penerapan manajemen sumber daya manusia yang …

112
PENERAPAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SDN DI KECAMATAN KALAENA, KABUPATEN LUWU TIMUR (Studi Pada SDN 156 Kalaena) SKRIPSI Oleh HARI IRAWAN NIM 105721126416 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

YANG BERKOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN
KALAENA, KABUPATEN LUWU TIMUR
SKRIPSI
Oleh
YANG BERKOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN
KALAENA, KABUPATEN LUWU TIMUR
SKRIPSI
Universitas Muhammadiyah Makassar
“Sukses yang sesungguhnya tidak diukur dari banyaknya harta, tetapi dari
luasnya rasa syukur”
1. Kepada kedua Orang Tua Saya, Ayahanda Supriadi dan Ibunda
Tusilah yang telah memberikan semangat dan doa sehingga
saya bisa menyelesaikan karya ini.
2. Bapak dan Ibu Dosen, Terkhusus kedua Pembimbing yang
selama ini tulus dan ikhklas dalam meluangkan waktunya
menuntun dan memberi arahan dalam menyelesaikan karya
ilmiah ini.
3. Para sahabat yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan bantuan.
iv
v
vi
vii
Segalah puji bagi Allah SWT yang menggenggam jantung ini dan
membiarkannya tetap berdetak, mengalirkan nyawa dalam tubuh sehingga satu
demi satu ibadah yang diberikannya dapat penulis laksanakan. Syukur
alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-nya, serta senantiasa memberikan keselamatan,
kemampuan dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas
akhir Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Penerapan Manajemen Sumber Daya
Manusia Yang Berkompetensi Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru
SDN Di Kecamatan Kalaena, Kabupaten Luwu Timur (Studi Pada SDN 156
Kalaena)”
Tugas Akhir/Skripsi penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Manajemen (S.M) Pada Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama saya dedikasikan sepenuhnya kepada kedua
orang tua saya tercinta Ayahanda Supriadi dan Ibunda Tusilah, terima kasih
untuk semua kasih sayang, do’a yang tidak perna putus, pengorbanan, serta
dukungan yang sangat besar untuk saya.Tak cukup hanya sekedar terima kasih
untuk membasuh keringat untuk tetesan air mata yang mengalir selama ini untuk
saya hingga mencapai tempat ini, namun percayalah dalam setiap hembusan
nafas ini adalah do’a memohon surga jadi balasan termanis bagi jasa kalian
selama ini. Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak berupa dukungan moral, materil, spiritual, maupun
administrasi. Oleh karena itu peneliti ingin menyampaikan terimakasih yang
viii
sedalam-dalamnya kepada dosen pembimbing I yaitu bapak Dr. Edi Jusriadi,
S.E.,M.M dan dosen pembimbing II ibu Hj. Nurinaya ST.,M.M yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dengan tulus dan ikhlas sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
Penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Selaku rektor universitas
muhammadiyah makassar dan para pembantu rektor yang senantiasa
mencurahkan dedikasinya dengan penuh keikhlasan dalam rangka
pengembangan mutu dan kualitas universitas muhammadiyah
makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM. Selaku dekan fakultas ekonomi dan
bisnis universitas muhammadiyah makassar.
3. Bapak Muh. Nur Rasyid , SE, MM, selaku ketua jurusan dan bapak
Nasrullah SE, MM Selaku sekretaris jurusan fakultas ekonomi dan
bisnis universitas muhammadiyah makassar.
5. Seluruh dosen Dan staf pengajar jurusan manajemen fakultas ekonomi
dan bisnis universitas muhammadiyah makassar yang telah
memberikan banyak ilmu dan pengalaman yang bermanfaat bagi saya.
6. Bapak Tulus Subekti. S.Pd sebagai Kepala SDN 156 Kalaena yang
telah memberikan izin melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
7. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Studi
Manajemen angkatan 2016 terkhusus kelas Manajemen 16’G yang
selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuan dan dorongan dalam
aktivitas studi penulis.
ix
8. Terima kasih untuk semua pihak yang tidak bisa di sebutkan satu
persatu, yang telah memberi saya semangat, kesabaran, motivasi dan
dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi
ini.
jauh dari sempurna oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kesediaan
pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi sempurnanya Skripsi ini.
Akhirnya penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-
besarnya kepada pembaca seandainya terdapat kesalahan-kesalahan di dalam
Skripsi ini dan penulis berharap sehingga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
HARI IRAWAN, 2021. Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia yang Berkompetensi Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru SDN Di Kecamatan Kalaena, Kabupaten Luwu Timur (Studi Pada SDN 156 Kalaena). Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Edi Jusriadi dan Nurinaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan manajemen sumber daya manusia yang berkompetensi dalam meningkatkan profesionalisme guru SDN di kecamatan kalaena, kabupaten luwu timur (studi pada SDN 156 kalaena). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah field research dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data yang diolah adalah hasil wawancara dari informan yaitu Kepala Sekolah dan Guru pada SDN 156 Kalaena. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka kesimpulan yang dapat di ambil adalah sumber daya manusia di SDN 156 Kalaena dapat di kategorikan baik atau memadai baik kuantitas maupun kualitas. Upaya meningkatkan profesionalisme guru di SDN 156 Kalaena sudah dilakukan dengan baik dalam hal memahami tuntutan profesi, mencapai kualifikasi dan kompetensi, membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas melalui organisasi profesi, mengembangkan etos kerja, dan mengadopsi inovasi dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi. Penerapan manajemen sumber daya manusia oleh kepala sekolah SDN 156 Kalaena sudah dilaksanakan dengan baik terutama dalam hal: penempatan SDM, pelatihan dan pengembangan SDM, penilaian kinerja menggunakan penilaian kualitatif dan kuantitatif, serta kompensasi/pemberian honor insentif.
Kata Kunci : Manajemen Sumber Daya Manusia Dan Profesionalisme Guru
xi
ABSTRACT
HARI IRAWAN, 2021. Application-Human Resource Management a competence in improving the Professionalism of SDN Teachers in Kalaena District, East Luwu Regency ( Study at SDN 156 Kalaena). Thesis Management Study Program Faculty of Economics and Business Muhammadiyah University of Makassar Supervised by Edi Jusriadi. And Nurinaya.. This study aims to determine the application of competent human resource management in improving the professionalism of SDN teachers in Kalaena sub- district, East Luwu district ( study at SDN 156 Kalaena). This type of research used in this research is case research with a qualitative descriptive approach.the processed data is the result of interviews from informants, namely the principal and teachers at SDN 156 Kalaena. The data collection techniques used were interview observation and documentation. The data analysis technique was carried out by means of data reduction and drawing conclusions. Based on the results of research carried out by researchers, the conclusion that can be drawn is that human resources at SDN 156 Kalaena can be categorized as good or adequate both in quantity and quality Efforts to improve teacher professionalism at SDN 156 Kalaena have been done well in terms of understanding protest demands to achieve qualifications and competence, building good and broad nursing relationships through professional organizations developing ethos and adopting innovations in the use of communication and information technology The implementation of human resource management by the principal of SDN 156 Kalaena has been carried out well, especially in terms of placement of human resources training and development of human resources assessments performance using qualitative and quantitative assessments and compensation for incentives. Key Words: Human Resource Management And Teacher Professionalism
xii
B. Kompetensi Guru .............................................................................. 20
C. Profesionalisme Guru ........................................................................ 21
D. Tinjauan Empiris ............................................................................... 27
D. Jenis Dan Metode Pengumpulan Data .............................................. 35
E. Data Informan ................................................................................... 37
F. Instrumen Penelitian ......................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah .................................................................................... 40
1. Gambaran Sumber Daya Manusia SDN 156 Kalaena ................. 43
2. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru ................................ 53
3. Penerapan MSDM di SDN 156 Kalaena ...................................... 57
C. Pembahasan Penelitian .................................................................... 62
D. Keterbatasan penelitian ..................................................................... 67
Tabel 4.1 Keadaan Peserta Didik Sdn 156 Kalaena ..................................... 42
Tabel 4.2 Keadaan Sarana Dan Prasarana Sdn 156 Kalaena ...................... 42
Tabel 4.3 Keadaan Pendidik Dan Tenaga kependidikkan SDN 156 Kalaena 44
Tabel 4.4 Data Guru Dan Pegawai Sdn 156 Kalaena ................................... 46
xv
Gambar 3.1 Proses Analisis Data ................................................................. 39
xvi
dalam rangka mencapai suatu tujuan memerlukan manajemen sumber
daya manusia (SDM) yang efektif. Kata manajemen mempunyai banyak
arti tergantung pada konteksnya. Menurut Stoner dan Freeman
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses
penggunaan semua lain-lain sumber daya organisasi untuk tercapainya
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Manajemen sumber daya manusia (human resource manajemen)
merupakan proses manajemen dalam menentukan pergerakan sumber
daya manusia organisasi dari posisi yang diinginkan di masa depan,
sedangkan sumber daya manusia itu sendiri adalah seperangkat proses-
proses dan aktivitas yang dilakukan bersama dengan manajemen sumber
daya manusia dan manajer lini untuk menyelesaikan masalah organisasi
yang terkait dengan manusia.
dan operasionalnya, maka organisasi termasuk di lembaga pendidikan itu
tidak akan mampu mempertahankan keberadaannya, mengembangkan
dan memajukan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, disini
diperlukan adanya langkah-langkah manajemen guna lebih menjamin
bahwa didalam organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat untuk
2
prediksi sumber daya manusia (SDM) yang muncul dari perencanaan
strategis dan operasional secara kuantitatif, dibandingkan dengan
prediksi yang berasal dari program-program SDM. Oleh karena itu ,
manajemen sumber daya manusia harus di sesuaikan dengan strategis
tertentu agar tujuan utama dalam memfasilitasi keefektifan organisasi
dapat tercapai.
atau siswa dengan tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini
sesuai dengan tujuan bangsa indonesia sebagaimana yang tercantum
didalam pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Diantaranya upaya untuk mewujudkan tujuan itu adalah melalui
pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal serta
pendidikan informal.
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional adalah untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa, yaitu berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Keterangan lain dijelaskan dalam UU No. 14 Tahun 2005 Bab IV
Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa standar
prestasi kerja guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru
3
pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil
pembelajaran. Tugas pokok guru tersebut yang diwujudkan dalam
kegiatan belajar mengajar merupakan bentuk keprofesionalan guru. Jadi
profesionalisme guru adalah hasil nyata yang dicapai oleh seorang guru
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah
diberikan. Jadi ukuran keprofesionalan guru terlihat dari rasa tanggung
jawabnya dalam melaksanakan tugas, amanah, profesi yang
diembannya, serta rasa tanggung jawab moral di pundaknya.
Korelasi manajemen SDM dengan ketercapaian tujuan pendidikan
adalah dua belah keping mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Artinya
kemampuan dalam memberdayakan SDM di suatu lembaga pendidikan
akan membawa pada kemajuan-kemajuan di sekolah tersebut salah
satunya adalah pengembangan SDM yang di programkan.
Pengaruh pendidikan dapat dilihat dan dirasakan secara langsung
dalam perkembangan serta kehidupan masyarakat, kehidupan kelompok,
dan kehidupan setiap individu. Pendidikan menentukan model manusia
yang akan dihasilkannya. Pendidikan juga memberikan kontribusi yang
sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Pendidikan
dikembangkan untuk membebaskan dari keterpurukan yakni pendidikan
yang dapat mengembangkan potensi masyarakat, mampu menumbuhkan
kemauan, serta membangkitkan nafsu generasi bangsa untuk menggali
potensi, dan mengembangkannya secara optimal bagi kepentingan
pembangunan masyarakat secara utuh dan menyeluruh.
Jamil Suprihatiningrum (2013:29-30) mengemukakan bahwa guru
4
upaya mengantarkan peserta didik mencapai cita-citanya. Dalam
lingkungan sekolah guru berperan sebagai perancang pembelajaran,
pengelola pembelajaran, dan sebagai pembimbing peserta didik.
Sedangkan dalam sebuah keluarga, guru berperan sebagai pendidik
dalam keluarga (family educator) dan di lingkungan masyarakat, guru
mempunyai peran sebagai pembina masyarakat (social developer),
penemu masyarakat (social inovator) dan sebagai agen masyarakat
(social agent). Tugas yang dilaksanakan dan tanggung jawab guru erat
kaitannya dengan kemampuan yang disyaratkan untuk memangku
jabatan profesi guru.
Kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi, dari segi proses dan
dari segi hasil. Dari segi proses guru di katakan berhasil apabila mampu
melibatkan sebagian besar peserta didik secara kreatif, baik fisik, mental,
maupun sosial dalam proses pembelajaran. Pengembangan kualitas guru
merupakan suatu proses yang kompleks, dan melibatkan berbagai faktor
yang saling terkait. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya tidak hanya
menuntut keterampilan teknis dari para ahli terhadap mengembangan
kompetensi guru, tetapi harus pula dipahami berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Dalam pelaksanaan berbagai kebijakan, guru dituntut
untuk menjadi ahli penyebar informasi yang baik. Guru juga berperan
sebagai perencana (designer), pelaksana (implementer), dan penilai
(evaluator) pembelajaran. Sehubung dengan itu, guru harus kreatif,
profesional, dan menyenangkan. Guru harus kreatif dalam memilah dan
5
masing-masing.
standarisasi kebutuhan masyarakat, bangsa, dan pengguna serta
memaksimalkan kemampuan peserta didik berdasar potensi dan
kecakapan yang di miliki masing-masing individual (Yasmin dan Maisah,
2010:28).
profesional, seorang guru dituntut: (1) Mempunyai komitmen pada
peserta didik dan proses belajarnya; (2) Menguasai secara mendalam
bahan/ mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada
peserta didik; (3) Bertanggung jawab memantau hasil belajar peserta
didik melalui berbagai cara evaluasi; (4) Mampu berpikir sistematis
tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya; dan (5)
Seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat dalam lingkungan
profesinya.
dua hal yang sangat berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Artinya
kemampuan dalam memberdayakan SDM di suatu lembaga pendidikan
akan membawa kemajuan-kemajuan profesionalisme guru di sekolah
tersebut salah satunya adalah pengembangan manajemen SDM yang di
programkan untuk profesionalisme guru oleh kepala sekolah SD Negeri
6
Berdasarkan survey awal yang dilakukan, peneliti menemukan
masalah-masalah yang berkaitan dengan manajemen SDM, yang mana
masalah-masalah tersebut dapat peneliti temukan yaitu kurang disiplinnya
sebagian guru ketika datang kesekolah, artinya masih ada beberapa guru
yang datang tidak tepat waktu, baik guru yang sudah PNS maupun guru
yang Non PNS, terkadang guru tersebut menyadari keterlambatannya
tetapi tidak langsung melakukan proses pembelajaran melainkan singgah
ke kantor pada jam belajar, sehingga waktu proses belajar mengajar akan
tertunda dan berkurang, hal ini berkaitan dengan masalah kedisiplinan
personil.selanjutnya masih ada guru yang mengajar tidak sesuai dengan
kompetensi dan jurusannya, seharusnya dalam hal ini harus benar-benar
diperhatikan dalam memilih calon guru yang akan mengajar di SDN 156
Kalaena tersebut, karena hal ini berkaitan dengan masalah seleksi dan
penempatan.
seharusnya pihak sekolah khususnya bagi seorang pemimpin SDN 156
Kalaena harus memperhatikan sistem pengelolaan lembaga pendidikan
yang sesuai dengan perencanaan yang telah di buat sekolah sehingga
mampu mencapai visi,misi dan tujuan sekolah secara terarah dan jelas.
Oleh karena itu, perlu adanya perhatian yang khusus terhadap
pelaksanaan manajemen sumber daya manusia ini, agar pengelolaan
lembaga pendidikan tidak asal-asalan atau justru banyak merugikan
organisasi tersebut.
berada di Kecamatan Kalaena Kabupaten Luwu Timur. Berdasarkan
uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
mengambil judul: “Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia Yang
Berkompetensi Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru SDN Di
Kecamatan Kalaena, Kabupaten Luwu Timur (Studi Pada SDN 156
Kalaena)”.
karyawan, khususnya dan semua personalis di SDN 156 Kalaena
Kabupaten Luwu Timur pada umumnya dalam upaya memajukan sekolah
dasar dengan peningkatan mutu maupun kualitas pendidikan di SDN 156
Kalaena Kabupaten Luwu Timur.
kecamatan kalaena, kabupaten luwu timur (studi pada SDN 156
kalaena)?
8
ini yaitu, untuk mengetahui penerapan manajemen sumber daya manusia
yang berkompetensi dalam meningkatkan profesionalisme guru SDN di
kecamatan kalaena, kabupaten luwu timur (studi pada SDN 156 kalaena).
D. Manfaat Penelitian
maka manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoritis
yang bermanfaat bagi masyarakat yang membaca penelitian ini,
maupun bagi peneliti sendiri. Diharapkan menjadi rujukan bagi
sekolah maupun sumber daya manusia yang ada untuk
meningkatkan profesionalisme guru.
2. Manfaat Praktis
evaluasi bagi lembaga pemerintahan terutama lembaga
pendidikan yang ada di Luwu Timur ke depan, dalam rangka
penerapan manajemen sumber daya manusia yang
berkompetensi dalam meningkatkan profesionalisme guru SDN Di
Kecamatan Kalaena, Kabupaten Luwu Timur.
9
1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia pada dasarnya merupakan salah satu
faktor yang sangat penting didalam suatu organisasi, baik organisasi
publik maupun swasta, karena manusia yang merencanakan sampai
mengawasi pelaksanaan kegiatan dalam organisasi. Di mana manusia
yang di maksud haruslah cukup jumlahnya sesuai kebutuhan serta
memiliki keterampilan yang memadai sesuai tuntutan tugas-tugas dalam
organisasi.
Menurut Usman Efendi (2014:3) manajemen secara etimologis,
berasal dari bahasa lain yaitu manus yang memiliki arti “tangan”, dan
dalam bahasa prancis management memiliki arti “seni melaksanakan dan
mengatur”, sedangkan dalam bahasa inggris berasal dari kata to manage
yang memiliki arti “mengatur”. Pengaturan yang dilakukan harus melalui
proses aktivitas dan diatur berdasarkan urutan dan sesuai fungsinya
dinamakan manajemen. Maka manajemen adalah suatu proses untuk
mewujudkan keinginan yang ingin dicapai sebuah organisasi
Menurut George R,Terry dalam bukunya yang berjudul principles
of management, manajemen ialah suatu proses yang memakai metode
ilmu dan seni dalam menerapkan fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dalam suatu kegiatan
sekelompok manusia yang dilengkapi dengan sumber daya manusia
10
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien.
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian terhadap seluruh
sumber daya yang dimiliki, baik material maupun manusia demi
tercapainya tujuan.
usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan,
Handoko (2011:8). Ketiga pendapat tersebut sama-sama menjelaskan
bahwa manajemen merupakan suatu kegiatan mengorganisir segala
sesuatu yang dilakukan oleh sekelompok manusia dalam mencapai
tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah organisasi atau lembaga.
Menurut Nurul Ulfatin (2016:2) sumber daya manusia dapat
disamakan artinya dengan pegawai, pekerja atau karyawan, yaitu orang-
orang yang bekerja atau mempunyai pekerjaan.
Sejumlah para ahli mengemukakan pengertian manajemen
sumber daya manusia yang menekankan pada aspek sistem dan
manusia sebagai segala sesuatu yang mempunyai potensi yang bisa
dikelola dan dikembangkan . beberapa pendapat para ahli tersebut yaitu:
1. Raymond A. Noe, sebagaimana dikutip oleh Nurul Ulfatin (2016:2-
3), mengemukakan bahwa manajemen sumber daya manusia
mengacu pada sebuah kebijakan-kebijakan, sistem-sistem, dan
11
serta kinerja pegawai.
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan, penyusunan
staf, terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian
kompensasi, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja demi
tercapainya tujuan organisasi.
sumber daya manusia yaitu mengembangkan manusia secara
efektif dapat di integrasikan ke berbagai organisasi yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Manusia dalam hal ini harus
dipandang sebagai kekayaan utama (asset) organisasi yang harus
dikelola dengan baik dan dimanfaatkan secara produktif.
4. Hadari Nawawi (2015:42) mengemukakan bahwa manajemen
sumber daya manusia merupakan sebuah proses pendayagunaan
manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi
fisik dan psikis yang dimilikinya dapat maksimal bagi tercapainya
tujuan organisasi.
sumber daya manusia adalah proses mendayagunakan bantuan orang
lain secara manusiawi, agar memberikan kontribusi yang baik dalam
mewujudkan tujuan organisasi.
SDM selalu menjadi subjek dan objek pembangunan. Proses administrasi
pun sangat dipengaruhi oleh manajemen sumber daya manusia. Ada
empat klasifikasi pentingnya sumber daya manusia sebagaimana
dikemukakan oleh Ermaya dalam Fathoni, yaitu:
a. Manusia atau orang-orang yang mempunyai kewenangan
untuk menetapkan, mengendalikan, dan mengarahkan
pencapaian tujuan yang disebut administator.
b. Manusia atau orang-orang yang mengendalikan dan
memimpin usaha agar proses pencapaian tujuan yang
dilakukan bisa tercapai sesuai dengan rencana, disebut
manajer.
diangkat langsung melaksanakan pekerjaan sesuai bidang
tugasnya masing-masing atau jabatan yang di pegangnya.
Peranan administrasi sangat menentukan dalam kelangsungan
hidup suatu pemerintah. Namun, ada yang lebih menentukan lagi dari
administrasinya, yaitu manusianya. Baik buruknya administrasi
tergantung pada sumber daya yang dimilikinya, dan manakala kualitas
sumber daya yang dimiliki baik, maka proses administrasi berjalan baik,
serta tujuan dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan.
Manakala kita berbicara tentang pentingnya manajemen sumber
daya manusia, maka tidak bisa lepas upaya kita untuk mengembangkan
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peran serta sumber daya
13
kesadaran yang dimilikinya tanpa dikendalikan sudah aktif, artinya bukan
karena dipaksa, dan itulah yang sebenarnya hakikat peran sumber daya
manusia dalam pembangunan yang di harapkan.
Manajemen sumber daya manusia memiliki peran yang sangat
penting dalam mengendalikan dan memajukan suatu organisasi melalui
usaha manusia untuk dapat bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab masing-masing.
Menurut Wahyudi (2010:12) berpendapat bahwa beberapa fungsi
manajemen sumber daya manusia sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
perencanaan kebutuhan, pengaduan, pengembangan, dan
pemeliharaan.
sebuah struktur dan hubungan antara tugas-tugas yang harus
dikerjakan oleh tenaga kerja atau sumber daya manusia yang telah
disiapkan.
d. Pengendalian (Controlling)
14
dibidang tenaga kerja.
Menurut Sadili (2010:30) tujuan sumber daya manusia merupakan
sebuah perbaikan kontribusi produktif tenaga kerja terhadap organisasi
dengan menggunakan cara yang bertanggung jawab secara strategis,
etis dan sosial. Ada empat tujuan MSDM yaitu:
a. Tujuan Sosial
mengurangi dampak negatifnya.
b. Tujuan Organisasional
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Tujuan Fungsional
manusia pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
d. Tujuan Individual
organisasi atau perusahaan.
Terdapat sembilan peran manajemen sumber daya manusia
dalam mengatur dan menetapkan program kepegawaian menurut Arifin
dan Fauzi (2010:8):
a. Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatan tenaga kerja yang efektif
sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
sesuai kualifikasi pegawai yang dibutuhkan perusahaan.
c. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan promosi dan
pemutusan hubungan kerja.
e. Memperkirakan kondisi ekonomi pada umumnya dan perkembangan
perusahaan pada khususnya.
ketenagakerjaan dari waktu ke waktu khususnya yang berkaitan
dengan masalah gaji/upah atau kompensasi terhadap pegawai.
g. Memberikan kesempatan karyawan dalam hal pendidikan, latihan,
dan penilaian kinerja karyawan.
h. Mengatur mutasi karyawan.
pesangon yang menjadi hak karyawan.
6. Prosedur Manajemen Sumber Daya Manusia
Adanya sumber daya manusia pada organisasi sekolah yaitu
untuk merespon perkembangan lingkungan kerja yang terjadi di dunia
pendidikan, sehingga dengan begitu pihak sekolah harus dapat memberi
perhatian terhadap betapa pentingnya program pengelolaan sumber daya
manusia melalui manajemen sumber daya manusia.
Setiap organisasi membutuhkan orang-orang yang cakap pada
bidangnya dalam rangka mencapai tujuannya. Dalam manajemen
16
beberapa bagian yaitu:
a. Perencanaan SDM
untuk melihat secara sistematis kebutuhan sumber daya manusia agar
memperoleh kepastian adanya sejumlah tenaga kerja sesuai
keterampilan yang di butuhkan pada saat itu, dengan demikian
perencanaan tersebut merupakan suatu proses pemikiran, baik secara
garis besar maupun secara mendetail dari suatu kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai kepastian yang baik dan dinamis. Menurut
Wukir (2013:24) perencanaan adalah alat yang pertama dalam proses
manajemen. Secara sederhana, perencanaan adalah cara yang rasional
dan sistematik dalam meramalkan masa depan sebuah organisasi atau
bisa dikatakan sebuah proses dalam persiapan menghadapi perubahan
dengan dengan merumuskan tindakan di masa depan.
Selain itu, perencanaan juga dapat dikatakan sebagai suatu
proses atau kegiatan yang sangat penting dalam berbagai kegiatan
sekolah termasuk manajemen sumber daya manusia di sekolah. Hal ini
dapat di pahami secara umum perencanaan merupakan sebuah proses
menentukan tujuan, mengevaluasi berbagai alternatif pencapaian dan
menentukan tindakan yang akan di ambil. Dalam sebuah konteks
manajemen sumber daya manusia bagi sekolah, perencanaan ialah
proses penentuan kebutuhan sumber daya manusia pada masa yang
akan datang berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi dan
persediaan tenaga yang ada di sekolah.
17
tugas-tugas pada masa yang akan datang adalah sangat penting dalam
memastikan bahwa kegiatan organisasi sekolah dapat terlaksana dengan
baik. Dan setiap kali kegiataan yang akan di laksanakan harus
direncanakan sebelumnya untuk memastikan atau meminimalkan
gangguan pada rencana-rencana sekolah.
merupakan proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi
untuk mendapat karyawan yang efektif dan efisien demi tercapainya
tujuan perusahaan
sumber daya manusia. Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan
dalam merekrut tenaga kerja, antara lain
1) Penentuan jabatan yang kosong. Rekrutmen dilakukan apabila
ada jabatan yang kosong dan harus di isi. Kekosongan itu terjadi
akibat adanya pegawai yang mengundurkan diri, pensiun,
meninggal dunia, mutasi, dan akibat adanya pengembangan yang
dilakukan sekolah, yang sebelumnya telah ditentukan dalam
perencanaan sumber daya manusia.
kriteria atau ciri-ciri yang dapat meliputi keahlian, pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan.
18
efektif dan efisien dalam memperoleh calon pegawai yang sesuai
syarat dan dapat menghemat biaya dan waktu. Untuk sumber
rekrutmen calon pegawai, secara umum meliputi sumber internal
dan sumber eksternal. Sumber internal ialah merupakan orang-
orang yang sudah menjadi pegawai di sekolah tersebut, dan
sudah menduduki jabatan tertentu yang mungkin dapat di
pindahkan, dipromosikan atau di demosi untuk mengisi jabatan
yang kosong melalui seleksi yang akan dilaksanakan. Sedangkan
sumber eksternal merupakan orang-orang yang belum menjadi
pegawai di sekolah tersebut yang akan di ambil untuk menjadi
calon.
adalah proses pemilihan orang-orang yang memiliki kualifikasi yang
dibutuhkan untuk mengisi lowongan pekerjaan di suatu organisasi.
d. Orientasi dan Penempatan
mengenali dan memahami tugas-tugas mereka, kondisi organisasi,
kebijakan organisasi, rekan kerja, keyakinan-keyakinan, dan lain-lain.
Menurut Casio dalam Sedarmayanti (2010:114) mendefinisikan bahwa
orientasi adalah pengakraban dan penyesuaian dengan situasi atau
lingkungan. Dan menurut Decenzo dan Robbins dalam Sedarmayanti
(2010:114) menjelaskan orientasi adalah aktivitas yang melibatkan
19
e. Pelatihan dan pengembangan
semakin cepat dan kompleks, maka setiap organisasi dituntut untuk siap
dan peka terhadap perubahan. Organisasi atau lembaga yang dinamis
akan berusaha mengantisipasi dan menyesuaikan diri terhadap segala
sesuatu dari lingkungan organisasi baik lingkungan mikro maupun
lingkungan makro, salah satu usaha dalam mengantisipasi perubahan
lingkungan organisasi tersebut adalah dengan mengembangkan kualitas
dan kemampuan sumber daya manusia dalam organisasi melalui
program pelatihan pengembangan sumber daya manusia.
Menurut Hasibuan (2011:68) mengemukakan bahwa
pengembangan (development)merupakan fungsi operasional kedua dari
manajemen personalia, pengembangan pegawai sangat di perlukan demi
terwujudnya tujuan organisasi.
pelatihan merupakan suatu proses secara sistematis mengubah tingkah
laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.
f. Penilaian Kinerja
penilaian kinerja seseorang adalah untuk mengetahui seberapa besar
mereka bekerja melalui suatu sistem formal berstruktur, seperti menilai,
mengukur, dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan
pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran.
20
Menurut Thomas H. Stoner yang di kutip oleh Suwanto dan
Priansa (2011:210), mengemukakan bahwa “compensation os any from
of payment to employees for work they provide their employer”.
Kompensasi merupakan setiap bentuk pembayaran yang di berikan
kepada karyawan sebagai pertukaran pekerjaan yang mereka berikan
kepada majikannya. Sedangkan menurut Edwin B. Flippo yang di kutip
Suwanto (2011:210) adalah “compensation as the adequate and
equitable remuneration of personal for their contribution to organization
objektifes” kompensasi adalah pemberian imbalan jasa yang layak dan
adil kepada karyawan-karyawan karena mereka telah memberi
sumbangan kepada pencapaian organisasi. Jadi kompensasi bisa di
artikan keseluruhan balas jasa yang diterima oleh pegawai sebagai akibat
pelaksanaan pekerjaannya di organisasi dalam bentuk uang berupa gaji,
upah, bonus, insentif dan tunjangan yang lain seperti tunjangan
kesehatan, tunjangan hari raya, uang makan, dan lainnya.
B. Kompetensi Guru
Kompetensi guru dibahas pada peraturan pemerintah undang-
undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada BAB IV dan V.
Adapun kompetensi yang harus dimiliki yaitu mencakup:
a. Kompetensi pedagogik, kemampuan seorang pendidik dalam
mengelola proses pembelajaran yang berhubungan dengan peserta
didik, perancangan, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
21
stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik
serta berakhlak mulia.
pendidik agar dapat menguasai materi pembelajaran secara luas dan
mendalam.
terpenuhi, maka akan mengubah peran guru yang tadinya pasif menjadi
guru yang kreatif dan dinamis dalam melaksanakan tugasnya.
C. Profesionalisme Guru
profesionalisme berasal dari istilah profesional dasar katanya adalah
profession (profesi). Dalam bahasa inggris , professionalism secara
leksikal berarti sifat profesional. Profesionalisme merupakan suatu
tingkah laku, suatu tujuan, atau rangkaian kualitas yang menandai suatu
profesi.
profesionalisme merupakan pilar yang akan menempatkan birokrasi
sebagai mesin efektif bagi pemerintah dan sebagai parameter kecakapan
aparatur dalam bekerja secara baik.
22
sebagai tuntutan perilaku profesional dalam melaksanakan tugasnya.
Konsekuensinya guru sebagai profesional dituntut untuk bisa bekerja
dalam koridor profesionalisme. Guru adalah pekerja profesi oleh karena
itu harus menjunjung profesionalisme.Menurut Kusuma (2012:14)
mendefinisikan bahwa profesionalisme adalah tanggung jawab untuk
berperilaku yang lebih baik dari sekedar mematuhi undang-undang dan
peraturan masyarakat yang ada.
dengan kompetensi yang di miliki oleh guru sebagai tenaga pendidik.
Yang harus memiliki kemampuan pedagogic, emosional serta
kemampuan sosial, guru juga diharapkan mampu menjadi tenaga
pendidik yang profesional. Seperti yang teramanat pada UU No 14 Tahun
2005 tentang guru dan dosen yang berbunyi : “guru merupakan bagian
dari sebuah profesi dan dituntut untuk dapat profesional”. Menurut Jamil
Suprihatiningrum (2013:50) menjelaskan bahwa profesional adalah
pekerjaan yang dilakukan seseorang yang menjadi sumber pendapatan
yang memerlukan suatu keahlian dan keterampilan, kemahiran, atau
kecakapan, yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.
kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan yang
mempunyai keterkaitan dengan suatu pekerjaan seseorang. Sementara
itu, guru profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan dalam melakukan tugas pendidikan dan pengajaran.
23
keguruan, yang telah terdidik dan terlatih sehingga ia mampu melakukan
tugas dan fungsinya dengan kemampuan secara maksimal sesuai bidang
yang dimilikinya.
hanya berguna bagi dirinya. Seperti yang dikenal saat ini bahwa,
keprofesionalan seorang guru dibuktikan dengan sertifikat profesi
(sertifikasi). Melalui sertifikat tersebut pula, guru mendapatkan manfaat
berupa tunjangan yang ditujukan untuk terus meningkatkan
profesionalismenya. Untuk menanggapi hal tersebut, diberlakukanlah
sejumlah UU dan PP dalam pengaturan profesionalisme seorang guru
dan dosen.
UU republik indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas pasal
39 ayat (2), menyatakan bahwa guru adalah tenaga profesional yang
bertugas melaksanakan dan merencanakan proses pembelajaran,
memberikan nilai dari hasil pembelajaran, melaksanakan pembimbingan
dan pelatihan serta melakukan penelitian dan mengabdi kepada
masyarakat, terutama bagi pengajar di perguruan tinggi. Dalam
keterangan lain menjelaskan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang guru dan dosen pasal 1 menyebutkan guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
24
RI Tahun 2003 yang menjelaskan syarat bagi pendidik yang harus
memiliki kualifikasi minimum dan sertifikat sesuai dengan kewenangan
mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Menurut Purwanto dalam Ali Muhson (2014:98) disadari atau tidak
guru dimasa depan akan semakin berat. Guru tidak hanya bertugas
mentransfer ilmu pengetahuan, keterampilan dan teknologi saja,
melainkan juga harus mengemban tugas yang dibebankan masyarakat
kepadanya. Tugas tersebut meliputi mentransfer kebudayaan dalam arti
luas, keterampilan dalam menjalani hidup (life skills), dan nilai serta
beliefs.Melihat tugas yang semakin berat tersebut, maka sudah
selayaknya bila kemampuan profesional guru juga ditingkatkan agar
mereka mampu menjalankan tugas dengan baik. Terkait dengan hal ini
guru tersebut harus mau membuat penilaian atas kinerjanya sendiri atau
mau melakukan otokritik disamping harus pula memperhatikan berbagai
pendapat dan harapan masyarakat. Menurut Purwanto dalam Ali Muhson
(2014:98) dalam rangka meningkatkan profesionalismenya, guru harus
selalu berusaha melakukan lima hal. Yaitu:
a. Memahami tuntutan standar profesi yang ada. Hal ini harus
ditempatkan pada prioritas yang utama karena: pertama, Persaingan
global memungkinkan adanya mobilitas guru lintas
negara.Kedua,Sebagai profesional seorang guru harus mengikuti
tuntutan perkembangan profesi secara global, dan tuntutan
25
Cara yang pertama untuk memenuhi standar profesi ini adalah
dengan belajar secara terus menerus sepanjang hayat, dengan
membuka diri yakni mau mendengar dan melihat perkembangan baru
di bidangnya.
memiliki posisi tawar dan kuat yang memenuhi syarat yang
dibutuhkan. Peningkatan kualitas dan kompetensi ini dapat ditempuh
melalui in-service training dan berbagai upaya lain untuk memenuhi
sertifikasi.
organisasi. Upaya membangun hubungan kesejawatan yang baik
dan luas dapat dilakukan guru dengan membina jaringan kerja atau
networking. Guru harus berusaha mengetahui apa yang telah
dilakukan oleh sejawatnya yang sukses. Sehingga bisa belajar untuk
mencapai sukses yang sama atau bahkan bisa lebih baik lagi.
Melalui networking inilah guru memperoleh akses terhadap inovasi-
inovasi dibidang profesinya.
semua bidang dan profesi dituntut untuk memberikan pelayanan
prima. Guru pun harus memberikan pelayanan prima kepada
konstituennya yaitu siswa, orang tua dan sekolah sebagai
stakeholder. Terlebih lagi pelayanan pendidikan adalah termasuk
26
kepentingan publik. Oleh karena itu guru harus
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas kepada publik.
e Mengadopsi inovasi atau pengembangan kreativitas dalam
pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi mutakhir agar
senantiasa tidak ketinggalan dalam kemampuannya mengelola
pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan media dan ide-ide baru
bidang teknologi pendidikan seperti media presentasi, komputer (hard
technologies) dan juga pendekatan-pendekatan baru bidang
teknologi pendidikan (soft technologies).
Beberapa upaya diatas tentu saja tidak akan dapat berjalan jika tidak
dibarengi dengan upaya yang nyata untuk menjadikan guru menjadi
sebuah profesi yang menjanjikan artinya kesejahteraan guru memang
harus ditingkatkan. Mengapa harus kesejahteraan guru yang harus
ditingkatkan? Hal ini mengandung implikasi yang sangat luas. Di satu sisi,
dengan kesejahteraan guru yang memadai akan mampu mendukung
kinerja guru secara optimal. Guru tidak lagi memikirkan bagaimana
mencari “pekerjaan sampingan” untuk mempertahankan dan membiayai
kehidupan keluarganya, melainkan mampu terfokus pada pelaksanaan
tugas dan tanggung jawabnya dalam membina anak didiknya. Sementara
itu, di sisi lain, dengan kesejahteraan guru yang menjanjikan, maka guru
akan menjadi sebuah profesi yang banyak dikejar oleh generasi
mendatang, terutama generasi muda yang memiliki potensi dan termasuk
dalam kategori unggul. Dengan adanya bibit unggul tersebut maka guru di
masa depan bukanlah dimiliki oleh orang-orang yang terpaksa atau
27
kata kunci dari upaya peningkatan profesionalisme guru adalah
meningkatkan kesejahteraan guru.
D. Tinjauan Empiris
percobaan. Kajian empiris adalah informasi yang membenarkan suatu
kepercayaan dalam kebenaran atau kebohongan suatu klaim empiris.
Dalam pandangan empirisis, seseorang hanya dapat mengklaim memiliki
pengetahuan saat seseorang memiliki sebuah kepercayaan yang benar
berdasarkan bukti empiris. Dalam arti lain, kajian empiris sama artinya
dengan hasil dari suatu percobaan. Berikut ini tinjauan empiris untuk
asumsi perbandingan:
puri taman sari dapat
dikategorikan baik atau memadai
baik kuantitas maupun kualitas.
melihat kegiatan yang dilakukan
pembelajaran dikelas ketika jam
laksanakan dengan baik terutama
dalam hal; penempatan SDM,
29
kompetensi pedagogik melalui
kompetensi kemampuan
tua sebagai mitra belajar siswa, d)
kompetensi kemampuan
yang sudah bersertifikasi pendidik
50 orang , memiliki kegiatan
pembelajaran mata pelajaran
ambarawa kab. Pringsewu
dan 2016. Peningkatan kinerja
peningkatan presentasi hasil
penerapan pada setiap
2014 dengan nilai presentasi
tahun 2016 dengan nilai
presentasi 89%. (b) hasil
pembagian angket kepada guru
2016 dengan nilai presentasi
banten secara umum dilakukan
internet. Seleksi harus aktif
dibimbing oleh guru yang
guru untuk meningkatkan kinerja
yang lebih baik. Berdasarkan
7 Cipto Wardoyo,
pada waktu penelitian yang berbeda dari penelitian yang dilakukan penulis,
tempat penelitian yang berbeda dan jumlah informan yang berbeda serta metode
penelitian yang digunakan dan karakter informan dan kondisi lingkungan
penelitian yang berbeda.
alur pikir yang dijadikan acuan dalam memahami masalah yang diteliti.
Penelitian ini berfokus pada penerapan manajemen sumber daya
manusia yang berkompetensi dalam meningkatkan profesionalisme guru
di SDN 156 kalaena, kabupaten luwu timur. Untuk memperoleh gambaran
jelas tentang arah penelitian ini, peneliti menggambarkannya dalam
bentuk kerangka konseptual sebagai kontrol peneliti dalam melakukan
penelitian lebih lanjut. Hal ini dapat di lihat pada bagan kerangka
konseptual sebagai berikut.
Tahun 2003 tentang
1. Penempatan, 2. Pelatihan dan Pengembangan, 3. Kompensasi, 4. Penilaian Kinerja SDM
Peningkatan profesionalisme guru
SDN 156 Kalaena.
penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metode yang
menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia, landasan
teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai
dengan fakta di lapangan.
penjelasan atau penguraian data dan informasi yang kemudian
dikaitkan dengan teori dan konsep-konsep yang mendukung
pembahasan yang relevan dimana penjelasan ini menggunakan
metode kualitatif kemudian di peroleh kesimpulan dari permasalahan
penelitian ini.
Kabupaten Luwu Timur.
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini di lakukan di SDN 156 Kalaena, Jalan Pendidikan,
Dusun Jati Sari, Desa Kalaena Kiri, Kecamatan Kalaena, Kabupaten
Luwu Timur, Provensi Sulawesi Selatan. Penelitian ini mengangkat
35
yang berkompetensi dalam meningkatkan profesionalisme guru.
Adapun alasan dipilihnya sekolah SDN 156 Kalaena dikarenakan
penulis merupakan salah satu alumni dari sekolah tersebut.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan di mulai setelah melakukan seminar proposal
dan penelitian akan dilakukan selama 2 bulan di mulai dari bulan
November – Desember 2020.
1. Jenis Data
Sumber utama yang di jadikan bahan penelitian adalah data
primer yaitu data yang di peroleh dari Guru SDN 156 Kalaena,
Kecamatan kalaena, Kabupaten Luwu Timur melalui pengamatan
wawancara.
organisasi yang bukan pengolahannya (Siregar, 2013). Dalam
penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah buku-
buku,literatur, artikel, jurnal, serta situs di internet yang berhubungan
dengan penelitian yang akan dilakukan.
2. Metode Pengumpulan Data
melakukan:
untuk mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan
36
digunakan sebagai langkah awal dengan melihat secara langsung
objek penelitian guna mendapat data yang diperlukan. Data
tersebut antara lain berupa data tentang kondisi SDN 156
Kalaena, terfokus pada gambaran sumber daya manusia,
profesionalisme guru, dan penerapan manajemen sumber daya
manusia.
langsung dari responden mengenai permasalahan yang dikaji
melalui wawancara. Metode wawancara ini digunakan untuk
mengetahui hubungan dengan sumber data, melalui tanya jawab
guna mendapatkan informasi yang diperlukan. Interview ini
dilakukan secara mendalam (depth interview) tetapi bersifat luwes,
susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada
saat wawancara mengenai penerapan manajemen sumber daya
manusia yang berkompetensi dalam meningkatkan
profesionalisme guru di SDN 156 kalaena, kabupaten luwu timur
yang fokusnya adalah kepala sekolah dan beberapa guru.
c. Dokumentasi (documentation)
dokumen tersebut dapat dimanfaatkan dalam pembuktian,
menafsirkan dan meramalkan suatu peristiwa. Metode
dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan
37
sebagainya. Data tersebut terkait dengan manajemen sumber
daya manusia dan data lain, yang meliputi kondisi umum SDN 156
kalaena.
atau informan yang terlibat didalamnya, yang menjadi informan dalam
penelitian ini adalah 9 orang guru dan 1 orang kepala sekolah dari SDN
156 Kalaena.
kalaena
1
F. Instrumen Penelitian
menentukan dalam proses pengumpulan data. Ada dua hal utama yang
mempengaruhi kualitas hasil penelitian yaitu kualitas instrumen
penelitian kualitas pengumpulan data. Beberapa jenis instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Panduan observasi, yaitu alat berupa pedoman pengumpulan data
yang digunakan pada saat proses penelitian.
2. Pedoman wawancara, yaitu alat berupa daftar pertanyaan yang
digunakan dalam pengumpulan data.
mencatat peristiwa dalam bentuk tulisan langsung atau arsip-arsip
38
tentang profil sekolah, data pendidik, data peserta jumlah didik, dan
lain-lain.
pada penelitian ini adalah kualitatif, data disajikan secara deskriptif
fenomenalogis untuk memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya yang
memunculkan analisis.
sebagai berikut:
pemusatan perhatian dari data mentah yang telah diperoleh. Data yang
telah diperoleh kemudian di catat secara teliti dan rinci. Mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting dan yang dianggap relevan serta berkaitan dengan
manajemen sumber daya manusia dan kinerja guru. Dengan demikian,
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas
dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
2. Penyajian Data
penyajian data yaitu penyusunan informasi yang kompleks ke dalam
bentuk yang sistematis sehingga menjadi sederhana dan selektif serta
dapat dipahami maknanya, memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Verifikasi dan penarikan kesimpulan dilakukan setelah analisis
selama proses dan sesudah pengumpulan data. Analisis data tersebut,
peneliti memberikan kesimpulan awal selama pengumpulan data dan
sesudah pengumpulan data, kesimpulan diverifikasi kembali untuk lebih
memperkuat temuan-temuan dalam penelitian ini. Kesimpulan yang di
ambil sekiranya masih terdapat kekurangan akan ditambahkan.
Gambar 3.1 proses analisis data
Pengumpulan Data Penyajian Data
Reduksi Data Penarikan Kesimpulan
SDN 156 Kalaena adalah salah satu sekolah dasar inpres yang
di didirikan pada tahun 1980 oleh pemerintah dan memiliki NPSN yaitu
40309973. Sekolah ini terletak di desa kalaena kiri, kecamatan kalaena,
kabupaten luwu timur dan memiliki luas tanah berukuran 7.500 M2.
Seiring berjalannya waktu, sekolah tersebut berkembang sedikit demi
sedikit dibawah pimpinan beberapa kepala sekolah yang silih berganti
hingga sekolah tersebut seperti sekarang ini. Fasilitas yang dimiliki SDN
156 Kalaena saat ini yaitu 6 ruang kelas, 1 perpustakaan, 1 ruang guru,
dan 4 kamar WC. Dalam kegiatan pembelajaran SDN 156 Kalaena
menggunakan sistem full day school dan menerapkan sistem kurikulum
2013 pada proses pembelajarannya.
1. Visi dan Misi
unggul dalam potensi yang didasari iman dan taqwa serta mempunyai
jiwa sosial”.
b) Misi
belajar mengajar.
kondusif untuk proses pendidikan.
pembaharuan disertai jiwa semangat.
Untuk mewujudkan visi dan misi di atas maka diperlukan tenaga
pendidik yang profesional. Sehingga guru harus di tuntut memenuhi
standar kompetensi. Hal ini dijelaskan pada peraturan pemerintah
undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada BAB IV
dan V. Adapun kompetensi yang harus dimiliki yaitu mencakup
kemampuan pedagogik, kemampuan kepribadian, kemampuan sosial,
dan kemampuan profesional. Apabila syarat-syarat profesionalisme guru
tersebut dapat terpenuhi, maka akan mengubah peran guru yang tadinya
pasif menjadi guru yang kreatif dan dinamis dalam melaksanakan
tugasnya sehingga visi dan misi sekolah akan tercapai.
2. Keadaan Peserta Didik
pendidikan yang harus diperhatikan oleh sekolah. Karena peserta didik
merupakan objek sekaligus subjek dalam pendidikan. Adapun jumlah dari
peserta didik SDN 156 Kalaena, Kecamatan Kalaena, Kabupaten Luwu
Timur pada tahun pelajaran 2020/2021 adalah 140 siswa yang terdiri dari
73 siswa laki-laki dan 67 siswa perempuan dan siswa dibagi kedalam 6
rombongan belajar (rombel). Keadaan peserta didik SDN 156 Kalaena
dapat di lihat dari tabel berikut:
42
Kelas
Jumlah
Sarana dan prasarana merupakan suatu alat atau bagian yang
memiliki peran sangat penting bagi keberhasilan dan kelancaran suatu
proses, termasuk juga dalam lingkup pendidikan. Sarana dan prasarana
adalah fasilitas yang mutlak dipenuhi untuk memberikan kemudahan
dalam menyelenggarakan suatu kegiatan walaupun belum bisa
memenuhi sarana dan prasarana dengan semestinya. Sarana dan
prasarana yang di maksud dalam dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
No Nama Prasarana Jumlah Keterangan
1 Ruang kepala sekolah 1
2 Ruang guru 1
9 Kantin 3
Sumber: SDN 156 Kalaena
prasarana di SDN 156 Kalaena cukup memadai. Dengan demikian sarana
dan prasarana di SDN 156 Kalaena diharapkan dapat menunjang proses
pembelajaran dan kegiatan sekolah lainnya.
B. Deskripsi Data Penelitian
a. Keadaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Guru sebagai tenaga pendidik adalah tenaga profesional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
44
pengabdian kepada masyarakat guna dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang dihasilkan dari pendidikan. Dengan demikian,
dalam sebuah lembaga pendidikan guru sangat berperan dalam
menentukan keberhasilan. Gurulah yang akan menentukan kemajuan
atau kemunduran sebuah lembaga pendidikan. Oleh karena itu, untuk
menentukan lembaga pendidikan yang berkualitas dan bermutu, maka
tenaga pendidik seharusnya benar-benar memiliki kualifikasi pendidik,
kapasitas keilmuan, kompetensi di bidangnya, dedikasi yang tinggi dan
profesional. Dengan adanya tenaga pendidik yang seperti ini diharapkan
proses kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar dan
menghasilkan output yang berkualitas. Berdasarkan data yang diperoleh
dilapangan, jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di SDN
156 Kalaena berjumlah 14 orang yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 9
orang perempuan, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut:
tabel 4.3 Keadaan pendidik dan tenaga kependidikan SDN 156 Kalaena
NO NAMA L/P PENDIDIKAN
5 Basmiah, S.Pd P S.1 PGSD Guru Kelas
6 Rima, S.Pd P S.1 B.I. Guru Kelas
45
7 I Made Ginastra, S.Ag L S.1 PAH Guru Kelas
8 Sarira Lodong Salu, S.Pd P S.1 PGSD Guru Kelas
9 Melti Yustince. K P D.3 PAK Guru Kelas
10 Helmiwati, S.Pd P S.1 PGSD Guru Kelas
11 Widoyo, A.Ma L S.1 PGSD Guru Kelas
12 Sri Wulandari, S.Pd P S.1 PGSD Guru Kelas
13 I Dewa Adi Putu Swabawa L S.1 PAH Guru Kelas
14 Rut, A.Md P D.3 Sekretaris Sekretaris
Sumber: SDN 156 Kalaena
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, bahwa jumlah pendidik
dan tenaga kependidikan yang ada di SDN 156 Kalaena sudah cukup
memadai untuk wali kelas, kecuali untuk guru pendidikan agama islam
dan pendidikan agama kristen yang masing-masing hanya ada satu orang
sehingga tidak mampu untuk mengajar disetiap kelas yang jumlah
rombongan belajarnya 6 kelas. Sedangkan kependidikan guru rata-rata
berkualifikasi sarjana kecuali ada 2 orang yang berkualifikasi diploma.
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat keprofesionalan guru berdasarkan
sertifikasi guru yang telah lulus dapat dilihat dari tabel berikut:
46
GOL SERTIFIKASI MULAI DI SEKOLAH
INI
1 Tulus subekti, S.Pd 3762 7476 5020 0032 110271109117 PNS III/D Ya 18-05-2018
2 Helena Sarira, S.Pd 3563 7386 4230 0113 076335052198 PNS IV/A Ya 01-07-2000
3 Hj. Syamsiah, S.Pd.I 0563 7446 4630 0763 131272292147 PNS III/D Ya 05-01-2017
4 Teopilus Kawiri, S.Pd 8133 7486 4920 0013 120271423133 PNS III/D Ya 01-08-2000
5 Basmiah, S.Pd 1637 7506 5230 0112 130271322096 PNS III/C Ya 06-05-2010
6 Rima, S.Pd 1350 7576 5930 0043 130271918076 PNS III/D Ya 20-02-2013
7 I Made Ginastra, S.Ag 8255 7476 5120 0003 131372662004 PNS III/B Ya 17-07-2017
8 Sarira Lodong Salu, S.Pd 0953 7546 5530 0062 - PNS II/D Tidak 17-07-2002
9 Melti Yustince. K - - HONORER - - 16-06-2006
10 Helmiwati, S.Pd - - HONORER - - 17-02-2007
11 Widoyo, A.Ma - - HONORER - - 01-02-2008
47
13 I Dewa Adi Putu Swabawa - - HONORER - - 02-01-2016
14 Rut, A.Md - - HONORER - - 16-06-2007
Sumber: SDN 156 Kalaena
48
Berdasarkan data tersebut, dari segi status guru yang ada di SDN
156 Kalaena, diklasifikasi menjadi guru PNS dan guru honor. Tercatat 8
orang guru PNS dan 6 orang honorer, selain itu diketahui guru yang telah
disertifikasi berjumlah 7 orang dan yang lainnya belum tersertifikasi. Jadi
berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa guru yang ada di SDN
156 Kalaena telah mengikuti jenjang pendidikan pada perguruan tinggi
untuk tingkat sarjana dan ada beberapa guru yang masih diploma. Begitu
pula dengan guru yang telah lulus sertifikasi rata-rata guru yang telah
berstatus PNS yang berjumlah 7 orang dan 1 orang baru selesai
mengikuti pelatihan sertifikasi tersebut dan menunggu pengumuman
kelulusan.
Tahun 2013 tentang standar kualifikasi seseorang untuk dapat di angkat
menjadi kepala sekolah atau madrasah. Selain kualifikasi umum dan
khusus dalam memperoleh jabatan kepala sekolah atau madrasah
dituntun harus memiliki beberapa kompetensi, yaitu; kompetensi
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.
Pada uraian penelitian ini akan menggambarkan kompetensi
kepala sekolah yang terfokus pada kemampuan manajerial. Kompetensi
manajerial merupakan kemampuan untuk menggerakan orang lain
dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada, baik sumber daya
manusia maupun sumber daya lainnya untuk memperoleh tujuan sekolah
yang diinginkan. Pada kompetensi ini kepala sekolah dituntut untuk
49
kepala sekolah dalam rangka mendayagunakan sumber daya yang ada di
sekolah secara optimal, mengelola guru dan staf dalam rangka
mendayagunakan sumber daya manusia secara optimal, mengelola
peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru serta
pengembangan kapasitas peserta didik. Dan mengelola pengembangan
kurikulum dan proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional.
sekolah yang akan dilakukan, kepala sekolah selalu melakukan rapat
secara resmi dengan guru-guru di awal tahun ajaran baru maupun
membicarakan pada pertemuan tidak resmi pada jam istirahat. Dalam hal
ini ibu Helena Sarira, S.Pd, dalam wawancara yang dilakukan pada hari
Rabu 4 November 2020 yang mengatakan bahwa:
“Kepala sekolah setiap awal tahun ajaran baru selalu melakukan rapat untuk menyusun program dan perencanaan-perencanaan kegiatan sekolah yang akan dilakukan satu tahun kedepan dan bagaimana pelaksanaannya, kegiatan rapat selalu melibatkan semua guru untuk membicarakan dan memutuskan secara bersama-sama. Dengan terlibatnya semua guru dalam rapat tersebut berarti semua guru memiliki kesempatan untuk memberikan usulan-usulan”.
Selaras dengan penjelasan dari ibu Basmiah, S.Pd, dalam
wawancara yang dilakukan pada hari Rabu 4 November 2020 :
“Bapak kepala sekolah selalu menyusun program dan perencanaan- perencanaan kegiatan sekolah di awal tahun ajaran baru dan penyusunan-penyusunan program tersebut selalu melibatkan semua guru sehingga masing-masing guru dapat memberikan masukan- masukannya”.
50
dalam penyusunan perencanaan-perencanaan kegiatan sekolah selalu
bekerja sama dan melibatkan semua guru, kepala sekolah
mengumpulkan guru sebagai personal yang mempunyai potensinya
masing-masing. Sehingga seluruh potensi yang ada dapat menyatu dan
menghasilkan perencanaan-perencanaan yang memadai dan
mengakomodir seluruh gagasan. Hal ini selaras dengan hasil observasi
yang dilakukan bahwa kepala sekolah selalu membicarakan
perencanaan-perencanaan dan program-program kegiatan sekolah yang
akan dilakukan bersama dengan guru-guru baik rapat formal maupun
tidak formal yang dilakukan pada jam istirahat.
Selanjutnya dalam hal mengelola guru dan staf dalam rangka
mendayagunakan SDM secara optimal. Sesuai dengan pengamatan
peneliti, peneliti melihat kinerja guru dalam bekerja selain melakukan
tugas pokok dalam mengajar dikelas kepala sekolah selalu memberikan
tugas tambahan lainnya. Hal ini sesuai dengan penjelasan Hj. Syamsiah,
S.Pd.I dalam wawancara yang dilakukan pada hari Rabu 4 November
2020 yang mengatakan bahwa:
“Kepala sekolah dalam mengelola guru dan staf sangat baik, selain mengajar di kelas, ada beberapa guru juga yang diberikan tugas tambahan seperti melatih seni tari, melatih pramuka, dan melatih gerak jalan, dan gurupun melakukan tugasnya dengan penuh tanggung jawab”.
Senada dengan yang dikemukakan oleh Helmiwati, S.Pd dalam
wawancara yang dilakukan pada hari Rabu 4 November 2020 :
“Kepala sekolah dalam mengelola guru dan staf sangat baik. Ada beberapa guru di berikan tugas tambahan, dan guru tersebut melakukan tugas tersebut dengan baik sesuai dengan arahan kepala sekolah”.
51
Berdasarkan hasil wawancara menunjukan bahwa kepala sekolah
dalam hal mengelola guru dan staf termasuk dalam kategori baik karena
setiap guru yang diberikan tugas tambahan selalu melakukan dengan
baik dan penuh tanggung jawab.
Selanjutnya tentang penerimaan siswa baru dalam penerimaanya
keterlibatan kepala sekolah sebagai pengawas dan penasehat saja
karena sudah ada kepanitiaan yang dibentuk sebelumnya oleh para guru.
Hal ini sesuai dengan penjelasan dari bapak Teopilus Kawiri, S.Pd, dalam
wawancara yang dilakukan pada hari Rabu 4 November 2020 yang
mengatakan bahwa:
“Dalam rangka penerimaan siswa baru, sudah dibentuk kepanitiaan yang terdiri dari guru dan kepala sekolah tidak terlibat langsung dan hanya memantau dan mengawasi pelaksanaannya saja”.
Hal demikian juga dijelaskan oleh Basmiah, S.Pd dalam
wawancara yang dilakukan pada hari Rabu 4 November 2020 :
“Kepala sekolah tetap dimasukan dalam kepanitiaan penerimaan siswa baru, tetapi kepala sekolah tidak terlibat langsung dan itu ada SK-nya, beliau hanya sebagai penasehat dan pengawas jalannya penerimaan siswa baru”.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa kepala
sekolah dalam hal pengelolaan siswa baru secara tidak langsung
mengawasi dan memantau jalannya penerimaan siswa baru.
Selanjutnya dalam hal kepemimpinan kepala sekolah dalam
pendayagunaan sumber daya manusia, Sarira Lodong Salu, S.Pd dalam
wawancara yang dilakukan pada hari Rabu 4 November 2020 yang
mengatakan bahwa:
52
“Kepemimpinan kepala sekolah yang sekarang ini sangat baik, karena selalu mendukung kegiatan yang dilakukan oleh para guru, terkadang ada beberapa guru yang lebih sering mengatur dari pada kepala sekolah, hal ini dikarenakan kepala sekolah terlalu sabar dan bijak dalam kepemimpinannya. Dalam pendayagunaan sumber daya yang ada dimanfaatkan dan digunakan sesuai kebutuhannya”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa kepala
sekolah dalam hal kepemimpinannya sangat baik, sabar dan bijak dalam
memanfaatkan sumber daya yang ada. Dalam hal tertentu, terkadang
dalam membicarakan sesuatu ada beberapa guru yang lebih menonjol
dan lebih sering memberikan gagasan atau masukan-masukan dan
apabila gagasan tersebut di pandang baik, kepala sekolah juga
menyetujuinya. Sikap tersebut merupakan wujud dari sikap baik dan sikap
bijak kepala sekolah dalam memimpin.
Selanjutnya dalam hal pengembangan pembelajaran diserahkan
kepada masing-masing guru untuk melakukannya hal ini dikarenakan
gurulah yang terlibat langsung dengan peserta didik dan proses
pembelajaran adalah guru.
Kompetensi profesional guru merupakan gambaran kemampuan
atau keahlian yang dimiliki seseorang yang mengampu jabatan sebagai
tenaga pendidik atau guru yang menjadi ciri keprofesionalannya.
Mengacu pada standar pendidik dan kependidikan berdasarkan peraturan
pemerintah republik indonesia standar nasional pendidikan bahwa tenaga
pendidik harus mempunyai kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
seorang pendidik. Guru yang memiliki kompetensi profesional dapat
dilihat dari kemampuannya dalam memilah dan memilih serta
53
peserta didik.
Hasil observasi menggambarkan bahwa kompetensi profesional
guru di SDN 156 Kalaena meliputi: (1) penguasaan konsep, struktur, dan
metode keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang di ampu, dan (2)
pengembangkan keprofesionalan melalui tindakan reflektif. Hal tersebut
tergambarkan dari hasil wawancara dengan bapak Tulus Subekti, pada
hari Rabu 4 November 2020 selaku kepala sekolah yang menjelaskan
bahwa:
“Guru dalam melaksanakan tupoksinya sudah mampu menguasai konsep, struktur serta metode pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan, meskipun terkadang masih ada guru yang menggunakan metode yang sama setiap mengajar tapi hal itu dapat dimaklumi. Sedangkan dalam pengembangan keprofesionalan melalui pelatihan. Hal itu saya kira bisa meningkat kinerja mereka”.
Berdasarkan hasil wawancara menunjukan bahwa dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya guru sudah mampu menguasai
konsep, struktur serta metode pembelajaran. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa para tenaga pendidik telah memenuhi syarat yang mesti
dimiliki guru khususnya pada kompetensi profesional.
2. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru
Menurut Purwanto dalam Ali Muhson (2014:98) ada beberapa
upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru,
yaitu:
54
Cara yang utama untuk memenuhi tuntutan standar profesi yang
ada, guru dituntut untuk terus belajar sepanjang hayat, dengan membuka
diri yakni mau mendengar dan melihat perkembangan baru dibidangnya.
Seperti mengikuti pelatihan dan musyawarah guru bidang studi (MGBS),
mengikuti penataran, seminar/diskusi, serta memanfaatkan media
cetak/massa. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan bapak Widoyo,
A.Ma dalam wawancara yang dilakukan pada hari Rabu 4 November
2020 yang mengatakan bahwa:
“Untuk memenuhi tuntutan standar profesi, guru di SDN 156 Kalaena biasanya mengikuti pelatihan dan musyawarah guru bidang studi (MGBS), dan juga mengikuti penataran,seminar serta belajar melalui media cetak”.
Berdasarkan hasil wawancara menunjukan bahwa guru sudah
berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi standar profesi yang ada
dengan mengikuti pelatihan, musyawarah guru bidang studi, seminar dan
memanfaatkan media cetak untuk belajar.
b. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang di persyaratan.
Di SDN 156 Kalaena memiliki 14 tenaga pendidik diantaranya
Tercatat 8 orang guru PNS dan 6 orang honorer, selain itu diketahui guru
yang telah disertifikasi berjumlah 7 orang dan yang lainnya belum
tersertifikasi. Dan guru yang ada di SDN 156 Kalaena telah mengikuti
jenjang pendidikan pada perguruan tinggi untuk tingkat sarjana dan ada
beberapa guru yang masih diploma. Begitu pula dengan guru yang telah
lulus sertifikasi rata-rata guru yang telah berstatus PNS yang berjumlah 7
55
orang dan 1 orang baru selesai mengikuti pelatihan sertifikasi tersebut
dan menunggu pengumuman kelulusan. Hal ini sesuai dengan penjelasan
bapak Tulus subekti, kepala sekolah SDN 156 Kalaena, dalam
wawancara yang dilakukan pada hari Rabu 4 November 2020 yang
mengatakan bahwa:
“Bahwa di SDN 156 Kalaena mempunyai 14 tenaga pendidik di antaranya 8 orang PNS dan 6 orang honorer, selain itu ada 7 orang guru PNS yang sudah disertifikasi dan 1 orang guru PNS baru selesai mengikuti pelatihan sertifikasi dan sementara menunggu pengumuman kelulusan, dan guru yang ada disini rata-rata sudah mengikuti jenjang pendidikan pada perguruan tinggi tingkat sarjana dan ada beberapa yang masih berkualifikasi diploma”. Berdasarkan hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa guru di
SDN 156 sudah berkualifikasi sarjana dan ada beberapa yang
berkualifikasi diploma, serta terdapat 7 orang guru PNS yang telah
disertifikasi dan 1 orang guru PNS baru selesai mengikuti pelatihan
sertifikasi dan sementara menunggu pengumuman.
c. Membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat
organisasi profesi.
Guru di SDN 156 Kalaena membangun hubungan kesejawatan
yang baik dan luas melalui organisasi profesi di antaranya persatuan guru
republik indonesia (PGRI), dan kelompok kerja guru (KKG). Hal tersebut
sesuai dengan penjelasan bapak teopilus kawiri, S. Pd, dalam wawancara
yang dilakukan pada hari Rabu 4 November 2020 yang mengatakan
bahwa:
“Bahwa guru di SDN 156 kalaena dalam hal membangun hubungan kesejawatan melalui organisasi profesi seperti persatuan guru republik indonesia (PGRI) dan kelompok kerja guru (KKG)”. Berdasarkan hasil wawancara menunjukan bahwa di SDN 156
56
indonesia (PGRI), dan kelompok kerja guru (KKG).
d. Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan
pelayanan bermutu tinggi kepada konstituen.
Dalam hal ini guru SDN 156 Kalaena sebagai mitra belajar siswa
sudah berupaya dalam mengembangkan etos kerja atau budaya kerja
yang baik dalam memberikan pelayanan walaupun masih ada beberapa
guru yang kadang lalai dalam hal ini salah satu contohnya adalah masih
ada guru yang tidak tepat waktu datang ke sekolah sehingga jam belajar
mengajar berkurang. Hal sesuai dengan penjelasan bapak Tulus Subekti,
kepala sekolah SDN 156 Kalaena, dalam wawancara yang dilakukan
pada hari Rabu 4 November 2020 yang mengatakan bahwa:
“Guru SDN 156 Kalaena sebagai mitra belajar siswa sudah berupaya dalam mengembangkan etos kerja yang baik dalam memberikan pelayanan walaupun masih ada beberapa orang guru yang sering terlambat ke sekolah sehingga jam belajar mengajar tertunda bahkan berkurang, hal tersebut akan selalu diperhatikan dan akan selalu ditingkatkan agar lebih baik lagi”. Berdasarkan hasil wawancara menunjukan bahwa masih ada
beberapa guru di SDN 156 Kalaena yang kurang memperhatikan dalam
pengembangan etos kerja atau budaya kerja yang baik hal ini perlu di
perhatikan oleh pihak sekolah untuk upaya meningkatkan profesionalisme
guru.
informasi.
57
pembelajaran walaupun masih ada beberapa guru yang belum paham
menggunakan komputer sehingga berpengaruh dalam mengelola
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan penjelasan bapak Tulus Subekti,
kepala sekolah SDN 156 Kalaena, dalam wawancara yang dilakukan
pada hari Rabu 4 November 2020 yang mengatakan bahwa:
“Dalam hal pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi rata-rata guru sudah banyak yang menggunakan media dalam menunjang proses pembelajaran, tetapi masih ada beberapa guru yang tidak paha dalam menggunakan teknologi komputer sehingga berpengaruh dalam mengelola proses pembelajaran”.
Dari hasil wawancara menunjukan bahwa sudah ada guru yang
menggunakan teknologi komunikasi dan informasi dalam menunjang
proses pembelajaran tetapi masih ada guru yang belum paham dalam
menggunakan komputer sehingga berpengaruh dalam mengelola proses
pembelajaran.
3. Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia Di SDN 156 Kalaena
Pelaksanaan manajemen sumber daya manusia meliputi
beberapa kegiatan seperti yang sudah dijelaskan pada tinjauan teoritis,
akan tetap dalam penelitian yang dilaksanakan pada SDN 156 Kalaena
ini meliputi beberapa kegiatan saja, yaitu: penempatan SDM, pelatihan
dan pengembangan, penilaian kinerja, dan kompensasi. Untuk kegiatan
perencanaan, rekrutmen dan seleksi SDM sekolah tersebut hanya
melaporkan kepada dinas pendidikan tentang kekurangan guru dan
menunggu guru PNS yang akan ditempatkan di sekolah tersebut.
a. Penempatan SDM
Penempatan SDM di sekolah ini berkaitan dengan pembagian wali
kelas yang dilakukan setiap awal tahun pelajaran. Dalam hal ini selalu
dirapatkan bersama antara kepala sekolah dengan guru. Pergantian wali
kelas dari kelas rendah ke kelas tinggi dan begitu pula sebaliknya wali
kelas tinggi ke rendah, atau terkadang ada juga wali kelas yang tetap
berada di kelasnya semula. Penempatan ini juga dilakukan dengan
memperhatikan kemampuan yang dimiliki guru tersebut. Hal sesuai
dengan apa yang di kemukakan oleh ibu Helena Sarira, S.Pd, dalam
wawancara yang dilakukan pada hari Rabu 4 November 2020 yang
mengatakan bahwa:
“Penempatan wali kelas di sekolah ini disesuaikan dengan kemampuan dan juga keinginan guru yang ingin pindah kelas dan dibicarakan dalam rapat bersama di awal tahun ajaran baru”.
Hal senada juga di kemukakan oleh Hj. Syamsiah, S.Pd.I, dalam
wawancara yang dilakukan pada hari Rabu 4 November 2020 :
“Penempatan wali kelas itu adalah usulan dari kepala sekolah yang dirapatkan bersama-sama dan hasil keputusan dari rapat itulah yang dijalankan, dan apabila ada yang keberatan bisa mengajukan permintaan dengan alasan yang dapat diterima oleh pihak lain, tetapi kita harus siap bila ditempatkan di kelas lain karena memang kita ini adalah guru wali kelas”.
Berdasarkan hasil wawancara menunjukan bahwa penempatan
wali kelas di sekolah tersebut dilakukan dengan rapat bersama untuk
menentukan siapa-siapa yang akan menjadi wali kelas dengan
mempertimbangkan kemampuan dari masing-masing guru, dan
memperhatikan kondisi individu tiap guru khususnya untuk kelas I yang
betul-betul harus sabar dalam menghadapi peserta didik yang baru
masuk tersebut.
Pelatihan dan pengembangan SDM sangat penting bagi tenaga
pendidik karena perkembangan berbagai sektor kehidupan khususnya
ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat sehingga
mengharuskan guru meningkatkan kompetensinya.
pendidik di SDN 156 Kalaena dilakukan berdasarkan program pemerintah
dalam hal ini adalah dinas pendidikan dan kelompok kerja guru (KKG).
Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru dan bisa
tampil lebih profesional. Hal ini sesuai dengan penjelasan bapak I Made
Ginastra, S. Ag dalam wawancara yang dilakukan pada hari Rabu 4
November 2020 yang mengatakan bahwa:
“Untuk pendidikan bagi guru rata-rata sudah sarjana lengkap, sedangkan untuk pelatihan guru berdasarkan program Dinas Pendidikan. Jika ada pelatihan, kepala sekolah mengutus guru yang sesuai dengan materi pelatihan yang dilaksanakan. Selain itu juga selalu melaksanakan kegiatan KKG tingkat kecamatan”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa
penyelenggaraan dan pelaksanaan program pelatihan disusun oleh
pemerintah dan bentuk partisipasi SDN 156 Kalaena dalam program
tersebut hanya sebagai peserta yakni dengan mengirimkan beberapa
orang guru yang berkaitan dengan materi pelatihan kedalam kegiatan
tersebut. Dan kegiatan tersebut sengaja dirancang dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidik dalam mengajar, baik yang terkait dengan
materi ajar atau metodologi dan juga kualitas pendidik dan tenaga
60
pendidik dalam rangka mengelola administrasi sekolah.
Selain hal di atas, terdapat pula forum KKG yang dibentuk sebagai
media bagi guru untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan
tugas mengajar, menjadi tempat untuk saling tukar menukar wawasan
dan pengetahuan serta informasi tentang perkembangan ilmu
pengetahuan dan metodologi pengajaran di samping itu juga menjadi
forum sharing ide dan masalah yang di hadapi oleh para guru agar
memperoleh solusi bersama.
mengenai kinerja bawahannya secara subyektif atau sebaliknya, atasan
dapat menggunakan teknik-teknik penilaian formal dalam menilai kinerja
bawahan, dan penilaian ini di usahakan untuk lebih objektif.
Penilaian terhadap kinerja guru di SDN 156 Kalaena pada
dasarnya merupakan penilaian yang sistematik terhadap penampilan
(performance) kinerja guru itu sendiri dan terhadap potensi guru dalam
upaya mengembangkan diri untuk kepentingan sekolah. Obyek penilaian
pendidik dan tenaga pendidik SDN 156 Kalaena adalah dalam rangka
dalam meningkatkan mutu disamping itu terus mengevaluasi hal-hal yang
masih kurang, kemudian obyek penilaian kinerja tersebut meliputi
kedisiplinan, ketaatan kerja, motivasi, loyalitas, kecakapan, kemampuan
umum dan sebagainya. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan oleh bapak
61
Tulus subekti, kepala sekolah SDN 156 Kalaena dalam wawancara yang
dilakukan pada hari Rabu 4 November 2020 yang mengatakan bahwa:
“Penilaian kinerja guru yang berstatus PNS biasanya di wujudkan dalam bentuk DP 3 atau yang sekarang ini disebut PKG dan yang menjadi unsur atau sasaran penilaiannya merupakan kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, prakarsa, kedisplinan, dan kecakapan, selain itu juga dilakukan penilaian dalam mengajar dengan mengadakan supervisi administrasi dan supervisi kelas setiap semester dan yang menjadi penilaian adalah cara mengajar, dan kelengkapan administrasi pembelajaran seperti daftar hadir peserta didik, silabus, prota dan prosem, pemetaan, RPP, dan penilaian”.
Dari hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa selain penilaian
tersebut, dilakukan pula penilaian yang berkaitan dengan proses
pembelajaran tentang penguasaan materi, metode serta strategi
pembelajaran yang sering digunakan, kedisiplinan dalam mengajar serta
ketepatan waktu dalam memasuki kelas.
Pembinaan dalam peningkatan kinerja guru dilakukan dengan
supervisi secara periodik. Baik kepala sekolah ataupun pengawas
melakukan supervisi akademik dengan memeriksa kelengkapan
administrasi pembelajaran maupun supervisi kunjungan kelas. Hal ini juga
di kemukakan oleh ibu Sri Wulandari, S.Pd, dalam wawancara yang
dilakukan pada hari Rabu 4 November 2020 yang mengatakan bahwa:
“Penilaian kinerja guru di lakukan oleh kepala sekolah yang sasaran penilaiannya terdapat di dalam DP 3 atau PKG seperti kedisiplinan, ketekunan dan lainnya, selain itu juga dilakukan supervisi kelas dan pemeriksaan administrasi pembelajaran”.
Dengan begitu dapat diketahui bahwa penilaian dilakukan sebagai
tolak ukur terhadap kinerja untuk perbaikan dan pengembangan kinerja
para guru, sebagai bahan motivasi setiap individu setelah melihat ukuran
kinerjanya masing-masing, menjadi dasar pertimbangan untuk proses
62
memperbaiki kinerjanya, dan juga sebagai penentu kenaikan pangkat
bagi guru yang berstatus PNS. Sedangkan untuk non PNS penilaian
kinerja dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan honor
atau insentif yang diberikan.
ungkapan penghargaan atau pernyataan terima kasih kepada tenaga
pendidik dan kependidikan terkait dengan tugas yang telah mereka
lakukan, selanjutnya diberikan kesejahteraan dalam bentuk finansial
dengan memperhatikan beban kerja atau sesuai tugas yang diberikan.
Berikut hasil wawancara bersama bapak Tulus Subekti, kepala sekolah
SDN 156 Kalaena, dalam wawancara yang dilakukan pada hari Rabu 4
November 2020 yang mengatakan bahwa:
“Masalah kompensasi atau insentif yang diberikan selain penghargaan dan ucapan terima kasih, yang utama adalah dalam bentuk materi. Gaji diberikan kepada guru dan disesuaikan dengan beban kerja, tugas yang diberikan, ataupun kegiatan yang dilaksanakan yang di ambil dari dana BOS dan UPAH JASA khususnya honor untuk non PNS, sedangkan untuk PNS insentifnya diberikan sesuai dengan tambahan jam dan kegiatan yang dilakukan dalam rangka peningkatan kinerjanya”.
Hal senada juga di ungkapkan oleh Helmiwati, S.Pd dalam wawancara
yang dilakukan pada hari Rabu 4 November 2020 :
“Kompensasi/gaji yang diberikan oleh kepala sekolah sesuai dengan harapan saya sebagai guru honor dan juga disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada kami khususnya guru non PNS, kalau untuk guru PNS sesuai dengan tugas tambahan atau kegiatan yang dilakukan dan pemberian honor yang demikian menjadi motivasi kami dalam meningkatkan kinerja kami”.
63
kompensasi di SDN 156 Kalaena dilakukan dengan cara pemberian
penghargaan dan pemberian gaji berdasarkan tugas yang di emban dan
sesuai dengan kegiatan yang telah dilakukan. Kompensasi tersebut juga
sesuai dengan harapan pendidik dan tenaga kependidikan sehingga
menjadi motivasi untuk bekerja lebih baik lagi dan lebih profesional. Hal
ini dapat dikategorikan baik.
tunjangan atau insentif untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh
diluar jam mengajar. Khusus untuk non PNS biasanya honor diberikan
tiga bulan sekali apabila dana BOS sudah cair dan upah jasa setiap bulan
sekali.
maupun dokumentasi, maka peneliti akan melakukan pembahasan pada
sub bab ini.
metode penelitian.
Pembahasan penelitian ini dapat dirumuskan dalam tiga hal
pokok, yaitu gambaran sumber daya manusia di SDN 156 Kalaena, upaya
meningkatkan profesionalisme guru, dan penerapan manajemen sumber
daya manusia di SDN 156 Kalaena. Ketiga hal tersebut dielaborasikan
secara runtut dengan ulasan sebagai berikut:
64
Kepala sekolah sebagai pemimpin telah membuat program
perencanaan kegiatan sekolah program tahunan, semester, dan evaluasi
serta berbagai kegiatan yang akan dilakukan, pengelola sumber daya
manusia, penyediaan sarana dan prasarana, menciptakan iklim sekolah
yang kondusif, serta memberikan arahan kepada warga sekolah. Kepala
sekolah juga selalu memotivasi guru dengan peningkatan kesejahteraan
dan kesempatan untuk bertanya dalam suasana yang menyenangkan,
mengikutsertakan guru pada pelatihan, dan KKG (kelompok kerja guru)
untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan guru.
Kepala sekolah dalam hal pengawasan juga melakukan
pengawasan dalam pembuatan administrasi guru seperti pembuatan
program semester, pembuatan RPP (rancangan pelaksanaan
pembelajaran), baik langsung maupun tidak langsung, semua dievaluasi
secara periodic minimal pada akhir semester maupun pada tahun ajaran
baru. Ini dilakukan guna mengetahui apakah kegiatan yang dilakukan
terlaksana dengan baik.
dibutuhkan penerapan manajemen yang baik, di samping itu orang-orang
yang ada disekolah harus menjalin hubungan kerjasama yang baik, saling
memberi motivasi dan memberikan gagasan-gagasan yang dapat
mengembangakan kompetensi profesionalnya. Peluang dalam
pembinaan kompetensi profesional dari hasil penelitian menunjukan ada
peluang dalam mengembangkan kompetensi profesional guru secara
65
pendidikan, dan penguasaan IT. Oleh karena itu, guru dengan
kompetensi yang dimilikinya seperti kompetensi profesional sangat
menentukan berhasil tidaknya sekolah dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukan dengan efektif dan efisien.
Selanjutnya dalam meningkatkan kompetensi profesional, guru
harus terus berusaha untuk mengembangkan dan memanfaatkan
momentum yang ada seperti melanjutkan jenjang pendidikan, mengikuti
pelatihan dan seminar pendidikan, dan tidak berhenti mengembangkan
kompetensi profesionalnya. Menjadi guru profesional, seorang guru
dituntut untuk memiliki beberapa hal, yaitu mempunyai komitmen pada
siswa dan proses pembelajaran dipentingkan, guru menguasai secara
mendalam materi pembelajaran yang akan diajarkan serta cara
mengajarnya kepada siswa, guru memantau hasil belajar siswa melalui
berbagai teknik evaluasi contohnya seperti memberikan tes essay, guru
mampu berfikir secara sistematis tentang apa yang dilakukan dan belajar
dari pengalaman, dan guru seyogyanya merupakan bagian dari
masyarakat dan belajar dari lingkungan dan profesinya.
2. Upaya meningkatkan profesionalisme guru
Upaya meningkatkatkan profesionalisme guru di SDN 156
Kalaena sudah dilakukan dengan baik dalam hal memahami tuntutan
standar profesi yang ada dilakukan dengan mengikuti pelatihan dan
musyawarah guru bidang studi (MGBS), mengikuti penataran,
seminar/diskusi, serta memanfaatkan media cetak/massa. Mencapai
66
kualifikasi dan kompetensi bahwa di SDN 156 Kalaena mempunyai 14
tenaga pendidik di antaranya 8 orang PNS dan 6 orang honorer, selain itu
ada 7 orang guru PNS yang sudah disertifikasi dan 1 orang guru PNS
baru selesai mengikuti pelatihan sertifikasi dan sementara menunggu
pengumuman kelulusan. Membangun hubungan kesejawatan yang baik
dan luas melalui organisasi profesi di antaranya persatuan guru republik
indonesia (PGRI), dan kelompok kerja guru (KKG). Mengembangkan etos
kerja, guru SDN 156 Kalaena sebagai mitra belajar siswa sudah berupaya
dalam mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang baik dalam
memberikan pelayanan walaupun masih ada beberapa guru yang kadang
lalai dalam hal ini. Dan mengadopsi inovasi dalam pemanfaatan teknologi
komunikasi dan informasi, guru SDN 156 Kalaena dalam pemanfaatan
teknologi komunikasi dan informasi kebanyakan sudah menggunakan
media dan ide-ide baru dalam bidang teknologi untuk menunjang proses
pembelajaran walaupun masih ada beberapa guru yang belum paham
menggunakan komputer.
meningkatkan profesionalisme guru.
harus berorientasi pada efektifitas segala aspek pendidikan sekolah baik
dalam pertumbuhan dan perkembangan. Sebab sekolah merupakan
lembaga pendidikan yang menjunjung kualitas sumber daya manusia
yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat dipahami
bahwa penerapan manajemen sumber daya manusia apabila
67
peningkatan profesionalisme guru.
pegawai/guru baru, SDN 156 Kalaena tidak melakukan secara intern
tetapi dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan yang
akan menugaskan pegawai atau guru ke sekolah tersebut, sementara
untuk guru honorer rekrutmen dilakukan oleh pihak sekolah sendiri apa
bila sudah diterima, kepala sekolah melapor ke dinas pendidikan. Dalam
hal penempatan khususnya wali kelas dapat dilakukan oleh kepala
sekolah bersama guru-guru dengan mengadakan rapat untuk
menentukan wali kelas di tiap kelasnya. Pengembangan dan pelatihan
yang dilaksanakan oleh pemerintah dengan meminta utusan guru sesuai
dengan materi pelatihan, selain itu juga dilaksanakan KKG (kelompok
kerja guru) di tingkat kecamatan. Selanjutnya penilaian kinerja dilakukan
oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah yang ditunjuk untuk
melakukan penilaian terhadap guru dengan merujuk pada standar
penilaian yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kompensasi/pemberian
honor atau insentif diberikan oleh kepala sekolah kepada guru khusus
untuk non PNS biasanya honor diberikan tiga bulan sekali apabila dana
BOS sudah cair dan upah jasa setiap bulan sekali.
Keempat prosedur manajemen sumber daya manusia ini telah
dilaksanakan dengan baik oleh kepala sekolah. Adapun hambatan dalam
penerapan manajemen sumber daya manusia di SDN 156 Kalaena,
khusus dalam penerapan metode pembelajaran masih ada guru yang
68
Terhadap hambatan di atas, menurut pandangan peneliti, lebih
terletak pada persoalan kesadaran personal guru dari pada sistem kontrol
kepala sekolah. Upaya untuk mengatasi hambatan tersebut, kepala
sekolah hendaknya lebih kreatif menciptakan sistem atau mekanisme
kontrol terhadap aktivitas penerapan metode pembelajaran yang
dilakukan guru. Namun demikian, kunci dari permasalahan tersebut
terletak pada kesadaran personal guru dalam melaksanakan tugas-
tugasnya dalam mengajar. Meskipun sistem pengawasan telah didesai