pengaruh pelatihan penanganan pasien gawat …repository.utu.ac.id/420/1/bab i_v.pdf · sistem...

50
PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT (PPGD) TERHADAP KINERJA PERAWAT DI UNIT GAWAT DARURAT (UGD) DAN INTENSIF CARE UNIT (ICU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NAGAN RAYA SKRIPSI OLEH : ELIZAR NIM :08C10104091 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH-ACEH BARAT 2013

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT

DARURAT (PPGD) TERHADAP KINERJA PERAWAT DI UNIT GAWAT DARURAT (UGD) DAN INTENSIF CARE

UNIT (ICU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH :

ELIZAR

NIM :08C10104091

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH-ACEH BARAT

2013

Page 2: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT

DARURAT (PPGD) TERHADAP KINERJA PERAWAT DI UNIT GAWAT DARURAT (UGD) DAN INTENSIF CARE

UNIT (ICU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH :

ELIZAR

NIM :08C10104091

Skrips i Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat Univers itas Teuku Umar Maulaboh

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH-ACEH BARAT

2013

Page 3: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

ABSTRAK

Elizar. Pengaruh Pelatihan Penanganan Pasien Gawat Darurat (PPGD) terhadap Kinerja Perawat di Unit Gawat Darurat (UGD) dan Intensif Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya tahun 2013. Di bawah bimbingan

Firdaus, dan Azhari.

Dalam menangani kasus gawat darurat, perawat tentunya diharapkan memiliki

kecakapan dan keterampilan yang profesional. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja perawat adalah melalui kegiatan pelatihan-pelatihan yang dilakukan

terhadap perawat. Salah satu jenis pelatihan yang dapat diikuti perawat adalah

pelatihan Penanganan Pasien Gawat Darurat (PPGD). Banyak keluarga pasien yang masih kurang puas dan mengeluhkan kinerja perawat yang bertugas di ruang UGD dan juga ICU seperti pelayanan yang lambat, tindakan kurang hati-hati dan kurang

empati. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa pengaruh pelatihan penanganan pasien gawat darurat(PPGD) terhadap kinerja perawat diunit gawat darurat(UGD)

dan intensif care unit(ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 1-11 Mei 2013. Penelitian ini termasuk jenis penelitian analitik yaitu untuk menganalisis pengaruh Pelatihan Penanganan

Pasien Gawat Darurat (PPGD) terhadap kinerja perawat di Unit Gawat Darurat (UGD) dan Intensif Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat yang bertugas di

ruang IGD dan ICU RSUD Nagan Raya Kabupaten Nagan Raya. Pengambilan sampel secara total populasi dengan jumlah sampel sebanyak 35 orang. Hasil

penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan analisa statistik menggunakan uji Chi square maka diperoleh nilai p =0,012 (p<0,05) dan OR=8,250.

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pelatihan PPGD dengan kinerja perawat, dengan nilai p=0,005.

Disarankan kepada kepala ruangan sebagai pimpinan untuk memberikan kesempatan kepada perawat mengikuti pelatihan PPGD supaya semakin baik dalam memberikan pelayanan kepada pasien yang mengalami kondisi gawat

darurat.

Kata Kunci : Pelatihan PPGD, Kinerja Perawat.

Page 4: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul skripsi : PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN

GAWAT DARURAT (PPGD) TERHADAP KINERJA

PERAWAT DI UNIT GAWAT DARURAT (UGD) DAN INTENSIF CARE UNIT (ICU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NAGAN RAYA

Nama Mahasiswa : ELIZAR NIM : 08C10104091

Pogram Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Menyetujui, Komisi Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

Firdaus, SKM, MKM

Azhari, SKM, MKM

Mengetahui :

Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat

Ketua Pogram Studi Ilmu Kesehatan

Masyarakat

Salman Rusly, SKM, M.Epid

NIDN.0128067401 Citra Ovalisa Rahmi, SKM

Tanggal lulus 15 juni 2013

Page 5: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi Dengan Judul :

PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

(PPGD) TERHADAP KINERJA PERAWAT DI UNIT GAWAT DARURAT

(UGD)DAN INTENSIF CARE UNIT (ICU) RUMAH SAKIT

UMUMDAERAH NAGAN RAYA

Yang Disusun Oleh

Nama Mahasiswa : ELIZAR

NIM : 08C10104091

Fakultas : Kesehatan Masyarakat

Program Studi :ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal 15 Juni2013 dan Dinyatakan Memenuhi Syarat Untuk Diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1. Firdaus SKM, MKM

( Dosen Pembimbing Ketua ) ........................................................

2. Azhari, SKM, MKM

(Dosen Pembimbing Anggota ) ........................................................

3. Evi Darni S. Kep, MKM

(Dosen Penguji I) ........................................................

4. dr.Nurdin, M.Sc

(Dosen Penguji II) ........................................................

Alue Peunyareng, 15 Juni 2013

Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Citra Ovalisa Rahmi, SKM

Page 6: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

RIWAYAT HIDUP

Nama : ELIZAR

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat /Tanggal Lahir : Blang Bintang, 06 Juli 1990

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl. Teuku Merah Ahmat Gampong Blang Bintang

kec,kuala Nagan Raya

Alamat Email : [email protected]

Pendidikan Formal

Sekolah Dasar (1996-2002) : SDN Blang Bintang

SLTP (2002-2005) : SMP Negeri 2 Kuala

SMA (2005-2008) : SMU Negeri 1 Kuala

Pendidikan Non Formal :

- Pelatihan Manajemen kepemimpinan (2005)

- Pelatihan kursus komputer (2008)

Pengalaman Organisasi

- Pengurus OSIS SMA ( 2006 )

- Anggota BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat (2008).

3x4

Page 7: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehinga dapat

menyelesaikan penulisan skripsi penelitian yang berjudul : ‘’ Pengaruh

Pelatihan Penanganan Pasien Gawat Darurat (Ppgd) Terhadap Kinerja

Perawat Di Unit Gawat Darurat (UGD) Dan Intensif Care Unit (ICU) Rumah

Sakit Umum Daerah Nagan Raya Tahun 2013 ’’ skripsi ini untuk memenuhi

salah satu syarat kelulusan dalam meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Universitas Teuku Umar.

Selama penyusunan skripsi penelitian. Penulis tidak luput dari kendala.

Kendala tersebut dapat di atasi penulis berkat adanya bantuan. Bimbingan dari

berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

sebesar-besarnya kepada :

1. Ayahanda ibunda dan abang serta kakak tercinta yang selalu mendo’akan

dan memberi dukungan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi.

2. Bapak Drs. Alfian Ibrahim, M.Si, selaku Rektor Universitas Teuku Umar

Meulaboh.

3. Bapak Salman Rusly, SKM, M.Epid. Selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh.

4. Bapak Firdaus, SKM, MKM, selaku Pembimbing I yang telah meluangkan

waktu dalam membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Bapak Azhari SKM, MKM. selaku Pembimbing II yang telah membantu

penulis dalam menyusun skripsi ini.

Page 8: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

6. Kepada Ibu Citra Ovalisa Rahmi SKM selaku Ketua Program prodi

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh.

7. Seluruh Dosen dan Staf pengajar Civitas Akademika Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh yang telah memberikan

dorongan serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat

kekurangan dan kejanggalan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran

dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan

skripsi ini.

Meulaboh, Juni 2013

Penulis

Page 9: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

DAFTAR ISI

LEMBARAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK

LEMBARAN PERSETUJUAN

RIWAYAT HIDUP ................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iv

DAFTAR TABEL.................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang .................................................................... 1 1.2.Rumusan Masalah............................................................... 4 1.3.Tujuan Penelitian ................................................................ 4

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................. 4

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Konsep Dasar penganganan Paien Gawat Darurat ........... 6

2.1.1.Pengertian.................................................................... 6 2.1.2.Penyebab Gawat Darurat ............................................ 7

2.1.3. Tujuan Penagulangan PPGD..................................... 8 2.1.4.Prinsip Penanggulangan Penderita Gawat Darurat ..... 8 2.1.5. Sistem Penanggulangan Penderita Gawat Darurat .... 9

2.1.6. Lingkup Penanggulangan Penderita Gawat Darurat .. 10 2.1.8. Peran & Fungsi Perawat Gawat Darurat .................... 11

2.2. Kinerja .............................................................................. 11 2.2.1. Pengertian Kinerja...................................................... 11 2.2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ........................ 12

2.2.3. Evaluasi Kinerja ......................................................... 13 2.2.4.Kinerja Perawat........................................................... 14

2.3. Landsan Teori .................................................................... 16 2.4. Kerangka Konsep.............................................................. 17 2.5. Hipotesis ............................................................................ 18

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan ....................................................... 19 3.2. Lokasi danWaktu dan Penelitian .................................... 19

3.3. Populasi dan Sampel ....................................................... 19 1 3.3.1. Populasi................................................................... 19

1 3.3.2. Sampel .................................................................... 19

Page 10: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

3.4.Metode Pengumpulan Data.............................................. 20

1 3.4.1.Primer ...................................................................... 20 1 3.4.2.Sekunder .................................................................. 20

3.5. Definisi Operasional ....................................................... 20 3.6. Aspek Pengukuran .......................................................... 21 3.7. Teknis Anlisis Data......................................................... 21

a 3.7.1.Analisis Univariat ..................................................... 21 .. 3.7.2.Analisis Bivariat ....................................................... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian ............................................................. 23

4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ...................... 23 4.1.2 Analisa Univariat..................................................... 25

4.1.3 Analisa Bivariat....................................................... 26 4..2. Pembahasan ................................................................... 27 4.2.1 Pelatihan PPGD....................................................... 27

4.2.2 Kinerja Perawat ....................................................... 28 4.2.3 Hubungan Pelatihan PPGD dengan Kinerja Perawat 29

BABVKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan........................................................................................ 30

5.2 Saran .................................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

DAFTAR TABEL

Halaman

1.Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 20

2. Tabel 4.1. Distribusi frekwensi responden berdasarkan Pelatihan PPGD di RSUD Nagan Raya Kabupaten Nagan Raya

tahun 2013 ................................................................................ 25 3. Tabel 4.2. Distribusi frekwensi responden berdasarkan Kinerja

Perawat di RSUD Nagan Raya Kabupaten Nagan Raya tahun 2013 ................................................................................ 26

4. Tabel 4.3. Distribusi frekuensi dan persentase Hubungan

Pelatihan PPGD dengan Kinerja Perawat di RSUD Nagan Raya Kabupaten Nagan Raya tahun 2013 .................... 26

Page 12: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Bagan konsep faktor kinerja ....................................................... 17

Gambar 2.2 Kerangka konsep penelitian ......................................................... 17

Page 13: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Tabel Skor

Lampiran 3 Master Tabel

Lampiran 4 Output Penelitian

Lampiran 5 Surat Keterangan Izin Penelitian dari FKM

Lampiran 6 Izin penelitian / awal

Lampiran 7 Foto Kegiatan

Page 14: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah Sakit adalah sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan

yang menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan

kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan

medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan

keperawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit

rawat jalan dan unit rawat inap. Pelayanan kesehatan di rumah sakit tidak saja

bersifat kuratif (penyembuhan) tetapi juga bersifat pemulihan (rehabilitasi).

Keduanya dilakukan secara terpadu melalui upaya promosi kesehatan serta

pencegahan (Muninjaya, 2004).

Pelayanan keperawatan mempunyai ruang lingkup operasional untuk

merencanakan, mengatur, dan menggerakkan karyawan dalam pemberian

pelayanan keperawatan sebaik – baiknya pada pasien melalui asuhan keperawatan

(Arwani, 2005). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa asuhan keperawatan

sangat penting dalam melaksanaan pelayanan keperawatan sehingga pasien atau

masyarakat merasa lebih nyaman dan puas dalam mendapatkan pelayanan

kesehatan dari tenaga keperawatan.

Untuk mencapai target yang telah ditentukan diperlukan kinerja perawat

yang baik dan profesional. Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan oleh

fungsi- fungsi atau indikator- indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam

waktu tertentu. Istilah kinerja juga dapat digunakan untuk menunjukkan keluaran

Page 15: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

perusahaan/organisasi, alat, fungsi- fungsi manajemen (produksi, pemasaran,

keuangan), atau keluaran seorang pegawai (Wirawan, 2009). Dari referensi

tersebut dapat dimpulkan bahwa kinerja perawat yang baik sangat dibutuhkan

agar tercapai tujuan yang diharapkan.

Kinerja perawat adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat

dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungawabnya masing-

masing, tidak melanggar hukum, aturan serta moral dan etika, dimana kinerja

yang baik dapat memberikan kepuasan pada pengguna jasa. Kinerja perawat

dipengaruhi oleh motivasi, kepuasan kerja, tingkat stres, kondisi fisik pekerjaan,

sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi

dan kapasitas pekerjaan atau beban kerja juga dapat mempengaruhi kinerja

perawat (Dharma, 2006).

Ruang lingkup kerja perawat di Rumah Sakit salah satunya adalah menangani

kasus gawat darurat. Dalam menangani kasus gawat darurat ini perawat tentunya

diharapkan memiliki kecakapan dan keterampilan yang profersional. Salah satu upaya

untuk meningkatkan kualitas kinerja perawat adalah melalui kegiatan pelatihan-

pelatihan yang dilakukan terhadap perawat. Salah satu jenis pelatihan yang dapat

diikuti perawat adalah pelatihan Penanganan Pasien Gawat Darurat (PPGD).

PPDG adalah suatu pertolongan yang cepat dan tepat untuk mencegah

kematian maupun kecatatan. Berasal dari istilah critical ill patient (pasien

kritis/gawat) dan emergency patient (pasien darurat). Pelatihan penanggulangan

penderita gawat darurat merupakan pelatihan yang menyangkut pengetahuan dan

ketrampilan untuk penanganan pertama dalam menghadapi kegawatdaruratan

serta ditujukan bagi tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat dan kalangan

Page 16: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

umum yang peduli dan mau belajar unuk menghadapi dan menangani kasus gawat

darurat selaras dengan sistem kesehatan nasional.

Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya merupakan Rumah Sakit milik

pemerintah daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Rumah sakit ini memiliki tipe C dengan 120 tempat tidur. Rumah sakit adalah

sarana yang dibutuhkan masyarakat untuk mendapatkan sutu pelayanan salah

satunya adalah pelayanan tindakan gawat darurat. Pelayanan gawat darurat ini

difokuskan di Ruang Unit Gawat Darurat (UGD) dan Intensive Care Unit (ICU).

Perawat yang bertugas di ruangan ini senantiasa harus bertindak cepat dan tepat

demi menyelamatkan nyawa pasien dan menghindari kecacatan. Jumlah perawat

yang bertugas di ruang UGD sebanyak 21 orang dengan disiplin ilmu dan tingkat

pendidikan 1 orang S-1, 20 orang D-III. Sedangkan jumlah perawat di ruang ICU

sebanyak 14 orang, dengan disiplin ilmu dan tingkat pendidikan 2 orang S-I dan

12 orang D-III

Namun demikian banyak keluarga pasien yang masih kurang puas dan

mengeluhkan kinerja perawat yang bertugas di ruang UGD dan juga ICU seperti

pelayanan yang lambat, tindakan kurang hati-hati dan kurang empati. Jumlah

perawat yang sudah mendapat pelatihan PPGD adalah 13 orang yang terdiri dari 6

orang dari ruang IGD 7 orang dari ruang ICU, hal ini masih sangat kurang

perawat yang mengikuti pelatihan PPGD bila dibandingkan dengan jumlah

perawat yang ada di ruang ICU dan IGD. Pelaksanaan pelatihan PPGD ini

dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja perawat yang bertugas di ruangan

tersebut.

Page 17: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti

ingin meneliti lebih jauh tentang pengaruh Pelatihan Penanganan Pasien Gawat

Darurat (PPGD) terhadap Kinerja Perawat di Unit Gawat Darurat (UGD) dan

Intensif Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya.

1.2. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang dapat penulis rumuskan bahwa pasien yang ada

di ruang IGD dan ICU masih kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh

perawat yang berada di ruangan tersebut. Hal ini di sebabkan oleh perawat di

ruang IGD dan ICU masih sangat kurang tanggap, kurang terampil, kurang teliti

dan kurang professional dalam memberikan pelayanan yang bagus untuk

pasiennya.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis Pengaruh Pelatihan Penanganan Pasien Gawat Darurat

(PPGD) terhadap Kinerja Perawat di Unit Gawat Darurat (UGD) dan Intensif Care

Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

1. Menambah kaya khazanah teori kinerja dan konsep PPGD

2. Memberikan informasi empiris mengenai pengaruh Pelatihan Penanganan

Pasien Gawat Darurat (PPGD) terhadap Kinerja Perawat di Unit Gawat

Darurat (UGD) dan Intensif Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah

Nagan Raya.

Page 18: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya, dalam penentuan dan

pengambilan kebijakan untuk meningkatkan kinerja perawat.

2. Bagi perawat dalam memberi motivasi untuk meningkatkan kinerja dan

memenuhi harapan pasien.

3. Bagi penulis untuk dapat mengembangkan diri dalam disiplin ilmu

kesehatan masyarakat khususnya yang menyangkut kinerja petugas

kesehatan.

Page 19: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Penanganan Pasien Gawat Darurat

2.1.1 Pengertian

PPGD ( Penanggulangan Penderita Gawat Darurat ) merupakan suatu

pertolongan yang cepat dan tepat untuk mencegah kematian maupun kecatatan.

Berasal dari istilah critical ill patient (pasien kritis/gawat) dan emergency patient

(pasien darurat) (Azis, 2012).

Pelatihan penanggulangan penderita gawat darurat merupakan pelatihan

yang menyangkut pengetahuan dan ketrampilan untuk penanganan pertama dalam

menghadapi kegawatdaruratan serta ditujukan bagi tenaga kesehatan baik dokter

maupun perawat dan kalangan umum yang peduli dan mau belajar unuk

menghadapi dan menangani kasus gawat darurat selaras dengan sistem kesehatan

nasional (RSUD Dr. Sutomo, 2011).

Penderita gawat darurat adalah penderita yang mendadak berada dalam

keadaan gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi

cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya. Contoh : AMI, Fraktur

terbuka, trauma kepala. Penderita gawat tidak darurat adalah pnderita yang

memerlukan pertolongan “ segera” tetapi tidak terancam jiwanya/menimbulkan

kecacatan bila tidak mendapatkan pertolongan segera, misalnya kanker stadium

lanjut. Penderita darurat tidak gawat Penderita akibat musibah yang datang tiba-

tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, misanya luka sayat

dangkal. Sedangkan pasien tidak gawat tidak darurat adalah penderita yang

Page 20: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

menderita penyakit yang tidak mengancam jiwa/kecacatan, Misalnya pasien

dengan DM terkontrol, flu, maag dan sebagainya (Azis, 2012).

2.1.2 Penyebab Gawat Darurat

1. Kecelakaan (Accident)

Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai factor yang datangnya

mendadak, tidak dikehendaki sehinga menimbulkan cedera (fisik, mental,

sosial)

2. Cedera

Masalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai akibat kecelakaan.

Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :

a. Tempat kejadian

1) kecelakaan lalu lintas

2) kecelakaan di lingkungan rumah tangga

3) kecelakaan di lingkungan pekerjaan

4) kecelakaan di sekolah

5) kecelakaan di tempat-tempat umum lain seperti halnya: tepat rekreasi,

perbelanjaan, di arena olah raga dan lain- lain.

b. Mekanisme kejadian

Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing. tersengat, terbakar

baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.

c. Waktu kejadian

1) Waktu perjalanan (traveling/trasport time)

2) Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain- lain

Page 21: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

3. Bencana

Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau

manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta

benda, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan

terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat dan pembangunan

nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.

2.1.3 Tujuan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)

Adapun tujuan dari Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)

adalah (Azis, 2012) :

1. Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada periderita gawat

darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalarn masyarakat

sebagaimana mestinya.

2. Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh

penanganan yang Iebih memadai.

3. Menanggulangi korban bencana.

2.1.4 Prinsip Penanggulangan Penderita Gawat Darurat

Prinsip-prinsip Penanggulangan Penderita Gawat Darurat antara lain :

1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat

2. Kecepatan meminta pertolongan

3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan ditempat kejadian, dalam

perjalanan kerumah sakit, dan pertolongan selanjutnya secara mantap di

Puskesmas atau rumah sakit.

Page 22: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

2.1.5 Sistem Penanggulangan Penderita Gawat Darurat

Tujuan Sistem Penanggulangan Penderita Gawat Darurat adalah

tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah dan terpadu bagi

setiap anggota masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat.

Upaya pelayanan kesehatan pada penderita gawat darurat pada dasarnya

mencakup suatu rangkaian kegiatan yang harus dikembangkan sedemikian rupa

sehingga mampu mencegah kematian atau cacat yang mungkin terjadi.

Cakupan pelayanan kesehatan yang perlu dikembangkan meliputi (Azis, 2012):

1. Penanggulangan penderita di tempat kejadian

2. Transportasi penderita gawat darurat dan tempat kejadian kesarana kesehatan

yang lebih memadai.

3. Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk menunjang kegiatan

penanggulangan penderita gawat darurat.

4. Upaya rujukan ilmu pengetahuan,pasien dan tenaga ahli

5. Upaya penanggulangan penderita gawat darurat di tempat rujukan (Unit Gawat

Darurat dan ICU).

6. Upaya pembiayaan penderita gawat darurat.

2.1.6 Triage

Tindakan memilah-milah korban sesuai dengan tingkat kegawatannya

untuk memperoleh prioritas tindakan (Azis, 2012).

Pembagian golongan pada musibah masal/ bencana :

Page 23: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

1. Gawat darurat – merah

Kelompok pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan

menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi

cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.

2. Gawat tidak darurat – putih

Kelompok pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan

tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut.

3. Tidak gawat, darurat – kuning

Kelompok pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak

mêngancam nyawa dan anggota badannya, misanya luka sayat dangkal.

4. Tidak gawat, tidak darurat – hijau

Kelompok pasien yang tidak luka dan tidak memerlukan intervensi medik.

5. Meninggal – hitam

2.1.7 Lingkup Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)

Ruang lingkup Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) meliputi

(Azis, 2012):

1. Melakukan Primary Survey, tanpa dukungan alat bantu diagnostik kemudian

dilanjutkan dengan Secondary Survey

2. Menggunakan tahapan ABCDE

A : Airway management

B : Breathing management

C : Circulation management

D : Drug, Defibrilator, Disability

E : EKG, Exposure

Page 24: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

3. Resusitasi pada kasus dengan henti napas dan henti jantung

Pada kasus-kasus tanpa henti napas dan henti jantung, maka upaya penanganan

harus dilakukan untuk mencegah keadaan tsb, misal pasien koma dan pasien

dengan trauma inhalasi atau luka bakar grade II-III pada daerah muka dan

leher.

2.1.8 Peran & Fungsi Perawat Gawat Darurat

1. Fungsi Independen

Fungsi mandiri berkaitan dengan pemberian asuhan (Care)

2. Fungsi Dependen

Fungsi yang didelegasikan sepenuhnya atau sebagian dari profesi lain

3. Fungsi Kolaboratif

Kerjasama saling membantu dlm program kes. (Perawat sebagai anggota Tim

Kes.)

2.2 Kinerja

2.2.1 Pengertian Kinerja

Konsep kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja. Kinerja

adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi- fungsi atau indikator- indikator suatu

pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Istilah kinerja juga dapat

digunakan untuk menunjukkan keluaran perusahaan/organisasi, alat, fungsi- fungsi

manajemen (produksi, pemasaran, keuangan), atau keluaran seorang pegawai

(Wirawan, 2009).

Page 25: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Wirawan (2009) faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai

meliputi ; faktor internal pegawai, faktor lingkungan internal organisasi, faktor

lingkungan eksternal organisasi.

1. Faktor Internal Pegawai

Yaitu faktor- faktor dari dalam diri pegawai yang merupakan faktor bawaan

dari lahir dan faktor yang diperoleh ketika ia berkembang. Faktor- faktor

bawaan, misalnya bakat, sifat pribadi, serta keadaan fisik dan kejiwaan.

Sementara itu, faktor- faktor yang diperoleh, misalnya pengetahuan,

pendidikan, pelatihan, keterampilan, etos kerja, pengalaman kerja, dan

motivasi kerja. Setelah dipengaruhi oleh lingkungan internal organisasi dan

lingkungan eksternal, faktor internal pegawai ini menentukan kinerja pegawai

(Wirawan, 2009).

2. Faktor Lingkungan Internal Organisasi

Dalam melakukan tugasnya, pegawai memerlukan dukungan organisasi

tempat ia bekerja dukungan tersebut sangat memegaruhi tinggi rendahnya

kinerja pegawai, misalnya penggunaan teknologi oleh organisasi. Faktor

internal organisasi lainnya misalnya strategi organisasi, dukungan sumber

daya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, serta sistem manajemen

dan kompetensi. Oleh karena itu, manajemen organisasi harus menciptakan

lingkungan internal organisasi yang kondusif sehingga dapat mendukung dan

meningkatkan produktivitas karyawan (Wirawan, 2009).

Page 26: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

3. Faktor Lingkungan Eksternal Organisasi

Faktor-faktor lingkungan eksternal organisasi adalah keadaan, kejadian, atau

situasi yang terjadi di lingkungan eksternal organisasi yang memengaruhi

kinerja karyawan. Misalnya situasi ekonomi, politik, kehidupan sosial, budaya

dan agama, dan daya saing (Wirawan, 2009).

2.2.3 Evaluasi Kinerja

Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian dan

pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam

satu perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang

ditetapkan lebih dahulu. Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil dalam

memberikan imbalan atau penghargaan kepada pekerja.

Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan

tujuan perusahaan dan juga untuk mengetahui posisi perusahaan dan tingkat

pencapaian sasaran perusahaan, terutama untuk mengetahui bila terjadi

keterlambatan atau penyimpangan supaya segera diperbaiki, sehingga sasaran atau

tujuan tercapai. Hasil evaluasi kinerja individu dapat dimanfaatkan untuk banyak

penggunaan (Helmi, 2012), diantaranya:

1. Peningkatan kinerja

2. Pengembangan SDM

3. Pemberian kompensasi

4. Program peningkatan produktivitas

5. Program kepegawaian

6. Menghindari perlakuan diskriminasi

Page 27: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

Tiga dimensi kinerja yang perlu dimasukkan dalam penilaian prestasi

kerja, yaitu:

1. Tingkat kedisiplinan karyawan sebagai suatu bentuk pemenuhan

kebutuhan organisasi untuk menahan orang-orang di dalam organisasi,

yang dijabarkan dalam penilaian terhadap ketidakhadiran, keterlambatan,

dan lama waktu kerja.

2. Tingkat kemampuan karyawan sebagai suatu bentuk pemenuhan

Kebutuhan organisasi untuk memperoleh hasil penyelesaian tugas yang

terandalkan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas kinerja yang harus

dicapai oleh seorang karyawan.

3. Perilaku-perilaku inovatif dan spontan di luar persyaratan-persyaratan

tugas formal untuk meningkatkan efektivitas organisasi, antara lain dalam

bentuk kerja sama, tindakan protektif, gagasan-gagasan yang konstruktif

dan kreatif, pelatihan diri, serta sikap-sikap lain yang menguntungkan

organisasi (Helmi, 2012).

2.3 Kinerja Perawat

Kinerja perawat adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat

dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungawabnya masing-

masing, tidak melanggar hukum, aturan serta moral dan etika, dimana kinerja

yang baik dapat memberikan kepuasan pada pengguna jasa (Dharma, 2006).

Menurut Handoko (2001) menyatakan bahwa faktor- faktor yang

mempengaruhi kinerja perawat adalah motivasi, kepuasan kerja, tingkat stres,

kondisi fisik pekerjaan, sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di

tambah lagi supervisi dan kapasitas pekerjaan atau beban kerja juga dapat

Page 28: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

mempengaruhi kinerja perawat. Menurut Suyanto (2008), Supervisi merupakan

segala bantuan dari pimpinan / penanggung jawab kepada perawat yang ditujukan

untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan

keperawatan. Selain itu, perawat pelaksana akan mendapat dorongan positif

sehingga mau belajar dan meningkatkan kemampuan profesionalnya. Dengan

kemauan belajar,secara tidak langsung akan meningkatkan kinerja perawat.

sedangkan kapasitas pekerjaaan adalah frekuensi kegiatan rata-rata dari masing-

masing pekerjaan dalam jangka waktu tertentu (Irwandy, 2007 dalam

Wirnata,2009).

Selain itu karakteristik perawat juga dapat mempengaruhi kinerja.

Karakeristik itu antara lain:

a. Umur

Umur adalah usia perawat yang secara garis besar menjadi indikator dalam

setiap mengambil keputusan yang mengacu pada setiap pengalamannya,

dengan semakin banyaknya umur maka dalam menerima sebuah pekerjaan

akan semakin bertanggungjawab dan berpengalaman.

b. Pendidikan

Perawat sebagai bagian penting rumah sakit dituntut memberikan perilaku

yang baik dalam rangka membantu pasien mencapai kesembuhan. Pendidikan

seorang perawat yang tinggi akan memberikan pelayanan kesehatan yang

optimal. Pengembangan pendidikan formal keperawatan saat ini terutama

ditujukan untuk menumbuhkan serta membina sikap dan tingkah laku

professional serta membutuhkan dan membina landasan etik keperawatan

yang kokoh dan mantap (Ma’rifin, dalam Hamid,2005).

Page 29: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

c. Masa kerja

Masa kerja merupakan lama kerja seorang perawat yang bekerja dirumah sakit

dari mulai awal bekerja sampai dengan seorang perawat berhenti bekerja

(Ismani,2001).

2.4 Landasan Teori

Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi- fungsi atau indikator-

indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Menurut

Wirawan (2009) faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai meliputi ; faktor

internal pegawai, faktor lingkungan internal organisasi, faktor lingkungan

eksternal organisasi

Dari konsep yang dikemukakan wirawan, dapat digambarkan bagan faktor

kinerja yaitu seperti berikut :

Page 30: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

Gambar 2.1. Bagan konsep faktor kinerja

2.5 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian didasarkan pada landasan teori yang telah

dikemukakan, seperti skema berikut ini :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2 Kerangka konsep penelitian

Internal pegawai 1. Pengetahuan 2. Pendidikan

3. Pelatihan 4. Keterampilan

5. Etos kerja 6. Pengalaman kerja 7. Motivasi kerja

Internal organisasi 1. Strategi organisasi 2. Dukungan sumber

daya 3. Serta sistem

manajemen

4. Kompetensi

Eksternal organisasi 1. Situasi ekonomi 2. Politik

3. Kehidupan sosial 4. Budaya dan agama

5. Daya saing

Kinerja Pegawai

Pelatihan PPGD Kinerja perawat

Page 31: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

2.6 Hipotesis

Hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Hipotesis alternatif (Ha) : Ada pengaruh pelatihan Penanganan Pasien Gawat

Darurat (PPGD) terhadap kinerja perawat di Unit

Gawat Darurat (UGD) dan Intensif Care Unit (ICU)

Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya.

Page 32: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik

dengan pendekatan rancangan cross sectional artinya penelitian ini dilakukan

terhadap beberapa populasi yang diamati pada waktu yang sama. Dalam hal ini

untuk mengetahui pengaruh Pelatihan Penanganan Pasien Gawat Darurat (PPGD)

terhadap Kinerja Perawat di Unit Gawat Darurat (UGD) dan Intensif Care Unit

(ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan di lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah

Nagan Raya mulai bulan Mei 2013

3.3. Populasi dan sampel penelitian

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat yang bertugas di Unit

Gawat Darurat (UGD) dan Intensif Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah

Nagan Raya yang berjumlah 35 orang.

3.3.2. Sampel

Teknik sampling yang digunakan adalah total populasi, yaitu sampel

diambil dari keseluruhan populasi, yaitu berjumlah 35 orang. Oleh karena itu

penelitian ini juga disebut penelitian populasi.

Page 33: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer merupakan data yang bersumber langsung dari responden.

Untuk memperoleh informasi dari responden peneliti menggunakan alat

pengumpul data berupa kuasioner yang di susun sendiri oleh peneliti.

Kemudian pertanyaan kinerja yang terdiri dari pernyataan tentang kinerja

perawat dan keikutsertaan dalam pelatihan Penanganan Penderita Gawat

Darurat (PPGD).

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung yang bersumber dari selain

responden. Data ini dapat bersumber dari Rumah Sakit Umum Daerah

Nagan Raya.

3.5. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel

No Variabel Keterangan

Variabel Independen

1 Pelatihan

PPGD

Definisi

Cara ukur Alat ukur Hasil Ukur

Skala Ukur

Pelatihan yang menyangkut pengetahuan

dan ketrampilan perawat untuk penanganan pasien gawat dan darurat

Wawancara kuesioner 1. Baik

2. Tidak baik Ordinal

Variabel Dependen

1 Kinerja perawat Definisi

Cara ukur Alat ukur

Hasil Ukur Skala Ukur

Tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya

Observasi Check list

1. Baik 2. Tidak Baik Ordinal

Page 34: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

3.6. Aspek Pengukuran Variabel

3.6.1 Pelatihan PPGD

Baik : Apabila responden dapat menjawab pertanyaan yang

diajukan melalui kuesioner > 5 jawaban dengan tepat,

maka, hasil rentang dari tabel skor ≥ 5

Tidak baik : Apabila responden hanya dapat menjawab <5 jawaban

yang diajukan melalui kuesioner, dengan hasil rentang

skor≥ 5

3.6.2 Kinerja perawat

Baik : Apabila tindakan responden benar maka check list

“Ya” dengan rentang dari tabel skor > 5

Tidak Baik : Apabila tindakan responden tidak benar maka check list

“Tidak”dengan hasil rentang skor < 5

3.7. Teknik Analisis Data

Metode statistik untuk analisis data yang digunakan adalah:

3.7.1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karateristik setiap variabal penelitian. Dalam analisis univariat hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo,

2010).

3.7.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah suatu prosedur untuk menganalisa hubungan

antara dua variabel yaitu dengan melihat hubungan variabel independen (pelatihan

Page 35: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

PPGD) dengan variabel dependen (kinerja perawat) akan menggunakan uji

Chi Square (Uji X 2) dengan tingkat kepercayaan 95% (α:0,05) (Notoatmodjo,

2010).

Namun perlu diketahui syarat-syarat uji ini adalah : frekuensi responden

atau sampel yang digunakan besar , sebab ada beberapa syarat dimana chi square

dapat digunakan yaitu :

1. Bila tabel 2x2 dijumpai nilai ecpected (harapan) kurang dari 5, maka yang

digunakan adalah fisher’s exact test.

2. Bila tabel 2x2 dan tidak ada nilai ecpected (harapan) lebih besar dari 5, maka

uji yang dipakai sebaliknya adalah contiuty correction.

3. Bila tabel lebih dari 2x2 misalnya 2x3, 3x3 dan seterusnya, maka digunakan uji

pearson Chi-square.

Page 36: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten dipantai barat

Aceh dengan luas wilayah 3.11.480 Km2, terdiri dari 10 kecamatan, 222 desa

dengan batas-batas: sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Aceh Tengah,

sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia dan Kabupaten Aceh Barat

Daya, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues dan Kabupateb

Aceh Barat Daya serta sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat.

Berdasarkan data BPS Kabupaten Nagan Raya, jumlah penduduk pada tahun 2011

adalah 150.946 jiwa terdiri dari laki- laki 74.277 jiwa (49,21%) dan wanita 76.669

jiwa (50,79%).

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nagan Raya merupakan satu-satunya

Rumah Sakit milik pemerintah daerah Kabupaten Nagan Raya yang berdiri sejak

tahun 2005 dan pada tanggal 28 Mei 2008 diterbitkan Surat Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 489/Menkes/SK/2008 tentang penetapan

Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya dengan Klasifikasi Kelas C.

Adapun visi RSUD Nagan Raya adalah ”Rumah Sakit Rakyat dengan

Pelayanan Cepat, Tepat dan Menyenangkan”. Untuk mencapai visi tersebut telah

disusun beberapa misi, yaitu :

1. Berpartisipasi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Nagan

Raya

Page 37: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

2. Menyajikan pelayanan prima, profesional dengan mutu yang

terstandarisasi

3. Meningkatkan sistem pelayanan yang efektif dan efisien

4. Memiliki sarana dan prasarana sesuai dengan pertumbuhan pelayanan

rumah sakit

5. Meningkatkan kesejahteraan seluruh pegawai RSUD Nagan Raya.

Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, RSUD Nagan Raya telah

dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan sarana, diantaranya :

1. Poliklinik Anak

2. Poliklinik Penyakit Dalam

3. Poliklinik Bedah

4. Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan

5. Poli THT

6. Poliklinik Umum

7. Poliklinik Gigi

8. Fisioterapi

9. Ruang Rawat Penyakit Dalam

10. Ruang Rawat Bedah

11. Ruang Rawat Bersalin

12. Ruang Rawat Anak

13. Ruang Rawat VIP

14. Ruang Rawat Perinatologi

15. Instalasi Bedah Central

16. Pelayanan ICU

Page 38: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

17. Pelayanan IGD

18. Pelayanan Penunjang Medik

19. Endoscopy

20. Instalasi Gizi

21. Unit Transfusi Darah

22. Laboratorium

4.1.2 Analisis Univariat

4.1.2.1 Pelatihan PPGD

Pelatihan PPGD di kategorikan menjadi baik dan tidak baik, sebagaimana

terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Distribusi frekwensi responden berdasarkan Pelatihan PPGD di

RSUD Nagan Raya Kabupaten Nagan Raya tahun 2013

No Pelatihan PPGD Frekwensi (%)

1 2

Baik Tidak Baik

19 16

54,3 45,7

Jumlah 35 100 Sumber : Data primer (diolah 2013)

Berdasarkan tabel 4.1. di atas diketahui mayoritas perawat yang menjadi

responden di RSUD Nagan Raya Kabupaten Nagan Raya mengikuti pelatihan

PPGD dengan baik yaitu 19 orang (54,3%).

4.1.2.2 Kinerja Perawat

Pengukuran kinerja perawat dikategorikan menjadi baik dan tidak baik,

untuk lebih terperinci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 39: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

Tabel 4.2 Distribusi frekwensi responden berdasarkan Kinerja Perawat di

RSUD Nagan Raya Kabupaten Nagan Raya tahun 2013

No Kinerja Perawat Frekwensi (%)

1

2

Baik

Tidak baik

20

15

57,1

42,9

Jumlah 35 100 Sumber : Data primer (diolah 2013)

Berdasarkan tabel 4.2. di atas diketahui mayoritas perawat yang menjadi

responden di RSUD Nagan Raya Kabupaten Nagan Raya memiliki kinerja yang

baik yaitu 20 orang (57,1%).

4.1.4 Analisa Bivariat

4.1.4.1 Hubungan Pelatihan PPGD dengan Kinerja Perawat

Tabel 4. 3 Distribusi frekuensi dan persentase Hubungan Pelatihan PPGD

dengan Kinerja Perawat di RSUD Nagan Raya Kabupaten

Nagan Raya tahun 2013

No Pelatihan PPGD Kinerja Perawat

Jumlah % p Baik Tidak baik n % n %

1 Baik 15 78,9 4 21,1 19 100 0,005

2 Tidak baik 5 31,3 11 68,7 16 100

Jumlah 20 57.1 15 42.9 35 100 Sumber : Data primer (diolah 2013)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 20 responden yang memiliki

pelatihan PPGD baik, 15 orang (75.5%) diantaranya memiliki kinerja yang baik,

dan dari 15 orang dengan pelatihan PPGD tidak baik, 11 orang (73,3%)

diantaranya memiliki kinerja yang tidak baik.

Setelah dilakukan uji statistik Chi square pada derajat kepercayaan

(konfidience Level) 95% (α = 0,05) diperoleh nilai p = 0,005 (p< 0,05), maka Ha

diterima dan disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pelatihan

PPGD dengan kinerja perawat di RSUD Nagan Raya Kabupaten Nagan Raya.

Page 40: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

4.2.Pembahasan

4.2.1. Pelatihan PPGD

Hasil penelitian terhadap pelatihan PPGD didapatkan kebanyakan

responden mendapatkan pelatihan PPGD dengan baik (54,3%). Artinya sudah

banyak perawat yang mengikuti pelatihan dan merasakan manfaat dari pelatihan

tersebut. Namun masih ada sekitar 45,7% lagi perawat yang belum mendapatkan

pelatihan dengan baik. Hal ini tentunya masih merupakan kendala karena

selayaknya setiap perawat yang bertugas khususnya di IGD dan ICU mendapatkan

pelatihan PPGD dengan baik, karena mereka harus bekerja dalam situasi yang

gawat dan darurat.

Sebenarnya ada harapan dari pihak manajemen agar seluruh perawat yang

bertugas mendapatkan pelatihan PPGD, namun pelaksanaan pelatihan ini tentunya

juga mempertimbangkan waktu, biaya, dan kesempatan. Artinya tidak bisa semua

perawat mengikuti pelatihan sekaligus, tetapi harus bertahap.

Menurut Aminuddin (2012) Salah satu upaya pelayanan kesehatan yang

mendapat prioritas untuk dikembangkan adalah meningkatkan upaya

penanggulangan penderita gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun

dalam keadaan bencana. Pelatihan penanggulangan penderita gawat darurat

merupakan pelatihan yang menyangkut pengetahuan dan ketrampilan untuk

penanganan pertama dalam menghadapi kegawatdaruratan serta ditujukan bagi

tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat.

Berdasarkan hal ini sudah sepatutnya setiap perawat terutama yang bertugas di

ruang ICU dan IGD mendapatkan pelatihan PPGD yang baik sehingga bisa

memberikan pelayanan yang baik pula.

Page 41: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

4.2.2 Kinerja Perawat

Hasil penelitian terhadap kinerja perawat menunjukkan bahwa sebagian

besar perawat yang menjadui responden memiliki kinerja yang baik dalam

merawat pasien gawat dan darurat yaitu sebesar 57,1%. Hal ini memiliki arti

bahwa sebagian besar perawat khususnya di ruang ICU dan IGD sudah

menerapkan pelayanan keperawatan dengan baik.

Kinerja yang sudah baik ini tentunya didukung oleh pengetahuan dan

keterampilan yang sudah baik pula yang dimiliki oleh perawat tersebut.

Disamping itu kinerja perawat ini juga didukung oleh faktor eksternal seperti

dukungan dari atasan dan teman sejawat.

Menurut Mangkuprawira (2009) Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan

menurut Prawirosentono, kinerja atau performance adalah usaha yang dilakukan

dari hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dala m

suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing–masing

dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak

melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika (Usman, 2011).

Kinerja perawat adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat

dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungawabnya masing-

masing, tidak melanggar hukum, aturan serta moral dan etika, dimana kinerja

yang baik dapat memberikan kepuasan pada pengguna jasa (Dharma, 2006).

Page 42: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

Oleh karena itu perlu adanya upaya dari perawat sendiri dan juga pihak

manajer keperawatan untuk meningkatkan kinerja perawat supaya pasien bisa

terlayani dengan labih baik.

4.2.3. Hubungan Pelatihan PPGD dengan Kinerja Perawat

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara pelatihan PPGD dengan kinerja perawat (P=0.012), artinya semakin baik

pelatihan yang didapatkan dan diterapkan semakin baik pula kinerja perawat. Hal

ini dapat terjadi karena perawat yang bertugas di IGD dan ICU sudah banyak yang

mengikuti pelatihan PPGD sehingga penampilan kerjanya pun semakin baik

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fakhrizal (2010) di RSUD

Dr. H Yulidin Away Tapak Tuan, bahwa pelatihan yang dijalani perawat

memengaruhi kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap. Demikian pula

halnya dengan penelitian Amira (2008) bahwa ada peningkatan kinerja perawat

setelah mendapatkan bimbingan dan pelatihan.

Hasibuan (2010) menjelaskan bahwa pengembangan karyawan

pentingmenfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau jabatan, sebagai akibat

kemajuan teknologi dan semakin besar persaingan antara instansi atau perusahaan

sejenis. Rosidah (2009) menyatakan bahwa pelatihan dan pengembangan penting

karena keduanya merupakan cara yang digunakan oleh organisasi untuk

mempertahankan, menjaga, memelihara pegawai publik dalam organisasi dan

sekaligus meningkatkan keahlian pegawai untuk kemudian dapat meningkatkan

produktivitasnya.

Page 43: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

dapat diambil kesimpulan :

1. Perawat yang mendapat pelatihan PPGD memiliki kinerja lebih baik

dibandingkan dengan Perawat yang belum mendapat pelatihan.

2. Pelatihan PPGD memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

Perawat.

5.2 Saran

5.2.1 Disarankan kepada RSUD Nagan Raya dalam Rekrutmen tenaga Perawat

untuk lebih mengutamakan perawat yang sudah mendapatkanpelatihan

PPGD dan memberikan kesempatan kepada Perawat untuk mengikuti

Pelatihan PPGD supaya semakin baik dalam memberikan Pelayanan kepada

pasien yang mengalami kondisi gawat darurat.

5.2.2 Disarankan kepada perawat untuk meningkatkan kinerja dalam menangani

pasien gawat darurat sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Page 44: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin.2012.Konsep Dasar Penanganan Pasien Gawat Darurat.Alfabeta.Bandung

Amira.2008.Pengaruh Pelatihan Manajemen Konflik Pada Kepala Ruangan Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Terhadap Rawat inap Rumah

Sakit dr.H.Marzoeki.Bogor Arwani, 2005. Manajemen Bangsal Keperawatan. : EGC.Jakarta

Azis, 2012. Konsep Dasar Penanganan Pasien gawat dan trauma.jakarta

Dharma, 2006. Manajemen Kinerja. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Fakhrizal.2010.Pengaruh Peltihan Dan Supervisi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat inap RSUD dr.Hyuliddin Away Tapaktuan

Kabupaten Aceh Selatan. Hamid, 2005. Nursing management: A system approach. (third edition).

Philadelphia. Bandung

Handoko, 2001. Manajemen. Edisi 4. Yogyakarta Hasibuan .2010.Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta

Helmi.2012.Evaluasi Kinerja. UGM. Yogyakarta

Hidayat,2007. Metode Penelitian dan Analisa Statistik Untuk Kebidanan. Salemba

Medika. Jakarta Ismani,2001. Praktek Keperawatan Ilmiah. EGC.Jakarta

Jelita, 2007. Praktik Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan untuk Mahasiswa S1 Keperawatan dan Manajer Keperawatan di Ruang Rawat.

Universitas Indonesia: Jakarta Mangkuprawira.2009. Manajemen Sumber Daya Manusia strategi.Graha Ilmu.

Bogor

Muninjaya, 2004. Manajemen Kesehatan. EGC. Jakarta Notoatmodjo, 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.Jakarta.

RSUD Dr. Sutomo, 2011. Pelatihan Penderita Gawat Darurat (PPGD) General

Emergency Life Support (GELS) Untuk Umum. jakarta

Page 45: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

Suyanto, 2008. Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah

Sakit. Mitra Cendikia, Jogyakarta.

Usman.2011.Pengaruh Kemampuan Motivasi kerja Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim, Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap kinerja Guru Ekonomi SMKN. Surabaya

Wirawan, 2009. Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan di Rumah Sakit. Perpustakaan Nasional RI.Jakarta

Wirnata, 2009. Beban Kerja Perawat.Pustaka Pelajar. Jogyakarta.

Page 46: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

LEMBAR OBSERVASI

PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

(PPGD) TERHADAP KINERJA PERAWAT DI UNIT GAWAT

DARURAT (UGD) DAN INTENSIF CARE UNIT (ICU)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NAGAN RAYA

I. Pelatihan PPGD

1. Apakah bapak/ibu sudah mengikuti pelatihan PPGD ? a. Sudah (bersertifikat)

b. Belum

2. Jika sudah apakah bapak/ibu merasa lebih tanggap setelah mengikuti pelatihan PPGD ? a. Ya

b. Tidak

3. Apakah bapak/ibu merasa lebih mengerti dan menguasai pekerjaan setelah mengikuti pelatihan PPGD? a. Ya

b. Tidak

4. Apakah bapak/ibu merasa lebih professional setelah mengikuti pelatihan PPGD ? a. Ya

b. Tidak

5. Apakah ada ketegasan dari kepala ruangan untuk mengikuti pelatihan PPGD? a. Ada b. Tidak

6. Apakah bapak/ibu melakukan Airway management (membantu mengatasi

gangguan jalan napas pasien)? a. Ya b. Tidak

7. Apakah bapak/ibu melakukan Breathing management (membantu mengatur

pola pernapasan pasien)? a. Ya b. Tidak

8. Apakah bapak/ibu melakukan Circulation management (Mengatur sirkulasi

darah pasien)? a. Ya b. Tidak

Page 47: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

9. Apakah bapak/ibu melakukan pemberian obat-obatan (drugs), terapi kejut

listrik (defibrilator), membatasi kecacatan (disability)? a. Ya

b. Tidak

10. Apakah bapak/ibu melakukan pemeriksaan EKG, dan Kontrol lingkungan

pasien? a. Ya

b. Tidak

II. Kinerja Perawat

No Observasi Ya Tidak Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Perawat melakukan pengkajian pada pasien gawat darurat dengan benar dan sistematis Data focus pada pasien gawat darurat dikumpulkan dengan benar Pelaksanaan implementasi dilakukan sesuai dengan standar operaionar prosedur (SOP) Perawat melakukan Airway management (membantu mengatasi gangguan jalan napas pasien) Perawat melakukan Breathing management (membantu mengatur pola pernapasan pasien) Perawat melakukan Circulation management (Mengatur sirkulasi darah pasien) Perawat melakukan pemberian obat-obatan (drugs), terapi kejut listrik (defibrilator), membatasi kecacatan (disability) Perawat melakukan pemeriksaan EKG, Kontrol lingkungan pasien Perawat melakukan pengkajian secara lengkap Perawat melakukan pencatatan terhadap hasil pengkajian

Page 48: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

Tabel Skor

Variabel No Bobot/Skor Rentang

Pelatihan PPGD

1

2 3

4 5 6

7 8

9 10

ya Tidak (10,0)

52

10

2

010

- Baik : > 5 - Tidak baik : < 5

1 1

1 1 1

1 1

1 1 1

0 0

0 0 0

0 0

0 0 0

Variabel No Skor Keterangan

Kinerja Perawat

ya Tidak (10,0)

52

10

2

010

- Baik : >5

- Tidak Baik : < 5

1 1 0

2 1 0

3 1 0

4 1 0

5 1 0

6 1 0

7 1 0

8

9 10

1

1 1

0

0 0

Page 49: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

ANALISIS UNIVARIAT

Statistics

Pelatihan PPGD Kinerja perawat

N Valid 35 35

Missing 0 0

Frequency Table Pelatihan PPGD

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 19 54.3 54.3 54.3

Tidak baik 16 45.7 45.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

Kinerja perawat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 20 57.1 57.1 57.1

Tidak baik 15 42.9 42.9 100.0

Total 35 100.0 100.0

ANALISIS BIVARIAT

Kinerja perawat * Pelatihan PPGD Crosstabulation

Pelatihan PPGD

Total Baik Tidak baik

Kinerja perawat Baik Count 15 5 20

Expected Count 10.9 9.1 20.0

% within Kinerja perawat 75.0% 25.0% 100.0%

% of Total 42.9% 14.3% 57.1%

Tidak baik Count 4 11 15

Expected Count 8.1 6.9 15.0

% within Kinerja perawat 26.7% 73.3% 100.0%

% of Total 11.4% 31.4% 42.9%

Total Count 19 16 35

Expected Count 19.0 16.0 35.0

% within Kinerja perawat 54.3% 45.7% 100.0%

% of Total 54.3% 45.7% 100.0%

Page 50: PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT …repository.utu.ac.id/420/1/BAB I_V.pdf · sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi dan kapasitas

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 8.069a 1 .005

Continuity Correctionb 6.239 1 .012

Likelihood Ratio 8.372 1 .004

Fisher's Exact Test .007 .006

N of Valid Casesb 35

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.86.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kinerja perawat (Baik / Tidak baik)

8.250 1.790 38.014

For cohort Pelatihan PPGD = Baik

2.812 1.171 6.757

For cohort Pelatihan PPGD = Tidak baik

.341 .150 .773

N of Valid Cases 35