Jakarta: Erlangga.
Kusumaningrum, D. (2012, Oktober 29). Wisata, Pariwisata, Wisatawan, Kepariwisataan
& Unsur-unsur Pariwisata. Retrieved Februari 2, 2019, from Tourism Economic:
https://tourismeconomic.wordpress.com/
Laksana, F. (2008). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Levy, & Weitz.
(2001). Store Atmosphere. Retrieved September 28, 2019, from www.hestanto.web.id:
https://www.hestanto.web.id/store-atmosphere/
29
Mangiang, M. (2016, 12 29). Jarak Tempuh Katanya, Waktu Tempuh Maksudnya.
Retrieved September 28, 2019, from patahtumbuh.com:
https://patahtumbuh.com/id/jarak-tempuh-katanya-waktu-tempuhmaksudnya
Nursusanti, B. (2005). Preferensi Wisatawan. Identifikasi Persepsi dan Preferensi
Wisatawan Terhadap Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Cianjur,
Ridwan Kamil Resmikan Zona Wisata Kuliner Baru Bandung. Retrieved Agustus 25,
2019, from republika.co.id:
https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/02/08/p3u9zg330- ridwan-kamil-
resmikan-zona-wisata-kuliner-baru-bandung
Ramdani, D. (2013). Pengaruh Vacationscape terhadap keputusan berkunjung ke Kota
Bandung. Skripsi. Bandung, Jawa Barat, Indonesia.
S. Pendit, N. (1994). Syarat Daya Tarik Wisata. Jakarta: Pradnya Paramita. Samparaya,
C. F. (2018, September 20).
Kemenpar Tetapkan 3 Destinasi Kuliner Indonesia. Retrieved August 1, 2019, from
https://travel.kompas.com:
https://travel.kompas.com/read/2018/09/20/083600927/kemenpartetapkan-3-destinasi-
kuliner-indonesia
Samparaya, C. F. (2018, September 20). Kemenpar Tetapkan 3 Destinasi Kuliner
Indonesia. Retrieved Agustus 3, 2019, from https://travel.kompas.com:
https://travel.kompas.com/read/2018/09/20/083600927/kemenpartetapkan-3-destinasi-
kuliner-indonesia
Santoso, S. (2018). Mahis Statistik Multivariat dengan SPSS. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Silalahi, U. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika
30
Aditama. Simamora, B. (2003). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.