pengantar paduan suara sekolah menengah di dunedin

3
16 | www.indonesianchoral.net | Nov-Des 2014 Pengantar Tulisan ini akan membahas tentang program musik pada dua belas sekolah menengah di Dunedin Selandia Baru beserta kesulitan yang dihadapi sekolah dalam mengikuti kompetisi paduan suara. Informasi dituliskan berdasarkan wawancara penulis dengan Sara Brown, pengajar musik di Sekolah Menengah Atas Logan Park. Sara merupakan penyandang gelar sarjana musik dalam bidang komposisi dan musikologi dari Perguruan Tinggi Otago, serta sertifikat sebagai pengajar musik jenjang pendidikan menengah dari Morray House College di London. Sebelum bergabung dengan SMA Logan Park, Sara juga memiliki pengalaman mengajar di Aaron High School selama tiga tahun, Dargaville selama delapan belas bulan, Whangarei Girl’s High School selama enam tahun, dan terakhir di Fielding High School selama enam belas bulan. Keempat sekolah ini terletak di Selandia Baru. Kedua belas sekolah yang akan dibahas dalam tulisan ini terletak di wilayah kota Dunedin, Selandia Baru tempat dimana penulis berdomisili dalam satu tahun terakhir ini. Dunedin terletak di sisi Tenggara pulau Selatan Selandia Baru, berbatasan dengan Oamaru dan Invercargill. Secara umum pulau Selatan jauh lebih dingin dibandingkan pulau Utara, namun dikaruniai dengan keindahan alam yang tiada bandingnya. Sementara pulau Utara terkenal dengan cuacanya yang lebih ramah dan merupakan tempat bermukimnya dua kota besar yaitu Auckland dan Wellington. Adapun kedua belas sekolah tersebut yaitu: Otago Boy’s, Otago Girl’s, King’s dan Queen’s High School; Taieri, Kaikorai Valley College, Bayfield, dan Logan Park; Kavanagh, John McGlashan, Columba dan St. Hilda College. Keempat sekolah dalam kelompok pertama masuk dalam kategori sekolah negeri berdasarkan pembagian jenis kelamin. Keempat sekolah dalam kelompok kedua masuk dalam kategori sekolah negeri campuran, dan kelompok ketiga masuk dalam kategori sekolah swasta terpadu (tahun ke-7 dan ke-8 merupakan kelas campuran, sementara tahun ke-9 hingga ke-13 dibagi berdasarkan jenis kelamin). Sekolah dan Program Musiknya Otago Boy’s dan Otago Girl’s merupakan dua sekolah dengan tradisi musik koral yang kuat. Kedua sekolah bahkan sering mengadakan program musik bersama, salah satunya adalah dengan membentuk tim paduan suara Barock yang terdiri dari siswa-siswa kedua sekolah. Tahun ini Barock mewakili Dunedin untuk berlomba di kompetisi paduan suara tingkat Sekolah Menengah The Big Sing Festival 2014 yang diselenggarakan di Auckland. Mereka meraih medali perunggu dan memenangkan penampilan terbaik untuk repertoar berbahasa Maori. Keduapuluh empat finalis The Big Sing berasal dari seluruh kota di Selandia Baru. Otago Boy’s dan Otago Girl’s dibina oleh Karen Knudson, seorang sarjana musik dalam bidang penyajian organ dan komposisi dari University of Otago, dan sekaligus merupakan direktur musik di Gereja Presbyterian Knox. King’s dengan kelompok paduan suaranya ACafellas merebut penghargaan khusus sebagai paduan suara yang paling mencerminkan semangat kompetisi pada ajang kompetisi The Big Sing Festival 2012. King’s berada di bawah pembinaan Matthew Wilson. Di wilayah regional Dunedin, paduan suara ini juga meraih penghargaan the Isable Chetwin Cup untuk kategori paduan suara paling berkembang serta penghargaan untuk karya komposisi kontemporer. Sayangnya penampilan paduan suara King’s tidak diimbangi oleh Queen’s. Queen’s memiliki peringkat sekolah yang jauh lebih rendah dibandingkan King’s. Queen’s menyebut paduan suara sekolahnya Vocarmony yang merupakan kependekan dari Vocal and Harmony. Paduan suara ini berada di bawah pimpinan Dale Irvine. Beberapa waktu sebelumnya Queen’s bahkan sempat memiliki kelompok madrigal yang tercatat pernah melanglang buana di beberapa negara. Paduan Suara Sekolah Menengah di Dunedin Selandia Baru Agastya Rama Listya Otago Boy’s High School Choir

Upload: others

Post on 12-Mar-2022

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

16 | www.indonesianchoral.net | Nov-Des 2014

PengantarTulisan ini akan membahas tentang program musik pada dua belas sekolah menengah di Dunedin Selandia Baru beserta kesulitan yang dihadapi sekolah dalam mengikuti kompetisi paduan suara. Informasi dituliskan berdasarkan wawancara penulis dengan Sara Brown, pengajar musik di Sekolah Menengah Atas Logan Park. Sara merupakan penyandang gelar sarjana musik dalam bidang komposisi dan musikologi dari Perguruan Tinggi Otago, serta sertifikat sebagai pengajar musik jenjang pendidikan menengah dari Morray House College di London. Sebelum bergabung dengan SMA Logan Park, Sara juga memiliki pengalaman mengajar di Aaron High School selama tiga tahun, Dargaville selama delapan belas bulan, Whangarei Girl’s High School selama enam tahun, dan terakhir di Fielding High School selama enam belas bulan. Keempat sekolah ini terletak di Selandia Baru.

Kedua belas sekolah yang akan dibahas dalam tulisan ini terletak di wilayah kota Dunedin, Selandia Baru tempat dimana penulis berdomisili dalam satu tahun terakhir ini. Dunedin terletak di sisi Tenggara pulau Selatan Selandia Baru, berbatasan dengan Oamaru dan Invercargill. Secara umum pulau Selatan jauh lebih dingin dibandingkan pulau Utara, namun dikaruniai dengan keindahan alam yang tiada bandingnya. Sementara pulau Utara terkenal

dengan cuacanya yang lebih ramah dan merupakan tempat bermukimnya dua kota besar yaitu Auckland dan Wellington.

Adapun kedua belas sekolah tersebut yaitu: Otago Boy’s, Otago Girl’s, King’s dan Queen’s High School; Taieri, Kaikorai Valley College, Bayfield, dan Logan Park; Kavanagh, John McGlashan, Columba dan St. Hilda College. Keempat sekolah dalam kelompok pertama masuk dalam kategori sekolah negeri berdasarkan pembagian jenis kelamin. Keempat sekolah dalam kelompok kedua masuk dalam kategori sekolah negeri campuran, dan kelompok ketiga masuk dalam kategori sekolah swasta terpadu (tahun ke-7 dan ke-8 merupakan kelas campuran, sementara tahun ke-9 hingga ke-13 dibagi berdasarkan jenis kelamin).

Sekolah dan Program MusiknyaOtago Boy’s dan Otago Girl’s merupakan dua sekolah dengan tradisi musik koral yang kuat. Kedua sekolah bahkan sering mengadakan program musik bersama, salah satunya adalah dengan membentuk tim paduan suara Barock yang terdiri dari siswa-siswa kedua sekolah. Tahun ini Barock mewakili Dunedin untuk

berlomba di kompetisi paduan suara tingkat Sekolah Menengah The Big Sing Festival 2014 yang diselenggarakan di Auckland. Mereka meraih medali perunggu dan memenangkan penampilan terbaik untuk repertoar berbahasa Maori. Keduapuluh empat finalis The Big Sing berasal dari seluruh kota di Selandia Baru. Otago Boy’s dan Otago Girl’s dibina oleh Karen Knudson, seorang sarjana musik dalam bidang penyajian organ dan komposisi dari University of Otago, dan sekaligus merupakan direktur musik di Gereja Presbyterian Knox.

King’s dengan kelompok paduan suaranya ACafellas merebut penghargaan khusus sebagai paduan suara yang paling mencerminkan semangat kompetisi pada ajang kompetisi The Big Sing Festival 2012. King’s berada di bawah pembinaan Matthew Wilson. Di wilayah regional Dunedin, paduan suara ini juga meraih penghargaan the Isable Chetwin Cup untuk kategori paduan suara paling berkembang serta penghargaan untuk karya komposisi kontemporer. Sayangnya penampilan paduan suara King’s tidak diimbangi oleh Queen’s.

Queen’s memiliki peringkat sekolah yang jauh lebih rendah dibandingkan King’s. Queen’s menyebut paduan suara sekolahnya Vocarmony yang merupakan kependekan dari Vocal and Harmony. Paduan suara ini berada di bawah pimpinan Dale Irvine. Beberapa waktu sebelumnya Queen’s bahkan sempat memiliki kelompok madrigal yang tercatat pernah melanglang buana di beberapa negara.

Paduan Suara Sekolah Menengah di Dunedin Selandia Baru

Agastya Rama Listya

Otago Boy’s High School Choir

Nov-Des 2014 | www.indonesianchoral.net | 17

Columba College Junior Choir

Taieri College didirikan pada tahun 1853 oleh Gereja Presbyterian Skotlandia di Selandia Baru. Sekolah ini menitikberatkan pada pengembangan bidang olahraga daripada musik. Tidak mengherankan apabila Taieri tidak memiliki tradisi koral yang kuat. Paduan suara sekolah ini disebut Bel Coro dan berada di bawah asuhan Johanna Brusse.

Sebaliknya Kaikorai Valley College (KVC) merupakan salah satu sekolah yang memiliki komitmen kuat dalam pengembangan bidang musik. Sekolah ini mendorong para siswanya untuk terlibat dalam kegiatan musik. Sekolah ini memiliki berbagai kelompok musik, diantaranya kelompok orkes, musik kamar, pop dan rock, karawitan dan ukulele di bawah pembinaan Kathy Thompson. Sayangnya Kaikorai Valley College tidak tertarik untuk membentuk dan mengembangkan paduan suara sekolah. Beberapa alumni KVC juga dikenal sebagai musisi yang baik.

Bayfield memiliki ambisi yang sangat kuat dalam pengembangan musik. Konon bahkan setiap siswa diwajibkan untuk belajar musik. Hanya sayangnya walaupun secara kuantitas jumlah siswa yang belajar musik sangat banyak, namun kualitasnya tidak seperti yang diharapkan. Hal ini juga berlaku untuk paduan suara Bayfield, Dolce Concordance. Paduan suara yang dilatih oleh Phillipa Hosken ini juga sedikit banyak mencerminkan pembinaan musik secara menyeluruh di sekolah ini. Satu hal yang positif dari sekolah ini adalah

kontribusi kelompok orkes Bayfield yang cukup menonjol.

Logan Park dikenal sebagai sekolah yang sarat prestasi dalam bidang musik. Sekolah ini memiliki kelompok band jazz dan orkes yang baik. Logan Park bahkan sangat baik dalam genre musik rock. Menyadari musik sebagai salah

satu nilai lebih sekolah ini, maka Logan Park menggunakan musik sebagai sarana promosi yang efektif. Beberapa alumni Logan Park juga merintis karir sebagai musisi profesional di negeri ini. Sayangnya paduan suara sekolah ini yang dipimpin oleh Hana Fahy tidaklah sebaik penampilan kelompok band jazz dan orkesnya.

Kavanagh College merupakan satu-satunya sekolah swasta Katholik di Dunedin. Kavanagh memiliki tradisi yang kuat dalam musik teater. Hanya sayangnya prestasi paduan suara Kavanagh College, A Cappella tidaklah segemerlap prestasi mereka dalam musik teater. Paduan suara A Cappella dipimpin oleh Daniel Kelly.

John McGlashan merupakan sekolah swasta pria yang dikelola oleh gereja Presbyterian. Sekolah ini memiliki prestasi paduan suara yang sangat minim karena pembina musiknya, Phil Cahill lebih menyukai genre musik rock daripada Klasik. Selain itu John McGlashan lebih menekankan pada prestasi dalam bidang olahraga daripada musik. Columba College merupakan

mitra John McGlashan yang bersiswakan perempuan. Columba juga dikelola oleh gereja Presbyterian. Bertolakbelakang dengan prestasi John McGlashan yang sangat minim dalam bidang musik, Columba College sarat dengan prestasi terutama dalam bidang musik kamar. Banyak diantara siswa Columba College yang menjadi anggota Sinfonia

Orchestra (kelompok orkes Dunedin) serta menjuarai kompetisi musik. Walaupun paduan suara Columba yang dipimpin oleh Richard Madden dikenal memiliki kualitas yang baik, sayangnya belum banyak prestasi yang ditorehkan.

St. Hilda merupakan sekolah swasta perempuan yang dikelola oleh gereja Anglican. St. Hilda dikenal sebagai sekolah dengan reputasi akademik yang sangat baik. Selain itu sekolah ini juga memiliki visi yang sangat positif tentang musik dan olahraga. St. Hilda memiliki dua paduan suara yang sama-sama baik, yaitu: St. Hilda’s Madrigal Choir dan Sings Hilda. Pada penyelenggaraan The Big Sing 2013 di Dunedin, St. Hilda’s Madrigal mendapatkan penghargaan sebagai paduan suara sekolah yang paling berkembang, sementara Sings Hilda mendapatkan penghargaan untuk penyajian komposisi musik Eropa terbaik. Kedua paduan suara ini berada di bawah pembinaan Michael Grant.

18 | www.indonesianchoral.net | Nov-Des 2014

Kompetisi dan Dukungan SekolahTernyata lagu lama tentang sulitnya mendapatkan dukungan dana dari sekolah dalam mengikuti kompetisi bukan hanya berkumandang sumbang di Indonesia, melainkan juga di negeri ini. Walaupun sekolah menyadari kualitas paduan suara sekolah yang dimilikinya serta daya tarik paduan suara dalam menarik calon siswa untuk belajar di sekolah tersebut, namun pendanaan tetap menjadi isu tersendiri. Pada bagian ini menulis akan menggunakan paduan suara Barock (gabungan antara Otago Boy’s dan Otago Girl’s High School) sebagai studi kasus.

Pada seleksi The Big Sing 2014 wilayah Otago bagian Selatan, Barock terpilih mewakili wilayah ini dalam final The Big Sing Festival 2014 tingkat Nasional yang berlangsung di Auckland. Dalam rangka mempersiapkan keikutsertaan mereka pada aras nasional, paduan suara ini bukan hanya dituntut harus berlatih keras—mereka berlatih 4-5 kali seminggu seusai jam sekolah; namun juga menggalang dana. Berbagai kegiatan dilakukan dalam mengumpulkan dana tersebut, diantaranya melalui penjualan makanan serta “ngamen” dan konser. Usaha pengumpulan dana ini dilakukan baik secara individual maupun kelompok. Pihak sekolah hanya memberikan bantuan sebesar NZD 30/anak (kurang lebih setara dengan Rp. 303.000,-). Berhubung kebutuhan dana tidak tercukupi, maka menjelang keberangkatan ke Auckland, masing-

masing siswa dipungut biaya transportasi dan akomodasi sebesar NZD 1,200 (setara Rp. 12.120.000,-).

Dalam percakapan penulis dengan Sara Brown terungkap bahwa honorarium, transportasi dan akomodasi pelatih menjadi beban dan tanggungjawab siswa (dalam hal ini orangtua para siswa). Pihak sekolah hanya bertanggungjawab membayar honorarium pelatih sebatas kegiatan kepelatihan rutin, sementara kegiatan ekstra yang berada di luar kegiatan rutin tersebut dibebankan kepada orangtua siswa yang anaknya terlibat dalam paduan suara tersebut. Menanggapi biaya yang demikian besar ini, salah satu orangtua siswa bahkan bersikap tidak akan mengijinkan anaknya untuk terlibat dalam paduan suara lagi. Ia mengeluh karena anaknya bukan hanya dituntut harus mengorbankan waktu dan tenaga, namun juga uang yang tidak sedikit nilainya.

KesimpulanBerdasarkan dua topik di atas, penulis ingin menyimpulkan sbb:

Pembinaan dan prestasi sekolah dalam bidang musik sangat ditentukan oleh berbagai pihak, yaitu: visi sekolah (dalam hal ini kepala sekolah); pembina musik yang ada; dan terakhir adalah materi siswa. Berkaitan dengan materi siswa, penulis melihat perbedaan nyata antara sekolah dengan decile (peringkat sekolah berdasarkan faktor sosio-ekonomi siswa) lebih rendah, mis:

Kaikorai Valley College (5), dibandingkan sekolah dengan decile paling tinggi, mis: Columba College (10). Walaupun KVC memiliki visi yang sangat baik dalam bidang musik, namun tetap sulit untuk ditandingkan dengan kemampuan siswi Columba College.

Memiliki sebuah paduan suara sekolah yang baik membutuhkan bukan hanya pelatih yang baik dan kerja keras, tetapi juga militansi. Dahulu penulis beranggapan bahwa melodrama paduan suara sekolah hanya terjadi di Indonesia, namun pada kenyataannya juga di Selandia Baru. Karena itu untuk berprestasi dan tetap eksis, setiap anggota yang menjadi bagian dari paduan suara tersebut dituntut untuk memiliki loyalitas dan semangat pantang menyerah. Semangat inilah yang nampaknya juga menjadi modal bagi sebagian paduan suara sekolah (terutama Paduan Suara Mahasiswa) di Indonesia untuk tetap hidup dan berkembang.

Kiranya tulisan ini dapat memotivasi dan mengingatkan kita semua, terutama mereka yang baru mulai mencoba-coba untuk terjun dalam dunia paduan suara, bahwa ada resiko atau harga yang harus dibayar bila kita ingin berprestasi. Kecintaan saja tidak cukup, melainkan juga harus ada kerja keras dan semangat militan. Salam dari Dunedin!!

Dunedin, Oktober 7, 2014

Paduan Suara Sekolah Menengah di Dunedin Selandia Baru