pengaruh pelatihan penanganan pasien gawat …repository.utu.ac.id/420/1/bab i_v.pdf · sistem...
TRANSCRIPT
PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT
DARURAT (PPGD) TERHADAP KINERJA PERAWAT DI UNIT GAWAT DARURAT (UGD) DAN INTENSIF CARE
UNIT (ICU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NAGAN RAYA
SKRIPSI
OLEH :
ELIZAR
NIM :08C10104091
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH-ACEH BARAT
2013
PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT
DARURAT (PPGD) TERHADAP KINERJA PERAWAT DI UNIT GAWAT DARURAT (UGD) DAN INTENSIF CARE
UNIT (ICU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NAGAN RAYA
SKRIPSI
OLEH :
ELIZAR
NIM :08C10104091
Skrips i Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat Univers itas Teuku Umar Maulaboh
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH-ACEH BARAT
2013
ABSTRAK
Elizar. Pengaruh Pelatihan Penanganan Pasien Gawat Darurat (PPGD) terhadap Kinerja Perawat di Unit Gawat Darurat (UGD) dan Intensif Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya tahun 2013. Di bawah bimbingan
Firdaus, dan Azhari.
Dalam menangani kasus gawat darurat, perawat tentunya diharapkan memiliki
kecakapan dan keterampilan yang profesional. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja perawat adalah melalui kegiatan pelatihan-pelatihan yang dilakukan
terhadap perawat. Salah satu jenis pelatihan yang dapat diikuti perawat adalah
pelatihan Penanganan Pasien Gawat Darurat (PPGD). Banyak keluarga pasien yang masih kurang puas dan mengeluhkan kinerja perawat yang bertugas di ruang UGD dan juga ICU seperti pelayanan yang lambat, tindakan kurang hati-hati dan kurang
empati. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa pengaruh pelatihan penanganan pasien gawat darurat(PPGD) terhadap kinerja perawat diunit gawat darurat(UGD)
dan intensif care unit(ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 1-11 Mei 2013. Penelitian ini termasuk jenis penelitian analitik yaitu untuk menganalisis pengaruh Pelatihan Penanganan
Pasien Gawat Darurat (PPGD) terhadap kinerja perawat di Unit Gawat Darurat (UGD) dan Intensif Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat yang bertugas di
ruang IGD dan ICU RSUD Nagan Raya Kabupaten Nagan Raya. Pengambilan sampel secara total populasi dengan jumlah sampel sebanyak 35 orang. Hasil
penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan analisa statistik menggunakan uji Chi square maka diperoleh nilai p =0,012 (p<0,05) dan OR=8,250.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pelatihan PPGD dengan kinerja perawat, dengan nilai p=0,005.
Disarankan kepada kepala ruangan sebagai pimpinan untuk memberikan kesempatan kepada perawat mengikuti pelatihan PPGD supaya semakin baik dalam memberikan pelayanan kepada pasien yang mengalami kondisi gawat
darurat.
Kata Kunci : Pelatihan PPGD, Kinerja Perawat.
LEMBARAN PENGESAHAN
Judul skripsi : PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN
GAWAT DARURAT (PPGD) TERHADAP KINERJA
PERAWAT DI UNIT GAWAT DARURAT (UGD) DAN INTENSIF CARE UNIT (ICU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NAGAN RAYA
Nama Mahasiswa : ELIZAR NIM : 08C10104091
Pogram Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Firdaus, SKM, MKM
Azhari, SKM, MKM
Mengetahui :
Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat
Ketua Pogram Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat
Salman Rusly, SKM, M.Epid
NIDN.0128067401 Citra Ovalisa Rahmi, SKM
Tanggal lulus 15 juni 2013
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi Dengan Judul :
PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT
(PPGD) TERHADAP KINERJA PERAWAT DI UNIT GAWAT DARURAT
(UGD)DAN INTENSIF CARE UNIT (ICU) RUMAH SAKIT
UMUMDAERAH NAGAN RAYA
Yang Disusun Oleh
Nama Mahasiswa : ELIZAR
NIM : 08C10104091
Fakultas : Kesehatan Masyarakat
Program Studi :ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal 15 Juni2013 dan Dinyatakan Memenuhi Syarat Untuk Diterima
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1. Firdaus SKM, MKM
( Dosen Pembimbing Ketua ) ........................................................
2. Azhari, SKM, MKM
(Dosen Pembimbing Anggota ) ........................................................
3. Evi Darni S. Kep, MKM
(Dosen Penguji I) ........................................................
4. dr.Nurdin, M.Sc
(Dosen Penguji II) ........................................................
Alue Peunyareng, 15 Juni 2013
Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Citra Ovalisa Rahmi, SKM
RIWAYAT HIDUP
Nama : ELIZAR
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat /Tanggal Lahir : Blang Bintang, 06 Juli 1990
Agama : Islam
Alamat Rumah : Jl. Teuku Merah Ahmat Gampong Blang Bintang
kec,kuala Nagan Raya
Alamat Email : [email protected]
Pendidikan Formal
Sekolah Dasar (1996-2002) : SDN Blang Bintang
SLTP (2002-2005) : SMP Negeri 2 Kuala
SMA (2005-2008) : SMU Negeri 1 Kuala
Pendidikan Non Formal :
- Pelatihan Manajemen kepemimpinan (2005)
- Pelatihan kursus komputer (2008)
Pengalaman Organisasi
- Pengurus OSIS SMA ( 2006 )
- Anggota BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat (2008).
3x4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehinga dapat
menyelesaikan penulisan skripsi penelitian yang berjudul : ‘’ Pengaruh
Pelatihan Penanganan Pasien Gawat Darurat (Ppgd) Terhadap Kinerja
Perawat Di Unit Gawat Darurat (UGD) Dan Intensif Care Unit (ICU) Rumah
Sakit Umum Daerah Nagan Raya Tahun 2013 ’’ skripsi ini untuk memenuhi
salah satu syarat kelulusan dalam meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar.
Selama penyusunan skripsi penelitian. Penulis tidak luput dari kendala.
Kendala tersebut dapat di atasi penulis berkat adanya bantuan. Bimbingan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Ayahanda ibunda dan abang serta kakak tercinta yang selalu mendo’akan
dan memberi dukungan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi.
2. Bapak Drs. Alfian Ibrahim, M.Si, selaku Rektor Universitas Teuku Umar
Meulaboh.
3. Bapak Salman Rusly, SKM, M.Epid. Selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh.
4. Bapak Firdaus, SKM, MKM, selaku Pembimbing I yang telah meluangkan
waktu dalam membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.
5. Bapak Azhari SKM, MKM. selaku Pembimbing II yang telah membantu
penulis dalam menyusun skripsi ini.
6. Kepada Ibu Citra Ovalisa Rahmi SKM selaku Ketua Program prodi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh.
7. Seluruh Dosen dan Staf pengajar Civitas Akademika Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh yang telah memberikan
dorongan serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kejanggalan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran
dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan
skripsi ini.
Meulaboh, Juni 2013
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBARAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
ABSTRAK
LEMBARAN PERSETUJUAN
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL.................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang .................................................................... 1 1.2.Rumusan Masalah............................................................... 4 1.3.Tujuan Penelitian ................................................................ 4
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................. 4
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. Konsep Dasar penganganan Paien Gawat Darurat ........... 6
2.1.1.Pengertian.................................................................... 6 2.1.2.Penyebab Gawat Darurat ............................................ 7
2.1.3. Tujuan Penagulangan PPGD..................................... 8 2.1.4.Prinsip Penanggulangan Penderita Gawat Darurat ..... 8 2.1.5. Sistem Penanggulangan Penderita Gawat Darurat .... 9
2.1.6. Lingkup Penanggulangan Penderita Gawat Darurat .. 10 2.1.8. Peran & Fungsi Perawat Gawat Darurat .................... 11
2.2. Kinerja .............................................................................. 11 2.2.1. Pengertian Kinerja...................................................... 11 2.2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ........................ 12
2.2.3. Evaluasi Kinerja ......................................................... 13 2.2.4.Kinerja Perawat........................................................... 14
2.3. Landsan Teori .................................................................... 16 2.4. Kerangka Konsep.............................................................. 17 2.5. Hipotesis ............................................................................ 18
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan ....................................................... 19 3.2. Lokasi danWaktu dan Penelitian .................................... 19
3.3. Populasi dan Sampel ....................................................... 19 1 3.3.1. Populasi................................................................... 19
1 3.3.2. Sampel .................................................................... 19
3.4.Metode Pengumpulan Data.............................................. 20
1 3.4.1.Primer ...................................................................... 20 1 3.4.2.Sekunder .................................................................. 20
3.5. Definisi Operasional ....................................................... 20 3.6. Aspek Pengukuran .......................................................... 21 3.7. Teknis Anlisis Data......................................................... 21
a 3.7.1.Analisis Univariat ..................................................... 21 .. 3.7.2.Analisis Bivariat ....................................................... 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ............................................................. 23
4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ...................... 23 4.1.2 Analisa Univariat..................................................... 25
4.1.3 Analisa Bivariat....................................................... 26 4..2. Pembahasan ................................................................... 27 4.2.1 Pelatihan PPGD....................................................... 27
4.2.2 Kinerja Perawat ....................................................... 28 4.2.3 Hubungan Pelatihan PPGD dengan Kinerja Perawat 29
BABVKESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan........................................................................................ 30
5.2 Saran .................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
1.Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 20
2. Tabel 4.1. Distribusi frekwensi responden berdasarkan Pelatihan PPGD di RSUD Nagan Raya Kabupaten Nagan Raya
tahun 2013 ................................................................................ 25 3. Tabel 4.2. Distribusi frekwensi responden berdasarkan Kinerja
Perawat di RSUD Nagan Raya Kabupaten Nagan Raya tahun 2013 ................................................................................ 26
4. Tabel 4.3. Distribusi frekuensi dan persentase Hubungan
Pelatihan PPGD dengan Kinerja Perawat di RSUD Nagan Raya Kabupaten Nagan Raya tahun 2013 .................... 26
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Bagan konsep faktor kinerja ....................................................... 17
Gambar 2.2 Kerangka konsep penelitian ......................................................... 17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Tabel Skor
Lampiran 3 Master Tabel
Lampiran 4 Output Penelitian
Lampiran 5 Surat Keterangan Izin Penelitian dari FKM
Lampiran 6 Izin penelitian / awal
Lampiran 7 Foto Kegiatan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan
kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan
medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan
keperawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit
rawat jalan dan unit rawat inap. Pelayanan kesehatan di rumah sakit tidak saja
bersifat kuratif (penyembuhan) tetapi juga bersifat pemulihan (rehabilitasi).
Keduanya dilakukan secara terpadu melalui upaya promosi kesehatan serta
pencegahan (Muninjaya, 2004).
Pelayanan keperawatan mempunyai ruang lingkup operasional untuk
merencanakan, mengatur, dan menggerakkan karyawan dalam pemberian
pelayanan keperawatan sebaik – baiknya pada pasien melalui asuhan keperawatan
(Arwani, 2005). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa asuhan keperawatan
sangat penting dalam melaksanaan pelayanan keperawatan sehingga pasien atau
masyarakat merasa lebih nyaman dan puas dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan dari tenaga keperawatan.
Untuk mencapai target yang telah ditentukan diperlukan kinerja perawat
yang baik dan profesional. Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan oleh
fungsi- fungsi atau indikator- indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam
waktu tertentu. Istilah kinerja juga dapat digunakan untuk menunjukkan keluaran
perusahaan/organisasi, alat, fungsi- fungsi manajemen (produksi, pemasaran,
keuangan), atau keluaran seorang pegawai (Wirawan, 2009). Dari referensi
tersebut dapat dimpulkan bahwa kinerja perawat yang baik sangat dibutuhkan
agar tercapai tujuan yang diharapkan.
Kinerja perawat adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat
dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungawabnya masing-
masing, tidak melanggar hukum, aturan serta moral dan etika, dimana kinerja
yang baik dapat memberikan kepuasan pada pengguna jasa. Kinerja perawat
dipengaruhi oleh motivasi, kepuasan kerja, tingkat stres, kondisi fisik pekerjaan,
sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di tambah lagi supervisi
dan kapasitas pekerjaan atau beban kerja juga dapat mempengaruhi kinerja
perawat (Dharma, 2006).
Ruang lingkup kerja perawat di Rumah Sakit salah satunya adalah menangani
kasus gawat darurat. Dalam menangani kasus gawat darurat ini perawat tentunya
diharapkan memiliki kecakapan dan keterampilan yang profersional. Salah satu upaya
untuk meningkatkan kualitas kinerja perawat adalah melalui kegiatan pelatihan-
pelatihan yang dilakukan terhadap perawat. Salah satu jenis pelatihan yang dapat
diikuti perawat adalah pelatihan Penanganan Pasien Gawat Darurat (PPGD).
PPDG adalah suatu pertolongan yang cepat dan tepat untuk mencegah
kematian maupun kecatatan. Berasal dari istilah critical ill patient (pasien
kritis/gawat) dan emergency patient (pasien darurat). Pelatihan penanggulangan
penderita gawat darurat merupakan pelatihan yang menyangkut pengetahuan dan
ketrampilan untuk penanganan pertama dalam menghadapi kegawatdaruratan
serta ditujukan bagi tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat dan kalangan
umum yang peduli dan mau belajar unuk menghadapi dan menangani kasus gawat
darurat selaras dengan sistem kesehatan nasional.
Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya merupakan Rumah Sakit milik
pemerintah daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Rumah sakit ini memiliki tipe C dengan 120 tempat tidur. Rumah sakit adalah
sarana yang dibutuhkan masyarakat untuk mendapatkan sutu pelayanan salah
satunya adalah pelayanan tindakan gawat darurat. Pelayanan gawat darurat ini
difokuskan di Ruang Unit Gawat Darurat (UGD) dan Intensive Care Unit (ICU).
Perawat yang bertugas di ruangan ini senantiasa harus bertindak cepat dan tepat
demi menyelamatkan nyawa pasien dan menghindari kecacatan. Jumlah perawat
yang bertugas di ruang UGD sebanyak 21 orang dengan disiplin ilmu dan tingkat
pendidikan 1 orang S-1, 20 orang D-III. Sedangkan jumlah perawat di ruang ICU
sebanyak 14 orang, dengan disiplin ilmu dan tingkat pendidikan 2 orang S-I dan
12 orang D-III
Namun demikian banyak keluarga pasien yang masih kurang puas dan
mengeluhkan kinerja perawat yang bertugas di ruang UGD dan juga ICU seperti
pelayanan yang lambat, tindakan kurang hati-hati dan kurang empati. Jumlah
perawat yang sudah mendapat pelatihan PPGD adalah 13 orang yang terdiri dari 6
orang dari ruang IGD 7 orang dari ruang ICU, hal ini masih sangat kurang
perawat yang mengikuti pelatihan PPGD bila dibandingkan dengan jumlah
perawat yang ada di ruang ICU dan IGD. Pelaksanaan pelatihan PPGD ini
dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja perawat yang bertugas di ruangan
tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti
ingin meneliti lebih jauh tentang pengaruh Pelatihan Penanganan Pasien Gawat
Darurat (PPGD) terhadap Kinerja Perawat di Unit Gawat Darurat (UGD) dan
Intensif Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya.
1.2. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang dapat penulis rumuskan bahwa pasien yang ada
di ruang IGD dan ICU masih kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh
perawat yang berada di ruangan tersebut. Hal ini di sebabkan oleh perawat di
ruang IGD dan ICU masih sangat kurang tanggap, kurang terampil, kurang teliti
dan kurang professional dalam memberikan pelayanan yang bagus untuk
pasiennya.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis Pengaruh Pelatihan Penanganan Pasien Gawat Darurat
(PPGD) terhadap Kinerja Perawat di Unit Gawat Darurat (UGD) dan Intensif Care
Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Menambah kaya khazanah teori kinerja dan konsep PPGD
2. Memberikan informasi empiris mengenai pengaruh Pelatihan Penanganan
Pasien Gawat Darurat (PPGD) terhadap Kinerja Perawat di Unit Gawat
Darurat (UGD) dan Intensif Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah
Nagan Raya.
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya, dalam penentuan dan
pengambilan kebijakan untuk meningkatkan kinerja perawat.
2. Bagi perawat dalam memberi motivasi untuk meningkatkan kinerja dan
memenuhi harapan pasien.
3. Bagi penulis untuk dapat mengembangkan diri dalam disiplin ilmu
kesehatan masyarakat khususnya yang menyangkut kinerja petugas
kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Penanganan Pasien Gawat Darurat
2.1.1 Pengertian
PPGD ( Penanggulangan Penderita Gawat Darurat ) merupakan suatu
pertolongan yang cepat dan tepat untuk mencegah kematian maupun kecatatan.
Berasal dari istilah critical ill patient (pasien kritis/gawat) dan emergency patient
(pasien darurat) (Azis, 2012).
Pelatihan penanggulangan penderita gawat darurat merupakan pelatihan
yang menyangkut pengetahuan dan ketrampilan untuk penanganan pertama dalam
menghadapi kegawatdaruratan serta ditujukan bagi tenaga kesehatan baik dokter
maupun perawat dan kalangan umum yang peduli dan mau belajar unuk
menghadapi dan menangani kasus gawat darurat selaras dengan sistem kesehatan
nasional (RSUD Dr. Sutomo, 2011).
Penderita gawat darurat adalah penderita yang mendadak berada dalam
keadaan gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya. Contoh : AMI, Fraktur
terbuka, trauma kepala. Penderita gawat tidak darurat adalah pnderita yang
memerlukan pertolongan “ segera” tetapi tidak terancam jiwanya/menimbulkan
kecacatan bila tidak mendapatkan pertolongan segera, misalnya kanker stadium
lanjut. Penderita darurat tidak gawat Penderita akibat musibah yang datang tiba-
tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, misanya luka sayat
dangkal. Sedangkan pasien tidak gawat tidak darurat adalah penderita yang
menderita penyakit yang tidak mengancam jiwa/kecacatan, Misalnya pasien
dengan DM terkontrol, flu, maag dan sebagainya (Azis, 2012).
2.1.2 Penyebab Gawat Darurat
1. Kecelakaan (Accident)
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai factor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehinga menimbulkan cedera (fisik, mental,
sosial)
2. Cedera
Masalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai akibat kecelakaan.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
a. Tempat kejadian
1) kecelakaan lalu lintas
2) kecelakaan di lingkungan rumah tangga
3) kecelakaan di lingkungan pekerjaan
4) kecelakaan di sekolah
5) kecelakaan di tempat-tempat umum lain seperti halnya: tepat rekreasi,
perbelanjaan, di arena olah raga dan lain- lain.
b. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing. tersengat, terbakar
baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
c. Waktu kejadian
1) Waktu perjalanan (traveling/trasport time)
2) Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain- lain
3. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta
benda, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan
terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat dan pembangunan
nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.
2.1.3 Tujuan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
Adapun tujuan dari Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
adalah (Azis, 2012) :
1. Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada periderita gawat
darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalarn masyarakat
sebagaimana mestinya.
2. Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan yang Iebih memadai.
3. Menanggulangi korban bencana.
2.1.4 Prinsip Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
Prinsip-prinsip Penanggulangan Penderita Gawat Darurat antara lain :
1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
2. Kecepatan meminta pertolongan
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan ditempat kejadian, dalam
perjalanan kerumah sakit, dan pertolongan selanjutnya secara mantap di
Puskesmas atau rumah sakit.
2.1.5 Sistem Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
Tujuan Sistem Penanggulangan Penderita Gawat Darurat adalah
tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah dan terpadu bagi
setiap anggota masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat.
Upaya pelayanan kesehatan pada penderita gawat darurat pada dasarnya
mencakup suatu rangkaian kegiatan yang harus dikembangkan sedemikian rupa
sehingga mampu mencegah kematian atau cacat yang mungkin terjadi.
Cakupan pelayanan kesehatan yang perlu dikembangkan meliputi (Azis, 2012):
1. Penanggulangan penderita di tempat kejadian
2. Transportasi penderita gawat darurat dan tempat kejadian kesarana kesehatan
yang lebih memadai.
3. Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk menunjang kegiatan
penanggulangan penderita gawat darurat.
4. Upaya rujukan ilmu pengetahuan,pasien dan tenaga ahli
5. Upaya penanggulangan penderita gawat darurat di tempat rujukan (Unit Gawat
Darurat dan ICU).
6. Upaya pembiayaan penderita gawat darurat.
2.1.6 Triage
Tindakan memilah-milah korban sesuai dengan tingkat kegawatannya
untuk memperoleh prioritas tindakan (Azis, 2012).
Pembagian golongan pada musibah masal/ bencana :
1. Gawat darurat – merah
Kelompok pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
2. Gawat tidak darurat – putih
Kelompok pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan
tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut.
3. Tidak gawat, darurat – kuning
Kelompok pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak
mêngancam nyawa dan anggota badannya, misanya luka sayat dangkal.
4. Tidak gawat, tidak darurat – hijau
Kelompok pasien yang tidak luka dan tidak memerlukan intervensi medik.
5. Meninggal – hitam
2.1.7 Lingkup Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
Ruang lingkup Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) meliputi
(Azis, 2012):
1. Melakukan Primary Survey, tanpa dukungan alat bantu diagnostik kemudian
dilanjutkan dengan Secondary Survey
2. Menggunakan tahapan ABCDE
A : Airway management
B : Breathing management
C : Circulation management
D : Drug, Defibrilator, Disability
E : EKG, Exposure
3. Resusitasi pada kasus dengan henti napas dan henti jantung
Pada kasus-kasus tanpa henti napas dan henti jantung, maka upaya penanganan
harus dilakukan untuk mencegah keadaan tsb, misal pasien koma dan pasien
dengan trauma inhalasi atau luka bakar grade II-III pada daerah muka dan
leher.
2.1.8 Peran & Fungsi Perawat Gawat Darurat
1. Fungsi Independen
Fungsi mandiri berkaitan dengan pemberian asuhan (Care)
2. Fungsi Dependen
Fungsi yang didelegasikan sepenuhnya atau sebagian dari profesi lain
3. Fungsi Kolaboratif
Kerjasama saling membantu dlm program kes. (Perawat sebagai anggota Tim
Kes.)
2.2 Kinerja
2.2.1 Pengertian Kinerja
Konsep kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja. Kinerja
adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi- fungsi atau indikator- indikator suatu
pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Istilah kinerja juga dapat
digunakan untuk menunjukkan keluaran perusahaan/organisasi, alat, fungsi- fungsi
manajemen (produksi, pemasaran, keuangan), atau keluaran seorang pegawai
(Wirawan, 2009).
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Wirawan (2009) faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai
meliputi ; faktor internal pegawai, faktor lingkungan internal organisasi, faktor
lingkungan eksternal organisasi.
1. Faktor Internal Pegawai
Yaitu faktor- faktor dari dalam diri pegawai yang merupakan faktor bawaan
dari lahir dan faktor yang diperoleh ketika ia berkembang. Faktor- faktor
bawaan, misalnya bakat, sifat pribadi, serta keadaan fisik dan kejiwaan.
Sementara itu, faktor- faktor yang diperoleh, misalnya pengetahuan,
pendidikan, pelatihan, keterampilan, etos kerja, pengalaman kerja, dan
motivasi kerja. Setelah dipengaruhi oleh lingkungan internal organisasi dan
lingkungan eksternal, faktor internal pegawai ini menentukan kinerja pegawai
(Wirawan, 2009).
2. Faktor Lingkungan Internal Organisasi
Dalam melakukan tugasnya, pegawai memerlukan dukungan organisasi
tempat ia bekerja dukungan tersebut sangat memegaruhi tinggi rendahnya
kinerja pegawai, misalnya penggunaan teknologi oleh organisasi. Faktor
internal organisasi lainnya misalnya strategi organisasi, dukungan sumber
daya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, serta sistem manajemen
dan kompetensi. Oleh karena itu, manajemen organisasi harus menciptakan
lingkungan internal organisasi yang kondusif sehingga dapat mendukung dan
meningkatkan produktivitas karyawan (Wirawan, 2009).
3. Faktor Lingkungan Eksternal Organisasi
Faktor-faktor lingkungan eksternal organisasi adalah keadaan, kejadian, atau
situasi yang terjadi di lingkungan eksternal organisasi yang memengaruhi
kinerja karyawan. Misalnya situasi ekonomi, politik, kehidupan sosial, budaya
dan agama, dan daya saing (Wirawan, 2009).
2.2.3 Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian dan
pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam
satu perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang
ditetapkan lebih dahulu. Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil dalam
memberikan imbalan atau penghargaan kepada pekerja.
Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan
tujuan perusahaan dan juga untuk mengetahui posisi perusahaan dan tingkat
pencapaian sasaran perusahaan, terutama untuk mengetahui bila terjadi
keterlambatan atau penyimpangan supaya segera diperbaiki, sehingga sasaran atau
tujuan tercapai. Hasil evaluasi kinerja individu dapat dimanfaatkan untuk banyak
penggunaan (Helmi, 2012), diantaranya:
1. Peningkatan kinerja
2. Pengembangan SDM
3. Pemberian kompensasi
4. Program peningkatan produktivitas
5. Program kepegawaian
6. Menghindari perlakuan diskriminasi
Tiga dimensi kinerja yang perlu dimasukkan dalam penilaian prestasi
kerja, yaitu:
1. Tingkat kedisiplinan karyawan sebagai suatu bentuk pemenuhan
kebutuhan organisasi untuk menahan orang-orang di dalam organisasi,
yang dijabarkan dalam penilaian terhadap ketidakhadiran, keterlambatan,
dan lama waktu kerja.
2. Tingkat kemampuan karyawan sebagai suatu bentuk pemenuhan
Kebutuhan organisasi untuk memperoleh hasil penyelesaian tugas yang
terandalkan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas kinerja yang harus
dicapai oleh seorang karyawan.
3. Perilaku-perilaku inovatif dan spontan di luar persyaratan-persyaratan
tugas formal untuk meningkatkan efektivitas organisasi, antara lain dalam
bentuk kerja sama, tindakan protektif, gagasan-gagasan yang konstruktif
dan kreatif, pelatihan diri, serta sikap-sikap lain yang menguntungkan
organisasi (Helmi, 2012).
2.3 Kinerja Perawat
Kinerja perawat adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat
dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungawabnya masing-
masing, tidak melanggar hukum, aturan serta moral dan etika, dimana kinerja
yang baik dapat memberikan kepuasan pada pengguna jasa (Dharma, 2006).
Menurut Handoko (2001) menyatakan bahwa faktor- faktor yang
mempengaruhi kinerja perawat adalah motivasi, kepuasan kerja, tingkat stres,
kondisi fisik pekerjaan, sistem kompetisi, desain pekerjaan,dan aspek ekonomi. Di
tambah lagi supervisi dan kapasitas pekerjaan atau beban kerja juga dapat
mempengaruhi kinerja perawat. Menurut Suyanto (2008), Supervisi merupakan
segala bantuan dari pimpinan / penanggung jawab kepada perawat yang ditujukan
untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan
keperawatan. Selain itu, perawat pelaksana akan mendapat dorongan positif
sehingga mau belajar dan meningkatkan kemampuan profesionalnya. Dengan
kemauan belajar,secara tidak langsung akan meningkatkan kinerja perawat.
sedangkan kapasitas pekerjaaan adalah frekuensi kegiatan rata-rata dari masing-
masing pekerjaan dalam jangka waktu tertentu (Irwandy, 2007 dalam
Wirnata,2009).
Selain itu karakteristik perawat juga dapat mempengaruhi kinerja.
Karakeristik itu antara lain:
a. Umur
Umur adalah usia perawat yang secara garis besar menjadi indikator dalam
setiap mengambil keputusan yang mengacu pada setiap pengalamannya,
dengan semakin banyaknya umur maka dalam menerima sebuah pekerjaan
akan semakin bertanggungjawab dan berpengalaman.
b. Pendidikan
Perawat sebagai bagian penting rumah sakit dituntut memberikan perilaku
yang baik dalam rangka membantu pasien mencapai kesembuhan. Pendidikan
seorang perawat yang tinggi akan memberikan pelayanan kesehatan yang
optimal. Pengembangan pendidikan formal keperawatan saat ini terutama
ditujukan untuk menumbuhkan serta membina sikap dan tingkah laku
professional serta membutuhkan dan membina landasan etik keperawatan
yang kokoh dan mantap (Ma’rifin, dalam Hamid,2005).
c. Masa kerja
Masa kerja merupakan lama kerja seorang perawat yang bekerja dirumah sakit
dari mulai awal bekerja sampai dengan seorang perawat berhenti bekerja
(Ismani,2001).
2.4 Landasan Teori
Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi- fungsi atau indikator-
indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Menurut
Wirawan (2009) faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai meliputi ; faktor
internal pegawai, faktor lingkungan internal organisasi, faktor lingkungan
eksternal organisasi
Dari konsep yang dikemukakan wirawan, dapat digambarkan bagan faktor
kinerja yaitu seperti berikut :
Gambar 2.1. Bagan konsep faktor kinerja
2.5 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian didasarkan pada landasan teori yang telah
dikemukakan, seperti skema berikut ini :
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.2 Kerangka konsep penelitian
Internal pegawai 1. Pengetahuan 2. Pendidikan
3. Pelatihan 4. Keterampilan
5. Etos kerja 6. Pengalaman kerja 7. Motivasi kerja
Internal organisasi 1. Strategi organisasi 2. Dukungan sumber
daya 3. Serta sistem
manajemen
4. Kompetensi
Eksternal organisasi 1. Situasi ekonomi 2. Politik
3. Kehidupan sosial 4. Budaya dan agama
5. Daya saing
Kinerja Pegawai
Pelatihan PPGD Kinerja perawat
2.6 Hipotesis
Hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Hipotesis alternatif (Ha) : Ada pengaruh pelatihan Penanganan Pasien Gawat
Darurat (PPGD) terhadap kinerja perawat di Unit
Gawat Darurat (UGD) dan Intensif Care Unit (ICU)
Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik
dengan pendekatan rancangan cross sectional artinya penelitian ini dilakukan
terhadap beberapa populasi yang diamati pada waktu yang sama. Dalam hal ini
untuk mengetahui pengaruh Pelatihan Penanganan Pasien Gawat Darurat (PPGD)
terhadap Kinerja Perawat di Unit Gawat Darurat (UGD) dan Intensif Care Unit
(ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan di lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah
Nagan Raya mulai bulan Mei 2013
3.3. Populasi dan sampel penelitian
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat yang bertugas di Unit
Gawat Darurat (UGD) dan Intensif Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah
Nagan Raya yang berjumlah 35 orang.
3.3.2. Sampel
Teknik sampling yang digunakan adalah total populasi, yaitu sampel
diambil dari keseluruhan populasi, yaitu berjumlah 35 orang. Oleh karena itu
penelitian ini juga disebut penelitian populasi.
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Data primer merupakan data yang bersumber langsung dari responden.
Untuk memperoleh informasi dari responden peneliti menggunakan alat
pengumpul data berupa kuasioner yang di susun sendiri oleh peneliti.
Kemudian pertanyaan kinerja yang terdiri dari pernyataan tentang kinerja
perawat dan keikutsertaan dalam pelatihan Penanganan Penderita Gawat
Darurat (PPGD).
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung yang bersumber dari selain
responden. Data ini dapat bersumber dari Rumah Sakit Umum Daerah
Nagan Raya.
3.5. Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel
No Variabel Keterangan
Variabel Independen
1 Pelatihan
PPGD
Definisi
Cara ukur Alat ukur Hasil Ukur
Skala Ukur
Pelatihan yang menyangkut pengetahuan
dan ketrampilan perawat untuk penanganan pasien gawat dan darurat
Wawancara kuesioner 1. Baik
2. Tidak baik Ordinal
Variabel Dependen
1 Kinerja perawat Definisi
Cara ukur Alat ukur
Hasil Ukur Skala Ukur
Tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya
Observasi Check list
1. Baik 2. Tidak Baik Ordinal
3.6. Aspek Pengukuran Variabel
3.6.1 Pelatihan PPGD
Baik : Apabila responden dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan melalui kuesioner > 5 jawaban dengan tepat,
maka, hasil rentang dari tabel skor ≥ 5
Tidak baik : Apabila responden hanya dapat menjawab <5 jawaban
yang diajukan melalui kuesioner, dengan hasil rentang
skor≥ 5
3.6.2 Kinerja perawat
Baik : Apabila tindakan responden benar maka check list
“Ya” dengan rentang dari tabel skor > 5
Tidak Baik : Apabila tindakan responden tidak benar maka check list
“Tidak”dengan hasil rentang skor < 5
3.7. Teknik Analisis Data
Metode statistik untuk analisis data yang digunakan adalah:
3.7.1. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karateristik setiap variabal penelitian. Dalam analisis univariat hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo,
2010).
3.7.2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah suatu prosedur untuk menganalisa hubungan
antara dua variabel yaitu dengan melihat hubungan variabel independen (pelatihan
PPGD) dengan variabel dependen (kinerja perawat) akan menggunakan uji
Chi Square (Uji X 2) dengan tingkat kepercayaan 95% (α:0,05) (Notoatmodjo,
2010).
Namun perlu diketahui syarat-syarat uji ini adalah : frekuensi responden
atau sampel yang digunakan besar , sebab ada beberapa syarat dimana chi square
dapat digunakan yaitu :
1. Bila tabel 2x2 dijumpai nilai ecpected (harapan) kurang dari 5, maka yang
digunakan adalah fisher’s exact test.
2. Bila tabel 2x2 dan tidak ada nilai ecpected (harapan) lebih besar dari 5, maka
uji yang dipakai sebaliknya adalah contiuty correction.
3. Bila tabel lebih dari 2x2 misalnya 2x3, 3x3 dan seterusnya, maka digunakan uji
pearson Chi-square.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten dipantai barat
Aceh dengan luas wilayah 3.11.480 Km2, terdiri dari 10 kecamatan, 222 desa
dengan batas-batas: sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Aceh Tengah,
sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia dan Kabupaten Aceh Barat
Daya, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues dan Kabupateb
Aceh Barat Daya serta sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat.
Berdasarkan data BPS Kabupaten Nagan Raya, jumlah penduduk pada tahun 2011
adalah 150.946 jiwa terdiri dari laki- laki 74.277 jiwa (49,21%) dan wanita 76.669
jiwa (50,79%).
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nagan Raya merupakan satu-satunya
Rumah Sakit milik pemerintah daerah Kabupaten Nagan Raya yang berdiri sejak
tahun 2005 dan pada tanggal 28 Mei 2008 diterbitkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 489/Menkes/SK/2008 tentang penetapan
Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya dengan Klasifikasi Kelas C.
Adapun visi RSUD Nagan Raya adalah ”Rumah Sakit Rakyat dengan
Pelayanan Cepat, Tepat dan Menyenangkan”. Untuk mencapai visi tersebut telah
disusun beberapa misi, yaitu :
1. Berpartisipasi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Nagan
Raya
2. Menyajikan pelayanan prima, profesional dengan mutu yang
terstandarisasi
3. Meningkatkan sistem pelayanan yang efektif dan efisien
4. Memiliki sarana dan prasarana sesuai dengan pertumbuhan pelayanan
rumah sakit
5. Meningkatkan kesejahteraan seluruh pegawai RSUD Nagan Raya.
Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, RSUD Nagan Raya telah
dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan sarana, diantaranya :
1. Poliklinik Anak
2. Poliklinik Penyakit Dalam
3. Poliklinik Bedah
4. Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
5. Poli THT
6. Poliklinik Umum
7. Poliklinik Gigi
8. Fisioterapi
9. Ruang Rawat Penyakit Dalam
10. Ruang Rawat Bedah
11. Ruang Rawat Bersalin
12. Ruang Rawat Anak
13. Ruang Rawat VIP
14. Ruang Rawat Perinatologi
15. Instalasi Bedah Central
16. Pelayanan ICU
17. Pelayanan IGD
18. Pelayanan Penunjang Medik
19. Endoscopy
20. Instalasi Gizi
21. Unit Transfusi Darah
22. Laboratorium
4.1.2 Analisis Univariat
4.1.2.1 Pelatihan PPGD
Pelatihan PPGD di kategorikan menjadi baik dan tidak baik, sebagaimana
terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Distribusi frekwensi responden berdasarkan Pelatihan PPGD di
RSUD Nagan Raya Kabupaten Nagan Raya tahun 2013
No Pelatihan PPGD Frekwensi (%)
1 2
Baik Tidak Baik
19 16
54,3 45,7
Jumlah 35 100 Sumber : Data primer (diolah 2013)
Berdasarkan tabel 4.1. di atas diketahui mayoritas perawat yang menjadi
responden di RSUD Nagan Raya Kabupaten Nagan Raya mengikuti pelatihan
PPGD dengan baik yaitu 19 orang (54,3%).
4.1.2.2 Kinerja Perawat
Pengukuran kinerja perawat dikategorikan menjadi baik dan tidak baik,
untuk lebih terperinci dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Distribusi frekwensi responden berdasarkan Kinerja Perawat di
RSUD Nagan Raya Kabupaten Nagan Raya tahun 2013
No Kinerja Perawat Frekwensi (%)
1
2
Baik
Tidak baik
20
15
57,1
42,9
Jumlah 35 100 Sumber : Data primer (diolah 2013)
Berdasarkan tabel 4.2. di atas diketahui mayoritas perawat yang menjadi
responden di RSUD Nagan Raya Kabupaten Nagan Raya memiliki kinerja yang
baik yaitu 20 orang (57,1%).
4.1.4 Analisa Bivariat
4.1.4.1 Hubungan Pelatihan PPGD dengan Kinerja Perawat
Tabel 4. 3 Distribusi frekuensi dan persentase Hubungan Pelatihan PPGD
dengan Kinerja Perawat di RSUD Nagan Raya Kabupaten
Nagan Raya tahun 2013
No Pelatihan PPGD Kinerja Perawat
Jumlah % p Baik Tidak baik n % n %
1 Baik 15 78,9 4 21,1 19 100 0,005
2 Tidak baik 5 31,3 11 68,7 16 100
Jumlah 20 57.1 15 42.9 35 100 Sumber : Data primer (diolah 2013)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 20 responden yang memiliki
pelatihan PPGD baik, 15 orang (75.5%) diantaranya memiliki kinerja yang baik,
dan dari 15 orang dengan pelatihan PPGD tidak baik, 11 orang (73,3%)
diantaranya memiliki kinerja yang tidak baik.
Setelah dilakukan uji statistik Chi square pada derajat kepercayaan
(konfidience Level) 95% (α = 0,05) diperoleh nilai p = 0,005 (p< 0,05), maka Ha
diterima dan disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pelatihan
PPGD dengan kinerja perawat di RSUD Nagan Raya Kabupaten Nagan Raya.
4.2.Pembahasan
4.2.1. Pelatihan PPGD
Hasil penelitian terhadap pelatihan PPGD didapatkan kebanyakan
responden mendapatkan pelatihan PPGD dengan baik (54,3%). Artinya sudah
banyak perawat yang mengikuti pelatihan dan merasakan manfaat dari pelatihan
tersebut. Namun masih ada sekitar 45,7% lagi perawat yang belum mendapatkan
pelatihan dengan baik. Hal ini tentunya masih merupakan kendala karena
selayaknya setiap perawat yang bertugas khususnya di IGD dan ICU mendapatkan
pelatihan PPGD dengan baik, karena mereka harus bekerja dalam situasi yang
gawat dan darurat.
Sebenarnya ada harapan dari pihak manajemen agar seluruh perawat yang
bertugas mendapatkan pelatihan PPGD, namun pelaksanaan pelatihan ini tentunya
juga mempertimbangkan waktu, biaya, dan kesempatan. Artinya tidak bisa semua
perawat mengikuti pelatihan sekaligus, tetapi harus bertahap.
Menurut Aminuddin (2012) Salah satu upaya pelayanan kesehatan yang
mendapat prioritas untuk dikembangkan adalah meningkatkan upaya
penanggulangan penderita gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun
dalam keadaan bencana. Pelatihan penanggulangan penderita gawat darurat
merupakan pelatihan yang menyangkut pengetahuan dan ketrampilan untuk
penanganan pertama dalam menghadapi kegawatdaruratan serta ditujukan bagi
tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat.
Berdasarkan hal ini sudah sepatutnya setiap perawat terutama yang bertugas di
ruang ICU dan IGD mendapatkan pelatihan PPGD yang baik sehingga bisa
memberikan pelayanan yang baik pula.
4.2.2 Kinerja Perawat
Hasil penelitian terhadap kinerja perawat menunjukkan bahwa sebagian
besar perawat yang menjadui responden memiliki kinerja yang baik dalam
merawat pasien gawat dan darurat yaitu sebesar 57,1%. Hal ini memiliki arti
bahwa sebagian besar perawat khususnya di ruang ICU dan IGD sudah
menerapkan pelayanan keperawatan dengan baik.
Kinerja yang sudah baik ini tentunya didukung oleh pengetahuan dan
keterampilan yang sudah baik pula yang dimiliki oleh perawat tersebut.
Disamping itu kinerja perawat ini juga didukung oleh faktor eksternal seperti
dukungan dari atasan dan teman sejawat.
Menurut Mangkuprawira (2009) Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan
menurut Prawirosentono, kinerja atau performance adalah usaha yang dilakukan
dari hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dala m
suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing–masing
dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika (Usman, 2011).
Kinerja perawat adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat
dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungawabnya masing-
masing, tidak melanggar hukum, aturan serta moral dan etika, dimana kinerja
yang baik dapat memberikan kepuasan pada pengguna jasa (Dharma, 2006).
Oleh karena itu perlu adanya upaya dari perawat sendiri dan juga pihak
manajer keperawatan untuk meningkatkan kinerja perawat supaya pasien bisa
terlayani dengan labih baik.
4.2.3. Hubungan Pelatihan PPGD dengan Kinerja Perawat
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara pelatihan PPGD dengan kinerja perawat (P=0.012), artinya semakin baik
pelatihan yang didapatkan dan diterapkan semakin baik pula kinerja perawat. Hal
ini dapat terjadi karena perawat yang bertugas di IGD dan ICU sudah banyak yang
mengikuti pelatihan PPGD sehingga penampilan kerjanya pun semakin baik
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fakhrizal (2010) di RSUD
Dr. H Yulidin Away Tapak Tuan, bahwa pelatihan yang dijalani perawat
memengaruhi kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap. Demikian pula
halnya dengan penelitian Amira (2008) bahwa ada peningkatan kinerja perawat
setelah mendapatkan bimbingan dan pelatihan.
Hasibuan (2010) menjelaskan bahwa pengembangan karyawan
pentingmenfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau jabatan, sebagai akibat
kemajuan teknologi dan semakin besar persaingan antara instansi atau perusahaan
sejenis. Rosidah (2009) menyatakan bahwa pelatihan dan pengembangan penting
karena keduanya merupakan cara yang digunakan oleh organisasi untuk
mempertahankan, menjaga, memelihara pegawai publik dalam organisasi dan
sekaligus meningkatkan keahlian pegawai untuk kemudian dapat meningkatkan
produktivitasnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat diambil kesimpulan :
1. Perawat yang mendapat pelatihan PPGD memiliki kinerja lebih baik
dibandingkan dengan Perawat yang belum mendapat pelatihan.
2. Pelatihan PPGD memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
Perawat.
5.2 Saran
5.2.1 Disarankan kepada RSUD Nagan Raya dalam Rekrutmen tenaga Perawat
untuk lebih mengutamakan perawat yang sudah mendapatkanpelatihan
PPGD dan memberikan kesempatan kepada Perawat untuk mengikuti
Pelatihan PPGD supaya semakin baik dalam memberikan Pelayanan kepada
pasien yang mengalami kondisi gawat darurat.
5.2.2 Disarankan kepada perawat untuk meningkatkan kinerja dalam menangani
pasien gawat darurat sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin.2012.Konsep Dasar Penanganan Pasien Gawat Darurat.Alfabeta.Bandung
Amira.2008.Pengaruh Pelatihan Manajemen Konflik Pada Kepala Ruangan Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Terhadap Rawat inap Rumah
Sakit dr.H.Marzoeki.Bogor Arwani, 2005. Manajemen Bangsal Keperawatan. : EGC.Jakarta
Azis, 2012. Konsep Dasar Penanganan Pasien gawat dan trauma.jakarta
Dharma, 2006. Manajemen Kinerja. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Fakhrizal.2010.Pengaruh Peltihan Dan Supervisi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat inap RSUD dr.Hyuliddin Away Tapaktuan
Kabupaten Aceh Selatan. Hamid, 2005. Nursing management: A system approach. (third edition).
Philadelphia. Bandung
Handoko, 2001. Manajemen. Edisi 4. Yogyakarta Hasibuan .2010.Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta
Helmi.2012.Evaluasi Kinerja. UGM. Yogyakarta
Hidayat,2007. Metode Penelitian dan Analisa Statistik Untuk Kebidanan. Salemba
Medika. Jakarta Ismani,2001. Praktek Keperawatan Ilmiah. EGC.Jakarta
Jelita, 2007. Praktik Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan untuk Mahasiswa S1 Keperawatan dan Manajer Keperawatan di Ruang Rawat.
Universitas Indonesia: Jakarta Mangkuprawira.2009. Manajemen Sumber Daya Manusia strategi.Graha Ilmu.
Bogor
Muninjaya, 2004. Manajemen Kesehatan. EGC. Jakarta Notoatmodjo, 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.Jakarta.
RSUD Dr. Sutomo, 2011. Pelatihan Penderita Gawat Darurat (PPGD) General
Emergency Life Support (GELS) Untuk Umum. jakarta
Suyanto, 2008. Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah
Sakit. Mitra Cendikia, Jogyakarta.
Usman.2011.Pengaruh Kemampuan Motivasi kerja Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim, Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap kinerja Guru Ekonomi SMKN. Surabaya
Wirawan, 2009. Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan di Rumah Sakit. Perpustakaan Nasional RI.Jakarta
Wirnata, 2009. Beban Kerja Perawat.Pustaka Pelajar. Jogyakarta.
LEMBAR OBSERVASI
PENGARUH PELATIHAN PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT
(PPGD) TERHADAP KINERJA PERAWAT DI UNIT GAWAT
DARURAT (UGD) DAN INTENSIF CARE UNIT (ICU)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NAGAN RAYA
I. Pelatihan PPGD
1. Apakah bapak/ibu sudah mengikuti pelatihan PPGD ? a. Sudah (bersertifikat)
b. Belum
2. Jika sudah apakah bapak/ibu merasa lebih tanggap setelah mengikuti pelatihan PPGD ? a. Ya
b. Tidak
3. Apakah bapak/ibu merasa lebih mengerti dan menguasai pekerjaan setelah mengikuti pelatihan PPGD? a. Ya
b. Tidak
4. Apakah bapak/ibu merasa lebih professional setelah mengikuti pelatihan PPGD ? a. Ya
b. Tidak
5. Apakah ada ketegasan dari kepala ruangan untuk mengikuti pelatihan PPGD? a. Ada b. Tidak
6. Apakah bapak/ibu melakukan Airway management (membantu mengatasi
gangguan jalan napas pasien)? a. Ya b. Tidak
7. Apakah bapak/ibu melakukan Breathing management (membantu mengatur
pola pernapasan pasien)? a. Ya b. Tidak
8. Apakah bapak/ibu melakukan Circulation management (Mengatur sirkulasi
darah pasien)? a. Ya b. Tidak
9. Apakah bapak/ibu melakukan pemberian obat-obatan (drugs), terapi kejut
listrik (defibrilator), membatasi kecacatan (disability)? a. Ya
b. Tidak
10. Apakah bapak/ibu melakukan pemeriksaan EKG, dan Kontrol lingkungan
pasien? a. Ya
b. Tidak
II. Kinerja Perawat
No Observasi Ya Tidak Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perawat melakukan pengkajian pada pasien gawat darurat dengan benar dan sistematis Data focus pada pasien gawat darurat dikumpulkan dengan benar Pelaksanaan implementasi dilakukan sesuai dengan standar operaionar prosedur (SOP) Perawat melakukan Airway management (membantu mengatasi gangguan jalan napas pasien) Perawat melakukan Breathing management (membantu mengatur pola pernapasan pasien) Perawat melakukan Circulation management (Mengatur sirkulasi darah pasien) Perawat melakukan pemberian obat-obatan (drugs), terapi kejut listrik (defibrilator), membatasi kecacatan (disability) Perawat melakukan pemeriksaan EKG, Kontrol lingkungan pasien Perawat melakukan pengkajian secara lengkap Perawat melakukan pencatatan terhadap hasil pengkajian
Tabel Skor
Variabel No Bobot/Skor Rentang
Pelatihan PPGD
1
2 3
4 5 6
7 8
9 10
ya Tidak (10,0)
52
10
2
010
- Baik : > 5 - Tidak baik : < 5
1 1
1 1 1
1 1
1 1 1
0 0
0 0 0
0 0
0 0 0
Variabel No Skor Keterangan
Kinerja Perawat
ya Tidak (10,0)
52
10
2
010
- Baik : >5
- Tidak Baik : < 5
1 1 0
2 1 0
3 1 0
4 1 0
5 1 0
6 1 0
7 1 0
8
9 10
1
1 1
0
0 0
ANALISIS UNIVARIAT
Statistics
Pelatihan PPGD Kinerja perawat
N Valid 35 35
Missing 0 0
Frequency Table Pelatihan PPGD
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Baik 19 54.3 54.3 54.3
Tidak baik 16 45.7 45.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Kinerja perawat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Baik 20 57.1 57.1 57.1
Tidak baik 15 42.9 42.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
ANALISIS BIVARIAT
Kinerja perawat * Pelatihan PPGD Crosstabulation
Pelatihan PPGD
Total Baik Tidak baik
Kinerja perawat Baik Count 15 5 20
Expected Count 10.9 9.1 20.0
% within Kinerja perawat 75.0% 25.0% 100.0%
% of Total 42.9% 14.3% 57.1%
Tidak baik Count 4 11 15
Expected Count 8.1 6.9 15.0
% within Kinerja perawat 26.7% 73.3% 100.0%
% of Total 11.4% 31.4% 42.9%
Total Count 19 16 35
Expected Count 19.0 16.0 35.0
% within Kinerja perawat 54.3% 45.7% 100.0%
% of Total 54.3% 45.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 8.069a 1 .005
Continuity Correctionb 6.239 1 .012
Likelihood Ratio 8.372 1 .004
Fisher's Exact Test .007 .006
N of Valid Casesb 35
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.86.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Kinerja perawat (Baik / Tidak baik)
8.250 1.790 38.014
For cohort Pelatihan PPGD = Baik
2.812 1.171 6.757
For cohort Pelatihan PPGD = Tidak baik
.341 .150 .773
N of Valid Cases 35