penerapan metode outdoor study untuk …... · nilai apapun harusnya tak hanya dilihat dari hasil...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BENTUK PADA SISWA KELAS
VII C SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Skripsi
oleh :
Budhi Setyo Nugroho
K 3206016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BENTUK PADA SISWA KELAS
VII C SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
Budhi Setyo Nugroho
K 3206016
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Seni Rupa
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
Halaman Persetujuan
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd . Lili Hartono, S.Sn, M.Hum. NIP. 19621110 198903 1 003 NIP. 19781219 200501 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
Halaman Pengesahan
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari : Jumat
Tanggal : 6 Januari 2011
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Nanang Yulianto, S.Pd., M.Ds. ....................
Sekretaris : Adam Wahida, S.Pd,. M.Sn. .......................
Anggota I : Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd. .....................
Anggota II : Lili Hartono, S.Sn, M.Hum. .......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Budhi Setyo Nugroho. PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BENTUK PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar menggambar bentuk siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 melalui penerapan Outdoor Study. Untuk mengukur ketercapaian tujuan di atas, digunakan tolok ukur (indikator keberhasilan) bahwa pada siklus tindakan terakhir sekurang-kurangnya 75% siswa menunjukkan minat terhadap Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menggambar menggambar bentuk dan 75% siswa dapat menggambar bentuk dengan baik sesuai dengan indikator penilaian menggambar bentuk.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Surakarta. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta yang berjumlah 32 siswa. Prosedur penelitian tindakan kelas ini mencakup tiga pokok kegiatan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan. Adapun pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam 2 siklus. Dimulai dengan perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan empat teknik yaitu teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik yang digunakan untuk validitas data adalah triangulasi dan review informan. Teknik analisis yang digunakan yaitu teknik analisis deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) metode outdoor study dapat meningkatkan minat peserta didik selama mengikuti pembelajaran gambar bentuk. Pada pelaksanaan sebelum tindakan hanya 46.8 % kemudian pada siklus I meningkat menjadi 65.6 % dan pada siklus kedua mengalami peningkatan lagi menjadi 90.6 % (2) Penerapan metode outdoor study dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 pada mata pelajaran gambar bentuk. Peningkatan hasil menggambar bentuk sebelum adanya tindakan 18,8%, pada siklus I meningkat 53.1 %, pada siklus II meningkat menjadi 78.1%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Budhi Setyo Nugroho. THE IMPLEMENTATION OF OUTDOOR STUDY METHOD TO IMPROVE THE YIELD STUDENTS LEARN TO DRAWING OF 7th GRADE STUDENTS OF CLASS C ON SMP NEGERI 5 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2011/2012. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University. 2011
The purpose of this research was to improve the yield students learn to drawing of 7th grade students of class C on SMP Negeri 5 Surakarta academic year 2011/2012 through the impelementation of Outdoor Study. To measure the achievement of objectives, use measures (indicators) that in the last cycle of action at least 75% of students showed interest in Teaching and Learning Activities of drawing and 75% of students can drawing with a good fit with the assessment indicators drawing.
This research was conducted in SMP Negeri 5 Surakarta. The subject of this research was 7th grade students of class C which amounts to 32 students. This class action research procedure covered three main activities, namely the preparation, implementation, and report preparation. As for the implementation of this class action research, its mechanism of action research be realized in the two cycles. Starting with the planning, action, observation, reflection, and re-planning. Collecting data in this study used four techniques, there were observation techniques, interviews and documentations. The technique used for data validity was triangulation and informant review. The analysis technique used was a comparative descriptive analysis techniques and techniques of critical analysis.
Based on the research, it can be concluded that: (1) Outdoor Study drawing subject. On
the practics before the research only 46.8%, then after 1st cycle increases to 65.6% and on the 2nd cycle had increased to 90.6%. (2) The implementation of outdoor study method could increase the yield of student class VII C SMP Negeri 5 surakarta academic year 2010/2011 on the drawing subject. The increasing of drawing before the practice is 18,8%, on the 1st cycle increase up to 53.1% and on the 2nd cycle increase up to 78.1%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Ketika kita jujur pada Allah SWT atas target-target kita, Dia akan
menggenapkannya untuk kita.
(Salim A. Fillah)
Nilai apapun harusnya tak hanya dilihat dari hasil akhir tapi proses
dibalik hasil itu .
(Budhi S.N)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan
Kepada:
Ayah dan Ibu tercinta, terimalah salam hormat penuh cinta dari ananda,
Kakak dan adik-adikku yang tersayang
Teman-
Teman-teman Ficos dan ICT Center serta Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayahnya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian
persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian
skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang
timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan
terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan izin pelaksanaan tugas skripsi.
2. Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang memberikan izin pelaksanaan tugas
skripsi.
3. Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Seni Rupa Jurusan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
izin pelaksanaan tugas skripsi Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd., selaku
Pembimbing I, dan Lili Hartono, S.Sn, M.Hum., selaku pembimbing II
yang telah membimbing dengan sabar dan memberikan pengarahan yang
sangat berarti dalam esensi tulisan ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Seni Rupa yang secara
tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.
5. Drs. Joko Triasmono, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 5
Surakarta yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
6. Drs. Supono, M.Pd., selaku guru Seni Budaya di SMP Negeri 5 Surakarta
yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan membantu dalam
pengumpulan data maupun pelaksanaan kegiatan dilapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
7. Siswa Kelas VI C SMP Negeri 5 Surakarta yang telah membantu dalam
pengumpulan data di lapangan.
8. Teman-teman Program Studi Pendidikan Seni Rupa FKIP UNS angkatan
2006 dan juga FICOS serta ICT Center, yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu yang telah membantu dan memberikan saran, kritik, motivasi
dan dukungan selama mengerjakan skripsi ini.
9. Semua Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang
memberikan bantuan terhadap kelancaran penulisan skripsi ini. Semoga
amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah
SWT.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan di dunia pendidikan khususnya.
Surakarta, Desember 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 10
A. Kajian Pustaka .......................................................................... 10
1. Pengertian Pembelajaran ................................................... 10
2. Pendidikan Seni Budaya .................................................... 11
3. Menggambar Bentuk ......................................................... 12
4. Hasil Belajar Menggambar Bentuk ................................... 16
5. Metode Outdoor Study ...................................................... 18
B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 20
C. Kerangka Berpikir .................................................................... 21
D. Hipotesis Tindakan ................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 24
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
B. Subjek Penelitian ..................................................................... 24
C. Data dan Sumber Data .............................................................. 24
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 25
E. Validitas Data ........................................................................... 25
F. Teknik Analisis Data ................................................................ 27
G. Instrumen Penelitian ................................................................. 28
H. Prosedur Penelitian ................................................................... 29
I. Siklus I ...................................................................................... 29
J. Siklus II .................................................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 35
A. Deskripsi Survei Awal ............................................................. 35
1. Kondisi tempat penelitian .................................................. 35
2. Kondisi Awal kegiatan belajar mengajar. ......................... 38
B. PembahasanTiap Siklus ............................................................ 49
1. Siklus I ............................................................................... 50
2. Siklus II ............................................................................. 73
C. Pembahasan Antar Siklus ........................................................ 101
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... 106
A. Simpulan ................................................................................... 106
B. Implikasi ................................................................................... 106
C. Saran ......................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 108
LAMPIRAN ..................................................................................................... 109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Pemberian skor .......................................................................................... 28
2. Perbedaan antar siklus ............................................................................... 32
3. Observasi dan penilaian afektif menggambar bentuk ............................... 41
4. Penilaian afektif menggambar bentuk ...................................................... 43
5. Nilai hasil menggambar siswa sebelum tindakan ..................................... 45
6. Penilaian akhir menggambar bentuk sebelum tindakan ............................ 49
7. Observasi dan penilaian afektif menggambar bentuk ............................... 49
8. Penilaian hasil karya/Psikomotorik menggambar bentuk ......................... 64
9. Penilaian akhir menggambar bentuk siklus I ............................................ 69
10. Observasi dan penilaian afektif pertemuan pertama ................................. 86
11. Observasi dan penilaian afektif pertemuan kedua .................................... 88
12. Nilai Psikomotorik pertemuan pertama .................................................... 90
13. Nilai Psikomotorik pertemuan kedua ........................................................ 92
14. Nilai Menggambar Bentuk pertemuan pertama ....................................... 98
15. Nilai Menggambar Bentuk pertemuan kedua ........................................... 99
16. Nilai Akhir Menggambar Bentuk Siklus II ............................................... 100
17. Prosentase minat siswa menggambar bentuk siswa kelas 7C ................... 103
18. Prosentase ketuntasan menggambar bentuk siswa kelas 7C ..................... 107
19. Hipotesis Tindakan ................................................................................... 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Kerangka berpikir ..................................................................................... 23
2. Siklus penelitian menurut John Elliot. ...................................................... 34
3. SMPN 5 Surakarta .................................................................................... 35
4. Guru menyampaikan materi dengan metode ceramah .............................. 39
5. Objek yang digambar oleh siswa sebelum adanya penelitian tindakan .... 40
6. Gambar karya Rizki Fajar Reynaldi dengan nilai 5 .................................. 46
7. Gambar Rioda Fajar dengan nilai 6 .......................................................... 47
8. Gambar Berliana Herpi T.D ...................................................................... 47
9. Lokasi dan Objek yang digambar oleh siswa pada siklus I ...................... 51
10. Guru melakukan presensi siswa kelas VII C ............................................ 52
11. Guru secara berkolaborasi memberikan materi menggambar bentuk ....... 53
12. Guru memberikan demonstrasi menggambar bentuk kepada siswa ......... 55
13. Guru memberikan pengulangan materi menggambar bentuk ................... 56
14. Siswa mulai memilih objek yang akan digambar ..................................... 57
15. Guru memberikan pengarahan dan penjelasan menggambar bentuk........ 58
16. Siswa mengerjakan tugas menggambar bentuk ........................................ 59
17. Siswa menggambar bentuk dalam suasana senang dan serius .................. 60
18. Siswa maju kedepan untuk diberi hadiah guru ......................................... 61
19. Karya Dinar Suryaningtyas dengan nilai 8 ............................................... 66
20. Karya Jane Christabel Anastasias Lies .h ................................................. 66
21. Karya Andhika Galih Prakasiwi dengan nilai 7 ........................................ 67
22. Karya Diah Ajeng Kusherawati dengan pemilihan objek yang unik ........ 67
23. Grafik Ketuntasan Nilai Menggambar Bentuk Pada Siklus I ................... 70
24. Lokasi dan Objek yang digambar oleh siswa pada pertemuan pertama ... 74
25. Lokasi dan Objek yang digambar oleh siswa pada pertemuan kedua....... 74
26. Siswa keluar meninggalkan kelas dengan gembira................................... 78
27. Guru memberikan penjelasan menggambar bentuk topeng kepada siswa 79
28. Siswa mengerjakan tugas menggambar topeng ........................................ 79
29. Guru kembali menerangkan dan menjelaskan cara menggambar ............. 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
30. Siswa mengerjakan tugas menggambar bentuk topeng ............................ 83
31. Gambar bentuk terbaik dipajang di Majalah dinding sekolah .................. 84
32. Dewi kurniawati yang sudah bisa membuat proporsi yang baik .............. 93
33. Karya Yoha dengan nilai 8........................................................................ 94
34. Karya Kenas Gerelda dengan komposisi yang bagus ............................... 94
35. Karya Dewi Kurniawati dengan komposisi dan proporsi yang bagus ...... 95
36. Karya Samuel dengan komposisi, karakteristik dan proporsi yang bagus 95
37. Karya Agnes dengan pemilihan objek yang baik...................................... 96
38. Grafik Nilai peningkatan indikator minat belajar ..................................... 102
39. Perbandingan Karya Feny Sebelum tindakan, Siklus Idan II ................... 103
40. Perbandingan Karya Diah ajeng Sebelum tindakan, Siklus Idan II .......... 104
41. Grafik Ketuntasan Nilai ............................................................................ 105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Silabus...... ................................................................................................. 109
2. Kondisi dan keadaan SMPN 5 Surakarta. ................................................. 113
3. Hasil Wawancara dengan Guru Seni Budaya ........................................... 114
4. Tabel Nilai Afektif kelas IV C pada Saat Observasi Awal ....................... 115
5. Penilaian Afektif Menggambar Bentuk Observasi Awal .......................... 116
6. Tabel Nilai Psikomotorik kelas IV C pada Saat Observasi Awal ............. 116
7. Tabel Hasil nilai akhir sebelum adanya tindakan dan ketuntasan ............ 118
8. Hasil Karya Menggambar bentuk sebelum adanya tindakan .................... 120
9. RPP Siklus I .............................................................................................. 122
10. Nilai menggambar bentuk pada saat Siklus I ............................................ 131
11. Hasil Karya Menggambar bentuk Siklus I ................................................ 133
12. Foto-foto kegiatan belajar menggambar bentuk siklus I .......................... 134
13. RPP Siklus II ............................................................................................. 135
14. Nilai akhir siklus II ................................................................................... 145
15. Karya Menggambar bentuk Siklus II ........................................................ 146
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting di era pembangunan
sekarang untuk mencapai keberhasilan pembangunan. Pembangunan yang
dilakukan tidak hanya mengutamakan pembangunan jasmani, tetapi juga
pembangunan dalam bidang rohani, karena keduanya merupakan pembangunan
untuk pemenuhan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Keberhasilan
pembangunan yang telah dicapai akan tercermin pada terpenuhinya kebutuhan
jasmani dan rohani masyarakat secara adil dan merata, sesuai dengan peran yang
telah dilakukannya.
Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya sekarang ini lebih
ditekankan pada pembangunan bidang pendidikan yang merupakan sarana dan
wahana untuk menentukan pembinaan sumber daya manusia. Pendidikan adalah
salah satu usaha yang sifatnya terarah, sistematik pada perubahan tingkah laku
menuju kedewasaan anak didik. Pendidikan dalam arti luas adalah tuntunan
perkembangan dan pertumbuhan arah menuju kedewasaan dari segi individual,
moral, serta sosial.
Pelaksanaan pendidikan dapat dilaksanankan di lembaga-lembaga formal
yang biasa disebut dengan pendidikan formal. Sekolah merupakan tempat
dilaksanakannya pendidikan formal, sebagai lanjutan dari pendidikan yang
dilangsungkan pada lingkungan keluarga dan masyarakat. Fungsi utama sekolah
bukan saja untuk memelihara dan mengembangkan kebutuhan yang ada,
melainkan lebih mengutamakan pada pengajaran mengenai ilmu pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dengan pendidikan, siswa nantinya memiliki kepribadian
yang mantap sehingga mampu meneruskan pengembangan kebudayaan serta
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Seorang tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam Hasbullah (1997:4) dalam hidup tumbuhnya anak-
anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Pendidikan di sekitar memberikan kecakapan yang dianggap penting
untuk dijadikan alat guna memberikan keterampilan tertentu dan beberapa
kecakapan yang dianggap keharusan untuk dikuasai oleh generasi mendatang
yang berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan teknologi dan budaya.
Untuk itu pemerintah mengatur jenjang pendidikan sekolah yang meliputi Sekolah
Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA),
dan Perguruan Tinggi (PT).
Salah satu bentuk pelaksanaan pendidikan yang mempunyai proporsi
cukup besar terutama di dalam pendidikan formal adalah pengajaran.Pada
pengajaran terdapat program yang digunakan untuk menunjang pengajaran
tersebut atau biasa disebut dengan kurikulum, yang mana kurikulum tersebut
selalu mengalami pembaruan-pembaruan sesuai dengan perubahan dan
perkembangan jaman atau kata lain kurikulum harus sesuai dengan konteks jaman
dimana kurikulum tersebut digunakan.
Seni budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat di
program pendidikan dasar dan menengah yang mengacu pada kurikulum berbasis
kompetensi (KBK), kemudian disempurnakan lagi dalam kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP). Seni budaya memberikan kesempatan kepada siswa
untuk terlibat dalam berbagai pengalaman apresiasi maupun pengalaman berkreasi
untuk menghasilkan suatu produk berupa benda nyata yang bermanfaat langsung
bagi kehidupan siswa. Pada mata pelajaran Seni budaya ini siswa melakukan
interaksi terhadap benda-benda produk kerajinan dan teknologi yang ada di
lingkungan siswa kemudian berkreasi menciptakan berbagai produk kerajinan
maupun produk teknologi secara sistematis sehingga diperoleh pengalaman
konseptual, pengalaman apresiatif dan pengalaman kreatif.
Secara umum tujuan dari pendidikan seni budaya itu sendiri lebih
ditekankan kepada pemberian berbagai pengalaman kesenirupaan sebagai wahana
untuk mencapai tujuan pendidikan atau seni berfungsi sebagai media pendidikan
tetapi tidak lepas dari hal itu seni juga bisa memberikan lapangan usaha maupun
bisnis bagi yang tekun menjalaninya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Pendidikan seni juga mempunyai banyak manfaat, seperti dinyatakan
Lanier (1969), bahwa pendidikan seni sangat bermanfaat karena: a) memberikan
kontribusi terhadap perkembangan individu, b) memberikan pengalaman yang
berharga (pengalaman estetik). Apabila lebih dicermati lagi tentang pendidikan
seni ternyata memiliki dua aspek yang bermanfaat bagi kehidupan manusia secara
umum dan peserta didik secara khususnya yakni manfaat berdasarkan aspek
produk dan aspek proses.
Manfaat pertama adalah berdasarkan aspek produk atau karya seni yang
bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup manusia karena dengan menghayati
karya seni seseorang dapat memahami makna kehidupan dalam hal berfikir,
merasakan dan membayangkan, dengan demikian karya seni memiliki banyak
informasi tentang kehidupan. Manfaat seni yang kedua yaitu manfaat berdasarkan
aspek proses berkarya seni, di dalam proses kegiatan berkesenian terjadi beberapa
aktivitas fisik dan psikologis yang dapat merangsang potensi-potensi pada diri
manusia untuk berkembang baik pertumbuhan fisik maupun mentalnya, maka dari
itu pendidikan seni budaya harus serius dilakukan mulai dari hal yang dasar
terlebih dahulu agar peserta dapat menyerap materi yang diajarkan dan
mempraktikkan apa yang diberikan sang pengajar.
Berbagai macam manfaat yang dapat diperoleh dari pendidikan seni
budaya tidak salah kalau pendidikan ini diterapkan dalam kurikulum pada jenjang
sekolah menengah pertama seperti di SMP Negeri 5 Surakarta. Hal ini
sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Pelaksanaan pengajaran seni budaya/seni rupa di sekolah sesuai dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2004 yang diambil dari Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Seni budaya merupakan salah satu bidang
studi yang diberikan di Sekolah Menengah Pertama dan diajarkan sebanyak 18
jam pelajaran dalam satu semester dengan pemberian 1 jam setiap minggu dengan
rincian setiap 1 jam pelajaran disediakan waktu selama 40 menit (BSNP 2004).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
Pada hakikatnya mata pelajaran seni budaya di tingkat pendidikan dasar
dan menengah sangat tergantung pada kondisi lingkungan dan budaya daerah
setempat, oleh karena itu para pendidik seni harus memiliki wawasan yang baik
tentang eksistensi seni budaya yang hidup dalam konteks lingkungan daerah
setempat di mana ia mengajar. Pendidikan seni dapat dijadikan sebagai kegiatan
pemanfaatan lingkungan untuk kegiatan berapresiasi dan berkreasi seni.
Salah satu materi pokok pendidikan seni budaya yang diterapkan di SMP
Negeri 5 Surakarta adalah menggambar bentuk. Menurut Sugianto dalam Nur
Hidayah (2007:7) Menggambar bentuk memiliki pengertian memindah objek
alami tiga dimensi ke dalam bidang datar dua dimensi dengan ciri dan sifat yang
sama, ketepatan bentuk, ketepatan pandangan dan ketepatan bayangan.
Membuat suatu karya seni rupa perlu memiliki dasar-dasar yang harus
dikuasai terlebih dahulu, salah satunya dasarnya adalah kemampuan menggambar
bentuk. Kemampuan dan penguasaan teknik-teknik menggambar, menganalis
karakteristik bentuk (yang meliputi warna, tekstur, proporsi, anatomi, efek cahaya,
perspektif/kedudukan objek) dan teknik menggambar bentuk (basah dan kering)
menjadi hal mendasar yang yang harus dikuasai terlebih dahulu karena nantinya
akan sangat mempengaruhi kualitas sebuah karya terutama karya seni rupa.
Pelaksanaan pembelajaran menggambar bentuk yang dilaksanakan di
SMP Negeri 5 Surakarta selama ini masih belum optimal. Pembelajaran dengan
materi menggambar objek gambar bentuk karya seni rupa terapan tiga dimensi
daerah setempat tetapi yang dilakukan hanya menggambar objek/benda yang tidak
menunjukkan karya seni rupa terapan seperti kotak kapur, kardus, gelas dan buku.
Objek tersebut ditata sedemikan rupa oleh guru di depan kelas kemudian siswa
diberi tugas untuk menggambar objek didepannya semirip mungkin dengan
aslinya. Siswa yang mengikuti pelajaran ini cenderung kurang tertarik untuk
menggambar objek-objek monoton yang disajikan oleh guru. Setiap kali
menggambar bentuk objek yang digambar tidak bervariasi dan juga tidak
menunjukkan objek karya seni rupa tiga dimensi dari daerah setempat sesuai
dengan kompetensi dasar yang ada di silabus atau perangkat pembelajaran seni
budaya tingkat sekolah menengah pertama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
Hal ini berdampak pada hasil belajar menggambar bentuk siswa kelas
VII C yang masih rendah, terbukti dengan nilai rata-rata siswa yang masih
dibawah standar yaitu hanya 6,4 disamping itu dilihat dari segi prosentase
ketuntasan menggambar bentuk hanya 18,8% siswa yang dinyatakan tuntas atau
hanya 6 siswa dari jumlah siswa sebanyak 32 siswa. Kebanyakan dari siswa yang
belum tuntas masih mengalami kendala dalam berbagai hal teknis seperti dari
segi karakter bentuk yang meliputi objek yang digambar kurang menunjukkan
ketepatan bentuk, kesesuaian objek dengan yang digambar dan belum bisa
memunculkan karakter objek, kemudian dari segi proporsi yang belum semua
siswa paham atau hanya sekitar 66% yang sudah bisa membuat perbandingan
antar objek dengan cukup baik dan tepat. Dari sisi komposisi yang mencakup
keharmonisan dan keseimbangan objek hanya 12% siswa yang sudah baik dalam
membuat komposisi kemudian dilihat dari gelap terangnya. siswa masih binggung
dan belum tepat dalam membuat kesan gelap terang atau hanya 38% yang sudah
bisa memberikan kesan gelap terang yang baik hal ini disebabkan oleh
pencahayaan di dalam kelas yang kurang sehingga siswa binggung dan kurang
menangkap sisi gelap atau sisi yang terang. Sedangkan dari segi finishing karya
juga masih kurang bersih dan rapi.
Berdasarkan hasil dari observasi dan wawancara yang telah dilakukan
kepada guru mata pelajaran seni budaya dalam mengikuti pelajaran menggambar
bentuk mempunyai berbagai masalah dan kendala, antara lain seperti : 1) siswa
kurang memperhatikan guru pada saat menyampaikan pelajaran. 2) siswa banyak
yang tidak membawa peralatan dan bahan yang telah diperintahkan guru. 3) siswa
malas mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. 4) siswa kurang leluasa
menggambar karena terpaku pada posisi tempat duduk yang tidak bisa dipindah
atau keterbatasan ruang kelas, siswa yang duduk dibagian belakang cenderung
susah untuk melihat objek di depan yang akan digambar. 5) Kejenuhan siswa yang
selalu menggambar bentuk di dalam ruangan kelas padahal materi menggambar
berupa objek karya seni rupa terapan tiga dimensi daerah setempat berada di luar
kelas.6) Hasil belajar menggambar bentuk selama ini juga masih kurang terbukti
dengan nilai yang masih rendah. Adapun nilai menggambar bentuk siswa kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxii
VII C SMPN 5 Surakarta tahun 2011/2012 dari 32 siswa yang mengikuti
pembelajaran gambar bentuk hanya 27% atau 9 siswa yang benar-benar berminat
dan mempunyai nilai diatas nilai ketuntasan minimal atau nilai 7,5 dan sisanya
sebanyak 73 % atau 23 siswa lainnya kurang berminat terhadap mata pelajaran
tersebut sehingga nilai menggambar bentuk juga kurang bagus atau di bawah nilai
ketuntasan minimal.
Permasalahan tersebut ditambah dengan pernyataan guru mata pelajaran
seni budaya yang menerangkan bahwa siswa-siswanya cenderung kurang
memperhatikan, mengantuk, jenuh, bosan, tidak bersemangat, sering membolos,
merasa tidak nyaman berada di kelas, tidak bisa menggambar bebas karena
terbatas oleh ruang kelas dan objek yang di gambar kurang menarik serta
metodenya kurang bervariasi.
Berbagai upaya sebenarnya telah dilakukan oleh guru untuk
meningkatkan minat dan hasil belajar seni rupa tetapi masih terkendala oleh
beberapa faktor, diantaranya faktor waktu yang relatif singkat yaitu hanya 1 jam
pelajaran atau 40 menit setiap minggunya, itupun terkadang masih terbagi oleh
mata pelajaran seni budaya lainnya seperti seni musik dan seni tari. Alokasi waktu
yang hanya sedikit ini kurang dimanfaatkan secara efektif dan menyenangkan
bagi siswa sehingga pengalaman kesenirupaan dan kemampuan menggambar
bentuk siswa rendah. Faktor yang lain adalah kurangnya objek yang menarik dan
menggugah siswa untuk menggambar bentuk.
Guru tidak hanya dituntut untuk menguasai materi saja akan tetapi dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar juga harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar. Inovasi dan kreativitas guru sangat diperlukan untuk
mengatasi berbagi kendala dan kekurangan yang ada di sekolah. Variasi metode
pembelajaran merupakan salah satu upaya yang diharapkan bisa meningkatkan
hasil belajar siswa, terutama dalam hal menggambar bentuk.
Berbagai permasalahan tersebut mengakibatkan pembelajaran gambar
bentuk terasa memberatkan siswa dan membuat minat, semangat siswa
berkurang, sehingga kompetensi yang diharapkan tidak tercapai dan hasil belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiii
menggambar bentuk juga rendah. Permasalahan itu harus segera ditindak lanjuti
secepatnya melalui suatu bentuk penelitian tindakan kelas atau PTK
Untuk mengoptimalkan peningkatan minat dan hasil dalam pembelajaran
gambar bentuk diperlukan pendekatan pengajaran yang lebih menekankan pada
aktifitas belajar dan pada keterampilan menggambar bentuk siswa, serta
pengembangan keaktifan siswa untuk berpikir kreatif, terampil dan cekatan.
Menurut pendapat Gino (2000:53) bahwa keterlibatan langsung (keaktifan)
pebelajar (siswa) dalam mendapatkan pengalaman-pengalaman belajar sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar dan perubahan tingkah lakunya.. Upaya yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar menggambar bentuk sesuai
dengan masalah yang ada di lapangan berupa penerapan metode out door study
atau metode di luar ruangan kelas. Agus Irawan Sensus dalam Ginting
(2005:23) menyatakan bahwa metode out door study adalah sebuah pendekatan
pembelajaran yang menggunakan suasana diluar kelas sebagai situasi
pembelajaran. Tujuan dari metode pembelajaran ini adalah memperlihatkan
keadaan objek gambar bentuk karya seni rupa terapan tiga dimensi daerah
setempat yang nyata, tidak sekedar cerita ataupun sumber dari media dan
digunakan untuk menginspirasi siswa dalam menggambar bentuk. Melalui metode
out door study lingkungan diluar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar
menggambar bentuk di lingkungan sekitar.
Peran guru juga sangat mendukung untuk tercapainya hasil belajar siswa.
Guru dijadikan sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab
dengan lingkungaan sehingga mampu menggambar bentuk dengan bersemangat
dan hasilnya juga memuaskan atau sebagai motivator belajar. Maka dari itu perlu
segera dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode out
door study untuk meningkatkan hasil belajar menggambar bentuk, sehingga dapat
Outdoor Study
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menggambar Bentuk Pada Siswa Kelas VII C
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiv
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan
pertanyaan penelitiannya sebagai berikut:
meningkatkan hasil belajar menggambar bentuk pada
siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 dengan
penerapan metode outdoor study?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk meningkatkan hasil belajar menggambar bentuk pada siswa kelas VII C
SMP Negeri 5 Surakarta dengan penerapan metode outdoor study.
2. Memberikan deskripsi penerapan metode outdoor study sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar menggambar bentuk pada siswa kelas VII C SMP
Negeri 5 Surakarta.
Untuk mengukur ketercapaian tujuan di atas, digunakan tolok ukur
(indikator keberhasilan) bahwa pada siklus tindakan terakhir sekurang-kurangnya:
a. 75% siswa menunjukkan minat terhadap Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) menggambar menggambar bentuk.
b. 75% siswa dapat menggambar bentuk dengan baik sesuai dengan
indikator penilaian menggambar bentuk
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang, permasalahan dan tujuan penelitian tersebut
maka penelitian ini diharapkan memberi manfaat pada :
1. Manfaat teoritis
a. Untuk melengkapi khasanah penelitian pendidikan seni rupa dengan
penggunaan variasi metode pembelajaran yaitu dengan penerapan metode
outdoor study.
b. Mendukung tentang teori pendidikan dengan penerapan metode outdoor
study.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxv
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru : Dapat menambah wawasan pengetahuan dalam bidang
pembelajaran seni rupa dan memberikan saran tentang penerapan metode
outdoor study sebagai upaya meningkatkan hasil belajar menggambar
bentuk siswa.
b. Bagi Siswa : Meningkatnya minat dan hasil belajar menggambar bentuk.
c. Bagi sekolah: Diperoleh panduan pembelajaran seni rupa yang dapat
dijadikan sumber atau referensi untuk SMP Negeri 5 Surakarta atau
sekolah yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvi
BAB II LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pembelajaran
Penggunaan istilah pembelajaran dapat diartikan dengan adanya
pengakuan terhadap kemampuan siswa untuk belajar. Fungsi dari pendidikan itu
adalah membimbing anak ke arah suatu tujuan yang kita nilai tinggi. Pendidikan
yang baik adalah usaha yang berhasil membawa semua anak didik kepada tujuan
itu, sehingga apa yang dipelajari dipahami betul oleh siswa. Pengertian
pembelajaran yang lain adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik.(Wikipedia.org)
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta
dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian
yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda.
Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek
kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta
keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi
kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan
pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk membantu
proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar
siswa yang bersifat internal Gagne dan Briggs (1979:3). Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar (UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20) .
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvii
Istilah pembelajaran mempunyai pengetian yang sama dengan
pengajaran. Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan.
(Purwadinata, 1967:22). Pengajaran dapat diartikan sama dengan perbuatan
belajar (oleh siswa) dan mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah
satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan
primer, sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar
terjadi kegiatan secara optimal.
Berbagai pendapat dan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, di mana
perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu
yang relativ lama dan karena adanya usaha.
2. Pendidikan Seni Budaya
Pengertian seni budaya menurut Tim Abdi Guru dalam buku Seni
Budaya untuk SMP kelas VII (2007: 32) seni budaya yaitu
ilmu pengetahuan yang menyangkut tentang seni yang meliputi : seni rupa, seni
tari, seni musik, seni teater .
Sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar tahun 2006
tentang pendidikan seni budaya yang diterapkan di sekolah memiliki tujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan (2006 : 23) sebagai berikut :
a. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya b. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya c. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya d. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat e. lokal, regional maupun global.
Mata pelajaran seni budaya yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan tahun 2004 meliputi beberapa aspek (2004: 12), antara lain :
a. Seni rupa, mencakup ketrampilan tangan dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak dan sebagainya.
b. Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal memainkan alat musik, apresiasi karya musik.
c. Seni tari, mencakup ketrampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxviii
d. Seni teater, mencakup ketrampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari dan seni peran.
Di antara keempat bidang seni yang ditawarkan, minimal diajarkan satu
bidang seni sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia serta fasilitas yang
tersedia. Salah satu seni budaya yang banyak diterapkan diberbagai sekolah
adalah seni rupa atau biasa istilah yang sering dipakai seni budaya/seni rupa.
Ruang lingkup mata pelajaran seni budaya/seni rupa mencakup pengetahuan,
keterampilan, dan nilai dalam menghasilkankarya seni berupa sketsa,
menggambar bentuk, ilustrasi, lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan
sebagainya.
Adapun tujuan pendidikan seni budaya/seni rupa adalah memberikan
pengalaman estetika (keindahan) kepada siswa dengan harapan dapat menjadikan
bekal yang cukup berarti bagi siswa dalam menghadapi segala peristiwa yang
terjadi dalam kehidupannya sebagai insan pribadi maupun kelompok masyarakat.
3. Menggambar Bentuk
Pengertian gambar menurut J. Pakpahan (1996: 85) gambar adalah
merupakan suatu wujud tampilan yang dihadirkan oleh seorang untuk
mempresentasikan atau mewakili imaji tertentu dengan maksud untuk komunikasi
terhadap orang lain. Gambar yang ditampilkan tentu diberi muatan pesan yang
bisa terpapar dengan jelas atau tersembunyi. Pesan yang dimuatkan dalam suatu
gambar dapat berupa rasa keindahan yang tercermin dalam gambar itu sendiri,
pesan lisan yang disertakan atau perlambangan yang menyiratkan pesan yang
lebih dalam.
Berbagai pendapat mengenai gambar bentuk dikemukakan oleh
beberapa ahli seperti pendapat Nur Hidayah (2007: 11) yang menerangkan bahwa
menggambar adalah membuat goresan atau pulasan diatas sebuah permukaan
sebagai usaha menyajikan persepsi visual (image) yang secara grafis memiliki
kemiripan dengan suatu bentuk. Ditambah dengan pendapat dari Hanung Rosifah
(2007:2,3) Bentuk adalah sesuatu yang memiliki panjang, lebar dan tinggi serta
bervolume atau berisi. Bentuknya dibagi menjadi: bentuk geometris beraturan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxix
bentuk geometris tak beraturan dan bentuk organis Sehingga menggambar bentuk
adalah menggambar secara fisioplastis artinya menggambar benda dengan cara
menangkap bentuk fisik benda tersebut. Atau dengan kata lain menggambar yang
seakan-akan memindahkan benda ke dalam gambar tanpa adanya perubahan-
perubahan. Jadi dalam gambar bentuk, objek harus kita hadapi dan kemiripan
gambar dengan objek merupakan kunci keberhasilan.
Ada juga pendapat dari Francis D. K. Ching (2002:59) yang menjelaskan
rupa bentuk adalah konsep dua dimensi dari suatu benda yang berada di dalam
batas-batasnya sendiri dan terpisah dari bidang visual yang lebih besar. Jadi rupa
bentuk tergantung pada garis yang mendiskripsikan batas-batasnya atau kontras
dari nada gelap-terang, warna, atau tekstur yang terjadi di sepanjang batas-batas
tersebut.
Berbagai pendapat di atas diuraikan lebih rinci lagi oleh seorang ahli
bernama J. Pakpahan (1996:85) yang menjelaskan gambar bentuk merupakan
hasil upaya memindahkan imaji benda dengan segenap atribut dan keadaan
sekelilingnya ke dalam media gambar kertas/kanvas, setepat mungkin seperti
aslinya. Pendapat mengenai gambar bentuk juga dikemukakan oleh Sugianto
dalam Nur Hidayah (2007: 7) Menggambar bentuk memiliki pengertian
memindah objek alami tiga dimensi ke dalam bidang datar dua dimensi dengan
ciri dan sifat yang sama, ketepatan bentuk, ketepatan pandangan dan ketepatan
bayangan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa menggambar bentuk adalah membuat
goresan atau pulasan diatas sebuah permukaan sebagai usaha menyajikan persepsi
visual atau memindah objek alami tiga dimensi ke dalam bidang datar dua
dimensi dengan ciri dan sifat yang sama, ketepatan bentuk, ketepatan pandangan
dan ketepatan bayangan.
Menurut Hanung Rosifah (2007:5), keterampilan menggambar bentuk
adalah ketika dalam menggambar memenuhi ketentuan pokok dalam proses
pembelajaran yaitu:
a. Ketetapan bentuk, yaitu menggambar sesuai objek yang digambar, ketetapan bentuk sangat diutamakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxx
b. Ukuran perbandingan yang tepat/ proporsi, yaitu perbandingan antara benda satu dengan yang lain.
c. Pembagian Bidang yaitu cara menempatkan benda-benda yang digambar ke dalam bidang gambar. Pembagian bidang yang baik bisa dilakukan dengan cara: ambil kertas karton yang dilubangi dengan skala kertas gambar yang digunakan. Setelah itu arahkan lubang kertas ke arah objek yang digambar, seperti halnya melihat dengan alat pptert melalui lensa. Amati betul-betul pengaturannya agar mendapat pengaturan bentuk yang baik.
d. Komposisi yaitu pengaturan benda-benda yang akan digambar agar kelihatan baik komposisinya dalam bidang gambar.
e. Terjemahan bahasa yaitu menterjemahkan dari bahan apa objek yang kita gambar, misalnya dari kayu, dari tanah liat atau dari bahan-bahan yang lainnya.
Prinsip menggambar bentuk menurut Soepatno (1985:100) tidak boleh
meninggalkan beberapa aspek yang meliputi proporsi, komposisi, perspektif, dan
terjemahan benda dalam hal ini yang dimaksud dari terjemahan benda yakni
mewujudkan suatu sifat-sifat benda yang digambarkan sesuai dengan sifat
bahannya. Adapun penjabaran mengenai aspek tersebut meliputi:
a. Proporsi
Proporsi merupakan suatu ukuran perbandingan antara bagian-bagian
yang satu dengan yang lain pada benda tersebut. Hal itu merupakan pendapat
Soepratno (1985:100). Sedangkan menurut Tjahjo Prabowo (1999:17)
menjelaskan bahwa Proporsi merupakan hubungan perbandingan antara
bagian dengan bagian atau bagian dengan keseluruhan. Lebih lanjut
dijelaskan mengenai hal-hal yang perlu diperbandingkan yaitu: antara unsur
dengan unsur yang terdapat dalam bidang gambar, antara unsul visual dengan
bidang gambar, serta antara bidang gambar dengan kertas gambar. Hanung
Rosifah (2007:5) proporsi adalah keseimbangan yang merupakan ukuran
perbandingan pada objek.
b. Komposisi
Komposisi menurut Tjahjo Prabowo ( 1999: 22) komposisi merupakan
suatu realisasi dari suatu aktiva pencipta dalam mewujudkan idenya;
merupakan suatu bentuk pernyataan yang dapat ditanggapi oleh pengamatnya
atas suatu bentuk penciptaan tersebut. lebih lanjut dijelaskan bahwa
komposisi pada dasarnya menyangkut hal-hal pengorganisasian unsur visual,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxi
dimana prinsip-prinsip desain merupakan hakekat utamanya terutama
kesatuan dan harmoni. Sedangkan menurut Sudarsono (1995:21) adalah suatu
usaha di dalam menyusun unsur-unsur yang menjadi objek gambar sehingga
objek tersebut dapat menjadi enak untuk dilihat/ dipandang.
c. Perspektif
Perspektif merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang
menggambar benda yang bervolume, berisi, beruang/ berongga (tiga dimensi)
pada bidang gambar pendapat tersebut dikemukakan oleh Asim Sulistyo
(2006:5) sedangkan menurut Soepratno (1985:100) perspektif merupakan
gambar dari suatu benda yang merupakan suatu pandangan kedalaman yang
seradi dari ujud benda tersebut.
d. Gelap Terang
Untuk dapat menampilkan terjemahan benda yakni mewujudkan suatu
sifat-sifat benda yang digambarkan sesuai dengan sifat bahannya adalah
dengan gelap terang. Karena Gelap terang adalah perbedaan tebal tipisnya
warna yang berasal dari susunan garis, warna maupun bidang yang mengenai
objek yang memberi kesan benda tiga dimensi yang mempunyai volume dan
terkena cahaya. Pengertian gelap terang yang dijabarkan oleh Muharam E
(1991:96) gelap terang merupakan suatu upaya untuk dapat digunakan dalam
menyajikan ruang untuk menggambar bentuk yang lebih mendekati
kenyataan visual. Sedangkan menurut Jauhari (2009) gelap terang adalah
unsur rupa yang berkenaan dengan cahaya, baik secara nyata seperti dalam
patung atau ilusi sebagaimana dalam gambar atau lukisan.
Selain mempertimbangkan berbagai masam prinsip tersebut diatas hal
yang harus diperhatikan adalah teknik atau cara yang digunakan dalam
menggambar bentuk. Menurut Sunarto (1985:3) ditegaskan dalam menggambar
bentuk ada beberapa teknik, antara lain: teknik stippel, dussel, dan arsir. Teknik
stippel yaitu menggambar dengan titik-titik atau nida-noda yang diulang-ulang,
sedangkan teknik dussel atau teknik gosok adalah menggambar dengan cara
menggosok-gosokkan tangan atau kertas yang sudah diberi atau dibubuhi dengan
pensil. Sedangkan teknik arsir adalah teknik untuk menyampaikan kesan bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxii
tia dimensi yang tidak dapat terwakili hanya dengan garis kontur saja. Garis-garis
mengacu pada serangkaian garis sejajar dengan jarak berdekatan atau rapat.
Fungsi arsir menurut Very Apriyatno (2006:6) adalah untuk memberikan kesan
jarak dan kedalaman pada gambar, mengisi bidang kosong, dan finishing tuoch
gambar. Selain itu pengamatan yang cermat dan rinci akan sangat menunjang
peniruan/imitasi tersebut.
Berdasarkan teknik pewarnaannya gambar bentuk dapat dikelompokkan
menjadi gambar hitam putih dan gambar berwarna. Alat atau media yang dipakai
dalam gambar bentuk dapat dipilah menjadi: a) Alat / media kering, yaitu media
yang dalam penggunaannya langsung tanpa harus dibubuhkan/ dicampur dengan
bahan yang berifat basah/cair (contohnya pensil, krayon, pastel ). b) Alat / media
basah yaitu media yang dalalm penggunaannya harus dibubuhi /dicampur dengan
bahan yang bersifat basah ( contohnya tinta, cat air, cat poster, cat minyak).
Media dan alat untuk menggambar bentuk adalah bahan yang diperlukan
untuk memvisualisasikan prinsip-prinsip seni rupa pada bidang datar dalam
mencipta atau membentuk bentuk/wujud (rupa) hal tersebut adalah pendapat dari
Adjid S (1998:37). Sedangkan menurut Harry (2006:21), dalam menggambar
memerlukan media dan peralatan. Media yang bisa dipakai menggambar berupa
kertas, bisa juga dengan kain. Adapun alat yang digunakan untuk menorehkan
gambar yaitu pensil, cat air, minyak, crayon dan sebagainya.
Adanya pengetahuan yang cukup mengenai pengertian gambar bentuk,
prinsip-prinsip menggambar bentuk, karakteristik, dan teknik menggambar
bentuk, siswa dapat mengembangkan keterampilan menggambar bentuk tanpa
kendala yang bersifat teknik karena menggambar merupakan rasa, pikiran
keterampilan, ide dan teknik yang tidak terpisah-pisahkan.
4. Hasil Belajar Menggambar Bentuk
a. Pengertian Hasil Belajar Menggambar Bentuk
Menurut Juliah (2004: 11) hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi
milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Sedangkan
Hamalik (2003: 14) berpendapat, hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiii
nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas.
Lebih lanjut Benjamin S. Bloom membagi ada tiga ranah (domain) dalam hasil
belajar yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Berbagai pendapat mengenai hasil belajar di atas maka, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar gambar bentuk adalah pencapaian atau akibat
dari kegiatan belajar yang merupakan bentuk dari perubahan tingkah laku siswa
secara nyata yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang dilakukan dalam waktu tertentu pada mata pelajaran
menggambar bentuk.
b. Indikator Hasil Belajar Menggambar Bentuk
Indikator dalam hasil belajar tergantung dari kriteria keberhasilan
pengajaran, baru kemudian ditetapkan alat untuk menaikkan keberhasilan secara
tepat. Mengingat pengajaran merupakan suatu proses untuk mecapai tujuan yang
telah dirumuskan, maka dapat ditentukan dua kriteria yang bersifat umum.
Menurut Sudjana dalam Asep Jihad dan Abdul Haris (2009: 21) kedua
kriteria tersebut adalah sebagai berikut ini. Pertama, kriteria ditinjau dari sudut
prosesnya. Kriteria ini menekankan kepada pengajaran sebagai suatu proses yang
merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai subyek mampu
mengembangkan potensinya melalui belajar sendiri. Kedua, kriteria ditinjau dari
hasilnya. Beberapa persoalan yang dapat menjadi pertimbangan dalam
menentukan keberhasilan pengajaran yaitu: apakah hasil belajar siswa yang
diperoleh siswa dari proses pengajaran nampak pada bentuk perubahan tingkah
laku secara menyeluruh atau tidak, apakah hasil belajar siswa yang dicapai siswa
dari proses pengajaran dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa atau tidak,
apakah hasil belajar siswa yang diperoleh siswa tahan lama diingat dan
mengendap dalam pikirannya, serta cukup mempengaruhi perilaku dirinya atau
tidak, apakah yakin bahwa perubahan yang ditunjukan oleh siswa merupakan
akibat dari proses pengajaran atau tidak.
Sedang indikator hasil belajar pada mata pelajaran seni rupa menurut silabus
dasar kompetensi mengekspresikan diri melalui karya seni rupa, materi pokok
gambar bentuk adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiv
1) Mampu menggunakan berbagai teknik dalam menggambar bentuk.
2) Mampu merancang gambar bentuk dari karya seni rupa terapan daerah
setempat.
3) Mampu membuat membuat gambar dari karya seni rupa terapan daerah
setempat.
5. Metode Outdoor study
Pendekatan Outdoor Learning atau outdoor study ( pembelajaran di
luar kelas ) menurut Agus Irawan Sensus dalam Ginting (2005) adalah sebuah
pendekatan pembelajaran yang menggunakan suasana diluar kelas sebagai
situasi pembelajaran. Dipertegas dengan pendapat Karjawati (1995) menyatakan
out door study adalah metode dimana guru mengajak siswa
belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan
untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Melalui metode out door study
diharapkan dalam proses pembelajaran dapat membawa lingkungan ke dalam
kelas atau membawa kelas ke dalam lingkungan (Hamalik, 2001 :145).
Pembelajaran dengan menggunakan metode out door study yang mana
lingkungan dijadikan sebagai sumber belajar manusia berinteraksi dengan
lingkungan kehidupan. Dalam praktik pengajaran out door study hendaknya
dimulai dari lingkungan yang paling dekat (Sudjana dan Rivai, 1989 : 132). Salah
satu aspek pendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran adalah tersedianya
lingkungan yang sesuai dengan materi pembelajaran yang dijadikan sebagai
sumber belajar. Lingkungan sangatlah berperan dalam pembelajaran yang nyata
bagi siswa dalam belajar. Berbagai mata pelajaran di sekolah sumbernya berasal
dari lingkungan alam tak hanya mata pelajaran pengetahuan alam saja, akan tetapi
mata pelajaran seperti seni budaya khusunya seni rupa juga merupakan mata
pelajaran yang sangat erat hubungannya dengan alam sekitar serta kebudayaan
daerah setempat.. Dalam pelajaran seni rupa siswa haruslah dapat memanfaatkan
lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar dan sumber kreativitas nyata dan
tidak akan pernah habis.
Belajar dengan menggunakan metode out door study yang berarti alam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxv
atau lingkungan sekitar dijadikan sebagai sumber belajar dengan pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajarnya. Permulaan pembelajaran dapat dimulai
dengan menganalisa bahan atau sumber belajar yang berupa masalah siswa
terhadap lingkungannya, sehingga pengalaman siswa yang diperoleh dari
lingkungannya dapat saling dikaitkan dengan materi pelajaran.
Elemen-elemen penting yang perlu diperhatikan dalam pendekatan Outdoor learning, yaitu:
a) Alam terbuka sebagai sarana kelas. Penggunaan setting alam terbuka sebagai sarana kelas memberikan dukungan terhadap proses pembelajaran secara menyeluruh dan sekaligus membebaskan siswa dari himpitan suasana empat dinding dan ritme belajar yang biasa mereka alami.
b) Berkunjung ke obyek langsung. Obyek langsung merupakan sumber belajar bagi siswa. Siswa diharapkan berada langsung pada dunia nyata, bukan sekedar cerita dari guru. Ini mendorong intensitas keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, dan emosional.
c) Unsur bermain sebagai dasar pendekatan. Kelas alam terbuka dan mengunjungi obyek langsung, merupakan tempat yang ideal. Khususnya dalam melakukan proses pembelajaran berdasarkan pengalaman (experiental learning). Kombinasi aspek lingkungan dan berbagai permainan memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengubah berbagai pola tingkah laku dan kebiasaan sehari-hari melalui proses yang menyenangkan dan penuh kegembiraan.
d) Guru harus mempunyai komitmen. Berani berkomitmen untuk mengubah paradigma selama ini keparadigma baru yang dibutuhkan masyarakat. Di mana guru tidak saja mengembangkan dan mengasah kecerdasan intelektual siswa, tetapi memadukan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan lainnya dalam proses pembelajaran. ( Suardini, 2008:29 )
Tambahan materi tentang pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar menurut Sudjana dan Rivai (1989 : 28) pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber belajar mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
a) Kegiatan belajar lebih menarik, dan tidak membosankan siswa sehingga motivasi belajar siswa akan lebih baik.
b) Hakekat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.
c) Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih banyak dan lebih aktual sehingga kebenarannya lebih akurat.
d) Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxvi
e) Sumber belajar menjadi lebih banyak, sebab lingkungan dapat dipelajari beraneka ragam.
f) Siswa dapat menghayati dan memahami aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungan, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan sekitar serta dapat memupuk cinta lingkungan.
Pendapat diatas juga diperkuat oleh Ronald (1987 : 12) bahwa
lingkungan atau alam sekitar dapat digunakan sebagai fasilitas belajar. Peranan
lingkungan atau alam sekitar antara lain :
a) Dapat memberikan semaksimal mungkin pada diri siswa untuk melaksanakan tugas nyata
b) Dapat memperhatikan atau sebagian besar rangsangan yang relevan dalam lingkungan.
c) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami latihan dan keterampilan menggunakan indra.
d) Mengamati kenyataan yang beragam dari dekat dengan pengalaman baru. e) Menjawab masalah-masalah dengan melihat, mendengar dan membuktikan
secara langsung.
Melihat beberapa keuntungan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar, diharapkan siswa dapat meningkatkan kreativitas menggambar bentuk
alam sekitarnya. Dalam penyelenggaraan proses pembelajaran guru sering
mendapat kesukaran dalam melaksanakan tugasnya, karena kurangnya sumber
dan bahan yang dapat digunakan. Kesukaran yang dihadapi antara lain alat bantu
pengajaran yang sangat kurang dan alat menggambar tidak tersedia. Karena
keterbatasan itu, guru sering melaksanakan proses belajar mengajar hanya
berpegang pada buku paket yang tersedia.
B. Penelitian yang relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian tentang
Metode Outdoor Study telah dilakukan oleh Ninik Widayanti ( 2009 ) yang
menerangkan bahwa melalui metode out door study dapat meningkatkan minat
belajar siswa. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: a) Metode out door study
menjadikan siswa lebih bersemangat dalam belajar. b) Lebih berkonsentrasi pada
materi.c) membuat daya pikir siswa lebih berkembang. d) suasana belajar lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxvii
nyaman. e) siswa lebih dapat memahami materi pelajaran. f) siswa lebih berani
mengemukakan pendapat dan membuat siswa lebih aktif.
Penelitian yang lain tentang Metode Outdoor Study juga dilakukan oleh
Pusat Statistik Pendidikan, Balitbang Depdiknas dalam penelitian pendidikan
formal. Hasil dari Penelitian tersebut menggambarkan suatu pendapat bahwa
siswa merasa bergairah (86%), mendapatkan kesenangan (94%), kegembiraan
(100%), kemudahan (90%), dan merasa termotivasi (87%) setelah menerapkan
metode out door study.
B. Kerangka Berpikir
Seni rupa merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat pada
program pendidikan dasar dan menengah, yang mengacu pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Keberadaan mata pelajaran seni budaya di sekolah
sangat baik bagi siswa untuk berekspesi, membuat karya serta mengapresiasi
karya seni rupa. Akan tetapi pada pembelajaran seni rupa yang diterapkan di
sekolah menengah seperti sekolah menengah pertama SMP Negeri 5 Surakarta
masih sangat kurang terutama dalam hal minat belajar sehingga berimbas pada
hasil belajar yang kurang.
Salah satu materi pokok dan dasar dalam pembelajaran seni budaya
khususnya seni rupa adalah menggambar bentuk. Menggambar bentuk memiliki
pengertian memindah objek alami tiga dimensi ke dalam bidang datar dua dimensi
dengan ciri dan sifat yang sama, ketepatan bentuk, ketepatan pandangan dan
ketepatan bayangan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada guru dan siswa yang
telah dilakukan pada mata pelajaran seni budaya dengan materi ajar menggambar
bentuk khususnya siswa kelas VII C dapat dilihat hasilnya sebagai berikut:1)
Siswa merasa jenuh, bosan, tidak bersemangat, diam saja, tidak membawa
peralatan menggambar yang telah ditentukan, bercanda dengan teman-temannya,
kurang memperhatikan materi yang disampaikan guru. 2) Pembelajaran hanya
sebatas menggambar objek/benda berupa botol minuman, kotak kapur, gelas dan
buku yang ditata sedemikan rupa oleh guru di depan kelas kemudian siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxviii
disuruh untuk menggambar objek tersebut semirip mungkin dengan aslinya
sehingg siswa cenderung kurang tertarik untuk menggambar objek-objek monoton
yang disajikan oleh guru. 3) Objek gambar bentuk karya seni rupa terapan tiga
dimensi daerah setempat kebanyakan berada di lingkungan luar kelas dan siswa
tidak pernah diajak untuk menggambar objek tersebut. 4) Hasil belajar
menggambar bentuk siswa yang masih rendah atau dibawah nilai ketuntasan
minimal.
Berbagai permasalahan tersebut harus segera diatasi dengan melakukan
penilitian tindakan kelas. Adapun upaya atau penelitian tindakan kelas yang dapat
digunakan untuk meningkatkan hasil menggambar bentuk pada pelajaran seni
budaya adalah dengan menerapkan metode out door study atau metode di luar
ruangan kelas dengan pemberian tugas pada siswa. Karjawati (1995) menyatakan
bahwa metode out door study adalah metode dimana guru mengajak siswa belajar
di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk
menginspirasi siswa menggambar bentuk yang ada di lingkungannya. Melalui
metode out door study lingkungan diluar sekolah dapat digunakan sebagai sumber
belajar.
Berdasarkan uraian dalam pembahasan tentang metode outdoor study di
atas, dapat dinyatakan bahwa metode outdoor study sesuai untuk diterapkan dalam
pengembangan kemampuan menggambar bentuk. Disamping pendekatannya yang
cukup mudah diterapkan oleh guru dalam membimbing, juga memberi
keleluasaan kepada siswa untuk mengeksplosi objek yang diamati kemudian
menuangkannya dalam gambar bentuk.
Penggunaan metode outdoor study dapat mengeksplorasi dan
meningkatkan kemampuan siswa dalam diri sehingga mampu mengekspresikan
objek yang dilihat melalui karya-karya seni yang baik dan kreatif. Kerangka
pemikiran ini dapat digambarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxix
Pelaksanaan Tindakan
+
Gambar 1. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah:
Outdoor Study dapat meningkatkan hasil belajar
menggambar bentuk pada siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun
Tujuan dan manfaat Pendidikan Seni Rupa di kelas VII C SMPN
5 Surakarta
Akar permasalahan: - Siswa kurang
memperhatikan guru dan kurang bersemangat mengikuti pelajaran
- Siswa jenuh dengan objek yang digambar
- Objek yang digambar selama ini kurang menunjukkan karya seni rupa tiga dimensi dari daerah setempat.
- Objek gambar bentuk karya seni rupa terapan tiga dimensi daerah setempat berada di luar kelas.
- Hasil belajar menggambar bentuk yang masih rendah
Alternatif Tindakan: Penggunaan Metode pembelajaran Outdoor Study melalui PTK
Siklus I: - Siswa diajak ke halaman sekolah untuk menggambar bentuk vas bunga, patung, lampu hias.. -Pemberian motivasi dengan menceritakan objek yang digambar bisa juga dibuat oleh siswa. -Siswa menggambar bentuk sesuai dengan objek yang dipilih -Pemberian hadiah kepada siswa yang menggambar dengan baik.
Hasil belajar menggambar
bentuk meningkat
Siklus II: - Siswa diajak ke pasar Ngarsopuro dan Pasar Triwindu untuk menggambar bentuk karya seni rupa terapan berupa bermacam-macam kerajinan tangan. -Siswa diberi kebebasan memilih objek yang ada. -Pemberian motivasi dengan menceritakan objek yang digambar bisa juga dibuat oleh siswa. -Siswa menggambar bentuk sesuai dengan pilihannya. -Pemberian hadiah kepada siswa yang menggambar dengan baik. -Gambar bentuk yang terbaik akan di pajang di Majalah Dinding sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xl
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012 yang beralamat di jalan Diponegoro 45 Timuran, Banjarsari,
Surakarta. Memiliki lokasi yang cukup strategis dan mudah dijangkau dari seluruh
wilayah Surakarta dan berdekatan pula dengan Pasar Triwindu dan Pasar
Ngarsopuro yang dijadikan lokasi penerapan metode outdoor study. Waktu
penelitian sejak tahap persiapan hingga pelaporan hasil pengembangan dilakukan
selama kurang lebih tujuh bulan. Kegiatan perencanaan (penyusunan proposal)
dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2011, pelaksanaan pembelajaran pada
bulan Juli sedangkan penyusunan laporan pada bulan September tahun 2011.
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta
tahun pelajaran 2011/2012. Adapun jumlah siswanya 32 siswa, terdiri dari 17
siswa laki-laki dan sebanyak 15 siswa perempuan. Subyek penelitian ini adalah
semua siswa baru dengan asumsi mereka semua bukan peserta didik yang tinggal
kelas.
C. Data dan Sumber Data
1. Data Penelitian
Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang siswa dilihat
dari aspek kualitatif dan kuantitatif sebagai berikut:
a. Aspek Kualitatif berupa data catatan lapangan tentang pelaksanaan proses
pembelajaran Gambar Bentuk, ketrampilan siswa dalam menggambar bentuk,
aktivitas siswa, motivasi siswa dalam menggambar, hasil observasi dengan
berpedoman pada lembar pengamatan.
b. Aspek kuantitatif berupa hasil penilaian penilaian dari aspek afektif (Sikap
siswa dan ketertiban mengumpulkan tugas), kognitif (pengetahuan), dan
psikomotorik (ketrampilan siswa menggambar bentuk).
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xli
2. Sumber Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber yang
meliputi:
a. Informan inti yaitu: 1) Guru mata pelajaran seni budaya kelas VII yang selama
ini mengajar sebelum peneliti melakukan kolaborasi mengajar. Posisi peneliti
disini selain sebagai pengamat sekaligus juga sebagai pengajar atau biasa
disebut penelitian tindakan kelas model kolaborasi. Data yang diperoleh
berupa informasi mengenai keaktifan siswa saat kegiatan belajar mengajar
sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas. 2) Siswa Kelas VII C sebagai
subjek penelitian, data yang diperoleh berupa keaktifan dan minat siswadalam
mengikuti pembelajaran gambar bentuk
b. Dokumen dan arsip, yang antara lain berupa kurikulum, silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran, karya siswa, dan hasil penilaian yang berupa aspek
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang berupa hasil belajar siswa selama
mengikuti pembelajaran gambar bentuk.
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sarwiji (2009: 35) Teknik pengumpulan data merupakan cara
yang ditempuh untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan menggunakan
teknik tertentu. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan
yaitu data primer berupa data hasil tes dan data sekunder yang merupakan hasil
dari angket, observasi, dan wawancara dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh
data sekolah, data siswa, foto pelaksanaan kegiatan belajar mengajar gambar
bentuk dan data hasil belajar psikomotorik siswa berupa nilai tugas menggambar
bentuk siswa Kelas VII C yang diperoleh dengan penugasan ketika metode
outdoor study dilaksanakan.
2. Observasi
Menurut Margono (2005:158) observasi diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlii
Sedangkan Menurut Nana Syaodih (2006:152) ada beberapa variasi bentuk
observasi yang dilakukan peneliti yaitu: 1) observasi partisipatif, 2) observasi
khusus, dan observasi pasif.
Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi partisipatif, yaitu
penulis melakukan observasi sambil ikut serta dalam kegiatan yang sedang
berjalan. Hal-hal yang diamati adalah keadaan ruang kelas dan sekolah, serta
proses pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan pertimbangan dan kesepakatan
dari guru mata pelajaran gambar bentuk, penulis berkolaborasi dengan guru mata
pelajaran gambar bentuk, dan teman peneliti ptk yang lain.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas
maupun kajian dokumen. Wawancara dilakukan antara peneliti dan guru.
Wawancara dengan guru dilaksanakan setelah melakukan pengamatan pertama
terhadap kegiatan belajar mengajar dimaksudkan untuk memperoleh informasi
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran gambar
bentuk. Wawancara dilaksanakan dengan guru sebelum pembelajaran dimulai
yaitu menanyakan tentang kesulitan dan permasalahan yang dihadapi siswa dan
guru dalam proses pembelajaran. Wawancara dilaksanakan dengan siswa yang
baik, sedang, dan kurang terampil dalam pembelajaran gambar bentuk sebelum
dan sesudah kegiatan pembelajaran yaitu menanyakan tentang kesulitan yang
dihadapi siswa pada saat pembelajaran belum menggunakan metode pembelajaran
struktural dan pada saat akhir kegiatan pembelajaran setelah menggunakan
metode outdoor study.
E. Validitas Data
Teknik validitas data merupakan cara yang digunakan dalam penelitian
untuk membuktikan kebenaran data-data yang diperoleh dalam penelitian. Untuk
memberikan data-data yang terpercaya, peneliti menggunakan triangggulasi dan
Review Informan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xliii
1. Trianggulasi
Dalam penelitian tindakan kelas ini, cara yang digunakan untuk
membuktikan kebenaran data-data yang diperoleh dalam penelitian adalah
menggunakan trianggulasi metode. Jenis trianggulasi ini biasa dilakukan oleh
seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan
menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Untuk
memantapkan validitas data tentang keterampilan gambar bentuk siswa kelas
VII C, digunakan metode pengumpulan data yang berupa hasil tes siswa dalam
pembelajaran gambar bentuk. Dari data yang diperoleh lewat beberapa teknik
pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat
ditarik simpulan data yang lebih kuat validitasnya.
2. Review Informan
Menurut Sarwiji (2009:60) Review informan merupakan pengecekan
kembali data-data penelitian yang telah diperoleh dengan cara
mengkomunikasikan sajian data yang mungkin belum sempurna kepada
informan inti yaitu guru.
Sebelum penulisan laporan, dalam penelitian ini data yang sudah
diperoleh akan dicek kembali oleh informan yaitu guru mata pelajaran seni
budaya kelas VII C dan mengkonfirmasikan data atau interprestasi temuan
kepada peneliti sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan guru
tentang data atau interprestasi temuan tersebut. Hal ini dilakukan melalui
kegiatan diskusi antar tim peneliti setelah kegiatan pengamatan maupun kajian
dokumen.
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis data statistik deskriptif komparatif
dan teknik analitis kritis. Menurut Sarwiji (2009:61) teknik analisis data
digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan antara
lain dengan statistik diskriptif komparatif dan teknik analisis kritik. Teknik
statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan
membandingkan hasil antar siklus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xliv
Teknik analitis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analitis
kritis berkaitan dengan mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan
kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. Hasil analisis
tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap
berikutnya sesuai dengan siklus dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan
bersamaan dan setelah pengumpulan data.
G. Instrumen Penelitian
Menurut Sumanto (1995:56) instrumen adalah suatu alat pengukur
pengetahuan keterampilan, perasaan, kecerdasan, atau sikap individu dan
kelompok. Instrument dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua yaitu
instrument pembelajaran dan instrument penilaian. Instrument pembelajaran
meliputi: 1) Silabus, 2) RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) disusun penulis
bersama guru dengan tujuan agar dalam pelaksanaan KBM akan terstruktur
dengan baik, 3) Lembar Observasi bagi peneliti, 4) Lembar observasi aktivitas
siswa.
Instrumen penilaian meliputi: Instrumen penilaian tes yang digunakan
berupa membuat karya menggambar bentuk dengan objek gambar bentuk secara
langsung. Penilaian tes berdasarkan pendapat Mulyanto (2006:20) tes perbuatan
lebih tepat untuk mengukur ketrampilan-ketrampilan yang mengandung aspek
prosedur dan produk. Pengukuran tes perbuatan dapat didekati dari tiga aspek,
yaitu tes identifikasi, penilaian prosedur, dan penilaian produk. Dengan pemberian
skor sebagai berikut:
Tabel 1. Pemberian skor
No Unsur yang dinilai Bobot
1 Ketepatan waktu pengumpulan tuggas 1
2 Kesungguhan kerja 1
3 Keaslian ide 3
4 Komunikatif karya 4
5 Penyajian karya/Finishing 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlv
Berdasarkan indikator ketercapaian pembelajaran gambar bentuk siswa
dikatakan terampil mengambar bentuk adalah dengan penilaian berdasarkan karya
siswa dengan aspek yang dinilai meliputi bentuk dasar dan karakteristik objek
(meliputi: warna, tekstur, proporsi, anatomi, efek cahaya, perspektif, kedudukan
objek).
H. Prosedur Penelitian
Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini, melaksanakan
tindakan-tindakan, prosedur-prosedur dan langkah-langkah yang digunakan model
yang dikemukakan oleh mekanisme kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklusnya
mencakup empat kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Prosedur yang akan ditempuh adalah:
I. Siklus I
1. Tahap perencanaan
Perencanaan merupakan tahap pertama sebelum terjun ke lapangan,
membuat rencana penelitian dan mempersiapkan semua alat dan materi yang
digunakan di dalam penelitian, antara lain: 1) Mengadakan observasi awal, 2)
Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori yang
relevan, 3) Menyusun bentuk tindakan yang sesuai, 4) Menyiapkan perencanaan
instrumen penelitian (silabus, RPP, lembar observasi, lembar angket, lembar
penilaian, lembar wawancara). 5) Mempersiapkan tempat untuk melaksanakan
pembelajaran out door study yaitu di halaman dan taman sekolah yang terdapat
bermacam-macam objek karya seni rupa terapan daerah setempat 6) Menyusun
pedoman observasi terhadap proses pembelajaran serta pedoman penilaian
terhadap proses dan hasil karya siswa.
Metode Out door study pada pokok bahasan mengambar objek karya seni
rupa terapan daerah setempat menggunakan pengembangan sebagai berikut: 1)
Setiap siswa bebas memilih objek yang ingin digambar sesuai dengan materi
menggambar bentuk, yaitu objek vas bunga, lampu hias, gapura, patung dan lain
sebagainya. 2) Guru memberikan penjelasan tentang sistem dan metode
pembelajaran serta tugas yang harus dikerjakan. 3) Pemberian motivasi kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlvi
siswa dengan menceritakan bahwa objek yang digambar nantinya bisa juga dibuat
oleh siswa. 4) Setiap siswa mencari tempat yang tepat dan nyaman untuk proses
pembelajaran mengambar bentuk dan tidak boleh berpindah tempat. 5) Setelah
waktu yang ditetapkan sudah habis, siswa mengumpulkan karya kepada guru
selanjutnya guru mengevaluasi hasil karya yang telah dibuat berdasarkan
teknisnya. 6) Guru mengevaluasi dan menilai beberapa karya siswa yang paling
bagus dan paling kurang yang dinilai berdasarkan indikator. 7) Kegiatan belajar
mengajar ditutup dengan bentuk apresiasi berupa pemberian hadiah kepada siswa
yang menggambar dengan baik.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan isi rancangan atau skenariso
pembelajaran yang telah dirumuskan. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan
mengadakan pembelajaran setiap satu siklus dua kali tatap muka dengan alokasi
waktu masing-masing pertemuan 2 x 40 menit sesuai skenario pembelajaran dan
RPP.
3. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan guna mengetahui keadaan objek penelitian
secara langsung dengan maksud memahami latar belakang penelitian persiapan
diri dan mendapatkan data selengkap mungkin dengan cara melibatkan secara
langsung dalam penelitian. Pada tahap ini yang akan diliput segala aktivitas di
lapangan meliputi: 1) Pelaksanaan pengamatan baik oleh pengamat maupun
peneliti sendiri yang memfokuskan pada aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran, 2) Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi, 3)
Mendiskusikan dengan teman, guru, dan pengamat terhadap hasil pengamatan
setelah proses belajar mengajar selesai, membuat kesimpulan hasil pengamatan.
4. Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi ini mencakup kegiatan analisis dan evaluasi. Data yang
diperoleh dari kegiatan observasi harus secepatnya dianalisis dan
diinterprestasikan sehingga dapat segera diketahui apakah tindakan yang
dilakukan telah mencapai tujuan. Hasilnya akan dijadikan dasar untuk melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlvii
evaluasi sehingga dapat disusun langkah-langkah berikutnya dalam pelaksanaan
tindakan kelas selanjutnya. Salah satu aspek penting dari kegiatan refleksi adalah
melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan.
J. Siklus II
1. Tahap Perencanaan
Perencanaan siklus kedua berdasarkan refleksi siklus I yang merupakan
perbaikan. Tindakan pada siklus kedua tetap mengunakan metode outdoor study
dengan materi pembelajaran menggambar bentuk objek karya seni rupa terapan
tiga dimensi di lingkungan luar sekolah atau lebih tepatnya di lingkungan rumah
joglo. Tahap pertama yang dilakukan adalah tahap perencanaan penelitian dan
mempersiapkan semua alat dan materi yang digunakan di dalam penelitian, antara
lain: 1) Menganalisis masalah secara lebih mendalam dengan mengacu pada teori-
teori yang relevan setelah melakuakan pengamatan pada siklus yang pertama. 2)
Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan permasalahan yang selama ini
dihadapi. 3) Menyiapkan perencanaan berupa instrumen penelitian (silabus, RPP,
lembar observasi, lembar penilaian, lembar angket, lembar wawancara. 4)
Mempersiapkan tempat untuk melaksanakan pembelajaran out door study yaitu di
lingkungan luar sekolah yang berupa objek karya seni rupa terapan berupa patung,
kerajinan yang ada disekitar pasar Ngarsopuro dan Pasar barang antik Triwindu 5)
Menyusun pedoman observasi terhadap proses pembelajaran serta pedoman
penilaian terhadap hasil karya siswa.
Metode pembelajaran yang digunakan pada siklus kedua ini masih sama
seperti siklus pertama yaitu menggunakan metode out door study , Adapun
pengembangan dan perbaikan dari metode yang telah dilakukan sebelumnya
adalah sebagai berikut : 1) Setiap siswa bebas memilih objek yang ingin digambar
sesuai dengan materi dan tema menggambar bentuk objek karya seni rupa terapan
tiga dimensi daerah setempat yang berada di lingkungan luar Sekolah. Objek yang
dijadikan model gambar bentuk adalah karya kerajinan yang ada di sekitar pasar
2) Guru memberikan penjelasan tentang sistem dan metode pembelajaran serta
tugas yang harus dikerjakan. 3) Pemberian motivasi kepada siswa dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlviii
menceritakan bahwa objek yang digambar nantinya bisa juga dibuat oleh siswa. 4)
Setiap siswa mencari tempat yang tepat dan nyaman untuk proses pembelajaran
mengambar bentuk dan tidak boleh berpindah tempat. 5) Setelah waktu yang
ditetapkan habis, siswa mengumpulkan karya kepada guru selanjutnya guru dan
siswa mengevaluasi hasil karya yang telah dibuat berdasarkan teknis dan
gagasannya. 6) Guru mengevaluasi dan menilai beberapa karya siswa yang paling
bagus dan paling kurang yang dinilai berdasarkan indikator. 7) Kegiatan belajar
mengajar ditutup dengan bentuk apresiasi berupa pemberian hadiah kepada siswa
yang menggambar dengan baik.
Tabel .2 Perbedaan antar siklus
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan isi rancangan atau skenario
pembelajaran yang telah dirumuskan. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan
mengadakan pembelajaran yang dalam satu siklus ada 2 kali tatap muka, yang
masing-masing 1 x 40 menit, sesuai skenario pembelajaran dan RPP pada siswa
Siklus II.
No Aspek Siklus I Siklus II 1 Tema Objek karya seni rupa terapan
tiga dimensi di Lingkungan sekolah
Objek karya seni rupa terapan tiga dimensi di Lingkungan luar Sekolah (Pasar Ngarsopuro dan Pasar Triwindu )
2 Sub pokok bahasan
Merancang/sketsa gambar bentuk karya seni rupa terapan tiga dimensi
Membuat gambar bentuk karya seni rupa terapan tiga dimensi
3
Tempat Lingkungan dalam sekolah Lingkungan luar Sekolah
4 Waktu 3 x Pertemuan 3 x Pertemuan 5 Penugasan 1 karya Gambar bentuk 2 Karya Gambar bentuk
6 Evaluasi a. Evaluasi teknik menggambar bentuk
b. Guru memilih karya/tugas gambar bentuk yang paling bagus, sedang, dan yang kurang
c. Pemberikan hadiah kepada siswa yang menggambar dengan baik
a. Evaluasi teknik dan gagasan menggambar bentuk
b. Guru menawarkan kepada siswa, untuk memilih hasil karya gambar bentuk yang paling bagus, sedang, dan yang kurang .
c. Pemberikan hadiah kepada siswa yang menggambar dengan baik dan dipajang di majalah dinding sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlix
3. Tahap Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi partisipatif,
yaitu penulis melakukan observasi sambil ikut serta dalam kegiatan yang sedang
berjalan. Hal-hal yang diamati adalah keadaan ruang kelas dan sekolah, serta
proses pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan pertimbangan dan kesepakatan
dari guru Mata Pelajaran Gambar Bentuk, penulis berkolaborasi dengan guru mata
pelajaran gambar bentuk, dan teman seprofesi dengan model pembelajaran
kooperatif dengan metode struktural, sambil mengamati respon dan sikap siswa
dalam pembelajaran.
Pada tahap ini yang akan diliput segala aktivitas di lapangan meliputi: 1)
pelaksanaan pengamatan baik oleh pengamat maupun peneliti sendiri yang
memfokuskan pada aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, 2) mencatat
semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi, 3) mendiskusikan dengan
teman, guru, dan pengamat terhadap hasil pengamatan setelah proses belajar
mengajar selesai, membuat kesimpulan hasil pengamatan.
Tahap observasi ini diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah
disiapkan peneliti, yaitu dalam instrumen penelitian lembar observasi dan lembar
penilaian. Selain itu, untuk memperoleh data yang akurat, peneliti juga melakukan
wawancara dengan guru dan siswa mengenai poin-poin tertentu yang dirasa perlu
ditanyakan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.
4. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan setelah proses kegiatan pembelajaran sehingga
diketahui kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Kegiatan refleksi ini mencakup kegiatan analisis dan evaluasi. Data yang
diperoleh dari kegiatan observasi harus secepatnya dianalisis dan
diinterprestasikan sehingga dapat segera diketahui apakah tindakan yang
dilakukan telah mencapai tujuan. Hasilnya akan dijadikan dasar untuk melakukan
evaluasi sehingga dapat disusun langkah-langkah berikutnya dalam pelaksanaan
tindakan kelas selanjutnya. Salah satu aspek penting dari kegiatan refleksi adalah
melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
l
Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan
kelas ini berupa perencanaan tindakan dilanjutkan pelaksanaan tindakan kemudian
dilakukan pengamatan dan diadakan refleksi dengan gambaran sebagai berikut:
Gambar 2. Siklus penelitian menurut John Elliot.
PELAKSANAAN
SIKLUS 1
REFLEKSI
PERENCANAAN PENGAMATAN
PELAKSANAAN
SIKLUS 2
REFLEKSI
PERENCANAAN PENGAMATAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
li
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Survei Awal
1. Kondisi Tempat Penelitian
SMP Negeri 5 Surakarta merupakan salah satu sekolah menengah pertama
negeri dari 27 SMP Negeri dan 22 SMP Swasta yang terdapat di kota Surakarta
yang sekarang termasuk kategori Sekolah Standar Nasional (SSN). SMP Negeri 5
Surakarta beralamat di jalan Diponegoro 45 Timuran, Banjarsari, Surakarta. Letak
sekolah tersebut berada di tengah kota Solo yang berdekatan dengan Kraton
Mangkunegaran dan di seberang jalan berdekatanan pula pasar seni antik
Windujenar yang menjual berbagai barang-barang seni yang unik dan antik.
Setiap malam minggu di depan SMPN 5 Surakarta digelar pasar malam atau night
market yang menjual berbagai barang kerajinan souvenir khas kota Solo dan juga
hiburan bagi masyarakat.
Gambar 3. SMPN 5 Surakarta (Dokumentasi: Budhi, 2011)
SMPN 5 Surakarta didirikan pada tahun 1950. Kepala Sekolah yang
menjabat sekarang adalah bapak Drs. Joko Triasmono, M.Pd. Luas tanah yang
dimiliki SMPN 5 Surakarta seluas 6751 m² dengan bangunan ruang kelas
sebanyak 18 ruang, perpustakaan, laboratorium IPA, laboratorium Bahasa,
laboratorium media/komputer, ketrampilan, kesenian, serba guna, dan ruang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lii
agama Nasrani. Jumlah guru sebanyak 52 orang terdiri dari 49 guru berstatus PNS
dan 3 guru tidak tetap. Jumlah staff administrasi sebanyak 12 orang terdiri dari 4
orang berstatus PNS dan 8 orang berstatus pegawai tidak tetap.
Untuk mengimplementasikan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri
Pendidikan nasional, SMP Negeri 5 Surakarta menyusun dan menetapkan
Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) yang meliputi : visi, misi, tujuan
sekolah, struktur dan muatan kurikulum (mata pelajaran muatan lokal dan
pengembangan diri), regulasi-regulasi yang meliputi: pengaturan beban belajar,
ketuntasan belajar, kenaikan kelas dan kelulusan, pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global, kelender pendidikan dan
silabus.
-indikator dari visi tersebut terdiri dari : 1)
meningkatnya kemampuan SDM tenaga kependidikan; 2) unggul dalam proses
KBM; 3) unggul dalam mengimplementasikan dan mengembangkan KTSP; 4)
meningkatkan pengembangan fasilitas pendidikan; 5) meningkatnya prestasi
akademis dan non akademis; 6) meningkatkan mutu kelembagaan dan manjemen;
7) meningkatnya standar pembiayaan pendidikan; 8) meningkatnya pelaksanaan
standar penilaian; dan 9) meningkatnya pengalaman Iman dan Taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Setiap indikator visi SMP Negeri 5 Surakarta memilik misi yaitu indikator
1 terdiri dari : a) mengadakan pengembangan pemetaan KBK; b) melaksanakan
pengembangan perangkat pembelajaran silabus; c) melaksanakan pembembangan
rencana pelaksanaan pembelajaran; d) melaksanakan pengembangan sistem
penilaian; dan e) melaksanakan pengembangan kurikulum muatan lokal. Indikator
2 terdiri dari: a) melaksanakan pengembangan profesionalitas tenaga
kependidikan; b) melaksanakan peningkatan kompetensi Guru; c) melaksanakan
peningkatan kompetensi TU; d) melaksanakan monitoring dan evaluasi oleh
kepala sekolah terhadap kinerja guru dan tenaga TU; dan e) mengadakan
peningkatan kuantitas tenaga kependidikan. Indikator 3 terdiri dari: a)
melaksanakan pengembangan metode pengajaran untuk semua mapel; b)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
liii
melaksanakan pengembangan strategi pembelajaran dan penilaian; dan c)
melaksanakan pengembangan sumber pembelajaran. Indikator 4 terdiri dari : a)
mengadakan pengembangan media pembelajaran; b) mengadakan pengembangan
sarana pendidikan; c) mengadakan pengembangan prasarana pendidikan; dan d)
melaksanakan penciptaan lingkungan belajar yang kondusif. Indikator 5 terdiri
dari: a) meningkatnya standar pencapaian ketuntasan kompetensi; b)
meningkatnya standar kelulusan tiap tahunnya; dan c) meningkatnya kejuaraan
lomba-lomba akademik dan non akademik. Indikator 6 terdiri dari : a)
mengadakan pengembangan dan melengkapi administrasi sekolah; b)
melaksanakan implementasi MBS; c) melaksanakan monitoring dan evaluasi
kinerja sekolah; c) melaksanakan supervisi klinis oleh kepala sekolah; d)
melakukan pengembangan sekolah menuju ketercapaian SPM; dan e) melakukan
penggalangan partisipasi masyarakat. Indikator 7 terdiri dari : a) mengadakan
pengembangan jalinan kerja dengan penyandang dana; b) melakukan
penggalangan dana dari berbagai sumber; dan c) mengadakan pendayagunaan
potensi sekolah dan lingkungan. Indikator 8 terdiri dari : a) mengadakan
pengembangan perangkat model penilaian pembelajaran; b) mengadakan
implementasi model evaluasi pembelajaran; c) mengadakan pengembangan
instrumen atau perangkat soal untuk berbagai model evaluasi; d) mengadakan
pengembangan lomba, uji coba dalam pengingkatan standar nilai; dan e)
mengadakan penerapan model-model pembelajaran bagi anak berprestasi,
bermasalah dan kelompok anak lainnya. Indikator 9 terdiri dari : a) melaksanakan
pembinaan ibadah secara rutin sesuai ajaran agama yang dianutnya; dan b)
melaksanakan peringatan hari besar agama.
Tujuan Sekolah dari SMPN 5 Surakarta secara umum adalah meletakan
dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut. Secara khusus tujuan SMPN 5 Surakarta terdiri dari : 1) peningkatan
perolehan rata-rata Nilai Ujian Nasional secara berkelanjutan +0,1; 2) tercapainya
ketuntasan belajar siswa; 3) menjadi juara 2 lomba mata pelajaran yang di
Unaskan tingkat kota; 4) menjadi juara 3 lomba karya ilmiah remaja tingkat kot;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
liv
5) terpenuhinya media pembalajaran, media praktek dan buku perpustakaan; 6)
memiliki tim basket juara 2 tingkat kota; 7) memiliki kelompok seni karawitan
jawa yang mampu tampil tingkat kota; 8) memiliki kelompok musik band dan
vocalis yang mampu menjuarai tingkat kota; 9) memiliki penari yang mampu
juara 2 tingkat kota; 10) memiliki pelukis yang mampu juara 2 tingkat kota; 11)
memiliki regu pramuka yang mampu juara 1 tingkat karisedenan; 12) memiliki
tim rebana yang mampu tampil di tingkat kota; 13) warga sekolah mampu
berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa krama dengan baik; 14) warga sekolah
mampu berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris aktif; 15) 90% siswa dan
guru terampil mengoperasikan komputer; 16) 60% guru dan tenaga kependidikan
terampil dalam mengakses internet; 17) 80% guru terampil dalam mengoperasikan
media audio visual dalam pembelajaran; 18) pada bidang kedisiplinan memiliki
siswa yang berbudaya taat terhadap tata krama, tata tertib serta budi pekerti luhur;
19) memiliki siswa yang selalu berpola pikir maju dan selalu mengembangkan
dirinya; 20) siswa memiliki nilai cinta tanah air dan patriotimse terhadap bangsa
dan negara; 21) menerapkan nilai/makna hari besar agama dalam kehidupan
sehari-hari; 22) menyiapkan generasi muda yang berkualitas dilandasi dengan
nilai-nilai keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; 23) menumbuhkan minat
pendalaman kitab suci sesuai dengan agamanya masing-masing.
2. Kondisi Awal Kegiatan Belajar Mengajar Menggambar Bentuk
a. Pelaksanaan Pembelajaran
Untuk mengetahui kondisi awal kegiatan belajar mengajar menggambar bentuk
pada siswa kelas 7 C SMPN 5 Surakarta, dilakukan survei awal penelitian
tindakan kelas dengan melakukan observasi terhadap proses pembelajaran mata
pelajaran menggambar bentuk yang dilaksanakan pada tanggal 16 dan 23 Juli
2011. Pembelajaran gambar bentuk dilaksanakan pada hari sabtu dengan alokasi
waktu 40 menit setiap pertemuan. Pembelajaran dimulai pada pukul 08.20 WIB
sampai dengan 09.00 WIB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lv
Gambar 4. Guru memberikan materi tentang menggambar bentuk dengan metode ceramah (dokumentasi : Dika, 2011)
Pembelajaran gambar bentuk diawali dengan guru mengucapkan salam dan
dilanjutkan melakukan presensi kehadiran siswa dengan cara memanggil nama
siswa satu persatu, kemudian siswa mengacungkan jari tangan. Pada kegiatan
presensi, suasana kelas sudah mulai gaduh, siswa berdiskusi sendiri dengan
temannya, siswa mengerjakan tugas pelajaran lain, siswa bercanda dengan
temannya, sikap duduk siswa tidak tertib. Selanjutnya guru memberikan materi
tentang gambar bentuk beserta contoh karya gambar bentuk.
Guru memberikan tugas untuk menggambar bentuk dengan memperhatikan objek
berupa botol dan kotak tempat kapur (dus) yang disusun didepan kelas. Siswa
kemudian siswa diberi tugas untuk membuat gambar bentuk dari susunan botol
dan kotak kapur pada bidang kertas gambar/buku gambar berukuran A4 atau bisa
juga memakai kertas F4. Sebagian siswa sudah mulai mengerjakan tetapi masih
ada yang belum mulai mengerjakan dikarenakan berbagai hal seperti masih belum
siapnya alat dan bahan menggambar, masih malas mengerjakan, jenuh dengan
objek yang akan digambar dan juga masih bercanda dengan teman-temannya serta
siswa kurang leluasa menggambar karena terpaku pada posisi tempat duduk yang
tidak bisa dipindah atau keterbatasan ruang kelas, siswa yang duduk dibagian
belakang cenderung susah untuk melihat objek di depan yang akan digambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lvi
Gambar .5 Objek yang digambar oleh siswa sebelum adanya penelitian tindakan (dokumentasi : Dika, 2011)
Alokasi waktu yang sedikit dan tidak seriusnya siswa membuat tugas yang
seharusnya dikumpulkan saat itu tidak bisa tuntas sehingga bagi siswa yang belum
selesai masih diberi kesempatan mengumpulkan tugas pada pertemuan
mendatang. Kegiatan selanjutnya merupakan akhir dari pembelajaran berupa
evaluasi pembelajaran yang telah diajarkan tadi berupa proses menggambar dan
pemilihan karya terbaik dan karya yang kurang baik serta keseriusan siswa dalam
mengerjakan tugas.
b. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan guna mengetahui keadaan objek penelitian secara
langsung dengan maksud mengetahui minat siswa dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap guru yang mengajar
dilihat dari metode pengajarannya masih banyak menggunakan metode ceramah.
Metode ini kurang menarik perhatian bagi siswa dan didominasi oleh guru
sehingga keterlibatan siswa dalam KBM belum muncul, hal ini mengakibatkan
siswa kurang berminat dan bersemangat dalam KBM menggambar bentuk.
Pembelajaran yang sedang berlangsung masih kurang kondusif terbukti dengan
siswa tidak memperhatikan dan mendengarkan saat guru menerangkan materi di
depan kelas, kondisi kelas yang masih gaduh tanpa banyak mengerjakan tugas,
bercanda dengan teman-temannya, siswa masih binggung memulai menggambar
dan beberapa siswa yang duduk di bangku paling belakang mengganggu teman di
depannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lvii
Hal tersebut juga didasarkan pada hasil observasi dengan menggunakan lembar
observasi, berikut merupakan tabel pengamatan observasi awal sebelum adanya
tindakan:
Tabel .3 Observasi terhadap minat menggambar bentuk
No Nama
Keh
adir
an
Mem
baw
a pe
rala
tan
men
ggam
bar
Mem
perh
atik
an
Inis
iatif
men
cari
ob
jek
gam
bar y
ang
unik
Men
gerj
akan
tuga
s de
ngan
bai
k
Men
gum
pulk
an tu
gas
tepa
t wak
tu
Min
at/T
idak
1 Agnes tirza awanda v v - - v v -
2 Andani ayu mentari v - v v - v -
3 Andhika galih prakasiwi v - v - - v -
4 Andreas rian aji nugroho v v v - v v v
5 Berliana herpi t.d v v v - v - -
6 Chrisdamar aji pradana v v v v - v -
7 Daniel suryo prasodjo v v v - v v v
8 Dewi kurniawati v v v v - - -
9 Diah ajeng kusherawati v v - v v v v
10 Dinar suryaningtyas v v v v v v v
11 Fenny febriyanti soviana v v - v v v v
12 v v v - v - -
13 Jane christabel anastasias lies .h v v - v v v v
14 Kenas gerelda sudoko v v v v - v v
15 Kharisma nur fitriana v - v v - v -
16 Marita widia ratnaningdian v v v v v v
17 Mega eka maharani agustina v - v - v v -
18 Mohammed thariq alfattah v - - v v v -
19 Muhammad rasyaddany.p v v v - v - -
20 Natasha sonia happy delvia v v v v v - v
21 Nathania aldisa oliviandy v - v v v v v
22 Oktavia dinda sakti v - v v v v v
23 v - v - v v -
24 Rioda fajar perkasa v v v v - v v
25 Rizki fajar reynaldi v v v v - v v
26 Samuel sadewa putra v - - v - v -
27 Satriyo raditiyanto v v v - v v v
28 Sharone rosa k.p v v - v v v v
29 Tiwi septia dewanti v - - v v v -
30 Yoga gema mahendra v v - v v - -
31 Yohana yesi amalia v - v v v v v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lviii
32 Yuda fajar pamungkas v v - v v v v
Jumlah 32 20 22 22 23 26 17
Prosentase (%) 100 % 62.5% 68.8% 68.8% 71.9% 81.3% 53.1%
Keterangan: - Siswa Berminat= memenuhi minimal 4 kriteria - Penilaian afektif menggambar bentuk dilakukan memberikan skor untuk setiap kriteria
penilaian, dengan rincian sebagai berikut: 1. Kehadiran siswa mempunyai bobot skor 1. 2. Keaktifan siswa dalam membawa peralatan menggambar bentuk diberikan
skor 1. 3. Memperhatikan materi yang disampaikan guru diberikan bobot skor 2. 4. Bernisiatif mencari objek gambar yang unik mempunyai bobot skor 2 5. Mengerjakan tugas dengan baik tanpa banyak bercanda dan mengganggu
teman diberi bobot skor 2. 6. Mengumpulkan tugas tepat waktu diberikan skor 1.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa kondisi siswa pada saat kegiatan belajar
mengajar belum maksimal dapat dilihat dari prosentase terhadap minat siswa
dalam mengikuti pelajaran menggambar bentuk hanya 17 siswa atau 52,1%.
Secara deskriptif dapat dijelaskan sebagai berikut: kehadiran siswa mengikuti
KBM menunjukkan 32 siswa hadir atau 100% hadir, membawa alat dan bahan
menggambar hanya 20 siswa atau 62,5 % saja, perhatian terhadap guru dalam
menerangkan sebanyak 22 siswa dengan prosentase 68,8%, inisiatif menggambar
objek masih kurang yaitu 22 siswa atau 68,8% dan mengerjakan tugas dengan
baik masih kurang dari kriteria ketuntasan yaitu 71,9% serta dalam hal
pengumpulan tugas belum secara keseluruhan mengumpulkan tepat waktu 26
siswa atau hanya 81,3%.
Hasil dari observasi tersebut akan dijadikan penilaian afektif menggambar bentuk
dengan pemberian bobot dan skor untuk setiap indikator tersebut. Rincian dari
penilaiannya adalah sebagai berikut:
Tabel .4 Penilaian afektif menggambar bentuk
No Unsur yang dinilai Skor Bobot Jumlah nilai (bobot x Skor)
1 Kehadiran 1 1 1 2 Membawa peralatan menggambar 1 1 1 3 Memperhatikan 1 2 2 4 Inisiatif mencari objek gambar yang unik 1 2 2 5 Mengerjakan tugas dengan baik 1 2 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lix
6 Mengumpulkan tugas tepat waktu 1 1 1 Jumlah 9
Hal tersebut senada juga dikemukan oleh bapak Supono M.Pd. selaku guru seni
budaya dengan beberapa masalah dan kendala dalam KBM menggambar bentuk
pada saat diwawancarai, beberapa masalah dan kendala tersebut antara lain
seperti: 1) siswa kurang memperhatikan guru pada saat menyampaikan pelajaran.
2) siswa banyak yang tidak membawa peralatan dan bahan yang telah
diperintahkan guru. 3) siswa malas mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan
kepada siswa. 4) siswa kurang leluasa menggambar karena terpaku pada posisi
tempat duduk yang tidak bisa dipindah atau keterbatasan ruang kelas, siswa yang
duduk dibagian belakang cenderung susah untuk melihat objek di depan yang
akan digambar. 5) Kejenuhan siswa yang selalu menggambar bentuk di dalam
ruangan kelas padahal materi menggambar berupa objek karya seni rupa terapan
tiga dimensi daerah setempat berada di luar kelas. 6) Hasil belajar menggambar
bentuk selama ini juga masih rendah dan belum mencapai ketuntasan.
Hasil belajar menggambar bentuk siswa yang masih rendah didasarkan pada
kriteria penilaian yang telah disusun untuk menilai hasil karya gambar bentuk dari
siswa, berikut ini merupakan kriteria penilaian karya atau dilihat dari aspek
psikomotorik atau hasil karya:
1. Karakter bentuk mempunyai bobot 3, dengan rincian sebagai berikut:
a. diberi bobot 3, jika karya telah mencakup ketepatan bentuk, kesesuaian
objek dengan yang digambar dan bisa memunculkan karakter objek.
b. diberi bobot 2, jika karya hanya mencakup 2 dari 3 kriteria penilaian yaitu:
ketepatan bentuk, kesesuaian objek dengan yang digambar dan bisa
memunculkan karakter objek.
c. diberi bobot 1, jika karya hanya mencakup 1 dari 3 kriteria penilaian yang
berupa: ketepatan bentuk, kesesuaian objek dengan yang digambar dan
bisa memunculkan karakter objek
2. Proporsi mempunyai bobot 2, dengan rincian sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lx
a. diberi bobot 2, jika target yang tercapai berupa proporsi/perbandingan
antar objek dengan tepat dan penempatan objek ke dalam bidang gambar
dengan baik.
b. diberi bobot 1, jika target yang tercapai hanya salah satu dari kriteria
penilaian proporsi yang berupa: proporsi/perbandingan antar objek dengan
tepat dan penempatan objek ke dalam bidang gambar dengan baik.
3. Komposisi
a. diberi bobot 2, jika karya telah mencakup keharmonisan dan
keseimbangan.
b. diberi bobot 1, jika karya hanya mencakup salah satu kriteria penilaian
yang berupa keharmonisan dan keseimbangan.
4. Gelap terang berbobot 1, jika unsur warna yang berasal dari susunan garis dan
warna maupun bidang yang mengenai objek yang memberi kesan benda
menjadi tiga dimensi dan terkena cahaya.
5. Finishing berbobot 1, jika karya gambar bentuk telah mencakup kebersihan
karya dan kerapian karya.
Dengan menggunakan kriteria penilaian diatas dapat dinilai hasil karya siswa
dalam menggambar bentuk yang disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:
Tabel 5. Nilai Hasil Siswa dalam KBM Menggambar Bentuk sebelum tindakan
No Nama Aspek Penilaian Nilai
Sebelum Karakter Proporsi komposisi gelap terang Finishing
1 Agnes tirza awanda 2 1 1 1 1 6
2 Andani ayu mentari 2 2 1 1 0 6
3 Andhika galih prakasiwi 2 1 1 1 0 5
4 Andreas rian aji nugroho 1 2 1 1 0 5
5 Berliana herpi t.d 1 1 2 1 1 6
6 Chrisdamar aji pradana 2 1 1 1 1 6
7 Daniel suryo prasodjo 2 2 1 1 1 7
8 Dewi kurniawati 2 1 1 1 1 6
9 Diah ajeng kusherawati 1 2 1 1 0 5
10 Dinar suryaningtyas 2 2 1 2 0 7
11 Fenny febriyanti soviana 2 2 1 2 1 8
12 1 2 1 1 1 6
13 Jane christabel anastasias lies .h 2 1 2 2 0 7
14 Kenas gerelda sudoko 1 2 1 2 1 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxi
15 Kharisma nur fitriana 1 2 1 2 1 7
16 Marita widia ratnaningdian 1 2 1 2 1 7
17 Mega eka maharani agustina 1 2 1 2 0 6
18 Mohammed thariq alfattah 1 2 1 2 0 6
19 Muhammad rasyaddany.P 2 1 2 1 0 6
20 Natasha sonia happy delvia 1 2 1 2 1 7
21 Nathania aldisa oliviandy 2 2 1 2 1 8
22 Oktavia dinda sakti 1 2 1 2 1 7
23 1 2 1 1 0 5
24 Rioda fajar perkasa 1 1 2 1 1 6
25 Rizki fajar reynaldi 1 1 1 1 1 5
26 Samuel sadewa putra 2 1 1 2 1 7
27 Satriyo raditiyanto 2 1 1 1 0 7
28 Sharone rosa k.p 1 1 1 2 1 6
29 Tiwi septia dewanti 1 1 1 2 1 6
30 Yoga gema mahendra 2 2 1 1 0 6
31 Yohana yesi amalia 2 1 1 2 1 7
32 Yuda fajar pamungkas 1 2 1 2 1 7
Nilai rata-rata : 6.3
Keterangan:
1. Karakter bentuk mempunyai bobot 3, dengan rincian sebagai berikut: a. diberi bobot 3, jika karya telah mencakup ketepatan bentuk, kesesuaian
objek dengan yang digambar dan bisa memunculkan karakter objek. b. diberi bobot 2, jika karya hanya mencakup 2 dari 3 kriteria penilaian yaitu:
ketepatan bentuk, kesesuaian objek dengan yang digambar dan bisa memunculkan karakter objek.
c. diberi bobot 1, jika karya hanya mencakup 1 dari 3 kriteria penilaian yang berupa: ketepatan bentuk, kesesuaian objek dengan yang digambar dan bisa memunculkan karakter objek
2. Proporsi mempunyai bobot 2, dengan rincian sebagai berikut: a. diberi bobot 2, jika target yang tercapai berupa proporsi/perbandingan
antar objek dengan tepat dan penempatan objek ke dalam bidang gambar dengan baik.
b. diberi bobot 1, jika target yang tercapai hanya salah satu dari kriteria penilaian proporsi yang berupa: proporsi/perbandingan antar objek dengan tepat dan penempatan objek ke dalam bidang gambar dengan baik.
3. Komposisi a. diberi bobot 2, jika karya telah mencakup keharmonisan dan
keseimbangan. b. diberi bobot 1, jika karya hanya mencakup salah satu kriteria penilaian
yang berupa keharmonisan dan keseimbangan. 4. Gelap terang berbobot 1, jika unsur warna yang berasal dari susunan garis dan
warna maupun bidang yang mengenai objek yang memberi kesan benda menjadi tiga dimensi dan terkena cahaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Finishing berbobot 1, jika karya gambar bentuk telah mencakup kebersihan karya dan kerapian karya.
Dari data tersebut diperoleh hasil menggambar bentuk masih dibawah nlai
ketuntasan minimal yaitu 6,3 dari target ketercapaian sebanyak 7,5. Itu artinya
nilai menggambar bentuk siswa masih kurang dan perlu adanya upaya
peningkatan.
Berikut ini merupakan beberapa contoh hasil karya siswa pada saat pembelajaran
menggambar bentuk pada saat observasi :
Gambar 6. Gambar karya Rizki fajar reynaldi dengan nilai 5 (Dokumentasi : Budhi, 2011)
Gambar diatas merupakan karya Rizki fajar reynaldi yang dapat dinilai
berdasarkan kriteria: karakter objek masih belum muncul sehingga diberi nilai 1,
proporsi yang kurang seimbang diberikan nilai 1 kemudian komposisi benda yang
masih kurang diberikan nilai 1 dan teknik gelap terang masih kurang terlihat
sehingga hanya diberi nilai 1 serta finishing diberi nilai 1, dari data tersebut
apabila ditambahkan semua sehingga mendapatkan hasil atau nilai akhir 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar.7 Gambar Rioda Fajar Perkasa dengan nilai 6 (Dokumentasi : Budhi, 2011)
Gambar karya Agnes tirza awanda dengan nilai 6 yang dinilai berdasarkan
kriteria: karakter objek sudah mulai muncul sehingga diberi nilai 1, proporsi yang
kurang diberikan nilai 1 kemudian komposisi benda yang cukup bagus diberi nilai
2 dan teknik gelap terang masih kurang terlihat sehingga hanya diberi nilai 1 serta
finishing diberi nilai 1. dari data tersebut ditambahkan semua sehingga
mendapatkan hasil atau nilai 5.
Gambar.8 Gambar Berliana Herpi (Dokumentasi : Budhi, 2011)
Gambar karya Berliana herpi t.d dengan nilai 6 yang dinilai berdasarkan kriteria:
karakter objek belum muncul karena menggambar secara keseluruhan objek
sehingga mirip gambar ilustrasi bukan gambar bentuk sehingga diberi nilai 1,
proporsi yang kurang diberikan nilai 1 kemudian komposisi diberi nilai 2 dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxiv
teknik gelap terang masih kurang terlihat sehingga hanya diberi nilai 1 serta
finishing diberi nilai 1, dari data tersebut ditambahkan secara keseluruhan
sehingga mendapatkan hasil atau nilai 5.
Secara keseluruhan nilai menggambar bentuk dapat dinilai dari penilaian secara
afektif ditambah dengan penilaian karya atau penilaian psikomotorik kemudian
hasilnya dibagi dua sehingga didapat nilai akhir menggambar bentuk. Dari nilai
akhir ini akan diperoleh prosentase ketuntasan belajar siswa dengan standar
ketuntasan minimal 7,5. Hasil nilai akhir sebelum adanya penelitian tindakan
kelas dan ketuntasan belajar siswa dapat dilihat dari data yang disajikan sebagai
berikut:
Tabel .6 Penilaian akhir menggambar bentuk
No Nama
Aspek Penilaian Nilai ketuntasan
Afeki f Psikomotorik Sebelum Sudah belum
1 Agnes tirza awanda 6 6 6 - v
2 Andani ayu mentari 6 6 6 - v
3 Andhika galih prakasiwi 5 5 5 - v
4 Andreas rian aji nugroho 7 5 6 - v
5 Berliana herpi t.d 5 6 5.5 - v
6 Chrisdamar aji pradana 6 6 6 - v
7 Daniel suryo prasodjo 6 7 6.5 - v
8 Dewi kurniawati 6 6 6 - v
9 Diah ajeng kusherawati 7 5 6 - v
10 Dinar suryaningtyas 8 7 7.5 v -
11 Fenny febriyanti soviana 7 8 7.5 v -
12 6 6 6 - v
13 Jane christabel anastasias lies .h 7 7 7 - v
14 Kenas gerelda sudoko 7 7 7 - v
15 Kharisma nur fitriana 6 7 6.5 - -
16 Marita widia ratnaningdian 8 7 7.5 v -
17 Mega eka maharani agustina 6 6 6 - v
18 Mohammed thariq alfattah 6 6 6 - v
19 Muhammad rasyaddany.P 6 6 6 - v
20 Natasha sonia happy delvia 8 7 7.5 v -
21 Nathania aldisa oliviandy 7 8 7.5 v -
22 Oktavia dinda sakti 7 7 7 - v
23 6 5 5.5 - v
24 Rioda fajar perkasa 6 6 6 - v
25 Rizki fajar reynaldi 7 5 6 - -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxv
26 Samuel sadewa putra 5 7 6 - v
27 Satriyo raditiyanto 7 7 7 - v
28 Sharone rosa k.p 7 6 6.5 - v
29 Tiwi septia dewanti 6 6 6 - v
30 Yoga gema mahendra 6 6 6 - v
31 Yohana yesi amalia 8 7 7.5 v -
32 Yuda fajar pamungkas 7 7 7 - v
Nilai rata-rata 6.5 6.3 6.4 - - Jumlah 208 203 64 6 26
Prosentase 18.8 % 81.3 % Keterangan: Nilai akhir menggambar bentuk: Penilaian Afektif+Penilaian Psikomotorik 2 Nilai menggambar bentuk siswa kelas VII C SMPN 5 Surakarta tahun 2011 dari
32 siswa yang mengikuti pembelajaran gambar bentuk diperoleh hasil prosentase
ketuntasan siswa sebesar 18,8 % atau 6 siswa yang benar-benar berminat dan
karya gambar bentuk yang baik karena mempunyai nilai diatas nilai ketuntasan
minimal atau nilai 7,5 dan sisanya sebanyak 81,3 % atau 26 siswa lainnya kurang
berminat dan hasilnya kurang baik terhadap mata pelajaran menggambar bentuk
sehingga nilai menggambar bentuk juga kurang bagus dan dibawah nilai
ketuntasan minimal.
B. Pembahasan Tiap Siklus
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada pembelajaran menggambar bentuk
dengan penerapkan metode outdoor study ini dilaksanakan dalam dua siklus.
Penerapan tindakan peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran seni
budaya yaitu bapak Supono, S.Pd.,M.Pd dan juga mahasiswa PPL dari FKIP UNS
Program studi pendidikan seni rupa. Tindakan-tindakan perbaikan dilaksanakan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menggambar bentuk. Posisi peneliti
mengamati proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan juga mengajar
menggambar bentuk dengan menerapkan metode outdoor study.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxvi
1. Siklus I
1.1. Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap pertama sebelum terjun ke lapangan, membuat
rencana penelitian dan mempersiapkan semua alat dan materi yang digunakan di
dalam penelitian, antara lain: 1) Mengadakan observasi awal, 2) Menganalisis
masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori yang relevan, 3)
Menyusun bentuk tindakan yang sesuai, 4) Menyiapkan perencanaan instrumen
penelitian (silabus, RPP, lembar observasi, lembar angket, lembar penilaian,
lembar wawancara). 5) Mempersiapkan tempat untuk melaksanakan pembelajaran
out door study yaitu di halaman dan taman sekolah yang terdapat bermacam-
macam objek kubistis dan silindris yang karya seni rupa terapan daerah setempat
6) Menyusun pedoman observasi terhadap proses pembelajaran serta pedoman
penilaian terhadap proses dan hasil karya siswa.
Metode Out door study pada pokok bahasan mengambar objek karya seni rupa
terapan daerah setempat menggunakan pengembangan sebagai berikut: 1) Setiap
siswa bebas memilih objek yang ingin digambar sesuai dengan materi
menggambar bentuk, yaitu objek vas bunga, lampu hias, gapura, patung dan lain
sebagainya. 2) Guru memberikan penjelasan tentang sistem dan metode
pembelajaran serta tugas yang harus dikerjakan. 3) Pemberian motivasi kepada
siswa dengan menceritakan bahwa objek yang digambar nantinya bisa juga dibuat
oleh siswa. 4) Setiap siswa mencari tempat yang tepat dan nyaman untuk proses
pembelajaran mengambar bentuk dan tidak boleh berpindah tempat. 5) Setelah
waktu yang ditetapkan sudah habis, siswa mengumpulkan karya kepada guru
selanjutnya guru mengevaluasi hasil karya yang telah dibuat berdasarkan proses,
pemilihan objek serta teknik pengerjaannya. 6) Guru menilai beberapa karya
siswa yang paling bagus dan paling kurang yang dinilai berdasarkan indikator
untuk dijadikan referensi buat siswa yang lain agar menggambar lebih baik lagi.
7) Kegiatan belajar diakhiri mengajak siswa untuk kembali ke kelas masing-
masing karena pelajaran telah berakhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxvii
Gambar.9 Lokasi dan Objek yang digambar oleh siswa pada siklus I (dokumentasi : Dika, 2011)
Perencanaan kegiatan di atas dilakukan dalam waktu satu minggu sebelum
pelaksanaan pembelajaran dimulai yaitu hari sabtu tanggal 10 September 2011
dengan memperhatikan acuan dari buku pegangan dan konsultasi dari dosen
pembimbing dan juga guru pengampu.
1.2. Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan penelitian tindakan pada siklus I ini dilakukan 3 kali pertemuan
dengan alokasi waktu masing-masing selama 40 menit. Pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 17 September 2011 pada pukul 08.20 wib
sesuai jadwal pelajaran yang sudah ada dengan materi pembelajaran menggambar
bentuk kubistis dan silindris karya seni rupa terapan daerah setempat.
Pada pertemuan pertama ini berupaya untuk membandingkan proses pembelajaran
dan hasil karya siswa sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan
tindakan kelas dengan menerapkan metode outdoor study. Pertemuan diawali
dengan presensi kehadiran siswa dengan memanggil nama siswa kemudian siswa
yang dipanggil namanya mengacungkan jari kanan.
Pada awal pendataan presensi suasana kelas cukup tenang, akan tetapi setelah
separuh kelas di data, suasana kelas mulai ramai dan gaduh, kecuali yang belum
dipanggil tampak diam menunggu pemanggilan namanya. Guru mengatasi
kegaduhan tersebut dengan tidak memanggil kembali nama-nama murid yang
belum dipanggil atau diam sejenak sampai suasana kembali kondusif dan akhirnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxviii
situasipun kembali kondusif. Berdasarkan hasil presensi siswa yang telah
dilakukan dinyatakan jumlah siswa yang hadir berjumlah 32 siswa atau semua
siswa hadir.
Gambar.10 Guru melakukan presensi siswa kelas VII C (Dokumentasi: Dika 2011)
Setelah presensi selesai, guru memberikan penjelasan tentang pembelajaran
menggambar bentuk dengan menerapkan metode outdoor study yaitu kegiatan
menggambar akan dilakukan diluar kelas/di taman dan lingkungan dalam sekolah.
Siswa yang mendengar pembelajaran akan dilakukan diluar kelas merasa senang
dan gembira ditunjukkan dengan ekspresi tersenyum, tertawa dan mengucapkan
kata hore, asyik dan sebagainya. Suasana kembali aktif dan kondusif dilanjutkan
dengan menyampaikan materi tentang menggambar bentuk kubistis dan silindris
karya seni rupa terapan daerah setempat dengan cara mencari dan menemukan
objek tersebut dilingkungan sekolah.
Siswa diberi kebebasan untuk menggambar objek yang ditemuinya di lingkungan
sekitar sekolah, tetapi harus mengacu pada materi yang berupa objek kubistis dan
silindris seperti objek vas bunga, lampu hias, gapura, patung dan lain sebagainya.
Siswapun kembali memperhatikan apa yang dijelaskan guru.
Guru memberikan materi pengantar yang meliputi pengertian menggambar bentuk
kubistis, tahap-tahap proses menggambar bentuk kubistis, pengertian objek dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxix
karakteristik kubistis dan teknik menggambar kubistis, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
Gambar.11 Guru secara berkolaborasi memberikan materi menggambar bentuk (Dokumentasi: Tya 2011)
Pada proses pembelajaran ini menggunakan metode ceramah dengan berkeliling
agar semua siswa mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan
guru. Sebagian siswa masih ada yang berbicara dengan teman sebangku terutama
siswa laki-laki yang duduk di bangku belakang sehingga guru terpaksa menegur
siswa tersebut. Selanjutnya guru mendemonstrasikan cara menggambar bentuk
kepada siswa. Selain itu juga memberi pertanyaan lisan dan kesempatan bertanya
dan berpendapat kepada siswa guna mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Kegiatan selanjutnya yang merupakan inti dari pembelajaran outdoor study adalah
mengajak siswa untuk keluar kelas melihat berbagai objek bentuk kubistis dan
silindris karya seni rupa terapan daerah setempat atau surakarta. Namun, sebelum
pembelajaran outdoor study dilaksanakan, guru memberikan rambu-rambu dan
aturan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung di luar ruangan yaitu: siswa
harus meninggalkan ruang kelas dan mencari objek gambar bentuk dilingkungan
sekitar sekolah, tidak boleh keluar area sekolah, siswa diberi waktu menggambar
di luar kelas selama 20 menit setelah pemberian materi dari guru, masuk kembali
kekelas 5 menit sebelum pembelajaran berakhir, siswa harus tertib dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxx
menggambar dan tidak boleh bercanda yang berlebihan, siswa bebas mencari
objek dan teman dalam menggambar bentuk.
Peraturan tersebut dibuat agar siswa tidak terlalu bebas keluar ruangan kelas
karena dapat mengganggu aktivitas belajar kelas itu sendiri dan juga lingkungan
sekitar sekolah sekaligus melatih kedisiplinan siswa. Setelah siswa paham dan
mengerti aturan tesebut kemudian guru mempersilhkan siswa keluar ruang kelas
dengan tertib. Siswapun tampak bersemangat dan senang untuk keluar dari
ruangan kelas.
Semua siswa keluar kelas dan berkumpul didepan taman sekolah selanjutnya guru
memberikan gambaran tentang objek apa yang baik untuk digambar tanpa
mewajibkan atau memaksa untuk menggambar objek tersebut. Susunan objek vas
bunga dijadikan contoh pada pembelajaran kali ini, guru memperlihatkan bahwa
objek tersebut mempunyai komposisi yang baik apabila dipandang dari arah
depan dengan mengambil 2 atau lebih vas bunga yang telah tersusun. Guru juga
menerangkan tentang arah datangnya cahaya matahari sehingga tampak bayangan
dari objek tersebut. Menggambar bentuk juga perlu mempertimbangkan objek
yang unik, sudut pandang yang baik, komposisi objek yang seimbang dan juga
tempat yang nyaman. Selanjutnya guru mendemonstrasikan cara menggambar
bentuk tersebut kepada siswa dengan menggunakan teknik arsir menggunakan
pensil 2B sambil melihat objek secara langsung yang ada didepannya. Guru
memulai dengan membuat pola dasar objek atau sketsa kemudian memperjelas
detail bentuk baru kemudian menambahkan arsiran bayangan dan background.
Guru menunjukkan contoh gambar yang telah dibuat kepada siswa untuk
dijadikan bahan referensi dan contoh untuk ditiru tetapi dari segi teknisnya bukan
objeknya. Setelah mendemonstrasikan menggambar bentuk guru kembali
menanyakan apakah masih ada yang kurang paham atau masih binggung dalam
penyampaian materi sebelum mencoba untuk mempraktikkannya. Siswa ternyata
sudah banyak yang paham dan antusias untuk mencoba menggambar bentuk akan
tetapi karena waktu hampir habis maka untuk praktiknya dilakukan pada
pertemuan selanjutnya. Siswapun diajak untuk kembali ke ruang kelas dengan
tertib kemudian kegiatan ditutup oleh guru dengan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxi
Gambar. 12 Guru memberikan demonstrasi menggambar bentuk kepada siswa (Dokumentasi : Dika, 2011)
Pertemuan kedua dilaksanakan lagi pada hari sabtu tanggal 24 September 2011
dengan waktu yang sama yaitu selama 1x40 menit. Pembelajaran pada pertemuan
kedua ini adalah melanjutkan pembelajaran yang telah dilakukan pada pertemuan
pertama yaitu menggambar bentuk karya seni rupa objek kubistis dan silindris
daerah setempat yang berupa objek di sekitar sekolah. Diawali dengan presensi
oleh guru dengan memanggil nama siswa kemudian siswa yang dipanggil
namanya mengacungkan jari kanannya. Dari presensi tersebut dinyatakan semua
siswa hadir mengikuti kegiatan belajar mengajar atau 32 siswa hadir. Kegiatan
dilanjutkan dengan penggulangan materi yang telah diajarkan kemarin dengan
tujuan menggingat kembali materi yang telah dijelaskan sehingga bisa memulai
praktik menggambar bentuk dengan baik dan lancar.
Proses pengulangan materi ini berlangsung sekitar 10 menit dan guru memberikan
kesempatan bertanya kepada siswa tetapi siswa tidak ada yang mengajukan
pertanyaan sehingga siswa dianggap sudah paham dan siap melanjutkan
pembelajaran selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxii
Gambar. 13 Guru memberikan penggulangan materi menggambar bentuk (Dokumentasi : Dika, 2011)
Siswapun diberi kesempatan untuk mempersiapkan alat dan bahan menggambar
untuk mengikuti proses menggambar bentuk yang akan dilakukan di luar kelas.
Ada beberapa siswa yang tidak membawa bahan dan alat menggambar padahal
pertemuan sebelumnya guru telah menyampaikan kepada siswa untuk membawa
bahan dan alat menggambar. Hal ini mengakibatkan siswa yang mondar-mandir
meminjam bahan dan alat kepada teman yang membawa karena kondisi tersebut
guru memberikan alternatif untuk meminjam peralatan ke teman yang membawa
atau membeli di koperasi sekolah.
Setelah semua siswa selesai mempersiapkan peralatannya, guru mendampingi
siswa untuk keluar dari dalam kelas menuju halaman dan taman sekitar sekolah.
Guru mengajak siswa untuk mencari objek menarik, unik dan mempunyai
komposisi yang bagus untuk dijadikan gambar bentuk. Siswa dengan senang dan
semangat mengikuti guru keluar kelas untuk mencari objek dan tugas
menggambarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxiii
Gambar.14 Siswa mulai menemukan objek yang akan digambar (Dokumentasi: Dika 2011)
Guru memberikan kesempatan murid untuk mencari objek kubistis dan silindris
yang mereka temui. Proses pencarian tersebut membuat sebagian siswa banyak
yang berkumpul sehingga membentuk kelompok kecil untuk menggambar. Guru
disini menyarankan agar kelompok kecil yang terbentuk dengan sendirinya ini
serius dalam mengerjakan dan tidak saling mengganggu satu sama lain serta tidak
berebut tempat.
Setiap siswa mencari tempat yang tepat dan nyaman untuk proses pembelajaran
mengambar bentuk dan juga tidak boleh berpindah tempat. Siswa dengan
semangat langsung mencari objek yang bagus kemudian mencari tempat duduk
yang nyaman sehingga siswa merasa lebih leluasa dan bebas bergerak keberbagai
arah dan tidak mengganggu teman-temannya. Siswapun mengerjakan tugas
menggambar bentuk dengan mengamati objek gambar dengan serius. Pada saat
proses pembelajaran yang diluar kelas ini secara tidak langsung membuat
beberapa guru mata pelajaran yang lain tertarik untuk melihat proses dan hasil
menggambar siswa sehingga mereka mendatangi dan melihat proses menggambar
yang dilakukan siswa sambil sesekali bertanya dan memberikan apresiasi yang
baik dengan tentang karya siswa. Hal ini juga berdampak pada semakin
meningkatnya percaya diri dan semangat siswa dalam mengerjakan tugas dengan
baik dan maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxiv
Kegiatanpun berlanjut dengan guru berkeliling untuk melihat siswa apakah sudah
memutuskan menggambar objek yang akan mereka gambar. Sebagian siswa
ternyata masih binggung dan belum memulai menggambar sehingga guru
memberikan saran tentang objek yang digambar bisa vas bunga, tempat sampah,
gapura dan sebagainya yang mempunyai bentuk kubistis dan silindris serta
mempunyai nilai estetis seperti tekstur, komposisi, irama.. Posisi guru hanya
memberikan saran tetapi tidak memaksa siswa harus membuat seperti yang
diingikan guru sehingga kebebasan siswa terjamin dalam mengembangan kreasi
dan ide menggambar.
Gambar. 15 Guru memberikan pengarahan dan penjelasan menggambar bentuk (Dokumentasi: Dika 2011)
Siswapun memahami pengarahan dari guru sehingga bisa menemukan objek yang
bagus untuk digambar. Berbagai objek telah ditemukan siswa berupa objek vas
bunga, parabola, batu taman yang telah tertata dengan rapi yang mempunyai nilai
estetis dan komposisi yang cukup bagus kemudian memulai menggambar objek
tersebut ke media kertas yang telah dipersiapkan. Saat siswa sudah memulai
membuat menggambar bentuk, guru berkeliling kembali untuk memeriksa sampai
dimanakah proses menggambarnya sambil memberikan motivasi, bimbingan dan
rangsangan agar siswa semakin berminat dan semangat sehingga KBM
menggambar bentuk semakin meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxv
Setelah waktu berjalan selama 30 menit bel tanda waktu habis telah berbunyi
sehingga pembelajaran dihentikan dan sebelumnya siswa diminta untuk
berkumpul terlebih dahulu untuk evaluasi. Guru mengamati hasil menggambar
siswa ternyata masih banyak yang belum terselesaikan dan juga menanyakan
kepada siswa yang telah berkumpul tersebut apakah tugas menggambarnya sudah
selesai, sebagian siswa menjawab sudah dan kebanyakan belum
menyelesaikannya. Karena masih banyak siswa yang belum menyelesaikan
tugasnya sehingga guru memberikan kesempatan untuk melanjutkan menggambar
bentuk pada pertemuan minggu yang akan datang dengan objek dan tempat yang
sama. Guru menyuruh siswa untuk menggumpulkan tugas menggambarnya ke
ketua kelasnya untuk selanjutnya diberikan kepada guru. Tugas yang telah
terkumpul dihitung kembali agar sesuai dengan jumlah siswanya. Hasilnya
menunjukkan 32 karya terkumpul dengan baik tanpa ada yang kurang.
Gambar. 16 Siswa mengerjakan tugas menggambar bentuk (Dokumentasi: Dika 2011)
Pada akhir pembelajaran guru menekankan kembali kepada siswa untuk
membawa bahan dan alat menggambar pada pertemuan berikutnya agar
pembelajaran berjalan dengan lancar. Gurupun mengakhiri pelajaran pelajaran
dengan salam dan siswa diminta segera kembali ke ruang kelas masing-masing
dengan tertib.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxvi
Pertemuan ketiga dilaksanakan hari rabu tanggal 1 Oktober 2011 dengan waktu
pelaksanaan 1x40 menit. Pembelajaran pada pertemuan ketiga ini merupakan
lanjutan dari pembelajaran yang belum terselesaikan minggu lalu yaitu
melanjutkan menggambar bentuk terutama finishing dan evaluasi pembelajaran.
Diawali dengan presensi siswa oleh guru dan diiringi dengan membagikan hasil
karya menggambar kemarin sesuai dengan nama masing-masing. Setelah siswa
menerima hasil karyanya guru menyampaikan bahwa sebagian tugas karya siswa
banyak yang belum jadi, kurang rapi, masih kotor dan belum difinishing untuk itu
siswa diberi kesempatan selama 30 menit untuk melanjutkan mengerjakan
tugasnya sampai selesai.
Gambar. 17 Siswa menggambar bentuk dengan senang dan serius (Dokumentasi: Budhi, 2011)
Selama proses berlangsung siswa tampak senang dan serius mengerjakan tugas
yang belum selesai tetapi bagi siswa yang sudah selesai menggerjakan bercanda
sendiri dan mondar-mandir mengganggu teman-temannya. Mendapati siswa
mengganggu temannya tersebut guru kemudian memberikan nasihat untuk jangan
mengganggu temannya tetapi justru membantu temannya yang belum selesai. Hal
tersebut dilakukan agar tercipta kondisi tertib dan kondusif untuk kegiatan belajar
mengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Guru mengawasi siswa menggambar bentuk sambil terus memberikan
motivasi dan bimbingan kepada siswa dengan berkeliling. Siswa bertambah
semangat dalam menggambar terbukti dengan mereka serius mengerjakan tanpa
banyak bercanda dengan teman-temannya dan juga tugas dapat terselesaikan
dengan baik. Selanjutnya gambar yang sudah selesai dikumpulkan pada guru
kemudian akan diperiksa dan dievaluasi untuk mengetahui tingkat
keberhasilannya.
Pada akhir pembelajaran guru bersama dengan siswa memberikan
apresiasi karya mana yang paling bagus dilihat dari indikator penilaian gambar
bentuk. Beberapa karya tersebut diperlihatkan kepada siswa yang telah berkumpul
untuk diajak berapresiasi dengan merangsang siswa untuk memberikan berbagai
pendapatnya tentang karya yang disajikan. Awalnya siswa masih malu-malu
untuk mengeluarkan pendapatnya sehingga guru memberikan kesempatan kembali
untuk mengeluarkan pendapat dengan penyampaian lebih santai dan diiringi
dengan motivasi kepada siswa. Akhirnya siswapun mulai menyampaikan
pendapatnya kepada guru mengenai karya yang terbaik dan terpilihlah karya Jane
Christabel sebagai karya terbaik dan berhak atas hadiah berupa peralatan
menggambar.
Gambar. 18 Siswi maju kedepan untuk diberi hadiah karena gambarnya terpilih sebagai gambar terbaik (Dokumentasi: Dika, 2011)
Siswa yang menerima hadiah tampak senang dilihat dari ekspresi
tersenyumnya dan teman-teman yang lain memberikan ucapan selamat. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxviii
mendorong siswa yang lain untuk lebih rajin dan semangat belajar lagi belajar
agar pada pertemuan yang akan datang siswa lebih termotivasi lagi. Setelah proses
evaluasi selesai gurupun mengakhiri pembelajaran dengan salam dan siswapun
diminta kembali kekelas dengan tertib.
1.3. Observasi
Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan mencatat hal-hal
yang terjadi ketika tindakan berlangsung antara lain : 1) Kehadiran siswa 2)
Persiapan siswa sebelum menggambar yaitu kelengkapan peralatan menggambar
yang dibawa siswa. 3) Perhatian siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar 4)
Inisiatif mencari objek gambar yang unik dan menarik dengan pertimbangan
prinsip desain. 5) Pelaksanaan pembelajaran dengan baik 6) ketepatan waktu
pengumpulan tugas.
Berdasarkan hasil observasi terhadap minat pada pelaksanaan menggambar
bentuk didapat hasil seperti tabel berikut:
Tabel .7 Observasi Minat dan penilaian afektif menggambar bentuk
No Nama
Keh
adir
an
Mem
baw
a pe
rala
tan
men
ggam
bar
Mem
perh
atik
an
Inis
iatif
men
cari
ob
jek
gam
bar y
ang
unik
Men
gerj
akan
tuga
s de
ngan
bai
k
Men
gum
pulk
an
tuga
s te
pat w
aktu
Min
at/ti
dak
1 Agnes tirza awanda v v v - v v v
2 Andani ayu mentari v - v v - v -
3 Andhika galih prakasiwi v v v - - v -
4 Andreas rian aji nugroho v - v v v v -
5 Berliana herpi t.d v v v - v v v
6 Chrisdamar aji pradana v v v v - v -
7 Daniel suryo prasodjo v v v - v v -
8 Dewi kurniawati v v v v - v v
9 Diah ajeng kusherawati v v v v v - v
10 Dinar suryaningtyas v v v v v - v
11 Fenny febriyanti soviana v v v v v - v
12 v v v - v - -
13 Jane christabel anastasias lies .h v v - v v v v
14 Kenas gerelda sudoko v v v v - v v
15 Kharisma nur fitriana v - v v v v v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxix
16 Marita widia ratnaningdian v v v v v - v
17 Mega eka maharani agustina v v v - v v -
18 Mohammed thariq alfattah v v - v v v -
19 Muhammad rasyaddany prasetyo v v v - v v -
20 Natasha sonia happy delvia v v v v v - v
21 Nathania aldisa oliviandy v - v v v v v
22 Oktavia dinda sakti v - v v v v v
23 v v v - v v v
24 Rioda fajar perkasa v v v v - v -
25 Rizki fajar reynaldi v - v v v v v
26 Samuel sadewa putra v v v v - v v
27 Satriyo raditiyanto v - v - v v -
28 Sharone rosa k.p v v - v v v v
29 Tiwi septia dewanti v v - v v v v
30 Yoga gema mahendra v v - v v v v
31 Yohana yesi amalia v - v v v v v
32 Yuda fajar pamungkas v v - v v v v
Jumlah 32 24 26 23 25 26 21
Prosentase 100% 75% 81.3% 71.9% 78.1% 81.3% 65.6%
Keterangan: - Siswa Berminat= memenuhi minimal 4 kriteria - Penilaian afektif menggambar bentuk dilakukan memberikan skor untuk setiap kriteria
penilaian, dengan rincian sebagai berikut: 1. Kehadiran siswa mempunyai bobot skor 1. 2. Keaktifan siswa dalam membawa peralatan menggambar bentuk diberikan
skor 1. 3. Memperhatikan materi yang disampaikan guru diberikan bobot skor 2. 4. Bernisiatif mencari objek gambar yang unik mempunyai bobot skor 2 5. Mengerjakan tugas dengan baik tanpa banyak bercanda dan mengganggu
teman diberi bobot skor 2. 6. Mengumpulkan tugas tepat waktu diberikan skor 1.
Dari hasil lembar observasi di atas menunjukan minat belajar mengajar belajar
cukup baik yaitu sebanyak 21 siswa atau 65,6 % berminat terhadap pelajaran
menggambar bentuk dengan deskripsi sebagai berikut: Siswa yang hadir
mengikuti KBM sebanyak 32 siswa atau 100% hadir, siswa yang membawa
peralatan menggambar sebanyak 24 anak atau 75%, sekitar 26 siswa atau 81,3%
siswa memperhatikan materi yang disampaikan guru. Untuk inisiatif mencari
objek gambar yang unik sebanyak 71,9% atau 23 siswa. Sedangkan Mengerjakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxx
tugas dengan baik sebanyak 25 siswa dengan prosentase 78,1%. Masalah
pengumpulkan tugas tepat waktu sebanyak 81,3% atau sebanyak 26 siswa yang
menggumpulkan tugasnya tepat waktu.
Hasil belajar menggambar bentuk siswa didasarkan pada kriteria penilaian yang
telah disusun untuk menilai hasil karya gambar bentuk dari siswa, berikut ini
merupakan kriteria penilaian karya atau dilihat dari aspek psikomotorik: Karakter
bentuk yang mempunyai bobot 3, Proporsi mempunyai bobot 2, Komposisi
berbobot 2 sedangkan gelap terang berbobot 1 serta finishing berbobot 1.
Dengan menggunakan kriteria penilaian diatas dapat dinilai hasil karya siswa
dalam menggambar bentuk yang dilaksanankan pada siklus I ini disajikan dalam
bentuk tabel berikut ini:
Tabel .8 Penilaian hasil karya/Psikomotorik menggambar bentuk
No Nama Aspek Penilaian
Nilai Siklus I Karakter Proporsi komposisi gelap
terang Finishing
1 Agnes tirza awanda 2 1 1 1 1 6 2 Andani ayu mentari 2 2 1 1 0 6 3 Andhika galih prakasiwi 2 2 1 1 1 7 4 Andreas rian aji nugroho 1 2 1 1 1 6 5 Berliana herpi t.d 2 1 1 1 1 6 6 Chrisdamar aji pradana 2 1 1 1 1 6 7 Daniel suryo prasodjo 2 2 1 1 1 7 8 Dewi kurniawati 2 2 2 1 1 8 9 Diah ajeng kusherawati 1 2 2 1 1 7
10 Dinar suryaningtyas 2 2 1 2 1 8 11 Fenny febriyanti soviana 2 2 1 2 1 8 12 1 2 1 1 1 6 13 Jane christabel anastasias lies .h 2 1 2 2 1 8 14 Kenas gerelda sudoko 2 2 2 2 0 8 15 Kharisma nur fitriana 1 2 1 2 1 7 16 Marita widia ratnaningdian 1 2 1 2 1 7 17 Mega eka maharani agustina 1 2 1 1 1 6 18 Mohammed thariq alfattah 3 2 1 2 1 9 19 Muhammad rasyaddany.P 1 1 2 1 1 6 20 Natasha sonia happy delvia 1 2 1 2 1 7 21 Nathania aldisa oliviandy 2 2 1 2 1 8 22 Oktavia dinda sakti 3 2 1 2 1 9 23 ariyanto 3 2 1 1 1 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxi
24 Rioda fajar perkasa 1 1 2 1 1 6 25 Rizki fajar reynaldi 2 1 1 2 1 7 26 Samuel sadewa putra 2 2 1 2 1 8 27 Satriyo raditiyanto 2 1 1 1 1 6 28 Sharone rosa k.p 1 1 1 2 1 6 29 Tiwi septia dewanti 1 2 1 2 1 7 30 Yoga gema mahendra 1 2 1 1 1 6 31 Yohana yesi amalia 2 1 1 2 1 7 32 Yuda fajar pamungkas 1 2 2 2 1 8
Nilai rata-rata : 7,0
Keterangan:
1. Karakter bentuk mempunyai bobot 3, dengan rincian sebagai berikut: a. diberi bobot 3, jika karya telah mencakup ketepatan bentuk, kesesuaian
objek dengan yang digambar dan bisa memunculkan karakter objek. b. diberi bobot 2, jika karya hanya mencakup 2 dari 3 kriteria penilaian yaitu:
ketepatan bentuk, kesesuaian objek dengan yang digambar dan bisa memunculkan karakter objek.
c. diberi bobot 1, jika karya hanya mencakup 1 dari 3 kriteria penilaian yang berupa: ketepatan bentuk, kesesuaian objek dengan yang digambar dan bisa memunculkan karakter objek
2. Proporsi mempunyai bobot 2, dengan rincian sebagai berikut: a. diberi bobot 2, jika target yang tercapai berupa proporsi/perbandingan
antar objek dengan tepat dan penempatan objek ke dalam bidang gambar dengan baik.
b. diberi bobot 1, jika target yang tercapai hanya salah satu dari kriteria penilaian proporsi yang berupa: proporsi/perbandingan antar objek dengan tepat dan penempatan objek ke dalam bidang gambar dengan baik.
3. Komposisi a. diberi bobot 2, jika karya telah mencakup keharmonisan dan
keseimbangan. b. diberi bobot 1, jika karya hanya mencakup salah satu kriteria penilaian
yang berupa keharmonisan dan keseimbangan. 4. Gelap terang berbobot 1, jika unsur warna yang berasal dari susunan garis dan
warna maupun bidang yang mengenai objek yang memberi kesan benda menjadi tiga dimensi dan terkena cahaya.
5. Finishing karya berbobot 1, jika karya gambar bentuk telah mencakup kebersihan karya dan kerapian karya.
Dari data tersebut diperoleh nilai rata-rata menggambar bentuk 6,7 ,itu artinya
nilainya sudah mengalami peningkatan daripada sebelum adanya tindakan dari
yang nilai rata-ratanya 7,0. Namun nilai tersebut masih belum memenuhi nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxii
ketutasan minimal yang ditentukan sebesar 7,5 sehingga masih harus diadakan
perbaikan kembali.
Secara individual data yang diperoleh tersebut dideskripsikan dengan
contoh karya gambar bentuk dan penjelasan penilaian sesuai dengan indikator
yang telah disusun seperti berikut ini:
Gambar. 19 Karya Dinar Suryaningtyas dengan nilai 8 (Dokumentasi: Dika 2011)
Hasil karya Dinar yang memperoleh nilai 8 yang dideskripsikan
berdasarkan kriteria penilaian sebagai berikut: karakter objek sudah muncul
sehingga diberi nilai 2, proporsi sudah baik diberikan nilai 2 kemudian komposisi
benda diberikan nilai 1 dan teknik gelap terang sudah baik sehingga diberi nilai 2
serta finishing belum maksimal diberi nilai 1.
Gambar.20 Karya Jane Christabel Anastasias Lies .H ana yang sudah berani menggambar bebapa objek dengan komposisi yang bagus
dengan nilai 8 (Dokumentasi: Dika 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxiii
Hasil karya Fenny febriyanti sov Jane christabel anastasias yang
memperoleh nilai 8 yang dideskripsikan berdasarkan kriteria penilaian sebagai
berikut: karakter objek sudah muncul sehingga diberi nilai 2, proporsi masih
kurang baik sehingga diberi nilai 1 kemudian komposisi benda yang baik
diberikan nilai 2 dan teknik gelap terang sudah baik sehingga diberi nilai 2 serta
finishing diberi nilai 1.
Gambar.21 Karya Andhika Galih Prakasiwi dengan nilai 7 (Dokumentasi: Dika, 2011)
Hasil karya Andhika galih prakasiwi yang memperoleh nilai 7 yang
dideskripsikan berdasarkan kriteria penilaian sebagai berikut: karakter objek
sudah muncul sehingga diberi nilai 2, proporsi sudah baik diberikan nilai 2
kemudian komposisi benda diberikan nilai 1 dan teknik gelap terang yang masih
kurang diberi nilai 1 serta finishing diberi nilai 1 pula.
Gambar.22 Karya Diah dengan pemilihan objek yang unik (Dokumentasi : Budhi, 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxiv
Hasil karya Dinar yang memperoleh nilai 7 yang dideskripsikan
berdasarkan kriteria penilaian sebagai berikut: karakter objek belum muncul
sehingga diberi nilai 1, proporsi sudah baik diberikan nilai 2 kemudian komposisi
benda diberikan nilai 2 dan teknik gelap terang belum terkesan sehingga diberi
nilai 1 serta finishing belum maksimal diberi nilai 1.
Secara umum dari data yang diperoleh tersebut hasil dari menggambar
bentuk pada siklus I ini dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Terdapat peserta didik yang masih mengalami kebingungan dengan obyek
yang akan di gambar. Hal ini dikarenakan siswa masih binggung dan kurang
berpengalaman dalam memilih objek yang akan digambar. Kondisi ini
mengakibatkan siswa terlalu lama mencari-cari objek yang banyak
menghabiskan waktu sehingga sebagian siswa belum tuntas mengerjakan
tugasnya. Tugas yang dikumpulkan masih belum diarsir dan belum difinishing,
akan tetapi pemilihan objek yang unik dan menarik membuat karya siswa
tersebut mempunyai nilai yang lebih seperti pada gambar.
b. Secara umum masih banyak peserta didik yang belum secara maksimal
memanfaatkan bidang gambar dan penempatan objek gambar dalam media
kertas. Peserta didik cenderung membuat obyek gambar yang berukuran terlalu
kecil atau terlalu besar dan penempatan objeknya tidak seimbang/asimetris
sehingga terkesan berat sebelah atau bisa dikatakan proporsinya kurang tepat.
c. Kemampuan siswa dapat menggambar bentuk dalam hal proporsi, karakter dan
gelap terang berdasarkan tugas yang dikumpulkan siswa mengalami
peningkatan dari padapelaksanaan sebelum diadakannya penelitian tindakan
ini. Nilai rata-rata kelas setelah adanya tindakan sebesar 6,8 dari nilai sebelum
tindakan sebesar 6,4. Artinya mengalami peningkatan nilai rata-rata kelas
sebesar 0,4 dengan nilai tertinggi 8 dan terendah 6.
Dari data nilai afektif dan psikomotorik tersebut akan diperoleh nilai akhir
pada siklus yang pertama ini dengan perhitungan nilai afektif (nilai proses)
ditambah nilai psikomotorik (nilai hasil) kemudian dibagi dua. Adapun tabelnya
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxv
Tabel .9 Penilaian akhir menggambar bentuk siklus I
No Nama
Aspek Penilaian Nilai ketuntasan
Afektif Psikomotorik Siklus 1 Sudah belum
1 Agnes tirza awanda 7 6 6,5 - v
2 Andani ayu mentari 6 6 6 - v
3 Andhika galih prakasiwi 6 7 6.5 - v
4 Andreas rian aji nugroho 6 6 6 - v
5 Berliana herpi t.d 7 6 6.5 - v
6 Chrisdamar aji pradana 6 6 6 - v
7 Daniel suryo prasodjo 6 7 6.5 - v
8 Dewi kurniawati 7 8 7.5 v -
9 Diah ajeng kusherawati 8 7 7.5 V -
10 Dinar suryaningtyas 8 8 8 V -
11 Fenny febriyanti soviana 8 8 8 V -
12 6 6 6 - v
13 Jane christabel anastasias lies .h 7 8 7.5 V -
14 Kenas gerelda sudoko 7 8 7.5 v -
15 Kharisma nur fitriana 8 7 7.5 V -
16 Marita widia ratnaningdian 8 7 7.5 V -
17 Mega eka maharani agustina 7 6 6.5 - v
18 Mohammed thariq alfattah 7 9 8 v -
19 Muhammad rasyaddany.P 6 6 6 - v
20 Natasha sonia happy delvia 8 7 7.5 V -
21 Nathania aldisa oliviandy 7 8 7.5 V -
22 Oktavia dinda sakti 7 9 8 v -
23 7 8 7.5 v -
24 Rioda fajar perkasa 7 6 6.5 - v
25 Rizki fajar reynaldi 8 7 7.5 V -
26 Samuel sadewa putra 7 8 7.5 v -
27 Satriyo raditiyanto 6 6 6 - v
28 Sharone rosa k.p 7 6 6.5 - v
29 Tiwi septia dewanti 7 7 7 - v
30 Yoga gema mahendra 6 6 6 - V
31 Yohana yesi amalia 8 7 7.5 v -
32 Yuda fajar pamungkas 7 8 7.5 v -
Nilai rata-rata 7.0 7,0 7,0 Jumlah 17 15
Prosentase 53,1,% 46,9%
Keterangan: Nilai akhir menggambar bentuk: Penilaian Afektif+Penilaian Psikomotorik 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Prosentase ketuntasan nilai menggambar bentuk siswa kelas 7D pada siklus I
dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Gambar. 23 Grafik Ketuntasan Nilai Menggambar Bentuk Pada Siklus I
Data di atas menunjukan sebanyak 17 siswa atau sekitar 53,1 % telah
memenuhi standar nilai ketuntasan mata pelajaran gambar bentuk, yaitu nilai
minimal 7.5 atau lebih. Sedangkan sebanyak 46,9 % siswa belum memenuhi
standar nilai ketuntasan mata pelajaran gambar bentuk yaitu 15 siswa.
1.4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, peneliti dan guru berupaya menggali faktor
penyebabnya dan melakukan refleksi proses kegiatan dengan penggunaan metode
outdoor study. Refleksi dilakukan dengan cara data yang diperoleh melalui
observasi dan wawancara dikumpulkan dan dianalisis sehingga dapat diketahui
hasil belajar siswa dalam KBM menggambar bentuk yang dilihat dari proses
belajar dan hasil karya siswa. Dari hasil refleksi ini akan diketahui kelebihan dan
kelemahan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sehingga dapat digunakan
untuk menentukan langkah tindakan pada pertemuan siklus II. Adapun hasilnya
adalah sebagai berikut :
Keberhasilan dari tindakan siklus 1 menggunakan metode outdoor study,
yaitu: 1) Minat dan keaktifan siswa dalam KBM menggambar bentuk meningkat.
Dilihat dari pengamatan 6 sub indikator dalam menggambar bentuk, masing-
masing sub indikator mengalami peningkatan yaitu: kehadiran/presensi 100%;
Membawa peralatan menggambar 75%; Memperhatikan 81.3%; Inisiatif mencari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxvii
objek gambar yang unik 71.9%; Mengerjakan tugas dengan baik 78.1%;
Mengumpulkan tugas tepat waktu 81.3%;
Kekurangan dari tindakan siklus 1 yaitu guru masih kurang maksimal
mengontrol beberapa siswanya karena siswa masih mondar-mandir sendiri dan
menjauh dari guru. Minat siswa dalam KBM menggambar bentuk masih kurang
meski sudah ada peningkatan dibandingkan pada observasi awal. Hal ini terbukti
masih banyaknya siswa yang tidak membawa bahan dan alat menggambar bentuk
sehingga menyebabkan suasana menjadi ramai karena siswa mondar-mandir
meminjam bahan dan alat menggambar.
Contoh objek yang diberikan guru belum mampu merangsang siswa menemukan
objek unik dengan komposisi yang bagus dalam menggambar bentuk. Hal ini
terlihat pada hasil observasi yang menunjukkan kurangnya inisiatif siswa
menemukan objek gambar yang unik dan terlalu lama mencari objek untuk
dijadikan karyanya.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka peneliti berupaya menggali
faktor penyebab dan melakukan refleksi sebagai berikut:
a. Kegiatan belajar mengajar dengan metode outdoor study yang dilakukan guru
sudah bisa membangkitkan minat, semangat dan juga hasil belajar
menggambar bentuk tetapi masih belum maksimal. Hal ini disebabkan objek
dan lokasi yang ditentukan masih kurang menarik sehingga pada pelaksanaan
selanjutnya untuk mencari objek yang lebih bagus dan menarik lagi yaitu
objek di Pasar Ngarsopuro dan Pasar Triwindu.
b. Mengingatkan kembali kepada siswa untuk selalu membawa peralatan
menggambar agar proses kegiatan belajar mengajar menjadi lancar.
c. Meningkatkan pemahaman siswa tentang pemahaman tahap-tahap
menggambar bentuk, bahan menggambar bentuk, teknik menggambar bentuk,
dengan cara memperjelas materi pembelajaran dan meminta perhatian lebih
siswa saat pemberian materi gambar bentuk diberikan dengan cara mendekati
siswa yang ramai atau berdiskusi sendiri saat materi pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxviii
d. Meningkatkan ketrampilan siswa dalam menggambar bentuk dengan
memotivasi siswa, pengoptimalan waktu untuk mata pelajaran gambar bentuk
agar karya selesai dikerjakan.
e. Sebagian siswa masih kesulitan dalam menggambar bentuk dikarenakan alas
untuk menggambar tidak ada sehingga hanya bertumpu ke tangan dan paha
serta mencari tempat yang rata dan halus untuk dijadikan alas, padahal tempat
tersebut kurang tepat dari sudut pengambilan gambar. Maka dari itu untuk
kegiatan belajar mengajar dengan metode outdoor study selanjutnya masing-
masing siswa disuruh untuk membawa alas yang nanti akan digunakan untuk
menggambar bentuk agar lebih bebas dan hasilnya juga maksimal. Bahan alas
bisa berupa Triplek, Hardboard ataupun buku yang memiliki ketebalan
sehingga dalam menggambar.
f. Meningkatkan pengawasan, bimbingan dan pengarahan kepada peserta didik
yang masih mengalami kebingungan dalam menggoreskan bentuk (gambar)
terkait dengan materi gambar bentuk yang diajarkan.
g. Memberikan reward berupa tambahan peralatan menggambar (Buku Gambar)
kepada siswa yang karyanya terpilih menjadi karya terbaik. Harapannya
dengan pemberian reward tersebut siswa akan lebih termotivasi untuk
berkarya lebih baik dan optimal.
2. Siklus II
2.1. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dapat dilihat ada peningkatan
minat dan keaktifan siswa dalam menggambar bentuk yang semakin membaik,
Keberhasilan dari tindakan siklus 1 menggunakan metode outdoor study, yaitu: 1)
Minat siswa dalam KBM menggambar bentuk meningkat. Dilihat dari
pengamatan 6 sub indikator dalam menggambar bentuk, masing-masing sub
indikator mengalami peningkatan yaitu : kehadiran/presensi 100%; Membawa
peralatan menggambar 78%; Memperhatikan 83%; Inisiatif mencari objek gambar
yang unik 64%; Mengerjakan tugas dengan baik 81%; Mengumpulkan tugas tepat
waktu 70%; Siswa sudah mampu mencari objek yang baik untuk dijadikan model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxix
gambarnya, kemampuan menggambar siswa juga mengalami peningkatan
meskipun belum mencapai prosentase indikator penelitian yang diharapkan.
Perencanaan tindakan siklus II ini lebih menekankan pada perbaikan dari siklus I.
Adapun perbaikan dari pelaksaanan siklus I berupa: Tempat pelaksanaan
menggambar bentuk dilakukan ditempat yang lebih bagus dan menarik lagi yaitu
objek di Pasar Ngarsopuro dan Pasar Triwindu, Mengingatkan kembali kepada
siswa untuk selalu membawa peralatan menggambar, Menjelaskan dan
mendemonstrasikan kembali tahap-tahap menggambar bentuk, bahan
menggambar bentuk dan teknik menggambar bentuk, Penambahan pemberian
motivasi pada saat proses pembelajaran berlangsung, siswa disuruh untuk
membawa alas yang nanti akan digunakan untuk menggambar bentuk agar lebih
bebas dan hasilnya juga maksimal, Pemberian reward berupa nilai minimal 8 pada
nilai praktik gambar bentuk dan peralatan menggambar kepada peserta didik yang
karyanya terpilih menjadi karya yang terbaik.
Perencanaan tindakan dalam pembelajaran siklus II ini menggunakan
metode outdoor study dengan mengacu pada refleksi yang telah dilakukan. Tahap
pertama yang dilakukan adalah tahap perencanaan penelitian dan mempersiapkan
semua alat dan materi yang digunakan di dalam penelitian, antara lain: 1)
Menganalisis masalah secara lebih mendalam dengan mengacu pada teori-teori
yang relevan setelah melakuakan pengamatan pada siklus yang pertama. 2)
Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan permasalahan yang selama ini
dihadapi. 3) Menyiapkan perencanaan berupa instrumen penelitian (silabus, RPP,
lembar observasi, lembar penilaian, lembar wawancara. 4) Mempersiapkan tempat
untuk melaksanakan pembelajaran out door study yaitu di lingkungan luar
sekolah yang berupa pasar Ngarsopuro dan Pasar barang antik Windujenar. 5)
Menyusun pedoman observasi terhadap proses pembelajaran serta pedoman
penilaian terhadap hasil karya siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xc
Gambar.24 Lokasi dan Objek yang digambar oleh siswa pada pertemuan pertama siklus II (dokumentasi : Dika, 2011)
Gambar. 25 Lokasi dan Objek yang digambar oleh siswa pada pertemuan kedua siklus II (dokumentasi : Dika, 2011)
Tindakan siklus II direncanakan tiga kali pertemuan dengan karya yang
dihasilkan sebanyak dua buah karya. Pada siklus kedua ini siswa ditekankan lebih
berminat lagi agar dapat membuat karya yang lebih baik dengan alokasi waktu
yang relatif lebih singkat. Materi pada siklus kedua ini yaitu menggambar bentuk
karya seni rupa terapan daerah surakarta yang akan dilaksanakan di Pasar
Ngarsopuro kemudian pada pertemuan selanjutnya dilakukan di Pasar antik
Triwindu adapun indikator pembelajaran yang ingin dicapai berupa: 1) Mampu
menggunakan berbagai teknik dalam menggambar bentuk; 2) Mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xci
menggunakan berbagai teknik dalam menggambar bentuk; 3) Mampu
menggunakan berbagai teknik dalam menggambar bentuk.
Metode pembelajaran yang digunakan pada siklus kedua ini masih sama
seperti siklus pertama yaitu menggunakan metode out door study. Pengembangan
dan perbaikan dari metode yang telah dilakukan sebelumnya terbagi menjadi dua
perencanaan yjaitu perencanaan pada pertemuan pertama dan perencanaan pada
pertemuan kedua. Deskripsi pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan pertemuan pertama siklus II
Perencanaa tindakan merupakan rancangan pembelajaran yang ingin
diterapakan. Langkah-langkah pembelajaran menggambar bentuk sebagai berikut:
1) Siswa diberikan pengarahan lebih terhadap materi dan tema menggambar
bentuk objek karya seni rupa terapan tiga dimensi daerah setempat yang berada di
lingkungan luar sekolah agar siswa tidak terlalu kebinggungan memilih objek.
Objek yang dijadikan model gambar bentuk adalah benda-benda seni terapan yang
merupakan cerminan karya terapan tiga dimensi daerah jawa yaitu patung topeng.
2) Siswa mempersiapkan alat dan bahan untuk proses menggambar bentuk dengan
tambahan peralatan alas gambar yang bisa berupa triplex, duplex atau buku
dengan ketebalan yang cukup.3) Guru memberikan penjelasan tentang sistem dan
metode pembelajaran serta tugas yang harus dikerjakan serta memberikan gambar
bentuk yang baik kepada siswa. 4) Pemberian motivasi kepada siswa dengan
menceritakan bahwa objek yang digambar nantinya bisa juga dibuat oleh siswa. 5)
Setiap siswa mencari tempat yang tepat dan nyaman untuk proses pembelajaran
mengambar bentuk dan tidak boleh berpindah tempat. 6) Setelah waktu yang
ditetapkan habis, siswa mengumpulkan karya kepada guru selanjutnya guru dan
siswa mengevaluasi hasil karya yang telah dibuat berdasarkan kriteria penilaian
yang telah dibuat. 7) Guru mengevaluasi dan menilai beberapa karya siswa yang
paling bagus dan paling kurang yang dinilai berdasarkan indikator penilaian. 8)
Kegiatan belajar mengajar ditutup dengan bentuk apresiasi berupa pemberian
hadiah kepada siswa yang menggambar dengan baik. 9) Siswa diminta kembali
kekelas dengan tertib.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcii
b. Perencanaan pertemuan pertama siklus II
Pengembangan dan perbaikan dari metode yang telah dilakukan pada pertemuan
kedua siklus II : 1) Siswa diberikan pengarahan lebih terhadap materi terutama
dari segi teknis gelap terang dan juga finishing menggambar bentuk objek karya
seni rupa terapan tiga dimensi daerah setempat yang berada di lingkungan pasar
Triwindu. Objek yang dijadikan model gambar bentuk adalah benda-benda seni
terapan yang merupakan cerminan karya terapan tiga dimensi daerah jawa berupa
patung, celengan, berbagai kerajinan logam dan lain sebagainya,. 2) Siswa
mempersiapkan alat dan bahan untuk proses menggambar bentuk.3) Guru
memberikan penjelasan tentang sistem dan metode pembelajaran serta tugas yang
harus dikerjakan.4) Pemberian motivasi kepada siswa dengan menceritakan
bahwa objek yang digambar nantinya bisa juga dibuat oleh siswa. 5) Setiap siswa
mencari tempat yang tepat dan nyaman untuk proses pembelajaran mengambar
bentuk dan tidak boleh berpindah tempat. 6) Guru mengamati setiap aktifitas
siswa dan memberikan pengarahan yang lebih kepada siswa dengan berkeliling
mengunjungi setiap siswa dengan menanyakan kesulitan dan hambatan dalam
menggambar bentuk agar siswa dapat mengerjakan tugasnya dengan baik dan
lancar. 7) Setelah waktu yang ditetapkan habis, siswa mengumpulkan karya
kepada guru selanjutnya guru dan siswa mengevaluasi hasil karya yang telah
dibuat berdasarkan kriteria penilaian yang telah dibuat. 8) Guru mengevaluasi dan
menilai beberapa karya siswa yang paling bagus dan paling kurang yang dinilai
berdasarkan indikator penilaian. 9) Kegiatan belajar mengajar ditutup dengan
bentuk apresiasi berupa pemberian hadiah dan karyanya dipajang di majalah
dinding sekolah kepada siswa yang menggambar dengan baik 10) Siswa diminta
kembali kekelas dengan tertib.
2.2. Pelaksanaan
a. Pertemuan pertama siklus II
Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan isi rancangan atau skenario
pembelajaran yang telah dirumuskan. Pelaksanaan tindakan siklus II, peneliti dan
guru berkolaborasi untuk mengetahui apakah setelah tindakan siklus II dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xciii
terjadi perubahan atau peningkatan. Dari hasil tindakan siklus I dapat ditentukan
apa yang harus diubah, diperbaiki atau ditingkatkan.
Pada pelaksanaan penelitian tindakan pada siklus I ini dilakukan satu pertemuan
dengan alokasi waktu selama 40 menit. Pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari sabtu tanggal 29 Oktober 2011 pada pukul 07.00 wib sesuai jadwal pelajaran
yang sudah ada dengan materi pembelajaran menggambar bentuk karya seni rupa
terapan daerah setempat.
Pada pertemuan pertama ini berupaya untuk membandingkan proses pembelajaran
dan hasil karya siswa siklus 1 dan siklus II dengan menerapkan metode outdoor
study. Pertemuan diawali dengan presensi kehadiran siswa dengan memanggil
nama siswa kemudian siswa yang dipanggil namanya mengacungkan jari kanan.
Berdasarkan hasil presensi siswa yang hadir berjumlah 32 siswa atau semua siswa
hadir.
Setelah presensi selesai, guru memberikan penjelasan tentang pembelajaran
menggambar bentuk dengan menerapkan metode outdoor study yaitu kegiatan
menggambar akan dilakukan diluar kelas/di pasar seni Ngarsopuro. Siswa yang
mendengar pembelajaran akan dilakukan diluar kelas merasa senang dan gembira
ditunjukkan dengan ekspresi tersenyum, tertawa dan mengucapkan kata hore,
asyik dan sebagainya. Suasana kembali aktif dan kondusif dilanjutkan dengan
menyampaikan materi tentang menggambar bentuk karya seni rupa terapan daerah
setempat dengan cara mencari dan menemukan objek di Pasar Ngarsopuro. Siswa
diberi kebebasan untuk menggambar objek yang ditemuinya di pasar Ngarsopuro
tersebut, tetapi harus mengacu pada materi yang berupa objek karya seni terapan
daerah surakarta seperti objek gapura, patung, topeng dan lain sebagainya.
Guru memberikan materi pengantar yang meliputi pengertian menggambar
bentuk, tahap-tahap proses menggambar bentuk dan teknik menggambar bentuk,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran). Sebelum melaksanakan pembelajaran outdoor study guru kembali
memberikan rambu-rambu dan aturan selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung di luar kelas yaitu: siswa harus meninggalkan ruang kelas dan
mencari objek gambar bentuk dilingkungan sekitar Ngarsopuro ,tidak boleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xciv
terlalu jauh dari teman-temannya, siswa diberi waktu menggambar di luar kelas
selama 20 menit setelah pemberian materi dari guru, masuk kembali kekelas 5
menit sebelum pembelajaran berakhir, siswa harus tertib dalam menggambar dan
tidak boleh bercanda yang berlebihan, siswa bebas mencari objek dan teman
dalam menggambar bentuk.
Peraturan tersebut dibuat agar siswa tidak terlalu bebas keluar ruangan kelas
karena dapat mengganggu aktivitas belajar kelas itu sendiri dan juga lingkungan
sekitar sekolah. Setelah siswa paham dan mengerti aturan tesebut kemudian guru
mempersilahkan siswa keluar ruang kelas dengan tertib. Siswapun tampak
bersemangat dan senang untuk keluar dari ruangan kelas.
Gambar. 26 Siswa keluar meninggalkan kelas dengan gembira( Dokumentasi: Budhi 2011)
Kegiatan pembelajaran outdoor study berlanjut dengan mengajak siswa untuk
keluar kelas melihat berbagai karya seni rupa terapan daerah setempat atau
surakarta yang berada di pasar Ngarsopuro. Semua siswa keluar kelas dan
berkumpul didepan lingkungan pasar Ngarsopuro selanjutnya guru memberikan
gambaran tentang objek apa yang baik untuk digambar tanpa mewajibkan atau
memaksa untuk menggambar objek tersebut.
Objek topeng yang dijadikan contoh pada pembelajaran kali ini, guru
memperlihatkan bahwa objek tersebut mempunyai komposisi yang baik apabila
dipandang dari arah depan maupun samping. Guru juga menerangkan tentang arah
datangnya cahaya matahari sehingga tampak bayangan dari objek tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menggambar bentuk juga perlu mempertimbangkan objek yang unik, sudut
pandang yang baik, komposisi objek yang seimbang dan juga tempat yang
nyaman.
Gambar 27. Guru memberikan penjelasan menggambar bentuk topeng kepada siswa (Dokumentasi: Dika, 2011)
Selanjutnya guru mendemonstrasikan cara menggambar bentuk tersebut kepada
siswa dengan menggunakan teknik arsir menggunakan pensil 2B sambil melihat
objek secara langsung yang ada didepannya. Guru memulai dengan membuat pola
dasar objek atau sketsa kemudian memperjelas detail bentuk baru kemudian
menambahkan arsiran bayangan dan background.
Gambar. 28 Siswa mengerjakan tugas menggambar bentuk topeng (Dokumentasi: Dika, 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcvi
Guru menunjukkan contoh gambar yang telah dibuat kepada siswa untuk
dijadikan bahan referensi dan contoh untuk ditiru tetapi dari segi teknisnya bukan
objeknya. Setelah mendemonstrasikan menggambar bentuk guru kembali
menanyakan apakah masih ada yang kurang paham atau masih binggung dalam
penyampaian materi sebelum mencoba untuk mempraktikkannya. Siswa ternyata
sudah banyak yang paham dan antusias untuk mencoba menggambar bentuk.
Siswa mulai menempatkan diri menggambar objek patung dari berbagai arah dan
posisi untuk mendapatkan sudut pengambilan gambar yang baik serta memperoleh
tempat yang nyaman. Suasana santai, akrab dan menyenangkan tampak tercipta
dengan sendirinya sehingga pembelajaran menjadi lebih baik. Dari hasil
pengamatan yang dilakukan guru ternyata masih ada sebagian siswa yang masih
mengalami kesulitan sejak siklus pertama dalam mencari objek, menggambar
dengan baik dan juga hasil belajarnya masih dibawah nilai ketuntasan, beberapa
siswa tersebut diantaranya Agnes, Andani, Mega, Berliana dan Rioda. Guru
kemudian memberikan alternatif untuk mengajak mereka bergabung dan duduk
berdekatan dengan siswa lain yang mempunyai kemempuan yang lebih baik agar
siswa bisa saling berbagi kesulitan, memberikan saran dan masukan serta
mengajari siswa yang belum tuntas sehingga proses dan hasilnya semakin baik
dari sebelumnya serta siswa tidak ketinggalan materi pelajaran.
Siswa selanjutnya mulai mengerjakan tugas mengambar bentuk dengan
didampingi guru sambil memberikan arahan dan praktik menggambar secara
langsung. Siswa yang sedang mengerjakan tugas tidak malu-malu dan segan
untuk bertanya kepada guru tentang cara menggambar bentuk. Guru kembali
menerangkan dan mengajari siswa menggambar dengan sabar dan dengan suasana
akrab dan santai tetapi tetap serius.
Selama proses berlangsung siswa tampak senang dan serius mengerjakan tugas
yang belum selesai tetapi bagi siswa yang sudah selesai menggerjakan bercanda
sendiri dan mondar-mandir mengganggu teman-temannya. Mendapati siswa
mengganggu temannya tersebut guru kemudian memberikan nasihat untuk jangan
mengganggu temannya tetapi justru membantu temannya yang belum selesai. Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcvii
tersebut dilakukan agar tercipta kondisi tertib dan kondusif untuk kegiatan belajar
mengajar
Gambar. 29 Guru kembali menerangkan dan menjelaskan cara menggambar kepada siswa yang bertanya (Dokumentasi: Dika, 2011)
Guru mengawasi siswa menggambar bentuk sambil terus memberikan
motivasi dan bimbingan kepada siswa dengan berkeliling. Siswa bertambah
semangat dalam menggambar terbukti dengan mereka serius mengerjakan tanpa
banyak bercanda dengan teman-temannya dan juga tugas dapat terselesaikan
dengan baik. Selanjutnya gambar yang sudah selesai dikumpulkan pada guru
kemudian akan diperiksa dan dievaluasi pada pertemuan yang akan datang untuk
mengetahui tingkat keberhasilannya. Pembelajaran pada pertemuan ini diakhiri
dengan menggingatkan kembali agar pertemuan mendatang lebih mempersiapkan
peralatan dan bahan dilanjutkan dengan salam penutup, siswapun diminta kembali
kekelas dengan teratur.
b. Pertemuan kedua siklus II
Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan isi rancangan atau skenario
pembelajaran yang telah dirumuskan. Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan
kedua, peneliti dan guru berkolaborasi untuk lebih memkasimalkan hasil belajar
menggambar bentuk. Dari hasil tindakan siklus II pada pertemuan pertama dapat
ditentukan apa yang harus diubah, diperbaiki atau ditingkatkan.
Pada pelaksanaan penelitian tindakan pada siklus II ini dilakukan 2 kali pertemuan
dan pertemuan kali ini merupakan pertemuan yang kedua kalinya dengan alokasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcviii
waktu selama 40 menit. Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal
5 November 2011 pada pukul 07.00 wib sesuai jadwal pelajaran yang sudah ada
dengan materi pembelajaran menggambar bentuk karya seni rupa terapan daerah
setempat.
Pertemuan diawali dengan presensi kehadiran siswa yang berjumlah 32 siswa atau
semua siswa hadir. Setelah presensi selesai, guru memberikan penjelasan tentang
pembelajaran menggambar bentuk dengan menerapkan metode outdoor study
yaitu kegiatan menggambar akan dilakukan diluar kelas/di pasar seni barang antik
Pasar Triwindu. Siswa yang mendengar pembelajaran akan dilakukan diluar kelas
merasa senang dan tambah bersemangat. Siswa diberi kebebasan untuk
menggambar objek yang ditemuinya di Pasar Triwindu tersebut, tetapi harus
mengacu pada materi yang berupa objek karya seni terapan daerah surakarta
seperti objek patung, topeng, guci karya kerajinan logam dan lain sebagainya.
Guru memberikan pengulangan materi pengertian menggambar bentuk, tahap-
tahap proses menggambar bentuk dan teknik menggambar bentuk dengan
mengacu pada RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Pada pertemuan ini
guru tidak lagi memberikan rambu-rambu dan aturan selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung di luar kelas seperti pada pertemuan sebelumnya karena
siswa-siswa bisa tertib dan berjalan dengan lancar.
Kegiatan outdoor study berlanjut dengan mengajak siswa untuk keluar kelas
melihat berbagai karya seni rupa terapan daerah setempat atau surakarta yang
berada di pasar Pasar Triwindu. Semua siswa keluar kelas dan berkumpul didepan
lingkungan pasar Pasar Triwindu selanjutnya guru memberikan gambaran tentang
objek apa yang baik untuk . Beberapa objek patung dan hiasan dijadikan contoh
pada pembelajaran mengambar bentuk karya seni rupa terapan daerah surakarta.
Guru memperlihatkan bahwa objek tersebut nilai seni yang tinggi dan mempunyai
komposisi yang baik apabila dipandang dari sudut yang baik pula. Guru juga
memberikan penjelasan tentang arah datangnya cahaya matahari sehingga akan
ada penampakan bayangan pada objek yang digambar tersebut. Selain itu juga
perlu mempertimbangkan objek yang unik, sudut pandang yang baik, komposisi
objek yang seimbang dan juga tempat yang nyaman untuk berkarya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcix
Gambar. 30 Siswa mengerjakan tugas menggambar bentuk (Dokumentasi: Budhi, 2011)
Siswa mulai mengerjakan tugas mengambar bentuk dengan didampingi guru
sambil memberikan arahan dan praktik menggambar yang lebih banyak kepada
siswa. Interaksipun mulai timbul dengan banyaknya siswa yang sedang
mengerjakan tugas tidak segan untuk bertanya kepada guru tentang cara
menggambar bentuk. Guru kembali menerangkan dan mengajari siswa
menggambar dengan sabar dan dengan suasana akrab dan santai tetapi tetap
serius.
Guru mengawasi siswa menggambar bentuk sambil terus memberikan
motivasi dan bimbingan kepada siswa dengan berkeliling. Pada saat siswa
mengerjakan tugasnya nampak beberapa wisatawan maupun pengunjung pasar
melihat-lihat kegiatan yang dilakukan siswa sambil bertanya kepada beberapa
murid dan memberikan apresisasi bahwa karya yang yang dibuat bagus dan
kreatif. Siswapun bertambah semangat dan semakin percaya diri dalam
menggambar terbukti juga dengan mereka serius mengerjakan tanpa banyak
bercanda dengan teman-temannya dan juga tugas dapat terselesaikan dengan baik.
Selanjutnya gambar yang sudah selesai dikumpulkan pada guru kemudian akan
diperiksa dan dievaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilannya.
Tugas menggambar bentuk yang sudah selesai dikumpulkan kepada guru
untuk diperiksa dan dievaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilannya dilihat
dari indikator penilaian gambar bentuk guru bersama siswa memberikan apresiasi
karya mana yang paling bagus dan baik dilihat dari berbagai indikator penilaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c
gambar bentuk seperti karakter, proporsi, komposisi, gelap terang serta finishing
yang baik. Kegiatan ini juga sebagai bentuk penggulangan pemberian materi agar
siswa semakin paham dan jelas. Beberapa karya terbaik siswa seperti karya Dewi,
Samuel dan Agnes diperlihatkan kepada siswa yang telah berkumpul untuk
memberikan berbagai pendapatnya tentang karya yang disajikan. Dari ketiga
karya tersebut siswa diberikan kesempatan untuk memilih karya mana yang
terbaik disertai dengan alasan pemilihan yang didasarkan pada indikator penilaian
menggambar bentuk. Berbagai pendapat bermunculan satu persatu dengan alasan
yang berbeda-beda dan akhirnya dilihat dari suara terbanyak dengan berbagai
pendapat dan alasan, terpilihlah karya Agnes sebagai karya terbaik dan berhak
atas hadiah berupa peralatan menggambar dan juga karyanya dipajang di majalah
sekolah.
Gambar. 31 Karya gambar bentuk terbaik yang dipajang di majalah dinding
sekolah (Dokumentasi: Dika, 2011)
Siswa yang menerima hadiah tampak senang dilihat dari ekspresi
tersenyum dan teman-teman yang lain memberikan ucapan selamat kepada Agnes.
Hal ini mendorong siswa yang lain untuk lebih rajin dan semangat belajar lagi
belajar agar pada pertemuan yang akan datang siswa lebih termotivasi lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ci
Setelah proses evaluasi selesai gurupun mengakhiri pembelajaran dengan salam
dan siswapun diminta kembali kekelas dengan tertib.
2.3. Observasi
Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan mencatat hal-hal
yang terjadi ketika tindakan berlangsung antara lain: 1) Kehadiran siswa 2)
Persiapan siswa sebelum menggambar yaitu kelengkapan peralatan menggambar
yang dibawa siswa. 3) Perhatian siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar 4)
Inisiatif mencari objek gambar yang unik dan menarik dengan pertimbangan
prinsip desain. 5) Pelaksanaan pembelajaran dengan baik 6) ketepatan waktu
pengumpulan tugas.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pertemuan pertama di siklus II
ini didapat hasil seperti tabel berikut:
Tabel .10 Observasi Minat dan penilaian afektif menggambar bentuk pertemuan pertama siklus 2
No Nama
Keh
adir
an
Mem
baw
a pe
rala
tan
men
ggam
bar
Mem
perh
atik
an
Inis
iatif
men
cari
ob
jek
gam
bar y
ang
unik
Men
gerj
akan
tuga
s de
ngan
bai
k
Men
gum
pulk
an
tuga
s te
pat w
aktu
Min
at/id
ak
1 Agnes tirza awanda v - v v v v v
2 Andani ayu mentari v - v v - v -
3 Andhika galih prakasiwi v v v v v v v
4 Andreas rian aji nugroho v - v v v - -
5 Berliana herpi t.d v v v - v v v
6 Chrisdamar aji pradana v - v v v - -
7 Daniel suryo prasodjo v v v - v v v
8 Dewi kurniawati v v v v - v v
9 Diah ajeng kusherawati v v v v v v v
10 Dinar suryaningtyas v - v v v v v
11 Fenny febriyanti soviana v v v v v - v
12 v v v v v - v
13 Jane christabel anastasias lies .h v v - v v v v
14 Kenas gerelda sudoko v v v v - v v
15 Kharisma nur fitriana v - v v v v v
16 Marita widia ratnaningdian v v v v v - v
17 Mega eka maharani agustina v v v - v v v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cii
Keterangan: - Siswa Berminat= memenuhi minimal 4 kriteria - Penilaian afektif menggambar bentuk dilakukan memberikan skor untuk setiap kriteria
penilaian, dengan rincian sebagai berikut: 1. Kehadiran siswa mempunyai bobot skor 1. 2. Keaktifan siswa dalam membawa peralatan menggambar bentuk diberikan
skor 1. 3. Memperhatikan materi yang disampaikan guru diberikan bobot skor 2. 4. Bernisiatif mencari objek gambar yang unik mempunyai bobot skor 2 5. Mengerjakan tugas dengan baik tanpa banyak bercanda dan mengganggu
teman diberi bobot skor 2. 6. Mengumpulkan tugas tepat waktu diberikan skor 1.
Dari hasil lembar observasi di atas menunjukan minat belajar mengajar belajar
cukup baik yaitu sebanyak 28 siswa atau 87,5 % berminat terhadap pelajaran
menggambar bentuk dengan deskripsi sebagai berikut: Siswa yang hadir
mengikuti KBM sebanyak 32 siswa atau 100% siswa hadir, siswa yang membawa
peralatan menggambar sebanyak 24 siswa atau 75%, sekitar 26 siswa atau 81,3%
siswa memperhatikan materi yang disampaikan guru. Untuk inisiatif mencari
objek gambar yang unik sebanyak 81,3% atau 26 siswa. Sedangkan Mengerjakan
tugas dengan baik sebanyak 28 siswa dengan prosentase 87,5%. Masalah
18 Mohammed thariq alfattah v v v v v v v
19 Muhammad rasyaddany prasetyo v v v v v v v
20 Natasha sonia happy delvia v v v v v - v
21 Nathania aldisa oliviandy v v - v v v v
22 Oktavia dinda sakti v - v v v - v
23 v v v - v v v
24 Rioda fajar perkasa v v v v v v v
25 Rizki fajar reynaldi v - v v v v v
26 Samuel sadewa putra v v v v - v v
27 Satriyo raditiyanto v - v - v v -
28 Sharone rosa k.p v v - v v v v
29 Tiwi septia dewanti v v - v v v v
30 Yoga gema mahendra v v - v v v v
31 Yohana yesi amalia v v v - v v v
32 Yuda fajar pamungkas v v - v v v v
Jumlah 32 24 26 26 28 28 28
Prosentase 100% 75% 81.3% 81.3% 87.5% 87.5% 87.5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ciii
pengumpulkan tugas tepat waktu sebanyak 87,5 % atau sebanyak 28 siswa yang
menggumpulkan tugasnya tepat waktu.
Kemudian dapat dibandingkan dengan hasil observasi proses belajar mengajar
pada pertemuan kedua siklus II yang mengalami peningkatan seperti pada tabel
berikut ini:
Tabel .11 Observasi dan penilaian afektif menggambar bentuk pertemuan kedua siklus 2 Kelas 7 C SMP N 5 Surakarta
No Nama K
ehad
iran
Mem
baw
a pe
rala
tan
men
ggam
bar
Mem
perh
atik
an
Inis
iatif
men
cari
ob
jek
gam
bar
yang
uni
k
Men
gerj
akan
tu
gas
deng
an
baik
Men
gum
pulk
an
tuga
s te
pat
wak
tu
Min
at/T
idak
1 Agnes tirza awanda v - v v v v v
2 Andani ayu mentari v v v v - v -
3 Andhika galih prakasiwi v v v v v v v
4 Andreas rian aji nugroho v - v v v v v
5 Berliana herpi t.d v v v - v v v
6 Chrisdamar aji pradana v v v v v - v
7 Daniel suryo prasodjo v v v v v v v
8 Dewi kurniawati v v v v - v v
9 Diah ajeng kusherawati v v v v v v v
10 Dinar suryaningtyas v - v v v v v
11 Fenny febriyanti soviana v v v v v - v
12 Hannifah v v v v v - v
13 Jane christabel anastasias lies .h v v - v v v v
14 Kenas gerelda sudoko v v v v - v v
15 Kharisma nur fitriana v - v v v v v
16 Marita widia ratnaningdian v - v v v - -
17 Mega eka maharani agustina v v v v v v v
18 Mohammed thariq alfattah v v v v v v v
19 Muhammad rasyaddany prasetyo v v v v v v v
20 Natasha sonia happy delvia v v v v v - v
21 Nathania aldisa oliviandy v v v v v v v
22 Oktavia dinda sakti v - v v v - v
23 v v v - v v v
24 Rioda fajar perkasa v - v v v v v
25 Rizki fajar reynaldi v - v v v v v
26 Samuel sadewa putra v v v v - v v
27 Satriyo raditiyanto v - v - v v -
28 Sharone rosa k.p v v - v v v v
29 Tiwi septia dewanti v v - v v v v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
civ
30 Yoga gema mahendra v v - v v v v
31 Yohana yesi amalia v v v - v v v
32 Yuda fajar pamungkas v v - v v v v
Jumlah 32 26 27 28 28 28 30
Prosentase 100% 81.3% 84.4% 87.5% 87.5% 87.5% 93.8%
Keterangan: - Siswa Berminat= memenuhi minimal 4 kriteria - Penilaian afektif menggambar bentuk dilakukan memberikan skor untuk setiap kriteria
penilaian, dengan rincian sebagai berikut: 1. Kehadiran siswa mempunyai bobot skor 1. 2. Keaktifan siswa dalam membawa peralatan menggambar bentuk diberikan
skor 1. 3. Memperhatikan materi yang disampaikan guru diberikan bobot skor 2. 4. Bernisiatif mencari objek gambar yang unik mempunyai bobot skor 2 5. Mengerjakan tugas dengan baik tanpa banyak bercanda dan mengganggu
teman diberi bobot skor 2. 6. Mengumpulkan tugas tepat waktu diberikan skor 1.
Dari hasil lembar observasi di atas menunjukan minat belajar mengajar belajar
cukup baik yaitu sebanyak 30 siswa atau 93,8 % berminat terhadap pelajaran
menggambar bentuk dengan deskripsi sebagai berikut: Siswa yang hadir
mengikuti KBM sebanyak 32 siswa atau 100% siswa hadir, siswa yang membawa
peralatan menggambar sebanyak 26 siswa atau 81,3%, sekitar 26 siswa atau
84,4% siswa memperhatikan materi yang disampaikan guru. Untuk inisiatif
mencari objek gambar yang unik sebanyak 87,5% atau 28 siswa. Sedangkan
Mengerjakan tugas dengan baik sebanyak 28 siswa dengan prosentase 87,5%.
Masalah pengumpulkan tugas tepat waktu sebanyak 87,5 % atau sebanyak 28
siswa yang menggumpulkan tugasnya tepat waktu.
Untuk mengetahui hasil keseluruhan nilai afektif siklus II ini maka hasil dari
penilaian pada pertemuan pertama ditambahkan nilai pada pertemuan kedua
kemudian dibagi dua sehingga diperoleh nilai akhir siklus II.
Tabel .11 Prosentase Minat menggambar bentuk pada siklus II
Pertemuan 1 Siklus II Pertemuan 2 Siklus II Siklus II
No Aspek Penilain Afektif Jumlah Siswa
Prosentase Jumlah Siswa
Prosentase Jumlah Siswa
Prosentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cv
1 Kehadiran 32 100% 32 100% 32 100%
2 Membawa peralatan menggambar
24 75% 26 81.3% 25 78.1%
3 Memperhatikan 26 81.3% 27 84.4% 26 82.8%
4 Inisiatif mencari objek gambar yang unik
26 81.3% 28 87.5% 27 84.4%
5 Mengerjakan tuagas dengan baik
28 87.5% 28 87.5% 28 87.5%
6 Mengumpulkan tugas tepat waktu
28 87.5% 28 87.5% 28 87.5%
Minat belajar siswa 28 87.5% 30 93.8% 29 90.6%
Pada pembahasan ini dijabarkan pula hasil belajar menggambar bentuk siswa
didasarkan pada kriteria penilaian yang telah disusun untuk menilai hasil karya
gambar bentuk dari siswa, berikut ini merupakan kriteria penilaian karya atau
dilihat dari aspek psikomotorik: Karakter bentuk yang mempunyai bobot 3,
Proporsi mempunyai bobot 2, Komposisi berbobot 2 sedangkan gelap terang
berbobot 1 serta finishing berbobot 1.
Dengan menggunakan kriteria penilaian diatas dapat dinilai hasil karya siswa pada
pertemuan pertama dan kedua dalam menggambar bentuk yang disajikan dalam
bentuk tabel berikut ini:
Tabel .12 Penilaian hasil/Psikomotorik menggambar bentuk pertemuan pertama siklus 2 Kelas 7 C SMP N 5 Surakarta
No Nama Aspek Penilaian Nilai
Pertemuan 1 siklus II
Karakter Proporsi komposisi gelap terang
Finishing
1 Agnes tirza awanda 2 1 1 1 1 6 2 Andani ayu mentari
2 2 1 2 1 8 3 Andhika galih prakasiwi
2 2 2 1 1 8 4 Andreas rian aji nugroho
1 2 1 1 1 6 5 Berliana herpi t.d
2 1 2 1 1 7 6 Chrisdamar aji pradana
2 2 1 1 1 7 7 Daniel suryo prasodjo
2 2 2 1 1 8 8 Dewi kurniawati
2 2 1 1 1 7 9 Diah ajeng kusherawati
1 2 2 2 1 8 10 Dinar suryaningtyas
2 2 1 2 1 8 11 Fenny febriyanti soviana
2 1 2 2 1 8 12
1 2 1 1 1 6 13 Jane christabel anastasias lies .h
1 1 2 2 1 8 14 Kenas gerelda sudoko 1 2 2 1 1 7 15 Kharisma nur fitriana
1 2 1 1 1 6 16 Marita widia ratnaningdian
1 2 1 2 1 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cvi
17 Mega eka maharani agustina 2 2 2 1 0 7
18 Mohammed thariq alfattah 2 2 1 2 1 8
19 Muhammad rasyaddany.P 2 1 1 1 1 6
20 Natasha sonia happy delvia 2 2 1 2 1 8
21 Nathania aldisa oliviandy 3 2 1 2 0 8
22 Oktavia dinda sakti 1 2 1 2 1 7
23 ariyanto 1 2 2 1 1 6 24 Rioda fajar perkasa
2 1 2 2 1 8 25 Rizki fajar reynaldi
2 1 1 2 1 7 26 Samuel sadewa putra
2 2 1 1 1 7 27 Satriyo raditiyanto
2 1 1 1 1 6 28 Sharone rosa k.p
1 2 1 1 1 6 29 Tiwi septia dewanti
1 2 1 2 1 7 30 Yoga gema mahendra
2 2 1 2 0 7 31 Yohana yesi amalia
2 1 2 2 1 8 32 Yuda fajar pamungkas
1 2 2 2 1 8 Nilai rata-rata :
7,2
Keterangan: 1. Karakter bentuk mempunyai bobot 3, dengan rincian sebagai berikut:
a. diberi bobot 3, jika karya telah mencakup ketepatan bentuk, kesesuaian objek dengan yang digambar dan bisa memunculkan karakter objek.
b. diberi bobot 2, jika karya hanya mencakup 2 dari 3 kriteria penilaian yaitu: ketepatan bentuk, kesesuaian objek dengan yang digambar dan bisa memunculkan karakter objek.
c. diberi bobot 1, jika karya hanya mencakup 1 dari 3 kriteria penilaian yang berupa: ketepatan bentuk, kesesuaian objek dengan yang digambar dan bisa memunculkan karakter objek
2. Proporsi mempunyai bobot 2, dengan rincian sebagai berikut: a. diberi bobot 2, jika target yang tercapai berupa proporsi/perbandingan
antar objek dengan tepat dan penempatan objek ke dalam bidang gambar dengan baik.
b. diberi bobot 1, jika target yang tercapai hanya salah satu dari kriteria penilaian proporsi yang berupa: proporsi/perbandingan antar objek dengan tepat dan penempatan objek ke dalam bidang gambar dengan baik.
3. Komposisi a. diberi bobot 2, jika karya telah mencakup keharmonisan dan
keseimbangan. b. diberi bobot 1, jika karya hanya mencakup salah satu kriteria penilaian
yang berupa keharmonisan dan keseimbangan. 4. Gelap terang berbobot 1, jika unsur warna yang berasal dari susunan garis dan
warna maupun bidang yang mengenai objek yang memberi kesan benda menjadi tiga dimensi dan terkena cahaya.
5. Finishing berbobot 1, jika karya gambar bentuk telah mencakup kebersihan karya dan kerapian karya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cvii
Dari data tersebut diperoleh nilai psikomotorik menggambar bentuk dengan nilai
rata-rata kelas 7,2. Itu artinya nilai menggambar bentuk sudah mengalami
peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 0,5 dari nilai siklus I dengan
nilai 6,7. Sedangkan hasil menggambar pada pertemuan kedua adalah sebagai
berikut:
Tabel .13 Penilaian hasil/Psikomotorik menggambar bentuk pertemuan kedua
siklus 2 Kelas 7 C SMP N 5 Surakarta
No Nama Aspek Penilaian Nilai Pertemuan
2 siklus II Karakter Proporsi komposisi gelap terang
Finishing
1 Agnes tirza awanda 2 1 1 1 1 8 2 Andani ayu mentari 1 2 2 1 0 8 3 Andhika galih prakasiwi 1 2 1 1 1 8 4 Andreas rian aji nugroho 1 2 2 1 1 8 5 Berliana herpi t.d 2 2 2 2 0 8 6 Chrisdamar aji pradana 2 1 1 1 1 8 7 Daniel suryo prasodjo 2 2 1 1 1 9 8 Dewi kurniawati 2 2 2 1 1 8 9 Diah ajeng kusherawati 1 2 2 2 1 8
10 Dinar suryaningtyas 2 2 1 2 1 8 11 Fenny febriyanti soviana 2 1 1 1 1 8 12 1 2 2 1 1 7 13 Jane christabel anastasias lies .h 1 1 2 2 1 7 14 Kenas gerelda sudoko 1 2 2 2 1 8 15 Kharisma nur fitriana 1 2 2 2 1 8 16 Marita widia ratnaningdian 1 2 1 2 1 7 17 Mega eka maharani agustina 1 2 1 2 1 8 18 Mohammed thariq alfattah 2 2 2 2 0 8 19 Muhammad rasyaddany.P 1 2 2 2 1 7 20 Natasha sonia happy delvia 1 2 1 2 1 8 21 Nathania aldisa oliviandy 2 2 1 2 0 8 22 Oktavia dinda sakti 1 2 1 2 1 7 23 1 2 2 1 1 8 24 Rioda fajar perkasa 2 1 2 2 1 8 25 Rizki fajar reynaldi 2 1 1 2 1 8 26 Samuel sadewa putra 2 2 1 2 1 8 27 Satriyo raditiyanto 2 1 1 2 1 7 28 Sharone rosa k.p 1 1 2 2 1 8 29 Tiwi septia dewanti 1 1 1 2 1 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cviii
30 Yoga gema mahendra 2 2 1 2 1 8 31 Yohana yesi amalia 2 1 1 2 1 8 32 Yuda fajar pamungkas 1 2 1 2 1 8
Nilai rata-rata : 7,9
Keterangan: 1. Karakter bentuk mempunyai bobot 3, dengan rincian sebagai berikut:
a. diberi bobot 3, jika karya telah mencakup ketepatan bentuk, kesesuaian objek dengan yang digambar dan bisa memunculkan karakter objek.
b. diberi bobot 2, jika karya hanya mencakup 2 dari 3 kriteria penilaian yaitu: ketepatan bentuk, kesesuaian objek dengan yang digambar dan bisa memunculkan karakter objek.
c. diberi bobot 1, jika karya hanya mencakup 1 dari 3 kriteria penilaian yang berupa: ketepatan bentuk, kesesuaian objek dengan yang digambar dan bisa memunculkan karakter objek
2. Proporsi mempunyai bobot 2, dengan rincian sebagai berikut: a. diberi bobot 2, jika target yang tercapai berupa proporsi/perbandingan
antar objek dengan tepat dan penempatan objek ke dalam bidang gambar dengan baik.
b. diberi bobot 1, jika target yang tercapai hanya salah satu dari kriteria penilaian proporsi yang berupa: proporsi/perbandingan antar objek dengan tepat dan penempatan objek ke dalam bidang gambar dengan baik.
3. Komposisi a. diberi bobot 2, jika karya telah mencakup keharmonisan dan
keseimbangan. b. diberi bobot 1, jika karya hanya mencakup salah satu kriteria penilaian
yang berupa keharmonisan dan keseimbangan. 4. Gelap terang berbobot 1, jika unsur warna yang berasal dari susunan garis dan
warna maupun bidang yang mengenai objek yang memberi kesan benda menjadi tiga dimensi dan terkena cahaya.
5. finishing berbobot 1, jika karya gambar bentuk telah mencakup kebersihan karya dan kerapian karya.
Dari data tersebut diperoleh nilai karya atau nilai psikomotorik menggambar
bentuk berdasarkan indikator penilaian diperoleh nilai rata-rata kelas 7,9. Itu
artinya nilai menggambar bentuk sudah mengalami peningkatan yang cukup
signifikan yaitu sebesar 0,7 dari nilai siklus I dengan nilai 7,2.
Karya gambar bentuk yang dihasilkan siswa dari siklus II pertemuan pertama dan
kedua mengalami peningkatan kualitas karya yang dihasilkan. Berikut ini
merupakan beberapa perbandingan contoh hasil karya siswa pada saat
pembelajaran menggambar bentuk pada siklus II pertemuan pertama dan
pertemuan kedua:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cix
a. Karya siklus II pertemuan pertama
Gambar. 32 Karya Dewi kurniawati yang sudah bisa membuat proporsi objek yang baik walaupun arsiran dan gelap terang belum maksimal
(Dokumentasi: Budhi, 2011)
Gambar diatas merupakan karya Dewi kurniawati yang dapat dinilai berdasarkan
kriteria: karakter objek sudah mulai muncul sehingga diberi nilai 2, proporsi yang
diberikan nilai 2 kemudian komposisi benda diberikan nilai 1 dan teknik gelap
terang masih kurang terlihat sehinggan hanya diberi nilai 1 serta finishing diberi
nilai 1, dari data tersebut ditambahkan semua sehingga mendapatkan hasil atau
nilai 7.
Berikut merupakan beberapa karya siswa yang mempunyai kualitas dan nilai yang
bagus karena sudah mampu menangkap objek sesuai dengan
kenyataan/karakteristik yang bagus, komposisi tepat, proporsi yang pas dan gelap
terang yang sudah muncul dan finishing yang baik pula.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar. 33 Karya Yoha yang mempunyai komposisi,karakteristik dan gelap
terang yang baik dengan nilai 8 (Dokumentasi: Budhi, 2011)
Hasil karya Yoha yang memperoleh nilai 8 yang dideskripsikan
berdasarkan kriteria penilaian sebagai berikut: karakter objek sudah muncul
sehingga diberi nilai 2, proporsi diberikan nilai 1 kemudian komposisi benda
diberikan nilai 2 dan teknik gelap terang masih kurang terlihat sehinggan hanya
diberi nilai 2 serta finishing diberi nilai 1 .
Gambar. 34 Karya Kenas gerelda sudoko yang sudah berani menggambar bebapa
objek dengan komposisi yang bagus (Dokumentasi: Dika, 2011)
Hasil karya Kenas gerelda sudoko yang memperoleh nilai 7 yang
dideskripsikan berdasarkan kriteria penilaian sebagai berikut: karakter objek
sudah belum muncul sehingga diberi nilai 1, proporsi diberikan nilai 2 kemudian
komposisi benda yang sudah bagus sehingga diberikan nilai 2 dan teknik gelap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxi
terang masih kurang terlihat sehingga hanya diberi nilai 1 serta finishing diberi
nilai 1.
b. Hasil karya pertemuan kedua siklus II
Gambar. 35 Karya Dewi kurniawati yang mempunyai komposisi dan proporsi yang baik dengan nilai 8 (Dokumentasi: Budhi, 2011)
Hasil karya Dewi kurniawati yang memperoleh nilai 8 yang dideskripsikan
berdasarkan kriteria penilaian sebagai berikut: karakter objek sudah muncul
sehingga diberi nilai 2, proporsi sudah baik diberikan nilai 2 kemudian komposisi
benda yang sudah bagus sehingga diberikan nilai 2 dan teknik gelap terang masih
kurang terlihat sehingga hanya diberi nilai 1 serta finishing diberi nilai 1.
Gambar. 36 Karya Samuel yang mempunyai komposisi, karakteristik dan gelap terang yang baik dengan nilai 8 (Dokumentasi: Budhi, 2011) Hasil karya Rioda fajar perkasa yang memperoleh nilai 8 yang
dideskripsikan berdasarkan kriteria penilaian sebagai berikut: karakter objek
sudah muncul sehingga diberi nilai 2, proporsi diberi nilai 1 kemudian komposisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxii
benda yang sudah bagus sehingga diberikan nilai 2 dan teknik gelap terang yang
sudah terlihat sehingga diberi nilai 2 serta finishing diberi nilai 1.
Gambar. 37 Karya Agnes yang dengan pemilihan objek yang bagus dan arsiran proporsi yang baik tetapi finishingnya belum maksimal (Dokumentasi: Dika,
2011)
Hasil karya Dewi kurniawati yang memperoleh nilai 8 yang dideskripsikan
berdasarkan kriteria penilaian sebagai berikut: karakter objek sudah muncul
sehingga diberi nilai 2, proporsi sudah baik diberikan nilai 2 kemudian komposisi
benda diberikan nilai 1 dan teknik gelap terang sudah baik sehingga diberi nilai 2
serta finishing belum maksimal diberi nilai 0.
Secara keseluruhan nilai menggambar bentuk dapat dinilai dari penilaian secara
afektif ditambah dengan penilaian karya atau penilaian psikomotorik kemudian
hasilnya dibagi dua sehingga didapat nilai akhir menggambar bentuk. Dari nilai
akhir ini akan diperoleh prosentase ketuntasan belajar siswa dengan standar
ketuntasan minimal 7,5. Hasil nilai akhir sebelum adanya penelitian tindakan
kelas dan ketuntasan belajar siswa dapat dilihat dari data yang disajikan sebagai
berikut:
Tabel 14. Nilai Menggambar Bentuk Siswa Kelas 7 C Pada pertemuan pertama Siklus II
No Nama Aspek Penilaian
Nilai pertemuan 1
Afektif Psikomotorik Siklus 2
1 Agnes tirza awanda 8 6 7
2 Andani ayu mentari 6 8 7
3 Andhika galih prakasiwi 8 8 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxiii
4 Andreas rian aji nugroho 7 6 6.5
5 Berliana herpi t.d 7 7 7
6 Chrisdamar aji pradana 7 7 7
7 Daniel suryo prasodjo 8 8 8
8 Dewi kurniawati 7 7 7
9 Diah ajeng kusherawati 8 8 8
10 Dinar suryaningtyas 8 8 8
11 Fenny febriyanti soviana 8 8 8
12 8 6 7
13 Jane christabel anastasias lies .h 7 8 7.5
14 Kenas gerelda sudoko 7 7 7
15 Kharisma nur fitriana 8 6 7
16 Marita widia ratnaningdian 8 7 7.5
17 Mega eka maharani agustina 7 7 7
18 Mohammed thariq alfattah 9 8 8.5
19 Muhammad rasyaddany. P 8 6 7
20 Natasha sonia happy delvia 8 8 8
21 Nathania aldisa oliviandy 7 8 7.5
22 Oktavia dinda sakti 7 7 7
23 7 6 6.5
24 Rioda fajar perkasa 8 8 8
25 Rizki fajar reynaldi 8 7 7.5
26 Samuel sadewa putra 8 7 7.5
27 Satriyo raditiyanto 6 6 6
28 Sharone rosa k.p 7 6 6.5
29 Tiwi septia dewanti 7 7 7
30 Yoga gema mahendra 7 7 7
31 Yohana yesi amalia 8 8 8
32 Yuda fajar pamungkas 8 8 8 Nilai rata-rata 7.5 7.2 7.3
Keterangan: Nilai akhir menggambar bentuk: Penilaian Afektif+Penilaian Psikomotorik 2 Nilai rata-rata kelas setelah adanya tindakan pada siklus kedua ini diperoleh nilai
7,3 dengan nilai pada siklus 1 sebesar 6,8. Nilai tersebut mengalami peningkatan
nilai rata-rata kelas sebesar 0,5 dengan nilai tertinggi 8 dan terendah 6,5.
Sedangkan nilai akhir pertemuan kedua pada siklus II ini disajikan dalam bentuk
tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxiv
Tabel 15. Nilai Menggambar Bentuk pada pertemuan kedua Siklus II
No Nama Aspek Penilaian
Nilai pertemuan 1
Afektif Psikomotorik Siklus 2
1 Agnes tirza awanda 8 8 8
2 Andani ayu mentari 8 8 8
3 Andhika galih prakasiwi 8 8 8
4 Andreas rian aji nugroho 8 8 8
5 Berliana herpi t.d 7 9 8
6 Chrisdamar aji pradana 8 8 8
7 Daniel suryo prasodjo 9 9 9
8 Dewi kurniawati 8 8 8
9 Diah ajeng kusherawati 8 8 8
10 Dinar suryaningtyas 8 8 8
11 Fenny febriyanti soviana 8 8 8
12 8 6 7
13 Jane christabel anastasias lies .h 8 7 7.5
14 Kenas gerelda sudoko 8 8 8
15 Kharisma nur fitriana 8 7 7.5
16 Marita widia ratnaningdian 7 8 7.5
17 Mega eka maharani agustina 8 8 8
18 Mohammed thariq alfattah 9 8 8.5
19 Muhammad rasyaddany. P 8 6 7
20 Natasha sonia happy delvia 8 8 8
21 Nathania aldisa oliviandy 8 8 8
22 Oktavia dinda sakti 7 7 7
23 7 8 7.5
24 Rioda fajar perkasa 8 8 8
25 Rizki fajar reynaldi 8 8 8
26 Samuel sadewa putra 8 8 8
27 Satriyo raditiyanto 7 7 7
28 Sharone rosa k.p 8 8 8
29 Tiwi septia dewanti 8 8 8
30 Yoga gema mahendra 7 9 8
31 Yohana yesi amalia 8 8 8
32 Yuda fajar pamungkas 8 8 8 Nilai rata-rata 7.5 7.9 7.8
Keterangan: Nilai akhir menggambar bentuk: Penilaian Afektif+Penilaian Psikomotorik 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxv
Nilai rata-rata kelas setelah adanya tindakan pada siklus kedua ini diperoleh nilai
7,8 dengan nilai pada siklus 1 sebesar 7,3. Nilai tersebut mengalami peningkatan
nilai rata-rata kelas sebesar 0,5 dengan nilai tertinggi 9 dan terendah 7. Dari nilai
pertemuan pertama dan kedua siklus II ini dijadikan satu sehingga menghasilkan
nilai akhir siklus II dengan data sebagai berikut ini:
Tabel 16. Nilai Akhir Menggambar Bentuk Siklus II
No Nama Nilai Nilai Nilai Ketuntasan
pertemuan 1 siklus II
pertemuan 2 siklus II
siklus II sudah belum
1 Agnes tirza awanda 7 8 7.5 v -
2 Andani ayu mentari 7 8 7.5 v -
3 Andhika galih prakasiwi 8 8 8 v -
4 Andreas rian aji nugroho 6.5 8 7.25 - v
5 Berliana herpi t.d 7 8 7.5 v -
6 Chrisdamar aji pradana 7 8 7.5 v -
7 Daniel suryo prasodjo 8 9 8.5 v -
8 Dewi kurniawati 7 8 7.5 v -
9 Diah ajeng kusherawati 8 8 8 v -
10 Dinar suryaningtyas 8 8 8 v -
11 Fenny febriyanti soviana 7.5 8 7.75 v -
12 7 7 7 - v
13 Jane christabel anastasias lies .h 7.5 7.5 7.5 v -
14 Kenas gerelda sudoko 7 8 7.5 v -
15 Kharisma nur fitriana 7 7.5 7.25 - v
16 Marita widia ratnaningdian 7.5 7.5 7.5 v -
17 Mega eka maharani agustina 7 8 7.5 v -
18 Mohammed thariq alfattah 8.5 8.5 8.5 v -
19 Muhammad rasyaddany prasetyo 7 7 7 - v
20 Natasha sonia happy delvia 8 8 8 v -
21 Nathania aldisa oliviandy 7 8 7.5 v -
22 Oktavia dinda sakti 7 7 7 - v
23 6.5 7.5 7 - v
24 Rioda fajar perkasa 8 8 8 v -
25 Rizki fajar reynaldi 7.5 8 7.75 v -
26 Samuel sadewa putra 7.5 8 7.75 v -
27 Satriyo raditiyanto 7 7 7 - v
28 Sharone rosa k.p 7 8 7.5 v -
29 Tiwi septia dewanti 7 8 7.5 v -
30 Yoga gema mahendra 7 8 7.5 v -
31 Yohana yesi amalia 8 8 8 v -
32 Yuda fajar pamungkas 8 8 8 v -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxvi
Nilai rata-rata 7.3 7.9 7.6 - -
Jumlah 25 7
Prosentase 78.1% 21.9%
Keterangan: Nilai akhir siklus II : Nilai pertemuan pertama+nilai pertemuan kedua 2
Hasil prestasi di atas menunjukan sekitar 78.1% atau 27 siswa yang sudah
memenuhi standar nilai ketuntasan minimal yang dipatok sebesar 7,5.dan hanya
sekitar 21.9% atau 7 siswa yang belum memenuhi standar nilai ketuntasan.
Artinya siklus kedua ini telah mencapai target ketuntasan minimal dengan
prosentase lebih dari 75% dan nilai rata-rata kelas yang sudah mencapai 7,6
dengan target minimal 7,5.
2.4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, peneliti dan guru berupaya menggali faktor
penyebabnya dan melakukan refleksi proses kegiatan dengan penggunaan metode
outdoor study. Refleksi dilakukan dengan cara data yang diperoleh melalui
observasi dan wawancara dikumpulkan dan dianalisis sehingga dapat diketahui
hasil belajar siswa dalam KBM menggambar bentuk yang dilihat dari proses
belajar dan hasil karya siswa. Dari hasil refleksi ini akan diketahui kelebihan dan
kelemahan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sehingga dapat digunakan
untuk menentukan langkah tindakan pada pertemuan siklus II. Adapun hasilnya
adalah sebagai berikut :
Keberhasilan dari tindakan siklus II menggunakan metode outdoor study,
yaitu: 1) Minat dan keaktifan siswa dalam KBM menggambar bentuk meningkat.
Dilihat dari pengamatan 6 sub indikator dalam menggambar bentuk, masing-
masing sub indikator mengalami peningkatan yaitu: kehadiran/presensi 100%;
Membawa peralatan menggambar 78,1%; Memperhatikan 78%; Inisiatif mencari
objek gambar yang unik 71,1%; Mengerjakan tugas dengan baik 81%;
Mengumpulkan tugas tepat waktu meningkat menjadi 87,5%;
Kekurangan dari tindakan siklus II yaitu siswa terlalu jauh dari rombongan
belajar sehingga menyulitkan guru dalam pengawasan dan pengarahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxvii
Kekurangan dari segi hasil karya berupa masih kurangnya kesan gelap terang
yang ditimbulkan lewat penggunaan teknik arsiran pada karya siswa, hal ini
dikarenakan sebagian siswa belum begitu paham penggunaan teknik arsiran yang
baik dan juga belum optimalnya penggunaan berbagai macam teknik arsiran.
Kurangnya contoh objek yang sudah jadi dan finishing sehingga siswa masih
kebinggungan terhadap karyanya sendiri apakah sudah dirasa selesai atau belum.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka peneliti berupaya menggali
faktor penyebab dan melakukan refleksi sebagai berikut:
a. Meningkatkan pemahaman siswa tentang pemahaman tahap-tahap
menggambar bentuk, bahan menggambar bentuk, teknik menggambar bentuk
terutama dari segi gelap terang dengan cara memperjelas materi pembelajaran
dan meminta perhatian lebih siswa saat pemberian materi gambar bentuk
b. Meningkatkan ketrampilan siswa dalam menggambar bentuk dengan
memotivasi siswa, pengoptimalan waktu untuk mata pelajaran gambar bentuk
agar karya selesai dikerjakan.
c. Meningkatkan pengawasan dan bimbingan kepada peserta didik yang masih
mengalami kebingungan dalam menggoreskan bentuk (gambar) terkait dengan
materi gambar bentuk yang diajarkan. Selain itu pengawasan dan bimbingan
juga diintensifkan pada peserta didik yang belum menunjukan keaktifan dan
kesungguhan dalam mengikuti kegiatan menggambar bentuk. Hal ini
diharapkan mampu meningkatkan kosentrasi peserta didik dalam menggambar
bentuk secara maksimal.
C. Pembahasan Antar Siklus
Berdasarkan data di peroleh, penulis melakukan rekapilutasi berdasarkan indikator
ketercapaian dalam menggambar bentuk pada siswa kelas VII C SMPN 5
Surakarta dan ditemukan adanya peningkatan hasil menggambar bentuk dengan
menggunakan metode outdoor study. Keberhasilan dalam penelitian ini dapat
dilihat pada capaian indikator berikut :
1) Minat siswa dalam KBM menggambar bentuk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti tentang minat siswa dalam KBM
menggambar motif batik berdasarkan lembar observasi yang telah disiapkan,
terjadi peningkatan untuk setiap siklus. Peningkatan minat siswa dalam KBM
menggambar bentuk dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini :
Tabel 17. Prosentase minat siswa kelas 7C SMPN 5 Surakarta
No. Tahapan Jumlah Siswa Prosentase (%)
1 Sebelum Tindakan 2 Siklus I 3 Siklus II
Sedangkan minat siswa dalam KBM menggambar bentuk apabila disajikan dalam
bentuk grafik maka hasilnya sebagai berikut:
Gambar 38 . Grafik nilai peningkatan minat belajar menggambar bentuk
Tabel dan grafik di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan minat siswa
dalam KBM menggambar bentuk dengan menerapkan metode outdoor study.
Peningkatan minat siswa dalam KBM menggambar bentuk dari sebelum adanya
tindakan sebesar 46,8% atau hanya 15 siswa kemudian setelah diadakan tindakan
pada siklus I sebesar 65,6 % atau 21 siswa, sedangkan peningkatan paling
signifikan terjadi pada siklus kedua yaitu sebesar 90.6 % atau 29 siswa
menunjukkan minatnya terhadap pelajaran menggambar bentuk dan dengan
capaian tersebut sudah tercapai target minat belajar menggambar bentuk sebesar
75%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Selain itu peningkatan juga pada alokasi waktu pembelajaran yang lebih efektif
sehingga kompetensi yang diharapkan berdasarkan kurikulum tercapai, yaitu
setiap satu sub standar kompetensi hanya dengan 1x pertemuan, karena
sebelumnya pembelajaran di berikan waktu seselesainya murid. Sehingga waktu
tidak efisien dan murid merasa bosan sehingga siswa lebih termotivasi
mengambar bentuk karena suasana pembelajaran yang menyenangkan. Suasana
pembelajaran dikelas lebih aktif dan kondusif
2) Hasil belajar menggambar bentuk.
Kemampuan siswa atau hasil menggambar bentuk mengalami peningkatan untuk
setiap siklus. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil menggambar bentuk siswa untuk
setiap siklus. Berikut merupakan perkembangan hasil karya menggambar bentuk
pada sebelum adanya tindakan, siklus I dan siklus II.
Gambar. 39 Perbandingan Karya Feny Antara Sebelum tindakan, Siklus Idan II
(dokumentasi: Budhi : 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar. 40 Perbandingan Karya Diah ajeng Antara Sebelum tindakan, Siklus Idan II (dokumentasi: Budhi : 2011)
Penilaian hasil gambar bentuk siswa terbagi menjadi dua aspek penilaian yaitu
aspek afektif dan aspek psikomotorik yang disajikan dalam bentuk tabel dan
grafik seperti berikut ini:
Tabel. 18 Prosentase ketuntasan menggambar bentuk siswa kelas 7C
No. Tahapan Jumlah Siswa Prosentase (%) Nilai rata-rata kelas
1 Sebelum Tindakan 6.4 2 Siklus I 7.0
3 Siklus II 7.6
Prosentase ketuntasan nilai menggambar bentuk siswa pada siklus I dan II dapat
di lihat pada grafik di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar .41 Grafik Ketuntasan Nilai Menggambar bentuk pada sebelum, Siklus I dan II
Tabel dan grafik di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan
siswa menggambar bentuk dengan menerapkan outdoor study. Berdasarkan data
tersebut dapat dilihat peningkatan ketuntasan belajar siswa yang mengalami
peningkatan cukup signifikan mulai dari 18.8% menjadi %dan mencapai
ketuntasan pada siklus kedua pertemuan yang kedua sebanyak 78.1% hal ini seperti
yang diungkapkan oleh stigghin dalam abadi yang menerangkan bahwa metode
outdoor study/outdoor learning dapat meningkatkan minat belajar siswa dan
menurut Arikunto (1993: 103) mengatakan bahwa dengan adanya minat, siswa
akan mudah menyerap materi yang diberikan. Sehingga siswa yang dapat
menyerap materi dengan baik maka hasil/prestasi belajarnya akan semakin
meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxii
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, dan SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis
kemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan metode outdoor study pada mata pelajaran gambar bentuk mampu
meningkatkan minat peserta didik dengan capaian prosentase peningkatan
sebagai berikut: sebelum adanya tindakan sebesar 46,8% atau hanya 15 siswa,
pada tindakan pada siklus I sebesar 65,6 % atau 21 siswa dan pada siklus
kedua sebesar 90.6 % atau 29 siswa.
2. Penerapan model outdoor study mampu meningkatkan hasil belajar
mengggambar bentuk siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun
ajaran 2010/2011. Adapun capaian terakhir hasil belajar menggambar bentuk
siswa berdasarkan nilai rata-rata mengalami kenaikan dengan nilai mencapai
7,7 sedangkan berdasarkan ketuntasan belajar siswa yang mengalami
peningkatan cukup signifikan mulai dari 18,8% sebelum adanya tindakan
menjadi 53,1% pada siklus I dan mencapai ketuntasan pada siklus sebesar
78,2 %.
B. Implikasi
1. Penerapan metode outdoor study pada mata pelajaran gambar bentuk
menjadikan peserta didik lebih berminat dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar
2. Kemampuan siswa dalam mencari objek gambar bentuk, menggunakan
peralatan dan menerapkan teknik menggambar dapat meningkat dengan
diterapkannya metode outdoor study.
3. Penerapan metode outdoor study dapat dijadikan sebagai pijakan bagi guru
dan siswa dalam pembelajaran menggambar bentuk yang akan datang.
105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxiii
C. Saran
Berkaitan dengan hasil penelitian yang dicapai dari penelitian tindakan
kelas ini, peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut ini.
1. Bagi siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012
diharapkan lebih menyukai lagi pelajaran seni rupa sehingga dapat
memberikan pengalaman yang berharga (pengalaman estetik).
2. Bagi guru kelas kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta diharapkan agar
menerapkan metode outdoor study pada proses pembelajaran menggambar
bentuk dan juga melakukan Pengembangan agar dapat memperoleh hasil yang
maksimal
3. Bagi sekolah SMP Negeri 5 Surakarta hendaknya memberikan perhatian pada
ketersedian sarana dan prasarana untuk menunjang perbaikan pembelajaran
gambar bentuk sehingga pencapaian tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
optimal.