pengelolaan festival malauyung 2018 di desa tangnga …digilib.isi.ac.id/6038/1/bab i ilham...
TRANSCRIPT
-
PENGELOLAAN FESTIVAL MALAUYUNG 2018
DI DESA TANGNGA-TANGNGA
PENGKAJIAN
Oleh:
Ilham Muslimin
NIM: 1410017026
PROGRAM STUDI S-1 TATA KELOLA SENI
JURUSAN TATA KELOLA SENI FAKULTAS SENI RUPA
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2020
-
i
PENGELOLAAN FESTIVAL MALAUYUNG 2018
DI DESA TANGNGA-TANGNGA
PENGKAJIAN
Oleh:
Ilham Muslimin
NIM: 1410017026
PROGRAM STUDI S-1 TATA KELOLA SENI
JURUSAN TATA KELOLA SENI FAKULTAS SENI RUPA
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2020
-
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Shalawat serta salam juga penulis
sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan Nabi Muhammad SAW. Di antara sekian
banyak nikmat Allah SWT yang membawa dari kegelapan ke dimensi terang yang
memberi hikmah dan paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh
karenanya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan waktu yang
begitu panjang.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Skripsi ini adalah untuk
memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Seni Rupa Prodi
Tata Kelola Seni Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Proses penyusunan skripsi, penulis menjumpai hambatan. Namun berkat
doa dan dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan cukup baik. Oleh karena itu melalui kesempatan
ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Agus Burhan, M.Hum. Rektor Institut Seni Indonesia
Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, dan kemudahan
selama penulis menyelesaikan studi.
2. Dr. Suastiwi, M.Des. Dekan Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia
Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, dan kemudahan
selama penulis menyelesaikan studi.
-
v
3. Dr. Mikke Susanto, S.Sn., M.A., selaku Ketua Jurusan Tata Kelola Seni
sekaligus dosen wali penulis yang selalu memberikan semngat, bimbingan
dan motivasi selama berproses di Prodi Tata Kelola Seni hingga penulisan
skripsi.
4. Yohana Ari R, SE., M.Si., dan Bapak Trisna Pradita Putra, S.Sos., M.M.
selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah memberikan
masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian karya tulis ini.
5. Arinta Agustina, S.Sn., M.A selaku cognate telah memberikan masukan,
kritikan dan arahan yang membangun sehingga memberikan motivasi bagi
penulis untuk terus belajar.
6. Seluruh dosen dan Staf karyawan Tata Kelola Seni Institut Seni Indonesia
Yogyakarta yang tak henti-hentinya memberikan bimbingan dan bantuan
hingga penulis menyelesaikan studi. Teman-teman Tata Kelola yang
memberikan motivasi selama menempuh perkuliahan.
7. Kedua Orang tua penulis Alm. Bapak Muslimin dan Ibu Sudaeri tanpamu
aku takkan bermakna apa-apa, serta saudara-saudariku Kak Yudi (Papa
Abi), Kak Anti (Mama Abi) , Kak Accu, dan Adek Ian yang senantiasa
memberikan dorongan dan perhatian kepada penulis hingga
menyelesaikan studi.
8. Yunda Nurliah, dan Kakek Taiyeb berkat bantun doa dan materi selama
berproses, serta kesediaan menemani ibunda di rumah dalam kesendirian
yang kutinggalkan menyelesaikan studi.
-
vi
9. Puang H. Andi Ibrahim Masdar selaku Bupati Polewali Mandar di dinas
terkait yang telah memberikan fasilitas Asrama Todilaling di Yogyakarta,
serta bimbingan dan ijin penelitian di Desa Tangnga-Tangnga, Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan, dan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata.
10. Bang Makmun Mustafa, Bang Anto, Bu Retno, Bu Nasrah dan keluarga
besar Alumni Jogja Sulawesi Barat atas doa dan bantuannya, serta
wejangan selama berproses di Jogja.
11. Keluarga besarku di Mandar inilah buah keringat bantuan kalian selama
ini baik secara moral maupun materi.
12. Diah Ikhsana selalu setia menemani berdiskusi, memberikan support dan
membantu proses penyelesaian skripsi ini.
13. Anggota DPRD Kabupaten Polewali Mandar saudara Dwiki Masdar dan
Ahmad Junaedi serta saudara Ilham Rusali Masdar (Ketua Demisoner
IKMSB MALANG 2017-2019) sudah membantu dalam proses perjalanan
kuliah penulis.
14. Saudara Amri, Fajrin, Undu, Yunus, Yahya (Ketua IKPMDI), Pram,
Ippank, Udin (pua), Nahar, Bang Adi, Rais, Hedi, Yusuf, Arif (Ketua
Asrama), Malik (Ketua IPMPY 2019-2020), Pajar, Ainun, Anti, Adrian
Arif, Adrian, Kilal, Natas, Saqbi, Firman, Sem, Dirham, Otonk, Mas Afif,
Erick, Aldy, Ato, Fadil, Zaki, Fatih, Da’i, Ari S2, Ari, Anchu, Ramli,
Tibo, Ismail, Ade, Restu, Oval, Fajar, Iqbal, Irzan, Fatta, Wais, dan lain-
-
vii
lain yang tidak bisa penulis sebut satu persatu namanya atas segala
bantuan dan perdebatannya.
15. Puang Hj. Nursami Masdar, SE., M.Adm.KP, Ibu Marendeng A.Ma,
Bapak Muh. Arsyad AR, SE, Yunda Dahira, Kakanda Dalif, dan Kakanda
Mulyadi (Papa Arif), yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan informasi terkait penelitian yang penulis inginkan.
16. Lulluareq’u iyyanasanna di Asrama Todilaling Yogyakarta, IPMPY,
IKPMDI-Yogyakarta, IKAMA SULBAR-YK, Komunitas Rumah Mandar
Yogyakarta, KKMSB-DIY JATENG, IKMSB MALANG, dan
KOMANDANG, yang selalu memberikan support selama kepenulisan
serta do’a dan kebersamaanya dalam berjuang yang Insya Allah akan
menjadi berarti.
17. Semua pihak yang sudah membantu selesainya skripsi ini, serta kepada
Mandarku, Mandarmu, Mandar kita semua inilah karya yang bisa
kupersembahkan agar Mandar bergerak.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi
ini dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik, saran, dan
pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya
tulis dengan topik ini.
Yogyakarta, 17 Desember 2019
Penulis
-
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Anak Pesisir Pantai Takkan Lahir Dari Ombak Yang Tenang”
Karya ini kupersembahkan untuk
Ayahanda Alm. Muslimin (Kamaqna Sumuriah) yang telah mengajarkanku nilai-
nilai moral ataupun prinsip kehidupan semasa hidupnya dan Ibunda Sudaeri
(Kindoqna Sumuriah) yang selalu berdoa, serta memiliki ketabahan untuk
bersabar demi perjalanan hidupku, kucuran keringat. Pesan-pesan moralmu
menjadi motivasi, penyemangat hidupku untuk menuju pengabdian. Teruntuk
saudara-saudaraku Yudi, Accu, dan Ian inilah hasil bantuan kalian. Kawan-
kawan dan abang-abang seperjuangan di tanah Mataram inilah proses
perjuangan kebersamaan kita yang nantinya akan menjadi berarti. Mandarku,
Mandarmu, Mandar kita semua, karya tulis ini untukmu agar Mandar Bergerak.
-
ix
MOTTO
”Malai raqba buttu, malai ropo langiq, naiyya atonganan andai mala lele”
(Petuah Nenek Moyang Mandar yang selalu di serukan pendekar hukum Republik
Indonesia yakni Alm. Prof. Dr. H. Baharuddin Lopa, SH yang berarti; Gunung
bisa saja rubuh, dan Langit bisa saja runtuh, akan tetapi Kebenaran dan Keadilan
tetap mesti diutarakan dan dipertahankan)
-
x
ABSTRAK
Festival Malauyung merupakan tradisi masyarakat Mandar berupa ritual
“Mappande Sasiq”, upacara penghormatan yang ditujukan kepada alam berupa
doa syukur atas karunia laut beserta isinya yang diberikan oleh sang Pencipta.
Tujuan dari ritual tersebut adalah untuk menjaga nilai-nilai budaya dari
pendahulunya, juga sebagai bentuk penghormatan kepada alam dan lingkungan
bahari.Penelitian ini membahas tentang Pengelolaan Festival Malauyung 2018 di
Desa Tangnga-Tangnga, tujuan dan manfaat penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana praktik penyelenggaraan Festival Malauyung 2018.
Adapun metode penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif,
sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dengan wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan
data, reduksi data, penyajian data dan menyimpulkan data.
Fokus penelitian ini mengacu pada sistem pengelolaan atau pelaksanaan
Festival Malauyung 2018 khususnya di Desa Tangnga-tangnga yang sudah
menjadi tradisi rutin dan dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat
pesisir pantai di Mandar. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh
data yaitu Festival Malauyung merupakan sebuah acara yang diselenggarakan
oleh aparat Desa Tangnga-tangnga bekerja sama dengan masyarakat sekitar.
Festival Malauyung secara umum dapat disaksikan oleh semua kalangan baik itu
wisatawan lokal maupun mancanegara, dan menjadi objek wisata menarik yang
ada di Polewali Mandar khususnya di Desa Tangnga-Tangnga. Perayaan seperti
ini juga merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi daerah, karena masih
mempertahankan tradisi nenek moyang agar tetap lestari.
Kata Kunci : Festival Malauyung, Tradisi, Ritual.
-
xi
ABSTRACT
The Malauyung Festival is a tradition of Mandar community in the form of
the "Mappande Sasiq" ritual, which is a ceremony dedicated to nature in the form
of a prayer of thanks for the gift of the sea given by the Creator. The purpose of
the ritual is to preserve the cultural values of its predecessor, as well as a form of
respect for nature and the maritime environment. This research discusses the
Management of the Malauyung Festival 2018 in Tangnga-Tangnga Village, the
purpose and benefits of this research is to find out how the practice of the
Malauyung Festival 2018 . The research method used by researcher is descriptive
qualitative, while the data collection techniques used are interviews and
documentation. The data analysis technique used is collecting data, reducing
data, presenting data and concluding data.
The focus of this research refers to the management system or the
implementation of the Malauyung festival 2018 especially in the village of
Tangnga-Tangnga which has become a routine tradition and carried on for
generations by the coastal communities in Mandar. Based on the research that
has been done, it is obtained that the Malauyung Festival is an event organized by
Tangnga-Tangnga Village officials in collaboration with the surrounding
community. Malauyung Festival in general can be witnessed by all groups of both
local and foreign tourists, and become an interesting tourist attraction in
Polewali Mandar, especially in the village of Tangnga-Tangnga. A celebration
like this is also a pride for the region, because it still maintains the traditions of
the ancestors to remain sustainable.
Keywords: Malauyung Festival, Tradition, Ritual.
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... viii
MOTTO ................................................................................................................. ix
ABSTRAK .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
D. Manfaat ................................................................................................... 8
1. Manfaat untuk Mahasiswa ........................................................... 8
2. Manfaat untuk Institusi ................................................................ 8
3. Manfaat untuk Masyarakat .......................................................... 8
F. Metode Penelitian ................................................................................... 8
1. Metode Pendekatan ..................................................................... 8
2. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 9
-
xiii
G. Sistematika Penulisan ........................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ............................. 12
A. Tinjauan Pustaka................................................................................... 12
B. Manajemen ........................................................................................... 14
1. Pengertian .................................................................................. 14
2. Fungsi dan Tujuan ..................................................................... 17
a. Perencanaan ................................................................... 19
b. Pengorganisasian ........................................................... 21
c. Pengarahan/motivasi ...................................................... 23
d. Pengawasan ................................................................... 26
C. Festival.................................................................................................. 28
D. Budaya .................................................................................................. 29
BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA................................................. 33
A. Gambaran Umum Festival Malauyung................................................. 33
1. Mandar ....................................................................................... 33
2. Karakteristik Nelayan Mandar .................................................. 35
3. Festival Malauyung ................................................................... 38
B. Pengelolaan Program ............................................................................ 43
1. Perencanaan ............................................................................... 43
2. Pengorganisasian ....................................................................... 59
3. Pengarahan dan Pelaksanaan ..................................................... 63
4. Pengawasan dan Evaluasi .......................................................... 71
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 76
A. Kesimpulan ........................................................................................... 76
-
xiv
B. Saran ..................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 79
LAMPIRAN .......................................................................................................... 82
-
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Susunan Agenda Kegiatan ................................................................... 51
Tabel 3. 2 Estimasi Anggaran Kegiatan ................................................................ 57
Tabel 3. 3 Rundown Acara Festival Malauyung ................................................... 66
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Lokasi Festival Malauyung di Desa Tangnga-Tangnga ................... 44
Gambar 3. 2 Wawancara bersama Dalif (Pengelola Kegiatan) dan Baharuddin
Arsyad (Pembina Sanggar Sossorang) Sekretaris Panitia .................................... 46
Gambar 3. 3 Pamflet Festival Malauyung 2018 ................................................... 58
Gambar 3. 4 Proses Perencanaan Sumber: Ketua Panitia ..................................... 59
Gambar 3. 5 Proses wawancara bersama Hj. Dahira ............................................ 62
Gambar 3. 6 Struktur Organisasi Sumber: Ketua Panitia ..................................... 63
Gambar 3. 7 Prosesi Baca Doa .............................................................................. 68
Gambar 3. 8 Sesajen Mappande Sasiq .................................................................. 69
Gambar 3. 9 Pengangkatan Sesajen ke Laut ......................................................... 69
Gambar 3. 10 Pengantaran Sesajen ke lokasi Mappande Sasiq ............................ 69
Gambar 3. 11 Wawancara dengan Ibu Marendeng ............................................... 73
Gambar 3. 12 Proses Rapat Evaluasi Kegiatan Festival Malauyung .................... 74
Gambar 3. 13 Rapat Evaluasi Setelah pelaksanaan Festival Malauyung .............. 75
file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256091file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256092file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256092file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256093file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256095file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256097file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256098file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256099file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256100file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256101file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256102file:///G:/Revisi%2014/SKRIPSIKU.doc%23_Toc30256103
-
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Draf Pertayaan .................................................................................. 82
Lampiran 2. Transkrip Wawancara ....................................................................... 83
Lampiran 3. Dokumentasi Wawancara ................................................................ 89
Lampiran 4. Dokumentasi Pra Festival Malauyung .............................................. 90
Lampiran 5. Dokumentasi Pembukaan dan Kegiatan Festival Malauyung .......... 92
Lampiran 6. Surat Izin dari Fakultas Seni Rupa – ISI Yogyakarta. ..................... 99
Lampiran 7. Surat Izin dari Pemerintah Daerah Kabupaten Polewali Mandar. .. 100
Lampiran 8. Lembar Konsultasi Skripsi Pembimbing I ..................................... 101
Lampiran 9. Lembar Konsultasi Skripsi Pembimbing II .................................... 102
Lampiran 10. Biografi Penulis ............................................................................ 103
Lampiran 11.Dokumentasi Pameran Tugas Akhir ............................................. 104
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari pulau-pulau dan memiliki
suku, agama, dan ras yang beragam sehingga melahirkan kebudayaan tradisional
yang beragam pula. Kebudayaan tradisional merupakan suatu kebanggaan
masyarakat Indonesia. Keberagaman ini menjadi identitas bagi bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, corak budaya mesti dilestarikan sebagai negara kesatuan yang
berasaskan pancasila. Pelestarian budaya tradisi disetiap daerah kunci kesatuan
dan persatuan negara Republik Indonesia. Memajukan budaya merupakan hal
penting untuk mengenalkan budaya tradisional kepada masyarakat agar menjaga
roh nenek moyang. Landasan Indonesia dalam merealisasikan budaya nasional
tertera pada Pasal 32 UUD tahun 1945, dalam pasal tersebut perhatian pada
kebudayaan daerah sebagai alat budaya nasional.1
Kebudayaan merupakan cerminan bangsa Indonesia sebagai negara
kesatuan. Kebudayaan sendiri akan menjadi simbol atau ciri khas setiap daerah.
Pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang
pemajuan kebudayaan. Undang-Undang nomor 5 tahun 2017 lahir dalam rangka
melindungi, memanfaatkan, dan mengembangkan kebudayaan indonesia.2
1 Fadhly Anwar, dkk, Seni Budaya Tradisi Masyarakat Polewali Manda; (Polewali
Mandar: Penerbit BAPPEDA Kabupaten Polewali Mandar, 2006), pp. 2 2 https://www.jogloabang.com/budaya/uu-5-2017-pemajuan-kebudayaan, diakses pada
pukul 09.29, 19 September 2019.
https://www.jogloabang.com/budaya/uu-5-2017-pemajuan-kebudayaan
-
2
Indonesia memiliki lima pulau besar yakni; Pulau Sumatera, Pulau
Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Papua dan Pulau Sulawesi. Diantara pulau-pulau
tersebut, Pulau Sulawesi memiki bentuk yang unik seperti huruf K. Pulau tersebut
terbagi beberapa wilayah/provinsi yaitu Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi
Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat.
Provinsi-provinsi ini memiliki kebudayaan yang sangat beragam. Salah satu
Kebudayaan yang dimiliki adalah kebudayaan maritim. Wilayah Sulawesi cukup
luas 191.800 km2, lebih luas dari gabungan pulau Jawa dan Madura 128.000 km
2,
serta merupakan salah satu pulau terbesar di Nusantara.3
Sulawesi sendiri dikenal dengan empat suku besar yakni Mandar, Bugis,
Makassar, dan Toraja. Suku yang memiliki ciri khas dengan bahasanya adalah
suku Mandar. Mandar menjadi suku bangsa di Nusantara yang berbudaya
berorientasi laut.4 Orang Mandar ini mayoritas ada di Provinsi Sulawesi Barat dan
terbagi dibeberapa kabupaten yakni, Polewali Mandar, Mamasa, Majene,
Mamuju, Mamuju Tengah dan Pasangkayu. Kebudayaan maritim sangat kental di
Kabupaten Polewali Mandar, karena kabupaten Polewali mandar merupakan
daerah yang berada di kawasan maritim dengan garis pantai kurang lebih 80
kilometer.5
3 Christian Pelras, Manusia Bugis. (Jakarta: Nalar, 2006), pp. 6 4 Muhammad Ridwan Alimuddin, Orang Mandar Orang Laut: Kebudayaan Bahari
Mandar Mengarungi Gelombang Perubahan Zaman. (Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer
Gramedia, 2005) , pp. 2 5 Muhammad Ridwan Alimuddin, Polewali Mandar: Alam, Budaya, Manusia. (Polewali
Mandar: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, 2011), pp. 31
-
3
Polewali adalah ibu kota dari Kabupaten Polewali Mandar. Kabupaten ini
terletak kurang lebih 199 km dari Mamuju, ibu kota Provinsi Sulawesi Barat atau
sekitar 230 km dari Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Polewali Mandar
sendiri memiliki 16 kecamatan diantaranya Binuang, Anreapi, Polewali, Matakali,
Matangnga, Tapango, Wonomulyo, Bulo, Mapilli, Luyo, Tutar, Campalagian,
Balanipa, Tinambung, Limboro dan Alu. Adapun beberapa kecamatan yang
berada di pesisir Teluk Mandar seperti Binuang, Polewali, Wonomulyo,
Campalagian, dan Tinambung. Rata-rata suhu di kawasan tersebut berkisar 31
hingga 37 derajat celcius, khususnya di kawasan Pantai.6
Polewali Mandar mayoritas dihuni orang Mandar dibandingkan dengan
suku lain yang ada di Sulawesi, sehingga di Polewali Mandar sendiri
menggunakan bahasa Mandar berdialek Balanipa (Kec. Tinambung, Balanipa,
Limboro, Ali, Tutar, Luyo, Polewali, Binuang, dan Campalagian). Orang Mandar
memaknai Mandar sebagai Sungai Mandar yang hingga kini mengalir dan
bermuara membelah Kota Tinambung di Kecamatan Tinambung.7
Kecamatan Tinambung memiliki beberapa kelurahan dan desa salah
satunya adalah Desa Tangnga-Tangnga. Desa ini terbagi tiga dusun yakni, Dusun
Ga’de, Tangnga-Tangnga, dan Ba’barura. Di dusun Ga’de terdapat muara yang
dinamakan masyarakat setempat yakni Kaloran (pertemuan air sungai Mandar
dan air laut Teluk Mandar). Muara Sungai Mandar berjarak 300 meter dari bibir
6 Ibid, p. 29 7 Muhammad Syariat Tajuddin, Membaca Mandar Hari Ini: Dalam Jejak Alegori
Budaya, (Polewali Mandar: Penerbit Mammesa, 2012), pp. 19
-
4
pantai dan muara.8 Ikan layur menjadi tangkapan keseharian bagi nelayan yang
menggunakan transportasi lepa-lepa (sampan) di wilayah Desa Tangnga-Tangnga.
Penduduk Desa Tangnga-Tangnga mayoritas memeluk agama Islam.
Mulai dari dusun Ga’de sampai dusun Ba’barura. Hal ini mungkin dipengaruhi,
adanya pesantren yang paling awal dibangun di daerah Tangnga-Tangnga dan
berdirinya masjid pertama yang ada di Mandar. Jika menilik sejarah Lontar
Mandar yang menyebutkan bahwa, Abdurrahman Kamaluddin yang mula pertama
menyiarkan Islam di Mandar, saat ia mula pertama merapat di bibir pantai
Tammangalle.9 Tammangalle merupakan desa di Kecamatan Balanipa yang
berjarak 3,5 kilometer dari Desa Tangnga-Tangnga.
Mata pencaharian masyarakat setempat yang paling menonjol di desa ini
adalah nelayan. Bisa dikatakan sebagian besar berprofesi sebagai nelayan yang
lainnya bertenun, bertani, berdagang, dan lain – lain. Karena masyarakat pada
umumnya mendiami wilayah pesisir pantai yang membujur dari timur ke barat
menjadikan perilaku masyarakat sangat dipengaruhi oleh kehidupan laut, bahkan
sebagian mereka menjadikan laut sebagai halaman rumah mereka. Kehidupan
masyarakat Mandar yang umumnya mendiami wilayah pesisir pantai yang
membujur dari timur ke barat yakni mulai dari Desa Pambusuang sampai Desa
Tangnga-Tangnga dikenal sebagai nelayan yang ulung dan memiliki penghasilan
laut yang melimpah, sehingga orang yang berada di pesisir pantai itu sangat
bergantung kepada ikan sebagai lauk pauk. Kulit nelayan Mandar rata-rata gelap
8 https://disbudparpolman.weebly.com/wisata-mancing.html, diakses pada pukul 16.45,
28 Maret 2019. 9 Muhammad Syariat, op.cit.p.43
https://disbudparpolman.weebly.com/wisata-mancing.html
-
5
kecoklatan, perawakannya kekar, terutama pada bagian dada dan lengan,
menyempit di bagian pinggang ke bawah.10
Kebudayaan Mandar seperti Ritual mappande sasiq adalah salah satu
tradisi budaya nelayan Mandar yang diagendakan dalam setiap tahun oleh
pemerintah setempat. Ritual nelayan tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan
keyakinan, pengetahuan, pengalaman (realitas), dan kondisi kejiwaan
(spritualitas).11
Pelaksanaan ritual diciptakan dapat mengembalikan keharmonisan
masyarakat dari tekanan-tekanan sosial yang menjadi sebuah pesta bagi para
nelayan dan dijadikan ajang silaturrahmi. Pelaksanaan ritual bagi mereka terkait
dengan persoalan profesi sebagai nelayan melakukan sedekah laut yang dianggap
sangat keras dan menantang. Sebagaimana lazimnya ketika melaut, nelayan
berhadapan dengan gelombang dan cuaca yang tidak menentu. Keadaan laut yang
sulit diprediksi menjadikan profesi nelayan berada pada ketidakpastian.12
Begitupun juga dilakukan ritual mappande banua sebagai pemahaman masyarakat
yang diperuntukkan sebagai upacara mempersembahkan sesajian kepada penguasa
jagat raya yang berada di alam lain.13
Ritual mappande sasiq yang dikelola dalam sebuah pesta nelayan di Desa
Tangnga-Tangnga. Pengelolaan ritual mappande sasiq dijadikan sebuah festival
bernama “Festival Malauyung”. Festival Malauyung merupakan kegiatan pesta
10 Muhammad Ridwan, Orang Mandar Orang Laut: Kebudayaan Bahari Mandar
Mengarungi Gelombang Perubahan Zaman. op.cit.p.14 11 Arifuddin Ismail, Agama Nelayan: Pengumulan Islam dengan Budaya Lokal,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), pp.10 12 Ibid, p.2 13 Muhammad Syariat, op.cit.p.87
-
6
nelayan yang digelar masyarakat setempat sebagai bentuk rasa syukur atas hasil
tangkapan ikan setahun.14
Hal ini menjadi kegiatan rutin yang terlaksana tahun
2017 dan 2018.
Festival dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda-beda dan
festival dapat menjadi kajian berbagai disiplin ilmu. Festival adalah bentuk
peristiwa budaya yang beragam dan pada umumnya berupa pesta atau upacara
secara periodik dari suatu komunitas yang berkenaan dengan ritus lingkungan,
mata pencaharian, musim, kegembiraan atau syukuran, keagamaan, dan lain-lain.
Festival dapat dibedakan menjadi dua yaitu festival yang berkaitan dengan
upacara ritual keagamaan dan festival yang berkaitan dengan kegembiraan.15
Festival Malauyung menjadi kebanggaan masyarakat desa Tangnga-
Tangnga. Warga masyarakat desa bergembira akan kedatangan pengunjung
maupun pemerintah dari Kabupaten Polewali Mandar dan Provinsi Sulawesi
Barat. Festival Malauyung hadir pada tahun 2017 dengan konsep yang berbeda
bukan hanya upacara ritual dan pesta nelayan, akan tetapi banyak agenda kegiatan
lainnya seperti, tradisi sayyang pattuqdu, atraksi pallayur (lomba tangkap ikan
layur) dan lain-lain. Festival Malauyung 2018 bertemakan “Sirambangan” (salah
satu konsep kerjasama nelayan tradisional masyarakat Mandar yang diartikan
dengan seiring sejalan dalam berbagai hal).16
Padahal sebelum dinamakan festival
14 http://m.kumparan.com/sapriadi-pallawalino/foto-serunya-festival-malauyung-dan-
sayyang-pattu-du-di-desa-tangnga-tangnga-polman, diakses pada18:16 WIB, 28 Maret 2019. 15 Joko Aswoyo, “Festival Lima Gunung di Magelang”,Surakarta: Greget Jurnal
Pengetahuan dan Penciptaa Tari Vol.12.2, 2013), pp. 247 16 http://disdibud.polman.go.id/2018/08/07/festival-malauyung-pesta-nelayan-polewali-
mandar-2018,diakses 19:34 WIB, 28 Maret 2019.
http://m.kumparan.com/sapriadi-pallawalino/foto-serunya-festival-malauyung-dan-sayyang-pattu-du-di-desa-tangnga-tangnga-polmanhttp://m.kumparan.com/sapriadi-pallawalino/foto-serunya-festival-malauyung-dan-sayyang-pattu-du-di-desa-tangnga-tangnga-polmanhttp://disdibud.polman.go.id/2018/08/07/festival-malauyung-pesta-nelayan-polewali-mandar-2018,diakseshttp://disdibud.polman.go.id/2018/08/07/festival-malauyung-pesta-nelayan-polewali-mandar-2018,diakses
-
7
Malauyung, acara pesta nelayan yang dilaksanakan secara sederhana dengan
upacara ritual, dan perlombaan perahu Sandeq mini. Perbedaan ini terlihat jelas,
bahwa pada pesta nelayan tahun 2016 yang dihadiri Bupati Polewali Mandar H.
Andi Ibrahim Masdar (AIM). Mulai dari gelar tola bala (tolak bencana), lomba
sandeq kecil hingga perjamuan beragam hidangan makanan tradisional.17
Penyelenggaraan festival ini membutuhkan manajemen atau pengelolaan
yang matang agar terlaksana dengan baik. Manajemen dapat berarti pencapaian
tujuan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu. Klasifikasi paling awal dari
fungsi-fungsi manajerial dibuat oleh Henri Fayol, yang menyatakan bahwa
perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian, pemberian perintah dan
pengawasan adalah fungsi-fungsi utama.18
Di dalam penelitian ini bermaksud
untuk meninjau proses pengelolaan Festival Malauyung 2018 di Desa Tangnga-
Tangnga.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana praktik pengelolaan Festival Malauyung 2018 di Desa
Tangnga-Tangnga?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan praktik pengelolaan Festival
Malauyung 2018 di Desa Tangnga-Tangnga. Hal ini dilakukan untuk bisa
mengetahui proses pengelolaan kegiatan tersebut mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
17 http://www.sulbar.com/m/news-533-lagi-gerakan-kebudayaan-gelar-pesta-nelayan-di-
tangnga-tangnga.html, diakses 18:53 WIB, 28 Maret 2019. 18 T.Hani Handoko. Manajemen Edisi 2, (Yogyakarta: Fakultas dan Bisnis UGM, ),pp. 21
http://www.sulbar.com/m/news-533-lagi-gerakan-kebudayaan-gelar-pesta-nelayan-di-tangnga-tangnga.htmlhttp://www.sulbar.com/m/news-533-lagi-gerakan-kebudayaan-gelar-pesta-nelayan-di-tangnga-tangnga.html
-
8
D. Manfaat
1. Manfaat untuk Mahasiswa
Menambah wawasan dan gagasan dalam pengeloaan festival
budaya dan kegiatan kesenian lainnya. Penelitian ini juga dapat
memperkaya ilmu pengetahuan terkait pengeloaan sebuah festival
khususnya acara tradisi di desa. Sehingga dapat mendorong perkembangan
ilmu manajemen dalam suatu acara.
2. Manfaat untuk Institusi
Proses dan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah
referensi sehingga memiliki fungsi bagi civitas akedemika, dan juga
sebagai arsip Institut Seni Indonesia Yogyakarta dan Fakultas Seni Rupa
Prodi terkait pengelolaan festival, khususnya Festival Malauyung 2018 di
Desa Tangnga-Tangnga.
3. Manfaat untuk Masyarakat
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat untuk
masyarakat terkait pengetahuan mengenai hal-hal yang terjadi di lapangan
secara objektif dalam Pengelolaan Festival Malauyung 2018 di Desa
Tangnga-Tangnga.
F. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
-
9
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,dan
pemikiran orang secara individu maupun secara kelompok.19
Deskripsi ini
digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang
mengarah pada penyimpulan. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan
data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang
ditemukan pada saat penelitian dilapangan.20
Pendekatan dilakukan
dengan cara wawancara, observasi, dan studi dokumen sebagai
pengumpulan data sementara yang kemudian dikembangkan untuk
dianalisis.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah langkah yang paling penting
dalam suatu penelitian.21
Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan pengumpulan data yang dilakukan
peneliti dengan cara menanyakan secara langsung pada sumber
informasi.22
Dalam hal ini, sumber informasi yang dimaksud adalah,
pengelola festival tersebut, yaitu; Ketua Pelaksana, Kepala Desa/Tokoh
Masyarakat, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata, dan Panitia. Hal
19 M.Djunaidi Ghoni & Fauzan Almanshur, Metode Penelitia Kualitatif, (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2016), pp. 89
20Sugiyono. Metode penelitian kualitatif. (Bandung:Alfabeta CV`, 2014), pp. 10
21 Ibid, p. 62 22 Hadi Sabari Yunus. Metode Penelitian Wilayah Kontemporer, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), pp. 357
-
10
ini dapat dilakukan secara langsung dalam pengertian bahwa
wawancara dilakukan dengan bertatap muka secara langsung, namun
dapat dilakukan pula secara tidak langsung melalui media
telekomunikasi.23
b. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengumpulan
data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.24
Dengan demikian,
dokumen ini meliputi materi (bahan) seperti; fotografi, video, film,
surat, rekaman dan sebagainya yang dapat digunakan sebagai bahan
informasi penunjang dan sebagai bagian berasal dari kajian kasus yang
merupakan sumber data pokok berasal dari hasil wawancara
mendalam.25
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini merupakan gambaran umum mengenai isi dari
keseluruhan pembahasan. Hasil dari penelitian ini akan dituliskan ke dalam
bentuk skripsi yang terdiri dari empat bab, yaitu:
BAB I. Pendahuluan
Bab ini berisi pendahuluan yakni tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian dan manfaat, tinjauan pustaka, dan metode penelitian dan
sistematika penelitian.
23 Lihat: Ibid 357 24 Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1996), pp. 73 25 M.Djunaidi Ghoni & Fauzan Almanshur, op.cit, p. 199
-
11
BAB II. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori
Bab ini berisi tentang kajian penelitian yang pernah dilakukan sebelumya
dan landasan teori-teori untuk menganalisis. Teori tersebut meliputi seperti, fungsi
manajemen dan konsep dasar manajemen, festival, budaya dan buku-buku yang
terkait dengan pengelolaan Festival Malauyung 2018 di Desa Tangnga-Tangnga.
BAB III. Penyajian dan Analisis Data
Bab ini menyajikan data berupa karakteristik orang Mandar dan proses
“Pengelolaan Festival Malauyung 2018 di Desa Tangnga-Tangnga”. Data yang
bersumber dari hasil wawancara dan dokumentasi. Sehingga dianalisis dengan
teori yang telah dipaparkan di landasan teori. Adapun hasil adalah analisis
sementara berdasarkan yang telah dilakukan.
BAB IV. Penutup
Bab ini merupakan bab penutup yang akan berisi kesimpulan dan saran
dari keseluruhan karya tulis ini. Intisari dari keseluruhan penelitian yang
menyimpulkan hasil akhir penelitian secara singkat lalu memberikan saran atau
masukkan yang dapat digunakan sebagai solusi untuk mengurai permasalahan
yang dituangkan dalam rumusan masalah.