ppt referat demam tifus
DESCRIPTION
ppt demam tifusTRANSCRIPT
Demam TifusJusticia Andhika Perdana
030.07.129
Pembimbing :
Dr. indraka Prijadi, SpPD
Demam Tifus
Penyakit sistemik akut yang disebabkan olehSalmonella enterica serotype typhi, dapat juga
disebabkan oleh Salmonella entericaserotype paratyphi A, B, atau C (demam paratifoid)
Bakteriologi Salmonella
Berbentuk batang
Gram-negatif
fakultatif anaerob
Motile/mobile
Serovars dibagi berdasarkan antigen somatik O (lipopolisakarida), antigen H flagel dan antigen selubung Vi
Epidemiologi
S. typhi : S. paratyphi = 10 : 1
India, asia timur, asie tenggara, timur tengah, afrika, Amerika tengah dan selatan
laporan 16.000.000-33.000.000 kasus dan 500,000-600,000 kematian setiap tahun menurut laporan WHO
tahun 2000 diperkirakan 22 juta kasus dan 216.000 kematian terkait pada
Transmisi Penularan
Makanan dan air yang terkontaminasi oleh feses atau urin orang yang terinfeksi atau carrier
Infeksi paratyphoid sangat jarang ditularkan melalui air karena paratyphoid membutuhkan jumlah
infektif yang lebih banyak untuk menyebabkan infeksi dan mereka tidak dapat memperbanyak diri
di dalam air
Patogenesis
Infeksi pada demam enterik berasal dari menelan bakteri penyebab yang kemudian diikuti oleh penetrasi ke dalam mukosa usus
Masa inkubasi sekitar 10 sampai 20 hari. Sedangkan untuk demam yang disebabkan oleh paratyphoid 1-10 hari.
Infeksi bergantung terhadap beberapa faktor, seperti : jumlah organisme yang masuk, keasaman asam lambung, kepemilikan antigen Vi
Dibutuhkan sebanyak 109 organisme untuk membuat 95% orang menjadi sakit
bakteri akan masuk ke dalam kandung empedu & usus, di usus akan membuat luka di plaque peyeri
masuk ke dalam peredaran darah (bakteriemi II)gejala klinis akan muncul
bakteri akan dikirim ke RES(hepar dan limpa)(silent period/masa tunas) bakteri akan memperbanyak diri
peredaran darah(bakteriemi I)
bakteri akan masuk ke ductus
Gejala Klinis
Min
ggu I sakit kepala,
malaise, demam remiten,
bradikardi relatif, sering
disertai dengan
konstipasi dan batuk tidak berdahak
Min
ggu II Apatis, disertai
dengan demam yang
tinggi, distensi abdomen, terdapat
splenomegali dan/atau
hepatomegali, rose spot, bradikardi
relatif
Min
ggu III Demam tinggi
bisa disertai dengan delirium,
distensi abdomen, bising usus menurun, diare cair yang
berwarna kuning kehijauan, nadi lemah, nafas cepat disertai
suara ronki basah pada
kedua basal paru
Min
ggu IV distensi
abdomen dan keadaan
pasien mulai membaik
tetapi mungkin
masih terdapat
gejala pada sistem
pencernaan
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis
sakit kepala
malaise
demam remiten (minggu I)
demam yang tinggi (minggu II – III)
Konstipasi (minggu I)
Diare berwarna kuning kehijauan (minggu II – IV)
Pemeriksaan Fisik
Bradikardi relatif
Distensi abdomen
Splenomegali dan/atau Hepatomegali
Rose spot
Nafas cepat disertai suara ronki basah pada kedua basal paru
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah
Leukopeni
Limfositosis
Aneosinofilia.
Pemeriksaan
Bakteriologik
Biakan Gall• Sumsum tulang• Darah
Biakan pada agar SS bahan diambil dari :• Tinja pada
minggu ke II - III
• Urine pada minggu ke III - IV
Pemeriksaan Serologik
Test aglutinasi
mikroskopik cepat
Test Widal
Pemeriksaan
diagnostik lain
Typhidot
Tubex
ELISA
PCR
IgM
Relaps
Setelah ± 10 hari afebris atau setelah 3 minggu diberikan terapi kloramfenikol
Limfa yang tetap teraba adalah gejala penting dari timbulnya relaps
Insidensi terjadinya relaps sekitar 10% - 20%
Komplikasi
Relaps
Perdarahan usus
Perforasi usus
Miokarditis
Cholecystitis
Thypoid toxic
Hepatitis typhosa
Pneumotyphoid
Pankreatitis typhosa
Carrier typhosa
Carrier typhosa
Faecal carrier Setelah 6 bulan diperiksa 3 x berturut-turut selang 1
bulan masih tetap positif
Urinary carrier Hasil positif pada kultur urin sangat jarang setelah
bulan ketiga
Penatalaksanaan
Non MedikamentosaTirah BaringDiet (mudah dicerna dan halus,
cukup kalori, protein, cairan dan elektrolit)
Penatalaksanaan
Medikamentosa Antibiotik (DOC : Chloramphenicol 4x500mg/hari)
10 hari post th/ chloramphenicol demam +. Cotrimoxazole 400mg 2x2tab/hari
Ampicilin Amoxicilin Ciprofloxacin
Simptomatik Paracetamol Laxantin dan enema (untuk memperlancar BAB) Proclorperazine / prometazine (muntah) Diphenoxylate hydrochloride (diare)
Supportif Kortikosteroid (pada toksemia dan hiperpireksia)
Prognosis
Dengan terapi yang adekuat, prognosis baik
Bila terdapat gangguan SSP prognosa buruk
Kesimpulan
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut disebabkan oleh kuman gram negatif Salmonella typhi atau S.paratyphi.
Manifestasi klinik pada anak umumnya bersifat lebih ringan dan lebih bervariasi. Demam adalah gejala yang paling konstan di antara semua penampakan klinis.
Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai penyakit infeksi akut pada umumnya seperti demam umumnya seperti demam, sakit kepala, mual, muntah, nafsu makan menurun, sakit perut, diare atau sulit buang air beberapa hari, sedangkan pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu tubuh meningkat dan menetap. Suhu meningkat terutama sore dan malam hari
Setelah minggu ke dua maka gejala menjadi lebih jelas demam yang tinggi terus menerus, nafas berbau tak sedap, kulit kering, rambut kering, bibir kering pecah-pecah /terkupas, lidah ditutupi selaput putih kotor, ujung dan tepinya kemerahan dan tremor, pembesaran hati dan limpa dan timbul rasa nyeri bila diraba, perut kembung. Anak nampak sakit berat, disertai gangguan kesadaran dari yang ringan letak tidur pasif, acuh tak acuh (apatis) sampai berat (delirium, koma)
Terima Kasih