penerapan metode inkuiri untuk …digilib.unila.ac.id/21761/2/skripsi tanpa bab pembahasan.pdfips...
TRANSCRIPT
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN
IPS SISWA KELAS V SDN 4 METRO SELATAN
(Skripsi)
Oleh
VIKTOR TANDA VANBELA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRAK
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPS
SISWA KELAS V SDN 4 METRO SELATAN
Oleh
VIKTOR TANDA VANBELA
Masalah dalam penelitian adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar IPS yang
ditunjukan dengan persentase ketuntasan sebesar 40% atau 12 siswa dari 20 siswa
belum mencapai KKM. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 4 Metro Selatan melalui penerapan
metode inkuiri. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan tahapan setiap siklus, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
dan refleksi. Alat pengumpul data berupa lembar panduan observasi dan soal tes
formatif.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan nontes.Teknik
analisis data berupa analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar IPS. Nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 64,65 pada
siklus II menjadi 72,63terjadi peningkatan sebesar 7,98. Persentase ketuntasan
aktivitas siswa pada siklus I sebesar 68,42% dengan kategori “Aktif”, pada siklus
II menjadi 84,21% dengan kategori “Sangat aktif”, terjadi peningkatan sebesar
15,79%. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 70,15 pada siklus
II menjadi 74,71 terjadi peningkatan sebesar 4,56. Persentase ketuntasan hasil
belajar pada siklus I sebesar 68,42% dengan kategori “Sedang”, pada siklus II
menjadi 78,95% dengan kategori “Tinggi”, terjadi peningkatan sebesar 10,5%.
Kata kunci: aktivitas belajar, hasil belajar, metode inkuiri.
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN
IPS SISWA KELAS V SDN 4 METRO SELATAN
Oleh
VIKTOR TANDA VANBELA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENIDIKAN
pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Peneliti bernama Viktor Tanda Vanbela. Peneliti dilahirkan di
Desa Sri Gading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten
Lampung Timur pada tanggal 26 April 1994. Peneliti
merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Bapak
Hi. Sujarman dan Ibu Hj. Yeni Erliningsih.
Pendidikan formal peneliti dimulai dari TK Miftahul Ulum Ibnu Sina Braja
Harjosari dan selesai pada tahun 2000. Kemudian melanjutkan pendidikan di SD
Negeri 1 Braja Harjosari dan selesai pada tahun 2006. Kemudian melanjutkan
pendidikan di SMP Islam YPI 1 Braja Selebah dan selesai pada tahun 2009.
Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Ibnu Sina Way Jepara dan selesai pada
tahun 2012. Selanjutnya pada tahun 2012 peneliti melanjutkan pendidikan ke
Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
MOTO
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar.” (Q.S Al-Baqarah:153)
Tetaplah tenang dan lakukan hal terbaik pada setiap keadaan
hidupmu, demi kesuksesan di dunia dan akhirat nanti.
(Viktor Tanda Vanbela; 2016)
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Alhamdulillahirobbil alamin, berhimpun syukur kepada Allah SWT dengan
segala kerendahan hati, saya persembahkan karya ini kepada:
Ayahku Hi. Sujarman dan Ibuku Hj. Yeni Erliningsih, yang telah ikhlas
memberikan segala pengorbanan bagiku, mendidik dan membimbingku dengan
penuh perjuangan. Terima kasih telah memberikan cinta dan kasih sayang
yang tiada batas, memberikan motivasi, semangat serta untaian doa yang
senantiasa dimohonkan pada Illahi demi kebaikanku.
Kakakku Renvi Anjani Putri serta adikku Erma Titis Nikmah dan Rizki Tata
Hakiki yang telah memberikan doa, dukungan, nasihat dan motivasi serta
tak lupa selalu menghadirkan keceriaan pada hari-hariku.
Keluarga dan teman-teman yang memberiku semangat untuk terus berbuat baik
dan menghadirkan keceriaan saat kebosanan datang melanda.
Almamaterku tercinta “Universitas Lampung”.
ii
SANWACANA
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar pada Pelajaran IPS Siswa kelas V SDN 4 Metro
Selatan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan di Universitas Lampung.
Dengan kerendahan hati yang tulus peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., Rektor Universitas Lampung yang
telah memberikan dukungan terhadap perkembangan FKIP.
2. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., Dekan FKIP Universitas Lampung
yang telah memberikan pengesahan terhadap skripsi ini serta telah memberikan
dukungan terhadap perkembangan program studi PGSD.
3. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung yang telah menyetujui skripsi ini serta telah memberikan sumbangsih
untuk kemajuan PGSD kampus B FKIP.
iii
4. Bapak Drs. Maman Suharman, M.Pd., Ketua Program Studi S-1 PGSD
Universitas Lampung yang telah memberikan banyak ilmu kepada peneliti dan
ide-ide kreatif untuk memajukan kampus tercinta PGSD.
5. Bapak Drs. Rapani, M.Pd., Ketua Koordinator Kampus B FKIP Universitas
Lampung yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama proses
penyusunan skripsi.
6. Bapak Drs. A. Sudirman, M.H., Dosen Pembahas/Penguji yang telah
memberikan saran dan masukan yang sangat bermanfaat.
7. Ibu Dra. Hj. Yulina H, M.Pd.I., Dosen Pembimbing I sekaligus Dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan yang bijaksana,
membimbing dengan penuh kesabaran dan memberikan saran yang bermanfaat.
8. Bapak Drs. Hi. Siswantoro, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran.
9. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf S1 PGSD Kampus B FKIP yang turut andil
dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.
10. Ibu Etik, S.Pd, Kepala SDN 4 Metro Selatan beserta Dewan Guru dan Staf
Administrasi yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
11. Ibu Yulianti, S.Pd.SD, guru kelas V SDN 4 Metro Selatan yang telah bersedia
menjadi teman sejawat dan membantu dalam pelaksanaan penelitian.
12. Siswa-siswi SDN 4 Metro Selatan yang telah berpartisipasi aktif selama
pelaksanaan penelitian.
13. Kedua orangtua, kakak, adik dan keluarga besarku yang telah memberikan doa,
motivasi serta bantuan dalam menyelesaikan studi ini.
iv
14. Teman-temanku (Nurhayat, Yogi, Maya, Tria, Novika, Mentari, Yeni, Mala,
Lisa, Mawar, Suci) dan seluruh sahabat-sahabatku serta rekan-rekan S1 PGSD
angkatan 2012 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas
bantuan, dukungan, nasehat, motivasi dan doanya selama ini.
15. Keluarga besar kosan (Keluarga Mbah Dipir, Didik, Sur, Nurhayat, Ahmad,
Novan, Komang, Rizki, Angga, Wayan, Rizki A, Dani) yang selalu memberikan
semangat serta motivasi kepada peneliti.
16. Nurul Suparni, terima kasih atas doa, dukungan, nasehat serta motivasi yang
telah diberikan sehingga menjadi suatu motivasi tersendiri bagi peneliti dalam
menyelesaikan studi.
17. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan
skripsi ini.
Semoga Allah SWT melindungi dan membalas semua kebaikan yang telah
diberikan kepada peneliti. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Metro, 31 Maret 2016
Peneliti
Viktor Tanda Vanbela
1213053119
v
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 5
C. Rumusan Masalah ..................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 8
A. Metode Pembelajaran ................................................................ 8
1. Pengertian Metode Pembelajaran .......................................... 8
2. Macam-macam Metode Pembelajaran .................................... 9
B. Metode Inkuiri ............................................................................ 10
1. Pengertian Metode Inkuiri ...................................................... 10
2. Ciri-ciri Metode Inkuiri .......................................................... 11
3. Prinsip-prinsip Metode Inkuiri ............................................... 12
4. Macam-macam Metode Inkuiri .............................................. 14
5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri ............................ 16
6. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri ....................... 17
C. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .................................................. 19
1. Pengertian IPS ...................................................................... 19
2. Karakteristik IPS .................................................................... 20
3. Tujuan IPS ............................................................................. 22
4. Pembelajaran IPS di SD ......................................................... 23
D. Belajar, Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar ................................ 25
1. Pengertian Belajar ................................................................. 25
2. Aktivitas Belajar .................................................................... 27
3. Hasil Belajar ......................................................................... 28
E. Kinerja Guru ............................................................................. 29
F. Penelitian yang Relevan ............................................................. 30
G. Kerangka Pikir .......................................................................... 32
vi
H. Hipotesis Tindakan .................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 34
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 34
B. Setting Penelitian ....................................................................... 35
1. Tempat Penelitian ................................................................. 35
2. Waktu Penelitian ................................................................... 35
3. Subjek Penelitian ................................................................... 36
C. Alat Pengumpulan Data ............................................................. 36
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 37
E. Teknik Analisis Data ................................................................. 38
1. Teknik Analisis Data Kualitatif ............................................. 38
2. Teknik Analisis Data Kuantitatif ........................................... 42
F. Prosedur Penelitian .................................................................... 44
1. Siklus I ................................................................................. 44
2. Siklus II ................................................................................. 47
G. Indikator Keberhasilan .............................................................. 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 51
A. Profil Sekolah ............................................................................. 51
B. Hasil Penelitian .......................................................................... 52
1. Siklus I .................................................................................. 52
a. Perencanaan ...................................................................... 52
b. Pelaksanaan ....................................................................... 53
c. Pengamatan ....................................................................... 54
d. Refleksi ............................................................................. 61
2. Siklus II ................................................................................. 63
a. Perencanaan ...................................................................... 63
b. Pelaksanaan ....................................................................... 63
c. Pengamatan ....................................................................... 64
d. Refleksi ............................................................................. 71
C. Pembahasan................................................................................ 72
1. Kinerja Guru .......................................................................... 72
2. Aktivitas Siswa ...................................................................... 74
3. Hasil Belajar .......................................................................... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 77
A. Kesimpulan ................................................................................ 77
B. Saran .......................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 79
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka pikir penelitian ....................................................................... 32
3.1 Alur siklus penelitian tindakan kelas ...................................................... 35
4.1 Grafik peningkatan kinerja guru ............................................................. 73
4.2 Grafik peningkatan aktivitas siswa ......................................................... 74
4.3 Grafik peningkatan hasil belajar siswa.................................................... 76
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. SURAT PENELITIAN ......................................................................... 84
a. Surat keterangan dari Unila ............................................................... 85
b. Surat penelitian pendahuluan ............................................................. 86
c. Surat izin penelitian dari Unila ......................................................... 87
d. Surat pemberian izin penelitian ......................................................... 88
e. Surat pernyataan ................................................................................ 89
f. Surat keterangan penelitian ................................................................ 91
2. PERANGKAT PEMBELAJARAN ........................................................ 92
a. Pemetaan siklus I ............................................................................... 93
b. Silabus siklus I .................................................................................. 97
c. RPP siklus I ....................................................................................... 102
d. Pemetaan siklus II ............................................................................. 120
e. Silabus siklus II ................................................................................. 125
f. RPP siklus II...................................................................................... 131
3. KINERJA GURU................................................................................... 150
a. Instrumen penilaian kinerja guru siklus I ........................................... 151
b. Instrumen penilaian kinerja guru siklus II .......................................... 157
c. Rekapitulasi hasil instrumen penilaian kinerja guru ........................... 163
xi
4. AKTIVITAS SISWA ............................................................................. 167
a. Lembar observasi aktivitas siswa siklus I ........................................... 168
b. Lembar observasi aktivitas siswa siklus II ......................................... 172
c. Rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa ....................................... 176
5. HASIL BELAJAR SISWA .................................................................... 178
a. Lembar observasi hasil belajar psikomotor siklus I ............................ 179
b. Lembar observasi hasil belajar psikomotor siklus II ........................... 183
c. Rekapitulasi hasil observasi psikomotor siswa ................................... 187
d. Lembar observasi hasil belajar afektif siklus I .................................... 189
e. Lembar observasi hasil belajar afektif siklus II .................................. 193
f. Rekapitulasi hasil observasi afektif siswa .......................................... 197
g. Rekapitulasi hasil kognitif siswa ........................................................ 199
h. Rekapitulasi hasil siswa siklus I ......................................................... 200
i. Rekapitulasi hasil siswa siklus II ....................................................... 201
6. NILAI TERTINGGI DAN NILAI TERENDAH .................................... 202
a. Nilai tertinggi dan terendah siklus I ................................................... 203
b. Nilai tertinggi dan terendah siklus II .................................................. 209
7. DOKUMENTASI PEMBELAJARAN ................................................... 217
a. Dokumentasi pembelajaran siklus I ................................................... 218
b. Dokumentasi pembelajaran siklus II .................................................. 221
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Hasil mid semester ganjil mata pelajaran IPS kelas V SDN 4
Metro Selatan T.P 2015/2016 ................................................................. 4
3.1 Kategori keberhasilan kinerja guru ........................................................ 38
3.2 Kategori nilai aktivitas setiap siswa ....................................................... 39
3.3 Kategori aktivitas siswa secara klasikal ................................................. 40
3.4 Kategori nilai hasil belajar afektif siswa ................................................ 40
3.5 Kategori persentase hasil belajar afektif ................................................ 41
3.6 Kategori nilai psikomotor siswa ............................................................ 42
3.7 Kategori hasil belajar kognitif siswa ...................................................... 43
4.1 Keadaan guru dan karyawan SDN 4 Metro Selatan ............................... 52
4.2 Jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas ........................................ 52
4.3 Hasil kinerja guru siklus I ...................................................................... 54
4.4 Hasil aktivitas siswa siklus I .................................................................. 55
4.5 Hasil belajar kognitif siswa siklus I ....................................................... 57
4.6 Hasil belajar afektif siswa siklus I ......................................................... 58
4.7 Hasil belajar psikomotor siswa siklus I .................................................. 59
4.8 Hasil belajar siswa (kognitif, afektif dan psikomotor) siklus I ................ 60
4.9 Hasil kinerja guru siklus II .................................................................... 64
viii
4.10 Hasil aktivitas siswa siklus II ................................................................ 65
4.11 Hasil belajar kognitif siswa siklus II ...................................................... 67
4.12 Hasil belajar afektif siswa siklus II ........................................................ 68
4.13 Hasil belajar psikomotor siswa siklus II................................................. 69
4.14 Hasil belajar siswa (kognitif, afektif dan psikomotor) siklus II .............. 70
4.15 Rekapitulasi nilai kinerja guru ............................................................... 72
4.16 Rekapitulasi nilai aktivitas siswa ........................................................... 74
4.17 Rekapitulasi hasil belajar siswa (kognitif, afektif dan psikomotor)......... 75
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu bentuk implementasi dari tujuan yang
ingin dicapai oleh suatu bangsa atau negara sebagai persiapan untuk
pembangunan yang lebih baik dimasa mendatang. Pendidikan yang mampu
mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang
mampu mengembangkan potensi yang dimiliki setiap individu, membentuk
kepribadian individu yang cakap dan kreatif serta bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 (dalam Susanto, 2014:
v) menyatakan bahwa pendidikan berperan mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
mengembangkan potensi anak agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, mandiri, kreatif dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.
Ihsan (2005: 2) menyatakan bahwa tanpa pendidikan sama sekali
mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan
aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep
pandangan hidup mereka. Pendidikan bagi mayoritas orang sering diartikan
sebagai usaha untuk membimbing anak agar menyerupai orang dewasa.
Piaget (dalam Sagala 2013: 1) mengartikan pendidikan sebagai penghubung
2
dua sisi nilai sosial, intelektual dan moral yang menjadi tanggung jawab guru
untuk mendorong individu tersebut.
Pendidikan di sekolah dasar memegang peranan penting dalam upaya
untuk menciptakan manusia-manusia yang unggul dan berkualitas agar
terbentuk bangsa yang bermartabat, bertanggungjawab, serta menjunjung
tinggi nama bangsa. Tanggungjawab ini diberikan secara formal kepada
lembaga-lembaga pendidikan sekolah. Lembaga pendidikan diberikan
rambu-rambu dalam melaksanakan tanggungjawabnya melalui kurikulum.
Undang-undang Sisdiknas pasal 1 ayat 19 (Hasbullah, 2012: 306)
manyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
tertentu.
Kurikulum yang berlaku saat ini adalah kurikulum 2013 dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 digunakan
pada kelas rendah sedangkan KTSP digunakan pada kelas tinggi. Pada
peneliti menggunakan KTSP karena penelitian dilakukan pada kelas tinggi.
BSNP (2006: 5) menjelaskan pengertian KTSP yaitu kurikulum operasional
yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan KTSP, kalender pendidikan, dan silabus.
Komponen-komponen mata pelajaran yang terdapat pada struktur
kurikulum SD/MI : (1) Pendidikan Agama, (2) Pendidikan Kewarganegaraan,
(3) Bahasa Indonesia, (4) Matematika, (5) Ilmu Pengetahuan Alam, (6) Ilmu
3
Pengetahuan Sosial, (7) Seni Budaya dan Keterampilan, dan (8) Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Mata pelajaran IPS merupakan salah satu
mata pelajaran yang tidak dapat dipandang sebelah mata dalam pembelajaran
di jenjang sekolah dasar.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menjelaskan
bahwa pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi,
Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. Pada sekolah dasar terdapat beberapa mata
pelajaran yang harus dikuasai siswa salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) .Susanto (2014: 10) mendefinisikan IPS sebagai mata
pelajaran yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala, dan masalah
sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan
atau satu perpaduan.
Melalui mata pelajaran IPS di SD, siswa disiapkan dan diarahkan agar
mampu menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab, serta
warga dunia yang cinta damai. Pembelajaran IPS di SD seharusnya tidak
hanya bersifat hafalan dan pemahaman konsep saja, tetapi bagaimana proses
dalam pembelajaran itu lebih bermakana, membuat siswa lebih aktif,
mengembangkan rasa ingin tahu, dan mengembangkan kemampuan siswa
dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti pada
tanggal 12 dan 13 November 2015, diketahui bahwa aktivitas dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah, yaitu 12 dari 20 siswa
atau 60% siswa belum mencapai KKM. Tinjauan lebih lanjut, dapat dilihat
4
dari tabel nilai mid semester ganjil mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN 4
Metro Selatan sebagai berikut.
Tabel 1.1 Hasil mid semester ganjil mata pelajaran IPS kelas V SDN 4
Metro Selatan T.P 2015/2016.
No Nilai KKM Jumlah Siswa Persentase
1. ≥ 65 Tercapai 8 40 %
2. < 65 Belum tercapai 12 60 %
Jumlah 20 100 %
KKM 65
Nilai rata-rata 54,75
(Sumber: dokumentasi nilai mid semester ganjil kelas V)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa yaitu sebesar
54,75 yang berarti masih berada dibawah KKM yang ditetapkan sebesar 65.
Selain itu, dapat dilihat juga bahwa hanya 8 orang siswa dari 20 orang siswa
atau hanya 40% yang telah mencapai KKM sedangkan sisanya 12 orang siswa
atau 60% belum mencapai KKM. Menurut peneliti, penyebab hal tersebut
yaitu: (1) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered), (2)
kegiatan pembelajaran IPS cenderung monoton dan kurang menarik, (3)
penyampaian materi ajar yang hanya terpaku pada buku pelajaran yang
digunakan, (4) pada proses pembelajaran berlangsung, kegiatan siswa
didominasi dengan mencatat dan mendengarkan penjelasan guru.
Pada saat peneliti melihat kondisi pembelajaran di kelas, peneliti
melihat siswa hanya terpaku dengan penjelasan guru. Begitu pun pada saat
tanya jawab, siswa yang merespon pertanyaan-pertanyaan dari guru hanya
beberapa siswa saja, sedangkan siswa yang lain banyak yang ragu dan takut
untuk mengutarakan pendapatnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa
belum sepenuhnya berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sehingga
5
pembelajaran menjadi kurang komunikatif antara guru dengan siswa.
Seharusnya siswa dilibatkan sepenuhnya selama proses pembelajaran
berlangsung.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi
tersebut ialah dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri. Majid
(2014: 173) mengungkapkan bahwa metode inkuiri merupakan rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
permasalahan yang dipertanyakan. Pada metode inkuiri lebih ditekankan pada
proses menemukan persoalan sekaligus penyelesaiannya sehingga siswa pun
pasti akan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, metode
inkuiri menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif dan
psikomotor secara seimbang serta dapat melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti merasa perlu
mengadakan perbaikan pembelajaran IPS melalui penelitian tindakan kelas
dengan menerapkan metode inkuiri untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN 4 Metro Selatan
pahun pelajaran 2015/2016.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti menemukan beberapa
masalah yang teridentifikasi sebagai berikut.
1. Kegiatan pembelajaran IPS cenderung monoton dan kurang menarik
karena guru kurang menerapkan variasi metode pembelajaran.
6
2. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher centered).
3. Penyampaian materi ajar terpaku pada buku pelajaran yang digunakan
sehingga kemampuan inkuiri siswa kurang dan kegiatan menghafal
menjadi ujung tombak pembelajaran.
4. Kegiatan siswa didominasi dengan mencatat dan mendengarkan
penjelasan guru, sehingga pembelajaran menjadi kurang komunikatif
dan siswa pun pasif selama pembelajaran berlangsung.
5. Hasil belajar IPS siswa yang masih rendah, hal tersebut dibuktikan
dengan persentase siswa yang belum mencapai KKM pada mid semester
ganjil TP 2015/2016, yaitu 60%.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu: “Bagaimana meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN 4 Metro Selatan
TP 2015/2016 dengan menerapkan metode inkuiri.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan aktivitas
dan hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN 4 Metro Selatan
TP 2015/2016 dengan menerapkan metode inkuiri.
7
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut.
1. Bagi siswa
Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS. Selain itu, siswa diharapkan akan lebih paham dalam
mempelajari mata pelajaran IPS.
2. Bagi guru
Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan guru di SD mengenai
metode pembelajaran inkuiri sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS di kelas dan kinerja guru.
3. Bagi sekolah
Dapat digunakan sebagai kajian bahan pertimbangan untuk SDN 4
Metro Selatan dalam upaya menentukan metode pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
4. Bagi peneliti
Dapat meningkatkan pengetahuan dan penguasaan dalam
penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPS dalam KTSP sehingga
kelak ketika menjadi seorang guru SD akan mampu menjalankan tugas dan
pekerjaan secara profesional.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Pembelajaan
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Secara umum metode biasanya diartikan sebagai suatu cara untuk
melakukan sesuatu sedangkan pembelajaran sering diartikan sebagai suatu
upaya yang dilakukan oleh guru agar terjadi proses belajar pada siswanya.
Sutikno (2014: 34) metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan
materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar
pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Komalasari (2014:
56) mengartikan metode pembelajaran sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Aqib (2013: 102) metode pembelajaran merupakan cara atau pola
yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan.
Trianto (2009: 132) menjelaskan bahwa metode pembelajaran merupakan
bagian dari strategi pembelajaran, metode pembelajaran berfungsi sebagai
cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi
latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap
9
metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.
Dari pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa metode
pembelajaran merupakan suatu cara atau pola yang digunakan oleh
seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada siswa ketika
proses pembelajaran berlangsung.
2. Macam-macam Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran. Mulyatiningsih (2013:
233) menyebutkan beberapa macam metode pembelajaran sebagai berikut.
1) Investigasi (investigation).
2) Inkuiri (penemuan).
3) Discovery learning.
4) Pembelajaran berbasis masalah (problem based intruction).
5) Metode pemecahan masalah (problem solving).
6) Problem possing.
7) Mind mapping.
Beberapa jenis metode pembelajaran yang dapat digunakan menurut
Wahab (2009: 82) sebagai berikut.
1) Metode ceramah.
2) Metode inkuiri.
3) Metode diskusi.
4) Metode tanya jawab.
5) Metode simulasi.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
beberapa macam metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam
10
pembelajaran di kelas. Metode pembelajaran yang digunakan pada penelitian
ini yaitu metode inkuiri.
B. Metode Inkuiri
1. Pengertian Metode Inkuiri
Mulyatiningsih (2013: 235) metode inkuiri adalah metode yang
melibatkan siswa dalam proses pengumpulan data dan menguji hipotesis.
Cahyo (2013: 27-28) mengartikan metode inkuiri sebagai satu metode
pembelajaran yang memfokuskan kepada pengembangan kemampuan
siswa dalam berpikir reflektif kritis dan kreatif. Hanafiah & Sujana (dalam
Wardoyo, 2013: 66) mengatakan bahwa metode inkuiri merupakan metode
pembelajaran yang menuntut siswa untuk dapat menemukan sendiri
pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan
perilaku.
Wahab (2009: 92-93) mengatakan bahwa penting untuk dipahami
oleh guru bahwa inkuiri yang didasarkan pada pemecahan masalah yang
ilmiah merupakan salah satu dari sekian banyak cara untuk mengetahui
bahwa sesuatu itu benar. Selain itu guru juga harus mengurangi intervensi
terhadap kegiatan siswa dalam memecahkan masalah. Gulo (dalam
Susanto, 2014: 184) menyebutkan beberapa peran guru dalam
pembelajaran inkuiri sebagai berikut.
a. Motivator; guru memberikan rangsangan supaya siswa aktif dan
bergairah dalam berpikir.
b. Fasilitator; guru menunjukan jalan keluar jika ada hambatan
dalam proses berpikir siswa.
c. Penanya; guru menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka
perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri.
11
d. Administrator; guru bertanggung jawab terhadap seluruh
kegiatan didalam kelas.
e. Pengarah; guru memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada
tujuan yang diharapkan.
f. Manager; guru mengolah sumber belajar, waktu dan organisasi
kelas.
g. Rewarder; guru memberi penghargaan pada prestasi yang
dicapai dalam rangka peningkatan semangat heuristik pada
siswa.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode
inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar mengajar yang
menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran. Siswa diarahkan untuk
menemukan sendiri pengetahuan, sikap serta keterampilannya sehingga
secara tidak langsung siswa pun dituntut untuk aktif dan kreatif selama
pembelajaran berlangsung. Sedangkan peran guru dalam pembelajaran
inkuiri yaitu sebagai motivator, fasilitator, penanya, administrator,
pengarah, manager, dan rewarder.
2. Ciri-ciri Metode Inkuiri
Ciri-ciri merupakan sesuatu yang khas yang membedakan suatu hal
dengan hal lainnya. Sanjaya (dalam Susanto 2014: 164) menyebutkan ciri
utama dalam pembelajaran inkuiri sebagai berikut.
1) Menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan.
2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari
dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang
dipertanyakan.
3) Bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara
sistematis dan kritis atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Al-Tabany (2014: 80) menyebutkan beberapa ciri-ciri metode
inkuiri sebagai berikut.
12
1) Metode inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara
maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya metode
inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar, dalam proses
pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima
pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka
berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu
sendiri.
2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari
dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang di
pertanyakan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap
percaya diri (self belief). Dengan demikian, metode
pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber
belajar, tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya
jawab antara guru dan siswa. Oleh karena itu, kemampuan guru
dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama
dalam melakukan inkuiri.
3) Tujuan dari penggunaan metode pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis,
dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual
sebagai bagian dari proses mental.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri inkuiri
sebagai berikut.
1) Menekankan pada aktivitas siswa.
2) Aktivitas siswa diarahkan untuk menemukan jawaban dari
permasalahan yang ditemukan.
3) Bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara
sistematis, logis, kritis serta mengembangkan kemampuan intelektual
siswa (ranah kognitif, afektif dan psikomotor).
3. Prinsip-prinsip Metode Pembelajaran Inkuiri
Prinsip merupakan kebenaran yang menjadi dasar pokok dalam
berpikir maupun bertindak. Hamruni (2012: 92) menyebutkan prinsip-
prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru dalam pembelajaran
inkuiri sebagai berikut.
13
1) Berorientasi pada pengembangan intelektual.
2) Prinsip interaksi.
3) Prinsip bertanya.
4) Prinsip belajar untuk berpikir.
5) Prinsip keterbukaan.
Hosnan (2014: 342) menyebutkan prinsip-prinsip dalam metode
inkuiri sebagai berikut.
1) Berorientasi pada pengembangan intelektual.
2) Prinsip interaksi.
3) Prinsip bertanya.
4) Prinsip belajar untuk berpikir.
5) Prinsip keterbukaan.
Al-Tabany (2014: 80-81) menjelaskan prinsip-prinsip metode
inkuiri sebagai berikut.
1) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual.
Tujuan utama dari metode inkuiri adalah pengembangan
kemampuan berpikir. Dengan demikian, metode pembelajaran
ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada
proses belajar.
2) Prinsip Interaksi.
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses
interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa
dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan.
Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan
guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur
lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
3) Prinsip Bertanya.
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan
metode ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan
siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah
merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh karena itu,
kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri
sangat diperlukan.
14
4) Prinsip Belajar untuk Berpikir.
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan
tetapi belajar adalah proses berpikir (learing how to think),
yakni “proses mengembangkan potensi seluruh otak”.
Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan
otak secara maksimal.
5) Prinsip Keterbukaan.
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang
menyedian berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebanarannya. Tugas guru adalah menyediakan
ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan
kebenaran hipotesis yang diajukannya.
Dari prinsip-prinsip yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan
bahwa dalam pembelajaran inkuiri terdapat 5 prinsip sebagai berikut:
1) Berorientasi pada pengembangan intelektual.
2) Prinsip interaksi.
3) Prinsip bertanya.
4) Prinsip belajar untuk berpikir
5) Prinsip keterbukaan.
4. Macam-macam Metode Inkuiri
Metode inkuiri memiliki beberapa macam jenisnya, berikut ini Sund
dan Trowbridge (dalam Susanto 2014: 192) menyebutkan bahwa terdapat
8 macam metode inkuiri sebagai berikut.
1) Guide inquiry (inkuiri terbimbing).
2) Modified inquiry (inkuiri yang dimodifikasi).
3) Free inquiry (inkuiri bebas).
4) Inquiry role aproach.
5) Invitation inquiry.
6) Pictorial riddle.
7) Synectic lesson.
8) Valeu clarification.
15
Susanto (2014:192) mengungkapkan beberapa jenis metode inkuiri
yang cocok diterapkan pada sekolah dasar yaitu metode inkuiri terbimbing
(guide inquiry), inkuiri yang dimodifikasi (modified inquiry), dan dalam
batas-batas tertentu dapat pula digunakan inkuiri bebas (free inquiry).
Berdasarkan pendapat Susanto tersebut, dapat disimpulkan bahwa jenis
metode inkuiri yang dapat diterapkan di SD sebagai berikut.
1) Inkuiri terbimbing (Guide inquiry)
Pada inkuiri terbimbing, siswa tidak diharuskan untuk dapat
merumuskan masalah sendiri untuk dipecahkan, akan tetapi masalah
tersebut disajikan oleh guru melalui beberapa pertanyaan yang
diajukan. Siswa diarahkan untuk memperoleh jawaban dari
pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan yang diajukan harus sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa.
2) Inkuiri bebas (Free inquiry)
Pada inkuiri bebas, prosedur inkuiri sudah dapat diterapkan
secara utuh. Pada jenis ini siswa dituntut untuk merumuskan masalah
sendiri kemudian memecahkannya dengan menggunakan langkah-
langkah yang sistematis.
3) Inkuiri yang dimodifikasi (Modified inquiry)
Pada jenis ini permasalahan ditentukan oleh guru, namun dalam
proses menemukan jawaban siswa dituntut untuk dapat
memecahkannya melalui prosedur penelitian yang sistematis.
Jawaban yang disampaikan siswa tidak hanya berdasarkan
16
pengalamannya melainkan berdasarkan data hasil pengamatan dan
analisisnya.
Pada penelitian ini peneliti memilih menerapkan jenis metode inkuiri
yang dimodifikasi karena menurut peneliti jenis metode inkuiri yang
dimodifikasi lebih sesuai dengan kondisi perkembangan siswa di SDN 4
Metro Selatan.
5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri
Fredericks (dalam Ngalimun, 2014: 40) menyatakan bahwa
pembelajaran yang berbasis inkuiri mempunyai implikasi yang hebat
dalam setiap kelas. Meskipun begitu, setiap model, pendekatan maupun
metode pastilah memiliki suatu kelebihan dan kekurangan. Pada
pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri pun juga mempunyai
beberapa kelebihan dan kekurangan.
a. Kelebihan metode inkuiri
Hosnan (2014: 344) menyebutkan beberapa kelebihan metode
inkuiri sebagai berikut.
1) Pembelajaran inkuiri menekankan kepada pengembangan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,
sehingga pembelajaran inkuiri ini dianggap lebih bermakna.
2) Pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa
untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3) Inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap
belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman.
4) Pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang
memiliki kemampuan belajar bagus tidak terhambat oleh
siswa yang lemah dalam belajar.
17
b. Kekurangan metode inkuiri
Hosnan (2014: 344) menyebutkan beberapa kekurangan metode
inkuiri sebagai berikut.
1) Jika metode ini digunakan sebagai metode pembelajaran,
maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan
siswa.
2) Metode ini sulit dalam merenanakan pembelajaran karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3) Terkadang dalam pengimplementasiannya memerlukan
waktu yang panjang sehingga guru sering kesulitan
menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh
kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka
metode ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam
pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri mempunyai beberapa
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari metode inkuiri sendiri yaitu
adanya penekankan terhadap pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor siswa secara seimbang. Sedangkan untuk menanggulangi
kekurangan dari metode ini maka perlu adanya persiapan pembelajaran
yang baik dari peneliti.
6. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri
Setiap metode pembelajaran memiliki beberapa langkah yang harus
diikuti dalam pelaksanaannya. Sanjaya (2011: 200) menyebutkan
beberapa langkah dalam menggunakan metode inkuiri sebagai berikut.
1) Orientasi.
2) Merumuskan masalah.
3) Mengajukan hipotesis.
4) Mengumpulkan data.
5) Menguji hipotesis.
6) Merumuskan kesimpulan.
18
Pendapat yang hampir sama mengenai langkah-langkah inkuiri
disampaiakan Cahyo (2013: 228) sebagai berikut.
1) Orientation; maksudnya siswa mengidentifikasi masalah
dengan pengarahan dari guru terutama yang berkaitan dengan
situasi kehidupan sehari-hari.
2) Hypotesis; yakni kegiatan menyusun sebuah hipotesis yang
dirumuskan sejelas mungkin sebagai antiseden dan konsekuensi
dari penjelasan yang telah diajukan.
3) Definition; yaitu mengklarifikasi hipotesis yang telah diajukan
dalam forum diskusi kelas untuk mendapat tanggapan.
4) Exploration; pada tahap ini hipotesis diperlukan kajiannya
dalam pengertian implikasi dengan asumsi yang dikembangkan
dari hipotesis tersebut.
5) Evidencing; fakta dan bukti dikumpulkan untuk mencari
dukungan atau pengujian bagi hipotesis tersebut.
6) Generalization; pada tahap ini, kegiatan inkuiri sudah sampai
pada tahap pengambilan kesimpulan pemecahan masalah.
Pendapat yang berbeda mengenai langkah-langah penerapan metode
inkuiri disampaikan Sagala (2013: 89) sebagai berikut.
a. Merumuskan masalah dalam mata pelajaran apapun.
b. Mengamati atau melakukan observasi
c. Menganalisi dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan,
bagan, tabel, dan karya lainnya
d. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca,
teman sekelas, guru atau audience lainnya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, langkah-langkah metode
inkuiri yang peneliti terapkan pada penelitian ini merujuk pada pendapat
Sanjaya di atas sebagai berikut.
1) Orientasi
2) Perumusan masalah
3) Mengajukan hipotesis
4) Mengumpulkan data
5) Menguji hipotesis
6) Merumuskan kesimpulan
19
Berdasarkan langkah-langkah tersebut, terdapat kelebihan metode
inkuiri menurut Sanjaya (2011: 208) sebagai berikut.
a. Metode inkuiri menekankan pada pengembangan aspek
kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga
pembelajaran melalui metode ini dianggap lebih bermakna.
b. Metode inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk
belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
c. Metode inkuiri dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d. Metode inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki
kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang
lemah dalam belajar.
Di samping memiliki kelebihan, menurut Sanjaya (2011: 208-209)
terdapat kelemahan dalam metode inkuiri sebagai berikut.
a. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur
dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya,
memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sering sulit
menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh
kemampuang siswa menguasai materi pelajaran, maka metode
inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
C. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan bidang studi yang
mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di
masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan. IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi
Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Mata pelajaran IPS disusun
20
secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran
menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan bermasyarakat.
Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga
negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab.
Alma (2010: 6) menyatakan bahwa pendidikan IPS dalam forum
komunikasi HISPIPSI, tahun 1991 di Yogyakarta menurut versi
pendidikan dasar dan menengah, pendidikan IPS adalah
penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan
humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan pedagogis untuk tujuan pendidikan.
Susanto (2014: 137) Ilmu Pengetahuan Sosial, yang sering disingkat
dengan IPS adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu
sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara
ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam
kepada siswa. Trianto (2013: 171) IPS merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, hukum, dan budaya.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa IPS merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu sosial yang
dikemas secara ilmiah untuk memberikan wawasan dan pemahaman
kepada siswa mengenai kehidupan sosial masyarakat.
2. Karakteristik IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai disiplin ilmu memiliki ciri-ciri
sebagaimana disiplin ilmu lainnya. Setiap disiplin ilmu selain mempunyai
ciri umum, juga mempunyai karakteristik sehingga berbeda dengan
disiplin ilmu yang lain. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan
21
integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi sejarah,
geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Sapriya (dalam Sujimat,
2015: 10) menyatakan karakteristik pembelajaran IPS sebagai berikut.
a. Menautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya.
b. Penelaahan pembelajaran IPS bersifat komprehensif.
c. Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar
inkuiri.
d. Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan atau
menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial
dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat,
pengalaman, permasalahan, kebutuhan, dan memproyeksikan-
nya pada kehidupan di masa depan.
e. IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang
sangat labil.
f. IPS menghayati hal-hal, arti dan penghayatan hubungan antar
manusia yang bersifat manusiawi.
g. Pembelajaran tidak mengutamakan pengetahuan semata.
h. Berusaha untuk memuaskan siswa yang berbeda melalui
program maupun pembelajarannya.
i. Pengembangan program pembelajaran senantiasa
melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar), dan
pendekatan yang menjadi ciri IPS itu sendiri.
Pendapat yang sedikit berbeda mengenai karakteristik IPS
disampaikan oleh Trianto (2013: 174-175) sebagai berikut.
a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur
geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik,
kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga humaniora,
pendidikan, dan agama.
b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari
struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi,
yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok
bahasan atau topik (tema) tertentu.
c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga
menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan
pendekatan interdispliner dan multi disipliner.
d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut
peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prisip
sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan
lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-
upaya perjuangan hidup agar survive serperti pemenuhan
kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.
22
Dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa karakteristik
IPS yaitu gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum,
politik, dan sosiologi. Semua unsur tesebut dihubungkan dengan
kehidupan, pengalaman, permasalahan, kebutuhan nyata di masyarakat
dan memproyeksikannya kepada kehidupan di masa depan.
3. Tujuan IPS
Tujuan pembelajaran IPS bukan hanya sekedar membekali siswa
kemampuan yang bersifat kognitif saja, tetapi pembelajaran IPS juga harus
mampu mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Tujuan
pembelajaran IPS yang berkaitan dengan KTSP menurut pemerintah
(dalam Susanto, 2014: 149) sebagai berikut.
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan
dalam kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
kemanusian.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal,
regional dan global.
Mutakin (dalam Trianto, 2013: 176) menyatakan beberapa tujuan
IPS sebagai berikut.
1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah
dan kebudayaan masyarakat.
2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu
menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial
yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-
masalah sosial.
3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta
membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang
berkembang di masyarakat.
23
4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah
sosial, serta mampu membuat analitis yang kritis, selanjutnya
mampu mengambil tindakan yang tepat.
5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar survive yang kemudian
bertanggung jawab membangun masyarakat.
6) Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral.
7) Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak
bersifat menghakimi.
8) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam
kehidupannya “to prepare students to be well-functioning
citizens in a democratic society” dan mengembangkan
kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil
keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.
9) Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau
penolakan siswa terhadap materi pembelajaran IPS yang
diberikan.
Dari uraian di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa pembelajaran
IPS di SD bertujuan untuk menciptakan siswa yang memiliki sikap, etika,
kepribadian serta pengetahuan dan keterampilan sosial sebagai bekal
hidup ditengah-tengah masyarakat yang majemuk.
4. Pembelajaran IPS di SD
Pembelajaran pada dasarnya merupakan sarana pembekalan diri
untuk memecahkan berbagai persoalan hidup. UUSPN No. 20 Tahun 2003
(dalam Sagala, 2013: 62) menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Glass dan Holyoak (dalam Huda, 2014: 2) mengatakan bahwa
dalam pembelajaran sesorang perlu terlibat dalam refleksi dan penggunaan
memori untuk melacak apa saja yang harus ia serap, apa saja yang harus
ia simpan dalam memorinya, dan bagaimana ia menilai informasi yang
telah ia peroleh.
24
Wardoyo (2013: 21) mengartikan pembelajaran sebagai suatu proses
komunikasi yang memiliki tujuan tercapainya perubahan perilaku melalui
interaksi antara pendidik dengan siswa dan antar siswa. Sedangkan
Winataputra (2008: 1.18) mengemukakan bahwa pembelajaran
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi,
dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri siswa. Kosasih
(dalam Trianto, 2013: 173) menyatakan bahwa pendidikan IPS berusaha
membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi
sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami
lingkungan sosial masyarakatnya.
Martoella (dalam Trianto, 2013: 172) pembelajaran IPS
menekankan pada aspek “pendidikan” dari pada “tranfer konsep” karena
dalam pembelajaran IPS diharapkan memperoleh pemahaman terhadap
sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan
keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Susanto
(2014: 7) menyatakan bahwa pembelajaran IPS di SD mengajarkan
konsep-konsep esensi ilmu sosial untuk membentuk subjek didik menjadi
warga negara yang baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengambil kesimpulan
bahwa pembelajaran merupakan proses belajar yang dibangun oleh guru
untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan
kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya
meningkatkan penguasaan materi siswa. Selain itu, disimpulkan juga
bahwa dalam pembelajaran IPS di SD, siswa ditekankan untuk memiliki
25
kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya,
mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan
kritis, serta membentuk siswa menjadi warga negara yang baik.
D. Belajar, Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses dalam rangka memperoleh berbagai
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Proses belajar seseorang diawali
dari kelahirannya di dunia dan berakhir ketika telah meninggal dunia.
Sekolah merupakan lembaga formal yang utama dalam dunia pendidikan,
karena proses belajar seseorang dominan berlangsung di sekolah
meskipun faktanya tidak semua proses belajar harus dilakukan di dalam
sekolah saja.
Thobroni (2015: 15) belajar adalah aktivitas manusia yang sangat
vital dan secara terus-menerus akan dilakukan selama manusia tersebut
masih hidup. Kingsley (dalam Soemanto, 2012: 104) belajar merupakan
proses yang ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan tingkah
laku (dalam artian luas). Sardiman (2014: 20) berpendapat bahwa belajar
itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
Gagne (dalam Thobroni, 2015: 18) menyatakan bahwa belajar
terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa sehingga perbuatannya berubah dari waktu ke waktu
26
sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi
tadi. Sagala (2013: 37) menyampaikan bahwa belajar akan membawa
perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan, perubahan itu
pada pokoknya didapatkannya kecakapan baru dan perubahan itu terjadi
karena usaha yang disengaja.
Berbagai teori mengenai belajar telah banyak dikembangkan oleh
para ahli, diantaranya teori belajar kontruktivisme, teori belajar
behaviorisme dan teori belajar kognitivisme. Susanto (2014: 151) belajar
menurut pandangan kontruktivisme yaitu proses pembangunan makna
atau pemahaman si pembelajar terhadap pengalaman informasi yang
disaring dengan persepsi pikiran (pengetahuan yang dimiliki) dan
perasaan. Wardoyo (2013: 4) menyatakan bahwa konsep pembelajaran
kontruktivisme merupakan pembelajaran yang didasarkan pada
pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa merupakan proses
kontruksi pengetahuan, pemahaman dan pengalaman yang dilakukan
siswa.
Teori kontruktivisme memiliki suatu keunggulan yang tidak di milik
oleh teori-teori yang lain. Hal yang mendasari hal tersebut ialah karena
teori kontruktivisme bersifat membangun serta prosesnya
berkesinambungan. Selain itu, tujuan dari teori kontruktivisme adalah
untuk menciptakan perubahan perilaku pada siswa ke arah yang lebih baik
yang mencakup ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang setelah
27
melakukan suatu aktivitas belajar dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Peneliti juga menyimpulkan bahwa teori belajar yang baik dalam proses
pembelajaran IPS yaitu teori belajar kontruktivisme dengan menerapkan
metode inkuiri.
2. Aktivitas Belajar
Bukan belajar jika tidak ada aktivitas yang dilakukan. Aktivitas
merupakan asas yang penting dalam interaksi belajar-mengajar karena
tanpa aktivitas proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.
Rousseau (dalam Sardiman 2014: 96-97) menyatakan bahwa segala
pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman
sendiri, penyelidikan sendiri, bekarja sendiri dan dengan fasilitas yang
diciptakan sendiri baik secara rohani maupun teknis.
Kunandar (2013: 277) mengemukakan bahwa aktivitas belajar
adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan
aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan
proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.
Hamalik (2008: 197) mendefinisikan bahwa aktivitas belajar sebagai
aktivitas yang diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan belajar yang harus
dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas
siswa dapat ditinjau dari indikator sebagai berikut.
28
1) Memperhatikan penjelasan guru dan teman saat pembelajaran
berlangsung.
2) Menyampaikan pendapat sesuai dengan topik permasalahan yang
telah ditentukan.
3) Memanfaatkan berbagai sumber belajar untuk memperoleh konsep
pengetahuan yang dibutuhkan.
4) Berdiskusi kelompok untuk mengetahui pendapat teman dalam
menyelesaikan permasalahan.
5) Menyampaikan hasil diskusi kelompok sekaligus memberi tanggapan
dari pendapat kelompok lain.
6) Menyimpulkan hasil pembelajaran.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah
melalui kegiatan belajar. Suprijono (2014: 7) hasil belajar adalah
perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek
potensi kemanusiaan saja. Kunandar (2013: 62) hasil belajar adalah
kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif, maupun
psikomotor yang dicapai atau dikuasai siswa setelah mengikuti proses
belajar-mengajar.
Bloom (dalam Sudijono, 2011: 20) menyatakan bahwa hasil belajar
dapat dikelompokkan ke dalam tiga domain, yaitu afektif, kognitif dan
psikomotor. Setiap domain tersebut disusun menjadi beberapa jenjang
kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang
kompleks, mulai dari hal yang mudah sampai dengan yang sukar, dan dari
29
hal yang konkret sampai yang abstrak. Dalam konteks evaluasi hasil
belajar, maka ketiga domain tersebut yang harus dijadikan sebagai sasaran
dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa melalui
kegiatan pembelajaran dengan diiringi pengevaluasian yang meliputi
ranah kognitif, afektif dan psikomotor untuk mengukur tingkat
ketercapaian siswa dalam belajar.
E. Kinerja Guru
Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses belajar-
mengajar Guru berperan untuk membentuk sumber daya manusia yang
potensial sesuai dengan kemampuannya. Kinerja guru dalam suatu
pembelajaran sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar yang akan
diperoleh siswa. August W. Smith (dalam Rusman, 2012: 50) performance is
output derives from proceses, human or therwise yaitu kinerja adalah hasil dari
suatu proses yang dilakukan manusia. Kinerja ini dapat pula diartikan sebagai
suatu prestasi kerja atau hasil unjuk kerja sebagai perwujudan perilaku
seseorang atau organisasi dengan orientasi prestasi.
Departemen Pendidikan Nasional (dalam Susanto, 2013: 29) kinerja guru
diartikan sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan, program, atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
misi, dan visi organisasi. Rusman (2012: 29) menyatakan bahwa kinerja guru
merupakan wujud perilaku, yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses
pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran,
30
melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar. Menurut
Adams & Dickey (dalam Hamalik, 2008: 123) peranan guru dalam
pembelajaran sebagai berikut.
1) Guru sebagai pengajar (teacher as instructor)
2) Guru sebagai pembimbing (teacher as counsellor)
3) Guru sebagai ilmuwan (teacher as scientist)
4) Guru sebagai pribadi (teacher as person)
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja
guru merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kinerja yang dimaksud yaitu
kegiatan merencanakan, melaksanakan dan menilai hasil belajar yang berkaitan
dengan kompetensi profesional guru.
F. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan skripsi penelitian tindakan
kelas ini sebagai berikut.
1. Aji Rhamadan (2015) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Metode
Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IVB SDN 2
Metro Pusat”, telah membuktikan bahwa penerapan metode inkuiri dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hasil penelitian
tersebut menunjukan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 61.6
pada siklus II menjadi 73.2 terjadi peningkatan sebesar 11.6. Tingkat
ketuntasan pada siklus I sebesar 30% pada siklus II menjadi 93%
mengalami peningkatan sebesar 63%.
31
2. Depit Ahtiar (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Inkuiri pada
Mata Pelajaran IPS Kelas V B SDN 1 Metro Utara Tahun Ajaran
2011/2012”, telah sukses meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata aktivitas
siswa pada siklus I (45%) meningkat sebesar 12,01% pada siklus II
menjadi (57,01%) dan terjadi peningkatan sebesar 19,32% pada siklus III
menjadi (76,33%). Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I (54,67)
meningkat sebesar 8,83 pada siklus II menjadi (63,50) dan terjadi
peningkatan sebesar 12,83 pada siklus III menjadi (76,33).
3. Rois Sujimat (2015) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Metode
Inkuiri untuk Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar pada Mata
Pelajaran IPS Siswa Kelas IVB SD Negeri 08 Metro Selatan”,
membuktikan bahwa penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hal tersebut dapat dilihat pada
siklus I persentase siswa aktif 50% (kategori cukup aktif) terjadi
peningkatan persentase sebesar 28,57% sehingga persentase siswa aktif
pada siklus II mencapai 78,57% (kategori aktif). Nilai hasil belajar siswa
pada siklus I sebesar 66,79 dengan persentase ketuntasan hasil belajar
siswa secara klasikal mencapai 58,33% (kriteria sedang). Nilai hasil
belajar pada siklus II meningkat sebesar 10,57 sehingga menjadi
77,36. Terjadi peningkatan persentase ketuntasan siswa sebesar
27,38%, sehingga ketuntasan siswa pada siklus II mencapai 85,71%
(kriteria sangat tinggi).
32
Aktivitas dan hasil balajar IPS rendah.
Menggunakan metode inkuiri dengan
langkah-langkah yang mengacu pada
pendapat Sanjaya, yaitu:
1. Orientasi
2. Perumusan masalah
3. Mengajukan hipotesis
4. Mengumpulkan data
5. Menguji hipotesis
6. Merumuskan kesimpulan.
Adanya peningkatan aktivitas dan hasil
belajar IPS yang memperoleh nilai ≥65
mencapai ≥75% dari jumlah siswa.
G. Kerangka Pikir
Sekaran (dalam Sugiyono, 2014: 60), kerangka berpikir merupakan
model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai
faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Masalah yang
terdapat di SDN 4 Metro Selatan yaitu rendahnya aktivitas dan hasil belajar
IPS siswa. Berdasarkan masalah tersebut maka perlu diadakan perbaikan
pembelajaran melalui penerapan metode inkuiri dengan menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut: orientasi, perumusan masalah, mengajukan
hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan masalah.
Setelah metode inkuiri diterapkan, maka diharapkan terjadi peningkatan pada
aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 4 Metro Selatan.
Berdasarkan uraian tersebut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
bagan kerangka pikir sebagai berikut.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Input
Proses
Output
33
H. Hipotesis Tindakan
Sugiyono (2012: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan
kerangka pikir. Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas maka
hipotesis dalam penelitian ini yaitu “Apabila dalam proses pembelajaran IPS
menerapkan metode inkuiri dengan memperhatikan langkah-langkah yang
tepat, maka aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN 4 Metro Selatan
TP 2015/2016 dapat meningkat.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau yang lebih dikenal sebagai Classroom
Action Research. Penelitian ini dilakukan untuk memecahkan permasalahan
pembelajaran di kelas sekaligus menggambarkan bagaimana suatu teknik
pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Sanjaya (2010: 32) PTK merupakan salah satu upaya yang dilakukan guru
untuk meningkatkan kualitas, peran dan tanggung jawab guru dalam
pengelolaan pembelajaran. Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas.
Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus. Siklus ini tidak
hanya berlangsung satu kali tapi beberapa kali hingga tujuan yang diharapkan
dalam pembelajaran tercapai. Arikunto (2011: 17) menjelaskan bahwa secara
garis besar terdapat empat tahapan yang dilalui, yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun model dan pelaksanaan untuk
masing-masing tahap adalah sebagai berikut.
35
Gambar 3.1 Alur siklus penelitian tindakan kelas.
(Sumber: Adopsi dari Arikunto, 2011: 17)
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 4
Metro Selatan, tepatnya di Jalan R. Suprapto, Margorejo Kecamatan Metro
Selatan, Kota Metro.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini diawali dengan penelitian pendahuluan yang telah
dilaksanakan pada bulan November 2015. Penelitian ini telah dilaksanakan
pada bulan Januari-Februari 2016.
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
SIKLUS I
SIKLUS II
Perencanaan
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
36
3. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SDN
4 Metro Selatan pada TP 2015/2016. Jumlah siswa pada saat penelitian
pendahuluan berjumlah 20 orang siswa namun pada saat penelitian
berjumlah 19 orang siswa karena 1 orang siswa pindah sekolah dengan
rincian 14 orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan.
C. Alat Pengumpulan Data
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai
aktivitas guru maupun siswa selama pembelajaran berlangsung. Alat
pengumpulan data ini bertujuan untuk memudahkan observer dalam
memperoleh data yang lengkap, valid, dan reliabel. Instrumen penilaian
yang digunakan peneliti sebagai berikut.
a. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan instrumen yang digunakan
untuk mengetahui dan mengukur aktivitas pembelajaran di kelas, hal
ini mencakup kinerja guru, aktivitas siswa, hasil belajar afektif
siswa, dan hasil belajar psikomotor siswa.
1. Lembar observasi kinerja guru, instrumen ini digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai kinerja guru.
2. Lembar observasi aktivitas siswa, instrumen ini digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa.
3. Lembar observasi hasil belajar afektif, instrumen ini digunakan
untuk mengumpulkan data mengenai sikap siswa.
37
4. Lembar observasi hasil belajar psikomotor, instrumen ini
digunakan untuk mengetahui aktivitas keterampilan siswa selama
pembelajaran.
b. Tes Hasil Belajar
Instrumen ini digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran serta mengetahui tingkat
ketercapaian indikator pembelajaran dengan menerapkan metode
inkuiri. Tes hasil belajar ini berupa tes formatif yang diberikan pada
setiap akhir siklus.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data, peneliti mengguanakan 2 teknik
pengumpulan data yaitu teknik nontes dan tes.
a. Teknik Nontes
Teknik nontes yang digunakan berupa lembar observasi. Teknik
ini bertujuan untuk mengukur ketercapaian kinerja guru, aktivitas,
hasil belajar afektif serta psikomotor siswa dengan menggunakan
lembar pengamatan IPKG, aktivitas siswa, dan hasil belajar afektif
serta psikomotor siswa.
b. Teknik Tes
Teknik tes yang digunakan pada penelitian ini berupa tes tertulis
dalam bentuk pilihan jamak dan essay yang dilakukan pada akhir
siklus. Soal tes yang diberikan disesuaikan dengan indikator pada
kompetensi dasar yang ingin dicapai serta bertujuan untuk mengukur
ketercapaian hasil belajar kognitif siswa.
38
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik
analisis data kualitatif dan teknik analisis data kuantitatif.
1. Teknik Analisis Data Kualitatif
Teknik data kualitatif digunakan untuk menganalisis kinerja guru,
aktivitas, hasil belajar afektif, dan hasil belajar psikomotor siswa selama
pembelajaran berlangsung. Data tersebut diperoleh dari hasil pengamatan
langsung ketika melaksanakan pembelajaran di kelas dengan
menggunakan lembar pengamatan observasi.
a. Kinerja Guru
Tingkat pencapaian kinerja guru dapat diperoleh dengan rumus
sebagai berikut.
(Sumber: Modifikasi dari Purwanto, 2008: 102)
Nilai yang diperoleh selanjutnya akan dikategorikan dalam
kategori kinerja guru sebagai berikut.
Tabel 3.1 Kategori keberhasilan kinerja guru
No Rentang Nilai Kategori
1. ≥86 Sangat baik
2. 71-85 Baik
3. 56-70 Cukup baik
4. 41-55 Kurang baik
5. ≤40 Pasif
(Sumber: Modifikasi dari Arikunto, 2013: 281)
Nilai = Jumlah skor yang diperoleh
Jumlah skor maksimal× 100
39
b. Aktivitas Siswa
Data mengenai aktivitas siswa selama pembelajaran dapat
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
N = nilai
R = skor yang diperoleh
SM = skor maksimun
100 = bilangan tetap
(Sumber: Adaptasi Purwanto, 2008: 112)
Nilai yang diperoleh selanjutnya akan dikategorikan dalam
kategori aktivitas siswa sebagai berikut.
Tabel 3.2 Kategori nilai aktivitas setiap siswa.
No Rentang Nilai Kategori
1. N > 81 Sangat aktif
2. 61 < N ≤ 80 Aktif
3. 41 < N ≤ 60 Cukup aktif
4. 21 < N ≤ 40 Kurang aktif
5. N≤20 Pasif (Sumber: Adaptasi Poerwanti, 2008: 7.8)
Untuk mengetahui persentase aktivitas siswa secara klasikal
dapat digunakan rumus sebagai berikut.
(sumber: Modifikasi purwantoi, 2009: 41)
Nilai yang diperoleh selanjutnya akan dikategorikan dalam
kategori aktivitas sebagai berikut.
Pa = ∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 ≥ 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%
N = R
SM× 100
40
Tabel 3.3 Kategori aktiviatas siswa secara klasikal.
Rentang nilai Kategori
≥ 81 Sangat aktif
61-80 Aktif
41-60 Cukup aktif
21-40 Kurang aktif
<20 Pasif
(Adaptasi dari Aqib, dkk., 2009: 41)
c. Hasil Belajar Afektif
Nilai hasil belajar afektif siswa dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus:
Keterangan
Na = nilai afektif
JS = jumlah skor yang diperoleh
SS = jumlah semua skor
100 = bilangan tetap
(Sumber: Modifikasi Purwanto, 2008: 102)
Nilai yang diperoleh tersebut akan dikategorikan dalam kategori
sebagai berikut.
Tabel 3.4 Kategori nilai hasil belajar afektif siswa.
Nilai Angka Huruf Mutu Kategori
86 – 100 A Sangat Baik
81 – 85 A-
76 – 80 B+
Baik 71 – 75 B
66 – 70 B-
61 – 65 C+
Cukup 56 – 60 C
51 – 55 C-
46 – 50 D+ Kurang
0 – 45 D
(Sumber: Modifikasi Kemendikbud, 2013: 8)
Na =JS
SS× 100
41
Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal diperoleh
dengan menggunakan rumus:
(sumber: Modifikasi Aqib, 2009: 41)
Hasil persentase tersebut akan dikategorikan dalam kategori
ketuntasan hasil belajar sebagai berikut.
Tabel 3.5 Kategori persentase hasil belajar afektif.
Tingkat Keberhasilan (%) Kategori
≥90 Sangat tinggi
75-89 Tinggi
60-74 Sedang
45-59 Rendah
<45 Sangat rendah
(sumber: Modifikasi dari Purwanto, 2008: 103)
d. Hasil Belajar Psikomotor
Hasil belajar psikomotor siswa dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Keterangan
Np = nilai psikomotor
JS = jumlah skor yang diperoleh
SS = jumlah semua skor
100 = bilangan tetap
(Sumber: Modifikasi Purwanto, 2008: 102)
Nilai tersebut dikategorikan dalam kategori nilai kognitif siswa
sebagai berikut.
Np = JS
SS× 100
Pa = ∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ≥65
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%
42
Tabel 3.6 Kategori nilai psikomotor siswa.
Nilai Angka Huruf Mutu Kategori
86 – 100 A Sangat Baik
81 – 85 A-
76 – 80 B+
Baik 71 – 75 B
66 – 70 B-
61 – 65 C+
Cukup 56 – 60 C
51 – 55 C-
46 – 50 D+ Kurang
0 – 45 D
(Sumber: Modifikasi Kemendibud, 2013: 8)
Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal,
diperoleh dengan rumus:
(sumber: Modifikasi Aqib, 2009: 41)
Persentase tersebut dikategorikan dalam kategori persentase tingkat
ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yang merujuk pada tabel 3.5.
2. Teknik Analisis Data Kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan kemajuan
hasil belajar kognitif siswa.
a. Hasil belajar kognitif siswa secara individual diperoleh dengan rumus:
Keterangan:
Nk = nilai kognitif
R = skor yang diperoleh
SM = skor maksimun dari tes
100 = bilangan Tetap
(Sumber: Adaptasi Purwanto, 2008: 112)
Nilai tersebut dikategorikan dalam kategori nilai sebagai berikut.
Pp = ∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ≥65
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%
Nk = R
SM× 100
43
Tabel 3.7 Kategori hasil belajar kognitif siswa.
Nilai Angka Huruf Mutu Kategori
86 – 100 A Sangat Baik
81 – 85 A-
76 – 80 B+
Baik 71 – 75 B
66 – 70 B-
61 – 65 C+
Cukup 56 – 60 C
51 – 55 C-
46 – 50 D+ Kurang
0 – 45 D
(Sumber: Modifikasi Kemendibud, 2013: 8)
b. Persentase hasil belajar kognitif siswa secara klasikal diperoleh dengan
rumus:
(sumber: Modifikasi Aqib, 2009: 41)
Persentase tersebut dikategorikan dalam kategori persentase
tingkat ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yang merujuk pada
tabel 3.5.
c. Nilai rata-rata dari hasil tes formatif dapat dicari dengan menggunakan
rumus:
Keterangan
�̅� = nilai rata-rata
𝑋 = jumlah seluruh nilai siswa
𝑁 = jumlah siswa
(Sumber: Adopsi Aqib, dkk., 2009: 40).
�̅� =∑ 𝑋
∑ 𝑁
Pk = ∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ≥65
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%
44
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas V SDN 4
Metro Selatan adalah sebagai berikut.
1. Siklus I
Siklus pertama terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a) Tahap Perencanaan
1) Mewawancarai guru mengenai materi pelajaran, kemudian
menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk
mempersiapkan materi pembelajaran.
2) Membuat perangkat pembelajaran (pemetaan, silabus, RPP serta
LKS).
3) Membuat instrumen penilaian (instrumen nontes dan tes),
instrumen tes berupa soal-soal sedangkan instrumen non tes
berupa lembar observasi aktivitas siswa, kinerja guru, dan hasil
belajar afektif serta psikomotor siswa.
4) Menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
b) Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Pendahuluan
a. Guru memberikan salam
b. Guru mengondisikan siswa dan mempersilakan siswa berdoa
c. Guru melakukan absensi
d. Apersepsi
45
e. Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi
pembelajaran dan memberi tahu cara belajar dengan
menggunakan metode inkuiri oleh guru.
f. Guru memberikan motivasi kepada siswa mengenai materi
yang akan disampaikan.
2) Kegiatan Inti
a. Orientasi, guru melakukan tanya jawab dengan siswa
tentang materi yang akan diajarkan. Kemudian membagi
siswa menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 4 orang siswa.
b. Merumuskan masalah, sebelum perumusan masalah
dilakukan siswa, guru terlebih dahulu memberikan LKS
kepada setiap kelompok dan menjelaskan prosedur kerja
yang harus dilakukan untuk menyelesaikannya. Guru
membimbing siswa untuk merumuskan masalah yang sesuai
dengan materi pembelajaran.
c. Mengajukan hipotesis, berdasarkan rumusan masalah siswa
diminta untuk membuat sebuah hipotesis (kesimpulan
sementara).
d. Mengumpulkan data, siswa mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk membuktikan jawaban sementara
(hipotesis) dari buku pegangan siswa.
46
e. Menguji hipotesis, setelah siswa mencari data-data yang
relevan, siswa diarahkan untuk mendiskusikan data-data
yang diperoleh tersebut.
f. Merumuskan kesimpulan, hasil diskusi kelompok harus
dipresentasikan di depan kelas kemudian ditanggapi oleh
kelompok lain. Siswa dan guru menarik sebuah kesimpulan
berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan.
3) Kegiatan Penutup
a. Guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran secara
komunikatif.
b. Guru memberikan penguatan dan umpan balik berupa
Pekerjaan Rumah (PR).
c. Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa
c) Tahap Pengamatan
Pelaksanaan pengamatan (observasi) penerapan metode inkuiri
dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan,
menggunakan alat bantu berupa lembar observasi yang sebelumnya
telah dipersiapkan. Lembar observasi tersebut meliputi lembar
observasi kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar afektif serta
psikomotor siswa dengan pemberian skor.
d) Refleksi
Peneliti bersama observer melakukan refleksi untuk
menganalisis kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran
dengan menerapkan metode inkuiri berlangsung. Hal-hal yang
47
dianalisis adalah kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
Hasil analisis digunakan sebagai bahan perencanaan pada siklus
berikutnya dengan membuat rencana tindakan baru agar menjadi
lebih baik lagi.
2. Siklus II
Siklus II terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a) Tahap Perencanaan
1) Berdiskusi dengan guru mengenai materi pelajaran, kemudian
menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk
mempersiapkan materi pembelajaran.
2) Membuat perangkat pembelajaran (pemetaan, silabus, RPP serta
LKS).
3) Membuat instrumen penilaian (instrumen nontes dan tes),
instrumen tes berupa soal-soal sedangkan instrumen nontes berupa
lembar observasi aktivitas siswa, kinerja guru, dan hasil belajar
afektif serta psikomotor siswa.
4) Menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
b) Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Pendahuluan
a. Guru memberikan alam
b. Guru mengondisikan siswa dan berdoa
c. Guru melakukan absensi
d. Apersepsi
48
e. Penyampaian tujuan pembelajaran, cakupan materi
pembelajaran dan meberi tahu cara belajar dengan
menggunakan metode inkuiri oleh guru.
f. Guru memberikan motivasi kepada siswa mengenai materi
yang akan disampaikan.
2) Kegiatan Inti
a. Orientasi, guru melakukan tanya jawab dengan siswa
tentang materi yang akan diajarkan. Kemudian membagi
siswa menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri
dari 4 orang siswa.
b. Merumuskan masalah, sebelum perumusan masalah
dilakukan siswa, guru terlebih dahulu memberikan LKS
kepada setiap kelompok dan menjelaskan prosedur kerja
yang harus dilakukan untuk menyelesaikannya. Guru
membimbing siswa untuk merumuskan masalah yang sesuai
dengan materi pembelajaran.
c. Mengajukan hipotesis, berdasarkan rumusan masalah siswa
diminta untuk membuat sebuah hipotesis (kesimpulan
sementara).
d. Mengumpulkan data, siswa mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk membuktikan jawaban sementara
(hipotesis).
49
e. Menguji hipotesis, setelah siswa mencari data-data yang
relevan, siswa diarahkan untuk mendiskusikan data-data
yang diperoleh tersebut.
f. Merumuskan kesimpulan, hasil diskusi kelompok harus
dipresentasikan di depan kelas kemudian ditanggapi oleh
kelompok lain. Siswa dan guru menarik sebuah kesimpulan
berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan.
3) Kegiatan Penutup
a. Guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran secara
komunikatif.
b. Guru memberikan penguatan dan umpan balik berupa
Pekerjaan Rumah (PR).
c. Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa.
c) Tahap Pengamatan
Pelaksanaan pengamatan (observasi) penerapan metode inkuiri
dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan,
menggunakan alat bantu berupa lembar observasi yang sebelumnya
telah dipersiapkan. Lembar observasi tersebut meliputi lembar
observasi kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar afektif serta
psikomotor siswa dengan pemberian skor.
d) Refleksi
Peneliti bersama observer melakukan refleksi untuk
menganalisis kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran
dengan menerapkan metode inkuiri berlangsung. Hal-hal yang
50
dianalisis adalah kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
Hasil analisis menunjukan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa
telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sehingga
penelitian sudah selesai.
G. Indikator Keberhasilan
Indikator tingkat keberhasilan pembelajaran melalui penerapan metode
inkuiri dapat ditinjau dari peningkatan persentase aktivitas siswa yang
mencapai kategori aktif ≥75% dari jumlah siswa dan hasi belajar siswa yang
memperoleh nilai ≥65 mencapai ≥75% dari jumlah siswa yang ada di kelas
tersebut.
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan pada
mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN 4 Metro Selatan dengan menerapkan
metode inkuiri, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode inkuiri pada
mata pelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pada siklus I
nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 64,65 dengan persentase aktivitas siswa
sebesar 68,42% (kategori aktif). Pada siklus II nilai rata-rata aktivitas siswa
mengalami kenaikan sebesar 7,98 menjadi 72,63 dan persentase aktivitas siswa
pun mengalami kenaikan sebesar 15,79% menjadi 84,21% (kategori sangat
aktif). Penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 70,15
dengan persentase ketuntasan siswa sebesar 68,42% (kategori sedang). Pada
siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami kenaikan sebesar 4,56
menjadi 74,71 dan persentase ketuntasan siswa pun mengalami kenaikan
sebesar 10,5% menjadi 78,95% (kategori tinggi).
78
B. Saran
1. Kepada siswa
Diharapkan agar siswa dapat meningkatkan intensitas dan kualitas
belajar dengan menerapkan metode inkuiri serta selalu aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, siswa juga harus dapat bekerja
sama dan lebih baik lagi dalam kelompoknya sehingga hasil kerja
kelompoknya akan maksimal.
2. Kepada guru
Diharapkan agar guru dapat lebih aktif dan kreatif dalam menginovasi
pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri. Guru juga diharapkan
agar membimbing siswa dalam mengumpulkan data sehingga data yang
diperoleh siswa tidak akan melenceng dari topik pembahasan. Selain itu,
guru juga harus memberikan motivasi positif kepada siswa supaya siswa
selalu bersemangat dalam setiap pembelajaran.
3. Kepada sekolah
Diharapkan agar sekolah dapat memberikan sarana dan prasarana
guna mendukung penerapan metode inkuiri sehingga pembelajaran akan
lebih efektif dan efisiesen.
4. Kepada peneliti
Diharapkan agar peneliti dapat mengembangkan dan menerapkan
metode inkuiri pada kelas maupun mata pelajaran yang berbeda.
79
DAFTAR PUSTAKA
Ahtiar, Depit. 2012. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan
Metode Inkuiri pada Mata Pelajaran IPS Kelas V B SDN 1 Metro Utara
Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Alma, Buchari dkk. 2010. Pembelajaran Studi Sosial. Alfabeta. Bandung.
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif.
Progresif dan Kontekstual. Prendamedia Group. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Aditya Media. Yogyakarta.
. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Aqib, Zaenal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Yrama Widya. Bandung.
Aqib, Zainal, dkk,. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk Guru SD, SLB,
TK. Yrama Widya. Bandung.
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar. Diva
Press. Yogyakarta.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara.Jakarta.
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Insan Madani. Yogyakarta.
Hasbullah. 2012. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Ghalia Indonesia. Bogor.
Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-dasar Kependidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
80
Komalasari, Kokom. 2014. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Refika
Aditama. Bandung.
Kunandar. 2013. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Mulyatiningsih, Endang. 2013. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Alfabeta. Bandung.
Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Aswaja Pressindo.
Yogyakarta.
Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Assesmen Pembelajaran SD. Dirjen Dikti
Depdiknas. Jakarta.
Rhamadan, Aji. 2015. Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPS Siswa Kelas IVB SDN 2 Metro Pusat. Skripsi. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sagala, Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembeljaran. Alfabeta. Bandung.
Sanjaya, Wina H. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Kencana Prenada Media
Group. Jakarta.
. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Prenada Media. Jakarta.
Sardiman, A.M. 2014. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualkitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.
. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Bandung.
81
Sujimat, Rois. 2015. Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IVB SD Negeri 08 Metro
Selatan. Skripsi, Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.
Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.
Prenada Media Group. Jakarta.
. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Prenada
Media Group. Jakarta.
Sutikno, Sobry M. 2014. Metode & Model-model Pembelajaran. Holistica.
Lombok.
Soemanto, Wasty. 2012. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin
Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Thobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Ar-Ruzz. Yogyakarta.
Tim Penyusun. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006,
Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. BSNP.
Jakarta.
. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. BSNP. Jakarta.
. 2013. Panduan Teknis Penilaian di Sekolah Dasar. Kemendikbud.
Jakarta.
Trianto. 2013. Model Pembelajaran Terpadu. PT Bumi Aksara. Jakarta.
.2013. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. PT Prestasi
Pustaka. Jakarta.
. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikilum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Wahab, Abdul Azis. 2009. Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Alfabeta. Bandung.
Wardoyo, Sigit Mangun. 2013. Pembelajaran Kontruktivisme. Alfabeta. Bandung.
Winataputra, Udin S, dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas
Terbuka. Jakarta.