praktikum kimia

28
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA “Asam-Basa” oleh Kelompok 1 XI MIPA 3: 1. Ade Nur Farihah (01) 2. Fasaila Nadif Widyati (13) 3. Gustin Wirawati (14) 4. Husein Adin Nurul Huda (15) 5. Krismonalia Rizki (17)

Upload: kiecky-kisjaykyumochi

Post on 11-Jan-2016

73 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kimia

TRANSCRIPT

Page 1: PRAKTIKUM KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

“Asam-Basa”

oleh Kelompok 1 XI MIPA 3:

1. Ade Nur Farihah (01)

2. Fasaila Nadif Widyati (13)

3. Gustin Wirawati (14)

4. Husein Adin Nurul Huda (15)

5. Krismonalia Rizki (17)

SMAN 1 Wonosobo

Jl. T. Jogonegoro Km.2 Wonosobo Telp / Fax. (0286)321155 Wonosobo 56314

Website : sma1wonosobo.sch.id / E-mail : [email protected]

2015

Page 2: PRAKTIKUM KIMIA

PRAKTIKUM 1

Tujuan : Siswa mampu mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa melalui

kegiatan praktikum.

Fase 1

Fase 2

Pertanyaan :

1. Bagaimana rasa zat asam dalam buah jeruk dan vitamin C?

2. Jika tersedia indikator kertas lakmus, bagaimana karakteristik asam-basa

terhadap perubahan warna kertas lakmus tersebut?

3. Bagaimana reaksi asam sulfat terhadap beberapa logam Zn dan Cu?

4. Bagaimana zat basa pada sabun terasa jika mengenai kulit?

5. Bagaimana karakteristik zat asam dan basa?

Fase 3

Secara berkelompok rancanglah percobaan untuk mengetahui

karakteristik/sifat-sifat asam dan basa!

Problem

Dalam kehidupan sehari banyak sekali bahan-bahan yang mengandung asam dan basa, mulai dari makanan hingga produk-produk pembersih. Bahan-bahan tersebut seperti buah jeruk, vitamin C, sabun, obat maag

(anatacid), pembersih lantai, pembersih kaca dan lain-lain. Namun, untuk mengetahui sifat asam-basa dalam suatu bahan kita tidak boleh

sembarangan mencicipinya. Hal tersebut karena kita belum tahu bahan tersebut berbahaya atau tidak bagi tubuh.

Page 3: PRAKTIKUM KIMIA

A. Judul : Mengidentifikasi Sifat Asam dan Basa

B. Rumusan Masalah :

Bagaimana sifat larutan asam dan basa?

C. Hipotesis :

Sifat Asam

Terasa masam

Merusak logam

Merubah warna lakmus

biru menjadi merah

Sifat Basa

Terasa licin

Merubah warna lakmus

merah menjadi biru

D. Landasan Teori :

Asam adalah zat yang berasa masam dan bersifat korosif. Di dalam air asam

dapat terurai menjadi ion H+ dan ion negatif poliatom atau unsur non logam.

Zat yang mengandung asam dapat memerahkan kertas lakmus. Selain itu,

sifat larutan asam dapat menghasilkan garam dan gas H2 apabila bereaksi

dengan logam.

Basa adalah zat yang berasa pahit dan bersifat kaustik atau merusak kulit. Di

dalam air basa terurai menjadi ion positif logam dan ion negatif hidroksil

OH-. Zat yang mengandung basa dapat membirukan kertas lakmus. Selain itu,

larutan basa akan terasa licin apabila mengenai kulit.

E. Alat dan Bahan :

Air Jeruk

Mylanta

Pembersih lantai

Sabun

Vitamin C

Larutan H2SO4

Padatan Zn

Padatan Cu

Pipet tetes

Pelat tetes

Tabung reaksi

Cutter

Tisu

Page 4: PRAKTIKUM KIMIA

F. Langkah Kerja :

Mencatat data atau hasil pengamatan dari kegiatan 1, 2, 3, dan 4.

Mencuci tangan dengan sabun, kemudian mengamati perubahan apa yang terjadi pada saat

sabun bercampur dengan air

Memasukan padatan Zn ke dalam tabung reaksi 1 dan padatan Cu ke dalam tabung reaksi 2. Kemudian mengamati perubahan apa yang terjadi, adakah gelembung dalam tabung

tersebut.

Menuangkan larutan H2SO4 ke dalam tabung reaksi 1 dan tabung reaksi 2

Mengulangi kembali langkah tersebut tetapi mengganti air jeruk dengan vitamin C, mylanta,

pembersih lantai, dan sabun.

Menguji air jeruk pada pelat tetes dengan memasukan kertas lakmus merah dan kertas

lakmus biru, kemudian mengamati perubahan warna dari kertas lakmus tersebut.

Mencicipi air jeruk dan vitamin C.

Kegiatan 4

Kegiatan 3

Kegiatan 2

Kegiatan 1

Page 5: PRAKTIKUM KIMIA

G. Data Pengamatan :

1. Kegiatan 1

Rasa air jeruk : masam

Rasa vitamin C : masam

2. Kegiatan 2

Air jeruk + lakmus merah : lakmus berwarna merah

Air jeruk + lakmus biru : lakmus berwarna merah

Vitamin C + lakmus merah : lakmus berwarna merah

Vitamin C + lakmus biru : lakmus berwarna merah

Pembersih lantai + lakmus merah : lakmus berwarna biru

Pembersih lantai + lakmus biru : lakmus berwarna biru

Mylanta + lakmus merah : lakmus berwarna biru

Mylanta + lakmus biru : lakmus berwarna biru

Sabun + lakmus merah : lakmus berwarna biru

Sabun + lakmus biru : lakmus berwarna biru

3. Kegiatan 3

Larutan H2SO4 + Zn : bereaksi, menghasilkan gelembung gas

Larutan H2SO4 + Cu : tidak bereaksi, tanpa gelembung gas

4. Kegiatan 4

Ketika sabun bercampur dengan air dan mengenai, kulit menjadi terasa

licin.

H. Pembahasan Data :

Air jeruk dan vitamin C memiliki rasa yang masam sehingga keduanya

merupakan zat yang mengandung asam. Sifat zat yang mengandung asam

adalah dapat memerahkan kertas lakmus. Larutan H2SO4 atau asam sulfat

merupakan salah satu senyawa asam yang dapat terionisasi menjadi 2 ion H+

dan ion poliatom SO42-. Larutan tersebut tergolong asam sehingga dapat

menghasilkan gelembung gas H2 apabila direaksikan dengan logam transisi

atau bisa disebut korosif.

Page 6: PRAKTIKUM KIMIA

Pembersih lantai, mylanta, dan sabun merupakan zat basa. Ketiganya dapat

membirukan kertas lakmus baik itu kertas lakmus berwarna merah maupun

biru. Ketika bahan-bahan tersebut mengenai kulit, maka kulit akan terasa licin.

Page 7: PRAKTIKUM KIMIA

PRAKTIKUM 2

Tujuan : Siswa dapat memperkirakan harga pH larutan dengan beberapa indikator

Fase 1

Fase 2

Pertanyaan :

1. Jika disediakan indikator kertas lakmus, MM, MO, PP, dan kertas indikator

universal berapa nilai pH air jeruk, vitamin C, obat maag, pembersih lantai,

dan air mineral?

2. Termasuk asam, basa, atau netralkah larutan-larutan tersebut?

3. Berapa nilai pH untuk larutan asam, basa, dan netral?

Fase 3

Secara berkelompok rancanglah percobaan untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan di atas!

A. Judul : Menetukan pH larutan dengan beberapa indikator

ProblemBanyak sekali larutan di sekitar kita baik yang bersifat asam,

basa maupun netral, contohnya antara lain air jeruk, vitamin C, obat maag, pembersih lantai, dan air mineral dan lain-lain. Sifat asam

dan basa dari suatu larutan dapat ditunjukkan dengan suatu parameter yang disebut pH. Larutan asam, basa, dan netral masing-masing

memiliki nilai pH yang berbeda.

Page 8: PRAKTIKUM KIMIA

B. Rumusan Masalah :

1. Bahan apa saja yang tergolong asam, basa, dan netral?

2. Bagaimana cara mengetahui pH suatu campuran?

C. Hipotesis

1. Asam : air jeruk, vitamin C

Basa : obat maag, pembersih lantai

Netral : air mineral

2. Menggunakan indikator asam-basa

D. Landasan Teori

Ada beberapa indikator yang digunakan untuk mengidentifikasi apakah

bahan tersebut tergolong asam atau basa, antara lain :

1. Kertas Lakmus

a. Lakmus merah : dicelupkan ke larutan basa berubah menjadi biru,

dicelupkan ke larutan asam dan netral tidak berubah warna (tetap

merah)

b. Lakmus biru : dicelupkan ke larutan asam berubah menjadi merah,

dicelupkan ke larutan basa dan netral tidak berubah warna (tetap

biru)

2. Indikator Alami

Kunyit

Bunga sepatu

Kulit manggis

Bunga mawar merah

Kubis ungu

Daun pacar air

3. Indikator Buatan

Indikator Trayek pH Perubahan warna

Timol hijau 1,2 – 2,8 Kuning ke biru

Metil jingga (MO) 3,1 – 4,4 Merah ke kuning

Metil merah (MM) 4,4 – 6,2 Merah ke kuning

Metil ungu 4,8 – 5,4 Ungu ke hijau

Bromotimol Biru(BTB) 6,0 – 7,6 Kuning ke biru

Timol biru 8,0 – 9,6 Kuning ke biru

Page 9: PRAKTIKUM KIMIA

Fenolftalein (PP) 8,3 – 10,0 Tak berwarna ke merah jambu

Timolftalein 9,4 – 10,6 tak berwarna ke biru

Alizarin kuning 10,3 – 12,0 Kuning ke merah

4. Indikator Universal

a. Kertas indikator universal

Penggunaan kertas indikator universal dilakukan dengan

meneteskan larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian warna

yang timbul pada kertas indikator dicocokan dengan suatu kode

warna sebagai penentu pH larutan tersebut.

b. pH meter

Pengukuran menggunakan pH meter memberikan ketelitian yang

tinggi sehingga hasilnya lebih tepat dan akurat. Pada pH meter

tedapat suatu elektrode yang sangat sensitif terhadap molaritas [H+].

Dari indikator-indikator tersebut maka dapat mengetahui identifikasi

bahan asam, basa, atau netral. Bahan yang tergolong asam memiliki nilai

pH < 7, bahan yang tergolong basa memiliki nilai pH > 7, dan bahan yang

tergolong netral memiliki nilai pH = 7.

E. Alat dan Bahan

Jeruk Pelat tetes

Vitamin C Pipet tetes

Obat maag Tisu

Pembersih lantai Cutter

Air mineral

Indikator :

Lakmus merah MM, MO, dan PP

Lakmus biru Kertas indikator universal

F.

G. Langkah Kerja

Page 10: PRAKTIKUM KIMIA

1

2

3

4

5

6

H. Data Pengamatan

Nama indikatorBahan

Jeruk Vit. C Obat maag

Pembersih lantai

Air mineral

Lakmus biru Merah Merah Biru Biru Biru

Lakmus merah Merah Merah Biru Ungu Merah

MM Merah Merah Kuning Cokelat

kekuningan

Cokelat

MO Orange Orange Kuning Kuning Kuning

PP Tetap Tetap Merah Tetap Tetap

Mengumpulkan data-data hasil perubahan warna dari kelima bahan yang sudah diuji.

Mengulangi kembali langkah 2 – 4 tetapi menggantikan air jeruk dengan vitamin C, obat maag, pembersih lantai, dan

air mineral.

Mencatat hasil dari perubahan warna tersebut.

Menambah air jeruk ke 6 pelat tetes cekungan dan mengamati perubahan warnanya.

Masing-masing cekungan diberi kertas lakmus merah, kertas lakmus biru, 3 tetes MM, 3 tetes MO, 3 tetes PP, dan

kertas indikator universal.

Menambah air jeruk ke 6 pelat tetes cekungan

Page 11: PRAKTIKUM KIMIA

muda

Kertas indikator

universal

Kuning Kuning Hijau

tosca

Kuning hijau

I. Analisis Data

1. Berdasarkan hasil pengamatan, kelompokkan bahan yang kalian uji

berdasarkan sifat asam, basa, dan netral!

Jawab :

Asam : jeruk, vitamin C

Basa : obat maag, pembersih lantai

Netral : air mineral

2. Sebutkan indikator apa saja yang kalian gunakan pada percobaan dan

jelaskan kelebihan serta kekurangan dari masing-masing indikator!

Jawab :

a. Kertas lakmus

Sangat mudah menggunakannya saat menguji bahan tertentu,

namun tidak dapat menunjukan nilai pH dari bahan yang diuji

tersebut.

b. Larutan indikator (MM, MO, dan PP)

Lebih akurat dari kertas lakmus dan indikator alami karena mampu

menunjukkan nilai pH dari bahan yang diuji, namun nilai pH

tersebut hanya berupa rentang saja sehingga tidak diperoleh nilai

pH yang sesungguhnya

c. Indikator universal (kertas indikator universal)

Praktis dan lebih akurat dari kertas lakmus, indikator alami, dan

indikator buatan karena mampu menunjukkan nilai pH dengan

angka yang utuh yaitu dengan membandingkannya dengan suatu

kode warna. Namun kurang teliti dalam mencocokan dengan

kode/kemasan warna sehingga nilai pH-nya juga kurang tepat.

3. Berapa perkiraan harga pH untuk masing-masing bahan yang diuji

menggunakan larutan indikator dan indikator universal?

Page 12: PRAKTIKUM KIMIA

Jawab :

a. Jeruk

MM : pH < 4,4

MO : 3,1 ≤ pH ≤ 4,4

PP : pH < 8,3

Indikator universal : pH = 4

Perkiraan harga pH dari bahan yang diuji diambil dari pengukuran

menggunakan kertas indikator universal karena diperoleh hasil

yang paling akurat, yaitu 4.

b. Vitamin C

MM : pH < 4,4

MO : 3,1 ≤ pH ≤ 4,4

PP : pH < 8,3

Indikator universal : pH = 5

Perkiraan harga pH dari bahan yang diuji diambil dari pengukuran

menggunakan kertas indikator universal karena diperoleh hasil

yang paling akurat, yaitu 5.

c. Obat maag

MM : pH > 6,2

MO : pH > 4,4

PP : pH > 10,0

Indikator universal : pH = 11

Perkiraan harga pH dari bahan yang diuji diambil dari pengukuran

menggunakan kertas indikator universal karena diperoleh hasil

yang paling akurat, yaitu 11.

d. Pembersih lantai

MM : pH > 6,2

MO : pH > 4,4

PP : pH < 8,3

Indikator universal : pH = 8

Perkiraan harga pH dari bahan yang diuji diambil dari

pengukuran menggunakan kertas indikator universal karena

diperoleh hasil yang paling akurat, yaitu 8.

e. Air mineral

MM : pH > 6,2

MO : pH > 4,4

PP : pH < 8,3

Indikator universal : pH = 7

Page 13: PRAKTIKUM KIMIA

Perkiraan harga pH dari bahan yang diuji diambil dari pengukuran

menggunakan kertas indikator universal karena diperoleh hasil

yang paling akurat, yaitu 7.

4. Bagaimana nilai pH untuk larutan bersifat asam, basa, dan netral?

Jawab :

Larutan bersifat asam memiliki nilai pH < 7, larutan basa memiliki nilai

pH > 7, dan larutan bersifat netral memiliki nilai pH = 7.

J. Pembahasan Data

Apabila menggunakan indikator kertas lakmus, dapat diketahui bahwa

jeruk dan vitamin merupakan bahan yang bersifat asam karena dapat

memerahkan kertas lakmus. Pembersih dan obat maag merupakan bahan

yang bersifat basa karena dapat membirukan kertas lakmus. Sedangkan air

mineral merupakan bahan yang bersifat netral karena tidak menunjukan

perubahan warna dari kedua kertas lakmus tersebut.

Pengukuran menggunakan larutan indikator diperoleh dengan melihat tabel

trayek pH yang dimiliki setiap indikator. Dari larutan indikator, jeruk dan

vitamin C menunjukkan perubahan warna yang menunjukkan rentang nilai

pH 3,1 – 4,4. Obat maag menunjukkan nilai pH > 10,0. Pembersih lantai

menunjukkan rentang nilai pH 6,2 – 8,3. Sedangkan air mineral

menunjukkan rentang nilai pH 4,4 – 8,3.

Apabila menggunakan kertas indikator universal, setelah dicocokan dengan

kode/kemasan warna indikator jeruk menunjukkan nilai pH sebesar 4,

vitamin C sebesar 5, obat maag sebesar 11, pembersih lantai sebesar 8, dan

air mineral sebesar 7.

Dilihat dari nilai pH yang diperoleh dari ketiga macam indikator, maka

dapat diketahui bahwa jeruk dan vit. C memiliki nilai pH < 7 (merupakan

asam), obat maag dan pembersih lantai memiliki nilai pH > 7 (merupakan

basa), dan air mineral memiliki nilai pH = 7 (merupakan netral).

Page 14: PRAKTIKUM KIMIA

K. Kesimpulan

Sifat asam, basa, dan netral dari suatu zat dapat ditentukan dari derajat

keasamannya (pH). Untuk itu diperlukan adanya pengukuran nilai pH.

Nilai pH tersebut dapat diperoleh dari pengujian menggunakan indikator

asam-basa seperti kertas lakmus, indikator alami, larutan indikator, dan

indikator universal. Zat yang bersifat asam akan menunjukkan nilai pH

yang kurang dari 7, zat yang bersifat basa akan menunjukkan nilai pH lebih

dari 7, dan zat yang bersifat netral akan menunjukkan nilai pH sama

dengan 7.

Page 15: PRAKTIKUM KIMIA

PRAKTIKUM 3

Tujuan : Siswa mampu membuat indikator alami

Fase 1

Fase 2

Pertanyaan :

1. Bagaimana cara membuat indikator asam-basa alami?

2. Bagaimana perubahan warna bahan-bahan alami yang kalian gunakan

terhadap larutan asam dan basa?

Fase 3

Secara berkelompok rancanglah percobaan untuk menyelesaikan

permasalahan di atas!

A. Judul : Menentukan indikator asam basa alami menggunakan kunyit, bunga

mawar dan kulit manggis.

Problem

Pak Toto adalah seorang guru di sekolah pedesaan. Sekolah itu jauh dari keramaian kota. Suasana alam nya masih sangat asri. Di

halaman sekolahnya ditumbuhi banyak bunga mawar, bunga sepatu, bahkan kunyit. Suatu hari Pak Toto ingin mengajak siswanya

melakukan percobaan pengujian sifat asam basa larutan. Namun disekolah tersebut tidak ada indikator asam basa.

Page 16: PRAKTIKUM KIMIA

B. Rumusan Masalah :

Bagaimana perubahan warna kunyit, mawar, dan kulit manggis sebagai

indikator alami asam basa?

C. Hipotesis :

1. Kunyit

a. Pada larutan asam (H2SO4) : berubah warna menjadi kuning

b. Pada larutan asam (NaOH) : berubah warna menjadi jingga

2. Bunga mawar

a. Pada larutan asam (H2SO4) : berubah warna menjadi merah

b. Pada larutan asam (NaOH) : berubah warna menjadi biru

3. Kulit manggis

a. Pada larutan asam (H2SO4) : berubah warna menjadi merah

b. Pada larutan asam (NaOH) : berubah warna menjadi biru

D. Landasan Teori :

Indikator adalah suatu senyawa yang dapat memberikan warna berbeda dalam

suasana yang berbeda, misalnya lakmus dalam suasana asam berwarna merah

sedangkan dalam suasana basa berwarna biru. Di sekitar kita, terdapat

beberapa zat warna alami yang dapat digunakan sebagai indikator, seperti

kunyit, ekstrak, daun mahkota bunga berwarna, dengan syarat dapat

mengalami perubahan warna dalam suasana berbeda. Dengan indikator, kita

dapat menentukan suatu larutan bersifat asam, basa dan netral.

E. Alat dan Bahan :

Kunyit

Kulit manggis

Kelompak bunga mawar

Alkohol

Air mineral

Larutan H2SO4

Larutan NaOH

Pelat cekungan

Cutter

Kertas saring

Page 17: PRAKTIKUM KIMIA

1

2

3

4

5

6

7

Penumbuk (lumpang dan alu)

Pipet tetes

Gelas ukur

F. Langkah Kerja :

Bahan Asam (H2SO4) Basa (NaOH) Netral

Manggis + alkohol Jingga Hijau kecoklatan Kuning pucat

Mencatat data dari hasil pengamatan.

Mengamati perubahan warna yang terjadi pada ekstrak yang telah ditetesi dengan larutan.

Cekungan A B F G ditambahkan dengan larutan H2SO4,

cekungan C D H I ditambahkan dengan larutan NaOH, dan Cekungan E J ditambahkan dengan air mineral

Dengan menggunakan pipet tetes, teteskan ekstrak kunyit, mawar, dan kulit manggis pada pelat cekungan

Menyaring ekstrak kunyit, mawar dan kulit manggis menggunakan kertas saring

Memberi sedikit alkohol

Menghaluskan/menumbuk kunyit, mawar, kulit manggis

Page 18: PRAKTIKUM KIMIA

Manggis + air Jingga pucat Coklat Orange kemerahan

Kunyit + alkohol Kuning cerah Jingga kecoklatan Kuning

Kunyit + air Kuning cerah Jingga Kuning

Mawar + alkohol Merah Ungu kebiru-biruan Tidak berwarna

Mawar + air Merah Biru Tidak berwarna

G. Data Pengamatan

H. Analisis Data

1. Bahan-bahan apa saja yang dapat digunakan sebagai indikator asam basa

alami?

Jawab :

Kunyit, kulit manggis, dan kelopak bunga mawar.

2. Bagaimana perubahan warna bahan-bahan alami tersebut sebagai indikator

asam-basa?

Jawab :

IndikatorLarutan

Asam Basa Netral

Mawar Merah cerah Biru Merah

Kulit manggis Jingga Coklat Orange

Kunyit Kuning Jingga Kuning

3. Bagaimana cara menggunakan indikator asam-basa alami yang telah

dibuat?

Jawab :

Meneteskan indikator asam-basa alami yang telah dibuat pada pelat

cekungan, kemudian meneteskan larutan asam, basa, netral pada pelat

cekungan & mengamati perubahan warnanya.

I. Pembahasan Data

Page 19: PRAKTIKUM KIMIA

Beberapa indikator yang terbuat dari bahan alami untuk mengidentifikasi

bahan-bahan asam, basa, dan netral pada pengamatan tersebut adalah kunyit,

kulit manggis, dan mawar. Ketiganya dapat dijadikan sebagai indikator asam-

basa dengan proses pengambilan ekstrak dari bahan alami tersebut serta

penambahan bahan lain seperti air dan alkohol. Apabila ditambahkan dengan

larutan asam, basa, atau netral maka indikator tersebut dapat berubah warna.

Pada saat ekstrak kunyit ditetesi dengan larutan asam (H2SO4) dan netral

(air mineral), kunyit tidak berubah warna sehingga tetap berwarna kuning.

Namun saat ditetesi larutan NaOH, kunyit mengalami perubahan warna

menjadi jingga. Hal tersebut menunjukan bahwa kunyit dapat dijadikan

sebagai zat indikator yang dapat menggolongkan asam, basa, maupun netral.

Pada saat ekstrak kulit manggis ditetesi dengan larutan asam (H2SO4) dan

netral (air mineral), kulit manggis berubah warna yang sebelumnya ungu

menjadi jingga. Sama halnya apabila ditetesi dengan larutan basa (NaOH)

kulit manggis tersebut juga mengalami perubahan warna, yaitu menjadi

coklat. Hal tersebut menunjukan bahwa kulit manggis dapat dijadikan sebagai

zat indikator yang dapat menggolongkan asam, basa, maupun netral.

Pada saat ekstrak bunga mawar merah ditetesi dengan larutan asam

(H2SO4), tidak ada perubahan warna yang terjadi pada bunga mawar. Namun

saat ditetesi larutan NaOH, bunga mawar merah mengalami perubahan warna

menjadi biru dan ditetesi air mineral menjadi berubah warna merah muda.

Hal tersebut menunjukan bahwa bunga mawar merah dapat dijadikan sebagai

zat indikator yang dapat menggolongkan asam, basa, maupun netral.

J. Kesimpulan

Indikator asam basa alami dapat ditemukan dengan mudah di lingkungan

sekitar, misalnya bunga mawar merah, kulit manggis, dan kunyit. Apabila

bahan-bahan tersebut diekstraksi dengan pelarut air ataupun alkohol dan

ditetesi larutan asam (H2SO4) maupun basa (NaOH) akan terjadi perubahan

warna, sedangkan apabila ditetesi larutan netral tidak terjadi perubahan

warna.

Page 20: PRAKTIKUM KIMIA