perancangan kota - building mass

Upload: dwi-ary-sutantri

Post on 08-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Pengertian

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPenggunaan lahan merupakan wujud nyata dari pengaruh aktivitas manusia. Daerah perkotaan mempunyai kondisi penggunaan lahan dinamis. Bentuk penggunaan lahan suatu wilayah terkait dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya. Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan semakin intensifnya aktivitas penduduk di suatu tempat berdampak paa beragamnya p guna lahan. Pertumbuhan dan aktivitas penduduk yang tinggi terjadi di koridor Terusan Raya Dieng dimana banyak mahasiswa yang datang dari luar kota. Perkembangan kegiatan komersial yang pesat di kawasan pusat kota dan lokasi lain yang strategis, ditambah mahalnya harga tanah; merupakan penyebab utama yang mendorong munculnya blok-blok massa bangunan berlantai banyak. Selain menghasilkan efisiensi pemanfaatan tanah, pengembangan ke arah vertikal memunculkan masalah, antara lain ketidak sesuaian luas tanah dengan tinggi bangunan, posisi podium dan terlalu dekatnya jarak antara dua bangunan tinggi. Kondisi semacam ini antara lain dijumpai pada:

Blok-blok bangunan di sepanjang koridor Terusan Raya Dieng yang menampilkan deretan massa bangunan yang tidak berjarak antara bangunan satu dan lainnya. Dampak yang ditimbulkan antara lain adalah munculnya bangunan tinggi yang tipis pada tapak sempit; terlalu dekatnya jarak antar bangunan yang menyebabkan tertutupnya sebagian atau seluruh bangunan lain oleh bayangan bangunan tinggi tersebut. Sehingga, studi bermaksud untuk mengetahui Kecenderungan nilai massa bangunan untuk suatu guna lahan dengan menggunakan aspek intensitas, luas, dan jenis penggunaan lahan di sepanjang koridor Terusan Raya Dieng .

1.2 Identifikasi Masalah1.3 Rumusan Masalah1. Bagaimanan massa bangunan yang ada di sepanjang koridor Terusan Raya Dieng?

1.4 Tujuan1. Menganalisis massa bangunan pada suatu guna lahan

1.5 SistematikaGuna memahami lebih jelas laporan ini, dilakukan dengan cara mengelompokkan materi menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang studi, perumusan masalah, tujuan dan sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKABab ini berisikan teori yang diambil dari studi literatur, yang berupa pengertian dan definisi. Bab ini juga menjelaskan perhitungan mengenai building mass meliputiKDB, KLB dan KDH.

BAB III : METODELOGI

Bab ini berisikan metodelogi yang digunakan untuk survei di wilayah studi dan metode yang digunakan untuk analisis pembahasan.

BABIV : PEMBAHASAN DAN ANALISA MASALAH

Bab ini berisikan gambaranumum lokasi studi, hasil survei, pembahasan tugas dan hasil analisis.BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan berkaitan dengan analisa Kecenderungan nilai massa bangunan untuk suatu guna lahan berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian Building Mass

Building mass merupakan sebagai elemen site dapat tersusun dari massa berbentuk bangunan dan vegetasi yang secara individual atau kelompok menjadi unsur pembentuk ruang outdoor sehingga perlu diintegrasikan dalam site. Building mass atau massa bangunan merupakan salah satu elemen perancangan kota yang berupa sebuah bangunan atau dari banyak bangunan beserta obyek dalam ruang yang dapat membentuk ruang dan pola kegiatan. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam massa bangunan salah satunya adalah intensitas bangunan yang terdiri dari koefisien dasar bangunan (KDB), koefisien lantai bangunan(KLB), dan koefisien dasar hijau.

2.2 Jenis Guna LahanTata guna lahan adalah sebuah pemanfaatan lahan dan penataan lahan yang dilakukan sesuai dengan kodisi eksisting alam. Tata guna lahan dibagi menjadi dua yaitu

1. Kawasan terbangun, yang meliputi perumahan dan fasilitas fasilitas pelayanan umum

2. Kawasan tak terbangun, yang meliputi lahan kosong ataupun ruang terbuka hijau

2.3 Komponen Building Mass2.3.1 KDB

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yaitu persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan luas lahan atau tanag perpetakan atau daerah perencanaan yang dikuasai.

2.3.2 KLB

Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yaitu presentase perbandingan antara jumah seluruh luas lantai seluruh bangunan yang dapat dibangun dan luas lahan ata tanah perpetakan atau daerah perencanaan yang dikuasai.

2.3.3 KDH

Koefisien Daerah Hijau (KDH) yaitu presentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka diluar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan atau penghijauan dan luas tanah perpetakan atau daerah perencanaan yang dikuasai. Perhitungan KDH bertujuan untuk mengontrol kondisi tanah dan hidrologi. Perhitungan KDH diwujudkan dalam bentuk persentase.

BAB IIIMETODELOGI3.1 Metode SurveiMetode survei yang digunakan yaitu dengan melakukan survei langsung ke lapangan. Hal ini mutlak dilakukan agar dapat diketahui kondisi yang sesungguhnya, sehingga diharapkan tidak terjadinya kesalahan dalam perencanaan.

3.1.1 Survei PrimerSurvei primer merupakan metode pencarian data dan informasi yang dilakukan secara langsung. Metode ini dapat berupa observasi yaitu pengumpulan data dan informasi melalui pengamatan langsung guna mendapatkan data obyektif dan dapat dipertanggungjawakan.3.2 Metode Analisis3.2.1 Analisis DeskriptifAnalisis Deskriptif adalah suatu cara menggambarkan persoalan yang berdasarkan data yang dimiliki yakni dengan cara menata data tersebut sedemikian rupa sehingga dengan mudah dapat dipahami tentang karakteristik data, dijelaskan dan berguna untuk keperluan selanjutnya.3.2.2 SketsaMetode sketsa digunakan untuk langkah awal visualisasi. Sketsa adalah gambar yang dibuat tanpa pengukuran langsung di lapangan dan hanya menggambarkan seperti yang ada dalam pikiran (peta mental). Sketsa disebut juga dengan istilah denah. Sketsa/denah menggambarkan lokasi suatu tempat yang wilayahnya relatif sempit tanpa memperhatikan skala seperti peta.

3.3 Desain Survei

TujuanVariabelSub VariabelDataSumber DataMetodeoutput

Menganalisis massa bangunan pada suatu guna lahan Guna Lahan Perumahan

Sarana Luas bangunan

Luas lahan

Jumlah lantaiSurvei primer:

Observasi lapanganAnalisis deskriptifKecenderungan nilai massa bangunan untuk suatu guna lahan

Massa bangunan KDB

KLB

KDH

BAB IVPEMBAHASAN4.1 Gambaran Lokasi StudiLokasi studi berada di sepanjang koridor Terusan Raya Dieng yang terletak di kelurahan pisang candi kecamatan Klojen. Jalan Terusan Raya Dieng menghubungkan dengan jalan Galunggung yang merupakan jalan utama Kelurahan Pisang Candi. Dengan sepanjang 868 m koridor tersebut merupakan kawasan yang memiliki beragam guna lahan.4.2 Hasil SurveiBerikut merupakan hasil survei yang telah dilakuakan di kawasan sepanjang koridor Terusan Raya Dieng meliputi guna lahan, buildingmass, jalan dan aktivitas.4.2.1 Guna Lahan

Koridor Terusan Raya Dieng merupakan kawasan yang memiliki 48 persil dengan beragam guna lahan yakni meliputi perumahan, perdagangan dan jasa, pendidikan serta pelayanan umum. Berikut merupakan diagram guna lahan di Koridor Terusan Raya Dieng.

Gambar 4.1 Diagram guna lahanDari gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa pada sepanjang koridor Terusan Raya Dieng paling banyak didominasi perdagangan dan jasa.

4.2.2 Building Mass

Dengan beragamnya guna lahan maka luasan setiap bangunanpun juga berbeda beda antara bangunan satu dengan lainnya. Untuk mengetahui intensitas bangunan yaitu KDB, KLB, dan KDH perlu diketahui luasan kavling dan luasan bangunan. Selain dengan survei primer luasan bangunan didapatkan dengan menggunakan arcGIS. Sehingga didapatkan luas bangunan seperti tabel 4.1

Tabel 4.1 Luas lahan dan Bangunan di Koridor Terusan Raya DiengpersilLuas Kavling (m2)Luas bangunan (m2)persilLuas Kavling (m2)Luas bangunan (m2)persilLuas Kavling (m2)Luas bangunan (m2)

1681727272113409384161054884

21346394242296948442544272

34112262358635243787708

451425724562337445890

550130125578045542325

67453732663031546531318

7487243278336674718050

8671336281035724481375963

910028012917531403491587011109

1056128130851340501001801

11556278312534615208

12142941000632748449

1372543533692485

14100190134551441

1540540535546273

1658929436631316

1759329737598299

1856233738776466

1951425739651325

205737458940853597

4.2.3 Jalan

Jalan sebagai faktor estetika, dimana ketika pagar melewati batas jalan atau proporsi antara jalan dengan bangunan tidak seimbang maka koridor tersebut akan tidak sedap untuk dipandang, serta semrawut. Jalan Lokasi studi sepanjang Terusan Raya Dieng memiliki panjang jalan 868 meter dengan lebar jalan 8 meter. 4.2.4 AktivitasJenis guna lahan yang beragam pada suatu tempat akan menimbulkan berbagi macam aktivitas. Jenis guna lahan yang terdapat di sepanjang koridor Jalan Terusan Raya Dieng terdiri dari guna lahan perumahan, pendidikan, pelayanan umum serta perdagangan dan jasa. Adanya aktivitas pada guna lahan perumahan dan pendidikan telah menimbulkan kegiatan perdagangan dan jasa. Pada koridor sepanjang Jalan Terusan Raya Dieng, dominasi kegiatan yang dapat dilihat adalah aktivitas pendidikan dan perdagangan dan jasa.

Aktivitas pendidikan terjadi karena adanya Universitas Merdeka dan SMPK Bhakti Luhur. Untuk aktivitas perdagangan dan jasa, dominasi kegiatannya pada Cyber Mall dan Malang City Point. Tetapi aktivitas perdagangan dan jasa juga dapat dilihat di sepanjang koridor Jalan Terusan Raya Dieng yang dimunculkan dengan adanya Cafe, Pujasera, toko dan pertokoan.

4.3 Analisis4.3.1 Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

Berdasarkan data yang dimiliki yaitu berupa luas lahan (kavling) dan luas bangunan, maka dapat diketahui KDB pada tiap guna lahan yang ada di sepanjang koridor Jalan Terusan Raya Dieng. Berikut merupakan perhitungannya

KDB persil 1 = 6817 m2 2727 m2 / 6817 m2 = 59,9% ~ 60%

Berdasarkan hasil perhitungan, maka KDB untuk persil 1 sebesar 60%. Perhitungan KDB tiap persil selanjutnya sama dengan perhitungan KDB pada persil 1. Berikut merupakan hasil perhitungan KDB keseluruhan.

PersilKDBPersilKDBPersilKDBPersilKDBPersilKDB

140%1150%2170%3160%4180%

270%1270%2250%3260%4250%

355%1360%2360%3370%4390%

450%1490%2460%3480%440%

560%15100%250%3550%4560%

650%1650%2650%3650%4660%

750%1750%2780%3750%470%

850%1860%2870%3860%4870%

980%1950%2980%3950%4970%

1050%2080%3040%4070%5080%

Berdasarkan hasil analisis, maka dominasi KDB pada tiap guna lahan di sepanjang koridor Jalan Terusan Raya Dieng adalah diantara 31% - 60%.

4.3.2 Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

Berdasarkan hasil survei primer, terdapat bangunan yang memiliki jumlah lantai bangunan lebih dari satu sehingga memiliki nilai KLB yang berbeda. Umumnya luas lantai pertama dan kedua adalah sama besar karena kontruksi bangunan untuk lantai berikutnya mengikuti kontruksi bangunan lantai pertama. Berikut merupakan contoh perhitungan koefisien tiap lantai bangunan.

Berdasarkan hasil perhitungan, maka KLB untuk persil 1 sebesar 1,2. Untuk hasil KLB tiap bangunan dapat dilihat pada tabel berikut.

PersilKLBPersilKLBPersilKLBPersilKLBPersilKLB

11,2110,5211,4310,6412,4

2 122,8221320,6420,5

30,5131,2231,2330,7431,8

40,5140,9241,2341,644

51,2152250350,5450,6

60,5160,5261361461,2

70,5170,5271,6370,5470

80,5181,2280,7380,6481,4

90,8190,5290,8390,5491,4

101200,8300,4400,7500,8

Berdasarkan analisis, maka dominasi KLB pada tiap bangunan di Jalan Terusan Raya Dieng berada diantara 0 1 yaitu sebesar 69%. KLB terkecil yaitu 4% dimiliki oleh bangunan yang memiliki KLB diantara 2,1 3.

KLB = Jumlah lantai x KDB / 100%

Perdagangan dan JasaPelayanan Umum

PendidikanLahan Kosong

Perumahan

KDB 0% - 30%

KDB 31% - 60%

KDB 61% - 100%

KLB = Jumlah lantai x KDB / 100%

KLB persil 1 = 2 x 60%/100% = 1,2

KLB 0 - 1

KLB 1,1 - 2

KLB 2,1 - 3