pengaruh aspek legalitas usaha terhadap intensi ... · himpunan pengusaha muda indonesia (hipmi)...
TRANSCRIPT
PENGARUH ASPEK LEGALITAS USAHA TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHAMAHASISWA (STUDI PADA HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA
PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA)
Fuad Pratama¹, Dr. Ir. Ratna L Nugroho², M.m³
¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, UniversitasTelkom
AbstrakDunia wirausaha telah merambah ke kalangan muda usia 17 tahun hingga 30 tahun. Ketikamemulai suatu usaha baru, wirausahawan harus menyiapkan berbagai legalitas yang nantinyadapat mempengaruhi produk atau jasa, saluran distribusi, harga, dan strategi promosi. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh aspek legal usaha berupa penggolonganUsaha Mikro Kecil Menengah, Surat Izin Usaha Perdagangan, Tanda Daftar Perusahaan, dan Hakatas Kekayaan Intelektual terhadap intensi berwirausaha anggota HIPMI PT UPI. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode kausal. Data diperoleh dengan cara menyebarkanangket kepada 46 responden. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampeljenuh dengan analisis jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek legal usaha tidakmemiliki peranan yang signifikan dalam membangun intensi berwirausaha mahasiswa. Sebagaianggota komunitas wirausaha, anggota HIPMI PT UPI sebaiknya lebih memperhatikan aspeklegal dalam usaha agar diaplikasikan dan disosialisasikan sehingga dapat membangun intensimahasiswa lain untuk berwirausaha.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
1.1.1 Profil Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi
Universitas Pendidikan Indonesia
Gambar 1.1
Logo HIPMI PT UPI
Sumber : HIPMI PT UPI
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) didirikan pada tanggal
10 Juni 1972. Pendirian organisasi ini dilandasi semangat untuk
menumbuhkan wirausaha di kalangan pemuda karena pada saat itu tidak
banyak kaum muda yang bercita-cita menjadi pengusaha. Sebagian kalangan
intelektual lebih memilih untuk masuk TNI/POLRI, PNS, dan sebagainya.
Maka dari itu, HIPMI hadir untuk mengubah paradigma tersebut.
Untuk menggalakkan jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa,
HIPMI secara resmi bekerja sama dengan perguruan tinggi dan membentuk
HIPMI Perguruan Tinggi (PT). HIPMI PT merupakan sebuah wadah
organisasi mahasiswa di dalam kampus yang memiliki hubungan koordinasi
dengan HIPMI.
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
2
Pada tahun 2013, jumlah HIPMI PT yang telah berdiri secara resmi di
Bandung adalah sebanyak 11 unit. HIPMI PT didirikian atas kerjasama antara
HIPMI Badan Perwakilan Cabang dengan perguruan tinggi yang berada
dalam daerah tersebut. Kepengurusan HIPMI PT melibatkan mahasiswa aktif
sebagai pelaksana tugas dalam organisasi. Berikut adalah daftar HIPMI PT
yang telah terbentuk di Kota Bandung:
1. HIPMI PT Universitas Pendidikan Indonesia
2. HIPMI PT Institut Manajemen Telkom
3. HIPMI PT Politeknik POS Indonesia
4. HIPMI PT Institut Teknologi Nasional
5. HIPMI PT STMIK LPKIA
6. HIPMI PT Politeknik Telkom
7. HIPMI PT Universitas Bisnis dan Informatika
8. HIPMI PT Universitas Widyatama
9. HIPMI PT Universitas Islam Bandung
10. HIPMI PT Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Manajemen Bisnis
Bandung
11. HIPMI PT Pasundan
Salah satu HIPMI PT yang tertua di Indonesia dan memiliki eksistensi
yang baik dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk
menciptakan pengusaha baru adalah HIPMI PT Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI). HIPMI PT UPI merupakan sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) didalam lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. HIPMI PT
UPI bertujuan untuk meningkatkan kualitas mahasiswa di bidang ekonomi
dan kewirausahaan sebagai insan yang ilmiah, edukatif dan religius serta ikut
berpartisipasi dalam mewujudkan pembangunan nasional yang diridhai Allah
SWT (HIPMI PT UPI, 2012).
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
3
HIPMI PT UPI digagas pada tahun 2007 dan resmi menjadi salah satu
Unit Kegiatan Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia pada tanggal 6
Juni 2008. Untuk mewujudkan tujuan organisasi seperti yang telah disebutkan
dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, HIPMI PT UPI
melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan di bidang
kewirausahawan seperti seminar bisnis, diskusi, softskill training, company
visit, up grading, manajemen organisasi, manajemen keuangan, pembuatan
business plan, dan berjualan atau praktek bisnis.
1.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan
Visi
Menjadi organisasi pencetak kader entrepreneur muda yang mandiri
dan profesional dari lingkungan kampus, yang tetap menjunjung tinggi
almamater Universitas Pendidikan Indonesia.
Misi
1. Menanamkan motivasi dan minat berwirausaha kepada anggota dan
mahasiswa UPI sedari muda,
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota, mahasiswa dan
masyarakat mengenai business, marketing dan entrepreneurship
melalui pendidikan, pelatihan dan public event,
3. Menjalin hubungan baik dan kerjasama dengan organisasi lain yang
sejenis maupun tidak, baik didalam maupun diluar kampus Universitas
Pendidikan Indonesia.
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
4
Tujuan
HPMI PT UPI bertujuan untuk meningkatkan kualitas mahasiswa di
bidang ekonomi dan kewirausahaan sebagai insan yang ilmiah, edukatif dan
religius serta ikut berpartisipasi dalam mewujudkan pembangunan nasional
yang diridhai Allah SWT.
1.1.3 Struktur Organisasi
Gambar 1.2
Struktur Pengurus HIPMI PT UPI
Sumber : HIPMI PT UPI (2012)
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris 1
Sekretaris 2
Bendahara 2
Bendahara 1
Ka. Bid. BD
Ka. Bid. HRD
Ka. Bid. PR
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
5
1.2 Latar Belakang Penelitian
Saat ini, tujuan sekolah atau kuliah dari hampir seluruh generasi muda
di Indonesia hanya untuk menjadi pekerja (job seeker) pada sebuah institusi.
Hanya sebagian kecil saja yang peduli dengan pentingnya kewirausahaan di
kampus (Dikti, 2011).
Menurut sebuah makalah yang diterbitkan oleh Organisasi Buruh
Internasional dengan judul “Pandangan Pekerjaan Global: Suramnya
Kesempatan Lapangan Pekerjaan untuk Anak Muda”, jumlah anak muda yang
menjadi pengangguran di Asia Tenggara dan Pasifik diperkirakan meningkat
dari 13,1 persen pada tahun 2012 menjadi 14,2 persen pada tahun 2017 (Sari,
2012).
Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, upaya-upaya memunculkan
sosok entrepreneur muda mulai dilakukan dengan berbagai metode dan
strategi yang membuat mahasiswa tertarik untuk berwirausaha. Seperti yang
telah dilaksanakan beberapa kampus di Indonesia yang membuat program-
program seperti: Pendirian Pusat Kewirausahaan Kampus, Entrepreneurship
Priority, Pengembangan Program Wirausaha Muda, Program Wirausaha
Mandiri untuk Mahasiswa, Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja
dan Produktivitas bagi Mahasiswa, dan Program Pemberian Modal Usaha
Untuk Mahasiswa (Dikti, 2011).
Banyaknya wirausahawan muda yang sukses serta gencarnya usaha
untuk memotivasi kaum muda agar berani masuk dunia entrepreneurship
membuat profesi ini semakin populer. Berikut adalah hasil penelitian
Litbang Kompas tentang bidang profesi yang diminati mahasiswa setelah
lulus kuliah:
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
6
Gambar 1.3
Bidang Profesi yang Diminati Mahasiswa Setelah Lulus Kuliah
Sumber: Litbang Kompas (2012)
Walaupun presentasi penelitian tersebut didominasi oleh profesi
wirausaha yaitu sebesar 20,1 persen, profesi lain yang berperan sebagai
pekerja yaitu sebesar 79,9 persen juga masih menarik minat mahasiswa
setelah lulus kuliah. Hal ini memperkuat pernyataan bahwa tujuan sekolah
atau kuliah sebagian besar generasi muda di Indonesia hanya untuk menjadi
pekerja.
Banyaknya minat mahasiswa yang ingin menjadi pekerja setelah lulus
kuliah disebabkan karena profesi-profesi tersebut dianggap menantang,
terhormat, dan bergengsi. Selain itu, mahasiswa juga masih mempunyai niat
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
7
melayani masyarakat melalui pekerjaan yang dilakukan, serta bisa
memperoleh popularitas (Baskara, 2012).
Terjun ke dunia wirausaha tidak perlu lagi menunggu masa tua, selepas
pensiun, atau sudah tidak produktif lagi. Minat berusaha sekarang sudah
merambah ke kalangan muda usia 17 tahun hingga 30 tahun. Ketertarikan
berwirausaha di kalangan anak muda ini lebih besar dibanding minat
responden usia menengah (31-50 tahun) atau lanjut (di atas 50 tahun).
Ketertarikan wirausaha di kalangan responden muda mencapai 70,7 persen,
sedangkan pada kelompok responden usia menengah dan tua masing-masing
59 persen dan 47,1 persen (Baskara, 2012).
Menjamurnya kegiatan wirausaha dikalangan muda ini memberi
harapan dan peluang untuk keluar dari ketergantungan terhadap lapangan
kerja yang disediakan pemerintah yang saat ini kian terbatas. Kasali (2010:11)
mengemukakan bahwa wirausahawan sekolahan memiliki perbedaan
dibandingkan yang lainnya. Wirausahawan sekolahan sejak dulu duduk di
bangku kelas tetapi mereka tidak berpikir untuk tetap duduk disana. Setiap
akhir tahun mereka menginginkan kenaikan. Wirausahawan sejati tidak
langsung berpuas diri melainkan mencari pintu-pintu lainnya.
Ketika hendak memulai sebuah usaha perdagangan, entrepreneur perlu
memperhatikan aspek-aspek legal. Hisrich et al. (2010:203) mengatakan
bahwa terdapat berbagai isu legal penting jika memulai suatu usaha baru dan
wirausaha harus menyiapkan berbagai legalitas yang nantinya dapat
mempengaruhi produk atau layanan, saluran distribusi, harga, dan strategi
promosi.
Wijatno (2009:126) mengatakan bahwa entrepreneur yang akan
memulai usaha baru akan dihadapkan pada beberapa isu hukum/legal. Yang
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
8
pertama adalah tentang jenis usaha yang akan dibangun apakah termasuk
mikro, kecil, atau menengah. Masing-masing jenis usaha tersebut memiliki
kriteria tersendiri. Kedua, tentang persyaratan hukum dan perizinan yang
harus dipenuhi untuk memulai usaha baru. Dan yang terakhir adalah tentang
hak cipta, paten, merek, dan rahasia dagang.
Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Jawa barat Bidang
Kemitraan dan Koperasi Usaha Kecil Menengah (2012) berpendapat bahwa
kelembagaan dengan dasar hukum yang jelas diperlukan untuk merangkul
pihak ketiga, seperti investor ataupun perbankan. Kalangan wirausaha muda
bisa menjadi pintu percepatan pengembangan usaha dan hanya akan bermitra
dengan usaha yang memiliki landasan hukum. Selain berkaitan dengan
kelangsungan usaha, aspek legal juga menjadi bagian penting untuk
pendataan. Identifikasi yang dilakukan pemerintah akan lebih mudah jika
merunut badan hukum usaha yang ada. Tetapi fakta yang ada dilapangan
menunjukkan bahwa aspek legal kerap diabaikan oleh pengusaha pemula.
Mereka cenderung fokus untuk membangun usaha dan menjadikannya tetap
berjalan. Padahal, keterlibatan ketertiban dalam administrasi kelembagaan
bisa mempengaruhi pengembangan bisnis (Didin, 2012).
Namun sayangnya, hingga saat ini permasalahan yang dihadapi oleh
pengusaha untuk berkembang masih banyak dan kompleks (Fatimah, 2012).
Salah satu permasalahan yang muncul adalah masih kurang kondusifnya iklim
usaha yang mencakup aspek legalitas badan usaha dan ketidakjelasan
prosedur perizinan yang mengakibatkan besarnya biaya transaksi, panjangnya
proses perizinan dan timbulnya berbagai pungutan tidak resmi (BAPPENAS,
2012).
Kemudahan memperoleh izin usaha merupakan upaya paling efektif
yang bisa dilakukan pemerintah untuk merangsang kewirausahan di kalangan
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
9
lulusan perguruan tinggi. Jumlah entrepreneurship di Indonesia masih jauh di
bawah negara kecil Singapura. Di Singapura membuat izin usaha lebih cepat
dan murah dibandingkan dengan Indonesia. Dengan kemudahan dan
kemurahan izin usaha, bukan tidak mungkin wirausaha bisa menjadi pilihan
utama daripada menjadi pekerja (Pikiran Rakyat, 2010).
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil HIPMI PT UPI sebagai objek
studi penelitian. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang diperoleh penulis
dari wawancara informal dengan Ketua HIPMI PT UPI diperoleh gambaran
bahwa adanya aspek legal usaha memang penting dimiliki oleh suatu bisnis
utuk membangun jaringan lebih luas demi memajukan usaha yang dimiliki.
Aspek legal juga merupakan suatu hal yang penting mengingat anggota
HIPMI PT UPI dibina untuk menjadi seorang entrepreneur yang besar, bukan
hanya seorang pengusaha yang berkarir di kampus atau di suatu tempat
tertentu saja. Intensi berwirausaha muncul didasarkan atas keadaan sekitar,
motivasi yang muncul dari orang-orang terdekat, dan adanya kemauan dari
diri sendiri karena alasan financial. Namun pada kenyataannya, hanya
mahasiswa yang benar-benar peduli dan berpandangan luas yang
memperhatikan aspek legal dalam usaha mereka. Perlu adanya edukasi
tentang aspek legal tersebut sehingga pelaku bisnis dalam kalangan
mahasiswa lebih peduli.
Mahasiswa adalah generasi muda yang memiliki pengetahuan serta
tingkat kreasi dan inovasi yang tinggi. Dengan adanya intensi berwirausaha
yang matang dan terencana akan menimbulkan dampak terhadap penambahan
jumlah wirausaha serta dapat melihat siapa-siapa saja yang akan menjadi
seorang wirausaha. Berbicara lebih lanjut tentang intensi, Hisrich et al.
(2010:38) berpendapat bahwa tujuan wirausaha yaitu mencari peluang,
memasuki pasar baru, dan menawarkan produk baru. Tetapi hal-hal tersebut
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
10
masih jarang dilakukan oleh para pelaku wirausaha. Intensi mengandung
faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi tingkah laku yang tidak mudah
dilakukan tersebut. Sesuai dengan aturan umum yang ada, semakin kuat niat
yang ada, semakin terlihat kinerja seseorang. Menurut Fishbein dan Ajzen
(1975:188) intensi dipengaruhi oleh derajat keyakinan individu bahwa
menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu akan menghasilkan
akibat-akibat atau hasil-hasil tertentu, keyakinan seseorang akan norma, orang
sekitarnya dan motivasi seseorang untuk mengikuti norma yang ada, dan
derajat kontrol perilaku yang dipersepsikan.
Berdasarkan data-data yang ada dan belum pernah dilakukannya
penelitian sebelumnya maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “PENGARUH ASPEK LEGALITAS USAHA TERHADAP
INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA”.
1.3 Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut, maka permasalahan yang muncul adalah:
1. Bagaimana persepsi anggota HIPMI PT UPI tentang pelaksanaan
aspek legalitas dalam mendirikan suatu usaha ?
2. Bagaimana gambaran intensi berwirausaha anggota HIPMI PT UPI ?
3. Bagaimana pengaruh aspek legalitas usaha terhadap intensi
berwirausaha anggota HIPMI PT UPI ?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang pelaksanaan aspek
legalitas dalam mendirikian suatu usaha.
2. Untuk mengetahui gambaran intensi berwirausaha mahasiswa.
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
11
3. Untuk mengetahui pengaruh aspek legalitas usaha terhadap intensi
berwirausaha mahasiswa.
1.5 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat
di berbagai aspek, diantaranya:
1. Aspek Teoritis
Kegunaan dalam aspek teoritis dari penelitian ini adalah:
a. Mengaplikasikan pengalaman dan pengetahuan berdasarkan ilmu atau
teori yang telah diperoleh selama perkuliahan dan selama penelitian,
sehingga dapat menambah wawasan penulis.
b. Sebagai bahan masukan dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
c. Sebagai sumbangan pemikiran dan informasi untuk memperluas kajian
ilmu pengetahuan mengingat masih minimnya literatur yang
membahas teori tentang aspek legal usaha.
2. Aspek Praktis
Kegunaan dalam aspek praktis dari penelitian ini adalah:
a. Membangun intensi berwirausaha bagi pihak yang belum tertarik untuk
berwirausaha khususnya pada kalangan mahasiswa.
b. Memberikan informasi kepada HIPMI PT yang terdapat di perguruan
tinggi lain sehingga dapat memberikan masukan yang bermanfaat guna
mencapai tujuan.
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
12
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami materi yang terdapat
dalam usulan skripsi, maka penulisan usulan skripsi disusun sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan secara singkat tinjauan objek penelitian,
latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang berhubungan
dengan masalah yang dibahas, penelitian terdahulu, dan kerangka pemikirian.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang jenis penelitian, variabel
operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji
validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas karakteristik responden, hasil penelitian dan
pembahasan hasil penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab V berisi tentang kesimpulan hasil analisis dan saran.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan pada
anggota HIPMI PT UPI mengenai pengaruh aspek legal usaha terhadap
intensi berwirausaha mahasiswa, maka diambil beberapa kesimpulan yang
dapat memberikan jawaban terhadap perumusan masalah dalam penelitian ini:
1. Berdasarkan hasil pengolahan data hasil angket dapat disimpulkan
bahwa persepsi responden terhadap aspek legal usaha termasuk dalam
kategori sangat tinggi. Hal ini menandakan bahwa aspek legal usaha
yang terdiri dari penggolongan UMKM (X1), Surat Izin Usaha
Perdagangan (X2), Tanda Daftar Perusahaan (X3), dan Hak atas
Kekayaan Intelektual (X4) dirasakan anggota HIPMI PT UPI sebagai
hal yang penting untuk berwirausaha.
2. Berdasarkan hasil pengolahan data hasil angket dapat disimpulkan
bahwa persepsi responden terhadap intensi berwirausaha sangat tinggi.
Hal ini menandakan bahwa mayoritas dari anggota HIPMI PT UPI
memiliki intensi yang sangat tinggi untuk berwirausaha.
3. Berdasarkan uji hipotesis secara simultan diperoleh hasil bahwa aspek
legal usaha (X) berpengaruh terhadap intensi berwirausaha (Y).
Sedangkan hasil analisis secara parsial memberikan informasi bahwa
sub variabel penggolongan UMKM (X1) dan Hak atas Kekayaan
Intelektual (X4) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap intensi
berwirausaha. Sedangkan sub variabel Surat Izin Usaha Perdagangan
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
101
(X2) dan Tanda Daftar Perusahaan (X3) tidak memiliki pengaruh yang
signifikan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian, penulis
memiliki beberapa saran sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan korelasi antara aspek legal usaha
terhadap intensi berwirausaha sebesar 28,8%. Presentasi ini
menunjukkan hubungan yang tidak cukup kuat antara aspek legalitas
usaha dengan intensi berwirausaha anggota HIPMI PT UPI. Padahal
aspek legal usaha merupakan hal yang penting dalam berjalannya suatu
usaha. Oleh karena itu, HPM PT UPI sebaiknya memberikan perhatian
yang lebih pada aspek legalitas usaha. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan cara menjadwalkan seminar yang bertemakan
aspek legal usaha secara rutin yang dilakukan setiap tiga bulan.
Dengan demikian, setiap kepengurusan akan mendapatkan sosialisasi
tentang aspek legal usaha sebanyak empat kali dalam periode satu
tahun.
2. Sebagai unit kegiatan mahasiswa wirausaha, HIPMI PT UPI harus
terus menjaga konsistensi dan meningkatkan kompetensi anggota dan
mahasiswa lain dalam bidang entrepreneurship. Selain kegiatan-
kegiatan yang bertujuan untuk memberikan motivasi dan pengetahuan
tentang entrepreneurship dalam bentuk seminar, HIPMI PT UPI juga
sebaiknya melakukan suatu tindakan nyata. Salah satu tindakan nyata
yang dapat dilakukan adalah dengan mulai menerapkan aspek legal
pada usaha yang telah berjalan atau mulai merencanakan legalitas yang
akan dibentuk pada usaha yang telah direncanakan. Disamping telah
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
102
mempersiapkan legalitas, HIPMI PT UPI akan menjadi motivasi bagi
mahasiswa lain dan memberikan gambaran akan pentingnya aspek
legal dalam suatu usaha.
3. Hasil pengolahan angket memberikan informasi bahwa intensi untuk
berwirausaha anggota HIPMI PT UPI sangat tinggi. Oleh sebab itu,
diperlukan program-program yang bersifat berkelanjutan untuk
menjaga konsistensi intensi yang telah dimiliki hingga pada akhirnya
dapat mewujudkan usaha anggota HIPMI PT UPI.
4. Legalitas usaha merupakan aspek yang sangat penting dalam suatu
usaha. Berdasarkan kesimpulan nomor 3, terdapat dua sub variebel
yang tidak mempengaruhi intensi berwirausaha. Sebagai pihak
penyelenggara aspek legal usaha di Indonesia, hendaknya pihak
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia khususnya Direktorat
Jendral Hak Kekayaan Intelektual dan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan yang ada di setiap daerah mengeluarkan kebijakan-
kebijakan yang dapat membangun intensi mahasiswa dalam
berwirausaha. Kebijakan tersebut dapat berupa berupa program-
program yang bertujuan untuk lebih mensosialisasikan aspek legal
usaha pada mahasiswa seperti pembentukan badan yang bertugas
dalam penyuluhan aspek legal usaha ke setiap perguruan tinggi.
Program lain yang juga dapat dijalankan adalah pendirian pusat
informasi tentang aspek legalitas usaha yang menetap atau berpindah-
pindah dari satu perguruan tinggi ke perguruan tinggi lain sehingga
sangat memungkinkan untuk memudahkan mahasiswa mengetahui
tentang aspek legal usaha yang dapat menumbuhkan intensi
berwirausaha.
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
103
5. Melihat fenomena yang terjadi sekarang bahwa wirausaha juga telah
banyak dilakukan oleh mahasiswa, pihak-pihak yang terkait dalam
pembuatan aspek legal juga sebisa mungkin dapat mendukung
fenomena tersebut dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang
ditujukan langsung pada mahasiswa. Kebijakan tersebut dapat berupa
keringanan biaya dan penyederhanaan prosedur dalam membuat
legalitas suatu usaha bagi mahasiswa.
6. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) merupakan organisasi
yang dimana anggotanya merupakan orang-orang yang telah memiliki
usaha dan telah memiliki aspek legalitas usaha. Oleh karena itu, perlu
adanya peran aktif anggota HIPMI dalam membantu mensosialisasikan
atau membantu dalam persiapan pendirian aspek legal usaha pada
anggota HIPMI PT UPI.
7. Penelitian ini hanya meneliti aspek legal usaha yang diadopsi dari
Serian Wijatno. Oleh karena itu, penelitian ini dapat dilanjutkan atau
dikembangkan mengingat masih terdapatnya aspek legal usaha yang
belum dibahas oleh peneliti, misalnya: Surat Izin Ganggauan (HO),
Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT),
Desain Industri, dan Indikasi Geografis. Disamping itu, perlu adanya
pengawasan terhadap responden dalam mengisi angket yang dibagikan
agar dapat meminimalisasi terjadinya ketidaktahuan atau kesalahan
yang dilakukan responden dalam mengisi angket sehingga hasil data
yang diterima valid.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
104
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto, H. (2011). Identifikasi Karakteristik Team Building Skill dengan
Pendekatan Tuckman Model’s pada Mahasiswa yang Mengambil Mata
Kuliah Entrepreneurship II di Institut Manajemen Telkom. Skripsi
Sarjana pada SMTM IMT Bandung: tidak diterbitkan.
Astamoen, M. P. (2008). Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa
Indonesia. Bandung: CV Alfabeta.
Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behavior: Organizational Behavior
and Human Decision Processes, 50, 179-211.
Ajzen, I. (2006). TPB diagram [Online].
http://www.people.umass.edu/aizen/tpb.diag.html. [7 Januari 2013]
Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). (2012).
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
www.bappenas.go.id/get-file-server/node/3341/. [20 Oktober 2012]
Baskara, B. (24 September 2012). Kegigihan, Kiat Sukses Berwirausaha.
Kompas Extra, h. 22.
Bouhlel, O., Mzoughi, N., Ghachem, M. S., & Negra, A. (2010). Online
Purchase Intention: Understanding the Blogosphere Effect. International
Journal of e-Business Management, vol. 4, no. 2, pp. 37-51.
Bygrave, W., & Zacharakis, A. (2008). Entrepreneurship. New York: John
Wiley & Sons.
Cheng, S. I., Fu, H. H., & Tu, L. T. C. (2011). Examining Customer Purchase
Intentions for Counterfeit Products Based on a Modified Theory of
Planned Behavior. International Journal of Humanities and Social
Science, vol. 1, no. 10, pp. 278-284.
Dewi, A. C. E. (2011). Pengaruh Pembelajaran Mata Kuliah
Entrepreneurship terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di Institut
Manajemen Telkom. Skripsi Sarjana pada SMTM IMT Bandung: tidak
diterbitkan.
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
105
Didin, S. J. (2012). Pengusaha Pemula Cenderung Abaikan Persoalan Legal
Aspect Usahanya. Pikiran Rakyat [Online]. Tersedia:
http://www.pikiran-rakyat.com/node/189431. [18 Oktober 2012]
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). (2011). Strategi Perguruan
Tinggi Mewujudkan Entrepreneurial Kampus. [Online].
http://2011.web.dikti.go.id/. [13 Oktober 2012]
Drucker, P. F. (1985). Inovasi dan Kewirausahaan: Praktek dan Dasar-
Dasar. Jakarta: Erlangga.
Fatimah, S. (2012). Permasalahan Internal UKM. Tribun News [Online].
Tersedia: http://www.tribunnews.com [19 Oktober 2012]
Ferrel, O. C., Hirt, G., & Ferrell, L. (2008). Business: A Changing World
(sixth edition). New York: McGraw Hill.
Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975). Belief, Attitude, Intention and Behavior: An
Introduction to Theory and Research. Reading, MA: Addison-Wesley.
Grahashoddana, O. (2010). Hubungan antara Karakteristik Wirausahawan
terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa Anggota HIPMI PT
Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi Sarjana pada UPI Bandung:
tidak diterbitkan.
Handari, S. (23 Oktober 2012). Berwirausaha, SiapaTakut?. Kompas, h. 34.
________. (27 November 2012). Saatnya Mengembangkan Potensi dengan
Berwirausaha. Kompas, h. 34.
Hartini, R. (2005). Hukum Komersial. Malang: UM Press.
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi Universitas
Pendidikan Indonesia (HIPMI PT UPI). (2012). Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga HIPMI PT UPI. Bandung: HIPMI PT UPI.
Hisrich, R. D., Peters, M. P., & Shephered, D. A. (2010). Entrepreneurship
(edisi 8). Singapore: McGraw Hill.
Indiarti, N., & Rostiani, R. (2008). Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi
Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia. Jurnal
Ekonomika dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 4, 1-26.
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
106
Iskandar. (2008). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: GP
Press.
Kasali, R. (2011). Wirausaha Muda Mandiri: Ketika Anak Sekolahan
Berbisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Khan, I., Ghauri, T. A., & Majeed, S. (2012). Impact of Brand Related
Attributes on Purchase Intention of Customers. Interdisciplinary Journal
of Contemporary Research in Business, vol. 4, no. 3, pp.194-200.
Kompas. (29 November 2012). Dorong Wirausaha: Wirausahawan Bertambah
5 Juta Orang pada 2025, h. 20.
Littunen, H. (2000). Entrepreneurship and The Characteristic of The
Entrepreneurial Personality. International Journal of Entrepreneurial
Behaviour & Research, Vol. 6 No. 6, 2000, pp. 295-309.
Nargundkar, R. (2008). Marketing Research (third edition). West Patel Nagar,
New Delhi: Tata McGraw-Hill.
Peraturan Menteri Perdagangan Indonesia Nomor: 46/M-DAG/PER/9/2009
Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Republik
Indonesia Nomor: 36/M-DAG/PER/9/2007 Tentang Penerbitan Surat
Izin Perdagangan.
Pikiran Rakyat. (2010). Biaya Membuat Izin Usaha di Indonesia Masih
Mahal [Online]. http://www.pikiran-rakyat.com/node/113229. [18
Oktober 2012]
Purwanto, E. A., & Sulistyastuti, D. R. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif
(edisi kedua). Yogyakarta: Gava Media.
Rachman, M. (2012). Pengaruh Entrepreneurship Barriers terhadap Minat
Berwirausaha. Skripsi Sarjana pada SMTM IMT Bandung: tidak
diterbitkan.
Reni, A. Y. (2012). Pengaruh Sikap Kewirausahaan terhadap Intensi
Berwirausaha Mahasiswa. Skripsi Sarjana pada UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Riduwan, & Kuncoro, E. A. (2011). Cara menggunakan dan Memaknai Path
Analysis. Bandung: CV Alfabeta.
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
107
Sandjojo, N. (2011). Metode Analisis Jalur dan Aplikasinya. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Sari, R. K. (2012). Microsoft Sumbang US$300,000 untuk Pelatihan TIK.
Warta Ekonomi [Online]. Tersedia:
http://wartaekonomi.co.id/berita5259/microsoft-sumbang-us300000-
untuk-pelatihan-tik.html. [15 Oktober 2012]
Sarwoko, E. (2011). Kajian Empiris Entrepreneur Intention Mahasiswa
Universitas Kanjuruhan Malang. Jurnal Ekonomi Bisnis, Th. 16, No. 2,
126-135.
Sarwono, J. (2012). Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif:
Menggunakan Prosedur SPSS. Jakarta: PT Elex media Komputindo.
Sarwono, J., & Martadiredja, T. (2008). Riset Bisnis Untuk Pengambilan
Keputusan. Yogyakarta: Andi Offset.
Sekaran, U. (2006). Research Methods for Business (edisi 4). Jakarta:
Salemba Empat.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: CVAlfabeta
________. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta.
________. (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
________. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.
Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan
Tindakan. Bandung: Refika Aditama.
Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan
Praktiknya. Jakarta: Bumiaksara.
Suryana. (2006). Kewirausahaan, Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju
Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Timmons, J. A., & Spinelli, S. (2007). New Venture Creation:
Entrepreneursip for the 21st Century. New York: McGraw-Hill.
Umar, H. (2008). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
108
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Wajib
Daftar Perusahaan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak
Cipta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008 Tentang Usaha
Mikro, kecil dan Menengah.
Wijatno, S. (2009). Pengantar Entrepreneurship. Jakarta: Grasindo.
Wijaya, T. (2007). Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi
Berwirausaha (Studi Empiris pada Siswa SMKN 7 Yogyakarta). Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, 9, 117-127.
_________. (2008). Kajian Model Empiris Perilaku Berwirausaha UKM DIY
dan Jawa Tengah. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 10, No.
2, 93-104.
Zikmund, W. G. (2010). Business Research Methods (edisi 8). Mason, OH:
South-Western Cengage Learning.
Zimmerer, T. W., & Scarborough, M. N. (2008). Kewirausahaan dan
Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat.
_____________. (1996). Entrepreneurship and New Venture Formation.
Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2013
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)