peran bkkbn muaro jambi dalam mewujudkan keluarga...
TRANSCRIPT
Peran BKKBN Muaro Jambi dalam Mewujudkan Keluarga Berkualitas
Berdasarkan UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Syariah
Oleh:
AGUSTIA RAHMAN
NIM: SPI.152193
Program Studi Hukum Tata Negara
Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
1439 H / 2018 M
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin dengan Rahmat Allah SWT skripsi ini
saya persembahankan kepada orang-orang yang telah
memberikan cinta, kasih, perhatian, serta motivasi dalam
menuntut ilmu
Kedua orang tua tercinta :
Ayahanda Abdul Gani dan ibu Rusminah tercinta yang telah
mendidikku dengan penuh kegigihan dan kesabaran, yang tak
henti-hentinya menyelipkan namuku dalam setiap do’a nya, berkat
do’a dan dorongan motivasi beliau berdualah saya dapat
menyelesaikan skripsi ini, terimakasih untuk semua yang ayah ibu
berikan selama ini, harapan besarku semoga skripsi ini menjadi
hadiah indah bagi ayah ibu.
Isteri tercinta dan tersayang Sairul bariah,
dan Anak Andre Firmansyah dan Rafiando Alfaris Laksana
orang yang selalu ada memberikan semangat dan mendo’akan
keberhasilanku, serta saudara-saudara ku selalu menanyakan
kapan wisuda, trimakasih banyak. Ucapan trimakasih dan
penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan juga kepada.
Bapak dosen bembimbing yang telah memberikan arahan,
masukan serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini, serta
dosen-dosen lainnya yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini.
Sahabat seperjuangan jurusan hukum tatanegara, fakultas syariah
UIN STS Jambi
Almamater tercinta UIN STS Jambi, tempat penulis menimba
ilmu.
MOTTO
وَلْيَخْشَ الَّرِينَ لَىْ تَسَكُىا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُزِّيَّةً ضِعَافًا خَافُىا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُىا
اللَّهَ وَلْيَقُىلُىا قَىْلًا سَدِيدً
Artinya:
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar.”1
1 Qs.An-Nisa (4) : 9
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan membahas tentang peran BKKBN
Muaro Jambi dalam mewujudkan keluarga berkualitas berdasarkan UU Nomor 52
tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
serta faktor pendukung dan penghambat BKKBN dalam mewujudkan keluarga
berkualitas di Muaro Jambi Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitia ke lapangan (Field Research).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara
dengan pihak terkait judul serta dokumentasi. Berdasarkan penelitian diperoleh
hasil dan kesimpulan Peran yang dilakukan oleh Badan Kependudukan Daerah
Muaro Jambi dalam mewujudkan keluarga berkualitas adalah Sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya BKKN atau Badan Keluarga Berencana Daerah dengan
peranan strategis dalam Mewujudkan Keluarga Berkualitas. Peranan tersebut di
wujudkan melalui program-program KB dan Kesehatan Reproduksi. Faktor
pendukung yaitu makin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan
Keluarga Berencana, Adanya kebijakan otonomi daerah (desentralisasi) yang
diterapkan sehingga semakin leluasa untuk meningkatkan pemberdayaan
masyarakat sebagai wujud dari partisipasi publik, Adanya dukungan dari lembaga
lain dalam peningkatan kapasitas kelembagaan manajemen maupun program.
Faktor penghambat yaitu Sumber Daya Manusia yang belum memadai. Solusi
yang ditawarkan adalah program-program KB dan Kesehatan Reproduksi kedepan
hal yang harus di lakukan lebih lagi baik dalam hal meningkatkan tata kelola
pemerintahan dan partisipasi yang berorientasi pada pelayanan publik, selain itu
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sarana prasarana merupakan
jalan penting demi perbaikan kedepan strategi yang di buat harus sesuai dengan
kenyataan lapangan dengan analisis yang tepat. Pemerintah diharapkan untuk
meningkatkan peranan nya agar lebih baik serta masyarakat harus lebih peduli dan
ikut berpartisipasi dalam program-program yang di buat oleh pemerintah demi
terciptanya keluarga berkualitas.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa pula
iringan shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi
Muhammad saw.
Skripsi ini diberi judul “PERAN BKKBN MUARO JAMBI DALAM
MEWUJUDKAN KELUARGA BERKUALITAS BERDASARKAN UU
NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN
DAN PEMBANGUNAN KELUARGA.” Merupakan suatu kajian mengenai
keluarga berkualitas melalui program KB dan kesehatan reproduksi.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas
penulis ucapkan adalah terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu
penyelesain skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, Ph. D, selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
3. Bapak H. Hermanto Harun, Lc, M.HI.Ph.D, Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag.,
M.HI, dan Dr. Yuliatin, S.Ag., M.HI, Selaku Wakil Dekan I bidang Akademik
,Wakil Dekan II bidang Keuangan, dan Wakil Dekan III bidang
Kemahasiswaaan, di lingkungan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
4. Bapak Abdul Razak, S.HI.,M.IS dan ibu Ulya Fuhaidah, S.Hum, MSI, selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Hukum Tatanegara Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
5. Bapak Drs. Asri Neldi dan Ibu Ulya Fuhaidah, S.Hum., M.SI selaku
Pembimbing I dan II skripsi ini Neldi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii
PERSEMBAHAN ......................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................ v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................. 5
D. Batasan Masalah ......................................................................... 6
E. Kerangka Teori ............................................................................ 7
F. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 13
BAB II : METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu Penelitian ...................................................... 18
B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 18
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 19
D. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 20
E. Tekhnik Analisis Data ................................................................. 21
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 23
G. Jadwal Penelitian......................................................................... 24
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Muaro Jambi ..................................................... 27
B. Geografis dan Iklim ..................................................................... 27
C. Pemerintahan ............................................................................... 29
D. Kependudukan dan Ketenagakerjaan .......................................... 31
E. Sosial ........................................................................................... 33
F. Pertanian ...................................................................................... 34
G. Wisata ......................................................................................... 34
H. Gambaran Dinas PP dan KB Muaro Jambi ................................. 36
BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENEL
A. Peran BKKBN Muaro Jambi dalam mewujudkan keluarga berkualitas
berdasarkan UU Nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan
keluarga………………………………. 42
B. Faktor Pendukung Dan Penghambat BKKBN Dalam Mewujudkan
Keluarga Berkualitas Di Muaro
Jambi…………………………………….. 47
C. Solusi BKKBN dalam mengadapi penghambat demi terciptanya
keluarga berkualitas di Muaro
Jambi……………………………………………………. 50
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 53
B. Saran ............................................................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………...
CURICULUM VITAE……………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan nasional yang telah ditetapkan dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum. Maka
dilaksanakan pembangunan nasional yang merupakan usaha peningkatan kualitas
manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan,
berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan global. Dalam
pelaksanaannya mengacu kepada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang
universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri,
berkeadilan, sejahtera dan kukuh kekuatan moral etikanya.
Pembangunan yang terpusat dan tidak merata yang dilaksanakan selama
ini ternyata hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi dengan tidak diimbangi
dengan kehidupaan politik, sosial, ekonomi yang demokratis dan berkeadilan.
Serta fundamental pembangunan ekonomi yang rapuh, penyelenggaraan negara
yang sangat birokratis dan cenderung korup, sehingga menimbulkan krisis
ekonomi dan moneter serta krisis moral yang memprihatinkan.2
Dengan krisis ekonomi dan moneter yang melanda bangsa menimbulkan
dmpak yang cukup memprihatinkan antara lain dengan meningkatnya jumlah
pengangguran, karena banyaknya pemutusan hubungan kerja dari perusahaan-
2
Slamet Makmur, “Pelaksanaan Keluarga Berencana (KB) Terhadap Tingkat
Kesejahteraan Keluarga”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Geografi, hlm. 55.
perusahaan swasta ditambah dengan jumlah tenaga kerja muda dari anak putus
sekolah. Selain itu semakin meningkatnya jumlah kemiskinan di negara kita.
Selain itu masalah yang terjadi lainnya adalah mengenai peledakan
penduduk dan meningkatnya penduduk usia muda. Kepadatan penduduk yang
tidak merata, menyebabkan terjadinya ketimpangan dan kesenjangan sosial dan
tingkat kesejahteraan. Di satu daerah banyak kekurangan tenaga kerja, di daerah
lain berlebihan tenaga kerja. Hal ini menjadi problem bagi bangsa Indonesia yang
pemecahannya tak kunjung selesai. Adapun yang menyebabkan hal tersebut
adalah meningkat nya jumlah penduduk.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi jumlah
penduduk maka dicanangkannya Keluarga Berencana (KB). Dalam Keluarga
Berencana diidealkan sebuah keluarga hanya terdiri dari orang tua dan dua anak.
Dengan hanya memiliki dua anak saja, diharapkan beban keluarga berkurang,
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang tua dapat
menyekolahkan anak-anaknya, dapat memenuhi semua kebutuhan anak-anak dan
sebagianya.3
Keluarga Berencana merupakan salah satu upaya mewujudkan
kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga. Tujuan utama dari Keluarga Berencana
adalah untuk lebih meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Dengan mengatur
kelahiran, Isteri banyak mendapat kesempatan untuk memperhatikan dan
mendidik anak-anak disamping memiliki waktu yang cukup untuk melakukan
tugas-tugas sebagai ibu rumah tangga. Di pihak lain suami tidak perlu direpotkan
3 Andre Kawulur, “Peranan Bkkbn Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial (Suatu
Studi Di Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Kabupaten Minahasa Selatan)”, Jurnal Administrasi Publik, 2015, Hlm. 1
oleh tuntutan-tuntutan biaya hidup serta biaya pendidikan anak-anak. Lebih dari
itu anak-anak akan mendapatkan perhatian yang cukup dari orang tua yang kelak
dapat memberikan dampak positif bagi tumbuh kembang kepribadian anak,
sehingga menjadi manusia yang sehat secara fisik, mental dan sosial sesuai
dengan apa yang dikehendaki dan diperintah oleh agama menjadi anak yang
sholeh.4
Melalui keluarga berencana masyarakat diharuskan untuk membatasi
jumlah kelahiran anak, yaitu setiap keluarga memiliki maksimal dua anak. Tidak
tanggung-tanggung, keluarga berencana diberlakukan kepada seluruh lapisan
masyarakat, dari lapisan bawah hingga lapisan atas dalam tatanan masyarakat.5
Oleh karena itu Program KB yang sudah dilaksanakan merupakan bukti
implementasi akan adanya upaya pemerintah dalam hal ini lembaga BKKBN yang
sangat fokus dalam upaya pengurangan jumlah penduduk.
Sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan yang dimiliki, BKKBN
mempunyai program-program yang berhubungan atau berkenaan dengan
pembangunan dan kesejahteraan sosial seperti program pelayanan keluarga
berencana, program kesehatan reproduksi remaja, program pelayanan kontrasepsi,
program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB, Program
penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga, dan lain-lain.6
4 Ibid.
5 Al-Fauzi, Keluarga Berencana Perspektif Islam Dalam Bingkai Keindonesiaan, Vol. 3
No.1, Maret 2017, hlm. 2. 6 Andre Kawulur, “Peranan Bkkbn Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial (Suatu
Studi Di Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Kabupaten Minahasa Selatan)”, Jurnal Administrasi Publik, 2015, hlm. 1.
Dengan program-program tersebut keluarga kurang mampu yang dibawah
garis kemiskinan diharapkan menjadi wahana peningkatan sumber daya manusia
(SDM) yang bisa menjadi pembentuk masyarakat yang maju, modren, dan
mandiri.
Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Undang‐Undang ini
mengenali penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan
sehingga perlu dilakukan upaya‐upaya untuk mewujudkan penduduk yang
berkualitas. Upaya‐upaya tersebut berupa pengendalian pengendalian angka
kelahiran dan penurunan angka kematian, pengarahan mobilitas penduduk,
pengembangan kualitas penduduk pada seluruh dimensinya, peningkatan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga, penyiapan dan pengaturan perkawinan
serta kehamilan.
Walaupun kelahiran di Muaro Jambi masih cenderung menurun namun
jumlah penduduk akan terus meningkat ini terkait dengan population momentum
sebagai dampak tingginya tingkat kelahiran dimasa lalu. Jumlah penduduk
Indonesia akan terus bertambah dan diperkirakan jumlahnya mencapai sekitar
300,6 juta jiwa di Tahun 2035.
Isu kependudukan harus menjadi perhatian kita bersama, karena kedepan
persoalan kependudukan akan semakin kompleks, persoalan kependudukan di
Muaro jambi kedepan tidak saja menyangkut persoalan jumlah dan pertumbuhan
penduduk yang masih tetap memerlukan penanganan, namun juga menyangkut
persoalan jumlah perubahan dinamika struktur umur dan distribusi penduduk.7
Pengembangan Kualitas penduduk penting dilakukan sebagai upaya
pembangunan keluarga yang di lakukan di seluruh wilayah di Indonesia termasuk
daerah Jambi khususnya Muaro Jambi. Kualitas penduduk tersebut dilakukan
dengan berbagai cara dan berbagai program salah satunya dengan cara
mewujudkan keluarga berkualitas.
Dinas PP dan KB menghadapi beberapa persoalan mengenai
pengembangan pelayanan KB yang menjadi saran dalam mewujudkan keluarga
berkualitas seperti masih rendahnya tingkat capaian KB penggunaan metode
kontrasepsi jangka panjang, masih kurangnya dukungan masyarakat karena
rendahnya kesadaran masyarakat tentang manfaat kelompok bina keluarga, tingkat
SDM institusi dan hal-hal lainnya.
Berdasarkan pada pemaparan masalah seperti tesebut di atas maka penulis
tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dan melakukan penelitian tentang peran
keluarga berkualtas melalui program KB dan kesehatan reproduksi, sehingga
penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peran BKKBN
Muaro Jambi dalam Mewujudkan Keluarga Berkualitas Berdasarkan UU
Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga”
7 Dokument Kantor PP dan Kb Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah peran BKKBN Muaro Jambi dalam mewujudkan
keluarga berkualitas berdasarkan UU Nomor 52 tahun 2009 tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat BKKBN dalam mewujudkan
keluarga berkualitas di Muaro Jambi?
3. Apa solusi BKKBN dalam menghadapi faktor penghambat dan
pendukung untuk mewujudkan keluarga berkualitas di Muaro Jambi?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui peran BKKBN Muaro Jambi dalam mewujudkan keluarga
berkualitas berdasarkan UU Nomor 52 tahun 2009 tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat BKKBN dalam
mewujudkan keluarga berkualitas di Muaro Jambi.
3. Untuk mengetahui solusi yang ditawarakan BKKBN dalam menghadapi
penghambat dalam mewujudkan keluarga berkualitas di Muaro Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini antara lain :
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan referensi
kepustakaan dan bahan bacaan khususnya Jurusan Hukum Tata
Negara dan dosen Fakultas Syari’ah lainnya.
b. Untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjan
Strata Satu (S.1) pada jurusan Hukum Tata Negara fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Jambi (UIN) Sultan Thaha Saifuddin
Jambi.
c. Hasil penelitian ini dapat menjadi pedoman atau acuan bagi mereka
yang melakukan penelitian serupa.
D. Batasan Masalah
Pembahasan dalam skripsi ini meliputi bagaimana Mengetahui peran
BKKBN Muaro Jambi dalam mewujudkan keluarga berkualitas berdasarkan UU
Nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat BKKBN dalam
mewujudkan keluarga berkualitas di Muaro Jambi serta solusi BKKBN dalam
menghadapi penghambat demi mewujudkan keluarga Berkualitas di Muaro Jambi.
E. Kerangka Teori
Teori merupakan serangkaian pernyataan sistematik yang bersifat abstrak
tentang subjek tertentu. Subjek itu dapat berupa pemikiran, pendapat, nilai-nilai,
norma-norma, pranata-pranata sosial, peristiwa-peristiwa, serta perilaku manusia.
Kerangka teori diperlukan dalam jenis penelitian kelapangan (field research) dan
jenis penelitian (library research).8
Kerangka teori dalam penelitian dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Teori Peran
Teori peran (role theory) Menurut Kahn dalam Lidya Agustina merupakan
penekanan sifat individual sebagai pelaku sosial yang mempelajari perilaku yang
sesuai dengan posisi yang ditempati di masyarakat.
Untuk dapat berinteraksi satu sama lain, orang-orang memerlukan cara
tertentu guna mengantisipasi perilaku orang lain. Peran melakukan fungsi ini
dalam sistem sosial. Seseorang memiliki peran, baik dalam pekerjaan maupun di
luar itu. Masing–masing peran menghendaki perilaku yang berbeda-beda. Peran
mencerminkan posisi seseorang dalam sistem sosial dengan hak dan kewajiban,
kekuasaan dan tanggung jawab yang menyertainya. Dalam lingkungan pekerjaan
itu sendiri seorang karyawan mungkin memiliki lebih dari satu peran, seorang
karyawan bisa berperan sebagai bawahan, penyelia, anggota serikat pekerja, dan
wakil dalam panitia keselamatan kerja.9
Teori Peran menggambarkan interaksi sosial dalam terminologi aktor-
aktor yang bermain sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai
dengan teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang
menuntun individu untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Menurut teori
ini, seseorang yang mempunyai peran tertentu misalnya sebagai dokter,
8 Sayuti Una, “Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi)”, Jambi: Syariah Press, 2014,
hlm. 25.
9 Lidya Agustina, “Pengaruh Konflik Peran , dan Kelebihan Peran terhadap Kepuasan
Kerja dan Kinerja Auditor (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik yang Bermitra dengan Kantor
Akuntan Publik Big Four di Wilayah DKI Jakarta,” Jurnal Akuntansi, Vol. 1, No. 1, Mei 2009,
hlm. 42.
mahasiswa, orang tua, wanita, dan lain sebagainya, diharapkan agar seseorang tadi
berperilaku sesuai dengan peran tersebut. Mengapa seseorang mengobati orang
lain, karena dia adalah seorang dokter. Jadi karena statusnya adalah dokter maka
dia harus mengobati pasien yang datang kepadanya dan perilaku tersebut
ditentukan oleh peran sosialnya.
2. Keluarga Berencana (KB)
Keluarga Berencana ialah upaya peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk
mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.10
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sebagai
landasan hukum yang berisikan berbagai pengertian. Keluarga Berencana (KB)
adalah usaha peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga
kecil bahagia sejahtera. Keluarga Sejahtera (KS) adalah keluarga yang
dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan
hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota dan
antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya.
10
Slamet Makmur, “Pelaksanaan Keluarga Berencana (Kb) Terhadap Tingkat
Kesejahteraan Keluarga”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Geografi, hlm. 56.
Selain undang-undang yang mendefinisikan tentang program KB,
Hanafi Hartanto menjelaskan pengertian Keluarga Berencana (KB) sebagai
suatu ikhtiar atau usaha manusia mengatur kehamilan dalam keluarga , secara
tidak melawan hukum agama, undang-undang negara dan moral pancasila,
demi untuk mendapatkan kesejahteraan keluarga khususnya dan kesejahteraan
bangsa umumnya.11
Program Keluarga Berencana tersebut untuk mewujudkan norma
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS) antara lain diperlukan
berbagai cara :
1. Mengatur jarak kehamilan
2. Mendewasakan usia perkawinan
3. Penyuluhan tentang pentingnya KB
4. Penyediaan sarana dan prasarana KB dan Posyandu12
Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya peningkatan kepedulian
dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga menjadi salah satu landasan hukum program KB
(Keluarga Berencana). Dalam undang-undang tersebut pada Bab VI
Perkembangan Kependudukan paragraf kedua tentang Keluarga Berencana
yang terdiri dari pasal 20 hingga pasal 29.
11
Siti Soleha,” Studi Tentang Dampak Program Keluarga Berencana Di Desa Bangun
Mulya Kabupaten Penajam Paser Utara”, ejournal Ilmu Pemerintahan, Vol. 4, No.1,2016, hlm. 41. 12
Slamet Makmur, “Pelaksanaan Keluarga Berencana (Kb) Terhadap Tingkat
Kesejahteraan Keluarga”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Geografi, hlm. 56
Dari pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa landasan hukum program
KB, yakni Pemerintah menetapkan kebijakan keluarga berencana melalui
penyelenggaraan program keluarga berencana. Kebijakan keluarga berencana
dilaksanakan untuk membantu calon atau pasangan suami istri dalam
mengambil keputusan dan mewujudkan hak reproduksi secara bertanggung
jawab.13
Dalam melaksanakan program KB tentunya memiliki dampak baik itu
dampak positif maupun negatif. Glasier (2006: 29) menjelaskan bahwa di
dalam program KB itu mempunyai dampak positif, yaitu penurunan angka
kepadatan penduduk, penanggulangan kesehatan reproduksi, peningkatan
kesejahteraan keluarga. Selain itu, Glasier juga menjelaskan beberapa dampak
negative didalam program KB, yaitu efek samping dari program Keluarga
Berencana terhadap kesehatan, dan besarnya anggaran pengadaan alat-alat
kontrasepsi.
3. Konsep keluarga Berkualitas Berdasarkan UU Nomor 52 Tahun 2009
Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Undang‐Undang ini
mengenali penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan
sehingga perlu dilakukan upaya‐upaya untuk mewujudkan penduduk yang
berkualitas. Upaya‐upaya tersebut berupa pengendalian pengendalian angka
kelahiran dan penurunan angka kematian, pengarahan mobilitas penduduk,
pengembangan kualitas penduduk pada seluruh dimensinya, peningkatan
13
Siti Soleha,” Studi Tentang Dampak Program Keluarga Berencana Di Desa Bangun
Mulya Kabupaten Penajam Paser Utara”, ejournal Ilmu Pemerintahan, Vol. 4, No.1,2016, hlm. 42
ketahanan dan kesejahteraan keluarga, penyiapan dan pengaturan perkawinan
serta kehamilan.14
Dalam UU ini dipaparkan hak penduduk untuk mendapatkan informasi
dan pelayanan reproduksi dalam kerangka pemenuhan dan perlindungan hak asasi
manusia. Kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah dalam kependudukan
adalah dengan menetapkan kebijakan dan program jangka menengah dan jangka
panjang pembangunan kependudukan/keluarga. Tanggung jawab Pemerintah:
- menetapkan kebijakan nasional;
- menetapkan pedoman yang meliputi norma, standar, prosedur, dan
kriteria;
- memberikan pembinaan, bimbingan, supervisi, dan fasilitasi; dan
- sosialisasi, advokasi, dan koordinasi;
- pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.
Pengendalian kuantitas penduduk dilakukan melalui:
a. pengendalian kelahiran;
b. penurunan angka kematian; dan
c. pengarahan mobilitas penduduk.
Keluarga Berencana merupakan kebijakan pemerintah untuk mewujudkan
pertumbuhan kependudukan seimbang dan meningkatkan kualitas keluarga.
Pengertian Keluarga Berencana dalam UU ini:
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia
ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan
14
UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga.
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas. Pengaturan kehamilan adalah upaya untuk membantu pasangan suami
istri untuk melahirkan pada usia yang ideal, memiliki jumlah anak, dan mengatur
jarak kelahiran anak yang ideal dengan menggunakan cara, alat, dan obat
kontrasepsi. Kebijakan KB bertujuan untuk mengatur kehamilan, menjaga
kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak, meningkatkan
akses dan kualitas informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan KB dan
kespro, dan meningkatkan partisipasi pria. Satu ayat menegaskan bahwa promosi
aborsi untuk pengaturan kehamilan tidak diperbolehkan.
Dalam Bab Penurunan Angka Kematian pasal 30 penurunan angka
kematian ditetapkan sebagai kebijakan untuk mewujudkan penduduk seimbang
dan berkualitas. Prioritas diberikan kepada:
- penurunan angka kematian ibu waktu hamil
- ibu melahirkan
- pasca persalinan
- bayi serta anak.15
Kelembagaan badan pelaksana kebijakan pengendalian penduduk dan
pembangunan keluarga juga dibahas. Dalam Undang‐Undang ini, diputuskan
pembentukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
BKKBN merupakan lembaga pemerintah nonkementerian yang berkedudukan di
bawah Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden. Di daerahdibentuk
15 UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah (BKKBD) di tingkat
provinsi dan kabupaten/kota.
Dipaparkan bahwa BKKBN bertugas melaksanakan pengendalian
penduduk dan menyelenggarakan KB dengan merumuskan kebijakan nasional,
penetapan norma, standar, prosedur, kriteria, advokasi dan koordinasi, KIE,
pemantauan dan evaluasi, pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi.16
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian yang berkenaan dengan Keluarga Berencana (KB) sudah
banyak yangg melakukan penelitian yang serupa yang membahas dan mengkaji
permasalahan ini, antara lain :
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Andre Kawulur, dkk dengan
judul “Peranan BKKBN dalam Pembangunan Kesejahteraan (Suatu Studi di
Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Minahasa Selatan)”.Metode dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif. Dari hasil penelitian, dapat kesimpulan Mengingat adanya peranan
yang berarti dari BKKBN atau Badan Keluarga Berencana Daerah dalam
pembangunan kesejahteraan sosial maka program-program dari Badan Keluarga
Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten
Minahasa Selatan yang telah atau sedang dilaksanakan sekarang ini perlu
dilanjutkan, ditingkatkan dan bahkan diperluas lagi. Peningkatan dan perluasan
program-program Keluarga Berencana harus diikuti dengan peningkatan dana
operasional. Untuk itu, pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan perlu
16
UU Nomor 52Tahun 2009
meningkatkan atau memperbesar alokasi anggaran untuk Badan Keluarga
Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.17
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Harry Gunawan dengan judul,
“Strategi Humas BKKBN Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana di
Provinsi Riau”, penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana Strategi Humas
BKKBN dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana di Provinsi
Riau.Metode yang penulis gunakan adalah Deskriptif Kualitatif. Dari hasil
penelitian, secara umum dapat disimpulkan bahwa Humas BKKBN Provinsi Riau
dalam mensosialisasikan Program Keluarga Berencana tidak bekerja dengan
sendirinya, humas memerlukan peran komunikator baik dari pihak internal
maupun eksternal agar mempermudah dalam proses mensosialisasikan Program
Keluarga Berencana di Provinsi Riau, selain itu humas juga bekerja sama dengan
pihak media massa, baik media cetak maupun media elektronik agar sosialisasi
program keluarga berencana tersebar secara merata keseluruh masyarakat Provinsi
Riau.
Dari hasil observasi penulis dapatkan di lokasi penelitian, humas dan
beserta anggota BKKBN lainnya sering mengadakan rapat internaldan
mengadakan pertemuan kepada komunikator non-formal untuk meningkatkan
kualitas daripada komunikator formal dan non-formal dalam mensosialisasikan
program Keluarga Berencana di Provinsi Riau. BKKBN Provinsi Riau dalam
mensosialisasikan program Keluarga Berencana dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Faktor-faktor tersebut ada yang mendukung kelancaran Humas BKKBN Provinsi
17
Andre KAwulur dkk, “Peranan BKKBN dalam Pembangunan Kesejahteraan (Suatu
Studi di Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Minahasa Selatan),”Jurnal Administrasi Publik, Tahun 2015, hlm. 10.
Riau dalam mensosialisasikan program Keluarga Berencana dan ada juga yang
menjadi faktor penghambat Humas BKKBN Provinsi Riau dalam
mensosialisasikan program Keluarga Berencana.18
Ketiga, Penelitian Yangg Dilakukan Oleh Helwa Septi Tricahyani Dengan
Judul, “Peran Humas Bkkbn Provinsi Sumatera Selatan Dalam Mensosialisasikan
Program Kependudukan Keluarga Berencana Dan Pembangunan Keluarga
Berbasis Keluarga”. Bagaimana peran humas BKKBN Provinsi Sumatera Selatan
dalam mensosialisaikan program Kependudukan Keluarga Berencana
Pembangunan Keluarga Berbasis Keluarga serta faktor apa saja yang menjadi
hambatan dan tantangan humas BKKBN dalam mensosialisaikan program
Kependudukan Keluarga Berencana Pembangunan Keluarga Berbasis Keluarga
Adapun yang membedakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan
penelitian-penelitian terdahulu yaitu penelitian terdahulu lebih berfokuskan
bagaimana KB dalam kewenangan nya terhadap pelayanan publik, sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh penelititi lebih memfokuskan bagaimana peran
BKKBN dalam mewujudkan keluarga berkualitas berdasarkan UU Nomor 52
Tahun 2009. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan yang dipandu teori
Rosady Ruslan,mengenai peran humas BKKBN Provinsi Sumatera Selatan dalam
dalam mensosialisasikan program Kependudukan Keluarga Berencana
Pembangunan Keluarga berbasis keluarga antara lain yaitu:1) sebagai
communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakili
18
Harry Gunawan dengan judul, “Strategi Humas BKKBN Mensosialisasikan Program
Keluarga Berencana di Provinsi Riau”, Skripsi UIN Sultan Syarif Kasim, Tahun 2013, hlm. 57./
dengan publik,yang pada intinya Humas harus bisa menangkap keinginan dan
kebutuhan masyarakat kemudian menyampaikannya kepada pimpinan dan
kemudian disampaikan kembali ke masyarakat 2) membina relationship yaitu
berupaya membina hubungan positif dan saling mengungtungkan dengan pihak
publik, dalam hal ini humas harus merumuskan masalah yang sedang dihadapi
organisasi serta diharapkan bisa memberikan pemikiran pada atasan 3) peranan
sebagai pendukung dalam organisasi atau perusahaan, yang pada intinya humas
harus bisa menghadapi perkembangan zaman sekarang ini dengan menguasai
teknologi dan informasi dengan menyebarluaskan informasi mengenai program-
programnya baik melalui media massa dan juga melalui pesan secara langsung 4)
membentuk corporate image, yang intinya humas harus memiliki rencana yang
baik untuk memajukan organisasinya serta mampu mengambil keputusan yang
cepat, tepat dan akurat dan bisa menghadapi dan mengatasi persoalan yang
terjadi.19
Berbeda hal nya dengan penelitian sebelumnya dimana penelitian
sebelumnya walaupun sama-sama membahas peran BKKBN namun tempat
penelitian dan fokus penelitiannya berbeda, dimana fokus penelitian sebelumnya
mengenai pembangunan kesejahteraan penelitian saya fokus pada upaya
menciptakan keluarga berkualitas, peran BKKBN bukan hanya satu bagian saja.
Lalu perbedaan tempat penelitian dimana penelitian sebelumnya dilakukan di
19
Helwa Septi Tricahyani Dengan Judul, “Peran Humas Bkkbn Provinsi Sumatera
Selatan Dalam Mensosialisasikan Program Kependudukan Keluarga Berencana Dan
Pembangunan Keluarga Berbasis Keluarga”, Skripsi Universitas Islam Negeri Fatah, hlm. 93.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu
untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti.20
Sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam
rangka mengetahui peran Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) dalam mewujudkan keluarga berkualitas berdasarkan UU
Nomor 52 Tahun 2009. Menurut Sugiyono menyatakan bahwa “Metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci”.21
Sesuai dengan kasus yang terjadi, maka pendekatan penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kelapangan (Field Research).
B. Jenis dan Sumber Data
Dalam Penelitian ini penulis menggunakan dua jenis sumber data yaitu:
a. Data Primer
Dalam penelitian ini digunakan data Primer yaitu Undang-undang No. 52
Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga
dan hasil wawancara bersama dengan pihak BKKBN.
20
Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm. 22. 21
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2009) hlm. 9.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu catatan atau sejumlah keterangan yang diperoleh
secara tidak langsung dari pihak pertama. Adapun data sekunder berupa literatur-
literatur seperti buku-buku, kitab-kitab, sumber-sumber lain nya yang berkaitan
dengan materi skripsi, kemudian data sekunder diperoleh dari laporan-laporan
atau data-data yang dikeluarkan oleh kanton Badan Kependudukan dan
Kekeluargaan Nasional (BKKBN).
C. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat
bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh
melalui observasi.22
Metode observasi disebut juga dengan pengamatan kegiatan
pemuatan perhatian semua objek dengan menggunkan seluruh indera.23
Dalam
penelitian ini menggunakan observasi partisipan dimana peneliti secara langsung
turun ke lapangan dan menjadi instrument penelitian. Dalam penelitian ini metode
observasi digunakan untuk melihat situasi langsung dilapangan tentang Peran
BKKBN dalam mewujudkan keluarga berkualitas.
b. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilaksanakan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara.24
Dalam mengumpulkan
22
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, (Bandung : ALfabeta, 2013), hlm. 226. 23
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), lm. 234. 24
Ibid., hlm.236
informasi peneliti mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan, interview ini
dilakukan untuk memperoleh data yang maksimal. Dengan cara ini pun peneliti
akan berusaha untuk memperoleh data yang dapat dipercaya dan dipertanggung
jawabkan akan kebenarannya. Wawancara atau interview ini penulis gunakan
untuk mengumpulkan data tentang Peran BKKBN dalam mewujudkan keluarga
berkualitas.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data sekunder yang diperoleh dari dokumen
pemerintah, dan dokumen lainnya.25
Sedangkan tujuan dari penggunaan dalam
ilmu sosial terutama ditentukan oleh sifatnya sebagai ilmu yang nomotesis yang
artinya yang melukiskan gambaran umum.26
Dokumentasi penulis gunakan untuk
memperoleh semua data-data berupa bahan-bahan atau arsip yang berhubungan
dengan penelitan. Dan sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian sebagai
bahan penunjang dalam penganalisisan data yang ada di lapangan. Dokumentasi
ini berasal dari sumber-sumber baik dari media massa maupun staf dan
masyarakat di lingkungan BKKBN Muaro Jambi.
D. Unit Analisis
Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian
tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel.
25
Sayuti Una (ed)), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS
Jambi, 2012), hlm. 41 26
Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta. PT.Gramedia. 1985,
hlm. 47
Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun
organisasi swasta atau sekelompok orang.27
Dalam skripsi ini penulis menggunakan unit analisis dengan analisis
judul:“ Peran BKKBN Muaro Jambi dalam mewujudkan keluarga berkualitas
Berdasarkan UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan
dan pembangunan keluarga”. Penelitian ini, unit analisisnya adalah Peran
BKKBN Muaro Jambi dalam mewujudkan keluarga berkualitas Berdasarkan UU
Nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga. Penetapan unit analisis tersebut, karena penelitian yang dilakukan tidak
menggunakan populasi dan sampel, namun hanya menggunakan dokumen-
dokumen dari Masyarakat dan pihak terkait dan informasi-informasi yang berasal
dari masyarakat atau pihak terkait saja serta informasi yang didapat melalui
wawancara dari narasumber jadi keseluruhan informannya berjumlah 8 (delapan)
orang.
E. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan sebagaimana di kutip oleh Sugiyono analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
wawancara, catatatn lapangan dan bahan-bahan lain.28
Sehingga mudah dipahami
dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Aktivitas analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil
kesimpulan lalu diverifikasi.
27
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS Jambi,
2012), hlm. 62. 28
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 90.
a. Reduksi Data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan.
b. Penyajian Data
Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau
menyajikan data.Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang
paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di dalam skripsi ini
peneliti menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan
mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-masing. Data yang
telah didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber
pustaka. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teks yang bersifat naratif.
c. Kesimpulan/Verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.29
Kesimpulan dalam
penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.
29
Ibid, hlm. 252.
Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa,
ketiga metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan
penulis lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan
lapangan, dan juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik
kesimpulan terhadap Peran BKKBN Muaro Jambi dalam mewujudkan keluarga
berkualitas Berdasarkan UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam
penulisan skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:
Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakiatnya
menjadi pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran
tentang tema yang dibahas.
BAB I mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batsan
Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori, Kerangka Pemikiran,
Tinjauan Pustaka.
BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan
Penelitian, Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Unit Analsis dan
Alat Analisis Data, Sistematika Penulisan dan Jadwal Penelitian.
BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian. Sejarah
Berdirinya, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Sarana dan Prasarana
BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang
pembahasan dan hasil penelitian.
BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang
terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan
Daftar Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae.
G. Jadwal Penelitian
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, maka penulis
menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal sebagai
berikut:
No
Kegiatan
Tahun 2018
Maret
April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul
X
2 Pembuatan
Proposal
X
No Kegiatan
Tahun 2018
Agustus
September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
3 Perbaikan
Proposal
dan
Seminar
X
No Kegiatan
Tahun 2018
Agustus
September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
4 Surat Izin
Riset
X
5 Pengumpul
an
Data
X
6 Pengolehan
Dan
Analisis
Data
X
7 Pembuatan
Laporan
X
8 Bimbingan
Dan
Perbaikan
X
9 Agenda dan
Ujian
Skripsi
X
10 Perbaikan
dan
Penjilidan
X
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Muaro Jambi
Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi
Jambi, Indonesia. Kabupaten Muaro Jambi dibentuk berdasarkan undang - undang
Nomor 54 tahun 1999 sebagai pemekaran dari Kabupaten Batanghari dan secara
defacto. Kegiatan Pemerintahan efektif berjalan terhitung 12 Oktober 1999
bersamaan dengan pelantikan pejabat Bupati sementara menjelang ditetapkannya
pejabat Bupati defenitif, dengan pusat Pemerintahan berada di Sengeti Kecamatan
Sekernan yang berjarak 38 km dari Kota Jambi.
B. Geografis dan Iklim Muaro Jambi
Secara astronomis, Kabupaten Muaro Jambi terletak antara 1o15' -2o20'
Lintang Selatan dan diantara 103°10' s/d 104°20' Bujur Timur. Daerah ini
beriklim tropis, dengan luas wilayah 5.264 Km2. Berdasarkan posisi
geografisnya, Kabupaten Muaro Jambi memiliki batas-batas: Utara – Kabupaten
Tanjung Jabung Timur; Selatan –Provinsi Sumatera Selatan; Barat –Kabupaten
Batang Hari dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat; Timur - Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.30
Tahun 2016, Kabupaten Muaro Jambi terdiri dari 11 Kecamatan dan 155
desa/kelurahan, terdiri dari 150 desa dan 5 kelurahan. Kecamatan di Kabupaten
Muaro Jambi adalah:
30
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
- Kecamatan Mestong terdiri dari 14 desa dan 1 kelurahan
- Kecamatan Sungai Bahar terdiri dari 11 desa
- Kecamatan Bahar Selatan terdiri dari 10 desa
- Kecamatan Bahar Utara terdiri dari 11 desa
- Kecamatan Kumpeh Ulu terdiri dari 18 desa
- Kecamatan Sungai Gelam terdiri dari 15 desa
- Kecamatan Kumpeh terdiri dari 16 desa dan 1 kelurahan
- Kecamatan Maro Sebo terdiri dari 11 desa dan 1 kelurahan
- Kecamatan Taman Rajo terdiri dari 10 desa
- Kecamatan Jambi Luar Kota terdiri dari 19 desa dan 1 kelurahan
- Kecamatan Sekernan terdiri dari 15 desa dan 1 kelurahan.31
Kabupaten Muaro Jambi memiliki suhu rata-rata 26,2°C dengan suhu
tertinggi pada bulan September setinggi 32,7°C dengan kelembaban udara rata-
rata 86,25% dan curah hujan rata-rata 179,3 mm serta 25 hari hujan di bulan
November (Muaro Jambi dalam Angka 2012). Berdasarkan klasifikasi iklim
Schmidt dan Ferguson areal restorasi PT. REKI di Provinsi Jambi termasuk
kedalam tipe iklim A (sangat basah) dengan curah hujan bulanan per tahun
2.305,5 mm dan hari hujan per tahun 189,9 hari hujan sehingga intensitas hujan
mencapai 12,37 mm. Suhu rata-rata di area restorasi ini sebesar 26,23°C dengan
kelembaban berkisar antara 28,95°C pada bulan Mei dan 24,50°C pada bulan 42
Januari. Curah hujan tertinggi terdapat pada bulan April dan bulan November
31
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
sebesar 274-255,7 mm, sedangkan curah hujan terendah ada pada bulan Juli
sebesar 80,5 mm.
C. Pemerintahan
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dipilih melalui
pemilihan umum (pemilu) dan dilantik dalam masa jabatan lima tahun. Susunan
pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi periode 2014–2019 terdiri dari bupati,
wakil bupati, dan DPRD di bantu oleh pemerintah daerah.32
Anggota DPRD Kabupaten Muaro Jambi menurut partai politik masa
bakti 2014-2019 dengan komposisi keanggotaaan sebagai berikut :
- Fraksi Golongan Karya : 6 orang
- Fraksi PDI-Perjuangan : 4 orang
- Fraksi Demokrat : 8 orang
- Fraksi Gerindra : 3 orang
- Fraksi PAN : 5 orang
- Fraksi Nasional Demokrat : 1 orang
- Fraksi Kebangkitan Bangsa : 3
- Fraksi Hanura : 1 orang
- Fraksi PKS : 2 orang
- Fraksi PPP : 2 orang
32
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
Tabel
1
. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Masa Kerja
dan Jenis
Table Kelamin di Kabupaten Muaro Jambi, 2016
Number of Civil Servants by Working Time and Sex in Muaro
Jambi Regency, 2016
Jenis
Kelamin/Sex
Masa Kerja
Working
Time Laki-Laki Perempuan Jumlah
Male Female Total
(1) (2) (3) (4)
0-5 Tahun 76 108 184
6-10 Tahun 626 970 1 596
11-15 Tahun 642 785 1 427
16-20 Tahun 473 619 1 092
21-25 Tahun 269 275 544
26-30 Tahun 419 364 783
> 30 Tahun 33 28 61
Jumlah/Tota
l 2 538 3 149 5 687
D. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Jumlah penduduk Kabupaten Muaro Jambi tahun 2016 sebanyak 410.337
jiwa. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 212.024 jiwa, dan jumlah penduduk
perempuan sebanyak 198.313 dengan rasio jenis kelamin 106,91. Persentase
distribusi penduduk tahun 2016 menurut kecamatan:
- Kecamatan Mestong (10,05%)
- Kecamatan Sungai Bahar (6,62%)
- Kecamatan Bahar Sel tan (3,35%)
- Kecamatan Bahar Utara (3,81%)
- Kecamatan Kumpeh Ulu (14,50%)
- Kecamatan Sungai Gelam (18,64%)
- Kecamatan Kumpeh (6,25%)
- Kecamatan Maro Sebo (5,07%)
- Kecamatan Taman Rajo (2,88%)
- Kecamatan Jambi Luar Kota (16,52%)
- Kecamatan Sekernan (11,92%)
Angka rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Muaro Jambi tahun
2016 sebesar 31,12 %, artinya setiap 100 orang penduduk berusia produktif (15-
64 tahun) mempunyai tanggungan sebanyak 31 orang yang belum produktif (0-14
tahun) dan dianggap tidak produktif lagi (64 tahun keatas).33
Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2015
adalah 77,95 jiwa/km2, dimana kepadatan penduduk tertinggi berada di
33
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
Kecamatan Jambi Luar Kota sebesar 242,06 jiwa/km2. Sedangkan kepadat n
penduduk terkecil berada di Kecamatan Kumpeh (15,46 jiwa/km2) diikuti
Kecamatan Taman Rajo (32,91 jiwa/km2) karena sebagian besar wilayahnya
adalah perkebunan dan hutan.
Indikator ketenagakerjaan yang sering digunakan untuk mengukur besarnya
jumlah angkatan kerja (bekerja dan mencari kerja) dibanding dengan penduduk
usia kerja (15 tahun ke atas) adalah TPAK. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) tahun 2015 Kabupaten Muaro Jambi 61,13. Untuk tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) tahun (OURs) in 2015 at 5,40%. 2015 Kabupaten Muaro Jambi
tercatat 5,40%.34
Tabel 2 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun Keatas Menurut Status
Table Pendidi kan di Kabupaten Muaro Jambi, 2016
Status Pendidikan
2015 2016
Educatin Status
(1) (2) (3)
https://muarojambikab
5,69 5,32
1 Tidak/Belum Pernah Sekolah
2 SD 15,23 16,37
3
SM
P 6,04 4,92
4
SM
A 4,08 5,30
5 Perguruan Tinggi 1,41 2,39
6 Tidak Bersekolah Lagi 67,55 65,70
Jumlah/Total 100,00 100,00
34
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
E. Sosial
Pendidikan merupakan salah satu pilar pembangunan Muaro Jambi. Dalam
rangka meningkatkan dan mengembangkan SDM yang berkualitas maka
pembangunan pendidikan menjadi prioritas. Angka Partisipasi Murni (APM) SD
adalah perbandingan jumlah murid SD berusia 7-12 Tahun dengan penduduk usia
7-12 Tahun. APM SD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2016 adalah 99,18%.
Sementara APM SMU adalah 82,99%.35
Pada Tahun 2016, banyaknya murid 42.863 orang dengan jumlah guru
1.160 orang guru. Untuk tingkat SMU/K sebanyak 6.772 orang murid dan 550
orang guru.
Pembangunan bidang kesehatan Kabupaten Muaro Jambi dilaksanakan
dengan memberikan penyuluhan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas
kepada setiap individu masyarakat. Sarana pendukung pembangunan bidang
kesehatan tahun 2016 ini ada 3 Rumah Sakit, 18 Puskesmas, 89 Pustu dan 322
Posyandu. Sedangkan tenaga kerja yang tersedia Tahun 2016 terdiri dari 61
dokter, 517 bidan dan 419 perawat yang tersebar di 11 Kecamatan.
Banyaknya penduduk Kabupaten Muaro Jambi pada Tahun 2016 yang
beragama Islam adalah sebanyak 394.995 orang. Sementara penduduk beragama
Kristen Protestan sebanyak 7.469 orang, Kristen Katolik sebanyak 3.429, Hindu
sebanyak 316 orang dan Budha sebanyak 630 orang.
35
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
F. Pertanian
Tabel 3 Luas Lahan Sawah Menurut Kecamatan dan Jenis Pengairan
Table di Kabupaten Muaro Jambi (hektar), 201636
Kecamatan Irigasi Non Irigasi Jumlah
Subdistrict Irrigation Non Irrigation Total
(1) (2) (3) (4)
1 Mestong 0 0 0
2 Sungai Bahar
3 Bahar Selatan 0 283 283
4 Bahar Utara
5 Kumpeh Ulu 0 4 650 4 650
6 Sungai Gelam 0 0 0
7 Kumpeh 0 9 780 9 780
8 Maro Sebo 0 4 604 4 604
9 Taman Rajo 300 554 854
10 Jambi Luar Kota 540 1 180 1 720
11 Sekernan 0 1 303 1 303
Muaro Jambi 840 22 354 23 194
G. Wisata
Berikut ini beberapa tempat kunjungan wisata yang ada di Kabupaten
Muaro Jambi, yaitu :
a. Situs Purbakala Candi Muaro Jambi Komplek Percandian Muaro Jambi,
Situs Kepurbakalaan Muaro Jambi merupakan tempat peninggalan
purbakala terluas di Indonesia, membentang dari barat ke timur 7,5
36
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
kilometer ditepian Sungai Batanghari, dengan luas lebih kurang 12
kilometer persegi. Sebagian kecil berada di barat sungai batanghari dan
disisi timur sungai batanghari masuk wilayah administratif Desa Muaro
Jambi dan Desa Danau Lamo, sedangkan dibagian barat sungai berada di
Desa Kemingking Dalam, Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro
Jambi.
b. Taman Nasional Berbak Taman Nasional Berbak merupakan salah satu
kawasan konservasi lahan basah yang penting di Asia Tenggara ini
dibuktikan dengan ditunjuknya sebagai kawasan Ramsar (Lahan Basah
Internasional). Letak geografis Taman Nasional Berbak berada antara 104 06
BT - 104 06 BT dan 10 4' LS - 1 35' LS. Secara administratif Taman ini
terletak di Kabapaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Provinsi Jambi. Sebagai kawasan lahan basah berbau ditumbuhi beraneka
ragam jenis vegetasi yang khas dan tahan terhadap genangan air.
c. Burung Kuau Besar (Great Agus Pheasant - Arguisanus Argus) Burung Kuau
Besar adalah salah satu jenis satwa langka yang saat ini masih ada dan hidup
di hutan Tanjung Katung Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi.37
Wisata Agro Banyaknya perusahaan - perusahaan perkebunan swasta
besar yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, disamping merupakan
sarana pemberdayaan ekonomi rakyat melalui sektor perkebunan. Dapat juga
dijadikan objek agro wisata yang cukup menarik bagi wisatawan karena daya tarik
keindahan alam dan udaranya yang masih segar.
37 BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
H. Gambaran umum DPP dan KB Muaro Jambi
Sumber daya manusia
Sumber daya manusia yang dimiliki Dinas Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Kabupaten Muaro Jambi dalam menjalankan tugas dan
fungsinya, mencakup sumber daya manusia dan asset/modal dapat di jelaskan
sebagai berikut38
:
Tabel 4
No Jabatan
J
M
L
Pangkat/Gol JM
L
Pendidika
n
formal
J
M
L
Ket
1 Kepala Dinas 1 Pembina TK,I(IV/b) 1 S2 1
2 Sekretaris 1 Pembina TK,I(IV/b) 1 S1 1
3 Kabid 3 Pembina (IV/a)
Penta TK.I(III/d)
1
2
S1 3
4 Kasubbag 2 Penata (III/c) 2 S1 2
5 Kasi 9 Pembina (IV/a)
Penata TK.I(III/d)
Penata (III/c)
Penata Muda TK.I(III/b)
2
3
3
1
S1
S1
S1
S1
2
3
3
1
6 Staf 2
8
Penata TK.I(III/d)
Penata Muda TK.I(III/b)
Penata Muda (III/a)
Pengatur/(II/c)
Pengatur Muda TK.I II/b
1
7
6
1
2
1
S1
S1
SLTA
DIII
SLTA
SLTA
1
4
2
1
2
1
7 Fungsional 5
2
Pembina TK,I(IV/b)
Pembina (IV/a)
Penata TK.I(III/d)
Penata (III/c)
Penata Muda TK.I(III/b)
Penata Muda (III/a)
1
5
11
8
9
5
SLTA
SLTA
SLTA
DI
DIII
SLTA
DI
DIII
S1
SLTA
DIII
SLTA
1
5
4
1
6
2
1
1
4
4
5
2
38 Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kabupaten Muaro Jambi 2017-2020.
Penata TK.I(III/d)
Pengatur/(II/c)
Pengatur Muda TK.I II/b
3
5
7
DIII
S1
SLTA
SLTA
DI
SLTA
1
2
3
3
2
7
Sarana dan Prasarana
Dinas Pengendalian Penduduk dan keluarga Berencana Kabupaten Muaro
Jambi terletak di Komplek Perkantoran Bukit Cinto Terlarang, Jalan Lintas Timur
Sengeti Kabupaten Muaro Jambi. Kebutuhan tentang ruangan kerja dan ruangan
pertemuan belum memadai sesuai tuntutan dan kompleksitas permasalahan yang
dihadapi sehingga kelancaran pelaksanaan tugas belum berjalan optimal.39
Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas PP dan
KB Kabupaten Muaro Jambi telah tersedia sarana dan prasarana sebagai berikut:
Sarana dan Prasarana Kantor
Tabel 5
Mobil Sepeda motor Honda Ac
2004-2011 3 buah 2009-2010 44 buah 2004-2010 7
2012-2015 2 buah 2011-2016 6 buah 2011-2017 13
Komputer Laptop LCD
2007-2017 25 buah 200-2006 10 buah 2000-2016 25 buah
Vacuum Cleaner Faxsimile Handycam
2007-2017 2 buah 2007-2017 2 buah 2000-2006 1 buah
Kamera Lemari Arsip Brangkas
2007-2017 4 buah 2004-2014 6 2000-2010 1
2015-2017 5 2004-2017 1
Meja Kursi eselon II Meja Kursi eselon III Meja Kursi Staf
2007-2017 3 set 2000-2006 5 set 2000-2006 32 buah
2007-2017 4 set
39 Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kabupaten Muaro Jambi 2017-2020.
Kinerja Pelayanan Dinas PP dan KB
Dinas PP dan KB Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu
lembaga yang memiliki fungsi organisasi yang bersifat techno structure, oleh
karena itu lembaga ini berperan penting dalam menghasilkan acuan berupa
dokumen perencanaan baik jangka panjang, menengah dan tahunan yang
akuntabel dan akan dipakai sebagai acuan dari OPD lain yang ada.
Perkembangan realisasi anggaran Tahun 2011-2016 jika dilihat pada tahun
2011 realisasi anggaran Dinas PP dan KB mendapai Rp. 5.365,750,010 yang
menurun 4% pada tahun 2014, dan terus meningkat pada tahun 2013 hingga tahun
2016 atau dengan rata-rata peningkatan selama 5 (lima) tahun sebesar 7,8%. Hal
ini disebabkan studi-studi pembangunan strategis telah dilaksanakan pada
Tahapan I Rencana Pembangunan Jangka Panjang. Namun demikian dengan
optimis untuk 5 (lima) tahun kedepan (Tahun 2017-2022), dengan asumsi APBD
Kabupaten Muaro Jambi yang diprediksi meningkat rata-rata sebesar 5% (RPJMD
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2017-2022), maka anggaran Dinas PP dan KB
diprediksi dapat meningkatkan rata-rata sebesar 10%.40
Sedangkan untuk menjaga konsistensi pelaksanaan program /kegiatan
terhadap rencana yang telah ditentukan maka Dinas PP dan KB Kabupaten Muaro
Jambi melaksanakan tugas pokok dan fungsinya melalui:
a. Perumusan kebijakan teknis bidang pengendalian kualitas penduduk dan
keluarga berencana, ketahanan dan kesejahteraan keluarga;
40 Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kabupaten Muaro Jambi 2017-2020.
b. Pelaksanaan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengendalian
kualitas penduduk, keluarga berencana, ketahanan dan kesejahteraan
keluarga;
c. Pengendalian pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pengendalian kualitas
penduduk;
d. Pelaksana pemetaan perkiraan pengendalian penduduk;
e. Pelaksanaan pendayagunaaan tenaga penyuluhan KB/petugasnLapangan
KB dan KB;
f. Pelaksanaan pengendalian dan pendistribusian kebutuhan alat dan
obatnkontrasepsi;
g. Pelaksanaan pelayanan KB;
h. Pelaksanaa pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi
kemasyarakatan dalam pelaksanaan pelayanan, pembinaan kesertaan ber
KB, pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga;
i. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan; dan
j. pembinaan kelompok jabatan fungsional.41
Misi Dinas PP dan BK Kabupaten Muaro Jambi
1. Meningkatkan pelaksanaan pengarusutamaan gender dalam
pembangunan.
2. Mewujudkan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan untuk
peningkatan kualitas hidup serta perlindungan perempuan dan anak.
41 Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kabupaten Muaro Jambi 2017-2020.
3. Meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan
kesetaraan gender melalui program KB
4. Memberdayakan dan menggerakkan masyarakat untuk membangun
keluarga kecil berkualitas melalui pelayanan KB dan kesehatan
Reproduksi yang berkualitas.
5. Menggalang kemitraan dalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian
dan ketahanan keluarga.
6. Menyediakan data dan informasi keluarga berbasis data mikro untuk
pengelolaan pembangunan, khususnya berkaitan dengan upaya
pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana.42
42 Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kabupaten Muaro Jambi 2017-2020.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Peran BKKBN Muaro Jambi dalam mewujudkan keluarga berkualitas
berdasarkan UU Nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga.
Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga adalah upaya
mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan,
melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas. Pengaturan kehamilan adalah upaya
untuk membantu pasangan suami istri untuk melahirkan pada usia yang ideal,
memiliki jumlah anak, dan mengatur jarak kelahiran anak yang ideal dengan
menggunakan cara, alat, dan obat kontrasepsi.
Kebijakan KB bertujuan untuk mengatur kehamilan, menjaga kesehatan
dan menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak, meningkatkan akses dan
kualitas informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan KB dan kespro, dan
meningkatkan partisipasi pria. Satu ayat menegaskan bahwa promosi aborsi untuk
pengaturan kehamilan tidak diperbolehkan.
Program Keluarga Berencana tersebut untuk mewujudkan norma keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS) antara lain diperlukan berbagai cara :
1. Mengatur jarak kehamilan
2. Mendewasakan usia perkawinan
3. Penyuluhan tentang pentingnya KB
4. Penyediaan sarana dan prasarana KB dan Posyandu43
Dalam UU ini dipaparkan hak penduduk untuk mendapatkan informasi
dan pelayanan reproduksi dalam kerangka pemenuhan dan perlindungan hak asasi
manusia. Kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah dalam kependudukan
adalah dengan menetapkan kebijakan dan program jangka menengah dan jangka
panjang pembangunan kependudukan/keluarga. Tanggung jawab Pemerintah:
- menetapkan kebijakan nasional;
- menetapkan pedoman yang meliputi norma, standar, prosedur, dan
kriteria;
- memberikan pembinaan, bimbingan, supervisi, dan fasilitasi; dan
- sosialisasi, advokasi, dan koordinasi;
- pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Muaro
Jambi berkedudukan sebagai bagian dari Perangkat Daerah merupakan unsur
pelaksana Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Dinas Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana memiliki tugas merumuskan teknik dan
strategi, melaksanakan urusan, pemerintahan dan pelayanan umum, pembinaan
dan pelaksanaan tugas di bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ahmad Fuadi
Pengertian keluarga berkualitas dapat dilihat dari UU nomor 52 Tahun
2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.
Keluarga berkualitas adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan
perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri
43
Slamet Makmur, “Pelaksanaan Keluarga Berencana (Kb) Terhadap Tingkat
Kesejahteraan Keluarga”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Geografi, hlm. 56
memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan bertanggung
jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.44
Berdasarkan wawancara dengan Tarmizi selaku Kepala Kepala Sekretariat Dinas
PP dan KB Muaro Jambi bahwa
Dalam pelaksanaan tugas pokoknya Dinas PP dan KB Muaro Jambi
berfungsi sebagai perumus kebijakan teknis di bidang pengendalian
kualitas penduduk dan keluarga berencana, ketahanan, dan kesejahteraan
keluarga. Pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengendalian kualitas penduduk, keluarga berencana, ketahanan dan
kesejahteraan keluarga. Pengendalian pemanduan dan sinkronisasi
kebijakan pengendalian kualitas penduduk, pelaksanaan pemetaan
perkiraan pengendalian penduduk. Pelaksanaan advokasi, komunikasi,
informasi, dan edukasi pengendalian kualitas penduduk dan keluarga
berencana. Pelaksanaan pendayagunaan tenaga penyuluhan KB/petuga
lapangan KB dan Kader KB. Pelaksanaan pengendalian dan
pendistribusian kebutuhan alat dan obat kontrasepsi, pelaksanaan
pelayanan KB. Pelaksanaan pemberdayaan dan peningkatan peran serta
organisasi kemsyarakatan dalam pelaksanaan pelayanan, pembinaan
kesertaan ber- KB, pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga,
penyelenggaraan urusan kesekretariatan serta pembinaan kelompok
pejabat fungsional.45
Keluarga Berencana merupakan kebijakan pemerintah untuk mewujudkan
pertumbuhan kependudukan seimbang dan meningkatkan kualitas keluarga. Hal
ini dilihat dari Pasal 20 Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun
2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang
menyatakan bahwa
“Untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga
berkualitas, Pemerintah menetapkan kebijakan keluarga berencana melalui
penyelenggaraan program keluarga berencana. “
46
44
Wawancara dengan Ahmad Fuadi Selaku Kabid Keluarga Berencana Pada 8 Oktober
2018.
45
Wawancara dengan Tarmizi Selaku Kepala Skretariat DInas PP dan KB Muaro Jambi
Pada 1 Oktober 2018. 46
Pasal 20 Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya BKKN atau Badan Keluarga
Berencana Daerah mempunyai peranan strategis dalam Mewujudkan Keluarga
Berkualitas.. Peranan tersebut akan dapat terwujud sebagaimana yang diharapkan
apabila Badan Keluarga Berencana dapat merumuskan dan melaksanakan
program-program yang berhubungan langsung dengan upaya mewujudkan
keluarga berkualitas.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kirmany selaku Kepala Bidang
Keluarga berencana bahwa
Program Keluarga Berencana adalah pertama, orientasi teknik motivasi
dan konseling program Kb/medis tekhnik. Kedua, penyempurnaan dan
pemanfaatan grandisine pengendalian penduduk kualitas penduduk.
Ketiga, penyediaan pelayanan KB dan Alkon bagi keluarga miskin dan
wilayah terpencil. Keempat, pembinaaan keluarga berencana. Kelima,
pendataan keluarga. Keenam, pengembangan dan penyuluhan KB. Ketujuh
penyuluhan keluarga berencana di kecamatan. Kedelapan penyuluhan KB
pria. Kesembilan pelaporan dan publikasi capaian program KB dan
kependudukan.47
Bedasarkan wawancara dengan Surya Rahmad Selaku Seksi Jaminan
Keluarga Berencana
Peran Dinas PP dan BK dalam mewujudkan keluarga berkualitas Sejalan
dengan salah satu Misi Dinas PP dan BK Muaro Jambi adalah
memberdayakan dan menggerakkan masyarakat untuk membangun
keluarga kecil berkualitas melalui pelayanan KB dan kesehatan
Reproduksi yang berkualitas, yaitu melalu program KB dan Program
Kesehatan Reproduksi.48
47 Wawancara dengan Kirmany Selaku Kepala Bidang Keluarga Berencana Pada 1
oktober 2018.
48
Wawancara dengan Surya Rahmad Selaku Seksi Jaminan Keluarga Berencana Pada 1
Oktober 2018.
Berikut program kesehatan reproduksi:
1. Advokasi dan KIE tentang kesehatan reprduksi remaja (KKR)
2. Fasilitas forum pelayanan KKR bagi kelompok remaja dan kelompok
konselor sebaya di luar sekolah.49
Menurut analisa penulis bahwa peran yang dilakukan oleh Badan
Kependudukan Daerah Muaro Jambi dalam mewujudkan keluarga berkualitas
adalah Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya BKKBN atau Badan Keluarga
Berencana Daerah dengan peranan strategis dalam Mewujudkan Keluarga
Berkualitas. Peranan tersebut di wujudkan melalui program-program yang dibuat,
dimulai dari orientasi teknik motivasi dan konseling program Kb/medis tekhnik.
Penyempurnaan dan pemanfaatan grandisine pengendalian penduduk kualitas
penduduk. Penyediaan pelayanan KB dan Alkon bagi keluarga miskin dan
wilayah terpencil. Pembinaaan keluarga berencana. Pendataan keluarga,
pengembangan dan penyuluhan KB, penyuluhan keluarga berencana di
kecamatan, penyuluhan KB pria, serta pelaporan dan publikasi capaian program
KB dan kependudukan. Advokasi dan KIE tentang kesehatan reprduksi remaja
(KRR) serta fasilitas forum pelayanan KRR bagi kelompok remaja dan kelompok
konselor sebaya di luar sekolah.
49 Dokument Kantor PP dan KB Muaro Jambi 2017
B. Faktor Pendukung Dan Penghambat BKKBN Dalam Mewujudkan
Keluarga Berkualitas Di Muaro Jambi.
Terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat dan pendukung dalam
menjalankan program-program yang telah di jelaskan pada bagian A dalam
mewujudkan keluarga berkualitas di Muaro Jambi. Faktor pendukung dan
penghambat tersebut adalah sebagai berikut:
a. Faktor pendukung
Faktor pendukung dalam upaya mewujudkan keluarga berkualitas melalui
program KB dan Kesehatan Reproduksi terdiri dari makin meningkatnya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan Keluarga Berencana, adanya kebijakan
otonomi daerah (desentralisasi) yang diterapkan sehingga semakin leluasa untuk
meningkatkan pemberdayaan masyarakat sebagai wujud dari partisipasi publik,
serta adanya dukungan dari lembaga lain dalam peningkatan kapasitas
kelembagaan manajemen maupun program. Berikut beberapa hasil wawancara
mengenai faktor pendukung di atas:
wawancara dengan Karmany bahwa
Bertambahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keluarga
berencana dan mebatasi jumlah anak, serta kepedulian terhadap
pendidkan anak kedepan dan faktor ekonomi menyebabkan
bertambahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya program
keluarga berencana maka akan membantu dalam upaya
mewujudkan keluarga berkualitas.50
50 Wawancara dengan Kirmany Selaku Kepala Bidang Keluarga Berencana Pada 1
oktober 2018.
Wawancara dengan Indah selaku masyarakat muaro jambi mengatakan hal
yang sama bahwa
Pada masa sekarang ini memang lebih baik mengikuti program Keluarga
Berencana salah satunya yaitu kb, karena lebih baik untuk ke depan
dengan membatasi jumlah anak maka akan lebih fokus untuk menyiapkan
pendidikan untuk anak. Ekonomi sedang sulit jadi harus banyak
pertimbangan.51
Wawancara dengan Tarmizi
“Dengan adanya kebijakan otonomi daerah maka pemerintah daerah bisa
lebih fokus lagi dalam membuat dan menjalankan kebijakan yang benar-
benar sesuai dengan kebutuhan daerah dalam hal ini Muaro Jambi apalagi
untuk menciptakan keluarga berkualitas.”52
Wawancara dengan Mulyadi selaku Seksi Advokasi dan Pergerakan
Dinas PP dan KB Muaro Jambi
Dinas PP dan KB melakukan kerjasama dengan berbagai lembaga
lain dalam hal ini kondisi stabilitas keamanan politik yang kondusif
di Muaro jambi. Adanya kemungkinan keterbukaan kerjasama
dengan berbagai lembaga lain baik pemerintah pusat, pemerintah
propinsi, pemerintah Kab/Kota lain, swasta, Lembaga Donor, LSM
dan lembaga lainnya.
b. Faktor penghambat
Faktor penghambat dalam melaksanakan program-program KB dan
Kesehatan Reproduksi dalam upaya mewujudkan keluarga berkualitas terdiri dari
Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana, serta partisipasi masyarakat.
Berikut hasil wawancara mengenai faktor penghambat di atas:
51 Wawancara dengan Indah Selaku Masyarakat Muaro Jambi Pada 5 oktober 2018.
52
Wawancara dengan Tarmizi Selaku Kepala Skretariat DInas PP dan KB Muaro Jambi
Pada 1 Oktober 2018.
Wawancara dengan Kirmany
Belum optimalnya fasilitasnya pelayanan kesehatan primer dapat melayani
kb dan kesehatan reproduksi. Pusat atau lembaga advokasi dan konseling
hak-hak dan kesehatan reproduksi bagi remaja yang ada saat ini masih
sangat terbatas jangkauannya dan belum dapat memenuhi kebutuhan
remaja. Serta masih kurangnya kesadaran dan partisipasi pria dalam ber-
KB (MOP).53
Wawancara dengan Murtiningsih Seksi pengendalian dan distribusi alat
kontrasepsi
Kebanyakan masyarakat lebih sering menggunakan metode kontrasepsi
jangka pendek. Dengan menggunakan kontrasepsi jangka panjang, Anda
hanya perlu melakukan pemasangan satu kali saja dan alat kontrasepsi pun
sudah efektif. Istilahnya, fit and forget, pasang dan tidak perlu mengingat
jadwal penggunaan, seperti halnya pil KB maupun KB suntik.Meskipun
terdengar simpel, tidak semua ibu baru serta merta mantap memilih
kontrasepsi jangka panjang. Alasannya, takut. Bagi yang tidak memiliki
cukup informasi, sekedar membayangkan sebuah benda asing tertanam di
rahim atau lengan saja menimbulkan rasa tidak nyaman.Sementara itu,
kontrasepsi jangka pendek memang terlihat lebih “tidak menyakitkan”.
Tetapi, jika efektifitas kontrasepsi akan berkurang jika jadwalnya
terlewati.54
Wawancara dengan Maryam selaku masyarakat mengatakan
“Saya takut kalau pasang alat kontrasepsi jangka panjang katanya sakit,
jadi saya pakai yang jangka pendek saja, yang penting ingat tanggal
jadwalnya.”55
Hal serupa juga diungkapkan oleh dina bahwa memang
kebanyakan ibu-ibu takut pasang alat kontrasepsi jangka panjang.56
wawancara dengan Oyong Hadril selaku Seksi Penyuluhan dan
Pendayagunaan Petugas Lapangan dan Kader KB bahwa
53 Wawancara dengan Kirmany Selaku Kepala Bidang Keluarga Berencana Pada 1
oktober 2018.
54 Wawancara dengan Murtiningsih Seksi pengendalian dan distribusi alat kontrasepsi
Pada 3 Oktober 2018.
55
Wawancara dengan Maryam Selaku Masyarakat Muaro Jambi Pada 5 Oktober 2018.
56
Wawancara dengan Dina Selaku Masyarakat Muaro Jambi Pada 5 Oktober 2018.
“Faktor sarana dan pelayanan KB sangat menunjang untuk mendukung
suksesnya program-program yang sedang di laksanakan. Namun
kebutuhan ruang kerja, pelayanan maupun di lapangan kurang memadai
sesuai dengan tuntutan dan kompleksitas permasalahan yang
dihadapi”.Hal yang di ungkapkan di atas di tunjang dengan data dari
kantor Dinas PP dan KB muaro Jambi mengenai sarana dan prasarana,
dapat dilihat pada Bab III bagian sarana dan prasarana. Selain itu sebagian
masyarakat merasa bahwa program kelompok bina keluarga tidak terlalu
penting padahal dengan adanya program ini dapat menambah wawasan
mengenai semua hal terkait keluarga berencana dan banyak manfaat
lainnya. Faktor lain adalah SDM dari Kader KB di lapangan. Kami
membentuk Kader KB di desa-desa yang terdiri dari masyarakat, namun
kader-kader tadi belum memahami sepenuhnya mengenai form pendataan
keluarga. Masih banyak yang harus dilakukan agar kader-kader tadi dapat
memahami lebih dalam terhadap form pendataan keluarga.57
Dilihat dari data kepegawaian Dinas PP dan KB bahwa masih banyak
pegawai yang masih merupakan lulusan SLTA belum melanjtukan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
C. Solusi BKKBN dalam Menghadapi Faktor Penghambat dan Pendukung
Untuk Mewujudkan Keluarga Berkualitas di Muaro Jambi.
Dalam menghadapi faktor penghambat Sumber Daya Manusia yang belum
memadai, sarana dan prasarana serta partisipasi masyarakat. Berikut beberapa
solusi yang ditawarkan oleh BKKBN kedepan. Berikut beberapa hasil wawancara
mengenai solusi tersebut:
Wawancara dengan Kirmany
Dalam menghadapi penghambat dalam melaksanakan program-program
KB dan Kesehatan Reproduksi kedepan hal yang harus di lakukan adalah
meningkatkan tata kelola pemerintahan dan partisipasi yang berorientasi
pada pelayanan publik, selain itu meningkatkan kualitas sumber daya
57 Wawancara dengan Oyong Hadril selaku Seksi Penyuluhan dan Pendayagunaan
Petugas Lapangan dan Kader KB, Pada 3 Oktober 2018.
manusia dan sarana prasarana merupakan jalan penting demi perbaikan
kedepan.58
Selain hal di atas Tarmizi menambahkan
Perlu menganalisis lebih lanjut kondisi lingkungan internal dan eksternal
pada Dinas terkait melalui pola tertentu seperti seperti pola analisi SWOT
yaitu Strangthness (kekuatan), Weakness (kelamahan), Opportunity
(Peluang), Threat (ancaman). Strategi dengan pola ini yaitu menggunakan
kekuatan untuk mendapatkan peluang, mengatasi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang, menggunakan kekuatan untuk menghindari
ancaman serta meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.59
Berdasarkan hasil wawancara dengan Oyong Hardil
Sosialisasi-sosialisasi mengenai program-program yang mendukung
terwujudnya keluarga berkualitas kedepan akan lebih di giatkan, dengan
melakukan observasi langsung ke lapangan sesuai dengan kebutuhan
masing-masing tempat dan masing-masing kader di lapangan.60
Menurut analisis penulis bahwa dalam melaksanakan program-program
KB dan Kesehatan Reproduksi kedepan hal yang harus di lakukan lebih lagi baik
dalam hal meningkatkan tata kelola pemerintahan dan partisipasi yang
berorientasi pada pelayanan publik, selain itu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dan sarana prasarana merupakan jalan penting demi perbaikan kedepan
strategi yang di buat harus sesuai dengan kenyataan lapangan dengan analisis
yang tepat. Pemerintah diharapkan untuk meningkatkan peranan nya agar lebih
baik serta masyarakat harus lebih peduli dan ikut berpartisipasi dalam program-
program yang di buat oleh pemerintah demi terciptanya keluarga berkualitas.
58 Wawancara dengan Kirmany Selaku Kepala Bidang Keluarga Berencana Pada 1
oktober 2018.
59 Wawancara dengan Tarmizi Selaku Kepala Skretariat DInas PP dan KB Muaro Jambi
Pada 1 Oktober 2018.
60 Wawancara dengan Oyong Hadril selaku Seksi Penyuluhan dan Pendayagunaan
Petugas Lapangan dan Kader KB, Pada 3 Oktober 2018.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Peran yang dilakukan oleh Badan Kependudukan Daerah Muaro Jambi dalam
mewujudkan keluarga berkualitas adalah Sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya BKKN atau Badan Keluarga Berencana Daerah dengan peranan
strategis dalam Mewujudkan Keluarga Berkualitas. Peranan tersebut di
wujudkan melalui program-program yang dibuat, dimulai dari orientasi teknik
motivasi dan konseling program Kb/medis tekhnik. Penyempurnaan dan
pemanfaatan grandisine pengendalian penduduk kualitas penduduk.
Penyediaan pelayanan KB dan Alkon bagi keluarga miskin dan wilayah
terpencil. Pembinaaan keluarga berencana. Pendataan keluarga,
pengembangan dan penyuluhan KB, penyuluhan keluarga berencana di
kecamatan, penyuluhan KB pria, serta pelaporan dan publikasi capaian
program KB dan kependudukan. Advokasi dan KIE tentang kesehatan
reprduksi remaja (KKR) serta fasilitas forum pelayanan KKR bagi kelompok
remaja dan kelompok konselor sebaya di luar sekolah.
2. Faktor pendukung yaitu makin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan
pelayanan Keluarga Berencana, Adanya kebijakan otonomi daerah
(desentralisasi) yang diterapkan sehingga semakin leluasa untuk meningkatkan
pemberdayaan masyarakat sebagai wujud dari partisipasi publik, Adanya
dukungan dari lembaga lain dalam peningkatan kapasitas kelembagaan
manajemen maupun program. Faktor penghambat yaitu Sumber Daya Manusia
yang belum memadai, sarana dan prasarana serta partisipasi masyarakat.
3. Solusi yang ditawarkan adalah program-program KB dan Kesehatan
Reproduksi kedepan hal yang harus di lakukan lebih lagi baik dalam hal
meningkatkan tata kelola pemerintahan dan partisipasi yang berorientasi pada
pelayanan publik, selain itu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
sarana prasarana merupakan jalan penting demi perbaikan kedepan strategi
yang di buat harus sesuai dengan kenyataan lapangan dengan analisis yang
tepat. Pemerintah diharapkan untuk meningkatkan peranan nya agar lebih baik
serta masyarakat harus lebih peduli dan ikut berpartisipasi dalam program-
program yang di buat oleh pemerintah demi terciptanya keluarga berkualitas.
B. Saran
Kedepan di harapkan pemerintah untuk meningkatkan peranan nya agar
lebih baik serta masyarakat harus lebih peduli dan ikut berpartisipasi dalam
program-program yang di buat oleh pemerintah demi terciptanya keluarga
berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Andi Muhammad Natsir, “Kewenangan Badan Keluarga Berencana Dan
Pemberdayaan Perempuan (Bkb Dan Pp) Di Bidang Pelayanan Publik Di
Kabupaten Pinrang”.Skripsi Universita Hasanuddin Makasar, 2013
Agustina MAulida, “Fenomena Penyalahgunaan Alat Kontrasepsi (Srudi Kasus
pada Siswa SMA Sederajat di Kota Banda Aceh)”, SKripsi UIN Ar-Raniry
Darussalam, Banda Aceh , 2016.
Al-Fauzi, Keluarga Berencana Perspektif Islam Dalam Bingkai Keindonesiaan,
Vol. 3 No.1, Maret 2017
Andre Kawulur, “Peranan Bkkbn Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial
(Suatu Studi Di Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan
Dan Perlindungan Anak Kabupaten Minahasa Selatan)”, Jurnal
Administrasi Publik, 2015..
Hadari nawawi. Metode Penelitian Bidang Sosial. (Jakarta: Gadjah mada
university press, 1993
Harry Gunawan, “Strategi Humas Bkkbn Dalam Mensosialisasikan Program
Keluarga Berencana Di Provinsi Riau”, SKripsi Sulthan Syarif Kasim
Riau, 2013
Lidya Agustina, “Pengaruh Konflik Peran , dan Kelebihan Peran terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor (Penelitian pada Kantor Akuntan
Publik yang Bermitra dengan Kantor Akuntan Publik Big Four di Wilayah
DKI Jakarta,” Jurnal Akuntansi, Vol. 1, No. 1, Mei 2009,
Minnati Daniyyati, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Keluarga Berencana
Menurut Yusuf Al- Qaradawi”, Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Tahun 2016
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1985.
Sabarudin Bintang, “Tinjauan Hukum Tentang Sterilisasi dalam Keluarga
Berencana (Analisa Terhadap Fatwa MUI tentang Sterilisasi), “ Skripsi
Universitas UIN Jakarta Tahun 2010
Sayuti Una, “Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi)”, Jambi: Syariah Press,
2014, hlm. 25.
Siti Soleha,” Studi Tentang Dampak Program Keluarga Berencana Di Desa
Bangun Mulya Kabupaten Penajam Paser Utara”, ejournal Ilmu
Pemerintahan, Vol. 4, No.1,2016
Slamet Makmur, “Pelaksanaan Keluarga Berencana (KB) Terhadap Tingkat
Kesejahteraan Keluarga”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Geografi
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung:
Alfabeta, 2009
Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011.
B. Al- Qur’an dan Undang-undang
Undang-undang Republik Indonesia No 52 Tahun 2009 tentang kependudukan
dan pembangunan keluarga
Pasal 20 Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
D. Lain-lain
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
Dokumntasi Kanto PP dan KB tahun 2017.
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kabupaten Muaro Jambi 2017-2020.
Wawancara dengan Ahmad Fuadi Selaku Kabid Keluarga Berencana Pada 8
Oktober 2018.
Wawancara dengan Dina Selaku Masyarakat Muaro Jambi Pada 5 Oktober 2018.
Wawancara dengan Indah Selaku Masyarakat Muaro Jambi Pada 5 oktober 2018.
Wawancara dengan Kirmany Selaku Kepala Bidang Keluarga Berencana Pada 1
oktober 2018.
Wawancara dengan Maryam Selaku Masyarakat Muaro Jambi Pada 5 Oktober
2018.
Wawancara dengan Murtiningsih Seksi pengendalian dan distribusi alat
kontrasepsi Pada 3 Oktober 2018.
Wawancara dengan Oyong Hadril selaku Seksi Penyuluhan dan Pendayagunaan
Petugas Lapangan dan Kader KB, Pada 3 Oktober 2018.
Wawancara dengan Surya Rahmad Selaku Seksi Jaminan Keluarga Berencana
Pada 1 Oktober 2018.
Wawancara dengan Tarmizi Selaku Kepala Sekretariat Dinas PP dan KB Muaro
Jambi Pada 1 Oktober 2018.