pengembangan kepribadian

83
DASAR-DASAR PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

Upload: ade-septiana-nasution

Post on 14-Sep-2015

60 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

PK UNS

TRANSCRIPT

I

DASAR-DASAR

PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

oleh:

Totok MardikantoDAFTAR ISI

I. Pengantar

1

II. Unsur-unsus Kepribadian

4

III. Tahapan Pengembangan

Kepribadian

15

IV. Pengembangan Kepribadian

22

V. Pribadi Dalam Organisasi

31

VI. Kunci Sukses

39

VII, Pengembangan Karir

43o0o

IPENGANTAR

A. Kepribadian: Apa ?

Kepribadian, dalam kehidupan sehari-hari seringkali diartikan sebagai sekadar panampilan. Oleh sebab itu, pengembangan kepribadian juga sering diartikan sebagai sekadar upaya menmgubah penampilan agar lebih menarik perhatian khalayak atau lingkungan sosialnya.

Secara konseptual, kepribadian dapat diartikan sebaga penampilan dan tingkah laku (cara bicara, cara berjalan, dll) yang menggambarkan perilaku (pengetahuan, sikap, dan ketrampilan/ brain, beauty and behaviour) seseorang yang dapat diamati secara langsung maupun tak langsung, yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur kualitas diri yang bersangkutan. B. Kepribadian: Mengapa?

Kepribdaian, sejak lama hanya dipahami sebagai karakteristik seseorang yang sangat penting dalam tata-pergaulan antar sesame di dalam lingkungan keluarga, dan masyarakat pada umumnya.Tetapi, sejak beberapa tahun terakhir, arti penting kepribadian semakin mendapat perhatian, utamanya dalam seleksi karyawan.. Bahkan, seleksi kepribadian karyawan yang dilakukan melalui psikotest telah berkembang sebagai suatu keharusan, lebih penting dari pada tingkat intelegensia (indeks prestasi akademik).C. Kepribadian: Bagaimana?

Kepribadian, seringkali dipahami sebagai sesuatu yang ditakdirkan (given), yang diturunkan oleh orang-tua atau lingkungan sosialnya. Tetapi, pengalaman menunjukkan bahwa kepribadian sebenarnya dapat diubah atau dibentuk melalui pendidikan/pelatihan.```````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````1111111D. Kepribadian: Untuk Apa?

Di atas telah disinggung bahwa, kepribadian sangat penting artinya dalam tata-pergaulan baik di lingkungan keluarga, masyarakt dan kingkungan pekerjaan.Untuk itu, kuliah tentang Pengembangan Kepribadian yang ditawarkan kepada mahasiswa, sebenarnya dimaksudkan untuk membentuk/memperbaiki pesertanya dalam rangka mempersiapkan diri sebelum memasuki dunia-kerja, khususnya dalam menghadapi seleksi bagi pencari-kerja.

II

UNSUR-UNSUR KEPRIBADIANSecara konseptual, terdapat 3 (tiga) unsur dalam pengembang an kepribadian, yaitu:

(1) Penampilan, yang menyangkut: raut muka, cara berdiri, cara duduk, cara berjalan, dan keluar/masuk ruangan.(2) Hubungan antar pribadi, yang menyangkut: bahasa dan Tata bicara, sebagai pendengar yang baik dan mengkritik/ menerima kritik, serta membangun Tim Kerja.(3) Etika pergaulan, yang mencakup: Wardrobe (tata-rias, tata busana), Table Manner (tata boga dan perilaku di meja makan), dan Bahasa TubuhDi samping ketiga unsur pengembangan kepribadian tersebut, perlu dipahami bahwa pengembangan kepribadian mencakup tiga tahapan kegiatan, yaitu:

(1) Penilaian diri (self assesment), yaitu upaya sendiri untuk menilai kepribadian diri sendiri melalui upaya membandingkan nya dengan kepribadian yang disukai, dan kepribadian yang tak disukai, dan kepribadian.

(2) Membangun rasa percaya-diri, sebagai langkah awal untuk membangun kepribadian.

Membangun rasa percaya diri ini dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan-pendekatan: biologis, theologis, dan sosiologis.

(3) Perencanaan mengembangkan diri, melalui analisis terhadap:

a. Peluang karir

b. Perencanaan karir

c. Kunci Sukses

A. PENAMPILAN

Penampilan (impression), merupakan unsur kepribadian yang pertama kali diperhatikan oleh lingkungan sosialnya. Bahkan, dalam teori komunikasi, persepsi khalayak terhadap seseorang, sangat ditentukan oleh penampilan pertama atau first impression (Berlo, 1961).

Berkaitan dengan penampilan, terdapat 3 (tiga) hal yang dperlu diperhatikan yaitu:

1. Raut muka atau raut wajah, baik dalam kondisi sehari-hari maupun saat berkomunikasi dengan lingkungannya.

Raut muka yang baik adalah, selalu tersenyum kecil . mulut sedikit mengembang dengan gigi sedikit kelihatan, baik dalam kondisi duduk, berdiri, maupun pada saat sedang berhadapan/berkomunikasi

2. Cara duduk/berdiri, utamanya tentang posisi badan dan letak kaki.

Tentang hal ini, posisi duduk yang baik adalah, punggung tegak, sedang posisi kaki, dibedakan antara laki-laki dan perempuan:

a. Laki-laki; kaki dilipat sejajar di muka, tangan berada di pangkuan.

b. Perempuan, kaki dilipat sejajar miring ke kanan atau ke kiri.

Sedang posisi berdiri yang baik adalah badan tegap dengan kaki sejajar atau sebelah kaki maju sedikit ke depan.3. Cara berjalan, baik dalam keadaan biasa, maupun pada saat keluar atau masuk ruangan.

Berjalan yang baik, adalah tubuh-ttegak dengan lambaian seperlunya, tanpa dibuat-buat (berlenggang-lenggok)

Pada saat keluar/masuk ruangan, usahakan tetap menghadap ke dalam ruangan atau tidak membelakangi orang yang berada di dalam ruangan. Untuk itu, terutama pada saat ke luar ruangan, dilakukan dengan memegang kunci pintu.Khusus pada saat masuk ruangan, tetaplah pada posisi berdiri, sampai dipersilahkan duduk.

B. HUBUNGAN ANTAR PRIBADI

Yang dimaksud dengan hubungan antar pribadi adalah sikap dan atau perilaku pada saat berkomunikasi, baik komunikasi langsung (tatap-muka) maupun komunikasi tidak-langsung (menggunakan telepon atau surat-menyusrat)

1. Pada saat berkomunikasi langsung, jagalah raut-muka dengan tetap tersenyum dengan posisi duduk atau berdiri yang tetap terjaga dengan baik. Aturlah suara dengan intonasi yang jelas, dan suara dijaga agar tidak terlalu keras.

2. Pada penggunaan telepon, bagi penelpon tidak perlu menyampaikan kata hallo, tetapi cukup sampaikan salam (selamat pagi, Assalamualaikum, dll)

Bagi penerima telepon, segera jawab salam, sebutkan identitas pribadi, sambil menanyakan: apa yang bisa dibantu?.

Dalam komunikasi dengan telpon selular (HP), karena identitas penelpon sudah diketahui, ada baiknya bertanya kabar keselamatan dahulu, sebelum menanyakan keperluan si penelpon.

3. Pada saat berkomunikasi dengan surat-menyurat, gunakan kertas dan tinta biasa (hitam atau biru). Gunakan bahasa yang baik dan benar. Jagalah emosi, walaupun dalam posisi sedang marah.Lebih lanjut, berkaitan dengan hubungan antar-pribadi, perlu diperhatikan tiga hal yang berkaitan dengan:

(1) Bahasa dan tata-bicara,

(2) mendengarkan dan mengritik,

(3) membangun tim-kerja

(1) Bahasa dan tata-bicara

Penggunaan bahasa yang baik dan benar, merupakan persyaratan utama dalam berkomunikasi. Tidak saja menunjukkan identitas kita, tetapi juga untuk menjaga kesalah-pahaman atau kesalah-pengertian dalam berkomunikasi. Meskipun demikian, bahasa yang digunakan haruslah komunikatif, dalam arti jangan menggunakan bahasa yang tidak dipahami oleh pihak yang diajak berkomunikasi (komunikan).

Tentang tata-bicara, jagalah sikap (duduk dan atau berdiri), intonasi suara dan sistematika pokok-pokok percakapan yang diperlukan.

(2) Mendengarkan dan MengkritikPada saat berkomunikasi, jadilah pendengar yang baik, dan jangan terlalu cepat memotong percakapan orang lain, yang terkesan akan mendominasi percakapan.

Jika anda ingin memberikan komentar atau mengkritik, upayakan agar tidak terkesan menggurui, apalagi merendahkan orang lain. Sebaliknya, jika anda merasa dikritik, terimalah dengan baik, jangan emosional, dan tetaplah bersikap dan berpikir positip terhadap kritikan tersebut.

(3) Membangun TimDalam berkomunikasi, harus seramah dan seakrab mungkin, agar mereka merasa menjadi bagian dari kelompok.Sikap seperti itu diperlukan utamanya untuk menjaga kekompakan anggota Tim. Sedang bagi pihak lain, akan memberikan kesan bahwa anda merupakan sahabat atau calon anggota tim yang menyenangkan.C. ETIKA PERGAULANDalam bahasa sehari-hari, etika pergaulan dapat diartikan sebagai tata-pergaulan atau aturan-aturan yang berkaitan dengan norma perilaku, yang membuat disukai atau tidak disukai oleh lingkungan sosialnya.

Tentang hal ini, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

(1) Tata-rias dan Tata Busana (Wardrobe)(2) Perilaku di meja makan (Table manner)(3) Bahasa tubuh (body language)

(1) Tata-rias dan Tata Busana (Wardrobe)Tata-rias, perlu disesuaikan dengan waktu (pagi, siang dan malam hari) maupun tempat (di rumah, kunjungan, di kantor, di tempat pesta, dll), yang berkaitan dengan: bahan yang digunakan, warna, paduan warna, mode, dll.

Tentang hal ini, bagi pemula, disarankan untuk dapat berkonsultasi dengan konsultan kecantikan (beauty consultant) yang dapat dihandalkan(2) Perilaku di meja makan (Table manner)Berkaitan dengan perilaku di meja makan, seseorang perlu memahami: jenis makanan dan peralatan yang digunakan, sikap pada saat makan, serta urutan makanan yang akan dimakan/diminum.

Mulailah makan setelah dirsilahkan, dan minta maaflah jika anda akan mengehnetikannya lebih awal diantara yang lainnya.Tentang hal ini, perlu dipahami bahwa setiap lingkungan masyarakat memiliki tata aturannya sendiri.(3) Bahasa tubuh (body language)Perlu dipahami, bahwa komunikasi dapat dilakukan secara verbal (lisan), tertulis, maupun dengan bahasa tubuh.Oleh sebab itu, berhati-hatilah saat berkomunikasi, sebab lingkungan anda tidak hanya melihat apa yang anda lakukan, mendengar apa yang anda ucapkan, tetapi juga bahasa tubuh yang (sadar atau tidak) anda ragakan.

Dalam banyak hal, bahasa tubuh justru lebih efektif, baik melalui raut-wajah, kedipan mata, gerakan bibir, gerakan tangan, kaki dan atau bagian tubuh yang lain

III

TAHAPAN PENGEMBANGAN

KEPRIBADIAN

Proses pengembangan kepribadian, pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga tahapan, yaitu:

1. Pengenalan diri sendiri (self assesment)

2. Membangun percaya diri (self confidence)

3. Perencanaan pengembangan diri (self development planning)Terhadap ketiga hal tersebut secara rinci disampaikan sebagai berikut.A. MENGENAL DIRI SENDIRI

Untuk mengenal kepribadian diri sendiri, secara sederhana dapat dilakukan dengan membandingkan antara pemahaman kita tentang kepribadian ideal dengan kkepribadian yang tidak disukai untuk kemudian kita meletakkan kepribadian diri sendiri di antara kedua kutub tersebut.

Tentang hal ini, kita bisa menggunakan indikator dan kriteria-kriteria sebagai yang telah dibahas pada bagian terdahulu.INDIKATOR/KRITERIA

Skor Penilaian

1.......................................10

1. Penampilan (Median)

a. Raut muka

: _______________________

b. Cara duduk/berdiri

: _______________________c. Cara berjalan dan

: _______________________Keluar/masuk ruangan

2. Hubungan Antar Pribadi (Median)a. Tata bicara

: _______________________b. Mendengarkan

: _______________________

Mengkritik

c.Membangun Tim

: _______________________

3. Etika Pergaulan (Median)a. Wardrobe

: _______________________

b. Table manner

: _______________________

c. Bahasa Tubuh

: _______________________

NILAI AKHIR (Median Indikator)

Melalui cara penilaian tersebut, kita dapat menilai aras (tingkat)

kepribadian diri sendiri, termasuk langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaikinya.

Dalam hal ini, tentu saja Indikator/kriteria yang memperoleh nilai terkecil, perlu memperoleh prioritas perhatian untuk diperbaiki.B. MEMBANGUN PERCAYA DIRI

Disadari atau tidak, percaya diri (PD) merupakan kepribadian yang seringkali paling strategis yang menentukan keberhasilan seseorang dalam mencapai harapan-harapan atau keinginan-nya.Tentang hal ini, kurangnya percaya diri seringkali bersumber pada penilaian diri sendiri yang terlalu rendah (under estimate)Padahal, sebenarnya harus dipahami bahwa:

Tidak ada orang yang buruk, kecuali yang tidak tahu mempercantik dirinya sendiri.

Tidak ada orang yang bodoh, kecuali yang tidak mau belajar

Tidak ada orang yang tidak bisa, kecuali yang tidak mau mencoba

Berkaitan dengan masalah tersebut, terdapat tiga pendekatan untuk membangun rasa percaya diri, seperti berikut:

(1) Pendekatan BiologisMelalui konsep biologis, kita pahami bahwa proses pembuah-an yang dilakukan oleh sel-jantan (spermatozoa) menghadapi persaingan dengan puluhan bahkan ratusan juta sel-jantan yang lain, agar dapat membuahi 1 sel telur.Ini berarti bahwa, secara biologis, kita masing-masing ini merupakan bibit unggul yang dimiliki oleh sel-jantan yang mampu bersaing dengan puluhan bahkan ratusan juta sel-jantan sejenis yang dihasilkan oleh seorang laki-laki yang sama.

(2) Pendekatan TheologisMelalui pendekatan theologis (keagamaan), kita imani bahwa kita masing-masing (apapun agama yang kita anut) adalah umat pilihan Tuhan.Artinya, kita harus bersyukur dan bangga atas kehendak Tuhan yang berkenan memilih kita di antara manusia-manusia yang lain. Sebab, Tuhan tidak mungkin memilih kita jika kita tidak memiliki keunggulan tertentu yang dijadikan dasar pertimbangan Tuhan untuk menjalankan rencana-rencanaNya, meskipun secara duniawi barangkali kita tidak memiliki keunggulan, atau bahkan seringkali lebih rendah dibanding orang lain.(3) Pendekatan sosiologisSecara sosiologis, kita semestinya menyadari bahwa, serendah apapun keberadaan kita, masih ada saudara-saudara kita yang kondisinya lebih rendah dibanding kita, baik dilihat dari: kondisi fisik/biologis, kondisi ekonomi, status sosial, kesempatan belajar, kondisi lingkungan (fisik/alam, sosial, politik, budaya, keamanan, dll).C. PERENCANAAN PENGEMBANGAN DIRIUntuk melakukan pengembangan kepribadian, yang diawali dengan analisis kepribadian diri sendiri dan rasa percaya diri, seriap individu perlu membuat perencanaan pengembangan diri bagi dirinya sendiri, yang dapat dilakukan dengan merumuskan:1. Prioritas Indikator dan kriteria kepribadian yang perlu dikembangkan

2. Menetapkan sumber belajar, baik secara formal (sekolah), non-formal (kursus, pelatihan), dan informal (konsultan kepribadian, Orang-tua/kerabat), sahabat, dll)

Tetapi, kuci keberhasilan dari upaya pengembangan kepribadian sebenarnya terletak pada kesungguhan (minat, motivasi) untuk mengembangkan kepribadian diri sendiri, baik secara intrinsik (dari dalam diri sendiri) maupun ekstrinsik (tekanan/dorongan dari luar) baik di lingkungan keluarga, pergaulan/persahabatan, maupun lingkungan pekerjaan.

IV

PENGEMBANGAN KEPRIBADIANPada gambar di atas terlihat bahwa, pengembangan kepribadian dapat dilakukan melalui tiga kegiatan yaitu:

1. Perubahan sikap2. Olah-pikir

3. Orientasi pada mutuA. PERUBAHAN SIKAP

Perubahan sikap yang perlu dilakukan dalam upaya pengembangan kepribadian adalah bersikap poditif;

1. Sikap positif terhadap diri sendiri, kaitannya dengan rasa percaya diri terhadap kondisi fisik, kondisi ekonomi, status sosial, maupun kemampuan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki.2. Sikap positif terhadap klien, yaitu sikap positip yang ditunjukkan melalui layanan yang diberikan, sikap saat berkomunikasi, dll.

.

3. Sikap positif terhadap lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun lingkungan sosial dan kebudayaan tempat asalnya maupun lingkungan sosial dan kebudayaan para kliennyaB. OLAH PIKIR

Kegiatan olah pikir yang dapat dilakukan untuk perbaikan kepribadian antara lain adalah:

1. Berpikir positip, dalam menghadapi segala kondisi yang tidak diharapkan, baik masalah, kegagalan, kritik maupun tindakan yang tidak menyenangkan dari orang lain.

2. Berpikir positip, dalam menghadapi segala kondisi yang tidak diharapkan, baik masalah, kegagalan, kritik maupun tindakan yang tidak menyenangkan dari orang lain.

3. Berpikir kreatif, tidak saja berpikir tentang segala sesuatu yang baru yang belum dipikirkan orang lain, tetapi juga kreatif tentang alternatif pemecahan masalah dan ide-ide baru bagi perbaikan kehidupannya sendiri dan masyarakat lingkungannya.

4. Berpikir untuk melakukan perubahan-perubahan. Sebab, pendidikan pada hakekatnya adalah untuk mempersiapkan seseorang untuk siap melakukan perubahan, utamanya perubahan ke arah perbaikan kehidupan.C. ORIENTASI PADA MUTU

Berorientasi pada mutu, pada dasarnya adalah berusaha untuk selalu memuaskan orang-orang lain di sekitarnya, yang secara langsung maupun tak-langsung menjadi klien atau pelanggan dari segala tindakan yang kita lakukan.

Dalam konsep manajemen mutu, dikenal adanya tiga kelom,pok pelanggan, yaitu:

1. Pelanggan internal, yaitu individu-individu yang emnajdi anggota kelompok/organisasi yang secara langsung maupun tak langsung terlibat dalam proses produksi atau kegiatan yang dilakukan oleh kelompok/organisasi yang bersangkutan.

Sebagai contoh, dalam lembaga pendidikan, yang disebut dengan pelanggan internal adalah: pendidik, peserta didik, dan tenaga pendukung (staf tata-usaha, perlengkapan, dll).

2. Pelanggan akhir, yaitu pihak-pihak yang mengharapkan manfaat dari produk atau jasa yang dihasilkan.

Dalam proses pendidikan, pelanggan akhir adalah keluarga dan masyarakat.3. Pelanggan antara, adalah pihak-pihak yang meng-harapkan manfaat dari proses produksi atau kegiatan yang dilakukan..Dalam proses pendidikan, pelanggan antara adalah, para pemasok sarana/prasarana yang dibutuhkan bagi terselenggaranya proses pendidikan tersebut, seperti: pedagang buku/percetakan, kontraktor bangunan, pengusaha kantin/warung makan, dll. Orientasi tergadap mutu, juga perlu memperhatikan:1. Siapa yang menjadi pelanggannya., karena hanya dengan memahami karakteristik dan kebutuhan-kebutuhannya, kita dapat memuaskan para pelanggan internal dan eksternal (akhir dan antara)

2. Bakuan mutu, yaitu bakuan obyektif tentang indikator dan kriteria mutu dari produk atau kegiatan yang kita lakukan.

Dalam kehidupan sehari-hari, bakuan mutu biasanya dicirikan berdasarkan indikator-indikator: kehandalan dan daya tahan, kesesuaian dengan spesifikasi yang dibutuhkan, layanan (kaitannya dengan kecepatan, ketepatan, kemudahan) dan hasil layanan yang diberikan, penampilan (desain, warna, rasa, dll.), dan citra proodukSelain itu, secara konseptual juga dikenal bakuan mutu yang mencakup:

a. kepuasan/keluhan pelanggan

b. sertifikat (tanda uji) dari lembaga yang kompeten

c. kesesuaian dengan kebutuhan pelanggan

d. Daya saing, dibanding dengan produk/kegiatan serupa

e. Pengembangan yang berkelanjutan

3. Perbaikan yang berkelanjutan (continuous improvement) dalam arti adanya upaya pengembangan berkelanjutan untuk mengikuti perubahan permintaan pelanggannya.Hal ini menjadi sangat penting, karena baik kondisi internal maupun lingkungan terus menerus mengalami perubahan yang sangat cepat.

Masih terkait dengan Orientasi Terhadapo Mutu, penting dipahami tentang pribadi-pribadi bermutu, yang secara ringkas dapat disebut sebagai pribadi yang PRIMA, yaitu yang memiliki karakteristik:

1. Positif, baik dalam bersikap maupun berpikir, sebagaimana telah dikemukakan di atas.

2. Rasa percaya diri, terhadap keberadaannya, baik kondisi fisik biologis, kemampuan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki, keadaan ekonomi, status sosial, lingkungan fisik maupun sosiial/kebudayaan, dll.

3. Inisiatif dan inovatif, dalam arti mampu menemukan alternatif dan terbuka untuk menerima perubahan

4. Menjalin, memelihara, da membangun hubungan seluas-luasnya dengan siapapun dan pihak manapun, di dalam kehidupan pribadi, di lingkungan pekerjaan maupun dalam kehidupan sosialnya

5. Analisis, Adaptif dan adoptif, dalam arti setelah melalui analisis yang kritis, bisa menyesuaikan diri dan mudah menerima sesuatu yang baru

V

PRIBADI DALAM ORGANISASIManusia sebagai mahkluk sosial, dalam kehidupannya selalu menjadi anggota kelompok (keluarha/kerabat, persahabatan, hobby, dll) maupun anggota organisasi (pekerjaan/profesi, bisnis, politik/kemasyarakatan, dll)

Karena itu, pembahasan jepribadian dalam kelompok/organi-sasi menjadi penting untuk dibahas.

Secara alami, dalam setiap kelompok/organisasi, selalu ada pembagian peran di antara individu-individu yang menjadi anggotanya, yaitu: (1) sebagai anggota, (2) sebagai pemimpin, (3) sebagai bawahan atau yang dipimpin.

A, SEBAGAI ANGGOTA

Sebagai anggota kelompok/organisasi, setiap anggota harus memahami pentingnya: (1) loyalitas, (2) status peran, dan (3) kebersamaan

1. Loyalitas, yaitu kesetiaan terhadap organisasinya yang ditunjukkan dalam:

a. melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing

b. mematuhi peraturan, norma dan nilai-nilai yang disepakati

c. membela kepentingan kelompok/organisasinya2. Status-peran atau peran kedudukan, yaitu peran yang seharusnya dilakukan sesuai dengan status yang dimiliki/ diterimanya dari keoompok/organisasinya.

Dalam praktek, peran seseorang dalam kelompok/ organisasi dibedakan antara: peran yang seharusnya, peran yang ditunjukkan, dan peran yang diharapkan; dalam arti, bahwa peran yang ditunjukkan tidak hanya terbatas pada peran yang seharusnya tetapi juga peran yang diharapkan dari kelompok/organisasi dan anggota-anggota yang lainnya.3. Kebersamaan, yaitu rasa kebersamaan antar sesama anggota kelompok/organisasi, baik terhadap anggota biasa, pengurus dan pemimpinnya.B. SEBAGAI PEMIMPIN

Setiap pemimpin seharusnya melaksanakan fungsi kepemim-pinan yang harus dilaksanakannya, yaitu:

1. Visoner dan inspiratif, dalam arti harus memiliki visi yang jelas untuk memajukan (anggota) kelompok/organisasinya, sekaligus memapu menjadikan visinya tersebut sebagai inspirasi para anggotanya.

2. Transfomatif, dalam arti mampu menjelaskan dan men-transfer visinya kepada semua anggotanya3. Memberdayakan para anggotanya, dalam arti membagi dan mendelegasikan kewenangannya sesuai dengan status dan peran masing--masing anggotannya.

C. SEBAGAI BAWAHAN

Sebagai bawahan, setiap anggota berkewajiban untuk mengembangkan: kepatuhan, kerjasama dan koordinasi:

1. Kepatuhan

Yang dimaksud dengan kepatuhan di sini adalah, ketaatannya pada atasan, peraturan kelompok/organisasi maupun kepatiuhan kepada suara hati nuraninya sendiri

Kepatuhan kepada hati nurani menjadi sangat penting, karena kepatuhan kepada atasan cenderung kepada sikan hanya menyenangkan atasannya (ABS), kepatuhan terhadap peraturan kelompok/organisasi seringkali juga cenderung dapat merugikan kelompok/organisasi yang lain (terutama yang menjadi pesaingnya). Di samping itu, kepatuhan yang tidak didasari hati nurani yang jernih, dapat membahayakan diri sendiri dan masyarakatnya, manakala kepatuhan hanya didasari untuk menyelamatkan atau untuk mengejar nafsu keinginan diri sendiri yang tidak memperhatikan kepentingan masyarakat luas.

2. KerjasamaHarus dipahami bahwa, semua hasil kegiatan adalah produk kolektif, yang untuk menghasilkannya memerlukan kerjasama semua pihak.

Tentang kerjasama ini, yang penting selalu diingat adalah:

a. Kerjasama dalam menilai keadaan, sejak pengumpulan data, untuk melihat potensi maupun kondisi faktualnya.

b. Kerjasama dalam menganalisis masalah, termasuk penyebab atau akar masalahnyac. Kerjasama dalam pemecahan masalah, termasuk alternatif pemecahan masalah, pemilihan alternatif pemecahan masalah, serta kegiatan yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah

3. Koordinasi

Terkait dengan kerjasama, isu penting yang sering muncul di setiap kelompok/oragnisasi adalah sulitnya koordinasi. Hal ini terjadi karena, koordinasi tidak hanya m,encakup integrasi kegiatan, melainkan juga memerlukan negosiasi, pemahaman tentang arti penting perekat kelembagaan, serta pentingnya media proses belajar bersama.

VI

KUNCI SUKSESDalam banyak kepustakaan, banyak dikemukakan tentang kunci sukses, seperti: kerja-keras, disiplin, efisien, tidak boros, dll. Tetapi dalam kenyataan kehidupan, kunci sukses tidak selalu harus diperoleh melalui belajar dari ceritera sukses, melainkan juga pelajaran orang baik dan pelajaran dari orang-orang nakal.

Khusus yang berkaitan dengan keberhasilan orang-orang nakal yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, ternyata memang ada beberapa karakteristik sebagai kunci sukses yang dimiliki oleh orang-orang nakal.

Karakteristik itu adalah:

1. Banyak akal, baik yang menyangkut ise-ide baru maupun banyak akal dalam menemukan alternatif pemecahan masalah dan banyak akal kaitannya dengan pencapaian harapan dan keinginan-keinginannya.

2. Berani menghadapi resiko, baik resiko kegagalan maupun resiko menghadapi tantangan-tantangan yang harus dihadapi.

3. Tahan banting dan tidak gampang menyerah dalam menghadapi tantangan dan hambatan, sampai tujuannya tercapai.

4. Banyak teman, karena kebanyakan orang-orang nakan memiliki solidaritas yang tinggi, utamanya suka menolong sahabatnya yang sedang mengahadapi masalah dengan musuh-musuhnya.

5. Terkenal, merupakan karakteristik terakhir yang merupakan kunci sukses, karena hanya kepada oang-orang yang mudah dikenallah biasanya setiap peluang ditawarkan untuk pertama kalinya.Berkaitan dengan hal tersebut, setiap individu perlu memahami filosofi kerja dan tata-cara pergaulan dalam dunia-kerja.`

Selain itu, setiap individu juga perlu memahami dan harus mampu mengantisipasi beragam tantangan yang selalu dan pasti akan dihadapi dalam dunia-kerja.

Bertolak belakang dari Kunci Sukses yang sudah dikemu-kakan, kesuksesan juga harus dibarengi dengan mencegah terjadinya sikap-sikap LIMBAH, yaitu: lamban, inefisien (boros), malas, bodoh, apatis dan hura-hura.

VIIPENGEMBANGAN KARIR

Massalah umum yang dewasa ini sering dihadapi oleh sebagian besar lulusan baru (fresh graduate) adalah: kesempatan kerja. Kondisi serupa juga dihadapi oleh para pensiunan.

Karena itu, penting artinya untuk merencanakan pengem-bangan kariri,

Pengembangan karir, secara konseptual perlu dilakukan melalui tahapan-tahapan: analisis peluang, pilihan karir, dan perencanaan karir.

A. ANALISIS PELUANG KARIR

Dalam banyak tulisan sering dikemukakan bahwa, banyaknya penganggur disebabkan karena mereka tidak memiliki cukup ketrampilan untuk memasuki dunia kerja. Tetapi, kenyataan membuktikan bahwa, seringkali pencari-kerja tidak mengetahui peluang kerja yang ada di sekitarnya.

Tentang hal ini, sebenarnya tersedia beragam peluang kerja yang dapat dipilih oleh para pencari-kerja, yaitu:

1. Ilmuwan (pendidik, peneliti)

2. Pelaku Bisnis (On-farm, Off-farm, Non-farm)

3. Penyelenggara Pelatihan (pengelola, fasilitator, programmer, dll)

4. Penulis Lepas (komentator, buku teks, dll)

5. NGO (pemberdayaan masyarakat)

6. Konsultan (manajemen, pelatihan, multi-media)

7. Produksi telematika

8. Politisi

9. Event Organizer, MC, dll.

10. Dll.

B. PILIHAN KARIR

Meskipun banyak peluang karir yang dapat dipilih oleh setiap pencari-kerja, tetapi dalam praktek tidak mudah memilih karir. Sebab, pilihan kerja berkaitan dengan: minat/hobby, besarnya penghasilan, lokasi pekerjaan, peluang karir, kesempatan belajar, dllTentang hal itu, sebenarnya ada tiga kelompok pilihan karir tyang bisa dipilih oleh setiap pencari-kerja, yaitu:1. Ilmuwan (pendidik, peneliti, pengamat, dll)

2. Pelaku bisnis

3. Pelayan masyarakat (PNS, NGO/LSM, pekerja sosial, dll)

C. MERENCANAKAN KARIRPerencanaan karir, sebenarnya tidak hanya terpusat pada karir di hari tua, tetapi juga bisa dilakukan secara bertahap, yaitu:

1. Karir jangka pendek, yang dipilih untuk memperoleh pengalaman dan atau mengisi masa menganggur, sampai memeperoleh kesempatan untuk meniti karir yang diidam-idamkan,

2. Karir jangka menengah, yang benar-benar diharapkan sebagai pilihan hidup menghadapi hari tua

3. Karir di hari tua, untuk mengisi waktu, agar hidup terasa masih bermanfaat dan dihargai oleh lingkungan sosialnya

(1) Karir Jangka PendekUntuk jangka pendek, sebenarnya dapat dipilih tiga kelompok karir yaitu: sebagai wira-usaha, sebagai orang gajian (PNS, karyawan) atau sebagai pelayan masyarakat (LSM/NGO, pekerja sosial, organisasi kemasyarakatan, dll)Sebagai karir jangka pendek, selain untuk mengisi waktu, sebagai batu loncatan, juga dapat dijadikan landasan atau dikembangkan bagi pemantapan karir jangka menengah.

(2) Karir Jangka MenengahSeperti telah dikatakan di atas, karir jangka menengah dapat merupakan pengembangan karir jangka pendek. Karena itu, karir jangka menengah tidak harus sama atau merupakan pengembangan karir jangka pendek.

Untuk itu, dapat dipilih:

a. Sebagai pelaku bisnis, baik sebagai profesional (orang gajian), secara mandiri, atau bekerjasama dengan mitra-kerja

b. Sebagai birokrat, baik sebagai PNS di eksekutif maupun judikatif, maupun sebagai anggota legislatif

c. Sebagai pelayan masyarakat (LSM/NGO, pekerja sosial, organisasi kemasyarakatan, dll)(3) Karir Hari TuaHari tua, seringkali merupakan masa-masa suram bagi kelompok post power sybdrom, baik dari kalangan birokrasi maupun pelaku bisnis yang telah memasuki masa pensiun.Meskipun demikian, hari tua bukan berarti masa-masa menunggu ajal. Di hari tua, sebenarnya semakin terbuka kesempatan untuk: melanjutkan karir jangka menngah, menekuni hobby, atau beralih profesi.

Bagi yang tetap ingin berkarir, sebenarnya masih tersedia peluang, yaitu: sebagai pelaku bisnis, sebagai pekerja sosial/keagamaan, atau politikus.

SOAL PENGEMBANGAN KEPRIBADIANJumat, 28 Desember 2012

__________________________________

Waktu: 45 menit

(1) Apa yang anda ketahui tentang Individu dalam Organisasi?(2) Mengapa Kepemimpinan menjadi sangat penting dalam Organisasi?

(3) Bagaiman karakteristik Individu dan Pemimpin yang baik?

(4) Apa yang anda ketahui tentang pengembangan Karir?

(5) Apa hal-hal positif dan Negatif yang pasti dihadapi oleh setiap individu dalam perjalanan Karirnya?(6) Apa kunci utama yang membuat orang sukses?

(7) Mengapa orang nakal biasanya justru banyak yang men(8) capai sukses?

PENGEMBANGAN

KEPRIBADIAN

APA

UNTUK APA

MENGAPA

TANTANGAN

FITNAH

GUNJINGAN

IRI HATI

PENGEMBANGAN

KEPRIBADIAN

PENGENALAN

DIRI

PERENCANAAN

PENGEMBANGAN

DIRI

MEMBANGUN

PERCAYA DIIRI

Kepribadian

Yang Tidak Disukai

Kepribadian Diri Sendiri

Kepribadian

Yang ideal

EMBED PowerPoint.Slide.8

EMBED PowerPoint.Slide.8

KHIANAT

GODAAN

DIJEGAL

BOHONG

COBAAN

PELECEHAN

TIDAK ADIL

KESULITAN

SERANGA

A

N

T

I

S

I

P

A

S

I

FILOSOFI KERJA

Jujur

Positip

Mandiri

Tahan-uji

Kerja-keras

Jadi diri-sendiri

Cintai pekerjaan

Kembangkan Mutu

Jangan tunda kerjaan

Selangkah Lebih dulu

Landasan iman & taqwa

CARA GAUL

Pengakuan/Rekognisi

Membantu sesama

Prinsip yang kuat

Ramah

Empati

Pemaaf

Jangan Usil

Cintai orang kecil

Jangan sakiti sesame

Bergaul dengan orang baik

54 Dasar-dasar Pengembangan Kepribadian

55Dasar-dasar Pengembangan Kepribadian