pengaruh sistem pengukuran kinerja ...digilib.unila.ac.id/56122/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA INTERAKTIF
TERHADAP KETERLIBATAN KERJA : KEYAKINAN MANAJERIAL
SEBAGAI VARIABEL MEDIASI
(SKRIPSI)
Oleh
Robert Trisnayandi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA INTERAKTIF
TERHADAP KETERLIBATAN KERJA : KEYAKINAN MANAJERIAL
SEBAGAI VARIABEL MEDIASI
Oleh
Robert Trisnayandi
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari sistem pengukuran kinerja
interaktif terhadap keterlibatan kerja melalui variabel keyakinan manajerial.
Untuk mencapai tujuan penelitian, penelitian ini dilakukan dengan memberikan
100 kuesioner kepada responden di PT Great Giant Pineapple yang berlokasi di
Lampung tengah, Provinsi Lampung.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa penggunaan sistem pengukuran kinerja
interaktif berpengaruh positif terhadap keterlibatan kerja secara tidak langsung
melalui keyakinan manajerial. Penelitian ini memberikan manfaat bagi
pengembangan keterlibatan kerja karyawan dan berkontribusi dalam aspek
pengembangan literatur akuntansi manajemen khususnya pada penggunaan sistem
pengukuran kinerja.
Kata kunci: Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif, Keterlibatan Kerja,
Keyakinan Manajerial
ABSTRACT
THE EFFECT OF THE INTERACTIVE PERFORMANCE
MEASUREMENT SYSTEM ON WORK ENGAGEMENT: MANAGERIAL
SELF-EFFICACY AS A MEDIATION VARIABLE
By
Robert Trisnayandi
This study aims to examine the effect of an interactive performance measurement
system on work engagement by managerial self-efficacy as mediating variables.
In order to achieve the research objectives, this research was conducted by giving
100 questionnaires to respondents at PT Great Giant Pineapple located in
Lampung Tengah, Lampung Province.
The results of this study found that the use of an interactive performance
measurement system has a positive effect on work engagement indirectly through
managerial self-efficiacy. This research provides benefits for the development of
employee engagement and contributes to the development aspects of the
management accounting literature, especially in the use of performance
measurement systems.
Keywords: Interactive - Performance Measurement System, Work Engagement,
Managerial Self-Efficacy.
PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA INTERAKTIF
TERHADAP KETERLIBATAN KERJA : KEYAINAN MANAJERIAL
SEBAGAI VARIABEL MEDIASI
Oleh
Robert Trisnayandi
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
Penulis dilahirkan di Tulang Bawang pada tanggal 31
Agustus 1997 sebagai putra sulung dari dua bersaudara,
pasangan Bapak Sutrisno dan Ibu Agus Julastri. Penulis
menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 5
Lempuyang Bandar pada tahun 2003 dan lulus pada tahun
2009. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di
SMP Negeri 3Way Pengubuan sampai dengan tahun 2011. Kemudian
menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Terbanggi
Besar dan lulus pada tahun 2014. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program
Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung pada
tahun 2014 melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dibeberapa organisasi internal
kampus maupun eksternal kampus, diantaranya yaitu Himpunan Mahasiswa
Akuntansi sebagai anggota aktif periode 2014/2015. Kelompok Studi Pasar Modal
sebagai Anggota Biro Humas periode 2015/2016. Selain itu, penulis juga
bergabung dalam Komunitas @JagoAkuntansi Indonesia dan diamanahkan
menjadi Anggota Aktif periode 2016/2017. Pada periode 2017/2018 penulis
diamanahkan menjadi Koordinator Chapter Lampung Komunitas
@JagoAkuntansi Indonesia. Kemudian diamanahkan sebagai Kepala Biro
Teknologi dan Desain Komunitas @Jagoakuntansi Indonesia periode 2018/2019.
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala karunia, berkah dan rahmat yang
begitu besar kepada penulis. Dengan menyebut nama Allah SWT yang selalu
memberi petunjuk dan rencana terbaik bagi setiap hamba-Nya.
Kupersembahkan skripsi ini kepada :
Kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Sutrisno dan Ibunda Agus Julastri.
Terimakasih yang tiada tara atas kasih sayang dan doa yang selalu diberikan,
nasihat yang bermanfaat, kekuatan dan motivasi dalam setiap langkah, dan selalu
memberikan dukungan untuk cita-citaku. Semoga Allah SWT senantiasa
memberikan perlindungan, kasih sayang dan keberkahan di dunia maupun di
akhirat untuk Ayahanda dan Ibunda ku.
Adikku, Raihan Trisna Yandi.
Terimakasih atas segala keceriaan, canda dan tawa, serta dukungannya selama ini.
Teruslah berjuang untuk masa depan dan jadilah anak yang bisa menjaga nama
baik orang tua dan agamanya.
Seluruh keluarga, sahabat dan teman-temanku yang selalu memberikan
semangat, doa, dan dukungan tiada henti.
Almamaterku tercinta, Universitas Lampung
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.
Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”
(QS. Al-Insyirah : 6-8)
Jangan lelah berjuang dan jangan berputus asa, ingatlah banyak orang yang
mengharapkan mu dan mendoakan mu dari belakang.
(Sutrisno)
Dimanapun, bagaimanapun, kapanpun dan dalam hal apapun, pegang teguhlah
kejujuran. Karena suatu hal yang kita hadapi dengan kejujuran, kebaikan akan
datang pula bersama dengannya.
(Faila Suffah)
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif terhadap Keterlibatan Kerja:
Keyakinan Manajerial sebagai Variabel Mediasi)” sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses
penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Yuliansyah, M.S.A., Ph.D., Akt., CA., selaku Dosen Pembimbing
Utama atas kesediaannya memberikan waktu, bimbingan, saran dan
nasihat yang bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Komarrudin, S,E., M.Si., CA.. CPA. selaku Dosen Pembimbing
Pendamping atas kesediaannya memberikan waktu, bimbingan, saran dan
nasihat yang bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen Penguji Utama yang
telah memberikan saran-saran yang membangun mengenai pengetahuan
untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Ibu Chara Pratami Tidespania Tubarad, S.E., M.ACC., Ak. selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran dan nasihat selama
penulis menjadi mahasiswa.
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya, serta
pembelajaran selama proses perkuliahan berlangsung.
9. Seluruh karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Terima kasih telah memberikan bantuan dan pelayanan terbaik selama
penulis menempuh pendidikan di Universitas Lampung.
10. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Sutrisno dan Ibunda Agus Julastri
yang telah memberikan kasih sayang, doa yang tiada henti, dukungan,
motivasi serta nasihat dalam pencapaian cita-citaku. Terimakasih untuk
segala kepercayaan yang telah diberikan.
11. Adikku Raihan Trisna Yandi, terimakasih untuk segala kasih sayang, doa,
dan canda tawa selama ini. Teruslah berjuang meraih cita-cita dan jadilah
anak yang bisa menjaga nama baik orang tua dan agamanya. Keep fighting
and be the best of yourself, My Little Brother !.
12. Seluruh keluarga besar, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Terimakasih atas doa, dukungan, motivasi, dan nasihat yang telah
diberikan.
13. Partner terbaikku, Faila Suffah. Terimakasih atas waktu dan momen yang
kita jalani dalam setiap serial perkuliahan selama 4 tahun ini. Terimakasih
atas dukungan, semangat, motivasi, pengertian, dan doa yang diberikan
selama perkuliahan dan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Terimakasih, My best partner in crime!.
14. Emak Mursiah dan Abah Alif Khairul. Orang tua kedua bagiku,
terimakasih atas bimbingan , kasih sayang, motivasi dan doa yang selalu
diberikan untukku.
15. Sahabat Kosanku, Ridho Ernando, Bang Suhend, Bang Hardi, Mas Tiar,
Mas Ari, Mas Dwi. Terimakasih untuk doa dan arahan, bimbingan , serta
canda tawa selama ini, Semoga silaturahmi kita tetap terjalin sampai
kapanpun.
16. Lamteng Brothers & Sisters, Aryo Bimo Seto, Dwiki Yogistiawan, Bagus
Sugiarta, Bagus Setyawan, Andi Prima Aritonang, Cahya Awaludin,
Kurnia Purnama Ayu, Sartika Panji Wulandari, dan Robingatul
Ngatdawiyah. Terimakasih atas semangat, doa, canda dan tawa yang
selama ini kita bagi satu sama lain, semoga silaturahmi ini dapat terus
terjalin, sukses selalu untuk kita semua.
17. The NUNO, Eka Arif Wibawa Hadi Saputra, Haris Ahmad Hidayatullah,
Andru Mahardi Faturahma. Terimakasih atas kebahagiaan dan
kekeluargaan selama ini, sukses selalu dimanapun berada Brother!.
18. Future Accountant, Umi Choirunnisa, Oftika Sari, Faila Suffah, Dewi
Yulyana Hendryani, Dhiyaa Ronaa, Zahrati, Amalia Pratiwi, Ahmad
Aminudin, Agro Niago Utomo, Teguh Prasetyo, Amin Sobri, Ariyanto dan
Micho Zyafutra. Terimakasih atas ribuan canda tawa, dukungan, motivasi,
dan doa yang kalian berikan. Semoga silaturahmi kita tetap terjalin sampai
kapanpun. Sukses selalu untuk kita semua.
19. Bujang Akt 14, Faisal Fachrurozi, Hafin Jaya Wardana, Ida Bagus Kade
W A, Iqbal Saputra, Muhammad Ghazy Zain, Praneko Adi Saputra,
Renaldo, Dani Aulia, M Rizki Saputra, Soni Setiawan, Anggit Hargo Jati,
Bipa Arba, Ilham Arif Wijaya, Rangga Prasetya, Zam Zam Orlando, Rifqi
Idham serta seluruh teman-teman angkatanku, S1 Akuntansi 2014 lainnya
yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih atas kebersamaan
dan canda tawa selama masa kuliah. Sukses selalu kawan.
20. Keluarga KKN Desa Tanjung Harapan, Juan Randy, Agung Pratama,
Amira Puri Zahra, Komang Rima, Regina Triswara, dan Supinah.
Terimakasih untuk kerja sama dan pengalaman hidup selama 40 hari.
Semoga silaturahmi kita tetap terjalin sampai kapanpun.
21. Anggota Komunitas @JagoAkuntansi Indonesia Chapter Lampung, Dewi,
Umi, Sobri, Faila, Agro, Teguh, Amel, Famela, Agnes, Resti, Putri, Paul,
Annisa, Okta, Lisa, Atma, Firdo, Ariqsi, Jimi, Meli, Ardita, Rona, Mba
Puput, Rima, Bang Arif, Mba Ruri, Bang Runi, Mba Filo, Mba Mery, Mba
Tria, Mba Riska, Mas Azhar, Mas Adam, Mba Cepe, Mba Fegy, Mba
Fatma dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih
atas kebersamaan, dan momen yang takkan terlupakan. Semoga
silaturahmi ini dapat terus kita jalin, dan sukses selalu dimanapun berada.
22. Anggota Komunitas @Jagoakuntansi Indonesia, Bang Fadly, Mba Mai,
Bang Fadhil, Mas Uki, Bang Cacing, Bang Alvin, Bang Donny, Jasmine,
Azzam, Yuna, Yulian, Anindita, Aulia, Mba Tria, Yulius, Fajar, Teguh,
Gusti, Weni, Aul, Reno, dan teman-teman lain yang tidak bisa di sebutkan
satu persatu, terimakasih atas pelajaran organisasi serta kebahagian dan
kekeluargaannya. Sukses selalu KJAI !
Atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terimakasih, semoga
mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam proses penulisan skripsi ini, maka penulis mengharapkan adanya kritik
ataupun saran yang dapat membantu penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.
Demikianlah, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya.
Bandar Lampung, 20 Februari 2019
Penulis,
Robert Trisnayandi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .......................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 5
1.3 Batasan Masalah............................................................................. 5
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ............................................................................... 8
2.1.1 Teori Kontijensi .................................................................. 8
2.1.2 Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif ................................ 9
2.1.3 Keyakinan Manajerial ...................................................... 10
2.1.4 Keterlibatan Kerja ............................................................ 11
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................... 12
2.3 Model Penelitian .......................................................................... 14
2.4 Pengembangan Hipotesis ............................................................. 15
2.4.1 Pengaruh Penggunaan Sistem Pengukuran Kinerja
Interaktif terhadap Keterlibatan Kerja .............................. 15
2.4.2 Pengaruh Penggunaan Sistem Pengukuran Kinerja
Interaktif terhadap Keyakinan Manajerial ........................ 16
2.4.3 Pengaruh Keyakinan Manajerial terhadap Keterlibatan
Kerja ................................................................................. 17
2.4.4 Pengaruh secara tidak langsung antara Sistem Pengukuran
Kinerja Interaktif terhadap Keterlibatan Kerja melalui
Keyakinan Manajerial ...................................................... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel .................................................................... 19
3.2 Data Penelitian ............................................................................. 20
3.2.1 Jenis dan Sumber Data ..................................................... 20
3.2.2 Kriteria Responden ........................................................... 20
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................... 21
3.3 Operasional Variabel Penelitian ................................................... 22
3.3.1 Variabel Terikat (Dependent Variable) ............................ 22
3.3.2 Variabel Bebas (Independent Variable) ........................... 23
3.3.3 Variabel Mediasi (Mediating Variable) ........................... 24
3.4 Analisis Data ............................................................................... 25
3.4.1 Pengukuran Model Pengukuran (Outer Model) ............... 26
3.4.1.1 Uji Validitas ......................................................... 26
3.4.1.2 Uji Reliabilitas ..................................................... 27
3.4.2 Pengukuran Struktural Model (Inner Model) ................... 27
3.4.2.1 Coefficient of Determination (R2) ........................ 28
3.4.2.2 Path Coefficients (β) ............................................ 28
3.5 Pengujian Hipotesis ..................................................................... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Deskriptif Data dan Responden ..................................... 30
4.2 Demografi Responden .................................................................. 32
4.3 Analisis Data ................................................................................ 34
4.3.1 Pengukuran Model Pengukuran (Outer Model) ................ 34
4.3.1.1 Uji Validitas ......................................................... 35
4.3.1.2 Uji Reliabilitas ..................................................... 37
4.3.2 Pengukuran Struktural Model (Inner Model) .................... 38
4.4 Pengujian Hipotestis ..................................................................... 40
4.5 Pembahasan .................................................................................. 41
4.5.1 Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif terhadap
Keterlibatan Kerja ............................................................ 41
4.5.2 Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif terhadap
Keyakinan Manajerial ...................................................... 42
4.5.3 Pengaruh Keyakinan Manajerial terhadap Keterlibatan
Kerja ................................................................................. 43
4.5.4 Pengaruh secara Tidak Langsung antara Sistem
Pengukuran Kinerja Interaktif terhadap Keterlibatan Kerja
Melalui Keyakinan Manajerial ......................................... 43
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ...................................................................................... 45
5.2 Implikasi ....................................................................................... 46
5.3 Keterbatasan ................................................................................. 46
5.4 Saran ............................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 12
Tabel 3.1 Indikator dan Pertanyaan Variabel Terikat Keterlibatan Kerja ............. 22
Tabel 3.2 Indikator dan Pertanyaan Variabel Bebas Sistem Pengukuran Kinerja
Interaktif ............................................................................................... 24
Tabel 3.3 Indikator dan Pertanyaan Variabel Mediasi Efektivitas manajerial ....... 25
Tabel 4.1 Persentase Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner ........................... 30
Tabel 4.2 Deskriptif Data ....................................................................................... 31
Tabel 4.3 Informasi Umum Responden Penelitian ................................................ 32
Tabel 4.4 Parameter Model Pengukuran Data Menggunakan PLS........................ 34
Tabel 4.5 Pengujian Validitas Konvergen ............................................................. 35
Tabel 4.6 Skor Cross Loading ............................................................................... 36
Tabel 4.7 Fornell-Larcker Correlation .................................................................. 37
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas .............................................................................. 38
Tabel 4.9 Nilai Coefficient Determinant (R2) ........................................................ 39
Tabel 4.10 Path Coefficients (Mean, STDEV,T-Values, P-Values) ....................... 40
Tabel 4.11 Pengujian Hipotesis ............................................................................. 41
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Pengembangan Kerangka Penelitian .................................................. 15
Gambar 4.1 Outer Model Pengukuran ................................................................... 34
Gambar 4.2 Output Model Struktural .................................................................... 39
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama beberapa dekade,sistem pengukuran kinerja menjadi pusat perhatian bagi
para praktisi maupun akademisi khususnya dibidang akuntansi manajeman
(Sholihin dan Pike, 2010). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hopper dan Bui
(2015) menjelaskan bahwa fenomena mengenai performance measurment system
and reward merupakan topik yang paling banyak menjadi perhatian peneliti di
dalam Management Accounting Research (MAR).
Dalam penelitian terdahulu mengenai dampak sistem pengukuran kinerja terhadap
keterlibatan kerja banyak dibahas pada sektor jasa (Schaufeli dan Bakker, 2004).
Akan tetapi, penelitian yang membahas sistem pengukuran kinerja serta
keterlibatan karyawan pada sektor manufaktur masih terbatas. Padahal didalam
perusahaan manufaktur, keterlibatan kerja karyawan berpengaruh besar terhadap
produktivitas perusahaan dan kinerja individu pada level manajer sangatlah
penting dalam membangun pencapaian kerja organisasi. Karena manajerlah yang
memberikan stategi dan kebijakan dalam pelaksanaan kerja para karyawannya
untuk kepentingan organisasi. Oleh sebab itu, baik buruknya kinerja manajer akan
mempengaruhi baik buruknya kinerja perusahaan dimata masyarakat. Berdasarkan
pentingnya kinerja manajer dalam mengelola karyawannya dan terbatasnya
2
penelitian akuntansi manajemen di sektor manufaktur dan studi akuntansi
manajemen di sektor manufaktur menarik perhatian penulis untuk mengkaji lebih
dalam.
Salah satu aspek sistem pengukuran kinerja yang dibahas dalam penelitian ini
adalah sistem pengukuran kinerja interaktif. Sistem pengukuran kinerja interaktif
merupakan sistem pengukuran kinerja yang digunakan dengan fokus perhatian
terhadap informasi perusahaan dari manajer secara berkesinambungan terhadap
strategi perusahaan, dimana manajer secara aktif dan teratur melibatkan diri ke
dalam pengambilan keputusan dari aktivitas karyawan (Bisbe dan Otley, 2004).
.Menurut Hogman (2011), sistem pengukuran kinerja interaktif mempunyai fungsi
penting untuk mengevaluasi pencapaian tujuan organisasi serta dapat mengubah
perilaku karyawan. Sistem pengukuran kinerja interaktif sangat efektif bagi
manajer dalam melibatkan diri serta pengambilan keputusan pada aktivitas
karyawan dan mempunyai fungsi penting dalam mengevaluasi kinerja perusahaan
agar mencapai tujuan perusahaan.
Sistem pengukuran kinerja interaktif dapat mendorong pengembangan ide-ide
baru dan inisiatif serta arahan-arahan yang muncul dari bawah ke atas dengan
fokus pada ketidakpastian strategi (Henri, 2006). Penggunaan sistem pengukuran
kinerja interaktif membuka saluran komunikasi antara atasan dan bawahan yang
bertujuan untuk menggali gagasan serta informasi yang berharga pada karyawan.
Menurut Bisbe dkk (2007), penggunaan sistem pengukuran kinerja interaktif juga
telah ditemukan untuk memotivasi karyawan dalam mencapai tujuan perilaku
yang terarah, memberikan karyawan hak suara, mempromosikan sikap positif
3
terhadap pengawasan dan berbagai tugas, serta dapat digunakan untuk
memusatkan perhatian terhadap isu-isu yang mempengaruhi kinerja, seperti
ketidakpastian strategis. Pengukuran kinerja interaktif digunakan untuk mengelola
pengembangan ide-ide dan inisiatif dari bawahan yang dalam penggunaannya
dapat memberikan motivasi pada karyawan untuk mendorong karyawan terlibat
dalam proses pekerjaan dalam perusahaan serta memberikan karyawan hak suara
dalam proses pencapaian tujuan perusahaan.
Beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa penggunaan sistem pengukuran
kinerja interaktif dapat meningkatkan keterlibatan kerja karyawan yang pada
akhirnya meningkatkan kinerja perusahaan. Miao dan Evans (2012) menyatakan
bahwa adanya pengaruh sistem pengukuran kinerja interaktif terhadap keterlibatan
kerja, meskipun pengaruh tidak langsung akan tetapi ada variabel yang
menjelaskan bagaimana penggunaan sistem pengukuran kinerja interaktif
memiliki hubungan dengan keterlibatan kerja.
Berdasarkan hasil penelitian Zimmerman (2004) yang menyimpulkan definisi
self-efficacy yaitu konsep yang secara spesifik mengontrol keyakinan pada
kemampuan yang dimiliki individu untuk melakukan tujuan tertentu. Dalam hal
kinerja manajerial, dikenal dengan Managerial Self-Efficacy yaitu sebuah
kemampuan manajer meliputi kognitif, sosial, dan emosi dalam mengontrol
keyakinan pada kemampuan karyawan untuk mencapai tujuan perusahan. Apabila
manajer dapat mengontrol kemampuan dan keyakinan karyawan tentang
pekerjaan dan bagaimana karyawan diharapkan dalam pekerjaannya dengan baik,
akan meningkatkan keterlibatan kerja karyawan. Oleh karena itu, keyakinan
4
manajerial diharapkan mampu memediasi hubungan sistem kinerja interaktif
terhadap keterlibatan kerja.
Alasan utama dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi
kepada penelitian di bidang Akuntansi Manajemen, terutama penelitian terhadap
pengaruh sistem pengukuran kinerja terhadap keterlibatan kerja (Work
engagement) serta keyakinan manajerial (managerial self-efficacy). Selain itu,
penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali bagaimana pengaruh langsung
maupun tidak langsung sistem pengukuran kinerja interaktif dalam meningkatkan
keterlibatan kerja dengan keyakinan manajerial digunakan variabel mediasi.
Penelitian ini ingin membuktikan kembali bagaimana secara langsung sistem
pengukuran kinerja interaktif dalam meningkatkan keterlibatan kerja dan
bagaimana pengaruhnya setelah ada faktor yang memediasi. Christian dkk (2011),
menemukan bahwa adanya pengaruh yang tidak langsung antara sistem
pengukuran kinerja interaktif terhadap keterlibatan kerja, Miao dan Evans (2012)
menyatakan bahwa adanya pengaruh sistem pengukuran kinerja interaktif
terhadap keterlibatan kerja, meskipun pengaruh tidak langsung. Oleh karena itu,
penulis memiliki anggapan bahwa dengan menggunakan pengukuran kinerja
interaktif dan melalui keyakinan manajerial mampu meningkatkan keterlibatan
kerja karyawan.
Penulis menggunakan perusahaan industri buah sebagai sampel penelitian karena
menarik untuk diteliti dan belum banyaknya penelitian penggunaan sistem
pengukuran kinerja pada perusahaan manufaktur. Pengukuran kinerja karyawan
5
dalam praktik bisnis manufaktur dinilai berperan strategis dalam menjamin kinerja
bisnis mereka.
Dari beberapa penjelasan tersebut penulis akan meneliti tentang sistem
pengukuran kinerja interaktif, keterlibatan kerja, dan keyakinan manjerial.
Berdasarkan latar belakang tersebut judul penelitian ini adalah “Pengaruh Sistem
Pengukuran Kinerja Interaktif Terhadap Keterlibatan Kerja: Keyakinan
Manajerial Sebagai Variabel Mediasi”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah penelitian ini yaitu:
1. Apakah sistem pengukuran kinerja interaktif berpengaruh terhadap
keterlibatan kerja?
2. Apakah sistem pengukuran kinerja interaktif berpengaruh terhadap keyakinan
manajerial?
3. Apakah keyakinan manajerial berpengaruh terhadap keterlibatan kerja?
4. Apakah sistem pengukuran kinerja interaktif berpengaruh secara tidak
langsung terhadap keterlibatan kerja melalui keyakinan manajerial?
1.3 Batasan Masalah
Agar tidak menimbulkan berbagai macam persepsi bagi pembaca, maka penulis
memberikan batasan dalam penelitian ini yaitu :
1. Variabel yang diteliti dalam penilitian ini adalah sistem pengukuran kinerja
interaktif, keyakinan manajerial dan keterlibatan kerja.
2. Lokasi yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yaitu
PT Great Giant Pineapple yang berada di Lampung Tengah.
6
3. Responden dalam penelitian ini adalah para manajer dan non manajer yang
ada dalam perusahaan.
4. Aspek dalam penelitian ini adalah melihat persepsi responden terhadap teori
penggunaan sistem pengukuran kinerja interaktif, keyakinan manajerial dan
keterlibatan kerja melalui instrumen kuisioner.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
menguji:
1. Pengaruh antara sistem pengukuran kinerja interaktif dengan keterlibatan
kerja
2. Pengaruh antara sistem pengukuran kinerja interaktif dengan keyakinan
manajerial
3. Pengaruh antara keyakinan manajerial dengan keterlibatan kerja
4. Pengaruh secara tidak langsung antara sistem kinerja interaktif terhadap
keterlibatan kerja melalui keyakinan manajerial
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan manfaat penelitian antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan
pengetahuan serta memberikan bukti empiris mengenai penggunaan sistem
pengukuran kinerja interaktif yang pada akhirnya dapat meningkatkan
keterlibatan kerja karyawan dengan di mediasi olehkeyakinan manajerial
7
b) Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya bahan kepustakaan dan
mampu memberikan kontribusi pada pengembangan teori, terutama yang
berkaitan dengan akuntansi manajemen, khususnya sistem pengukuran
kinerja.
2. Manfaat Praktis
a) Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi praktis bagi
praktik bisnis untuk menerapkan sistem pengukuran kinerja interaktif
sebagai alat bantu manajemen dalam meningkatkan keterlibatan
karyawan melalui keyakinan manajerial
b) Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
dan pengetahuan yang dapat menjadi bahan referensi, khususnya untuk
mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam
penelitian ini.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Kontijensi
Teori kontinjensi adalah teori yang dapat digunakan untuk menganalisis desain
dan sistem akuntansi manajemen untuk memberikan informasi yang dapat
digunakan perusahaan untuk berbagai macam tujuan dan untuk menghadapi
persaingan (Otley, 1995). Para peneliti menerapkan pendekatan kontinjensi untuk
menganalisis dan mendesain sistem kontrol, khususnya di bidang sistem
akuntansi manajemen. Beberapa peneliti dalam bidang akuntansi manajemen
melakukan pengujian untuk melihat hubungan variabel-variabel kontekstual
seperti ketidakpastian lingkungan, ketidakpastian tugas, struktur dan kultur
organisasional, ketidakpastian strategi dengan desain sistem akuntansi
manajemen (Otley, 1980).
Beberapa penelitian dalam bidang akuntansi manajemen yang menggunakan
penerapan pendekatan kontijensi ini bertujuan untuk melihat hubungan antar
variabel-variabel kontekstual dengan desain sistem akuntansi manajemen dan
mengevaluasi keefektifan antara dua variabel. Menurut beberapa studi yang
berkaitan dengan akuntansi manajemen mengklaim bahwa teori kontinjensi
9
merupakan sebuah paradigma yang sangat dominan (Cadez dan Guilding, 2008).
Teori kontijensi didasarkan pada premis bahwa tidak ada konsep atau sistem
akuntansi manajemen yang secara universal dapat digunakan organisasi secara
efektif serta suatu konsep akuntansi manajemen hanya sesuai atau cocok untuk
konteks atau kondisi tertentu saja (Otley,1980).
Suatu sistem pengendalian akan berbeda disetiap organisasi yang didasarkan pada
faktor organisatoris dan faktor situasional. Para peneliti dibidang akuntansi
menggunakan teori kontinjensi saat mereka menguji hubungan antara faktor
organisatoris dan pembentukan sistem pengendalian manajemen.Penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan hubungan antara teori kontinjensi dengan Sistem
Pengendalian Manajemen (Management Control System) yang dalam hal ini
adalah sistem pengukuran kinerja interaktif yang merupakan bagian dari Sistem
Pengendalian Manajemen.
2.1.2 Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif
Secara umum, pengukuran kinerja adalah sistem informasi formal yang
melibatkan manager secara personal dan regular terlibat dalam aktivitas bawahan
(Simons, 1995).Sistem pengukuran kinerja interaktif merupakan sistem
pengukuran kinerja yang digunakan dengan memberikan perhatian terhadap
informasi perusahaan dari manajer secara berkesinambungan terhadap strategi
perusahaan, dimana manajer secara aktif dan teratur melibatkan diri dalam
pengambilan keputusan dari aktivitas karyawan (Bisbe dan Otley, 2004).
Salah satu ciri dalam penggunaan pengukuran kinerja interaktif adalah dengan
membuka saluran komunikasi antara atasan dan bawahan yang bertujuan untuk
10
menggali gagasan serta informasi yang berharga pada karyawan. Penggunaan
sistem pengukuran kinerja interaktif juga ditemukan untuk memotivasi karyawan
untuk mencapai tujuan perilaku yang terarah, memberikan karyawan hak suara,
mempromosikan sikap positif terhadap pengawasan dan berbagai tugas, serta
dapat digunakan untuk memusatkan perhatian terhadap isu-isu yang
mempengaruhi kinerja, seperti ketidakpastian strategi (Bisbe dkk., 2007).
Sistem pengukuran kinerja interaktif dapat mendorong pengembangan ide-ide
baru dan inisiatif serta arahan-arahan yang muncul dari bawah ke atas dengan
fokus pada ketidakpastian strategi (Henri, 2006).Sehingga dengan penggunaan
pengukuran kinerja interaktif ini perusahaan dapat melihat dan mencari peluang
dengan cara melakukan dialog dan debat serta memonitor resiko persaingan
untuk menangkap peluang strategi dalam menentukan posisi perusahaan di pasar
(Grafton dkk., 2010).
2.1.3 Keyakinan manajerial
Menurut Bandura (1994), self-efficacy adalah kemampuan generatif yang dimiliki
individu meliputi kognitif, sosial, dan emosi. Kemampuan individu tersebut harus
dilatih dan diatur secara efektif untuk mencapai tujuan individu. Berdasarkan hasil
penelitian Zimmerman (2004) menyimpulkan definisi self-efficacy yaitu konsep
yang secara spesifik mengontrol keyakinan pada kemampuan yang dimiliki
individu untuk melakukan tujuan tertentu.
Keraguan dapat mempengaruhi kemampuan yang dimiliki individu sehingga
kemampuan tersebut tidak muncul, karena keraguan tersebut dapat melemahkan
keyakinan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Heggestad dan Kanfer, 2005).
11
Keyakinan merupakan salah satu regulasi diri yang menentukan seberapa
bagus kemampuan yang dimiliki, dilatih secara terus menerus. Hal ini
berkontribusi dalam mencapai suatu keberhasilan (Bandura, 1994).
Berdasarkan penelitian sebelumnya dan berbagai pengertian tersebut, dapat
didefinisikan keyakinan manajerial (managerial self-efficacy) adalah kemampuan
manajer meliputi kognitif, sosial, dan emosi dalam mengontrol keyakinan pada
kemampuan pekerja untuk mencapai tujuan tertentu.
2.1.4 Keterlibatan Kerja
Konsep keterlibatan kerja atau work engagement pertama sekali dikemukakan
oleh Kahn (1990), yang berpendapat bahwa karyawan yang engaged adalah orang
yang secara fisik, kognitif dan emosional terhubung dengan pekerjaan mereka
dan orang lain. Kahn (1992) kemudian mengembangkan konsep ini dengan
menekankan pada pentingnya kehadiran psikologis dan berpendapat bahwa
karyawan yang engaged memiliki kehadiran psikologis yangmencakup atribut
seperti perhatian, keterhubungan, integrasi dan fokus. Wellins dan Concelman
(2004) menyatakan bahwa engagement adalah kekuatan yang dapat memotivasi
karyawan untuk dapat meningkatkan kinerja pada level yang lebih tinggi, energi
ini berupa komitmen terhadap organisasi, rasa memiliki pekerjaan dan
kebanggaan, usaha yang lebih (waktu dan energi), semangat dan ketertarikan,
komitmen dalam melaksanakan pekerjaan.
Work engagement adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sejauh
mana karyawan terlibat, berkomitmen, antusias, dan bersemangat terhadap
pekerjaan mereka (Shuck dkk., 2011). Bakker dan Leiter (2010) setuju bahwa
12
engagement merupakan konseptualisasi terbaik dan dikarakteristikkan melalui
suatu level yang tinggi dari energi dan suatu identifikasi yang kuat dengan
pekerjaan seseorang.
Berdasarkan definisi-definisi di atas keterlibatan kerja atau work engagement
dapat disimpulkan sebagai cara pandang seseorang untuk termotivasi dan
berhubungan dengan keadaan pemenuhan karyawan yang ditandai dengan sejauh
mana karyawan terlibat, energi dan mental yang tinggi selama bekerja, rasa
antusiasme, merasa penting dan bangga terhadap pekerjaan, serta fokus
menikmati pekerjaan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Sampel Alat analisis Hasil
1. Yuliansyah
Yuliansyah
(Indonesia),
Ashfaq
Khan
(Australia)
(2015)
Interactive use
of
performance
measurement
systems and
the
organization’s
customers-
focused
strategy: the
mediating
role of
organizational
learning
69 manajer
yang bekerja
di lembaga
keuangan
yang
terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
SmartPls
2.0
Semua hipotesis
terdukung dan
mengungkapkan
hubungan
langsung dan
tidak langsung
antara variabel
Studi ini
memberikan
bukti bahwa
pelaksanaan dan
penggunaan
interaktif dari
PMS yang
efektif akan
memanfaatkan
strategi
pelanggan yang
difokuskan
organisasi dalam
membantu
mendapatkan
keuntungan yang
13
kompetitif
2. Maryani
Yunus,
Yuliansyah
Yuliansyah
(2012)
Pengaruh
Penggunaan
Pengukuran
Kinerja
Interaktif
terhadap
kinerja
perusahaan:
Peran
pembelajaran
perusahaan
sebagai faktor
mediasi
Survei pada
69
responden
pada
perusahaan
jasa yang
terdaftar di
Bursa efek
Indonesia
SmartPLS Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa terdapat
hubungan positif
antara
penggunaan
interaktif dari
PMS dan
Pembelajaran
Organisasi.
Terdapat
hubungan
negatif antara
Pembelajaran
Organisasi dan
Kinerja
Perusahaan.Serta
menunjukan
bahwa Interaktif
PMS memiliki
hubungan erat
dengan kinerja
perusahaan.
3. Diah
Khairiyah,
Accounting
Department
FEB UGM,
(2015)
Pengaruh
Penggunaan
Sistem
Pengukuran
Kinerja Secara
Diagnostik dan
Interaktif
terhadap
Kinerja
Manajerial
dengan
Variabel
Mediasi
Ambiguitas
Peran dan
Pemberdayaan
Psikologis
Responden
pada
manajer
yang sedang
menempuh
pendidikan
di Magister
Manajemen
Universitas
Gadjah
Mada (MM
UGM),
jumlah
sampel
dalam
penelitian ini
adalah
sebanyak
106
WarpPLS
3.0
Hasil penelitian
ini menunjukkan
bahwa
penggunaan
SPK baik secara
diagnostik
maupun
interaktif
berpengaruh
positif terhadap
kinerja
manajerial. Hasil
selanjutnya
adalah
penggunaan
SPK secara
diagnostik dan
interaktif
berpengaruh
negatif terhadap
ambiguitas
peran. Untuk
hasil
selanjutnya,
14
hanya
penggunaan
SPK secara
interaktif yang
terbukti
berpengaruh
positif terhadap
pemberdayaan
psikologis
sedangkan
penggunaan
SPK secara
interaktif tidak
berpengaruh
signifikan. Hasil
penelitian
selanjutnya
menunjukkan
bahwa
ambiguitas peran
berpengaruh
negatif terhadap
kinerja
manajerial
sedangkan
pemberdayaan
psikologis
berpengaruh
positif terhadap
kinerja
manajerial,
selanjutnya
ambiguitas peran
berpengaruh
negatif terhadap
pemberdayaan
psikologis
Sumber : Penelitian terdahulu
2.3 Model Penelitian
Pada dasarnya, apabila suatu perusahaan menerapkan sistem pengukuran kinerja
interaktif, tentunya karakteristik yang akan muncul adalah adanya hubungan
komunikasi interaktif yang intens antara manajer dengan karyawan dalam proses
pengambilan keputusan, dan keyakinan manajerial terbentuk ketika seorang
15
manajer di tuntut untuk mengerjakan tugas yang membutuhkan kompetensi yang
berbeda dari setiap karyawan, berdasarkan hal tersebut karyawan akan bekerja
dengan penuh keterampilan dan kemampuan yang dimilikinya, sehingga akan
meningkatkan keterlibatan kerja atau work engagement pada perusahaan dalam
mencapai tujuan.
Gambar 2.1 Pengembangan Kerangka Penelitian
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Pengaruh Penggunaan Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif terhadap
Keterlibatan Kerja
Menurut (Simons, 1995) dengan adanya pengukuran kinerja, khususnya
pengukuran kinerja interaktif akan memicu anggota perusahaan untuk
mengembangkan rencana-rencana ke depan sehingga mampu menciptakan kinerja
yang maksimum. Penelitian yang dilakukan oleh Bakker dan Leiter (2010)
menemukan bahwa penggunaan pengukuran kinerja interaktif terhadap
keterlibatan kerja berpengaruh secara positif. Christian dkk (2011) menemukan
bahwa adanya pengaruh yang tidak langsung antara sistem pengukuran kinerja
interaktif terhadap keterlibatan kerja, Miao dan Evans (2012) menyatakan bahwa
adanya pengaruh sistem pengukuran kinerja interaktif terhadap keterlibatan kerja,
H2 H3
H1SPK - Interaktif
Keyakinan Manajerial
Keterlibatan Kerja
16
meskipun pengaruh tidak langsung.Dengan demikian penulis merumuskan
hipotesis sebagai berikut,
H1: Terdapat Pengaruh Positif antara Penggunaan Sistem Pengukuran Kinerja
Interaktif terhadap Keterlibatan Kerja.
2.4.2 Pengaruh Penggunaan Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif terhadap
Keyakinan Manajerial
Menurut (Simons, 1995) dengan adanya pengukuran kinerja, khususnya
pengukuran kinerja interaktif akan memicu anggota perusahaan untuk
mengembangkan rencana-rencana ke depan sehingga mampu menciptakan kinerja
yang maksimum. Sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja manajerial merupakan
seberapa jauh manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Keyakinan
manajerial diukur berdasarkan seberapa besar kinerja manajerial dalam
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Yunus dan Yuliansyah (2012) juga menemukan bahwa penggunaan pengukuran
kinerja interaktif mempunyai hubungan langsung dengan kinerja perusahaan
Sehingga diperkirakan bahwa penggunaan pengukuran kinerja interaktif akan
mampu meningkatkan kinerja manajerial.
Dengan demikian penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut,
H2: Terdapat Pengaruh Positif antara Penggunaan Sistem Pengukuran Kinerja
Interaktif terhadap Keyakinan Manajerial.
17
2.4.3 Pengaruh Keyakinan Manajerial terhadap Keterlibatan Kerja
Work engagement atau keterlibatan kerja adalah kekuatan yang dapat memotivasi
karyawan untuk dapat meningkatkan kinerja pada level yang lebih tinggi, energi
ini berupa komitmen terhadap organisasi, rasa memiliki pekerjaan dan
kebanggaan, usaha yang lebih (waktu dan energi), semangat dan ketertarikan,
komitmen dalam melaksanakan pekerjaan (Macey dan Schneider, 2008).
Brouwers dan Tomic, (1999) menyatakan bahwa managerial self-efficacy
memiliki hubungan negatif dan segnifikan terhadap burnout. Maslach et.al,.
(2001) mengkonseptualisasikan work engagement sebagai lawan dari burnout.
Selanjutnya, work engagement dan burnout membentuk kutub-kutub yang
berlawanan dalam suatu kontinum kerja yang berkaitan dengan kesejahteraan,
dimana burnout sebagai kutub negatif dan work engagement sebagai kutub
positif.
Berdasarkan hasil literatur tersebut penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut.
H3: Terdapat Pengaruh Positif antara Keyakinan Manajerial terhadap Keterlibatan
Kerja.
2.4.4 Pengaruh secara Tidak Langsung antara Sistem Kinerja Interaktif
terhadap Keterlibatan Kerja Melalui Keyakinan Manajerial
Menurut (Simons, 1995) dengan adanya pengukuran kinerja, khususnya
pengukuran kinerja interaktif akan memicu anggota perusahaan untuk
mengembangkan rencana-rencana ke depan sehingga mampu menciptakan kinerja
yang maksimum. Sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja manajerial merupakan
seberapa jauh manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Keyakinan
18
manajerial diukur berdasarkan seberapa besar kinerja manajerial dalam
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Keyakinan manajerial yang baik akan mampu mengontrol keyakinan dan
kemampuan karyawan dalam bekerja sehingga akan meningkatkan keterlibatan
kerja karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Dengan demikian penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut,
H4: Keyakinan manajerial secara Tidak Langsung mampu Memediasi Hubungan
Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif terhadap Keterlibatan Kerja.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi dalam
penelitian ini adalah pegawai perusahaan manufaktur di bidang industri buah yaitu
PT Great Giant Pineapple yang berlokasi di Lampung Tengah.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam
penentuan sampel. Purposive sampling adalah teknik untuk menentukan sampel
penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang
diperoleh nantinya bisa lebih representatif (Sugiyono, 2013). Sedangkan sampel
adalah bagian dari populasi. Dalam penelitian survey, sampel dipelajari dan
hasilnya merupakan temuan umum untuk populasi (Yuliansyah, 2016)
Perusahaan yang digunakan adalah perusahaan manufaktur dibidang industri buah
yaitu PT Great Giant Pineapple yang berlokasi di Lampung Tengah. Adapun
pemilihan perusahaan PT Great Giant Pineapple sebagai objek penelitian
disebabkan perusahaan manufaktur tersebut menarik untuk diteliti, dan
sepengetahuan peneliti belum banyak penelitian dibidang akuntansi manajemen
20
pada sektor manufaktur. Mengingat bahwa perusahaan yang berbentuk perseroan
harus memiliki kinerja yang baik dari segi kinerja keuangan maupun non keungan
sebagai pertanggungjawaban terhadap stakeholder. Dalam aspek kinerja non
keuangan perusahaan lebih menekankan sumber daya manusia agar memilki
kemampuan yang tinggi, karena bagi perusahaan manufaktur karyawan
merupakan asset terpenting perusahaan untuk menunjang hasil produksinya. Oleh
karena itu, dalam perusahaan manufaktur kinerja karyawan sangat penting untuk
dievaluasi dengan sistem pengukuran kinerja baik interaktif maupun diagnostik
guna melihat perkembangan kinerja karyawan. Dalam penelitian ini penulis
tertarik untuk mengkaji penggunaan sistem pengukuran kinerja interaktif dan
mengaitkan terhadap keterlibatan kerja serta efektivitas manajerial yang dijadikan
variabel mediasi.
3.2 Data Penelitian
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.
Dimana data yang digunakan adalah jenis data primer, yaitu data yang
dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dengan metode survei. Survei yang
dilakukan adalah dengan memberikan kuisioner yang berisi daftar pertanyaan
terstruktur yang ditujukan kepada para karyawan perusahaan.
3.2.2 Kriteria Responden
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah survei kuesioner yang diberikan
kepada responden pada PT Great Giant Pineapple yang berlokasi di Lampung
21
Tengah. Adapun kriteria responden yang disurvei dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Merupakan karyawan tetap perusahaan.
2. Sudah bekerja atau memiliki masa kerja lebih dari 1 tahun.
3. Manajer dan non-manajer pada perusahaan yang memiliki posisi di dalam
struktur operasional perusahaan.
4. Manajer dan non-manajer yang terlibat dalam penggunaan Sistem
pengukuran kinerja.
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan
menyebarkan kuisioner kepada para responden baik secara langsung maupun
dengan cara tidak langsung. Pengumpulan data secara langsung dilakukan peneliti
dengan cara mengirimkan secara langsung kuisioner kepada perusahaan yang
menjadi objek penelitian, sedangkan secara tidak langsung yaitu dengan meminta
bantuan kepada salah satu kolega untuk menyebarkan kuisioner dan
mengumpulkan data.
Sebelum melakukan penyebaran kuisioner tersebut, terlebih dahulu peneliti
melakukan beberapa studi pendahuluan. Dimana tujuan dari dilakukannya studi
pendahuluan ini adalah untuk mengurangi kemungkinan kesalahan maksud
pertanyaan dan data yang diinginkan penulis serta permasalahan yang akan
dialami oleh responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam
kuisioner. Studi pendahuluan yang dilakukan adalah terjemahan dan tata bahasa
kuisioner, karena peneliti mengadopsi kuisioner pada penelitian terdahulu yang
22
digunakan dalam penelitian ini dalam berbahasa inggris. Studi ini dilakukan agar
tidak menimbulkan kebingungan responden atas pertanyaan yang ada dalam
kuisioner yang dapat menimbulkan bias dan rendahnya keinginan responden
untuk mengisi kuisioner.
3.3 Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga jenis variabel penelitian yaitu
variabel terikat, variabel bebas dan variabel mediasi.
3.3.1 Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keterlibatan kerja. Keterlibatan
kerja adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sejauh mana karyawan
terlibat, berkomitmen, antusias, dan bersemangat terhadap pekerjaan mereka
(Schneider dan Macey, 2008). Jika dilihat dengan cara ini, keterlibatan kerja
direpresentasikan sebagai sarana untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Pengukuran keterlibatan kerja karyawan dalam penelitian ini menggunakan 5
point skala likert. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah work
engagementt yang dikembangkan oleh Schaufeli dan Bakker (2006) yang terdiri
dari tujuh item pertanyaan. Instrumen diukur dengan 5 point skala likert dengan
kriteria 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 5 (sangat setuju).
Tabel 3.1 Indikator dan Pertanyaan Variabel Terikat Keterlibatan Kerja
Variabel Indikator Pertanyaan
Keterlibatan Kerja
(Schaufeli dan
Bakker, 2006)
Semangat kerja 1. Tidak mudah lelah untuk
menyelesaikan
pekerjaan yang
diberikan
23
Keinginan bekerja 2. Berusaha semaksimal
mungkin dalam
menyelesaikan
pekerjaan
Tanggung jawab 3. Merasa
bertanggungjawab untuk
menyelesaikan
pekerjaan
Tertantang dalam
pekerjaan
4. Merasa pekerjaan adalah
sebuah tantangan yang
harus ditaklukkan
Sulit meninggalkan
pekerjaan
5. Bersedia meluangkan
banyak waktu untuk
menyelesaikan
pekerjaan
Senang dalam bekerja 6. Merasa senang dengan
pekerjaan-pekerjaan
yang harus diselesaikan
di tempat kerja
Konsentrasi dalam
bekerja
7. Tidak membiarkan
urusan pribadi
memengaruhi
konsentrasi dalam
bekerja.
Sumber : Penelitian Terdahulu
3.3.2 Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain secara simultan
baik secara negatif atau positif. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Sistem
Pengukuran Kinerja Interaktif. Sistem pengukuran kinerja interaktif merupakan
sistem pengukuran kinerja yang digunakan dimana manajer secara aktif dan
teratur melibatkan diri dalam pengambilan keputusan dari aktifitas karyawan
(Bisbe dan Otley, 2004). Sistem pengukuran kinerja interaktif dalam penelitian ini
menggunakan kuisioner yang dikembangkan oleh Abernethy dan Brownell (1999)
yang terdiri dari 5 item pertanyaan. Instrumen diukur dengan 5 point skala likert
dengan kriteria 1 (sangat tidak penting) sampai dengan 5 (sangat penting).
24
Tabel 3.2 Indikator dan Pertanyaan Variabel Bebas Sistem Pengukuran
Kinerja Interaktif
Variabel Indikator Pertanyaan
Sistem pengukuran
kinerja interaktif
(Abernethy dan
Brownell, 1999)
SPK interaktif
dilakukan secara
berkala melakukan
peramalan kondisi
perusahaan
berdasarkan
perubahan
informasi pasar.
1. Penggunaan sistem
pengukuran kinerja biasa
dilakukan dalam rapat di
unit kerja Saudara.
2. Penggunaan sistem
pengukuran kinerja
dilakukan secara berkala
untuk mengevaluasi
keputusan dan rencana yang
berlaku di perusahaan
SPK interaktif
menghasilkan
informasi yang
mudah untuk
dimengerti
3. Hasil diskusi antara atasan
dan bawahan di unit kerja
Saudara adalah mudah
dimengerti dan bermanfaat
SPK interaktif
tidak hanya
diterapkan untuk
senior manajer saja
tetapi diterapkan
juga untuk seluruh
level manajer
4. Interaksi sering terjadi
antara atasan dan bawahan
dalam proses pengukuran
kinerja.
SPK interaktif
dapat memutuskan
secara tepat bentuk
implementasi
sebuah
perencanaan
strategi
5. Adanya pembahasan tentang
perubahan dan strategi
antara atasan dan bawahan
di unit kerja Saudara
Sumber : Penelitian Terdahulu
3.3.3 Variabel Mediasi (Mediating Variabel)
Variabel ini adalah variabel yang secara teori mempengaruhi fenomena yang
diobservasi, yang efeknya harus dimediasi melalui efek hubungan antara variabel
independen dengan fenomenanya dan menimbulkan hubungan pengaruh tidak
langsung yang tidak dapat diamati atau diukur (Sugiyono, 2013). Dalam
25
penelitian ini yang ditujukan sebagai variabel mediasi adalah efektivitas
manajerial. Efektivitas manajerial dalam penelitian ini menggunakan kuisioner
yang di gunakan oleh Zimmerman (2004) dan Bandura (1994) yang terdiri dari 7
item pertanyaan. Instrumen diukur dengan 5 poin skala likert dengan kriteria 1
(sangat tidak setuju) sampai dengan 5 (sangat setuju).
Tabel 3.3 Indikator dan Pertanyaan Variabel Mediasi Efektivitas manajerial
Variabel Indikator Pertanyaan
Efektivitas Manajerial
(Zimmerman, 2004;
Bandura, 1994)
Efektivitas keseluruhan 1. Manajerial
melaksanakan
seluruh tugas
pokoknya atau
mencapai semua
sasarannya
Produktivitas 2. Kinerja
menghasilkan
produk untuk
memenuhi kuantitas
yang diinginkan
Efisiensi 3. Perbandingan biaya
dengan produksi
mencapai target
perusahan
Stabilitas kinerja 4. Kemampuan
mempertahankan
kinerja dan hasil
produksi dimasa sulit
Sumber : Penelitian Terdahulu
3.4 Analisis Data
Dalam penelitian ini data yang akan dianalisis menggunakan model Struktural
Equation Modeling (SEM). Menurut Ghozali (2006) adalah sebuah evolusi dari
model persamaan berganda yang dikembangkan dari prinsip ekonometri dan
digabungkan dengan prinsip pengaturan dari psikologi dan sosiologi, SEM telah
muncul sebagai bagian integral dari penelitian manajerial akademik, dengan data
yang akan dianalisis berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan.
26
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan penulis dengan menggunakan
pendekatan Partial Least Square (PLS) dengan menggunakan software Smart
PLS dimana PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan
SEM berbasis covariance menjadi berbasis varian (Ghozali, 2006). Penulis
memilih menggunakan PLS karena untuk manganalisis data dalam jumlah kecil
yang berjumlah kurang dari 100 software ini sangat efektif (Chin,dkk., 2003).
3.4.1 Pengukuran Model Pengukuran (Outer Model)
Di dalam mengumpulkan data untuk penelitian, peneliti menggunakan metode
survey kuisioner. Oleh karena itu data yang dihasilkan melalui survei kuesioner
harus valid dan reliable. Uji validitas dilakukan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur (Sukadji, 2000) dan uji reliabilitas digunakan untuk mengukur
konsistensi responden dalam menjawab item pertanyaan dalam kuisioner
(Jogiyanto, 2009). Validnya sebuah data adalah jika data yang diperoleh memiliki
ketepatan dan kecermatan yang tinggi dan mampu menjawab tujuan penelitian
yang akan dicapai dengan akurat. Data dapat dikatakan reliabel jika instrumen
penelitian yang sama bisa stabil dan mampu mengukur gejala yang sama pada
waktu yang berbeda ketika digunakan kembali pada penelitian selanjutnya.
3.4.1.1 Uji Validitas
Dalam penelitian ini pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan Partial
Least Square (PLS) dengan menguji validitas convergent dan discriminant.
Validitas convergent dihitung dengan melihat melihat skor Average Variance
Ekstracted (AVE), nilai validitas convergent dinyatakan sangat baik apabila skor
AVE diatas 0.5 (Henseler, dkkl, 2009). Yang kedua yaitu validitas discriminant,
27
yang bertujuan untuk melihat apakah suatu item unik dan tidak sama dengan
konstruk lain dalam model (Hulland, 1999). Validitas diskriminan (discriminant
validity) dilakukan dalam dua tahap, yaitu dengan cara melihat nilai cross loading
factor dan membandingkan akar AVE dengan korelasi antar konstruk atau
variabel laten. Cross loading factor untuk mengetahui apakah variabel laten
memiliki diskriminan yang memadai yaitu dengan cara membandingkan korelasi
indikator dengan variabel latennya harus lebih besar dibandingkan korelasi antara
indikator dengan variabel laten yang lain. Jika korelasi indikator dengan variabel
latennya memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi indikator
tersebut terhadap variabel laten lain, maka dikatakan variabel laten tersebut
memiliki validitas diskriminan yang tinggi. Nilai AVE direkomendasikan ≥ 0,5.
3.4.1.2 Uji Reliabilitas
Untuk pengujian reliabilitas dilakukan dengan Partial Least Square (PLS) agar
dapat menganalisis composite reliability dan diperkuat dengan cronbach’s alpha
(Yuliansyah, dkk, 2016). Sesuai dengan aturan yang berlaku bahwa apabila
composite reliability dan cronbach’s alpha memiliki nilai lebih dari 0,7 , berarti
menunjukkan tingkat reliabilitas yang cukup baik (Yamin dan Kurniawan, 2011).
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung korelasi masing-masing
pernyataan pada setiap variabel dengan skor total.
3.4.2 Pengukuran Struktural Model (Inner Model)
Untuk meneliti struktural model dalam penelitian ini, penulis menggunakan
literatur akuntansi manajemen yaitu dengan mengukur Coefficient of
28
determination (R2) dan Path Coefficient (β) (Chenhall, 2004). Hal ini untuk
melihat dan meyakinkan hubungan antar konstruk adalah kuat.
3.4.2.1 Coefficient of Determination (R2)
Hubungan antar konstruk pada teknik ini diuji dengan mengevaluasi R2. R
2
menunjukkan ukuran hubungan antara variabel laten terhadap total varians.
Apabila nilai R2 lebih dari 0,1 maka dapat dikatakan jika hubungan antara
konstruk dependen dan independen dapat diterima (Camisón dan López, 2010).
Nilai R2 untuk konstruk dependen menunjukkan besarnya pengaruh atau ketepatan
konstruk independen dalam mempengaruhi konstruk dependen. Nilai R2
menjelaskan seberapa besar variabel eksogen yang dihipotesiskan dalam
persamaan mampu menerangkan variabel endogen. Nilai R2 ini dalam PLS
disebut juga Q-square predictive relevance. Besarnya R2
tidak pernah negatif dan
paling besar sama dengan satu (0 ≤ R2≤ 1). Semakin besar nilai R
2, berarti
semakin baik model yang dihasilkan.
3.4.2.2 Path Coefficients (β)
Tes Path Coefficient (β) digunakan untuk meyakinkan bahwa hubungan antar
konstruk adalah kuat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur
bootstrap dengan 500 penggantian (Hartmann dan Slapničar, 2009). Dapat
dikatakan jika antar konstruk memiliki hubungan yang kuat apabila nilai path
coeffecients lebih dari 0.100 (Urbach dan Ahlemann, 2010).
3.5 Pengujian Hipotesis
Setelah mendapatkan data dan mengolah data maka akan dilakukan pengujian
hipotesis, dan akan sampai pada membuat kesimpulan menerima atau menolak
29
hipotesis tersebut. Dalam pengujian hipotesis atas sistem pengukuran kinerja
interaktif, efektivitas manajerial dan keterlibatan kerja dilakukan dengan
melakukan perbandingan antara hasil path coeffecient dengan T tabel. Hipotesis
dikatakan signifikan apabila T hitung > T tabel pada derajat kebebasan 5%, dan
apabila T hitung > T tabel lebih besar dari derajat kebebasan 5% maka hipotesis
dikatakan lemah.
45
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menguji bagaimana pengaruh sistem pengukuran
kinerja interaktif terhadap keterlibatan kerja yang dimediasi oleh keyakinan
manajerial. Dalam penelitian ini dimana objek penelitiannya yakni pada PT Great
Giant Pineapple yang berlokasi di Lampung Tengah. Responden dalam penelitian
ini yakni karyawan perusahaan yang berjumlah 89 orang. Metode yang digunakan
dalam menganalisis data penelitian ini adalah menggunakan Structural Equation
Model (SEM) dengan menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS).
Berdasarkan hasil statistik dengan menggunakan software SmartPLS 3.0
ditemukan bahwa penggunaan sistem pengukuran kinerja secara interaktif dapat
meningkatkan keterlibatan kerja melalui keyakinan manajerial.
Hal ini dapat terlihat dari nilai t- statisticdan t- tabel dimana terdapat pengaruh
secara langsung antara variabel independen dan dependen namun dengan nilai
yang tidak signifikan, akan tetapi pengaruh antara variabel independen dan
dependen melalui variabel mediasi keyakinan manajerial bernilai signifikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, sistem pengukuran kinerja interaktif
dapat meningkatkan keterlibatan kerja yang dimediasi oleh keyakinan manajerial.
46
5.2 Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa penggunaan sistem pengukuran
kinerja interaktif secara langsung berpengaruh terhadap keterlibatan kerja namun
tidak signifikan, akan tetapi keyakinan manajerial sebagai variabel mediasi dapat
berhasil meningkatkan hubungan antara penggunaan sistem pengukuran kinerja
interaktif terhadap keterlibatan kerja.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa keterlibatan manajer berdiskusi dengan
karyawan mampu membentuk sikap kerja yang dialami karyawan, dan hal
tersebut akan membuat karyawan bekerja secara sungguh- sungguh untuk
mengembangkan passion karyawan dan akan meningkatkan kinerja manajerial,
dengan demikian akan meningkatkan keterlibatan atau keterikatan dalam
pekerjaan karyawan dan apabila kinerja karyawan dan manajerial baik maka akan
bermanfaat untuk mendorong peningkatan kinerja perusahaan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan menjadi bahan
masukan untuk penelitian- penelitian selanjutnya, serta memberikan informasi
bagi sektor manufaktur di Indonesia bahwa penggunaan sistem pengukuran
kinerja interaktif mampu meningkatkan work engagement melalui sebuah
managerial self-efficacy.
5.3 Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu:
1. Kehandalan validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini nampak sudah teruji dengan baik, namun hasil dari pengisian
kuesioner nampak belum objektif. Peneliti menduga kemungkinan adanya
47
faktor lain yaitu dorongan karyawan untuk terlihat baik bagi perusahaan dan
juga penerjamahan yang kurang baik, terutama setting bahasa yang belum
sesuai dengan kondisi responden di Indonesia.
2. Penggunaan self rating pada pengukuran keterlibatan kerja dapat
menyebabkan adanya kecenderungan para responden mengukur kinerja
mereka lebih tinggi dari pada yang sebenarnya, sehingga penilaian kinerja
cenderung menjadi lebih tinggi.
Penelitian ini hanya meneliti bagaimana persepsi karyawan terhadap teori
sistem pengukuran kinerja interaktif, keterlibatan kerja, kejelasan peran, dan
keyakinan manajerial melalui instrumen kuisioner dan tidak melakukan
wawancara secara mendalam terhadap responden, sehingga hasil penelitian
ini belum memberikan hasil yang maksimal.
5.4 Saran
Untuk penelitian selanjutnya berdasarkan temuan di atas maka penulis
menyarankan agar penelitian selanjutnya :
1. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan di perusahan selain manufaktur dimana
karakteristik objek di manufacturing sector berbeda dengan karakteristik di
sektor lain.
2. Perlu dilakukan pengembangan instrument yaitu disesuaikan dengan kondisi
dan lingkungan objek yang diteliti, agar hasil observasi dapat mencerminkan
keadaan yang sebenarnya.
3. Penggunaan self rating pada pengukuran keterlibatan kerja dapat diperbaiki
dengan mengacu pada penelitan-penelitan yang sudah dilakukan sebelumnya,
48
dengan melibatkan responden pihak lain untuk menilai setiap aspek yang
diobservasi dari rekannya
4. Perlu dilakukan studi observasi lebih lanjut atau penambahan dalam tahap
observasi untuk mendapatkan hasil observasi yang dalam, akurat, dan sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abernethy, M. A., Brownell, P. 1999. The Role of Budgets in Organizations
Facing Strategic Change: an Exploratory Study. Accounting Organizations
and Society. Vol. 24.
Bakker, A. B., Leiter, M, P. 2010. Work Engagement: A Handbook of Essential
Theory and Research. Psychology Press.
Bandura, A. 1994. Self-efficacy. Encyclopedia of human behavior. Vol. 4.
Beisbe, J., Otley, D. 2004. The Effects of the Interactive Use of Management
Control Systems on Product Innovation. Accounting, Organizations and
Society.
Bisbe, J., Batista, J., Chenhall, R. 2007. Defining Management Accounting
Constructs: A Methodological Note on the Risk of Conceptual
Misspecification. Accounting, Organizations and Society.
Brouwers, A., Tomic, W. 1999. Teacher Burnout, Perceived Self-Efficacy in
Classroom Management, and Student Disruptive behavior in Secondary
Educcation. Curriculum and Teaching. Vol. 14.
Cadez, S., and Guilding, C. 2008. An Explanatory Investigation of an Integrated
Contingency Model of Strategic Management Accounting. Accounting,
Organization and Society, Vol. 33.
Camison, C., Lopez, A. V. 2010. Am Examination of The Relationship Between
Manufacturing Flexibility and Firm Performance: The Mediating Role of
Innovation. International Journal of Operations and Production
Managements. Vol. 3.
Chenhall, R. H. 2004. Integrative Strategic Performance Measurement Systems,
Strategic Alignment of Manufacturing, Learning and Strategic Outcomes:
An Exploratory Study. Accounting Organizations and Society. Vol. 30.
Chin, W. W., Marcholin, B. L., Newsted, P. R. 2003. A Partial Least Squares
Latent Variable Modeling Approach for Measuring Interaction Effects:
Results from a Monte Carlo Simulation Study and an Electronic-Mail
Emotion/ Adoption Study. Information System Research. Vol. 14.
Christian, M. S., Garza, A. S., Slaughter, J. E., 2011. Work Engagement:
Aquantitive Review and Test of Its Relations with Task and Contextual
Performance. Personel Psychology. Vol. 64.
Ghozali, Imam. 2006. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan
Partial Least Square. Badan Penerbi Universitas Diponegoro.
Grafton, J., Lillis, A. M., Widener, S. K. 2010. The role of performance
measurement and evaluation in building organizational capabilities and
performance. Accounting, Organizations and Society, 35.
Hartmann. F., Slapnicar, S. 2009. How Formal Performance Evaluation Affects
Trust between Superior and Suborinate Managers. Accounting,
Organizations and Society. Vol 34.
Heggestad E. D,. Kanfe. R. 2005. The predictive validity of self-efficacy in
training performance: Little more than past performance. Journal of
Experimental Psychology.
Henri, J.-F. 2006. Management control systems and strategy: A resource-based
perspective. Accounting, Organizations and Society.
Henseler, J., Ringle, C. M., Sinkovics, R. R. 2009. The Use of Partial Least
Squares Path Modeling International Marketing. Advances in International
Marketing. Vol. 20.
Hopper, Trevor and Bui, Binh. 2016. Has management accounting research been
critical? Management Accounting Research. 31. pp. 10-30. ISSN 1044-
5005
Hulland, John. 1999. Use of Partial Least Squares (PLS) in Strategic Management
Research: a Review of Four Recent Studies. Strategic Management
Journal. Vol. 20.
Jogiyanto. H. M. 2009. Konsep dan Aplikasi PLS (Partial Least Square) Untuk
Penelitian Empiris. Penerbit: BPFE.
Kahn, Willam. 1990. Psychological Conditions of Personal Engagement and
Disengagement at Work. The Academy of Management Journal, Vol. 33.
Kahn, Willam. 1992. To Be Fully There: Psychological Presence at Work. Human
Relations, Vol. 45.
Khairiyah, Diah. 2015. Pengaruh Penggunaan Sistem Pengukuran Kinerja secara
Diagnostik dan Interaktif terhadap Kinerja Manajerial dengan Variabel
Mediasi Ambiguitas Peran dan Pemberdayaan Psikologis. Thesis.
Maslach, C., Schaufeli, W. B., leiter, M. P. 2001. Job Burnout. Annual Review
Psychology. Vol. 52:397–422
Miao, C., Evans, K. 2012. The Interactive Effects of Sales Control Systems on
Salesperson Performance: A Job Demands-Resources Perspective.
Academy of Marketing Science.
Otley, D. 1980. The Contingency Theory of Management Accounting:
Achievements and Prognosis. Accounting, Organizations and Society, Vol
5, No. 3.
Otley, D. 1995. Management control, organization design and accounting
information system. UK: Prentice Hall.
Schaufeli, W., Bakker, A. 2004. Job Demand, Job Resources, and Their
Relationship with Burnout and engagement: a Multi-sample Study.
Journal of Organizational Behavior.
Schaufeli, W., Bakker, A. 2006. The Measurement of Work Engagement With a
Short Questionnaire. Educational and Psychological Measurement. Vol.
66.
Schneider, B., Macey, W. H. 2008. The Meaning of Employee Engagement.
Industrial and Organizational Psychology. Vol. 1.
Sholihin, M., Pike, R. 2010. Organizational Commitment in The Police Service:
Exploring The Effects of Performances Measures, Procedural Justice, and
Interpersonal Trust. Financial Accountability and Management.
Shuck, Brad. 2011. Integrative Literature Review: Four Emerging Perspectives of
Employee Engagement: An Integrative Literature Review. Human
Resource Development Review. Vol. 10.
Simons, R. 1995. Levers of Control: How Managers Use Innovative Control
Systems to Drive Strategic Renewal. Boston: Harvard Business School
Press.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukadji, Soetarlinah. 2000. Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian.
Jakarta: UI-Press.
Urbach, N., Ahlemann, F. 2010. Structural Equation Modeling in Information
System Research Using Partial Least Squares. Journal of Information
Technology Theary and Application. Vol. 11.
Wellins, R. dan Concelman, J. 2004. Creating a culture for engagement.
workforce performance solutions. Vol. 4.
Yuliansyah, Yuliansyah. 2016. Meningkatkan Response Rate pada Penelitian
Survey suatu Study Literature. Jakarta. Change Publication.
Yuliansyah, Yuliansyah., Ashfaq, Khan. 2015. Interactive Use of Performance
Measurement Systems and The Organization’s Customers Focused
Strategy: The Mediating Role of Organizational Learning. Problems and
Perspectives in Management, Vol. 13.
Yuliansyah, Yuliansyah., Saputra, Benawan., Alvia, Liza. 2016. The Leverage of
Financing Performance through Knowledge Sharing Using a System of
Interactive Measurement of Performance. International Business
Management. 10 (3). Medwell Journals.
Zimmerman, J, B. 2004. Self-Efficacy: An Essential Motive to Learn.
Contemporary Educational Psychology.