perbandingan nilai hasil kalibrasi sound …ppi.kim.lipi.go.id/download/prosiding/2016/31...under...
TRANSCRIPT
PERBANDINGAN NILAI HASIL KALIBRASI SOUND
CALIBRATOR DI RUANG TERBUKA DAN DI DALAM KOTAK
INSULASI BUNYI
Chery Chaen Putri Denny Hermawanto, Dodi Rusjadi
Pusat Penelitian Metrologi – LIPI
Kompleks PUSPIPTEK Gedung 420, Setu, Tangerang Selatan, 15314
INTISARI
Kalibrasi sound calibrator idealnya dilakukan di ruang khusus yang minim kebisingan, namun pada kenyataannya hingga saat ini kalibrasi dilakukan di ruang terbuka. Untuk menghilangkan pengaruh kebisingan terhadap hasil kalibrasi, kalibrasi harus dilakukan di ruang bebas kebisingan, misalnya di dalam ruang bebas gema. Dalam penelitian ini dibandingkan hasil kalibrasi menggunakan metode insert voltage terhadap sound calibrator yang mengeluarkan bunyi (SPL) sebesar 94 dB pada dua kondisi yang berbeda, di ruangan terbuka dan di dalam kotak insulasi bunyi dengan tingkat kebisingan lingkungan 91 dB – 99 dB. Dari hasil perbandingan kalibrasi pada alat yang sama, hasil kalibrasi sound calibrator pada ruangan terbuka menunjukkan nilai SPL yang tidak stabil dengan nilai 93,40 dB dan ketidakpastian sebesar 0,25 dB. Kalibrasi sound calibratoryang ditempatkan di dalam kotak insulasi menghasilkan SPL yang stabil dengan nilai 93,95 dB dan ketidakpastian sebesar 0,09dB.
Kata Kunci: kotak insulasi bunyi, sound calibrator, tingkat tekanan bunyi
ABSTRACT
Ideally sound calibrator calibration should be performed in specified room which has minimum background noise, however up until now the calibration carried out in an open space. To eliminate the effect of background noise, the calibration should be done in a noise-free room, such as anechoic chamber. This research compared the result of calibration of sound calibrator which generate 94 dB of sound pressure level, using insert voltage method in two different conditions, in an open space and inside the sound insulation box with 91 dB – 99 dB background noise. From the comparison of calibration result of the same device, the calibration result in the open space shows that the SPL value of the sound calibrator is not stable with the value of 93.40 dB and uncertainty 0.25 dB. The calibration for the sound calibrator which placed inside the sound insulation box, produces a stable SPL with the value of 93.95dB and uncertainty of 0.09dB.
Keywords: sound insulation box, sound calibrator, sound pressure level
1. PENDAHULUAN
Pengukuran kebisingan atau intensitas bunyi dilakukan dengan menggunakan
Sound Level Meter (SLM). Sebelum digunakan, SLM yang digunakan harus dikalibrasi
menggunakan sound calibrator agar nilai pengukuran yang dihasilkan dapat
dipertanggungjawabkan. Sound calibrator umumnya bekerja pada frekuensi tunggal
dengan tingkat tekanan suara (SPL) sebesar 94 dB[1]. Agar nilai SPL yang dihasilkan oleh
sound calibrator terjamin maka sound calibrator harus secara rutin dikalibrasi.
Selama ini Puslit Metrologi-LIPI Subbidang Akustik dan Vibrasi melakukan
kalibrasi sound calibrator di ruang terbuka, sehingga hasil kalibrasi berpotensi
terpengaruh oleh kebisingan lingkungan yang berasal dari kegiatan manusia di ruangan
serta kebisingan dari peralatan yang digunakan. Untuk mengantisipasi hal ini Sound
calibrator dilengkapi dengan adaptor yang berukuran sesuai dengan mikrofon standar
yang digunakan untuk kalibrasi. Adaptor ini berfungsi untuk mencegah adanya kebocoran
suara dari dalam dan luar sound calibrator, tetapi sering ditemukan bahwa adaptor yang
tersedia tidak selalu pas (adanya kebocoran bunyi dari luar dan dalam) dengan mikrofon
standar yang digunakan, sehingga hasil pengukuran SPL sound calibrator terpengaruh
oleh kebisingan dari lingkungan. Untuk mengkompensasi hal ini maka idealnya kalibrasi
sound calibrator dilakukan di dalam ruangan yang tingkat kebisingannya maksimal 10 dB
lebih rendah dibanding SPL dari sound calibrator agar hasil pengukuran tidak terpengaruh
oleh kebisingan tersebut. Harus ada pemisahan yang efektif antar ruang yang kegiatannya
tidak saling terkait, hal ini dilakukan untuk mencegah kontaminasi silang[2]. Namun pada
kenyataannya hingga saat ini sound calibrator dikalibrasi diruangan terbuka yang
terkontaminasi dengan kebisingan yang bersumber dari sekitar. Salah satu solusi untuk
mengurangi efek kebisingan adalah dengan menempatkan sumber bunyi yang diuji (unit
under test) dalam suatu kotak yang memiliki passive noise insulation yang cocok[3] . Untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh kebisingan lingkungan terhadap hasil kalibrasi
acoustic calibrator maka dilakukan perbandingan nilai SPL hasil kalibrasi dengan 2
kondisi yaitu kalibrasi dilakukan di ruang terbuka dan kalibrasi dilakukan di dalam kotak
insulasi, dimana pada masing-masing kondisi diberi gangguan kebisingan. Metode
kalibrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah insert voltage. Kotak insulasi
didesain agar dapat meredam kebisingan lingkungan yang ada saat dilakukan kalibrasi.
Dari penelitian ini dapat diketahui seberapa besar kebisingan mempengaruhi hasil kalibrasi
yang dilakukan oleh Puslit Metrologi LIPI.
2. LANDASAN TEORI
Sound calibrator merupakan peralatan yang menghasilkan tekanan bunyi sinusoidal
dengan tingkat tekanan bunyi dan frekuensi tertentu ketika dikopel dengan jenis mikrofon
tertentu dalam konfigurasi tertentu[4]. Terdapat dua jenis sound calibrator yaitu tipe
mekanik dan elektrik. Sound calibrator tipe mekanik menghasilkan bunyi dari pergerakan
piston yang terdapat di dalam sound calibrator sehingga sering juga disebut sebagai
pistonphone. Sound calibrator tipe elektrik merupakan sumber bunyi yang menghasilkan
bunyi dari sebuah speaker dengan prinsip low-impedance. Sound calibrator tipe 4231
umumnya digunakan untuk mengkalibrasi alat dengan mikrofon 1 inch dan 1/2 inch[5].
Sound pressure level (SPL) atau tingkat tekanan bunyi yang dikeluarkan oleh sound
calibrator terukur dalam satuan decibell (dB) dinyatakan dalam rumus[6]:
dB ……………………………………………………… 1
dimana:
p1 adalah tekanan bunyi terukur (Pa) dan
p0 adalah tekanan bunyi referensi (20 Pa)
Hasil pengukuran SPL sound calibrator dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti
temperatur, tekanan, dan kelembaban. Oleh karena itu hasil pengukuran SPL sound
calibrator nantinya dikoreksi dengan pengaruh temperature, tekanan, dan kelembaban.
Selain itu, karena dalam kegiatan kalibrasi memanfaatkan banyak alat ukur, maka koreksi
alat ukur juga mempengaruhi hasil pengukuran SPL sound calibrator. Kondisi lingkungan
untuk melakukan kalibrasi sound calibrator diatur oleh IEC 60942 2003, kalibrasi dapat
dilakukan dengan kondisi lingkungan sebagai berikut[4]:
a. Suhu Ruangan: 20 OC – 26 OC
b. Kelembaban Relatif: 40 % - 65 %
c. Tekanan: 97 kPa - 105 kPa.
Seperti yang terlihat pada Gambar 1 di dalam sound calibrator terdapat beberapa
komponen penting di antaranya: variable amplitude sine generator, loudspeaker, feed-
back circuit, SPL reference, dan control circuit. Variable amplitude sine generator akan
menghasikan gelombang sinusoidal sebesar 1 kHz yang diteruskan ke loudspeaker. Sinyal
dari loudspeaker akan diterima oleh mikrofon dan diteruskan ke rangkaian feed-back yang
terdapat pada sound calibrator. Sinyal ini dibandingkan dengan tegangan dari SPL
Reference oleh control circuit. Selain untuk On/Off Control circuit berfungsi untuk
memastikan SPL yang dihasilakan calibrator berada di daerah accepted range. Jika SPL
terukur diluar nilai accepted range (misalnya jika mikrofon dicabut), maka rangkaian akan
secara otomatis mematikan sound calibrator[5].
Gambar 1. Diagram blok prinsip kerja sound calibrator[3]
3. METODOLOGI
Kalibrasi sound calibrator dilakukan dengan metode insert voltage seperti yang
disarankan oleh standar IEC 60942:2003. Pada metode insert voltage, mikrofon standar
yang nilai sensitifitasnya sudah diketahui (sdB), digunakan untuk menentukan SPL yang
dihasilkan oleh sound calibrator. Hal ini dilakukan dengan mengukur open-circuit voltage
(voc) yang dihasilkan oleh mikrofon standar ketika dikopelkan dengan sound calibrator[7].
Gambar 2. Set-up peralatan kalibrasi
Peralatan yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah sound calibrator, tipe B&K
4231 dengan nomor seri 2592161 sebagai unit under test (UUT), mikrofon standar ½ inch
tipe B&K 4180 untuk mengkonversi sinyal bunyi dari sound calibrator, pre amplifier tipe
B&K 2645 and B&K 2627, measuring amplifier, tipe B&K 2636, function generator,
digital volt meter (DVM 1 untuk tegangan AC dan DVM 2 untuk tegangan DC), frequency
counter, barometer, thermometer, hygrometer, noise generator untuk menghasilkan
kebisingan, SLM yang untuk mengukur SPL yang dihasilkan oleh noise generator, dan
kotak insulasi bunyi yang digunakan untuk pengukuran ke-dua. Peralatan ini dirangkai
sesuai dengan Gambar 2. Kalibrasi dimulai dengan memastikan saklar insert junction
berada di posisi ‘meas’, kemudian sound calibrator dinyalakan dan tegangan terukur dari
pre-amp dicatat. Selanjutnya sound calibrator dimatikan, posisi insert junction diubah ke
posisi ‘cal’ dan signal generator dinyalakan. Amplitudo dari signal generator diatur
sehingga menghasilkan tegangan yang sama dengan tegangan keluaran pre-amp ketika
sound calibrator menyala. Insert junction diubah ke posisi ‘insert’ kemudian tegangan
yang terukur di DVM 1 dicatat[8].
Gambar 3. Set-up kalibrasi sound calibrator di ruang terbuka(kiri) dan di dalam
kotak insulasi bunyi (kanan)
Pada kondisi pertama kalibrasi sound calibrator di lakukan di ruang terbuka seperti
yang ditunjukkan oleh Gambar 3 (kiri) sesuai dengan metode yang sebelumnya dijelaskan.
Kalibrasi sound calibrator pada kondisi ke-dua dilakukan dengan metode yang sama tetapi
sound calibrator dan alat ukur kondisi lingkungan diletakkan di dalam kotak insulasi bunyi
seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3 (kanan). Kotak insulasi bunyi yang digunakan
pada percobaan ini memiliki ukuran 54 cm x 40 cm x 41 cm yang terdiri dari lapisan
rockwool dengan densitas 100 kg/m3 dengan ketebalan 5 cm dan lapisan papan kayu
dengan ketebalan 1,8 cm. Kotak ini memiliki background noise sebesar 25,6 dB. Selain
sound calibrator, di dalam kotak insulasi bunyi juga diletakkan termometer, higrometer,
dan barometer yang berfungsi untuk mengukur kondisi lingkungan di dalam kotak ketika
pengukuran SPL berlangsung. Kegiatan kalibrasi sound calibrator di luar dan dalam kotak
insulasi bunyi dilakukan dengan metode yang sama yaitu dengan metode insert voltage.
Pada saat kegiatan kalibrasi berlangsung system diberi diberi gangguan background noise
dengan tingkat tekanan suara sebesar 91, 92, 94, 96, 98, dan 99 dB.
Setelah nilai SPL masing-masing kondisi diperoleh, dilakukan pengolahan data
secara statistik menggunakan uji-t. Uji-t dilakukan untuk membuktikan bahwa data pada
subpopulasi pertama dan data pada subpopulasi kedua berbeda. Nilai statistika t dapat
dihitung menggunakan persamaan 2.
……………………………………………………………… 2
Semua pengukuran cenderung mengandung kesalahan[9], nilai pengukuran yang
diperoleh tidak persis sama dengan nilai sebenarnya dari besaran yang diukur, maka perlu
diketahui ketidakpastian dari pengukuran yang dilakukan. Ketidakpastian adalah suatu
parameter yang terkait dengan hasil pengukuran yang menunjukkan dispersi dari nilai-
nilai yang mempengaruhi pengukuran[10]. Pengukuran SPL sound calibrator dipengaruhi
oleh beberapa parameter ketidakpastian seperti pengulangan pembacaan DVM, mikrofon
standar (sertifikat dan drift), suhu lingkungan dan pengukuran tekanan udara untuk koreksi
sensitivitas mikrofon[11] sehingga ketidakpastian gabungan dari pengukuran dapat
dirumuskan seperti yang ditunjukkan oleh persamaan 3.
…………….…………… 3
Dimana:
adalah ketidakpastian DVM untuk tipe A
adalah ketidakpastian DVM untuk tipe B
adalah ketidakpastian mikrofon yang berasal dari sertifikat
adalah ketidakpastian mikrofon yang disebabkan oleh drift
adalah koreksi sensitivitas mikrofon yang disebabkan oleh ketidakpastian
barometer
adalah ketidakpastian yang disebabkan oleh perubahan tekanan pada saat
pengukuran
adalah koreksi sensitivitas mikrofon yang disebabkan oleh ketidakpastian
termometer
adalah ketidakpastian yang disebabkan oleh perubahan suhu pada saat
pengukuran
adalah ketidakpastian yang berasal dari stabilitas sistem
adalah ketidakpastian yang berasal dari kesalahan pembulatan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kalibrasi dilakukan dengan mengukur SPL sebanyak 6 kali untuk tiap kondisi
dengan tingkat kebisingan yang telah ditentukan seperti yang ditunjukkan Gambar 4. Dari
kalibrasi yang dilakukan di ruang terbuka dihasilkan SPL rata-rata sebesar 93,40 dB
sedangkan untuk kalibrasi sound calibrator di dalam kotak insulasi bunyi dihasilkan SPL
rata-rata sebesar 93,95 dB. Nilai SPL rata-rata dari masing-masing kondisi ini
menunjukkan bahwa SPL sound calibrator di dalam kotak insulasi lebih mendekati nilai
referensi yaitu 94 dB. Selain itu, berdasarkan Gambar 4 tampak bahwa pengukuran di
dalam kotak insulasi bunyi cenderung lebih stabil dibandingkan dengan pengukuran pada
ruang terbuka. Hal ini karena semua kebisingan lingkungan ditolak oleh kotak insulasi
bunyi. Kotak insulasi mengisolasi kebisingan dari luar yang berasal dari noise generator,
sehingga mikrofon hanya menerima SPL yang berasal dari sound calibrator. Hasil
kalibrasi di ruang terbuka tidak stabil karena pengukuran SPL terpengaruh oleh kebisingan
dari noise generator. Pada kalibrasi di luar ruang, mikrofon tidak hanya mengukur SPL
yang berasal dari sound calibrator namun juga SPL yang berasal dari kebisingan
lingkungan yang salah satunya berasal dari noise generator. Hasil kalibrasi pada ruang
terbuka menunjukkan bahwa nilai SPL sound calibrator cenderung semakin menurun
seiring dengan bertambahnya SPL dari background noise. SPL terendah terukur saat
background noise yang diberikan adalah sebesar 99 dB.
Gambar 4. Hasil pengukuran SPL sound calibrator terhadap background noise
Tabel 1. Hasil perhitungan t-test SPL sound calibrator di ruang terbuka dan di dalam
kotak insulasi bunyi
Pengukuran N mean stdev stdev2
Kotak Insulasi 6 93,95 0,01169 0,000137
Terbuka 6 93,40 0,185574 0,034438
s2p 0.017
t-hitung 7,277
tt5% 2,228
Hasil kalibrasi diolah secara statistik dengan metode uji-t untuk menguji hipotesis
yang ditetapkan di awal penelitian yaitu untuk membuktikan bahwa ada perbedaan hasil
pengukuran dari dua kalibrasi yang telah dilakukan. Dengan melihat t-
0,05 dan derajat kebebasan 10 maka diperoleh tt5% = 2,228. Berdasarkan hasil perhitungan
seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 1, diperoleh thitung = 7,277. Nilai thitung jatuh di daerah
penolakan H0, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata hasil
pengukuran SPL sound calibrator pada kondisi ruang terbuka dan di dalam kotak insulasi
bunyi.
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai ketidakpastian pengukuran dari kalibrasi
sound calibrator di ruangan terbuka adalah sebesar 0,25 dB dan ketidakpastian kalibrasi
sound calibrator dalam kotak insulasi adalah sebesar 0,09 dB. Penyumbang terbesar
berbedanya ketidakpastian hasil kalibrasi ini adalah ketidakpastian tipe A, yaitu
ketidakpastian yang diestimasi secara statistik dari sehimpunan pengukuran[12].
Background noise saat pengukuran SPL sound calibrator di ruang terbuka menghasilkan
standar deviasi yang relative besar sehingga mengakibatkan ketidakpastian tipe A juga
menjadi besar. Komponen ketidakpastian yang memiliki perbedaan paling besar berasal
dari ketidakpastikan akibat perubahan tekanan.
Tabel 2. Ketidakpastian SPL sound calibrator di ruang terbuka dan di dalam kotak
insulasi bunyi
Pada Tabel 2 ditampilkan bahwa ketidakpastian akibat perubahan temperatur untuk
pengukuran di dalam kotak cenderung lebih kecil dibanding pengukuran di ruang terbuka.
Hal ini disebabkan oleh tekanan udara di dalam kotak lebih stabil dibanding tekanan di
ruang terbuka. Perubahan nilai tekanan udara di luar ruangan yang tidak stabil disebabkan
oleh adanya kegiatan personel laboratorium yang keluar masuk laboratorium. Untuk
komponen ketidakpastian lainnya cenderung sama untuk pengukuran di luar ruangan dan
di dalam kotak insulasi bunyi, hal ini dapat dilihat dari nilai orde yang sama untuk kedua
kondisi seperti yang ditampilkan pada Tabel 2.
5. KESIMPULAN
Kalibrasi sound calibrator dengan background noise sebesar 91, 92, 94, 96, 98, dan 99
dB telah dilakukan di ruang terbuka dan di luar kotak insulasi bunyi. Dari hasil analisis
secara statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan hasil pengukuran
SPL sound calibrator pada ruang terbuka dan di dalam kotak insulasi bunyi. Hasil kalibrasi
SPL sound calibrator di dalam kotak insulasi lebih baik dibanding hasil kalibrasi di luar
kotak.
6. UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan Laboratorium Metrologi
Akustik dan Vibrasi dan Dr. Sensus Wijonarko yang telah banyak membantu dan
membimbing dalam menyelesaikan KTI ini.
7. DAFTAR PUSTAKA
[1] Rusjadi, Dodi. 2015. Konsep Dasar Akustik untuk Pengendalian Kebisingan
Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
[2] ISO/IEC 17025,2005 General requirements for the competence of testing and
calibration laboratories, Second Edition.
[3] Dragonetti, Raffaele. 2015. Sound source measurement by using a passive sound
insulation and a statistical approach. Journal of Sound and Vibration.
Vol.354.Elsevier
[4] ISO/IEC 60942, 2003. Electroacoustics-Sound Calibrator. Third Edition.
Switzerland: IEC Central Office.
[5] Bruel & Kjaer (1993). Technical Documentation Sound Level Calibrator Type 4231.
p.5. Denmark: Naerum.
[6] Everest, F.Alton. and Ken C. Pohlmann. 2009.Master Handbook of Acoustics.Fifth
Ed. New York: The McGraw-Hill Companies.
[7] Arcas, Guillermo De.2006. ”A Virtual Instrument to Evaluate The Uncertainty
Measurement in The Calibration of Sound Calibrators”. In Advanced Mathematical
and Computational Tools in Metrology VII. Edited by P.Ciarlini. World Scientific.
[8] P2 Metrologi-LIPI. 2015.I.MA.2.02: Instruksi Kerja untuk Sound Calibrator.
Metrologi Akustik.
[9] Howarth, Preben and Fiona Redgrave. (2008, Feb). Metrology-in Short (In
Indonesia: Metrologi - Sebuah Pengantar). Second edition. Edited by A.Praba
Drijarkara. Euramet e.V.
[10] JCGM 200.2008. International vocabulary of basic and general terms in metrology.
International Organization for Standardization (Geneva, Switzerland)
[11] P2Metrologi-LIPI. 2015.I.MA.2.02.U: Data Analysis and Uncertainty Evaluation of
Sound Calibrator & Pistonphone Calibration. Metrologi Akustik.
[12] JCGM. ISO: Evaluation of Measurement Data-Guide to the Expression of
Uncertainty in Measurement, First Edition, 2008
HASIL DISKUSI
- Penanya : Hasmi (Siwali)
Pertanyaan : Apa sajakah sumber-sumber ketidakpastiannya?
Jawaban : Ketidakpastian tipe A yang berasal dari perulangan pengukuran,
ketidakpastian dari sertifikat DVM dan mikrofon, ketidakpastian
sensitivitas mikrofon yang disebabkan oleh ketidakpastian
baromete dan termometer, ketidakpastian drift mikrofon,
ketidakpastian karena perubahan suhu dan tekanan selama
pengukuran, ketidakpastian dari stabilitas system, dan
ketidakpastian dari pembulatan hasil perhitungan.
- Penanya : Nibras (P2 Metrologi)
Pertanyaan : Kebisingan lingkungan yang terukur berapa? Bagaimana
pengaruh kebisingan tersebut terhadap kalibrasi?
Jawaban : Kebisingan lingkungan saat penelitian ini adalah sebesar 91, 92,
94, 96, 98, dan 99 dB. Dari hasil penelitian ini tampak bahwa
kebisingan lingkungan mengakibatkan gangguan terhadap hasil
pengukuran SPL sound calibrator. SPL sound calibrator
cenderung semakin berkurang menjauhi nilai nominalnya (94
dB) seiring dengan semakin bertambahnya tingkat kebisingan
lingkungan.
- Penanya : Haryo (SMTP)
Pertanyaan : Apa yang dimaksud dengan insert voltage? Kenapa pengukuran
harus dilakukan di ruang tertutup?
Jawaban : Insert voltage adalah metode kalibrasi sound calibrator yang
disarankan oleh standar IEC 60942:2003. Pada metode insert
voltage, mikrofon standar yang nilai sensitifitasnya sudah
diketahui (sdB), digunakan untuk menentukan SPL yang
dihasilkan oleh sound calibrator. Hal ini dilakukan dengan
mengukur open-circuit voltage (voc) yang dihasilkan oleh
mikrofon standar ketika dikopelkan dengan sound calibrator.
Pengukuran harus dilakukan di ruang tertutup apabila lingkungan
kalibrasi terdapat kebisingan yang mengganggu, dan sesuai
dengan standar ISO 17025 yang menyatakan bahwa harus ada
pemisahan yang efektif antar ruang yang kegiatannya tidak saling
terkait, hal ini dilakukan untuk mencegah kontaminasi silang.
- Penanya : Nadia (P2 Metrologi)
Pertanyaan : Signifikankah perbedaan hasil kalibrasi di ruang terbuka dan di
dalam kotak insulasi?
Jawaban : Hasil penelitian cukup signifikan dilihat dari hasil kalibrasi di
ruang terbuka dihasilkan SPL sound calibrator sebesar 93,40 dB
dan ketidakpastian sebesar 0,25 dB, sedangkan pengukuran di
dalam kotak menghasilkan 93,95 dB dan ketidakpastian sebesar
0,09dB. Standar keberterimaan SPL sound calibrator untuk
kegiatan intermediate check yang ditetapkan oleh Lab Akustik
dan Vibrasi P2Metrologi LIPI adalah sebesar 93,80 dB sampai
dengan 94,20 dB. Jika hasil pengukuran sound calibrator di
ruangan terbuka digunakan sebagai hasil intermediate check
maka sound calibrator akan dianggap sudah tidak layak pakai
karena berada di luar rentang yang sudah ditentukan.