pengelolaan festival malauyung 2018 di desa tangnga …digilib.isi.ac.id/6038/1/bab i ilham...

29
PENGELOLAAN FESTIVAL MALAUYUNG 2018 DI DESA TANGNGA-TANGNGA PENGKAJIAN Oleh: Ilham Muslimin NIM: 1410017026 PROGRAM STUDI S-1 TATA KELOLA SENI JURUSAN TATA KELOLA SENI FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2020

Upload: others

Post on 08-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGELOLAAN FESTIVAL MALAUYUNG 2018

    DI DESA TANGNGA-TANGNGA

    PENGKAJIAN

    Oleh:

    Ilham Muslimin

    NIM: 1410017026

    PROGRAM STUDI S-1 TATA KELOLA SENI

    JURUSAN TATA KELOLA SENI FAKULTAS SENI RUPA

    INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

    2020

  • i

    PENGELOLAAN FESTIVAL MALAUYUNG 2018

    DI DESA TANGNGA-TANGNGA

    PENGKAJIAN

    Oleh:

    Ilham Muslimin

    NIM: 1410017026

    PROGRAM STUDI S-1 TATA KELOLA SENI

    JURUSAN TATA KELOLA SENI FAKULTAS SENI RUPA

    INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

    2020

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Shalawat serta salam juga penulis

    sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan Nabi Muhammad SAW. Di antara sekian

    banyak nikmat Allah SWT yang membawa dari kegelapan ke dimensi terang yang

    memberi hikmah dan paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh

    karenanya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan waktu yang

    begitu panjang.

    Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Skripsi ini adalah untuk

    memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Seni Rupa Prodi

    Tata Kelola Seni Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

    Proses penyusunan skripsi, penulis menjumpai hambatan. Namun berkat

    doa dan dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini dengan cukup baik. Oleh karena itu melalui kesempatan

    ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

    1. Prof. Dr. Agus Burhan, M.Hum. Rektor Institut Seni Indonesia

    Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, dan kemudahan

    selama penulis menyelesaikan studi.

    2. Dr. Suastiwi, M.Des. Dekan Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia

    Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, dan kemudahan

    selama penulis menyelesaikan studi.

  • v

    3. Dr. Mikke Susanto, S.Sn., M.A., selaku Ketua Jurusan Tata Kelola Seni

    sekaligus dosen wali penulis yang selalu memberikan semngat, bimbingan

    dan motivasi selama berproses di Prodi Tata Kelola Seni hingga penulisan

    skripsi.

    4. Yohana Ari R, SE., M.Si., dan Bapak Trisna Pradita Putra, S.Sos., M.M.

    selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah memberikan

    masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian karya tulis ini.

    5. Arinta Agustina, S.Sn., M.A selaku cognate telah memberikan masukan,

    kritikan dan arahan yang membangun sehingga memberikan motivasi bagi

    penulis untuk terus belajar.

    6. Seluruh dosen dan Staf karyawan Tata Kelola Seni Institut Seni Indonesia

    Yogyakarta yang tak henti-hentinya memberikan bimbingan dan bantuan

    hingga penulis menyelesaikan studi. Teman-teman Tata Kelola yang

    memberikan motivasi selama menempuh perkuliahan.

    7. Kedua Orang tua penulis Alm. Bapak Muslimin dan Ibu Sudaeri tanpamu

    aku takkan bermakna apa-apa, serta saudara-saudariku Kak Yudi (Papa

    Abi), Kak Anti (Mama Abi) , Kak Accu, dan Adek Ian yang senantiasa

    memberikan dorongan dan perhatian kepada penulis hingga

    menyelesaikan studi.

    8. Yunda Nurliah, dan Kakek Taiyeb berkat bantun doa dan materi selama

    berproses, serta kesediaan menemani ibunda di rumah dalam kesendirian

    yang kutinggalkan menyelesaikan studi.

  • vi

    9. Puang H. Andi Ibrahim Masdar selaku Bupati Polewali Mandar di dinas

    terkait yang telah memberikan fasilitas Asrama Todilaling di Yogyakarta,

    serta bimbingan dan ijin penelitian di Desa Tangnga-Tangnga, Dinas

    Pendidikan dan Kebudayaan, dan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata.

    10. Bang Makmun Mustafa, Bang Anto, Bu Retno, Bu Nasrah dan keluarga

    besar Alumni Jogja Sulawesi Barat atas doa dan bantuannya, serta

    wejangan selama berproses di Jogja.

    11. Keluarga besarku di Mandar inilah buah keringat bantuan kalian selama

    ini baik secara moral maupun materi.

    12. Diah Ikhsana selalu setia menemani berdiskusi, memberikan support dan

    membantu proses penyelesaian skripsi ini.

    13. Anggota DPRD Kabupaten Polewali Mandar saudara Dwiki Masdar dan

    Ahmad Junaedi serta saudara Ilham Rusali Masdar (Ketua Demisoner

    IKMSB MALANG 2017-2019) sudah membantu dalam proses perjalanan

    kuliah penulis.

    14. Saudara Amri, Fajrin, Undu, Yunus, Yahya (Ketua IKPMDI), Pram,

    Ippank, Udin (pua), Nahar, Bang Adi, Rais, Hedi, Yusuf, Arif (Ketua

    Asrama), Malik (Ketua IPMPY 2019-2020), Pajar, Ainun, Anti, Adrian

    Arif, Adrian, Kilal, Natas, Saqbi, Firman, Sem, Dirham, Otonk, Mas Afif,

    Erick, Aldy, Ato, Fadil, Zaki, Fatih, Da’i, Ari S2, Ari, Anchu, Ramli,

    Tibo, Ismail, Ade, Restu, Oval, Fajar, Iqbal, Irzan, Fatta, Wais, dan lain-

  • vii

    lain yang tidak bisa penulis sebut satu persatu namanya atas segala

    bantuan dan perdebatannya.

    15. Puang Hj. Nursami Masdar, SE., M.Adm.KP, Ibu Marendeng A.Ma,

    Bapak Muh. Arsyad AR, SE, Yunda Dahira, Kakanda Dalif, dan Kakanda

    Mulyadi (Papa Arif), yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

    memberikan informasi terkait penelitian yang penulis inginkan.

    16. Lulluareq’u iyyanasanna di Asrama Todilaling Yogyakarta, IPMPY,

    IKPMDI-Yogyakarta, IKAMA SULBAR-YK, Komunitas Rumah Mandar

    Yogyakarta, KKMSB-DIY JATENG, IKMSB MALANG, dan

    KOMANDANG, yang selalu memberikan support selama kepenulisan

    serta do’a dan kebersamaanya dalam berjuang yang Insya Allah akan

    menjadi berarti.

    17. Semua pihak yang sudah membantu selesainya skripsi ini, serta kepada

    Mandarku, Mandarmu, Mandar kita semua inilah karya yang bisa

    kupersembahkan agar Mandar bergerak.

    Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi

    ini dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik, saran, dan

    pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya

    tulis dengan topik ini.

    Yogyakarta, 17 Desember 2019

    Penulis

  • viii

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    “Anak Pesisir Pantai Takkan Lahir Dari Ombak Yang Tenang”

    Karya ini kupersembahkan untuk

    Ayahanda Alm. Muslimin (Kamaqna Sumuriah) yang telah mengajarkanku nilai-

    nilai moral ataupun prinsip kehidupan semasa hidupnya dan Ibunda Sudaeri

    (Kindoqna Sumuriah) yang selalu berdoa, serta memiliki ketabahan untuk

    bersabar demi perjalanan hidupku, kucuran keringat. Pesan-pesan moralmu

    menjadi motivasi, penyemangat hidupku untuk menuju pengabdian. Teruntuk

    saudara-saudaraku Yudi, Accu, dan Ian inilah hasil bantuan kalian. Kawan-

    kawan dan abang-abang seperjuangan di tanah Mataram inilah proses

    perjuangan kebersamaan kita yang nantinya akan menjadi berarti. Mandarku,

    Mandarmu, Mandar kita semua, karya tulis ini untukmu agar Mandar Bergerak.

  • ix

    MOTTO

    ”Malai raqba buttu, malai ropo langiq, naiyya atonganan andai mala lele”

    (Petuah Nenek Moyang Mandar yang selalu di serukan pendekar hukum Republik

    Indonesia yakni Alm. Prof. Dr. H. Baharuddin Lopa, SH yang berarti; Gunung

    bisa saja rubuh, dan Langit bisa saja runtuh, akan tetapi Kebenaran dan Keadilan

    tetap mesti diutarakan dan dipertahankan)

  • x

    ABSTRAK

    Festival Malauyung merupakan tradisi masyarakat Mandar berupa ritual

    “Mappande Sasiq”, upacara penghormatan yang ditujukan kepada alam berupa

    doa syukur atas karunia laut beserta isinya yang diberikan oleh sang Pencipta.

    Tujuan dari ritual tersebut adalah untuk menjaga nilai-nilai budaya dari

    pendahulunya, juga sebagai bentuk penghormatan kepada alam dan lingkungan

    bahari.Penelitian ini membahas tentang Pengelolaan Festival Malauyung 2018 di

    Desa Tangnga-Tangnga, tujuan dan manfaat penelitian ini adalah untuk

    mengetahui bagaimana praktik penyelenggaraan Festival Malauyung 2018.

    Adapun metode penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif,

    sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dengan wawancara dan

    dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan

    data, reduksi data, penyajian data dan menyimpulkan data.

    Fokus penelitian ini mengacu pada sistem pengelolaan atau pelaksanaan

    Festival Malauyung 2018 khususnya di Desa Tangnga-tangnga yang sudah

    menjadi tradisi rutin dan dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat

    pesisir pantai di Mandar. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh

    data yaitu Festival Malauyung merupakan sebuah acara yang diselenggarakan

    oleh aparat Desa Tangnga-tangnga bekerja sama dengan masyarakat sekitar.

    Festival Malauyung secara umum dapat disaksikan oleh semua kalangan baik itu

    wisatawan lokal maupun mancanegara, dan menjadi objek wisata menarik yang

    ada di Polewali Mandar khususnya di Desa Tangnga-Tangnga. Perayaan seperti

    ini juga merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi daerah, karena masih

    mempertahankan tradisi nenek moyang agar tetap lestari.

    Kata Kunci : Festival Malauyung, Tradisi, Ritual.

  • xi

    ABSTRACT

    The Malauyung Festival is a tradition of Mandar community in the form of

    the "Mappande Sasiq" ritual, which is a ceremony dedicated to nature in the form

    of a prayer of thanks for the gift of the sea given by the Creator. The purpose of

    the ritual is to preserve the cultural values of its predecessor, as well as a form of

    respect for nature and the maritime environment. This research discusses the

    Management of the Malauyung Festival 2018 in Tangnga-Tangnga Village, the

    purpose and benefits of this research is to find out how the practice of the

    Malauyung Festival 2018 . The research method used by researcher is descriptive

    qualitative, while the data collection techniques used are interviews and

    documentation. The data analysis technique used is collecting data, reducing

    data, presenting data and concluding data.

    The focus of this research refers to the management system or the

    implementation of the Malauyung festival 2018 especially in the village of

    Tangnga-Tangnga which has become a routine tradition and carried on for

    generations by the coastal communities in Mandar. Based on the research that

    has been done, it is obtained that the Malauyung Festival is an event organized by

    Tangnga-Tangnga Village officials in collaboration with the surrounding

    community. Malauyung Festival in general can be witnessed by all groups of both

    local and foreign tourists, and become an interesting tourist attraction in

    Polewali Mandar, especially in the village of Tangnga-Tangnga. A celebration

    like this is also a pride for the region, because it still maintains the traditions of

    the ancestors to remain sustainable.

    Keywords: Malauyung Festival, Tradition, Ritual.

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii

    HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... viii

    MOTTO ................................................................................................................. ix

    ABSTRAK .............................................................................................................. x

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7

    C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7

    D. Manfaat ................................................................................................... 8

    1. Manfaat untuk Mahasiswa ........................................................... 8

    2. Manfaat untuk Institusi ................................................................ 8

    3. Manfaat untuk Masyarakat .......................................................... 8

    F. Metode Penelitian ................................................................................... 8

    1. Metode Pendekatan ..................................................................... 8

    2. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 9

  • xiii

    G. Sistematika Penulisan ........................................................................... 10

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ............................. 12

    A. Tinjauan Pustaka................................................................................... 12

    B. Manajemen ........................................................................................... 14

    1. Pengertian .................................................................................. 14

    2. Fungsi dan Tujuan ..................................................................... 17

    a. Perencanaan ................................................................... 19

    b. Pengorganisasian ........................................................... 21

    c. Pengarahan/motivasi ...................................................... 23

    d. Pengawasan ................................................................... 26

    C. Festival.................................................................................................. 28

    D. Budaya .................................................................................................. 29

    BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA................................................. 33

    A. Gambaran Umum Festival Malauyung................................................. 33

    1. Mandar ....................................................................................... 33

    2. Karakteristik Nelayan Mandar .................................................. 35

    3. Festival Malauyung ................................................................... 38

    B. Pengelolaan Program ............................................................................ 43

    1. Perencanaan ............................................................................... 43

    2. Pengorganisasian ....................................................................... 59

    3. Pengarahan dan Pelaksanaan ..................................................... 63

    4. Pengawasan dan Evaluasi .......................................................... 71

    BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 76

    A. Kesimpulan ........................................................................................... 76

  • xiv

    B. Saran ..................................................................................................... 78

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 79

    LAMPIRAN .......................................................................................................... 82

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3. 1 Susunan Agenda Kegiatan ................................................................... 51

    Tabel 3. 2 Estimasi Anggaran Kegiatan ................................................................ 57

    Tabel 3. 3 Rundown Acara Festival Malauyung ................................................... 66

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3. 1 Lokasi Festival Malauyung di Desa Tangnga-Tangnga ................... 44

    Gambar 3. 2 Wawancara bersama Dalif (Pengelola Kegiatan) dan Baharuddin

    Arsyad (Pembina Sanggar Sossorang) Sekretaris Panitia .................................... 46

    Gambar 3. 3 Pamflet Festival Malauyung 2018 ................................................... 58

    Gambar 3. 4 Proses Perencanaan Sumber: Ketua Panitia ..................................... 59

    Gambar 3. 5 Proses wawancara bersama Hj. Dahira ............................................ 62

    Gambar 3. 6 Struktur Organisasi Sumber: Ketua Panitia ..................................... 63

    Gambar 3. 7 Prosesi Baca Doa .............................................................................. 68

    Gambar 3. 8 Sesajen Mappande Sasiq .................................................................. 69

    Gambar 3. 9 Pengangkatan Sesajen ke Laut ......................................................... 69

    Gambar 3. 10 Pengantaran Sesajen ke lokasi Mappande Sasiq ............................ 69

    Gambar 3. 11 Wawancara dengan Ibu Marendeng ............................................... 73

    Gambar 3. 12 Proses Rapat Evaluasi Kegiatan Festival Malauyung .................... 74

    Gambar 3. 13 Rapat Evaluasi Setelah pelaksanaan Festival Malauyung .............. 75

    file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256091file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256092file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256092file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256093file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256095file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256097file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256098file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256099file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256100file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256101file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256102file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256103

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Draf Pertayaan .................................................................................. 82

    Lampiran 2. Transkrip Wawancara ....................................................................... 83

    Lampiran 3. Dokumentasi Wawancara ................................................................ 89

    Lampiran 4. Dokumentasi Pra Festival Malauyung .............................................. 90

    Lampiran 5. Dokumentasi Pembukaan dan Kegiatan Festival Malauyung .......... 92

    Lampiran 6. Surat Izin dari Fakultas Seni Rupa – ISI Yogyakarta. ..................... 99

    Lampiran 7. Surat Izin dari Pemerintah Daerah Kabupaten Polewali Mandar. .. 100

    Lampiran 8. Lembar Konsultasi Skripsi Pembimbing I ..................................... 101

    Lampiran 9. Lembar Konsultasi Skripsi Pembimbing II .................................... 102

    Lampiran 10. Biografi Penulis ............................................................................ 103

    Lampiran 11.Dokumentasi Pameran Tugas Akhir ............................................. 104

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Indonesia merupakan negara yang terdiri dari pulau-pulau dan memiliki

    suku, agama, dan ras yang beragam sehingga melahirkan kebudayaan tradisional

    yang beragam pula. Kebudayaan tradisional merupakan suatu kebanggaan

    masyarakat Indonesia. Keberagaman ini menjadi identitas bagi bangsa Indonesia.

    Oleh karena itu, corak budaya mesti dilestarikan sebagai negara kesatuan yang

    berasaskan pancasila. Pelestarian budaya tradisi disetiap daerah kunci kesatuan

    dan persatuan negara Republik Indonesia. Memajukan budaya merupakan hal

    penting untuk mengenalkan budaya tradisional kepada masyarakat agar menjaga

    roh nenek moyang. Landasan Indonesia dalam merealisasikan budaya nasional

    tertera pada Pasal 32 UUD tahun 1945, dalam pasal tersebut perhatian pada

    kebudayaan daerah sebagai alat budaya nasional.1

    Kebudayaan merupakan cerminan bangsa Indonesia sebagai negara

    kesatuan. Kebudayaan sendiri akan menjadi simbol atau ciri khas setiap daerah.

    Pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang

    pemajuan kebudayaan. Undang-Undang nomor 5 tahun 2017 lahir dalam rangka

    melindungi, memanfaatkan, dan mengembangkan kebudayaan indonesia.2

    1 Fadhly Anwar, dkk, Seni Budaya Tradisi Masyarakat Polewali Manda; (Polewali

    Mandar: Penerbit BAPPEDA Kabupaten Polewali Mandar, 2006), pp. 2 2 https://www.jogloabang.com/budaya/uu-5-2017-pemajuan-kebudayaan, diakses pada

    pukul 09.29, 19 September 2019.

    https://www.jogloabang.com/budaya/uu-5-2017-pemajuan-kebudayaan

  • 2

    Indonesia memiliki lima pulau besar yakni; Pulau Sumatera, Pulau

    Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Papua dan Pulau Sulawesi. Diantara pulau-pulau

    tersebut, Pulau Sulawesi memiki bentuk yang unik seperti huruf K. Pulau tersebut

    terbagi beberapa wilayah/provinsi yaitu Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi

    Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat.

    Provinsi-provinsi ini memiliki kebudayaan yang sangat beragam. Salah satu

    Kebudayaan yang dimiliki adalah kebudayaan maritim. Wilayah Sulawesi cukup

    luas 191.800 km2, lebih luas dari gabungan pulau Jawa dan Madura 128.000 km

    2,

    serta merupakan salah satu pulau terbesar di Nusantara.3

    Sulawesi sendiri dikenal dengan empat suku besar yakni Mandar, Bugis,

    Makassar, dan Toraja. Suku yang memiliki ciri khas dengan bahasanya adalah

    suku Mandar. Mandar menjadi suku bangsa di Nusantara yang berbudaya

    berorientasi laut.4 Orang Mandar ini mayoritas ada di Provinsi Sulawesi Barat dan

    terbagi dibeberapa kabupaten yakni, Polewali Mandar, Mamasa, Majene,

    Mamuju, Mamuju Tengah dan Pasangkayu. Kebudayaan maritim sangat kental di

    Kabupaten Polewali Mandar, karena kabupaten Polewali mandar merupakan

    daerah yang berada di kawasan maritim dengan garis pantai kurang lebih 80

    kilometer.5

    3 Christian Pelras, Manusia Bugis. (Jakarta: Nalar, 2006), pp. 6 4 Muhammad Ridwan Alimuddin, Orang Mandar Orang Laut: Kebudayaan Bahari

    Mandar Mengarungi Gelombang Perubahan Zaman. (Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer

    Gramedia, 2005) , pp. 2 5 Muhammad Ridwan Alimuddin, Polewali Mandar: Alam, Budaya, Manusia. (Polewali

    Mandar: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, 2011), pp. 31

  • 3

    Polewali adalah ibu kota dari Kabupaten Polewali Mandar. Kabupaten ini

    terletak kurang lebih 199 km dari Mamuju, ibu kota Provinsi Sulawesi Barat atau

    sekitar 230 km dari Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Polewali Mandar

    sendiri memiliki 16 kecamatan diantaranya Binuang, Anreapi, Polewali, Matakali,

    Matangnga, Tapango, Wonomulyo, Bulo, Mapilli, Luyo, Tutar, Campalagian,

    Balanipa, Tinambung, Limboro dan Alu. Adapun beberapa kecamatan yang

    berada di pesisir Teluk Mandar seperti Binuang, Polewali, Wonomulyo,

    Campalagian, dan Tinambung. Rata-rata suhu di kawasan tersebut berkisar 31

    hingga 37 derajat celcius, khususnya di kawasan Pantai.6

    Polewali Mandar mayoritas dihuni orang Mandar dibandingkan dengan

    suku lain yang ada di Sulawesi, sehingga di Polewali Mandar sendiri

    menggunakan bahasa Mandar berdialek Balanipa (Kec. Tinambung, Balanipa,

    Limboro, Ali, Tutar, Luyo, Polewali, Binuang, dan Campalagian). Orang Mandar

    memaknai Mandar sebagai Sungai Mandar yang hingga kini mengalir dan

    bermuara membelah Kota Tinambung di Kecamatan Tinambung.7

    Kecamatan Tinambung memiliki beberapa kelurahan dan desa salah

    satunya adalah Desa Tangnga-Tangnga. Desa ini terbagi tiga dusun yakni, Dusun

    Ga’de, Tangnga-Tangnga, dan Ba’barura. Di dusun Ga’de terdapat muara yang

    dinamakan masyarakat setempat yakni Kaloran (pertemuan air sungai Mandar

    dan air laut Teluk Mandar). Muara Sungai Mandar berjarak 300 meter dari bibir

    6 Ibid, p. 29 7 Muhammad Syariat Tajuddin, Membaca Mandar Hari Ini: Dalam Jejak Alegori

    Budaya, (Polewali Mandar: Penerbit Mammesa, 2012), pp. 19

  • 4

    pantai dan muara.8 Ikan layur menjadi tangkapan keseharian bagi nelayan yang

    menggunakan transportasi lepa-lepa (sampan) di wilayah Desa Tangnga-Tangnga.

    Penduduk Desa Tangnga-Tangnga mayoritas memeluk agama Islam.

    Mulai dari dusun Ga’de sampai dusun Ba’barura. Hal ini mungkin dipengaruhi,

    adanya pesantren yang paling awal dibangun di daerah Tangnga-Tangnga dan

    berdirinya masjid pertama yang ada di Mandar. Jika menilik sejarah Lontar

    Mandar yang menyebutkan bahwa, Abdurrahman Kamaluddin yang mula pertama

    menyiarkan Islam di Mandar, saat ia mula pertama merapat di bibir pantai

    Tammangalle.9 Tammangalle merupakan desa di Kecamatan Balanipa yang

    berjarak 3,5 kilometer dari Desa Tangnga-Tangnga.

    Mata pencaharian masyarakat setempat yang paling menonjol di desa ini

    adalah nelayan. Bisa dikatakan sebagian besar berprofesi sebagai nelayan yang

    lainnya bertenun, bertani, berdagang, dan lain – lain. Karena masyarakat pada

    umumnya mendiami wilayah pesisir pantai yang membujur dari timur ke barat

    menjadikan perilaku masyarakat sangat dipengaruhi oleh kehidupan laut, bahkan

    sebagian mereka menjadikan laut sebagai halaman rumah mereka. Kehidupan

    masyarakat Mandar yang umumnya mendiami wilayah pesisir pantai yang

    membujur dari timur ke barat yakni mulai dari Desa Pambusuang sampai Desa

    Tangnga-Tangnga dikenal sebagai nelayan yang ulung dan memiliki penghasilan

    laut yang melimpah, sehingga orang yang berada di pesisir pantai itu sangat

    bergantung kepada ikan sebagai lauk pauk. Kulit nelayan Mandar rata-rata gelap

    8 https://disbudparpolman.weebly.com/wisata-mancing.html, diakses pada pukul 16.45,

    28 Maret 2019. 9 Muhammad Syariat, op.cit.p.43

    https://disbudparpolman.weebly.com/wisata-mancing.html

  • 5

    kecoklatan, perawakannya kekar, terutama pada bagian dada dan lengan,

    menyempit di bagian pinggang ke bawah.10

    Kebudayaan Mandar seperti Ritual mappande sasiq adalah salah satu

    tradisi budaya nelayan Mandar yang diagendakan dalam setiap tahun oleh

    pemerintah setempat. Ritual nelayan tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan

    keyakinan, pengetahuan, pengalaman (realitas), dan kondisi kejiwaan

    (spritualitas).11

    Pelaksanaan ritual diciptakan dapat mengembalikan keharmonisan

    masyarakat dari tekanan-tekanan sosial yang menjadi sebuah pesta bagi para

    nelayan dan dijadikan ajang silaturrahmi. Pelaksanaan ritual bagi mereka terkait

    dengan persoalan profesi sebagai nelayan melakukan sedekah laut yang dianggap

    sangat keras dan menantang. Sebagaimana lazimnya ketika melaut, nelayan

    berhadapan dengan gelombang dan cuaca yang tidak menentu. Keadaan laut yang

    sulit diprediksi menjadikan profesi nelayan berada pada ketidakpastian.12

    Begitupun juga dilakukan ritual mappande banua sebagai pemahaman masyarakat

    yang diperuntukkan sebagai upacara mempersembahkan sesajian kepada penguasa

    jagat raya yang berada di alam lain.13

    Ritual mappande sasiq yang dikelola dalam sebuah pesta nelayan di Desa

    Tangnga-Tangnga. Pengelolaan ritual mappande sasiq dijadikan sebuah festival

    bernama “Festival Malauyung”. Festival Malauyung merupakan kegiatan pesta

    10 Muhammad Ridwan, Orang Mandar Orang Laut: Kebudayaan Bahari Mandar

    Mengarungi Gelombang Perubahan Zaman. op.cit.p.14 11 Arifuddin Ismail, Agama Nelayan: Pengumulan Islam dengan Budaya Lokal,

    (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), pp.10 12 Ibid, p.2 13 Muhammad Syariat, op.cit.p.87

  • 6

    nelayan yang digelar masyarakat setempat sebagai bentuk rasa syukur atas hasil

    tangkapan ikan setahun.14

    Hal ini menjadi kegiatan rutin yang terlaksana tahun

    2017 dan 2018.

    Festival dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda-beda dan

    festival dapat menjadi kajian berbagai disiplin ilmu. Festival adalah bentuk

    peristiwa budaya yang beragam dan pada umumnya berupa pesta atau upacara

    secara periodik dari suatu komunitas yang berkenaan dengan ritus lingkungan,

    mata pencaharian, musim, kegembiraan atau syukuran, keagamaan, dan lain-lain.

    Festival dapat dibedakan menjadi dua yaitu festival yang berkaitan dengan

    upacara ritual keagamaan dan festival yang berkaitan dengan kegembiraan.15

    Festival Malauyung menjadi kebanggaan masyarakat desa Tangnga-

    Tangnga. Warga masyarakat desa bergembira akan kedatangan pengunjung

    maupun pemerintah dari Kabupaten Polewali Mandar dan Provinsi Sulawesi

    Barat. Festival Malauyung hadir pada tahun 2017 dengan konsep yang berbeda

    bukan hanya upacara ritual dan pesta nelayan, akan tetapi banyak agenda kegiatan

    lainnya seperti, tradisi sayyang pattuqdu, atraksi pallayur (lomba tangkap ikan

    layur) dan lain-lain. Festival Malauyung 2018 bertemakan “Sirambangan” (salah

    satu konsep kerjasama nelayan tradisional masyarakat Mandar yang diartikan

    dengan seiring sejalan dalam berbagai hal).16

    Padahal sebelum dinamakan festival

    14 http://m.kumparan.com/sapriadi-pallawalino/foto-serunya-festival-malauyung-dan-

    sayyang-pattu-du-di-desa-tangnga-tangnga-polman, diakses pada18:16 WIB, 28 Maret 2019. 15 Joko Aswoyo, “Festival Lima Gunung di Magelang”,Surakarta: Greget Jurnal

    Pengetahuan dan Penciptaa Tari Vol.12.2, 2013), pp. 247 16 http://disdibud.polman.go.id/2018/08/07/festival-malauyung-pesta-nelayan-polewali-

    mandar-2018,diakses 19:34 WIB, 28 Maret 2019.

    http://m.kumparan.com/sapriadi-pallawalino/foto-serunya-festival-malauyung-dan-sayyang-pattu-du-di-desa-tangnga-tangnga-polmanhttp://m.kumparan.com/sapriadi-pallawalino/foto-serunya-festival-malauyung-dan-sayyang-pattu-du-di-desa-tangnga-tangnga-polmanhttp://disdibud.polman.go.id/2018/08/07/festival-malauyung-pesta-nelayan-polewali-mandar-2018,diakseshttp://disdibud.polman.go.id/2018/08/07/festival-malauyung-pesta-nelayan-polewali-mandar-2018,diakses

  • 7

    Malauyung, acara pesta nelayan yang dilaksanakan secara sederhana dengan

    upacara ritual, dan perlombaan perahu Sandeq mini. Perbedaan ini terlihat jelas,

    bahwa pada pesta nelayan tahun 2016 yang dihadiri Bupati Polewali Mandar H.

    Andi Ibrahim Masdar (AIM). Mulai dari gelar tola bala (tolak bencana), lomba

    sandeq kecil hingga perjamuan beragam hidangan makanan tradisional.17

    Penyelenggaraan festival ini membutuhkan manajemen atau pengelolaan

    yang matang agar terlaksana dengan baik. Manajemen dapat berarti pencapaian

    tujuan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu. Klasifikasi paling awal dari

    fungsi-fungsi manajerial dibuat oleh Henri Fayol, yang menyatakan bahwa

    perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian, pemberian perintah dan

    pengawasan adalah fungsi-fungsi utama.18

    Di dalam penelitian ini bermaksud

    untuk meninjau proses pengelolaan Festival Malauyung 2018 di Desa Tangnga-

    Tangnga.

    B. Rumusan Masalah

    Bagaimana praktik pengelolaan Festival Malauyung 2018 di Desa

    Tangnga-Tangnga?

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan praktik pengelolaan Festival

    Malauyung 2018 di Desa Tangnga-Tangnga. Hal ini dilakukan untuk bisa

    mengetahui proses pengelolaan kegiatan tersebut mulai dari perencanaan,

    pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.

    17 http://www.sulbar.com/m/news-533-lagi-gerakan-kebudayaan-gelar-pesta-nelayan-di-

    tangnga-tangnga.html, diakses 18:53 WIB, 28 Maret 2019. 18 T.Hani Handoko. Manajemen Edisi 2, (Yogyakarta: Fakultas dan Bisnis UGM, ),pp. 21

    http://www.sulbar.com/m/news-533-lagi-gerakan-kebudayaan-gelar-pesta-nelayan-di-tangnga-tangnga.htmlhttp://www.sulbar.com/m/news-533-lagi-gerakan-kebudayaan-gelar-pesta-nelayan-di-tangnga-tangnga.html

  • 8

    D. Manfaat

    1. Manfaat untuk Mahasiswa

    Menambah wawasan dan gagasan dalam pengeloaan festival

    budaya dan kegiatan kesenian lainnya. Penelitian ini juga dapat

    memperkaya ilmu pengetahuan terkait pengeloaan sebuah festival

    khususnya acara tradisi di desa. Sehingga dapat mendorong perkembangan

    ilmu manajemen dalam suatu acara.

    2. Manfaat untuk Institusi

    Proses dan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah

    referensi sehingga memiliki fungsi bagi civitas akedemika, dan juga

    sebagai arsip Institut Seni Indonesia Yogyakarta dan Fakultas Seni Rupa

    Prodi terkait pengelolaan festival, khususnya Festival Malauyung 2018 di

    Desa Tangnga-Tangnga.

    3. Manfaat untuk Masyarakat

    Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat untuk

    masyarakat terkait pengetahuan mengenai hal-hal yang terjadi di lapangan

    secara objektif dalam Pengelolaan Festival Malauyung 2018 di Desa

    Tangnga-Tangnga.

    F. Metode Penelitian

    1. Metode Pendekatan

    Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

    adalah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

  • 9

    fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,dan

    pemikiran orang secara individu maupun secara kelompok.19

    Deskripsi ini

    digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang

    mengarah pada penyimpulan. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan

    data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang

    ditemukan pada saat penelitian dilapangan.20

    Pendekatan dilakukan

    dengan cara wawancara, observasi, dan studi dokumen sebagai

    pengumpulan data sementara yang kemudian dikembangkan untuk

    dianalisis.

    2. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data adalah langkah yang paling penting

    dalam suatu penelitian.21

    Metode pengumpulan data yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Wawancara

    Wawancara adalah kegiatan pengumpulan data yang dilakukan

    peneliti dengan cara menanyakan secara langsung pada sumber

    informasi.22

    Dalam hal ini, sumber informasi yang dimaksud adalah,

    pengelola festival tersebut, yaitu; Ketua Pelaksana, Kepala Desa/Tokoh

    Masyarakat, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata, dan Panitia. Hal

    19 M.Djunaidi Ghoni & Fauzan Almanshur, Metode Penelitia Kualitatif, (Yogyakarta:

    Ar-Ruzz Media, 2016), pp. 89

    20Sugiyono. Metode penelitian kualitatif. (Bandung:Alfabeta CV`, 2014), pp. 10

    21 Ibid, p. 62 22 Hadi Sabari Yunus. Metode Penelitian Wilayah Kontemporer, (Yogyakarta: Pustaka

    Pelajar, 2010), pp. 357

  • 10

    ini dapat dilakukan secara langsung dalam pengertian bahwa

    wawancara dilakukan dengan bertatap muka secara langsung, namun

    dapat dilakukan pula secara tidak langsung melalui media

    telekomunikasi.23

    b. Dokumentasi

    Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengumpulan

    data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.24

    Dengan demikian,

    dokumen ini meliputi materi (bahan) seperti; fotografi, video, film,

    surat, rekaman dan sebagainya yang dapat digunakan sebagai bahan

    informasi penunjang dan sebagai bagian berasal dari kajian kasus yang

    merupakan sumber data pokok berasal dari hasil wawancara

    mendalam.25

    G. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan ini merupakan gambaran umum mengenai isi dari

    keseluruhan pembahasan. Hasil dari penelitian ini akan dituliskan ke dalam

    bentuk skripsi yang terdiri dari empat bab, yaitu:

    BAB I. Pendahuluan

    Bab ini berisi pendahuluan yakni tentang latar belakang, rumusan masalah,

    tujuan penelitian dan manfaat, tinjauan pustaka, dan metode penelitian dan

    sistematika penelitian.

    23 Lihat: Ibid 357 24 Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:

    Bumi Aksara, 1996), pp. 73 25 M.Djunaidi Ghoni & Fauzan Almanshur, op.cit, p. 199

  • 11

    BAB II. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori

    Bab ini berisi tentang kajian penelitian yang pernah dilakukan sebelumya

    dan landasan teori-teori untuk menganalisis. Teori tersebut meliputi seperti, fungsi

    manajemen dan konsep dasar manajemen, festival, budaya dan buku-buku yang

    terkait dengan pengelolaan Festival Malauyung 2018 di Desa Tangnga-Tangnga.

    BAB III. Penyajian dan Analisis Data

    Bab ini menyajikan data berupa karakteristik orang Mandar dan proses

    “Pengelolaan Festival Malauyung 2018 di Desa Tangnga-Tangnga”. Data yang

    bersumber dari hasil wawancara dan dokumentasi. Sehingga dianalisis dengan

    teori yang telah dipaparkan di landasan teori. Adapun hasil adalah analisis

    sementara berdasarkan yang telah dilakukan.

    BAB IV. Penutup

    Bab ini merupakan bab penutup yang akan berisi kesimpulan dan saran

    dari keseluruhan karya tulis ini. Intisari dari keseluruhan penelitian yang

    menyimpulkan hasil akhir penelitian secara singkat lalu memberikan saran atau

    masukkan yang dapat digunakan sebagai solusi untuk mengurai permasalahan

    yang dituangkan dalam rumusan masalah.