pentingnya kepemimpinan presiden ideal dalam pemilu 2014
DESCRIPTION
Pentingnya kepemimpinan presiden ideal dalam pemilu 2014TRANSCRIPT
MAKALAH
MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
PENTINGNYA KEPEMIMPINAN PRESIDEN YANG IDEAL
DALAM PEMILU 2014
Dosen pengampu : Drs. Sigit Dwi Kusrahmadi, M.Si
Disusun oleh:
Restu Waras Toto (IC / 13108241031)
Syamsudin Nur Asyhari (IC / 13108241086)
Adiza Belva Hendrakusuma (IC / 13108244011)
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2013
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’allaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyusun makalah ini
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi mata kuliah pendidikan
pancasila. Selama menyusun makalah ini, kami tidak lepas dari bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Sigit Dwi Kusrahmadi, M.Si selaku dosen mata kuliah
pendidikan pancasila.
2. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan.
3. Teman-teman serta pihak lain yang telah membantu sehingga penyusunan
tugas ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun demi
mencapai suatu karya yang lebih baik. Kami juga berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamu’allaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yogyakarta, 2 November 2013
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Definisi kepemimpinan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia), kepemimpinan merupakan proses memengaruhi atau memberi
contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan
organisasi yang terstruktur dan memiliki hierarki birokrasi yang jelas.
Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk
bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok (George P
Terry, 1989).
Pemerintahan perwakilan rakyat yang representatif, dengan sistem
pemisahan kekuasaan secara tegas, atau sistem presidensial. Pemisahan
antara kekuasaan eksekutif dan kekuasaan legislatif diartikan bahwa
kekuasaan eksekutif itu dipegang oleh suatu badan atau organisasi yang
didalam menjalankan tugas eksekutif itu tidak bertanggung jawab kepada
badan perwakilan rakyat. Presiden memegang kekuasaan eksekutif
bersama wakil presiden dan menteri-menteri. Presiden merupakan
organisasi yang hanya terdiri atas seorang individu yang memegang kunci
kepemerintahan suatu negara republik. Sifat kepemimpinan yang tangguh
dan mumpuni harus dimiliki oleh setiap pejabat negara termasuk presiden
Indonesia. Indonesia sebagai negara yang menganut sistem pemerintahan
presidensil memiliki presiden yang merangkap sebagai kepala negara
sekaligus sebagai kepala pemerintaan. Presiden yang masih menjabat
adalah memiliki peran simbolik yang sangat vital terhadap roda perputaran
kegiatan kepemerintahan.
3
Setiap warga negara berhak menjadi presiden jika memenuhi
kualifikasi menurut UU No. 42 Tahun 2008 berikut ini.
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah
menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri
3. Tidak pernah mengkhianati negara, serta tidak pernah
melakukan tindak pidana korupsi dan tindak pidana berat
lainnya
4. Mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas
dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden
5. Bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia
6. Telah melaporkan kekayaannya kepada instansi yang
berwenang memeriksa laporan kekayaan penyelenggara negara
7. Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan
dan/atau secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya
yang merugikan keuangan negara
8. Tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan
9. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela
10. Terdaftar sebagai Pemilih
11. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah
melaksanakan kewajiban membayar pajak selama 5 tahun
terakhir yang dibuktikan dengan Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi
12. Belum pernah menjabat sebagai Presiden atau Wakil Presiden
selama 2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama
4
13. Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita
Proklamasi 17 Agustus 1945
14. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara 5 (lima) tahun atau lebih
15. Berusia sekurang-kurangnya 35 (tiga puluh lima) tahun
16. Berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Menengah Atas
(SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain
yang sederajat
17. Bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis
Indonesia, termasuk organisasi massanya, atau bukan orang
yang terlibat langsung dalam G.30.S/PKI
18. Memiliki visi, misi, dan program dalam melaksanakan
pemerintahan negara Republik Indonesia
Presiden sebagai kepala pemerintahan tertuang dalam UUD 1945
yang berbunyi ‘Presiden dibantu oleh wakil presiden dan menteri-menteri
dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-
tugas pemerintah sehari-hari.’
Presiden sebagai kepala Negara seperti yang tertuang dalam UUD
1945 yaitu
1. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat,
Angkatan Laut, dan Angkatan Udara (Pasal 10).
2. Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) (Pasal 5 Ayat 1).
5
3. Presiden melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan
atas RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU menjadi UU
(Pasal 20 Ayat 2 dan).
4. Mengajukan Rangcangan Undang-Undang APBN untuk
dibahas bersama DPR agar bisa menjadi Undang-Undang
(Pasal 23 Ayat 2)
5. Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
(dalam kegentingan yang memaksa ( Pasal 22 Ayat 1 )
6. Menetapkan Peraturan Pemerintah ( Pasal 5 Ayat 2 )
7. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri ( Pasal 17
Ayat 2 )
8. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian
dengan negara lain dengan persetujuan DPR ( Pasal 11 Ayat 1)
9. Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan
DPR ( Pasal 11 Ayat 2 )
10. Menyatakan keadaan bahaya ( Pasal 12 )
11. Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta,
Presiden memperhatikan pertimbangan DPR ( Pasal 13 Ayat 1
dan 2 )
12. Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan DPR ( Pasal 13 Ayat 3 )
13. Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung ( Pasal 14 Ayat 1 )
6
Peran presiden begitu sentral dalam keberlangsungan negara.
Kompleksitas wewenang yang ada harus dilaksanakan dengan skill
kepemimpinan yang dimiliki oleh presiden. Pemilihan presiden
dilaksanakan melalui rangkaian pemilihan umum yang serentak
dilaksanakan di seluruh nusantara dan dilaksanakan setiap 5 tahun sekali.
Asas dari pemilu adalah langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
Melalui pemilu inilah masyarakat memilih presiden yang memiliki
kepemimpinan yang memadai
2. PERMASALAHAN
Penyaji mencoba menganalisis permasalahan tentang
kepemimpinan presiden yang ideal dalam pemilu 2014 :
1. Bagaimana kepemimpinan presiden yang ideal dalam pemilu
2014?
2. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memaparkan
kepemimpinan presiden yang ideal dalam pemilu 2014.
7
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah 68 tahun merdeka
telah mencatat pergantian masa kepresiden sebanyak 6 kali, mulai dari
kepemimpinan sang proklamator sekaligus sebagai presiden pertama Republik
Indonesia yaitu Ir. Soekarno.
Soekarno setelah 11 tahun berkuasa kemudian digantikan oleh Soeharto
melalui surat perintah yang sangat terkenal yaitu Surat Perintah Sebelas Maret
yang ditulis oleh Soekarno kepada Soeharto. Presiden Soeharto kemudian
menjabat selama 32 tahun masa kepemimpinan, semasa kepemimpinan Soeharto
pembangunan terjadi sangat pesat di segala bidang melalui program PELITA serta
prestasi Indonesia yang berhasil melakukan swasembada pangan pada tahun 1984
sehingga mendapatkan penghargaan dari FAO, lembaga pangan dunia. Akan
tetapi, korupsi mulai merongrong di berbagai jenjang kepemerintahan dan
dwifungsi abri mulai diangkat ke public sebagai alasan untuk mempertahankan
hegemoni kekuasaan Soeharto. Sampai akhiranya pada 21 Mei 1998 rakyat,
mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat serentak untuk menuntut Soeharto
turun dari jabatannya setelah 32 tahun berkuasa.
Berakhirnya kekuasaan Soeharto lengser pada tahun 1998 yang menandai
mulainya era Reformasi. Beliau digantikan oleh B. J. Habibie yang merupakan
wakil presiden saat itu. Sesuai dengan Pasal 8 UUD 1945 "bila Presiden mangkat,
berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia
diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya". Pada era pemerintahannya
ia berhasil memberikan landasan kokoh bagi Indonesia, pada eranya dilahirkan
UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU Partai Politik dan
yang paling penting adalah UU otonomi daerah. Melalui penerapan UU otonomi
daerah inilah gejolak disintergrasi yang diwarisi sejak era Orde Baru berhasil
diredam dan akhirnya dituntaskan di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono,
tanpa adanya UU otonomi daerah bisa dipastikan Indonesia akan mengalami nasib
sama seperti Uni Soviet dan Yugoslavia. Akan tetapi masa kepemimpinan Habibie
8
hnya 16 bulan saja. B.J. Habibie mengundurkan diri pada 20 Oktober 1999 karena
pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR.
MPR kemudian berkumpul dan mulai memilih presiden baru.
Abdurrahman Wahid kemudian terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-4 dengan
373 suara, sedangkan Megawati hanya 313 suara. Karena tidak senang calon
mereka gagal memenangkan pemilihan, pendukung Megawati mengamuk dan
Gus Dur menyadari bahwa Megawati harus terpilih sebagai wakil presiden.
Setelah meyakinkan jendral Wiranto untuk tidak ikut serta dalam pemilihan wakil
presiden dan membuat PKB mendukung Megawati, Gus Dur pun berhasil
meyakinkan Megawati untuk ikut serta. Pada 21 Oktober 1999, Megawati ikut
serta dalam pemilihan wakil presiden dan mengalahkan Hamzah Haz dari PPP.
Namun ketika hamper 2 tahun memimpin, Presiden Abdurrahman Wahid
memimpin Indonesia hingga 2001 karena dicabut mandatnya oeh MPR.
Megawati Soekarnoputri tidak harus menunggu lima tahun untuk
menggantikan posisi Presiden Abdurrahman Wahid, setelah Sidang Umum 1999
menggagalkannya menjadi Presiden. Sidang Istimewa MPR pada 23 Juli 2001
telah menaikkan statusnya menjadi Presiden, setelah Presiden Abdurrahman
Wahid dicabut mandatnya oleh MPR RI.
Melalui pemilu 2004, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terpilih sebagai
presiden periode 2004-2009. Beliau adalah purnawirawan TNI yang diusung oleh
Partai Demokrat. SBY kembali terpilih pada pemilu 2009 dan kembali menjabat
untuk periode kedua hingga tahun 2014 mendatang. Masa pemerintahan
Megawati ditandai dengan semakin menguatnya konsolidasi demokrasi di
Indonesia, dalam masa pemerintahannyalah, pemilihan umum presiden secara
langsung dilaksanakan dan secara umum dianggap merupakan salah satu
keberhasilan proses demokratisasi di Indonesia. Megawati mengalami kekalahan
(40% - 60%) dalam pemilihan umum presiden 2004 tersebut dan harus
menyerahkan tonggak kepresidenan kepada Susilo Bambang Yudhoyono mantan
Menteri Koordinator pada masa pemerintahannya.
9
Susilo Bambang Yudhoyono atau kerap dipanggil SBY merupakan
Presiden Indonesia pertama yang menyelesaikan masa kepresidenan selama 5
tahun dan berhasil terpilih kembali untuk periode kedua. Kolusi, Korupsi, dan
Nepotisme (KKN) sebagai prioritas penting dalam kepemimpinannya selain kasus
terorisme global. Penanggulangan bahaya narkoba, perjudian, dan perdagangan
manusia juga sebagai beban berat yang membutuhkan kerja keras bersama
pimpinan dan rakyat. Di masa jabatannya, Indonesia mengalami sejumlah bencana
alam seperti gelombang tsunami, gempa bumi, dll. Semua ini merupakan
tantangan tambahan bagi Presiden yang masih bergelut dengan upaya memulihkan
kehidupan ekonomi negara dan kesejahteraan rakyat. Massa kepemerintahan
periode kedua presiden SBY akan berakhir pada tahun 2014 mendatang.
Keenam tokoh tersebut sudah menjadi patokan bagi kita untuk
menentukan bagaimana kriteria pemimpin yang baik di masa depan. Karakter
kepemimpinan mereka adalah suatu acuan bagi pemimpin-pemimpin di masa
depan untuk mengambil kebijakan yang efektif dan tepat terhadap program-
program pemerintahan pusat. Pemilu 2014 sudah di depan mata dan saatnya
bangsa Indonesia
Syarat menjadi presiden itu tidaklah mudah, disamping kemapanan ilmu
dan pengalaman, mental sebagai pemimpin juga sangat dibutuhkan. Saat ini
rakyat Indonesia mulai mengenal figur calon-calon presiden yang sudah mulai
mempropagandakan diri dengan mengumbar janji-janji di seantero media massa.
Siapapun yang terpilih di 2014 harus mengadakan pembaharuan dan perbaikan
atas kepemerintahan periode 2009-2014. Pihak manapun belum bisa menilai figur
seperti apa yang kelak terpilih sebagai presiden di 2014 –dan bagaimana sifat
kepemimpinan mereka, apakah ia akan menjadi pemimpin yang memandang
sebelah mata rakyat yang ia pimpin, amanat penderitaan rakyat, atau ia akan
mampu menjadi pemimpin yang bijak dan mengabdi sepenuh-penuhnya untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang dipimpinnya
Kita membutuhkan pemimpin yang memiliki kriteria-kriteria ideal untuk
situasi paling mendesak yang dihadapi bangsa ini, serempak kriteria tersebut harus
berlaku juga, doable dan applicable dalam meniti masa depan bangsa ini jauh ke 10
depannya. Membawa bangsa ini melewati tahun-tahun kelam maupun tahun-tahun
cemerlang, sampai akhirnya mampu mencapai cita-cita bangsa secara utuh seperti
yang diharapkan dan sudah tercatat manis dalam Pancasila, UUD 1945 dan
APBN.
II. A. Kriteria Ideal Presiden
Berikut adalah kriteria ideal untuk presiden Indonesia saat ini yang
diharapkan mampu memajukkan Indonesia :
a. Seorang calon presiden yang ideal harus memahami ideologi dan budaya
Indonesia secara utuh, lengkap, dan benar. Ia harus meyakini dan percaya
sepenuh-penuhnya bahwa Pancasila adalah landasan perjuangannya, dan
secara sungguh-sungguh mengerti apa makna dari ke lima sila yang ada.
Bukan sekedar mampu menghafalnya, tapi memahami makna terdalam
dari ideologi negara kita. Secara bersamaan, dengan melihat perjalanan
bangsa Indonesia sejak lahirnya bangsa ini sampai saat ini, maka ia harus
mempunyai pemahaman yang mumpuni tentang akar budaya yang dimiliki
bangsa kita. Sebab dengan demikian, ia akan mampu memilah dan
memisahkan mana yang pantas untuk Indonesia dan mana yang tidak.
Indonesia memiliki ideologi yang unggul yaitu ideologi Pancasila.
Ideologi Pancasila harus diresapi oleh seluruh warga Negara sebab
Ideologi Pancasila bersumber dari nilai-nilai yang hidup di dalam bangsa
Indonesia. Ideologi kita juga sangat bermanfaat menangkal pengaruh-
pengaruh luar yang sekiranya dapat membahayakan jati diri bangsa.
Bangsa Indonesia harus senantiasa orisinil dan loyal terhadap budaya
sendiri. Melalui sosok Presiden yang menjunjung tinggi ideologi bangsa,
akan menjadi panutan dan contoh yang patutu ditiru oleh segenap bangsa
Indonesia.
b. Seorang calon presiden harus memiliki skill/kemampuan kepemimpinan
yang bagus dan tidak otoriter. Seorang presiden yang tidak tahu
bagaimana memimpin dengan baik sudah barang tentu akan menghantar
bangsa ini pada kehancuran. Kemampuan memimpin bukan tergantung
11
pada kehebatan ‘’dia memerintah orang’’. Akan tetapi intisari dari
keterampilan memimpin adalah kemampuan dan kemauan untuk
mendengar suara rakyat yang dipimpinnya. Kemampuan mendengar ini
akan menjaga tingkah lakunya supaya tidak serta merta menjadi otoriter.
Pemimpin yang tegas dan keras tanpa kerelaan untuk mendengar akan
menjadikannya seorang pemimpin atau presiden yang otoriter.
c. Seorang calon presiden harus mampu merangkul semua golongan. Ketika
bangsa kita begitu rentan terhadap perpecahan, pertikaian, dan saling
serang karena perbedaan dan kepelbagaian, maka sangat dibutuhkan
pemimpin yang mampu menyatukan dan mengayomi semua unsur yang
berbeda tersebut. Bukan dengan maksud menyeragamkan, tapi menjaga
dan mengutuhkan yang berbeda-beda tersebut tetap dalam bingkai
persatuan. Pemimpin yang mampu berdiri di atas banyak kepentingan, dan
beragam perbedaan itulah yang bangsa ini butuhkan kedepannya. Presiden
tidak boleh mengelu-elukan dari suku mana dia berasal dengan landasan
bahwa setiap suku bangsa di Indonesia itu saling melengkapi dan
memberikan ciri khas berupa bangsa Indonesia yang terkebal multikulutral
di mata dunia.
d. Seorang calon presiden harus mempunyai integritas baik serta ketegasan di
mata hukum atau di mata banyak orang. Calon presiden haruslah bersih
dari segala macam catatan hitam dan buruk, misalnya riwayat hebat dalam
berkorupsi, berkolusi, dan bernepotisme. Calon presiden masa depan harus
mampu memimpin Indonesia lebih baik dan lebih maju lagi ke depannya,
maka integritas dan ketegasan masih merupakan keharusan bagi mereka
yang berkeinginan menjadi presiden di republik ini dimana pemimpin-
pemimpinnya masih perlu banyak perbaikan dalam hal ketegasan
mengambil keputusan yang tepat.
e. Seorang calonp presiden harus jujur. Zaman sekarang ini kejujuran
semakin mahal harganya di negeri kita ini Karena seperti dalam kehidupan
sehari-hari, semakin langka sesuatu itu akan semakin mahal harganya.
Pemimpin yang benar-benar jujur di negeri kita sudah semakin sukar
12
dijumpai. Bangsa ini sangat membutuhkan pemimpin yang jujur oleh
karena tanpa kejujuran, segala sesuatu akan sangat mudah diselewengkan.
Kejujuran adalah salah satu kriteria utama calon presiden kita sehingga
tidak mungkin ditawar. Sesuatu yang mau tidak mau harus ada. Kriteria
yang paling utama dari yanh utama adalah, sosok calon pemimpin yang
bersih dari tindak pidana korupsi. Calon presiden yang terpilih di 2014
harus berani menghadapi mafia di sektor minyak dan gas (migas) yang
secara langsung mempengaruhi harga BBM. Pengalaman di 2013
mengenai kenaikan harga BBM bersubsidi menandakan besarnya
pengaruh mafia terhadap ketersediaan BBM di masyarakat. Calon presiden
harus mampu menertibkan aktivitas distribusi sehingga jumlah
penyelundupan migas dapat ditekan atau bahkan dihilangkan.
f. Seorang calon presiden harus setia pada janji yang mereka umbar. Iklan
partai politik pemenang pemilu 2009 adalah salah satu contoh terbaik yang
menggambarkan ketidaksetiaan pemimpin terhadap kinerjanya. Melalui
iklan tersebut lahir pernyataan dan janji dari beberapa anggota calon
legislatif bahwa mereka mengecam setiap aksi korupsi yang dilakukan
pekerja pemerintahan yang tak bertanggungjawab. Akan tetapi dikemudian
hari mereka akhirnya terbukti melanggar janji dan sumpah mereka sendiri.
Kita membutuhkan seorang presiden yang benar-benar bisa memegang
janji dan sumpah yang sudah terucap.
g. Calon presiden harus diwakili oleh pribadi yang visioner terhadap rencana
masa depan. Semangat visioner yang dibangun oleh calon pemimpin
bangsa pengganti Presiden SBY untuk masa mendatang tersebut, sangat
dibutuhkan oleh rakyat. Pemimpin yang memiliki jiwa tersebut dipastikan
dapat menjawab segala kekurangan yang terjadi di tengah masyarakat di
Tanah Air. Pemimpin visioner bisa mengatasi dan memperbaiki masalah
di tengah masyarakat. Presiden yang berwatak visioner akan secara
tanggap menangkap solusi yang harus dikerjakan, setelah turun dan
berbaur dengan rakyat. Mereka yang mempunyai jiwa visioner, bekerja
keras dan mempunyai semangat pluralis, itu akan membawa perubahan
13
yang lebih baik. Presiden yang demikian ini akan diterima oleh semua
kalangan dengan baik.
h. Calon presiden harus memiliki jiwa nasionalis terbuka. Calon presiden kita
mesti memiliki nasionalisme yang kuat. Dengan demikian ia akan
mencintai rakyat yang ia pimpin. Dia tidak akan pernah membiarkan
rakyatnya “dijajah” bangsa asing. Di samping tugas terpenting presiden
yaitu menyejahterakan rakyat, di sisi lain dia juga harus terbuka terhadap
globalisasi dan tidak menutup mata terhadap negara-negara lain. Tidak
elok seorang pemimpin sebuah negara besar yang memiliki nasionalisme
buta . Calon presiden kita harus nasionalis terbuka dan bukan nasionalis
buta.
i. Calon presiden harus memiliki loyalitas dalam mengabdi selama masa
jabatannya. Bukan hanya anak buah yang dituntut untuk memiliki loyalitas
dan tidak hanya rakyat dan bawahan yang mesti loyal. Pemimpin pun
termasuk presiden harus memiliki loyalitas dalam bekerja. Kepada siapa ia
harus loyal? Kepada dan terhadap amanat rakyat. Kepada dan terhadap
tugas dan tanggung-jawab dia sebagai presiden. Oleh karena itu presiden
yang layak memimpin bangsa ini, adalah mereka yang punya loyalitas
mumpuni. Bukan loyalitas lips servicesemata. Ketika ia belum mampu dan
tidak berani berkorban sesuatu demi rakyat yang ia pimpin. Atau
berkorban demi tugas yang pemimpin emban, maka ia belum pantas
disebut pemimpin yang ideal.
j. Calon presiden harus mampu hidup sederhana dan memiliki gaya hidup
bersahaja. Memaknai hidup sederhana adalah juga cara untuk merasakan
dan turut meresapi penderitaan begitu banyak rakyat yang masih hidup
pas-pasan. Menjalani hidup sederhana menunjukkan betapa ia peduli, dan
terpanggil untuk semakin menyelami bahwa kita tidak boleh berpesta pora
dan bersenang-senang dengan kemewahan di atas begitu banyak
penderitaan orang lain. Alangkah nistanya pemimpin yang bergelimang
harta kekayaan, hidup penuh kemewahan tapi tak mau peduli dengan
puluhan juta penduduk yang sangat miskin. Mampu hidup sederhana
14
adalah juga wujud toleransi terhadap yang papah dan miskin. Mereka yang
mungkin hanya bisa tidur beralaskan daun pisang, makan di atas kertas
koran, dan minum dari tampungan air hujan.
k. Calon presiden tidak boleh terlalu tua, tapi jangan juga terlalu muda,
khususnya dalam pemikirannya. Usianya harus berada pada posisi optimal
dalam memimpin, baik usia yang sebenarnya ataupun usia dalam
pengertian pengalaman. Apabila pemimpin kita terlalu tua maka ia ibarat
seorang kakek yang hanya akan mampu memberi nasehat tanpa sanggup
berbuat apa-apa lagi. Kalau ia terlalu muda, ia akan gampang memutuskan
sesuatu berdasarkan emosi sesaat, karena jam terbang belum banyak dan
masih kurang pengalaman. Kalau terlalu muda, jangan-jangan mesti
dijewer dulu telinganya baru mau kerja. Mesti dicambuk dulu pantatnya
baru mau mengambil tindakan nyata. Ragu-ragu dalam memutuskan.
l. Calon presiden sebagai calon pemimpin haruslah orang yang punya
komitmen, tidak mudah untuk dihasut dan terhasut. Seorang pemimpin
bangsa harus punya pendirian tegas, dan jangan gampang dipengaruhi oleh
bisikan kiri-kanan yang tak jelas, apalagi bisikan dari mereka yang hanya
tahu mengadu domba dan mencari keuntungan semata. Pemimpin yang
sangat mudah terpengaruh oleh “bisikan” semata, adalah pemimpin yang
tidak punya prinsip. Masukan boleh dijadikan pertimbangan, tapi ia harus
mampu membedakan mana masukan dan mana bisikan menyesatkan. Kan
lucu jadinya bila seorang pemimpin negara besar, tapi gampang sekali
dipengaruhi dan dihasut untuk sesuatu yang tidak jelas.
15
BAB III
III A. Penutup
Bab pembahasan telah memaparkan berbagai sifat kepemimpinan yang
idealnya dimiliki oleh setiap calon presiden bukan hanya keterampilan berbicara
mengumbar janji. Rakyat Indonesia butuh bukti nyata melalui program-program
nyata selama masa kepemimpinan. Janji tetap sajalah janji dan kebolehjadian
untuk tidak terlaksana kemungkinannya sama besar dengan kemungkinan
terlaksana. Rakyat Indonesia dapat menakar capres yang cakap dari kontribusi
serta latar belakang mereka terhadap negara sebelum mereka terjun dan
mengumandangkan diri sebagai capres di Pemilu 2014. Rakyat Indonesia harus
memahami sejarah kepemimpinan mereka, latar belakang pendidikan, kecakapan
dan pengalaman yang mereka peroleh sebagai bekal untuk menjadi seorang
presiden.
Calon presiden sebagai aktor politik tahun 2014 harus melaksanakan tugas
sesuai dengan kepentingan rakyat dan harus memiliki karakter yang baik sehingga
para pejabat kita tidak hanya berintelektual tetapi memiliki karakter terpuji yang
kuat. Calon presiden yang memenangkan pemilu 2014 harus menjadi teladan
nyata bagi pejabat-pejabat di bawahnya mengingat kebobrokan birokrasi dan
kinerja punggawa kepemerintahan sudah sangat memprihatinkan sehingga butuh
banyak perbaikan.
16
III B. Saran
Pemilu 2014 sudah semakin dekat dan rakyat Indonesia harus mulai
mengenal sosok-sosok capres yang akan bertanding di 2014 mendatang. Hampir
seluruh kandidat sudah menampakkan diri mereka di media massa dengan
berbagai propaganda yang berbau pro rakyat, sebagai warga negara yang jeli,
berjiwa intelektual dan peduli pada masa depan Indonesia. Rakyat Indonesia
diharapkan tidak terjerumus untuk memilih kandidat yang kurang berkompeten
seorang presiden yang akan memimpin negeri ini selama 5 tahun.
17
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan, 2010, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.
Darmodihardjo darji, dkk., 1996, Penjabaran Nilai-nilai Pancasila dalam Sistem
Hukum Indonesia, penerbit Rajawali, Jakarta.
http://nasional.kompas.com/read/2011/08/05/13534069/Kriteria.Presiden.RI.204 (Diakses 28 Oktober 2013)
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan (Diakses 28 Oktober 2013)
http://sindonews.com/read/2013/09/06/12/780171/2014-dicari-pemimpin-berani-hadapi-mafia-migas
http://politik.kompasiana.com/2013/07/24/figure-berpengalaman-dibutuhkan-untuk-kepemimpinan-2014-579287.html
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4334/w2_1_1_1.htm
http://m.okezone.com/read/2013/07/29/95/844057/menakar-sosok-pemimpin-ideal-di-2014
http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/03/20/mjydnm-empat-kriteria-pemimpin-2014-versi-pepabri
http://www.beritasatu.com/politik/127810-tb-silalahi-indonesia-butuh-pemimpin-pluralis-dan-visioner.html
http://hasbiadi380.wordpress.com/2009/11/13/tugas-dan-wewenang-kepala-negara-dan-kepala-pemerintah/
http://chirpstory.com/li/99953
http://id.wikipedia.org/wiki/Bacharuddin_Jusuf_Habibie
http://id.wikipedia.org/wiki/Megawati_Soekarnoputri
http://id.wikipedia.org/wiki/Abdurrahman_Wahid
http://id.wikipedia.org/wiki/Susilo_Bambang_Yudhoyono
18