penurunan jumlah suara partai keadilan sejahtera … · 2018. 12. 20. · daftar isi abstraksi ......
TRANSCRIPT
PENURUNAN JUMLAH SUARA PARTAI KEADILAN
SEJAHTERA DALAM PEMILIHAN UMUM
LEGISLATIF DPRD DI KOTA BEKASI TAHUN 2014
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Heni Yuwita
NIM: 1111112000038
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
i
ABSTRAKSI
Skripsi ini membahasmengenai penurunan suara Partai Keadilan Sejahtera dan
memberikan gambaran tentang relasi antara strategi kampanye PKS dan penurunan suara
PKS pada pemilu 2004, 2009, dan 2014. Partai Keadilan Sejahtera menjaya pada Pemilu
tahun 2004 dengan perolehan suara 15,4%, lalu mengalami penurunan pada Pemilu 2009
menjadi 11,6% dan menurun kembali pada tahun 2014 mendapat 9,9% suara. Peranan
strategi politik dalam kampanye sangat mempengaruhi hasil pada perolehan suara dalam
pemilu. Strategi politik yang digunakan oleh Partai keadilan sejahtera kurang efektif
sehingga belum mampu menaikan suara pada dua periode pemilu yaitu tahun 2009 dan
2014.
Penelitian ini dilakukan melalui metode penelitian yang berdasarkan data
memalui wawancara kepada mantan caleg pada pemilu 2009 di kota Bekasi dan caleg
yang mendapatkan kursi di DPRD pada pemilu 2009 – 2014. Tujuan penelitin ini adalah
untuk mengetahui strategi apa yang digunakan Partai Keadilan Sejahtera sehingga tidak
mampu menaikan suara Partai keadilan sejahtera pada pemilu 2009 dan 2014. Penulis
menemukan bahwa strategi politik Partai Keadilan Sejahtera menerapkan beberapa
metode Adam Nursal yang 9P.
Penulis menemukan bahwa strategi yang dilakukan oleh PKS yaitu lebih berhasil
menggunakan strategi dirrect selling. Ketimbang menggunakan strategi media massa.
Penulis juga melihat faktor penyebab turunnya suara PKS lebih disebabkan oelh faktor
eksternal dari pada faktor internal.
Teori yang digunakan penulis dalam skripsi ini yaitu strategi politik oleh Adam
Nursal. Dari penemuan penelitaian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi yang
dilakukan harus melalui metode (person, policy, public, position, pull marketing, push
marketing, pass marketing, persentation dan polling). Dengan begitu akan membuat
strategi berjalan dengan rencana.
Keywords: Partai Politik, Strategi Politik,Partai Keadilan Sejahtera.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur atas kehadirat Illahi Rabbi, yang telah
melimpahkan hidayah dan rahmatnya serta nikmat sehat kepada penulis, dan atas
karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini
diajukan unuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana sosial ( S.sos) di
Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta. Syukur Alhamdulillah
kepada Allah SWT atas segala petunjuk dan kemudahan – Nya sehingga akhirnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Selain itu, dalam proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari
bimbingan, peran, dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan rasa hormat dan ungkapan terimakasih kepada :
1. Terimakasih kepada Bapak Dr. Iding Rosyidin Hasan. Selaku Ketua Prodi
Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang turut serta memberikan
masukan serta motivasi kepada peneliti.
2. Terimakasih kepada Ibu Suryani , M. Si, selaku Sekertaris Prodi Ilmu
Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang menjadi penyemangat
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Sirojudin Ali selaku dosen pembimbing yang tiada lelah dan
henti – hentinya memberikan bimbingan, opini serta motivasi kepada
peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Terimakasih yang tidak ternilai untuk kedua orangtua tercinta, Bapak
Suyudi serta Ibu Mia Milanda Dewi yang tiada hendi memberi semangat
iii
kepada penulis, serta memotivasi baik moral maupun materi sehingga
penulis semakin bersemangat dalam pengerjaan skripsi.
5. Tidak lupa kepada informan yang telah memberikan informasi kepada
penulis. Ibu Sri Zulaicha Agustina Spd, Bapak Subhan, Bapak
6. Terimakasih kepada teman – teman prodi ilmu politik kelas A dan kelas
B.yang sudah menjadi teman baik selama ini. Terimakaih atas pertemanan,
persahabatan, bertukar pikiran, berdiskusi untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Terimakasih Teruntuk Team Of Recet, Neneng Sobibaturrahmah , Rindi
Astuti, Atina Riantini Mashar, Fitrina Hasanah, Liana Andam Dewi yang
menjadi tidak bosan – bosannya mengingatkan dan memberi semangat
kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
8. TerimakasihkepasahabatSittaal Saviradan Muhammad Sulton yang
telahmembantupenulisdalampenyelesaianskripsiini.
9. Terimakasih kepada staf dan karyawan FISIP baik dalam bidang tata
usaha, akademik maupun kepustakaan yang turut membantu dalam hal
surat – menyurat serta pinjaman buku yang di perlukan oleh penulis.
Tanggerang, 13 Juli 2018
HeniYuwita
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah .................................................. 1
B. Pertanyaan Masalah .................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ...................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................... 7
E. Tinjauan Pustaka ....................................................... 9
F. Metodologi Penelitian ............................................... 10
G. Sistematika Penulisan ............................................... 13
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Partai Politik .............................................................. 15
B. Strategi Politik ........................................................... 22
BAB IIIPARTAI KEADILAN SEJAHTERA
A. Sejarah Partai Keadilan Sejahtera ............................. 30
B. Visi dan Misi Partai Keadilan Sejahtera
1. Visi Partai Keadilan Sejahtera ............................ 37
2. Misi Partai Keadilan Sejahtera ............................ 37
C. Platform Partai Keadilan Sejahtera ........................... 42
D. Sususnan Kepengurusan Partai Keadilan
Sejahtera .................................................................... 52
E. Strategi pemenangan Partai Keadilan
Sejahtera .................................................................... 53
v
F. Pemilihan Umum Secara Langsung .......................... 56
BAB IVPENURUNAN SUARA PARTAI KEADILAN SEJAHTERA KOTA
BEKASI
A. Proses Kekalahan Partai Keadilan
Sejahtera .................................................................... 60
B. Strategi Kampanye Partai Keadilan
Sejahtera ................................................................... 63
Pada Pemilu 2009 ......................................................
C. Strategi Kampanye Partai Keadilan Sejahtera
Pada Pemilu 2014 ...................................................... 69
D. Faktor – Faktor Penyebab penurunan Suara Partai
Keadilan Sejahtera .................................................... 74
E. Relasi Antara Penurunan Suara urunnya Perolehan Suara
PartaiKeadilan Sejahtera Pada Pemilu 2014 ............. 77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................... 82
B. Saran .......................................................................... 83
Daftar Pustaka ....................................................................... viii
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.a.Hasil Perolehan Suara Pada Pemilu 1999 ........................................ 32
Tabel 1.b. Partai Islam Yang Mengikuti Pemilu Pada Era Reformasi ............. 33
Tabel 1.c. Perolehan Suara Partai Islam Dalam Pemilu 2004.......................... 54
Tabel 1.d. Perolehan Kursi PKS di DPRD Kota Bekasi .................................. 63
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.a Direct selling KenalkanAher (Ahmad Heryawan) ....................... 66
Gambar 1.b.Bapak Ariyanto Menjadi Pembicara Mengenai TPS
Bantar Gebang di Radio Dakta ................................................... 70
Gambar 1.c.Acara Bakti Sosial, Pengobatan Gratis ,Sembako
Murah, dan Bazar BajuMurah .................................................... 73
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Pemilihan umum atau yang dikenal dengan sebutan pemilu dalam UU No.15
Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilu pasal 1 merupakan pemilu yang
dilaksanakan sebagai sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat yang
diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.1Sepanjang
sejarah Indonesia pemilu, telah diselenggarakan sebanyak sebelas kali, yaitu pada
tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, 2009dan 2014.
Pemilu pada masa reformasi pertama kali dilakukan pada tanggal 7 juni 1999.
Peserta pemilu pada tahun 1999 jauh berbeda dengan pemilu pada masa orde baru,
dimasa pada masa orde baru hanya diikuti oleh Partai Demokrasi Indonesia (PDI),
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Golongan Karya, dan pada pelaksanaan
pemilu 1999 diikuti oleh 48 partai politik.
Sejak pemilu 1999 partai-partai Islam muncul dalam jumlah yang sangat
banyak dengan beragam motif dan kepentingan, mulai dari kepentingan yang bersifat
pragmatis hingga cita-cita politik yang paling ideal seperti isu mendirikan negara
Islam, khilafah dan lain sebagainya. Motif dan kepentingan yang tampak kuat dari
berdirinya partai Islam pasca Orde Baru lebih banyak dipicu oleh eforia politik yang
1Undang – Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilu, pasal 1 pada
poin 1
2
dominan, nafsu berkuasa, perlakuan rezim sebelumnya terhadap umat Islam dan
klaim diri sebagian elite Islam sebagai tokoh yang memiliki pengikut.2
Dalam hal ini, salah satu partai berbasis muslim yang mampu bertahan dan
terus menunjukan eksistensinya hingga saat ini adalah Partai Keadilan Sejahtera yang
disingkat dengan PKS. PKS tidak semata-mata dengan mudah membuat dirinya
dikenal oleh masyarakat. Awalnya PKS adalah metamorfosis dari Partai Keadilan
(PK). PK sendiri lahir pada tanggal 9 Agustus 1998. Dimana pada pemilu 1999 PK
menempati urutan ke-7 dari 48 kontestan peserta Pemilu dengan meraih suara 1,4 juta
suara sehingga mampu mendapatkan 7 kursi DPR, 26 kursi DPRD Propinsi dan 163
kursi DPRD Kota/Kabupaten.
PKS adalah partai kader, bukan partai berbasis organisasi besar seperti PKB
dengan basis kaum nahdiyin atau PAN dan PMB dengan basis utama massanya dari
kalangan warga Muhammadiyah. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mampu memikat
publik dengan standarisasi sebagai partai yang menghimpun politikus-politikus
berkarakter, yang tersimbolisasi dalam jargon bersih, jujur dan peduli. Dengan kata
lain, daya pesona Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terletak pada citra institusi dan
kader partai, yang dikenal antikorupsi dan mempunyai komitmen tinggi terhadap
problem-problem sosial-kemasyarakatan.
PKS memiliki strategi yang lebih bisa diterima di masyarakat pada tahun
2004. Hal ini terlihat dengan mulai menjayanya PKS pada tahun 2004. Strategi yang
dilakukan PKS diantranya adalah terlibat langsung dalam kegiatan sosial, membantu
2Inu dan Azhari, Sistem Politik Indonesia, (Bandung: RefikaAditama, 2002), h. 102.
3
korban banjir, membantu renovasi sejumlah masjid dan ikut serta dalam kegiatan
masyarakat misal ta‟lim bulanan atau acara isra miraj. Partai ini mampu mendapatkan
suara paling banyak dibanding dengan partai Islam lainnya. Seperti PAN, PKB,
PPP,PBB. Untuk lebih jelasnya terlihat dalam tabel dibawah ini:
Mengapa partai ini dengan sangat cepat menarik simpatisan, karena sejak
Partai Keadilan berdiri hingga bermetamorfosis menjadi Partai Keadilan Sejahtera
terlihat dari bagaimana sepak terjang kadernya, elit partainya, elit politik PKS nya,
dan yang paling penting adalah komunikasi politiknya. Komunikasi pemasaran yang
dilakukan benar-benar berbeda dengan partai lain. Partai ini rajin menyapa
konstituennya secara langsung dengan cara membentuk kelompok pengajian tingkat
RT, RW, Kecamatan, dst. Lalu juga giat melakukan interaksi secara tidak langsung
dengan menggunakan media.
Semarak dinamika politik di Indonesia dilihat dari pesta demokrasi dari
tingkat pusat hingga ke daerah. Setiap daerah banyak mencalonkan dirinya dan
merasa bahwasannya dialah yang berhak dipilih dan tepat untuk menjadi wakil
rakyat, entah itu di pusat ataupun di daerah. Dan sejakitu, masyarakat di Indonesia
berubahmenjadirelativedemokratis.Mereka tampak lebih independen,egaliter,
terbuka, danlebih jelas dalam menanggapi berbagai informasi dalam ranah publik.
Nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi menolak adanya berbagai macam
bentuk paksaan terhadap masyarakat baik yang dilakukan oleh institusi pemerintah,
bisnis, atau lembaga-lembaga sosial lainnya.
4
Dan untuk menarik simpati masyarakat mereka melancarkan berbagai strategi
dengan memanfaatkan sebagian institusi politik, contohnya partai-partai politik yang
melakukan kampanye untuk menarik perhatian khalayak, menciptakan perubahan
pada tantangan kognitif diharapkan munculnya kesadaran berubahnya keyakinan atau
meningkatnya pengetahuan khalayak atas isu-isu tertentu, kampanye muncul sebagai
salah satu instrument terpenting masyarakat demokratis.
Indonesia merupakan Negara yang menjunjung demokrasi sehingga dalam
menentukan pemerintahan baik itu anggota legislatif, ataupun Presiden akan lewat
cara pemilihan legislatif dan pemilihan Presiden. Pemilihan legislatif adalah
pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan
Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pemilihan legislatif
diadakan setiap lima tahun sekali. Hal ini diatur dalam UU No. 8 Tahun 2012 tentang
pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan
Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).3
Khusus untuk pemilihan anggota DPRD, setiap warga Negara berhak
mencalonkan diri asal memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh Undang-Undang.
Setiap anggota DPRD harus berasal dari partai politik yang telah diakui oleh
pemerintah termasuk dalam hal ini PKS.
3Di akses melalui
file:///C:/Users/Waka/Downloads/UU%20no%208%20tahun%202012.pdf, pada tanggal 15
september 2016.
5
Contohnya saat pemilihan anggota legislatif tahun 2009 PKS mengusung
Ariyanto Hendrata sebagai anggota caleg DPRD di Bekasi. Strategi disusun lalu
dilakukan, dengan cara pengadaan pengobatan gratis, bazar, kegiatan masyarakat,
perenovasian beberapa bangunan masjid serta caleg ini ikut serta dalam beberapa
kegiatan masyarakat seperti maulid, atau acara besar lainnya. Cara ini benar-benar
terlihat lebih ampuh dibanding dengan pencitraan hanya melalui media masa. Karena
dengan cara seperti ini masyarakat dapat menilai dengan langsung dan melihat calon
yang akan mereka pilih.
Strategi lain yang dilakukan oleh PKS yaitu strategi sentuh langsung
masyarakat. Strategi ini dilakukan dengan menyapa konstituennya secara langsung.
Baik itu dalam masa kampanye ataupun tidak. Selain itu seluruh kader turun langsung
untuk menampung aspirasi masyarakat, dan akan disampaikan langsung kepada
jajaran tertinggi di PKS. Disinilah terlihatperbedaan caleg-caleg dari Partai lain di
Kota Bekasi dibandingkan dengan caleg-caleg dari PKS.
Pada Pemillu legislatif DPRD 2014,di kota Bekasi persaingan partai politik
semakin memanas. PKS mempunyai banyak strategi untuk mendapatkan suara
terbanyak. Walau tidak bisa dipungkiri partai nasionalis seperti PDIP dan partai
Golkar selalu berada pada urutan pertama dan kedua. Setidaknya PKS berjuang
menjadi yang teratas dari partai islam lainnya. Perolehan suara DPRD kota Bekasi
menggabungkan 6 Dapil dengan total suara sah 1.075.100 suara tiga peringkat teratas
yaitu PDIP, Golkar, PKS. PDIP memperoleh suara 247.020 suara ( 22,9 %) , Golkar
6
memperoleh suara 169.903 suara (15,8 % ), dan PKS memperoleh 125.703 suara
(9,9%).4 Untuk lebih jelasnya terlihat dalam tabel di bawah ini :
Dari Pemilu Legislatif DPRD tahun 2004-20014 PKS selalu dapat
menempatkan kader-kadernya di kursi DPRD. Dijelaskan pada tabel 1.2, pada tahun
2004, PKS mampu mendapatkan 11 kursi, pada tahun 2009, PKS mendapatkan 10
kursi dan pada tahun 2014 PKS mendaptkan 7 kursi di DPRD. Dari penjelasan ini
menunjukan bahwa perolehan kursi PKS di DPRD kota Bekasi mengalami
penurunan. Dengan basis massa yang kuat dan strategi yang baik yang dimiliki oleh
PKS, namun PKS tidak bisa menjaga suaranya sehingga terjadi penurunan suara yang
signifikan oleh PKS. Hal ini menjadi sesuatau yang menarik untuk diteliti.
Atas dasar deskripsi diatas penulis mencoba untuk lebih dalam lagi
mengetahui tentang PKS, penulis meneliti apa penyebab dari penurunan jumlah suara
PKS yang terjadi dalam pemilu legislatif di Kota Bekasi. Dari hal tersebut diatas
penulis tertarik untuk menulis ke dalam sebuah skripsi dengan judul “ Penurunan
Suara Partai Keadilan Sejahtera dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 di Kota
Bekasi.”
4“Data Pemilu” data ini di akses pada tanggal 24 Maret 2015 melalui
http://www.kpud-bekasikota.go.id/data-pemilu/2014.html.
7
B. Pertanyaan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari penelitian.Penulis mengemukakan bahwa fokus
masalah dalam penelitian ini akan berkisar pada hal – hal ini :
1. Bagaimana proses penurunan suara Partai Keadilan Sejahtera terjadi?
2. Faktor apa yang menyebabkan turunnya perolehan suara Partai Keadilan
Sejahtera dan adakah relasi antara strategi kampanye dan penurunan
jumlah suara PKS dalam Pemilu legislatif Dewan perwakilan Rakyat
Daerah Tahun 2014 di Kota Bekasi?
C. TujuanPenelitian
a. Untuk menggambarkan tentang kekalahan Partai Keadilan Sejahtera di
Kota Bekasi
b. Untuk menjelaskan tentang faktor-faktor yang menyebabkan penurunan
jumlah suara PKS dan relasi antara strategi politik dengan penurunan suara
PKS pada pemilu legislatif tahun 2014 di Kota Bekasi.
D. Manfaatatau Penelitian
a. Secara akademik, hasil penelitian ini beranfaat untuk menambah khazanah
ilmu politik dalam hal mengetahui penurunan julah suara partai politik,
khususnya pada PKS dalam pemilu legislatif tahun 2014 di Kota Bekasi
b. Secara praktek penelitian ini dapat menggambarkan kepada para pembaca
khususnya mahasiswa/i jurusan ilmu politik tentang penyebab penurunan
suara PKS di saat pemilu legislatif.
8
E. TinjauanPustaka
Literatur yang sayagunakandalampenelitianiniadalahbeberapaSkripsimengenai
strategi PKS dalam pemilihan umum;
a. Skripsi yang ditulisoleh Felicia Debora Idamatentang “Strategi Komunikasi
Politik dalam Perubahan Image Partai Politik (Studi kasus: PartaiPolitik
PKS). Skripsi ini mengulas bagaimana bentuk komunikasi politik yang
dilakukan PKS membangun image baru untuk mendapatkan simpatisan
yang lebih banyak melalui iklan kampanye di media massa. Dalam skripsi
ini dikatakan awalnya PKS dikenal sebagai partai politik berideologi Islam
yang memiliki image serius, ekslusif dan fanatik. Namun disadari bahwa
ekslusivitas PKS dengan mengangkat ideology islamnya kurang dapat
menarik perhatian public. Atas dasar itu, PKS mulai mengubah image
partainya menjadi partai yang terbuka. Pergerakannya mulai terlihat
menjelang pemilu 2009. PKS mulai menggunakan media massa untuk
berkampanye, yaitu dengan cara iklan di media massa.
Perbedaan skripsi yang akan penulis teliti adalah dengan melihat bahwa
system kaderisasi lah yang masih dominan untuk mendapatkan suara dan
simpatisan rakyat.
b. Skripsi yang ditulis oleh Samad Umarama tentang “Strategi Pemenangan
Partai Keadilan Sejahtera Pada Pemilu Legislatif 2004 : Studi Di Kabupaten
Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara.” Dalam penelitian ini dijelaskan
faktor paling berpengaruh dalam keberhasilan strategi PKS adalah kader-
9
kader partai yang terdiri dari anak-anak muda yang memiliki militansi yang
tinggi terhadap kerja-kerja dakwah partai. Semangat dan pengorbanan yang
tinggi inilah yang menjadi indiktor penting jalannya strategi-strategi partai
dalam pemilu.
Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah Samad
membahas tentang strategi pemenangan sedangkan penulis membahas
tentang strategi politik dan relasi dengan penurunan jumlah suara. Hanya
saja terdapat persamaan pada objek penelitian yaitu Partai Keadilan
Sejahtera.
c. Skripsi yang ditulis oleh Yuni Dyawati Azlina tentang “Strategi
Pemenangan Pemilu Partai Politik : Kasus Kemenangan Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) Dalam Pemilu Legislatif 2004 Di Jakarta. Dalam penelitian
ini terdapat kesamaan beberapa teori yang digunakan oleh penulis
Perbedaan dengan skripsi yang penulis teliti adalah terdapat pada objek
penelitiannya. Jika penelitian ini membahas kemenangan PKS dalam
pemilu legislatif 2004, maka penulis meneliti tentang jumlah penurunan
suara PKS pada pemilu legislatif 2014.
Berdaskan tinjauan pustaka diatas, penulis menilai saat ini belum ada karya
ilmiah yang mengkaji secara khusus penurunan perolehan suara PKS di kota Bekasi.
10
F. MetodePenelitian
1. JenisPenelitian
Pada penelitianini, penulis menggunakanpendekatanpenelitian
kualitatif.Pengertian penelitian kualitatif menurut Denzindan Lincoln
(1987)adalah prosedur penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan
maksud menaksirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan berbagai metode yang ada. Penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif.5 Dalam hal ini melakukan pengkajian ulang terhadap dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan PKS dan buku-buku yang membahas sejarah
ataupun AD/ART PKS. Penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif
berwujud kata – kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat
diamati (observable). Adapun metode deskriptif adalah penelitian yang
bertujuan membuat penjabaran mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian
populasi atau kelompok tertentu dengan melihat suatu fenomena yang terjadi di
masyarakat.6
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Ibu Sri Zulaicha selaku mantan calon
legislatif tahun 2009, mantan Dapil PKS dalam pemilu legislatif kota Bekasi
tahun 2014, petinggi PKS, tim kemenangan PKS kota Bekasi pada pemilu
legislatif 2014, serta beberapa masyarakat kota bekasi.
5Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009), h.5. 6Arikunto, MetodologiPenelitianKualitatif, (Yogya: PustakaPelajar, 2003), h.131.
11
3. Jenis Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data kualitatif yang berupa dokumen-dokumen yang membahas tentang
faktor penurunan suara PKS.
4. Sumber Data
Data Primer adalah teknik pengambilan data langsung kepada pihak
yang bersangkutan berupa wawancara langsung dengan informan utama. Data
premier diambil dari kantor DPD kota Bekasi dengan elalukan wawancara
langsung kepada ketua DPD PKS Kota Bekasi yaitu Bpk. Heri Koeswara
mengenai penurunan suara PKS dalam pemilu legislatif 2014.
Data sekunder adalah teknik pengambilan data berupa artikel, jurnal
yang terkait dengaj kajian penelitian. Data sekunder diambil dari buku, koran,
zmajalah, jurnal ataupun website yang mebahas tentang PKS.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara (Interview)
Yaitu teknik pengumpulan data dengan bertanya langsung
kepadainforman dengan berpedoman pada daftar pertanyaan (interview
guide). Peneliti berperan mengkomunikasikan pertanyaan-pertanyaan inti
sebagaimana tertera dalam inverview guide sehingga informan dapat
memahami pertanyaan tersebut. Dalam wawancara mendalam ini
12
dimungkinkan penulis dapat menggali lebih jauh jawaban informan
dengan pertanyaan-pertanyaan baru yang merupakan pengembangan dari
pertanyaan inti yang ada di dalam interview guide.
Wawancara dilakukan secara mendalam kepada narasumber yang
tepat atau pihak-pihak yang bersangkutan dngan penelitian penulis demi
mendapatkan data yang valid. Dalam hal ini, penulis akan melakukan
wawancara dengan Ketua Komisi A DPRD Bekasi Ariyanto Hendrata
sebagai kader PKS yang menang dalam dua kali putaran Pileg DPRD
Bekasi, Ibu Sri zulaicha Agustin Caleg PKS Kota Bekasi Tahun 2009,
para kader PKS kota Bekasi dan beberapa masyarakat kota Bekasi.
b. Dokumen
Dokumentasi dan pengarsipan menjadi tugas awal peneliti dalam
sutu kajiandengan mendokumentasi dan mengarsip seluruh aktivitas dari
surat-surat sampai data. Atau dapat dikatkan juga sebagai laporan tertulis
dari suatu peristiwa mengenai strategi kampnye PKS. Dan ditulis dengan
sengaja untuk menyimpan dan meneruskan mengenai peristiwa tersebut.
6. Teknik Analisis Data
Dalam analisa kualitatif, terdapat tiga alur kegiatan yang terjadi
bersamaan :
a. Menelaah sumber data, yang dimulai dengan keseluruhan data yang
tersedia dari hasil wawancara, dokumen maupun sumber lain.
13
b. Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan hasil penelitian di lapangan.
Melalu kegiatan ini, maka peneliti dapat menggolongkan,
mengarahkan dan mengorganisasi data sehingga dapat ditarik
kesimpulan akhir.
c. Menarik kesimpulan atau verifikasi, merupakan langkah terakhir dari
kegiatan analisis kualitatif. Penerapan kesimpulan ini tergantung pada
besarnya kumpulan catatan di lapangan.
7. Teknik Penulisan
Teknik penulisan yang digunakan merujuk pada buku pedoman
penulisan skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilu Politik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2015.
G. SistematikaPenulisan
Untuk mensisteatikanya penulisan skripsi ini akan dibagi menjdi lima
BAB, dengan perincian sebagai berikut:
BAB I : Merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar
belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian.
metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II : Membahas masalah kerangka konseptual dan teori, yang
berisi tentang partai politik dan strategi politik.
14
BAB III : Membahas tentang Partai Keadilan Sejahtera, mulai
dari sejarah PKS, visi dan misi PKS, Platform serta susunan kepengurusan
PKS.
BAB IV : Menganalisis data (temuan lapangan) mendeskripsikan
hasil penelitian dan analisa data tentang strategi politik PKS dan relasi dengan
penurunan jumlah suara Partai Keadilan Sejahtera Pemilu legislatif DPRD
tahun 2014 di Kota Bekasi.
BAB V : Berisi Pentup yang meliputi kesimpulan dan saran.
15
BAB II
KERANGKA TEORITIS DAN KONSEPTUAL
A. Partai Politik
1. Pengertian Partai Politik
Kelahiran partai politik sedianya adalah buah dari pertarungan ideologi antar
kekuatan yang ada dalam masyarakat.Ini muncul sebagai representasi kepentingan
warga Negara kapital. Partai politik juga merupakan pencerminan dari negara yang
demokratis yang diyakini sebagai prasarat bagi kehidupan negara modern. Tanpa
menunjuk kepentingan yang mana dan oleh siapa, jelas bahwa partai politik
merupakan lembaga penyalur kepentingan, yaitu kepentingan rakyat dan juga
kepentingan penguasa.
Politik sendiri berasal dari kata “Polis” yang berarti “Negara Kota” dengan
politik itu sendiri berarti ada hubungan khusus antar manusia, dalam hubungan itu
timbul aturan, kewenangan, dan akhirnya kekuasaan.Politik adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan urusan yang menyangkut kepentingan dari sekelompok
masyarakat.Secara umum politik mempunyai dua arti, yaitu politik dalam arti
kepentingan umum (Politics) dan politik dalam arti kebijakan (Policy). Politik dalam
arti “Politics” adalah rangkaian asas/ prinsip, keadaan,cara, atau alat yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan.Sedangkan politik dalam arti “Policy” adalah
16
penggunaan pertimbangan tertentu yang dapat menjamin terlaksananya usaha untuk
mewujudkan keinginan dan cita–cita yang dikehendaki.
Partai politik adalah satu komponen yang penting dalam dinamika
perpolitikan sebuah bangsa.Partai politik dipandang sebagai salah satu jembatan
seseorang atau sekelompok individu untuk meraih kesuksesan. Bagi suatu negara
yang menganut sistem pemerintahan demokrasi maupun yang sedang membangun
proses demokratisasi, partai politik menjadi sarana demokrasi yang bisa berperan
sebagai penghubung antara rakyat dan pemerintah.
Secara etimologi politik berasal dari kata Yunani yaitu Polis, yang berarti kota
atau negara kota, yang kemudian diturunkan kata–kata Polities yang berarti warga
negara. Secara istilah politik adalah usaha untuk mencapai atau mewujudkan cita-cita
atau ideologi.7
Di dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik,
yang dimaksud partai politik di Indonesia adalah organisasi yang bersifat nasional
dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar
kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan
anggota, masyarakat, bangsa, dan negara, serta memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
7Soelistyati Ismail Gami, Pengantar Ilmu Politik, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1984) h. 14
17
Untuk mempertajam pengertin diatas, dibawah ini disampaikan beberapa
definisi mengenai partai politik:
a. Carl J. Fredrich mengartikan partai politik sebagai “sekelompok manusia yang
terorganisasi secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan
penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan berdasarkan
penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang
bersifat adil maupun materil.”8
b. Sidmund Neumann dalam karangannya Modern Political Parteis
mengemukakan definisi sebagai berikut: “Partai politik adalah organisasi dari
aktivis–aktivis politik yang berusaha untuk kekuasaan pemerintahan serta
merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan suatu golongan atau
golongan–golongan lain yang mempunyai pandangan berbeda.”9
c. R.H. Soltou mendefinisikan “Partai politik sebagai sekelompok warga negara
yang sedikit banyak terorganisir, yang bertindak sebagai suatu kesatuan
politik dan dengan memanfaatkan kekuasaanya untuk memilih bertujuan
menguasai pemerintahan dan melaksankan kebijaksanaan umum mereka”.10
Dari definisi tersebut, partai politik merupakan perantara utama yang
menghubungkan kekuasaan dan ideologi–ideologi yang beredar di masyarakat.
Denganlembaga–lembaga formal (pemerintah). Partai politik berusaha
8Soelistyati Ismail Gami, Pengantar Ilmu Politik, h. 161
9Soelistyati Ismail Gami, Pengantar Ilmu Politik, h. 162
10Soelistyati Ismail Gami, Pengantar Ilmu Politik, h. 262
18
mempertemukan kepentingan – kepentingan masyarakat luas dengan lembaga –
lembaga yang melaksanakan kebijakan publik.
Menurut Lapalombara dan Weiner (1996),mengidentifikasi empat
karakteristik dasar yang menjadi ciri khas organisasi yang dikategorikan sebagai
partai politik.Kriteria ini sangat populer untuk melakukan studi komparasi politis.
Keempat karakteristik dasar dari partai politik adalah sebagai berikut:
1. Organisasi jangka panjang. Organisasi partai politik harus bersifat jangka
panjang, diharapkan dapat terus hadir meskipun pendirinya sudah tidak ada
lagi. Partai politik bukan sekedar gabungan dari para pendukung yang setia
dengan pemimpin yang kharismatik. Partai politik hanya akan berfungsi
dengan baik sebagai organisasi ketika ada sistem dan prosedur yang mengatur
aktivitas organisasi dan ada mekanisme suksesi yang dapat menjamin
keberlangsungan partai politik untuk jangka waktu yang lama.
2. Sktruktur organisasi. Partai politik hanya akan dapat menjalankan fungsi
politiknya apabila didukung oleh sktruktur organisasi, mulai dari tingkat lokal
sampai nasional, dan ada pola interaksi yang teratur diantara keduanya. Partai
politik kemudian dilihat sebagai organisasi yang meliputi suatu wilayah
teritorial secara prosedural dan sistematis. Sktruktur organisasi partai politik
yang sistematis dapat menjamin aliran informasi kebawah ke atas, sehingga
nantinya akan meningkatkan efisiensi serta efektifitas fungsi kontrol dan
koordinasi.
19
3. Tujuan berkuasa. Partai politik didirikan untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan, baik di level lokal maupun nasional. Siapa yang
memimpin negara, provinsi atau kabupaten? Pertanyaan-pertanyaan inilah
yang melatarbelakangi hadirnya partai politik. Ini pula yang membedakan
partai politik dengan bentuk kelompok dan grup lain yang terdapat dalam
masyarakat seperti perserikatan, asosiasi dan ikatan.
4. Dukungan politik luas adalah cara untuk mendapatkan kekusaan. Patai politik
perlu mendapatkan dukungan luas dari masyarakat. Dukungan inilah yang
menjadi sumber legitimasi untuk berkuasa. Karakteristik ini menunjukan
bahwa partai politik hrus mampu diterima oleh mayoritas masyarakat dan
sanggup memobilisasi sebanyak mungkin elemen masyarakat. Semakin besar
dukungan publik yang didapatkan oleh suatu partai politik, semakin besar
juga legitimasi yang diperolehnya.
Pemilu 1999 dan 2004, bukanlah pemilu multipartai pertama untuk memilih
anggota legislatif bagi bangsa ini.Pada pemilihan umum pertama tahun 1955 pernah
juga dilakukan pemilu multiprtai, yang ketika itu diikuti oleh 36 partai politik, baik
yang mewakili partai maupun perorangan. 11
Banyaknya partai politik ini, melambangkan sebuah negara yang demokratis,
yang kemudian diharapkan menjadi penyalur aspirasi rakyat yang beragam,serta
11
Onghokham, Analisa Kekuatan Politik di Indonesia, (Jakarta : Pustaka LP3ES,
1995), h. 222
20
penyeimbangan kekuatan politik yang ada.Begitu juga dengan banyaknya partai yang
diharapkan menjadi lembaga kontrol terhadap pemerintah serta sebagai sarana
mengkritik rezim yang berkuasa. Walaupun ada yang pro dan kontra dengan
suburnya politik yang akan mendaftarkan diri sebagai peserta pemilu.12
Selain itu, terbentuknya sebuah lembaga tidak pernah terlepas dari fungsi
lembaga tersebut, demikian halnya dengan partai politik,13
Fungsi tersebtlah yang
mengatur peranan partai politik.
Menurut Hafid Cangra, ada tiga prinsip dasar dari partai politik yakni sebagai
berikut:14
12Haryanto, Sistem Politik Suatu Pengantar, ( Yogyakarta : PT Liberty, 1982) h. 11
13
Fungsi partai politik Sosialisai politik yaitu, a. Sosilisasi politik adalah sautu cara
utuk memperkenalkan nilai-nilai politik, sikap-sikap dan etika politik yang dianut dan
berlaku di suatu negara. Ada dua hal yang penting dalam sosialisasi politik ini, pertama;
bahwa sosialisai politik terus berjalan selama hidup seseorang. Terbentuk dimulai dari masa
kanak-kanak yang kemudian akan disesuaikan dan diperkuat saat mengalami berbagai
pengalaman sosial, pendidikan, dan pengaruh dari pergaulan. Kedua; sosilisasi politik dapat
berwujud transmisi dan pengajaran. Maka bisa dikatakan sosialisasi politik adalah proses
dimana seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik yang berada di
sekitarnya.
b.Komunikasi Politik merupakan salah satu fungsi yang dijalankan oleh Partai Politik dengan
segala struktur yang tersedia, mengadakan komunikasi informasi, isu dan gagasan politik.
Dengan kata lain komunikasi politikberfungsi menyalurkan pendapat dan aspirasi masyarakat
serta mengaturnya untuk mengurangi kesimpangsiuran pendapat dalam masyarakat.
c.Rekrutmen politikadalah suatu proses seleksi anggota-anggota kelompok untuk mewakili
kelompoknya dalam jabatan-jabatan administratif maupun untuk politik. Setiap partai politik
memiliki pola rekrutmen yang berbeda, yang akan disesuaikan dengan sistem politik yang
dianutnya..Selain itu dalam rekrutmen ini partai politik mencari dan mengajak orang berbakat
untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai.
d.Pengatur konflik. Dalm hal ini Partai politik berusaha mengatasi perbedaan yang terjadi
untuk mengurangi konflik yang terjadi. Disisi lain, partai politik juga punya tanggung jawab
untuk terus memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat, sekaligus mengembangkan solusi
yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masaalah di tengah masyarakat. Penyelesaian
masalah ini biasanya dijawab dengan program politik yang dibuat partai.
21
1. Partai sebagai koalisi, yakni membentuk kolisi dari berbagai kepentingan
untuk membangun kekuatan mayoritas. Partai yang dibentuk atas dasar koalisi
di dalamnya terdapat faksi-faksi. Dalam tubuh partai Golkar mislnya ada faksi
Kosgoro, MKGR, dan Korpri (sebelum tahun 1999), demikian pula dalam
tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terdapat faksi NU, Permusi, Perti,
dan PSII. Kehadiran faksi-faksi dalam partai besar sering mengacaukan
kesatuan partai karena satu sama lain berusaha menjadi dominan dalam partai,
ketidakcocokan dalam partai terutama muncul dalam hal penetapan asas
perjuangan, program, kepengurusan dan organisasi, dan pencalonan kandidat.
2. Partai sebagai organisasi, untuk menjadi institusi yang eksis, dinamis, dan
berkelanjutan partai politik harus dikelola. Partai harus dibina dan dibesarkan
sehingga mampu menarik dan menjadi wadah perjuangan, sekaligus
representasi dari sejumlah orang atau kelompok. Tugasnya adalah
mencalonkan anggota untuk pemilu dengan label partai, mengambil bagian
dalam pemilu, mengajukan calon yang disepakati, mengumpulkan dana dan
membuat isu propaganda dalam kampanye. Untuk itu, partai politik
melakukan mobilisasi kepada anggota-anggotanya untuk loyal kepada partai.
3. Partai sebagai pembuat kebijakan. Partai politik juga berbeda dengan
kelompok sosial lainny dalam hal pengambilan kebijakan. Partai politik
mendukung secara myata kepada para calon yang mereka ajukan untuk
14
Hafid Cangara, Komunikasi Politik : Konsep, Teori dan Strategi (Jakarta:
RajGrafindo Persada, 2009), h. 209
22
menduduki jaatan-jabatan publik. Dari posisi ini ereka memiliki kekuasaan
untuk mempengaruhi atau mengangkat petugas atau karyawan dalam lingkup
kekuasaannya, bahkan turut memberi pengaruh dalam pengambilan kebijakan
dikementrian dimana kader partai menduduki posisi yang sama melalui
kolegitas partai.
Dari tiga prinsip inilah kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan
partai politik seperti apa peranannya dan bagaimana mereka bekerja untuk bangsa dan
negeri ini. Berbagai upaya akan mereka lakukan untuk mencapai sebuah tujuan dalam
rangka menduduki kekuasaan dan memimpin bangsa dan negeri ini.
B. Strategi Politik
Strategi berasal dari kata strategia yang memiliki arti sebagai suatu seni (art)
dan ilmu (science) tentang pengendalian militer. Menurut Hunger strategi adalah
rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana organisasi mencapai misi dan
tujuannya.15
Sedangkan Rue dan Holland menyimpulkan bahwa pengertian strategi
adalah suatu penentuan dan evaluasi berbagai alternatif untuk mencapai misi atau
tujuan, termasuk pemilihan alternatif- alternatifnya.16
Strategi adalah suatu alat dan cara untuk mendapatkan sesuatu yang
diinginkan. Strategi politik kemudian diartikan sebagai alat politik untuk
mendapatkan sesuatu.Baik itu mendapatkan kemenangan, jabatan, dan
15
Arbi Sanit, Perwakilan Politik di Indonesia,(Jakarta: CV Rajawali,1985), h. 13 16
M. Irhas Effendi, Perubahan Lingkungan dan Strategi serta Implikasinya terhadap
Profitabilitas dan Resiko Bank Umum Devisa di Indonesia, (Disertasi, Program Pasca Sarjana
Universitas Airlangga, 2001), h. 23
23
kekuasaan.Arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada pengembangan suatu
strategi atau strategi – strategi yang bersifatefektif untuk membantu mencapai tujuan
organisasi. Sedangkan menurut Michael Allison dan Jude Kaye, strategi adalah
proses sistemik yang disepakati organisasi dan membangun keterlibatan diantara
stakeholder utama tentang prioritas yang hakiki bagi misinya dan tanggap terhadap
lingkungan operasi.17
Strategi politik adalah tindakan yang bersifat goal oriented (yang berorientai
pada tujuan). Pada kegiatan strategi politik selalu ada tujuan yang hendak dicapai.
Pencapaian tujuan tersebut tentu saja tidak dapat dilakukan melalui tindakan yang
seadanya, melainkan harus didasari pengorganisasian tindakan secara sistematik dan
strategis.
Pada dasarnya strategi politik adalah strategi kampanye politik untuk
membentuk serangkaian makna politis yang terbentuk dalam pikiran para pemilih
menjadi orientasi perilaku yang akan mengarahkan pemilih untuk memilih partai
politik. Makna inilah yang menjadi output penting strategi politik, yang menentukan
pihak – pihak mana saja yang akan dicoblos oleh para pemilih. Hal ini dapat
dilaksanakan melalui metode 9P yang dikemukakan oleh Adam Nursal, yaituParty,
17
Hadari Nawawi, Manajemen Strategi organisasi non Profit Bidang Pemerintahan
dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta: Gajah Mada Press, 2005), h. 148
24
Pass Marketing, Person, Policy, Positioning, Pull Marketing, Push Marketing,
Presentation.18
1. Party juga dilihat sebagai produk politik. Partai politik mempunyai
identitas utama, aset reputasi, dan identitas estetis. Ketiga hal tersebut
akan dipertimbangkan oleh para pemilih dalam menetapkan pilihannya.
Dalam hal ini, partai politik menguatkan institusional secara internal
melalui konsolidasi partai, lali penguatan eksternal di masyarakat.
2. Pass Marketingadalah penyampaian produk politik kepada pihak – pihak
yang berpengaruh pada masyarakat. Berbagai pihak yang berpengaruh di
dalam masyarakat memiliki nilai strategis bagi kandidiat, sebab dengan
adanya daya pengaruh, para tokoh tersebut dapat meneruskan pesan –
pesan politik yang disampaikan kandidat kepada masyarakat atau
komunitasnya. Strategi pass marketing dilakukan dengan menjalin
hubungan dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda.
Dalam hal ini kandidat dapat membuat kontrak atau perjanjian politik
dengan para tokoh tersebut sebagai suatu ikatan yang kuat, agar ketika
kandidat yang dipasarkan memperoleh kemenangan, maka para tokoh
tersebut dapat menuntut janji – janji politik yang dituangkan ke dalam
kontrak, untuk kepentingan masyarakat. Hal ini sering kali dikaitkan
dengan koalisi partai.
18
Adam Nursal, Political Marketing: Strategi Memenangkan Pemilu ( Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2004), h. 295-298.
25
Menurut Andrey Heywood, koalisi adalah penggabungan sekelompok
partai politik yang berkompetisi, secara bersama – sama yang memiliki
persepsi tentang kepentingan dalam penggalangan energi secara kolektif.19
3. Person adalah kandidat legislatif atau eksekutif yang akan dipilih melalui
pemilu. Kualitas person dapat dilihat melalui tiga dimensi, yakni kualitas
instrumental, dimensi simbolis, dan fenotipe optis.
4. Policy tawaran program kerja jika terpilih kelak. Policy yang efektif harus
memenuhi tiga syarat yakni, menarik perhatian, mudah terserap pemilih,
attributable. Ini subtansi produk politik yang disajikan. Presentasi sangat
penting karena dapat mempengaruhi makna pemilih. Prensentasi disajikan
dengan medium presentasi. Produk politik disampaikan kepada pasar
politik, baik pencapaian produk langsung ke masyarakat mauppun
pencapaian produk melalui pemanfaatan media massa
5. Positioning adalah strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak
pemilih agar kontestan (pasangan calon yang diusung) mengandung arti
tertentu yang mencerminkan keunggulannya terhadap kontestan pesaing
dalam bentuk hubungan asosiatif.
6. Push Marketing adalah penyampaian produk politik secara langsung
kepada para pemilih. Produk politik tersebut berupa kandidat yang
mencalonkan diri pada suatu pemilihan umum dan kandidat itu sendiri,
19
Andrey Heywood dalam buku Afan gaffar, Transisi Menuju Demokrasi, (Jakarta :
Pustaka Pelajar, 1999), h..
26
7. Pull Marketing adalah penyampaian produk politik dengan memanfaatkan
media massa. Media massa dalam aktivitas pemasaran politik memegang
peranan yang sangat penting dalam memperkenalkan dan
menyosialisasikan kandidat kepada masyarakat luas. Selain itu melalui
media massa, kandidat dapat menyebarluaskan visi, misi, dan program
mereka kepada calon pemilih. Strategi pull marketing dilakukan dengan
kampanye politik menggunakan media cetak (surat kabar) maupun media
elektronik (televisi dan radio).
8. Presentation adalah penyampaian dari policy, person, dan party dengan
apik sehingga membentuk kesan yang menyakinkan dihadapan pemilih.
9. Polling adalah hasil dari keseluruhn metode yang telah di terapkan.
Metode diatas, biasa disebut dengan Totally Political Marketing20
, yaitu partai
politik memasarkan semua yang bisa dijual, baik potensi, kelebihan dan performa
partai politik. Di dalam kajian ini, usaha – usaha tersebut dapat dijadikan sebagai
salah satu metode dalam melakukan mobilisasi.
Jadi, strategi politik adalah sebuah rencana yang sistematik dan
mengimplementasikannya dalam mencapai tujuan memenangkan dalam bidang
politik. Dengan strategi politik inilah partai politik mampu menentukan dan membuat
partai dalam posisi kemenangan atau kekalahan.
20
Oman Heryaman, Memenangkan Pemilu dengan Public Marketing”, makalah
Orientasi Pemenangan Pemilu DPD PKS Kabupaten Bandung , 2007 dalam
http://digilib.unpas.ac.id.programdanvoterssegmentation , diakses pada 29 Maret 2018
27
Dalam sebuah strategi pastinya tersimpan tujuan khusus, salah satunya adalah
“kemenangan”.Untuk mencapai kemenangan tersebut maka dibutuhkan suatu metode
dalam perencanaan strategi. Dalam buku Peter Schroder21
dijelaskan, bahwa terdapat
tiga bentuk pendekatan metodologis: kemiliteran, berorientasi pasar, politis.1) model
kemiliteran, 2) model perencanaan korporasi, dan 3) model perencanaan korporatis.
Dalam pendekatan metodologis terdapat gambaran yang memiliki makna masing
masing ada perbedaan dan persamaan. Pendekatan tersebut saling berpotongan tidak
hanya karena dalam persamaan metodologinya, tetapi juga karena beberapa menjadi
bagian dari strategi lainnya.Dengan demikian strategi militer dapat selalumenjadi
bagian dari strategi politis, dan sebuah strategi politis juga selalu merupakan strategi
pasar, atau setidaknya menunjukkan adanya orientasi pasar,yang perlu kita lihat pada
saat kampanye pemilu.
1) Model Kemiliteran
Untuk lebih menghargai penerapan strategi militer atas strategi lainnya, seseorang
perlu memiliki beberapa pengetahuan dasar mengenai konsep dan prinsip perang.
Menurut Wylie, tujuan awal seorang perencana strategi dalam perang adalah
memiliki kontrol atas musuhnya. Kontrol ini terjadi melalui suatu pola perang yang
dimanipulasi dengan cara agar titik berat perang tersebut bergerak ke arah yang
menguntungkan si perencana strategi dan merugikan musuh.
21
Peter Schroder, Strategi Politik (Poltische Strategien) Edisi Revisi, (Jerman:
Friedrich-Naumann-Stiftung fuer die Freiheit, 2008), h. 11-19
28
Titik berat dari suatu peperangan yaitu menentukan hasil dari perang
tersebut.Oleh karena itu, tujuan utama strategi adalah memindahkan titik berat perang
untuk keuntungan pihak sendiri. Hal ini tergantung pada beberapa faktor: hakekat
perang, tempat dan waktu perang, serta bobot titik berat.22
2) Model Perencanaan Korporasi
Perencanaan korporasi merupakan analisa sistematis dan perumusan tujuan
yang mengarah ke depan, yang mencakup cara dan pilihan-pilihan bersikap, pilihan
optimal yang dimiliki dan penetapan instruksi-instruksi untuk merealisasikannya
secara rasional.
3) Model Perencanaan Politis
Dalam proses perencanaan politis terdapat pola yang diutamakan yaitu
perencanaan strategi dalam melakukan upaya untuk memposisikan organisasi
berdasarkan realita lingkungan operasionalnya. Ada dua jenis lingkungan yang
dimaksud yaitu: i) lingkungan eksternal yang merupakan wilayah dimana kekuatan
atau faktor lain mempengaruhi atau dipengaruhi oleh organisasi tersebut. ii)
lingkungan internal, yang terdiri atas sumberdaya-sumberdaya, kekuatan, peluang,
serta tuntutan dari dalam organisasi itu sendiri. Perencanaan strategi harus mampu
22
Titik berat di sini merupakan titik kritis yang menentukan hasil akhir suatu
pertempuran.Untuk memindahkan titik berat pertempuran demi keuntungan sendiri, Wylie
mengusulkan dua pola strategi yaitu pola sekuensiel (bertahap) dan pola kumulatif
(kumpulan).Dalam pola sekuensiel, proses perang diibaratkan seperti sebuah rantai. Setiap
bagian merupakan aksi yang terpisah yang tumbuh secara alami yang berlandaskan pada apa
yang dicapai pada aksi yang sebelumnya. Pola kumulatif memandang perang sebagai
kumpulan aksi-aksi kecil yang tidak saling tergantung secara sekuensiel.
29
mengenali dan menilai peluang dan ancaman yang terjadi di lingkungan eksternal
yang berhubungan dengan visi, serta tujuan akhir organisasi.
30
BAB III
PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
A. Sejarah Partai Keadilan Sejahtera
Kejatuhan rezim Orde Baru membawa semangat penerapan demokratisasi
dikalangan masyarakat Indonesia, karena dengan berakhirnya rezim Orde Baru maka
mulailah di buka keran kebebasan berpolitik yang sudah terbelenggu sejak 32 tahun
masa kepemimpinan Soeharto. Masa Reformasi telah menghidupkan kembali
demokrasi.Dalam negara modern partai politik merupakan pilar dari demokrasi.Hal
itu terbukti pada tahun 1998 terdapat 48 partai politik, diantaranya Partai
Keadilan.PK merupakan hasil dari gerakan dakwah kampus yang dibentuk oleh
mahasiswa Islam Indonesia. PK didirikan pada tanggal 20 Juli 1998 di Jakarta dan di
deklarasikan pada tanggal 09 Agustus 1998 di Jakarta, di aula Masjid al – Azhar
kemayoran baru.23
Keberadaan partai politik di Indonesia dianggap sebagai salah satu perangkat
institusi demokratis karena fungsi dari partai politik diantaranya : 1.) sebagai sarana
menuangkan aspirasi dan mengartikulasikan kepentingan rakyat. 2.) Sebagai sarana
komunikasi dan sosialisasi politik. 3.) sebagai pengatur konflik dimana partai menjadi
media penyalur perbedaan pendapat yang terjadi masyarakat. Maka keberadaan partai
politik yang kuat menjadi faktor penting dalam kehidupan berbangsa dan
23
Hairus Salim, dkk, Perkenalan Prediksi, Harapan Pemilu 1999, Tujuh Mesin
Pendulang Suara, (Yogyakarta: LKIS, 1999), h. 165
31
bernegara.Dalam kabinet pemerintahan KH Abdyrrahman Wahid Partai Keadilan
menerima tawaran kursi Kementrian Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) dan
menunjuk Nurmahmudi Isma‟il yang pada saat itu menjabat sebagai presiden Partai,
ditunjuk sebagai calon menteri.Kemudian Nurmahmudi mengundurkan diri sebagai
presiden partai dan digantikan oleh Hidayat Nur Wahid yang terpilih pada 21 Mei
2000.Pada 3 Agustus 2000 Delapan partai Islam (PPP, PBB, PK, Masyumi, PKU,
PNU, PUI, PSII 1905) menggelar acara silaturahmi dan seserahan partai – partai
Islam di Masjid Al – Azhar.
Pada pemilu 1999, Partai Keadilan menempati urutan ke tujuh dari 48 partai
politik.
Tabel 1.1.
Hasil perolehan suara pada pemilu 1999
No. Partai Jumlah
suara Persentase
Jumlah
Kursi Persentase
1. Partai Kebangkitan
Ummat 300.064 0,28% 1 0,22%
2. Partai Persatuan
Pembangunan 11.329.905 10,71% 58 12,55%
3. Partai Syarikat
Islam Indonesia 375.920 0,36% 1 0,22%
4.
Partai Demokrasi
Indonesia
Perjuangan
35.689.073 33,74% 153 33,12%
5. Partai Demokrasi
Kasih Bangsa 550.846 0,525 5 1,08%
6. Partai Amanat
Nasional 7.528.956 7,12% 34 7,36%
7. Partai Politik Islam
Indonesia Masyumi 456.718 0,43% 1 0,22%
32
8. Partai Bulan
Bintang 2.049.708 1,94% 13 2,81%
9. Partai Keadilan 1.436.565 1,36% 7 1,51%
10. Partai Nahdatul
Ummat 679.179 0,64% 5 1,08%
11.
Partai Nasional
Indonesia Front
Marhaenis
365. 176 0,35% 1 0,22%
12.
Partai Ikatan
Pendukung
Kemerdekaan
Indonesia
328.654 0,31% 1 0,22%
13. Partai Indonesia –
Massa Marhaen 345.629 0,33% 1 0,22%
14. Parti Demokrasi
Indonesia 345.720 0,33% 2 0,43%
15. Partai Golongan
Karya 23.741.749 22,44% 120 25,97%
16. Partai Persatuan 655.052 0,62% 1 0,22%
17. Partai Kebangkitan
Bangsa 13.336.982 12,61% 51 11,03%
18. Partai Daulat
Rakyat 427.854 0,40% 2 0,43%
19. Partai Keadilan dan
persatuan 1.065.686 1.01% 4 0.87%
20.
Paertai Bhinneka
Tunggal Ika
Indonesia
364.291 0,34 1 0,22%
JUMLAH 105.786.661 100,00% 462 100,00%
Sumber : http://www.kpu.go.id/index.php/pages/detail/2008/11/Pemilu-1999
Jumlah suara yang di dapat PKS yang ada saat masih bernama Partai Keadilan
mendapatlan 143.565 suara dengan perolehn kursi 7 kursi.Hal ini menjadi dasar
bermetamorfosisnya PK menjadi PKS krena hasil dari pemilu tahun 1999, PK tidak
33
dapat memenuhi syatar electoral threshold24
. Dengan adanya UU Pemilu Nomor 3
Tahun 1999 tentang syarat berlakunya batas minimum keikutsertaan parpol pada
pemilu selanjutnya dua persen, maka PK harus mengubah namanya untuk dapat ikut
kembali di Pemilu berikutnya.
Tabel 1.2
Partai Islam Yang Mengikut Pemilu Pada Era Reformasi
Tahun Partai
1999 Partai Kebangkitan Muslim Indonesia, Partai Ummat Islam, Partai
Kebangkitan Umat, Partai Masyumi Baru, Partai Persatuan
Pembangunan, Partai Syarikat Islam Indonesia 1905, Partai Amanat
Nasional, Partai Politik Islam Indonesia Masyumi, Partai Bulan
Bintang, Partai Keadilan, Partai Nahdatul Ulama, Partai Islam
Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan, Partai
Umat Muslimin Indonesia, Partai Abul Yatama.
2004 Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, Partai
Bulan Bintang, Partai Bintang Reformasi, Partai Persatuan Nahdatul
Ulama Indonesia, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat
Nasional.
2009 Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, Partai
24
electoral thershold adalah ambang batas minimum suatu partai hingga dapat
mencapai 3% suara, sebagaimana ditentukan dalam pasal 9 ayat (1) dan (2) UU No. 12 Tahun
2003 diharuskan mengganti nama dan tanda gambar.
34
Bulan Bintang, Partai Matahari Bangsa, Partai Bintang Reformasi,
Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional
2014 Partai Amanat Nasiaonal, Partai Keadilan Sejahtera, Partai
Kebangkitan Bangsa, Partai Bulan Bintang, Partai Persatuan
Pembangunan
Sumber: Komisi Pemilihan Umum tahun 1999, 2004, 2009, dan 2014
(www.kpu.go.id) diakses pada tanggal 30 Mei 2015
Beberapa pengamat menilai bahwa salah satu faktor kekalahan Partai Islam
pada pemilu 1999 adalah kurangnya inklusivitasnya. Indikasi ini diperkuat oleh
kritikan Van Zorge, yang menilai Partai Keadilan Sebagai modernis – ekslusif.
Kecenderungan terlalu besar ke arah ekslusifitas akan menyulitkan partai ini untuk
maju dan bahanya untuk PK adalah secara potensial akan mudah dimusuhi oleh
kawan – kawan penganut Islam kultural. Celakanya, justru eklusifitas adalah lawan
paling potensial bagi cita – cita membangun watak bangsa.Watak bangsa tidak
mungkin dibangun pararel dengan ekslusifisme.
Dibalik kritikan itu Van Zorge juga memberikan penilaian “inklusif”.PK yang
diakui sebagai partai yang mampu membawa perubahan dan sebagai partai yang
dianggap unik.selain itu PK dianggap sebagai partai yang mudah untuk diajak bekerja
sama dan mampu diajak berdiskusi ketika sedang menghadapi masalahpolitik. “
35
Partai Keadilan has demonstrated a willingness in the past to compromise and work
within the confines of political realities” Van Zorge.25
Ekslusivitas dari PK pada saat itu hanya sekumpulan pengajar islam dan
mahasiswa. Minimnya basis massa yang dimiliki oleh PK pada saat itu membuat
hasil perolehan suara tidak bisa didapat dengan maksimal. PK hanya sebagai gerakan
dakwah dengan sasaran kampus universitas dan berbasis kelompok – kelompok
ekonomi menengah perkotaan. Dengan basis massa mahasiswa, PK memegang peran
penting bagi kegiatan ekstrakulikuler di kampus.
Kedekatan emosional yang tinggi dan adanya jaringan dengan Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) yang kini sudah merambah besar di
berbagai kampus.Sebenarnya peran KAMMI sangat mendominasi dukungan dari isu
– isu yang didistribusikan oleh PKS. Kemampuan mengorganisir massa yang besar
membuat KAMMI menjadi lebih solid dan militan. Hal ini dimanfaatkan oleh PKS,
beberapa kader terbaik dipilih dari kelompok persaudaraan (usrah) dari berbagai
kampus lalu dijadikan sebagai anggota yang masuk dalam struktur kepengurusan
Partai.
Dengan lengsernya Nurmahmudi (Presiden PKS), sejak tahun 2000 PKS di
pimpin oleh Hidayat Nurwahid. Dengan dipimpinnya PKS oleh Hidayat Nurwahid
membuat sedikit perubahan orientasi dengan memperluas arenanya tidak hanya
25
R. William Liddle, Partisipasi dan Partai Politik. Penerjemah Tim Pustaka Utama
Grafiti (Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 1992 ), h. 14 dalam Jurnal Agama dan Hak Azazi
manusia oleh Ach. Basyir, Ideologi Politik Dilematis Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Antara Gerakan Tarbiyah dan Paragmatisme , h. 5
36
mengandalkan basis massa mahasiswa,tetapi dengan merebut suara dari massa
mengambang NU dan Muhammadiyah, hal ini membuka peluang bagi PKS untuk
menyedot suara yang begitu signifikan pada pemilu tahun 2004.
Pada 2 juli 2003, Partai Keadilan Sejahtera ( PK Sejahtera ) menyelesaikan
seluruh proses verifikasi, sehari kemudian PK bergabung dengan PKS, dan dengan
penggabungan ini, seluruh milik PK menjadi milik PKS, termasuk anggota dewan
dan para kadernya. Dengan penggabungan ini maka dimulailah Partai Keadilan
bermetamorfosis menjadi Partai Keadilan Sejahtera.Setelah pemilu 2004, Hidayat
Nur Wahid (Presiden PKS yang sedang menjabat) kemudian terpilih sebagai ketua
MPR masa bakti 2004 – 2009 dan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai
Presiden PK Sejahtera. Pada sidang Majelis Syuro I PKS pada 26 – 29 Mei 2005 di
Jakarta, Tifatul Simbiring terpilih menjadi Presiden PK Sejahtera periode 2005-2010.
Seperti Nurmahmudi Isma‟il dan Hidayat Nur Wahid disaat Tifatul dipercaya oleh
Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Indonesia ke – sebagai Menteri Komunikasi
dan Informatika.Maka estafet kepemimpinan pun berpindah ke Lutfi Hasan Ishaq
sebagai pjs Presiden PK Sejahtera. Pada sidang Majelis Syuro PKS II pada 16 – 20
Juni 2010 di jakarta, Lutfi hasan Ishaq Terpilih Menjadi Presiden PK Sejahtera
periode 2010 -2015.26
26
PKS SEMARANG, artikel ini di akses pada 15 Maret dari
http://semarang.pks.id/visi-dan-misi-pks/
37
B. Visi dan Misi Partai Keadilan Sejahtera
1. Visi Partai Keadilan Sejahtera
Dalam membangun sebuah Partai atau Organisasi haruslah memiliki
visi dan misi.Visi dan misi ini dimaksudkan sebagai acuan dan tujuan suatu
partai.Dalam PKS sendiri memiliki visi secara umum dan visi secara khusus.
Visi umum: “Sebagai partai dakwah penegak keadilan dan
kesejahteraan dalam bingkai persatuan ummat dan bangsa” .
Visi khusus: “Partai berpengaruh baik secara kekuatan politik,
partisipasi, maupun opini dalam mewujudkan masyarakat yang madani.”
Visi khusus ini, akan mengarahkan Partai Keadilan Sejahtera sebagai
berikut :
1. Partai dakwah yang memperjuangkan islam dalam berbangsa dan
bernegara.
2. Kegiatan yang mempelopori dan kerjasama yang kuat antar
anggota dengan satu cita – cita dalam menegakkan nilai dan sistem
Islam yang rahmatan lil‟alamin.
3. Akselerator bagi perwujudan masyarakat yang madani.
2. Misi Partai Keadilan Sejahtera
Selain harus memiliki visi juga harus dilengkapi dengan misi.Misi
adalah tugas yang harus dilakukan oleh artai agar partai menjadi berkmbang
dan terorganisir.
38
1. Menyebarluaskan dakwah Islam dan mencetak kader-kadernya
sebagai anashir taghyir (pelaku perubahan). Mempelopori
reformasi sistem politik, pemerintahan dan birokrasi, peradilan dan
militer agar tetap berkomitmen terhadap penguatan demokrasi.
Penegakan hukum yang diawali dengan membersihkan aparat
penegaknya dari perilaku bermasalah dan koruptif. Mewujudkan
kemandirian dan pemberdayaan industri pertahanan nasional.
Mengembankan otonimi daerah yang terkendali. Serta berorientasi
pada semangat keadilan dan proposionalitas melalui lembaga –
lembaga kenegaraan ditingkat pusat, provinsi dan daerah.
Menegaskan kembali sikap bebas dan aktifdalam mengupayakan
stabilitas kawasan dan perdamaian dunia berdasarkan prinsip
kesetaraan saling menghormati, saling menguntungkan dan
penghormatan terhadap martabat kemanusiaan. Menggalang
solidaritas dunia demi mendukung bangsa – bangsa yang tertindas
dalam merebut kemerdekaannya.
2. Mengembangkan institusi – institusi kemasyarakatan yang islami
di berbagai bidang sebagai markaz taghyir (pusat perubahan) dan
pusat solusi. Mendorong penyelenggaraan sistem ketatanegaraan
yang sesuai dengan fungsi dan wewenang sebagai suatu
keniscayaan yang harus dijalani, demi perubahanhubungan
ketatanegaraan yang baik.
39
3. Membangun opini umum yang islami dan iklim yang mendukung
bagi penerapan ajaran islam yang solutif dan membawa rahmat.
Menumbuhkan kepemimpinan yang kuat, yang mempunyai
kemampuan membangun solidaritas masyarakat untuk
berpartisipsi dalam seluruh dinamika kehidupan berbangsa dan
bernegara yang memiliki keunggulan moral, kepribadian dan
intelektualitas ( bersih, peduli, profersional).
4. Membangun kesadaran politik masyarakat, melakukan pembelaan,
pelayanan dan pemberdayaan hak –hak kewarganegaraannya.
Membangun sistem politik yang sehat, penegak hukum yang adil
dan hankam yang mantap.
5. Menegakkan amar ma‟ruf nahi munkar terhadap kekuasaan secara
konsisten dan kontinyu dalam bingkai hukum dan etika islam.
Mengentaskan kemiskinan, mengurangi pengangguran dan
meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat melalui strategi
pemerataan pendapat, pertumbuhan bernilai tinggi dan
pembangunan berkelanjutan yang dilaksanakan melalui langkah-
langkah utama berupa pelipatgandaan produktifitas sektor
pertanian, kehutanan dan kelautan; peningkatan daya saing industri
nasional dengan pedalaman struktur dan upgrading kemapuan
teknologi dan pembangunan sektor – sektor yang menjadi sumber
pertumbuhan baru berbasis resouces dan knowledge. Semua itu
40
dilaksanakan atas landasan (filosofi) ekonomi egaliter yang akan
menjamin kesetaraan atau valuasi yang sederajat antara (pemilik)
modal dan (pelaku) usaha, menjamin pembatasan tindakan
spekulasi, monopoli dan segala kriminalitas ekonomi yang
dilakukan oleh penguasa modal dan sumber – sumber ekonomi
lain untuk menjamin terciptanya kesetaraan bagi seluruh pelaku
usaha.
6. Secara aktif melakukan komunikasi, silaturahmi, kerjasama dan
istilah dengan berbagai unsur atau kalangan umat Islam untuk
terwujudnya ukhuwah Islamiyah dan wihdatul-ummah, dan
dengan berbagai komponen bangsa lainnya untuk memperkokoh
kebersamaan dalam merealisir agenda reformasi.
7. Menuju pendidikan berkeadilan dengan memberikan kesempatan
yang seluas – luasnya bagi seluruh takyat Indonesia. Membangun
sistem pendidikan nasional yang terpadu, komprehensif dan
bermutu untuk menumbuhkan SDM yang berdaya saing tinggi
serta guru yang profesional dan sejahtera. Mengoptimalkan
anggaran kesehatan dan mendukung pelayanan yang berkualitas.
Mengembangkan seni dan budaya yang bersifat etis dan religius.
Sebagai faktor dalam membentuk karakter bangsa yang tangguh,
disiplin kuat, serta daya inovasi dan kreativitas yang tinggi.
Terciptanya masyarakat sejahtera melalui pemberdayaan
41
masyarakat yang dapat mewadahi dan membantu proses
pembangunan berkelanjutan.
8. Ikut memberikan kontribusi positif dalam meneggakan keadilan
dan menolak kedhaliman khususnya terhadap negeri – negeri
muslim yang tertindas.
9. Menuju pendidikan yang berkeadilan dengan memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh rakyat Indonesia.
Membangun sistem pendidikan nasional yang terpadu,
komprehensif dan bermutu untuk menumbuhkan SDM yang
berdaya saing tinggi serta guru yang profesional dan sejahtera.
Mengoptimalkan anggaran kesehatan dan mendukung pelayanan
yang berkualitas. Mengembangkan seni dan budaya yang bersifat
etis dan religius. Sebagai faktor dalam membentuk karakter bangsa
yang tangguh, disiplin kuat, serta daya inovasi dan kreativitas yang
tinggi. Terciptanya masyarakat sejahtera melalui pemberdayaan
masyarakat yang dapat mewadahi dan membantu proses
pembangunan berkelanjutan.27
Partai Keadilan Sejahtera meyakini bahwa pembangunan merupakan
hak sekaligus kewajiban masyarakat bukan hanya negara. Karenanya
pemberdayaan masyarakat, baik dalam aspek politis maupun ekonomis,
27
PKS SEMARANG, artikel ini di akses pada 15 Maret dari
http://semarang.pks.id/visi-dan-misi-pks/
42
akanmengantarkan rakyat pada posisi sejajar sebagai mitra pemerintah yang
duduk satu meja bersama – sama untuk mencapai situasi saling
menguntungkan. PKS memandang partisipasi total masyarakat madani,
pengusaha pemerintah serta kerjasama internasional, yang merupakan lintas
komponen dan aktor adalah sebuah keniscayaan dalam mengelola
pembangunan. Semua itu dilaksanakan menuju keadilan dan kesejahteraan.
Visi dan misi suatu partai wajib di rancang, karena dari visi dan misi
tersebut masyarakat akan mengetahui tujuan dan kewajiban partai. Dari visi
masyarakat mengetahui hal apa yang akan di lakukan oleh partai tersebut dan
dengan misi masyarakat akan mengetahui tugas apa yang harus dilakukan partai
tersebut untuk masyarakat.
C. Platform Partai Keadilan Sejahtera28
Sebagai wujud dari rasa tanggung jawab politik PKS bagi kehidupan bangsa
dan negara, PKS turut serta berperan aktif sebagai bagian dari penyelesaian masalah
bangsa, dalam rangka mewujudkan Indonesia yang adil, sejahtera dan bermartabat,
sebagaimana yang dicitakan PKS. Maka disusunlah platform kebijakan pembangunan
PKS sebagai arah dan pedoman perjuangan bagi kader dan sekaligus komitmen partai
28
Majelis Pertimbangan Pusat Partai Keadilan Sejahtera, Memperjuangkan
Masyarakat Madani,cet I, (Jakarta : Majelis Pertimbangan Pusat, t.t) h. 4-14
43
politik.Komitmen ini adalah konsepsi kebijakan pembangunan yang akan
diperjuangkan PKS.29
Platform partai diperlukan sebagai sebuah perspektif dalam kerangka kerja,
yang menjadi patokan dasar bagi aktifitas partai serta menjadi guidence bagi aktifis
dalam merespon dan mengantisipasi persoalan yang terjadi dalam aktifitas sosial
politik. Dengan kebijakan dasar yang jelas dan diharapkan seluruh proses perjalanan
partai dan aktifitasnya tetap berbeda dalam ideologi yang dianutnya.
Platform Partai Keadilan Sejahtera ini dimaksudkan untuk :
1. Meletakkan perspektif dan kerangka kerja Partai dalam menyusun dan
mengoprasionalkan program – program strategis.
2. Memberikan kerangka umum kepada Partai untuk memudahkan dalam
penyusunan program aksi dan langkah – langkah operasionalnya.
3. Menjadi patokan umum dan memposisikan Partai sebagai kekuatan
politik dalam berinteraksi dengan berbagai kekuatan masyarakat.
4. Menjadi guidance bagi aktivis dalam merespon dan mengantisipasi
persoalan yang terjadi dalam aktivitas sosial politik.
Secara umum platform yang diambil oleh Partai Keadilan Sejahtera terefleksi
utuh dalam jati dirinya sebagai Partai Dakwah.Sedangkan Partai dakwah yang
diyakni Partai Keadilan Sejahtera adalah dakwah rabbaniyah yang rahmatan
29
Majelis Pertimbangan Pusat Partai Keadilan Sejahtera, Memperjuangkan Masyarakat
Madani,cet I, h.
44
lil‟alamin,yaitu dakwah yang membimbing manusia mengenal Tuhannya dan dakwah
yang ditujukan kepada seluruh ummat manusia yang membawa solusi bagi
permasalahan yang dihadapinya.
Atas dasar itu maka da‟wah menjadi poros utama seluruh gerak partai.Ia juga
sekaligus menjadi karakteristik perilaku para aktifisnya dalam berpolitik. Maka
prinsip – prinsip yang mencerminkan watak da‟wah berikut telah menjadi dasar dan
prinsip setiap kebijakan politik dan langkah operasionalnya.
Platform partai dapat dilihat dalam dua rumusan yaitu kebijakan umum dan
strategi umum.Kebijakan umum dijabarkan dalam berbagai aspek yang merupakan
lingkup kehidupan sehari – hari partai yaitu Ideologi, politik, birokrasi, ekonomi dan
kesejahteraan.Sementara itu strategi umum ditempuh melalui dua hal yaitu kebijakan
internal dan kebijakan eksternal.
a. Kebijakan Umum30
Ideologi
Kesadaran politik masyarakat akan terus menguat seiring penguatan
ideologisasi dalam tubuh partai – partai politik. Oleh sebab itu perlu
ditetapkan sebuah kebijakan dasar dalam mengantisipasi kemungkinan
menguatnya konflik – konflik ideologis dikalangan aktifis partai dengan
mengimplementasikan ideologis yaitu dengan cara:
30
Majelis Pertimbangan Pusat Partai Keadilan Sejahtera, Memperjuangkan Masyarakat
Madani,cet I, h. 15-20
45
- Memproyeksikan islam sebagai ideologi ummat yang menjadi
landasan perjuangan politik menuju masyarakat sejahtera lahir dan
batin.
- Menjadikan ideologi islam sebagai ruh perjuangan manusia
Politik
- Pembangunan sistem memperjuangkan konsepsi – konsepsi Islam
dalam sistem kemasyarakatan dan kenegaraan.
- Pembangunan komunikasi politik dipandang sebagai proses yang
dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem yang lain
melalui pengaturan signal – signal yang disampaikan.
- Dikarenakan komunikasi politik dilakukan dengan tujuan agar
orang lain mau berpartisipasi dalam politik maka diperlukan
beberapa kerangka dasar yang dapat dijadikan guidance para
aktivis dalam komunikasi politik, yaitu penyadaran umum
pemtingnya sistem politik Islami sebagai solusi terhadap persoalan
bangsa dan negara dan mengokohkan kredibilitas dan efektifitas
komunikasi antara Partai dan masyarakat.
- Pembangunan budaya politik dengan cara mengokohkan islam
sebagai sumber nilai budaya dalam kehidupan politik,
mengembangkan budaya egaliter dan demokratis yang tercermin
dalam perilaku politik, membangun budaya rasionalitas dalam
kehidupan politik, mengembangkan budaya hisbah.
46
- Pembangunan partisipasi politik dengan cara penumbuhan kondisi
yang menyebabkan lahirnya kesediaan masyarakat untuk
berprtisipasi politik melalui PKS secara sukarela, mempersiapkan
suasana yang kondusif yang dapat menarik orang untuk
berpartisipasi secara bebas.
- Hubungan eksternal Pola ta‟awun „alal birri wa taqwa ( bekerja
sama dala merealisir kebajikan dan taqwa), dan tidak bekerja sama
dalam dosa dan melanggar hukum adalah prinsip dasar dalam
membangun kerja sama. Selain itu Al – Wala merupakan asas
hubungan sesama muslim. Sedangkan Al – Barra merupakan asas
hubungan dengan orang kafir.
Birokrasi
Memasuki birokrasi partai harus memiliki kebijakan dengan tujuan
ishlah al – hukumah dengan kebijakan, yaitu :
- Lebih memperhatikan birokrasi dengan memasukan anasir – anasir
taghyir internal untuk menduduki jabatan strategis dengan tetap
berpegang pada asas kepatutan dan akhlak karimah
- Membentuk wadah independen bagi pegawai yang bekerja
dipemerintahan.
47
- Menjadi pelopor dalam pemberantasan KKN dan dalam
meneggakan kejujuran, keadilan dan kesederhanaan dan
profesionalisme serta dalam melayani masyarakat.
- Melakukan kontrol secara aktif.
b. Strategi Umum
Memperhatikan trend umum perubahan yang terjadi dewasa ini
diperlukan suatu kebijakan dasar untuk menghadapi dan menuju perubahan ke
depan. Untuk itu diperlukan adanya strategi umum yang berkaitan dengan
konsolidasi internal dan ekspansi eksternal
Konsolidasi Internal.
Konsolidasi internal dengan sasaran pengokohan barisan,
antisipasi tekanan, dan penataan perubahan:
Mengokohkan komitmen ideologis dan doktrin
perjuangan.
Mengembangkan keutuhan fikrah dan keluasan
wawasan.
Menguatkan ruh mahabbah, ta'awun dan ukhuwah
sesama kader.
Mengintensifkan arus komunikasi dua arah antara
struktur dan basis kader/pendukung serta
48
mengembangkan budaya amal-jama'i dengan ruh
jundiyah.
Konsolidasi internal dengan sasaran pengem bangan syiar
Islam, perluasan basis sosial dan opini umum, dan
pengokohan dukungan politik:
Meningkatkan kesadaran tentang wa'yu amni dan
siyasi.
Meningkatkan kemampuan identifikasi dan
kalkulasi terhadap gerak unsur-unsur kekuat an
yang menjadi musuh Islam (yaitu musuh secara
ideologis, politis, ekonomis maupun sosial-budaya)
di kawasan tanggung-jawab da'wah nya.
Mengembangkan kemampuan pertahan an diri pada
setiap kader.
Mengintensifkan ta'amul ijtima'i dengan
masyarakat sekitar dan tokoh- tokoh setempat,
termasuk aparat dan birokrasi pemerintahan dalam
rangka menyerap informasi dan membangun
dukungan sosial.
49
Konsolidasi internal untuk menata perubahan :
Menumbuhkan kemampuan elemen struktur dan kader
untuk memahami kondisi geografis-demografis-politis
yang menjadi wilayah tanggung-jawab dakwahnya.
Meningkatkan penguasaan konsep sional dan metode-
metode perubahan masyarakat serta pola-pola pengelola
annya
Meningkatkan efektifitas struktur dalam mengorganisir
agenda dakwah, dan melakukan perencanaan strategis
sampai tingkat DPD dan menjadikan DPC dan DPRD
sebagai ujung tombak ekspansi dakwah di daerahnya.
Konsolidasi internal tentang Organisasi, Kaderisasi dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia: Mengingat tantangan
masa depan dakwah begitu kompleks dan karenanya
memerlukan kelincahan bergerak maka perlu segera
mengambil langkah-langkah konkret untuk menentukan
kebijakan dasar tentang organisasi, kaderisasi dan
pengembangan sumber daya manusia:
Melakukan reorganisasi partai yang disesuai kan
dengan tantangan ke depan.
50
Membangun pusat-pusat kaderisasi di setiap wilayah
dan daerah.
Mengalokasikan secara proporsional potensi sumber
daya manusia partai pada lembaga-lembaga strategis
dan pusat-pusat perubahan.
Menetapkan doktrin perjuangan dan prosedur disiplin
organisasi bagi kader untuk mengokohkan militansi
ideologis, pemikiran dan gerakan
Ekspansi Eksternal
Ekspansi eksternal melalui pengembangan syiar Islam dan
pelayanan sosial:
o Memperluas wilayah-wilayah jangkauan dakwah secara
geografis dan demografis.
o Mengoptimalkan peran media massa dan figur-figur
massa dan lembaga-lembaga sosial yang dikelola.
o Memperkuat sosialisasi simbol-simbol Islam melalui
berbagai media publikasi.
Ekspansi eksternal untuk memperbesar basis sosial:
51
o Menata personil dakwah dan lembaganya dan
meningkatkan aktifitas pembinaan ke berbagai segmen
strategis.
o Mengembangkan lembaga pendidikan Islam.
o Meningkatkan kerjasama dakwah dengan berbagai
lembaga, organisasi maupun tokoh-tokoh da'wah.
Ekspansi eksternal untuk memperluas opini umum:
o Meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat
akan bahaya media massa yang merusak.
o Memberdayakan dan mengembangkan media massa
internal.
o Mengefektifkan program-program munasharah dan
informasi dunia Islam.
o Menajamkan kegiatan-kegiatan nadawaat dan sejenis.
o Ekspansi eksternal untuk memperkokoh dukungan
politik:
o Menguatkan dukungan sosial dan politik.
o Optimalisasi peran dan publikasi misi kerja sumber
daya manusia yang ada di legislatif, eksekutif dan
birokrasi.
52
o Mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan
mengembangkan aksi-aksi advokasi sosial, hukum dan
politik yang dihadapi masyarakat di berbagai daerah.
o Mengefektifkan instrumen kekuatan politik mahasiswa
dan kalangan profesi dalam memperjuangkan agenda
reformasi secara berkelanjutan.
o Melakukan kontrol sosial terhadap kekuasaan.
o Membangun jaringan lobbi ke pusat-pusat kekuasaan
dan kekuatan politik yang tersedia
o Mengefektifkan komunikasi dengan partai-partai Islam,
partai-partai reformis, ormas-ormas Islam maupun
tokoh masyarakat.
D. Susunan Kepengurusan Partai Keadilan Sejahtera di Kota Bekasi
Dalam Musyawarah Daerah ke 4 (MUSDA) ke- 4 Partai Keadilan
Sejahtera Kota Bekasi pada Ahad, 25 Oktober 2015. Berikut susunan
kepengurusan DPD Kota Bekasi masa khidmat 2015-2020:31
1. Ketua umum : Drs. H. Heri Koeswara, MA
2. Sekertaris Umum : H. Muhammad Kurniawan, ST
3. BENDAHARA UMUM : H. Achmad Ridwan, SE., MM
31
Artikel http://kabbekasi.pks.id/2015/11/struktur-lengkap-dpd-pks-kabupaten_4.html
diakses pada 24 Mei 2018
53
4. Bidang Pemberdayaan SDM & Lembaga Profesi
Ketua : Haryekti Rina Wuryandari, S.Si., M.Si
Sekretaris : Sri Widianti, S.Kom
E. Strategi Pemenangan Partai Keadilan Sejahtera
Perbandingan hasil Pemilu pada tahun 2004 , tahun 2009 dan tahun
2014 di Kota Bekasi menunjukan penurunan yang sedikit drastis yang di
peroleh Partai Keadilan Sejahtera, yaitu bahwa pada tahun 2004 PKS
mendapatkan perolehan suara 15,4%, pada tahun 2009 mendapat 11,6% dan
pada tahun 2014 mendapat suara 9,9%. Dari hasil suara tersebut juga
mempengaruhi perolehan kursi PKS yang cukup anjlok yaitu pada pemilu tahun
2004 mendapatkan 11 kursi, tahun 2009 mendapatkan 10 kursi dan pada tahun
2014 mendapatkan 7 kursi.
Pada tahun 2004, keberhasilan PKS sebagai partai baru yang baru
menggati nama akibat tidak mampu memenuhi batas minimum suara pada
tahun 1999 patut dikatakan luar biasa. Pasalny PKS ini tergolong partai islam
yang baru melebarkan sayapnya, namun ternyata mampu mendapatkan
kepercayaan yang besar dari masyarakat, hingga pada pemilu tahun 2004 PKS
menduduki posisi pertama dari partai islam lainnya. Seperti PPP, PKB, PBB,
PAN.
54
Tabel 1.1
Perolehan Suara Partai Islam Dalam Pemilu 2004
No. Partai Jumlah Suara Persentase
1 Partai Persatuan Pembangunan 9.248.764 8,15%
2 Partai Keadilan Sejahtera 11.989.564 10,57%
3 Partai Bulan Bintang 2.970.487 2,62%
4 Partai Kebangkitan Bangsa 8.325.020 7.34%
5 Partai Amanat Nasional 7.707.324 6,44%
Sumber: Komisi Pemilihan Umum 2004 (www.kpu.go.id), diakses pada tanggal 1 juni 2015
Kemenangan PKS pada tahun 2004 bisa dikatakan sebagai masa kerinduan
umat islam terhadap kepemimpinan partai islam di indonesia. Dan PKS masuk
dengan nuansa baru yang mampu menarik suara banyak dari masyarakat.
Kemenangan PKS tidak serta merta terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kemenangan PKS pada tahun 2004, diantaranya
Sistem kaderisasi dan basis massa yang kuat. Tidak dipungkiri lagi, sistem
kaderisasi PKS tersusun sangat rapih. Mereka melakukan berbagai
bendidikan agar PKS mampu mencetak kader – kader yang berkualitas.
Pasalnya, kader – kader yang mereka anggap sudah “lulus” menjadi kader
yang berkualitas akan di sebar di berbagai wilayah dalam tingkat RT/RW.
Tujuannya adalah, untuk menjadi perubahan dimana mereka akan
merubah pola pikir masyarakat tentang PKS yang selama ini banyak yang
masih beranggapan PKS hanya sebagai partai yang mau menjadikan
55
negara ini menjadi negara khilafah. dengan berbagai kegiatan – kegiatan
yang dimiliki PKS yang menjadi ciri khas dari PKS yaitu pengajian liqo.
PKS memanfaatkan mahasiswa sebagai basis massa yang paling kuat pada
masa itu. Karena memang kader kader yang diciptakan pks dari kalangan
yang terdidik dan terpelajar. Selain itu basis massa terkuat adalah di
tingkat perkotaan. Pasalnya penyajian dakwah PKS dalam lingkup
perkotaan lebih diterima ketimbang di desa. Namun, para kader yang
disebar dalam tingkat RT atau RW terus menggiring massa agar menjadi
basis massa dalam PKD. Hal ini menjadikan basis massa PKS semakin
kuat dengan adanya konsolidasi dan soliditas pengurus dari pusat sampai
ke tingkat daerah. Begitu pula kader dan simpatisan hari demi hari
semakin kokoh kesolidannya.
Menjadi partai yang terbuka. Partai Keadilan sejahtera mencoba membuka
dirinya dari partai yang dipandang ekslusif menjadi partai yang inklusif.
Hal ini dibuktikan dengan masuknya calon – calon legislatif yang berasal
dari kalangan no – muslim. Tujuannya adalah agar PKS dapat
mengantongi suara dari kantong – kantong suara non – muslim.
Komunikasi politik pks. Tidak diragukan lagi, komunikasi politik
dianggap sangat baik oleh sejumlah msyarakat. Partai Keadilan Sejahtera
ini mempunyai kebiasaan untuk menyapa konstituennya secara langsung.
Hal ini menjadikan masyarakat lebih dekat dengan PKS. Kader- kader
yang disebar di masyarakat dijadikan perantara untuk dapat menjadi
56
jembatan aspirasi masyarakat. Para kader PKS ini juga mengikuti
kebiasaan masyarakat yang mayoritas adalah dari NU. Mereka mengikuti
kegiatan masyarakat dan berbaur dengan baik oleh masyarakat. Hal ini
dilakukan agar masyarakat mengubah pola pikir masyarakat yang
menganggap PKS sebagai anti “ke NU-an”, seperti pengajian, yasinan,
pengajian tujuh bulanan dan maulid. Hal ini juga di manfaatkan oleh para
kandidat yang akan mencalon. Berbekal dari kedekatan kader yang
mereka sebar tiap wilayah terhadap masyarakat sekitar, membuat para
kandidat calon saat pemilu mudah masuk ke masyarakat.
Itulah yang menjadi alasan mengapa Partai Keadilan Sejahtera sebagai partai
yang baru mucul mampu mendapatkan suara yang melonjak drastis dari pemilu
1999. Alasannya adalah sistem kaderisasi yang bagus, berubahnya PKS menjadi
partai yang terbuka dan konumikasi politik PKS yang bagus.
F. Pemilihan Umum Secara Langsung
Demokrasi, pada mulanya merupakan satu gagasan tentang pola kehidupan
yang muncul sebagai reaksi terhadap kenyataan sosial politik yang tidak manusiawi
di tengah – tengah masyarakat. Reaksi tersebut tentu datangnya dari orang – orang
yang berpikir idealis dan bijaksana. Mereka terusik dn tergugak karena adanya
pengekangan terhadap hak asasi manusia. Ada tiga nilai ideal yang mendukung
demokrasi sebagai satu gagasan kehidupan, yaitu kemerdekaan, persamaan, dan
57
keadilan. Dalam kenyataannya, ide tersebut direalisasikn melalui perwujudan simbol
– simbol dan hakekat dari nilai – nilai dasar demokrasi sungguh – sungguh mewakili
atau diangkat dari kenyataan hidup yang sepadan dengan nilai – nilai itu sendiri.32
Tapi pada umumnya pemikiran itu berintikan tentang kekuasaan dalam Negara.
Dalam Negara demokrasi, rakyatlah yang memiliki dan mengendalikan kekuasaan
dan kekuasaan itu dijalankan demi kepentingan rakyat.
Suatu pemerintahan dapat dikatakan demokratis apabila pemerintahan tersebut
dapat memberikan kesempatan konstitusional yang teratur bagi persaingan untuk
memperoleh kekuasaan politik dari bebbagai kelompok partai yang berbeda. Salah
satu hal penting untuk memenuhi prasyarat tersebut diatas yaitu dengan
melaksanakan pemilihan umum, karena tidak ada demokrasi tanpa diikuti pemilihan
umum yang merupakan wujud paling nyata dari demokrasi. Pada hakikatnya pemilu
di Negara manapun esensi yang sama. Pemilu berarti rakyat melakukan kegiatan
memilih prang atau sekelompok orang yang menjadi pemimpin rakyat atau pemimpin
Negara. Pemimpin yang terpilih akan menjalankan kehendak rakyat yang
memilihnya.
Pemilihan umum adalah salah satu sarana utama untuk menegakkan tatanan
politik yang demokratis. Fungsinya sebagai alat untuk menyempurnakan demokrasi.
Esensinya sebagai sarana demokrasi untuk membentuk suatu sistem kekuasaan
32
Arbi Sanit, Perwakilan Politik Indonesia, ( Yogyakarta: CV. Rajawali, 1985), h. 83
58
Negara yang pada dasarnya lahir dari bawah kehendak rakyat, menurut sistem
permusywaratan perwakilan.33
Pemilihan umum pada hakekatnya merupakan pengakuan dan perwujudan
dari hak – hak politik rakyat dan sekaligus merupakan pendelegasian hak – hak
politik rakyat pada wakil – wakilnya untuk menjalankan pemerintahan. Untuk
menjalankan hal tersebut dibutuhkan kendaraan politik, yaitu partai politik. Partai
politik hadir dan menawarkan kader – kadernya untuk mewakili hak – hak politik
rakyat dalam Negara. Tetapi untuk memperjuangkan hak – hak politik rakyat, partai
politik terlebih dahulu harus memperoleh eksistensi yang dapat dilihat dari perolehan
suara dalam pemilihan umum.
Pemilihan umum adalah salah satu cara untuk menentukan orang – orang
yang mewakili rakyat dalam menjalankan roda pemerintahan, kepentingan rakyat
perlu diwakili. Karena pada saat sekarang ini tidak mungkin melibatkan seluruh
rakyat secara langsung dalam kegiatan tersebut mengingat jumbal penduduk yang
sangat besar. Maka dari itu, partai politik membuka peluang bagi rakyat untuk
mewakili dalam pemilihan umum melalui seleksi yang ketat. Pemilihan umum
merupakan saat dimana partai politik bertarung untuk memperoleh eksistensi di
lembaga legislatif.
33
Rusli Karim M, Perjalanan Partai Politik di Indonesia : Sebuah Potret Pasang
Surut, (Jakarta : CV. Rajawali , 1991), h. 120
59
Dalam negara demokratis, maka salah satu ciri utamanya adalah pemilihan
umum untuk memilih pemimpin yang dipercaya oleh masyarakat. Menurut Seymour
Martin Lipset demokrasi yang stabil membutuhkan konflik atau pemisah sehingga
akan terjadi perebutan jabatan politik, oposisi terhadap partai yang berkuasa dengan
pergantian partai – partai berkuasa.34
Pemilu legislatif adalah pemilihan umum yang bertujuan untuk memilih partai
politik (sebagai persyaratan pemilu presiden) dan anggotanya docalonkan menjadi
anggota DPR, DPRD, dan DPD. Pada tahun 2004 pertama kali dilaksanakan pemilu
legislati secara langsung namun berdasarkan mekanisme nomor urut. Namun pada
pemilu legislatif 2009 terjadi perbedaan yakni memakai mekanisme suara terbanyak
berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 22-24/PUU-VI?2008 tentang
perkara permohonan pengujuan UU No. 10 Tahun 2008 tentng pemilu legislatif dan
putusan MK adalah suara terbanyak. Putusan MK ini menggunakan sistem
proporsional terbuka tak terbatas, yakni pemenang pemilu terbanyak di tentukan
dengan suara terbanyak, bukan lagi ditentukan dengan nomor urut. Suara terbanyak
meneguhkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat. Suara terbanyak yang berasal
dari rakyat ini akan merasa terwakili dan tersealurkan kedaulatannya.
34
Seymour Martin Lipset, Political Man: Basis Sosial Tentang Politik, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1960), h. 1
60
BAB IV
Penurunan Suara Partai Keadilan Sejahtera di Kota Bekasi
A. Proses Kekalahan Partai Keadilan Sejahtera
Kemenangan PKS pada pemilu 2004 menjadi kebanggaan tersendiri bagi kader
dan simpatisan PKS. Karena kegagalan mereka pada pemilu 1999 ternyata mampu
memberikan pelajaran baik untuk PKS. Khususnya di Kota Bekasi,dengan jargon
Bersih, Peduli dan Profesional PKS dikenal oleh masyarakat sebagai partai yang
mampu menjaga amanah dan menjadi partai yang peduli terhadap masyarakat.
Memasuki Pemilu 2009, PKS mengalami kesedihan karena tidak mampu
menjaga suara yang dulu mereka peroleh pada tahun 2004. Ternyata munculnya
fenomena partai baru memepengaruhi penurunan suara PKS pada tahun 2009.
Memang berapa kota mengalami penurunan suara karena tersedot oleh Partai
Demokrat yang pada saat itu menokohkan Susilo Bambang Yudhoyono.
Namun, bukan hal yang mustahil juga bahwa penurunan suara PKS disebabkan
berkurangnya dukungan PKS dari basis massa mahasiswa dan penduduk
tradisionalnya yang pada saat itu menjadi basis massa yang kuat. Hal ini disebabkan
karena mahasiswa dan masyarakat merasa tertipu, akibat berubahnya format politik
PKS yang sebelumnya sebagai partai ekslusif sekarang berubah menjadi Partai yang
inklusif. Perubahan format politik ini, walau sudah di terapkan dikalangan partai lain,
ternya masih sulit untuk dipahami oleh para pendukung tradisionalnya yang
61
menginginkan PKS tetap menjadi partai dakwah. Jadi sebenarnya format ini belum
bisa jika diterapkan pada Partai Keadilan Sejahtera.
Ini juga menjadi senjata Partai Islam lain. Memanfaatkan momuntum ini, partai
islam lain menjadikan PKS sebagai bulan – bulanan kampanye negatif yang
menjadikan masyarakat semakin terpropokatif.
Menjelang Pemilu tahun 2014, PKS terlibat kasus korupsi import daging sapi
yang melibatkan Pesiden PKS pada masa itu yaitu Lutfi Hasan Ishaq. Lutfi Hasan
Ishaq divonis bersalah dan dihukum 18 tahun penjara. Dengan begitu, PKS sulit
untuk mencitrakan dirinya sebagai partai yang putih bersih. Karena Presidennya
sendiri pun tidak mampu menjaga amanah agar partai tersebut tetap bebas dari hal –
hal yang tidak baik.
Kepercayaan masyarakat terhadap PKS semakin memuda. Terbukti dalam
wawancara penulis dengan narasumber yang menyatakan bahwa tidak akan memilih
partai yang notabene menyuarakan tentang anti korupsi dan jangan korupsi, akan
tetapi anggota partai tersebut yang melakukan tindakan korupsi.
“Saya mah ngapain milih partai yang munafik, teriak – teriak jangan korupsi
tapi dia sendiri korupi”35
Kasus korupsi PKS ternyata terdengarsampai tingkat daerah. Hal itu menjadi
kepanikan bagi PKS karena takut akan terjadinya penurunan suara kembali pada
pemilu 2014 mendatang. Menghadapi hal tersebut, PKS menggunakan cara lain
untuk mendapatkan suara yang lebih dari masyarakat Bekasi dan untuk
35
Wawancara Pribadi dengan warga Bekasi, Bekasi, 14 Juli 2018
62
mengembalikan kepercayaan masyarakat. PKS memakai berbagai kegiatan sosial
untuk memulihkan kembali suara PKS. Mereka mengadakan BAKSOS (Bakti Sosial)
aktif membantu korban bencana, dan kegiatan yang lainnya. Hal itu cukup
mengembalikan kembali hati masyarakat lagi tentang PKS.
Saat apa yang dilakukan oleh PKS dikatakan semata- mata hanya karena Allah,
ternyata tidak. Hal ini terbukti dengan hasil wawancara yang dilakukan penulis
kepada narasumber, narasumber bertempat tinggal di ruang lingkup yang mayoritas
disana di tempati oleh para kader PKS.Pada saat itu sedang gencar – gencarnya PKS
melakukan kegiatan sosial seperti pengobatan gratis, sembako murah dan kegiatan
lainnya. Narasumber seringmengikuti dalam kegiatan partai lain yang menjadikannya
sebagai panitia. Karena hal itu, narasumber tersebut langsung di kategorikan sebagai
penghianat dalam PKS.
Padahal, faktanya saya tidak sama sekali mendedikasikan diri sebagai pengikut
PKS. Ikut – ikut kegiatan acaranya saja tidak pernah, tapi saya tiba – tiba bisa di bilang
pengkhianat, mungkin karena saya bertempat tinggal di lingkungan kader PKS, hal ini
saya ketahui dari kerabat yang mengikuti pengajian dengan kepompok PKS di daerah
rumas saya. 36
Penjelasan narasumber tersebut, kita dapat menarik kesimpulan, bahwa PKS
bisa dikatakan sebagai partai yang munafik. PKS hanya ingin dilihat baik oleh
masyarakat, namun ternyata kelihatannya tidak. Memang tidak semuanya seperti itu.
Akan tetapi mayoritas dari mereka mengatakan bahwa PKS bukanlah partai yang
semata mata menginginkan kekuasaan. Melihat dari fenomena yang terjadi
36
Wawancara Pribadi dengan Ibu NM, Bekasi, 14 Juli 2018
63
dilingkungan dan beberapa cerita dari masyarakat memperlihatkan seperti apa PKS
yang sebenarnya.
Terlibatnya Lutfi Hasan Ishak yang dulu menjabat sebagai ketua PKS dalam
kasus korupsi sapi, membuat citra buruk bagi PKS, sehingga menyebabkan kekalahan
PKS tidak semata- mata disebabkan oleh isu politik tapi sikap PKS yang mampu
merubah suara masyarakat. Kegiatan apapun yang melibatkan PKS mengatakan
kebaikan tentang dirinya, namun hal ini tidak membuat citra PKS menjadi naik.
Maka pada tahun 2014 terjadi kembali penurunan yang cukup drastis. Yaitu
dengan persentase suara 9,9%.
Tabel 1.3
PerolehanKursi PKS di DPRD Kota Bekasi
Tahun Kursi Persen
2004 11 15,4%
2009 7 11,6%
2014 5 9,9%
Sumber: Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Bekasi (www.kpud-
bekasikota.go.id) diakses tanggal 30 Mei 2015
B. Strategi Kampanye Partai Keadilan Sejahtera Pada Pemilu Legislatif di
Kota Bekasi Tahun 2009
Transformasi PK menjadi PKS menjadi semangat baru bagi seluruh kader dan
simpatisan PKS untuk mulai melakukan perubahan . Terbukti pada tahun 2004, citra
partai ini begitu baik bahkan mampu mendapatkan suara terbanyak dari partai Islam
64
lain. (Lihat tabel 1.2). PKS Kota Bekasi merupakan partai dengan ideologi agama
Islam yang berani melakukan modifikasi gerakan politik menjadi salah satu
pembuktian paling baik dalam melihat akselerasi perolehan suara PKS dalam ruang
politik yang terjadi di kota Bekasi. Gerakan dakwah ini adalah jembatan utama untuk
memperoleh suara dalam pemilihan legislatif.
PKS mengelola diri dengan strategi politisasi publik yang mengkampanyekan
pencitraan sebagai partai yang berpihak pada kepentingan umat Islam dalam sistem
demokrasi di Indonesia. Strategi lainnya adalah pewacanaan yang bergerak untuk
memasukkan ajaran-ajaran teologis yang dibawa oleh PKS dengan perangkat politik
Islam. Konstituen coba diyakinkan bahwa politik adalah baik dan sangat bermanfaat
tanpa harus terjebak dalam kekotorannya. Pencitraan atas konsepsi ideal ini
menjadikan PKS semakin diterima karena ditunjang oleh proses negosisasi dengan
pemerintah untuk meletakkan kadernya pada jabatan publik dengan harapan bisa
membuktikan kinerja PKS secara langsung pada publik.
Keinginan PKS untuk merebut suara dari NU dan Muhammadiyah serta ormas
lainmemanfaatkan beberapa kegiatan sosial dalam menarik simpatisan, salah satunya
dengan media pelayanan sosial.Kebutuhan masyarakat bawah untuk urusan dan
persoalan keseharian dilihat sebagai peluang seperti yang dilakukan oleh DPC PKS di
kota Bekasi. Mereka memanfaatkan moment lebaran sebagai cara untuk menjaring
anggota dengan pelayanan kesehatan gratis, pemberian takjil, konsultasi.
65
Sepintas apa yang dilakukan juga hampir dilakukan oleh semua parpol utnuk
menarik simpatisan. Tetapi ada pencitraan ideologis yang dibangun oleh PKS dengan
memanfaatkan kader-kadernya yang berprofesi sebagai dokter, guru, dsb, yang di
ikutsertakan dalam kegiatan sosial misal dalam pengobatan gratis atau pelatihan.
Selain itu, PKS juga memanfaatkan kaum ibu yang mudah di provokatif, yaitu
adanya metode koperasi yang dibuat perkelompok dengan begitu kaum ibu banyak
bergabung dan menjadi simpatisan PKS secara tidak sengaja.
Disamping itu, pada kader militan bekerja dengan mengikuti pengajian –
pengajian, dan menjadi anggota pengurus kegiatan sosial masyarakat yang dapat
memudahkan para kader militan untuk dekat dengan masyarakat dan mendokrin para
calon kader tentang visi dan misi PKS.Narasumber sebagaicalon legislatiftahun 2009,
mengatakan bahwa pada pemilu 2009.
Strategi PKS lebih ditekankan pada kekuatan kader, yang bekerja dari tingkat
akar sampai sampai ke atas.PKS menggunakan strategi yang sama seperti pada tahun
2004 yaitu sosialisasi melalui DS ( Direct Selling), itu jadi program yang dianggap
ampuh untuk memperkenalkan partai. Direct selling adalah sosialisasi dalam
rangka mengenalkan seseorang kepada masyarakat banyak dengan metode person
to person alias door to door.37
Kekuatan utama sebuah partai dilihat dari massa mendekati kegiatan seperti
pemilihan kepala daerah, gubernur, bupati, sampai dengan pada pemilihan anggota
legislatif, para kader partai melakukan kegiatan mencari bibit suara dengan berbagai
cara, salah satunya melakukan tindakan dengan memperkenalkan partai secara
37
Wawancara pribadi dengan Sri Zulaicha Agustina S.Pd, Bekasi, 07 Maret 2018
66
terbuka dan menyeluruh. Akan tetapi kegiatan tersebut dirasa belum maksimal di
terpakan, karena terbukti suara PKS tetap menurun di Bekasi pada tahun 2014.
Adapun beberapa bukti pendekatan kader PKS kepada masyarakat dengan
memberikan sebuah cinderamata kepada setiap masyarakat.
Gambar 1.1 Direct selling kenalkan Aher (Ahmad Heryawan)
Sumber : Dokumen Pribadi Anggota Direct selling
Adapun sistem penyampaian yang dilakukan sudah diatur terlebih dahulu
sesuai yang dipelajari dalam tranning saat sebelumnya selama 2 hari berturut-
turut.Anggota yang tergabung dalam direct selling ini terbagi dalam dua kelompok
dan kategori keanggotaannya sebagai kader partai, yaitu:
Kelompok Reguler.
67
Kelompok ini yang di seleksi dari kader-kader yang di bawah Dewan
Pengurus Daerah Partai Keadilan Sejahtera (DPD PKS), mereka berjumlah
lebih kurang 20 yang disebut tim Ranger. Seleksi ini dilakukan di HOTEL
Santika Bekasi.Dan pada tahap ini peserta di tes melalui wawancara dan
dinilai tentang kedisiplinan.
Kelompok part time.
Kelompok ini juga diseleksi sebelumnya dan telah mendapat training
ditempat yang sama. Namun mereka tidak memiliki waktu setiap hari sebagi
dirrecselling. Para anggota dirrecselling sebelum berangkat kelapangan,
mereka diwajibkan untuk berkumpul di kantor Dewan Pengurus Daerah (
DPD PKS ). Mereka mengisi absen pagi serta mempersiapkan bekal- bekal
selama dilapangan baik berupa konsumsi, stiker-stiker untuk di temple atau
disebarkan.Para Tim juga membawa peralatan P3K sebagai pertolongan
pertama kepada anggota yang memerlukan. Kelompok Tim Ranger
melakukan dirrecselling secara fulltime mulai hari Senin sampai Sabtu yaitu
start Pagi-Sore ( Jam 08.30 -16.00 ).
Para direcselling melakukan sosialisasi secara door to door.Mereka
dalam hal ini bertujuan memperkenalkan pasangan calon yang diusung serta
menjelaskan raencana program-program kerja pembangunan apabila terpilih
nanti. Kelompok ini melakukan sosialisasi kepada tempat yang telah
68
dipetakan oleh kordinator inti dengan cara melakukan survey pada waktu
sebelumnya.
Para Tim diberikan target setiap hari dengan cara menempatkan
mereka disatu titik start kemudian diberikan arahan untuk mengakhiri di titik
lain. Mereka anggota Reguler ini dibagi kepada beberapa kelompok kecil,
yaitu anggota yang berjumlah 20 orang dibagi kepada 3 kelompok yang
berjumlah 7 orang.Perempuan dibuat satu kelompok yang dibedakan dengan
kelompok lelaki.Adapun anggota direcelling Reguler dan part time melakukan
laporan kerja setiap sekali dalam seminggu.Tim regular laporannya setiap hari
Sabtu sedangkan part time hari minggu. Menurut bagian menejemen
pemenangan Pileg dari PKS mereka para tim direcselling di tempatkan pada
tempat yang berbeda-beda setiap hari.
Dengan menggunakan strategi direct selling ini, masyarakat lebih mengenal
pemimpin yang akan dipilihnya nanti. Pada kader yang disebar untuk melkukan direct
selling, harus mengetahui secara detail profil dari calon yang akan diusung PKS
tersebut. Selain itu, mereka harus mengetahui isu – isu terbaru yang menerjang PKS
sehingga dengan mudah mampu menjawab pertanyaan masyarakat yang terlontar saat
dilakukannya direct selling.
Berikut hasil perolehan suara PKS yang lolos dalam pemilihan umum anggota
legislatif DPRD Kota Bekasi, yaitu:
69
1. Drs. H. Bali Pranowo (Dapil Bekasi I)
2. Ariyanto Hendrata S.Pd (Dapil Bekasi II)
3. Sardi Efendi, S.Pd (Dapil Bekasi II)
4. Drs. Hery Purnomo (Dapil Bekasi III)
5. Sutriyo S.Pd (Dapil Bekasi III)
6. Haryekti Rina W S,Si (Dapil Bekasi IV)
7. Drs. Heri Koeswara, MA (Dapil Bekasi IV)
8. Chairoman J Putro M. Eng (Dapil Bekasi V)
9. H. M. Saifuddaulah SH, MH (Dapil Bekasi V)
10. Rinto Andrianto S.Pdi (Dapil Bekasi VI)
C. Strategi Partai Keadilan Sejahtera pada Pemilu 2014
Peran media dalam kampanye pemilu sangatlah penting.Hampir tidak ada
satupun partai politik yang tidak menggunakanmedia dalam sosialisasi dan kampanye
partai.Pada beberapa partai politik, biaya dan anggaran terbesarnya banyak
dialokasikan untuk belanja iklan dimedia.38
Karena media dianggap sebagai sarana
yang efektif dan massif dalam menginformasikan dan memperkenalkan suatu partai
berikut program programnya. Selain visi misi partai, tentunya sosok personal caleg-
caleg dari masing-masing partai banyak bermunculan dan menghiasiwajah media
massa baik elektronik maupun cetak.
38
Akhirul Aminulloh, “Komunikasi Politik Dakwah Partai Keadilan Sejahtera pada
Pemilu legislatif 2009, “ Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 8, no. 1, (April 2010), h. 32.
70
Gambar.1.2. Bapak Ariyantomenjadi pembicara mengenai TPS Bantar
Gebang di Radio Dakta
Sumber.http://www.dakta.com/news/6543/komisi-a-swakelola-tpst-
bantargebang-belum-membawa-perubahan
Bapak Ariyanto Hendrata mejabat sebagai sekretasis komisi A DPRD Kota
Bekasi periode 2009-2014. Kesempatan ini diambilnya untuk mencalonkan diri
kembali pada pemilu legislatif 2014. Pasalnya, dalam massa kepemimpinannya,
Ariyanto bisa sembari berkampanye kembali untuk pemilihan tahun pemilu
berikutnya.
Pentingnya partai politik melakukan komunikasi melalui media karena
komunikasi massa mempunyai beberapa ciri; pertama, komunikasi massa diarahkan
kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim. Kedua, pesan-pesan yang
disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin
khalayak secara serempak dan sifatnya sementara.Ketiga, komunikator cenderung
berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin
membutuhkan biaya yang besar.
71
Peran media pada pemilihan umum, kurang begitu besar dalam perolehan
suara partai, tetapi penggunaan media tetap dibutuhkan oleh partai politik termasuk
PKS. Penggunaanmedia inibaik dalambentuk iklan, berita, dialog interaktif, maupun
bentuk komunikasilainnya, adalah lebih ditujukan untuk menjaga memori masyarakat
(agar tidak lupa) terhadap program-programkerja PKS yang telah dilakukanselama
hampir empat tahun sebelum pemilu.39
Peran media massa dalam mempengaruhi khayalak tidak diragukanlagi,
bahkan padamasa - masa awal perkembangan teori komunikasi massa, pengaruh
media massa sangat kuat dan dominan sampai akhirnya muncul teori-teori baru yang
mematahkan asumsi bahwa khalayak tak berdaya seperti teori peluru. Dalamkonteks
pemilu 2014, media massa tetap mempunyai peran penting dalam sosialisasi program
partai dan pengenalan para caleg dari partai politik. Peran media massa seperti ini
diakui olehPKS, karenanya PKS mencoba menggunakan media massa dalam strategi
partainya.
Namun, ada sejumlah kekhawatiran bahwa pengaruh media massa sangat
kecil dalam mengubah sikap dan perilaku pemilih dalamsetiap pemilihan umum. Para
analis melihat media massa hanya mampu dalam tataran memperkokoh sikap dan
perilakuyangtelahada,bukanmempengaruhiuntuk mengubah sikap dan perilaku
tersebut.
39
Akhirul Aminulloh, “Komunikasi Politik Dakwah Partai Keadilan Sejahtera pada
Pemilu legislatif 2009, “ Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 8, no. 1, h.
72
Strategi PKS dalam memenangi pemilu 2014 memang tidak hanya bertumpu
pada penggunaan media menjelang pemilu saja, sebagaimana dilakukan oleh partai
politik lainnya tetapi lebih pada program - program partai yang berkesinambungan.
Karena PKS yakin masyarakat bisa mencermati mana partai yang bekerja untuk
rakyat dan mana yang tidak. Masyarakat yang pernah bersinggungan dengan
program-program kerja PKS selama inilah yang nantinya akan menjadi suara
potensial bagi PKS.Jadi, agar kerja PKS yang selama ini sudah banyak dilakukan
tidak sia-sia atau dilupakan masyarakat.
Kegiatan sosial yang biasa dilakukan pada pemilu sebelumnya pun tetap
digunakan. Pengadaan sembako murah, pengobatan gratis, atau bazar baju murah
tetap dilakukan. Hal ini di tenggarai sebagai strategi lain yang mampu juga menarik
banyak simpatisan terutama kaum ibu – ibu.
73
Gambar1.3.
Acara Bakti Sosial, Pengobatan Gratis, Sembako Murah dan Bazar baju
murah
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis yang diambil pada 05 Mei 2018
Kaum ibu – ibu menjadi sasaran utama PKS dalam berkampanye. Selain
dengan adanya kegiatan sosial tersebut, media sosial di para ibu – ibu pun dimasukan
dalam sebuah grup WhatsApp yang diberi nama “Sahabat PKS”. Para kader yang
74
tersebar setiap wilayah memiliki group tersebut. Gunanya adalah untuk memberikan
informasi tentang pasangan calon, doktrinisasi tentang paslon dari PKS yang harus di
pilih. Dan menebar isu – isu yang negatif tentang partai lain. Sehingga para kaum ibu
– ibu ini menjadi terprovokatif. Serta memberi tahu tentang kegiatan – kegiatan yang
diadakan PKS yang dapat menjaring ibu – ibu contohnya kegiatan lomba qasidah dan
hadrah. Grup ini tidak berhenti dengan berakhirnya masa pemilu, tapi terus berlanjut
dan terus bertambah anggota sampai pemilu berikutnya.
Berikut daftar anggota legislatif yang terpilih sebagai anggota DPRD Kota Bekasi
periode 2014 – 2019 , sebagai berikut :
1. M. Kurniawan ( Dapil Bekasi I)
2. Heri Koeswara ( Dapil Bekasi II)
3. Daddy Kusrady (Dapil Bekasi III)
4. Chairoman J Putro ( Dapil Bekasi IV)
5. Lilis Nurlia (Dapil Bekasi V)
6. Ariyanto Hendrata ( Dapil Bekasi V)
7. Heri Purnomo ( Dapil PKS VI)
D. Faktor – Faktor Penyebab Penurunan Suara PKS di Kota Bekasi
Penurunan suara PKS dalam dua periode pemilu menjadi cambuk tersendiri
untuk PKS. Itu terjadi seperti burung yang sudah terbang tinggi namun sayapnya
patah dan akhirnya jatuh lagi. Itu yang dirasakan oleh PKS. Saat mampu menjaya di
75
tahun 2004, PKS langsung merosot pada tahun 2009 dan 2014. Hal itu disebabkan
oleh beberapa faktor. Seperti:
Massa mengambang. Tidak dipungkiri kejadian ini bukan hanya terjadi pada
Partai Keadilan Sejahtera. Saat orang sudah menjadikan dirinya sebagai
simpatisan partai, belum tentu suara mereka akan diberikan kepada partai
tersebut. Disamping itu, jika ada hal – hal yang dilakukan partai lain, seperti
serangan fajar maka akan dapat mengubah suara Partai. Selain itu, golput juga
juga dapat dijadikan salah atu faktor yang menjadikan suara mengambang. Di
Bekasi sendiri, persentase masyarakat yang golput pada tahun 2014 cukup
besar yaitu mencapai 40%. Hal ini dikatakan langsung oleh Ibu Novi ketua
BAWASLU Kota Bekasi tahun 2017.
Positioning. Partai politik harus mempunyai kekhasan pada dirinya yang
dapat diingat oleh masyarakat. Pada Partai Keadilan Sejahtera mereka
menggunakan jargon Bersih, Peduli , dan Profesional. Namun melihat dari
berbagai isu dan kejadian yang terjadi di masyarakat membuat masyarakat
tidak memandang lagi jargon tersbut. Jika mereka mengatakan dirinya bersih
namun ternyata korupsi. Jika mereka mengatakan peduli, namun peduli
mereka hanya untuk mendapatkan simpati. Maka, banyak masyarakat yang
sudah mampu menilai PKS diluar dari jargonnya yang bersih, peduli, dan
profesional.
76
Person. Adalah kandidat yang dipilih partai politik. Kandidat yang dipilih
PKS Kota Bekasi diseleksi dengan sangat selektif. Mereka sudah diberi
pembekalan tentang kepemimpinan. Namun, sekarang banyak kandidat yang
melenceng dari visi – misi PKS. Mereka jauh dari kata rahmatan lil alamin.
Selain itu, adanya konflik internal antar kandidat dengan masyarakat menjadi
faktor yang penting juga. Sebaiknya partai lebih selektif dalam memilih
kandidat atau calonnya. Penurunan yang terjadi pada tahun 2009 dan 2014
disebabkan kandidat yang kurang mampu mendekatkan diri kemasyarakat dan
faktor ketidakpercayaan masyarakat terkait kasus korupsi yang menimpa PKS.
Policy (program kerja). Program kerja yang dimiliki PKS pada dua periode
tersebut kurang menarik. Pasalnya PKS tidak mampu menyediakan program
kerja seperti partai lain dalam lingkup yang lebih luas. Program kerja pks
hanya mengandalkan BAKSOS. Maka, walaupun BAKSOS melihatkan
kepedulian kepada masyarakat namun, partai lain mampu memberikan
program kerja yang lebih baik yaitu pelayanan kesehatan gratis di seluruh
rumah sakit Bekasi.
Pull Marketing, penyampaian produk politik melului media massa. PKS kota
bekasi memulai kampanye menggunakan media massa yaitu pada pemilu
2014. Pada massa itu PKS mulai mengkampanyekan kandidat – kandidatnya
melalui media. Baik itu media tulis, cetak atau elektronik. Namun, ternyata
penyampaian kampanye menggunakan media massa malah memberi dampak
77
negatif bagi PKS pada tahun 2014. Isu – isu miring, dan berita negatif tentang
PKS terpampang di media – media elektronik atau tulis. Hal itu tidak bisa
dielakkan lagi menjadi bomerang tersendiri karena mampu membuat
masyarakat bersikap antipati terhadap PKS.
E. Relasi antara Strategi Kampanye dengan Penurunan Suara Partai
Keadilan Sejahtera di Kota Bekasi Tahun 2014
Tidak dipungkiri,kejayaan suatu partai tidak selalu berjalan mulus.
Ekslusifitas PKS masih sangat dijungjung tinggi, mereka mengandalkan kader-kader
dengan basis massa PKS yaitu perkumpulan pengajar dan mahasiswa. Terbukti PKS
menjadikan kader – kadernya sebagai kekuatan yang bekerja sampai tingkat akar. Ini
adalah kekuatan terbesar untuk mengakampanyekan PKS yang berjargon
“Berkhidmat Untuk rakyat”. Upaya ini dilakukan untuk memberdayakan massa dan
merekrut kader – kader agar lebih militan.
Kesuksesan suara yang di peroleh pada pemilu 2004 menjadikan PKS berada
pada titik puncak kepercayaan dirinya. Dengan slogan PKS “Bersih, Peduli, dan
Profesional ini menjadi salah satu bagian dari sinyal positioning. PKS ingin
mengatakan kepada rakyat bahwa mereka bukan saja bisa menghadirkan kepedulian
kepada rakyat tapi juga sanggup mengemban amanah rakyat untuk menciptakan
pemerintah yang bersih dari penyakit akut Negeri ini yaitu korupsi. Namun justru
faktanya yang terjadi sejumlah elit terseret kasus korupsi yaitu Lutfi Hasan Ishaq.
78
Pengaruhnya sangat nyata seperti di tunjukan dari berbagai lembaga survei , perlahan
tapi pasti, PKS mulai kehilangan kepercayaan publik.
Setelah positioning sebagai partai bersih anti korupsi tidak mungkin lagi
dipertahankan karena terbukti banyak elit dan kadernya yang justru terlibat skandal
korupsi, maka menjelang pemilu 2014 PKS tidak lagi menggunakan slogan bersih,
peduli, dan profesional, dan menggantinya dengan slogan “Berkhidmat untuk rakyat”.
Namun slogan itu juga tidak mempengaruhi suara public. Karena public sudah
melihat dari berbagai masalah yang ada di dalam PKS.
Menurut hemat penulis, PKS harus menyelamatkan partainya yang baru saja
berkibar benderanya pada pemilu 2004. PKS harus memiliki kebijakan – kebijakan
yang dapat mampu menarik lagi suara yang hilang karena beberapa kasus yang terjadi
PKS. PKS kemudian hanya mengandalkan produk – produk politik yang diyakini
mampu menjadi daya tarik kembali untuk masyarakat.dalam hal ini PKS kota bekasi
menghadirkan figur yaitu Ariyanto Hendrata. Bapak Ariyanto Hendrata hadir sebagai
figur yang mampu berbaur dengan masyarakat. Disamping itu Ariyanto Hendrata
juga dihadirkan dalam beberapa kegiatan sosial kemasyaratan. Disamping itu kader –
kader PKS juga menjadi kekuatan politik yang dimiliki oleh PKS. Pasalnya kader
PKS bekerja dengan totalitas untuk menyebarkan kebaikan partainya yang mereka
anggap jihad.memanfaatkan hal itu, PKS menyebar kembali kader – kader di setiap
wilayah yang didalamnya dilaksanakan beberapa kegiatan sosial mulai dari liqo
sampai pengobatan gratis. Namun ini menjadi bumerang untuk PKS sendiri.
79
Jika partai hanya mengandalkan ekslusifitas tidak akan bisa maju. Karena
tidak mengandalkan basis massa dari arena yang lain.40
Sementara person sebagai bagian dari baruan produk politik yang lain, praktis
sudah tidak dapat diandalkan setelah banyaknya elit partainya yang terseret kasus
korupsi. Bukan hanya kasus korupsi, bahkan baru – baru ini calon yang diusung oleh
PKS memiliki masalah dengan beberapa masyarakat bekasi terkait tentang travel haji
dan umroh. Kemudian bauran politik lainnya yaitu policy yaitu mulai tahun 2009
PKS sudah melakukan koalisi dengan partai lain untuk mendapatkan suara yang lebih
banyak. Jadi ini tidak isa menjadikan PKS untuk mengklaim program – program pro
– rakyat itu sebagai milik PKS sendiri.
Maka demikian yang terjadi. Pemilu 2014 menjadi pemilu yang sedikit
memilukan bagi PKS. Karena adanya penurunan suara kembali dari PKS Kota
Bekasi. Dua periode pemilu yaitu pada tahun 2009 dan tahun 2014 PKS mengalami
penurunan. Sehingga mempengaruhi juga keterwakilan PKS di tingkat DPRD.
Penulis melihat kegagalan Partai Keadilan Sejahtera mempertahankan prestasi
dan reputasinya pada tahun 2004 lebih karena ketiada positioning yang khas dan jelas
pada pemilu 2014. Disamping itu kurang baiknya strategi yang dilakukan dalam
menyampaikan produk politik.
Kekhawtiran yang sebelumnya di pikirkan oleh PKS ternyata kini menjadi
nyata. Beralihnya strategi kampanye dari dirrect selling dan beralih menggunakan
40
Wawancara Pribadi dengan Dr. Ariyanto (Mantan Calon Legislatif PKS tahun 2014)
pada, 5 April 2018.
80
media massa ternyata tidak terlalu signifikan mampu menaikan suara. Kurang
kedekatan antar kader dengan pemilih memjadi salah satu pemicu kembali turunnya
suara.Para masyarakat yang semula sudah memiliiki kedekatan dengan para kader
atau para calon pemimpim berubah menjadi masyarakat yang pragmatis.Pasalnya
dengan media massa muncul beberapa berita negatif terhadap PKS yang mampu
mempengaruhi suara
PKS yang berhasil membangun citra sebagai Partai yang bersih dan jujur.
Namun, Isu keterlibatan korupsi sejumlah kader serta banyaknya isu miring yang
diarahkan PKS menjadi faktor yang paling mempengaruhi pandangan masyarakat
terhadap PKS. Selain itu, hal itu disebabkan karena ketakutan partai – partai lain
terhadap naiknya suara PKS. Dengan strategi kampanye melalui mediamassa.
Membuat masalah – masalah tentang PKS lebih terekspos dan tak bisa dielak. Yang
membuat media menggiring masyarakat untuk bersikap antipati terhadap PKS.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari temuan penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik kesimpulan
terkait faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan suara PKS di Bekasi adalah:
Pertama, adanya perubahan pada format politik PKS yang sebelumnya
sebagai partai ekslusif berubah menjadi Partai yang inklusif. Perubahan format politik
ini, walau sudah di terapkan dikalangan partai lain, ternya masih sulit untuk dipahami
oleh para pendukung tradisionalnya yang menginginkan PKS tetap menjadi partai
dakwah. Kedua,terlibatnya Lutfi Hasan Ishak yang dulu menjabat sebagaipresiden
PKS dalam kasus korupsi sapi, membuat citra buruk bagi PKS, sehingga
menyebabkan kekalahan PKS tidak semata- mata disebabkan oleh isu politik tapi
sikap PKS yang mampu merubah suara masyarakat.
Ketiga, massa mengambang. Saat orang sudah menjadikan dirinya sebagai
simpatisan partai, belum tentu suara mereka akan diberikan kepada partai tersebut.
Disamping itu, jika ada hal – hal yang dilakukan partai lain, seperti serangan fajar
maka akan dapat mengubah suara Partai. Di Bekasi, persentase masyarakat yang
golput pada tahun 2014 cukup besar yaitu mencapai 40%. Keempat, positioning.
Partai politik harus mempunyai kekhasan pada dirinya yang dapat diingat oleh
masyarakat. Pada Partai Keadilan Sejahtera mereka menggunakan jargon Bersih,
82
Peduli , dan Profesional. Namun melihat dari berbagai isu dan kejadian yang terjadi
di masyarakat membuat masyarakat tidak memandang lagi jargon tersbut. Banyak
masyarakat yang sudah mampu menilai PKS diluar dari jargonnya yang bersih,
peduli, dan profesional.
Kelima,person, adalah kandidat yang dipilih partai politik. Kandidat yang
dipilih PKS diberi pembekalan tentang kepemimpinan. Namun, banyak kandidat
yang melenceng dari visi–misi PKS. Penurunan yang terjadi pada tahun 2009 dan
2014 disebabkan kandidat yang kurang mampu mendekatkan diri kemasyarakat dan
faktor ketidakpercayaan masyarakat terkait kasus korupsi yang menimpa
PKS.Keenam,policy (program kerja). Program kerja yang dimiliki PKS pada dua
periode tersebut kurang menarik. Pasalnya PKS tidak mampu menyediakan program
kerja seperti partai lain dalam lingkup yang lebih luas. Program kerja PKS hanya
mengandalkan BAKSOS. Maka, walaupun BAKSOS melihatkan kepedulian kepada
masyarakat namun, partai lain mampu memberikan program kerja yang lebih baik
yaitu pelayanan kesehatan gratis di seluruh rumah sakit Bekasi. Ketujuh, Pull
Marketing, penyampaian produk politik melalui media massa. Namun, ternyata
penyampaian kampanye menggunakan media massa malah memberi dampak negatif
bagi PKS pada tahun 2014. Isu – isu miring, dan berita negatif tentang PKS
terpampang di media – media elektronik atau tulis. Hal itu tidak bisa dielakkan lagi
menjadi bomerang tersendiri karena mampu membuat masyarakat bersikap antipati
terhadap PKS.
83
Kekuatan utama PKS di Kota Bekasi dalam strateginya adalah penggerakan
seluruh kader. Dengan menggunakan metode direct selling PKS menjual peroduknya.
Ada dua kategori yang termasuk dalam kelompok direct selling. Yaitu kelompok
reguler dan kelompok part time. Namun, tiak seharusnya hanya mengandalkan
strategi ini. Karena partai- partai lain sudah melangkah lebih jauh untuk melakukan
strategi kampanyenya.
Maka dibutuhkan strategi yang lebih baik, contohnya dengan lebih
memanfaatkan kalum milenial yang ada di Bekasi. Pendekatan kepada kaum milenial.
Karena suara dari kaum milenial di kota Bekasi mencapai 40%. Serta PKS di harap
mampu untuk memperbaiki diri dan sikap. Sehingga jargon berkhidmat untuk rakyat
mampu terimplementasikan dengan baik.
B. Saran
Selain kesimpulan yang ada diatas penulis juga ingin memberikan beberapa
saran terkait penurunan suara dan strategi politik PKS, yaitu sebagai berikut:
1. Meskipun diakui bahwa pada saat ini partai PKS diterjang beberapa
pemberitaan – pemberitaan miring yang merusak citra partai PKS. PKS
harus tetap berusaha menyakinkan kembali kepercayaan masyarakat bahwa
PKS adalah partai yang bersih, adil dan profesional.
2. Strategi yang dilakukan PKS juga harus berfariatif, tidak hanya bertumpu
pada direct selling saja atau media saja. Sesekali keduanya bisa
84
digabungkan agar mampu tersaji dan tersampaikan dengan baik kepada
masyarakat
3. Mampu menjadikan pelajaran untuk pemilu 2019 nanti, bagaimana PKS
Bekasi mampu menghidupkan kembali kepercayaan masyarakat dan
melakukan sesuatu benar – benar untuk berjuang dijalan Allah tanpa
semata – mata mengharapkan kekuasaan.
viii
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto.Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogya: PustakaPelajar.2003.
Azhari dan Inu, Sistem Politik Indonesia, Bandung: RefikaAditama, 2002.
Azhari dan Kencana,InuSyafiie. Sistem Politik Indonesia. Bandung: Refika
Aditama,2002.
Budiardjo,Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2002.
Cangara Hafid, Komunikasi Politik : Konsep, Teori dan Strategi . Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2009.
Effendi M Irhas, Perubahan Lingkungan dan Strategi serta Implikasinya terhadap
Profitabilitas dan Resiko Bank Umum Devisa di Indonesia, Disertasi,
Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga, 2001 .
Haryanto, Sistem Politik Suatu Pengantar, Yogyakarta : PT Liberty, 1982.
Liddle R William, Partisipasi dan Partai Politik. Penerjemah Tim Pustaka Utama
Grafiti Jakarta : Pustaka Utama Grafiti. 1992 dalam Jurnal Agama dan Hak
Azazi manusia oleh Ach. Basyir, Ideologi Politik Dilematis Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) Antara Gerakan Tarbiyah dan Paragmatisme,
Vol. 3, No. 2 (Mei 2014) h. 241.
Majelis Pertimbangan Pusat Partai Keadilan Sejahtera, Memperjuangkan
Masyarakat Madani, cet I. Jakarta : Majelis Pertimbangan Pusat, t.t.
Marbun,BN. Kamus Politik.Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2003.
Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: Remaja Rosda
karya, 2009.
Onghokham, Analisa Kekuatan Politik di Indonesia, Jakarta : Pustaka LP3ES,
1995.
Purwosutanto, Heri. Komunikasi Pemasaran Politik Partai Islam: Studi Kritis
PKS dalam Pemilu Legislatif. Jakarta : Penerbit Zaman, 2011.
ix
Salim Hairus, dkk, Perkenalan Prediksi, Harapan Pemilu 1999, Tujuh Mesin
Pendulang Suara, Yogyakarta: LKIS, 1999.
Schroder Peter, Strategi Politik (Poltische Strategien) Edisi Revisi. Jerman:
Friedrich-Naumann-Stiftung fuer die Freiheit, 2008.
Schroder,Peter. Strategi Politik eds.revisi. Nomos: Baden-Baden, 2000.
Soelistyati Ismail Gami, Pengantar Ilmu Politik, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1984.
Sy, Pahmi. Politik Pencitraan. Jakarta: Gaung Persada Press, 2010.
Venus, Antar, Karyati S. Rema dan Jalaluddin Rakhmat, Manajemen Kampanye:
Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan kampanye komunikasi.
Jakarta: Simbiosa Rekatama Media,2004.
Website
Tanpa Nama Penulis. “Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Bekasi 2014”.
Diunduh pda 30 Mei 2015 (www.kpud-bekasikota.go.id )
Tanpa Nama Penulis. 2004. “Komisi Pemilihan Umum 2004” diunduh pada
tanggal 1 juni 2015. www.kpud.go.id
Tanpa Nma Penulis,2014. “Data Pemilu”. Diunduh pada tanggal 24 Maret 2015
melalui ( http://www.kpud-bekasikota.go.id/data-pemilu/2014.html )