percobaan ii protein
DESCRIPTION
proteinTRANSCRIPT
PERCOBAAN II
PROTEIN
A. Judul : Protein
B. Tujuan : Memahami sifat-sifat protein dan reaksi-reaksi uji kualitatif
untuk mengedintifikasi protein
C. Dasar Teori
Protein adalah molekul raksasa yang terdiri dari satuan-satuan kecil
penyusunnya yang disebut asam amino yang tersusun dalam urutan tertentu,
dengan jumlah dan struktur tertentu. Molekul-molekul ini merupakan bahan
pembangun sel hidup. Protein yang paling sederhana terdiri atas 50 asam
amino, tetapi ada beberapa protein yang memiliki ribuan asam amino. Hal
yang terpenting adalah ketidakhadiran, penambahan, atau penggantian satu
saja asam amino pada sebuah struktur protein dapat menyebabkan protein
tersebut menjadi gumpalan molekul yang tidak berguna. Setiap asam amino
harus terletak pada urutan yang benar dan struktur yang tepat (Poedjiadi,
1994).
Protein yang terdapat dalam makanan kita dicernakan dalam lambung
dan usus menjadi asam-asam amino, yang diabsorsi dan dibawa oleh darah ke
hati. Sebagian asam amino diambil oleh hati, sebagian lagi diedarkan ke
dalam jaringan-jaringan di luar hati. Protein dalam sel-sel tubuh dibentuk dari
asam amino. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan
untuk biosintesis protein, kelebihan asam amino akan diubah menjadi asam
keto yang dapat masuk kedalam siklus asam sitrat atau diubah menjadi urea.
Hati merupakan organ tubuh dimana terjadi reaksi katabolisme maupun
anabolisme. Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan
dari proses katabolisme protein dibawa oleh darah ke dalam jaringan untuk
digunakan. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber,
yaitu absorpsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan
hasil sintesis asam amino dalam sel (Poedjiadi, 1994).
Penggolongan protein dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu
(Ridwan, S. 1990):
1
1. Berdasarkan struktur molekulnya. Struktur protein terdiri dari empat
macam:
a. Struktur primer (struktur utama)
Struktur ini terdiri dari asam-asam amino yang dihubungkan satu
sama lainsecara kovalen melalui ikatan peptida.
b. Struktur sekunder
Protein sudah mengalami interaksi intermolekul, melalui rantai
samping asam amino. Ikatan yang membentuk struktur ini,
didominasi oleh ikatan hidrogen antar rantai samping yang
membentuk pola tertentu bergantung pada orientasi ikatan
hidrogennya.
c. Struktur tersier
Terbentuknya karena adanya pelipatan membentuk struktur yang
kompleks. Pelipatan distabilkan oleh ikatan hidrogen, ikatan
disulfida, interaksi ionik,ikatan hidrofobik, ikatan hidrofilik.
d. Struktur Kuartener
Terbentuk dari beberapa bentuk tersier, dengan kata lain multi sub
unit. Interaksi intermolekul antar sub unit protein ini membentuk
struktur keempat/kuartener.
2. Berdasarkan Bentuk dan Sifat Fisik
a. Protein Globular
Terdiri dari polipeptida yang bergabung satu sama lain (berlipat
rapat) membentuk bulat padat. Misalnya enzim, albumin, globulin,
protamin, protein ini larut dalam air, asam, basa dan etanol.
b. Protein serabut (fibrous protein)
Terdiri dari peptida berantai panjang dan berupa serat-serat yang
tersusun memanjang dan memberikan peran struktural atau
pelindung. Protein ini tidak larut dalam air, asam, basa maupun
etanol.
2
3. Berdasarkan Fungsi Biologi
Pembagian protein didasarkan pada fungsinya di dalam tubuh, antara
lain:
1) Enzim (ribonukease, tripsin)
2) Protein transport (hemoglobin, mioglobin, serum, albumin)
3) Protein nutrien dan penyimpan (gliadin/gandum, ovalbumin/telur,
kasein/ susu, feritin/ jaringan hewan)
4) Protein kontraktil (aktin dan tubulin)
5) Protein struktural (kolagen, keratin, fibrion)
6) Protein pertahanan (antibodi, fibrinogen dan trombin, bisa ular)
7) Protein pengatur (hormon insulin dan hormon paratiroid)
4. Berdasarkan Daya Larutnya
1) Albumin
Larut air, mengendap dengan garam konsentrasi tinggi.
2) Globulin Glutelin
Tidak larut dalam larutan netral, larut asam dan basa encer.
3) Gliadin (prolamin)
Larut etanol 70-80%, tidak larut air dan etanol 100
4) Histon
Bersifat basa, cenderung berikatan dengan asam nukleat di dalam
sel. Globin bereaksi dengan heme (senyawa asam menjadi
hemoglobin). Tidak larut air, garam encer dan pekat (jenuh 30-50%)
5) Protamin
Larut dalam air dan berdifat basa, dapat berikatan dengan asam
nukleat menjadi nukleoprotamin (sperma ikan).
Sifat-sifat penting protein (Lehninger, A. 1988):
1. Ionisasi : apabila larut dalam air akan membentuk ion positif dan
negatif
2. Denaturasi : perubahan konformasi serta posisi protein sehingga
aktivitasnya berkurang atau kemampuan menunjang aktivitas organ
tertentu dalam tubuh hilang.
3
3. Viskositas : tahanan yang timbul adanya gesekan antara molekul
didalam zat cair yang mengalir.
4. Kritalisasi : proses yang sering dilakukan dengan jalam penambahan
garam amonium sulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan pH
pada titik isolistriknya.
5. Sistem Koloid : sisten yang heterogen terdiri atas dua fase yaitu partikel
kecil yang terdispersi dari medium atau pelarutnya (Poedjiadi, 1994)
Fungsi Protein(Wibowo, luqman. 2009):
1. Sebagai katalis reaksi enzimatis
2. Sebagai sarana transportasi, sejumlah protein spesifik berperan sebagai
proses transport ion dan molekul-molekul kecil.
3. Sebagai koordinasi dalam pergerakan, yaitu sebagai pembantu sel
dalam berkontraksi
4. Sebagai pendukung mekanik/kerangka
5. Sebagai pertahanan kekuatan kulit dan tulang
6. Sebagai sistem kekebalan atau perlidungan yaitu pertahanan sel dalam
serangan benda asing.
7. Penghasil dan penerus rangsangan sistem saraf.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
No Nama AlatKategori
Gambar Fungsi
1 Gelas kimia1 Sebagai tempat/wadah
zat diaduk
2 Gelas ukur 1Untuk mengukur suatu
larutan
4
3 Pipet tetes 1
Membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah kecil
4Penagas air 2 Untuk memanaskan
bahan atau sampel
5Rak tabung
reaksi1
Tempat untuk meletakan tabung
reaksi
6 Tabung reaksi
1Untuk mereaksikan
larutan atau cairan dan juga bisa di panaskan
atau digoyang
7Penjepit tabung
1
Untuk menahan tabung ketika di
panaskan
2. Bahan
NO NAMA BAHAN
KATEGORI SIFAT FISIKA SIFAT KIMIA
1 Pereduksi biuret
Larutan berwarna biru dan berubah warna menjadi ungu apabila bereaksi dengan protein, dapat larut dalam air
Rumus molekul C2H5N3O3, titik lelehnya 106,1890 C, massa mulanya 103,08
2 Larutan (NH4)2SO4
Mengandung unsur nitrogen dan blerang
Rumus kimia (NH)2SO4, berat molekul 132,149 g/mol, titik lebur 512,2 0 C
5
3 HNO3 pekat Larutan
Cairan berasap, sangat korosit, sangat merangsang, mendidih pada suhu kurang lebih 1200 C
Pada suhu akam terurai oleh cahaya/ sinar dan dapat terionisasivdengan amilum membentuk garam amonium
4 HCl 0,1 M Massa atom 36,45 g/cm3. Titik lelehnya energi ionisasi 1250 kg/mol. Kalori jenis 0,115 kal, pada suhu kamar berbentuk gas dan tak berbau
Tebal udara lembab gasnya berwarna kuning hijau dan berbau merangsang dapat larut dalam alkali hidroksida, kloroform, eter dan oksidator kuat
5 Pb Asetat Cairan higroskolak, tak berwarna, sebagai pemberi rasa asam dan arima dalam makanan, memiliki titik beku 10,70 C
Asam lemah hanya terionisasi sebagai C4 menjadi CH3COO
6 H3Cl3 0,2 M7 NaOH Berat molekul 409
g/mol. Tampilan putih padat, titik didih 3180 C
Mudah menguap, higroskopik dan mudah terionisasi
9 CuSO4 berwarna putih, sebagai cairan pendehidrasi
Larutan dalam air, , bereaksi dengan logam
10 Larutan ninhidrin
Padatan kristal putih larut dalam air dan alkohol, Tl 241-2430C
Digunakan dalam uji asam amino bebas dan karboksil dalam protein dangan memberikan warna biru
6
E. Prosedur Kerja
1. Uji Biuret
2. Uji Ninhidrin
7
Sampel
- Disiapkan 6 tabung reaksi
- Diambil 1-2 mL sampel
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan NaOH pekat 1 mL
- Dicampurkan dengan baik pada
masing-masing tabung
- Ditambahkan CuSO4 0,1 N
sebanyak 2-3 tetes pada masing-
masing tabung
- Diamati dan dicatat perubahan yang
terjadiPositif bila terbentuk
warna ungu
Positif bila terbentuk
warna biru-ungu
Sampel
- Disiapkan 6 tabung reaksi
- Diambil 1-2 mL sampel
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan 5 tetes larutan
ninhidrin 0,1 %, dan dicampur
dengan baik
- Dipanaskan hingga mendidih selama
5 menit
- Diamati dan dicatat perubahan yang
terjadi
3. Uji Xanthoprotein
8
Positif bila terbentuk
warna kuning-jingga
- Disiapkan 6 tabung reaksi
- Diambil 1-2 mL sampel
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan 1mL HNO3 pekat,
perhatikan endapan putih yang
terbentuk
- Dipanaskan 1-2 menit
- Didinginkan masing-masing tabung
reaksi dengan air kran yang mengalir
- Ditambahkan tetes demi tetes larutan
NaOH pekat hingga suasana larutan
basa
- Diamati dan dicatat perubahan yang
terjadi
Sampel
4. Uji reaksi dengan logam
a. HgCl2
b. Pb-Asetat
9
Positif bila terjadi
perubahan dari larutan
awal
- Disiapkan 6 tabung reaksi
- Diambil 1-2 mL sampel
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan 5 tetes larutan HgCl2 0,2
M
- Dicampur dengan baik
- Diamati dan dicatat perubahan yang
terjadi
Sampel
Positif bila terjadi
perubahan berwarna putih
- Disiapkan 6 tabung reaksi
- Diambil 1-2 mL sampel
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan 5 tetes larutan Pb-Asetat
0,2 M
- Dicampur dengan baik
- Diamati dan dicatat perubahan yang
terjadi
Sampel
5. Uji Pb-Sulfad
F. Hasil Pengamatan
Ragen Uji Biuret Ninhidrin
Xanthoprotein
Reaksi Logam Pb-SulfidaHgCl2 Pb-Asetat
Susu + + + - - +Air rebusan tahu
- - - - + +
Air rebusan ayam
+ - - + + +
air rebusan daging
- - - - + +
Telur + + - - + +Gelatin + + - - + +
G. Pembahasan
1. Uji biuret
Langkah praktikum protein dengan uji biuret hal pertama yang
dilakukan yakni disiapkan 6 tabung reaksi dam masing-masing tabung
reaksi diisi dengan sampel susu, telur, air rebusan tahu, air rebusan daging
10
Positif bila terbentuk
warna coklat atau endapan
- Disiapkan 6 tabung reaksi
- Diambil 1-2 mL sampel
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan beberapa tetes NaOH 40%
lalu dididihkan selama 2 menit
- Didinginkan tabung kemudian
ditambahkan beberapa larutan natrium
plumbat
- Diamati dan dicatat perubahan yang
terjadi
Sampel
sapi, air rebusan daging ayam, dan gelatin. Setelah itu ditambahakan 1 ml
larutan NaOH pada masing – masing tabung reaksi. Langkah terakhir
yakni menambahkan beberapa tetes larutan CuSO4 0,01 N sampai
terbentuk warna ungu atau violet pada masing – masing larutan tersebut.
Langkah praktikum ini telah sesuai dengan pendapat Andayani (2011),
bahwa dalam reaksi biuret suatu sampel ditambahkan larutan NaOH,
kemudian CuSO4 beberapa tetes hingga timbul warna ungu.
Menurut Slamet (2011), bahwa jika protein didihkan dengan asam
kuat atau basa kuat yang pekat, molekulnya akan terhidrolisis menjadi
molekul asam amino. Oleh sebab itu kemungkinan penambahan NaOH
agar protein terurai menjadi asam amino. Sedangkan penambahan CuSO4
berfungsi sebagai uji positif terhadap ikatan peptide, jika terbentuk warna
ungu berarti sampel tersebut mengandung protein (Slamet, 2011).
Sampel yang positif pada percobaan ini adalah susu, air rebusan
daging ayam, telur dan gelatin. Reaksi biuret positif terhadap dua buah
ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau
dipeptida, yaitu dipeptida dari asam-asam amino histidin, serin, dan
treonin. Reaksi pun positif terhadap senyawa-senyawa yang mengandung
dua gugus: -CH2NH2, -CSNH2, -C(NH)NH2, dan –CONH2.
2. Uji ninhidrin
Prinsip dari uji ninhidrin yaitu semua asam amino atau peptida yang
mengandung asam α-amino bebas dan sedikitnya satu gugus hidroksil
akan bereaksi dengan ninhidrin (triketohidrindenahidrat) membentuk
senyawa kompleks berwarna biru ungu. Namun, prolin dan hidroksi
prolin menghasilkan senyawa berwarna kuning. Fungsi dari uji ninhidrin
adalah untuk membuktikan adanya asam amino bebas dalam protein. Uji
ini umum sifatnya karena semua protein mengandung sedikitnya satu
gugus karboksil dan gugus amino bebas (asam α-amino), dan menjadi
dasar penentuan kuantitatif asam amino.
Langkah pertama yang dilakukan adalah disiapkan 6 tabung reaksi dan
diisi masing-masing tabung dengan sampel susu, air rebusan tahu, air
11
rebusan daging ayam, air rebusan daging sapi, telur dan gelatin.
Kemudian diteteskan larutan ninhidrin 0,1 % dan dicampur dengan baik.
Kemudian dipanaskan sampai beberapa menit. Tujuan pemanasan adalah
agar terbentuk warna yang kompleks yaitu biru-ungu. Sampel yang positif
terhadap uji ninhidrin ini adalah susu, telur dan gelatin.
3. Uji xanthiprotein
Uji xantoprotein merupakan uji kualitatif pada protein yang digunakan
untuk menunjukkan adanya gugus benzena (cincin fenil). Asam amino
yang menunjukkan reaksi positif untuk uji ini adalah tyrosin, phenilalanin,
dan tryptophan. Reaksi positif ada uji xantoprotein adalah munculnya
gumpalan atau cincin warna kuning (Sirajuddin, 2011.).
Uji xantoprotein akan menghasilkan warna orange pada reaksi yang
menghasilkan turunan benzena dengan penambahan basa. Uji
xantoprotein digunakan untuk asam amino yang mengandung inti
benzene.
Langkah pertama yang dilakukan pada uji xanthoprotein adalah
disiapkan 6 tabung reaksi dan masing-masing tabung diisi dengan sampel
susu, air rebusan tahu,air rebusan daging ayam, air rebusan daging sapi,
telur dan gelatin. Kemudian ditambahkan 1 mL HNO3 pekat dan
perhatikan adanya endapan putih yang terbentuk. Tujuan penggunaan
HNO3 yaitu untuk memecah protein menjadi gugus benzene (Anonim,
2010). Kemudian dipanakan selama 1-2 menit. Kemudian didinginkan
masing-masing sampel dengan air kran yang mengalir. Setelah diingin
ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH pekat sehingga suasana
larutan menjadi asam. Sampel yang positif adalah susu dengan perubahan
warna kuning-orange. Warna orange pekat pada fenol menunjukkan
adanya inti benzene pada gugus fenol. Hal itu memang sangatlah tepat
karena fenol memang memiliki gugus benzene (Harper, 1980).
4. Reaksi dengan logam
Diketahui bahwa protein mampu menawarkan racun karena asam
amino yang merupakan penyusun suatu protein dapat mengikat logam
12
seperti Hg (merkuri klorida) dan Pb (timbal asetat), racun atau logam
yang terikat dalam reaksi ini ditandai dengan adanya endapan putih.
a. HgCl2
Pada praktikum ini pertama disiapkan 6 tabung reaksi dan disisi
masing-masing sampel susu, air rebusan tau, air rebusan daging ayam, air
rebusan daging, telur dan gelatin. Kemudian ditetsi larutan dengan
HgCl2. Pada penambahan ini larutan berubah dari bening menjadi putih
pekat. Hal ini disebabkan karena adanya kemampuan protein atau asam
amino untuk berikatan dengan ion logam di atas titik isoelektriknya.
Kemampuan ini disebabkan karena pada saat pH berada di atas titik
isoelektrik protein atau asam amino, maka ia akan bermuatan negatif
sehingga mampu mengikat ion logam yang bermuatan positif. Adanya
pertambahan ion logam menyebabkan putusnya jembatan disulfida dan
ikatan kovalen S-S pada protein yang mengandung gugus sulfuhidril.
Pada sampel yang positif hanyalah air rebusan ayam
b. Pb-asetat
Pada praktikum ini pertama disiapkan 6 tabung reaksi dan disisi
masing-masing sampel susu, air rebusan tau, air rebusan daging ayam, air
rebusan daging, telur dan gelatin. Kemudian ditetesi larutan dengan Pb-
asetat. Dengan adanya endapan saat penambahan dengan Pb (CH3COO)2
menunjukkan bahwa protein dan asam amino dapat bertindak sebagai
antidotum/penawar racun pada keracunan logam berat seperti Hg dan Pb.
Sedangkan untuk asam amino seperti asam aspartat, serin, dan alanin
tidak membentuk endapan karena suasana larutan masih berada di bawah
titik isoelektrik kedua asam amino tersebut, sehingga asam amino yang
bermuatan positif tidak mampu berikatan dengan ion logam yang
bermuatan positif pula. Selain itu, ketiga jenis asam amino tersebut tidak
mengandung gugus sulfuhidril. Semua sampel pada percobaan ini positif
terhadap Pb-asetat kecuali susu.
13
5. Uji Pb-Sulfida
Pada percobaan ini langkah pertama adalah disiapkan 6 tabung reaksi
dan disisi masing-masing sampel susu, air rebusan tau, air rebusan daging
ayam, air rebusan daging, telur dan gelatin. Kemudian ditetesi beberapa
tetes NaOH 40% lalu dididihkan selama 2 menit. Tujuan penggunaan
NaOH 40 % untuk mengetahui adanya unsur belerang dalam suatu
protein. Protein yang mengandung belerang jika dipanaskan dengan
larutan NaOH 40% akan menghasilkan Na2S dan zat lain. Pada uji ini
semua sampel positif akan Pb-Sulfida.
H. Kesimpulan
Dari uji-uji protein yang telah dilakukan terhadap sampel susu, air
rebusan tahu, air rebusan daging ayam, air rebusan daging sapi, telur dan
gelatin maka diketahui untuk sampel susu mengandung asam amino bebas,
mengandung asam amino berinti benzena, mengandung protein, dan
mengandung unsur blerang. Sampel air rebusan tahu positif mengandung
unsur blerang dan positif sebagai penawar racun. Sampel air rebusan daging
ayam dan air rebusn daging sapi positif mengandung protein, positif sebagai
penawar racun dan mengandung unsur blerang. Sampel telur positif
mengandung protein, asam amino bebas, mengandung unsur blerang dan
sebagai penawar racun. Terakhir untuk sampel gelatin positif mengandung
I. Jawaban Pertanyaan
1. Persamaan reaksi yang terjadi pada uji ninhidrin
2. Tidak semua asam amino dengan rantai samping aromatik memberikan
hal positif dengan uji xanthoprotein. Karena uji xantoprotein merupakan
uji kualitatif pada protein yang digunakan untuk menunjukkan adanya
gugus benzena (cincin fenil). Asam amino yang menunjukkan reaksi
14
positif untuk uji ini adalah tyrosin, phenilalanin, dan tryptophan. Asam
amino aromatik terdiri dari beberapa macam yaitu fenilalanin, tirosin, dan
triptofan. Ketiga senyawa asam amino aromatik ini Bersifat relatif non
polar, hidrofobik dan fenilalanin adalah yang paling hidrofobik
J. Daftar Pustaka
Hart,H, 19830. Organic Chemistry-A Short Course, edisi ke 5. Houghton Miffin Company, Boston
Lehninger, A. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya. Jakarta: Erlangga
Poedjiadi, A. 2009. Dasar – Dasar Biokimia. Bandung: universitas Indonesia.
Ridwan, S. 1990. Kimia Organik edisi I. Jakarta :Binarupa Aksara
Sirajuddin, S dan Najamuddin U., 2011. Biokimia. Makassar: Unhass-Press.
Slamet.2011.Modul Kimia. Surakarta :Hayati Tumbuh Subur.
Wibowo, luqman. 2009. Deskripsi dan macam-macam tingkatan struktur protein. Bandung
15