ppt home visit
TRANSCRIPT
DIABETES MELLITUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. Robin
• Umur : 30 tahun
• Alamat : Jl. Cipinang Bali !, Kelurahan
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• Agama : Kristen
• Suku : Batak
• Pendidikan : S1
• Pekerjaan : Tidak bekerja
• Status Perkawinan : Belum menikah
• Kedatangan yang ke : 5
• Telah diobati sebelumnya : Sudah
ANAMNESIS DILAKUKAN SECARA AUTOANAMNESIS PADA TANGGAL 30 MEI
2012
A. Alasan Kedatangan/ Keluhan Utama :
Kesemutan di jari tangan
B. Keluhan Lain/Tambahan
Lemas, makan berlebih, penurunan berat badan, sering buang air kecil, pengelihatan kabur, luka sulit sembuh
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG• Pasien datang dengan keluhan kesemutan di jari-jari tangan
kanan dan kiri. Keluhan tersebut dapat hilang dengan sendirinya, namun muncul lagi tanpa penyebab yang jelas, tidak menjalar, tidak nyeri, terkadang terasa baal. Pasien belum pernah mengkonsumsi obat untuk mengurangi keluhan kesemutan, Pasien juga mengeluh nafsu makannya berlebihan sejak 2 tahun yang lalu, namun berat badan justru berkurang sebanyak 26 kg dalam waktu 2 tahun. Selain itu berat badan pasien terus menurun walaupun makan banyak. Selain itu pasien mengeluh sering mengantuk dan badan terasa lemas, luka bekas gigitan nyamuk sukar sembuh. Keluhan lainnya pasien mengeluh sering buang air kecil terlebih pada malam hari dan lebih menjadi lebih sering haus daripada sebelumnya, keluhan ini timbul bersamaan dengan kesemutan. Pasien sudah pernah berobat ke dokter dan memeriksakan kadar gula darah, hasilnya pasien dipastikan menderita diabetes mellitus. Dan diberikan obat penurun gula darah, tetapi setelah diperiksa kembali, gula darah pasien tersebut justru meningkat.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Sebelumnya pasien sering mengalami keluhan seperti ini tetapi tidak pernah berobat ke dokter. Riwayat alergi obat dan makanan disangkal. Pasien mengaku pernah dirawat di rumah sakit karena penyakit hepatitis C dan belum pernah dioperasi.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Di dalam keluarga nenek dan ibu pasien juga menderita penyakit Diabetes Melitus
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
Sejak kuliah, pasien memiliki kebiasaan makan di luar rumah, tidak teratur, senang makanan yang manis . Pasien mengaku pernah menggunakan obat terlarang dalam bentuk suntikan serta mengkonsumsi alkohol semasa kuliah. Pasien juga merokok dan jarang berolahraga.
RIWAYAT SOSIAL DAN EKONOMI
• Pasien tinggal di rumah pribadi bersama ibu, kakak, serta seorang keponakan. Kondisi rumah bersih dan teratur. Udara dapat keluar masuk dengan baik serta sinar matahari dapat masuk ke ruang tamu, kamar tidur dan dapur.
• Sehari-hari pasien tidak bekerja dan jarang keluar rumah. Pasien jarang berinteraksi dengan tetangga dan lingkungan sekitar. Hubungan dengan anggota keluarga baik.
DATA ANGGOTA KELUARGA
No Nama Umur (tahun)
Status dalam keluarga
Jenis Kelamin
Pekerjaan
1 A. R. Hutabarat 60 Ibu Kandung Perempuan Ibu Rumah Tangga
2 Dewi Natalia 34 Anak Perempuan Pegawai Negeri Sipil
3 Robin Hood (pasien)
30 Anak Laki-laki Tidak Bekerja
4 Grace 10 Cucu Perempuan Pelajar
PEMERIKSAAN FISIK
• Kesadaran : compos mentis
• Keadaan umum : baik
Status Gizi
• Tinggi badan : 169 cm
• Berat badan : 64 kg
• IMT : 22,4 kg / m2
• Kesan Gizi : Normal
Tanda vital
• Tekanan darah : 120/80 mm Hg
• Frekuensi Nadi : 84x/menit
• Frekuensi napas : 20 x/menit
• Suhu : 36,5 ° C
• Kepala : Inspeksi bentuk kepala simetris, distribusi rambut merata
Palpasi tidak ada benjolan
• Mata : Konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, arkus senilis -/-, reflex cahaya langsung +/+, reflex cahaya tidak langsung +/+, pupil isokor, diameter 3 mm/3mm
• Telinga : Normotia, liang telinga lapang/lapang, serumen +/+, membrana timpani pada intak/intak
• Hidung : Bentuk hidung normal, tidak ada deformitas, deviasi septum (-), liang hidung lapang/lapang, sekret -/-
• Mulut : Gigi lengkap, lidah kotor (-), Uvula ditengah, arkus faring simetris, faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 tidak hiperemis
• Leher : Massa (-), KGB tidak teraba membesar, trakea berada di tengah, kelenjar tiroid tidak membesar
• Toraks Inspeksi : Bentuk normochest,
pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, spider nevi (-), bendungan vena (-), pulsasi iktus kordis terlihat
Palpasi: Fremitus suara simetris pada thoraks kanan dan kiri. Pulsasi iktus kordis teraba
Perkusi: Sonor pada lapangan paru kiri dan kanan
Auskultasi : Bunyi nafas dasar vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-,
bunyi jantung I dan II normal, gallop (-), murmur (-)
• Abdomen Inspeksi: Perut tampak mendatar Auskultasi : Bising usus (+) 3x/menit Perkusi : Timpani pada seluruh
lapangan abdomen, nyeri ketok (-) Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak
teraba menbesar, nyeri tekan (-), massa (-)
• Ekstremitas Atas : Inspeksi : deformitas -/-, benjolan -/-, atrofi -/-, tremor +/+, edema -/-
Palpasi : nyeri -/-, krepitasi -/-, akral hangat, cap. Refill <2 detik
• Ekstremitas Bawah: Inspeksi : deformitas -/-, benjolan -/-, atrofi -/-, tremor -/-, edema -/- Palpasi : nyeri -/-, krepitasi -/-, akral hangat, cap. Refill <2 detik
• Status neurologis : Refleks Fisiologis :
• Biseps : +/+
• Trisep : +/+
• KPR : +/+
• APR : +/+
Sensorik
- Raba : +/+
- Nyeri : +/+
- Suhu: +/+
Refleks Patologis
• Hoffman Tromer : -/-
• Babinski : -/-
• Chaddock : -/-
• Oppenheim :-/-
• Gordon :-/-
• Schaeffer : -/-
• Klonus lutut : -/-
• Klonus kaki : -/- Derajat Kekuatan Otot
5555 5555
5555 5555
DIAGNOSIS HOLISTIK
Aspek Personal :
• Pasien datang dengan keluhan
Apek Klinis
Aspek Risiko Internal :
• Pasien suka jajan-jajanan, sering bertukar makanan dan minuman dengan teman di sekolah.
• Pasien sering kontak dengan temannya yang kemungkinan mengidap riwayat batuk lama
• Malas berolahraga,
• keadaan gizi pasien yang kurang sehingga rentan terhadap penyakit.
DIAGNOSIS HOLISTIK
Aspek Psikososial Keluarga dan Lingkungan
• Pasien tinggal dirumah dengan pencahayaan dan ventilasi udara yang kurang, lingkungan rumah yang padat dengan jumlah anggota keluarga yang banyak.
Derajat Fungsional
• 1 (tetap dapat beraktivitas seperti biasa)
KEBUTUHAN KALORI PASIEN
• 655,10 + 9,56 w + 1,85 H - 4,68 A
• 655, 10 + 9,56 (42) + 1,85 ( 152) – 4,68 (17) =
• 655,10 + 401,52 + 281, 2 - 17,56 = 1320,26 kkal
• Infeksi + 30 %
• = 1716.338 kkal
Karbohidrat = 60%-65%
Protein = 15%-25%
Lemak = 10%- 15 %
Karbohidrat : 65% x 1716 = 1115,4 kkal
Protein : 25 % x 1716 = 429 kkal
Lemak : 15% x 1716 = 257,4 kkal
RENCANA PENATALAKSANAAN
No Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan
1 Aspek personal
Evaluasi :
Keluhan, kekhawatiran dan harapan pasien
Edukasi bahwa penyakit diabetes mellitus tidak menular, bisa terjadi karena keturunan, dan pola makan yang mengandung gula secara berlebihan.
Pasien dan keluarga
1 jam Keluhan dan kekawatiran pasien dapat berkurang
Pasien mengerti penyakitnya dan faktor resikonya
2 Aspek klinik
Diabetes Mellitus
Edukasi
Menasehati agar minum obat dengan teratur
Menasehati agar mengurangi makanan yang manis dan mengandung karbohidrat tinggi
Menasehati agar kontrol gula darah puasa, gula darah sewaktu dan gula darah post prandial.
Menasehati untuk olahraga teratur
Menasehati agar menjaga pola hidup bersih dan sehat
TERAPI MEDIKA MENTOSA:
Metformin 2x1
Glibenclamide 2x1
Pasien dan keluarga
1 hari Pasien benar benar menjalankan terapinya dengan baik
Pola makan telah diatur sehingga tidak menjadi pemicu
Pasien rajin kontrol gula darah
3 Aspek risiko internal
Pasien suka jajan diluar, merokok, jarang olahraga, minum alkohol, mantan penyalahgunaan narkoba
Edukasi
Menasehati agar mengurangi keluar malam
Menasehati agar Olahraga yang teratur
Makan pagi, siang dan malam masing-masing sebanyak setengah porsi piring nasi dengan lauk ikan / daging dengan porsi sedikit buah dan sayur berserat tinggi
.
Pasien 1 jam Pasien makan teratur
Berat badan pasien bertambah
Pasien punya waktu khusus untuk berolahraga
Pasien mengurangi kebiasaan merokok dan minum-minuman beralkohol
4 Aspek psikososial
Pasien memiliki masalah dengan pekerjaan (dalam hal mencari kerja)
Pasien khawatir akan penyakitnya
Pasien memiliki masalah dengan hubungan pribadi
Edukasi
Pasien lebih banyak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
Pendekatan spritual (pasien menjaga keimanan pada Tuhan)
Pasien 1 jam
pasien dapat memahami resiko penyakit diabetes mellitus dan mampu menerapkan anjuran dari dokter.
• IKK
Yang perlu diperhatikan adalah :
• 1. corak keluarga
Pasien merupakan anak ke empat dari empat bersaudara. Pasien dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang taat beribadah. Ayah pasien sudah meninggal saat pasien berumur 15 tahun. Ibu pasien bekerja sebagai ibu Rumah Tangga. Dalam keluarga pasien semua masalah dapat dibicarakan secara terbuka, orang tua pasien merupakan sosok orang tua yang menyayangi anaknya. Kakak laki-laki dan perempuan pasien sudah meninggal karena sakit.
• 2. Kebutuhan
- fisikal (sandang, pangan ,papan)
Pasien tinggal bersama ibu beserta kakak dan 1 keponakan. Pasien adalah anak keempat dari empat bersaudara. Pasien tinggal di lingkungan yang padat, jarak dari satu rumah kerumah yang lain saling berdekatan Pasien tinggal dirumah ukuran 25 x 10 m bersekat plavon pada bagian atas beratap genteng.. Kamar tidur berjumlah 3 kamar. Pasien tidur sendirian. Pencahayaan lampu, sinar matahari cukup maupun ventilasi udara cukup, terdapat beberapa jendela di ruang tamu depan dan kamar tidur berukuran 80 x 100 cm meja makan terletak bersebelahan dengan dapur. Perabotan tidak tertata dengan baik. Di depan rumah terdapat banyak tanaman hidup dalam pot dan taman bunga. Kamar mandi berjumlah dua buah Ukuran kamar mandi 2 x 3 m dengan toilet jongkok dan ember dan bak mandi untuk menampung air. Pasien menggunakan air tanah. Pakaian sehari-hari yang digunakan pasien beserta keluarga merupakan pakaian yang cukup baik, untuk mencukupi kebutuhan makan sehari-hari, kakak perempuan pasien bekerja setiap hari, untuk mencukupi kebutuhan membeli bahan makanan pokok. Makanan yang dikonsumsi keluarga pasien memenuhi kebutuhan gizi seimbang, makanan yang dikonsumsi adalah makanan yang cukup kebutuhan gizinya, hal ini dilatar belakangi sumber penghasilan kakak pasien cukup.
• - spiritual need
Pemenuhan kebutuhan spiritual diperlukan oleh pasien dan keluarga dalam mencari arti dari peristiwa kehidupan yang dihadapi termasuk penderitaan karena sakit dan merasa tetap dicintai oleh sesama manusia dan Tuhan Dalam keluarga pasien, ibu pasien menekankan kepada nak-anaknya untuk selalu beribadah dan rajin gereja Selain itu orang tua pasien mengajarkan bahwa setiap kali ada permasalahan yang dialami harus selalu membawanya dalam doa.
• - emotional needs
Segala perilaku masing-masing anggota keluarga didasarkan pada emosi yang dimiliknya. Termasuk dalam perilaku kesehatan, dimana untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar rumah serta pola makan dan gaya hidup menjadi tanggung jawab diri sendiri. Kurangnya kesadaran keluarga dalam menjaga kebersihan rumah, pola makan dan olahraga teratur berdampak pada buruknya kesehatan.
• - intelektual needs
• Kurangnya pengetahuan masing-masing anggota keluaga dalam menjaga kesehatan menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya penyakit.
• - social needs
• 3. Sumber
• 4. Aktivitas
- waktu
- uang dan barang
- tenaga dan kemampuan
- hubungan pribadi keluarga itu sendiri
1. hubungan antar dan intern dalam keluarga
• Hubungan pasien dengan keluarga satu sama lain baik. Pasien terbuka terhadap orang tua maupun saudara-saudara kandung pasien dlam kesehariannya.
•
• 2. child care
• 3. makanan
dikonsumsi dalam keluarga pasien cukup untuk gizi seimbang. Keluarga pasien dapat menkonsumsi makanan secukupnya. Kandungan gizi yang dibutuhkan dari masing-masing anggota keluarga dapat terpenuhi. Sehingga pasien memiliki gizi yang cukup..
• 4. pakaian
Pakaian pasien dan keluarga pakaian sederhana nyaman. Penampilan dalam berpakaian ditunjukkan dengan kerapihan saja.
• 5. housing
Keluarga pasien tinggal dalam suatu lingkungan padat yang kumuh.
6.kesehatan (adakah asuransi kesehatan ?)
• Keluarga pasien tidak memiliki asuaransi kesehatan, namun keluarga pasien sedang mengurus askes untuk biaya kesehatan pasien. Selama ini keluarga pasien tidak memiliki tabungan untuk kesehatan hala ini dilatar belakangi kuranganya penghasilan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
• 7. family income
Pendapatan orang tua pasien yang serab pas-pasan memang menjadi maslah utama dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan pendidikan. Ayah pasien yang bekerja sebagai buruh bangunan memiliki penghasilan yang tidak menentu. sedangkam ibu pasien yang bekerja sebagai buruh cuci baju hanya dapat menghasilakn 500 ribu per bulannya.
• 8. home management
Dalam keluarga pasien ibu pasien adalah sosok yang mengatur kaedaan rumah tangga, ibu pasien sangat memperhatikan bagaimana mengatur keuangan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. tidak hanya sebatas itu saja.
• 9. keamanan lahir batin
hidupnya aman selama bersama dengan keluarganya. walaupun kehidupan keluarga pasien serba kekurangan namun pasien merasakan aman dalam keluarga, dimana tempat berbagi suka maupun duka.
TINDAK LANJUT DAN INTERVENSITanggal Intervensi yang dilakukan, diagnostik holistik dan rencana selanjutnya28 Mei 2012 Saat kedatangan pertama dilakukan beberapa hal:
-Memperkenalkan diri dan menjalin hubungan yang baik dengan pasien
-Melakukan anamnesis mengenai keluhan serta kehidupan sehari-hari pasien
-Memberi informed consent pada pasien agar dapat mengerti yang akan dilakukan
-Melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap
-Mebuat diagnosis holistik pada pasien
-Memberi dan menyusun penatalksanaan serta medikamentosa dan non medikamentosa serta terapi lanjutan
Intervensi yang diberikan :
-Edukasi mengenai diabetes mellitus (penyebab, gejala klinis, penatalaksanaan, komplikasi dan prognosis)
-Edukasi mengenai pola makan pasien agar daya tahan tubuh pasien meningkat
-Melakukan pengaturan waktu kunjungan berikutnya untuk melakukan evaluasi
29 Mei 2012 - Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
- Keluhan pasien agak berkurang
- Menyarankan pasien untuk mengatur makannya dengan baik, membatasi konsumsi makanan yang manis
- Menyarankan untuk mengurangi jajanan yang kebersihannya kurang terjamin
- Menyarankan pasien untuk menjaga gaya hidup supaya megurangi merokok dan konsumsi alkohol
- Menyarankan untuk mengurangi jajanan yang kebersihannya kurang terjamin
- Menyarankan agar obat diminum secara teratur dan harus diawasi ibunya
- Menyarankan kepada keluarga agar mengingatkan untuk kontrol gula darah rutin
KESIMPULAN PENATALAKSANAAN PASIEN DALAM BINAAN PERTAMA
Diagnostik holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama- Aspek Personal
Pasien datang dengan keluhan jari tangan kesemutan selama satu bulan. Pasien khawatir akan penyakit yang dideritanya. Harapannya dapat segera sembuh dari penyakitnya.
- Apek Klinis
Diabetes mellitus
- Aspek Risiko Internal
Pasien suka jajan-jajanan, merokok, minum minuman beralkohol, mengkonsumsi makanan yang manis berlebihan
- Apek Psikososial Keluarga dan Lingkungan
- Pasien memiliki masalah dalam pekerjaan dan hubungan pribadi
- Derajat Fungsional
1 (tetap dapat beraktivitas seperti biasa)
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien
- Pasien mau mengkonsumsi obat-obatan secara teratur
- Pasien mau mengikuti anjuran dokter untuk mengatur pola makannya dan mengurangi jajanan
- Ibu pasien mau mengikuti anjuran dokter untuk memeriksakan gula darah
- Pengawasan yang ketat dari keluarga pasien agar minum obat secara teratur
Faktor pengahambat terselesaikannya masalah pasien
- Pasien tidak memiliki motivasi untuk sembuh
- Pasien tidak mau minum obat seperti saran dokter
Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya
- Meminta pasien tetap rutin mengambil obat ke puskesmas dan meminumnya teratur
- Pemantauan kemajuan hasil pengobatan pada pasien dilakukan dengan pemeriksaan ulang dahak secara mikroskopik.
- Tetap memberikan dukungna kepada pasien agar tetap menjalankan pengobatan dengan teratur
- Jika terjadi komplikasi segera rujuk ke rumah sakit