peran modal sosial dalam kelompok ekonomi sale lestari

116
Peran Modal Sosial Dalam Kelompok Ekonomi Sale Lestari Dusun Krajan, Sirnoboyo, Pacitan, Jawa Timur Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : DWI WAHYU SAPUTRO NIM. 1112111000045 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/1438 H

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Peran Modal Sosial Dalam Kelompok Ekonomi Sale

Lestari Dusun Krajan, Sirnoboyo, Pacitan, Jawa Timur

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

DWI WAHYU SAPUTRO

NIM. 1112111000045

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M/1438 H

i

ii

iii

iv

ABSTRAK

Skripsi ini menganalisa tentang “Modal Sosial Kelompok Ekonomi Sale

Lestari Dusun Krajan, Sirnoboyo, Pacitan. Tujuan penelitian ini untuk

mempelajari dan menganalisa modal sosial yang dimiliki oleh kelompok ekonomi

sale lestari serta peran modal sosial tersebut bagi kelompok ekonomi Sale Lestari.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data

melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen. Kerangka teori yang

digunakan dalam menganalisa penelitian ini menggunakan konsep modal sosial

milik Francis Fukuyama.

Dari hasil analisis dengan menggunakan kerangka teori modal sosial,

penulis menemukan bahwa (i) terdapat keterkaitan antara nilai budaya jawa

dengan pembentukan norma serta adanya penguatan jaringan karena kebersamaan.

kelompok Sale Lestari dapat berkembang dan bertahan karena modal sosial yang

mereka miliki yaitu jaringan, kepercayaan, dan norma ; dan (ii) ketiga elemen

yang terdapat kelompok tersebut memainkan perannya masing-masing. Jaringan

berperan dalam mempermudah kelompok sale lestari dalam memperluas

kerjasama dan memasarkan barang komoditas dalam cakupan lebih luas dan

mendapat kemudahan dalam pemenuhan bahan baku utama produksi. Trust

digunakan sebagai landasan awal dalam membangun jaringan dan juga sebagai

upaya dalam mengurangi biaya produksi (cost production) dengan diikat oleh

norma yang berfungsi sebagai kontrol terhadap perilaku anggota kelompok dan

jaringan agar menghasilkan manfaat yang besar dan hasil yang optimal.

Kata kunci : Modal sosial, Jaringan, Trust, Norma.

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah

memberikan limpahan kesehatan, rahmat, dan nikmat, serta hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

Sholawat berseta salam semoga terlimpahkan atas keharibaan junjungan kita

yakni Nabi Muhammad Saw berserta keluarga dan para sahabatnya.

Terselesaikannya penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan

dan dukungan berbagai pihak yang dengan ikhlas memberikan bantuannya, baik

secara moril maupun materil. Dengan segala bantuan dan dukungan yang

diberikan, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Zulkifli, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik (FISIP), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Cucu Nurhayati, M.Si., selaku Ketua Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Joharotul Jamilah, M.Si., selaku Sekretaris Prodi Sosiologi dan

dosen pembimbing penulis, yang selalu mendukung dan memberi

masukan dalam proses penulisan skripsi ini.

4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen pengajar Prodi Sosiologi, FISIP, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan banyak ilmu,

motivasi, inspirasi, dan bimbingannya selama masa perkuliahan.

vi

5. Para staff pengurus bidang akademik dan administrasi, FISIP, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu dalam kepengurusan

berkas dan administrasi dalam proses penulisan skripsi ini.

6. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan FISIP, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis dalam

mencari buku-buku referensi yang dibutuhkan dalam proses penulisan

skripsi ini.

7. Ariffin, SE, selaku kepada desa Sirnoboyo, Pacitan, Jawa timur.

8. Kedua Orang Tua penulis, Bapak Drs. Katni, MM. dan Ibu Sumarmah

yang telah memberikan dukungan dengan penuh ikhlas dan tulus, baik

secara moril maupun materil kepada penulis.

9. Kakak dan Adik penulis, yang juga selalu memberikan dukungan

motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Segenap teman-teman mahasiswa prodi sosiologi angkatan 2012,

FISIP, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan

banyak pengalaman dan kenangan yang tak terlupakan selama masa

perkuliahan.

11. Bapak Yanto, selaku ketua dari Kelompok Sale Lestari yang telah

bersedia untuk diwawancarai oleh penulis.

12. Segenap warga Dusun Krajan yang telah terpilih menjadi informan

penulis dalam skripsi ini, yang telah berbaik hati meluangkan waktu

untuk penulis wawancarai dalam proses pengumpulan data.

vii

13. Teman spesial Liza Nurita yang selalu setia menemani dan

memberikan dukungan serta semangat kepada penulis selama

penulisan skripsi ini.

14. Teman seperjuangan Ahmad Hartadi, Fajrul Mutalis, Fadly Robby,

Rifky Herdyandi, Aditya Pratama, Reza Alfahrin, Rifqi Qasthari,

Rahmi, Ara, Aul, Albi, Bintu Nafiah, Rusydan, Doyok, Faisal, dan

kawan-kawan lainnya, yang sudah membantu, menemani, berdiskusi,

dan berkeluh kesah bersama selama proses penulisan skripsi ini.

Semoga kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis dicatat

dan diterima oleh Allah SWT., sebagai amal shalih dan mendapatkan balasan

yang berlipat ganda. Amin ya rabbal ‘alamin. Demikian ucapan terima kasih ini

penulis sampaikan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, bidang

studi sosiologi, dan semua pihak yang memerlukan dan membutuhkannya.

Jakarta, 09 Februari 2017

Penulis

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah .......................................................................... 1

B. Pertanyaan penelitian ........................................................................ 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 4

D. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 5

E. Kajian Teori ........................................................................................ 9

E.1 Teori Modal Sosial ..................................................................... 9

E.2 Masyarakat .................................................................................. 15

F. Metodologi Penelitian ......................................................................... 17

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Sirnoboyo ................................................... 26

B. Gambaran Umum Kelompok Sale Lestari ........................................ 30

BAB III Modal Sosial Kelompok Sale Lestari

A. Produksi Sale Pisang Anggur .......................................................... 38

B. Pemasaran Komoditas Kelompok Sale Lestari ............................... 47

BAB IV ANALISIS MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK SALE LESTARI

ix

A. Jaringan ............................................................................................ 52

A.1 Jaringan Ke dalam ................................................................... 52

A.2 Jaringan Ke luar ....................................................................... 55

B. Peran Jaringan.................................................................................. 57

C. Kepercayaan (Trust) ....................................................................... 58

D. Peran Trust ...................................................................................... 62

E. Norma ............................................................................................. 63

E.1 Norma Ke dalam ....................................................................... 63

E.2 Norma Ke luar .......................................................................... 66

F. Peran Norma ..................................................................................... 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 69

B. Saran ................................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... xiii

LAMPIRAN-LAMPIRAN

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Responden Wawancara Kelompok Sale Lestari ................................. 20

Tabel 1.2 Responden Validitas Data ................................................................... 20

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Desa Sirnoboyo Dusun Krajan Bulan

September 2016 .................................................................................. 27

Tabel 2.2 Jumlah Pendidikan Masyarakat Desa Sirnoboyo ................................ 27

Tabel 2.3 Jumlah Pekerja Desa Sirnoboyo ......................................................... 29

Tabel 2.4 Pendidikan Terakhir Anggota Kelompok Sale Lestari ....................... 34

Tabel 3.1 Harga Yang Diberikan Kepada Anggota Kelompok Sale

Lestari ................................................................................................. 44

Tabel 3.2 Harga Yang Dijual Keluar Oleh Kelompok Sale Lestari .................... 44

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Desa Sirnoboyo ....................................................................... 30

Gambar 2.2 Logo Kelompok Sale Lestari........................................................... 31

Gambar 2.3 Proses Pembuatan Sale Pisang Anggur ........................................... 33

Gambar 2.4 Acara Arisan Kelompok Sale Lestari .............................................. 36

Gambar 3.1 Kulit Pisang Sebagai Makanan Hewan Ternak ............................... 46

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Transkrip Wawancara ..................................................................... xv

Lampiran 2. Dokumentasi Visual ....................................................................... xl

1

BAB I

Pendahuluan

A. Pernyataan Masalah

Kota Pacitan merupakan kota yang berada di pesisir selatan jawa

dengan kekayaan SDA (sumber daya alam) seperti bebatuan, situs

peninggalan jaman purba, dan juga pesona laut yang dapat memikat bagi

setiap pengunjung yang hadir. Potensi tersebut kemudian dikelola oleh

pemerintah daerah agar tetap terjaga. Selain itu, pengelolaan tempat wisata

berguna sebagai usaha dalam memajukan wilayah Pacitan. Dengan majunya

pariwisata yang ada di kota Pacitan, maka akan lebih lagi dalam menarik

minat para wisatawan untuk berkunjung baik domestik dan mancanegara.

Data menunjukan bahwa Jumlah kunjungan wisatawan domestik

pariwisata Pacitan pada 2011 adalah 22.105 orang dan wisatawan

mancanegara sebanyak 1.293 orang. Sementara pada 2015 jumlah kunjungan

sudah naik pesat menjadi 1.555.502 orang dan wisatawan mancanegara

sebanyak 1.448 orang (www.pacitanku.com). Kenaikan jumlah pengunjung

tentu saja membawa angin segar bagi pemerintah daerah dan juga pada

masyarakat sekitar.

Selain dari sisi pariwisata, makanan khas daerah tidak terlepas dari

sasaran pengunjung domestik dan mancanegara. Makanan khas yang terdapat

di kota Pacitan sangat beragam antara lain sego gobyos (nasi panas), jadah

bakar (ketan bakar), sate tahu tuna, sego pecel kembang turi (nasi pecel

kembang turi), pentol bakar (bakso bakar), madu mongso, sale pisang goreng,

2

dan sale pisang anggur. Sale pisang anggur merupakan makanan yang

diciptakan dalam bentuk varian yang tidak biasa dan berbeda seperti sale

pisang pada umumnya namun dengan bahan utama yang sama. Bentuknya

yang menarik dapat memikat hati kepada setiap pengunjung yang melihatnya.

Sale pisang anggur sebagai makanan tradisional bertransformasi dari waktu

ke waktu dari awal mulanya hanya dikemas secara sederhana hingga saat ini

dikemas menyerupai bentuk buah anggur. Hal ini dilakukan sebagai upaya

dalam menarik kembali minat masyarakat untuk mengkonsumsi makanan

tradisional sehingga dapat meningkatkan kembali semangat kelompok

ekonomi kreatif dalam berinovasi menciptakan kreasi baru yang bernilai

ekonomis.

Pada saat ini, produsen dari sale pisang anggur ini cukup banyak mulai

dari level individu sampai pada kelompok. Pemasaran dari sale pisang ini

mulai dari dalam kota sampai pada luar kota. Perkembangan penjualan

tersebut merupakan pencapaian yang besar bagi para produsen lokal dan

tentunya sangat menguntungkan mengingat jumlah angka pengunjung

domestik dan mancanegara mengalami peningkatan dari tahun ke tahun

sehingga keadaan pasar tetap stabil. Salah satu kelompok yang tetap produksi

saat ini dan memiliki jaringan yang bisa dikatakan tidak sedikit berada pada

Dusun Krajan, Desa Sirnoboyo yaitu kelompok Sale Lestari.

Kelompok ini mempunyai daya tarik tersendiri, disamping dari

produksi yang masih aktif dan jaringan yang luas yaitu anggota kelompok

yang di dominasi oleh perempuan. Beberapa dari mereka ada yang berprofesi

3

sebagai ibu rumah tangga dan juga ada yang membantu suaminya bekerja.

Concern dari kelompok ini yaitu pada pemberdayaan perempuan dengan hasil

akhir adalah munculnya kemandirian dan juga penambahan skill

(keterampilan) diluar dari kemampuan yang sudah dimiliki sebelumnya.

Pemberian keterampilan tambahan kepada perempuan yang berprofesi

sebagai ibu rumah tangga diharapkan dapat memberi kontribusi yang besar

terhadap perekonomian keluarga. Apabila dilihat dari sudut pandang feminis,

Scott dalam Hellen A. Moore dan Jane C. Ollenburger menyatakan bahwa

feminisme kemiskinan adalah sebuah istilah untuk menggambarkan

kegoyahan ekonomi tertentu bagi wanita yang secara sendirian menyokong

penghidupan mereka sendiri dan/ atau anak-anak mereka (2002:124-125).

Adanya kelompok ini diharapkan menjadi jalan keluar dalam pemecahan

masalah dalam bidang ekonomi karena jika mengandalkan dari hasil bertani

dan berkebun saja dirasa kurang dalam pemenuhan kebutuhan hidup.

Seperti yang dinyatakan Blanchard dalam Usman Kolip dan Elly M.

Setiadi bahwa :

“Pemberdayaan masyarakat dipahami sebagai upaya

meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat dimana

kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari

perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain,

memberdayakan adalah meningkatkan kemampuan dan

meningkatkan kemandirian masyarakat.” (2011:809).

Sebelum adanya kelompok ini, sebagian masyarakat berprofesi sebagai

petani, nelayan, dan berkebun karena keadaan topografi kota Pacitan yaitu

pesisir dan pegunungan. Pendapatan ekonomi mereka hanya mengandalkan

4

dari hasil bertani, berkebun, dan nelayan karena sulitnya dalam mencari

pekerjaan di kota kecil dengan jumlah penduduk yang banyak dan tidak

sedikit juga jumlah warga yang tidak bekerja. Jumlah penduduk berdasarkan

data BPS Kota Pacitan tahun 2013 yaitu wanita berjumlah 39.259 jiwa dan

pria berjumlah 37.250 jiwa dengan total keseluruhan mencapai 76.509 jiwa

(http://pacitankab.bps.go.id/).

Dari latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan, maka menjadi

menarik peneliti untuk membahas mengenai bagaimana bentuk-bentuk modal

sosial yang terdapat dalam kelompok Sale Lestari dan juga melihat sejauh

mana peran modal sosial tersebut terhadap kelompok Sale Lestari.

B. Pertanyaan penelitian

Berdasarkan pernyataan masalah diatas mengenai modal sosial

kelompok ekonomi Sale Lestari, maka penelitian ini berfokus pada

pertanyaan untuk melihat :

1. Apa bentuk modal sosial yang dimiliki oleh kelompok ekonomi Sale

Lestari ?

2. Bagaimana peran modal sosial yang terdapat dalam kelompok ekonomi

Sale Lestari ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan penjabaran dari pernyataan masalah di atas, maka tujuan

umum dari penelitian ini yaitu untuk mempelajari dan menganalisa modal

sosial yang dimiliki oleh kelompok ekonomi Sale Lestari serta peran modal

5

sosial tersebut bagi kelompok ekonomi Sale Lestari. Selain itu, penelitian ini

untuk menghasilkan antara lain :

1. Manfaat Teoritis

a. Menjadi landasan dalam menganalisa modal sosial dan elemen-

elemen yang ada di dalamnya.

b. Dapat menjadi rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang

berkaitan dengan modal sosial dan bisa dikembangkan lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui

bagaimana cara untuk menerapkan modal sosial dalam

pengembangan sumber daya.

D. Tinjauan pustaka

Penulis akan menggunakan penelitian sebelumnya yang sekiranya

relevan dan diharapkan dapat menunjang proses penelitian. Adapun

penelitian yang digunakan sebagai acuan yaitu Pertama, jurnal yang ditulis

oleh Dini Veranita jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sriwijaya dengan judul Modal Sosial Dalam Industri Rumah

Tangga Kerupuk Di Desa Meranjat II Kecamatan Indralaya Selatan

Kabupaten Ogan Ilir tahun 2013. Peneliti menggunakan metode deskriptif

kualitatif. Data dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data, dan

menarik kesimpulan atau verifikasi dan teknik triangulasi data. Teori yang

digunakan berasal dari banyak tokoh seperti Putnam, Fukuyama, dan

Coleman. Hasil temuan penelitian ini adalah pemilik usaha tersebut

6

mempunyai hubungan yang didasari oleh adanya kepercayaan, norma, dan

juga di dukung oleh adanya jaringan-jaringan yang ada.

Kedua, jurnal yang ditulis oleh Ichsan Pramatya jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang 2013 dengan judul Modal Sosial Pedagang Kaki Lima di

Jalan Gambir Tanjungpinang (studi PKL sayur-sayuran). Penelitian

menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan analisis secara kualitatif,

berdasarkan dukungan teori yang berkaitan dengan objek penelitian dari

responden dengan cara wawancara maupun observasi kemudian ditarik suatu

kesimpulan mengenai hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa

adanya nilai modal sosial yang terbentuk dan terjalin di antara pedagang dari

aturan-aturan informal yang berlaku di kelompok pedagang mampu mereka

patuhi bersama. Meskipun tidak ada perjanjian tertulis, sehingga aturan-

aturan informal tersebut menjadi norma yang berkembang dan dilaksanakan

bersama-sama seperti saling memberi, saling percaya, dan adanya jaringan

sosial. Teori yang digunakan untuk menganalisa menggunakan Putnam dan

Fukuyama sebagai landasan teori penelitian tersebut.

Ketiga, jurnal milik Raisya Nur Pratisthita, Mumun Munandar, dan

Siti Homzah program Magister Manajemen dan Pembangunan Peternakan

Universitas Padjajaran dengan judul Peran Modal Sosial Dalam Menunjang

Dinamika Kelompok Peternak Sapi Perah (Studi Kasus Di Kelompok 3 TPK

Pulosari Pangalengan). Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif

7

kualitatif dengan objek penelitian adalah modal sosial dan dinamika

kelompok 3 TPK Pulosari Pangalengan dengan teknik purposive sampling.

Konsep modal sosial yang dipakai milik Fukuyama. Pada pembahasan terlihat

bahwa modal sosial dalam kelompok tersebut sudah cukup baik dengan

adanya kepercayaan yang baik antara sesama anggota dalam kelompok,

ditandai dengan seringnya mereka berbagi pikiran dalam masalah yang

dihadapi. Pertisipasi anggota dalam setiap kegiatan cukup baik. Rasa timbal

balik yang terjadi dalam kelompok dirasakan anggota sebagai hukum alam,

pertolongan yang mereka dapatkan karena mereka juga suka menolong

anggota lain. Peran modal sosial dalam menunjang dinamika kelompok ialah

meningkatkan interaksi atau kerjasama dalam kelompok meningkatkan fungsi

dan tugas di dalam kelompok.

Keempat, yaitu jurnal milik Heni Nopianti dan Nia Elvina Jurusan

Sosiologi Universitas Bengkulu dengan judul Modal Sosial Pada Komunitas

Nelayan di Pulau Baai (studi pada nelayan di kelurahan sumber jaya

kecamatan kampung melayu Kota Bengkulu). Metode yang digunakan yaitu

kualitatif dengan pengumpulan data melalui teknik wawancara, observasi,

dan studi dokumentasi dengan teknik snowball sampling dalam memilih

informan untuk diwawancarai.

Analisis data dilakukan secara simultan bersamaan dengan proses

pengumpulan data dengan menggunakan teknik analisis yang lazim berlaku

dalam penelitian kualitatif yang meliputi pengujian, pemilihan, kategorisasi,

8

evaluasi, membandingkan, melakukan sintesa dan merenungkan kembali data

yang dilakukan secara berulang untuk membangun inferensi-inferensi,

menguji kembali dan kemudian menarik kesimpulan. Hasil data temuan

menunjukan bahwa segi tiga pilar modal sosial yaitu saling percaya, pranata,

dan jaringan sosial dengan berbagai komponen di dalamnya secara bersama-

sama dapat membangun kelompok madani dalam komunitas nelayan. Inter

relasi ketiga pilar modal tersebut akhirnya akan bermuara pada sifat

hubungan saling percaya antar individu dalam kelompok atau kelompok

dengan kelompok.

Terdapat beberapa persamaan dalam ke empat penelitian di atas yaitu

dari segi metode penelitian yang menggunakan metode kualitatif. Penelitian

tersebut membahas mengenai sebuah kelompok baik yang bergerak dalam

bidang industri, ekonomi, peternakan, dan nelayan. Penelitian ini memiliki

kesamaan fokus seperti Jurnal milik Veranita, Ichsan Pramatya dan Raisya

Nur Pratisthita dalam melihat modal sosial yang terbentuk dan peran modal

sosial bagi suatu kelompok yang dijadikan subjek penelitian. Berbeda dengan

jurnal milik Heni Nopianti dan Nia Elvina yang berfokus pada relasi dari tiga

pilar modal sosial. Hasil dari keseluruhan penelitian tersebut menunjukan

adanya nilai modal sosial yang terbentuk seperti munculnya kepercayaan,

jaringan, serta norma yang berdampak baik bagi perkembangan setiap

kelompok.

9

Perbedaan dengan ke empat penelitian di atas yaitu dari segi

penggunaan konsep modal sosial. Penelitian yang akan dilakukan

menggunakan konsep modal sosial Francis Fukuyama sebagai dasar dari

analisa. Penelitian milik Veranita, Ichsan Pramatya dan Raisya Nur Pratisthita

menggunakan lebih dari satu tokoh dalam menganalisa modal sosial yaitu

Putnam, Fukuyama, dan Coleman. Dalam pemilihan konsep modal sosial,

penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Raisya Nur Pratisthita, Mumun Munandar, dan Siti Homzah yaitu

menggunakan pemikiran Francis Fukuyama mengenai modal sosial.

Dari tinjauan pustaka yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa

kesimpulan. Meskipun penelitian ini dengan penelitian milik Raisya Nur

Pratisthita, Mumun Munandar, dan Siti Homzah memiliki kesamaan dari segi

teori dan fokus penelitiannya, akan tetapi berbeda dari segi subjeknya

sehingga penelitian ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan

penelitian-penelitian sebelumnya. Meskipun memiliki perbedaan, ke empat

penelitian tersebut tetap menjadi acuan dalam penelitian ini karena dalam

penelitian ini akan sama-sama menjelaskan bagaimana sebuah modal sosial

berperan dalam meningkatkan kesejahteraan bagi kelompok dan masyarakat.

E. Kajian Teoritis

1. Modal Sosial

Banyak tokoh yang membahas mengenai modal sosial seperti

Putnam, Coleman, dan Francis Fukuyama. Bourdieu dalam John Field

10

menyatakan bahwa modal sosial adalah jumlah sumber daya, aktual, atau

maya, yang berkumpul pada seorang individu atau kelompok karena

memiliki jaringan tahan lama berupa hubungan timbal balik perkenalan

dan pengakuan yang sedikit banyak terinstitusionalkan (2010:23).

Pemikiran dari Bourdieu mengenai modal sosial tidak terlepas dari Marxis

yang dimana melihat aset sumber daya adalah milik dari kelas sosial atas,

seperti yang dinyatakan oleh John Field bahwa Bourdieu meletakan

pendekatan ini pada satu arah, melihat modal sosial sebagai aset yang

dimanfaatkan oleh kelompok elite, khususnya mereka yang memiliki

modal finansial dan/atau modal budaya terbatas, seperti bangsawan

Prancis dalam menjalani profesinya (2010:65).

Putnam dalam Damsar menyatakan bahwa modal sosial sebagai

jaringan-jaringan, nilai-nilai, dan kepercayaan yang timbul diantara para

anggota perkumpulan, yang memfasilitasi koordinasi dan kerjasama untuk

manfaat bersama (2009:210). Definisi lain mengenai modal sosial

dinyatakan oleh Fukuyama (2001) melihat modal sosial sebagai norma

informal yang bisa cepat mendukung kerjasama antara individu-individu

dan norma informal itu berupa timbal balik antara dua orang atau lebih

yang didasarkan pada rasa kepercayaan (trust). Dari definisi tersebut dapat

dilihat bahwa Putnam dan Fukuyama berada pada tingkatan yang makro.

Francis Fukuyama dalam melihat modal sosial berfokus pada tingkah laku

dan sikap dengan ukuran penelitiannya berupa trust, norma, dan nilai.

11

Berdasarkan penjelasan mengenai modal sosial dari tokoh tersebut,

maka penulis memilih modal sosial Fukuyama sebagai dasar dari analisis

dari penelitian yang dilakukan. Pemilihan tersebut atas dasar pertimbangan

adanya relevansi antara data yang ditemukan di lapangan dengan konsep

modal sosial yang dirumuskan oleh Francis Fukuyama.

Berbicara tentang norma, Fukuyama melihat norma informal

sebagai faktor penting yang bisa cepat mendukung sebuah kerjasama yang

dilakukan antara dua orang atau lebih. Kerjasama tersebut bisa berupa

kerjasama dalam bidang ekonomi dan sosial. Sosial dalam artian

berorientasi pada kemajuan dan pengembangan masyarakat. Iklim

kerjasama yang baik akan mengedepankan sebuah timbal balik yang

seimbang antar kedua belah pihak agar kepercayaan yang terjalin semakin

menguat.

Dalam karya lainya, Francis Fukuyama (2002) melihat modal

sosial sebagai serangkaian nilai-nilai atau norma-norma informal yang

dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok masyarakat yang

memungkinkan terjalinya kerja sama diantara mereka, modal sosial dapat

digunakan untuk mencermati :

a. Hubungan sosial, merupakan bentuk komunikasi bersama

melalui hidup berdampingan sebagai interaksi antar individu.

b. Adat dan nilai budaya lokal yang menjunjung tinggi

kebersamaan, kerja sama, dan hubungan sosial dalam

masyarakat

c. Toleransi merupakan salah satu kewajiban moral yang harus

dilakukan setiap orang ketika berada/hidup bersama orang

lain.

d. Kesediaan untuk mendengar berupa sikap menghormati

pendapat orang lain.

12

e. Kejujuran menjadi salah satu hal pokok dari

keterbukaan/transparansi untuk kehidupan lebih demokratis.

f. Kearifan lokal dan pengetahuan lokal sebagai pendukung

nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.

g. Jaringan sosial dan kepemimpinan sosial yang terbentuk

berdasar kepentingan/ketertarikan individu secara

prinsip/pemikiran dimana kepemimpinan sosial terbentuk

dari kesamaan visi, hubungan personal atau keagamaan.

h. Kepercayaan merupakan hubungan sosial yang di bangun

atas dasar rasa percaya dan rasa memiliki bersama.

i. Kebersamaan dan kesetiaan berupa perasaan ikut memiliki

dan perasaan menjadi bagian dari sebuah komunitas.

j. Tanggung jawab sosial merupakan rasa empati masyarakat

terhadap upaya perkembangan lingkungan masyarakat.

k. Partisipasi masyarakat berupa kesadaran diri seseorang untuk

ikut terlibat dalam berbagai hal berkaitan dengan diri dan

lingkungan.

l. Kemandirian berupa keikutsertaan masyarakat dalam

pengambilan keputusan (h.42-45).

Fokus pada penelitian ini untuk mencermati adanya hubungan

sosial yang terjalin di dalam maupun di luar kelompok, adat dan nilai,

jaringan, dan kepercayaan. Kepercayaan merupakan komponen yang

penting dalam proses kerjasama antar jaringan serta individu. Selain itu,

dalam hubungan kerjasama sangatlah dibutuhkan sebuah norma dalam

mengikat sebuah hubungan agar tidak timbul hal-hal yang dapat

menimbulkan prasangka curiga dan konflik. Kepercayaan adalah sebuah

pengharapan yang muncul dalam sebuah komunitas yang berperilaku

normal, jujur, dan kooperatif berdasarkan norma-norma yang dimiliki

demi kepentingan anggota yang lain dari komunitas itu (Fukuyama, 1995).

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa kepercayaan

kita dapatkan ketika kejujuran diterapkan dalam hubungan kerjasama

dengan timbal balik yang baik diantara kedua pihak atau lebih. Fukuyama

13

(1995) melihat trust bermanfaat bagi penciptaan ekonomi unggul karena

bisa diandalkan untuk mengurangi adanya biaya (cost). Bagi masyarakat

high trust, mereka memiliki solidaritas komunal yang tinggi yang

mengakibatkan rakyat mau bekerja mengikuti aturan yang berlaku

sehingga dapat memperkuat rasa kebersamaan diantara mereka. Sementara

masyarakat dengan low-trust dianggap lebih inferior dalam perilaku

kolektifnya sehingga apabila hal itu terjadi maka negara dibutuhkan dalam

kapasitasnya untuk membimbing masyarakat (Francis Fukuyama,1995).

Kesuksesan sebuah kelompok tergantung bagaimana kelompok

tersebut dalam menjalin kerjasama dengan banyak jaringan. Menurut

Fukuyama jaringan adalah sekelompok orang yang memiliki norma-norma

atau nilai-nilai informal disamping norma-norma atau nilai-nilai yang

diperlukan untuk transaksi biasa di pasar (2005:245). Norma formal yang

biasa dilakukan dalam hubungan kerjasama maupun pada saat proses

transaksi tidak cukup dalam membentuk jaringan, norma informal juga

dibutuhkan sebagai nilai lebih dalam mengikat transaksi.

Fukuyama (2002) melihat jaringan sosial dan kepemimpinan sosial

yang terbentuk berdasarkan adanya kepentingan atau ketertarikan individu

secara prinsip maupun pemikiran dimana kepemimpinan sosial terbentuk

dari kesamaan visi dan juga hubungan personal atau keagamaan.

Kepentingan atau ketertarikan individu secara prinsip dan pemikiran yang

sama dalam kelompok Sale Lestari yaitu bagaimana menciptakan peluang

usaha yang dapat membantu masyarakat pada kelas menengah ke bawah

14

dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk diproses menjadi

barang dengan nilai ekonomis yang dapat membantu meringankan biaya

hidup masyarakat. Dari kesamaan prinsip dan pemikiran itulah maka

terjadilah kerjasama atau bisa dikatakan terciptanya sebuah jaringan.

Pendapat lain mengenai jaringan dinyatakan oleh Lawang dalam Damsar

(2009) yaitu :

a. Ada ikatan antar simpul (orang atau kelompok) yang

dihubungkan dengan media (hubungan sosial). Hubungan

sosial diikat dengan kepercayaan. kepercayaan itu

dipertahankan oleh norma yang mengikat dua belah pihak.

b. Ada kerja antar simpul (orang atau kelompok) yang melalui

media hubungan sosial menjadi satu kerjasama, bukan kerja

bersama-sama.

c. Seperti halnya sebuah jaring (yang tidak putus) kerja yang

terjalin antar simpul itu pasti kuat menahan beban bersama,

dan malah dapat “menangkap ikan” lebih banyak.

d. Dalam kerja jaring itu ada ikatan (simpul) yang tidak dapat

berdiri sendiri. Malah kalau satu simpul saja putus, maka

keseluruhan jaring itu tidak bisa berfungsi lagi, sampai

simpul itu diperbaiki.

e. Media (benang atau kawat) dan simpul tidak dapat

dipisahkan, atau antara orang-orang dan hubungannya tidak

dapat dipisahkan.

f. Ikatan atau pengikut (simpul) adalah norma yang mengatur

dan menjaga bagaimana ikatan dan medianya itu dipelihara

dan dipertahankan (h.157-158).

Tidak hanya trust dan jaringan, terdapat unsur lainya dalam modal

sosial yaitu sebuah norma. Norma memiliki peran dalam menjaga sikap-

sikap para anggotanya agar tidak mengarah pada perilaku yang tidak

diharapkan. Norma tidak bisa muncul langsung namun harus dibangun dan

dikembangkan dari sejarah kerjasama yang terdahulu kemudian diterapkan

sebagai dukungan dalam proses bekerjasama (Francis Fukuyama, 1995).

15

Norma tidak bisa terbentuk secara tiba-tiba namun melalui proses

yang panjang dimana ketika kerjasama terbangun dan semakin

berkembang seiring dengan interaksi yang terjadi. Menurut Damsar dan

Indrayani bahwa norma dipahami sebagai aturan main bersama yang

menuntun perilaku seseorang (2009:216). Dalam setiap tindakan yang

dilakukan harus sesuai dengan ketentuan dan aturan yang digunakan

sebagai acuan untuk mengendalikan tingkah laku kita agar dapat

menunjang proses kerjasama berjalan lancar. Norma dihasilkan dari

konsensus bersama yang kemudian harus di taati dan diterapkan oleh

anggota dari kelompok tersebut demi kelancaran proses kerjasama.

Manusia pada dasarnya merupakan mahluk rasional yang

mempertimbangkan untung dan rugi pada setiap tindakan yang

dilakukannya. Kerjasama yang menguntungkan akan memunculkan

kerjasama selanjutnya dengan harapan keuntungan yang sama dan

munculah norma sebagai aturan main bersama yang harus dijaga.

2. Masyarakat

Definisi mengenai masyarakat sudah banyak di bahas oleh banyak

tokoh dan salah satunya adalah Paul B. Horton dalam Usman Kolip dan

Elly M. Setiadi menyatakan bahwa masyarakat merupakan sekumpulan

manusia yang relatif mandiri, hidup bersama cukup lama, mendiami

wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan

sebagian besar kegiatan dalam kelompok tersebut (2011:36). Definisi lain

mengenai masyarakat dinyatakan oleh Koentjaraningrat bahwa kesatuan

16

hidup manusia yang berinteraksi sesuai sistem adat-istiadat tertentu yang

bersifat berkesinambungan, dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama

(2003:122).

Terdapat beberapa syarat dalam membentuk masyarakat menurut

Elly M. Setiadi dan Usman Kolip (2011) yaitu :

a. Terdapat sekumpulan orang

b. Bermukim di wilayah tertentu dalam jangka waktu yang

relatif lama

c. Akibat dari hidup di tempat tertentu dalam jangka waktu

yang lama tersebut akhirnya menghasilkan pola-pola

kelakuan yang sering disebut kebudayaan, seperti sistem

nilai, sistem ilmu pengetahuan, dan benda-benda material

(h.38).

Apabila semua syarat sudah dipenuhi, maka dapat dikatakan

sebagai suatu masyarakat dengan nilai dan norma yang berlaku pada

masyarakat tersebut. Konteks masayarakat yang dimaksud dalam

penelitian ini yaitu masyarakat asli kota Pacitan yang berada di desa

Sirnoboyo Krajan yang sudah hidup menetap bersama dengan waktu yang

cukup lama dan tentunya termasuk dalam anggota kelompok ekonomi Sale

Lestari.

Di dalam masyarakat terdapat suatu kelompok-kelompok yang

dibentuk memiliki tujuan yang berbeda-beda satu sama lain. Kelompok

sosial adalah manusia yang hidup bersama dalam satu kesatuan dan adanya

hubungan diantara mereka. Hubungannya dapat berupa saling

mempengaruhi dan timbal balik diantara mereka dengan sebuah kesadaran

untuk saling tolong-menolong (Soejono Soekanto, 2006).

17

Kelompok sosial yang dimaksud disini adalah kelompok Sale

Lestari yang berada di kota Pacitan yang bergerak pada produksi sale

pisang anggur yang kemudian dipasarkan di kota Pacitan hingga di

distribusikan keluar kota. Di dalam kelompok tersebut, mereka mengenal

satu sama lain dengan di ikat oleh hubungan yang sangat erat dan dengan

pengaruh akan sadarnya tolong-menolong, mereka tidak segan untuk

menolong anggota kelompok apabila ada yang mendapat kesulitan atau

musibah. Kelompok Sale Lestari adalah kelompok yang berorientasi pada

sektor ekonomi dimana mereka memiliki tujuan bersama untuk bisa

meningkatkan kualitas hidup dengan diiringi peningkatan dalam hal

ekonomi.

Definisi peningkatan yaitu adanya kenaikan derajat taraf dan

sebagainya mempertinggi memperhebat produksi dan sebagainya (Peter

Salim dan Yeni Salim, 1995). Diharapkan pada nantinya kelompok

ekonomi Sale Lestari ini dapat menaikan derajat dan taraf hidup bagi

anggota kelompok tersebut. Dengan adanya kenaikan taraf hidup nantinya

diharapkan juga dapat menambah dan meningkatkan jumlah produksi sale

pisang anggur yang di produksi setiap anggota kelompok Sale Lestari.

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian

kualitatif. Menurut Creswell, metode penelitian kualitatif merupakan

18

sebuah proses penyelidikan untuk memahami suatu masalah sosial atau

manusia, didasarkan pada penciptaan gambaran holistik lengkap yang

dibentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan informan secara

terperinci, dan disusun dalam sebuah latar ilmiah (1998:15). Syarifudin

Hidayat dan Sedarmayanti memiliki pandangan berbeda mengenai

penelitian kualitatif yang menyatakan bahwa penelitian untuk

mengungkap gejala holistik-kontekstual menjadi pengumpulan data dari

latar alami dengan memanfaatkan peneliti sebagai instrumen kunci

(2011:200).

Metode ini dipilih karena dalam penyusunan skripsi, penulis

membutuhkan sebuah informasi yang akurat serta dapat lebih mendalami

sebuah permasalahan yang sedang digali oleh peneliti. Menurut Wiratna,

penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian

tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi

organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain (2014:6).

Menurut Wiratna menyatakan bahwa studi kasus merupakan

penelitian tentang manusia (dapat suatu kelompok, organisasi maupun

individu), peristiwa, latar secara mendalam, tujuan dari penelitian ini

mendapatkan gambaran yang mendalam tentang suatu kasus yang sedang

diteliti (2014:22). Dengan adanya studi kasus dapat mempermudah

peneliti mendalami sebab dan tujuan bergabungnya masyarakat menjadi

anggota kelompok Sale Lestari.

19

Menurut Robert K. Yin menambahkan bahwa metode studi kasus

tepat digunakan ketika permasalahan yang diangkat di dalam penelitian

berkenaan mengenai masalah-masalah kekinian (2006:1). Fenomena sale

pisang anggur merupakan fenomena kekinian dimana masyarakat belum

mengenal bentuk dari sale pisang anggur itu sendiri yang dijadikan sebagai

mata pencaharian bagi beberapa masyarakat sebagai wujud dari inovasi di

bidang makanan tradisional.

2. Subjek dan Lokasi penelitian

a. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Dusun Krajan

Desa Sirnoboyo yang menjadi anggota kelompok Sale Lestari. Hal

ini senada dengan yang dinyatakan oleh Wiratna yaitu mengenai

sampling purposive yaitu teknik penentuan sample dengan

pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu (2014:72). Dengan

pemilihan subjek yang memenuhi kriteria diharapkan bisa menggali

informasi dan mendapatkan data penelitian secara valid.

Dalam proses seleksi, diperlukan kriteria-kriteria khusus bagi

subjek penelitian. Penelitian ini difokuskan pada anggota kelompok

Sale Lestari dengan kriteria : (1) subjek penelitian merupakan

anggota kelompok Sale Lestari, (2) subjek penelitian telah

bergabung sebagai anggota kelompok Sale Lestari minimal satu

tahun. Unit analisis yang diteliti adalah modal sosial yang dimiliki

20

oleh kelompok Sale Lestari dan manfaat yang dirasakan oleh

anggota kelompok Sale Lestari.

Informan yang akan diwawancarai berjumlah 11 orang yang

terdiri dari :

Tabel 1.1 Responden Wawancara Kelompok Sale Lestari

No Nama Jabatan Waktu bergabung

1 Katmiyati Anggota 2009

2 Aning Anggota 2009

3 Ratih Indriyani Sekertaris 2013

4 Sulastri Bendahara 2007

5 Sri Anggota 2008

6 Erna Anggota 2013

7 Siti Anggota 2005

8 Yanto ketua pendiri

Tabel 1.2 Responden Validitas Data

No Nama Profesi Awal kerjasama

1 Puri Penjaga toko Awal 2016

2 Winarni Penjual pisang 2004

3 Fery Agen travel 2010

Sumber : hasil data wawancara

b. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilakukan di wilayah desa Sirnoboyo

Krajan RT 03/04, Kecamatan Pacitan, Jawa Timur. Alasan memilih

desa tersebut karena mayoritas anggota kelompok Sale Lestari

21

adalah masyarakat yang tinggal di dusun Krajan dan masih aktif

dalam memproduksi sale pisang anggur. Selain itu, seluruh kegiatan

kelompok Sale Lestari juga dilaksanakan di dusun tersebut sehingga

bisa didapatkan hasil data yang akurat dan relevan.

3. Jenis dan teknik pengumpulan data

Terdapat dua jenis data yang pada nantinya akan digunakan

sebagai sumber yaitu data primer dan sekunder. Menurut Wiratna (2014)

berdasakan sumbernya, data dibagi menjadi :

a. Data primer : data yang diperoleh dari responden melalui

kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil

wawancara peneliti dengan nara sumber.

b. Data sekunder : data yang didapat dari catatan, buku, majalah

berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan

pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, majalah, dan

lain sebagainya (h.73-74).

Untuk data primer pada penelitian ini hanya menggunakan dari

hasil wawancara peneliti dengan narasumber dan data sekunder sebagai

pendukung dari data primer. Teknik-teknik yang digunakan dalam

memperoleh data yang relevan dan akurat yaitu :

a. Observasi

Menurut Syarifudin Hidayat dan Sedarmayanti menyatakan

bahwa observasi atau pengamatan dianggap suatu teknik atau

metode yang mudah, padahal apabila observasi atau

pengamatan ini dilakukan dengan baik dan cermat dan disertai

dengan peneliti yang mempunyai atau menguasai teori yang

22

cukup banyak, maka teknik ini dapat memberi gambaran

kondisi yang memuaskan, artinya memberi gambaran yang

menyeluruh dan apa adanya (2011:74).

Seperti yang dinyatakan oleh Wiratna bahwa observasi

partisipasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan

untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

penginderaan dimana peneliti terlibat dalam keseharian

informan (2014:33). Observasi akan dilakukan di wilayah kota

Pacitan tepatnya di dusun Krajan desa Sirnoboyo RT 03/04

dengan jumlah anggota keseluruhan 11 orang. Pengamatan

yang dilakukan meliputi kegiatan para anggota mulai dari

proses produksi sale pisang anggur dan penyetoran kepada

ketua untuk di distribusikan kembali baik kedalam maupun

keluar daerah.

b. Wawancara

Pada umumnya wawancara digunakan sebagai media dalam

memperoleh informasi dan bisa sebagai pembuktian terhadap

informasi dan isu yang sedang diteliti. Wiratna menyatakan

bahwa wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh

informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang

diangkat dalam penelitian (2014:31). Dalam proses wawancara

juga tidak dilakukan sembarangan, narasumber yang dipilih

23

harus sesuai dengan kriteria tertentu agar data yang diperoleh

bisa relevan dan akurat.

Kriteria dalam pemilihan narasumber minimal sudah

bergabung selama 1 tahun dan tentunya anggota kelompok

Sale Lestari dan validasi data membutuhkan tiga sumber yaitu

dari pihak agen travel, penjaga toko, dan penjual pisang.

Wawancara akan berfokus pada bagaimana sejarah kelompok

Sale Lestari terbentuk, modal sosial yang terdapat pada

kelompok tersebut, dan juga peran modal sosial itu sendiri bagi

kelompok Sale Lestari.

Jenis wawancara yang akan digunakan yaitu wawancara

terarah (guided interview) seperti yang dinyatakan oleh

Wiratna yaitu peneliti menanyakan kepada subyek yang diteliti

berupa pertanyaan-pertanyaan yang menggunakan pedoman

yang disiapkan sebelumnya (2014:32).

c. Studi Dokumen

Studi Dokumen menurut Wiratna yaitu metode

pengumpulan data kualitatif sejumlah besar fakta dan data

tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian

besar berbentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat,

cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya (2014:33). Selain

dari wawancara dan observasi, pengumpulan data juga

didapatkan dari jurnal kegiatan kelompok Sale Lestari dan juga

24

arsip foto yang dimiliki kelompok tersebut yang diharapkan

dapat menambah informasi terhadap penelitian yang sedang

dilakukan.

4. Metode analisis data

Setelah semua data yang diperlukan sudah terkumpul, selanjutnya

penulis akan menganalisa data tersebut dengan cara mengambil

kesimpulan dari temuan yang ada di lapangan dengan mengumpulkan

seluruh data baik berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi yang

didapatkan langsung dari narasumber yang nantinya akan menghasilkan

sebuah kesimpulan atau juga berupa ide pokok dari penelitian ini.

Menurut Miles dan Faisal dalam Wiratna (2014) bahwa analisis

data berlangsung secara bersama-sama dengan proses pengumpulan data

dengan alur tahapan sebagai berikut :

a. Reduksi data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data

yang tereperinci. Laporan tersebut disusun berdasarkan data yang

diperoleh kemudian direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang

pokok, dan difokuskan pada hal-hal yang penting.

b. Penyajian data yang diperoleh dikategorikan menurut pokok

permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga

memudahkan peneliti untuk melihat pola-pola hubungan satu data

dengan data lainya.

25

c. Penyimpulan dan verifikasi, kegiatan penyimpulan merupakan

langkah lebih lanjut dari kegiatan reduksi dan penyajian data.

Kesimpulan yang diperoleh pada tahap awal biasanya kurang jelas,

tetapi pada tahap-tahap selanjutnya akan semakin tegas dan

memiliki dasar yang kuat. Kesimpulan sementara perlu diverifikasi.

Teknik yang dapat digunakan adalah triangulasi sumber data dan

metode, diskusi teman sejawat, dan pengecekan anggota.

d. Kesimpulan akhir, diperoleh berdasarkan kesimpulan sementara

yang telah diverifikasi. Kesimpulan final diharapkan dapat

diperoleh setelah pengumpulan selesai.

26

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran umum desa Sirnoboyo Krajan, Pacitan, Jawa Timur.

Asal muasal nama Pacitan berasal dari bahasa jawa yaitu

Pacewetan, Pace dan Wetan. Pace adalah salah satu nama buah, sedangkan

Wetan adalah arah angin yang berarti timur. Didalam referensi lain juga

disebutkan bahwa kata Pacitan berasal dari kata Pacitan yang berarti

camilan, yaitu berupa makanan ringan atau makanan kecil yang tidak

sampai mengenyangkan perut. Fakta ini menjadi alasan cukup logis

mengingat bahwa kondisi daerah Pacitan merupakan daerah minus,

sehingga untuk memenuhi kebutuhan pangan warganya tidak sampai

mengenyangkan, artinya tidak bisa lebih, atau dengan kata lain adalah pas

– pasan (www.pacitanku.com).

Walaupun daerah Pacitan merupakan daerah minus, tetapi Pacitan

memiliki potensi alam yang prospektif dijadikan sebagai daerah pariwisata

dengan daya tarik seperti gua, sungai, dan juga pantai yang memiliki

keindahan tersendiri. Perlu digaris bawahi yaitu penggunaan perumpanaan

minus disini adalah keadaan topografi yang berupa daerah pegunungan

dengan tipe tanah kapur dan dekat dengan pesisir pantai sehingga sukar

untuk digunakan untuk berkebun dan hanya tanaman tertentu yang bisa

tumbuh.

27

Objek penelitian dipusatkan pada Dusun Krajan yang berada di

wilayah administrasi Desa Sirnoboyo. Hasil data observasi dan wawancara

dengan perangkat desa mengenai wilayah desa tersebut adalah :

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Desa Sirnoboyo Dusun Krajan Bulan

September 2016

No Desa Wanita Pria Jumlah

1 Krajan 524 529 1.053

2 Suruhan 693 667 1.360

3 Mendole 237 247 484

4 Ngemplak 755 745 1.500

Sumber : Balai Desa Sirnoboyo

Penelitian ini berfokus pada dusun Krajan karena di dusun tersebut

terdapat kelompok Sale Lestari yang menjadi subjek penelitian. Selain itu

terdapat data mengenai pendidikan warga Desa Sirnoboyo yaitu :

Tabel 2.2 Jumlah Pendidikan Masyarakat Desa Sirnoboyo

No Jenis Pendidikan Jumlah

Pria Wanita

1 Play Group 25 36

2 Tk 91 98

3 Sd 359 382

4 SMP 331 325

5 SMA 690 731

6 D1 51 52

7 D2 43 39

8 D3 32 37

9 S1 53 48

10 S2 5 1

11 Tidak tamat sekolah 32 30

Sumber : Data Balai Desa Sirnoboyo

28

Mayoritas pendidikan warga desa Sirnoboyo yaitu SMA dengan

jumlah 1.421 jiwa. Hanya sedikit dari lulusan SMA yang melanjutkan

pendidikan di perguruan tinggi mulai dari D1 sampai pada S2. Masyarakat

Desa Sirnoboyo Krajan mayoritas memeluk Agama Islam dan hanya

beberapa saja yang menganut agama lain. Hal ini ditunjukan dengan data

yang bersumber pada Balai Desa Sirnoboyo menunjukan bahwa jumlah

pemeluk agama Islam pria berjumlah 2.192 jiwa dan perempuan 2.215

jiwa. Sedangkan agama Kristen pria berjumlah 2 orang dan perempuan 2

orang.

Desa Sirnoboyo Krajan memiliki luas wilayah yaitu 163,195 hektar

dengan warna tanah abu-abu dengan tinggi dari permukaan 4-5 Mdpl

(meter diatas permukaan laut) dan batas wilayah berdasarkan hasil yang

diperoleh dari balai desa Sirnoboyo yaitu :

a. Utara = Desa Arjowinangun Kec. Pacitan, Kab. Pacitan.

b. Selatan = Desa Kembang

c. Timur = Desa Kayen dan Sukoharjo

d. Barat = Kel. Baleharjo dan Desa Arjowinangun

Keadaan topografi Desa Sirnoboyo yaitu persawahan dan juga di

kelilingi bukit-bukit dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari pesisir laut.

Kondisi tersebut membuat beberapa warga berprofesi sebagai nelayan dan

petani. Berdasarkan data yang diperoleh dari Balai Desa Sirnoboyo

menunjukan bahwa jumlah petani pria berjumlah 369 orang dan

perempuan 41 orang, serta jumlah nelayan yang di dominasi para pria

29

berjumlah 184 orang dan tidak sedikit juga yang memilih untuk beternak

karena lingkungan desa yang masih sangat terjaga dan berlimpahnya

sumber makanan menjadi pertimbangan bagi mereka untuk beternak.

Jumlah warga yang beternak mencapai 251 orang untuk pria dan wanita

berjumlah 10 orang. Berikut ini adalah data lengkap mengenai pekerjaan

warga desa Sirnoboyo :

Tabel 2.3 Jumlah Pekerja Desa Sirnoboyo

No Pekerjaan Pria Wanita Jumlah

1 Petani 369 41 410

2 Buruh 24 18 42

3 Buruh migran 1 12 13

4 PNS 79 61 140

5 PRT 42 148 190

6 Pedagang keliling 86 221 307

7 Peternak 251 10 261

8 Nelayan 184 0 184

9 Montir 20 0 20

10 Pensiunan 55 38 93

11 Pengusaha 7 1 8

12 Karyawan 9 0 9

13 Arsitek 2 0 2

14 Seniman 3 2 5

15 Dosen 4 0 4

16 Pengobatan alternatif 17 2 19

17 Polisi 12 0 12

18 TNI 3 0 3

19 Perawat swasta 2 6 8

20 Bidan swasta 0 2 2

21 Dokter swasta 1 0 1

Sumber : Balai Desa Sirnoboyo

Pekerja yang dominan terdapat di Desa Sirnoboyo yaitu pedagang

keliling, PRT (pembantu rumah tangga), nelayan, peternak, dan petani.

Terdapat salah satu home industri yang terdapat di desa Sirnoboyo yaitu

30

bergerak pada sektor produksi sale anggur. Dusun Krajan memiliki 2

kelompok yang memproduksi sale pisang anggur yaitu kelompok Sale

Lestari dan kelompok yang terdiri dari satu keluarga yang bekerja sama

dengan salah satu toko yang ada di kota Pacitan yaitu Sari Rasa.

Gambar 2.1 Peta Desa Sirnoboyo

Sumber : http//2.bp.blogspot.com.

B. Kelompok Sale Lestari

Kelompok Sale Lestari merupakan sebuah kelompok padat karya

yang bergerak pada sektor produksi sale pisang yang dibentuk menyerupai

anggur. Sejarah awal hingga terbentuknya kelompok ini belum diketahui

secara pasti tanggal dan bulannya, tetapi sejarah awal terbentuknya pada

tahun 1989 yang diprakarsai oleh ibu Mursiyati yang tinggal di Dusun

Krajan dan dibawah bimbingan oleh BKKBN serta dibuatkan logo sebagai

31

ciri dari usaha yang dimiliki bu Mursiyati. Pada tahun tersebut, ibu

Mursiyati berjualan sale pisang goreng yang di titipkan pada warung-

warung sekitar dusun tersebut.

Gambar 2.2 Logo Kelompok Sale Lestari

Sumber : Kelompok Sale Lestari

Setelah ibu Mursiyati meninggal, usaha yang sudah dibangun sejak

lama tersebut diteruskan oleh anaknya yaitu bapak Yanto yang kemudian

setelah berjalannya waktu memutuskan untuk membentuk kelompok Sale

Lestari pada tahun 2005. Seperti yang dikatakan oleh Yanto sebagai ketua

kelompok Sale Lestari :

“Awalnya itu hanya spesifik di sale goreng itu berdiri 1989 yang

pembuat almarhum ibu saya..terus berjalanya waktu 2005, kita

produksi sale anggur juga terus ada sale goreng biasa, ada sale

press dan sale kipas yang dulu bentuknya seperti kipas pada saat itu

dan di bimbing bkkbn sampai logo dibuatkan oleh mereka“ (hasil

wawancara tanggal 30/09/2016).

32

Berdasarkan hasil penelusuran dan wawancara, sale pisang anggur

merupakan hasil kreasi dari warga Sirnoboyo yang kemudian di

perkenalkan kepada masyarakat, kemudian berkembang seiring dengan

kebutuhan pasar seperti yang dinyatakan oleh Yanto :

“Kalo itu..itu sih kreasi ajah dari temen-temen waktu itu di pacitan,

sirnoboyo..tapi bukan di krajan sana..untuk yang anggurnya..kalo

dulu awalnya anggur itu ada yang warna-warna sama yang satu itu

sale nya itu enggak dikasih kertas kobot jadi sale nya keliatan dari

luar....dan itu juga ga dikasih daun..itu polosan dan langsung

dikasih label..tapi kelemahanya gabisa bertahan lebih lama karena

plastik yang membungkusnya rangkep satu dan dua..dan isinya

hanya 12 bulatan..kalo sale yang anggur yang warna itu isinya 13

tapi ukuranya lebih kecil “ (hasil wawancara tanggal 30/09/2016).

Sale pisang anggur yang dimaksudkan adalah kreasi sale pisang

yang dibentuk bulat lalu kemudian bulatan sale pisang tersebut disatukan

menyerupai anggur yang jumlah nya bervariasi ada yang 9,12, dan 13

bulatan dalam satu sale pisang anggur. Untuk proses pembuatan sale tidak

bisa di tentukan karena sepenuhnya bergantung kepada cuaca. Jika cuaca

bagus, maka pembuatan sale bisa dikerjakan hanya dalam 5 hari.

Katmiyati menyatakan bahwa :

“Kalo proses untuk dari awal sampe jadi itu sekitar 5 hari. Karena

awal proses yaitu ngerajang, ngeler, dijemur sehari, dibalik dan

dijemur kembali selama satu hari, lalu ngelintingi, kemudian di

pelintisi, dan di odoti sekalian di hias dengan daun agar terlihat

menarik “

“Kalau proses untuk dari awal sampai jadi itu sekitar 5 hari.

Karena awal proses yaitu di iris, dijemur, dijemur sehari, dibalik

dan dijemur kembali selama satu hari, lalu di bungkus, kemudian di

lipat, dan di tarik sekalian di hias dengan daun agar terlihat

menarik.” (wawancara tanggal 23/09/2016).

33

Gambar 2.3 Proses Pembuatan Sale Pisang Anggur

Sumber : Hasil Data Observasi dan Wawancara

Bahan baku utama dalam pembuatan sale pisang anggur yaitu

pisang awak yang bisa diperoleh di pasar. Mayoritas pekerjaan masyarakat

sebagai petani pisang berdampak baik bagi home industry yang

memerlukan pisang sebagai bahan baku utama. Salah satu home industry

yang terdapat di dusun Krajan yaitu kelompok Sale Lestari merasakan

manfaatnya karena mereka tidak pernah kesulitan dalam mencukupi

pasokan bahan baku.

Kelompok ini memiliki struktur keanggotaan yang jelas berjumlah

11 orang dengan bidangnya masing-masing. berikut ini adalah susunan

kepengurusan kelompok Sale Lestari :

34

Sumber : Hasil wawancara dengan Yanto tanggal 30/09/2016

Anggota dari kelompok Sale Lestari adalah wanita yang berprofesi

sebagai ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir yaitu :

Tabel 2.4 Pendidikan Terakhir Anggota Kelompok Sale Lestari

No Nama Usia Pendidikan Jabatan

1 Yanto 39 tahun S1 Ketua

2 Anik 34 tahun SLTA Wakil ketua

3 Erna 41 tahun SLTA Anggota

4 Sirus 60 tahun SLTP Anggota

5 Siti 58 tahun SLTP Anggota

6 Ana 34 tahun SLTA Anggota

7 Aning 35 tahun SMK Anggota

8 Katmiyati 42 tahun SMK PGRI Anggota

9 Sri 30 tahun SMK Anggota

10 Ratih 29 tahun SMA Sekertaris

11 Sulastri 33 tahun SMU Bendahara

Sumber : Hasil data wawancara Kelompok Sale Lestari

KETUA

SEKERTARIS

ANGGOTA

BENDAHARA

ANGGOTA

WAKIL KETUA

35

Awal perekrutan anggota kelompok Sale Lestari karena informasi

dari satu orang yang kemudian menyebar kepada warga dusun Krajan RT

03/04. Setelah itu, mereka yang bersedia untuk bergabung memiliki

komitmen yang sama yaitu untuk bekerjasama dengan membentuk

kelompok agar lebih terorganisir seperti yang dikatakan oleh Yanto :

“awalnya dari bu sirus yang meminta untuk bekerjasama hingga

akhirnya si a, b, dan c datang tanpa harus ngajak-ngajak untuk

gabung..dengan kesamaan tujuan mas dan juga untuk menambah

pendapatan keluarga akhirnya tercetuslah kelompok tersebut“ (hasil

wawancara tanggal 30/09/2016).

Pemilihan ketua dalam kelompok tersebut karena beberapa

pertimbangan yang pertama adalah pak Yanto merupakan penerus dari ibu

Mursiyati yang lebih dulu memproduksi sale pisang dan kemudian

diteruskan oleh pak Yanto sebagai pendiri kelompok, dan yang kedua

adalah dari sisi pendidikan pak Yanto yang telah menempuh gelar sarjana

sehingga dalam kapasitasnya dapat mempermudah dalam mengembangkan

dan juga mengkoordinasi para anggota untuk kemajuan bersama.

Untuk masalah izin penjualan, kelompok Sale Lestari sudah

mendaftarkannya pada badan hukum yang legal seperti PIRT (pangan

industri rumah tangga), TDP (tanda daftar perusahaan), SIUP (surat izin

usaha perdagangan), dan TDI (tanda daftar idustri). Kelompok Sale Lestari

yang notabene adalah usaha menengah kebawah masih belum memiliki

koperasi, namun sebagai penggantinya terdapat sistem simpan pinjam

yang dikhususkan untuk anggota kelompok dengan harapan dapat

membantu menutupi kebutuhan yang terdesak, seperti yang dikatakan

36

Yanto bahwa “Koperasi kita gak punya..ya hanya kelompok itu saja

seperti simpan pinjam..sementara khusus buat kelompok ajah belom

keluar” (hasil wawancara tanggal 30/09/2016).

Sale Lestari memiliki agenda bulanan yaitu arisan sale yang

bertujuan sebagai silaturahmi antar anggota. Dalam arisan tersebut

masing-masing anggota wajib menyetorkan sale sebanyak 100 buah.

Setelah terkumpul, maka yang berhak mendapatkan sale tersebut sebanyak

dua orang. Hasil yang didapatkan bukan berupa sale, tetapi uang dari

jumlah keseluruhan sale yang terkumpul kemudian mereka wajib

membayarkan untuk pemasukan kas sebanyak Rp 50.000. Rata-rata setiap

anggota menyetorkan sale mereka mencapai angka 1000-2000 buah

tergantung dari seberapa mampu mereka membuat dan mengolah pisang

tersebut.

Gambar 2.4 Acara Arisan Kelompok Sale Lestari

Sumber : Hasil Data Observasi

Sale pisang anggur bisa ditemukan pada sekitar lokasi wisata dan

juga pasar tradisional. Peminat dari sale pisang ini banyak karena selain

enak, proses pembuatanya juga sangatlah mudah sehingga bisa

37

menguntungkan karena ongkos produksinya sangatlah sedikit. Sale pisang

anggur tersebut sangat dikenal oleh masyarakat Pacitan. Keadaan iklim

kota Pacitan yang dekat dengan laut sangat mendukung dalam proses

produksi karena dibutuhkan intensitas cahaya matahari yang tinggi pada

saat penjemuran.

Kendala yang dihadapi mereka saat ini adalah dana untuk

pengembangan usaha. Apabila mengandalkan dari kelompok saja, tentu

akan terpenuhi namun dalam jangka waktu yang lama. Maka dari itu,

kelompok ini berupaya untuk mengajukan proposal bantuan dana kepada

pemerintah daerah Pacitan dan sampai saat ini belum ada tanggapan

mengenai proposal bantuan dana tersebut.

38

BAB III

Modal Sosial Kelompok Sale Lestari

A. Produksi Sale Pisang Anggur

Pacitan merupakan salah satu lokasi kota wisata yang berada di

provinsi Jawa Timur dengan pengunjung yang berasal dari dalam maupun

luar negri. Hal ini disambut baik oleh para kelompok padat karya untuk

membuat produk oleh-oleh khas kota Pacitan salah satunya adalah

kelompok Sale Lestari. Kelompok tersebut melihat pasar penjualan sedang

bagus karena adanya peningkatan wisatawan seperti yang dinyatakan oleh

Yanto :

“Karna gini, pada saat itu permintaan pasar kan lumayan

bagus..akhirnya saya beserta temen-temen membuat kelompok

yang mana kami sama-sama produksi tetapi untuk penjualanya

tetap lewat satu pintu..sehingga quality control untuk barangnya

itu insyaAllah bisa sama..” (hasil wawancara dengan bapak

Yanto tanggal 30/09/2016)

Tentu saja untuk memenuhi permintaan pasar, Yanto dibantu oleh

anggotanya yang berjumlah 11 orang. Berbagai alasan diungkapkan

anggotanya ketika memutuskan untuk bergabung dengan kelompok Sale

Lestari, berikut beberapa anggota yang telah penulis wawancarai yaitu

Aning usia 35 tahun mengatakan “Karena lebih mudah dalam pemasaran”

(wawancara tanggal 23/09/2016).

Alasan yang sama diutarakan oleh anggota lainnya yaitu Sulastri 33

tahun mengatakan bahwa “tambah modal mas..soalnya semua sulit

mas..biar pemasaranya mudah” (wawancara tanggal 23/09/2016). Serta

39

Erna mengungkapkan hal yang sama mengenai alasan bergabung

menyatakan “biar sale yang dibuat itu ada yang menyalurkan” (wawancara

tanggal 25/09/2016).

Berbeda dengan Ratih 29 tahun yang mengungkapkan alasan

bergabung karena ketidakjelasan kerjasama dengan pihak lain sebelum

bergabung menyatakan “tadinya di Ponorogo setor sendiri..karena yang

dulu ga jelas, akhirnya ngikut ke pak yanto yang jelas setiap bulan nyetor”

(wawancara tanggal 23/09/2016).

Untuk memproduksi sale pisang anggur membutuhkan modal yang

tidak sedikit. Sebagian besar anggota kelompok memiliki modal pribadi

dan beberapa anggota kelompok memperoleh modal dengan cara

meminjam pada KUR (kredit usaha rakyat). Katmiyati meminjam pada

KUR karena suaminya tidak memiliki pekerjaan sehingga untuk modal

awal mereka kesulitan untuk mendapatkannya. Hal ini seperti yang

disampaikan oleh Katmiyati bahwa “modal awal kali pinjam ke KUR

(Kredit Usaha Rakyat)” (wawancara tanggal 23/09/2016). Anggota lainya

yaitu ibu Sulastri yang modal awalnya diperoleh dari KUR mengatakan

“modal awal ambil bank dari KUR..akhirnya modal sendiri” (wawancara

tanggal 23/09/2016).

Pada awal sebelum bergabung, anggota yang tergabung dalam

kelompok Sale Lestari menghadapi kendala dimana mereka sulit untuk

menyalurkan sale yang dibuatnya. Meskipun sudah bergabung dengan

40

kelompok Sale Lestari, mereka tetap saja mencoba untuk menyetor ke

tempat lain karena alasan yang berbeda-beda seperti yang dilakukan oleh

Katmiyati mengatakan :

“Ya gimana lagi mas, kalo nunggu nyetor ke ketua itu harus

nunggu 2 minggu paling cepat untuk dikasih uangnya,

sementara kan buat makan harus tiap hari. Suami saya juga ga

punya kerja, hanya membantu saya saja membuat sale pisang

anggur. Terpaksa deh saya jual ke orang lain sebagian untuk

memenuhi kebutuhan yang terdesak” (wawancara tanggal

23/09/2016).

Selain proses pembayaran yang terbilang agak lama, kendala lain

yang membuat anggota Sale Lestari menjual ke tempat lain adalah ketika

stock yang terdapat di gudang penyimpanan penuh sehingga proses

penyetoran di stop dan harus menunggu dengan lama waktu yang tidak

diketahui. Seperti yang dinyatakan oleh Sri bahwa “kalo pak Yanto

stoknya banyak dan di stop dulu, ya saya kasih orang mas biar ada

pemasukan” (wawancara tanggal 23/09/2016). Hal yang sama dirasakan

juga oleh Siti yang menyatakan bahwa “Ya kalo pak Yantonya penuh kaya

gini, ya saya kasih kesana karena harganya lumayan juga dan transport

dikasih sana” (wawancara tanggal 25/09/2016).

Keadaan tersebut mendapat tanggapan langsung dari pendiri

sekaligus ketua kelompok Sale Lestari mengenai penyetoran kepada pihak

lain seperti yang dinyatakan oleh Yanto bahwa :

“Kalau mereka jual ke lain ya aku monggo-monggo ajah..kalo

aku sih asik-asik ajah mas..aku sih lebih suka terbuka daripada

sembunyi-sembunyi..minimal aku tetep dikasih tiap bulan..itulah

namanya kebersamaan mas..” (wawancara tanggal 30/09/2016).

41

Kita bisa melihat bahwa keterbukaan satu sama lain merupakan

kunci komunikasi yang baik antar sesama anggota. Dengan komunikasi

yang baik maka akan menciptakan hubungan yang baik dalam suatu

kelompok. Dalam kelompok Sale Lestari itu sendiri mereka mempunyai

aturan yang fleksibel dan menjaga ketat quality control komoditas yang di

produksi. Seperti yang dinyatakan oleh Yanto bahwa :

“Apa yaa..sebenernya yang menetapkan peraturan itu semua

anggota mas..bukan saya hehe..aturan quality control itu

sebenarnya agar bisa sama semua produknya agar tidak ada

yang besar maupun kecil agar tidak di komplain..retur itu

termasuk aturan..sebenarnya kalau tidak banyak dan mepet, aku

bisa kerjain sendiri..tp kan repot mas akhirnya aku lempar ke

temen-temen..lalu namanya kalo ada rezeki mas kan kita bisa

nikmatin bareng-bareng..dan untuk arisan itu dibuat tiap bulan

agar kita bisa ketemu dan menyuarakan aspirasi masing-

masing..kalo mereka ga dateng, ya mereka rugi karena unek-

unek mereka tidak tersampaikan..dan misal kepepet gapapa ga

harus sale anggur, bisa di tolerir dengan manggantinya dengan

uang..jadi aturan di kita itu fleksibel dan tidak

saklek..”(wawancara tanggal 30/09/2016).

Agenda arisan bulanan awalnya dimulai pada tahun 2013 memiliki

tujuan yang baik selain sebagai wadah silaturahmi, selain itu juga sebagai

media dalam mengeluarkan aspirasi dan masukan untuk kebaikan

kelompok. Selain itu, arisan itu sendiri merupakan trik yang dibuat agar

mengurangi intensitas kritikan langsung kepada anggota khususnya yang

usianya yang lebih tua. Dengan adanya kegiatan tersebut, kebersamaan

akan semakin kuat sehingga ketika ada yang ingin merenggangkan diri,

akan di rangkul bersama-sama oleh anggota lain agar tidak terpecah dan

keluar dari kelompok seperti yang dinyatakan oleh Yanto yaitu :

42

“Kalo ada salah satu yang mau merenggangkan diri, temen-

temen malah langsung yang ngerangkul mas..kalo ada yang

melanggar dari aturan tidak tertulis, malah temen-temen yang

mengingatkan..makanya mas aku kan sering mengkritik

mereka..tapi aku pikir-pikir kan aku masih muda kok kritik yang

tua terus nanti malah kakehan dosa, jadi akhirnya temen-temen

sendiri yang mengingatkan pada saat acara arisan itu..itu trik

juga mas sebenernya hehe..intinya bisa mengingatkan dan

silaturahmi mas kelompok itu..”(wawancara tanggal

30/09/2016).

Pendapat yang sering disampaikan pada saat berkumpul adalah

mengenai harga. Pada dasarnya semua sudah sepakat dengan harga yang

sudah ditentukan. Meskipun agak rendah, mereka harus menerimanya

karena keadaan di lapangan yang tidak memungkinkan untuk memberikan

nilai harga yang tinggi. Selain itu, tidak adanya alternatif penyaluran sale

menjadi penyebab utama mereka setuju untuk menerima ketentuan yang

ada dalam kelompok Sale Lestari seperti yang dikatakan oleh Aning

bahwa “aslinya engga sih mas, tapi bagaimana lagi nanti saya ga ada

pemasukan lagi buat sehari-hari” (wawancara tanggal 23/09/2016). Selain

itu, Katmiyati mengungkapkan hal yang serupa mengenai harga yaitu

“Aslinya engga sih mas, soalnya paling murah. Tapi bagaimana lagi udah

ga pilihan lain” (wawancara tanggal 23/09/2016).

Menanggapi hal tersebut, Yanto menjelaskan bahwa keadaan di

lapangan membuat beliau mengambil keputusan tersebut untuk

memberikan harga yang tidak tinggi dan belum sempat untuk memberikan

THR (tunjangan hari raya) pada saat lebaran kepada anggotanya. Seperti

yang dikatakan oleh Yanto yaitu :

43

“Soalnya di toko rata-rata kita mau naikin 50 sampai 100 rupiah

saja, kalo ga ada event tertentu, mereka gamau atau susah..kita

kalo mau naikin sesuatu harus punya alasan yang kuat..pertama

contoh alasan yang kuat seperti BBM naik, kita punya alibi

untuk menaikan..kalo seperti sekarang jokowi menetapkan harga

bbm mengikuti harga dunia..nah itu bbm sudah tidak bisa kita

jadikan alasan menaikan harga..jadi seperti di produksi seperti

ini, bingung terus terang aku kalo mau naikin harga..mereka

gamau tau..ini ga ada event apapun, apalagi mau

lebaran..lebaran ini kan waktunya saya metik hasil saya juga

harus memberikan karyawan dia THR juga..malah ada salah

satu toko di malang itu minta satu nota loh..semua yang masuk

ke toko itu harus memberikan satu nota untuk THR ke toko itu

untuk bayar ke karyawannya..itu kebijakanya mas, kalo gamau

ngasih yaudah putus..itu kebijakan baru menjelang lebaran

kemarin..tapi akhirnya aku putus sama dia mas..makanya mas

kalo di produksi seperti saya, lebaran itu malah bukan waktu

yang baik untuk mendapat keuntungan..malah rata-rata

rugi..betul loh mas..emang kita jualnya banyak, tapi

pengeluaranya juga lebih banyak..bisa di hitung kok hehehe..itu

baru untuk pemilik toko ya mas..waktu kita kirim, kadang

karyawan toko juga minta untuk ngasih bonus ke dia..meskipun

dia buka pengambil keputusan, tapi dia ikut membantu kita

dalam penataan barang atau view di toko tersebut..kalo kita ga

baik sama dia, kan yang rugi juga kita, karena kita gabisa

kontrol tiap hari..keadaan di lapangan real nya kaya gitu

mas..”(wawancara tanggal 30/09/2016).

Jumlah produksi komoditas antara anggota yang satu dengan yang

lainnya tidaklah sama tergantung dari kemampuan mereka dalam

mengolah bahan baku tersebut seperti yang dinyatakan oleh Yanto bahwa :

“Ga tentu mas..antara yang satu dengan lainya berbeda-beda

tergantung kemampuan kan..mereka setor berapa saja pasti

diterima..kalau diambil rata-rata antara 1000-2000 buah dalam

sebulan mereka setor..” (wawancara tanggal 30/09/2016).

Setiap sale pisang anggur yang di setorkan kepada ketua di hargai

senilai Rp 1.900 per buah dan dijual kembali pada pasar dengan selisih

harga yang bervariasi dari setiap anggota senilai Rp 350.000,00 sampai Rp

44

1.200.000,00 digunakan untuk operasional kelompok dan distribusi

komoditas seperti yang dikatakan Yanto bahwa :

“Saya membeli dari temen-temen produksi itu dengan harga Rp

1.900 dan saya jual kembali dengan harga Rp 2.250 - Rp2.500

tergantung dari tokonya..selisih uang itu saya gunakan sebagai

ongkos distribusi dan operasional serta sedikit keuntungan

pribadi” (wawancara tanggal 30/09/2016).

Tabel 3.1 Harga Yang Diberikan Kepada Anggota

Kelompok Sale Lestari

No Jumlah produksi Harga Total

1 1000 1.900 1.900.000

2 2000 1.900 3.800.000

Tabel 3.2 Harga Yang Di Jual Keluar Oleh Kelompok Sale

Lestari

No Jumlah produksi Harga Total

1 1000 2.250 2.250.000

2.500 2.500.000

2 2000 2.250 4.500.000

2.500 5.000.000

Keadaan tersebut tidak menyurutkan semangat untuk tetap

produksi sebanyak-banyaknya demi mendapatkan hasil yang banyak juga.

Seluruh anggota merasakan manfaat pada sektor ekonomi setelah

bergabung dengan kelompok Sale Lestari mulai dari menambah

penghasilan suami sampai dapat merenovasi rumah. Seperti yang

diungkapkan oleh Katmiyati bahwa “ekonomi makin tercukupi karena

pemasaran lancar sehingga bisa untuk memenuhi kebutuhan lain seperti

renovasi rumah, keperluan sekolah, dan rumah tangga” (wawancara

tanggal 23/09/2016). Lalu Sulastri adalah anggota kelompok Sale Lestari

yang menyatakan bahwa “Lumayan mas,,kan biasanya suami njaring..jadi

45

enak bisa buat pemasukan belanja mas kalo pas sepi” (wawancara tanggal

23/09/2016). Serta informan lain yaitu Siti menyatakan bahwa :

“Ada peningkatan toh kalo ada yang nampung itu otomatis

pendapatan agak beda toh..kalo ga punya yang nampung itu kan

nyari-nyari buat yang nampung kalo di pasar kan harganya

rendah dan gabisa nampung banyak juga toh..”(wawancara

tanggal 25/09/2016).

Dalam proses produksi, pengeringan menjadi problem utama bagi

mereka. Proses pengeringan membutuhkan intensitas cahaya matahari

untuk mendapat hasil sempurna. Namun ketika musim penghujan,

pengeringan membutuhkan waktu yang semakin lama karena minimnya

cahaya matahari. Cahaya matahari sangat diperlukan ketika proses

produksi karena jika pengeringan menggunakan oven, akan menciptakan

rasa yang berbeda dan ketahanan yang berbeda pula. Penggunaan oven

hanya dilakukan ketika musim penghujan namun dampak negatifnya

adalah ongkos produksi menjadi bertambah seperti yang dinyatakan oleh

Yanto bahwa :

“Sebenarnya ketika produksi itu khususnya sale pisang yang

pertama yaitu pengeringan kan kita butuh sinar matahari..kita

memang ada oven tapi kalo kita pakai oven, itu biaya

produksinya nambah..oven itu kita pakai di finishing dan kalau

ga ada sinar matahari atau musim penghujan..”(wawancara

tanggal 30/09/2016).

Pisang yang digunakan sebagai bahan baku untuk sale dikenal

dengan nama pisang awak. Sistem pembelian pisang menggunakan sistem

jual putus. Winarni merupakan bakul pisang (penjual pisang) yang sudah

berjualan selama 15 tahun yang menjadi langganan khususnya Yanto ketua

kelompok Sale Lestari menyatakan bahwa :

46

“Kalo bahan baku itu beli di pasar itu opsi yang pertama dan

yang kedua ada pedagang-pedagang keliling dan dari petani

langsung kita beli..kalo masalah harga itu fluktuatif..harga itu

biasanya kalo pas musim panas harga itu pasti naik karena

kondisi si pohon biasanya musim kemarau itu banyak yang

mati..jadi otomatis pisang yang dihasilkan jadi sedikit sehingga

harga naik..dan kalo musim hujan, pohon banyak tapi kita

kendala di pengeringan jadi otomatis harga turun tapi di

produksinya menjadi naik ongkosnya karena untuk oven nya

itu..dan untuk pisang aku sama mbak Win

Biasanya..”(wawancara tanggal 30/09/2016).

Hal ini dibenarkan oleh Winarni yang mengatakan “Piro yo

mas..wis suwe yo wis mulai dari awal awal kui..wis tahun 2004 lah”

“berapa ya mas..sudah lama sudah mulai dari awal-awal itu..sudah dari

2004 lah”(wawancara tanggal 1/10/2016). Produksi dari Sale pisang ini

sangat ramah lingkungan dan tidak menyebabkan limbah. Limbah hasil

dari produksi yaitu kulit pisang dapat digunakan sebagai makanan bagi

hewan ternak. Masyarakat biasanya memberikan limbah tersebut kepada

kambing atau biasa di sebut wedus.

Gambar 3.1 Kulit Pisang Sebagai Makanan Hewan Ternak

Sumber : hasil data observasi

Hal ini merupakan keuntungan bagi pemilik hewan ternak karena

bisa menjadi pengganti rumput ketika rumput tersebut sedang sulit di

dapatkan. Anggota kelompok Sale Lestari rata-rata memberikan limbah

47

pisangnya kepada warga yang memiliki hewan ternak kambing seperti

yang dikatakan oleh beberapa anggota yaitu Katmiyati mengatakan bahwa

“biasanya buat pakan wedus. Disini wedusnya doyan sama kulit pisang”

(wawancara tanggal 23/09/2016). Serta Ratih menyatakan hal yang sama

bahwa “Biasanya buat pakan ternak mas” (wawancara tanggal

23/09/2016).

B. Pemasaran Komoditas Kelompok Sale Lestari

Kelompok ini meraih kesuksesan tidak terlepas dari jaringan yang

dibangun oleh kelompok tersebut hingga luar kota. Persamaan ide, tujuan,

dan kebutuhan menjadi awal terjalinya sebuah kerjasama. Seperti yang

dikatakan Yanto bahwa :

“Yang pertama akan berdasarkan kesamaan tingkat kebutuhan,

yang kedua adalah kesamaan produk sehingga dengan kita

bersatu dan membuat jaringan insyaAllah bisa menyelesaikan

permasalahan yang terjadi di lapangan baik masalah penjualan

maupun produksinya..”(wawancara tanggal 30/09/2016)

Terdapat 10 lebih jaringan yang sudah terbangun di daerah lain

namun terdapat beberapa daerah yang di cut (potong) penjualanya

dikarenakan ketidaksanggupan memenuhi permintaan barang yang

banyak. hal ini terjadi karena ini merupakan usaha padat karya yang

dimana seluruh proses produksi menggunakan tenaga manusia sehingga

dengan anggota yang sedikit, pemenuhan permintaan pasar menjadi sedikit

lebih lama karena waktu nya realtif sedikit. Seperti yang dinyatakan oleh

Yanto :

“Ada 10 lebih mas..ga hapal mas, yang paling hafal

temenku..madiun, ponorogo, magetan, ngawi, jombang, malang,

48

batu, lamongan, bojonegoro, cepu, solo, terus kediri..masih aktif

gak ya..kemaren sempet sampai di pasuruan, probolinggo,

banyuwangi, jember, terus banyak yang sudah saya cut seperti

yang ke ntb, bali, jakarta itu sudah berhenti sama saya..karena

gini setiap kali dia minta, kita gabisa persiapkan..kita gak bisa

mencukupi permintaan dia..katakanlah mereka minta 2000,

kadang split waktu yang kita kirim lebih dari dua minggu..lama-

lama ya malu kita mas..kalo yang dijakarta kemarin kita putus

karena temenku yang disana meninggal..akhirnya

yaudah..”(wawancara tanggal 30/09/2016).

Ide awal untuk membangun jaringan keluar kota ketika Yanto

selesai kontrak kerja dan belum mendapatkan pekerjaan sebagai

penggantinya. Setelah itu, beliau teringat dengan usaha yang dia miliki dan

berniat untuk mengembangkannya. Dengan kesamaan ide dan kebutuhan,

maka Yanto beserta temannya mulai memasarkan produknya dari toko ke

toko menggunakan mobil sebagai alat transportasi.

Strategi distribusi barangnya yaitu dengan mengincar kota yang

memiliki daerah dengan sasaran para wisatawan yang berkunjung ke

daerah tersebut. Komitmen pada saat awal kerjasama antara satu toko

dengan toko lainya memiliki perbedaan. Pemilihan toko dilakukan secara

selektif dengan evaluasi yang dilakukan setiap bulannya untuk melihat

toko yang aktif dan pasif. Ketika toko tersebut sudah tidak aktif, maka

akan di cut agar tidak mengalami kerugian. Seperti yang dikatakan Yanto

bahwa :

“Gini awalnya waktu itu kan aku ada kerja dengan uni-eropa

dan kontrak ku sudah habis..terus mau ngapain kan..tak pikir-

pikir dirumah kan ada usaha sale, kenapa gak dipasarin

keluar..akhirnya kebetulan pada saat itu ada temen juga telfon

nanya kerjaan dan nganggur juga lalu kita ketemuan di

madiun..aku bawa sample 3 item waktu itu, lalu kita diskusi dan

49

deal abis itu kita sama sama masarin..awalnya itu dari sana

mas..habis dari madiun kita langsung nyebar naik mobil dari

toko ke toko..biasanya satu kabupaten kota, itu rata-rata diambil

3, 4, atau dua..awalnya pada saat kita nawarin itu kadang 15

toko..toko mana yang aktif dan toko mana yang kurang

aktif..yang ga aktif kita cut..tiga bulan kemudian kita evaluasi

lagi dan evaluasi lagi dan akhirnya tersisa itu..kalo kita terlalu

ngambil banyak toko, pasti ada banyak sisi negatifnya, mesti

banyak retur, mesti banyak sale rusak..di produksi kan

untungnya ga banyak, kalo kita dapat pengembalian returnya

banyak, kita rugi bisa sampe kapan kita bertahan..saya ngambil

kesimpulan di satu wilayah punya toko yang bagus itu enggak

lebih dari lima..kecuali di kota Batu..karena disana kan obyek

wisata, dari objek wisata yang satu ke yang lain itu mereka

punya toko-toko yang masih ramai..jadi rata-rata yang dekat

objek wisata itu ada satu atau dua..jadi ga semua kita kasih..kalo

semua kita kasih, habis modal kita di retur terus..rata-rata kan

toko gamau ngambil langsung beli..mereka mau beli namun

resiko mereka gamau nanggung..tetep dilempar ke kita

soale..misalnya mereka beli cash 100..ada komitmen kalau ada

resiko ditanggung oleh produsen..ga ada yang beli putus..tetep

kalo ada retur pasti dikembalikan.. rata-rata mereka semua

maunya titip..barang dateng ditaroh situ trus nota satu..nanti

kalau barang dateng yang kedua baru ngambil nota yang

pertama tapi hanya separoh..lalu barang dateng ketiga kita baru

ngambil nota pertama yang sisa setengahnya plus nota yang

kedua setengahnya..itu di daerah barat..jogja ke sana..rata-rata

seperti itu tapi ga semua..itu yang separo di bayar cash, yang

separo ga di bayar untuk MOU..itu komitmen dengan

mereka..selama kita ga putus kontrak, yang separo ga akan di

bayar..dan sekarang masih berjalan..jadi kita datangkan berapa

bakal di bayar full..kalau notaku hilang, aku gabisa minta

bayar..kan dasarnya ga punya..tapi tetep kalo ada retur akan

dikembalikan..”(wawancara tanggal 30/09/2016).

Pengiriman barang keluar kota salah satunya yaitu Malang

dibenarkan oleh pihak Travel Prima Jaya yang digunakan oleh kelompok

Sale Lestari untuk pendistribusian ke daerah tersebut. Fery 27 tahun

sebagai pegawai Travel Prima Jaya menyatakan bahwa “dari kapan ya

50

aduh hehe..udah lama lah..udah tahunan..sekitar tahun 2010’an”

(wawancara tanggal 01/10/2016).

Tidak hanya diluar kota, namun Sale Lestari bekerjasama dengan

toko yang ada di daerah pacitan yaitu Pusat Oleh-Oleh Tahu Tuna dimulai

pada awal tahun 2016 dengan kesepakatan pembayaran akan diberikan jika

barang sudah terjual. Puri 25 tahun sebagai penjaga toko membenarkan

informasi tersebut dan menyatakan bahwa “bapaknya itu kan titip disini,

trus nanti setiap biasanya ramenya itu kan sabtu minggu..jadi sebelumnya

itu bapaknya nili’i (mengecek) nanti yang laku tak bayar kalo gak laku ya

tetep disini..” (wawancara tanggal 01/10/2016). Alasan penerimaan barang

tersebut karena belum ada yang memasok sale anggur ke toko tersebut.

Disamping itu, bentuk serta tampilan yang menarik menjadi bahan

pertimbangan dalam penerimaan barang tersebut.

51

BAB IV

ANALISIS MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK SALE LESTARI

Pada bagian ini akan dibahas mengenai analisis yang mengaitkan

antara hasil data penelitian di lapangan dengan teori yang digunakan dalam

penelitian ini. Peneliti akan menggunakan konsep Fukuyama mengenai

modal sosial. Peneliti melihat bahwa dalam kelompok Sale Lestari

memiliki modal sosial seperti yang dinyatakan oleh Fukuyama (2001)

melihat modal sosial sebagai norma informal yang bisa cepat mendukung

kerjasama antara individu-individu dan norma informal itu berupa timbal

balik antara dua orang atau lebih yang didasarkan pada rasa kepercayaan

(trust).

Norma informal yang dimaksud oleh Fukuyama dalam membahas

modal sosial yaitu berupa timbal balik yang terjadi diantara dua orang atau

lebih. Fakta dilapangan menunjukan bahwa terjadi timbal balik yang

sesuai antara ketua kelompok dengan anggotanya berupa saling memberi,

saling membantu, dan saling menerima. Timbal balik yang terjadi adalah

anggota yang memberikan jasa dan tenaga dalam memproduksi barang

komoditas dan ketua yang memberikan timbal balik berupa uang sebagai

penghargaan terhadap jasa dan tenaga yang diberikan sebagai upaya dalam

memenuhi permintaan pasar serta pemenuhan ekonomi tiap anggota

seperti yang sudah di jelaskan pada bab sebelumnya mengenai penentuan

harga yang diberikan kepada anggota.

52

Dapat dilihat bahwa individu yang satu dengan yang lainya saling

bekerjasama dalam pemenuhan permintaan pasar sehingga bisa dikatakan

bahwa mereka menggunakan modal sosial sebagai kekuatan bagi

kelompok mereka dalam mencapai tujuan bersama dengan dasar bangunan

modal sosial berupa rasa percaya satu sama lain. Terdapat tiga elemen

modal sosial yang terdapat dalam kelompok Sale Lestari yaitu jaringan,

trust, dan norma.

A. Jaringan

Jaringan merupakan elemen dari modal sosial yang terbentuk karena

mungkin saja bersumber dari persamaan kepercayaan dalam hal agama

dan bisa juga terjadi karena berasal dari daerah yang sama. Fukuyama

melihat jaringan adalah sekelompok orang yang memiliki norma-norma

atau nilai-nilai informal disamping norma-norma atau nilai-nilai yang

diperlukan untuk transaksi biasa di pasar (1999:245). Melalui pemahaman

ini dapat dilihat bahwa modal sosial bukan hanya bermanfaat dalam hal

sosial melainkan dalam hal ekonomi. Kelompok Sale Lestari mencoba

untuk menerapkan modal sosial yang dimiliki untuk ke arah ekonomi

untuk mencapai tujuan bersama dan berusaha untuk meningkatkan

perekonomian anggota mereka untuk kehidupan yang lebih baik.

1. Jaringan Ke dalam

Awal kelompok Sale Lestari dapat membentuk jaringan sesuai dengan

yang dinyatakan oleh Fukuyama (2002) dalam melihat jaringan sosial dan

kepemimpinan sosial yang terbentuk berdasarkan adanya kepentingan atau

53

ketertarikan individu secara prinsip maupun pemikiran dimana

kepemimpinan sosial terbentuk dari kesamaan visi dan juga hubungan

personal atau keagamaan.

Kelompok ini membangun jaringan atas dasar adanya sebuah

kesamaan tingkat kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud dalam hal ini

berupa kebutuhan hidup serta kebutuhan permintaan pasar yang sedang

baik. Manusia memiliki tingkat kebutuhan hidup yang berbeda-beda, atas

dasar itulah mereka berkomitmen untuk bekerja sama dalam mencapai

tujuan bersama. Selain adanya kesamaan tingkat kebutuhan, faktor yang

kedua karena memiliki kesamaan produk. Untuk produksi awal barang

komoditas memerlukan biaya yang tidak sedikit sehingga beberapa

anggota masih menggunakan pinjaman dari Bank dan selebihnya adalah

modal sendiri seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya.

Dalam teori Fukuyama mengenai jaringan, jaringan terbentuk karena

adanya persamaan prinsip serta pemikiran. Masyarakat dusun Krajan yang

tergabung dalam kelompok Sale Lestari awalnya mereka memasarkan

komoditasnya sendiri ke pasar dan tempat-tempat wisata. Pasar sebenarnya

bersedia membeli barang mereka, namun permasalahan selanjutnya yang

hadir adalah pasar membeli barang komoditas mereka dengan harga yang

relatif murah dan tentunya dengan kuantitas yang sedikit karena khawatir

dengan kemungkinan buruk yang terjadi.

54

Tentu saja ini merupakan dilema bagi anggota yang sebelumnya

belum bergabung ke kelompok Sale Lestari karena fakta tersebut

mengakibatkan kerugian seperti yang dinyatakan oleh Siti 60 tahun yaitu

“kalo ga punya yang nampung itu kan nyari-nyari buat nampung..kalo di

pasar kan harganya rendah dan gabisa nampung banyak” (wawancara

25/09/2016).

Yanto melihat peluang untuk membangun kerjasama karena adanya

persamaan pemikiran untuk memasarkan produk yang sama yaitu sale

pisang anggur sehingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk

bergabung dengan penjualan melalui satu pintu agar quality control dari

komoditas tersebut terjaga karena akan di distribusikan ke luar daerah,

seperti yang dinyatakan oleh Fukuyama yaitu “seiring dengan

terbentuknya kelompok-kelompok, persaingan antar kelompok mulai

terjadi, yang mendorong kerja sama yang lebih erat di dalam kelompok

(2005:213). Kebersamaan mempunyai pengaruh terhadap jaringan dengan

semakin banyak kompetisi antar kelompok, maka sesama anggota akan

saling menguatkan satu sama lain sebagai strategi bertahan dalam

persaingan.

Pada dasarnya pembangunan jaringan dalam kelompok Sale Lestari

ini karena sudah mengenal terlebih dahulu dan juga bisa dibilang ada

hubungan bertetangga sehingga dalam pembentukan jaringan ini tidak ada

dari individu yang tidak dikenal sebelumnya. Dalam hal ini terlihat bahwa

hubungan trust sudah terbangun terlebih dahulu sebagai dasar dari

55

pembentukan modal sosial sehingga masyarakat yang bergabung ke dalam

kelompok Sale Lestari mempercayakan sepenuhnya untuk dipimpin oleh

ketua mulai dari produksi sampai pada distribusi. Tugas dari jaringan ke

dalam ini untuk berkontribusi dalam pemenuhan kuota pemesanan yang

mencapai ribuan. Mereka harus menyetorkan barang komoditas semampu

mereka kepada ketua yang nantinya barang tersebut akan di pasarkan.

2. Jaringan Ke luar

Saat ini Kelompok tersebut sudah memiliki lebih dari 10 jaringan

yang terdapat di beberapa kota mulai dari Jawa Tengah hingga Jawa

Timur. Sasaran kota yang dituju adalah kota yang memiliki objek wisata

dengan pengunjung yang ramai. Strategi pemilihan jaringan melalui

evaluasi karena tidak semua jaringan tersebut aktif dalam penjualan.

Banyak yang sudah di cut karena pasif dalam penjualan. Hal tersebut

dilakukan bukan tanpa alasan melainkan untuk mengurangi defisit akibat

terlalu banyak retur dan kerusakan seperti yang sudah di bahas pada bab

sebelumnya.

Terbangunnya jaringan di luar kota terjadi karena adanya ketertarikan

pemikiran dan tujuan satu sama lain dengan timbal balik yang seimbang di

kedua belah pihak. Seperti yang dinyatakan oleh Axelrod dalam Fukuyama

(2005) dalam jangka panjang, strategi kerjasama menghasilkan manfaat

yang lebih besar bagi individu daripada strategi saling mengkhianati

sehingga secara rasional hasilnya optimal. Dengan adanya timbal balik

56

yang seimbang, maka akan menimbulkan kontinuitas hubungan kerjasama

dengan harapan hasil yang optimal.

Terdapat hubungan sosial yang terjalin dalam kerjasama berbentuk

nilai kekeluargaan yang kemudian menjadi landasan utama mereka dalam

bertransaksi di pasar untuk memasok bahan baku utama produksi yaitu

pisang seperti yang dinyatakan Yanto dan Winarni bahwa :

“Timbal balik opo mas ?

Kemudian pak Yanto menyatakan pendapatnya..”Gini loh mas

kita berbisnis itu selain kita ga melihat masalah rupiah nilai

ekonomi, kita yang terpenting itu juga adalah kekeluargaan dan

silaturahminya..jangan sampe karena hanya mungkin pisang

setandan dan uang 10.000, 15.000 jangan sampe kekeluargaan

kita jadi renggang..itu kan masuk ke jaringan juga..iya betul opo

ora mba” ?

Kemudian pernyataan yang di nyatakan oleh pak Yanto

dibenarkan oleh ibu Winarni dan menjawab.. “he’eh iyo

hehehe.” (wawancara 01/10/2016).

Hal yang sama juga terdapat dalam distribusi komoditas sale pisang

anggur, Yanto mempercayakan kepada temanya yang bekerja pada agen

travel seperti yang dinyatakan oleh Fery yang ditanyakan mengenai

hubungan dengan ketua Sale Lestari bahwa “ya baik hehehe..ya temen

sama pak Yanto” (wawancara 01/10/2016). Hal senada juga diperkuat oleh

Yanto ketika ditanyakan mengenai hubungan dengan agen travel yang

menyatakan bahwa “saya sih memilih karena percaya sama travel itu..terus

juga karena dia temen saya juga..” (wawancara 30/09/2016). Dengan

berlandaskan rasa percaya, yanto mempercayakan barang komoditasnya

untuk di distribusikan kepada jaringannya.

57

Pembentukan jaringan dalam sektor bahan baku terjadi karena

kontinuitas interaksi yang terjadi antara pak Yanto dan bu Winarni

sehingga timbul rasa percaya satu sama lain serta terjalinya rasa

kekeluargaan diantara dua belah pihak yang masih berlangsung sampai

saat ini. Hal serupa terjadi pada saat pembangunan jaringan dalam hal

distribusi barang komoditas. Jaringan yang terjalin karena dasar mengenal

satu sama lain yaitu antara pak Yanto dengan mas Fery yang keduanya

merupakan teman yang kemudian dipercayakan untuk mengirim barang

komoditas keluar kota salah satunya adalah malang. Terlihat trust sudah

terbangun karena pertemanan yang dilakukan oleh kedua pihak dan juga

selama dalam perjanjian pengiriman tidak pernah terjadi konflik akibat

pengiriman yang tidak sampai seperti yang dinyatakan oleh Fery “Tapi

mayoritas yo sampe ke tempat”(wawancara 01/10/2016). Dapat

disimpulkan bahwa kualitas hubungan jaringan yang terjalin sampai saat

ini masih terjaga dengan indikator tidak adanya konflik selama kerjasama

karena profesionalitas dan juga timbal balik yang seimbang diantara dua

belah pihak.

B. Peran Jaringan

Jaringan dalam kelompok Sale Lestari memiliki peran sebagai sarana

memperluas kerjasama penjualan barang komoditas. Komoditas tersebut

kemudian bertransformasi menjadi uang sebagai hasil timbal balik yang

terjadi pada saat transaksi di pasar. Hasil dari komoditas tersebut

kemudian dibagikan kepada seluruh anggota sebagai penghargaan

58

terhadap jasa mereka dalam memberikan dan membantu kelompok Sale

Lestari. Apabila semakin banyak jaringan yang terjalin, maka income

kelompok tersebut juga akan makin besar, sehingga anggota kelompok

yang mayoritas adalah perempuan bisa mendapatkan keuntungan yang

besar untuk membantu suami mereka dalam pemenuhan kebutuhan hidup.

Sesuai dengan harapan para anggota kelompok sebelumnya bahwa

mereka memutuskan untuk bergabung karena mengalami kendala

pemasaran sale pisang anggur. Cakupan penjualan yang melingkupi satu

kota saja tidak cukup untuk menutupi ongkos produksi karena mereka

harus berkompetisi dengan barang komoditas lain. Dengan membentuk

kelompok, dapat mendorong anggota yang satu dan lainya untuk

mempererat kerjasama untuk membuka peluang besar untuk pemasaran

level makro yang dapat mencakup wilayah yang luas.

C. Kepercayaan (Trust)

Kepercayaan merupakan aspek penting dan utama dalam membentuk

dan membangun modal sosial yang kuat dalam masyarakat karena dapat

mendorong individu untuk bekerjasama dengan individu lain untuk

memunculkan tindakan bersama yang produktif. Fukuyama (1995) melihat

bahwa kepercayaan itu sebagai sebuah pengharapan pada suatu komunitas

dalam berperilaku jujur dan kooperatif yang muncul dari dalam sebuah

komunitas dengan norma yang dianut sebagai dasar dari acuan bertindak

masyarakat.

59

Fakta yang didapatkan di lapangan memiliki korelasi dengan teori

yang digunakan bahwa dalam kelompok Sale Lestari, anggota yang satu

dengan yang lainya memiliki rasa percaya satu sama lain dan berlaku jujur

pada setiap tindakan yang dilakukan. Keterbukaan menjadi kunci utama

dalam kebersamaan mereka dengan mengedepankan kerjasama kelompok

untuk mencapai tujuan bersama dengan mengesampingkan tujuan pribadi.

Hal ini dibuktikan oleh ibu Siti yang menyatakan bahwa “daripada umpet-

umpetan, enak blak-blakan” (wawancara 25/09/2016). Serta Ratih 29

tahun menyatakan bahwa “Sama pak Yanto sih kita jaga kepercayaan

nya..tapi percaya sih sama pak Yanto” (wawancara 23/09/2016).

Hubungan antar sesama anggota kelompok Sale Lestari dinilai rukun dan

guyub seperti yang dinyatakan oleh Katmiyati 42 tahun bahwa “rukun

sesama anggota” (wawancara 23/09/2016) dan ketika ditanya lebih lanjut

mengenai kerukunan itu, Katmiyati menambahkan “kan ada aja tuh mas

orang lain cari sale, pas aku engga punya itu, aku kasih ke anggota yang

lain yang masih ada stoknya” (wawancara 23/09/2016) serta Ratih 29

tahun menyatakan hal yang sama mengenai ikatan antar anggota yaitu

“guyub rukun mas semua” (wawancara 23/09/2016).

Kerukunan yang tergambar selain dari kebersamaan yang kuat dan

minimnya konflik yang terjadi, yang dimaksud rukun disini pada persoalan

pembeli lepas. Pembeli lepas adalah pembeli yang berasal dari luar

jaringan dan tidak bisa dipastikan kapan waktu pembeliannya dan jumlah

barang yang dibeli dengan kuantitas yang sedikit. Jika salah satu anggota

60

tidak memiliki sale pisang anggur, maka akan diarahkan kepada anggota

lain yang masih memiliki stock barang. Terlihat juga bahwa mereka tidak

mempersoalkan masalah rezeki yang datang karena pada dasarnya mereka

percaya bahwa rezeki setiap orang sudah ada yang mengatur dan tidak

akan tertukar. Seperti yang terdapat dalam ayat Al-Qur’an mengenai

pembahasan rezeki bahwa “Allah melapangkan rezeki bagi orang yang

Dia kehendaki diantara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang

membatasi baginya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala seusatu”

(QS Al-Ankabut: 62).

Kenyataan di lapangan juga menguatkan data yang diberikan

narasumber bahwa selama peneliti berpartisipasi dalam kegiatan kelompok

tersebut, tidak muncul perdebatan yang keras dan juga selisih paham.

Fakta di lapangan menunjukan adanya komunikasi yang baik antar sesama

anggota maupun dengan ketua kelompok. Ketika peneliti menyinggung

kepada anggota mengenai pemberian barang komoditas kepada pihak lain

di depan ketua pun tidak menimbulkan gesekan diantara dua belah pihak.

Ketua menaggapi hal tersebut dengan senyum dan guyon (bercanda) yang

membuat suasana terlihat cair dan tidak tegang. Dari sisi tersebut peneliti

melihat adanya kepercayaan yang tercipta baik anggota dengan ketua dan

sebaliknya.

Fukuyama (1995) melihat trust bermanfaat bagi penciptaan ekonomi

unggul karena bisa diandalkan untuk mengurangi adanya biaya (cost).

Kelompok Sale Lestari dibangun dengan dasar pemikiran yang sama yaitu

61

untuk meringankan beban produksi, apabila jumlah produksi meningkat,

maka beban serta resiko juga mengalami peningkatan dan akan jauh lebih

baik apabila beban produksi tersebut dapat di tanggung bersama. Beban

dan resiko inilah yang mereka coba atasi dengan cara membentuk

kelompok yang terjalin atas dasar rasa saling percaya diantara anggota.

Masyarakat yang memiliki kapabilitas trust yang tinggi (high trust)

maka akan memiliki potensi modal sosial yang kuat. Sebaliknya pada

masyarakat yang memiliki trust yang rendah (low trust) maka masyarakat

berpotensi memiliki modal sosial yang lemah. Kelompok Sale Lestari

merupakan kelompok dengan ciri high trust karena mereka memiliki

solidaritas yang kuat yang bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti

kesamaan nasib, tujuan, dan nilai yang sudah terinternalisasi dalam dirinya

sehingga menimbulkan kesadaran dan keinginan untuk berpartisipasi

dalam setiap kegiatan kelompok, membantu sesama anggota dalam

menghadapi masalah bersama, serta bebas dalam mengeluarkan pendapat

sehingga setiap anggota dalam kelompok tersebut merasakan kenyamanan

seperti berada dalam lingkungan keluarga sendiri.

High Trust yang terbentuk salah satunya adalah kebersamaan yang

terjalin kuat seperti ketika adanya retur, mereka dengan senantiasa

membantu dan merasa itu bukan kewajiban satu pihak saja namun

kewajiban bersama untuk segera di selesaikan. Fakta dilapangan

menunjukan bahwa seluruh anggota secara sukarela menawarkan diri

untuk membantu tanpa harus di tunjuk terlebih dahulu.

62

Dengan solidaritas yang kuat, maka seluruh anggota dalam kelompok

Sale Lestari ini bersedia untuk mengikuti aturan main yang berlaku pada

kelompok tersebut dan dapat menciptakan ikatan yang kuat antar anggota

dalam kelompok. Kesimpulan yang bisa di ambil adalah hasil akhir yaitu

ketika anggota bersedia untuk bekerja mengikuti aturan yang berlaku,

maka kelompok tersebut merupakan ciri high trust sesuai dengan yang

dinyatakan oleh Fukuyama mengenai skala trust.

D. Peran Trust

Kepercayaan merupakan energi kolektif yang terbangun karena

terdapat sikap saling mempercayai dalam sebuah masyarakat yang dapat

membuat mereka dapat bersatu dan berkontribusi satu sama lain. Sikap

saling mempercayai inilah yang kemudian menjadi landasan untuk bersatu

untuk membentuk kelompok Sale Lestari dengan tujuan bersama untuk

meningkatkan ekonomi dan juga trust berguna sebagai landasan awal bagi

individu dalam bekerjasama.

Peran Trust dinilai bermanfaat dalam mereduksi tindakan-tindakan

yang mungkin terjadi dalam perumusan kontrak perjanjian kerjasama dan

juga berguna dalam mengurangi cost (biaya) dan waktu sehingga individu-

individu tersebut dapat bekerja sama lebih efektif karena mereka memiliki

kesediaan untuk menempatkan kepentingan kelompok di atas kepentingan

individu yang berdampak pada peningkatan hasil produksi karena energi

63

kolektif yang menggerakan kesadaran untuk memberikan kontribusi dalam

mewujudkan peningkatan ekonomi anggota kelompok.

E. Norma

Kehidupan sosial ditandai dengan adanya aturan yang mengatur

perilaku anggota masyarakat yang terdapat pada lingkungan sosial. Norma

terbentuk sebagai upaya dalam mengatur individu dalam bertindak dan

juga mengikat perjanjian sebuah kerjasama serta untuk mengurangi

perselisihan dan juga pertikaian. Norma tidak dapat dipisahkan dari

jaringan dan kepercayaan jika struktur jaringan terbentuk karena adanya

pertukaran sosial. Pada pembahasan norma akan dibedakan menjadi dua

yaitu norma ke dalam dan norma ke luar. Norma ke dalam dalam artian

aturan yang dibentuk hanya untuk anggota kelompok dan norma ke luar

untuk perjanjian kerjasama dengan jaringan yang berada di luar kota.

Norma dalam pembahasan kali ini merujuk pada peraturan-peraturan yang

ditetapkan sebagai dasar dari kerjasama yang harus dipatuhi bersama dan

juga kontrol terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bekerjasama.

1. Norma Ke dalam

Norma yang terbangun dalam kelompok Sale Lestari bersifat fleksibel

berdasarkan konsensus bersama. Norma yang berlaku disini adalah

peraturan yang dibuat dengan mengedepankan musyawarah bersama

dalam setiap pengambilan keputusan. Permasalahan terjadi ketika quality

control untuk komoditas belum di tetapkan oleh ketua. Tentu saja hal ini

menimbulkan permasalahan yaitu komplain dari pihak yang bekerjasama

64

karena terdapat sale pisang anggur dengan ukuran yang berbeda-beda

namun dengan harga yang sama.

Maka dari itu, standar ukuran dalam pembuatan sale anggur

ditetapkan agar produk tersebut sama dan meminimalisir komplain. Dapat

dicermati bahwa munculnya peraturan tersebut karena adanya sejarah

kerjasama terdahulu yang dijadikan pembelajaran sebagai upaya perbaikan

untuk kontinuitas kerjasama selanjutnya.

Retur merupakan bagian dari aturan yang ditetapkan karena dalam

sebuah kerjasama, apabila terdapat kerusakan pada barang komoditas,

maka akan dikembalikan sebagai retur. Hal tersebut merupakan aturan

baku yang berlaku dalam setiap transaksi di lapangan. Barang retur yang

dikembalikan tidak bisa ditentukan kuantitasnya. Barang retur akan

dibagikan kepada seluruh anggota kelompok untuk diperbaiki bersama

dengan tujuan efisiensi waktu dan tenaga. Dalam sebuah perjanjian

kerjasama, kerusakan barang dan ketidaksesuaian dengan standar maka

menjadi tanggung jawab penjual yaitu kelompok Sale Lestari.

Selain retur, arisan merupakan salah satu agenda bulanan yang di buat

sebagai wadah silaturahmi dan juga penyampaian aspirasi agar

kebersamaan yang terjalin semakin kuat dan setiap anggota dalam

kelompok tersebut wajib menghadirinya seperti yang sudah di bahas pada

bab sebelumnya. Pengadaan arisan pada dasarnya digunakan sebagai trik

dalam mengurangi teguran langsung kepada seseorang yang lebih tua

usianya seperti yang dinyatakan oleh Yanto bahwa “ya itu mas seperti

65

yang saya bilang, selain sebagai wadah silaturahmi, arisan saya gunakan

sebagai sarana mengingatkan satu sama lain dan bagian dari trik

saya..karena saya kan masih muda, kalau saya terus mengkritik yang lebih

sepuh (tua) nanti takut dosa mas dan tidak enak juga menurut saya”

(wawancara tanggal 30/09/2016). Pendapat tersebut juga diperkuat dengan

nilai dalam budaya jawa yang dinyatakan oleh Adisumarto dalam Suharti

bahwa “unggah-ungguh bahasa jawa adalah adat sopan santun, etika,

tatasusila, dan tata krama berbahasa jawa” (2001:69). Terdapat kaitan

dalam nilai budaya jawa dalam pembentukan arisan sebagai norma yang

harus dilaksanakan oleh anggota kelompok. Hal tersebut bisa terjadi

karena budaya jawa sangat menghormati kedudukan seseorang yang sudah

sepuh (sudah tua) dan menjunjung tinggi etika dan adat sopan santun.

Maka dari itu, pengadaan arisan sangat tepat sebagai strategi dalam

pengurangan intensitas kritikan langsung terhadap anggota yang sudah

sepuh dan menjadikan arisan sebagai wadah interaksi bagi anggota dalam

berbagi pendapat, opini, dan saran.

Ketika ada pelanggaran terhadap norma yang tidak tertulis, maka

anggota yang lain bertindak untuk mengingatkan untuk menjaga

kepercayaan dan kebersamaan. Hal itu berlaku pada saat ada yang ingin

merenggangkan, maka anggota yang lain berusaha merangkul untuk dapat

mengembalikan rasa kebersamaan dan kekeluargaan. Yanto sebagai ketua

kelompok tidak terlalu mempermasalahkan bagi anggota yang melanggar

aturan, salah satunya menjual kepada pihak lain dengan syarat mereka

66

harus terbuka dan tetap memberikan jatah produksi kepada Yanto seperti

yang dijelaskan pada bab sebelumnya.

Norma yang terbentuk memiliki kaitan dengan agama yang dianut

oleh anggota kelompok Sale Lestari yang beragama Islam. Pada dasarnya

Agama Islam mengajarkan kepada umat manusia tentang nilai-nilai

kehidupan yaitu kejujuran seperti yang dinyatakan oleh Ratih bahwa “iya

takut mas..tapi kan saya terang-terangan mas ngasih taunya..kan apa-

apanya harus komunikasi..jadinya gapapa” (wawancara tanggal

23/09/2016), kebersamaan seperti yang dinyatakan oleh Aning “kuat mas

antar sesama solidaritasnya, apalagi kalau untuk kenaikan harga sale itu

sendiri hehehe..disini mah mas gotong royongnya kuat..misalnya ada yang

punya acara, ya kita Rewang (membantu) mas” (wawancara tanggal

23/09/2016), dan ahlak perilaku seperti yang sudah di bahas sebelumnya

mengenai hubunganya dengan budaya Jawa unggah-ungguh. Hal tersebut

merupakan wujud dari nilai dasar agama yang dianutnya yang kemudian

sudah terinternalisasi dalam dirinya untuk kemudian di aplikasikan pada

lingkungannya sehingga dapat dilihat bahwa agama berpengaruh dalam

pembentukan norma.

2. Norma Ke luar

Norma yang berlaku di luar keanggotaaan berupa MOU atau nota

sebagai tanda kontrak perjanjian dagang. Perjanjian dagang antara jaringan

yang satu dengan lainya berbeda-beda salah satunya seperti aturan dalam

67

pembelian bahan baku pisang yang berupa sistem beli putus dan tidak

memerlukan perjanjian khusus.

Dalam kerjasama, seluruh jaringan yang bekerjasama dengan

kelompok Sale Lestari tidak membeli barang tersebut secara langsung

melainkan dengan sistem menitipkan kepada toko dan diberikan

pembayaran setengah dari barang tersebut dan sebagian ditahan sebagai

MOU berbentuk nota sebagai tanda kontrak dengan toko tersebut. Selama

nota tidak diminta untuk dibayarkan, maka kerjasama akan terus berjalan.

Apabila terdapat kerusakan barang, maka retur barang menjadi tanggung

jawab penjual yaitu Kelompok Sale Lestari untuk digantikan dengan yang

baru. Kesepakatan tersebut terjadi karena sejarah kerjasama terdahulu

yang kemudian dipelajari dan diterapkan untuk pendukung kerjasama

selanjutnya. Seperti yang dinyatakan oleh Fukuyama (1995) mengenai

pembentukan norma yaitu, norma tidak bisa muncul langsung namun

harus dibangun dan di kembangkan dari sejarah kerjasama yang terdahulu

kemudian diterapkan sebagai dukungan dalam proses bekerjasama.

F. Peran Norma

Norma merupakan sebuah aturan main yang dibuat berdasarkan

konsensus bersama untuk dapat dipatuhi seluruh anggota demi menjaga

sebuah keteraturan dan meminimalisir konflik serta prasangka curiga.

Norma yang dibentuk dalam kelompok Sale Lestari berperan sebagai

kontrol terhadap barang komoditas yang akan dipasarkan untuk mencegah

konflik akibat perbedaan ukuran barang komoditas.

68

Dengan peraturan tersebut, seluruh anggota tidak bisa melakukan

perilaku menyimpang seperti menggunakan bahan produksi bernilai

rendah sehingga barang tersebut tidak tahan lama. Peran norma lainya

yaitu bertujuan untuk mempererat kebersamaan dan silaturahmi berupa

kegiatan arisan kelompok yang dilakukan satu kali dalam sebulan.

Kegiatan arisan dilakukan sebagai upaya dalam menjaga jaringan di dalam

kelompok agar tidak terpecah karena konflik dan selisih paham antar

sesama anggota.

Fakta yang terdapat di lapangan menunjukan bahwa perdebatan

pernah terjadi pada saat arisan pada saat anggota bertanya mengenai

penyebab penetapan harga dan pada akhirnya diberikan penjelasan

mengenai situasi lapangan sehingga mereka bisa mengerti. Sesekali pak

Yanto menaikan harga sale pisang anggur hanya pada saat momen lebaran

dan kembali normal setelah lebaran. Terlepas dari itu, situasi pada saat

arisan kembali kondusif dengan interaksi yang hangat antar sesama

anggota kelompok dipenuhi dengan bercanda, tertawa, dan rasa

kekeluargaan yang kental. Keadaan tersebut membuat jaringan di dalam

kelompok terjaga sangat baik dan bertahan sampai saat ini.

Berbeda dengan norma ketika ditetapkan dalam kerjasama

perdagangan. Norma yang terbangun dari proses kerjasama tersebut

berperan sebagai persetujuan atas kerjasama selanjutnya dan menjadi

acuan validitas data legal dalam proses pembayaran, karena pola penjualan

sale pisang anggur berupa titipan dan diberikan nota sebagai bukti.

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari apa yang telah di analisis dan dijelaskan oleh penulis berdasarkan

dokumen-dokumen terkait dan data lapangan yang telah dikumpulkan,

ditemukan bahwa modal sosial dalam kelompok tersebut mulai dari

adanya hubungan sosial yang terbangun, jaringan, kepercayaan dan norma

yang berlaku membuat mereka dapat berkembang dan bertahan sampai

saat ini serta berdampak pada pemberdayaan masyarakat khususnya

wanita yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga dengan memanfaatkan

waktu lost job mereka yang bisa bermanfaat ekonomis untuk menambah

income keluarga dan tidak mengganggu kewajibannya sebagai ibu rumah

tangga.

Secara lebih terperinci, penjelasan untuk menjawab pertanyaan

penelitian ialah sebagai berikut :

1. Terdapat keterkaitan satu sama lain berupa hubungan nilai budaya

Jawa dengan norma yang terbentuk serta penguatan jaringan

karena adanya kebersamaan yang terjalin. Terbangunya jaringan

atas dasar kesamaan tingkat kebutuhan dan kesamaan produk

serta adanya persamaan dalam prinsip dan pemikiran sehingga

dapat menghasilkan jaringan yang bersifat ke dalam dan ke luar.

Kelompok Sale Lestari merupakan kelompok high-trust karena

mereka saling percaya dan seluruh anggota tersebut menerapkan

70

sikap terbuka satu sama lain yang merupakan cerminan dari sikap

jujur. Trust dinilai berguna oleh kelompok ini sebagai sarana

dalam meringankan beban produksi. Norma yang terdapat dalam

kelompok Sale Lestari berupa quality control, retur, nota sebagai

MOU, dan arisan. Semua aturan tersebut muncul karena proses

pengembangan dari sejarah kerja sama sebelumnya yang

dijadikan acuan dalam menentukan sebuah norma untuk

mendukung kerjasama selanjutnya.

2. Fungsi jaringan dalam kelompok Sale Lestari sebagai sarana

dalam memperluas kerjasama dan pemasaran pada level makro

serta memudahkan dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku

dasar produksi. Tingginya solidaritas antar anggota berdampak

pada kesediaan anggota untuk berkontribusi dalam peningkatan

ekonomi dan pengurangan biaya (cost). Norma memainkan

perannya sebagai suatu kontrol terhadap barang komoditas dan

sebagai langkah preventif terhadap tindakan menyimpang. Selain

itu, terlihat adanya penguatan kebersamaan yang terjalin antar

anggota karena kontinuitas agenda silaturahmi kelompok Sale

Lestari.

B. Saran

Dengan hasil temuan penilitan ini, penulis menyarakan kepada

peneliti selanjutnya yang berfokus pada bidang studi Sosiologi untuk dapat

mengembangkan penelitian bertema modal sosial yang berkonsentrasi

71

kepada pemberdayaan masyarakat. Hal ini didasarkan kepada hambatan

yang peneliti dapatkan selama proses pengerjaan penelitian ini. Dengan

semakin banyaknya penelitian-penelitian yang mengkaji modal sosial,

akan semakin menambah rujukan referensi pada bidang studi Sosiologi

dalam melihat pemanfaatan modal sosial sebagai alat untuk bertahan atau

berkembang dan juga perbaikan kualitas SDM (sumber daya manusia).

xiii

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Creswell, J.W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing

Among Five Traditions. Sage Publications. Thousand Oaks.

Damsar dan Indrayani. 2009. Pengantar sosiologi ekonomi. Jakarta. Kencana

Field, John. 2010. Social Capital. Bantul. Kreasi Wacana.

Fukuyama, Francis. 2002. Great Disruption:Hakikat Manusia Dan

Rekonsitusi Tatanan Sosial. Yogyakarta. Qalam.

______. 2001. Social capital, civil society, and development. Third World

Quarterly, Vol.22, No.1

______. 2005. Guncangan besar : kodrat manusia dan tata sosial baru.

Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

______. 1995. Trust : kebajikan sosial dan penciptaan kemakmuran.

Yogyakarta. Qalam.

Hidayat, Syarifudin dan Sedarmayanti. 2011. Metodologi Penelitian.

Bandung. Mandar Maju.

Kolip, Usman dan Elly M. Setiadi. 2011. Pengantar sosiologi : pemahaman

fakta dan gejala permasalahan sosial : teori, aplikasi, dan

pemecahannya. Jakarta. kencana.

Ollenburger, Jane C. dan Helen A. Moore. 2002. A Sociology Of Women.

Jakarta. PT Rineka Cipta.

Salim, Peter dan Yeni Salim. 1995. Kamus bahasa indonesia kontemporer.

Jakarta. Modern Press.

Soekanto, Soejono. 2006. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta. PT Raja

Grafindo Persada.

Suharti. 2001. Pembiasaan Berbahasa Jawa Krama Dalam keluarga Sebagai

Sarana Pendidikan Sopan Santun. Makalah Konggres. Yogyakarta.

Konggres Bahasa Jawa III

xiv

Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metodologi penelitian. Yogyakarta.

PUSTAKABARUPRESS.

Yin, Robert K. 2006. Studi kasus : desain dan metode. Jakarta. PT Raja

Grafindo Persada.

JURNAL

Nopianti, Heni dan Nia Elvina. 2011. Modal Sosial Pada Komunitas Nelayan

di Pulau Baai (studi pada nelayan di kelurahan sumber jaya

kecamatan kampung melayu Kota Bengkulu). [Jurnal] diunduh

pada 18 April 2016. (http://repository.unib.ac.id/138/1/5-

Akses%20Vol%208%20no1.pdf).

Pramatya, Ichsan. 2013. Modal Sosial Pedagang Kaki Lima di Jalan Gambir

Tanjungpinang (studi PKL sayur-sayuran). [Jurnal] diunduh pada

18 April 2016. (http://jurnal.umrah.ac.id/wp-

content/uploads/2013/08/JURNAL-ICHSAN-PRAMATYA-

080569201048-SOSIOLOGI-2013.pdf).

Pratisthita, Raisya Nur, Mumun Munandar, dan Siti Homzah. 2014. Peran

Modal Sosial Dalam Menunjang Dinamika Kelompok Peternak

Sapi Perah (Studi Kasus Di Kelompok 3 TPK Pulosari

Pangalengan). [Jurnal] diunduh pada 09 Maret 2017.

(http://jurnal.unpad.ac.id/jurnalilmuternak/article/download/5148/2

574).

Veranita, Dini. 2013. Modal Sosial Dalam Industri Rumah Tangga Kerupuk

Di Desa Meranjat II Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten

Ogan Ilir. [Jurnal] diunduh pada 18 April 2016.

(http://www.akademik.unsri.ac.id/paper3/download/paper/TA_070

81002108.pdf).

WEBSITE

www.pacitanku.com, diakses pada 08 November 2016.

www.pacitankab.bps.go.id, diakses pada 08 November 2016

xv

LAMPIRAN I

TRANSKRIP WAWANCARA

Transkrip wawancara I (23/09/2016)

Nama = Katmiyati

Usia = 42 Tahun

Jabatan = Anggota

Pendidikan = SMK PGRI

- Sejak kapan bergabung dengan kelompok sale lestari ?

- Sejak tahun 2009 mulai bergabung.

- Apa alasan bergabung dengan kelompok sale lestari ?

- Karena untuk menambah penghasilan.

- Sebelum bergabung dalam kelompok ini, pekerjaan sebelumnya sebagai

apa ?

- Sebelumnya jadi buruh pembungkusan sale anggur milik orang lain sampe

akhirnya bergabung dengan kelompok dan memproduksi sendiri.

- Berasal darimana informasi mengenai kelompok sale lestari ?

- Berasal dari tetangga yaitu mbah jilah yang nyaranin untuk ke pak yanto

- Berasal darimanakah modal yang digunakan untuk produksi sale pisang

anggur ?

- Modal awal kali pinjam ke KUR (Kredit Usaha Rakyat)

- Berapa lama proses produksi Sale pisang anggur ?

- Kalo proses untuk dari awal sampe jadi itu sekitar 5 hari. Karena awal

proses yaitu ngerajang, ngeler, dijemur sehari, dibalik dan dijemur

kembali selama satu hari, lalu ngelintingi, kemudian di pelintisi, dan di

odoti sekalian di hias dengan daun agar terlihat menarik.

- Bagaimana dengan limbah kulit pisang sisa hasil produksi ?

- Biasanya buat pakan wedus. Disini wedusnya doyan sama kulit pisang.

- Bagaimana hubungan dengan anggota yang lainya ?

xvi

- Hubunganya dekat karena tetangga juga.

- Apa ada peraturan yang ditetapkan dalam kelompok tersebut ?

- Tidak boleh setor ke tempat lain, harganya harus standar ketua, kalo ada

acara harus ikut seperti sunatan, hajatan, sakit, dan lain-lain.

- Apakah pernah menyetor pada selain ketua ?

- Pernah, tapi tanpa sepengetahuan ketua.

- Apa alasanya ?

- Ya gimana lagi mas, kalo nunggu nyetor ke ketua itu harus nunggu 2

minggu paling cepat untuk dikasih uangnya, sementara kan buat makan

harus tiap hari. Suami saya juga ga punya kerja, hanya membantu saya

saja membuat sale pisang anggur. Terpaksa deh saya jual ke orang lain

sebagian untuk memenuhi kebutuhan yang terdesak.

- Apa anda tidak takut ketahuan ?

- Ya takut sih mas, tapi bagaimana lagi wong wis kepepet jadi terpaksa mas.

- Apakah anda sepakat dengan harga yang diberikan oleh ketua kelompok ?

- Aslinya engga sih mas, soalnya paling murah. Tapi bagaimana lagi udah

ga pilihan lain.

- Bagaimana ikatan kebersamaan antar anggota ?

- Rukun sesama anggota.

- Rukun itu maksudnya seperti apa ?

- Kan ada aja tuh mas orang lain cari sale, pas aku engga punya itu, aku

kasih ke anggota yang lain yang masih ada stok nya.

- Program apa saja yang terdapat pada kelompok sale lestari ?

- Arisan sale mas..

- Adakah perubahan yang dirasakan setelah bergabung dengan kelompok

tersebut ?

- Ekonomi makin tercukupi karena pemasaran lancar sehingga bisa untuk

memenuhi kebutuhan lain seperti renovasi rumah, keperluan sekolah, dan

rumah tangga.

xvii

Transkrip wawancara II (23/09/2016)

Nama = Aning

Usia = 35 Tahun

Jabatan = Anggota

Pendidikan = SMK

- Sejak kapan bergabung dengan kelompok sale lestari ?

- Sejak tahun 2009 kurang lebih

- Apa alasan bergabung dengan kelompok sale lestari ?

- Karena lebih mudah dalam pemasaran

- Sebelum bergabung dalam kelompok ini, pekerjaan sebelumnya sebagai

apa ?

- Dahulu saya bekerja sebagai pelayan toko mas. Tapi sekarang sudah

engga. Aku milih bantu suami kadang kalo grosok (barang bekas) nya lagi

rame..bantu nimbangin.

- Berasal darimana informasi mengenai kelompok sale lestari ?

- Memang sebelumnya sudah kenal dengan beliau pendiri sale lestari

- Berasal darimanakah modal yang digunakan untuk produksi sale pisang

anggur ?

- Modal sendiri aja mas.

- Berapa lama proses produksi sale pisang anggur ?

- Kalo proses hampir dua minggu mas soalnya kan ini sambilan, bukan

kerjaan yg saya fokusin.

- Bagaimana dengan limbah kulit pisang sisa hasil produksi ?

- Biasanya buat pakan ternak mas.

- Bagaimana hubungan dengan anggota yang lainya ?

- Hubunganya akrab mas karena setiap bulan kumpul.

- Apa ada peraturan yang ditetapkan dalam kelompok tersebut ?

- Ukuran sale nya mas, jika ada kerusakan di benerin bareng-bareng.

- Apakah pernah menyetor pada selain ketua ?

xviii

- Pernah, tapi tanpa sepengetahuan ketua.

- Apa alasanya ?

- Ya gimana lagi mas, kalo nyetor ke ketua itu murah mas. Mending saya

kasih orang yang ngasih harga tinggi.

- Apa anda tidak takut ketahuan ?

- Engga sih mas, yang penting terbuka ajah..

- Apakah anda sepakat dengan harga yang diberikan oleh ketua kelompok ?

- Aslinya engga sih mas, tapi bagaimana lagi nanti saya ga ada pemasukan

lagi buat sehari-hari.

- Bagaimana ikatan kebersamaan antar anggota ?

- Kuat mas antar sesama solidaritasnya, apalagi kalau untuk kenaikan harga

sale itu sendiri hehehe..disini mah mas gotong royongnya kuat..misalnya

ada yang punya acara, ya kita Rewang (membantu) mas.

- Program apa saja yang terdapat pada kelompok sale lestari ?

- Arisan, seminar mengenai strategi pemasaran mas agar lebih baik. Dan

banyak mas kalo disebutin, aku lupa hehehe..

- Adakah perubahan yang dirasakan setelah bergabung dengan kelompok

tersebut ?

- Ada mas, jadi keperluan yang kurang bisa terpenuhi dari penjualan sale

anggur. Daripada nganggur kan, mending ikut mas jadi ada pemasukan

deh.

- Biasanya ngambil pisang dimana bu ?

- Beli di pasar pisang. Langganan ku sih ada mas, tapi kalo lagi ga ada, saya

pindah ke tempat lain.

- Siapa saja yang membantu dalam produksi sale ?

- Saya ngeburuhin orang mas untuk bantu, soalnya kalo sendiri ga nuntut

mas. Mending saya nyuruh orang biar lebih cepet.

xix

Transkrip wawancara III (23/09/2016)

Nama = Ratih Indriyani

Usia = 29 Tahun

Jabatan = Sekertaris

Pendidikan = SMA

- Sejak kapan bergabung dengan kelompok sale lestari ?

- Sejak tahun 2013 febuari

- Apa alasan bergabung dengan kelompok sale lestari ?

- Tadinya di ponorogo setor sendiri..karena yang dulu ga jelas, akhirnya

ngikut ke pak yanto yang jelas setiap bulan nyetor.

- Sebelum bergabung dalam kelompok ini, pekerjaan sebelumnya sebagai

apa ?

- Ibu rumah tangga.

- Berasal darimana informasi mengenai kelompok sale lestari ?

- Dari ibuku mas..

- Berasal darimanakah modal yang digunakan untuk produksi sale pisang

anggur ?

- Modal sendiri mas..tergantung beli pisang sama bahan bakunya mas.

- Berapa lama proses produksi Sale pisang anggur ?

- Tergantung banyak pisangnya bisa sampe sebulan mas..

- Bagaimana dengan limbah kulit pisang sisa hasil produksi ?

- Biasanya buat pakan ternak mas.

- Bagaimana hubungan dengan anggota yang lainya ?

- Alhamdulillah baik baik saja..namanya kelompok kalo selisih paham kan

bubar nanti.

- Apa ada peraturan yang ditetapkan dalam kelompok tersebut ?

- Berat sale min 1 KG jadi 16 anggur..setiap mutus (narik) potongan 40

rebu, bisa peminjaman uang misal 100 rebu jasanya 5000.

- Apakah pernah menyetor pada selain ketua ?

xx

- Masih jalan mas ke ponorogo..

- Apa alasanya ?

- Setor kesana sih Cuma pas hari besar aja mas, soalnya mereka mintanya

besar sampe 1000 buah..tapi yang penting setor ke pak yanto nya tetep

mas sesuai dengan permintaannya.

- Apa anda tidak takut ketahuan ?

- Iya takut mas..tapi kan saya terang-terangan mas ngasih taunya..kan apa-

apanya harus komunikasi..jadinya gapapa

- Apakah anda sepakat dengan harga yang diberikan oleh ketua kelompok ?

- Sepakat mas sama harganya.

- Bagaimana ikatan kebersamaan antar anggota ?

- Guyub rukun mas semua..

- Program apa saja yang terdapat pada kelompok sale lestari ?

- Arisan aja mas..ga ada yang lain..

- Apakah anda percaya dengan ketua ?

- Sama pak yanto sih kita jaga kpercayaan nya..tapi percaya sih sama pak

yanto

- Adakah perubahan yang dirasakan setelah bergabung dengan kelompok

tersebut ?

- Ada sihh mas, lebih maju ikut pak yanto mas jadinya kalo buat kehidupan

sehari-hari.

- Siapa saja yang membantu dalam produksi sale ?

- Saya nyuruh orang mas untuk bantu, soalnya kalo sendiri ga bisa jalan

mas. Biasanya saya ngasih 5 kilo mas maksimal buat bantu.

xxi

Transkrip wawancara IV (23/09/2016)

Nama = Sulastri

Usia = 33 Tahun

Jabatan = Bendahara

Pendidikan = SMU

- Sejak kapan bergabung dengan kelompok sale lestari ?

- Sejak tahun 2007 udah lama tapi kelompok nya baru.

- Apa alasan bergabung dengan kelompok sale lestari ?

- Tambah modal mas..soalnya semua sulit mas..biar pemasaranya mudah.

- Sebelum bergabung dalam kelompok ini, pekerjaan sebelumnya sebagai

apa ?

- Ibu rumah tangga

- Berasal darimana informasi mengenai kelompok sale lestari ?

- Ibu mertua mas..terus saya melanjutkan.

- Berasal darimanakah modal yang digunakan untuk produksi sale pisang

anggur ?

- Modal awal ambil bank dari KUR..akhirnya modal sendiri.

- Berapa lama proses produksi Sale pisang anggur ?

- 15 hari mas biasanya buat sale ini.

- Bagaimana dengan limbah kulit pisang sisa hasil produksi ?

- Biasanya buat pakan ternak mas. Kalo banyak biasanya dibuang.

- Bagaimana hubungan dengan anggota yang lainya ?

- Semuanya baik mas hubunganya..ga ada selisih paham mas..

- Apa ada peraturan yang ditetapkan dalam kelompok tersebut ?

- Berat sale min 1 KG jadi 16 anggur..setiap mutus (narik) potongan 40

rebu, bisa peminjaman uang misal 100 rebu jasanya 5000, pambayaran

tergantung nunggu 1 bulan sekali kadang dua minggu sekali.

- Apakah pernah menyetor pada selain ketua ?

- Pernah kalo lebaran ajah di sari rasa.

xxii

- Apa alasanya ?

- Karena lebih mahal mas kalo di sari rasa bayarnya

- Apa anda tidak takut ketahuan ?

- Biasanya sudah bilang..gapapa sama pak yanto jadi nyantai ajah soalnya

masih sodara sendiri.

- Apakah anda sepakat dengan harga yang diberikan oleh ketua kelompok ?

- Aslinya ga setuju mas,

- Bagaimana ikatan kebersamaan antar anggota ?

- Ikatanya baik kok mas..

- Program apa saja yang terdapat pada kelompok sale lestari ?

- Arisan aja mas..ga ada yang lain..

- Adakah perubahan yang dirasakan setelah bergabung dengan kelompok

tersebut ?

- Lumayan mas,,kan biasanya suami njaring..jadi enak bisa buat pemasukan

belanja mas kalo pas sepi.

- Biasanya ngambil pisang dimana bu ?

- Di pasar mas..saya ikut nitip dibelikan sama adek.

- Siapa saja yang membantu dalam produksi sale ?

- Suami saja.

xxiii

Transkrip wawancara V (23/09/2016)

Nama = Sri

Usia = 30 Tahun

Jabatan = Anggota

Pendidikan = SMK

- Sejak kapan bergabung dengan kelompok sale lestari ?

- Sejak tahun 2008

- Apa alasan bergabung dengan kelompok sale lestari ?

- Ga punya bakul sendiri jadi pemasaranya agak sulit karena banyak yang

bikin.

- Sebelum bergabung dalam kelompok ini, pekerjaan sebelumnya sebagai

apa ?

- Ya jadi Ibu rumah tangga.

- Berasal darimana informasi mengenai kelompok sale lestari ?

- Pas masih ada bu Kantun terus akhirnya merembet jadi pada ikut semua

deh.

- Berasal darimanakah modal yang digunakan untuk produksi sale pisang

anggur ?

- Modal sendiri mas..soalnya ga ada yang ngasih modal mas..

- Berapa lama proses produksi Sale pisang anggur ?

- 2 mingguan mas soalnya lama dan banyak

- Bagaimana dengan limbah kulit pisang sisa hasil produksi ?

- Biasanya buat pakan kambing mas

- Bagaimana hubungan dengan anggota yang lainya ?

- Baik baik saja mas

- Apa ada peraturan yang ditetapkan dalam kelompok tersebut ?

- Ga ada mas

- Apakah pernah menyetor pada selain ketua ?

- Yaa pernah,

xxiv

- Apa alasanya ?

- kalo pak yanto stoknya banyak dan di stop dulu, ya saya kasih orang mas

biar ada pemasukan.

- Apa anda tidak takut ketahuan ?

- Pak yanto nya gatau mas,,ya gapapa deh jadinya mas

- Apakah anda sepakat dengan harga yang diberikan oleh ketua kelompok ?

- Yaa gak setuju mas..soalnya harganya murah mas..

- Bagaimana ikatan kebersamaan antar anggota ?

- Yaa rukun aja mas semuanya

- Program apa saja yang terdapat pada kelompok sale lestari ?

- Arisan doang mas..

- Adakah perubahan yang dirasakan setelah bergabung dengan kelompok

tersebut ?

- Yaa biasa biasa saja mas..tapi lumayan mas pemasukanya

- Biasanya ngambil pisang dimana bu ?

- Biasa ngambil di pasar mas,,ga ada langganan nya

- Siapa saja yang membantu dalam produksi sale ?

- Saya nyuruh orang mas untuk bantu, soalnya kalo sendiri ga bisa jalan

mas. Biasanya saya ngasih 5 kilo mas maksimal buat bantu

xxv

Transkrip wawancara VI (25/09/2016)

Nama = Erna

Usia = 41 Tahun

Jabatan = Anggota

Pendidikan = SLTA

- Sejak kapan bergabung dengan kelompok sale lestari ?

- Sejak tahun 2013

- Apa alasan bergabung dengan kelompok sale lestari ?

- Biar sale yang dibuat itu ada yang menyalurkan

- Sebelum bergabung dalam kelompok ini, pekerjaan sebelumnya sebagai

apa ?

- Ya Ibu rumah tangga.

- Berasal darimana informasi mengenai kelompok sale lestari ?

- Dari pak yanto, soalnya kan udah kenal dari sebelumnya.

- Berasal darimanakah modal yang digunakan untuk produksi sale pisang

anggur ?

- Modal sendiri

- Berapa lama proses produksi Sale pisang anggur ?

- 2 mingguan mas soalnya lama dan banyak

- Bagaimana dengan limbah kulit pisang sisa hasil produksi ?

- Kambing mas..dikasihkan ke ternak kambing

- Bagaimana hubungan dengan anggota yang lainya ?

- Ya rukun mas

- Apa ada peraturan yang ditetapkan dalam kelompok tersebut ?

- Tiap bulan harus setor sale untuk arisan itu

- Apakah pernah menyetor pada selain ketua ?

- Ya pernah,

- Apa alasanya ?

xxvi

- Sini buatnya banyak tapi pak yanto nya engga banyak nampung, jadi buat

orang lain

- Apa anda tidak takut ketahuan ?

- Yaa ga takut..orang sama- sama dijual kok hehehe

- Apakah anda sepakat dengan harga yang diberikan oleh ketua kelompok ?

- Ya setuju

- Bagaimana ikatan kebersamaan antar anggota ?

- Yaa guyub mas

- Program apa saja yang terdapat pada kelompok sale lestari ?

- Arisan doang mas..

- Adakah perubahan yang dirasakan setelah bergabung dengan kelompok

tersebut ?

- Yaa dikit-dikit ada loh mas

xxvii

Transkrip wawancara VII (25/09/2016)

Nama = Siti

Usia = 58 Tahun

Jabatan = Anggota

Pendidikan = SLTP

- Sejak kapan bergabung dengan kelompok sale lestari ?

- Udah lama..pirang tahun yo arisan sale, wis pirang puteran..wis suwe yoo

dari 2005

- Apa alasan bergabung dengan kelompok sale lestari ?

- Biar lancar usahanya..bisa kalo yang satu penuh bisa kasih sini kasih sana

- Sebelum bergabung dalam kelompok ini, pekerjaan sebelumnya sebagai

apa ?

- Dulu dagang punya kios, karena sakit-sakitan ga bisa jualan jadinya kios

di sana di kontrakan..bikin sale ini untuk kegiatan dirumah daripada

nganggur.

- Berasal darimana informasi mengenai kelompok sale lestari ?

- Dari sekitaran sini soalnya saya kan bukan yang pertama kali.

- Berasal darimanakah modal yang digunakan untuk produksi sale pisang

anggur ?

- Modal sendiri.

- Berapa lama proses produksi Sale pisang anggur ?

- Ga mesti kan orang tua ini, Cuma sekedar aja kalo badanya engga sakit

dapet banyak, kalo gaenak badan ya lama.

- Bagaimana dengan limbah kulit pisang sisa hasil produksi ?

- Diambilin sama orang-orang itu buat pakan ternak.

- Bagaimana hubungan dengan anggota yang lainya ?

- Baik-baik ajah.

- Apa ada peraturan yang ditetapkan dalam kelompok tersebut ?

- Ya harus bersih, rapih dan steril.

xxviii

- Apakah pernah menyetor pada selain ketua ?

- Yaa pernah, itu langganan saya orang bali itu tapi yang ngambil orang

tulungagung.

- Apa alasanya ?

- Ya kalo pak yantonya penuh kaya gini, ya saya kasih kesana karena

harganya lumayan juga dan transport dikasih sana.

- Apa anda tidak takut ketahuan ?

- Daripada umpet-umpetan enak blak-blakan.

- Apakah anda sepakat dengan harga yang diberikan oleh ketua kelompok ?

- Ya engga apa-apa.

- Bagaimana ikatan kebersamaan antar anggota ?

- baik-baik aja..kalo umpama ada yang kurang bisa ngambil dari temen biar

bisa buat nutup.

- Adakah perubahan yang dirasakan setelah bergabung dengan kelompok

tersebut ?

- Ada pengingkatan toh kalo ada yang nampung itu otomatis pendapatan

agak beda toh..kalo ga punya yang nampung itu kan nyari-nyari buat yang

nampung..kalo di pasar kan harganya rendah dan gabisa nampung banyak

juga toh.

xxix

Transkrip wawancara VIII (30/09/2016)

Nama = Yanto

Usia = 31 Tahun

Pendidikan = S1

Jabatan = Ketua Sale Lestari

- Siapa penemu pertama kali sale pisang aggur ?

- Kalo penemu pertama itu aku lupa..kalo penemu pertama itu ga inget..

- Kalau yang pertama kali mengenalkan ?

Kalo itu..itu sih kreasi ajah dari temen-temen waktu itu di pacitan,

sirnoboyo..tapi bukan di krajan sana..untuk yang anggurnya..kalo dulu

awalnya anggur itu ada yang warna-warna sama yang satu itu sale nya itu

enggak dikasih kertas kobot jadi sale nya keliatan dari luar....dan itu juga

ga dikasih daun..itu polosan dan langsung dikasih label..tapi kelemahanya

gabisa bertahan lebih lama karena plastik yang membungkusnya rangkep

satu dan dua..dan isinya hanya 12 bulatan..kalo sale yang anggur yang

warna itu isinya 13 tapi ukuranya lebih kecil..

- Kapan dan bagaimana awal berdirinya kelompok sale lestari ?

- Awalnya itu hanya spesifik di sale goreng itu berdiri 1989 yang pembuat

almarhum ibu saya..terus berjalanya waktu 2005, kita produksi sale anggur

juga terus ada sale goreng biasa, ada sale press dan sale kipas yang dulu

bentuknya seperti kipas pada saat itu dan di bimbing bkkbn sampai logo

dibuatkan oleh mereka.. arisan itu (2013)

- Berasal darimanakah ide untuk membentuk kelompok tersebut ?

- Karna gini pada saat itu permintaan pasar kan lumayan bagus..akhirnya

saya beserta temen-temen membuat kelompok yang mana kami sama-

sama produksi tetapi untuk penjualanya tetap lewat satu pintu..sehingga

quality control untuk barangnya itu insyaAllah bisa sama..

- Bagaimana status Sale Lestari (badan hukum) ?

- Badan hukum kita punya PIRT, TDP, SIOP, dan TDI

xxx

- Apa tujuan didirikanya Sale Lestari ?

- Yang pertama untuk meningkatkan penjualan yang jelas..terus yang kedua

bisa meringankan beban produksi juga..terus yang ketiga si pembeli atau

pemilik toko itu tidak merasa apa ya..misalnya mereka order 1000 atau

2000 buah jadi kan kalau bersama kita bisa mem back up semua..tapi

kalau sendiri, ga bisa memenuhi..

- Darimana bantuan modal yang pernah didapatkan ?

- Kalau bantuan dari pemerintah kita dapat dua kali tapi sistemnya

pinjaman,,kita tetep ngangsur ke bank jatim..tapi pinjamanya via skpd dari

dinas koperasi tapi ngangsurnya ke koperasi atau ke bank jatim.

- Digunakan untuk apa bantuan tersebut ?

- Pertama untuk penambahan pembelian pisang terus yang kedua untuk

sarana prasarana..ya waktu itu buat beli wajan terus bikin rak terus untuk

beli perekat..waktu itu yang dapet untuk human nya, bukan kelompok..jadi

kelompoknya belum keluar..

- Apa masalah yang sering dihadapi dan apa penyebabnya ?

- Sebenarnya ketika produksi itu khususnya sale pisang yang pertama yaitu

pengeringan kan kita butuh sinar matahari..kita memang ada oven tapi

kalo kita pakai oven, itu biaya produksinya nambah..oven itu kita pakai di

finishing dan kalau ga ada sinar matahari atau musim penghujan..

- Bagaimana awal proses pembentukan jaringan ?

- Yang pertama akan berdasarkan kesamaan tingkat kebutuhan, yang kedua

adalah kesamaan produk sehingga dengan kita bersatu dan membuat

jaringan insyaAllah bisa menyelesaikan permasalahan yang terjadi di

lapangan baik masalah penjualan maupun produksinya..

- Bagaimana dengan bahan baku ?

- Kalo bahan baku itu beli di pasar itu opsi yang pertama dan yang kedua

ada pedagang-pedagang keliling dan dari petani langsung kita beli..kalo

masalah harga itu fluktuatif..harga itu biasanya kalo pas musim panas

harga itu pasti naik karena kondisi si pohon biasanya musim kemarau itu

banyak yang mati..jadi otomatis pisang yang dihasilkan jadi sedikit

xxxi

sehingga harga naik..dan kalo musim hujan, pohon banyak tapi kita

kendala di pengeringan jadi otomatis harga turun tapi di produksinya

menjadi naik ongkosnya karena untuk oven nya itu..

- Bapak langganan nya untuk pisang itu siapa pak ?

- Aku sama mbak win biasanya

- Bagaimana awal cerita pengiriman barang sampai keluar kota ?

- Gini awalnya waktu itu kan aku ada kerja dengan uni-eropa dan kontrak

ku sudah habis..terus mau ngapain kan..tak pikir-pikir dirumah kan ada

usaha sale, kenapa gak dipasarin keluar..akhirnya kebetulan pada saat itu

ada temen juga telfon nanya kerjaan dan nganggur juga lalu kita ketemuan

di madiun..aku bawa sample 3 item waktu itu, lalu kita diskusi dan deal

abis itu kita sama sama masarin..awalnya itu dari sana mas..habis dari

madiun kita langsung nyebar naik mobil dari toko ke toko..biasanya satu

kabupaten kota, itu rata-rata diambil 3, 4, atau dua..

- Kenapa bisa begitu pak ?

- Gini rata-rata awalnya pada saat kita nawarin itu kadang 15 toko..toko

mana yang aktif dan toko mana yang kurang aktif..yang ga aktif kita

cut..tiga bulan kemudian kita evaluasi lagi dan evaluasi lagi dan akhirnya

tersisa itu..kalo kita terlalu ngambil banyak toko, pasti ada banyak sisi

negatifnya, mesti banyak retur, mesti banyak sale rusak..di produksi kan

untungnya ga banyak, kalo kita dapat pengembalian returnya banyak, kita

rugi bisa sampe kapan kita bertahan..saya ngambil kesimpulan di satu

wilayah punya toko yang bagus itu enggak lebih dari lima..kecuali di kota

Batu..karena disana kan obyek wisata, dari objek wisata yang satu ke yang

lain itu mereka punya toko-toko yang masih ramai..jadi rata-rata yang

dekat objek wisata itu ada satu atau dua..jadi ga semua kita kasih..kalo

semua kita kasih, habis modal kita di retur terus..rata-rata kan toko gamau

ngambil langsung beli..mereka mau beli namun resiko mereka gamau

nanggung..tetep dilempar ke kita soale..misalnya mereka beli cash

100..ada komitmen kalau ada resiko ditanggung oleh produsen..ga ada

yang beli putus..tetep kalo ada retur pasti dikembalikan.. rata-rata mereka

xxxii

semua maunya titip..barang dateng ditaroh situ trus nota satu..nanti kalau

barang dateng yang kedua baru ngambil nota yang pertama tapi hanya

separoh..lalu barang dateng ketiga kita baru ngambil nota pertama yang

sisa setengahnya plus nota yang kedua setengahnya..itu di daerah

barat..jogja ke sana..rata-rata seperti itu tapi ga semua..itu yang separo di

bayar cash, yang separo ga di bayar untuk MOU..itu komitmen dengan

mereka..selama kita ga putus kontrak, yang separo ga akan di bayar..dan

sekarang masih berjalan..jadi kita datangkan berapa bakal di bayar

full..kalau notaku hilang, aku gabisa minta bayar..kan dasarnya ga

punya..tapi tetep kalo ada retur akan dikembalikan..

- Bagaimana dengan pembelian bahan baku ?

- Kalo beli pisang itu kita beli putus..katakanlah harga 500 ribu, yaudah kita

bayar 500 udah gitu ajah..

- Bagaimana dengan pembagian keuntungan ?

- Jadi ga ada pembagian keuntungan..jadi berapapun dia produksi, ya itu

yang sudah kita tetapkan..jadi pinter-pinternya dia mengolah pisang

dengan mencari pisang dengan harga yang lebih murah..

- Banyak yang komen dengan permasalahan harga yang diberikan,

bagaimana tanggapan bapak ?

- Soalnya di toko rata-rata kita mau naikin 50 sampai 100 rupiah saja, kalo

ga ada event tertentu, mereka gamau atau susah..kita kalo mau naikin

sesuatu harus punya alasan yang kuat..pertama contoh alasan yang kuat

seperti BBM naik, kita punya alibi untuk menaikan..kalo seperti sekarang

jokowi menetapkan harga bbm mengikuti harga dunia..nah itu bbm sudah

tidak bisa kita jadikan alasan menaikan harga..jadi seperti di produksi

seperti ini, bingung terus terang aku kalo mau naikin harga..mereka gamau

tau..ini ga ada event apapun, apalagi mau lebaran..lebaran ini kan

waktunya saya metik hasil saya juga harus memberikan karyawan dia

THR juga..malah ada salah satu toko di malang itu minta satu nota

loh..semua yang masuk ke toko itu harus memberikan satu nota untuk

THR ke toko itu untuk bayar ke karyawannya..itu kebijakanya mas, kalo

xxxiii

gamau ngasih yaudah putus..itu kebijakan baru menjelang lebaran

kemarin..tapi akhirnya aku putus sama dia mas..makanya mas kalo di

produksi seperti saya, lebaran itu malah bukan waktu yang baik untuk

mendapat keuntungan..malah rata-rata rugi..betul loh mas..emang kita

jualnya banyak, tapi pengeluaranya juga lebih banyak..bisa di hitung kok

hehehe..itu baru untuk pemilik toko ya mas..waktu kita kirim, kadang

karyawan toko juga minta untuk ngasih bonus ke dia..meskipun dia buka

pengambil keputusan, tapi dia ikut membantu kita dalam penataan barang

atau view di toko tersebut..kalo kita ga baik sama dia, kan yang rugi juga

kita, karena kita gabisa kontrol tiap hari..keadaan di lapangan real nya

kaya gitu mas..

- Anggota bapak juga menyinggung mengenai THR, bagaimana tanggapan

bapak ?

- Dari kemaren malah temen-temen produksi malah belom kepikiran untuk

kesana..anak-anaku malah belom kebagian hahaha..itu aja baru satu

toko..dikali 10 jadi berapa hehe..

- Ada berapakah jaringan yang sudah dibangun ?

- Ada 10 lebih mas..ga hapal mas, yang paling hafal temenku..madiun,

ponorogo, magetan, ngawi, jombang, malang, batu, lamongan,

bojonegoro, cepu, solo, terus kediri..masih aktif gak ya..kemaren sempet

sampai di pasuruan, probolinggo, banyuwangi, jember, terus banyak yang

sudah saya cut seperti yang ke ntb, bali, jakarta itu sudah berhenti sama

saya..karena gini setiap kali dia minta, kita gabisa persiapkan..kita gak bisa

mencukupi permintaan dia..katakanlah mereka minta 2000, kadang split

waktu yang kita kirim lebih dari dua minggu..lama-lama ya malu kita

mas..kalo yang dijakarta kemarin kita putus karena temenku yang disana

meninggal..akhirnya yaudah..

- Tapi apakah pasaran nya bagus di jakarta ?

- Yaa lumayan mas..dia kan punya sales sendiri sampai 5 orang..tapi untuk

yang toko di madiun itu kan satu toko kita kasih tapi akhirnya pergi juga

xxxiv

ke jakarta..yang punya toko itu juga punya cabang sendiri seperti di

surabaya dan jakarta..

- Apa timbal balik yang diberikan selama kerjasama?

- Kalau timbal baliknya ga ada mas hanya sebatas jual beli

saja..kekeluargaannya tidak ada..kalo kita pergi kesana kan jarang ketemu

sama yang punya..paling sama karyawan tokonya saja..

- Apa peran sale lestari selama ini pak ?

- Untuk anggota ya pertama untuk bisa menambah pendapatan income

keluarga..yang kedua adalah waktu nganggur atau lost job apalagi buat

ibu-ibu rumah tangga kan mereka pengangguran..sebenarnya mereka kan

bekerja, tapi dari pagi dia bekerja menyiapkan makanan buat anak dan

suami..suami berangkat kerja dan anak berangkat sekolah, dia lost..dia ga

ada kerjaan sampai anaknya pulang sekolah baru ada kerjaan lagi..setelah

sehabis magrib sampai menjelang tidur itu adalah waktu kosong yang bisa

digunakan untuk menambah pendapatan..jadi dari waktu kosong itulah

akhirnya produksi sale ini bisa berjalan..jadi tidak mengganggu aktivitas

mereka dan kedua bisa menambah pendapatan keluarga..(pemanfaatan

waktu kosong yang bisa bermanfaat ekonomis) jadi kan ini merupakan

produksi padat karya..padat karya itu tidak bisa tergantikan oleh

mesin..dan limbahnya untuk pakan ternak..

- Adakah koperasi dalam sale lestari ?

- Koperasi kita gak punya..ya hanya kelompok itu saja seperti simpan

pinjam..sementara khusus buat kelompok ajah belom keluar..

- Mengapa tidak menambah anggota nya pak ?

- Kalo pertanyaan itu aku belum tau hehe..sementara dengan anggota ini

sudah cukup..kita biasanya itu kumpul arisan sale atau uang dan mutus

berupa uang..

- Apa peraturan yang terdapat di kelompok tersebut ?

- Apa yaa..sebenernya yang menetapkan peraturan itu semua anggota

mas..bukan saya hehe..aturan quality control itu sebenarnya agar bisa sama

semua produknya agar tidak ada yang besar maupun kecil agar tidak di

xxxv

komplain..retur itu termasuk aturan..sebenarnya kalau tidak banyak dan

mepet, aku bisa kerjain sendiri..tp kan repot mas akhirnya aku lempar ke

temen-temen..lalu namanya kalo ada rezeki mas kan kita bisa nikmatin

bareng-bareng..dan untuk arisan itu dibuat tiap bulan agar kita bisa ketemu

dan menyuarakan aspirasi masing-masing..kalo mereka ga dateng, ya

mereka rugi karena unek-unek mereka tidak tersampaikan..dan misal

kepepet gapapa ga harus sale anggur, bisa di tolerir dengan manggantinya

dengan uang..jadi aturan di kita itu fleksibel dan tidak saklek..

- Rata-rata mereka setor ke bapak berapa banyak dalam sebulan ?

- Ga tentu mas..antara yang satu dengan lainya berbeda-beda tergantung

kemampuan kan..mereka setor berapa saja pasti diterima..kalau diambil

rata-rata antara 1000-2000 buah dalam sebulan mereka setor..

- Bapak mengambil untung tidak dalam penjualan ?

- Saya membeli dari temen-temen produksi itu dengan harga Rp 1.900 dan

saya jual kembali dengan harga Rp 2.250 - Rp2.500 tergantung dari

tokonya..selisih uang itu saya gunakan sebagai ongkos distribusi dan

operasional serta sedikit keuntungan pribadi.

- Bagaimana dengan masalah anggota yang menjual ke orang lain ?

- Kalau mereka jual ke lain ya aku monggo-monggo ajah..kalo aku sih asik-

asik ajah mas..aku sih lebih suka terbuka daripada sembunyi-

sembunyi..minimal aku tetep dikasih tiap bulan..itulah namanya

kebersamaan mas..

- Apakah pernah renggang ?

- Kalo ada salah satu yang mau merenggangkan diri, temen-temen malah

langsung yang ngerangkul mas..kalo ada yang melanggar dari aturan tidak

tertulis, malah temen-temen yang mengingatkan..makanya mas aku kan

sering mengkritik mereka..tapi aku pikir-pikir kan aku masih muda kok

kritik yang tua terus nanti malah kakehan (kebanyakan) dosa, jadi

akhirnya temen-temen sendiri yang mengingatkan pada saat acara arisan

itu..itu trik juga mas sebenernya hehe..intinya bisa mengingatkan dan

silaturahmi mas kelompok itu..

xxxvi

- Adakah peran arisan lainnya pak selain yang bapak sebutkan ?

- Ya itu mas seperti yang saya bilang, selain sebagai wadah silaturahmi,

arisan saya gunakan sebagai sarana mengingatkan satu sama lain dan

bagian dari trik saya..karena saya kan masih muda, kalau saya terus

mengkritik yang lebih sepuh (tua) nanti takut dosa mas dan tidak enak juga

menurut saya.

- Kalau masalah pengiriman gimana ?

- Aku sih pake travel mas..travel prima jaya..

- Apa yang membuat bapak memilih travel itu ?

- Saya sih memilih karena percaya sama travel itu..terus juga karena teman

saya..

- Bagaimana perekrutan dulu ?

- Awalnya dari bu sirus yang meminta untuk bekerjasama hingga akhirnya

si a, b, dan c datang tanpa harus ngajak-ngajak untuk gabung..dengan

kesamaan tujuan mas dan juga untuk menambah pendapatan keluarga

akhirnya tercetuslah kelompok tersebut.

xxxvii

Transkrip wawancara IX (01/10/2016)

Nama = Puri

Usia = 25 Tahun

Profesi = Penjaga toko

- Sejak kapan berjualan disini ?

- Buka nya kurang tau saya..tetapi saya sudah disini sejak tiga tahun yang

lalu

- Tau engga mba kapan Sale Lestari menaruh barang disini ?

- Awal tahun ini mas..

- Kalo kesepakatan pembelianya gimana itu mba ?

- Bapaknya itu kan titip disini, trus nanti setiap biasanya ramenya itu kan

sabtu minggu..jadi sebelumnya itu bapaknya nili’i nanti yang laku tak

bayar kalo gak laku ya tetep disini..

- Alasanya apa mba menerima barang tersebut ?

- Kelihatanya itu disini juga belom ada yang ukuran kecil-kecil

itu..bentuknya juga menarik juga hehe..

- Hubungan personal dengan pak yanto bagaimana mba ?

- Hubunganya baik hehe

- Barangnya itu banyak peminatnya engga mba ?

- Lumayan banyak, Cuma kalo untuk bulan-bulan ini wisata gak begitu

rame yaa..masalahnya kan bulan ini banyak sumbangan hehe..

- Biasanya ramai nya itu kapan ?

- Biasanya liburan sekolah, lebaran itu juga rame.

xxxviii

Transkrip Wawancara X (01/10/2016)

Nama = Winarni

Usia = 49 Tahun

Jabatan = Penjual pisang

- Sejak kapan ibu mulai berjualan ?

- Tahun piro (berapa) yo mas..sudah 15 tahun mas hehe

- Sejak tahun kapan pak yanto mulai mengambil pisang ?

- Piro yo mas..wis suwe yo wis mulai dari awal awal kui..wis tahun 2004

lah

- Hubungan dengan pak yanto bagaimana bu ?

- Yo apik mas hehehe

- Bagaimana dengan timbal balik yang didapatkan ?

- Timbal balik opo mas ?

Kemudian pak Yanto menyatakan pendapatnya..”Gini loh mas kita

berbisnis itu selain kita ga melihat masalah rupiah nilai ekonomi, kita yang

terpenting itu juga adalah kekeluargaan dan silaturahminya..jangan sampe

karena hanya mungkin pisang setandan dan uang 10.000, 15.000 jangan

sampe kekeluargaan kita jadi renggang..itu kan masuk ke jaringan

juga..iya betul opo ora mba” ?

Kemudian pernyataan yang di nyatakan oleh pak yanto sependapat dengan

ibu Winarni dan menjawab.. “he’eh iyo hahaha.”

- Langganan sama pak yanto sudah lama bu ?

- Udah lama..sampe sekarang

- Sistem pembeliannya itu bagaimana ?

- Ya kalo udah dibeli yaudah gabisa dikembalikan..kadang kalo murah tak

imbuhi (di lebihkan)

- Bagaimana dengan harga bu ?

- Kalo pas larang (mahal) yo larang (mahal) nek murah yo murah mas.

xxxix

Transkrip wawancara XI (01/10/2016)

Nama = Fery

Usia = 27 Tahun

Jabatan = Travel Prima Jaya

- Ini berdirinya dari kapan mas ?

- Tahun 2007

- Pak yanto langganan disini dari kapan ?

- Dari kapan ya aduh hehe..udah lama lah..udah tahunan..sekitar tahun

2010’an

- Bagaimana dengan proses pengiriman ?

- Pengiriman yo seperti biasa..ongkos bayar gitu ajah..

- Bagaimana kalo barangnya tidak sampai ?

- Tapi mayoritas yo sampe ke tempat..

- Bagaimana hubungan dengan pak yanto ?

- Yaa baik hehehe..ya temen sama pak Yanto

- Biasane kirim berapa kali ?

- Ga mesti lah mas..

- Biasanya kalo ramainya itu kapan mas ?

- Ga mesti juga mas..paling pas liburan ajah..

xl

LAMPIRAN II

DOKUMENTASI VISUAL

Foto : Dokumentasi proses produksi sale pisang anggur oleh anggota Sale Lestari

xli

Foto : Dokumentasi kegiatan wawancara kepada anggota kelompok Sale Lestari

xlii

Foto: Dokumentasi wawancara kepada jaringan sebagai validitas data

xliii

Foto : Dokumentasi kegiatan arisan bulanan kelompok Sale Lestari di kediaman

Ibu Ratih.

xliv

Foto : Dokumentasi limbah kulit pisang sale pisang anggur yang diberikan

sebagai makanan hewan ternak.