pengukuran daya kelompok 3
TRANSCRIPT
PENGUKURAN DAYA
A’yuni Makhzun1 Bamas Hidayaturrahman
2 Jaka Adhy W.
3 Rian Fajar Septiyadi
4
33321210161 3332122575
2 3332121291
3 3332120206
4
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
[email protected] [email protected]
2
[email protected] [email protected]
4
I. Abstrak
Pengukuran daya adalah suatu
metode untuk mengetahui besarnya
daya / energi listrik yang digunakan
pada rangkaian rangkaian listrik suatu
alat elektronik, pengukuran daya dibagi
menjadi 2, yaitu:
1. Pengukuran Daya pada rangkaian
DC (Direct Current)
2. Pengukuran Daya pada rangkaian
AC (Alternating Current)
Salah satu metode yang
digunakan untuk pengukuran daya
yaitu metode volt-amperemeter, yaitu
dengan memasang voltmeter secara
paralel dan amperemeter secara seri.
II. Pendahuluan
Dalam sebuah rangkaian
listrik,daya didefinisikan sebagai laju
energi yang dihantarkan atau kerja
yang dilakukan per satuan waktu.
Dalam pengukuran daya, ada 2 metode
yaitu:
1. Metode Pengukuran Daya Secara
Tidak Langsung
Ada dua jenis pengukuran daya
menggunakan metode pengukuran tak
langsung, ditinjau dari letak kedua alat
ukur, yaitu ampermeter dan voltmeter.
Voltmeter dipasang sebelum
ampermeter.Voltmeter dipasang setelah
Ampermeter.
2. Metode Pengukuran Daya Secara
Langsung
Pengukuran daya listrik secara
langsung adalah dengan menggunakan
voltmeter. Namun disini, akan dibahas
mengenai penggunaan wattmeter.
Wattmeter adalah instrumen pengukur
daya listrik yang pembacaannya dalam
satuan watt dimana merupakan
kombinasi voltmeter dan amperemeter.
Dalam pengoperasiannya harus
memperhatikan petunjuk yang ada pada
manual book atau tabel yang tertera
pada voltmeter.
III. Landasan Teori
3.1 Pengertian Dasar
Proses pengukuran dalam
sistem pengukuran listrik merupakan
salah satu prosedur standar yang harus
dilakukan. Karena melalui pengukuran
akan diperoleh besaran-besaran yang
diperlukan, baik untuk pengambilan
keputusan dan instrumen kontrol
maupun hasil yang diinginkan oleh
seorang user. Kepentingan alat-alat
ukur dalam kehidupan kita tidak dapat
disangkal lagi. Hampir semua alat
ukur berdasarkan energi elektrik,
karena setiap kuantitas fisis mudah
dapat diubah kedalam kuantitas
elektrik, seperti tegangan, arus,
frekuensi, perputaran dan lain-lainnya.
Misalnya : temperatur yang dulu diukur
dengan sebuah termometer air- raksa
sekarang dapat diukur dengan
thermocople.
Sifat dari pengukuran itu dibagi dalam:
1. Indication, menyatakan,
menunjukkan, alat semacam ini
tidak tergantung pada waktu;
2. Recording, mencatat, menyimpan,
merekam, alat ini dipergunakan
bila pengukuran berubah dengan
perubahan waktu;
3. Integrating, menjumlahkan, alat i
ni dipakai bila konsumsi energi
elektrik selama beberapa waktu
waktu diperlukan.
3.2 Macam-Macam Alat Ukur
Elektrik
Macam-macam alat ukur
elektrik itu dapat dikelompokkan
berdasarkan pada :
(1). Kuantitas yang diukur :
1. untuk mengukur besaran arus
dipakai Ampere meter
2. untuk mengukur besaran
tegangan dipakai Volt meter,
3. untuk mengukur besaran resis
tans dipakai : ohm meter atau
Jembatan resistans,
4. untuk mengukur besaran daya
dipakai Watt meter
5. untuk mengukur besaran energi
dipakai Watt-jam meter
6. untuk mengukur besaran
frekuensi dipakai Frekuensi
meter
7. untuk mengukur besaran faktor
kerja dipakai cos. meter
(2). Macamnya arus :
1. Alat-alat dibagi dalam alat ukur
Arus Searah, alat ukur Arus
Bolak Balik, alat ukur Arus
Searah/ Arus Bolak Balik.
(3). Ketelitian :
Batas ketelitian dari alat ukur
merupakan disini dasar
pengelompokkannya :
Ketelitian yang tinggi yang
diperlukan untuk penelitian,
yaitu kelas : 0,1; 0,2;0,5;
Alat ukur untuk industri : 1;
1,5; 2,5; 5.
IV. Pembahasan
4.1 Pengukuran Daya Rangkaian AC
Dengan Amperemeter
Pengukuran Daya Rangkaian
AC dapat dilakukan menggunakan
kombinasi volt meter dan amper meter
yang dikombinasikan. Secara teori
daya rangkaian AC merupakan daya
rata-rata pada rangkaian listrik tersebut.
Dalam arus bolak-balik daya yang ada
setiap saat berubah sesuai dengan
waktu. Daya dalam arus bolak-balik
merupakan daya rata-ratanya. Jika
sedang dalam kondisi steady state, daya
yang ada pada saat itu dirumuskan :
P = V . I
Dimana :
P = merupakan harga daya saat itu,
V = tegangan
I = arus
Jika sinyalnya adalah sinusoidal,
maka arus akan tertinggal dengan
tegangan dalam fasanya dengan sudut
?, kemudian:
Maka besarnya daya adalah sebagai
berikut :
Jika
Sehingga di peroleh:
Daya rata-rata untuk setiap periode
adalah:
Dimana V dan I merupakan harga rms
dari tegangan dan arus. Cos?
merupakan faktor daya dari beban. Dari
hasil yang diperoleh didapatkan bahwa
faktor daya (cos f) berpengaruh dalam
penentuan besarnya daya dalam sirkit
AC, ini berarti bahwa wattmeter harus
digunakan dalam pengukuran daya
dalam sirkuit AC sebagai pengganti
Ampermeter dan Voltmeter.
4.2 Metoda 3 Voltmeter Dan Metode
3 Ampermeter
Daya satu fasa dapat diukur
dengan menggunakan 3 Voltmeter atau
3 Ampermeter. Gambar dibawah
memperlihatkan pengukuran daya
dengan menggunakan metode tersebut.
Gambar 4.1 Metoda 3 Voltmeter Dan
Metode 3 Ampermeter
Dalam metoda tiga Voltmeter, masing-
masing alat pengukur volt
menunjukkan V1, V2 dan V3, maka:
Dalam menggunakan metode tiga
Ampermeter, masing-masing alat
pengukur amper menunjukkan I1, I2,
I3 maka:
4.3 Pengukuran Daya Rangkaian DC
Metode Voltmeter-Amperemeter
Daya pada rangkaian arus
searah (DC, Direct Current) dapat
diukur menggunakan alat ukur
tegangan (Volt) dan alat ukur arus
(Ampere) yang dihubungkan seperti
pada gambar dibawah. Dalam
pengukuran daya listrik arus searah
(DC) perlu diperhatikan dan
diperhitungkan rugi daya yang terjadi
oleh penggunaan alat ukur pada
rangkaian DC yang diukur. Metode
Pengukuran Daya Pada Rangkaian DC
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.2 Pengukuran Daya
Rangkaian DC Dengan Metode
Voltmeter-Amperemeter.
Misalkan, bila beban adalah R,
tegangan beban adalah V dan arus
beban adalah I, sedangkan volt meter
dan amper meter mempunyai tahanan
dalam Rv dan Ra. Tegangan pada volt
meter adalah Vv dan arus pada amper
meter adalah Ia . Dengan
mempergunakan rangkaian pada
gambar diatas, akan didapatkan :
Dimana:
Sehingga daya yang akan di ukur
adalah:
sehingga menjadi
Dengan cara yang sama dari gambar
rangkaian pengukuran daya rangkaian
DC diatas maka besarnya daya adalah
sebagai berikut :
Terdapat 2 (dua) cara dalam
menghubungkan alat ukur dalam
pengukuran daya pada rangkaian DC
seperti ditunjukan pada gambar diatas.
Pada gambar pertama ampere meter
terhubung dengan beban dan volt
meter. Sehingga volt meter tidak hanya
mengukur tegangan pada beban, tetapi
mengukur juga tegangan yang drop
oleh ampere meter. Jika Ra adalah
tahanan internal ampere meter maka
drop tegangan yang terjadi pada
ampere meter adalah.
Konsumsi daya pada beban adalah:
Pada gambar ke-dua pada gambar
pengukuran daya diatas volt meter
terhubung antara beban dan ampere
meter. Maka ampere meter tidak hanya
menunjukan pengukuran arus pada
beban saja, tetapi juga menunjukan
arus yang mengalir melalui volt meter
sebagai berikut.
dimana Rv adalah resistansi internal
pada volt meter. Sehingga daya beban
adalah :
Dalam kedua kasus diatas, daya yang
ditunjukkan oleh alat ukur atau
instrumen sama dengan konsumsi daya
pada beban ditambah konsumsi daya
alat ukur. Untuk memperoleh besarnya
daya pada beban, perlu dilakukan
koreksi pada kerugian daya yang
disebabkan oleh alat ukur. Dalam
kondisi normal nilai kerugian daya
pada alat ukur cukup kecil bila
dibandingkan dengan daya beban.
Bagaimanapun juga ampermeter dan
voltmeter akan membebani rangkaian
yang dapat menyebabkan kesalahan
dalam pengukuran daya pada rangkaian
DC.
4.4 Pengukuran Daya Dengan
Wattmeter
Alat ukur ini untuk mengetahui
besarnya daya nyata (daya aktif). Pada
wattmeter terdapat spoel/belitan arus
dan spoel/belitan tegangan, sehingga
cara penyambungan wattmeter pada
umumnya merupakan kombinasi cara
penyambungan voltmeter dan
amperemeter pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.3 Rangkaian Pengukuran
Daya Dengan Wattmeter
V. Kesimpulan
Pengukuran daya adalah suatu
metode untuk mengetahui besarnya
daya / energi listrik yang digunakan
pada rangkaian rangkaian listrik suatu
alat elektronik, pengukuran daya dibagi
menjadi 2, yaitu:
1. Pengukuran Daya pada rangkaian
DC (Direct Current)
2. Pengukuran Daya pada rangkaian
AC (Alternating Current)
Metode yang dapat digunakan
untuk pengukuran daya bermacam-
macam diantaranya:
1. Pengukuran Daya Rangkaian AC
Dengan Amperemeter
2. Pengukuran Daya Rangkaian DC
Metode Voltmeter-Amperemeter
3. Pengukuran Daya Dengan
Wattmeter
Perbedaan metode di atas yaitu posisi
pemasangan voltmeter & amperemeter.
Dari pembahasan di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa jika sebuah
rangkaian yang diukur dengan berbagai
metode atau cara pengukuran untuk
mencari nilai daya rata-rata maka hasil
yang didapatkan akan sama dari
metode tersebut begitupun sebaliknya.
Dari keadaan ini dapat terjadi
perbedaan nilai daya antara rangkaian
paralel dan rangkaian seri.
VI. Referensi
http://electrozone94.blogspot.com/2013
/08/metode-pengukuran-
listrik_6952.html
http://elektronika-dasar.web.id/teori-
elektronika/pengukuran-daya-
rangkaian-
ac/#chitika_close_button
http://elektronika-
dasar.web.id/tutorial/pengukuran-
daya-rangkaian-
dc/#chitika_close_button
http://erens25.blogspot.com/2013/02/pe
ngukuran-daya-tak-langsung-
dengan.html
http://fisikahappy.wordpress.com/2011/
12/10/pengukuran-daya-listrik/
VII. Biodata Penulis
1. Nama : A’yuni Makhzun
NPM : 3332121016
Email : [email protected]
2. Nama : Bamas Hidayaturrahman
NPM : 3332122575
Email : [email protected]
3. Nama : Jaka Adhy Wicaksana
NPM : 3332121291
Email : Jaka_Adhy_Wicaksana
@Rocketmail.com
4. Nama : Rian Fajar Septiyadi
NPM : 3332120206
Email : [email protected]