penguatan nilai-nilai pancasila melalui...

14
1 Anisa Nuraeni mahasiswa Universitas Negeri Malang 2 Suparlan Al Hakim dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang 3 Siti Awaliyah dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN SENI KARAWITAN “MAREM GAYENG” DESA PAGELARAN KABUPATEN MALANG REINFORCEMENT PANCASILA VALUES THROUGH KARAWITAN “MAREM GAYENG” ART IN PAGELARAN VILLAGE MALANG DISTRICT Anisa Nuraeni 1 Suparlan Al Hakim 2 Siti Awaliyah 3 Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang 5 Malang E-mail: [email protected] ABSTRAK : Tujuan dari penelitian ini adalah(1) untuk mengetahui program penguatan nilai-nilai Pancasila melalui kegiatan seni karawitan “Marem Gayeng” Desa Pagelaran Kabupaten Malang, (2) untuk mengetahui pelaksanaan program seni karawitan “Marem Gayeng” dalam penguatan nilai-nilai Pancasila di Desa Pagelaran Kabupaten Malang,(3) untuk mengetahui kendala yang dihadapi kegiatan seni karawitan “Marem Gayeng” Desa Pagelaran Kabupaten Malang dalam penguatan nilai - nilai Pancasila,(4) untuk mengetahui upaya menyelesaikan kendala yang dihadapi oleh kegiatan seni karawitan “Marem Gayeng” Desa Pagelaran Kabupaten Malang dalam penguatan nilai-nilai Pancasila.Penelitian ini dilakukan di paguyuban seni karawitan “Marem Gayeng”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan observer partisipatif dalam mengumpulkan data-data di lapangan. Prosedur pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan

Upload: dangdat

Post on 17-Sep-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA35C7C66AE4C613218F23B0... · Sumber data diperoleh dari hasil wawancara ... Triangulasi teknik

1 Anisa Nuraeni mahasiswa Universitas Negeri Malang

2 Suparlan Al Hakim dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

3 Siti Awaliyah dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN SENI

KARAWITAN “MAREM GAYENG” DESA PAGELARAN KABUPATEN

MALANG

REINFORCEMENT PANCASILA VALUES THROUGH KARAWITAN

“MAREM GAYENG” ART IN PAGELARAN VILLAGE MALANG

DISTRICT

Anisa Nuraeni 1

Suparlan Al Hakim 2

Siti Awaliyah 3

Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Prodi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang.

Jl. Semarang 5 Malang

E-mail: [email protected]

ABSTRAK : Tujuan dari penelitian ini adalah(1) untuk mengetahui

program penguatan nilai-nilai Pancasila melalui kegiatan seni karawitan

“Marem Gayeng” Desa Pagelaran Kabupaten Malang,(2) untuk

mengetahui pelaksanaan program seni karawitan “Marem Gayeng” dalam

penguatan nilai-nilai Pancasila di Desa Pagelaran Kabupaten Malang,(3)

untuk mengetahui kendala yang dihadapi kegiatan seni karawitan “Marem

Gayeng” Desa Pagelaran Kabupaten Malang dalam penguatan nilai- nilai

Pancasila,(4) untuk mengetahui upaya menyelesaikan kendala yang

dihadapi oleh kegiatan seni karawitan “Marem Gayeng” Desa Pagelaran

Kabupaten Malang dalam penguatan nilai-nilai Pancasila.Penelitian ini

dilakukan di paguyuban seni karawitan “Marem Gayeng”. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif. Peneliti bertindak sebagai pengumpul

data dan observer partisipatif dalam mengumpulkan data-data di lapangan.

Prosedur pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan

Page 2: PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA35C7C66AE4C613218F23B0... · Sumber data diperoleh dari hasil wawancara ... Triangulasi teknik

1 Anisa Nuraeni mahasiswa Universitas Negeri Malang

2 Suparlan Al Hakim dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

3 Siti Awaliyah dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

dokumentasi. Sumber data diperoleh dari hasil wawancara mendalam

dengan Pembina, pelatih dan pengrawit yang mengikuti kegiatan seni

karawitan Marem Gayeng. Penelitian ini menggunakan analisis data

interaktiv. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keseriusan dan

kedisiplinan ini dibutuhkan untuk mewujudkan seni karawitan yang dapat

membentuk nilai karakter dan mendidik setiap individu dalam penguatan

nilai-nilai Pancasila dengan cara yang baik dan benar. Langkah keseriusan

ini akan lebih sempurna apabila adanya kerjasama dengan masyarakat

setempat dalam pemahaman tentang seni karawitan secara mendalam agar

tidak memandang sebelah mata seni tradisional yang merupakan salah satu

kearifan lokal.

Kata Kunci : Nilai-Nilai Pancasila, Karawitan

ABSTRACT : The purpose of this study was (1) to determine the program of

strengthening the values of Pancasila through musical arts " Marem Gayeng "

Malang Regency Village performances, (2) to assess the implementation of the

musical arts program " Marem Gayeng " in strengthening the values of Pancasila

the village of Malang performances, (3) to determine the constraints faced musical

arts activities " Marem Gayeng " Malang Regency Village performances in

strengthening the values of Pancasila, (4) to determine an attempt to resolve the

constraints faced by the musical arts activities " Marem Gayeng " Malang

Regency village performances in strengthening these values Pancasila.Penelitian

performed in musical arts community " Marem Gayeng ". This study used

qualitative methods. Researchers act as data collectors and participatory observer

in collecting data in the field. Data collection procedures include observation,

interviews, and documentation. Sources of data obtained from in-depth interviews

with coaches, trainers and musicians who take part in musical arts Marem

Gayeng. This study uses data analysis interactively. The results showed that the

seriousness and the discipline needed to realize the musical arts to form a

character value and educate each individual in strengthening the values of

Page 3: PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA35C7C66AE4C613218F23B0... · Sumber data diperoleh dari hasil wawancara ... Triangulasi teknik

1 Anisa Nuraeni mahasiswa Universitas Negeri Malang

2 Suparlan Al Hakim dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

3 Siti Awaliyah dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

Pancasila in a way that is good and true. The seriousness of the step would be

perfect if the cooperation with the local community in the understanding of the

musical arts in depth so as not to see the eyes of traditional art which is one of the

local wisdom.

Keywords : Pancasila values , Karawitan

Priyatno(2011: 8-11) Adanya pemikiran mengenai Pancasila sebagai dasar

Negara ini pertama kali dicetuskan oleh Ir.Soekarno dalam rangkaian sidang

BPUPKI yang membahas tentang rancangan dasar Negara. Pancasila diangkat

oleh bangsa Indonesia sebagai falsafat negara yang seterusnya menjadi ideologi

bangsa dan negara karena Pancasila bersumber dari nilai-nilai yang dimiliki oleh

bangsa Indonesia sendiri seperti dalam adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan,

keyakinan-keyakinan, serta agama-agama yang ada di Indonesia yang selanjutnya

diyakini sebagai pandangan hidup bangsa. Jika dijabarkan lebih lanjut, Pancasila

itu memiliki nilai-nilai sebagai berikut : Nilai Ketuhanan(religiusitas), Nilai

Kemanusiaan(moralitas), Nilai Persatuan(kebangsaan) Indonesia, Nilai

Permusyawaratan dan Kerakyatan, Nilai Keadilan Sosial.

Waridi(2006 : 141) Istilah karawitan oleh beberapa pemikir karawitan

dimaknai atas dasar akar kata, rawit. Rawit berarti halus atau rumit(kompleks).

R.L. Martopangrawit, Ki Tjokrowasito, dan Sindoesawarno dalam bukunya

Waridi mengartikan karawitan sebagai seni suara Jawa yang ditimbulkan dari

gamelan dan sura manusia dalam laras sléndro-pélog yang mengutamakan

kehalusan rasa. Pada hakikatnya, praktik karawitan merupakan tuturan pragmatis

atas sekumpulan gagasan atau nilai-nilai yang berakar dari kebudayaan

masyarakat yang diekspresikan dalam bentuk karya komposisi musical(Jawa:

gendhing) melalui tindakan-tindakan kreatif seniman(Supanggah, 2007: vi).

Page 4: PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA35C7C66AE4C613218F23B0... · Sumber data diperoleh dari hasil wawancara ... Triangulasi teknik

1 Anisa Nuraeni mahasiswa Universitas Negeri Malang

2 Suparlan Al Hakim dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

3 Siti Awaliyah dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

METODE

Dalam penelitian ini yang berjudul Penguatan Nilai-Nilai Pancasila

melalui Kegatan Seni Karawitan “Marem Gayeng” Desa Pagelaran Kabupaten

Malang, penelti menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana data yang

dikumpulkan sebagai bahan penelitian ini didapatkan bukan dari angka-angka,

melainkan data ini dikumpulkan melalui dari wawancara secara mendalam dengan

pelatih kegiatan ini, pengrawit atau orang yang bertugas sebagai penabuh gamelan

selain itu data juga dapat diperoleh dari catatan lapangan, dokumen mengenai

kegiatan seni karawitan, serta dokumentasi atau gambar. Sedangkan jenis

penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus adalah suatu penelitian

yang dilakukan secara itensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi,

lembaga atau gejala tertentu( Arikunto, 1997:120).

Peneliti menggunakan jenis penelitian studi kasus karena pencarian

datanya dengan cara wawancara langsung terhadap suatu perkumpulan kegiatan

seni karawitan di desa pagelaran yang meliputi pengasuh kegiatan seni karawitan

“Marem Gayeng” Bapak Priono, Pelatih karawitan Bapak Pitoyo dan pengrawit

diantaanya Dwi dan Satrio. Kegiatan seni karawitan ini mempuyai keunikan

tersendiri yang membedakan dengan daerah yang lain yaitu disamping tetap teguh

dengan karya yang klasik, yang unik adalah dengan mengkolaborasikan musik

klasik ini dengan perkusi buatan masyarakat lokal yang sering sekali digunakan

dan berkecimpung di kehidupan mereka seperti kentongan dan sebagainya. Sesuai

dengan bentuk pendekatan yang akan digunakan pada saat penelitian yaitu

kualitatif dan sumber data maka teknik yang akan digunakan saat pengumpulan

data adalah dengan cara analisis dokumen, observasi, dan wawancara. Menurut

Moleong( 2007: 242) Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik

penelitian yang sangat penting. Pengamatan itu digunakan karena berbagai alasan.

pengamatan, dapat dikatakan bahwa pengamatan terbatas dan tergantung pada

Page 5: PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA35C7C66AE4C613218F23B0... · Sumber data diperoleh dari hasil wawancara ... Triangulasi teknik

1 Anisa Nuraeni mahasiswa Universitas Negeri Malang

2 Suparlan Al Hakim dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

3 Siti Awaliyah dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

jenis dan variasi pendekatan. Wawancara ini merupakan salah satu teknik

pengumpulan data yang intensif karena subjek yang diteliti bisa memaparkan

sesuai dengan apa yang ingin diketahui secara mendalam oleh peneliti. Menurut

Arikunto(2006:231), dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, agenda dan sebagainya.

Menurut Sugiono(2013 : 337) Analisis data dalam penelitian kualitatif,

dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai

pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah

melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang

diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan

melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap

kredibel. Data dianalisis dengan teknik deskriptif. Dalam suatu penelitian sangat

memerlukan suatu analisis yang berguna untuk memberikan jawaban terhadap

permasalahan yang diteliti. Dalam hal pengecekan keabsahan data dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan dua kriteria yang digunakan. Kritereria

tersebut berupa kredibilitas dan debendabilitas. Dalam kredibilitas tedapat

triangulasi. Triangulasi sendiri menurut Moleong(2007:330), adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik

trianggulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber

lainnya. Menurut Sugiono(2013: 372) terdapat tiga triangulasi diantaranya:(a)

Triangulasi sumber,(b) Triangulasi teknik pengumpulan data,(c) Triangulasi

Waktu. Peneliti dalam menyusun skripsi ini melalui tiga tahapan diantaranya

adalah(a) Tahapan Pra Lapangan,(b) Tahapan Pelaksanaan Penelitian,(c)Tahapan

Penyelesaian.

Page 6: PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA35C7C66AE4C613218F23B0... · Sumber data diperoleh dari hasil wawancara ... Triangulasi teknik

1 Anisa Nuraeni mahasiswa Universitas Negeri Malang

2 Suparlan Al Hakim dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

3 Siti Awaliyah dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Program penguatan nilai-nilai Pancasila melalui kegiatan seni karawitan

“Marem Gayeng” Desa Pagelaran Kabupaten Malang.

Seni karawitan “Marem Gayeng” desa Pagelaran mempunyai program

kegiatan sebagaimana telah dipaparkan pada paparan data yang diantaranya

mempunyai lima program dasar yang memuat nilai-nilai Pancasila. Sehingga

kegiatan tersebut juga digunakan sebagai wadah atau sarana dalam penguatan

nilai-nilai Pancasila melalui seni karawitan “Marem Gayeng”. Kelima program

tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :(1) pembinaan konsentrasi terhadap

pengrawit, dengan target menanamkan sikap selalu konsentrasi untuk

membimbing dan membantu penjernihan pikiran pengrawit agar tertuju kepada

Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hal ini adalah penguatan nilai Ketuhanan Yang

Maha Esa;(2) Pembinaan toleransi dan kedisiplinan terhadap pengrawit dengan

target menumbuhkan rasa kesetiakawanan terhadap sesama pengrawit sebagai

program kegiatan yang digunakan sebagai penguatan nilai kemanusiaan yang adil

dan beradab;(3) Pelatihan teknik dan pola permainan instrumen gamelan dengan

target memberikan pengenalan terhadap pengrawit dari sisi instrumen gamelan

merupakan gambaran bahwa perbedaan dapat diselaraskan dan membentuk satu

kesatuan.(4) Pelatihan garap gending iringan wayang kulit oleh dalang cilik. ;(5)

Variasi posisi pengrawit dengan target membentuk pengrawit yang serba

bisa(profesional). Dalam hal ini dapat menguasai semua instrumen musik yang

ada. Fungsi dengan diadakannya variasi posisi ini adalah untuk menghasilkan

suatu pemerataan antar pengrawit. Ini merupakan program yang memperkuat nilai

keadilan sosial.

Pelaksanaan program seni karawitan “Marem Gayeng” Desa Pagelaran

Kabupaten Malang dalam penguatan nilai-nilai Pancasila.

Page 7: PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA35C7C66AE4C613218F23B0... · Sumber data diperoleh dari hasil wawancara ... Triangulasi teknik

1 Anisa Nuraeni mahasiswa Universitas Negeri Malang

2 Suparlan Al Hakim dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

3 Siti Awaliyah dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

Proses pelaksanaan progran kegiatan seni karawitan “Marem Gayeng”

dilakukan sebagaimana untuk menguatkan nilai-nilai Pancasila yaitu :(1) Program

petama yang membahas tentang pembinaan konsentrasi fisik dan batin yang

dengan tujuan agar pengrawit dalam memainkan seni karawitan terfokus pada

perenungan dan penjernihan batin agar terfokus pada Tuhan Yang maha Esa

walaupun di awal sebelum dimulainya kegiatan latihan sudah berdo’a;(2) Program

kedua tentang pembinaan toleransi dan kedisiplinan terhadap pengrawit adah

untuk membina rasa kesetiakawanan antar pengrawit.

Temuan tersebut sesuai dengan pendapat Purwadi dan Afendy yang

dikutip oleh Astuti(2013:16) yang menyatakan bahwa orang yang berkecimpung

dalam dunia karawitan, rasa setia kawan tumbuh, tegur sapa halus, tingkah laku

sopan. Semua itu karena jiwa seseorang sehalus gending-gending;(3) dalam

program pelatihan teknik dan pola permainan instrumen gamelan selain untuk

mengenalkan bahwa cara memainkan instrumen gamelan satu berbeda dengan

memainkan instrumen gamelan lainnya. Akan tetapi itu merupakan pelatihan

dasar, dan pelatihan teknik permainan instrumen gamelan pada tingkatan

berikutnya adalah untuk membahas tentang materi gending Jawa

Timuran(Malangan atau Ngetanan) dan Jawa Tengahan(Ngulonan). Pada program

ketiga dengan penguatan nilai Persatuan Indonesia ini juga memberikan suatu

pesan bahwa perbedaan gaya gending dalam seni karawitan bukanlah sebagai

pemisah melainkan suatu identitas dan karakter dari berbagai daerah sebagai suatu

keberagaman yang dapat menyatukan Indonesia.

Temuan tentang gending Jawa Timuran dan jawa tengahan sebagai

identitas dan karakter daerah ini sesuai dengan pendapat Waridi(2006:133) yang

menyatakan bahwa kata pola berarti telah menunjuk pada sebuah aturan yang

dengan sengaja dipilih dan diseleksi oleh komunitas di suatu wilayah budaya

untuk mencerminkan identitas suatu kelompok masyarakat atau budayanya.

Page 8: PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA35C7C66AE4C613218F23B0... · Sumber data diperoleh dari hasil wawancara ... Triangulasi teknik

1 Anisa Nuraeni mahasiswa Universitas Negeri Malang

2 Suparlan Al Hakim dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

3 Siti Awaliyah dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

Konsep gaya semacam itu pada realitas kehidupan karawitan tercermin dalam

karawitan Jawa gaya Surakarta, gaya Yogyakarta, gaya Semarangan, gaya

banyumasan, gaya Sunda, gaya Cinjuran, gaya Bali Utara, gaya Bali Selatan, gaya

Jawa-timuran, gaya Banyuwangèn, gaya Malangan, dan sebagainya;(4)Pelatihan

garap gending iringan wayang kulit oleh dalang cilik sebagai hasil dari

musyawarah antara pengasuh dan pelatih yang kemudian dalam realitanya

memberikan gambaran bahwa tendapat praktik demokratisasi dalam instrumen

gamelan atau seni karawitan itu sendiri.

Temuan tentang garap gending iringan wayang kulit ini sesuai dengan

pendapat Supanggah(2007:3) yang menyatakan bahwa garap merupakan suatu

“sistem” atau rangkaian kegiatan dari seseorang dan/ atau berbagai pihak, terdiri

daribeberapa tahapan atau kegiatan yang berbeda, masing-masing bagian atau

tahapan memiliki dunia dan cara kerjanya sendiri yang mandiri, dengan peran

masing-masing mereka bekerja sama bekerja bersama dalam satu kesatuan, untuk

menghasilkan sesuatu, sesuai dengan maksud, tujuan atau hasil yang ingin

dicapai.(5) Variasi posisi pengrawit ini ada untuk menciptakan pemerataan antar

pengrawit dan membentuk pengrawit menjadi seniman yang menguasai semua

instrumen gamelan.

Berkaitan dengan pelaksanaan program, Bapak Pitoyo selaku pelatih seni

karawitan “Marem Gayeng” tidak mentarget secara khusus seberapa lama

pengrawit harus bisa menguasai materi-materi yang diajarkan. Jika mereka tidak

membutuhkan waktu yang lama untuk menguasai satu materi maka akan

diberikan materi baru dengan tingkatan yang menyesuaikan.

Menurut pendapat penulis, peaksanaan program yang dilakukan oleh seni

karawitan “Marem Gayeng” Desa Pagelaran Kabupaten Malang sangat bagus dan

mudah sekali untuk diikuti oleh pengrawit. Walaupun sedikit banyak juga ada

kesulitan tetapi mereka segera melakukan interaksi langsung dengan pengrawit.

Page 9: PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA35C7C66AE4C613218F23B0... · Sumber data diperoleh dari hasil wawancara ... Triangulasi teknik

1 Anisa Nuraeni mahasiswa Universitas Negeri Malang

2 Suparlan Al Hakim dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

3 Siti Awaliyah dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

Dengan demikian, dari proses pelaksanaan program kegiatan seni karawitan

“Marem Gayeng” ini mempererat dan mendekatkan ikatan antara sesama

pengrawit dan pelatih.

Kendala yang dihadapikegiatansenikarawitan “MaremGayeng”

DesaPagelaranKabupaten Malang dalampenguatannilai- nilaiPancasila.

Dalam pemberian materi serta pelaksanaan program yang dibuat oleh seni

karawitan “Marem Gayeng” Desa Pagelaran Kabupaten Malang, terdapat dua

kendala yang pernah dihadapi. Diantaranya(1) adanya konflik tertutup antara

pengasuh seni karawitan “Marem Gayeng” yaitu Bapak Priono dengan pihak

sekolah yang dulunya adalah tempat sekolah para pengrawit junior. Dalam konflik

tersebut terdapat sedikit perselisihan tentang tidak adanya dukungan yang bersifat

keberlangsungan dan kesuksesan seni krawitan yang menjeaskan bahwa pihak

sekolah mendukung seni karawitan ini hanya bersifat abal-abal. Menurut Bapak

Priono segala sesuatu untuk mencapai sebuah kesuksesan harus berani berkorban,

dan seni karawitan yang dulunya sangat berkembang dan mampu menjadikan

nama baik sekolah dikenal tidak diimbangi dengan simbiosis mutualisme dari

pihak sekolah. Ketika mengadakan suatu pensi, pihak sekolah tidak mau

mengeluarkan sedikit sumbangan dana. Dalam hal ini kendalanya adalah

“Jerbasuki Mawa Bea”.(2) sedangkan untuk kendala kedua adalah intensitas

kehadiran pengrawit. Pengrawit yang mengikuti kegiatan seni karawitan “Marem

Gayeng” sekarang banyak yang tidak aktif karena untuk pengrawit junior mereka

ada yang bersekolah di luar kota sehingga jarak tempuh yang jauh menjadi sulit

dijangkau saat latihan. Sedangkan untuk pengrawit senior kendalanya ketika

jadwal mereka latihan bertepatan dengan jadwal pementasan(manggung) sehingga

ini menjadi kendala yang harus segera ditanggulangi. Karena pengrawit

merupakan pelaku bagi berjalannya suatu seni karawitan.

Page 10: PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA35C7C66AE4C613218F23B0... · Sumber data diperoleh dari hasil wawancara ... Triangulasi teknik

1 Anisa Nuraeni mahasiswa Universitas Negeri Malang

2 Suparlan Al Hakim dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

3 Siti Awaliyah dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

Temuan tentang pentingnya tentang kehadiran pengrawit ini sesuai dengan

pendapat Waridi(2006:48)yang menyatakan bahwa salah satu fungsi

pengrawit(musisi gamelan) adalah sebagai penyokong. Dari pendapat Bapak

Waridi menjelaskan kembali bahwa kehadiran pengrawit sangat penting karena

penggerak dalam memainkan gamelan.

Menurut pendapat penulis, tentang adanya konflik tertutup dan intensitas

kehadiran pengrawit yang sering absen ketika latihan, merupakan faktor buruk

yang akan mempengaruhi dalam segi keberlangsungan seni juga menghambat

kesenian ini untuk terus berkembang dalam seni karawitan “Marem Gayeng”.

Karena seni karawitan dapat dikatakan seni karawitan apabila semua instrumen

gamelan dibunyikan secara bersama dengan pola dan tekniknya masing-masing

untuk memainkan sebuah gending yang diinginkan. Dan yang terjadi pada seni

karawitan “Marem Gayeng” ini sangat disayangkan mengingat potensi yang

dimiliki oleh pengrawit sangat bagus.

Upayamenyelesaikankendala yang dihadapiolehkegiatansenikarawitan

“MaremGayeng” DesaPagelaranKabupaten Malang dalampenguatannilai-

nilaiPancasila.

Kendala yang dihadapi oleh seni karawitan “Marem Gayeng” Desa

Pagelaran Kabupaten Malang sangat kompleks sehingga harus segera

ditanggulangi. Menurut Bapak Pitoyo untuk menanggulangi kendala yang ada

sebenarnya dikembalikan lagi kepada individu masing-masing sejauh mana

mampu mempertahankan, mempelajari serta melestarikan budaya warisan nenek

moyang ini. Sehubungan dengan pendapat Bapak Pitoyo, Bapak Priono selaku

pengasuh akan membuat upaya menyelesaikan kendala(1) Suatu kegiatan

sarasehan yang di dalamnya khusus untuk mengupas tentang seni karawitan dan

sebagainya yang berhubungan dengan kaawitan. Dari kegiatan ini diharapkan

akan ada pertanyaan-pertanyaan yang menambah pengetahuan bagi pengrawit dan

Page 11: PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA35C7C66AE4C613218F23B0... · Sumber data diperoleh dari hasil wawancara ... Triangulasi teknik

1 Anisa Nuraeni mahasiswa Universitas Negeri Malang

2 Suparlan Al Hakim dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

3 Siti Awaliyah dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

orang secara umum tentang makna tersembunyi dari seni karawitan. Sehingga jika

sudah mengetahui betapa pentingnya terus melestarikan budaya bangsa;(2)

Sedangkan untuk menanggulangi kendala yang kedua adalah dengan membuat

jadwal latihan baru yang digunakan untuk mengganti jam latihan yang sering

tidak lengkap personil pengrawitnya. Jam latihan ini diganti di hari lain dalam

sore hari dengan harapan tidak mengganggu jam belajar mereka karena proses

latihannya pada hari efektif mereka sekolah.

Dari usaha yang dilakukan oleh pihak pengasuh menunjukkan betapa

pentingnya latihan karawitan dan temuan ini sesuai dengan pendapat

Supanggah(2007:22) yang menyatakan bahwa latihan pada dasarnya bukan ajang

belajar karawitan dalam arti seperti yang terjadi pada kursus atau sekolah(formal)

kesenian. Latihan adalah penyajian klenenèngan dalam arti sesungguhnya namun

dalam suasana yang lebih santai, tidak resmi dan tidak terikat oleh aturan

protokoler maupun “waktu”. Pendapat Bapak Supanggah di atas menunjukkan

bahwa dengan seringnya dilatih atau pengulangan maka segala sesuatu yang

awalnya sulit menjadi terbiasa dan mudah.

Menurut pendapat penulis, penanggulangan yang diberikan pihak seni

karawitan “Marem Gayeng” sudah tepat karena memang hal tersebut yang harus

dilakukan agar seni karawitan tidak dipandang sebelah mata sebagai kegiatan

yang kuno melainkan kita juga perlu pengupasan agar kita semua tahu betapa

berharganya kesenian ini. Sedangkan untuk penanggulangan kendala yang kedua

tentang kehadiran pengrawit yang sering absen sudah tepat dengan menambah

jam latihan di hari lain karena latihan demi latihan akan menambah pengetahuan

dan ilmu baru yang akan membuat mereka semakin berkembang.

PENUTUP

KESMPULAN

Page 12: PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA35C7C66AE4C613218F23B0... · Sumber data diperoleh dari hasil wawancara ... Triangulasi teknik

1 Anisa Nuraeni mahasiswa Universitas Negeri Malang

2 Suparlan Al Hakim dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

3 Siti Awaliyah dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

Secara umum seni karawitan mempunyai program yang sama yaitu

pelestarian budaya dengan mengembangkan nilai kearifan lokal. Seni karawitan

“Marem Gayeng” Desa Pagelaran Kabupaten Malang mempunyai lima program

yang berkaitan dengan penguatan nilai-nilai Pancasila diantaranya adalah sebagai

berikut :(1) Pembinaan konsentrasi terhadap masing-masing individu pengrawit

sebagai pemain dan penikmat seni karawitan “Marem Gayeng”;(2) Pembinaan

toleransi dan kedisiplinan antar pengrawit pengrawit saat memainkan instrumen

gamelan untuk mencapai keteraturan;(3) Pelatihan teknik dan pola permainan

untuk setiap instrumen musik gamelan;(4) Pelatihan garap gending iringan

wayang kulit oleh Dalang cilik;(5) Variasi posisi pengrawit seni karawitan.

Kelima program di atas merupakan program seni karawitan yang dijadikan

sebagai cara untuk penguatan nila-nilai Pancasila pada seni karawitan “Marem

Gayeng” Desa Pagelaran Kabupaten Malang.

Pelaksanaan program dalam seni karawitan “Marem Gayeng”dilakukan

sebagaimana sudah tertulis dalam program kegiatan bahwa setiap program

mempunyai tujuan unuk membentuk generasi penerus dan seniman yang berjiwa

baik. Karena yang terkandung dalam nilai-nilai Pancasila mengajarkan kita untuk

menjadi manusia yang baik. Dalam hal ini diimplementasikan dalam potret

kesenian yaitu seni karawitan. Jika mampu mengupas secara mendalam tentang

gamelan dan Pancasila sebenarnya jika dihubungan saling sejalan. Dalam

Pancasila sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa dalam karawitan

penguatan tentang sila pertama juga dilakukan dengan cara berpikir tenang seiring

dengan alunan gending. Seseorang yang mampu mencapai tingkat kepekaan

setinggi itu akan merasakan penguatan tentang nilai Ketuhanan ini dengan

sebenarnya, begitu juga dengan nilai-nilai selanjutnya.

Kendala yang dihadapi seni karawitan “Marem Gayeng” ada dua yaitu

konflik tertutup antara pihak pengasuh seni karawitan dengan pihak sekolah yang

Page 13: PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA35C7C66AE4C613218F23B0... · Sumber data diperoleh dari hasil wawancara ... Triangulasi teknik

1 Anisa Nuraeni mahasiswa Universitas Negeri Malang

2 Suparlan Al Hakim dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

3 Siti Awaliyah dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

mana dulunya adalah tempat sekolah pengrawit asuhan Bapak Priono. Kendala

yang kedua adalah intensitas kehadiran pengrawit yang tidak bagus. Dalam arti

setiap latihan sering terjadi ketidak hadiran, bik itu pengrawit senior dan junior

yang diakibatkan proses latihan seni karawitan “Marem Gayeng” bertepatan

dengan acara atau urusan pribadi mereka.

Untuk mengatasi kendala dikembalikan lagi kepada setiap individu

masing-masing. Namun dari pihak seni karawitan “Marem Gayeng” menawarkan

solusinya dengan mengadakan suatu sarasehan untuk membahas tentang makna

seni karawitan. Sedangkan untuk mengatasi kendala kedua adalah dengan

membuat jadwal latihan tambahan di hari lain saat hari efektif tetapi menetapkan

waktu di sore hari agar tidak mengganggu jam belajar anak-anak(pengrawit

junior).

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran penulis adalah sebagai berikut :(1)

Untuk kelompok seni karawitan “Marem Gayeng” Desa Pagelaran Kecamatan

Pagelaran Kabupaten Malang seharusnya lebih melakukan pendekatan kepada

pengrawit agar lebih disiplin lagi saat latihan;(2) Untuk mayarakat setempat

sebaiknya ikut mendukung demi keberlangsungan kegiatan seni karawitan ini

dengan cara ikut meyakinkan anak muda agar mau mempelajari dan melestarikan

budaya asli Indonesia. Cara meyakinkan anak muda adalah dengan ikut

berpartisipasi dalam kegiatan karawitan;(3) Untuk remaja sebaiknya lebih antusias

lagi dalam mempelajari seni karawitan sebelum seni asli bangsa Indonesia ini

diakui oleh bangsa lain.

DAFTAR RUJUKAN

Fadlillah, Muhammad dkk. 2012. Pendidikan Karakter Anak usia Dini.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Page 14: PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA35C7C66AE4C613218F23B0... · Sumber data diperoleh dari hasil wawancara ... Triangulasi teknik

1 Anisa Nuraeni mahasiswa Universitas Negeri Malang

2 Suparlan Al Hakim dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

3 Siti Awaliyah dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter(Konsep dan Implementasi). Bandung:

Alfabeta.

Kêtêg, Redaksi. 2008. Jurnal Pengetahuan, Pemikiran & Kajian tentang “Bunyi”

Kêtêg. Surakarta : ISI Press Surakarta.

Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Priyatno, Bambang Sidik. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : CV Bina

Pustaka.

Puji Astuti, Dwi. 2013. Penanaman Sikap dan Perilaku Cinta Tanah Air Melalui

Kegiatan Ekstrakuikuler Seni Karawitan di SMPN 5 Malang. Skripsi tidak

diterbitkan Malang. FIS Universitas Negeri Malang.

Saukah, Ali dkk.2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang : Universitas

Negeri Malang.

Soetandyo. 2002. Kamus Istilah Karawitan. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Sudarsono. 2008. Ilmu Filsafat( Suatu Pengantar). Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabetha.

Supanggah, Rahayu. 2007. Bothèkan Karawitan II : Garap. Surakarta : ISI Press

Surakarta.

Waridi. 2006. Karawitan Jawa Masa Pemerintahan PB X : Perspektif Historis

dan Teoretis. Surakarta: ISI Press Solo.