pengaruh pendapatan perkapita realisasi belanja apbd, upah

Upload: heru-suprapto

Post on 10-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    1/27

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    2/27

    Latar Belakang Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) :

    Memberikan indikasi tentang penduduk usia kerja

    yang termasuk dalam kelompok pengangguran. Tingkat pengangguran terbuka diukur sebagai

    persentase jumlah penganggur/pencari kerjaterhadap jumlah angkatan kerja, yang dapat

    dirumuskan sebagai berikut: TPT = (Pencari Kerja / Angkatan Kerja) x 100 %

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    3/27

    Kegunaan Indikator TPT Kegunaan dari indikator pengangguran terbuka ini

    baik dalam satuan unit (orang) maupun persenberguna sebagai acuan pemerintah bagi pembukaanlapangan kerja baru.

    Selain itu, perkembangannya dapat menunjukkantingkat keberhasilan program ketenagakerjaan dari

    tahun ke tahun.Yang lebih utama lagi indikator ini digunakan sebagai

    bahan evaluasi keberhasilan pembangunanperekonomian .

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    4/27

    Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk peramalan

    atau forcasting, bukan untuk menguji hipotesis.

    Oleh karena itu uji asumsi klasik dalam regresimultivariate dapat diabaikan

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    5/27

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    6/27

    TINJAUAN PUSTAKA Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor (NRDP at

    factorcost) ditambah pendapatan netto yang mengalir dari/kedaerah = Pendapatan Regional : Jlh Penduduk = PendapatanRegional Perkapita.

    Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui

    sebagai pengurang nilai kekayaan bersih, terdiri : Belanja langsung& Belanja Tidak langsung Upahadalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan

    dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberikerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkanmenurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan

    perundang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruhdan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telahatau akan dilakukan.

    Definisi penduduk(menurut BPS) adalah semua orang yangberdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama enambulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang darienam bulan tetapi bertujuan menetap.

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    7/27

    Faktor Yg Mempengaruhi

    Pengangguran Hukum Okun menyatakan bahwa untuk setiap penurunan 2

    persen GDP yang berhubungan dengan GDP potensial,angka pengangguran meningkat sekitar 1 persen(Samuelson and Nordhaus, 2004: 365-366)

    Belanja APBD. Pengeluaran pemerintah merupakankomponen relatif kecil dibanding komponen lain dalampenghitungan pertumbuhan ekonomi. Walau demikian,pengeluaran pemerintah mempunyai efek sosial politis

    yang strategis sebagai fungsi alokasi, distribusi, maupun

    stabilisasi. Selain itu, pengeluaran pemerintah punmempunyai efek multiplier terhadap ekonomi makro riildalam pergerakan jangka pendek dari output danketenagakerjaan (Samuelson & Nordhaus, 2001).

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    8/27

    Upah Minimum Teori yang signifikan untuk menjelaskan keadaan

    perekonomian di suatu daerah khususnya di Indonesiaadalah mengenai teori kekakuan upah. Kekakuan upah

    (Wage rigidity) adalah gagalnya upah melakukanpenyesuaian sampai penawaran tenaga kerja sama denganpermintaannya.

    Hal tersebut dikarenakan jika UMK meningkat maka biayaproduksi yang dikeluarkan cukup tinggi, sehingga terjadi

    inefisiensi pada perusahaan dan akan mengambilkebijakan pengurangan tenaga kerja guna mengurangibiaya produksi dan hal ini akan berakibat dikuranginyatenaga kerja.

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    9/27

    Penduduk Jumlah Penduduk. Tingkat pertumbuhan angkatan kerja

    yang cepat dan pertumbuhan lapangan kerja yang relatiflambat menyebabkan masalah pengangguran yang ada di

    suatu daerah menjadi semakin serius. (Tambunan, 2002) Kesempatan kerja ini juga akan dipengaruhi oleh jumlah

    penduduk, angkatan kerja dan kebijaksanaan kesempatankerja itu sendiri. Keseluruhan faktor-faktor ini, secara

    langsung atau tidak langsung, akan dipengaruhi pula olehberbagai faktor-faktor internasional, baik ekonomimaupun politik (Tjiptoherijanto, 1996).

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    10/27

    3. Metodologi Penelitian ini akan menggunakan persamaan regresi

    linear berganda dan di transformasikan dalambentuk Logaritma Natural (LN)

    LnY = + 1Ln X1 + 2Ln X2 + 3Ln X3 + 4Ln X4 +iAlasan Penggunaan Logaritma Natural dalam

    Penelitian ini adalah: Data memiliki satuan yang tidak sama

    Untuk Menghilangkan Heterokodesitas

    Untuk memudahkan pembacaan parameter/koefisienregresi sebagai elastisitas.

    Analisis Menggunakan SPSS IBM 20

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    11/27

    4. Hasil Penelitian Pengangguran Terbuka

    TahunPengangguran

    Terbuka

    % Kenaikan

    Dari ThSebelumnya

    2006 16,877 0

    2007 11,223 -33.50%

    2008 24,930 122.13%

    2009 30,001 20.34%2010 33,980 13.26%

    2011 23,530 -30.75%

    2012 23,977 1.90%

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    12/27

    Pendapatan PerkapitaDg Migas Tanpa Migas Indonesia

    2004 79,507,740 15,601,560 9,161,512.59

    2005 107,731,840 20,097,876 10,9673,92.69

    2006 116,265,865 23,798,883 12,943,210.79

    2007 120,487,902 29,220,883 15,125,923.58

    2008 168,258,620 38,101,821 18,774,283.37

    2009 137,614,559 42,339,709 20,731,425.57

    2010 146,410,984 52,425,605 23,759,818.772011 171,642,133 70,844,178 27,298,811.57

    2012 171,030,000 81,640,000 30,516,670.73

    Rata-rata 135,438,849.22 41,563,390.56 21,307,163.48

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    13/27

    Realisasi BelanjaNo Tahun REALISASI BELANJA

    (Rupiah)PertumbuhanRealisasi Belanja

    1 2001 1,427,868,200,000.00 -

    2 2002 1,760,050,790,000.00 23.26%

    3 2003 1,992,266,620,000.00 13.19%

    4 2004 1,949,392,520,000.00 -2.15%

    5 2005 2,691,188,530,000.00 38.05%

    6 2006 3,584,915,420,000.00 33.21%

    7 2007 3,161,869,820,146.52 -11.80%

    8 2008 3,688,472,000,000.00 16.65%

    9 2009 3,975,278,022,970.09 7.78%

    10 2010 3,864,982,953,015.95 -2.77%

    11 2011 3,923,614,398,861.23 1.52%

    12 2012* 4,939,635,215,148.76 25.90%

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    14/27

    Perkembangan UMKTahun UMK % Kenaikan

    2006 704,600 -

    2007 795,244 12.86%

    2008 858,000 7.89%2009 990,185 15.41%

    2010 1,072,864 8.35%

    2011 1,155,000 7.66%

    2012 1,254,712 8.63%2013 1,908,146 52.08%

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    15/27

    Jumlah PendudukNo Tahun Jumlah Laju Pertumbuhan

    1 2000 427,791 02 2001 444,997 4.02%

    3 2002 462,896 4.02%

    4 2003 481,514 4.02%

    5 2004 500,881 4.02%

    6 2005 521,027 4.02%

    7 2006 541,154 3.86%

    8 2007 561,960 3.84%

    9 2008 583,461 3.83%

    10 2009 605,675 3.81%

    11 2010 626,680 3.47%

    12 2011* 651,069 3.89%

    13 2012* 676,408 3.89%

    2012** 845,058 29.80% (Capil 13)

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    16/27

    Analisis & Pembahasan hubungan variable terikat (Pengangguran) dengan empat variable bebas :1. Hubungan pengangguran dengan pendapatan perkapita dengan migas

    sebesar 0,576 dengan tingkat signifikan 0.0882. Hubungan pengangguran dengan pendapatan relalisai Belanja APBD

    sebesar 0,592 dengan tingkat signifikan 0.081

    3. Hubungan pengangguran dengan Upah minimum Kabupaten 0.619dengan tingkat signifikan 0.0694. Hubungan pengangguran dengan jumlah penduduk sebesar 0,589.

    dengan tingkat signifikan 0.082

    Kriteria nilai koreasi sebagai berikut:a. 0 sampai 0,25 : Korelasi Rendahb. Diatas 0,25 sampai 0,5 : Korelasi Sedangc. Diatas 0,5 sampai 0,75 : Korelasi Kuatd. Diatas 0,75 sampai 1 : Korelasi sangat Kuat (Jonatan Sarwono,

    2007: 22)

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    17/27

    Hubungan secara serentak/

    simultan Hubungan secara simultan antara variable independen

    dengan variable dependen ditunjukkan oleh nilai Ryaitu sebesar 0,858 atau sangat kuat,

    Sedangkan besaran pengaruh variable independenterhadap variable dependen merupakanpengkuadratan nilai R, nilai R Square yakni sebesar0.737 yang

    Artinya bahwa sebesar 73,7 % variable dependenPengangguran dipengaruhi oleh variasi variableindependen sebesar 73,7% selebihnya dipengaruhioleh variable lain yang tidak diteliti.

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    18/27

    Analisis Permodelan LnY = + 1Ln X1 + 2Ln X2 + 3Ln X3 + 4Ln X4 +i Y= 218,119 + 2,720 X1 + 1,201 X2 + 11,873 X3 34,371 X4Fungsi regresi tersebut diatas dapat dinarasikan sebagai

    berikut :

    1. Jika nilai variabel independen sama dengan nul makapengangguran berjumlah 218,119 Orang;2. Setiap kenaikan pendapatan perkapita 1% akan menaikkan

    pengangguran sebesar 2,720% ;3. Setiap kenaikan Realisasi Belanja APBD sebesar 1% akan

    menaikkan pengangguran sebesar 1,201%;4. Setiap kenaikan Upah Minimum Kabupaten 1% akanmenaikkan pengangguran sebesar 11,873%;

    5. Setiap kenaikan Jumlah Penduduk sebesar 1%, akanmenurunkan pengangguran sebesar 34,371%. Nilai

    koefisien variabel Jumlah Penduduk menunjukkan tandanegatif berarti mempunyai pengaruh yang berlawanan.

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    19/27

    Interprestasi

    1. Pendapatan Perkapita Pendapatan perkapita menjadi tolok ukur kemakmuran,

    semakin tinggi pendapatan perkapita semakin tinggi pulatingkat kemakmuran suatu daerah.

    Kabupaten Kutai Kartanegara dari tahun 2004 sampai tahun2012 rata-rata pendapatan perkapita sebesar Rp135,438,849.22, dengan migas dan Rp 41,563,390.56 tanpamigas,

    Sedangkan Pendapatan Perkapita Republik Indonesia tahun

    2012 sebesar Rp 30,516,670 (http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&id subyek=11&notab=76)

    dan pada tahun yang sama pendapatan perkapita diKabupaten Kutai Kartanegara sebesar Rp 171,030,000 dengan

    Migas dan Rp 81,640,000 tanpa migas.

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    20/27

    1. Setiap kenaikan pendapatan perkapita 1% akan

    menaikkan pengangguran sebesar 2,720% ; Hal Ini menunjukkan :

    PerkembanganPendapatan perkapita

    dari tahun 2006 sampai2012 lebih rendahdibanding dengan lajuperkembangan

    pengangguran Hal ini berarti terjadi

    indikasi ketidakmerataan distribusipendapatan.

    DistribusiPembagianPendapatan/IncomeDistribution

    2008 2009 2010

    1. 40% Rendah /Lower 19,59 22,80 20,442. 40% Sedang /Middle 51,82 47,57 51,973. 20% Tinggi /Highest 28,58 29,64 27,594. Rasio PembagianPendapatanTinggi Ter-hadapPendapatanRendah / Ratio ofHighest toLowest

    1,46 1,30 1,35

    5. Gini Rasio / RatioGini 0,24 0,22 0,22

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    21/27

    2. Setiap kenaikan Realisasi Belanja APBD

    sebesar 1% akan menaikkan pengangguran

    sebesar 1,201%;

    Realisasi APBD meningkat justru pengangguranmeningkat ini mengindikasikan bahwa lajupertumbuhan lebih rendah dari laju pertumbuhanpengangguran

    Dalam arti lain bahwa belanja APBD belum dapatmeningkatkan lapangan kerja melalui multiplayerefect terhadap terbukanya kesempatan kerja.

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    22/27

    3. Setiap kenaikan Upah Minimum Kabupaten 1% akan menaikkan

    pengangguran sebesar 11,873%;

    1. Kenaikan upah bagi buruh dapat meningkatkankesejahteraan, namun sebaliknya bagi pengusaha akanmenikatkan biaya produksi, sehingga kenaikan ongkosproduksi menghambat perusahaan dalam melakukan

    ekspansi.2. Dalam hal ini aspek upah menjadi penting, karena

    penghargaan (upah) akan menjadi efektif jikadihubungkan dengan kinerja secara nyata. Strategi upah

    yang efektif diharapkan dapat memberikan sumbangan

    pada terpeliharanya kelangsungan hidup satuan kerja,terwujudnya visi dan misi dan untuk pencapaian sasarankerja melalui produktivitas yang tinggi yang padaakhirnya akan mengurangi tingkat pengangguran yangada .

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    23/27

    4. Setiap kenaikan Jumlah Penduduk sebesar 1%,

    akan menurunkan pengangguran sebesar 34,371% Hubungan jumlah penduduk memiliki hubungan negatif atau

    belawanan arah, dalam arti jika jumlah penduduk meningkatjustru pengangguran akan menurun semikian juga sebaliknya,hal ini karena laju pertumbuhan penduduk lebih tinggi dari lajupertumbuhan pengangguran.

    Pengaruh negatif variabel jumlah penduduk Hal ini didugadisebabkan karena perkembangan jumlah pendudukdiakibatkan oleh migrasi seperti transmigrasi baik melaluiprogram pemerintah maupun secara swadaya,

    Dimana migrasi tersebut pada umumnya langsung bekerja padasektor informal seperti pertanian dalam arti luas maupun sektorformal seperti Di Perkebunan dan Pertambangan serta sektornon formal seperti di bangunan.

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    24/27

    Box. Transmigrasi Pada tahun 1957 dilanjutkan pengiriman transmigran sebanyak 283 KK atau

    866 jiwa transmigran ke lokasi Samboja.

    Sampai dengan tahun 2002 Kab. K. Kartanegara - Jonggon C SP.1 tahun 2002 sebanyak 300 KK

    Sedang pada tahun 2004, Jonggon D, Kab. Kutai Kartanegara (100 KK/TU-TPLK) Dst..

    Tahun 2013 (Kementerian Nakertrans) Paket Pengadaan konsultan Penyediaan Tanah Transmigrasi : Penertiban Penggunaan Dan Pemanfaatan HPL Lokasi Samboja, Lokasi

    Jonggon B Kec. Loa Kulu Dan Lokasi Kota Bangun Ulu (Racak) Kec. KotaBangun Kab. Kutai Kartanegara Prov. Kalimantan Timur (RPM-3)

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    25/27

    Rekomendasi1. Pendapatan Perkapita

    Pendapatan perkapita yang tinggi disumbang oleh sektorPertambangan dan galian sebesar 83,84 tahun 2010, disisi

    lain penyerapan tenaga kerja tersebut lebih rendahdibanding dengan sektor pertanian dan perdangangan.

    Oleh karena itu Pemerintah Daerah harus membuatkebijakan agar daya tarik tenaga kerja ke sektor pertanian

    dan perdagangan dapat meningkat. Kebijakan lainnyaadalah pengembangan pada sektor sekunder seperti padasektor industri.

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    26/27

    2. Belanja APBD & 3. UMK Agar kesempatan kerja meningkat, maka pengeluaran

    pemerintah harus diarahkan kepada penyediaan social overhead dan pembangunan ekonomi dalam jangka panjang.

    Pengeluaran seperti itu akan menciptakan lapangan kerjadan efesiensi produktifitas ekonomi.

    Kesempatan kerja juga ditentukan oleh tingkat upah.Tingkat upah yang rendah akan mendorong perluasankesempatan kerja. Peningkatan upah akan meningkatkan

    kesejahteraan bagi pekerja, namun akan mningkatkanbiaya bagi perusahaan. Oleh karena itu kebijakanpengupahan juga harus mempertimbangkan kemampuanperusahaan.

  • 7/22/2019 Pengaruh Pendapatan Perkapita Realisasi Belanja Apbd, Upah

    27/27

    4. Kependudukan Perkembangan jumlah penduduk yang justru menurunkan

    pengangguran merupakan fenomena yang tidak berlakusecara teoristis namun secara empiris terjadi di kabupaten

    Kutai Kartanegara. Dalam penelitian hal ini disebabkanoleh migrasi seperti transmigran/ pendatang yang siapkerja. Hal ini perlu menjadi catatan terhadap kemampuanbersaing tenaga kerja lokal/ asli. Oleh karena itu

    peningkatan kapasitas ketrampilan dan mendorongkewirausahaan perlu dilakukan secara berkesinambunganbagi wagra lokal.