penyebab infertilitas

24
Penyebab Infertilitas Pada Wanita Setelah tahu penyebab infertilitas pada pria dan mitos-mitos serta apa kesuburan , sekarang mari membahas mengenai penyebab infertilitas pada wanita; 1. Faktor Vagina : Vaginismus (kejang otot vagina), Vaginitis (radang/infeksi vagina), dll 2. Faktor Uterus (rahim) : Myoma (tumor otot rahim), Endometritis (radang sel. lendir rahim), Endometriosis (tumbuh sel. ender rahim bukan pada tempatnya), Uterus bicornis, arcuatus, asherman’s syndrome, retrofleksi (kelainan bentuk dan posisi rahim), Prolap (pemburutan, penyembulan rahim ke bawah). 3. Faktor Cervix (Mulut Rahim) : Polip (tumor jinak), Stenosis (kekakuan mulut rahim), Non Hostile Mucus (kualitas lendir mulut rahim jelek), Anti Sperm Antibody (antibody terhadap sperma), dll. 4. Faktor Tuba Fallopi (Saluran Telur) : Pembuntuan, penyempitan, perlengketan saluran telur (bias karena infeksi atau kelainan bawaan). 5. Faktor Ovarium (Indung Telur) : Tumor, Cyste, Gangguan menstruasi (Amenorhoe, Oligomenorhoe dengan/tanpa ovulasi). Organ ini berinteraksi dengan pusat pengendali hormone di otak (Hypothalamus dan Hipofisis) dalam mengatur siklus menstruasi. 6. Faktor Lain : Prolactinoma (tumor pada Hipofisis), Hiper/hypotroid (kelebihan/ kekurangan hormone tiroid), dll. Pemakaian formalin yang dapat juga menyebabkan infertilitas pada wanita dan yang wanita jangan mengalami tiada gairah/keinginan dalam berhubungan.

Upload: mvcambey

Post on 30-Jun-2015

1.734 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penyebab Infertilitas

Penyebab Infertilitas Pada Wanita

Setelah tahu penyebab infertilitas pada pria dan mitos-mitos serta apa kesuburan, sekarang mari membahas mengenai penyebab infertilitas pada wanita;

1. Faktor Vagina :Vaginismus (kejang otot vagina), Vaginitis (radang/infeksi vagina), dll

2. Faktor Uterus (rahim) :Myoma (tumor otot rahim), Endometritis (radang sel. lendir rahim), Endometriosis (tumbuh sel.  ender rahim bukan pada tempatnya), Uterus bicornis, arcuatus, asherman’s syndrome, retrofleksi (kelainan bentuk dan posisi rahim), Prolap (pemburutan, penyembulan rahim ke bawah).

3. Faktor Cervix (Mulut Rahim) :Polip (tumor jinak), Stenosis (kekakuan mulut rahim), Non Hostile Mucus (kualitas lendir mulut rahim jelek), Anti Sperm Antibody (antibody terhadap sperma), dll.

4. Faktor Tuba Fallopi (Saluran Telur) :Pembuntuan, penyempitan, perlengketan saluran telur (bias karena infeksi atau kelainan bawaan).

5. Faktor Ovarium (Indung Telur) : Tumor, Cyste, Gangguan menstruasi (Amenorhoe, Oligomenorhoe dengan/tanpa ovulasi). Organ ini berinteraksi dengan pusat pengendali hormone di otak (Hypothalamus dan Hipofisis) dalam mengatur siklus menstruasi.

6. Faktor Lain :Prolactinoma (tumor pada Hipofisis), Hiper/hypotroid (kelebihan/ kekurangan hormone tiroid), dll.

 Pemakaian formalin yang dapat juga menyebabkan infertilitas pada wanita dan yang wanita jangan mengalami tiada gairah/keinginan dalam berhubungan.

Tags: cervix, endometritis, fallopi, hamil, infertilitas, Otot, ovarium, rahim, sperma, tuba, wanita

Penyebab Infertilitas Pada Pria

Jul 25th, 2008

Sebelum membahas lebih jauh mengenai penyebab infertilitas, terlebih dahulu harus dipahami beberapa istilah yang sering disalahartikan, infertilitas diartikan sebagai kekurangmampuan suatu pasangan untuk menghasilkan keturunan, jadi bukanlah ketidakmampuan mutlak untuk memiliki keturunan. Jadi infertilitas itu berbeda dengan mandul (steril). Nah sekarang lihat apa penyebabnya pada pria:

Page 2: Penyebab Infertilitas

1. anatomi :Hypo-epispadia (kelainan letak lubang kencing), micropenis (penis sangat kecil), Undescencus Testis (testis masih dalam perut/lipat paha), dll

2. Gangguan fungsi :Disfungsi Ereksi berat (Impotensi), Ejakulasi Retrogade (ejakulasi balik), dll

3. Gangguan spermatogenesia :Oligo/terato/asthenozoospermia (kelainan jumlah, bentuk, gerak sperma)

4. Lain-lain :Hernia Scrotalis (Hernia berat sampai ke kantung testis), Varikokel (varises pembuluh darah balik testis), Imunologis, Infeksi, dll

Dan kalau pingin tahu mengenai penyebab infertilitas pada pasangan yang lain yaitu perempuan, tunggu artikel selanjutnya di f-buzz

Penyebab Kemandulan toxoplasma, karena kucing?

Berbicara mengenai kehamilan, tidak terlepas juga mengenai kemandulan. Ada pasangan yang aru menikah sudah mengandung tetapi ada pula yang sudah bertahun-tahun tapi belum dikarunia momongan. Akhirnya banyak pemikiran penyebab mandul. Ada yang mengatakan bahwa bulu kucing dapat menyebabkan mandul, dan sebagainya. Sebenarnya yang bisa menyebabkan kemandulan yaitu parasit yang dikenal sebagai Toxoplasma gondii. Parasit ini bisa menyebabkan penyakit toxoplasmosis. Toxoplasma adalah penyakit yang menyerang pada hewan dan manusia, lelaki maupun wanita.

Pada hewan, penyakit toxoplasma ini bisa menyerang hewan-hewan yang berdarah panas, seperti: anjing, kucing, ayam, burung, kuda, sapi, domba, tikus, domba, harimau, babi, dan lain-lain. Tetapi kucing selama ini dianggap sebagai penyebab toxoplasma, karena di dalam tubuh kucing, toxoplasma bisa berkembang biak dengan dua cara, yaitu seksual (mikro dan makro gamet) dan aseksual (membelah diri). Sedangkan pada binatang selain kucing, toxoplasma hanya bisa berkembang biak dengan cara aseksual.

Pada manusia yang terkena penyakit toxoplasmosis, kebanyakan tidak mengalami gejala klinis yang dominan. Gejala dapat timbul pada infeksi akut, yaitu berupa adanya pembesaran kelenjar getah bening di sekitar leher atau ketiak.

Tetapi lama-kelamaan, toxoplasma itu dapat menyebabkan kemandulan. Pada pria, kemandulan disebabkan toxoplasma dapat menginfeksi saluran sperma dan menyebabkan peradangan. Sehingga peradangan pada saluran sperma ini menyebabkan penyempitan atau penutupan saluran sperma dan pada pria itu tidak dapat mengeluarkan sperma untuk membuahi sel telur.

Sedangkan pada perempuan, efek yang ditimbulkan hampir sama dengan pria. Infeksi toxoplasma itu dapat mengebabkan peradangan dan penyempitan pada saluran telur. Sehingga ovarium tidak akan dapat sampai ke rahim dan tidak dapat dibuahi oleh sperma.

Page 3: Penyebab Infertilitas

Toxoplasma juga dapat berpengaruh terhadap janin. Kista toxoplasma dapat masuk hingga kedalam otak janin dan menyebabkan cacat serta berbagai gangguan saraf lainnya. Selain itu, kepala janin bisa terisi oleh cairan sehingga kepalanya menjadi besar (hidrosefalus).

PENYEBAB INFERTILITAS PADA SUAMI DAN ISTRI (dari milis sebelah)

Sepasang suami istri sudah menikah hampir tiga tahun, namun belum juga dikaruniai anak. Mereka memeriksakan diri ke dokter dan melakukan terapi tertentu tetapi belum juga menunjukkan hasil. Sayangnya, mereka juga masih harus menghadapi stigma negatif dari lingkungan sekitar. Tampaknya, keterbatasan pengetahuan pada istilah infertilitas menjadi penyebab timbulnya stigma negatif tersebut.

Infertilitas adalah kondisi yang menunjukkan tidak terdapatnya pembuahan dalam waktu satu tahun setelah melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi. Diperkirakan 85-90% pasangan yang sehat akan mendapat pembuahan dalam 1 tahun. Infertilitas dapat dibagi menjadi duakelompok :

1. Infertilitas primer, yaitu keadaan infertilitas yang dialami pasangan suami istri sejak awal mereka menikah.2. Infertilitas sekunder, yaitu keadaan infertilitas yang dialamipasangan suami istri yang pernah mengalami proses pembuahan setelah menikah.

Secara umum, infertilitas berhubungan dengan kondisi fisik, proses dan waktu.

1. Kondisi FisikKesuburan sangat ditentukan oleh kondisi fisik suami dan istri. Hal ini berhubungan dengan proses pembentukan serta kualitas sperma atau sel telur. Testis dapat menghasilkan 100-200 juta sel per hari atau 1 triliun sel selama hidup. Pematangan sperma terjadi kurang lebih 70 hari. Dalamsaluran kelamin perempuan, sel sperma dapat hidup dan membuahi sel telur antara 3-5 hari. Ovarium dapat menghasilkan1 sel telur setiap bulan. Bila tidak dibuahi, maka sel telur itu akan mati dan turun pada saat haid.

Kualitas sperma dan sel telur dipengaruhi banyak faktor, diantaranya :a. Secara alamiah perempuan mengalami fase menopause yang biasanya terjadi antara usia 40-50 tahun. Pada fase ini, lemungkinan untuk memperoleh keturunan lebih kecil. Berbeda dengan laki-laki, proses andropause yakni penurunan masa produktif biasanya terjadi saat usia yang sangat lanjut.b. Beberapa kelainan genetika dapat berpengaruh pada kesuburan terutama yang berhubungan dengan anatomi kelamin dan sistem hormonal pada suami maupun istri.c. Penyakit tertentu, misalnya infeksi pada saluran kelamin, varicocel pada pria, kista ovarium, mioma uteri pada wanita, dapat menghambat kehamilan.

Page 4: Penyebab Infertilitas

d. Kebiasaan merokok dan minum alcohol terbukti mengurangikualitas kesuburan.e. Menurut penelitian, kegemukan dapat mempengaruhi kesuburan.Pada wanita yang kegemukan terdapat kelainan pada sekresi hormongonadotropin oleh kelenjar hipofisis. Kelainan ini pada akhirnya mempengaruhiproduksi hormon estrogen dan progesteron.f. Pekerjaan yang berhubungan dengan bahan kimia dan polusi tinggi juga dapat mengurangi kualitas kesuburan.g. Banyak penelitian menunjukkan bahwa stres dapat mengganggu kualitas dan proses kesuburan.

2. Proses Terjadinya pembuahan dan kehamilan dimulai dengan masuknya sperma dalam saluran kelamin wanita dan bertemu dengan ovum atau sel telur di dalam saluran ovarium (tuba falopii). Hasil pembuahan (embrio) itu digerakkanmenuju rahim untuk berkembang di dalamnya. Proses berhasil tidaknyaproses kehamilan sangat dipengaruhi beberapa hal :a. Metode kontrasepsi: Penggunaan kondom pada pria atau diafragmapada wanita tidak memungkinkan terjadinya proses pembuahan.b. Beberapa kelainan anatomis, seperti kelainan pada rahim atau saluran kelamin lainnya dapat mengganggu proses kehamilan.c. Penyakit seperti myoma uteri, bukan saja menghalangi masuknya sperma, tetapi juga mengakibatkan proses perlengketan embrio pada rahimterganggu. Perlengketan atau tertutupnya tuba falopii dapat terjadi karena infeksi dan peradangan, atau tumbuhnya jaringan ikat.

3. WaktuSel telur hanya dihasilkan satu kali setiap bulannya dan umurnya pun pendek. Sehingga pengetahuan mengenai masa subur menjadi hal yang sangat penting. Untuk mengetahui masa subur dapat dilakukan beberapa cara :a. Metode kalenderDalam menggunakan metode ini, perlu diketahui siklus menstruasi secara individual. Menstruasi seorang wanita rata-rata terjadi setiap 28-35 hari. Ovulasi terjadi pada 14 hari sebelum perkiraan menstruasi berikutnya.Pada wanita dengan siklus 28 hari, ovulasi terjadi pada hari ke-14 (hari pertama dihitung saat darah menstruasi keluar pertama kali setiap bulannya). Pada wanita dengan siklus 35 hari, ovulasi terjadi pada hari ke-21. Cara ini kadang tidak tepat, karena perkiraan menstruasi berikutnya bisa saja meleset.b. Pengukuran suhu tubuhPengukuran dilakukan dengan menggunakan thermometer pada mulut setiap pagi hari, mulai hari pertama menstruasi sebelum melakukan aktivitas. Ovulasi terjadi bila terdapat kenaikan 0,2-0,4°C dari rata-rata suhu tubuh normal (36-37°C).c. Pemeriksaan lendir rahim atau mulut rahimPemeriksaan dilakukan pada pagi hari setelah menstruasi berakhir. Masa subur ditunjukkan adanya lendir jernih dan elastis pada kelamin luar wanita. Pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan bila wanita tersebut baru saja melakukan hubungan seksual.d. Pemeriksaan hormone LH (Luteinizing Hormone), hormon yang mempengaruhi proses ovulasi

Page 5: Penyebab Infertilitas

Pada saat ovulasi terjadi peningkatan kadar LH dalam urin. Dan inilah salah satu penentuan yang paling akurat. Namun pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan setiap saat karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Pada prinsipnya, diperlukan peranan yang sama besar dari pasangan suami maupun istri. Dibutuhkan kesabaran ekstra karena kesempatan untuk hamil hanya ada satu kali selama periode satu bulan. Dalam usaha mendapatkan kehamilan, diperlukan konseling, terutama bagi pasangan yang memiliki masalah seksualitas. Untuk beberapa kasus, diperlukan juga tindakan medis. Hal lain yang tidak kalah penting adalah memperhatikan masa subur istri

karena melakukan hubungan intim pada masa subur memberi peluang yang lebih besar untuk hamil.

Usaha yang tidak kalah penting adalah mengkonsumsi makanan yang seimbang, sehat, dan bergizi.

Faktor Penyebab Infertilitas atau Ketidaksuburan

 

Pasangan suami istri yang telah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi selama satu tahun tetapi belum mampu hamil dan melahirkan anak hidup disebut pasangan infertil atau pasangan tidak subur.

Berarti pasangan tersebut mengalami masalah infertilitas. Banyak faktor yang menjadi penyebab infertilitas (ketidaksuburan) sehingga pasangan suami istri tidak mempunyai anak, antara lain:

1. Faktor hubungan seksual, yaitu frekuensi yang tidak teratur (mungkin terlalu sering atau terlalu jarang), gangguan fungsi seksual pria yaitu disfungsi ereksi, ejakulasi dini yang berat, ejakulasi terhambat, ejakulasi retrograde (ejakulasi ke arah kandung kencing), dan gangguan fungsi seksual wanita yaitu dispareunia (sakit saat hubungan seksual) dan vaginismus.

2. Faktor infeksi, berupa infeksi pada sistem seksual dan reproduksi pria maupun wanita, misalnva infeksi pada buah pelir dan infeksi pada rahim.

3. Faktor hormon, berupa gangguan fungsi hormon pada pria maupun wanita sehingga pembentukan sel spermatozoa dan sel telur terganggu.

4. Faktor fisik, berupa benturan atau temperatur atau tekanan pada buah pelir sehingga proses produksi spermatozoa terganggu.

Page 6: Penyebab Infertilitas

5. Fakror psikis, misalnya stress yang berat sehingga mengganggu pembentukan set spermatozoa dan sel telur.

Untuk menghindari terjadinya gangguan kesuburan pada pria maupun wanita, maka faktor-faktor penyebab tersebut tersebut harus dihindari.

Tetapi kalau gangguan kesuburan telah terjadi, diperlukan pemeriksaan yang baik sebelum dapat ditentukan langkah pengobatannya.

Infertilitas tidak sama dengan kemandulan

Di bidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai kekurangmampuan pasangan untuk menghasilkan keturunan, jadi bukanlah ketidakmampuan mutlak untuk memiliki keturunan.

Jadi, pasangan suami istri dikategorikan mengalami infertilitas bila tidak juga mengalami pembuahan, sekalipun sudah melakukan hubungan seksual secara teratur - tanpa kontrasepsi - dalam periode setahun. Sedangkan kemandulan atau sterilitas adalah perempuan yang rahimnya telah diangkat atau laki-laki yang telah dikebiri (dikastrasi).

Penyebab InfertilitasBerdasarkan catatat WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan di antaranya, adalah: faktor Tuba fallopii (saluran telur) 36%, gangguan ovulasi 33%, endometriosis 6%, dan hal lain yang tidak diketahui sekitar 40%.

Ini artinya sebagian besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan oleh gangguan pada organ reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi.

1. Gangguan pada organ reproduksiAda beberapa gangguan yang biasanya terdapat pada vagina, di antaranya:

- Tingkat keasaman tinggiBila terjadi infeksi pada vagina, biasanya kadar keasaman dalam vagina akan meningkat. Kondisi ini akan menyebabkan sperma mati sebelum sempat membuahi sel telur. Kadar keasaman vagina juga menyebabkan vagina mengerut sehingga perjalanan sperma di dalam vagina terhambat.

- Gangguan pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi (saluran telur)Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang dapat memperlancar perjalanan sperma. Jika produksi lendir terganggu, maka perjalanan sperma akan terhambat. Sedangkan jika dalam rahim, yang berperan adalah gerakan di dalam rahim yang mendorong sperma bertemu dengan sel telur matang. Jika gerakan rahim terganggu, (akibat kekurangan hormon prostaglandin) maka gerakan sperma melambat. Terakhir adalah gangguan pada saluran telur. Di dalam saluran inilah sel telur bertemu dengan sel sperma. Jika terjadi penyumbatan di dalam saluran telur, maka sperma tidak bisa membuahi sel telur. Sumbatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyakit salpingitis, radang pada panggul (Pelvic Inflammatory Disease) atau penyakt infeksi yang disebabkan oleh jamur klamidia.

Page 7: Penyebab Infertilitas

2. Gangguan OvulasiOvulasi atau proses pengeluaran sel telur dari ovarium terganggu jika terjadi gangguan hormonal. Salah satunya adalah polikistik. Gangguan ini diketahui sebagai salah satu penyebab utama kegagalan proses ovulasi yang normal. Ovarium polikistik disebabkan oleh kadar hormon androgen yang tinggi dalam darah. Kadar androgen yang berlebihan ini mengganggu hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dalam darah. Gangguan kadar hormon FSH ini akan mengkibatkan folikel sel telur tidak bisa berkembang dengan baik, sehingga pada gilirannya ovulasi juga akan terganggu.

3. Kegagalan implantasiSetelah sel telur dibuahi oleh sperma dan seterusnya berkembang menjadi embrio, selanjutnya terjadi proses nidasi (penempelan) pada endometrium. Perempuan yang memiliki kadar hormon progesteron rendah, cenderung mengalami gangguan pembuahan. Diduga hal ini disebabkan oleh antara lain karena struktur jaringan endometrium tidak dapat menghasilkan hormon progesteron yang memadai.

4. EndometriosisEndometriosis adalah istilah untuk menyebutkan kelainan jaringan endometrium (rahim) yang tumbuh di luar rahim. Jaringan abnormal tersebut biasanya terdapat pada ligamen yang menahan uterus, ovarium, Tuba fallopii, rongga panggul, usus, dan berbagai tempat lain. Sebagaimana jaringan endometrium normal, jaringan ini mengalami siklus yang menjadi respon terhadap perubahan hormonal sesuai siklus menstruasi perempaun.

 

SolusiKarena disebabkan oleh berbagai faktor, maka sangat dianjurkan agar pasangan suami dan istri memeriksakan diri lebih dini, agar diketahui penyebabnya. Tidak semua kasus dapat dibantu dengan pengobatan, beberapa di antaranya (kelainan anatomi dan bentuk) membutuhkan penanganan medis via operasi.

Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan kandungan melalui serangkaian tes laboratorium seperti tes darah, kencing serta kadar hormon. Jika dibutuhkan, dokter biasanya menyarankan agar dilakukan pemeriksaan radiologis (USG, HSG), bahkan tindakan operasi (laparaskopi) untuk mencari/mengobati penyebabnya.

Page 8: Penyebab Infertilitas

15 Penyebab Infertilitas Pria November 10 2009 Categorized Under: Kesehatan Pria No Commented

Definisi infertilitas menurut WHO adalah tidak terjadinya kehamilan pada pasangan yang telah berhubungan intim tanpa menggunakan kontrasepsi secara teratur minimal 1-2 tahun. Menurut data demografis dunia, 12,5 % pasangan usia subur mengalami kesulitan mendapatkan anak.

Infertilitas terutama lebih banyak terjadi di kota-kota besar karena gaya hidup yang penuh stres, emosional dan kerja keras serta pola makan yang tidak seimbang. Infertilitas dapat terjadi dari sisi pria, wanita, kedua-duanya, maupun pasangan. Disebut infertilitas pasangan bila terjadi penolakan sperma suami oleh istri sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan sel telur. Hal ini biasanya disebabkan oleh ketidaksesuaian antigen/antibodi pasangan tersebut.

Dari sisi pria, penyebab infertilitas yang paling umum terjadi adalah:

1. Bentuk dan gerakan sperma yang tidak sempurna

Sperma harus berbentuk sempurna serta dapat bergerak cepat dan akurat menuju ke telur agar dapat terjadi pembuahan. Bila bentuk dan struktur (morfologi) sperma tidak normal atau gerakannya (motilitas) tidak sempurna sperma tidak dapat mencapai atau menembus sel telur.

2. Konsentrasi sperma rendah

Konsentrasi sperma yang normal adalah 20 juta sperma/ml semen atau lebih. Bila 10 juta/ml atau kurang maka menujukkan konsentrasi yang rendah (kurang subur). Hitungan 40 juta sperma/ml atau lebih berarti sangat subur. Jarang sekali ada pria yang sama sekali tidak memproduksi sperma.  Kurangnya konsentrasi sperma ini dapat disebabkan oleh testis yang kepanasan (misalnya karena selalu memakai celana ketat), terlalu sering berejakulasi (hiperseks), merokok,  alkohol dan kelelahan.

3. Tidak ada semen

Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis menuju vagina. Bila tidak ada semen maka sperma tidak terangkut (tidak ada ejakulasi). Kondisi ini biasanya disebabkan penyakit atau  kecelakaan yang memengaruhi tulang belakang.

4. Varikosel (varicocele)

Varikosel adalah varises atau pelebaran pembuluh darah vena yang berhubungan dengan testis. Sebagaimana diketahui, testis adalah tempat produksi dan penyimpanan sperma. Varises yang disebabkan kerusakan pada sistem katup pembuluh darah tersebut membuat pembuluh darah melebar dan mengumpulkan darah. Akibatnya, fungsi testis memproduksi dan menyalurkan sperma terganggu.

Page 9: Penyebab Infertilitas

5. Testis tidak turun

Testis gagal turun adalah kelainan bawaan sejak lahir, terjadi saat salah satu atau kedua buah pelir tetap berada di perut dan tidak turun ke kantong scrotum. Karena suhu yang lebih tinggi dibandingkan suhu pada scrotum, produksi sperma mungkin terganggu.

6. Kekurangan hormon testosteron

Kekurangan hormon ini dapat mempengaruhi kemampuan testis dalam memproduksi sperma.

7. Kelainan genetik

Dalam kelainan genetik yang disebut sindroma Klinefelter, seorang pria memiliki dua kromosom X dan satu kromosom Y, bukannya satu X dan satu Y. Hal ini menyebabkan pertumbuhan abnormal pada testis sehingga sedikit atau sama sekali tidak memproduksi sperma.

8. Infeksi

Infeksi dapat memengaruhi motilitas sperma untuk sementara. Penyakit menular seksual seperti klamidia dan gonore sering menyebabkan infertilitas karena menyebabkan skar yang memblokir jalannya sperma.

9. Masalah seksual

Masalah seksual dapat menyebabkan infertilitas, misalnya disfungsi ereksi, ejakulasi prematur, sakit saat berhubungan (disparunia).  Demikian juga dengan penggunaan minyak atau pelumas tertentu yang bersifat toksik terhadap sperma.

10. Ejakulasi balik

Hal ini terjadi ketika semen yang dikeluarkan justru berbalik masuk ke kantung kemih, bukannya keluar melalui penis saat terjadi ejakulasi. Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkannya, di antaranya adalah diabetes, pembedahan di kemih, prostat atau uretra, dan pengaruh obat-obatan tertentu.

11. Sumbatan di epididimis atau saluran ejakulasi

Beberapa pria terlahir dengan sumbatan di daerah testis yang berisi sperma (epididimis) atau saluran ejakulasi. Beberapa pria tidak memiliki pembuluh yang membawa sperma dari testis ke lubang penis.

12. Lubang kencing yang salah tempat (Hypo-epispadia)

Kelainan bawaan ini terjadi saat lubang kencing berada di bagian bawah penis. Bila tidak dioperasi maka sperma dapat kesulitan mencapai serviks.

Page 10: Penyebab Infertilitas

13. Antibodi pembunuh sperma

Antibodi yang membunuh atau melemahkan sperma biasanya terjadi setelah pria menjalani vasektomi. Keberadaan antibodi ini menyulitkannya mendapatkan anak kembali saat vasektomi dicabut.

14. Cystic fibrosis

Cystic fibrosis adalah penyakit bawaan yang menyebabkan masalah dalam sistem pernafasan dan pencernaan.  Beberapa pria penderita penyakit ini tidak dapat mengeluarkan sperma dari testis mereka, meskipun sperma tersedia dalam jumlah yang cukup.

15. Kanker Testis

Kanker testis berpengaruh langsung terhadap kemampuan testis memproduksi dan menyimpan sperma. Penyakit ini paling sering terjadi pada pria usia 18 dan 32 tahun.

Kemandulan DEFINISIKemandulan adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk mencapai kehamilan setelah selama 1 tahun melaksanakan hubungan seksual secara teratur dan tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Kemandulan primer adalah istilah yang digunakan jika pasangan suami istri sama sekali belum pernah memiliki anak. Jika sebelumnya pasangan suami istri pernah memiliki anak (minimal 1 kali kehamilan), tetapi kehamilan berikutnya belum berhasil dicapai, maka digunakan istilah kemandulan sekunder.

PENYEBABSekitar 30-40% kasus disebabkan oleh faktor pria, seperti:

Page 11: Penyebab Infertilitas

1. Masalah pada sperma

Pada pria dewasa, sperma dibuat terus menerus di dalam testis (buah zakar). Proses pembuatan sperma disebut spermatogenesis. Sel yang belum terspesialisasi memerlukan waktu sekitar 72-74 hari untuk berkembang menjadi sel sperma yang matang.

Dari testis kiri dan kanan, sperma bergerak ke dalam epididimis (suatu saluran berbentuk gulungan yang terletak di puncak testis menuju ke testis belakang bagian bawah) dan disimpan di dalam epididimis sampai saat terjadinya ejakulasi. Dari epididimis, sperma bergerak ke vas deferens dan duktus ejakulatorius. Di dalam duktus ejakulatorius, cairan yang dihasilkan oleh vesikula seminalis ditambahkan pada sperma dan membentuk semen, yang kemudian mengalir menuju ke uretra dan dikeluarkan ketika ejakulasi.

Kesuburan seorang pria ditentukan oleh kemampuannya untuk mengantarkan sejumlah sperma yang normal ke dalam vagina wanita. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses tersebut sehingga bisa terjadi kemandulan: a. Peningkatan suhu di dalam testis akibat demam berkepanjangan atau akibat panas yang berlebihan bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sperma, berkurangnya pergerakan sperma dan meningkatkan jumlah sperma yang abnormal di dalam semen. Pembentukan sperma yang paling efsisien adalah pada suhu 33,5? (lebih rendah dari suhu tubuh). Testis bisa tetap berada pada suhu tersebut karena terletak di dalam skrotum (kantung zakar) yang berada diluar rongga tubuh. Faktor lain yang mempengaruhi jumlah sperma adalah pemakaian marijuana atau obat-obatan (misalnya simetidin, spironolakton dan nitrofurantoin). b. Penyakit serius pada testis atau penyumbatan atau tidak adanya vas deferens (kiri dan kanan) bisa menyebabkan azospermia (tidak terbentuk sperma sama sekali. Jika di dalam semen tidak terdapat fruktosa (gula yang dihasilkan oleh vesikula seminalis) berarti tidak terdapat vas deferens atau tidak terdapat vesikula seminalis atau terdapat penyumbatan pada duktus ejakulatorius.

Page 12: Penyebab Infertilitas

c. Varikokel merupakan kelainan anatomis yang paling sering ditemukan pada kemandulan pria. Varikokel adalah varises (pelebaran vena) di dalam skrotum. Varikokel bisa menghalangi pengaliran darah dari testis dan mengurangi laju pembentukan sperma. d. Ejakulasi retrograd terjadi jika semen mengalir melawan arusnya, yaitu semen mengalir ke dalam kandung kemih dan bukan ke penis. Kelainan ini lebih sering ditemukan pada pria yang telah menjalani pembedahan panggul (terutama pengangkatan prostat) dan pria yang menderita diabetes. Ejakulasi retrograd juga bisa terjadi akibat kelainan fungsi saraf.

2. Impotensi

3. Kekurangan hormon

4. Polusi lingkungan.

5. Pembentukan jaringan parut akibat penyakit menular seksual.

40-50% kemandulan disebabkan oleh faktor wanita:

1. Jaringan parut akibat penyakit menular seksual atau endometriosis.

2. Disfungsi ovulasi (kelainan pada proses pelepasan sel telur oleh ovarium/sel telur). Ovulasi adalah pelepasan sel telur dari ovarium (indung telur). Ovulasi biasanya terjadi 14 hari sebelum menstruasi hari pertama. Sel telur yang dilepaskan ini siap dibuahi oleh sperma yang berasal dari pria.

Jika seorang wanita memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur atau tidak mengalami menstruasi (amenore), maka dicari terlebih dahulu penyebabnya lalu dilakukan pengobatan untuk merangsang terjadinya ovulasi. Kadang ovulasi tidak terjadi akibat tidak dilepaskannya GnRH (donadotropin-releasing hormone) oleh hipotalamus.

3. Kelainan hormon.

4. Kekurangan gizi.

5. Kista ovarium.

6. Infeksi panggul.

7. Tumor.

8. Kelainan lendir servikal (lendir reher rahim). Lendir pada serviks bertindak sebagai penyaring yang menghalangi masuknya bakteri dari vagina ke dalam rahim. Lendir ini juga berfungsi memperpanjang kelangsungan hidup sperma. Lendir pada serviks adalah kental dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali pada fase folikuler dari siklus menstruasi. Selama fase folikuler, terjadi peningkatan hormon estradiol sehingga lendir lebih jernih dan elastis dan bisa ditembus oleh sperma. Selanjutnya sperma menuju ke rahim lalu ke tuba falopii dan terjadilah pembuahan di tuba falopii.

Page 13: Penyebab Infertilitas

9. Kelainan sistem pengangkutan dari leher rahim ke tuba falopii (saluran telur).

10. Kelainan pada tuba falopii. Bisa terjadi kelainan struktur maupun fungsi tuba falopii. Penyebab yang utama adalah: - Infeksi - Endometriosis - Pengikatan tuba pada tindakan sterilisasi.

Diperkirakan sebanyak 10-20% pasangan mengalami kemandulan. Merupakan hal yang penting untuk tidak menunda kehamilan lebih dari 1 tahun; kemungkinan hamil pada pasangan yang sehat dan keduanya berusia dibawah 30 tahun serta melakukan hubungan seksual secara teratur adalah hanya sebesar 25-30%/bulan. Puncak kesuburan seorang wanita adalah pada usia 20 tahunan; jika usia wanita diatas 30 tahun (terutama diatas 35 tahun), maka kemungkinan hamil adalah sebesar kurang dari 10%/bulan.

Selain faktor yang berhubungan dengan usia, resiko kemandulan juga meningkat pada: Berganti-ganti pasangan seksual (karena meningkatkan resiko terjadi penyakit menular seksual) Penyakit menular seksual Pernah menderita penyakit peradangan panggul (setelah menderita penyakit ini, 10-15% wanita menjadi mandul) Pernah menderita orkitis atau epididimitis (pria) Gondongan (pria) Varikokel (pria) Pemaparan DES (dietil stilbestrol) (pria maupun wanita) Siklus menstruasi anovulatoir Endometriosis Kelainan pada rahim (mioma) atau penyumbatan leher rahim Penyakit menahun (misalnya diabetes).

GEJALAGejalanya berupa: Tidak kunjung hamil Reaksi emosional (baik pada istri, suami maupun keduanya) karena tidak memiliki anak.

Kemandulan sendiri tidak menyebabkan penyakit fisik, tetapi dampak psikisnya pada suami, istri maupun keduanya bisa sangat berat. Pasangan tersebut mungkin akan menghadapi masalah pernikahan (termasuk perceraian), depresi dan kecemasan.

DIAGNOSADilakukan pemeriksaan fisik dan pengumpulan riwayat kesehatan dari suami dan istri. Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah: Analisa semen untuk menilai volume dan kekentalan semen serta menilai jumlah, pergerakan, kecepatan pergerakan dan bentuk sperma. 2-3 hari sebelum menjalani pemeriksaan ini, suami tidak boleh melakukan ejakulasi.

Page 14: Penyebab Infertilitas

Pengukuran suhu tubuh basal. Setiap pagi, sebelum beranjak dari tempat tidur, dilakukan pengukuran suhu tubuh wanita, jika terjadi peningkatan sebesar 0,5-1? Celsius berarti sedang terjadi ovulasi. Memperhatikan perubhan pada lendir servikal. Pada fase ovulatoir, lendir menjadi basah, elastis dan licin. Postcoital test (PCT). PCT dilakukan untuk menilai interaksi antara sperma dan lendir servikal dengan cara menganalisa lendir servikal yang dikumpulkan dalam waktu 2-8 jam setelah melakukan hubungan seksual. Tes ini dilakukan pada pertengahan siklus menstruasi yaitu pada saat estradiol mencapai kadar tertinggi dan pada saat terjadi ovulasi. Dalam keadaan normal, lendir servikal adalah jernih dan bisa diregangkan sepanjang 7,6-10 cm tanpa terputus. Bila dilihat dengan mikroskop, lendir tampak seperti pohon pakis. Kadar progesteron serum. Biopsi endometrium Biopsi testis (jarang dilakukan) Kadar LH (luteinizing hormon) untuk memperkirakan saat ovulasi dan membantu menentukan waktu untuk melakukan hubungan seksual. Progestin challenge Kadar hormon pada suami dan istri. Histerosalpingografi (HSG) untuk menilai sistem transport dari serviks melalui rahim sampai ke tuba falopii. Histeroskopi. Laparoskopi untuk melihat rongga panggul. Pemeriksaan panggul (pada wanita) untuk menentukan adanya kista atau tidak.

PENGOBATANPengobatan tergantung kepada penyebabnya.

bisa diberikan untuk mencoba menambah pembentukan sperma pada pria. Tetapi Clomifene tampaknya tidak dapat meningkatkan kemampuan gerak sperma maupun mengurangi jumlah sperma yang abnormal dan belum terbukti mampu menambah kesuburan.

Pada pria yang hanya memiliki sedikit sperma yang normal, bisa dilakukan inseminasi buatan, baik melalui prosedur pembuahan in vitro maupun GIFT (gamete intrafallopian tube transfer).

Pada azospermia, bisa dipertimbangkan pembuahan dengan sperma dari donor.

Varikokel bisa diatasi dengan pembedahan.

Bagi wanita yang tidak mengalami ovulasi dalam waktu lama (anovulasi kronis) bisa diberikan Clomifene. Pada awalnya menstruasi dirangsang dengan obat lain, yaitu medroksiprogesteron acetat. Kemudian diberikan Clomifene selama 5 hari. Biasanya ovulasi akan terjadi 5-10 hari (rata-rata 7 hari) setelah pemberian Clomifene dihentikan dan 14-16 hari setelah ovulasi akan terjadi menstruasi.

Page 15: Penyebab Infertilitas

Jika setelah pemberian Clomifene tidak terjadi menstruasi, maka dilakukan tes kehamilan. Jika hasilnya negatif, siklus pengobatan diulangi dengan menambah dosis Clomifene sampai terjadi ovulasi atau sampai tercapai dosis maksimum. Jika telah ditentukan dosis Clomifene yang bisa merangsang terjadinya ovulasi, maka dosis ini diberikan minimal selama 6 siklus pengobatan lagi. Kebanyakan wanita akan bisa hamil pada siklus keenam, dimana terjadi ovulasi.

Sekitar 75-80% wanita yang mendapatkan Clomifene akan mengalami ovulasi, tetapi hanya 40-50% yang berhasil hamil. Sekitar 5% kehamilan adalah kehamilan ganda (terutama kembar 2).

Efek samping dari klomifen adalah hot flashes, pembengkakan perut, nyeri tekan pada payudara, mual, gangguan penglihatan dan sakit kepala. Sekitar 5% dari wanita yang diobati dengan Clomifene mengalami sindroma hiperstimulasi ovarium, dimana ovarium menjadi sangat besar dan sejumlah besar cairan berpindah dari aliran darah ke rongga perut. Untuk mencegah terjadinya sindroma ini, maka diberikan dosis Clomifene terendah yang masih efektif.

Jika pemberian Clomifene tidak berhasil merangsang ovulasi, maka dicoba diberikan terapi hormonal dengan human menopausal gonadotropin (HMG). Hormon ini diekstrak dari air kemih wanita pasca menopause. HMG memerlukan biaya besar dan memiliki efek samping yang berat, karena itu pemakaiannya dibatasi hanya jika penyebab kemandulan sudah pasti merupakan kelainan ovulasi.

HMG disuntikkan ke dalam otot dan dosisnya disesuaikan dengan respon penderita terhadap hormon tersebut. HMG berfungsi merangsang pematangan folikel di ovarium. Untuk memantau pematangan ini, dilakukan pengukuran kadar hormon estradiol dan pemeriksaan USG panggul. Setelah folikel matang diberikan suntikan hormon lain, yaitu human chorionic gonadotropins (HCG) untuk merangsang ovulasi. Lebih dari 95% wanita yang diberi hormon ini mengalami ovulasi, tetapi kehamilan hanya terjadi pada 50-75% penderita. 10-30% kehamilan adalah kehamilan ganda (terutama kembar 2). Efek samping dari HMG adalah sindroma hiperstimulasi ovarium, yang terjadi pada 10-20% penderita.

Kemandulan akibat tidak dilepaskannya hormon GnRH oleh hipotalamus bisa diatasi dengan memberikan GnRH buatan untuk merangsang ovulasi.

Jika penyebabnya adalah kelainan pada lendir servikal, maka bisa dilakukan inseminasi intrauterin, yaitu memasukkan semen langsung ke dalam rahim sehingga tidak perlu melewati lendir.

Page 16: Penyebab Infertilitas

Atau diberikan obat untuk mengencerkan lendir (misalnya guaifenesin).

Teknik Pembuahan

Setelah semua pengobatan lain gagal menghasilkan kehamilan, maka lebih banyak pasangan mandul yang beralih ke fertilisasi in vitro (bayi tabung). Prosedur ini terdiri dari perangsangan ovarium, pemulihan pelepasan sel telur, pembuahan sel telur, penumbuhan embrio di laboratorium kemudian penanaman embrio pada rahim wanita.

Untuk merangsang ovarium sehingga banyak sel telur yang matang, diberikan kombinasi klomifen, HMG dan agonis GnRH (obat yang merangsang pelepasan gonadotropin oleh kelenjar hipofisa).

Dengan panduan USG, dimasukkan sebuah jarum melalui vagina atau perut ke dalam ovarium dan diambil beberapa sel telur dari folikelnya. Di laboratorium, sel telur ditempatkan di dalam cawan pembiakan dan dibuahi oleh sperma pilihan (sperma yang paling aktif). Setelah sekitar 40 jam, 3-4 embrio dipindahkan dari cawan biakan ke dalam rahim itu melalui vagina. Embrio lainnya bisa dibekukan dalam larutan nitrogen untuk cadangan bila tidak terjadi kehamilan. Setiap kali sel telur yang telah dibuahi dimasukkan ke dalam rahim, peluang berkembangnya seorang bayi cukup bulan hanya sekitar 18-25%.

Jika penyebab kemandulan pada wanita tidak diketahui atau jika penyebabnya adalah endometriosis tetapi fungsi tuba falopiinya normal, maka dilakukan GIFT (gammete intrafallopian tube transfer). Sel telur dan sperma pilihan diperoleh melalui prosedur yang sama dengan pada fertilisasi in vitro, tetapi sel telur tidak dibuahi di laboratorium. Sel telur dan sperma dimasukkan ke dalam ujung tuba falopii melalui dinding perut (pada proses laparoskopi) atau melalui vagina (dipandu oleh USG), sehingga pembuahan terjadi di dalam tuba falopii. Angka keberhasilan pada GIFT adalah sekitar 20-30%.

Variasi dari fertilisasi in vitro dan GIFT adalah pemindahan embrio yang lebih matang (zygote intrafallopian tube transfer), pemakaian sel telur dari donor dan pemindahan embrio yang telah dibekukan ke dalam rahim wanita lain.

PROGNOSIS

Sekitar 85-90% kasus, kemungkinan penyebabnya bisa diketahui. Pengobatan yang tepat (tidak termasuk teknik modern seperti fertilisasi in vitro) memungkinkan terjadinya kehamilan pada 50-60% pasangan yang sebelumnya didiagnosis

Page 17: Penyebab Infertilitas

mengalami kemandulan. Tanpa pengobatan, 15-20% kasus pada akhirnya akan mengalami kehamilan.

PENCEGAHANKemandulan seringkali disebabkan oleh penyakit menular seksual, karena itu dianjurkan untuk menjalani perilaku seksual yang aman guna meminimalkan resiko kemandulan di masa yang akan datang. Penyakit menular seksual yang paling sering menyebabkan kemandulan adalah gonore dan klamidia. Kedua penyakit ini pada awalnya mungkin tidak menunjukkan gejala dan gejala baru timbul setelah terjadinya penyakit peradangan panggul atau salpingitis. Peradangan menyebabkan pembentukan jaringan parut pada tuba falopii lalu terjadi penurunan kesuburan, kemandulan absolut atau kehamilan di luar kandungan.

Immunisasi gondongan telah terbukti mampu mencegah gondongan dan komplikasinya pada pria (orkitis). Kemandulan akibat gondongan bisa dicegah dengan menjalani immunisasi gondongan.

Beberapa jenis alat kontrasepsi memiliki resiko kemandulan yang lebih tinggi (misalnya IUD). IUD tidak dianjurkan untuk dipakai pada wanita yang belum pernah memiliki anak.